menabunghijauanpakanternak1518

4
MENABUNG HIJAUAN PAKAN TERNAK DALAM BENTUK SILASE Penulis : Shanti Ratnakomala* ada musim hujan para peternak umumnya tidak mengalami kesulitan untuk mencari hijauan pakan bagi ternak peliharaannya, karena rumput dan hijauan lain dapat tumbuh dengan subur. Apabila menghadapi musim kemarau, maka mereka akan mengalami kesulitan mencari hijauan untuk pakan ternak. Menanggulangi masalah tersebut, terdapat salah satu cara yang dapat digunakan para peternak untuk selalu mendapatkan hijauan untuk ternaknya di segala musim, solusi tersebut yaitu dengan cara mengawetkan hijauan yang melimpah pada musim penghujan melalui proses ensilasi, sehingga didapatkan suatu produk yang dinamakan silase. Ensilase pada prinsipnya adalah penyimpanan hijauan untuk konsumsi pakan ternak. Proses ini memang lebih banyak digunakan oleh petani di daerah empat musim, karena keterbatasan mendapatkan pakan ternak di musim dingin. Komposisi pakan ternak ruminansia utama adalah berupa serat, yang didapatkan dari hijauan berupa rumput atau tanaman lainnya. Serat dalam ransum pakan ternak ruminansia sangat diperlukan untuk kecernaan alami di dalam pencernaan ternak. Secara umum penyimpanan hijauan di dalam silo (tempat penyimpanan hijauan untuk proses ensilase berupa tabung) mempunyai 2 tujuan, yaitu untuk mendapatkan lingkungan yang anaerobik, dan didapatkannya pH yang rendah yang dapat mengawetkan hijauan tersebut. Lingkungan yang anaerobik dapat mencegah pertumbuhan organisme perusak aerobik, dan pH rendah dapat mencegah mikroorganisme anaerobik yang tidak diinginkan, serta menghambat aktivitas enzim yang dikeluarkan tanaman. Setelah silo ditutup, lingkungan anaerobik umumnya terbentuk oleh adanya respirasi tanaman yang mengkonsumsi oksigen dan melepaskan CO2. Sementara pH rendah terjadi disebabkan oleh bakteri asam laktat pada hijauan yang memfermentasi gula menjadi asam laktat. Kedua proses ini tidak dapat menggambarkan keseluruhan proses perubahan yang terjadi pada hijauan. Pada saat hijauan dimasukkan ke dalam silo, maka akan terjadi 3 proses yang saling berhubungan yaitu proses yang terjadi pada tanaman, mikrobiologis dan proses kimiawi. Proses yang terjadi pada tanaman Materi tumbuhan akan tetap aktif secara biologis pada saat ensilase, dan banyak enzim-enzim tanaman mungkin akan berpengaruh terhadap kualitas hijauan. Terdapat tiga katagori aktivitas tanaman yang sangat penting terhadap kualitas silase, yaitu respirasi, pemecahan protein (proteolisis) dan pemecahan hemiselulosa (aktivitas hemiselulase). Respirasi merupakan suatu proses dimana tanaman menggunakan energi untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman. Gula merupakan senyawa utama yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan proses respirasi. Proses tersebut juga membutuhkan oksigen dan menghasilkan karbondioksida, air dan panas. Respirasi tanaman berguna untuk menghilangkan oksigen dan menciptakan lingkungan yang anaerobik di dalam silo. Akan tetapi respirasi yang berlebihan tidak diharapkan, karena hal tersebut dapat mengurangi kandungan energi dari silase akibat meningkatnya pembentukan panas dan menghabiskan gula yang diperlukan untuk fermentasi bakteri asam laktat. Masalah seperti ini dapat muncul akibat proses ensilase yang buruk, misalnya karena lambatnya proses pengisian hijauan ke dalam silo, silo tidak tertutup rapat, dan sebagainya. Pada saat silo dalam kondisi anaerobik, sel-sel tanaman akan terurai (lisis) dalam beberapa jam. Pada saat lisis banyak enzim yang akan keluar termasuk diantaranya protease dan hemiselulase. Menghambat kerja dari enzim protease ini penting untuk dilakukan, karena banyak tanaman P 15 BioTrends/Vol.4/No.1/Tahun 2009

description

ddddd

Transcript of menabunghijauanpakanternak1518

  • MENABUNG HIJAUAN PAKAN TERNAK DALAM BENTUK SILASE

    Penulis : Shanti Ratnakomala*

    ada musim hujan para peternak umumnya tidak mengalami kesulitan untuk

    mencari hijauan pakan bagi ternak peliharaannya, karena rumput dan hijauan lain dapat tumbuh dengan subur. Apabila menghadapi musim kemarau, maka mereka akan mengalami kesulitan mencari hijauan untuk pakan ternak. Menanggulangi masalah tersebut, terdapat salah satu cara yang dapat digunakan para peternak untuk selalu mendapatkan hijauan untuk ternaknya di segala musim, solusi tersebut yaitu dengan cara mengawetkan hijauan yang melimpah pada musim penghujan melalui proses ensilasi, sehingga didapatkan suatu produk yang dinamakan silase. Ensilase pada prinsipnya adalah penyimpanan hijauan untuk konsumsi pakan ternak. Proses ini memang lebih banyak digunakan oleh petani di daerah empat musim, karena keterbatasan mendapatkan pakan ternak di musim dingin. Komposisi pakan ternak ruminansia utama adalah berupa serat, yang didapatkan dari hijauan berupa rumput atau tanaman lainnya. Serat dalam ransum pakan ternak ruminansia sangat diperlukan untuk kecernaan alami di dalam pencernaan ternak. Secara umum penyimpanan hijauan di dalam silo (tempat penyimpanan hijauan untuk proses ensilase berupa tabung) mempunyai 2 tujuan, yaitu untuk mendapatkan lingkungan yang anaerobik, dan didapatkannya pH yang rendah yang dapat

    mengawetkan hijauan tersebut. Lingkungan yang anaerobik dapat mencegah pertumbuhan organisme perusak aerobik, dan pH rendah dapat mencegah mikroorganisme anaerobik yang tidak diinginkan, serta menghambat aktivitas enzim yang dikeluarkan tanaman. Setelah silo ditutup, lingkungan anaerobik umumnya terbentuk oleh adanya respirasi tanaman yang mengkonsumsi oksigen dan melepaskan CO2. Sementara pH rendah terjadi disebabkan oleh bakteri asam laktat pada hijauan yang memfermentasi gula menjadi asam laktat. Kedua proses ini tidak dapat menggambarkan keseluruhan

    proses perubahan yang terjadi pada hijauan. Pada saat hijauan dimasukkan ke dalam silo, maka akan terjadi 3 proses yang saling berhubungan yaitu proses yang terjadi pada tanaman, mikrobiologis dan proses kimiawi. Proses yang terjadi pada tanaman Materi tumbuhan akan tetap aktif secara biologis pada saat ensilase, dan banyak enzim-enzim tanaman mungkin akan berpengaruh terhadap kualitas hijauan. Terdapat tiga katagori aktivitas tanaman yang

    sangat penting terhadap kualitas silase, yaitu respirasi, pemecahan protein (proteolisis) dan pemecahan hemiselulosa (aktivitas hemiselulase). Respirasi merupakan suatu proses dimana tanaman menggunakan energi untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman. Gula merupakan senyawa utama yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan proses respirasi. Proses tersebut juga membutuhkan oksigen dan menghasilkan karbondioksida, air dan panas. Respirasi tanaman berguna untuk menghilangkan

    oksigen dan menciptakan lingkungan yang anaerobik di dalam silo. Akan tetapi respirasi yang berlebihan tidak diharapkan, karena hal tersebut dapat mengurangi kandungan energi dari silase akibat meningkatnya pembentukan panas dan menghabiskan gula yang diperlukan untuk fermentasi bakteri asam laktat. Masalah seperti ini

    dapat muncul akibat proses ensilase yang buruk, misalnya karena lambatnya proses pengisian hijauan ke dalam silo, silo tidak tertutup rapat, dan sebagainya. Pada saat silo dalam kondisi anaerobik, sel-sel tanaman akan terurai (lisis) dalam beberapa jam. Pada saat lisis banyak enzim yang akan keluar termasuk diantaranya protease dan hemiselulase. Menghambat kerja dari enzim protease ini penting untuk dilakukan, karena banyak tanaman

    P

    15 BioTrends/Vol.4/No.1/Tahun 2009

  • kacang-kacangan dan rumput-rumputan mengandung kadar protein kasar yang tinggi, sehingga menghambat kerja enzim protease perlu dilakukan untuk menjaga silase yang dihasilkan tetap memiliki kadar nutrisi yang tinggi. Nagel dan Broderick (1992) menyatakan bahwa sapi-sapi perah yang diberi pakan silase alfalfa dengan kadar protein yang tinggi menghasilkan susu yang lebih banyak dibandingkan dengan sapi yang diberi pakan silase alfalfa dengan kadar protein rendah, meskipun kadar nitrogen total atau protein kasar dalam diet pakannya sama (Pitt, 1995).

    Sumber htp://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/59/Lactic-acid-3D-balls.png/200px-Lactic-acid-3D-balls.png

    Proses secara Mikrobial Mikroorganisme yang berperan secara aktif pada hijauan di dalam silo sangat beranekaragam. Mikroorganisme anaerobik yang utama di dalam silo adalah bakteri asam laktat. Bakteri ini termasuk dalam 4 genera, yaitu Lactobacillus, Pediococcus, Enterococcus dan Leuconostoc. Karakteristik umum bakteri tersebut adalah memfermentasikan gula menjadi asam laktat dan tumbuh dengan baik dalam lingkungan yang anaerobik. Fermentasi tersebut merupakan mekanisme utama yang menyebabkan pH hijauan menurun dan juga menghambat pertumbuhan bakteri anaerobik perusak. Spesies dan strainnya bervariasi dalam jumlah produk lain seperti asam asetat dan etanol (alkohol) yang diproduksi selama pertumbuhan, ketahanan terhadap oksigen dan macam senyawa yang dapat difermentasikan. Beberapa bakteri asam laktat akan memfermentasikan asam-asam amino menjadi amonia dan atau amina. Secara alami, bakteri asam laktat yang memfermentasikan gula dan menghasilkan asam laktat (homofermentatif) adalah lebih

    disukai, karena asam laktat merupakan asam yang lebih kuat dibandingkan asan asetat. Jalur pembentukan asam asetat dan etanol juga lebih panjang, sehingga menyebabkan kehilangan energi dan berat kering (BK) yang lebih besar bila dibandingkan jalur fermentasi asam laktat. Bakteri anaerobik yang

    paling merusak di dalam silo adClostridia. Beberapa Clostridia memfermentasikan asam laktat dgula menjadi asam butirat, yang lainnya memfermentasikan asam amino menjadi amonia dan amBanyak dari jalur fermentasi menyebabkan kehilangan energi dan BK yang nyata. PertumbuhanClostridia juga dihambat oleh pHyang rendah. Kelompok baanaerobik lainnya adalah Enterobakteria. Bakteri ini

    alah

    an

    ina.

    kteri

    utama

    an

    asam

    ambat oleh pH rendah di bawah .

    roba-

    u

    k selama

    an

    unan

    ar bacilli

    ia.

    a

    an an

    tap anaerobik.

    ang

    m asetat

    a

    t

    a

    engosongan.

    Proses

    am

    k

    memfermentasikan gula termenjadi asam asetat, dan menciptakan kehilangan energi dBK hijauan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan bakterilaktat. Bakteri ini juga dapat dih5 Jika ada oksigen, mikmikroba perusak diantaranya khamir, kapang dan beberapabakteri aerob mungkin akan menggunakan gula pada tanaman, produk-produk fermentasi atasenyawa-senyawa lain yang

    dilepaskan oleh sel-sel tanaman yang terpotong atau rusaproses pemanenan dan penyimpanan. Mikroba-mikroba tersebut akan menggunakan sebanyak mungkin bagian-bagian dan komponen-komponen tanamyang dapat dicerna jika dibiarka tumbuh tak terkendali. PenurpH sampai dibawah 5 akan mengurangi sebagian bes

    dan akan menghentikanpertumbuhan ListerAkan tetapi masih banyak jenis khamir, kapang dan bakteriasam asetat yang tumbuh pada pH silase (4-5). Jadi hanya dengan mencegah pertumbuhan mikroba tersebut dengmenjaga lingkungte Khamir dan bakteri asam asetat ytumbuh dalam asam laktat dan asaakan menyebabkan

    naiknya pH. ApabilapH naik, maka mikrobaerobik lainnya dapat tumbuh dengan cepa

    pada sisa substrat yang tersisa. Sebagai gambaran yang lebih kompleks, beberapa khamir dan bacilli dapat tumbuh secaraanaerobik, memfermentasikan gulmenjadi etanol dan produk lainnya.Hal ini dapat menciptakan populasiyang tinggi dari mikroba-mikroba tersebut, yang walaupun denganproses penanganan silo yang baik,suatu saat mereka siap untuk merusak silase pada saat oksigen masuk ke dalam silo, misalnya padasaat silo dalam proses p

    secara Kimiawi Dua proses kimia, yaitu

    reaksi Maillard dan hirolisis asdari hemiselulose dapat berpengaruh terhadap kualitas silase, Reaksi Maillard umumnya dikenal sebagai reaksi browning. Gula bereaksi dengan asam amino, melepaskan panas dan membentumolekul-molekul besar yang sulit dicerna. Jika temperatur dibawah 60oC laju reaksi kimia ini lambat dantidak mempengaruhi kualitas silase

    16 BioTrends/Vol.4/No.1/Tahun 2009

  • secara substansial, akan tetapi lareaksi Maillard akan bertambah seiring dengan naiknya tempedan hal ini dapat mengurangi

    Pembuatan silase

    merupakan salah satu cara untuk mengatasi

    masalah kesulitan penyediaan pakan

    ternak. Hijauan yang akan diawetkan harus dipersiapkan dengan baik, seperti umur

    hijauan, kadar air yang tepat, tempat

    pemeraman yang rapat serta ketersediaan

    mikroorganisme yang mendukung terjadinya proses fermentasi pada

    hijauan tersebut. Inokulan silase

    digunakan sebagai aditif yang sangat berguna dalam meningkatkan

    kualitas silase

    ju

    ratur

    reaksi

    l

    gen di yang

    drogen

    i

    eutral Detergen Fiber).

    Inokulanrupa

    agar

    gai

    .

    an

    dari

    um

    ecium,

    Hill,

    an

    ,

    pada pH yang berbeda.

    asi

    buh kan

    bakteri h

    meningkatka kualitas silase. Aditif

    lami

    minan terjadinya fermentasi silase

    engaruh bakteri asam laktat rhada

    si uk

    a abkan

    kan

    g bakteri m

    ri lagi.

    tatif dari

    tidak

    ilangan bih banyak energi karena lebih anyakn

    a

    uh

    gkan dengan produk-produk rmentasi (Weinberg and Muck, 996).

    ahun 2009

    kecernaan silase secara substansial. Hidrolisa asam dari hemiselulose merupakankimiawi yang memecah hemiselulosa di dalam dinding setanaman, yang disebabkan oleh interaksi dengan ion hidrodalam silase. pHrendah dengan konsentrasi ion hiyang tinggi akan mempercepat laju hidrolisis. Namun pada pHnormal silase, laju reaksakan lambat dan akan mengurangi kadar NDF (N

    Silase Inokulan be

    silase aditif dengan menambah bakteri asam laktat pada silase hijauan. Hal ini dimaksudkanterjamin terjadinya fermentasi silase yang cepat dan efisien. Bakteriasam laktat yang paling banyak digunakan sebainokulan silase adalah Lactobacillus plantarumBanyak pula inokulan silase yang menggunaklebih dari satu spesies atau beberapa strain spesies yang sama. Spesies lain yang umdigunakan sebagai inokulan silase adalah Enterobacterium fabeberapa spesies Pediococcus dan Lactobacillus lainnya (1989). Multiple strain mungkin tidak diperlukdalan suatu inokulan, tetapi mungkin dapat menguntungkan dalam beberapa hal. Sering kali satu strain dapat tumbuh optimum pada pH tertentusedangkan strain lainnya

    Penggunaan multiple straindimaksudkan untuk meningkatkanefisiensi dan kemampuan dalammemfermentasi berbagai jenis

    hijauan, kadar kelembaban dan temperatur. Strain bakteri asamlaktat yang digunakan sebagai inokulan silase umumnya diisoldari populasi alaminya seperti hijauan dan silase, mampu tumdengan cepat dan merupa

    omofermentatif. Banyak macam dari silase

    aditif yang di jual di pasaran untuk

    yang umum digunakan adalah inokulan bakteri. Aditif jenis ini menambah jumlah bakteri asam laktat yang sudah ada secara adi dalam hijauan, memberikan

    jayang cepat dan efisien. Pte p fermentasi Prinsip utama pengaruh inokulan terhadap silase adalah dapat meningkatkan laju fermentadan peningkatan produk-prodfermentasi. Jika inokulan bakteri asam laktat mendominasi fermentasi, maka pertumbuhannyyang cepat dan akan menyebpH mulai menurun. Konsentrasi asam laktat akan meningkat dibandingkan dengan asam asetat dan etanol. Dikarenakan asam laktat lebih kuat dari asam asetat, pH aturun lebih cepat, dan inokulasi yang berhasil akan menghasilkan pH akhir yang rendah (Muck, 1993). Hal ini dapat terjadi karena inokulan yang umumnya mengandunasam laktat dapat bertahan dalapH yang rendah, sehingga fermentasi dapat terus berjalan

    n

    sampai pH terendah dimana bakteasam laktat tidak dapat tumbuhFermentasi homofermengula akan menghasilkan tidak adanya kehilangan BK, menunjukkan bahwa inokulan berpengaruh nyata terhadap kehilangan energi dari silase. Kenyataannya silase yang tidak diinokulasi menunjukkan kehleb ya kehilangan BK. Penurunan pH yang lebih cepat mungkin menyebabkanberkurangnya pemecahan secarenzimatik dari hemiselulose, sementara itu pH rendah dapat meningkatkan hidrolisis dari hemiselulosa. Inokulan yang menggunakan bakteri asam laktat homofermentatif menyebabkan pengaruh yang bervariasi terhadapstabilitas aerobik dalam silase. Pemanasan atau kerusakan pada silase sering diinisiasi oleh khamir dan kadang-kadang bakteri asam asetat . Kebanyakan mikroba perusak lebih meyukai dan tumblebih cepat pada substrat yang mengandung kadar gula tinggi dibandinfe1

    17 BioTrends/Vol.4/No.1/T

  • Pengaruh bakteri asam laktaterhadap pertum

    t buhan dan

    ualitas ternak.

    ulan BAL

    rnak.

    n

    tkan

    el tunggal) di alam lambung.

    n n

    .

    lam silase,

    at

    ropionat tidak dapat bertahan.

    g

    pa

    erat

    ulan,

    .

    esifik yang

    eningkatkan laju pertumbuhan

    serta

    tif

    atan berat kering dan eringkali kualitas ternak juga

    Hill, H.A. f

    , pp. 47-

    quality. T . Muck, R

    on

    Muck, R e

    d to

    Nagel, S

    nt

    Pitt, R.E., and R.E. Muck. 1995. d

    Tanaka, . Zong, nd

    fermentation quality of

    ilage making

    Weinberd

    of

    MS Microbiol. Rev.

    *Shanti Ratnakomala

    Penelitian

    11 E-mail: [email protected]

    k Penambahan inok(bakteri asam laktat) akan berpengaruh positif terhadap teBerdasarkan berbagai produk fermentasi (seperti asam laktat, asetat dan etanol), asam laktat adalah yang paling berguna bagi mikroba rumen, sementara asam asetat tidak difermentasikan dadiserap langsung oleh dinding rumen. Selanjutnya inokulan BAL akan meningkatkan pertumbuhan mikroba rumen dan meningkapenggunaan protein mikroba (sebagai protein s

    d Inokulan BAL akan menghambat produksi toksin dan berpengaruh positif terhadap lingkungan rumen. Dengan demikiainokulan BAL dapat meningkatkapertumbuhan ternak. Sejumlahbakteri telah diteliti, termasuk diantaranya adalah bakteri asam propionat dan BAL. Bakteri asam propionat merupakan bakteri yangpertama kali dieksplorasi karena asam propionat merupakan inhibitor yang baik pada kapang dan khamirNamun sejauh ini bakteri tersebut tidak terlalu efektif di dakarena BAL umumnya menyebabkan pH turun terlalu cepyang menyebabkan bakteri asamp Saat ini, penelitian yansedang berjalan adalah untuk menemukan BAL yang memilikikemampuan yang tinggi untuk meningkatkan masa penyimpanan.Dan yang terpenting adalah untuk memahami mekanisme mengainokulan dapat meningkatkan performans ternak. Penelitian yang melengkapi mekanisme-mekanisme dalam peningkatan kecernaan sdan performans ternak sangat penting dalam membuat inoksehingga selanjutnya dapat meningkatkan produktivitas ternakHal ini mungkin akan mendorong untuk membuat produk spdapat menekankan pada peningkatan produksi susu atau

    mberat badan. Pembuatan silase merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah kesulitanpenyediaan pakan ternak. Hijauan yang akan diawetkan harus dipersiapkan dengan baik, seperti umur hijauan, kadar air yang tepat, tempat pemeraman yang rapatketersediaan mikroorganisme yangmendukung terjadinya proses fermentasi pada hijauan tersebut. Inokulan silase digunakan sebagai aditif yang sangat berguna dalammeningkatkan kualitas silase. Adiini akan meningkatkan laju dan produk fermentasi, pengawetan pakan, peningksmeningkat DAFTAR PUSTAKA

    1989. Microbial ecology olactobacilli in silage. In Food for Thought, Proc. 2nd Forage Symp.64. Pioneer Hi-Bred Intl,

    Muck, R.E. 1989. Effect of inoculation level on alfalfa silage

    rans. ASAE 32:1153-1158.E. 1991. Predicting lactic acid bacterialnumbers alfalfa at six farms. Trans. ASAE 34:1647-1653.

    .E. 1993. The role of silagadditives in making high quality silage. In Silage Production from SeeAnimal, NRAES-67, pp. 106-116. Northeast Regional Agric. Engng. Service, Ithaca, NY. .A., and G.A. Broderick. 1992. Effect of formic acid or formaldehyde treatment of alfalfa silage on nutrieutilization by dairy cows. J. Dairy Sci. 75:140-154.

    Enumeration of lactic acibacteria on harvested alfalfa at long and short wilting times. Trans. ASAE38:1633-1639. O., S. Ohmomo, YK. Nishiyama, K. Doi, aS. Ogota. 1995. Relationship between

    silage and presence of phages for slactobacilli. g, Z.G., and R.E. Muck. 1996. New trends anopportunities in the development and use inoculants for silage. Submitted to FE

    Staf Peneliti PusatBioteknologi LIPI Jl. Raya Bogor Km. 46, Cibinong 169

    Science is organized

    knowledge. Wisdom is organized

    life.

    (Immanuel Kant)

    BioTrends/Vol.4/No.1/Tahun 2009

    18