METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

22
METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF Saya akan menitik beratkan kepada bab II ini, yang terdiri atas Sembilan bab yaitu bab 2 sampai dengan bab 9. Bab (2) berkenaan dengan proses penelitian, masalah, variable, dan paradigma penelitian. Bab (3) berkenaan dengan landasan teori, kerangka berfikir, dan pengajuan hipotesis. Bab (4) berkenaan dengan mmetode penelitian eksperimen. Bab (5) berkenaan dengan populasi dan sample. Bab (6) berkenaan dengan skala pengukuran dan instrument penelitian. Bab (7) berkenaan dengan teknik pengumpulan data. Bab (8) berkenaan dengan analisis data. BAB 2 PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL, DAN PARADIGMA PENELITIAN . A. Proses Penelitian Kuantitatif Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah, namun masalah yang di bawa peneliti kuantitatif harus sudah jelas. Setelah masalah di identifikasikan, dan di batasi, maka selanjutnya masalah tersebut di rumuskan. Rumusan masalah pada umumnya di nyatakan dalam kalimat pernyataan. Dengan pernyataan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian kuantitatif ini di gunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut. Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut di namakan hipotesis, maka hipotesis dapat di artikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

Transcript of METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

Page 1: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

Saya akan menitik beratkan kepada bab II ini, yang terdiri atas Sembilan bab yaitu bab 2 sampai dengan bab 9. Bab (2) berkenaan dengan proses penelitian, masalah, variable, dan paradigma penelitian. Bab (3) berkenaan dengan landasan teori, kerangka berfikir, dan pengajuan hipotesis. Bab (4) berkenaan dengan mmetode penelitian eksperimen. Bab (5) berkenaan dengan populasi dan sample. Bab (6) berkenaan dengan skala pengukuran dan instrument penelitian. Bab (7) berkenaan dengan teknik pengumpulan data. Bab (8) berkenaan dengan analisis data.

BAB 2

PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL, DAN PARADIGMA PENELITIAN .

A. Proses Penelitian Kuantitatif

Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah, namun masalah yang di bawa peneliti kuantitatif harus sudah jelas. Setelah masalah di identifikasikan, dan di batasi, maka selanjutnya masalah tersebut di rumuskan. Rumusan masalah pada umumnya di nyatakan dalam kalimat pernyataan. Dengan pernyataan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian kuantitatif ini di gunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut. Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut di namakan hipotesis, maka hipotesis dapat di artikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah tersebut, selanjutnya akan di buktikan kebenarannya secara empiris berdasarkan data dari lapangan. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data di lakukan pada populasi tertentu yang telah di tetapkan oleh peneliti. Bila populasi terlalu luas, sedangkan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi tersebut. Bila peneliti bermaksud membuat generalisasi, maka sampel yang di ambil harus representatif, dengan teknik random sampling.

Meneliti adalah mencari data yang teliti / akurat. Untuk itu peneliti perlu menggunakan instrument penelitian. Dalam ilmu – ilmu alam, teknik, dan ilmu – ilmu empirik lainnya, instrument penelitian seperti thermometer untuk mengukur suhu, timbangan untuk mengukur berat semuanya sudah ada, sehingga tidak perlu membuat instrument. Tetapi dalam penelitian social seperti pendidikan, sering instrument yang akan di gunakan untuk

Page 2: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

meneliti belum ada, sehingga peneliti harus membuat atau mengembangkan sendiri. Agar instrument dapat di percaya, maka harus di uji validitas dan relibilitasnya.

Setelah instrument teruji validitas dan reliabilitasnya , maka dapat di gunakan untuk mengukur variable yang telah di tetapkan untuk di teliti. Instrument untuk pengumpulan data dapat berbentuk test dan nontest. Untuk instrument yang berbentuk nontest, dapat di gunakan sebagai kuesioner, pedoman observasi dan wawancara. Dengan demikian teknik pengumpulan data selain berupa test dalam penelitian ini dapat berupa kuesioner, observasi dan wawancara

Data yang telah terkumpul selanjutnya di analisis. Analisis di arahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang di ajukan. Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistic. Statistic yang di gunakan dapat berupa statistic deskriptif dan inferensial/induktif. Statistic inferensial dapat berupa statistic parametris dan statistic nonparametris. Peneliti menggunakan statistic inferensial bila penelitian di lakukan pada sampel yang di ambil secara random.

Data hasil analisis selanjutnya di sajikan dan di berikan pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interprestasi terhadap data – data yang telah di sajikan.

Setelah hasil penelitian di berikan pembahasan, maka selanjutnya dapat di simpulakn. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Jadi kalau rumusan masalah ada lima , maka kesimpulannya juga ada lima, karena peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan saran – saran. Melalui saran - –aran tersebut di harapkan masalah dapat di pecahkan. Saran yang di berikan harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Jadi jangan membuat saran yang tidak berdasarkan hasil penelitian yang tidak di lakukan.

Apabila hipotesis penelitian yang di ajukan tidak terbukti, maka perlu di cek apakah ada yang salah dalam penggunaan teori, instrument, pengumpulan, analisis data, atau rumusan masalah yang di ajukan.

B. Masalah

Setiap penelitian yang yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun di akui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 198). Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul – betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat di temukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat di lakukan.

1. Sumber Masalah

Page 3: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

Masalah dapat di artikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar – benar terjadi, anatara terori dengan praktek, antara peraturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah – masalah dapat di ketahui atau di cari apabila : a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah di rencanakan dengan kenyataanc. Adanya pengaduan d. Adanya kompetisi

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang di harapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan di carikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus di dasarkan pada masalah.

1. Bentuk – bentuk Rumusan Masalah PenelitianBentuk masalah dapat di kelompokan ke dalam bentuk masalah deskriptif, kompsrstif dan asosiatif .a. Rumusan Masalah Deskriptif : adalah rumusan masalah yang berkenaan

dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel atau lebih (variable yang berdiri sendiri)

b. Rumusan Masalah Komparatif : adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda

c. Rumusan Masalah Asosiatif : adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu : hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbale balik.

D. Variabel penelitian 1. Pengertian

kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya.

Secara teoritis variabel dapat di definisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variabel juga merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut – atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna merupakan

Page 4: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

atribut – atribut dari obyek. Struktur organisasi, model pendelegasian, kepemimpinan, koordinasi, prosedur dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan, adalah merupakan contoh variabel dalam kegiatan administrasi pendidikan.

2. Macam – macam VariabelMenurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam – macam variabel dalam penelitian dapat di bedakan menjadi :a. Variabel Independen : Variabel ini sering di sebut sebagai Variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

b. Variabel Dependen : sering di sebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering di sebut sebagai variabel terikat. Yaitu variabel yang yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

c. Variabel Moderator : adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.

d. Variabel intervening : adalah variabel yang secara teoritis memperngaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat di amati dan di ukur.

e. Variabel control : adalah variabel yang di kendalikan atau di buat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak di pengaruhi oleh factor luar yang tidak di teliti. Variabel control sering di gunakan oleh peneliti, bila akan

melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

E. Paradigma penelitian Dalam penelitian kuantitatif / positivistic, yang di landasi asumsi bahwa suatu gejala itu dapat di klasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan di teliti tersebut selanjutnya di sebut sebagai paradigma penelitian .

Jadi paradigma penelitian dalam hal ini di artikan sebagai pola fikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan di teliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu di jawab melalui penelitian, teori yang di gunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistic yang akan di gunakan.

F. Menemukan MasalahUntuk menemukan masalah dapat di lakukan dengan cara melakukan analisis

masalah, yaitu dengan bantuan menyusun ke dalam pohon masalah. Dengan analisis masalah, maka permasalahan dapat di ketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting dan yang tidak penting. Melalui analisis masalah ini juga dapat di ketahui akar – akar permasalahannya.

Page 5: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

BAB 3

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Pengertian TeoriTeori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep,

definisi, dan proposi yang di susun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.

Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang di maksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat di bedakan antara lain :

1. Teori yang deduktif : memberi keterangan yang di mulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu kearah data akan di terangkan.

2. Teori yang induktif : adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistic ini di jumpai pada kaum behaviourist .

3. Teori yang fungsional : di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data .

Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah di simpulkan bahwa teori dapat di pandang sebagai berikut :

1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum – hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif.

2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang di peroleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Disini orang mulai dari data yang di peroleh itu datang suatu konsep yang teoritis (induktif) .

3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Disini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis

Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat di tarik kesimpulan bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau system pengertian ini di peroleh melalui, jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat di uji kebenarannya, bila tidak, dia bukan suatu teori .

B. Tingkatan dan Fokus Teori

Numan (2003) mengemukakan tingkatan teori (level of theory) mwnjadi tiga :

Page 6: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

a. Micro level theory : small slices of time, space, or a number of people. The concept are usually not very abstract.

b. Meso level theory : attempt to link makro and mikro levels or to operate at an intermediate level. Contoh teori organisasi dan gerakan social, atau komunitas tertentu.

c. Macro level theory : concerns the operation of larger aggregates such as social institutions, entire culture systems, and whole societies. It uses more concepts that are abstract .

Selanjutnya focus teori di bedakan menjadi tiga yaitu :

a. substantive theory is developed for a specific area of social concern, such as delinquent gangs, strikes, diforce, or ras relation.

b. Formal theory is developed for a broad conceptual area in general theory, such as deviance; sacialization, or power .

c. Midle range theory are slightly more abstract than empirical generalization or specific hypotheses. Midle range theories can be formal or substantive. Midle range theory is principally used in sociology to guide empirical inquiry.

Teori yang di gunakan untuk perumusan hipotesis yang akan di uji melalui pengumpulan data adalah teori subtantif, karena teori ini lebih focus berlaku untuk obyek yang akan di teliti.

C. Kegunaann teori dalam penelitian Dalam penelitian kuantitatif, teori yang yang di gunakan harus sudah jelas ,

karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang di teliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrument penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan di pakai .

D. Deskripsi TeoriDeskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang

teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil – hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang teliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu di kemukakan/dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya pemasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang di teliti. Bila dalam satu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu di deskripsikan ada empak kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan tiga variabel indenpen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang teliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu di kemukakan.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel –variabel yang di teliti, melalui pendifinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan di teliti menjadi lebih jelas dan terarah.

Langkah – langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut :

Page 7: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

1. Tetapkan nama variabel dan tentukan jumlah variabelnya .2. Cari sumber – sumber bacaan ( buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah,

laporan penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi ) yang sebanyak – banyak nya dan yang relevan dengan setiap variabel yang di teliti.

3. Lihat daftar isi buku, dan pilih topic yang relevan dengan setiap variabel yang akan di teliti. ( Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang di berikan ).

4. Cari definisi setiap variabel yang akan di teliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan anatara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan di lakukan.

5. Baca seluruh isi topic buku yang sesuai dengan variabel yang akan di teliti, lakukan analisa, runungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang di baca.

6. Deskripsikan teori – teori yang telah di baca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber – sumber bacaan yang di kutip atau yang di gunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus di cantumkan.

E. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan di teliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu di jelaskan, mengapa variabel itu ikut di libatkan dalam penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus di dasarkan pada kerangka berfikir.

Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu di kemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang di lakukan peneliti di samping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing – masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang di teliti (Sapto Haryoko 1999).

Jadi kerangkan berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang di susun dari berbagai teori yang telah di deskripsikan. Berdasarkan teori – teori yang telah di deskripsikan tersebut, selanjutnya di analisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang di teliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya di gunakan untuk merumuskan hipotesis.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian , dimana rumusan masalah penelitian telah di nyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang di berikan baru di dasarkan pada teori yang relevan, belum di dasarkan pada fakta – fakta empiris yang di peroleh melalui pengumpulan data. Jadi

Page 8: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

hipotesis juga dapat di nyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric dengan data .

Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja di nyatakan dalam kalimat positif dana hipotesis nol di nyatakan dalam kalimat negative. Dalam statistic juga terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja

dan hipotesis alternative ( hipotesis alternative tidak sama dengan hipotesis kerja)

1. Bentuk – bentuk Hipotesisa. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri .

b. Hipotesis KomparatifHipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda .

c. Hipotesis Asosiatif Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih .

2. Paradigma penilitian, Rumusan Masalah dan HipotesisDengan paradigma penelitian itu, peneliti dapat menggunakan sebagai

panduan untuk merumuskan masalah , dan hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya dapat di gunakan untuk panduan dalam mengumpulan data dan analisis. Dalam setiap paradigma penelitian minimal terdapat satu rumusan masalah penelitian, yaitu masalah deskriptif.

3. Karakteristik Hipotesis yang Baika. Merupakaan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan

variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antrara dua variabel atau lebih. ( pada umumnya hipotesis deskriptif tidak di rumuskan))

b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran

c. Dapat di uji dengan data yang di kumpulkan dengan metode ilmiah

BAB ( 4 )

METODE PENELITIAN EKSPERIMEN

A. Pengertian

Page 9: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

Bila di lihat dari tingkat kealamiahan (setting) tempat penelitian terdapat tiga metode penelitian, yaitu penelitian eksperimen, survey dan naturalistic (kualitatif). Penelitian eksperimen di lakukan di laboratorium sedangkan penelitian nataralistik/kualitatif di lakukan pada kondisi yang alamiah. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment), sedangkan dalam penelitian naturalistic tidak ada perlakuan. Dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

B. Beberapa Bentuk Desain Eksperimen1. Pre – Experimental Designs (nondesigns)

Di katakana pre – experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh – sungguh. Mengapa ? karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.

2. True Experimental DesignDi katakan true experimental (ekspeerimen yang betul- betul), karena dalam design ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang di gunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok control di ambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control dan sampel dipilih secara random .

3. Factorial DesignDesign factorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen).

4. Quasi Experimental DesignBentuk design eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit di laksanakan. Design ini mempunyai kelompok control , tetapi tidak dapat berfungsi mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupum demikian desain ini lebih baik dari pre – experimental design.

BAB ( 5 )POPULASI DAN SAMPEL

A. Populasi Pupulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda – benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang di miliki oleh subyek atau obyek itu.

Page 10: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

B. SampelSampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi , misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari pupulasi itu. Apa yang di pelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat di berlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang di ambill dari populasi harus betul – betul representative (mewakili).

C. Teknik SamplingTeknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan di gunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang di gunakan.

Teknik sampling pada dasarnya dapat di kelompokan menjadi dua yaitu :1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk di pilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi :a. Simple random samplingb. Proportionate stratified random samplingc. Disproportionate stratified randomd. Sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)

2. Nonprobability SamplingNonprobobabilty sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk di pilih menjadi sampel. Sampel ini meliputi :a. Sampling Sistematis b. Sampling Kuotac. Sampling Insidentald. Sampling Purposivee. Sampling Jenuhf. Snowball Sampling

BAB ( 6 )SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN

PENGUKURAN PENELITIAN

Instrumen penelitian di gunakan untuk mengukur nilai variabel yang di teliti. Dengan demikian jumlah instrument yang akan di gunakan untuk penelitian akan tegantung pada jumlah variabel yang di teliti. Bila variabel penelitiannya lima, maka jumlah instrumen

Page 11: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

yang di gunakan untuk penelitian juga lima. Instrument – instrument penelitian sudah ada yang di bakukan, tetapi masih ada yang harus di buat peneliti sendiri. Karena instrument penelitian akan di gunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus mempunyai skala.

A. Macam – macam skala pengukuran Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang di gunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila di gunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Berbagai skala sikap yang dapat di gunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial antara lain :1. Skala Likert

Skala Likert di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan resepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian, fenomena social ini telah di tetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya di sebut sebagai variabel penelitian.

2. Skala GuttmanSkala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu “ya – tidak”, “ benar – salah “, “ pernah – tidak “, “ positif – negative “ dan lain – lain. Data yang di peroleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “ sangat setuju” sampai “ sangat tidak setuju “, maka pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “ setuju’ atau “ tidak setuju”. Penelitian menggunakan sakal Guttman di lakukan bila ingin mendaptkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang di tanyakan.

3. Semantic DeferensialSkala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial di kembangkan oleh Osgood. Skala ini juga di gunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “ sangat negatif’ terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang di peroleh adalah daya interval, dan biasanya skala ini di gunakan untuk mengukur sekap/karakteristik tertentu yang di punyai oleh seseorang .

4. Rating ScaleDari ke tiga skala pengukuran seperti yang telah di kemukakan , data yang di peroleh semuanya adalah data kuantitatif yang kemudian di kuantitatifkan. Tetapi dengan rating – scale data mentah yang di peroleh berupa angka kemudian di tafsirkan dalam pengertian kualitatif.

B. Instrumen penelitian

Karena pada perinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada lat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya di namakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang di gunakan mengukut fenomena dalam maupun social yang di amati. Secara specific semua fenomena ini di sebut variabel penelitian.

Page 12: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah di tetapkan untuk di teliti. Misalnya akan meneliti tentang “ pengaruh kepemimpinan dan iklim kerja sekolah terhadap prestasi belajat anak “. Dalam hal ini ada tiga instrumen yang perlu di buat yaitu :

1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan 2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja sekolah3. Instrumen untuk mengukur prestasi belajr murid

C. Cara Menyusun InstrumenTitik tolak dari penyusunan adalah variabel – variabel penelitian yang di

tetapkan untuk di teliti. Dari variabel – variabel tersebut di berikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya di tentukan indicator yang akan di ukur. Dari indicator ini kemudian di jabarkan menjadi butir – butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu di gunakan “matrik pengembangan instrumen “ atau “ kisi – kisi instrument “.

Sebagai contoh misalnya variabel penelitiannya “ tingkat kekayaan” Indikator kekayaan misalnya : rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis makanan yang sering di makan, jenis olah raga yang di lakukan dan sebagainya. Untuk indicator rumah , bentuk pertanyaan nya misalnya : 1) berapa jumlah rumah. 2)dimana letak rumah . 3) berapa luas masing – masing rumah, 4) bagaimana kualitas bangunan rumah dan sebagainya.

D. Validitas dan Reliabilitas InstrumenDalam hal ini perlu di bedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliable dengan

instrumen yang valid dan reliable. Instrument yang valid berarti alat ukut yang di gunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat di gunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila di gunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh instrumen yang tidak reliabel/konsisten.

Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka di harapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan relabel. Hal ini masih akan di pengaruhi oleh kondisi obyek yang di teliti, dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang di teliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrument untuk mengukur variabel yang di teliti.

E. Pengujian Validitas dan reliabilitas Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumena. Pengujian Validitas Konstrak ( Construct Validity )

Untuk menguji validitas konstrak, dapat di gunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini stelah instrument di konstruksi tentang aspek – aspek yang akan di ukur dengan berlandasan teori tertentu, maka selanjutnya di konsultasikan dengan ahli. Para ahli di minta pendapatnya tentang instrument yang telah di susun itu.

b. Pengujian Validitas (content Validity)Untuk instrument yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat di lakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah di ajarkan.

Page 13: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

Seorang dosen yang member ujian di luar pelajaran yang telah di tetapkan, berarti instrument ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi

c. Pengujian Validitas EksternalValiditas eksternal instrument di uji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta – fakta empiris yang terjadi di lapangan .

2. Pengujian Reliabilitas InstrumenPengujian reliabilitas instrumen dapat di lakukan eksternal maupun internal. Secara ekternal pengujian di lakukan dengan test – retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat di uji dengan menganalisis konsistensi butir – butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu.

BAB ( 7 )TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Terdapat dua hal unutk yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrument penelitian, dana kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketetapan cara – cara yang di gunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan variabel, apanila instrumen tersebut tidak di gunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.

Pengumpulan data dapat di lakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila di lihat dari setting-nya, data dapat di kumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila di lihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat di lakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dana gabungan ketiganya.

BAB ( 8 )ANALISIS DATA

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul kegiatan dalan anilisis data adalah : 1. Pengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden2. Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden

Page 14: METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

3. Menyajikan data tiap variabel yang di teliti4. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah 5. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan untuk

penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak di lakukan

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistic yang di gunakan untuk analisis data dalam penelitian yaitu : statistic deskriptif dan statistic inferensial, statistic inferensial melimputi : statistic parametris dan non parametris.

A. Statistik deskriptif dan statistic inferensialStatistic deskriptif adalah statistic yang di gunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistic inferensial, (sering juga di sebut statistic induktif atau statistic probabilitas), adalah teknik statistic yang di gunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya di berlakukan untuk populasi.

B. Statistic Parametris dan NonparametrisPada statistic inferensial terdapat statistic parametris dan nonparametris.

Statistic parametris di gunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistic, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.

Penggunaan statistic parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan di analisis. Statistic parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan di analisis harus berdistribusi normal. Statistic nonparametris tidak menurut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan di analisis tidak harus berdistribusi normal.

Penggunaan kedua statistic tersebut juga tergantung pada jenis data yang di analisis. Statistic parametris kebanyakan di gunakan untuk menganalisis dan interval dan rasio, sedangkan statistic nonparametris kebanyakan di gunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal.

C. Judul Penelitian dan Statistik yang di gunakan untuk AnalisisYang harus di lakukan adalah membuat :a. Judul penelitianb. Bentuk paradigmanyac. Rumusan masalah, hipotesis, dan teknik statistic untuk analisis data (ketiganya

sangat berkaitan)

D. Konsep Dasar Peengujian HipotesisKebenaran dari hipotesis itu harus di buktikan melalui data yang terkumpul. Sedangkan secara statistic hipotesis di artikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan di uji kebenarannya berdasarkan data yang di peroleh dari sampel penelitian (statistik).