mikro 4.doc

24
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI-VIROLOGI ISOLASI MIKROORGANISME Disusun Oleh: 1. Ardina Citra Astuti(1104015031) 2. Firma Maulida (1104015106) 3. Fraditha Mardhatilla (1104015113) 4. Lina Karlina (1104015175) 5. Switiani Eka Yuliani (1104015314)

Transcript of mikro 4.doc

Page 1: mikro 4.doc

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI-VIROLOGI

ISOLASI MIKROORGANISME

Disusun Oleh:

1. Ardina Citra Astuti(1104015031)2. Firma Maulida (1104015106)3. Fraditha Mardhatilla (1104015113)4. Lina Karlina (1104015175)5. Switiani Eka Yuliani (1104015314)

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

Fakultas Farmasi dan Sains

Program Study Farmasi

Jakarta

2012

Page 2: mikro 4.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk

populasi campuran. Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies

yang tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut dapat

diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis,

dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus

dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum

dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni

yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies.

Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air

maupun udara. Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan

melewatima kanan yang kita konsumsi dan sebagai akibatnya produk pangan

jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai

mikroorganisme. Bahan pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia,

juga sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme.

Pertumbuhan atau perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat

hubungannya dengan kehidupan manusia.

Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik

ditanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian

untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan

kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubuh manusia termasuk

dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan

atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh

kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel

mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu seltunggal. Kultur murni atau

biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan

untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan

Page 3: mikro 4.doc

ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis,maupun serologis, memerlukan suatu

populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

Adapun yang melatar belakangi sehingga peraktikum ini dilaksanakan

adalah untuk mengetahui dan menguasai teknik isolasi mikroba dari wadah

yang satu ke wadah yang lain sehingga hanya biakan murni yang dapat

tumbuh.

1.2.     Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan Teknik Isolasi Mikroba adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami teknik pengisolasian mikroba.

2. Untuk mengetahui teknik pemindahan biakan mikroba dari wadah

satu ke wadah yang lain sehingga tidak bercampur dengan bakteri

lain.

Page 4: mikro 4.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan

menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian

dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis,

misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi

yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi

mikroba adalah memisahkan satu jenis mikrobadengan mikroba lainnya yang

berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal inidapat dilakukan dengan

menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu

koloni sel yang tetap pada tempatnya .

Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat

yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang

menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan

selanjutnya.

Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu

karena terlalukecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu

dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat

dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi

dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah. 

Teknik Pengambilan Sampel

Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan

sampel. Berikut merupakan prosedur pengambilan sampel.

1. Sampel tanah

Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam

tanah, maka cara pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan

kebutuhan. Misal jika yang diinginkan mikroorganisma rhizosfer maka

sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga ujung

perakaran..

Page 5: mikro 4.doc

2. Sampel air

Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika

beerasal dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan

bibir botol melawan arus air. Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang

tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari

air keran maka sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran

dibakar.

Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)

Teknik Preparasi Suspensi

Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril.

Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan

mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya.

Macam-macam preparsi bergantung kepada bentuk sampel :

a. Swab (ulas), dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel yang

memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan atau

sesuatu pada benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu, batang kayu

dll. Caranya dengan mengusapkancotton bud memutar sehingga seluruh

permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Swab

akan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam

larutan atraktan semisal pepton water.

b. Rinse (bilas) ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel

pada permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya

daun bunga dll. Rinse merupakan prosedur kerja dengan mencelupkan

sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya

sampel daun diambil dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan akuades

45 ml yang terdapat dalam beaker glass.

c. Maseration (pengancuran), sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk

dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di

Page 6: mikro 4.doc

dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh sampelnya

antar alain bakso, biji, buah dll. Perbandingan antar berat sampel dengan

pengenceran pertama adalah 1 : 9 (w/v). Unutk sampel dari tanh tak perlu

dimaserasi

Teknik Pengenceran Bertingkat

Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi

jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau

banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba

dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran

pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel

mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.

Teknik Penanaman

a. Teknik penanaman dari suspensi

Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat.

Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya

untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung

pengenceran terakhir.

b. Spread Plate (agar tabur ulas)

Page 7: mikro 4.doc

Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di

permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut :

Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian

teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat.

Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan

dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu

beberapa detik.

Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar

supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan

ikut diputar.

Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat

menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas.

c.  Pour Plate (agar tuang)

Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang

bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan

dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada

permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga

terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di

dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun

prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media

padat yang masih cair (>45oC)

 Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi sel kedalam cawan

kosongTuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan

Page 8: mikro 4.doc

untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian

diinkubasi.

Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)

Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau

meremajakan kultur ke dalam medium baru.

1. Goresan Sinambung

Cara kerja :

· Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai

setengah permukaan agar.

· Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.

Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni

tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.

2. Goresan T

Cara kerja :

Page 9: mikro 4.doc

Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker

Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag

Panaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak

zig-zag pada daerah 2 (streak pada gambar). Cawan diputar untuk

memperoleh goresan yang sempurna

· Lakukan hal yang sama pada daerah 3

3. Goresan Kuadran (Streak quadrant)

Cara kerja :

Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda

yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih

mengandung banyak sel mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau

disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya

terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.

BAB III

Page 10: mikro 4.doc

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat

1. Cawan petri steril

2. Vortex

3. Bunsen

4. Tabung teaksi

5. Pipet ukur

6. Jarum ose

7. Plastic wrap

8. Drugal sky

9. Alulunium voil

10. Rak tabung

B. Bahan

1. Media PDA sintesis

2. Media NA sintesia

3. Tanah

4. Aquadest

C. Prosedur Kerja

1. Tempelkan label pada pada pada 7 tabung, masing-masing bertuliskan 10-1-10-7 dan isi dengan 9ml aquadest

2. Timbang tanah 1 gram dan simpan di tabing reaksi yang tidak diberi label

3. Vortex tanah kemudian ambil 1ml dan dimasukan ketabung yang diberi label 10-1 dan seterusnya

4. Ambil 0,1ml sampel dari cawan yang berlebel 10-5, 10-6, 10-7 dan di pindahkan ke medium PDA sintesis

Page 11: mikro 4.doc

5. Pada pengambilan sampel dari udara, buka cawan dan diamkan selama beberapa menit dan tutup kembali

6. Dan pengambilan sampel dari nafas dengan membuka sedikit cawan dan tupkan nafas kedalam cawan

7. Simpan semua cawan di incubator selama 1x24jam

8. Hitung jumlah koloni yang terbentuk

9. Pindahkan bakteri yang berasal dari tanah ke media NA petri dan slant di LAF

10. Simpan di incubator selama 1x24jam

11. Amati morfologi koloni

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 12: mikro 4.doc

A. Isolasi mikroorganisme dari udara dan lingkungan

No. Sumber Bakteri Jamur Keterangan

1 Lingkungan udara ada - tidak terkontaminasi

2 Nafas ada - tidak terkontaminasi

3 Lingkungan      

  a. Rambut - - -

  b. Kulit - - -

  c. Tangan ada - tidak terkontaminasi

  d. Kaki - - -

  e. Meja - - -

  f. Tas - - -

B. Isolasi bakteri dari sampel tanah

Sumber isolat Intensitas pertumbuhan

Jenis mikroorganisme

Keterangan

Cawan 10-5 1 x 24 jam Bakteri 1 Koloni

Cawan 10-6 1 x 24 jam Bakteri 2 Koloni

Cawan 10-7 1 x 24 jam - -

C. Morfologi Koloni Bakteri

No. Pengamatan Bakteri 1 Bakteri 2

Page 13: mikro 4.doc

1 Bentuk koloni Bulat Memanjang2 Ukuran koloni Kecil besar3 Pigmentasi koloni - -4 Elevasi koloni Flat Flat5 Tepi koloni Halus Bergerigi6 Permukaan koloni Halus Halus7 Konsistensi koloni - -8 Emulsifibilitas koloni - -9 Bau koloni kedelai busuk kedelai busuk

Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa

digunakan dalam mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi

mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar

lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini

bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi

dengan bakteri lainnya atau yang disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya

atau di habitat alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri.

Mikroba ini pasti ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama

dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh karena itu, pengisolasian ini dilakukan.

Pengisolasian ini dilanjutkan dengan pembuatan medium tempat mikroba

ini nantinya akan tumbuh atau dengan kata lain membuat habitus sintetisnya.

Medium ini terlebih dahulu disterilkan dengan cara melidah-apikan mulut botol

tempat penyimpanan medium agar tersebut. Begitupun dengan cawan petri itu

sendiri. Sebelum semua prosedur kerja dilakukan terlebih dahulu tangan harus

disterilkan menggunakan alcohol 70% yang disemprotkan ke seluruh permukaan

tangan.

Dalam percobaan ini, kami menggunakan jarum ose sebagai media untuk

memindahkan mikroba tersebut dari habitus alaminya. Jarum ose tersebut terlebih

dahulu harus disterilkan dengan cara membakarnya pada bunsen sampai jarumnya

pijar. Lalu jarum ose tersebut didiamkan selama ±2 menit, tujuan hal ini yaitu

untuk mendinginkan jarum ose-nya yang habis dipijarkan tadi agar ketika jarum

ose itu digoreskan ke dalam cawan petri yang berisi objek mikroba yang akan

diisolasi, tidak segera mematikan mikrobanya.

Page 14: mikro 4.doc

Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan cara

goresan. Teknik goresannya dilakukan dalam cawan petri. Dengan menggunakan

jarum ose yang sebelumnya dipanaskan pada api bunsen lalu dicelupkan pada

alkohol untuk sterilisasi jarumnya. Goresan diberikan sangat tipis sekali pada

permukaan atas medium dalam cawan petri secara zig-zag,

Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme

serta kultur bakteri. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan

teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa

mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri

dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan

dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan

mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat

kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan

udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba

harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan.

Pemanasan ini menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada

permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri

disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan.

Setelah diinkubasi selama 24 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba

pada medium NA. Hal ini dikarenakan mikroba yang diisolasi adalah jenis

bakteri, dan bakteri hanya dapat tumbuh pada medium NA. Pada cawan petri 10-5,

ditumbuhi bakteri sebanyak 1 koloni sebelum diinkubasi. Pada cawan petri 10-6,

tumbuh bakteri 2 koloni sebelum diinkubasi dan setelah diinkubasi terdapat

banyak koloni di atas permukaan, memiliki morfologi seperti warna putih susu,

tepi , bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul, dan tekstur kusam.

Pada cawan petri 10-7, tidak tumbuh bakteri sebelum diinkubasi. Untuk cawan

petri terakhir ditemukan mikroba sebanyak 6 koloni, dan memiliki morfologi

seperti warna kream, tepi tak beaturan, bentuk tak beraturan dan menyebar,

permukaan timbul dan tekstur kusam.

Berdasarkan hasil percobaan didapatkan hasil mikroba yang meningkat pada

cawan petri 10-5 dan cawan petri 10-6. Seharusnya dalam pengenceran bertingkat

Page 15: mikro 4.doc

dimaksudkan untuk mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi didalam cairan

dan seharusnya cawan petri 10-6 mengalami penurunan bakteri. Hal itu

kemungkinan disebabkan bakteri yang masuk dari mulut praktikan.

BAB V

KESIMPULAN

Page 16: mikro 4.doc

1. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk

menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya.

2. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk

memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan

bakteri lainnya.

3. Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan

cara goresan.

4. Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam

mikroorganisme serta kultur bakteri.

5. Teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari

medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi

dan dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh

kontaminan mikroorganisme yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: mikro 4.doc