ngecet bakteri

download ngecet bakteri

If you can't read please download the document

Transcript of ngecet bakteri

I. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN

Seorang mikrobiologiwan apabila akan mendiagnosis suatu penyakit haruslah memeriksa suatu mikroorganisme secara amat terperinci. Untuk memerinci suatu mikroorganisme tersebut maka dapat dilakukan dengan pengecatan bakteri. Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi mikroorganisme. Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pengecatan tertentu (pengecatan Gram) dapat digunakan untuk identifikasi awal. Supaya bakteri dapat dilihat dengan mudah dan dipalajari maka tingkat sel kontras itu dapat ditingkatkan dengan cara pewarnaan. Yang dimaksud dengan pewarnaan disini adalah perlakuan dengan zat warna yang mengikat secara selektif baik seluruh sel maupun komponen sel tertentu, sehingga dapat menghasilkan penyerapan cahaya yang jauh lebih besar. Kebanyakan perlakuan pewarnaan dapat membunuh sel oleh karena itu sebelum sel itu difiksasi dengan perlakuan memakai zat kimia yang bertujuan untuk mengurangi perubahan struktur sel yang telah mati. Zat untuk fiksasi yang biasa digunakan adalah asam osmat dan aldehid, terutam glutar aldehid. Salah satu bakteri yang sering diamati dengan menggunakan pewarnaan adalah bakteri gram. Warna yang terlihat di mikroskop adalah menunjukkan jenis bakteri gram tersebut positif atau negative. B. Tujuan Untuk menentukan Gram positif dan Gram negatif

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme yang ada dialam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Dwidjoseputro, 1994). Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya (Pelczar & Chan, 1986). Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana (Pelczar & Chan, 1986). Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar & Chan, 1986). . Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna, subtrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Pewarnaan gram pertama kali mulai dikembangkan pada tahun 1884 oleh ahli histologi yaitu Cristian Gram (Cappuccino & Sherman, 1983). Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri

terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram ( Dwidjoseputro, 1994). Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri (Sutedjo, 1991). Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl-, SO4-, CH3COO-, COOHCOO?. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan bagianbagian inti sel. Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup (Sutedjo, 1991). Pada bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah. Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu : o Zat warna utama (violet kristal) o Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama. o Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven

organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama. o Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.

III. A. Alat dan Bahan 1) Alat 2) Bahan

METODE PRAKTIKUM

Gelas obyek Jarum ose Lampu spiritus Mikroskop

Biakan murni Bacilus subtillis Biakan murni Escherichia coli Reagen :

a. Violet kristal b. Larutan iodine c. Etanol 95% d. Safranin

B. Prosedur Praktikum 0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b020 0000000050000000c0264094d06040000002e0118001c000000fb0210000700000 00000bc02000000000102022253797374656d00094d06000078c90000985c11000 4ee8339e03ca7010c020000040000002d01000004000000020101001c000000fb02 ceff0000000000009001000000000440001254696d6573204e657720526f6d616e0 000000000000000000000000000000000040000002d01010005000000090200000 0020d000000320a2d00000001000400000000004d06600920001600040000002d0 10000030000000000n IV. A. Hasil Pengamatan No 1 Nama bakteri E. coli Perbesaran Hasil pengamatan (gambar) Keterangan Gram negative HASIL DAN PEMBAHASAN

2

B. subtilis

Warnanya ada yang merah, hijau, dan kuning

B. Pembahasan Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1 sampai 0,3 m. Bentuk bakteri bermacam macam yaitu elips, bulat, batang dan spiral (Pelczar & Chan, 1986). Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan jelas dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur internal dan butiran

(Fardiaz, 1992). Pada praktikum kali ini, kita akan membahas pewarnaan pada bakteri. Pewarnaan gram merupakan salah satu tekhnik pewarnaan diferensial yang penting dan yang paling luas digunakan. Pewarnaan ini digunakan untuk mengidentifikasi bakteri gram positif dan gram negative berdasarkan warna akhir yang terbentuk yaitu gram positif berwarna ungu dan gram negative berwarna merah. Pada praktikum ini proses pewarnaan gram, mula-mula gelas obyek dibersihkan menggunakan alkohol. Pembersihan ini dilakukan supaya gelas obyek bebas lemak dan debu. Setelah di cuci kemudian di beri satu tetes aquades pada permukaan gelas obyek. Kultur bakteri murni (Bacilus subtilis dan Escherichia coli) diambil sebanyak satu ose dan diratakan diatas kaca obyek yang bersih sampai kira-kira seluas 1 cm2. dalam pengambilan kultur bakteri ini tidak diambil terlalu banyak karena jika terlalu banyak akan sulit diratakan dan apabila kultur bakteri tidak dapat diratakan tipis-tipis maka bakteri akan tertimbun hal ini akan mengakibatkan pemeriksaan bentuknya satu per satu menjadi tidak jelas. Apabila sudah kering, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas nyala api. Proses fiksasi dilakukan supaya bakteri benar-benar melekat pada kaca obyek sehingga olesan bakteri tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian. Yang perlu diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dijaga agar tidak terkena nyala api. Setelah dilakukan fiksasi kemudian ditetesi dengan kristal violet dan dibiarkan selama satu menit. Kemudian dicuci dengan air mengalir dan dibiarkan sampai kering (dengan cara dianginkan). Pencucian dengan air bertujuan untuk mengurangi kelebihan zat warna dari violet kristal. Setelah kelebihan zat warna dicuci dengan air kemudian diberi larutan iodin dan dibiarkan selama satu menit sehingga terbentuk suatu kompleks antara violet kristal dan iodin. Olesan bakteri kemudian dicuci kembali dengan air mengalir. Kemudian dicuci dengan etanol selama 15 detik dan dicuci kembali dengan air mengalir. Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan safranin dan diamkan selama 2 menit. Kemudian cuci dengan air mengalir dan kering anginkan.kaca obyek ditutup setelah olesan kering kemudian diamati dibawah mikroskop. Pada

gelas obyek yang berisi biakan murni bacillus subtillis ternyata warna tetap tidak luntur dan tetap berwarna ungu ( biru-hitam) dan setelah ditambah pewarna safranin warna tetap biru hitam( ungu ) sedangkan pada biakan murni Escherichia Coli wran menjadi luntur dan hilang sama sekali tetapi setelah ditambah pewarna safranin menjadi berwaran merah. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut Bacillus Subtillis merupakan bakteri gram positif sedangkan Escherichia Coli merupakan bakteri gram negatif. Pemberian kristal violet pada bakteri gram positif akan meninggalkan warna ungu muda. Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada bakteri menurut Pelczar & Chan (1986) adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram negatif mengandung lemak dalam persentasi lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Pemberian alkohol (etanol) pada praktikum pewarnaan bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu (Pelczar & Chan ,1986). Tjitrosomo (1982) memberikan pendapat tentang pewarnaan gram positif dan gram negatif:

Larutan dengan urutan penggunaan Ungu kristal Larutan iodin

Reaksi dan tampang pada bakteri Gram positif Sel berwarna ungu Komplek UK/ Gram negatif berwarna ungu kristal/ iodium

Sel

kompleks iodium Ungu terbentuk di dalam sel. terbentuk di dalam sel.

Sel tetap berwarna ungu Alkohol

Sel

tetap

berwarna dari pori

Dinding sel mengalami ungu. dehidrasi, pori menciut, Lipid daya membran menurun, dinding dari sel. Sel tetap ungu terekstrasi sel,

UK-I tak dapat keluar mengembang, kompleks UK- I keluar dari sel menjadi tak berwarna. Safranin Sel tak terpengaruh, tetap Sel ungu menyerap zat pewarna menjadi merah

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm). Sifat Komposisi dinding sel Ketahanan penisilin Penghambatan basa Kebutuhan nutrien Ketahanan terhadap perlakuan fisik Kompleks Lebih tahan Relatif sederhana Kurang tahan warna Lebih dihambat Kurang dihambat Gram positif Kandungan lipid rendah terhadap Lebih sensitive Gram negative Kandungan lipid tinggi Lebih tahan

V.

PENUTUP A. Kesimpulan

1. Bakteri E. Coli merupakan bakteri gram negatif dan B. Subtilis adalah bakteri gram positif 2. bakteri gram positif mampu menahan zat warna meskipun telah dicuci dengan alkohol, berbeda

dengan gram negatif yang berubah warnanya. B. Saran 1. Untuk pengambilan kultur bakteri untuk dilihat,lebih baik tipis saja sehingga dapat dibaca sel bakteri yang ada. 2. pada saat pengamatan mikroskop lebih baik dalam keadaan tenang sehingga pratikan lebih konsetrasi.

DAFTAR PUSTAKA Dwijoseputro. 1981. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan, Surabaya. Cappuccino, J. G. & Natalie. S. 1983. Microbiology A Laboratory Manual.

Addison-Wesley Publishing Company, New York. Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka. Jakarta Pelczar Jr, M. J dan E. C. S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI-Press, Jakarta. Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta. Tjitrosomo. 1982. Dunia Mikroba. Bharata Karya, Jakarta

LAPORAN PRAKTIKUMMIKROBIOLOGI ACARA III

PENGECATAN GRAM

OLEH: WAHYUNINGSIH NIM A1D00608

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN PURWOKERTO 2008