OTOT DAN URAT.docx
-
Upload
maulana-samudera-sulaeman -
Category
Documents
-
view
22 -
download
0
Transcript of OTOT DAN URAT.docx
ARTIKEL
KELAINAN OTOT DAN TULANG
Disusun oleh :
1. Meta Lusiana
2. Nurcahayati
3. Winni Nur Anisa
4. Deviyani
5. Desi Safitri
Kelas : VIII F
SMP NEGERI 1 CILAMAYA WETAN2015/2016
KELAINAN PADA OTOT
1. Tetanus
Definisi
Tetanus adalah suatu penyakit toksemik akut dan fatal
yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan tanda
utama spasme tanpa gangguan kesadaran. Gejala klinis
timbul sebagai dampak eksotoksin pada sinaps
ganglion spinal dan neuromuscular junction serta saraf
autonom. Tetanus neonatorum menyebabkan 50%
kematian perinatal dan 20% kematian bayi. Angka kejadian 6-7/100 kelahiran hidup di
perkotaan dan 11-23/100 kelahiran hidup di pedesaan. Disebut juga lockjaw karena terjadi
kejang pada otot rahang. Tetanus banyak ditemukan di negara-negara berkembang.
Gejala dan tanda
Pada pasien anak, ketika melakukan anamnesis sebaiknya ditanyakan:
* Riwayat mendapat trauma, pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak steril, riwayat
menderita otitis media supurativa kronik (OMSK), atau gangren gigi.
* Riwayat tidak diimunisasi/tidak lengkap imunisasi tetanus.
Pemeriksaan fisis
* Masa inkubasi 5-14 hari.
* Gejala awal adalah trismus; pada neonatus tidak dapat/sulit menetek, mulut mencucu.
Disertai dengan kaku kuduk, resus sardonikus, opistotonus, perut papan. Selanjutnya dapat
diikuti kejang apabila dirangsang atau kejang spontan; pada kasus berat dijumpai status
konvulsivus
2. Astrofi
Atropi atau penyusutan disebut juga atrofi adalah fenomena yang bilangan dan zat sel masing-masing berkurangan dan mengecil, menyebabkan tisu dan organ yang terlibat mengerut. Atropi berkemungkinan berlaku akibat tindak balas adaptasi terhadap tekanan sehingga isi padu sel mengerut dan seterusnya keperluan tenaga
diturunkan ke tahap yang minimum. penyebab lain yang mungkin ialah sel kurang digunakan seperti dalam otot rangka. selain penurunan keperluan sesuatu fungsi, kekurangan bekalan oksigen atau nutrisin, inflamasi kronik dan proses penuaan juga menyumbang kepada fenomena atropi. Begitu juga dengan gangguan isyarat dalam tindakan hormon berakibat fungsi sesuatu organ berkurangan.
PENYEBAB
Jika suatu otot tidak digunakan, kandungan aktin dan miosinnya akan berkurang, serat – seratnya menjadi lebih kecil, dan dengan demikian otot tersebut berkurang massanya (atrofi) dan menjadi tidak lemah. Atrofi otot dapat terjadi melalui dua cara. Disuse atrophy terjadi jika suatu otot tidak digunakan dalam jangka waktu lama. Atrofi denervasi terjadi setelah pasokkan saraf ke suatu otot terputus. Apabila otot dirangsang secara listrik sampai persarafan dapat dipulihkan, seperti pada regenerasi saraf perifer yang terputus, atrofi dapat dihilangkan tetapi tidak dapat dicegah seluruhnya. Aktfitas kontraktil itu sendiri jelas berperan penting dalam mencegah atrofi; namun, factor – factor yang belum sepenuhnya dipahami yang dikeluarkan dari ujung – ujung saraf aktif, yang mungkin terkemas bersama dengan vesikel Ach, tampaknya berperan dalam integritas dan pertumbuhan jaringan otot.
Apabila suatu otot mengalami kerusakkan, dapat terjadi perbaikkan secara terbatas, walaupun sel – sel otot tidak dapat membelah diri secara mitosis untuk menggantikan sel – sel yang hilang. Di dekat permukaan otot terdapat populasi kecil sel – sel yang tidak berdiferensiasi ( seperti yang dijumpai pada massa perkembangan mudigah ), yaitu mioblas. Sewaktu sebuah serat otot rusak, sekelompok mioblas melakukan fusi untuk mengganti otot tersebut dengan membentuk sebuah sel besar berinti banyak yang segera mulai mensintesis dan menyusun perangkat intrasel khas untuk otot. Pada cedera luas, mekanisme yang terbatas ini tidak cukup untuk mengganti semua serat yang hilang.
3. Distrofi Otot
Distrofi otot atau Muscular dystrophy (MD) adalah penyakit
otot turunan di mana serat-serat otot sangat rentan rusak.
Otot, terutama otot-otot sukarela, menjadi semakin lemah.
Pada tahap akhir distrofi otot, lemak dan jaringan ikat sering
menggantikan serat otot. Beberapa jenis distrofi otot
mempengaruhi otot-otot jantung, otot tak sadar dan organ
lainnya.
Gejala
Tanda dan gejala bervariasi sesuai dengan jenis distrofi otot. Secara umum, gejala distrofi
otot antara lain: kelemahan otot, kelumpuhan, menghasilkan fiksasi (kontraktur) otot di
sekitar sendi dan minimnya mobilitas.
Banyak tanda-tanda dan gejala spesifik yang bervariasi dari antara jenis-jenis MD. Setiap
jenis MD berbeda di masa awal terjangkiti, gejala muncul pada daerah yang mengalami
distrofi otot.
4. Hernia Abdominal/Hernis Abdominal
DEFENISI
Hernia (burut) adalah penonjolan abnormal dari suatu viscus ke luar dari rongga yang normal. Viscus adalah berbagai organ interior besar yang terdapat dalam rongga tubuh yang besar khususnya di abdomen. Cincin hernia adalah cincin dari jaringan muskuler (terbuka) melalui dimana viscus menonjol. Pembukaan dari dinding rongga dimana viscus menonjol mungkin bervariasi ukurannya dan mungkin congenital atau didapat. Penonjolan dari viscus mungkin intermitten atau terus menerus, tergantung dari jenis dan beratnya hernia. Walaupun istilah ini mungkin dipakai
pada berbagai bagian tubuh (misalnya hernia diskus intervertebral, hernia cerebral, umumnya mengarah pada penonjolan suatu viskus abdomen dari rongga abdomen.
KELAINAN PADA TULANG
1. Osteoporosis
osteoporosis adalah penurunan densitas tulang,
kerusakan arsitektur tulang, dan meluasnya
kerapuhan tulang sehingga menurunkan kekuatan
tulang. Padahal tulang adalah jaringan keras yang
melindungi bagian vital tubuh dan membuat
manusia dapat tegak, berjalan, dan mengangkat
beban berat. jadi bagaimana bisa beraktivitas jika
tulang kita rapuh.
Osteoporosis atau keropos tulang umunya lebih rentan diderita pada kaum wanita dibanding
Pria. Berdasarkan penelitian di Amerika serikat, lebih dari 1,5 juta penderita patah tulang
karena osteoporosis tiap tahunnya diderita oleh kaum wanita. karena wanita akan mengalami
Menopause yang dapat menurunkan massa tulang, sehingga selama Menopause massa tulang
dapat turun drastis kurang lebih sekitar 10% dari yang normal sehingga dapat menyebabkan
kerapuhan atau keropos tulang. Kondisi rendahnya massa tulang ini bisanya baru disadari
setelah seseorang mengalami patah tulang, umumnya terjadi pada tulang pinggul, tulang
belakang atau tulang pergelangan tangan.
Polio
Jenis – Jenis Polio
1. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram
otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
2. Polio paralisis spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang,
menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol
pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain
ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu
penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan.
Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah
virus polio menyerang usus, virus ini akan diserap oleh
pembulu darah kapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh
tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf
motorik — yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu.
Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini
biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak.
Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat — menyebar sepanjang serabut saraf.
Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan
menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan regenerasi dan
otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf
pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas — kondisi ini disebut
acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan
kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut
quadriplegia.
Lordosis
Lordosis adalah salah satu bentuk kelainan tulang
belakang dimana tulang cervical dan thorax melengkung ke
arah depan sehingga penderita tampak seperti sedang
membusungkan dada. Lordosis ini sering juga disebut
swayback, saddle back
Skoliosis
skoliosis kini bermakna sebagai lengkungan ke samping
dalam tulang belakang. Hal ini untuk membedakan bentuk
lengkungan tulang belakang yang memang ke arah depan
dan belakang. Cara pengobatannya pun kini lebih bervariasi.
Dalam tingkat yang masih ringan, skoliosis seringkali tidak
menimbulkan masalah, namun bila lengkungan ke samping
itu terlalu parah, akan menyebabkan cacat bentuk tulang
belakang yang cukup berat dan bisa mengganggu fungsi
tubuh lainnya seperti jantung dan paru-paru.
Kifosis
Kifosis adalah salah satu bentuk kelainan tulang punggung, di mana
punggung yang seharusnya berberntuk kurva dan simetris antara kiri dan
kanan ternyata melengkung ke depan melebihi batas normal. Kelainan
ini di masyarakat awam sering disebut sebagai “Bungkuk”