SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

23
SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN PADA IKAN Disusun Oleh : Octaverina Rezki Tamara (155080307111) Rifqi Muhlis Saidi (155080307111006) M. Rizky Pratama (155080307111008) Widya Shakina Pramesti (155080307111010) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Transcript of SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

Page 1: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN PADA IKAN

Disusun Oleh :

Octaverina Rezki Tamara (155080307111)

Rifqi Muhlis Saidi (155080307111006)

M. Rizky Pratama (155080307111008)

Widya Shakina Pramesti (155080307111010)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016

Page 2: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami ucapkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tak

lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar

Muhammad SAW, yang telah membimbing kita menuju jalan yang terang

benderang yaitu Adinul Islam.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada  Dosen serta teman-

teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun

materil, sehingga makalah ini terselesaikan  dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata

bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian,  kepada dosen serta teman-

teman, yang kadangkala hanya  menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar

harapan kami jika ada kritik dan saran  yang membangun untuk lebih

menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-

mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-

teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau

mengambil hikmah dari judul ini “Sistem Otot dan Integumen pada Ikan” sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Malang,

Penyusun

1

Page 3: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR...............................................................................................1

BAB I......................................................................................................................3

PENDAHULUAN....................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4

1.3 Tujuan...........................................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

2.1  PENGERTIAN SISTEM OTOT....................................................................5

2.2 Macam Sistem Otot Ikan..............................................................................5

2.2.1 Otot Jantung (Cardiac Muscle)..............................................................5

2.2.2 Otot Bergaris (Striated Muscle)..............................................................6

2.2.3. Otot Polos (Smooth Muscle).................................................................6

2.3. Bagian-Bagian Otot Ikan..............................................................................7

2.4. Tipe Otot......................................................................................................8

2.5. Letak Otot....................................................................................................8

2.6 Integumen pada Ikan....................................................................................9

2.7 Sistem Integumen pada Ikan........................................................................9

2.7.1 Kulit........................................................................................................9

2.7.2 Sisik......................................................................................................10

2.8 Kelenjar Beracun........................................................................................12

2.9 Warna pada Sistem Integumen..................................................................12

3. Organ Cahaya pada Sistem Integumen.......................................................13

BAB III..................................................................................................................15

PENUTUP............................................................................................................15

3.1. Kesimpulan................................................................................................15

3.2 Saran..........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

2

Page 4: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,

melindungi dan menginformasikan ikan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem

ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar. Kata ini berasal dari

bahasa latin “intergum” yang berarti penutup.

Secara ilmiah kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar

menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit sebagai pelindung tubuh

terhadap bahaya. Integumen merupakan suatu system yang sangat bervariasi;

padanya terdapat sejumlah organ ataupun struktur tertentu dengan fungsi yang

bermacam-macam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang

sebenarnya dan derivat-derivatnya. Gigi pada ikan hiu, scute, keel dan beberapa

tulang tengkorak pada ikan merupakan modifikasi dari sisik.

Kulit yang sebenarnya yaitu lapisan penutup yang umumnya terdiri dua

lapisan utama, letaknya sebelah luar dari jaringan ikat kendur yang meliputi otot

dan struktur permukaan lain. Sedangkan derivate integumen yaitu struktur

tertentu yang secara embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan

kulit sebenarnya. Struktur ini dapat berupa struktur yang lunak, seperti kelenjar

eksresi, tetapi dapat juga berupa struktur keras dari kulit ini, dinamakan

eksoskelet..

Sehubungan dengan bervariasinya integumen pada vertebrata khusunya

ikan, maka fungsinya pun bermacam-macam pula, antara lain: pelindung

terhadap gangguan mekanis, fisis, organis atau penyesuaian diri terhadap faktor-

faktor yang mempengaruhi kehidupannya, termasuk pelindung terhadap hewan

lain yang merupakan musuhnya; kulit juga digunakan sebagai alat ekskresi dan

osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada beberapa jenis ikan tertentu.

Sistem Urat Daging (Otot) pada ikan Pekerjaan urat daging atau otot

untuk setiap aktifitas kehidupan hewan seharihari sangat penting. Dari mulai

gerakan tubuh hingga kepada peredaran darah, kegiatan utama gerakan tubuh

disebabkan karena keaktifan otot tersebut. Secara fungsional otot ini dibedakan

3

Page 5: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah

rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging atau

otot berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot

jantung. Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot

menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada

rangka yaitu otot jantung dan otot polos.

1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penyusunan makalah ini sebagai berikut:

a. Bagaimanakah fungsi sistem otot pada ikan?

b. Bagaimanakah fungsi integumen pada ikan?

1.3 TujuanTujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut:

a.    Dapat mengetahui fungsi otot pada ikan

b.    Dapat mengetahui fungsi intergumen pada ikan

4

Page 6: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN SISTEM OTOT

Menurut Buchar (1991), otot sangat penting bagi kehidupan ikan terutama

dalam pergerakan tubuh peredaran darah dan aktivitas tubuh. Kegiatan utama

tubuh ikan, disebabkan karena keaktifan otot yang dimilikinya. Ikan memiliki

susunan otot yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan jenis avertebrata

lainya. Walaupun susunanya lebih sederhana ikan juga didapatkan jenis otot

polos (licin), otot bergaris dan otot jantung. Otot nampak merupakan suatu

kesatuan, tetapi sebenarnya tersusun dari blok urat daging.

Sistem otot pada ikan tersebar hampir di seluruh tubuh sehingga setiap

sistem otot tersebut mempunyai peranan atau fungsi tersendiri sesuai dengan

tempat dimana dia terdapat. Namun demikian, secara umum sistem otot

mempunyai fungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan

sehingga secara keseluruhan menyebabkan ikan mampu bergerak atau

berenang.

Terdapat pengertian lain bahwa otot pada ikan adalah urat daging yang

membentuk daging ikan, terdiri dari tiga jenis urat daging yaitu urat daging licin,

urat daging bergaris/rangka, dan urat daging jantung.

2.2 Macam Sistem Otot Ikan

2.2.1 Otot Jantung (Cardiac Muscle)Jaringan otot jantung memperlihatkan garis-garis melintang pada

serabutnya. Pada otot ini tidak ada serabut yang terpisah, masing-masing

berhubungan satu sama lainnya. Otot jantung berkontraksi kuat dan terus

menerus bekerja, sampai individu ini mati. Kerja otot jantung ini sifatnya

involuntary karena bekerja di luar rangsangan otak. Secara embriologi, otot

jantung merupakan tipe istimewa dari otot polos, dimana sel-selnya menjadi

bersatu seperti syncytium. Otot ini berwarna merah tua, berbeda dengan otot

bergaris yang berkisar antara warna putih hingga warna merah jambu

5

Page 7: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

bergantung pada jenis ikannya. Otot ini disebut pula sebagai myocardium.

Myocardium ini dilapisi oleh selaput pericardium (selaput luar) dan endocardium

(selaput dalam).

2.2.2 Otot Bergaris (Striated Muscle)Otot bergaris yang termasuk voluntary muscle atau yang bekerja secara

langsung terdapat pada empat bagian tubuh ikan, yaitu:

1. Occulomotor

- Jumlahnya 3 pasang

- Berfungsi untuk menggerakkan mata

2. Hypobranchial

- Terdapat pada dasar pharynx, rahang dan lengkung insang

- Berfungsi sebagai pengembang

3. Branchiomeric

- Terletak pada wajah, rahang dan lengkung insang

- Berfungsi sebagai pengerut

4. Otot appendicular

- Terletak di dasar sirip

- Berfungsi untuk menggerakkan sirip

2.2.3. Otot Polos (Smooth Muscle)Serabut otot polos lebih sederhana dan kecil dibandingkan dengan serabut

otot lainnya. Serabut ini tumbuh dari mesenchim embrio. Secara primer berasal

dari mesoderm dengan disertai sel-sel jaringan ikat, kemudian berkembang

menjadi otot polos. Kerja otot polos ini disebut involuntary karena kerjanya tidak

dipengaruhi oleh rangsangan otak. Serabut otot polos pada umumnya tersusun

dalam ikatan, tetapi banyak pula yang tersebar. Kontraksi otot ini lambat dan

kerjanya lama.

Otot polos antara lain terdapat pada:

a) Otot polos yang terdapat pada dinding saluran pencernaan, baik yang

melingkar maupun yang memanjang. Otot ini digunakan untuk

menggerakkan makanan (gerakan peristaltik); yang lainnya ditemukan

pada saluran kelenjar pencernaan, kantung urine, trakhea dan bronkhi

dari paru-paru.

6

Page 8: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

b) Otot polos yang terdapat pada saluran peredaran darah, yaitu urat

daging melingkar berguna untuk mengatur tekanan darah.

c) Otot polos yang terdapat pada mata yang digunakan dalam mengatur

akomodasi dengan menggerakkan lensa mata dan mengatur intensitas

cahaya.

d) Otot polos yang terdapat pada saluran ekskresi dan reproduksi digunakan

dalam menggerakkan produk yang ada di dalamnya.

   2.3. Bagian-Bagian Otot IkanUntuk melihat dengan jelas bagian-bagian urat daging, maka perlu dibuat

sayatan melintang pada tubuh ikan agak ke caudal (potongan tegak lurus melalui

tulang punggung). Setelah terpotong dua maka tampaklah otot-otot yang

tersusun dalam lingkaran-lingkaran konsentris. Potongan otot yang berupa

lingkaran-lingkaran konsentris ini disebabkan karena otot-otot tersebut tersusun

secara rapi dari cranial ke caudal oleh lapisan-lapisan otot yang berbentuk

kerucut dan disebut coni musculi. Coni musculi ini tersusun secara segmental

dan disebut myomer (ikan yang masih embrio) atau myotome (ikan yang sudah

dewasa). Antara satu myomer dengan myomer lainnya dipisahkan oleh suatu

pembungkus yang disebut myocommata atau myoseptum. Otot-otot yang terletak

di bagian sebelah kiri dan kanan tubuh dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut

septum vertical. Oleh suatu sekat yang disebut septum horisontal atau horisontal

skeletogenous septum, otot-otot pada tubuh ikan terbagi atas dua daerah yaitu:

Musculi dorsalis atau musculi epaxialis, yaitu kumpulan otot-otot yang

terdapat di sebelah dorsal septum horisontal

Musculi ventralis atau musculi hypaxialis, yaitu kumpulan otot-otot yang

terletak di sebelah ventral septum horisontal

Pada daerah septum horisontal terdapat jaringan otot berwarna merah

banyak mengandung lemak yang disebut mud stripe (red muscle) atau musculus

lateralis superficialis. Otot yang berwarna merah berfungsi untuk meningkatkan

panas tubuh karena dialiri darah yang mengandung oksigen lebih banyak. Jika

suhu laut 19,2°C, sedangkan pada otot berwarna putihnya 21,3 – 29,3°C.

Daging merah ikan adalah lapisan daging ikan yang berpigmen kemerahan

sepanjang tubuh ikan di bawah kulit tubuh. Jumlah daging merah bervariasi mulai

kurang dari 1-2 % pada ikan yang tidak berlemak hingga 20% pada ikan yang

7

Page 9: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

berlemak. Diameter sel atau jaringan otot pada daging merah lebih kecil (Okada,

1990).

Ikan-ikan yang hidup di daerah dingin, misalnya sekitar kutub biasanya

memiliki otot yang berwarna merah juga berkembang baik pada ikan oceanic

yang berenang cepat. Pada suhu perairan 20°C ikan terbang (flying fish),

barracuda, macrekel dan ikan sejenisnya mengalami kenaikan suhu hingga 6°C

dari suhu perairan.

Reaksi metabolisme, pencernaan dan impulse syaraf pada tubuh ikan

berjalan lebih cepat sehingga ikan akan mempunyai tenaga tiga kali lebih besar.

2.4. Tipe OtotTipe otot dibagi berdasarkan bentuk otot dengan melihat sketsa yang ada

dibawah lapisan kulit. Dari arah lateral maka bentuk otot-otot bergaris melintang

disebut dengan lateral skeletal musculature.

Tipe otot dapat dibedakan atas dua yaitu:

a) Tipe cyclostomine, ditemukan pada ikan-ikan Aghnata

b) Tipe piscine, didapatkan pada Chondrichthyes dan Osteichthye

2.5. Letak OtotLetak otot-otot ikan Osteichthyes dapat ditemukan pada hampir seluruh

bagian tubuhnya. Disini akan dijelaskan pada beberapa bagian penting, antara

lain:

a. Otot pada bagian kepala, terdiri dari:

Otot penggerak rahang

Otot penarik eksternal, berhubungan terutama dengan rahang dan tulang

lengkung insang

Otot penggerak rahang bawah (musculus adductor mandibularis)

Otot elevator palatine.

b. Otot pada bagian sirip

Otot sirip dorsal

Otot sirip ventral

2.6 Integumen pada IkanIntegumen merupakan sistem pembalut tubuh ikan yang terdiri dari kulit

dan derivat-derivatnya. Kulit selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga

berguna sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyaklit, perlindungan dan

8

Page 10: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan, alat ekskresi dan

osmoregulasi dan alat pernafasan tambahan pada bebeapa jenis ikan. Kulit

sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang

disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan dermis atau

corium. Lapisan dalam dari epidermis merupakan pertumbuhan sel yang aktif.

Lapisan dermis berisi saluran darah, urat saraf, organ peraba dan jaringan

penghubung. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik dan erat

kaitannya dalam pembentukan struktur integumen (Manda et al., 2005).

2.7 Sistem Integumen pada IkanMenurut Mahardono (1979), sistem integumen pada ikan ada beberapa

macam yaitu.

2.7.1 KulitSama seperti vertebrata lainnya, kulit pada ikan selain sebagai pembalut

tubuh juga berfungsi sebagai :

a. Alat pertahanan pertama terhadap penyakit.

b. Perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor lingkungan yang

mempengaruhi kehidupan ikan, oleh karena itu dalam kulit terdapat alat

penerima rangsang.

c. Alat eksresi dan osmoregulasi.

d. Alat pernapasan tambahan untuk beberapa jenis ikan.

Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut Epidermis dan

lapisan dalam yang disebut Dermis atau Corium.

a. Epidermis

Merupakan lapisan luar dari kulit, kulit pada bagian epidermis ini selalu

basah yang disebabkan oleh lendir yang dihasilkan suatu sel kelenjar di bagian

dalam epidermis. Lendir, pada lapisan ini terdapat suatu sel kelenjar berbentuk

piala yang dapat menghasilkan suatu zat (semacam glycopretein) yang

dinamakan mucin. Jika zat tersebut bersentuhan dengan air maka akan berubah

menjadi lendir, dan menyebabkan kulit pada bagian epidermis ini selalu basah.

Pada ikan yang tidak memiliki sisik lendir yang dihasilkan lebih banyak daripada

ikan yang memiliki sisik. Fungsi lendir pada ikan itu sendiri adalah untuk

mengurangi gesekan tubuh dengan air yng membuat ikan dapat berenang lebih

cepat, pada belut lendir digunakan untuk mempertahankan diri dari mangsa

9

Page 11: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

khususnya manusia yang membuat tubuhnya licin dan sulit digenggam. Selain itu

lendir juga berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipariabel

yang mencegah keluar masuknya air melalui kulit, serta mencegah infeksi dalam

penutupan luka.

b. Dermis

Lapisan kulit dalam atau dermis akan lebih tebal dari lapisan kulit luar.

Dermis mengandung pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat. Lapisan ini

juga berperan dalam proses pembentukan sisik pada ikan yang bersisik.

2.7.2 SisikSisik sering diistilahkan sebagai rangka dermis karena sisik dibuat di

dalam lapisan dermis. Disamping ikan yang bersisik, juga banyak terdapat ikan

yang sama sekali tidak mempunyai sisik misalnya ikan-ikan yang termasuk sub-

ordi Siluridae.

Sisik pada golongan ikan Teleostei merupakan tulang dermal yang

aselular, yang terdiri dari susunan matriks isopedine mineral yang membungkus

serabut-serabut kalogen yang tebal yang tersusun dengan arah posterior.

Terdapat 4 macam sisik yaitu:

a. Sisik Pelacoid

Sisik Placoid atau dermal denticle, yaitu sisik yang biasa dimiliki oleh

kelompok Elasmobranchii dan Chondrichthyes disebut dermal denticle. Sisik ini

terbentuk seperti pada gigi manusia dimana bagian ectodermalnya memiliki

lapisan email yang disebut sebagai vitrodentin dan lapisan dalamnya ‘disebut

dentine yang berisi pembuluh dentinal.

b. Sisik Ctenoid

Sisik Ctenoid terdapat pada ikan bertulang sejati (Teleostei) yang mempunyai

jari-jari sirip keras (Acanthopterygii). Berbentuk pipih, tipis dan transparan, tidak

mengandung dentine atau enamel, serta pada bagian posterior terdapat semaam

duri-duri kecil atau Ctenii. Pada bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan

melingkar (circuli) dan garis memusat (Radius).

c. Sisik Cycloid

Sisik Cycloid terdapat pada ikan Teleostei yang memiliki jari-jari lunak pada

siripnya (Malacopterygii). Betuk sisik ini lebih bulat dan tidak mengandung

dentine atau enamel. Pada bagian luar sisik terdapat tonjolan-tonjolan melingkar

10

Page 12: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

(circuli) dan garis memusat (Radius). Pada ikan dari daerah subtropis, circuli

dapat digunakan untuk menentukan umur ikan.

d. Sisik Cosmoid dan Ganoid

Sisik Cosmoid

Sisik Cosmoid terdapat pada ikan yang sudah menjadi fosil atau terdapat

pada ikan primitif seperti ikan Latimeria dan sisik ini permukaan luar berlapis

denticulate.

Sisik Ganoid

Sisik Ganoid terdapat pada ikan-ikan Acanthopterygii contohnya ikan

Acipencer serta pada lapisan luar sisik dibentuk dari substansi garam anorganik

yang keras (ganoine).

11

Gambar 1: Macam-macam Sisik

Page 13: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

2.8 Kelenjar BeracunKelenjar Beracun juga terdapat pada sistem integumen, dimana kelenjar

beracun ini merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi kelenjar yang

mengeluarkan lendir. Kelenjar beracun ini berfungsi sebagai alat

mempertahankan diri, menyerang atau melumpuhkan mangsa. Ikan-ikan yang

sistem integumennya mengandung kelenjar beracun antara lain ikan-ikan yang

hidup disekitar karang, ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea), dan golongan

Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan

buntal (Tetraodontidae) juga terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal

dari sistem integumennya, melainkan dari kelenjar empedu.

2.9 Warna pada Sistem Integumen

Warna pada ikan dikarenakan oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik)

dan biochrome (pigmen pembawa warna). Schemachrome putih terdapat pada

rangka, gelembung renang sisik dan testes; biru dan ungu pada iris mata; warna-

warna pelangi pada sisik, mata dan membran usus. Sel khusus yang

memberikan warna pada ikan ada dua macam yaitu iridocyte (leucophore dan

guanophore) dan chromatophone. Chromatophore dasar ada empat jenis yaitu

erythrophore (merah dan jingga), xanthophore (kuning), melanophore (hitam) dan

leucophore (putih).

Warna tubuh pada ikan mempunyai banyak fungsi. Mahardono (1979),

mengelompokkan fungsi-fungsi tersebut dalam tiga hal yaitu untuk

persembunyian, penyamaran, dan pemberitahuan. Jenis warna persembunyian

meliputi warna pemiripan warna secara umum, pemiripan warna secara berubah,

pemudaran warna, perwarnaan terpecah dan pewarnaan terpecah koinsiden.

Pemiripan warna secara umum antara lain antar ikan dengan latar

belakangnya merupakan karakteristik dasar ikan untuk memiripi bayangan dan

corak habitat dimana mereka tinggal. Pemiripan warna secara berubah

merupakan kemampuan ikan untuk mengubah warna tubuhnya secara perlahan-

lahan atau cepat seakan-akan untuk dapat menyamai latar belakangnya dengan

lebih sempurna. Beberapa variasi pemiripan warna terjadi bersamaan dengan

tahap-tahap kehidupannya.

Pemudaran warna pada ikan berfungsi untuk mengurangi kejelasan ikan

tersebut dari sekelilingnya sehingga kabur. Salah satu bentuk pemudaran warna

ini ialah “counter shadding”; dimana ikan mempunyai bagian dorsal yang

12

Page 14: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

berwarna lebih gelap daripada bagian vetralnya. Keadaan demikian ini

cenderung membuat mereka tampak seperti bidang datar bagaikan banyangan

(prinsip Thayer)

Perwarnaan terpecah merupakan suatu upaya untuk mengaburkan

pandangan terhadap tubuh ikan. Bila permukaan tubuh ikan mempunyai garis-

garis warna atau corak kontras yang tidak teratur, maka garis-garis tersebut akan

cenderung mengaburkan padangan hewan lain yang meliputi ikan itu.

Pewarnaan terpecah koinsiden merupakan suatu kamuflese khusus, dengan

cara membentuk suatu corak yang menyerupai suatu organ tubuh. Sebagai

contoh pada ikan kupu-kupu (Forcipiger longirostris).

Penyamaran merupakan suatu upaya untuk menyerupai suatu benda

tertentu, bukan saja terhadap warna tetapi juga bentuk dan tingkah laku. Ikan

Monocanthus polycanthus dan Oliogoplites saurus tampak menyerupai daun.

Bentuk lepu tembaga (Synanceja horrida) mirip batu.

Yang termasuk biochrome ialah :

Carotenoid; berwarna kuning, merah dan corak lainnya

Chromolipoid; berwarna kuning sampai coklat

Indigoid; berwarna biru, merah dan hijau

Melanin; kebanyakan berwarna hitam atau coklat

Porphyrin atau pigmen empedu; berwarna merah, kuning, hijau, biru dan

coklat

Flavin; berwarna kuning tetapi sering dengan fluoresensi kehijau-hijauan

Purin; berwarna putih atau keperak-peraka

Pterin; berwarna putih, kuning, merah dan jingga  

3. Organ Cahaya pada Sistem IntegumenTerdapat dua sumber cahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya

terdapat pada kulit, yaitu cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup

bersimbiose dengan ikan dan cahaya yang dikeluarkan oleh ikan itu sendiri. Ikan

yang dapat mengeluarkan cahaya umumnya tinggal di bagian laut dalam dan

hanya sedikit yang hidup di perairan dangkal. Cahaya yang dikeluarkan oleh

jasad hidup dinamakan bioluminescens.

13

Page 15: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

Sel pada kulit ikan yang dapat mengeluarkan cahaya tersebut sel cahaya

atau photopore (photocyte). Sel ini terdapat pada golongan ikan Elasmobranchii

(Spinax, Etomopterus, Benthobathis moresbyi) dan teleostei (Stomiatidae,

Myctophiformes, Batrachhoididar). Ikan-ikan famili Macroridae, Gadidae,

Monocentridae, Anomalopidae, Leiognathidae, Serranidae, dan

Saccopharyngidae mempunyai cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup

bersimbiose dengan ikan. Fungsi organ cahaya pada ikan adalah sebagai tanda

pengenal individu ikan sejenis, untuk memikat mangsa, menerangi lingkungan

sekitarnya, mengejutkan musuh dan melarikan diri, sebagai penyesuaian

terhadap ketiadaan sinar di laut dan sebagai ciri ikan beracun.

14

Page 16: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

             Sistem otot pada ikan berfungsi untuk mengatur pergerakan ikan

dibantu oleh sistem rangka dan juga berperan memberikan bentuk tubuh

ikan. Otot berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tertentu dari

tubuh ikan hingga ikan mampu berenang. Ikan bisa berenang karena otot-

otot yang berkontraksi dari sisi ke sisi, depan belakang. Tubuh ikan akan

menekan tekanan air dan bergerak ke depan. Unit fungsional organ listrik

adalah elektroplaks, berupa sel berinti banyak. Organ listrik terdapat pada

ekor (ikan pari listrik), bawah kulit (Teleostei), sirip, belakang mata (star  

gazer), atau pada sebagian besar permukaan tubuh (belut listrik). 

3.2 SaranDiharapkan makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang bergunabagi

mahasiswa khususnya jurusan perikanan,sehingga dapat memaham itentang

ikhtiologi perikanan khususnya system otot dan organ yang menghasilkan listrik

pada ikan dengan membandingkan atau menambahkan referensi lain sehingga

dapat di aplikasikan di kehidupan sehari-hari.

15

Page 17: SISTEM OTOT DAN INTEGUMEN IKAN

DAFTAR PUSTAKA

Buchar,R, 1991. Kegiatan Magang Mata Ajaran Iktiologi. IPB, Fakultas Perikanan

Direktorat Pembudidayaan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Departemen

Kelautan dan Perikanan (2004).

Djuhanda, T. 1981. Dunia ikan. Armico Bandung.

Effendie, M. I. 1997. Biologi perkanan. Yayasan Pustaka nusantara. Yogyakarta

Hardanto, 1979. Perikanan Indonesia, PT Cipta Sari Grafika, Bandung

Lerman, M. 1986. Marine Biology. Environment, Diversity, and Ecology. The

Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California.

Mahardono, 1979. Anatomi Ikan. PT Inter Masa, Jakarta.

Mahardono, 1979. Perikanan Indonesia. PT. Cipta Sari Grafika Bandung.

Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2005. Penuntun Praktikum

Ichtyology. Universitas Riau. Pekanbaru.

Rahardjo.M.F dkk, 2011. Ikhtiology, Lubuk Agung, Jakarta.

Soewasono, 1960. Diktat Skeleton dan Circulation. Diktaten Kring Fakultas

Kedokteran, Yogyakarta.

Tim Iktiologi. 1989. Iktiologi. IPB Fakultas Perikanan Jurusan Manajemen

Sumberdaya Perairan. Bogor.

16