Patofis Hiperbilirubin Dan Ensepalopati
-
Upload
aibarneysoleha -
Category
Documents
-
view
60 -
download
3
description
Transcript of Patofis Hiperbilirubin Dan Ensepalopati
Skema Patofisiologi Hiperbilirubinemia
Hemoglobin
Globin Heme
Biliverdin Fe (zat besi)
Peningkatan destruksi eritrosit ( Gangguan konjungasi bilirubin / gangguan transport bilirubin
/ peningkatan siklus enterohepatik ) Hb dan eritrosit abnormal
Pemecahan bilirubin berlebih
Suplay bilirubin melebihi kemampuan hepar
Hepar tidak mampu melakukan konjungasi
Sebagian masuk kembali ke siklus emerohepatik
Peningkatan bilirubin unconjugned dalam darah, pengeluaran meronium terlambat /obstruksi
usus, tinja berwarna pucat
Ikterus pada sclera leher dan badan
peningkatan bilirubin indirex > 12 mg/dl
Indikasi fototerapi Sinar dengan Intensitas tinggi
Resiko injuri/cedera Risiko kurang vol. cairan gangguan interaksi
Ensefalopati hepatik merupakan suatu bentuk intosikiasi otak yang disebabkan oleh
isi usus yang tidak di metabolisme oleh hati. Keadaan ini dapat terjadi bila terdapat kerusakan
sel hati akibat nekrosis, atau adanya pirau (patologis atau akibat pembedahan) yang
memungkinkan adanya darah porta mencapai sirkulasi sistemik dalam jumlah besar tanpa
melewati hati.
Metabolit yang bertanggung jawab atas timbulnya ensefalopati hepatik tidak diketahui
dengan pasti. Mekanisme dasar tampaknya adalah karena intosikasi otak oleh hasil
pemecahan metabolisme protein oleh bakteri dalam usus. Hasil-hasil metabolisme ini dapat
memintas hati karena adanya penyakit pada sel hati.
Ensefalopati hepatik pada penyakit hati kronik biasanya dipercepat oleh keadaan
seperti perdarahan saluran cerna, asupan protein berlebihan, pemberian diuretik, parasentesis,
hipokalemia, infeksi akut, pembedahan, azotemia dan pemberian morfin, sedatif, atau obat-
obatan yang mengandung ammonia.
Ensefalopati hepatik tidak disebabkan oleh salah satu faktor tunggal, melainkan oleh
beberapa faktor yang sekaligus berperan bersama. Sebagian besar menunjukkan bahwa
terdapat hubungan sirkulasi porto sistemik yang langsung tanpa melalui hati, serta adanya
kerusakan dan gangguan faal hati yang berat. Kedua keadaan ini menyebabkan bahan-bahan
toksik yang berasal dari usus tidak mengalami metabolisme di hati, dan selanjutnya tertimbun
di otak (blood brain barrier), yang memudahkan masuknya bahan-bahan toksik tersebut ke
dalam susunan saraf pusat.
Secara garis besar ada dua teori yang mendasarinya yaitu Teori Amonia dan
neurotransmitter palsu. Amonia merupakan zat yang sering di libatkan dalam patoganesis
ensefalopati hepatic. Metabolit lain yang dapat berperan pada ensefalopati hepatic meliputi
mercaptans, short chain fatty acid, neurotransmitter palsu. Kadar berlebihan dari gama amino
butyric acid (GABA), yaitu suatu penghambat transmitter di sistem saraf pusat merupakan
faktor penting terjadinya penurunan kesadaran yang terlihat pada ensefalopati hepatic.
Kenaikan kadar GABA di sistem saraf pusat merupakan refleksi dari kegagalan hati untuk
mengeluarkan GABA yang berasal dari usus.