pemeriksaan pendahuluan

download pemeriksaan pendahuluan

of 24

description

pemeriksaan pendahuluan pada toksikologi

Transcript of pemeriksaan pendahuluan

Slide 1

Pemeriksaan pendahuluanPemeriksaan pendahuluan (Screening Test) adalah pemeriksaan laboratorium sebagai upaya utk mengetahui jenis bahan/zat yang menimbulkan efek toksik atau efek yg tdk diinginkan yg mengganggu kesehatan.Pemeriksaan pendahuluan dapat dilakukan dgn Card/Strip Test dan Reaksi Warna.Card/Strip TestPrinsip : adanya zat tertentu dalam urin ditentukan secara Rapid Immunoassay (antigen-antibodi).Cara kerja : Siapkan Card/Strip Test utk pemeriksaan masing-masing obat.Card Test1. Teteskan 3 tetes spesimen urin pada lubang spesimen yg terdapat dalam masing-masing card test2. Tunggu beberapa saat sesuai dgn petunjuk manual

Lanjutan.Strip Test1. Celupkan strip test ke dalam urin sampai batas yang di tentukan2. Tunggu beberapa saat sesuai dengan petunjuk manualPembacaan hasilHasil (negatif) bila tampak 2 garis pada huruf C dan THasil + (positif) bila tampak 1 garis pada huruf CAtau sesuai petunjuk manual Bila hasil pemeriksaan Card/Strip Test + (positif) belum menjamin +(positif) utk spesimen yg diperiksa, pemeriksaan harus dilanjutkan dengan pemeriksaan Konfirmasi.Untuk pemeriksaan penyidikan/penegakan hukum hasil + (positif) harus dirujuk ke laboratorium lainnya untuk dilakukan pemeriksaan konfirmasi metode GCMSReaksi WarnaPemeriksaan pendahuluan dengan reaksi warna dapat dilakukan dgn beberapa metoda sebagai berikut :Untuk Golongan Narkotika :1. Metoda Marquis2. Metoda Bratton MarshallUntuk Golongan Psikotropika1. Metoda Liebermann2. Metoda Alphanaptol3. Metoda O-CressolUntuk Golongan Salisilat1. Metoda Feri Chlorida2. Metoda TinderMetoda MarquisPrinsip : Pembentukan senyawa berwarna antara zat yg diperiksa dgn formaldehid dalam suasana asam sulfat pekat.Alat : pipet tetes, pipet, vortex mixer, sentrifusReagen : Perekasi Marquis ( formaldehid 34-38 % : Asam sulfat pekat (1 : 9), Eter, NaOH 4N, Thanol 95%Cara KerjaMasukkan 2 ml urin ke dlm tabung sentrifusTambahkan NaOH 4N sampai pH 9-10Ekstraksi dgn 5 ml eter, masukkan dalam vortex mixer dan sentrifusEkstrak eter dipisahkan dan diuapkan sampai keringResidu dilarutkan dalam 1 ml etanol 95% (secukupnya) keringkan lagiTambahkan 1 tetes larutan pereaksiPembacaan HasilApabila terbentuk warna ungu diduga spesimen mengandung opiatApabila terbentuk warna jingga diduga spesimen mengandung Diazepam dan lorazepamApabila terbentuk warna kuning setelah didiamkan satu malam diduga spesimen mengandung Nitrazepam, Bromazepam, Lorazepam dan KlordizepoksidJika reaksi warna yg ditimbulkan seperti tsb diatas maka perlu pemeriksaan lebih lanjut (konfirmasi test)

Metoda Bratton MarshallPrinsip : Pembentukan senyawa berwarna violet dgn Natrium Nitrit dan asam sulfamat dalam suasana asam.Alat : pipet tetes tabung reaksiReagen : Asam sulfat 10%, Natrium Nitrit (NaNO2) 0,1% , Asam sulfamat 0,5%, N-1 Naphthyletilendiamine dihydrochloride 0,1%

Cara Kerja

Masukkan 4 ml urin ke dalam tabung reaksiTambahkan 1 tetes asam sulfat 10% dan 1 tetes NaNO2 0,1%Biarkan selama 30 detikTambahkan 1 tetes larutan asam sulfamat 0,5% dan biarkan 30 detikTeteskan larutan N-1 Naphthyletilendiamin dihydrochlorida 0,1%Apabila terbentuk warna Violet secara perlaha-lahan diduga spesimen mengandung Nitrazepam,sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut (Konfirmasi test)Metoda LiebermannPrinsip : Parasetamol setelah diekstraksi dgn eter pada pH 3-4 (HCl 2N), bereaksi dgn NaNO2 dalam suasan asam sulfat pekat membentuk senyawa berwarna unguAlat : tabung reaksi, sentrifus, water bath,pipet tetes, pipet ukurReagen Pereaksi liebermann ( 1 g NaNO2 dalam 10 ml asam sulfat pekat), Eter, HCl 2N.

Cara KerjaMasukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksiTambahkan HCl 2N sampai pH 3-4Ekstraksi dgn 5 ml Eter selama 15 menitSentrifus selama 5 menitKeringkan ekstrak di water bathResidu yg di dapat ditambahkan 1 tetes pereaksi liebermannApabila terbentuk warna Ungu diduga spesimen mengandung Parasetamol, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut (Konfirmasi test)

Persiapan Spesimen untuk Konfirmasi testUntuk pemeriksaan konfirmasi diperlukan persiapan spesimen melalui cara ekstraksi sebagai berikut :1. Ekstraksi darah/serum/plasma2. Ekstraksi urin/ cairan lambung3. Pemeriksaan fraksi-fraksi dengan metoda pemeriksaan KLTEkstraksi darah/ serum/ plasmaPrinsip : Pemisahaan/isolasi spesimen dgn pelarut organik pada pH tertentu dari zat-zat yg mengganggu berdasarkan dgn kelarutannya. Hasil ekstraksi disaring dan dikeringkan sehingga di dpt residu yg dapat dianalisaAlat : vortex mixer, shaker, Corong pisah, corong, penangas air, sentrifus, Reagen Pelarut organik (CHCl3), Natrium sulfat anhidrat, NaOH, Asam sulfat pekat,buffer fosfat

Cara KerjaKe dalam corong pisah masukkan 4 ml spesimen, tambahkan 2 ml Buffer fosfat (pH 7,4) dan 40 ml Kloroform kocok, kemudian tambahkan 2 g Natrium sulfat anhidrat,kocok kembali utk menghasilkan masa yg padatTuangkan kloroform melalui saringan, ekstraksi kembali masa padat tersebut dalam 20 ml kloroform, campur kedua hasil ekstraksi fraksi kloroform, simpan masa padat yang ada (Fraksi A)Apabila terdapat salisilat fraksi A)fraksi kloroform diekstraksi dengan NaHCO3 untuk menghilangkan salisilat yang dapat menghambat penentuan selanjutnyaPada fraksi kloroform tambahkan 8 ml NaOH 0,45 M (setara dgn 2 kali volume spasimen yg diambil)Kocok selama 2 menit kemudian sentrifus.Larutan NaOH kemungkinan mengandung barbiturat dan senyawa asam lemah lainnya (fraksi B)Lanjutan.Cuci fraksi kloroform dgn sedikit air, buang air cucian, keringkan fraksi kloroform dgn natrium sulfat anhidrat, uapkan sampai kering. Residu kemungkinan mengandung obat-obat netral dan beberapa obat yg bereaksi basa (fraksi C) seperti klordizepoksid, diazepam dan Nitrazepam.Bila spesimen masih ada basakan dgn larutan amonia, ekstraksi 2 x masing-masing dgn 10 ml kloroform, kemudian keringkan dgn natrium sulfat anhidrat , uapkan larutan sampai keringResidu kemungkinan mengandung obat golongan basa (fraksi D)Lanjutan..Jika tdk tersedia sisa spesimen awal maka fraksi C yg telah diperiksa dilarutkan dgn kloroform dan diekstraksi dgn asam sulfat 0,5 M .Tambahkan ekstrak ke masa padat natrium sulfat anhidrat. Basakan dgn larutan amonia, ekstraksi 2 kali dengan 10 ml CHCl3 Keringkan dengan natrium sulfat anhidrat kemudian uapkan sampai kering. Residu kemungkinan mengandung obat golongan basa (Fraksi D)

Ekstraksi UrinPrinsip : Pemisahaan/isolasi spesimen dgn pelarut organik pada pH tertentu dari zat-zat yg mengganggu berdasarkan dgn kelarutannya. Hasil ekstraksi disaring dan dikeringkan sehingga di dpt residu yg dapat dianalisaAlat : vortex mixer, shaker, Corong pisah, corong, penangas air, sentrifus, Reagen Pelarut organik (Eter), Natrium sulfat anhidrat, NaOH, Asam sulfat pekat, asam phosphat, asam tartrat, Natrium Bikarbonat

Cara KerjaTambah 10 ml urin dengan asam phosphat dan asam tartrat untuk membuat pH = 3Ekstraksi 2 kali masing-masing dgn 30 ml eter, campur hasil ekstraksi. Cuci dgn 5 ml air dan tambahkan air cucian ke dalam spesimenSimpan fraksi air untuk ekstraksi selanjutnyaFraksi eter diekstraksikan dengan 5 ml larutan Natrium Bikarbonat (Fraksi A), kemudian diekstraksi kembali dgn 5 ml NaOH 0,45 N dan simpan sebagai hasil ekstraksi untuk pemeriksaan barbiturat dan beberapa substansi asam lemah lainnya seperti Klordiazepoksi (fraksi B), sebagian lain dari fraksi eter dicuci kembali dgn air, saring hasil cucian dan tambahkan dengan Natrium sulfat anhidrat, uapkan sampai kering. Residu kemungkinan mengandung obat-obat netral (Fraksi C)Lanjutan..Fraksi air ditambah dengan amonia untuk membuat pH = 8Ekstraksi 2 kali masing-masing dengan 10 ml CHCl3 Cuci campuran ekstrak fraksi CHCl3 dg air kemudian saring dan tambahkan dgn sedikit asam tartrat untuk menghindari hilangnya zat-zat yg mudah menguapUapkan sampai kering, residu kemungkinan mengandung antara lain golongan Benzodiazepin, klordiazepoksi, Diazepam, Nitrazepam (Fraksi D)