Penda Hulu An

21

Click here to load reader

Transcript of Penda Hulu An

Page 1: Penda Hulu An

Page

DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………... 1

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang…………………………………………………… 2

I.2. Tujuan……………………………………………………………… 3

II. PEMBAHASAN

II.1. Produksi Gula PG. Kebon Agung

II.1.1. Bagan Proses Pembuatan Gula Pada PG. Kebon Agung

Malang………………………………………………………… 4

II.1.2. Uraian Proses dan Fungsi Alat Pembuatan Gula PG Kebon

Agung…………………………………………………………. 5

II.1.2.1. Stasiun Gilingan……………………………………. 6

II.1.2.2. Stasiun Pemurnian…………………………………. 5

II.1.2.3. Stasiun Penguapan………………………………… 6

II.1.2.4. Stasiun Masakan……………………………………. 6

II.1.2.5. Stasiun Puteran……………………………………… 7

II.1.2.6. Stasiun Pembungkusan…………………………… 7

II.1.2.7. Gudang……………………………………………….. 7

II.1.2.8. Stasiun PLTU………………………………………… 8

II.1.2.9. Stasiun Ketel………………………………………… 8

II.2. Pengolahan Limbah

II.2.1. Bagan Proses Pengolahan Limbah……………………… 8

II.3. Fotoremidiasi

II.3.1. Surface Aerated Lagoon System…………………………………… 9

II.3.1.1. Aerated Lagoon……………………………………… 9

II.3.1.2. Aerator……………………………………………….... 9

II.3.1.3. Natural Neutralization………………………… 9

II.4. Data Sekunder……………………………………………………… 9

III. PENUTUP

III.1. Kesimpulan………………………………………………………… 14

III.2. Saran………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 15

Page 2: Penda Hulu An

Page

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang

banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumberdaya air

harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta

makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus

dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi

sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian

sumberdaya air harus di tanamkan pada segenap pengguna air (Effendi, 2003). 

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang

dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu Dengan demikian,

kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh:

kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan

air minum. Air yang jernih bukan berarti air yang baik bagi ikan, karena jernih

bukan satu-satunya sarat air berkualitas bagi ikan. Sering dijumpai ikan hidup

dan berkembang dengan "subur" justru pada air yang bagi manusia

menimbulkan kesan jorok. Ikan hidup dalam lingkungan air dan melakukan

interaksi aktif antara keduanya. Ikan-air boleh dikatakan sebagai suatu sistem

terbuka dimana terjadi pertukaran materi (dan energi), seperti oksigen (O2),

karbon dioksida (CO2), garam-garaman, dan bahan buangan. Pertukaran materi

ini terjadi pada antarmuka (Interface) ikan-air pada bahan berupa membran

semipermeabel yang terdapat pada ikan. Kehadiran bahan-bahan tertentu dalam

jumlah tertentu akan mengganggu mekanisme kerja dari membran tersebut,

sehingga ikan pada akhirnya akan terganggu dan bisa tewas. Ikan telah

berevolusi selama jutaan tahun pada kondisi lingkungan yang stabil. Oleh karena

itu, dalam lingkungan alamiahnya mereka tidak perlu beradaptasi dengan

berbagai perubahan drastis yang terjadi. Bahkan kondisi lingkungan mereka

memiliki mekanisme tertentu untuk menjaga terjadinya perubahan mendadak.

Sedangkan pada lingkungan akuarium, sebagai sebuah sistem tertutup,

perubahan mandadak dan drastis terhadap parameter air kerap terjadi (seperti

suhu, pH, kandungan amonia dll), sehingga akan menyebabkan ikan stres dan

tidak jarang menyebabkan kematian (O-fish, 2010).

Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau

kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan,

Page 3: Penda Hulu An

Page

pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah

mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam

penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian

tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia,

fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna) (ICRF,2010).

PT Kebon Agung sebagai Perusahaan Swasta Nasional yang bergerak di

bidang industri gula dan perdagangan umum, secara langsung maupun tidak

langsungturut berperan aktif dalam pembangunan Nasional dengan

berperansertadalamproduksi gula, memberikan pendapatan kepada Negara, dan 

menciptakan lapangan kerja.Dalam penerapan teknologi bersih , PG. Kebon

Agung memperoleh keuntungan baik dari segi finansial maupun dari segi

ketenangan dan kenyamanan dalam melakukan aktivitas produksinya.

Dengan mempertimbangkan keuntungan atau manfaat yang telah diterima

selama menerapkan teknologi bersih, maka PG.Kebon Agung bertekad selalu

menyempurnakan langkah-langkah penerapan teknologi bersih yang telah

dilakukan secara berkelanjutan. Hubungan yang harmonis antar PG. Kebon

Agung dengan masyarakat sekitar serta pemerintah daerah terus dijaga karena

dalam aktivitas produksinya yangramah lingkungan (Rachmatikawati et.al, 2010)

1.2. Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum Manajemen Kualitas Air adalah untuk

mengetahui cara pengelolaan limbah cair di Pabrik Gula Kebon Agung agar tidak

mencemari lingkungan.

Page 4: Penda Hulu An

Page

2. PEMBAHASAN

2.1. Produksi Gula PG. Kebon Agung

2.1.1. Bagan Proses Pembuatan Gula Pada PG. Kebon Agung Malang

Tebu 100%

Nira mentah 87 – 94 %

Nira encer 84 – 90 %

Nira kental 22 – 26 %

Masecuite 40 – 44 %

Gula produk SHS 6 – 8 %

Stasiun gilingan

Stasiun pemurnian nira

Stasiun penguapan

Stasiun masakan

Stasiun puteran

Gudang

Stasiun pembungkusan

Air inhibisi19 – 27 %

Larutan kapur0,18 – 0,21 %

Belerang0,008-0,09%

Stasiun ketel

Ampas32-33 %

Blotong3-4 %

Air kondensat62-64 %

Air kondensat13-16 %

Tetes4-5 %

Sirup31-35 %

Page 5: Penda Hulu An

Page

2.1.2. Uraian Proses dan Fungsi Alat Pembuatan Gula PG Kebon Agung2.1.2.1. Stasiun Gilingan

Merupakan proses awal dari kegiatan produksi gula. Di stasiun gilingan ini

tebu diperah (digiling) untuk mendapatkan nira mentah sebanyak-banyaknya. Di

dalam stasiun pemerahan ini perlu ditambahkan air imbisi agar kandungan gula

yang masih ada di dalam ampas akan larut, sehingga ampas akhir diharapkan

mengandung kadar gula serendah mungkin.

Selain diperoleh nira mentah, di dalam proses ini juga diperoleh ampas

akhir yang 100% dimanfaatkan sebagai bahan bakar di stasiun ketel untuk

menghasilkan uap.

Peralatan yang digunakan di stasiun gilingan :

a. Cane Cutter dan Unigrator yang berfungsi sebagai pencacah tebu

menjadi ser[ihan-serpihan sebelum diproses di penggilingan.

b. Unit Gilingan, yang berfungsi sebagai memerah tebu supaya dihasilkan

nira mentah sebanyak-banyaknya, dimana unit gilingan di PG Kebon

Agung sebanyak 5 buah.

2.1.2.2. Stasiun Pemurnian

Tujuan proses di stasiun pemurnian nira adalah untuk memisahkan

kotoran-kotoran bukan gula yang terkandung dalam nira mentah, sehingga

diperoleh nira bersih yang dinamakan nira encer atau nira jernih. Di dalam proses

ini selain diperoleh kotoran padat yang dinamakan blotong yang dapat

dimanfaatkan sebagai pupuk.

Di PG Kebon Agung proses pemurnian nira yang dipakai adalah system

sulfitasi sehingga bahan kimia yang dipakai adalah larutan kapur tohor serta gas

SO2 yang berasal dari pembakaran belerang padat.

Peralatan yang digunakan :

a. Pemanas pendahuluan, yang berfungsi untuk memanaskan nita mentah

pada suhu tertentu.

b. Reaktor defikasi dan sufitasi, yang berfungsi untuk mereaksikan nira

mentah dengan kapur dan gas SO2.

Page 6: Penda Hulu An

Page

c. Peti pengendapan, yang berfungsi untuk mengendapkan nira mentah

setelah direaksikan dengan kapur dan SO2 dimana akan menghasilkan

nira encer dan nira kotor.

d. Rotari Vacum Filter, yang berfungsi sebagai penyaring nira kotor yang

berasal dari proses pengendapan, dimana akan menghasilkan nira tapis

dan blotong.

e. Tobong belerang, yang berfungsi untuk membakar belerang sehingga

dihasilkan gas SO2.

2.1.2.3. Stasiun Penguapan

Nira encer hasil proses pemurnian nira masih banyak mengandung air,

sehingga dilakukan proses penguapan air agar diperoleh nira kental dengan

kekentalan tertentu.

Hasil samping di dalam proses penguapan adalah air (kondensat) yang

dimanfaatkan sebagai air umpan di stasiun ketel.

Peralatan yang digunakan :

a. Pemanas pendahuluan, yang berfungsi untuk memanaskan nira encer

pada suhu tertentu.

b. Bejana penguapan, yang berfungsi untuk menguapkan air yang

terkandung di dalam nira encer.

2.1.2.4. Stasiun Masakan

Di stasiun masakan dlakukan proses kristalisasi yang dimaksudkan untuk

mengambil gula dalam nira kental sebanyak-banyaknya untuk dijadikan Kristal

dengan ukuran tertentu yang dikehendaki.

Di dalam proses kristalisasi ini diperoleh larutan kristal gula yang disebut

masecuite serta diperoleh hasil samping yang berupa air kondensat yang

dimanfaatkan sebagai air umpan di stasiun ketel.

Peralatan yang digunakan :

Page 7: Penda Hulu An

Page

Pan masakan, yang berfungsi untuk mengolah nira kental dari stasiun

penguapan menjadi kristal-kristal gula.

2.1.2.5. Stasiun Puteran

Di stasiun puteran dilakukan proses pemutaran masecuite, yang

bertujuan memisahkan kristal gula dari larutan (sirupnya). Pada proses ini akan

diperoleh gula produk SHS dan hasil samping tetes.

Peralatan yang digunakan :

a. Alat pemutaran, yang berfungsi untuk memisahkan kristal gula dari

larutannya (tetes).

b. Saringan gula, yang berfungsi untuk menyeleksi ukuran-ukuran kristal

gula yang dikehendaki.

2.1.2.6. Stasiun Pembungkusan

Di stasiun pembungkusan dilakukan pembungkusan gula produk SHS

dengan karung plastic yang akan mempunyai berat masing-masing 50 kg.

Peralatan yang digunakan :

a. Packer gula, yang berfungsi untuk memasukkan gula ke karung dengan

ukuran berat 50 kg.

b. Mesin jahit, yang berfungsi untuk menjahit karung yang telah diisi gula 50

kg.

c. Conveyor gula, yang berfungsi sebagai alat akomodasi gula yang telah

dijahit.

2.1.2.7. Gudang

Gula produk SHS yang dikemas akan disimpan di gudang gula.

Peralatan yang digunakan :

Conveyor gula, yang berfungsi sebagai alat akomodasi gula yang telah dijahit.

Page 8: Penda Hulu An

Page

2.1.2.8. Stasiun PLTU

Di stasiun PLTU dilakukan proses perubahan tenaga uap dari stasiun

ketel menjadi tenaga listrik.

Peralatan yang digunakan :

Turbin PLTU (3 buah), yang berfungsi untuk menghasilkan listrik dari tenaga uap.

2.1.2.9. Stasiun Ketel

Di stasiun ketel dilakukan proses pemanasan air kondensat sampai

mendidih (menguap) yang bertujuan menghasilkan uap pada tekanan tertentu.

Peralatan yang digunakan :

a. Ketel, yang berfungsi untuk menghasilkan uap pada tekanan tertentu.

b. Conveyor ampas, yang berfungsi sebagai alat akomodasi ampas dari

stasiun gilingan yang digunakan untuk bahan bakar ketel.

c. Dust Collector, yang berfungsi untuk menangkap debu-debu hasil

pembakaran ampas di dalam dapur ketel.

2.2. Pengolahan Limbah

2.2.1. Bagan Proses

1. Influent (limbah cair) dialirkan ke primary treatment dimana pada proses ini

influent mengalami :

a. Penyaringan untuk bahan-bahan kasar (screening)

influent primary treatment

secondary treatment

natural neutralization Flowmeter

Ke sungai metro

Page 9: Penda Hulu An

Page

b. Pengendapan awal (sedimentasi)

c. Kandungan minyak dipisahkan di kolam penangkap minyak

d. Ditambahkan larutan Ca(OH)2 supaya pH ar limbah > 7

2. Dari primary treatment air limbah dialirkan ke secondary treatment yang

memakai sistem surface aerated lagoon dengan 4 buah kolam aerasiyang

dipasang seri.

3. Selanjutnya air dari secondary treatment dialirkan ke natural neutralization,

dimana natural neutralization merupakan petak-petak sawah bertingkatyang

ditanami dengan tanaman air yang juga berfungsi

mereduksikandungan polutan, sehingga diharapkan effluent mempunyai kual

itasyang memenuhi atau dibawah baku mutu yang berlaku.

2.3. Fitoremidiasi

2.3.1. Surface Aerated Lagoon System

Pengolahan biologi ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan organikterutama yang

terlarut dalam air limbah . Prinsipnya menggunakanmikroorganisme (biokatalis) dalam

reaksi perombakan (degradasi) bahan organikmenjadi mineral (CO2dan H2O (aerob) atau

CH4(anaerob)

2.3.1.1. Aerated Lagoon

Aerated lagoon adalah bak dengan kedalaman 2,5 - 5 m, dan luas

permukaan beberapa ratus meter persegi serta diaerasi secara mekanis atau

difusi udara,sehingga organik dalam air limbah dapat terurai. Aerated lagoon

merupakan pengembangan dari Aerobic Pond yaitu dengan

memasang surface aerator untuk mengatasi bau dan beban organik yang

tinggi.Proses pada aerasi Lagoon pada prinsipnya sama dengan Extended

Aeration pada proses Lumpur aktif,  perbedaannya terletak

pada kedalaman air yangdangkal dan oksigen diperoleh dari surface atau diffuse

aerator. Di dalam Aerated Lagoon semua zat padat dipertahankan dalam

keadaan tersuspensi.  Pada sistem ini tanpa dilakukan resirkulasi dan biasa

diikuti dengan kolam pengendapan yang besar .

2.3.1.2. Aerator

Tujuan aerasi:Merupakan satu usaha untuk mengurangi/

menghilangkan konsentrasi  zat dalamlimbah berupa gas, cairan, ion,

koloid atau bahan tercampur. Salah satu caranyaadalah

Page 10: Penda Hulu An

Page

menggunakan aerator. Aerator ini diletakkan pada masing-masing

kolam.Setiap kolam terdapat 2 aerator.

Adalah cara mengontakkan air l imbah dengan oksigen melalui baling-

baling yangdiputar dan diletakkan pada permukaan air l imbah,

sehingga air l imbah yangterangkat  akan kontak langsung dengan

udara sekitar. Diperlukan 43 –  123m2 udara untuk mengurangi 1 kg

BDD.

Gambar Aerasi menggunakan baling-baling aerator

Penambahan bakteri juga diberikan di  kolam ke 2 . Bakteri yang

digunakan yaitu bakteri EM4 dengan perbandingan yang digunakan

Page 11: Penda Hulu An

Page

antara tetes dan bakteri 1:4. Fungsi

penambahan bakteri adalah untuk mengurangi bahan organik dalam

air l imbah Pertumbuhan bakteri :

1. Mula-mula berkembang biak secara konstan & disebut

Lag phase Karena suasana baru agak lambat pertumbuhannya

disebut fase akselerasi (acceleration phase)

2. Setelah beberapa jam: bakteri mulai tumbuh berlipat ganda 

terdapat bakteri yang tetap dan yang

3. Setelah tahap 2 berakhir terus meningkat jumlahnya. 

Pertumbuhan yangcepat ini disebut Log Phase. Pada log

phase, perlu pertambahan makanansebab pertumbuhan bakteri

meningkat dan jumlah makanan jadi menurun.

4. Bila keadaan tidak seimbang terus berjalan disebut Declining

growth phase

5. Pada akhirnya makanan habis dan kematian bakteri meningka

sehingga tercapai keadaan dimana jumlah bakteri yang mati

dan tumbuh seimbang,keadaan ini disebut stationary

phase6. Bila jumlah kematian bakteri lebih besar dari jumlah

pertumbuhan disebutendogeneus phase. Hal ini diatasi dengan

simpanan udara untukpernafasannya sampai udara habis.

2.3.1.3. Natural Neutralization

Pada step natural neutralization ini terdiri dari petak-petak sawah

bertingkat yangberisi tanaman. Setelah limbah dari aerated lagoon

langsung masuk ke petakpertama yaitu kolam dengan tanaman

kangkung setelah itu mengalir menuju petak kedua   dengan  kolam 

yang berisi tanaman eceng gondok setelah itumengalir  secara 

overflow ke sungai metro dengan flow rate yang sudah ditentukan.

2.4. Data Sekunder ( Data Kualitas Air )

Data Sekunder Kualitas Air Pabrik Gula Kebon Agung 

Tanggal Analisis = 31-14 Juni 2011

1. pH 7.5

2. BOD 9.40

3. COD 31.419

4. TSS 33.0

Page 12: Penda Hulu An

Page

5. Sulfida (H2S) 0.005

6. Minyak dan Lemak <2.5

Data sekunder ini dianalisa dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup, Kep-51/Menlh/10/1995, Tentang: Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan

Industri dengan nilai sebagai berikut :

Berdasarkan data sekunder yang di dapat bahwa hasil pengelolahan limbah di

PG. Kebon Agung masih dalam ambang batas normal hasil pengelolahan limbah.

Hal ini di buktikan dengan uji laboratorium dan di cocokkan dengan baku mutu

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Kep-51/Menlh/10/1995. Pada

data pH 7.5 masih normal dengan kisaran baku mutu pH 6,0 sampai 9,0, BOD

9.40 masih normal dengan kisaran baku mutu BOD 50 sampai 150 mg/l, COD

Page 13: Penda Hulu An

Page

31.419 masih normal dengan kisaran baku mutu COD 100 sampai 300 mg/l, TSS

33.0 masih normal dengan kisaran baku mutu TSS 200 sampai 400 mg/l, Sulfida

(H2S) 0.005 masih normal dengan kisaran baku mutu Sulfida (H2S) 0,05 sampai

0.1 mg/l, Minyak dan Lemak <2.5 masih normal dengan kisaran baku mutu

Minyak dan Lemak 5 sampai 10 mg/l.

Page 14: Penda Hulu An

Page

3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Manajemen Kualitas Air

ini adalah :

hasil pengelolahan limbah di PG. Kebon Agung masih dalam ambang

batas normal hasil pengelolahan limbah

Pada data pH 7.5 masih normal dengan kisaran baku mutu pH 6,0

sampai 9,0, BOD 9.40 masih normal dengan kisaran baku mutu BOD 50

sampai 150 mg/l, COD 31.419 masih normal dengan kisaran baku mutu

COD 100 sampai 300 mg/l, TSS 33.0 masih normal dengan kisaran

baku mutu TSS 200 sampai 400 mg/l, Sulfida (H2S) 0.005 masih normal

dengan kisaran baku mutu Sulfida (H2S) 0,05 sampai 0.1 mg/l, Minyak

dan Lemak <2.5 masih normal dengan kisaran baku mutu Minyak dan

Lemak 5 sampai 10 mg/l.

Fungsi penambahan bakteri adalah untuk mengurangi bahan organik

dalam air limbah Pertumbuhan bakteri

3.2. Saran

Saran yang dapat di berikan adalah bahwa pentingnya fitoremidiasi di

pabrik gula Kebon Agung sebagai solusi untuk menetralkan limbah pembuangan

akhir sebelum akhirnya di alirkan ke sungai agar kualitas perairan sungai tidak

semakin tercemar.

Page 15: Penda Hulu An

Page

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Yogyakarta : Kanisius

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1995. Nomor : Kep-51/Menlh/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri

Rachmatikawati Friska, Mega Lestari, dan Ade Irza Pristiandana. 2010. Makalah Pengolahan Limbah Cair Pada Pabrik Gula Kebon Agungmalang. Program studi d3 teknik kimia - fakultas teknologiindustriinstitut teknologi sepuluh nopember. Surabaya. http://www.scribd.com/doc/50030114/MAKALAH-PENGOLAHAN-LIMBAH-CAIR-PADA-PABRIK-GULA-KEBON-AGUNG-MALANG.

Purwakusuma, W. 2009. Kualitas Air. http://o-fish.com/Air/kualitas_air.php. Diakses tanggal 26 Mei 2009