PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN...

37
LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT JAGUNG DI PROVINSI ACEH PENELITI UTAMA EMLAN FAUZI, SP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

Transcript of PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN...

Page 1: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGISKEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT

JAGUNG DI PROVINSI ACEH

PENELITI UTAMA

EMLAN FAUZI, SP

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

2012

Page 2: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas terlaksananya penyusunan

Laporan Akhir Tahun Kegiatan SL-PTT Jagung Hibrida di Provinsi Aceh tahun 2012 yang

dilaksanakan di Kabupaten Aceh Tenggara.

Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan peran aktif seluruh

Dinas/Instansi yang terkait, petani kooperator dan penyuluh/peneliti yang ada di BPTP

Aceh. Namun demikian kami menyadari dalam pelaksanaan kegiatan ini masih banyak

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun guna perbaikan

dimasa yang akan datang.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini

mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang dilanjutkan dengan

penyusunan laporan tengah tahun ini, kami ucapkan terimakasih dan semoga laporan ini

memberikan manfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, Desember 2012Penanggung Jawab,

Emlan Fauzi, SPNIP. 19810909 200801 1 010

Page 3: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

ii

RINGKASAN

Pendampingan oleh BPTP Aceh bertujuan agar teknologi Badan Litbang Pertanian dapatditerapkan secara optimal dalam SL-PTT Jagung, sehingga pelaksanaan SL-PTT Jagung lebihberkualitas dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran peningkatan produksi jagungnasional. Pelaksanaan program pendampingan SL-PTT untuk memberikan dorongan/motivasikepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam memanfaatkan paket teknologi seperti benihVarietas Unggul Baru (VUB), sistem tanam, penggunaan pupuk organik serta mesin pertanianmelalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dalam usaha peningkatan produksi,pendapatan dan kesejahteraan petani. Hal ini dapat diwujudkan dengan membuat percontohanpada SL-PTT, demplot dan pelatihan bagi para petugas dan petani serta mengembangkan 3 (tiga)varietas unggul baru (VUB) yaitu varietas unggul baru hibrida Bima 3,10 dan pioner 27 yangdilengkapi dengan petunjuk teknis serta nara sumber yang di dahului dengan koordinasi yangintensif di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota pada Dinas/Instansi terkait dalam penentuanlokasi. Lokasi yang dimaksud untuk pengembangan varietas unggul baru (VUB) hibrida yaituKecamatan Babussalam dan Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara masing-masing seluas 0,5 hadimana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh mendapat tugas mendampingikhusunya inovasi teknologi budidaya jagung dan membuat percontohan/demplot seluas 1 hadengan varietas unggul baru jagung hibrida yang dikembangkan Bima 3,10 dan Pioner 27. Hasilpelaksanaan demplot produksi varietas hibrida bima 3 dan bima 10 masing-masing 6,0 ton/ha dan4,5 ton/ha pipil kering dengan kadar air 20%. Melihat hasil produksi yang dicapai program SL-PTTdapat meningkatkan produksi > 10%. Secara umum pelaksanaan SL-PTT jagung hibrida di Acehmendekati baik, sehingga masih perlu penyempurnaan terutama distribusi benih atau saprodiagar tidak mengganggu jadwal tanam disamping pengaruh iklim yang sangat ektrim saat ini sertaperlu melibatkan pemerintah/investor sebagai penyedia modal dan penjamin pemasaran hasil.

Key Word : Pendampingan, Hibrida, Jagung

Page 4: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

iii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii

RINGKASAN ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang................................................................................... 1

1.2. Tujuan ............................................................................................. 3

1.3. Keluaran yang diharapkan ................................................................. 3

1.4. Hasil Yang Diharapkan ....................................................................... 4

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak .......................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5

III. PROSEDUR................................................................................................ 10

3.1. Ruang Lingkup Kegiatan .................................................................... 10

3.2. Pendekatan ...................................................................................... 10

3.3. Pola Pendampingan ........................................................................... 10

3.4. Komponen Teknologi PTT Jagung ....................................................... 11

3.5. Bahan .............................................................................................. 12

3.6. Teknik Diseminasi ............................................................................. 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 13

4.1. Hasil ................................................................................................. 13

4.2. Pembahasan ...................................................................................... 20

V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 22

5.1. Kesimpulan......................................................................................... 22

5.2. Saran................................................................................................. 22

VI. Kinerja Hasil Kegiatan ............................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 24

LAMPIRAN ....................................................................................................... 24

Page 5: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan jagung domestik pada tahun 2005 diperkirakan 11,8 juta ton, pada

tahun 2010 meningkat menjadi 13,6 juta ton, dan pada tahun 2015 dan 2020 masing-

masing 15,9 juta ton dan 18,9 juta ton. Tanpa upaya khusus untuk memacu produksi

nasional, maka impor jagung diperkirakan pada tahun 2005 dan 2010 masing-masing

sebesar 937 ribu ton dan 740 ribu ton, dan pada tahun 2015 dan 2020 mencapai 1,03

juta ton dan 1,68 juta ton. Di sisi lain, rata-rata volume jagung yang diperdagangkan di

pasar dunia dalam periode 1990-2003 hanya 75,5 juta ton atau 13,5% dari total

produksi dunia, dan menurun 0,02%/tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar

jagung dunia relatif tipis (thin market). Berpijak dari informasi di atas, maka prospek

pasar jagung di pasar domestik maupun pasar dunia sangat cerah. Pasar jagung

domestik masih terbuka lebar, mengingat sampai saat ini produksi jagung Indonesia

belum mampu memenuhi kebutuhan permintaan dalam negeri. Meningkatnya

permintaan dan tipisnya pasar jagung dunia menunjukkan bahwa pasar jagung dunia

terbuka lebar bagi para eksportir baru. Oleh karena itu, upaya Indonesia untuk

mengembangkan jagung dalam jangka menengah (2005-2009) dan jangka panjang

(2010-2025) prospektif ditinjau dari aspek pasar.

Aceh mempunyai sumberdaya yang cukup potensi dalam pengembangan jagung,

baik perluasan areal (ekstensifikasi) maupun peningkatan produksi (intensifikasi),

mengingat ada 6 (enam) Kabupaten/Kota merupakan daerah penghasil jagung,

sementara dalam usaha peningkatan produksi masih banyak yang perlu dilakukan,

karena produksi jagung masih antara 3-5 ton/ha dan rendahnya produksi ini antara lain

disebabkan oleh pengelolaan tanaman yang masih terbatas.

Seiring dengan pekembangan teknologi produksi pengelolaan tanaman ini,

diperlukan suatu sistem pengelolaan tanaman yang sepesifik lokasi seperti pengelolaan

tanaman terpadu (PTT) yaitu suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya

meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi

secara partisipatif bersama petani. Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan dan

mengembangkan berbagai inovasi teknologi salah satunya adalah Pendekatan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang ternyata mampu meningkatkan produksi padi

dan efisiensi input produksi. Keberhasilan pengembangan PTT padi maka hal ini juga

diterapkan pada pengambangan kedelai dan jagung. Untuk mengembangkan PTT secara

nasional, pemerintah melalui Kementerian Pertanian meluncurkan program Sekolah

Page 6: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

2

Lapangan pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Program ini diharapkan mampu

dimanfaat sebagai ajang pembelajaran bagi petani-petani di lapangan. SL-PTT pada

dasarnya bertujuan untuk melatih petani bekerja sambil belajar dan diharapkan petani

yang terlibat pada kegiatan SL-PTT dapat mengembangkan model pendekatan PTT

kepada petani lain diwilayahnya.

Model PTT mengacu kepada keterpaduan teknologi dan sumberdaya setempat

yang dapat menghasilkan efek sinergis dan efesiensi tinggi, sebagai wahana pengelolaan

tanaman dan sumberdaya spesifik lokasi. Pada dasarnya PTT bukanlah sauatu paket

teknologi yang tetap, tetapi merupakan model atau cara pendekatan usahatani. Prinsip

PTT adalah memprioritas pemecahan masalah setempat (petani dan lahannya) serta

memadukan pengelolaan tanaman dan lingkungannya model pengembangan spesifik

lokasi. Oleh sebab itu paket teknologi PTT harus benar-benar bertitik tolak dari

karakterisitik sumberdaya dan kebutuhan/keinginan di daerah setempat. Menurut

Makarim dan Irsal (2005 ), Pendekatan yang ditempuh dalam PTT adalah sebagai

berikut: (i) Pemecahan masalah prioritas; (ii) Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya di

lokasi; (iii) Sinergisme dan efek berantai dari komponen-komponen produksi; (iv)

Efisiensi penggunaan input; (v) Peningkatan dan pemeliharaan kesuburan tanah; (vi)

Partisipasi petani dan (vii) Kerjasama antar instasi/kelembagaan.

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan SL-PTT ditingkat petani menunjukan

bahwa pelaksanaan SL-PTT belum sepenuhnya sesuai dengan panduan umum dan

sangat beragam sesuai pemahaman petugas lapang, hal ini disebabkan karena sosialisasi

ditingkat Kabupaten dan Kecamatan serta pelaksana lapangan belum memadai sehingga

kegiatan pendampingan SL-PTT dan BPTP perlu dilaksanakan untuk menunjang

keberhasilan program tersebut.

Sehubungan dengan hal di atas, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

sebagai perpanjangan tangan dari Badan Litbang Pertanian di Provinsi melakukan

pendampingan program penerapan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) jagung.

Kemampuan sumberdaya BPTP dengan dukungan Balit dalam hal sumberdaya penelitian,

informasi dan teknologi dapat mengawal pelaksanaan kegiatan SL-PTT, sekaligus

menghimpun umpan balik dari petani sebagai pengguna teknologi.

Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Aceh dengan kerangka

pelaksana SL-PTT jagung sesuai dengan petunjuk pelaksanaan meliputi; (1) Memberikan

informasi PTT dalam bentuk bahan cetakan kepada petugas lapang, (2) Pembuatan

demplot PTT, (3) Sosialisasi varietas VUB, (4) Menjadi narasumber pada saat pelatihan

Page 7: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

3

ditingkat kabupaten dan BPP, dan (5) Menjadi narasumber dan supervisi teknologi pada

saat pertemuan petugas lapangan dan petani.

Sebagai kewajiban dan tugas dari Badan Litbang Pertanian dalam rangka

melaksanakan program SL-PTT, maka BPTP Aceh secara intensif melakukan pengawalan

dan pendampingan oleh para peneliti/penyuluh terkait inovasi teknologi peningkatan

produksi jagung.

1.2. Tujuan

Memberikan pendampingan dan pengawalan teknologi pada kegiatan SL-PTT

Jagung sebanyak 2 (dua) lokasi di Aceh.

Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan pendampingan SL-PTT

Jagung sebanyak 2 (dua) lokasi di Aceh.

Meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta kesejahteraan petani

jagung pada areal SL-PTT Jagung.

Memperlihatkan dan memberikan contoh kepada petani/masyarakat keunggulan

dan tata cara penerapan teknologi budidaya jagung spesifik yang diwujudkan

dalam bentuk demplot.

1.3. Keluaran Yang Diharapkan

Terlaksananya pendampingan dan pengawalan teknologi pada kegiatan SL-PTT

Jagung sebanyak 2 (dua) lokasi di Aceh.

Terlaksananya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan pendampingan SL-PTT

Jagung sebanyak 2 (dua) lokasi di Aceh.

Tercapainya peningkatan produktivitas jagung dalam usaha meningkatkan

pendapatan serta kesejahteraan petani pada areal SL-PTT Jagung.

Terlaksananya contoh kepada petani/masyarakat keunggulan dan tata cara

penerapan teknologi budidaya jagung hibrida spesifik lokasi yang diwujudkan

dalam bentuk demplot.

Page 8: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

4

1.4. Hasil yang Diharapkan

Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan teknologi dan upaya untuk

meningkatkan produktivitas melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu

(PTT) dengan prinsip partisipatif, spesifik lokasi, terpadu, sinergis atau serasi dan

dinamis.

Meningkatnya produktivitas jagung >10% per hektar sekaligus meningkatkan

pendapatan petani.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Terjadinya sinkronisasi kegiatan SL-PTT baik di tingkat Provinsi maupun

Kabupaten/Kota pada Dinas/Instansi terkait.

Tersebarluasnya komponen paket teknologi melalui pendekatan Pengelolaan

Tanaman Terpadu (PTT) dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman

jagung.

Terjadinya peningkatan produktivitas jagung >10% per hektar pada setiap lokasi

kegiatan.

Page 9: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman jagung termasuk tanaman yang serbaguna karena dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pangan, pakan maupun industri lainnya. Melihat perkembangannya

jagung akan mempunyai peran yang semakin strategis ditinjau dari aspek (a) agribisnis,

kerana jagung banyak terkait dengan kegiatan industri (pakan, pangan dan lainnya)

serta adanya peluang ekspor, (b) peningkatan ketahanan pangan nasional karena jagung

mempunyai nilai gizi (karbohidrat, protein, lemak, mineral) yang setara dengan beras,

dan (c) kesempatan penyerapan tenaga kerja dikaitkan dengan ketersediaan lahan yang

cukup luas bagi pengembangan jagung.

Program pembangunan pertanian, pemerintah telah menetapkan beberapa

komoditas prioritas diantaranya padi, jagung, kedelai dan sapi potong. Pengembangan

tanaman jagung sangat erat hubungannya dengan pengembangan peternakan terutama

unggas dan sapi potong. Oleh sebab itu untuk pengembangan unggas dan sapi potong

dibutuhkan bahan baku utama berupa jagung (± 52%) sebagai industri pakan dan

penghasil biomas yang bermutu tinggi.

Produktivitas dan pendapatan usahatani ternak ditentukan oleh kecukupan

(jumlah dan mutu) penyediaan pakan dan sumber/cara memperolehnya yang

berhubungan erat dengan biaya produksi karena 60-80% biaya usaha ternak

diperuntukan bagi pengadaan pakan (Hardiyanto et, al dalam Soeharsono et, al. 2004).

Sementara pakan ternak dapat berupa (a) rumput alam yang berasal dari padang/areal

pengembalaan dan lahan pertanaman (b) biomas tanaman sebagai hasil samping atau

utama dan (c) rumput budidaya.

Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan sistem pengembagan jagung yang

dapat mengakomodasi setiap kepentingan secara lebih khusus adalah sistem

pengembangan jagung mendukung penyediaan biomas dan pakan ternak. Melihat

betapa penting akan kebutuhan jagung, maka diperlukan usaha-usaha pengembangan

secara luas. Tanaman jagung mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi sehingga

relative mudah dibudidayakan. Tanaman jagung sudah banyak diusahakan oleh petani

pada lingkungan fisik dan sosial sekonomi yang beragam.

Tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik pada lahan kering, lahan sawah,

lebak dan pasang surut dengan berbagai jenis tanah pada berbagai tipe iklim dan pada

ketinggian tempat 0-2000 m dari permukaan laut. Dilihat dari luas panen, jagung

merupakan tanaman yang dapat memproduksi percepatan akumulasi biomas yang paling

tinggi sekaligus berpotensi untuk menghasilkan biomas pakan. Selain itu biomas yang

Page 10: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

6

diperoleh dari pertanaman jagung mempunyai mutu yang baik, lebih baik daripada

jerami padi, begitupun cara di frekuensi panen biomas todak dapat dilakukan pada padi,

kacang tanah, kedelai, kacang hijau, maupun ubi jalar.

Keberjasilan peningkatan produksi dan pendapatan petani jagung terkait dengan

orientasi dan tujuan serta bergantung pada kemampuan penyediaan dan penerapan

inovasi teknologi yang meliputi varietas unggul, penyediaan benih bermutu dan teknologi

budidaya termasuk ketersediaan air dan pemupukan. Varietas unggul sangat berperan

dalam egonya meningkatkan produktivitas maupun sebagai komponen pengendalian

hama dan penyakit. Selanjutnya sifat tanaman harus dipertimbangkan dalam perakitan

varietas unggul seperti kesesuaian dengan kondidi lingkungan (tanah, iklim) disamping

umur dan warna biji.

Penggunaan benih terutama jagung hibrida pada saat ini semakin meluas.

Namun demikian benih hibrida yang digunakan kebanyakan benih turunan (F2) terutama

oleh petani yang tidak mampu membeli benih hibrida F1 karena harganya mahal. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan benih tanaman hibrida silang tunggal

menurukan hari 8,34-8,38 ton/ha menjadi 6,14-6,50 ton/ha (F2) atau turun sekitar 22-

32% sementara jenis komposit (Bisma) dapat menghasilkan 7,66 ton/ha (Saenong et, al.

2003).

Tabel 1. Varietas unggul jagung komposit dan hibrida yang telah dihasilkan BadanLitbang Pertanian yang mempunyai keunggulan karakter spesifik yangdiharapkan dapat mendukung usaha tani.

VarietasDayaHasil(t/ha)

UmurPanen(hari)

KetahananPenyakit Bulai Keunggulan Spesifik

Komposit/bersari bebasBisma 7,5 96 Agak Toleran Biomas hijauan tinggiLagaligo 7,5 90 Toleran Toleran kekeringanLamuru 7,6 95 Agak Toleran Toleran kekeringanSukmaraga 8,5 105 Toleran Toleran KemasamanSrikandi Kuning-1 7,9 110 Rendah Protein bermutuSrikandi Putih-1 8,1 110 Rendah Protein bermutu

HibridaSemar-10 9,0 97 Agak Toleran Biomas tinggiBima-1 9,0 97 Agak Toleran Stay green

(biomas tinggi)Bima-2 Bantimurung 11,0 100 Agak Toleran Stay green

(biomas tinggi)Bima-3 Bantimurung 10,0 100 Toleran

Page 11: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

7

Selanjutnya teknologi budidaya sangat menentukan dalam usahatani jagung.

Biaya produksi jagung yang diusahakan secara intensif berkisar antara Rp. 750 - Rp.

1.150/kg biji kering pada tingkat hasil 5,0 ton/ha bergantung pada kondisi

lahan/kesuburan tanah, tingkat penerapan teknologi dan kondisi sosial/upah tenaga

kerja.

Cara pengolahan tanah (TOT, OTM, OTS) erat dengan kecepatan atau waktu

tanam terutama dalam suatu urutan pola tanam setahun. Tanpa olah tanah (TOT)

umumnya akan mempercepat waktu tanam, sehingga potensi resiko kekeringan dapat

ditekan. Menurut Subandi et, al. 2005, penundaan saat tanam karena menunggu

pengolahan tanah yang memerlukan waktu sekitar 1 bulu dapat menambah besarnya

resiko kekeringan tanaman terutama dilahan kering.

Hasil penelitian budidaya jagung pada lahan sawah tadah hujan di takalar

(Sulawesi Selatan) dengan sistem TOT mendatangkan keuntungan jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan sistem OTS, yakni 73%. Keunggulan sistem TOT adalah (a)

mengurangi biaya produksi Rp. 627.500/ha dari biaya pengolahan tanah dan pengairan,

(b) memberikan hasil yang lebih tinggi dari OTS ± 1,1 ton/ha, nampaknya berkaitan

dengan kondisi lingkungan yang lebih baik, terutama dalam kecukupan lengas tanah

karena penanaman pada sistem TOT lebih awal 33 hari dibandingkan dengan sistem

OTS, sehingga sisa air setelah padi dan sisa-sisa hujan dapat termanfaatkan oleh

pertanaman sistem TOT. Mundurnya penanaman pada sistem OTS karena menungggu

menurunnya kadar lengas tanah untuk dapat diolah (Wahid et, al. 2002), seperti halnya

pada lahan sawah tadah hujan di Pangkep, Barnu dan Sedrap. Penanaman secara TOT

dapat mengurangi biaya produksi untuk pengolahan tanah sebesar Rp. 750.000/ha,

dengan biaya produksi rata-rata Rp. 750 – Rp. 1.000/kg biji kering.

Begitu pula dengan pengolahan hara dan air sangat diperlukan dalam

pertanaman jagung. Tanaman jagung merupakan tanaman yang relatif banyak

membutuhkan hara agar dapat tumbuh dan berproduksi optimal sehingga pemupukan

merupakan salah satu factor kunci bagi keberhasilan budidaya jagung pada lahan sawah

maupun lahan kering dengan berbagai jenis tanah.

Hasil penelitian di Maros dengan menggunakan tiga varietas hibrida dan dua

varietas komposit menunjukkan bahwa takaran pupuk urea yang optimal untuk hibrida

adalah 420 kg/ha dan komposit 350 kg/ha dengan aplikasi tiga kali ( 7,25,40 HST) di

tugal disamping tanaman dan di tutp tanah.

Page 12: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

8

Takaran pupuk urea ini masih dapat diefisiensikan bergantung pada tingkat

kesuburan lokasi penanaman dengan cara menggunakan Bagan Berwarna Daun (BWD)

seperti berikut ini :

Pada awal pertanaman (± 7 HST), tanaman dipupuk N sebanyak 110 kg Urea/ha,

bersamaan dengan pemberian pupuk SP-36 dan KCl sesuai dengan rekomendasi

setempat.

Pada umur 28-30 HST, tanaman dipupuk 170 kg urea/ha.

Pada umur 40-50 HST (bergantung umur varietas) dilakukan pemantauan warna

daun menggunakan BWD.

Daun yang akan dipantau warnanya adalah daun yang telah terbuka sempurna (daun

ke 3 dari atas). Pilih 20 tanaman secara acak apada setiap petakan lahan (± 1,0 ha).

Lindungi daun diletakan diatas BWD, bagian daun yang dipantau adalah 1/3 dari

ujung daun, kemudian warna daun dibandingkan dengan warna BWD, skala yang

yang paling sesuai dengan warna daun dicatat. BWD mempunyai nilai skala 2-5. Jika

warna daun berada diantara skala 2 dan 3 digunakan nilai 2-5, diantara 3 dan 4

gunakan nilai 3,5 dan diantara 4 dan 5 gunakan nilai 4,5.

Rata-rata nilai skala dari 20 daun yang diamati. Nilai rata-rata skala digunakan untuk

menentukan tambahan pupuk urea.

Tambahan pupuk urea berdasarkan hasil pemantauan segera dilakukan dengan

takaran berikut ini :

Tabel 2. Takaran pupuk urea berdasarkan skala BWD

Skala Pada BWDTakaran Pupuk Urea (Kg/ha)

Hibrida Komposit

4,0 158 56

4,1 142 49

4,2 124 41

4,3 102 284,4 76 8

4,5 31 0

4,6 0 0

Sumber Syafrudin dan Saenong (2006)

Page 13: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

9

Pemberian bahan organik pada tanaman jagung sangat penting dilakukan karena

kandungan bahan organic pada lahan pertanian intensif umumnya tergolong rendah.

Pengaruh pemberian pupuk organic seperti pupuk kandang dari kotoran sapi dengan

takaran 5-20 ton/ha terutama pada tanah alluvial masam dapat meningkatkan hasil

tanaman jagung dari 2,80 ton menjadi 3,58 ton/ha (Djamaluddin 1986 dalam Subandi et,

al. 1998 b), namun demikian kotoran ayam tampaknya paling unggul dibandingkan

dengan kotoran sapi dan kompos ampas tebu.

Pemberian pupuk kandang sebanyak 5 ton/ha tidak mudah dilakukan petani,

karena terkait dengan pengadaan, harga, maupun pengangkutan, sehingga perlu diari

teknik pemberian pupuk organic yang lebih mudah dan murah. Menurut Akil. 2003,

pemberian pupuk organik sebagai penutup bagi jagung pada lubang atau tempat benih

sebanyak 1-3 ton/ha dapat menguntungkan.

Selain itu keberadaan air semakin bermasalah untuk pertanian, sehingga

diperlukan teknologi pengelolaan air yang efisien penggunaan serta cara aplikasi yang

dapat meningkatkan efisien tenaga kerja/biaya irigasi tanaman jagung dengan sistem

akar yang dibuat dengan alsin PAI-M2 mampu meningkatkan efisiensi irigasi dari 45,2%

pada cara petani menjadi 90&. Pembuatan alur dengan alsin PAI-M2 menghemat

penggunaan tenaga/biaya yakni turun sekitar 90% dari cara pembuatan alur dengan

cara dicangkul (Subandi et, al. 2003).

Budidaya jagung dapat dilakukan pada lahan perkebunan karet muda yaitu

sebagai tanaman sela. Adapun varietas jagung yang baru dan dianjurkan oleh Badan

Litbang Pertanian pada saat ini adalah varietas Bisma. Varietas ini memiliki beberapa

kelebihan diantaranya adalah merupakan verietas komposit yang dapat dijadikan sebagai

sumber benih disamping memiliki rata-rata produksi yang cukup tinggi, yaitu mampu

mencapai 5,7 ton/ha (Arief, 1988).

Umumnya daerah/lokasi perkebunan karet rakyat pada lahan kering yang

didominasi oleh jenis tanah Pasolik Merah Kuning (PMK), dimana tanaman jagung

membutuhkan Urea antara 200-300 kg/ha (Suryatna et ,al., 1982 ; Erdiman, Syafei dan

Kasim, 1996 ; dan kasim, 1996 dan Sudjana,Rifin dan Sudjadi, 1991) dan pemakaian

pupuk fosfat dalam bentuk SP-36 berkisar antara 75-125 kg/ha, serta penggunaan

pupuk KCl berkisar antara 50-100 kg/ha (Suratna et. Al, 1982 ; dan Sudjana, Rifin dan

Sudjadi, 1991).

Page 14: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

10

III. PROSEDUR

3.1. Ruang Lingkup Kegiatan

Pendampingan SL-PTT dilakukan untuk memberikan dorongan/motivasi kepada

pelaku utama dan pelaku usaha dalam memanfaatkan paket teknologi hasil Litbang

pertanian. Pendampingan oleh BPTP Aceh bertujuan agar teknologi Badan Litbang

Pertanian dapat diterapkan secara optimal dalam SL-PTT Jagung, sehingga pelaksanaan

SL-PTT Jagung lebih berkualitas dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran

peningkatan produksi jagung nasional. Kegiatan SL-PTT Jagung di Provinsi Aceh

dilaksanakan di 1 (satu) kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tenggara dengan 2 (dua)

lokasi masing-masing lokasi luasnya 0,5 ha.

Adapun kegiatan pendampingan yang dilakukan BPTP Aceh, meliputi :

Memberikan informasi PTT dalam bentuk bahan cetakan kepada petugas

lapang,

Pembuatan demplot dan gelar teknologi di lokasi Laboratorium Lapangan

(LL) di dua lokasi,

Sosialisasi VUB pada Laboratorium Lapangan (LL),

Menjadi narasumber pada saat pelatihan di kabupaten dan BPP,

Sebagai narasumber pada pertemuan-pertemuan baik di tingkat petani

maupun petugas khususnya mengenai informasi teknologi yang digunakan

dalam mengelola SL-PTT jagung terutama pada unit-unit LL yang dikawal.

3.2. Pendekatan

Kegiatan ini bersifat pendampingan, pengawalan dan koordinasi mengenai aspek

penerapan teknologi budidaya jagung pada program SL-PTT Jagung di Provinsi Aceh.

Oleh sebab itu diperlukan pendekatan dengan dinas/instansi terkait melalui koordinasi

baik di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota maupun petugas di tingkat lapangan serta

petani di lokasi/wilayah tersebut dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.

Terpadu yang merupakan suatu pendekatan agar sumberdaya tanaman, tanah

dan air dapat dikelola dengan sebaik-baiknya secara terpadu.

Sinergis dengan memanfaatkan teknologi pertanian terbaik dengan

memperhatikan keterkaitan yang saling mendukung antara komponen teknologi.

Spesifik lokasi dengan memperhatikan kesesuaian teknologi dan lingkungan fisik

maupun sosial budaya dan ekonomi petani.

Page 15: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

11

Partisipatif dimana petani turut berperan serta dalam memilih dan menguji

teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat dan kemampuan petani melalui

proses pembelajaran dalam bentuk Laboratorium Lapangan.

3.3. Pola PendampinganPola pendampingan yang akan dilaksanakan oleh BPTP Aceh tersebut dapat

pula dilihat pada Gambar 1, berikut:

Tim Teknis SL-PTTProvinsi

Pendamping diLokasi SL-PTT

PP/THL-TB

SL-PTT LL10-25 ha

1 ha

KCD/KUPT/Mantri Tani

POPT

KontakTani/PetaniMaju

Dem

plotIntroduksiVUB

Bahan cetak-VCDteknologiPelatihan

Pendampingan Teknologi

3.4. Komponen Teknologi Unggulan PTT JagungKomponen teknologi pendukung teknologi PTT-jagung yang diterapkan adalah

sebagai berikut:

1. Varietas unggul bersaribebas, yaitu Bima-3, Bima-11, dan Sukmaraga.

2. Benih berkualitas, daya kecambah 95-97%

3. Penyiapan lahan, olah tanah konservasi.

4. Saluran drainase, utamanya bagi petakan-petakan yang datar untuk

mengantisipasi pada saat awal pertumbuhan tanaman adanya hujan yang

kadang-kadang masih cukup tinggi.

5. Populasi tanaman optimal yaitu sekitar 62.000-66.000 tanaman per hektar, jarak

tanam 75-80 cm antar baris dan 40 cm dalam baris, 2 tanaman per rumpun.

6. Penananam dengan tugal, dan sebagian lahan yang petakannya luas

penanaman dengan menggunakan alat tanam Tugal.

Gambar 1. Struktur Pola Pendampingan BPTP NAD padaSL-PTT Padi

Page 16: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

12

7. Pemupukan: hanya pupuk anorganik karena di tingkat petani sulit untuk

penyediaan pupuk organik meskipun ada petani yang memelihara sapi. Jenis dan

takaran pupuk anorganik berdasarkan hasil analisis tanah.

8. Pengairan, dari hujan dan/atau air tanah dengan pompanisasi.

9. Penyiangan, dengan herbisida dan/atau manual (Balitsereal, 2010)

10. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu

11. Panen dan prosesing hasil dengan alat pemipil milik petani

3.5. BahanBahan yang digunakan adalah benih jagung hibrida varietas Bima 3 dan 10,

pupuk (Urea, SP-36, KCl dan NPK serta pupuk kandang), herbisida, pestisida, dan

bahan pendukung lainnya seperti: tali rafia, papan nama kegiatan, meteran dan lain-lain

di samping petunjuk teknik sebagai acuan dalam pelaksanaan SL-PTT Jagung dengan

inovasi baru.

3.6. Teknik Diseminasi

Pengembangan informasi pertanian merupakan kegiatan untuk menyebarluaskan

teknologi dan informasi pertanian kepada pengguna yang tersebar secara luas, yang

dilakukan melalui penggunaan berbagai media komunikasi, baik media cetak maupun

media elektronik (Anonimous, 2001). Berkaitan dengan hal tersebut maka teknologi

maupun capaian hasil yang telah diperoleh dari penerapan teknologi PTT tersebut perlu

disampaikan kepada petani dan pengambil kebijakan di daerah, maka dalam kegiatan ini

BPTP Aceh juga membuat prototipe teknis penerapan teknologi PTT ke dalam bentuk

demplot dan berbagai media komunikasi lainnya.

Kegiatan diseminasi yang akan dilaksanakan oleh BPTP Aceh dalam bentuk: 1)

Demplot, yang dibuat dengan ukuran 1 ha, 2) Penyampaian informasi teknologi PTT

jagung kepada petani di lokasi LL dan SL dengan cara pemberian leaflet SL-PTT jagung,

brosur pupuk organik, deskripsi varietas, leaflet pengendalian HPT. Adapun penyampaian

teknologi PTT melalui penyuluhan dan bimbingan kepada penyuluh pendamping dan

Pemandu Lapangan menjadi fokus pada kegiatan diseminasi dengan target 60% dari

jumlah lokasi demplot LL.

Page 17: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

4.1.1. Profile Aceh Tenggara

Secara Geografis, Kabupaten Aceh Tenggara terletak antara 3° 55’ 23” – 4° 16’

37” LU dan 96° 43’ 23” – 98° 10’ 32” BT. Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten

Gayo Lues, di sebelah timur dengan Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Aceh Timur,

di sebelah selatan dengan Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil dan Provinsi

Sumatera Utara, dan di sebelah barat dengan Kabupaten Aceh Selatan. Wilayah

Kabupaten Aceh Tenggara terletak di ketinggian 25-1000 meter di atas permukaan laut,

berupa daerah perbukitan dan pegunungan. Sebagian kawasannya merupakan daerah

suaka alam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Suhu udara berkisar antara 25°

sampai 32° Celsius.

Kabupaten Aceh Tenggara termasuk zona pertanian di Provinsi Aceh, bersama

Kabupaten Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tengah karena sumberdaya alam dan

penduduknya mayoritas hidup di sektor pertanian. Namun, dari luas keseluruhan

wilayahnya hanya 9,74% yang dimanfaatkan sebagai lahan budidaya. Lahan pertanian

yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara selama ini dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat, bahkan pada beberapa tahun yang lalu dapat melakukan pengiriman ke luar

daerah. Jenis tanah di Aceh Tenggara terdiri dari inseptisol, entisol, dan ultisol dengan

tingkat kesuburan tanah agak subur sehingga kurang subur. Menurut studi yang

dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara pada 2003, areal pertanian di wilayah

Kabupaten Aceh Tenggara cocok untuk tanaman pangan seperti padi, palawija, sayuran,

dan buah-buahan. Tanaman perkebunan yang dikelola secara tradisional sangat dominan

berupa tanaman karet, kakao, kopi, nilam, kemiri, dan tembakau, yang sangat menonjol

dari aspek luas areal dan jumlah produksi.

4.1.2. Hasil wawancara dengan Penyuluh dan Ka. BPP Kec. Babussalam danLawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara Tentang Teknologi BudidayaJagung.

Kabupaten Aceh Tenggara merupakan sentra produksi jagung di Provinsi Aceh.

jagung ditanam pada lahan sawah setelah panen padi pada MK-I (Maret – Juni) dan MK-

II (Juli – Oktober). Pada lahan kering jagung ditanam pada MH (Nopember – Januari).

Teknologi yang umum digunakan petani adalah : tanpa olah tanah, gulma disemprot

dengan herbisida sistemik, jarak tanam 75 cm x 40 cm, 2 biji/lubang (barisan teratur),

varietas yang dominan ditanam pioner 23, pioneer 27, NK dan BISI 2. tanpa pemupukan,

sebagian besar (70%) menggunakan PPC (seprint), penyiangan 1 kali (umur 35 hari

Page 18: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

14

setelah tanam secara disemprot herbisida). Untuk pengendalian hama digunakan

insektisida seperti Decis, Bestox, Decamon, dll . Panen dilakukan jika kelobot tongkol

telah mengering atau berwarna coklat, biji telah mengeras, dan telah terbentuk lapisan

hitam minimal 50% pada setiap baris biji.

4.1.3. Hasil wawancara dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Acehtenggara Tentang Teknologi Budidaya Jagung

Kabupaten Aceh Tenggara merupakan sentra utama produksi jagung di Provinsi

Aceh. Jagung ditanam pada lahan sawah setelah panen padi pada MK-I (Maret – Juni)

dan MK-II (Juli – Oktober). Pada lahan kering jagung ditanam pada MH (Nopember –

Januari). Teknologi yang umum digunakan petani adalah : tanpa olah tanah, gulma

disemprot dengan herbisida sistemik, jarak tanam 75 cm x 20 cm, 2 biji/lubang (barisan

tidak teratur), varietas yang dominan ditanam pioneer 27, NK 2 dan Bisi 2, tanpa

pemupukan, sebagian besar (90%) menggunakan PPC (seprint), penyiangan 1 kali

(umur 35 hari setelah tanam secara manual dan disemprot). Untuk pengendalian hama

digunakan insektisida seperti Decis, Decamon, Basal, dll. Panen dilakukan jika kelobot

tongkol telah mengering atau berwarna coklat, biji telah mengeras, dan telah terbentuk

lapisan hitam minimal 50% pada setiap baris biji.

4.1.4. Hasil Peninjauan Lapangan untuk Lokasi Demplot

Penijauan lapang bertujuan untuk menentukan lokasi Demplot yang akan

dilaksanakan. Lokasi ditetapkan berdasarkan kriteria; mudah dijangkau, lahan

merupakan suatu hamparan yang cukup luas (> 10 ha), drainase baik. Untuk petani

kooperator harus bersedia melaksanakan budidaya jagung sesuai dengan petunjuk teknis

yang telah dibuat oleh BPTP Aceh, dan mematuhi semua perjanjian yang telah disepakati

antara petani dan BPTP Aceh. Berdasarkan uraian diatas maka lokasi Demplot jagung

telah ditetap sebanyak dua unit yaitu :

1. Desa Prapat Ulu, Kecamatan Babussalam, Kabupaten Aceh Tenggara, Luas 0,5 ha,

Nama petani; M. Nasir, tipe lahan; kering, berdampingan dengan SL-PTT jagung

Dinas Pertanian Aceh Tenggara.

2. Desa Kota Batu 2, Kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh Tenggara, Luas 0,5 ha,

nama petani; Muhammad, tipe lahan; lahan kering.

Page 19: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

15

4.1.5. Pelaksanaan SL-PTT Jagung

Peningkatan produktivitas tanaman jagung melalui SL-PTT terutama jagung

merupakan salah satu terbesar yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang

lebih besar pada produksi tanaman jagung dimasa-masa mendatang. Oleh sebab itu SL-

PTT ini akan berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung

oleh semua pihak termasuk pemangku kepentingan baik hulu, on-farm maupun hilir

serta terciptanya koordinasi pelaksanaan SL-PTT yang sinkron dan sinergis disetiap

tingkat pemerintahan mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai

ketingkat desa.

Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas dilakukan melalui

introduksi varietas unggul baru produktivitas tinggi yang dibudidayakan dengan

pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Penyebarluasan PTT dilakukan melalui

Sekolah Lapang (SL), dimana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh melaksanakan

pendampingan teknologi pada 2 lokasi yang tersebar di satu kabupaten.

Tabel 3. Sebaran Lokasi Pendampingan SL-PTT Jagung Hibrida

No Kabupaten Lokasi SL-PTT Sasaran Pendampingan1. Aceh Tenggara 875 Ha 35 unit

Penentuan Sebaran lokasi ini merupakan hasil koordinasi di tingkat Provinsi

maupun Kabupaten. Koordinasi dilakukan pada Dinas/Instansi terkait seperti Dinas

Pertanian dan Hortikultura Provinasi Aceh, Dinas Pertanian Kabupaten, Badan Pelaksana

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K), Kantor Cabang Dinas (KCD) di

Kecamatan, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) serta Kelompok Tani Pelaksana SL-PTT di

lapangan.

Dalam pelaksanaan kegiatan koordinasi ini adanya kesepakatan penetapan lokasi

SL-PTT dimasing-masing kabupaten yang dituangkan dalam SK Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten yang di dalamnya memuat nama kecamatan, nama desa, nama kelompok

tani, luas tanam, varietas yang digunakan serta rencana tanam, sehingga Dinas/Instansi

dapat menjalankan tugas dan fungsinya dalam pendampingan SL-PTT. Untuk melihat

hasil kinerja koordinasi pendampingan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 20: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

16

Tabel 4. Kinerja Koordinasi Pendampingan

No Kabupaten

KomponenPenilaian Kinerja

Koordinasi(Skor 1-3)

Nilai Faktor Kendala

A B C1. Aceh Tenggara 0,6 1 0,3 1,9 Distribusi benih yang

Kurang memenuhi jadwaltanam disamping yangdipengaruhi oleh iklim

Keterangan :

Skor penilaian 1=kurang, 2=baik, 3=sangat baik

A = Kelengkapan legalitas keterlibatan institusi (bobot=0,2)

B = Berfungsinya institusi yang terlibat sesuai fungsi yang telah disepakati bersama

(bobot=0,5)

C = Sinergi pelaksanaan di lapangan (bobot=0,3)

Kegiatan SL-PTT Jagung dilaksanakan pada lahan kering sehingga diperlukan

distribusi benih (saprodi) yang tepat sesuai dengan keinginan petani dilapangan dan

nampaknya hal ini sulit dilakukan disebabkan ketersediaan benih yang terbatas

disamping pengiriman benih yang sering terlambat.

Selanjutnya hal ini yang dapat mempengaruhi pelaksanaan di lapangan

menghadapi iklim yang ekstrim seperti curah hujan yang cukup tinggi yang dapat

menyebabkan areal pertanaman menjadi banjir sehingga pertanaman gagal total.

Keadaan ini dialami kegiatan Demplot di Kabupaten Aceh Tenggara. Pelaksanaan

pendampingan inovasi teknologi khususnya pada demplot dilaksanakan di kabupaten dan

keragaannnya dapat dilihat seperti tabel berikut.

Page 21: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

17

Tabel 5. Keragaan Pelaksanaan Demplot Inovasi PTT Komoditas Jagung Hibrida

No Nama LokasiDemplot

Jenis Inovasi teknologi yangdikenalkan

LuasDemplot Permasalahan

1. Lawe Alas Penyiapan Lahan dengan caraolah tanam sempurna (OTS)dengan terlebih dahuludilakukan penyemprotandengan herbisida

Varietas Unggul Baru HibridaBima 3, Bima 10 dan Pioner27

Benih bermutu dan berlebeldaya tumbuh > 95% yangsudah diberi perlakuan

Penanaman dengan caratugal 1 biji/lubang, jaraktanam 40x20x80 cm,40x40x80 cm 2 biji/lubangdan pola petani (75x40 cm)

Pemberian pupuk urea danNPK

Pembuatan saluran drainasebersamaan denganpengolahan tanah,pembumbunan ataupengendalian gulma

0,5 ha Pengaruh curahhujan yangcukup tinggiyangmenyebabkanarealpertanamantergenang air(banjir)sehingga terjadipenanamanulang danperbaikansalurandrainase

Page 22: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

18

No Nama LokasiDemplot

Jenis Inovasi teknologi yangdikenalkan

LuasDemplot Permasalahan

2. Prapat Ulu Penyiapan lahan dengan caraditebas atau penggunaanherbisida

Pengolahan tanah dengancara olah tanah sempurna(OTS) yaitu dibajakdilanjutkan denganpengaruan

Penggunaan pupuk kompos Varietas Unggul Baru Hibrida

Bima 3, Bima 10 dan Pioner27

Penanaman dengan caratugal 1 biji/lubang, jaraktanam 40x20x80 cm,40x40x80 cm 2 biji/lubangdan pola petani (75x40 cm)

Pemupukan dilakukan dengandosis Urea 270 kg/ha, NPK(ponska) 400 kg/ha,

Pembumbunan danpengendalian gulma denganmenggunakan herbisidasekaligus pembuatan salurandrainase untuk memperbaikikelembaban dan aerasi tanah

0,5 ha Pengaruh curahhujan yangcukup tinggiyangmenyebabkanarealpertanamantergenang airsehinggadiperlukanPerbaikansalurandrainase

Dukungan pembenihan varietas unggul baru (VUB) jagung hibrida dalam

pelaksanaan SL-PTT ditingkat petani (lapangan) sangat ditentukan oleh distribusi benih,

mutu benih, ketersediaan benih disamping faktor iklim sehingga menghasilkan

pertumbuhan tanaman yang baik. Lokasi SL-PTT jagung hibrida dilaksanakan pada

daerah penghasil jagung atau merupakan sentra produksi jagung, sehingga diharapkan

sudah mengenal atau biasa dalam membudidayakan atau menanam jagung dari pihak

pemerintah/swasta dapat memfasilitasi atau mengadakan pembinaan-pembinaan secara

intensif.

Selanjutnya dalam usaha untuk menambah ilmu pengetahuan bagi petugas dan

petani dilakukan pelatihan maupun pertemuan kelompok dengan topik materi mengenai

petunjuk teknis pelaksanaan SL-PTT dan budidaya jagung hibrida sampai pasca panen

yang melibatkan nara sumber dari dinas/instansi terkait. Pertemuan petugas dilakukan di

aula BPTP Aceh dengan menghadirkan nara sumber dari Balai Penelitian Serealia Maros

Sulawesi Selatan sedangkan pelatihan petani dilakukan di lokasi pelaksanaan Demplot

SL-PTT, adapun mengenai efektifitas pelatihan ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 23: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

19

Tabel 6. Efektifitas Pelatihan/Pertemuan SL-PTT Jagung Hibrida

TingkatPenyelenggaraan

Pelatihan

Topik/MateriPelatihan

Sasaran PesertaPelatihan

JumlahPeserta

Pelatihanyang menjadiNara Sumberdi WilayahKerjanya

Asal InstitusiJumlahPeserta(org)

Tingkat Provinsi (PLII)

Pedoman UmumPelaksanaan SL-PTT

PelaksanaanTeknis diLapangan

Dinas/Instansiyang terkaitTingkatProvinsi danKabupaten

40 2

Pelatihan Petani (2Desa)

Teknis Budidaya Pengendalian

Organisme

KCD/BPPPenyuluh danPetani

120 3

Temu Lapang Pertemuandengan petanimengenai hasildemplot

Petani, PPL,Mantri Tani

60 3

Disamping Pelatihan dilakukan pertemuan-pertemuan kelompok tani yang

pesertanya adalah anggota kelompok tani pelaksanaan SL-PTT dan materi pertemuan

dititik beratkan pada teknis budidaya serta pemecahan masalah yang dihadapi dalam

usahatani. Penyebarluasan inovasi juga dilakukan melalui pencetakan media informasi

dalam bentuk brosur. Usaha pengembangan usahatani jagung telah dilaksanakan

dengan berbagai kebijakan pemerintah, teknologi budidaya, panen dan pasca panen

melalui pendekatan SL-PTT dengan harapan produktivitas yang dihasilkan oleh petani

dapat meningkat. Peningkatan produktivitas ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8. Hasil Evaluasi Produktivitas Rata-Rata Kabupaten Aceh Tenggara di LL, SL,dan non SL

No Kabupaten Jumlah Unit SLyang disampling

Produktivitas (Ton/ha)SL LL Non-SL

1 Aceh Tenggara 35 5,1 5,6 4,8

Walaupun demikian lokasi SL-PTT jagung hibrida umumnya dilaksanakan pada

daerah-daerah penghasil jagung atau merupakan sntra-sentra produksi jagung, sehingga

diharapkan sudah mengenal atau biasa dalam membudidayakan atau menanam jagung

dari pihak pemerintah/swasta dapat memfasilitasi atau mengadakan pembinaan-

pembinaan secara intensif.

Page 24: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

20

4.2. Pembahasan

Aceh sangat potensi dalam pengembangan tanaman jagung seiring dengan

pengembangan pabrik pakan disamping dukungan sumberdaya alam. Hal tersebut

dicerminkan hampir semua kabupaten/kota di wilayah Aceh merupakan daerah penghasil

jagung seperti Kabupetan Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen Pidie dan

Aceh Tamiang (BPS, 2011). Pengembangan jagung ini dapat dilakukan dengan cara

perluasan areal (ekstensifikasi) maupun peningkatan produksi (intensifikasi), sementara

dalam pengelolaan tanaman di areal pertanaman banyak yang perlu dilakukan terutama

dalam pengelolaan tanaman di areal pertanaman.

Mulai tahun 2010 pemerintah telah melaksanakan upaya peningkatan produksi

jagung hibrida melalui pendekatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-

PTT) yang melibatkan Dinas/Instansi terkait sehingga memerlukan koordinasi yang baik,

sosialisasi sera kemudahan-kemudahan terutama petani sebagai pelaku usahatani di

tingkat lapangan. Melihat keadaan pelaksanaan kegiatan SL-PTT tingkat kinerja

koordinasi pendampingan dapat dinilai mendekati baik karena masih banyak

kekurangan-kekurangan yang masih perlu penyempurnaan.

Penerapan inovasi teknologi di tingkat petani cukup beragam, bergantung pada

orientasi produksi (subsisten, semi komersial, komersial), kondisi kesuburan tanah, risiko

yang dihadapi, dan kemampuan petani membeli atau mengakses sarana produksi.

Penyebaran penggunaan varietas pada tahun 2008 di kabupaten Aceh Tenggara adalah

28% hibrida, 47% komposit unggul, dan 25% komposit lokal. Karena pertimbangan

harga dan risiko yang dihadapi, cukup banyak petani yang menanam benih hibrida

turunan (F2). Pemberian pupuk juga sangat beragam. Petani yang berorientasi

subsistem dan semi komersial tidak memupuk atau memberikan pupuk pada takaran

sangat rendah, biasanya hanya urea dengan takaran 100-150 kg/ha. Bagi petani yang

berorientasi komersial, penggunaan pupuk anorganik berkisar: urea 250-700 kg/ha,

SP36 0-150 kg/ha, dan KCl 0-100 kg/ha. Penetapan jenis dan takaran pupuk anorganik

belum didasarkan pada rekomendasi spesifik lokasi, sesuai hasil analisis tanah dan/atau

petak omisi. Bahan organik/pupuk kandang umumnya diberikan pada lubang tanam

sebagai penutup benih dengan takaran 1,5-2,0 t/ha.

Salah satu faktor penghambat dalam adopsi teknologi oleh petani adalah belum

adanya keyakinan petani terhadap manfaat teknologi itu sendiri sebelum melihatnya

secara langsung. Dalam penerapan teknologi sesuai dengan yang dianjurkan, petani

mengalami hambatan psikologis berupa kekhwatiran apakah hasil produksi akan sesuai

seperti yang diharapkan, padahal biaya input sudah lebih tinggi. Untuk mengatasi

Page 25: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

21

hambatan psikologis tersebut, penerapan teknologi di lahan pertanian dilaksanakan

sebagai gelar teknologi (demonstrian plot/ farm), dan menjadi contoh bagi petani agar

secara langsung dapat dilihat manfaat dari penerapan teknologi sesuai anjuran.

Sampai saat ini jagung hibrida yang telah dilepas, baik oleh Badan Litbang

Pertanian maupun swasta, memiliki potensi hasil 9,0-14,0 t/ha. Varietas jagung hibrida

yang banyak ditanam adalah produk perusahaan multinasional dan yang populer adalah

Bisi, Pioneer, dan NK. Jagung hibrida varietas Semar-10 dan Bima-1, Bima-3 yang

benihnya diproduksi oleh swasta nasional di Blitar (Jawa Timur) telah mulai dipasarkan di

beberapa daerah di Jawa dan Sumatera.

Benih jagung hibrida tersebut perlu disosialisasikan ke petani sehingga sesuai

dengan keinginan mereka. Untuk itu perlu petak percontohan di lapangan (demplot)

untuk menyakinkan petani bahwa varietas yang digunakan atau teknologi secara umum

memang benar-benar dapat meingkatkan produktivitas. Hasil demplot yang dilakukan

dengan pola pendekatan SL-PTT, penggunaan varietas unggul hibrida Bima 3 dan Bima

10 mampu menghasilkan masing-masing 6,0 ton/ha dan 4,5 ton/ha jagung pipil dengan

kadar air 20%. Hasil ini perlu mendapat perhatian dan dukungan penyediaan benih baik

jumlah maupu mutu dan bahan saprodi lain harus sesui dengan jadwal tanam karena

lahan yang digunakan sudah mempunyai jadwal tanam dalam semusim atau satu tahun

karena dengan keterlambatan sarana produksi (benih) tau pemindahan jadwal tanam

dapat mempengaruhi kegiatan usahatani.

Sumberdaya yang tidak kalah pentingnya adalah sumber daya manusia sebagai

pelaku usahatani disamping kelembagaan dan infrastruktur. Penanganan sumberdaya

manusia ini dapat dilakukan dengan pelatihan baik di tingkat provinsi atau kabupaten

maupun pertemuan kelompok bagi petani maupun petugas dengan harapan arah

kebijakan pemerintah, penguasaan teknis budidaya serta permasalahan dalam usahatani

dapat dipecahkan. Disamping itu untuk penyebarluasan khususnya inovasi teknologi

diperlukan media informasi baik berupa brosur, liptan maupun media lain sebagai bahan

bacaan bagi petani, petugas yang mudah dimengerti dalam mengelola usahatani. Sistem

koordinasi sampai ke tingkat lapangan masih perlu perbaikan sehingga sarana produksi

yang dibutuhkan khususnya pendistribusian benih tepat waktu sesuai dengan jadwal

tanam. Oleh sebab itu perlu melibatkan pemerintah/investor sebagai fasilitator atau

penyedia modal untuk menjamin pemasaran hasil dilanjutkan dengan pembinaa-

pembinaan oleh petugas yang terkait.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Page 26: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

22

1. Lokasi SL-PTT Jagung di Aceh merupakan lahan lahan kering yang terletak di

Kabupaten Aceh Tenggara

2. Hasil koordinasi baik ditingkat provinsi, kabupaten/kota lokasi SL-PTT jagung

hibrida di kabupaten Aceh Tenggara seluas 1260 ha.

3. Karena koordinasi pendampingan mendekati baik karena perlu

pembenahan/penyempurnaan terutama pelaksanaan di lapangan mengenai

distribusi benih yang kurang memenuhi jadwal tanam di samping pengaruh

iklim yang kurang menguntungkan.

4. Penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) atau inovasi lainnya mampu

mendukung peningkatan produksi jagung hibrida apabila tersosialisasi dengan

baik, terutama melalui pelatihan, pertemuan kelompuk untuk petugas dan

petani di lapangan.

5.2. Saran

Pengembangan jagung hibrida khususnya pada lahan kering diperlukan

penyesuaian dengan iklim.

VI. KINERJA HASIL KEGIATAN

Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Pengembangan Terpadu (SL-PTT)

Jagung hibrida di Aceh pada umumnya berjalan mendekati baik, yang dimulai dari

Page 27: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

23

koordinasi Dinas/Instansi terkait baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota,

terutama dalam penentuan/penetapan lokasi.

Khusus dalam pendampingan/pengawalan teknologi dalam usahatani telah

dilakukan perakitan beberapa komponen teknologi budidaya melalui pendekatan

pemilihan teknologi PTT baik itu teknologi dasar maupun teknologi pilihan sesuai

kebutuhan lokasi dengan memperhatikan aspek lingkungan atau sumberdaya yang

tersedia, sehingga diperoleh teknik budidaya yang spesifik lokasi, upaya ini dilakukan

untuk pencapaian peningkatan produktivitas jagung hibrida >10%.

Selanjutnya lokasi Demplot SL-PTT jagung hibrida di Aceh adalah Kabupaten Aceh

Tenggara dengan luasan masing-masing 0,5 ha. Diperlukan dukungan kebijakan

infrastruktur yang memadai terutama perbaikan saluran air dan tersedianya varietas

unggul baru (VUB) jagung, serta saprodi lainnya yang tepat waktu maupun permodalan

sekaligus penjaminan pemasaran hasil.

Keluaran yang diperoleh dari kegiatan ini adalah inovasi dalam mewujudkan SL-PTT

Jagung di agroekologi lahan kering, sehingga dapat dilakukan secara optimal. Manfaat

dari kegiatan ini adalah terjadi sinkronisasi dan inovasi pengelolaan tanaman terpadu

(PTT) dalam meningkatkan produksi, terutama pengembangan varietas-varietas jagung

yang adaptif. Namun demikian, dampak dari kegiatan tersebut baru dapat dilihat pada

musim tanam berikutnya.

Page 28: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

24

DAFTAR PUSTAKA

Adil, M. 2003. Teknologi Budidaya Jagung untuk Pangan dan Pakan yang Efisien danBekalan Jutas pada Lahan marginal. Laporan Akhir 2003, Balisereal.

Arief, T., 1988. Budidaya Jagung Varietas Bisma. LIPTAN. Loka Pengkajian TeknologiPertanian Puntikayu. Sumatera Selatan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007. Pedoman Umum PTT JagungDepartemen Pertanian. Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2009. Pedoman Umum PTT Jagung.Departemen Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jendral Tanaman Pangan, 2010. Pedoman Pelaksanaan Sekolah LapangPengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanahtahun 2010. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Kasryno, F dan M. Rahmat, 1988. Pembahas Pola Konsumsi, Permintaan dan PemasaranProduksi Palawija. Makalah pada Simposium Penelitian Tanaman Pangan II Celoto,Bogor 21 B, 23 maret 1988.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Balai Besar Pengkajian danPengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan PengembanganPertanian, 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT DepartemenPertanian. Jakarta.

Saenong, S, Margaretha. SL., J. Tandiabang., Sajafruddin, Y. Sinuseing dan Rahmawati,2003. Sistem Perbenihan Untuk Mendukung Penyebarluasan Varietas JagungNasional. Laporan Hasil Penelitian Kelompok Peneliti Fisiologi Hasil. Balit Sereal,Maros.

Soeharsono, Supriadi dan Prayitno, 2004. Potensi dan Pengelolaan Limbah Pertaniandalam Mendukung Ketersediaan Pakan Ternak Sepanjang Tahun di Lahan Kering.Makalah Seminar Nasional dan Ekspose Inovasi Teknologi dan KelembagaanAgribisnis. Malang, 8-9 September 2004.

Subandi, F. Kaim, M. Basir, W. Wakman, Zubachtirodin, I. uddin Firmansyah, dan M. Akil,2003. High light. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2002. Balai Penelitian TanamanSerealia, 24 p.

Subandi, IG. Ismail, dan Harmanto, 1998. Jagung : Teknologi Produksi dan Pascapanen.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor, 57 P.

Sudjana, A.A. Arifin dan M. Sudjadi, 1991. Jagung. Buletin Teknik No. 3 Badan LitbangPertanian. Balittan, Bogor.

Wahid, A.S, Muslimin, Zainudin, S. Saenong, dan Baco. 2002. Kajian Efesiensi danDiversifikasi Kelembagaan Corporate Farming pada lahan sawah Tadah Hujan.

Page 29: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

25

Lampiran 1 :

DAFTAR RISIKO

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

NAMA PIMPINAN : Ir. T. Iskandar, MSi

NIP : 19580121 198303 1 001

KEGIATAN : Pendampingan SL-PTT Jagung Hibrida

TUJUAN KEGIATAN : 1. CPCL

2. Penanaman

3. Pemeliharaan

4. Panen

No Risiko Penyebab Dampak

1. Petani KurangKoperatif

Kelompok yang kurangaktif atau belum mantap

Informasi tidak sampai(terputus) terutamateknologi anjuran sehinggakegiatan usahatani kurangbaik

2. Distribusi Benih Keterlambatan pengirimanbenih ke petani

Panen dan jadwal tanamsehingga mengganggupertumbuhan/perkembangantanaman

3. Lahan tidakmemenuhiPersyaratanTumbuh

Keterbatasan lahan/lokasiatau pengelolaan lahanyang kurang sempurna

Pertumbuhan tanaman yangkurang optimal

4. Pertumbuhanvegetatif kurangbaik

Karena Banjir, kurangmemperhatikanpengelolaan lahan, kurangunsur hara atau air sertaserangan hama penyakit

Produktivitas menjadiberkurang

Disusun Tanggal : Desember 2012Penjab Kegiatan :

Emlan Fauzi, SPNIP. 19810909 200801 1 010

Page 30: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

26

Lampiran 2 :PENANGANAN RESIKO

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

NAMA PIMPINAN : Ir. T. Iskandar, MSi

NIP : 19580121 198303 1 001

KEGIATAN : Pendampingan SL-PTT Jagung Hibrida

TUJUAN KEGIATAN : 1. CPCL

2. Penanaman

3. Pemeliharaan

4. Panen

No Resiko Penyebab Dampak Upaya Penanganan

1. Petani KurangKoperatif

Kelompok yangkurang aktif ataubelum mantap

Informasi tidaksampai (terputus)terutama teknologianjuran sehinggakegiatan usahatanikurang baik

Benah kelompokdan meningkatkanintensitaspembinaan olehDinas/Instansiterkait

2. DistribusiBenih

Keterlambatanpengiriman benihke petani

Panen dan jadwaltanam sehinggamengganggupertumbuhan/perkembangan tanaman

Penyediaan benihsesuai dengankebutuhan(kuantitas/kualitas)dan mantapkanjadwal tanam

3. Lahan tidakmemenuhiPersyaratanTumbuh

Keterbatasanlahan/lokasi ataupengelolaan lahanyang kurangsempurna

Pertumbuhantanaman yangkurang optimal

Penekanan padapengolahan tanahdan penggunaanpupuk terutamapupuk organik

4. Pertumbuhanvegetatifkurang baik

Kualitas kurangbaik, kurangmemperhatikanpengelolaan lahan,kurang unsur haraatau air sertaserangan hamapenyakit

Produktivitasmenjadi berkurang

Pengolahan tanahsempurna danpenambahan unsurhara dan air sertapengendalian OPTsecara terpadu

Page 31: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

27

No Resiko Penyebab Dampak Upaya Penanganan

5. TerlambatPanen

Kurang memahamicara pengelolaanpasca panen

Kualitas dankuantitas produksimenjadi berkurang

Informasi petugaslapangan mengenaipenanganan pascapanen

Disusun Tanggal : Desember 2012Penjab Kegiatan :

Emlan Fauzi, SPNIP. 19810909 200801 1 010

Page 32: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

28

Lampiran 3. Organisasi Pelaksana Kegiatan

No Nama Jabatan dalamKegiatan Uraian Tugas

AlokasiWaktu

(Jam/mg)

1. Emlan Fauzi, SP Penjab Kegiatan Mengkoordinir kegiatan mulaiperencanaan sampai laporan

10

2. Ir.Chairunas, MS Pelaksana - Menyusun proposal danlaporan

5

3. Ir. Jamal Khalid Pelaksana - Mengolah dan menganalisisdata

- Mengumpulkan data

5

4. Saupan Daud, SP Pelaksana - Pelaksana 55. Samsul Bahri, SE Pelaksana - Pelaksana 56. Darmawan Pelaksana - Pelaksana 57. Muzni Pelaksana - Pelaksana 5

Page 33: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

29

Lampiran 5. Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKT) Tahun 2012INSTANSI : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) ACEH

KEGIATAN

RencanaTingkatCapaianTarget

Realisasi

PersentasiPencapaianRencanaTingkatCapaian

Target (%)

Ket

Program Uraian Indikator Kinerja Satuan1 2 3 4 5 6 7 8

PendampinganProgramStrategisKementerianPertanian SL-PTT Jagung diWilayahProvinsi Aceh

Masukan :- Dana : Rp. 100.000.000,- Rupiah 100.000.000 89.906.000 89,90

SDM :- Peneliti : 2 orang 2 2 100,00 -- Penyuluh : 2 orang 2 2 100,00 -- Teknisi : 2 orang 2 2 100,00 -- Administrasi : 1 orang 1 1 100,00 -

Keluaran :1. Terlaksananya pendampingan dan pengawalan

teknologi pada kegiatan SL-PTT jagung sebanyak 2(dua Lokasi) di Aceh

Lokasi 2 2 100,00 -

2. Terlaksananya koordinasi dan keterpaduanpelaksanaan pendampingan SL-PTT jagung sebanyak2 (dua) lokasi di Aceh

Lokasi 2 2 100,00 -

3. Tercapainya peningkatan produktivitas jagung hibridadalam usaha meningkatkan pendapatan sertakesejahteraan petani pada areal SL-PTT jagung

Ton/ha 5,5 6,0 < 10 Setelahpenanamanumur 1 mingguterjadi banjir

4. Terlaksananya contoh kepada petani/masyarakatkeunggulan dan tata cara penerapan teknologibudidaya jagung hibrida spesifik lokasi yangdiwujudkan dalam bentuk demplot

Unit 2 2 100,00

Page 34: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

30

KEGIATAN

RencanaTingkatCapaianTarget

Realisasi

PersentasiPencapaianRencanaTingkatCapaian

Target (%)

Ket

Program Uraian Indikator Kinerja Satuan1 2 3 4 5 6 7 8

Hasil :1. Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan

teknologi dan upaya untuk meningkatkanproduktivitas melalui pendekatan PengelolaanTanaman Terpadu (PTT) dengan prinsip partisipatif,spesifik lokasi, terpadu, sinergis atau serasi dandinamis

Kabupaten 1 1 100,00 -

2. Meningkatnya produktivitas jagung hibrida >10% perhektar sekaligus meningkatkan pendapatan petani

Ton/ha 5,5 6,0 > 10

Dampak :Dikembangkannya varietas unggul baru (VUB) jagunghibrida yang adaptif dengan penerapan beberapaalternatif komponen teknologi pengelolaan tanamanterpadu (PTT) dalam rangka meningkatkanproduktivitas.

Varietas 3 3 100 Distribusi danpenyediaanbenih yangkurang

Page 35: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

31

FOTO KEGIATAN

Survey dan Penetuan LokasiDemplot

Pengolahan Tanah Sempurna dilokasi Demplot

Penanaman di Lokasi demplot Desa Prapat Ulu dan Kota Batu II

Pemasangan papan Demplot di Desa Prapat Ulu dan Kota Batu

Page 36: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

32

Tanaman jagung umur 45 HariPengukuran Tingggi Tanaman Jagung(30 HST)

Acara Temu Lapang Panen Jagung di Lokasi Demplot

Page 37: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/16... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH

33

Penampilan 3 Varietas Jagung Hibrida Hasil Panen Jagung dalam BentukTongkol

Biji Jagung Varietas Bima 3 Biji Jagung Varietas Bima 10

Biji Jagung Varietas Pioneer 27 Biji 3 varietas Jagung Hibrida