pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

26
1. PENGENALAN Thailand merupakan sebuah negara penganut agama Buddha yang mempunyai jumlah penduduk Islam yang agak ramai. Ini dapat dilihat daripada sebahagian wilayah di Thailand yang telah menerima Islam sebagai agama anutan masyarakatnya iaitu wilayah selatan Thailand yang terdiri daripada Patani, Yala, Narathiwat dan Satun. Wilayah-wilayah ini memainkan peranan yang penting di dalam usaha penerimaan Islam di rantau ini. Walaupun penduduk di sini terdiri daripada kalangan orang Melayu dari segi budaya dan etnik, disini akan menjelaskan kedatangan Islam di Patani yang majoriti orang Islam dan juga meninjau sejarah perkembangan dakwah yang telah diusahakan oleh beberapa institusi-institusi tradisional dahulu. Seterusnya, akan memperincikan kebangkitan gerakan dakwah di Patani. 2. Sejarah Patani (Langkasuka) Negeri Patani memiliki sejarah yang cukup lama, jauh lebih lama daripada sejarah negeri-negeri di Semenanjung Melayu seperti Malaka, Johor dan Selangor. Sejarah lama Patani merujuk kepada kerajaan Melayu tua pengaruh Hindu-India bernama Langkasuka sebagaimana dikatakan oleh seorang ahli antropologi sosial di Prince of Songkla University di Patani, Seni Madakakul bahwa Langkasuka itu terletak di Patani. Pendapat beliau ini didukung oleh ahli sejarawan lainnya seperti Prof. Zainal Abidin Wahid, Mubin Shepard, Prof. Hall dan Prof. Paul Wheatly. 1

Transcript of pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

Page 1: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

1. PENGENALAN

Thailand merupakan sebuah negara penganut agama Buddha yang mempunyai jumlah penduduk

Islam yang agak ramai. Ini dapat dilihat daripada sebahagian wilayah di Thailand yang telah

menerima Islam sebagai agama anutan masyarakatnya iaitu wilayah selatan Thailand yang

terdiri daripada Patani, Yala, Narathiwat dan Satun. Wilayah-wilayah ini memainkan peranan

yang penting di dalam usaha penerimaan Islam di rantau ini. Walaupun penduduk di sini terdiri

daripada kalangan orang Melayu dari segi budaya dan etnik, disini akan menjelaskan kedatangan

Islam di Patani yang majoriti orang Islam dan juga meninjau sejarah perkembangan dakwah

yang telah diusahakan oleh beberapa institusi-institusi tradisional dahulu. Seterusnya, akan

memperincikan kebangkitan gerakan dakwah di Patani.

2. Sejarah Patani (Langkasuka)

Negeri Patani memiliki sejarah yang cukup lama, jauh lebih lama daripada sejarah negeri-negeri

di Semenanjung Melayu seperti Malaka, Johor dan Selangor. Sejarah lama Patani merujuk

kepada kerajaan Melayu tua pengaruh Hindu-India bernama Langkasuka sebagaimana dikatakan

oleh seorang ahli antropologi sosial di Prince of Songkla University di Patani, Seni Madakakul

bahwa Langkasuka itu terletak di Patani. Pendapat beliau ini didukung oleh ahli sejarawan

lainnya seperti Prof. Zainal Abidin Wahid, Mubin Shepard, Prof. Hall dan Prof. Paul Wheatly.

Lebih jauh bahkan Sir John Braddle menegaskan bahwa kawasan timur Langkasuka

meliputi daerah pantai timur Semenanjung, mulai dari Senggora, Patani, Kelantan sampai ke

Trengganu, termasuk juga kawasan sebelah utara negeri Kedah (M. Dahlan Mansoer, 1979).

Dalam buku sejarah negeri Kedah, Hikayat Merong Mahawangsa, ada menyebutkan

bahwa negeri Langkasuka terbagi dua: Sebagian terletak di negeri Kedah yaitu terletak di

kawasan tebing sungai Merbok. Sebagian lainnya terletak di sebelah timur Kedah, yaitu di

pantai Laut China Selatan. Dalam hal ini Prof. Paul Wheatly tanpa ragu mengatakan bahwa

Langkasuka terletak di Patani sekarang. Pendapat beliau dikuatkan dengan temuan kepingan

batu-batu purba peninggalan kerajaan Langkasuka di daerah Jerang dan Pujud (nama-nama kota

pada masa itu). Konon, menurut buku Negarakertagama, Jerang atau Djere merupakan ibukota

Langkasuka.

1

Page 2: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

2

Sedangkan asal muasal orang Patani menurut para antropolog berasal dari suku

Javanese-Malay. Sebab ketika itu suku inilah yang mula-mula mendiami Tanah Melayu.

Kemudian berdatangan pedagang Arab dan India yang melakukan persemendaan sehingga

menurunkan keturunan Melayu Patani di selatan Thai sekarang.

Tanah Melayu telah didatangi pedagang dari Arab, India dan China sejak sebelum

masehi. Seorang pengembara China menyebutkan bahwa ketika kedatangannya ke Langkasuka

pada tahun 200 masehi, ia mendapati negeri itu telah lama dibuka.

2.1. Pengaruh Sriwijaya

Sebelum menjadi negeri Islam, Patani (baca: Langkasuka) dikenal sebagai kerajaan Hindu

Brahma. Rajanya yang terkenal adalah Bhaga Datta (515 M) yang berarti "pembawa kuasa".

Ketika kerajaan Sriwijaya di nusantara berhasil menaklukkan Ligor (sekarang Nakorn Sri

Thamarat di Thailand) pada 775 M dan kemudian mengembangkan kekuasaannya ke selatan

(Patani), mulailah penduduk Patani meninggalkan agama Hindu dan memeluk Budha. Sebuah

berhala Budha zaman Sriwijaya yang ditemui dalam gua Wad Tham di daerah Yala

membuktikan pertukaran agama di atas.

Di bawah pemerintahan Sriwijaya inilah Patani mulai menapaki kemajuan, ramai dan

terkenal. Hasil negeri Patani pada waktu itu banyak berupa pertanian dan perniagaan. Beberapa

pengetahuan bernilai seperti teknik membajak dan berdagang diterima oleh orang Patani dari

orang Jawa. Diyakini juga bahwa kerajaan Sriwijaya inilah yang membawa dan

mengembangkan bahasa Melayu ke Patani.

Besarnya upeti yang diberikan setiap tahun ke kerajaan Sriwijaya menunjukkan bahwa

Patani ketika itu kaya dan makmur.

3. Model dan Metode Dakwah di Patani

Patani sebelumnya dikenal dengan sebuah negara yang beragama Budha yang di bawa oleh Raja

Sriwijaya, akhirnya Patani menjadi negara Islam yang sangat maju pada zaman itu. Kedatangan

Islam ke Patani secara tepat adalah sukar untuk diperjelaskan. Ini disebabkan terdapat banyak

pendapat dari kalangan sejarawan yang memberikan alasan mereka tersendiri. Namun begitu,

Page 3: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

3

apa yang pasti, apabila kita membincangkan kedatangan Islam ke Patani terdapat beberapa

tahapan dakwah yang di kembangkan dalam negara Patani ini, dapat dibagi dakwah di Patani

kepada tiga model. Pertama model dakwah Islamisasi Patani, kedua model mengembangkan

dakwah Islam di Patani dan ketiga model dakwah membangkitkan Islam di Patani.

3.1. Model Dakwah Islamisasi Patani

Tidak diketahui pasti bila Islam bertapak di Patani, namun kalau dilihat kebanyakan. karya

sastra sejarah dan merujuk kepada Teeuw dan Wyatt, juga W.K Che Man maka dapat

diperkirakan bahwa Patani menjadi negeri Islam pada 1457 M. (Martinus Nijhoff, 1970).

3.1.1 Sejarah Islamisasi Patani

Masuknya Patani kedalam Islam ibarat sebuah "dongeng", namun itulah adanya, seperti

tertulis dalam buku-buku sejarah. Kedatangan Islam ke Patani tidak diketahui secara tepat.

Dalam sejarah negeri Kelantan, dikatakan bahawa kira-kira pada tahun 1156M, seorang dari

Patani datang menyebarkan Islam ke Kelantan. Ini menunjukkan bahawa Islam telah

mempengaruhi Patani terlebih dahulu. Setelah Islam bertapak lebih dari 300 tahun di Patani oleh

rakyat jelata barulah Raja Patani memeluk Islam. Dikisahkan pada waktu itu Patani

(Langkasuka) diperintah oleh raja Phya Tu Nakpa. Raja dikabarkan menderita sakit yang tak

kunjung sembuh. Beliau mendengar ada seorang tabib, syeikh Said, seorang Muslim, yang

mampu menyembuhkan sakitnya. Tabib tersebut sanggup berobat penyakit sang Raja asal

dengan syarat jika sembuh dari sakitnya maka Raja harus memeluk Islam. Namun Raja Phya Tu

Nakpa ingkar janji setelah sembuh. Akhirnya Raja sakit kembali. Kejadian ini terulang sampai

tiga kali. Pada kali ketiga inilah Raja bertaubat, ia tidak akan memungkiri janjinya lagi.

Setelah Raja sembuh dari sakitnya, beliau bersama keluarga dan pembesar istana

memeluk Islam. Raja Phya Tu Nakpa berganti nama menjadi Sultan Ismail Shah. Sejak saat itu

mulailah Islam berkembang dan pengaruh Hindu-Budha mulai berkurang, lemah dan akhirnya

hilang dari Patani.

Sultan Ismail Shah (Raja Phya Tu Nakpa) diketahui juga sebagai pengasas negeri Patani.

Beliaulah yang mengganti nama kerajaan lama menjadi Patani yang berarti "Pantai Ini". Karena

beliau secara kebetulan menemukan suatu tempat yang indah dan ideal untuk dijadikan negeri di

Page 4: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

4

tepi pantai. Riwayat lain mengatakan Patani berasal dari kata "Pak Tani". Yaitu pemilik pondok

(seorang petani garam) ditepi pantai yang ditemui oleh Raja ketika beliau bepergian mencari

lokasi negeri baru. (Ibrahim Shukri, tanpa tahun)

Setelah berpindah ke Patani, Patani menjadi lebih ramai dan oleh karena lokasinya yang

baik, tempat baru ini menjadi makmur dan mewah. Patani menjadi pusat daya tarik pedagang-

pedagang dari timur seperti Jepang, China, Siam dan Eropah. Tercatat pada 1516 kapal dagang

Portugis singgah pertama kalinya di pelabuhan Patani. Pinto, seorang saudagar dan penjelajah

asal Portugis menyatakan: "Pada masa saya datang ke Patani dalam tahun itu saya telah

berjumpa hampir-hampir 300 orang Portugis yang tinggal di dalam pelabuhan Patani. Selain dari

Portugis didapati juga bangsa-bangsa timur seperti Siam, China dan Jepang. Orang-orang Jepang

besar juga perniagaannya di pelabuhan ini."

Metode yang di pakai dapa model ini adalah pertama seraca sembunyi, yaitu cara

berdakwah seperti dengan dakwah Rasulullah s.a.w. pada awal beliau menerima wahyu.

Demikian juga dengan di Patani para di’i berdakwah kepada rakyat Patani dan mengislamkan

rakyat selama kurang lebih 300 tahun dan ibadah mereka pada ketika itu bersembunyi-

sembunyi. Kedua secara terangan, yaitu setelah Raja berjaya masuk Islam barulah semua di

Patani memeluk Islam dan akhirnya Raja istiharkan Islam sebagai agama rasmi di Patani.

3.1.2. Kejayaan dan Keruntuhan

Patani mencapai zaman keemasannya ketika diperintah oleh empat orang Ratu yaitu Ratu Hijau

(1584-1616), Ratu Biru (1616-1624), Ratu Ungu (1624-1635) dan Ratu Kuning (1635-1651).

Patani pada zaman Ratu-ratu sangat makmur dan kaya. Kekuasaannya meluas hingga ke

Kelantan dan Trengganu sehingga terkenal dengan sebutan Negeri Patani Besar. Kecuali Johor,

tidak ada negeri lain di belahan timur Semenanjung Melayu yang memiliki kemakmuran dan

kekuatan sehebat Patani kala itu.

Kekuatan negeri Patani tergambar dari kemampuannya mematahkan empat kali serangan

kerajaan Siam pada 1603, 1632, 1634 dan 1638. Patani memiliki 3 buah meriam besar yang

sangat masyhur yaitu Seri Negara, Seri Patani dan Mahalela. Mampu mengerahkan 180.000

Page 5: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

5

pasukan siap tempur dan diperkuat oleh sebuah benteng yang tidak kalah terkenalnya yakni

Benteng Raja Biru.

Sayang, masa kejayaan ini hanya bertahan 67 tahun. Ketika Ratu Kuning meninggal

pada 1651, Patani mengalami proses kemerosotan secara politik, militer dan ekonomi. Patani

hanya mencatat kemajuan ketika dipimpin oleh Raja Sakti I dan Raja Bahar yang mampu

menyatukan Senggora (Songkla) dan Pethalung.

Pada akhir abad ke-17 ini, Patani mulai kehilangan era keemasannya. Tidak adanya

peperangan dengan Siam, yang merupakan musuh tradisi bersama, sampai menjelang

kejatuhannya (hampir satu abad) menyebabkan negeri Patani Besar yang tadinya bersatu

(meliputi Kelantan, Trengganu, Patani Awal, Senggora dan Pethalung), perlahan-lahan mulai

memisahkan diri. Perang yang terakhir yang melibatkan Patani - Siam terjadi pada 1638. Sejak

tahun itu tidak ada lagi peperangan di antara kedua negara.

Malang bagi Patani, kerana hampir bersamaan dengan kemerosotan ini, Siam, di bawah

pimpinan Panglima Chakri bangkit kembali dan berhasil mengusir Burma dari seluruh negeri.

Sehingga ketika Patani lengah dan lemah, Siam berhasil menaklukkannya pada 1785. Maka

mulai tahun inilah, Patani berada dalam cengkeraman Siam. Bahkan pada 1909, lewat Perjanjian

Bangkok antara Inggeris-Siam, Patani akhirnya terserap menjadi wilayah "rasmi" Siam yang

kemudian merubah namanya menjadi Thailand sampai sekarang ini. Maka terlekatlah pada

rakyat Patani sampai saat ini dengan kata "Orang Sakit di Semenanjung Melayu".

3.2. Model Mengembangkan Dakwah Islam di Patani

Apa yang perlu kita lihat disini ialah kejayaan para ulama ini dalam menyampaikan dan

mengembangkan dakwahnya sehingga seluruh Alam Melayu atau Nusantara dapat diIslamkan.

Dakwah yang mereka bawa bukannya dengan pedang tetapi dengan kebijaksanaan. Mereka

begitu dihormati sehingga orang Melayu yang kuat berpegang pada agama Hindu dan Buddha

telah berjaya diIslamkan. Bukan sekadar rakyat jelata tetapi juga di kalangan raja-raja.

Islam dapat mengembangkan di Patani oleh sebab banyaknya para ulama-ulama dan

kitab-kitab karangan mereka adalah sejajar dengan peranan Patani sebagai pusat tamadun

kesusasteraan Islam menjelang akhir abad ke 18 dan awal abad ke-19. Penerimaan Islam dan

peningkatan tamadun telah menjadikan Patani lebih sedar akan kepentingan nilai

Page 6: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

6

keintelektualan. Konsep belajar terutamanya tentang fardhu ain dan kifayah telah wujud melalui

institusi seperti pondok, surau, madrasah dan masjid. Secara khususnya, institusi pondok lebih

mendapat sambutan dan perhatian daripada umat Islam untuk mendalami dan mempelajari ilmu-

ilmu Islam. Para ulama Patani telah mengambil langkah mempergiatkan lagi perkembangan

Islam dan menyampaikannya ke seluruh Asia Tenggara.

Hasil dari dakwah mereka, maka lahirlah ulama-ulama yang berwibawa sehingga orang

Melayu amat cinta kepada Islam dan menjadi bangsa yang dihormati. Ulama-ulama seperti:

Syeikh Daud Abdullah al-Fatani (di lahirkan di kampung Bendang Gucil, Parit Marhum,

Gerisik, Patani pada 1131H/ 1721M), Syeikh Wan Ahmad bin Mohamad Zain al-

Fatani(dilahirkan pada tahun 1272 H/ 1856 di kampung Jambu, Patani), Syeikh Zainal Abidin

al-Fatani, Hj. Wan Ahmad Wan Idris (di lahirkan pada 1874 dikampung Binjai dan

meninggal dunia pada 1957), Tuan Guru Hj. Sulong Abdul Kadir (dilahirkan pada tahun 1895

di Kampung Anak Ru iaitu sebuah kampung yang terletak di Patani), Tuan Guru Hj. Embong

dan sebagainya telah berjaya menyuburkan ruh Islam dalam masyarakat Melayu(Mohd Zamberi

Abd. Malek, 1994: 113). Amalan kerohanian dan keagamaan bukan sahaja hidup di kalangan

rakyat, malah pemerintah dan ulama bergandingan memerintah negeri.

3.2.1. Institusi Pondok

Pondok sebagai institusi pendidikan Islam yang penting di tengah-tengah masyarakat. Ianya

bertindak sebagai pembina dan pembimbing masyarakat ke arah kemajuan, baik melalui

kegiatan pengajaran mahupun kegiatan sosial. Dengan itu, institusi pondok banyak sekali

membawa pengaruh dalam kehidupan masyarakat baik dalam pola berfikir mahupun perilaku

dalam berbagai-bagai aspek kehidupan masyarakat. Pengaruh pondok sangat besar dalam

kehidupan masyarakat Islam ketika itu sehingga dapat membentuk nilai-nilai yang dianuti

masyarakat. Pendapat pimpinan pondok iaitu tok guru didengar dan dihormati oleh masyarakat.

Pengaruh tok guru tidak hanya terbatas kepada para pelajarnya sahaja tetapi juga kepada

masyarakat kerana pada hari-hari tertentu tok guru akan mengadakan kegiatan pengajiannya

untuk masyarakat umum baik di pondoknya atau di luar kawasan (Abdul Latif Hamidong, 1989:

787). Selaras dengan perubahan zaman, institusi pengajian pondok di Patani juga telah berubah.

Secara umumnya sistem pengajian pondok telah dibahagikan kepada dua sistem pondok iaitu

dalam bentuk tradisional dan sistem pondok dalam bentuk moden.

Page 7: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

7

3.2.1.1. Sistem Pondok Bentuk Tradisional

Pondok tradisional biasanya terletak di kawasan pedalaman, di mana tanah untuk mendirikan

pondok itu sebahagiannya adalah milik tok guru dan ada juga yang dibeli oleh masyarakat dan

kemudian menyerahkan kepada tok guru untuk dibangunkan. Sistem pendidikan pondok di

dalam bentuk tradisional pada asasnya tidak mempunyai kurikulum yang jelas. Ianya tidak ada

jangka masa tertentu dan tidak ada sistem ujian secara bertulis. Tok guru sebagai pemimpin

tertinggi. Beliau akan mengadakan penilaian secara keseluruhan terhadap anak muridnya iaitu

dari segi pelajaran, akhlak, tingkahlaku sehari-hari dan amal ibadah harian. Murid yang

mendapat penilaian yang baik akan disuruh mengajar kelompok kecil sebagai kepala untuk

mentelaah. Sistem pengajarannya pula tidak berkelas. Biasanya Tok guru sendiri akan mengajar

kitab yang berbahasa Arab yang dikarang oleh ulama-ulama Islam (Ibid: 778). Contoh pondok

bentuk ini adalah seperti pondok Tok Raja Haji, Bandar, Jakar, Bendang Ghucil, Dala, Mak

Unggul, Pusan, Bendang Kebun, Tok Bermij dan sebagainya lagi.

3.2.1.2. Sistem Pondok Bentuk Moden

Pondok dalam bentuk moden bermaksud institusi pondok yang sistem pengajarannya diatur

secara berkelas dan mempunyai tahap pendidikan yang sesuai dengan tingkat kecerdasan para

pelajar. Umumnya, pelaksanaan sistem ini mempunyai kesamaan dengan sistem pengajaran di

sekolah formal iaitu mempunyai kurikulum dan jadual pengajaran yang jelas. Institusi pondok

yang menerapkan sistem jenis ini sering disebut madrasah. Sistem madrasah yang pertama

dilaksanakan di pondok Kerisik dan mendapat sambutan hangat dari kalangan penduduk.

Seterusnya ia mulai diterapkan di Patani sekitar tahun 1945. Sistem pentadbiran di institusi

pondok dalam bentuk madrasah ini diatur dengan begitu rapi. Ianya memerlukan tenaga

pengajar yang lebih besar sesuai dengan kelas yang ada pada pondok berkenaan. Pembahagian

kerja dilaksanakan dan tanggungjawab diberi secara teratur. Oleh itu, tok guru di pondok dalam

bentuk madrasah tidak lagi berfungsi sebagai penguasa tunggal. Polisi dan ketentuan pondok

pada umumnya diputuskan dalam bentuk musyawarah.

Terdapat beberapa tingkat pendidikan yang diterapkan di pondok moden (madrasah) di

Patani. Peringkat pertama dikenali sebagai Ibtidaiah. Peringkat ini merupakan tingkat yang

pertama. Lama masa belajarnya tidak sama di antara satu kelas dengan kelas yang lain. Ada

yang menentukan sampai enam tahun dan ada yang menentukan hampir empat tahun sahaja.

Page 8: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

8

Peringkat kedua ialah Mutawassitoh. Tingkat ini merupakan tingkat kedua. Masa belajar di

tingkat ini ialah tiga tahun. Peringkat ketiga ialah Tsanawiyah. Tingkat ini merupakan tingkat

tertinggi dan terakhir di institusi pendidikan pondok. Jangka masa belajarnya ialah tiga tahun

(Mohd Zamberi Malik, 1994: 99). Contoh pondok yang pernah wujud dalam bentuk ini ialah

Madrasah al-Wataniah, Madrasah al-Thanawiah al-Khairiah al-Islamiyyin, Madrasah Bicthat

al-Diniah, Maahad Dar- al-Maacrif dan sebagainya.

3.2.2. Institusi Masjid

Sesuatu hal yang tidak dinafikan bahawa, wujudnya masyarakat Islam di sesuatu kawasan

serentak dengan wujudnya masjid untuk mengembangkan Islam kepada masyarakat. Begitulah

halnya di Patani. Masjid yang terawal ialah masjid Wadil Hussain Teluk Mana’ yang terletak di

kampung Teluk Mana’ wilayah Narathiwat yang didirikan sekitar tahun 1401 H. Menurut Hj.

Tohming Ahmad (2000), di wilayah Patani, terdapat lebih daripada 100 buah masjid yang boleh

didapati di empat wilayah yang majoritinya umat Islam ini.

Masjid juga memainkan peranan penting dalam pendidikan. Ini dapat dilihat di mana dalam

sistem pendidikan Islam di Patani boleh dipecahkan kepada dua bentuk iaitu sistem

persekolahan dengan menekankan aspek pendidikan agama di sekolah yang dipelajari di masjid.

Bagi pendidikan kanak-kanak Muslim pula ianya sama seperti sekolah biasa cuma mengambil

masa dua hari saja iatu hari Sabtu dan Ahad, kanak-kanak perlu menghadiri kelas agama di

masjid. Walaupun begitu masa yang diperlukan untuk mengajar pendidikan agama seperti

Bahasa Arab, pengajian al-Quran, dan teknik sembahyang yang betul (fardhu ain) diperuntukkan

masa yang begitu singkat dalam seminggu.

3.3. Model Dakwah Membangkitkan Islam di Patani

Negara yang sudah berdaulat dan menjalankan hukum Islam kini sudah tidak ada lagi nama itu,

malangnya hukum Islam yang sudah menjadikan hukum tata negara sekarang hilang dan lenyap

yang ada sekarang ini hanya hukum buatan manusia. Oleh itu, munculah gerakan kemerdekaan

dan dakwah sebagaimana yang diketahui dakwah dalam konteks sebuah negara yang inginkan

kebebasan perjuangan rakyat ditumpukan kepada gerakan menuntut kemerdekaan dari penjajah.

Umat Islam khususnya di Patani terlibat secara langsung dalam gerakan berkenaan di samping

kemudiannya turut memainkan peranan dalam gerakan dakwah semasa yang menumpukan

Page 9: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

9

aspek dakwah secara harmoni dan aman. Antara gerakan kemerdekaan yang sudah ada di Patani

sebagai berikut.;

3.3.1. Gerakan Rakyat Patani

Gerakan ini diasaskan oleh golongan elit agama yang dipelopori oleh Haji Sulong Abdul Kadir

(Presiden Majlis Ehwal Islam Wilayah Patani dan seorang guru agama yang terkenal). Gerakan

kali ini menandakan satu perubahan yang penting kerana dipimpin oleh bekas aristokrat.

Pada 3 April 1947, Gerakan Rakyat Patani (GRP) di bawah pimpinan Haji Sulong

mengemukakan beberapa tuntutan kepada kerajaan Luang Thamrong. Matlamat yang paling

utama adalah untuk menentukan dasar bagi negeri melayu Patani otonomi yang mengandungi

empat wilayah antara penuntukan yang di oleh Haji Sulung tujuh perkara adalah;

1. Perlantikan seorang individu sebagai wakil kerajaan Siam yang berkuasa penuh untuk

mentadbir keempat-empat buah wilayah tersebut, iaitu Patani, Yala, Narathiwat dan

Setul dan mempunyai kuasa memecat, menggantung atau mengganti pegawai-pegawai

kerajaan. Individu ini hendaklah dilahirkan di salah satu daripada keempat-empat buah

wilayah tersebut dan perlantikannya hendaklah dengan persetujuan para penduduk di

wilayah-wilayah tersebut.

2. Lapan puluh peratus daripada pegawai kerajaan yang akan berkhidmat di wilayah-

wilayah tersebut mestilah beragama Islam.

3. Bahasa Melayu dan bahasa Siam hendaklah dijadikan sebagai bahasa rasmi.

4. Bahasa Melayu hendaklah dijadikan bahasa pengantar di sekolah-sekolah rendah.

5. Undang-undang Islam hendaklah diiktiraf dan dikuatkuasakan di mahkamah Syariah.

6. Kesemua hasil dan pendapatan yang diperoleh daripada keempat-empat buah wilayah

itu hendaklah digunakan di wilayah yang berkenaan.

7. Pembentukan sebuah badan yang mempunyai kuasa penuh untuk mengurus kesemua

hal-ehwal orang Islam yang berada di bawah tanggungjawab Ketua Negeri

(Muhammad Kamal K. Zaman 1996, 17).

Pada 9 September telah berlaku satu pergolakan di mana beberapa anggota polis telah

bertindak membakar beberapa buah rumah yang menyebabkan seramai 40 orang keluarga

kehilangan tempat tinggal.

Page 10: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

10

Pemberontakan kian panas ekoran daripada penangkapan Haji Sulong dan beberapa

orang pengikutnya dengan membunuh seramai lapan orang anggota polis oleh masyarakat

Melayu Muslim pada bulan Februari. Keadaan semakin bertambah buruk apabila

pemberontakan kali ini berlaku di Kampung Dusung Nyior Narathiwat. Dalam pada ini ratusan

terkorban dan ada yang lari ke Malaya.

Lantaran daripada ini seramai lebih kurang 2000 orang Melayu Muslim telah

menandatangani satu rayuan meminta Bangsa-bangsa bersatu mempengerusikan penyerahan

Patani dan penyatuannya dengan Malaya. Bangkok akhirnya telah mengisytiharkan darurat dan

menghantar askarnya ke Narathiwat dengan alasan untuk membanteras komunis. (Farid Mat

Zain et. al., 1998: 14-15).

3.3.2. Gabungan Melayu Patani Raya (GEMPAR)

Ditubuhkan pada 5 Mac 1948 di Kota Bharu, Kelantan. Istiadat penubuhan GEMPAR telah

disempurnakan pada hari Jumaat bertempat di Madrasah Muhammadiah, Majlis Ugama dan

Istiadat Melayu Kelantan. Ia dihadiri oleh tidak kurang dari 200 orang Melayu anak bumi dan

keturunan Patani serta orang-orang Kelantan. Yg. Mulia Tengku Ismail bin Tg. Nik telah dipilih

menjadi Yang Dipertua GEMPAR yang pertama. Beliau dibantu oleh dua orang Naib Yang

Dipertua iaitu YM Tengku Abdul Jalal bin Tengku Abdul Muttalib dan Nik Mahmud bin Hj,

Abdul Majid (Ahmad Fathy al-Fatani 1994: 101-103). Antara tujuan utama GEMPAR

ditubuhkan berdasarkan manifestonya ialah:

1. Hendaklah menyatukan empat wilayah iaitu Patani, Yala, Narathiwat dan Setun

sebagai satu negara Melayu dan Islam serta melepaskan kaum Melayu yang ada di

dalam empat wilayah itu daripada kehinaan, kepicitan, ketindihan, keperahan dan

keaniayaan atas diri masing-masing bangsa dan ugama.

2. Mengadakan pemerintahan di dalam negeri yang bersesuaian dengan kemahuan dan

pendirian kebangsaan Melayu dan adat resam Melayu dan ugama Islam.

3. Meninggikan taraf bangsa Melayu dan mutu kehidupan anak-anak negeri supaya tiap-

tiap seorang dan sekalian dapat setinggi-tinggi sifat kemanusiaan, keadilan, kebebasan

dan ilmu pelajaran yang bersesuaian dengan masa dan tamadun sekarang.

Page 11: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

11

3.3.3. Barisan Revolusi National (BRN)

Gerakan ini ditubuhkan pada tahun 1960 yang kini genap 48 tahun penubuhan gerakan itu.

Gerakan ini dipimpin oleh Ustaz Abdul Karim Hassan, beliau adalah bekas seorang guru agama

yang meninggalkan pekerjaan kerana menyahut seruan perjuangan Islam. Pertubuhan parti BRN

ini atau dipanggil; puak B mendapat sokongan dari penduduk luar Bandar. Puak ini dikatakan

berjuang berasaskan ideologi Nationalisme-Islamisme-Sosiolisme yang dikatakan konsepnya

sama dengan Parti Rakyat Malaysia. Tuntutan kemerdekaan pertubuhan yang agresif ini

meliputi wilayah-wilayah Patani, Yala, Narathiwat, Setun dan sebahagian dari Songkhla yang

didiami oleh penduduk keturunan Melayu. Lokasi perjuangan pertubuhan Melayu Patani ini

rata-rata bertempat di daerah Bendang Setar, Sebayui dan di kawasan pendalaman wilayah

Narathiwat. BRN merupakan sebuah organisasi yang mempunyai susunan pentadbiran yang

cukup teratur.

Bagi mencapai hasrat memerdekakan Patani, wakil BRN pernah mencabar kerajaan Thai

supaya mengadakan perundingan secara diplomasi ke arah penyelesaian. Perundingan ini dibuat

sama ada bertempat di Libya atau Australia yang akan membawa suasana cerah bagi kedua

belah pihak. Maka peluang keemasan yang ditawarkan ini ditolak begitu sahaja oleh pihak

berkuasa Bangkok, maka kekacauan akan terus berlaku di Selatan Thai. Bagi membendung

gerakan revolusi tersebut, kerajaan Thai telah melakukan penangkapan dan pembunuhan ke atas

orang-orang Melayu Patani dengan menggunakan alasan mereka sebagai anggota komunis. Di

samping itu, tentera-tentera Thai bertindak memberkas guru-guru agama, alim ulama dan

menutup sekolah-sekolah agama yang disyaki mengajar tentang pemisahan wilayah Patani. BRN

menafikan bahawa mangsa-mangsa tersebut sebagai anggota komunis tetapi mereka adalah

orang-orang Melayu Patani yang sedang memikul senjata membebaskan tanah air dari

penjajahan Thai.

3.3.4. Patani United Liberation Organization (PULO)

PULO merupakan pertubuhan induk yang terbesar dan paling popular. Ditubuhkan di India pada

22 Jan 1968 oleh Tengku Bira Kotanila (Kabir Abd. Rahman), seorang siswazah Aligar

University India (Ahmad Fathy al-Fatani, 1994: 128). Antara matlamat penubuhan PULO ialah

memperjuangkan kemerdekaan mutlak demi mewujudkan sebuah negara-Melayu Islam yang

berdaulat.

Page 12: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

12

Ibu pejabat kumpulan ini adalah berpusat di Mekah. Pertubuhan ini bertanggungjawab

membawa masalah minoriti Islam Patani ke Persidangan Islam Antarabangsa (OIC). Bagi

memperkemaskan gerakan tersebut organisasi turut menyediakan tempat bahan bacaan dalam

program pendidikan para anggotanya. Beberapa orang tenaga pengajar menjadi jurulatih

bahagian politik di markas bagi membincangkan muslihat dan taktik perjuangan perang gerila

mengikut perkembangan di Vietnam, Algeria dan lain-lain (Mohd Zamberi A. Malek, 1993:

325). Apa yang pasti perjuangan PULO adalah berbentuk militer. Menurut Surin Pitsuwan

(1984: 180), PULO memiliki pasukan militernya yang paling terlatih dan paling baik

kelengkapannya berbanding pemisah Patani yang lain.

PULO juga sering mendapat bantuan dan pengiktirafan dari luar. Mereka mendakwa

telah banyak menerima bantuan politik dan ketenteraan dari negara Arab Syiria dan Libya.

Sebagai contohnya, pertubuhan tersebut pernah menerima USD18 juta sekitar tahun 1978-1979.

3.3.5. Barisan Nasional Pembebasan Patani (BNPP)

Sebuah pertubuhan yang sering dikaitkan dengan nama Bukit Budor, iaitu salah sebuah banjaran

besar dalam wilayah Narathiwat, kerana dipercayai tempat tersebut menjadi markas pertubuhan

ini. BNPP didirikan di Malaysia pada 20 Mei 1972. Antara pemimpin mereka yang terkemuka

ialah Bapak Idris @ Pak Yeh, Che Gu Umar, Tg. Jalal, YM Tg. Sulaiman bin Tg. Mahmud

Mahyiddin, Izzudin bin Abd. Rahman dan lain-lain tokoh lagi.

Matlamat utama BNPP ialah untuk memulihkan kedudukan lama Patani di bawah kesultanan

Melayu dengan status sebuah ‘negeri ekonomi’ di dalam Persekutuan Malaysia. Pada tahun

1986, sesuai dengan perkembangan mutakhir dunia Islam, BNPP merasa perlu berubah nama

kepada Barisan Islam Pembebasan Patani (BIPP) melalui satu persetujuan yang dicapai dalam

satu perhimpunan agong tahunannya (Ahmad Fathy al-Fatani, 1994: 130).

Piagam BNPP terkandung dalam 5 resolusi yang penting dan ianya mewakili suara umat

Islam Patani iaitu:

1. Angkatan tentera Nasional adalah sebagai angkatan tentera rakyat Patani yang berjuang

kemerdekaan dan tidak melakukan perkara-perkara yang tidak adil atau menghina

kaum wanita dan kanak-kanak.

Page 13: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

13

2. Tidak akan melakukan rompakan harta benda, membuat kebinasaan atau mengganggu

mata pencarian rakyat yang sah mengikut undang-undang sejajar dengan prinsip ajaran

Islam

3. Menghormati adat resam ataupun cara hidup rakyat serta memberi kerjasama terhadap

mereka.

4. Berjuang dengan gagah berani di samping menghormati lunas-lunas perjuangan

5. Segala keputusan mesyuarat hendaklah mengikut suara terbanyak.

3.3.6. Pergerakan Mahasiswa Selatan

Terdapat segelintir mahasiswa khususnya universiti di Bangkok yang terasa bertanggungjawab

untuk menegakkan keadilan khususnya di Patani. Ekoran daripada ini mereka cuba untuk

bergerak berdasarkan lunas-lunas demokrasi kerana kerajaan ketika ini mengamalkan

pemerintahan bercorak sedemikian dengan membentuk wadah perjuangan yang dinamakan

sebagai kumpulan Klum Naksuksa Muslim Pak Thai (Kumpulan Mahasiswa Selatan) atau

panggilan popularnya ialah Klum Selatan (Kumpulan Selatan). Penubuhan kumpulan adalah

bertujuan:

1. Berusaha menegakkan keadilan bagi rakyat di 4 wilayah Selatan.

2. Menjadi pusat pertemuan bagi para mahasiswa Islam Selatan di Bangkok.

3. Memberi bimbingan dan petunjuk kepada para mahasiswa daripada selatan yang baru

datang ke Bangkok.

4. Menegak cita-cita Islam di kalangan mahasiswa baru di Bangkok.

5. Menyebarkan ideologi demokrasi dan menangani permasalahan masyarakat Islam di

Selatan.

Disebabkan mereka ini bergerak mengikut landasan undang-undang demokrasi

pergerakan ini mampu membuat satu pertemuan penting antara wakil-wakil masyarakat Islam

dari Selatan dengan Sanya Tammasak, Perdana Menteri Thailand pada 19 ogos 1974. Pertemuan

ini memberi satu kesan yang positif dalam mewujudkan persefahaman antara masyrakat Islam

dan kerajaan pusat serta memberi kesempatan kepada masyarakat Islam untuk membuat aduan

secara langsung kepada Perdana Menteri khususnya mengenai kezaliman, keganasan, dan

ketidakadilan pegawai kerajaan tempatan (Ahmad Omar Chapakia, 2000 : 158-160).

Page 14: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

14

3.3.7. Majlis Agama Islam

Majlis Agama Islam wilayah Patani ditubuhkan pada tahun 1940, yang mana pada waktu itu

alim ulama di dalam wilayah Patani merasa bertanggungjawab di atas apa-apa perkara yang

timbul dan berlaku di dalam wilayah Patani. Oleh kerana tidak ada sesuatu badan pun yang

bertanggungjawab berkenaan dengan urusan hal ehwal agama Islam seperti Wali al-Amr dan

Qadi. Dengan demikian alim ulama di dalam wilayah Patani dengan sebulat suara bersetuju

menubuhkan pejabat agama Islam dan sekaligus berfungsi sebagai pejabat Qadi al-Syarci di

dalam hal mengurus dan mengawal orang-orang Islam di dalam wilayah Patani. Maka pada

tahun 1940, tertubuhlah pejabat Majlis Agama Islam Patani dan dilantik al-Marhum Tuan Guru

Hj. Muhammad Sulong b. Hj. Abdul Qadir Tukmina salah seorang ulama terkemuka pada waktu

itu menjadi Yang Dipertua Majlis Agama Islam dan merangkap sebagai Qadi al-Syarci al-

Dharuri wilayah Patani. Di dalam majlis tersebut terdapat berbagai badan yang berfungsi untuk

menggerakkan fungsi majlis tersebut seperti (Risalah Pengenalan Ringkas Majlis Agama Islam

Patani T.th:1-6):

1. Lajnah al-Ulama

Adalah sebuah badan yang berdikari, dipilih oleh Majlis Agama Islam wilayah Patani

sebagai penasihat memfatwa hukum-hakam agama Islam kepada masyarakat Islam di

dalam wilayah Patani yang terdiri daripada para ulama yang berjumlah seramai 23 orang.

2. Badan Kewangan

Adalah sebagai badan yang mengatur hal ehwal kewangan majlis dan bertanggungjawab di

dalam harta benda majlis dan Baitulmal di dalam wilayah patani.

3. Badan Ekonomi

Sebuah badan yang menjalankan hal ekonomi majlis dengan mengatur dan menyusun hal

ekonomi, membuat perhubungan dengan setiap lapisan baik di dalam mahupun diluar

negeri untuk mendapat bantuan kewangan, mengadakan koperasi (bank Islam) di dalam

wilayah Patani, menyiasat harta-harta anak-anak yatim dan harta-harta yang tidak

berwaris.

Page 15: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

15

4. Badan Pelajaran

Adalah sebuah badan yang mengatur di dalam hal mata pelajaran kepada sekolah-sekolah

taman fardu ain dan sekolah-sekolah orang dewasa yang mengajar di masjid-masjid dan

sekolah-sekolah agama yang ada di dalam wilayah Patani, termasuk juga pondok-pondok

dengan memberi layanan dan membuat perhubungan kepada pelajar-pelajar yang akan

menyambung pelajaran di luar negara dan memberi pengakuan dan jaminan kepada guru-

guru yang akan mengajar pelajaran agama Islam di dalam wilayah Patani, dan mengawal

mata pelajaran agama Islam yang diajarkan di dalam sekolah rendah kerajaan di dalam

setiap buah kampung.

5. Badan Dakwah

Adalah sebuah badan yang mengatur di dalam hal ehwal dakwah seperti mengeluarkan

khutbah-khutbah Jumaat dan majalah bulanan untuk disebarkan kepada setiap buah masjid,

mengadakan siaran syarahan agama melalui radio tempatan di dalam bulan puasa,

menyusun pelajaran agama melalui radio, menyediakan pendakwah-pendawah yang

berkebolehan untuk keluar berdakwah di masjid-masjid pada setiap hari Jumaat dan

mengadakan kertas sebaran mengikut keputusan Lajnah al-Ulama di dalam hal memfatwa

hukum syarak.

6. Badan Zakat

Adalah sebuah badan yang mengatur urusan zakat. Iaitu dengan cara memberi pengertian

berkenaan dengan hal zakat padi, zakat perniagaan dan zakat fitrah, serta mengutip dan

mengumpul zakat tersebut dan dibahagikan kepada mereka-mereka yang berhak

menerima.

7. Badan Pemerintah

Badan pemerintah terbahagi kepada dua cawangan iaitu bahagian syariah dan bahagian

pentadbiran masjid.

Seterusnya, selang dalam beberapa tahun selepas itu kerajaan Thai di bawah pimpinan Khuang

Apaiwong, selaku Perdana Menteri telah meluluskan Akta Undang-Undang Pentadbiran Hal

Ehwal Islam iaitu Prarach Karisdika Wa Doi Kan Sasanupatham Fai Islam pada 8 Mei 1945

yang ketika itu mengamalkan sistem pentadbiran demokrasi. Di bawah akta itu, dibentuk

jawatan Chularachamonteri dan badan-badan Islam di peringkat pusat dan wilayah. Badan-

Page 16: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

16

badan itu ialah Kammakan Islam Haeng Pratet Thai (Jawatankuasa Islam Pusat Thailand) dan

Kammakan Islam Pracham Changwad (Jawatankuasa Islam Wilayah).

4. Kesimpulan

Berdasarkan huraian di atas nyata sekali bahawa umat Islam Thailand telah melalui suatu

perjalanan dakwah yang panjang dan berliku. Walaupun mempunyai jumlah penduduk majoriti

Islam di Selatan Thai, kedudukan ini tidak memberikan sebarang posisi yang positif kepada

perkembangan Islam yang hormoni justeru berada di bawah penguasaan pusat di Bangkok.

Umat Islam terpaksa berkorban jiwa raga bagi memperjuangkan dakwah Islamiah menerusi

peranan para ulama silam dan gerakan menuntut kemerdekaan. Ramai para ulama dan gerakan

kemerdekaan terlibat dalam konfrontasi dengan kerajaan Thailand. Justeru gagal mencapai

objektif berkerajaan sendiri, umat Islam Thailand menumpukan usaha dakwah menerusi

pertubuhan dan organisasi yang dibenarkan beroperasi di seluruh negara. Perkembangan dakwah

Islamiah seterusnya dilaksanakan menerusi institusi masjid yang mengambilberat mengenai

masalah yang berlaku di kalangan minoriti umat Islam di negara itu. Ringkasnya, badan dakwah

semasa yang beroperasi di Thailand kini menerima hakikat pelaksanaan dakwah yang

seharusnya berlandaskan hikmah dan beransur-ansur khususnya dalam konteks sebuah negara

minoriti umat Islam Thailand.

Page 17: pendekatan dakwah dalam negara yang Islam menoriti 4 wilayah (Patani)

17

RUJUKAN

A. Bangnara. 1976. Patani Dahulu dan Sekarang. Ter. A. Patani dan A. Yala. Bangkok: Panel

Penyelidikan al-Fatani.

A. Bangnara. 1977. Patani Dahulu dan Sekarang. Patani: Markas Daulah Islamiyyah.

A. Teeuw & D.K Wyatt. 1970. Hikayat Patani. Alor Setar: Pustaka Darussalam.

Ahmad Fathy al-Fatani. 1994. Pengantar Sejarah Patani. Alor Setar: Pustaka Darussalam.

Abdul Latif Hamidong. 1989. Tamadun Melayu. Jil 2. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan

Pustaka.

Mahmud Shakir. 1995. Al-Tarikh al-Islami: al-Tarikh al-Mucsir al-Aqaliyyat al-Islamiyyah.

Beirut: al-Maktabah al-Islami.

Hj. Tohming Ahmad. 2000. Majlis Agama Islam, Patani. Temu bual. 28 Mei.

Mohd Zamberi A. Malik. 1993. Umat Islam Patani, Sejarah dan Politik. Shah Alam: Hizbi.

Ramlah Hassan. 1994. Kegiatan Dakwah Islamiah Di Selatan Thai: Satu Kajian Di Wilayah

Narathiwat. Bangi : UKM

Risalah Pengenalan Ringkasan Majlis Agama Islam. T.Th.

Wan Faridah Wan Idris. 1995. Tokoh Ulama Tuan Guru Hj. Sulong. Latihan Ilmiah. Bangi:

Universiti Kebangsaan Malaysia.

W.K. Che Man. 1998. Melayu Muslim Selatan Thailand. Dlm. Farid Mat Zain, Zulkarnain

Mohamed dan Samsu Adabi (pnyt). Minoriti Muslim di Thailand. Selangor: Penerbit L.

Minda.

Yasin Shamsuddin. 1977. Perjuangan Melayu Pattani Yang Sebenar. Santajiwa. Bil 3. Feb/Mac.

Zakaria Abdul Rahman. 2000. Markas Jamaah Tabligh, Narathiwat. Temu bual. 29 Mei.

Dr. Ahmad Omar Chapakia,2003. Pergerakan Dakwah di Thailand, al-Islam, Kuala Lumpur,

Utusan Melayu.