PENGARUH METODE MENGAJAR TERHADAP PRESTASI ...
Transcript of PENGARUH METODE MENGAJAR TERHADAP PRESTASI ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH METODE MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA KEBIDANAN
PADA MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI
DI STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga (MKK)
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh
TITIEK IDAYANTI
NIM : S541002036
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Titiek Idayanti
NIM : S541002036
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Metode
Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Mahasiswa
Kebidanan Pada Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Di Stikes Dian Husada
Mojokerto adalah benar-benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya
dalam tesis ini diberikan citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
dari tesis tersebut.
Surakarta, ........Juni 2010
Yang Membuat Pernyataan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul “Pengaruh
Metode Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar
Mahasiswa Kebidanan Pada Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Di Stikes Dian
Husada Mojokerto”. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Kesehatan (M.Kes) pada Program Studi Kedokteran Keluarga
minat utama Pendidikan Profesi kesehatan di Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Dalam penyusunan tesis ini penulis memperoleh arahan, bimbingan dan
masukan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Drs. Suranto, MSC.PhD., selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. DR. Didik Tamtomo, dr., PAK MM. M.Kes., selaku Ketua Program
Studi Kedokteran Keluarga minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staf yang telah
membantu selama masa perkuliahan dan penyusunan tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
4. Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd selaku pebimbing I, yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dengan penuh kesabaran
bersedia meluangkan waktu dalam penyusunan tesis ini.
5. Dra. Sariyatun, MPd. M.Hum selaku pebimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi dengan penuh kesabaran bersedia
meluangkan waktu dalam penyusunan tesis ini.
6. Dosen pengajar yang telah membekali penulis dengan teori beserta staf
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu
dalam penyusunan tesis ini.
7. Secara khusus untuk suami tercinta Mokhamad Nurul, yang tak pernah
lelah untuk mencurahkan kasih sayang, semangat, dukungan serta
dorongan moril, materil dan spiritual untuk saya sehingga dapat
menyelesaikan studi ini, serta orang tua saya yang selalu memberikan do’a
terbaiknya.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Tesis ini.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL …………………………........................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………….……. ii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………...... iii
PERNYATAAN................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………....... v
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………...... x
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..... xi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xii
ABSTRAK ........................................................................................................ xiii
ABSTRACT ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang …………….....……………………………….......... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………............... 6
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………............ 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
D. Manfaat Penelitian ………………………………………….............. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9
A. Kajian Teori …………………………………………………............. 9
1. Metode Pembelajaran..................................................................... 10
a. Metode Ceramah ..................................................................... 10
b. Metode Diskusi ....................................................................... 14
2. Motivasi Belajar ............................................................................ 18
3. Prestasi Belajar .............................................................................. 29
B. Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 47
C. Kerangka Berfikir ................................................................................ 47
D. Hipotesis .............................................................................................. 51
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 52
A. Rancangan Penelitian …………………………………………......... 52
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 53
C. Populasi Dan Sampel.......................................................................... 53
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 54
E. Definisi Operasional .......................................................................... 54
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 57
G. Uji Instrumen ................................ ..................................................... 58
H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 66
A. Hasil Uji Intrumen ……………………………………………......... 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
B. Deskripsi Data ................................................................................... 70
C. Uji Prasyarat Analisis Anava ............................................................. 72
D. Hasil Analisis Data ............................................................................ 74
E. Uji Lanjut ........................................................................................... 78
F. Pembahasan Hasil Penlitian ............................................................... 79
G. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 88
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 89
A. Kesimpulan …………………………………………………............. 89
B. Implikasi ............................................................................................. 90
C. Saran ....................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92
LAMPIRAN ....................................................................................................... 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
ABSTRAK
Titiek Idayanti. S 541002036, 2011. PENGARUH METODE MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI TINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA KEBIDANAN. Komisi Pembimbing 1 : Prof. Samsi Haryanto, MPd dan Pembimbing 2 : Dra. Sariatun, MPd.M.Hum. Tesis: Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tujuan: Untuk Mengetahui: (1) Perbedaan Prestasi Belajar Mahasiswa yang diberi metode diskusi dan metode ceramah, (2) Perbedaan Prestasi Belajar Mahasiswa yang memiliki motivasi rendah dan motivasi tinggi, (3) Interaksi anatara metode mengajar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar.
Metode: Quasi Experiment dengan desain factorial 2x2. Penelitian ini dilaksanakan di Stikes Dian Husada Mojokerto pada mahasiswa semester II TAHUN 2011/2012, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester II Stikes Dian Husada Mojokerto yang berjumlah 346 orang. Sempel dalam penelitian ini adalah 55 mahasiswa.Stikes Dian Husada yang diberi perlakuan metode ceramah dan 55 mahasiswa Stikes Dian yang diberikan perlakuan metode diskusi. Intrumen yang digunakan adalah berupa alat tes soal dan angket motivasi belajar. Teknik analisa data yang digunakan adalah Analisis Varians Dua Jalur (Two Way Anova) pada taraf signifikan α = 0.05.
Hasil: (1) Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa antara yang diberi metode diskusi dengan metode ceramah dengan nilai Fhitung 29,227 dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05. (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar anatara mahasiswa yang memiliki motivasi rendah dengan motivasi tinggi dengan nilai Fhitung 64.945 dengan nilai segnifikansi 0.000 < 0.05. (3) Terdapat interaksi pengaruh anatara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar dengan nilai Fhitung 4,154 dengan nilai signifikasi 0,044 < 0.05.
Simpulan: (1) Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa yang diberi metode ceramah dan diskusi. (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar anatara mahasiswa yang memiliki motivasi rendah dan motivasi tinggi. (3)Terdapat interaksi pengaruh antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa semester II Stikes Dian Husada Mojokerto. Kata kunci: Prestasi belajar, metode mengajar, dan motivasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
ABSTRACT
Titiek Idayanti. S 541002036, 2011. The Effect of Teaching Method on Learning Achievement viewed from the Midwifery Student’s Learning Motivation. The first commission of supervision : Prof. Samsi Haryanto, MPd and The second supervision is Dra. Sariatun, MPd.M.Hum. Thesis: Main Interest of Health Profession Education, Family Medical Magister Study Program, Postgraduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta.
Objective: This research aims to find out: (1) the difference of learning achievement between the students given discussion method and the ones given lecture method, (2) the difference of learning achievement between the student with low motivation and the ones with high motivation, and (3) the interaction between teaching method and learning motivation on the learning achievement.
Method: The method employed was a Quasi-Experiment method with a 2x2 factorial design. This research was taken place in Stikes Dian Husada Mojokerto in the Semester II students in the school year of 2011/2012. The population of research was all semester II students of Stikes Dian Husada Mojokerto consisting of 346 persons. The sample of research was 55 students of Stikes Dian Husada given lecture method treatment and 55 students of Stikes Dian given discussion method treatment. The instruments used were test and learning motivation questionnaire. Technique of analyzing data used was a two-way Anova analysis at significance level of α = 0.05.
Result: (1) There is a difference of the difference of learning achievement between the students given discussion method and the ones given lecture method with F statistic of 29.277 at significance level of 0.000 < 0.05. (2) There is a difference of learning achievement between the student with low motivation and the ones with high motivation with F statistic of 64.945 at significance level of 0.000 < 0.05. (3) There is an interaction of effect between teaching method and learning motivation on the learning achievement with F statistic of 4.154 at significance level of 0.0444 < 0.05.
Conclusion: (1) There is a difference of learning achievement between the students given discussion method and the ones given lecture method. (2) There is difference of learning achievement between the student with low motivation and the ones with high motivation. (3) There is interaction of effect between teaching method and learning motivation on the learning achievement in semester II students of Stikes Dian Husada Mojokerto.
Keywords: learning achievement, learning method, and learning motivation.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu program pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
Undang-Undang RI no 13 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab I
Pasal I (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif ikut
mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Muhibbin Syah, 2003 : 11).
Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan tersebut salah satu upaya
yang dilakukan adalah melalui belajar. Belajar merupakan suatu proses komplek
yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu sendiri
terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannnya, antara
lain interaksi dengan pengajar, materi pelajaran, serta metode pembelajaran yang
digunakan. Proses belajar bertujuan untuk mengarahkan perubahan pada diri
mahasiswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan
maupun sikap. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat
bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik ketika di kampus
maupun lingkungan rumahnya (Muhibbin Syah, 2003 : 90).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu
dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh
siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar
merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar.
Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan
seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah
berhasil dalam belajar. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun
dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat,
motivasi, tingkat intelegensi, sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor
metode pembelajaran dan lingkungan (Ridwan, 2008: 1- 5).
Motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam memberikan
rangsangan semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai
motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat
dianalogikan sebagai bahan bakar yang dapat menggerakkan mesin. Motivasi
yang baik dan memadai dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam belajar
dan dapat meningkatkan prestasi belajar di kelas. Guru memiliki peranan strategis
dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didiknya melalui berbagai aktivitas
belajar yang didasarkan pada pengalaman dan kemampuan guru kepada siswa
secara individual (Iskandar, 2009: 181-184).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu
penggunaan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran. Penggunaan
metode pembelajaran yang baik serta efektif akan dapat mempertinggi proses
belajar mahasiswa dalam pembelajaran, dan pada akhirnya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang telah ditargetkan (Wina Sanjaya, 2009 : 127).
Metode mengajar adalah salah satu cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Dengan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa,
sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dalam interaksi ini guru berperan
sebagai penggerak/pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima/
dibimbing. Proses ini akan berjalan baik kalau siswa lebih banyak aktif dibanding
dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang
dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa serta menggunakan metode mengajar
secara bervariasi. Tugas guru adalah memilih dan menggunakan metode yang
tepat untuk menciptakan proses belajar yang baik, tepat efektif dan efisien.
Ketepatan penggunaan metode mengajar sangat tergantung kepada tujuan, isi
proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar (Muchith, 2008: 113).
Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang
efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang
efektif yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya
ketidaktepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif
dalam suatu pembelajaran, maka akan dapat menimbulkan kegagalan dalam
mencapai pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sukadi (2006)
bahwa .proses pembelajaran yang tidak mencapai sasaran, dapat dikatakan sebagai
pembelajaran yang tidak efektif.
Dalam pemilihan metode pengajaran ada beberapa faktor yang harus
jadi dasar pertimbangan yaitu : berpedoman pada tujuan, perbedaan individual
anak didik, kemampuan guru, sifat bahan pelajaran, situasi kelas, kelengkapan
fasilitas dan kelebihan serta kelemahan metode pengajaran. Sehingga dengan
memperhatikan beberapa faktor pertimbangan tersebut guru dapat menentukan
metode mana yang tepat untuk digunakan ketika akan menyampaikan suatu materi
pelajaran kepada muridnya, mungkin ia akan menggunakan satu metode saja atau
mungkin menggunakan kombinasi dari beberapa metode pengajaran.
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa siswa
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Di dalam
diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan
masalah dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar
saja (Djamarah dan Zain, 2006: 87 - 88).
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa
yang pada umumnya mengikuti secara pasif (Muhibbin Syah, 2000).
Salah satu mata kuliah di Program Studi D-III Kebidanan adalah
Kesehatan Reproduksi (Kespro), yang membahas tentang fungsi, peran & sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
reproduksi. Salah satu pokok bahasan dalam kesehatan reproduksi adalah masalah
gangguan pada kesehatan reproduksi dan upaya penanganannya. Pada pokok
bahasan tersebut, kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa adalah mampu
menjelaskan tentang macam-macam gangguan yang terjadi pada kesehatan
reproduksi dan mahasiswa mampu memberikan terapi atau penanganan yang tepat
sesuai kasus yang ada. Sebelum mahasiswa langsung berhadapan dengan remaja
ataupun wanita yang mengalami masalah pada organ reproduksinya, maka
mahasiswa dituntut mampu untuk dapat menjelaskan tentang kasus yang ada
beserta terapi atau upaya penanganan dalam mengatasi masalah tersebut melalui
metode diskusi dalam memecahkan masalah/kasus semu yang telah diberikan oleh
dosen, sehingga mahasiswa dapat menjelaskan dan memberikan terapi yang sesuai
kepada pasien dengan kasus-kasus yang ada.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan oleh
peneliti di Program Studi D-III Kebidanan Stikes Dian Husadda Mojokerto
didapatkan data yaitu jumlah mahsiswa tingkat I semester II tahun akademik
2010/2011 sebanyak 346 mahasiswa. Hasil evaluasi untuk mata kuliah Kespro
tahun akademik 2009/2010 dengan jumlah mahasiswa 367 diantaranya mahasiswa
yang memperoleh nilai < 68 (< 2,75) sebanyak 259 mahasiswa (70,57 %), dan
mahasiswa yang memperoleh nilai ≥ 68 (≥ 2,75) sebanyak 108 mahasiswa
(29,42%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
yang dicapai mahasiswwa kurang memuaskan dikarenakan standar kelulusan
minimal adalah 68 (2,75).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen selama ini dalam
kegiatan belajar mengajar mata kuliah Kespro pada pokok bahasan gangguan-
gangguan yang terjadi pada kesehatan reproduksi dan upaya penangananya adalah
metode ceramah dan penugasan. Berdasarkan data yang diperoleh dari studi
pendaguluan yang dilakukan peneliti, bahwasannya metode pembelajaran yang
dipakai oleh seluruh dosen pada intitusi Stikes Dian Husada dapat dikatakan 80%
adalah metode ceramah. Selain metode pembelajaran, motivasi merupakan salah
satu faktor dari dalam diri mahasiswa yang mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa secara langsung. Apabila motivasi belajar mahsiswa tinggi maka
prestasi belajar mahasiswa juga tinggi, sebaliknya motivasi yang rendah akan
mempengaruhi rendahnya prestasi belajar.
Berdasarkan data tersebut, peneliti tertatik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau
Dari Motivasi Belajar Mahasiswa Kebidanan Pada Mata Kuliah Kesehatan
Reproduksi Di Stikes Dian Husada Mojokerto”
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah
1) Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang diberi metode
ceramah dengan metode diskusi pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi
Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Moojokerto.
2) Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki
motivasi rendah dengan motivasi tinggi pada mata kuliah Kesehatan
Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Moojokerto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3) Apakah ada interaksi antara metode mengajar dengan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar mahasiswa kebidanan pada mata kuliah Kesehatan
Reproduksi Stikes Dian Husada Mojokerto.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar
ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa kebidanan pada mata kuliah
Kesehatan Reproduksi di Stikes Dian Husada Mojokerto.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang diberi
metode ceramah dengan metode diskusi pada mata kuliah Kesehatan
Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Moojokerto.
b. Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki
motivasi rendah dengan motivasi tinggi pada mata kuliah Kesehatan
Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Moojokerto.
c. Mengetahui interaksi metode mengajar dengan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar mahasiswa kebidanan pada mata kuliah Kesehatan
Reproduksi Stikes Dian Husada Mojokerto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menerapkan konsep-konsep penelitian untuk mengetahui pengaruh
metode mengajar terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar
mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa : dapat meningkatkan motivasi belajar serta mendapatkan
metode pembelajaran yang paling tepat untuk meningkatkan pemahaman
materi kuliah yang diterima dan prestasi belajar Kesehatan Reproduksi.
b. Bagi Dosen/Pendidik : dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan
cara meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan dapat menentukan atau
memilih metode mengajar yang tepat pada pembelajarn Kesehatan
Reproduksi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
c. Bagi institusi Pendidikan Kebidanan : Pendidikan/Prodi dapat
memfasilitasi strategi pemelajaran yang lebih tepat pada pembelajaran
Kesehatan Reproduksi sehingga tujuan pemeblajaran dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang
telah ditetapkan. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran
yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat
tergantung pada cara pengajar menggunakan metode pembelajaran karena suatu
strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui
penggunaan metode pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009: 147).
Menurut Muhibbin Syah (2003: 201), metode merupakan cara berisi
prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan
penyajian materi pelajaran kepada siswa. Bagian penting yang sering dilupakan
adalah strategi mengajar yang sangat melekat dalam metode mengajar. Sebaiknya
sebagai seorang pendidik yang profesional dan kreatif hanya akan memilih
metode mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi
dan tujuan pelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu (Yamin, 2009: 64).
Siribunnam dan Tayraukham (2009: 279) mengatakan bahwa:
"teacher's can applay teching methods emphasizing on thinking development to
improve their student's ability. It is not only in content but the thinking skill as
well". Artinya: guru dapat mempraktekkan metode mengajar dengan
mengutamakan pada pengembangan berfikir untuk memperbaiki kemampuan
muridnya. Hal tersebut tidak hanya menyangkut isinya, tetapi ketrampilan berfikir
lebih diutamakan.
Menurut Wina Sanjaya (2008) metode adalah a way in achieving
something. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplemcntasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi, (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan;
(7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
b. Macam-Macam Metode Pembelajaran
1) Metode Ceramah
a) Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan
komunikasi lisan dari pendidik kepada peserta didik. Metode ceramah efektif dan
ekonomis untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian (Hasibuan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2006: 13). Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif (Muhibbin Syah, 2000). Metode ceramah dapat
dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk
menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur
atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham peserta didik
(Adrian, 2004).
Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru
terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah "berbicara".
Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan
tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat
pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan-
pertanyaan siswa.
Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode
mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan.
Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara sebagi metode
mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar.
Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih
banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak
mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar
pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran
(www.pakguruonline.pendidikan.net).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pembelajaran dengan
metode ceramah :
1) Rumuskan tujuan instruksional khusus yang luas.
2) Susun bahan ceramah, gunakan "bahan pengait" atau Advance Organiser,
yaitu materi yang mendahului kegiatan belajar yang tingkat abstraksinya dan
inklusivitasnya lebih tinggi dari kegiatan belajar tersebut, tetapi berhubungan
secara integral dengan materi baru yang akan diajarkan.
3) Penyampaian bahan, keterangan singkat tetapi jelas, berikan
ilustrasi, keterangan tambahan dihubungkan dengan masalah lain,
dapat juga memberikan contoh secara singkat dan kongkret.
4) Adakan rencana penilaian, tentukan teknik dan prosedur penilaian yang
tepat untuk megetahui tercapai atau tidaknya tujuan khusus yang telah
dirumuskan (Hasibuan, 2006: 13)
b) Kelebihan metode ceramah :
(1) Guru mudah menguasai kelas.
(2) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
(3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
(4) Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
(5) Organisasi kelas sederhana
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi pendidik adalah
buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau
kadang- kadang duduk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c) Kelemahan metode ceramah :
(1) Membuat siswa pasif
(2) Mengandung unsur paksaan kepada siswa
(3) Mengandung daya kritis siswa ( Daradjal, 1985 )
(4) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak
didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
(5) Sukar mcngonlrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
(6) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
(7) Bila terlalu lama membosankan.(Syaifiil Bahri Djamarah, 2000)
(8) Pendidik tidak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti
pembicaraannya. Kadang-kadang pendidik beranggapan buhwa kalau para
siswa duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan
kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang diterangkan guru.
Padahal anggapan tersebut sering meleset, walaupun siswa memperlihatkan
reaksi penguasaan siswa terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera
setelah ia berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya
jawab atau tes.
(9) Kata-kata yang diucapkan pendidik ditafsirkan lain oleh siswa. Dapat
terjadi bahwa siswa memberikan pengertian yang berlainan dengan apa
yang dimaksud oleh pendidik. Kiranya perlu kita sadari bahwa tidak ada arti
yang mutlak untuk setiap kata tertentu. Kata-kata yang diucapkan hanyalah
bunyi yang disetujui penggunaannya dalam suatu masyarakat untuk
mewakili suatu pengertian (www.pakguruonline.pendidikan.net).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Metode Diskusi
a) Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa sisvva
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Di dalam
diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan
masalah dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar
saja (Djamarah dan Zain, 2006: 87 - 88).
Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa
dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah menggali atau
memperdebatkan topik atau permasalahan (Yamir 2009: 69).
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan (Wina
Sanjaya, 2006: 156).
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu
keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para
peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapa atau memperoleh suatu
keputusan atau pendapat yang disepakat bersama (Kiranawati, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b) Kelebihan Metode Diskusi
Menurut Djamarah dan Zain, (2006 :88) kelebihan penggunaan
metode diskusi adalah :
(1) Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa dan
terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah
(2) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
(3) Memperluas wawasan
(4) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan
suatu masalah.
Menurut Kiranawati (2007) kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
(1) Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat
(2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan
penjelasan dari berbagai sumber data
(3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu
problem bersama-sama.
(4) Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru
(5) Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri menyetujui
atau menentang pendapat teman-temannya
(6) Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat,
kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
(7) Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang
bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
(8) Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(9) Berdiskusi bukan hanya menunlut pcngctahuan, siap dan kefasihan
berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis
dan logis
Menurut Yamin (2009 :69) metode diskusi tepat digunakan bila :
(1) Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses belajar
(2) Pelajaran formal atau magang
(3) Perluasan pengetahuan yang telah dikuasai siswa
(4) Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil
keputusan
(5) Membiasakan siswa berhadapan dengan berbagai pendekatan
interpretasi dan kepribadian
(6) Menghadapi masalah secara berkelompok
(7) Membiasakan siswa untuk berargumentasi dan berfikir rasional.
c) Kelemahan Metode Diskusi
Menurut (Sanjaya, 2006: 156) kelemahan penggunaan metode
diskusi adalah :
(1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa
yang memiliki keterampilan berbicara
(2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan
menjadi kabur
(3) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang - kadang tidak sesuai
dengan yang direncanakan
(4) Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Menurut Yamin (2009 :70) metode diskusi memiliki keterbatasan
sebagai berikut :
(1) Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit
(2) Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik
atau masalah yang didiskusikan
(3) Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa
baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran baru
(4) Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa berbicara dalam forum.
d) Langkah -langkah Menggunakan Metode Diskusi
Menurut Djamarah dan Zain, (2006 :87-88) langkah -
langkah penggunaan metode diskusi adalah :
1) Persiapan
(a) Mempersiapkan kondisi belajar siswa
(b) Memberikan informasi/ pcnjelasan lentang masalah tugas dalam
diskusi
(c) Mempersiapkan sarana clan prasarana untuk melakukan diskusi
2) Pelaksanaan
(a) Siswa melakukan diskusi
(b) Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi
(c) Memberikan kesempatan kepada semua anggota aktif
(d) Mencatat tanggapan atau saran/ ide - ide yang penting
3) Penutup
(a) Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan diskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
(b) Memberikan tugas kepada siswa untuk mencatat hasil diskusi
(c) Menilai hasil diskusi
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan
untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dari dalam dirinya. Oleh
karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu
mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya (Uno, 2008: 1).
Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within
the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.
Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut
Oemar Hamalik (1992: 173) perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk
suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan
tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapainya (Djamarah, 2002 :114).
Menurut Martin Handoko, (2001: 9) memberikan batasan motivasi
sebagai berikut "Motivasi sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam
diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah
laku.".
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas - aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan (Iskandar. 2009: 184)
Belajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif. afektif
dan psikomotor (Djamarah, 2002: 13).
Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah
memperoleh informasi yang disengaja baik yang menyangkut aspek pengetahuan,
keterampilan maupun sikap. Belajar dalam arti yang luas adalah proses perubahan
tingkah laku yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan
penilaian atau mengenai sikap dan nilai - nilai pengetahuan serta kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai aspek kehidapan (Uno, 2008:21)
"Menurut Ausubel (1986) dalam teori bermaknanya menjelaskan
bahwa belajar merupakan proses mengaitkan informasi baru pada konsep konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Yamin, 2009: 98-102).
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi
Menurut Iskandar (2009: 181) motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam
diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk
bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat
belajar sisvva sehingga sungguh - sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk
mencapai prestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Jenis Motivasi Belajar
Jenis motivasi dalam belajar dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Yamin, 2009: 85).
1) Motivasi Instrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif - motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam setiap diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki
motivasi intrinsik dalam dirinya, maka secara sadar akan melakukan suatu
kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas
belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan terutama belajar sendiri. Seseorang
yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar
terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu maju dalam
belajar (Djamarah, 2002 115-116).
2) Motivasi Ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif - motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila
anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor - faktor situasi belajar
(resides in some factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena
hendak mencapai tujuan yang terlelak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya,
untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan (Djamarah, 2002: 117).
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan
tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau
belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan
minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam
berbagai bentuknya (Djamarah, 2002: 117).
Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel (1989:
94) diantaranya adalah belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi
menghindari hukuman yang diancamkan, belajar demi memperoleh hadiah
material yang disajikan, belajar demi meningkatkan gengsi, belajar demi
memperoleh pujian dari orang yang penting seperti orang tua dan guru, belajar
demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan
kenaikan pangkat/golongan administratif (Yamin, 2009: 85).
c. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Menurut Djamarah (2002: 123-124), fungsi motivasi dalam belajar yaitu :
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena
ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang dicari itu
dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahu dari sesuatu yang akan dipelajari.
Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar
dalam rangka mencari tahu. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik
merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam
bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktivitas belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berprose dengan sikap raga yang
cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam
kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri
dalam wacana, prisip, dalil dan hukum sehingga mengerti betul isi yang
dikandungnya.
3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang
anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu
tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain Pasti anak
akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuati yang akan dicari itu.
Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan
dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi
kepada anak didik dalam belajar.
Peranan motivasi dalam pembelajaran menurut Iskandar (2009, 192 –
193) adalah sebagai berikut :
(1) Peran motivasi sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan
pembelajaran. Motivasi dalam hal ini berperan sebagai motor penggerak utama
bagi siswa untuk belajar baik berasal dari dalam dirinya (internal) maupun dari
luar diri (eksternal) untuk melakukan proses pembelajaran.
(2) Peran motivasi memperjelas tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian
dengan suatu tujuan, tanpa ada tujuan maka tidak akan ada motivasi seseorang.
Oleh sebab itu, motivasi sangat berperan penting dalam mencapai hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pembelajaran menjadi optimal. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan
arah dan kegiatan bagi siswa yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut.
(3) Peran motivasi menyeleksi arah perbuatan. Disini motivasi dapat berperan
menyeleksi arah perbuatan bagi siswa apa yang harus dikerjakan guru mencapai
tujuan. Contoh : untuk menghadapi ujian, supaya lulus dan mendapat hasil yang
baik maka siswa harus mampu menyisihkan waktu yang optimal untuk kegiatan
belajar dan tidak menyia - nyiakan waktu untuk menonton TV, membaca novel,
bermain karena tidak sesuai dengan tujuan.
(4) Peran motivasi internal dan eksternal dalam pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran, motivasi internal biasanya muncul dari dalam diri siswa dan
motivasi eksternal umumnya didapat dari guru (pendidik). Jadi dua motivasi ini
harus disinergikan dalam kegiatan pembelajaran apabila siswa ingin meraih hasil
yang baik.
(5) Peran motivasi menentukan ketekunan dalam pembelajaran. Seorang siswa
yang telah termotivasi untuk belajar, tentu dia akan berusaha seoptimal mungkin
untuk belajar dengan tekun, dengan harapan mendapat hasil yang baik dan lulus.
(6) Peran motivasi melahirkan prestasi. Motivasi sangat berperan dalam
pembelajaran siswa dalam meraih prestasi belajar. Tinggi rendahnya prestasi
seseorang selalu dihubungkan dengan tinggi rendahnya motivasi belajar siswa.
d. Upaya Meningkatakan Motivasi Belajar
Menurut De Decce dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru
sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan
motivasi belajar anak didik yaitu guru harus dapat menggairahkan anak didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
memberikan harapan yang relistis, memberikan insentif dan mengarahkan
perilaku anak didik kearah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran
(Djamarah, 2002: 135- 140).
1) Menggairahkan anak didik
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari - hari guru harus berusah
menghindari hal - hal yang monoton dan membosankan. Guru harus selalu
memberikan kepada anak didik cukup banyak hal - hal yang perlu dipikirkan dan
dilakukan. Guru harus berusaha memelihara minat anak didik dalam belajar, yaitu
dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain
aspek pelajaran dalam situasi belajar.
2) Memberikan harapan realistis
Guru harus memelihara harapan - harapan anak didik yang relistis dan
memodifikasi harapan - harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu guru
perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan
akademis setiap anak didik di masa lain. Dengan demikian guru dapat
membedakan antara harapan - harapan yang realistis, pesimistis, atau terlalu
optimis. Bila anak didik telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus
memberikan sebanyak mungkin keberhasilan kepada anak didik.
3) Memberikan insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan
memberikan hadiah kepada anak didik dapat berupa pujian, angka yang baik, dan
sebagainya atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan
usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan - tujuan pengajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4) Mengarahkan perilaku anak didik
Cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan
memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang
mendidik menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah
dan baik.
Seperti dikutip oleh Gage dan Berliner (1979), French dan Raven
(1959) menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus
melakukan reorganisasi kelas secara besar – besaran yaitu :
1) Pergunakan pujian verbal
2) Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana
3) Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi
4) Melakukan hal - hal yang luar biasa
5) Merangsang hasrat anak didik
6) Memanfaatkan apersepsi anak didik
7) Terapkan konsep - konsep atau prinsip - prinsip dalam konteks yang unik dan
luar biasa agar anak didik lebih terlihat dalam belajar
8) Minta anak didik untuk mempergunakan hal - hal yang sudah dipelajari
sebelumnya
9) Pergunakan simulasi dan permainan
10) Perkecil daya tarik system motivasi yang bertentangan
11) Perkecil konsekuensi - konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap
anak didik dari keterlibatannya dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
e. Prinsip-prinsip Motivasi
Menurut Driscoll (1994: 312) menyatakan bahwa pengajar dapat
berusaha untuk menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam proses dan cara
mengajar, untuk merangsang meningkatkan dan memelihara motivasi siswa dalam
belajar. ARCS dapat mewujudkan tujuan guru dalam membantu siswa
mempertahankan motivasi. Keempat prinsip motivasi tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Attention (Perhatian)
Perhatian muncul karena didorong rasa ingin tahu. Usaha guru
menciptakan rasa ingin tahu siswa perlu dirangsang dengan hal aneh, baru dan
lain dengan yang lainnya maupun kontradiktif. Dengan demikian akan menarik
perhatian siswa sehingga guru lebih mudah membawa siswa pada tujuan
pembelajaran. Strategi memunculkan prinsip perhatian :
a) Penggunaan metode penyampaian yang bervariasi
b) Penggunaan media yang menarik
c) Lakukan humor sesekali dalam proses
d) Gunakan peristiwa nyata, contoh sebagai analog dalam memperjelas konsep
e) Biasakan menyisakan waktu untuk siswa bertanya sebagai satu upaya
keterlibatan keaktifan siswa
2) Relevance (Relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran
dengan kebutuhan dan kondisi siswa (nilai personal, nilai instrumental, nilai
cultural). Motivasi siswa terpelihara bila mereka berasumsi bahwa hal-hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
terus-menerus dipelajari pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan pribadi (basic
needs). Strategi menunjukkan relevansi diantaranya :
a) Guru harus menjelaskan hal-hal atau (tindakan) setelah siswa
mempelajari materi tersebut
b) Guru harus menjelaskan manfaat pengetahuan pada kemudian hari setelah
mempelajari materi tersebut
c) Gunakan contoh yang langsung berhubungan dengan profesi tertentu
d) Melakukan latihan - latihan atau tes
3) Confidence (Kepercayaan diri)
Siswa merasa percaya diri dan mampu adalah potensi siswa agar dapat
berinteraksi positif dengan lingkungan. Siswa merasa dirinya mampu
menyelesaikan tugas dari guru merupakan salah satu modal untuk menanamkan
dorongan kuat pada siswa. Dengan percaya diri menumbuhkan harapan diri siswa
untuk memenuhi kebutuhannya.
Adapun strategi untuk meningkatkan rasa percaya diri adalah:
a) Meningkatkan harapan mahasiswa untuk berhasil dalam belajar maka guru
harus mempersiapkan pembelajaran agar mudah dipahami siswa
b) Guru harus menggunakan pernyataan persyaratan agar anak didiknya berhasil
yaitu guru menyampaikan tujuan perkuliahan dan kriteria tes, Dengan
demikian siswa dapat memperkirakan apa yang siswa seharusnya kerjakan
dalam memahami materi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c) Menumbuh-kembangkan kepercayaan siswa untuk berhasil dengan
menggunakan strategi kontrol keberhasilan berada di tangan sis\\ sendiri.
Misalnya penentuan learning kontrak.
d) Ungkapan perkembangan siswa dengan "nampaknya anda telah mul;
memahami" atau sebut kelemahannya "ada hal- hal yang peri dikembangkan".
e) Berikan umpan balik yang konstruktif supaya siswa mamp mengetahui
pemahaman dan prestasi belajar sejauh ini.
4) Satisfaction (Kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan tertentu akan
menghasilkan kepuasan dan siswa selalu termotivasi untuk terus berusah
mencapai tujuan yang serupa. Siswa yang telah mengalami kepuasa dengan
suksesnya pencapaian tujuan sesuai yang diharapkan, maka siswa cenderung
untuk mengulang perbuatan tersebut. Motivator dapat meningkatkan rasa puas
dengan mengatur tugas pelajaran sehingga siswa dapat menikmati prestasi,
penghargaan, tangung jawab, kemajuan dan perkembangan pribadi.
Driscoll (1994: 312) menegaskan strategi untuk meningkatkan
kepuasan adalah: a) Gunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang
informatif, bukan ancaman. b) Berikan kesempatan kepada siswa untuk langsung
mempraktekan pengetahuan yang baru didapatkan. c) Upayakan siswa yang telah
menguasai materi untuk membantu temannya yang belum berhasil. d) Bandingkan
prestasi dimasa lalu yang telah dicapai, bukan dengan prestasi siswa yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. Prestasi Belajar
a. Definisi Prestasi belajar
Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan
belajar Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Satrio, 2005: 467)
didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai. Nasution (1998: 4) menyimpulkan
bahwa belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari
terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya
tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya
perubahan sementara karena sesuatu hal.
Menurut Muhibbin Syah (2008: 90-91) mengutip pendapat beberapa
pakar psikologi tentang definisi belajar, di antaranya adalah: a. Skinner, seperti
yang dikutip Barlow dalam bukunya educational Psychology : The Teaching-
Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif (a process of
progressive behavior adaptation). Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner
percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal
apabila ia diberi penguat (reinforce), b. Dalam Dictionary of Psychology, Chaplin
memberikan batasan belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama berbunyi :
.....acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of
practice and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang
relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua :
...process of acquiring responses as a result of special practice, belajar adalah
proses memperoleh respon-respon ebagai akibat adanya latihan khusus. Prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
belajar merupakan salah satu indikator daya serap dan kecerdasan mahasiswa
yang bisa digunakan untuk menyusun dan menetapkan keputusan atau langkah
kebijakan baik yang menyangkut mahasiswa, pendidikan, maupun institusi yang
mengelola program pendidikan.
Abdullah (2008), mengutip pendapat beberapa pakar dalam
menjabarkan pengertian belajar, di antaranya adalah sebagai berikut: a. W.S.
Winkel (1991: 36) dalam buku yang berjudul Psikologi Pengajaran. Pengertian
belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan
pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara
relatif konstan dan berbekas. b. S. Nasution MA (1982: 68) mendefinisikan
belajar sebagai perubahan kelakuan, pengalaman dan Iatihan. Jadi belajar
membawa suatu perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak
hanya mengenai sejumlah pengalaman, pengetahuan. melainkan juga membentuk
kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat, penyesuaian diri. Dalam hal ini
meliputi segala aspek organisasi atau pribadi individu yang belajar. c. Mahfud
Shalahudditl (1990: 29) dalam buku: Pengantar Psikologi Pendidikan,
mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku melalui
pendidikan atau lebih khusus melalui prosedur latihan. Perubahan itu sendiri
berangsur-angsur dimulai dari sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk kemudian
dikuasai atau dimilikinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa yang
dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lainnya ditunjukan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Menurut Sutratinah dalam Fathimah (2008: 6-7) prestasi belajar
adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyalakan dalam bentuk
symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu. Pendapat ini berarti
bahwa prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila sesorang tidak melakukan
kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh
peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar.
Pendapat lain mengenai prestasi belajar disampaikan oleh Hanushek
and Pace dalam Kasirye (2009: 1) bahwa: "at the individual leval, low learning
achievement not only limits one's progression further in school but also negatively
affects an individual's future income and productivity". Artinya pada tingkat
individual, prestasi belajar yang rendah tidak hanya menjadi salah satu
keterbatasan kemajuan selanjutnya disekolah. tetapi juga berdampak negative
pada kemampuan dan produktivitas individu di masa mendatang.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha
yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau
tes tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah
tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b. Penilaian Prestasi Belajar
Penilaian hasil belajar didasarkan pada 3 aspek yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut saling terkait erat yang bahkan tidak boleh
diabaikan dalam proses pembelajaran. Penilaian prestasi belajar dapat
dioperasionalkan dalam bentuk indikator - indikator berupa nilai rapor, indeks
prestasi, angka kelulusan dan sebagainya (Winkel, 2005: 56).
Di Negara Indonesia juga berlaku symbol nilai yang menggunakan
symbol huruf A, B, C, D dan E. symbol ini merupakan terjemahan dari symbol
angka - angka. Symbol nilai angka yang berskala 0 sampai 4 ini lazim digunakan
pada prrguruan tinggi untuk menetapkan indeks prestasi (IP) mahasiswa baik
pada setiap semester maupun pada akhir penyelesaian studi (Muhihin Syah, 2008:
90-100).
c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
1) Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
mahasiswa dalam belajar yang berasal dari individu mahasiswa itu sendiri
F'aktor internal yang mempengaruhi belajar terdiri dari faktor jasmaniah,
faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi faktor
kesehalan dan cacat tubuh. Fakfor psikologis meliputi intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan (Slameto,
2003:54), (Sunarto, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Faklor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
mahasiswa dalam belajar yang berasal dari luar mahasiswa. Faktor
eksternal yang mempengaruhi dalam belajar terdiri dari faktor keluarga
faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang
tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah
meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah
standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah. Faktor
masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 2003:54), (Sunarto,
2009).
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Lestari (2010)
Judul penelitian : Pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar mata
pelajaran kebutuhan dasar manusia (studi eksperimen pada mahasiswa Prodi D-III
Kebidanan Muhammadiyah Surakarta tahun ajaran 2009/2010).
Hasil penelitian : terdapat perbedaan pengaruh prestasi belajar KDM antara
pembelajaran menggunakan VCD dan LCD. Metode mengajar dengan
menggunkan VCD menghasilkan prestasi belajar KDM yang lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan LCD. Terdapat perbedaan pengaruh yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
signifikan antara mtivasi tinggi dan motivasi rendah terhadap prestasi belajar
KDM. Ada pengaruh interaksi penerapan pendekatan pembelajaran dengan
menggunakan media VCD dan LCD dengan motivasi belajar mahasiswa terhadap
prestasi belajar pada mata kuliah KDM.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sofya Anita (2010)
Judul penelitian : Pengaruh metode pembelajaran diskusi dan metode studi
mandiri terhadap prestasi belajar mahasiswa ditinjau dari motivasi belajar
mahasiswa.
Hasil penelitian : terdapat perbedaan prestasi belajar antara penggunaan metode
pembelajaran studi mandiri dengan diskusi. Pembelajaran dengan studi mandiri
lebih baik hasilnya dibanidngkan dengan metode diskusi. Terdapat pengaruh
motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap restasi belajar
mahasiswa. Ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi
terhadap prestasi belajar mahasiswa.
C. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Kesehatan
Reproduksi
Metode pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam
kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan
penggunaan metode yang tepat. Peranan metode dalam proses
pembelajaran sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran
yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan pesan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
siswa. Siswa dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal bila seorang guru
tepat dalam menerapkan metode mengajar. Dalam praktik mengajar metode yang
baik digunakan adalah metode mengajar yang bervariasi kombinasi dari beberapa
metode mengajar dan cara-cara mengajar yang lebih memberikan peluang siswa
lebih aktif dalam melakukan pembelajaran. Metode pembelajaran yang diterapkan
pada penelitian adalah metode ceramah dan diskusi. Pada penelitian ini, peneliti
menginginkan mahasiswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan metode
diskusi sesuai dengan yang diharapkan dalam mengikuti mata kuliah Kesehatan
reproduksi. Pengajar mengharapkan dengan menggunakan metode diskusi,
mahasiswa dapat memahami kasus semu yang diberikan dengan merealisasikan
ide-ide dan dapat berfikir kreatif dalam memahami kasus, menganalisa kasus yang
diberikan, memecahkan kasus, memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan
terapi yang dibutuhkan.
2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kesehatan
Reproduksi
Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang
adalah motivasi. Motivasi mempunyai peranan yang strategi dalam aktivitas
belajar seseorang. Motivasi belajar dapat menimbulkan daya rangsangan baik dari
dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) diri siswa yang menyebabkan
rangsangan untuk belajar dengan sungguh - sungguh dengan cara tertentu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya
prestasi belajar seseorang anak didik. Anak didik menyenangi mata pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. Selain memiliki
bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap. Setiap ada kesempatan selalu mata
pelajaran yang disenangi itu yang dibaca. Wajarlah bila isi mata pelajaran itu
dikuasai dalam waktu relative singkat. Ulangan pun dilewati dengan mulus
dengan prestasi yang gemilang.
Adanya pengaruh motivasi dengan prestasi belajar menunjukkan
bahwa siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan mempunyai perasaan senang
dan mempunyai usaha yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang maksimal
terhadap pelajaran yang dipelajarinya, dan prestasi belajar yang rendah
dipengaruhi oleh motivasi belajar yang rendah pula.
3. Pengaruh Metode Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Kesehatan Reproduksi
Motivasi dan metode pembelajaran mempunyai peranan penting
dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor
internal) yaitu motivasi maupun dari luar siswa (faktor eksternal) yaitu metode
pembelajaran.
Prestasi belajar Kesehatan Reproduksi pada siswa akan meningkat
apabila motivasi siswa mengikuti pelajaran tinggi dan didukung oleh metode
pembelajaran yang tepat. Pengajar mengharapkan dengan menggunakan metode
diskusi, mahasiswa dapat memahami kasus semu yang diberikan dengan
merealisasikan ide-ide dan dapat berfikir kreatif dalam menganalisa kasus yang
diberikan, memecahkan kasus, memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
terapi yang dibutuhkan. Untuk memudahkan alur pemikiran, dibuat skema sebagai
berikut :
Gambar 2 .1 Kerangka Berfikir
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang diberi metode
ceramah dan metode diskusi pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII
Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto
2. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki motivasi
tinggi dan motivasi rendah pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII
Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto
3. Terdapat interaksi pengaruh antara metode pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar Kesehatan Reproduksi pada mahasiswa Prodi DIII
Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto
Metode Pembelajaran :
1. Ceramah
2. Diskusi
Motivasi Belajar :
1. Motivasi Tinggi
2. Motivasi Rendah
Prestasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah dengan menggunakan kontrol post
test desain, yaitu dengan menggunakan 2 kelompok dimana terbagi atas kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan. Dimana sebelum dilakukan perbandingan antara
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dilakukan uji kesetaraan terhadap
rata-rata prestasi kelas terlebih dahulu. Sedangkan jenis dari penelitian ini adalah
eksperiment semu (quasi experimental). Ciri dari quasi experimental adalah
berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental (Furchan, 2007). Desain
penelitian ini menggunakan desain analisis 2 x 2 yang ditampilkan dalam tabel
berikut :
Tabel 3.1. Desain Analisis 2 x 2
Metode Pembelajaran (A)
Motivasi (B )
Metode Diskusi
(A1)
Metode Ceramah
(A2)
Tinggi (B1) A1B1 A2B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2
Keterangan :
A : Metode pembelajaran
A1 : Metode Diskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
A2 : Metode Ceramah
B : Motivasi
B1 : Motivasi tinggi
B2 : Motivasi rendah
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada
Jl. Raya Teras 4 Mojokerto, Jawa Timur.
2. Waktu Penelitian
Periode waktu penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan
Juni 2011.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi DIII
Kebidanan Stikes Dian Husada tingkat I semester II yang berjumlah 346
mahasiswa yang terbagi atas 6 kelas.
2. Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling, dimana
pertama yang dilakukan adalah menentukan sampel kelas secara random sebanyak
2 kelas dari total 6 kelas (Aziz Alimul,2007 : 82). Seluruh mahasiswa yang
terdapat dalam kelas yang terpilih ditetapkan sebagai subjek sampel. Melalui
teknik tersebut jika sudah terpilih 2 kelas maka kelas pertama ditentukan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
kelas perlakuan dan kelas yang satunya sebagai kelas kelompok kontrol. Besar
sampel dalam penelitian ini yaitu 110 mahasiswa. Jumlah sampel tersebut terbagi
menjadi dua kelompok, 55 mahasiswa sebagai kelompok perlakuan (metode
diskusi) dan 55 mahasiswa sebagai kelompok kontrol (metode ceramah).
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (variabel independent)
Sugiyono (2008: 61) menyatakan bahwa variabel independent
(variabel bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab timbulnya variabel dependent atau terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode mengajar dan motivasi belajar.
2. Variabel terikat (variabel dependent)
Variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel
bebas disebut variable dependent atau variable terikat (Sugiyono, 2008: 61).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Kesehatan Reproduksi
mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto.
E. Definisi Operasional
1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyampaian materi ajar
yang dipilih dan diterapkan oleh seorang dosen/guru untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
a. Metode Pembelajaran Ceramah
DO: Merupakan metode yang cara penyampaian bahan pelajaran
dengan komunikasi lisan dari pendidik kepada peserta didik. Metode ceramah
efektif dan ekonomis untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian.
b. Metode Pembelajaran Diskusi
DO: Metode yang melibatkan interaksi antara siswa dan siswa untuk
mengalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau
permasalahan tertentu yaitu tentang gangguan/masalah-masalah pada kesehatan
reproduksi.
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah dorongan dari diri seseorang baik dari dalam
maupun dari luar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta
pengalaman. Indikator yang digunakan melipuli :
a. Attention (Perhatian)
b. Relevance (Relevan)
c. Confidence (Kepercayaan diri)
d. Satisfaction (Kepuasan)
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar
No. Indikator Nomor Soal
Positif Nomor Soal
Negatif Jumlah
1 Attention (Perhatian) 3, 14, 1, 7, 36, 29
8, 11, 16, 15 10
2 Relevance (Relevan) 18, 20, 6, 9, 13, 24
19, 20, 25, 32
10
3 Confidence (Kepercayaan Diri) 33, 31, 12 2, 34, 22, 30 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
4 Satisfaction (Kepuasan) 23, 26, 27 4, 10, 28, 5, 38, 17, 37
10
Jumlah 18 19 38
Motivasi belajar diukur menggunakan kuesioner dengan skala Likert.
Skala pengukuran : interval
3. Prestasi Belajar Kesehatan Reproduksi
Prestasi belajar Kesehatan Reproduksi adalah penilaian hasil usaha
kegiatan belajar yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
peserta didik dalam pembelajaran Kesehatan Reproduksi pada pokok bahasan
masalah gangguan pada kesehatan reproduksi dan upaya penanggulangannya yang
ditunjukan dengan nilai sebagai hasil belajar Prestasi belajar Kesehatan
Reproduksi diukur dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dibagi dengan skor
keseluruhan dikalikan 100. Hasil test yang diberikan dinyatakan dengan kriteria
lulus dan tidak lulus. Dikatakan lulus apabila hasil prestasi belajar > 68.
F. Instrumen Penelitian
a. Prestasi Belajar Kesehatan Reproduksi
Instrument prestasi belajar Kesehatan Reproduksi berbentuk soal tes.
Tes tersebut merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan soal
dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Bentuk soal obyektif
dipilih karena dapat menghilangkan atau meminimalkan sisi subyektifitas
pemeriksa hasil tes agar hasilnya obyektif. Kisi - kisi dari tes Kesehatan
Reproduksi terdapat di lampiran dan lembar jawab Kesehatan reproduksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
b. Motivasi Belajar
Instrument motivasi belajar berbentuk angket. Angket tersebut disusun
oleh peneliti dengan menggunakan kisi - kisi kuesioner sesuai dengan indikator
motivasi belajar. Kisi - kisi kuesioner terdapat di lampiran.
Alternative pilihan yang disediakan dalam kuesioner tersebut terdiri
dari :
1) Sangat Setuju (SS)
2) Setuju (S)
4) Tidak Setuju (TS)
5) Sangat Tidak Setuju (STS)
Untuk menghindari ketidakseriusan dari responden yang sering kali
terjadi dalam pengisian kuesioner, maka kuesioner dibuat dua pertanyaan, yaitu
pertanyaan positif dan negatif. masing - masing pertanyaan diberi skor SS=4, S=3,
TS=2, STS=1 untuk pertanyaan positif dan SS=1, S=2, TS=3, STS=4 untuk
pertanyaan negatif.
G. Uji Instrumen
Sebelum angket digunakan untuk mengumpulkan data dari subyek
penelitian maka angket harus diuji coba terlebih dahulu. Uji coba instrument
penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Tingkat I Semester II Prodi DIII
Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto.
Notoadmodjo (2002: 129-136) menyatakan bahwa agar diperoleh
distribusi nilai hasil mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
uji coba paling sedikit 20 orang. Pada penelitian ini responden yang digunakan
untuk uji coba sebanyak 20 responden dari kelas lain yang tidak terpilih menjadi
sampel.
Menurut Arikunto (2006: 144) instrument yang baik harus memenuhi
dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalitan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2002 :
145).
1) Variabel Prestasi Belajar
Teknik uji validitas prestasi belajar menggunakan rumus korelasi
point biserial (rpbis). Rumusnya adalah :
qp
S
xxr
t
tppbi ÷
÷ø
öççè
æ -=5
Keterangan :
Xp = rata-rata skor testi yang menjawab benar
Xt = rata-rata skor total untuk semua testi
St = simpangan baku skor total setiap testi
p = proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang
bersangkutan
Q = 1 – p
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2) Variabel Motivasi Belajar
Teknik uji validitas motivasi belajar menggunakan rumus korelasi
product moment dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan program
statistik SPSS 16. Rumusnya adalah :
( ) ( )( )[ ] ( )[ ]2222 ...
).(
YnXXn
YXXYnr
yxy
å-ååå
åå-å=
Keterangan :
rxy = koefisien validitas
X = skor pernyataan tiap butir
Y = skor total
N = jumlah responden
Setelah diperoleh harga rxy kemudian hasilnya dikorelasikan dengan
harga r product moment, juka harga rxy ˃ dari r tabel, maka dikatakan butir
soal itu valid dengan α = 5 %.
b. Uji Reabilitas
Uji reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya/dapat diandalkan. Hal ini bearti menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten/tetap bila dilakukan
pengukuran dua kali/lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan
alat ukur yang sama (Ghozali, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1) Variabel Prestasi Belajar
Untuk menghitung reabilitas tes menggunakan koefisien Kuder-
Richardson 20 (KR - 20). Rumusnya adalah :
( )÷÷ø
öççè
æ --÷
øö
çèæ
-=- å
2
11
1 20
cS
pp
kk
KR
Keterangan :
k = banyaknya aitem
p = indeks kesukaran aitem
s2x = varians skor tes (X)
2) Variabel Motivasi Belajar
Uji reabilitas instrumen angket motivasi menggunakan Koefisien Alfa
(Crnbach Alpha), dengan rumus :
( ) ÷÷ø
öççè
æ-÷÷
ø
öççè
æ-
= å21
2
11 11 s
s b
kk
r
Keterangan :
r11 = reabilitas instrumen
k = banyaknya butir pernyataan
å 2bs = Σ varians butir
21s = varians total
Reabilitas dikatakan baik jika nilai Crobanch’s Alpha ˃ 0,6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c. Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal ditunjukkan dengan menggunakan indeks
tingkat tingkat kesukaran untuk mengetahui sukar mudahnya soal yang
digunakan dalam penelitian. Rumus yang digunakan menurut Arikunto (2008 :
208) sebagai berikut :
JSB
P=
Keterangan :
P = Indek kesukaran soal
B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Selanjutnya Arikunto (2008) menjelaskan bahwa indeks kesukaran
soal sering diklasifikasikan dalam tiga kelompok, sebagai berikut :
Tabel 3.2
Interpretasi Indeks Kesukaran (P)
Nilai P Klasifikasi Irterpretasi 0,00 - 0,30 Soal sukar 0,30 - 0,70 Soal sedang 0,70-1,00 Soal mudah
H. Teknik Analisis Data
1. Rancangan Analisis
Rancangan analisis menggunakan ANAVA - 2 Jalur (Rancangan
AB/Anava AB) seperti pada tabel berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 3.4 Analisis Anava – 2 Jalur
Metode Pembelajaran (A)
Motivasi (B)
Metode Diskusi
(A1)
Metode
Ceramah (A2) Total
Tinggi (B1) A1B1 A2B1 B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2 B2
Total A1 A2
Keterangan :
A : Metode pembelajaran
A1 : Metode Diskusi
A2 : Metode Ceramah
B : Motivasi
B1 : Motivasi tinggi
B2 : Motivasi rendah
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis
berbentuk normal atau tidak. Dalam penelitian ini untuk menguji kenormalan
data menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov test melalui progran
SPSS versi 16.
Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat dari Z
hitung ataupun Asyimp Sig. Jika nilai Asyimp Sig > 0.05, maka data
berdistribusi normal (Riwidikdo, 2008: 20).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b. Uji Homogenitas Varian
Pengujian homogenitas varian dilakukan dengan menggunakan uji F
dengan rumus sebagai berikut:
F = terkecilVarianterbesarVarian
Menurut Sugiyono (2008: 275) apabila harga F hitung lebih kecil atau
sama dengan F tabel untuk kesalahan 5% (Fn < Ft) maka data yang akan dianalisis
homogen untuk tingkat kesalahan 5%".
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan prestasi belajar antara penggunaan metode ceramah dan metode
diskusi, dan selanjutnya melihat pengaruh motivasi terhadap prestasi
belajar.dalam BAB Iv ini akan dibahas mengenai : A. Hasil Uji Instrument, B.
Deskripsi Data, C. Uji Prasyarat, D. Analisis Data Dan Uji Hipotesis, E. Uji
Lanjutan, F. Pembahasan Hasil Penelitian, G. Keterbatasan Penelitian.
A. Hasil Uji Instrumen
Pada bulan awal Mei 2011 dilakukan uji coba instrumen terhadap 20
orang mahasiswa yang tidak termasuk sampel penelitian, sehingga tidak
menyebabkan terjadinya perubahan jawaban dari sampel penelitian.
1. Uji Kesahihan Atau Validitas Soal Dan Angket
Pada penelitian ini dipergunakan uji kesahihan instrumen, karena
instrumen yang memenuhi syarat untuk keperluan penelitian adalah instrumen
yang sahih. Untuk mendapatkan instrumen yang sahih adalah dengan uji coba
instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini. Yang akan diujicobakan ada
dua macam, yaitu instrumen soal tentang kesehatan reproduksi dan instrumen
angket motivasi belajar. Kesahihan instrumen berusaha menjawab pertanyaan
apakah butir isi tes itu sahih atau handal. Teknik analisis data menggunakan SPSS
13 dengan korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu uji validitas untuk
menentukan apakah setiap item soal valid. Sebuah item soal dikatakan valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total item. Jika nilai
korelasinya lebih besar dari r tabel maka soal tersebut termasuk soal yang baik
(Sugiyono, 2005).
Dari hasil perhitungan oleh SPSS didapat hasil sebagai berikut
(sebagaimana terlampir) :
a. Kesahihan soal tes
Tabel 4.1 Hasil Uji Kesahihan Soal Tes
No. Soal r hitung Nilai r tabel (N=20)
Keterangan
s1 0.849 0,444 Valid
s2 0.478 0,444 Valid
s3 0.875 0,444 Valid
s4 0.698 0,444 Valid
s5 0.542 0,444 Valid
s6 0.791 0,444 Valid
s7 0.205 0,444 Tidak Valid
s8 -0.296 0,444 Tidak Valid
s9 0.875 0,444 Valid
s10 0.850 0,444 Valid
s11 0.705 0,444 Valid
s12 0.709 0,444 Valid
s13 0.627 0,444 Valid
s14 0.748 0,444 Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
s15 0.820 0,444 Valid
s16 0.820 0,444 Valid
s17 0.240 0,444 Tidak Valid
s18 0.469 0,444 Valid
s19 0.469 0,444 Valid
s20 0.594 0,444 Valid
s21 0.478 0,444 Valid
s22 0.594 0,444 Valid
s23 0.627 0,444 Valid
s24 0.492 0,444 Valid
s25 0.545 0,444 Valid
s26 0.453 0,444 Valid
s27 0.464 0,444 Valid
s28 0.805 0,444 Valid
(Sumber : lampiran perhitungan SPSS)
Dari tabel diatas, didapat bahwa dari 28 soal didapat 3 soal yang
hasilnya mempunyai nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel sehingga hasilnya
tidak valid. Jadi soal yang dibuang adalah nomor 7, 8 dan 17. Sedangkan jumlah
soal valid yang mempunyai nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel sebanyak
25 soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
b. Kesahihan butir angket
Tabel 4.2 Hasil Uji Kesahihan Butir Angket
No. Soal r hitung Nilai r tabel (N=20)
Keterangan
a1 0.774 0,444 Valid
a2 0.765 0,444 Valid
a3 0.536 0,444 Valid
a4 0.652 0,444 Valid
a5 0.823 0,444 Valid
a6 0.563 0,444 Valid
a7 0.690 0,444 Valid
a8 0.837 0,444 Valid
a9 0.834 0,444 Valid
a10 0.774 0,444 Valid
a11 0.765 0,444 Valid
a12 0.536 0,444 Valid
a13 0.652 0,444 Valid
a14 0.126 0,444 Tidak Valid
a15 0.563 0,444 Valid
a16 0.690 0,444 Valid
a17 0.837 0,444 Valid
a18 0.250 0,444 Tidak Valid
a19 0.765 0,444 Valid
a20 0.536 0,444 Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
a21 0.652 0,444 Valid
a22 0.823 0,444 Valid
a23 0.563 0,444 Valid
a24 0.690 0,444 Valid
a25 0.563 0,444 Valid
a26 0.834 0,444 Valid
a27 0.774 0,444 Valid
a28 0.765 0,444 Valid
a29 0.536 0,444 Valid
a30 0.652 0,444 Valid
a31 0.823 0,444 Valid
a32 0.563 0,444 Valid
a33 0.690 0,444 Valid
a34 0.837 0,444 Valid
a35 0.690 0,444 Valid
a36 0.837 0,444 Valid
a37 0.834 0,444 Valid
a38 0.774 0,444 Valid
a39 0.834 0,444 Valid
a40 0.737 0,444 Valid
(Sumber : lampiran perhitungan SPSS)
Dari tabel diatas, didapat bahwa dari 40 soal angket terdapat 2 soal yang
mempunyai nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel, sehingga soal nomor 14 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
18 dibuang karena hasilnya tidak valid. Sehingga soal yang valid yang
mempunyai nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebanyak 38 soal.
2. Uji Kehandalan Atau Reliabilitas
Pada penelitian ini dilakukan uji kehandalan instrumen, karena
instrumen yang memenuhi syarat untuk keperluan penelitian adalah instrumen
yang handal. Pengujian tingkat kehandalan atau reliabilitas instrumen tes hasil
belajar atau post tes pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi (Kespro) dengan
menggunakan KR-20 dan angket motivasi belajar digunakan teknik alpha.
Kehandalan atau reliabilitas dipergunakan untuk menentukan apakah
suatu tes dapat dipercaya atau tidak. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
(Suharsimi, 2005). Uji reliabilitas menggunakan perhitungan alpha cronbach. Jika
nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,6 maka soal/angket tersebut mempunyai
reliabilitas yang baik (Ghozali, 2005).
Tabel 4.3. Hasil Uji Kehandalan
Uraian Uji Reliabilitas Keterangan
Soal hasil belajar Hasil uji dengan KR-20 didapat 0,973
Reliabel
Angket motivasi Hasil uji dengan Alpha Cronbach didapat 0,976
Relaibel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Dari tabel diatas pada penelitian ini, hasil dari uji coba kehandalan
instrumen tes hasil belajar Kesehatan Reproduksi dan motivasi belajar mahasiswa
terhadap 110 mahasiswa seluruhnya reliabel atau handal.
B. Deskripsi Data
Untuk data prestasi belajar didapat dengan Instrumen soal mahasiswa yang
telah dilakukan tes berjumlah 25 butir soal, maka skor tertinggi adalah 100, yang
didapat dari mengalikan 25 butir soal dengan skor tertinggi yaitu 4. Sedangkan
skor terendah adalah 20, yang didapat dari mengalikan 20 butir soal dengan skor
terendah yaitu 1.
Untuk menentukan batas antara motivasi belajar tinggi dan motivasi
belajar rendah dipergunakan analisis statistik untuk menentukan mean dari
sebaran data yang menggunakan distribusi bergolong. Untuk menentukan batas
antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah dengan ketentuan
sebagai berikut :
No. Rentang Nilai Jenis Motivasi
1 38 – 95 Rendah
2 96 – 152 Tinggi
Pada penelitian ini data ada dua macam, yaitu data Pembelajaran
Kesehatan Reproduksi siswa serta data motivasi belajar mahasiswa yang dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1. Diskripsi Data Hasil Belajar Kesehatan Reproduksi
Pada penelitian ini, data hasil belajar Kesehatan Reproduksi siswa
diperoleh dari tes hasil belajar Kesehatan Reproduksi yang dilaksanakan setelah
mendapatkan perlakuan pembelajaran, disajikan dibawah ini :
Tabel 4.4 Deskripsi hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan metode ceramah
Nilai Hasil belajar Frekuensi Prosentase
44 – 53 11 20%
53 – 62 19 35%
62 – 71 19 35%
71 – 80 6 11%
Jumlah 55 100%
Sumber: Data diolah
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat 19 mahasiswa (35%)
kelompok kontrol yang memiliki hasil tes antara 62-71 sebagai yang tertinggi.
Tabel 4.5 Deskripsi hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan metode diskusi
Nilai Hasil belajar Frekuensi Prosentase
56 – 65 10 18%
65 – 74 16 29%
74 – 83 24 44%
83 – 92 5 9%
Jumlah 55 100%
Sumber: Data diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat 24 mahasiswa (44%)
kelompok perlakuan (eksperimen) yang memiliki hasil tes antara 74-83 sebagai
yang tertinggi.
2. Diskripsi Data Motivasi Belajar mahasiswa
Pada penelitian ini, data motivasi siswa diperoleh dari angket motivasi
belajar, disajikan dibawah ini :
Tabel 4.6: Deskripsi motivasi belajar mahasiswa yang diajar dengan metode ceramah
Hasil Frekuensi Presentase
Tinggi 30 54.5%
Rendah 25 45.5%
Total 55 100%
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 30 siswa (54,5%) memiliki hasil
motivasi tinggi.
Tabel 4.7: Deskripsi motivasi belajar mahasiswa yang diajar dengan metode diskusi
Hasil Frekuensi Presentase
Tinggi 47 85.5%
Rendah 8 14.5%
Total 55 100%
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 47 siswa (85.5%) memiliki hasil
motivasi tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
C. Uji Prasyarat
Pengujian hipotesis pada penelitian ini harus memenuhi kriteria
persyaratan di mana semua data yang diperoleh harus diuji normalitas dan
homogenitas variansinya. Sebaran data pada penelitian ini diuji normalitas dengan
menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov, sedangkan pengujian homogenitas
varians menggunakan tes Levene.
1. Uji Normalitas
Sebaran data pada penelitian ini adalah Hasil Belajar diuji normalitas
datanya. Perhitungan pada penelitian ini memperoleh hasil bahwa hasil belajar
memiliki sebaran yang normal. Kenormalan distribusi data hasil belajar tampak
pada hasil tes Kolmogorov-Smirnov, seperti dalam tabel berikut:
Tabel 4.8 Uji Normalitas Hasil belajar
Tes Kolmogorov- Smirnov Hasil belajar dengan metode ceramah (kel.
kontrol)
Hasil belajar dengan metode diskusi
(kel.eksperimen)
Nilai Z 1.039 1.170
Nilai Signifikansi 0.230 0.129
Dari tabel diatas diketahui masing-masing nilai signifikansi tes
normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk kelompok siswa dengan metode ceramah
(kel. kontrol) dan metode diskusi (kel.eksperimen) seluruhnya diatas 0,05
sehingga sebaran data hasil belajar tersebut berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2. Uji Homogenitas
Sebaran data pada penelitian ini adalah sebaran data Motivasi Belajar
terhadap hasil pembelajaran dengan metode ceramah (kel. kontrol) dan metode
diskusi (kel.eksperimen) diuji homogenitasnya. Pada penelitian ini diperoleh hasil
bahwa data Motivasi belajar memiliki sebaran yang homogen baik pada
pembelajaran dengan metode ceramah (kel. kontrol) dan metode diskusi
(kel.eksperimen). Homogenitas sebaran data Motivasi belajar dan hasil
pembelajaran tampak pada hasil tes Levene, seperti dalam tabel berikut:
Tabel 4.9 Uji Homogenitas
F Signifikansi Tes Levene
1.375 0.255
Pada hasil perhitungan dengan tes Levene ditemukan harga F sebesar
0,649 dan signifikansi sebesar 0,587 sehingga Motivasi belajar tersebut homogen,
baik pada pembelajaran dengan metode ceramah (kel. kontrol) dan metode
diskusi (kel.eksperimen).
D. Analisis Data
Penelitian ini terdiri dari 3 hipotesis, di mana pada bagian ini akan
dijelaskan hasil perhitungan statistik untuk uji hipotesis 1, 2 dan 3 dipergunakan
teknik Anova Dua Jalur. Adapun analisis datanya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4.10 Analisis Dua Jalur
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Prestai belajar mahasiswa
6756.314a 3 2252.105 60.042 .000
301808.639 1 301808.639 8046.399 .000
1098.134 1 1098.134 29.277 .000
2435.989 1 2435.989 64.945 .000
155.799 1 155.799 4.154 .044
3975.905 106 37.509
506400.000 110
10732.218 109
SourceCorrected Model
Intercept
metode
motivasi
metode * motivasi
Error
Total
Corrected Total
Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = .630 (Adjusted R Squared = .619)a.
Tabel 4.11 Tabel Rangkuman Data
Metode
Motivasi
Ceramah Diskusi Total
Tinggi
N = 30
X = 64,80
Std Dev .= 6,75
N = 47
X = 75,48
Std Dev. = 6,33
N = 77
X = 71,32
Std Dev.= 8,31
Rendah
N = 25
X = 56,16
Std Dev. = 5,59
N = 8
X = 61,00
Std Dev. = 2,82
N = 33
X = 57,33
Std Dev. = 5,44
Total
N = 55
X = 60,87
Std Dev. = 7,56
N = 55
X = 73,38
Std Dev. = 7,85
N = 110
X = 67,12
Std Dev. = 9,92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
1. Hasil Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama pada penelitian ini diuji mempergunakan Anova
Dua Jalur bahwa penerapan pembelajaran dengan metode ceramah (kel. kontrol)
dan kelompok siswa yang diberi pembelajaran dengan metode diskusi
(kel.eksperimen) memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar
mahasiswa, dapat dilihat pada di bawah ini:
Hipotesis Pertama
Ha: Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa antara yang diberi metode
diskusi dengan metode ceramah pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi
Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto
Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa antara yang diberi
metode diskusi dengan metode ceramah pada mata kuliah Kesehatan
Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto.
Adapun analisis hipotesis pertama dengan menggunakan program
statististik SPSS for windows 13.00 sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh F hitung sebesar 29,277 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.000 dimana lebih kecil dari 0.05 (5%), maka Ha diterima yang berbunyi
: “Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa antara yang diberi metode
diskusi dengan metode ceramah pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi
DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto”, sedangkan Ho ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2. Hasil Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua pada penelitian ini diuji mempergunakan Anova Dua
Jalur bahwa motivasi berprestasi tinggi dengan rendah berpengaruh signifikan
terhadap perolehan hasil belajar mahasiswa , dapat dilihat pada di bawah ini:
Hipotesis Kedua
Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang mempunyai
motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah pada mata kuliah
Kesehatan Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto
Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang
mempunyai motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah pada mata
kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada
Mojokert0
Adapun analisis hipotesis kedua dengan menggunakan program
statististik SPSS for windows 13.00 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh F hitung sebesar 64,945 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.000 dimana lebih kecil dari 0.05 (5%), maka Ha diterima yang berbunyi
: “Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang mempunyai
motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah pada mata kuliah Kesehatan
Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto”, sedangkan Ho
ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
3. Hasil Uji Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga pada penelitian ini diuji mempergunakan Anova Dua
Jalur bahwa terdapat pengaruh interaktif penerapan strategi kognitif dan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar mahasiswa, dapat dilihat pada di bawah ini:
Hipotesis Ketiga
Ha : Terdapat interaksi pengaruh antara metode pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar Kesehatan Reproduksi pada mahasiswa
Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto
Ho : Tidak terdapat interaksi pengaruh antara metode pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar Kesehatan Reproduksi pada mahasiswa
Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto
Adapun analisis hipotesis ketiga dengan menggunakan program
statististik SPSS for windows 13.00 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh F hitung sebesar 4,154 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.044 dimana lebih kecil dari 0.05 (5%), maka Ha diterima yang berbunyi
: “Terdapat interaksi pengaruh antara metode pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar Kesehatan Reproduksi pada mahasiswa Prodi DIII
Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
E. UJI LANJUT
Berdasarkan hasil analisis varians dua jalur, dapat diketahui adanya
interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar Kesehatan Reproduksi mahasiswa kebidanan semester II,
selanjutnya dilakukan analisis lanjut untuk mengetahui sejauh mana perbedaan
interaksi masing-masing perlakuan. Dalam penelitian ini, teknik uji lanjut yang
digunakan menggunakan uji Scheffe.
Berdasarkan perhitungan uji scheffe diperoleh tabel kesimpulan uji
scheffe sebagai berikut :
Tabel 4.12 Rangkuman Data Hasil Uji Schefe
No. Kelompok t hitung t tabel keterangan
1 Kelompok ceramah dengan motivasi tinggi à Kelompok ceramah dengan motivasi rendah
5,098 2,006 Ada perbedaan
2 Kelompok diskusi dengan motivasi tinggi à Kelompok diskusi dengan motivasi rendah
6,328 2,006 Ada perbedaan
3 Kelompok diskusi dengan motivasi rendah à Kelompok ceramah dengan motivasi rendah
2,335 2,040 Ada perbedaan
4 Kelompok diskusi dengan 7,037 1,992 Ada perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
motivasi tinggi à Kelompok ceamah dengan motivasi tinggi
5 Kelompok ceramah dengan motivasi tinggi à Kelompok diskusi dengan motivasi rendah
1,542 2,028 Tidak Ada Perbedaan
6 Kelompok ceramah dengan motivasi rendah à Kelompok diskusi dengan motivasi tinggi
-12,285 -1,994 Ada perbedaan
Dari tabel rangkuman hasil uji scheffe dapat diinterprestasikan sebagai
berikut :
a. Terdapat perbedaan mean pencapaian hasil antara kelompok kontrol dengan
motivasi tinggi dan mahasiswa dengan motivasi rendah. Hal ini dapat
diketahui dari hasil perolehan t hitung = 5,098 lebih besar dari t tabel 2,006
dengan taraf signifikansi 0,05.
b. Terdapat perbedaan mean pencapaian hasil antara kelompok eksperimen
dengan motivasi tinggi dan mahasiswa dengan motivasi rendah. Hal ini dapat
diketahui dari hasil perolehan t hitung = 6,328 lebih besar dari t tabel 2,006
dengan taraf signifikansi 0,05.
c. Terdapat perbedaan mean pencapaian hasil antara kelompok eksperimen
dengan motivasi rendah dan kelompok kontrol dengan motivasi rendah. Hal
ini dapat diketahui dari hasil perolehan t hitung = 2,335 lebih besar dari t
tabel 2,040 dengan taraf signifikansi 0,05.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
d. Terdapat perbedaan mean pencapaian hasil antara kelompok eksperimen
dengan motivasi tinggi dan kelompok kontrol dengan motivasi tinggi. Hal ini
dapat diketahui dari hasil perolehan t hitung = 7,037 lebih besar dari t tabel
1,992 dengan taraf signifikansi 0,05.
e. Tidak terdapat perbedaan mean pencapaian hasil antara kelompok kontrol
dengan motivasi tinggi dan kelompok eksperimen dengan motivasi rendah.
Hal ini dapat diketahui dari hasil perolehan t hitung = 1,542 lebih besar dari t
tabel 2,028 dengan taraf signifikansi 0,05.
f. Terdapat perbedaan mean pencapaian hasil antara kelompok kontrol dengan
motivasi rendah dan kelompok eksperimen dengan motivasi tinggi. Hal ini
dapat diketahui dari hasil perolehan t hitung = -12,285 lebih besar dari t tabel
-1,994 dengan taraf signifikansi 0,05.
F. PEMBAHASAN
A. Perbedaan Prestasi Belajar Mahasiswa Antara Yang diberi Metode
Ceramah Dengan Metode Diskusi Pada Mata Kuliah Kesehatan
Reproduksi
Dari hasil analisis statistik menggunakan rumus Anova Dua jalur pada
SPSS 13 ditemukan harga F sebesar 29,277 dan signifikansi sebesar 0,000,
maka H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga terdapat Perbedaan prestasi belajar
antara mahasiswa yang diberi metode ceramah dengan metode diskusi pada
mata kuliah Kesehatan Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada
Mojokerto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan tersebut,
sumber belajar adalah semua hal (data, orang dan barang) yang dapat
dipergunakan pebelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,
biasanya dalam situasi informal untuk memberikan fasilitas belajar. Sumber
belajar itu meliputi pesan, orang , alat, teknik dan latar.
Dengan menggunakan metode juga dapat mengetahui pendapat dari
pihak untuk suatu kasus tertentu, yang memiliki nilai kebenarannya yang
sama. Sehingga dalam mengambil keputusan dalam menjelaskan pelajaran
kesehatan reproduksi, akan mendapatkan tambahan wawasan dari berdiskusi
sesama rekan.
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan
komunikasi lisan dari pendidik kepada peserta didik. Metode ceramah efektif
dan ekonomis untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian
(Hasibuan, 2006: 13). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling
efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan
jangkauan daya beli dan paham peserta didik (Adrian, 2004).
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) kelebihan metode ceramah
adalah guru mudah menguasai kelas, guru mudah menerangkan bahan
pelajaran berjumlah besar, dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar, mudah
dilaksanakan, dan organisasi kelas sederhana. Sedangkan kelemahan metode
ceramah ini adalah membuat siswa pasif, mengandung unsur paksaan kepada
siswa, anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya, sukar
mcngontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik, dan pendidik tidak
dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti pembicaraannya.
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa sisvva
dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Di dalam
diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau
lebih individu yang terlibat saling tukar menukar pengalaman, informasi,
memecahkan masalah dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif
sebagai pendengar saja (Djamarah dan Zain, 2006: 87 - 88). Tujuan utama
metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab
pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk
membuat suatu keputusan (Wina Sanjaya, 2006: 156).
Menurut Djamarah dan Zain, (2006 :88) kelebihan penggunaan
metode diskusi adalah merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide,
gagasan-prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah,
mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, Memperluas
wawasan, membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam
memecahkan suatu masalah. Sedangkan menurut Kiranawati (2007) kelebihan
metode diskusi adalah mendidik siswa untuk belajar mengemukakan
pikiran atau pendapat, memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
penjelasan penjelasan dari berbagai sumber data, memberi kesempatan kepada
siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama, melatih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru, merangsang siswa untuk ikut
mengemukakan pendapat sendiri menyetujui atau menentang pendapat teman-
temannya, membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat,
kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil, mengembangkan
rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin
bertentangan sama sekali, membina siswa untuk berpikir matang-matang
sebelum berbicara.
Penggunaan metode pembelajaran yang menarik dapat membuat siswa
akan belajar dengan perasaan senang dan penuh antusias sehingga siswa akan
lebih mudah menerima dan memahami materi pelajaran yang diberikan,
sehingga akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi apabila siswa
belajar dengan rasa jenuh denga pelajaran yang bersifat monoton, maka siswa
akan kurang bisa menangkap materi pelajaran yang diberikan sehingga hasil
belajar pun juga akan kurang baik. Jadi dengan pengunaan/pemilihan metode
pembelajaran yang tepat, maka akan dapat membantu meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa.
B. Perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki motivasi
rendah dengan motivasi tinggi pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi
Dengan menggunakan Anova Dua Jalur ditemukan harga F sebesar
64,945 dan signifikansi sebesar 0,000 , maka H1 diterima dan H0 ditolak,
sehingga terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki
motivasi rendah dengan motivasi tinggi pada mata kuliah Kesehatan
Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 4.13 Rata-Rata Hasil Belajar mahasiswa
Metode Mengajar * Motivasi Belajar Crosstabulation
25 30 55
45.5% 54.5% 100.0%
8 47 55
14.5% 85.5% 100.0%
33 77 110
30.0% 70.0% 100.0%
Count
% within MetodeMengajar
Count
% within MetodeMengajar
Count
% within MetodeMengajar
ceramah (kontrol)
diskusi (perlakuan)
Metode Mengajar
Total
Motivasirendah Motivasi tinggi
Motivasi Belajar
Total
Kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi memiliki nilai rata-rata
hasil belajar yang lebih baik daripada kelompok siswa yang motivasinya
rendah. Perbedaan tersebut dikarenakan motivasi sangat erat kaitannya dengan
kemampuan, sehingga orang mengatakan ada kemampuan yang terkandung di
dalam pribadi orang yang penuh motivasi.
Menurut Martin Handoko, (2001: 9) memberikan batasan motivasi
sebagai berikut "Motivasi sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat di
dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan
tingkah laku.".
Motivasi diartikan sebagai pendorong atau penggerak yang
mengkondisikan individu dan selanjutnya diarahkan untuk mencapai suatu
tujuan. Seseorang hanya akan belajar jika ia mempunyai kemauan untuk
belajar. Adanya kemauan untuk belajar tersebut menunjukkan bahwa individu
tersebut mempunyai motivasi untuk belajar. Beberapa hasil penelitian
melaporkan bahwa ada korelasi positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tinggi rendahnya motivasi seseorang akan menentukan pilihan untuk
melakukan, bagaimana intensitas ia melakukannya, dan bagaimana berat
usaha ia melakukannya atau tingkat kinerja setiap waktu. Seseorang yang
memiliki motivasi belajar akan melakukan suatu aktivitas lebih baik, lebih
efisien, lebih cepat, dan lebih bersemangat dan bertanggungjawab. Hasil =
belajar ditambah motivasi. Artinya untuk mencapai Hasil belajar yang baik,
faktor latihan adalah mutlak dan harus dilakukan oleh siswa, tetapi latihan
tanpa motivasi hasilnya akan tersendat dan prosesnya akan lama. Sebaliknya
motivasi tanpa latihan tidak mungkin karena segalanya tidak akan terarah.
Motivasi belajar merupakan kecenderungan seseorang untuk mereaksi
terhadap situasi untuk mencapai suatu Hasil yang ditampukan dalam bentuk
tingkah laku. Motivasi belajar merupakan motif yang mendorong seseorang
berpacu dengan keunggulan orang lain dan keunggulan diri sendiri.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Talqin
(2002:14) bahwa semakin tinggi motivasi seseorang semakin tinggi hasil
belajar yang diperoleh. Talqin yang mengutip pendapat Hebb dalam Me
Clelland, motif adalah suatu pendorong atau tenaga, konsep, yang diperlukan
untuk memperjelas maksud dan tujuan organisasi. Sedangkan R.Hilgard yang
pendapatnya dikutip oleh Talqin (2002:14) mengartikan bahwa motif adalah
kondisi organisme yang mempengaruhi kesiapan untuk memulai dan
melanjutkan suatu kegiatan di dalam suatu rangkaian tingkah laku termasuk
kegiatan belajar Kesehatan Reproduksi pada mahasiswa Kebidanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
mempengaruhi kesiapan, mendorong serta mengarahkan kegiatan individu,
bahkan menentukan tingkat usaha yang mungkin dilakukan dan hasil yang
diperoleh dalam mencapai tujuan, termasuk tujuan belajar Kesehatan
Reproduksi pada mahasiswa Kebidanan.
C. Interaksi Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Kuliah Kesehatan
Reproduksi
Dengan menggunakan teknik statistik Anova Dua Jalur ditemukan
harga F sebesar 4,137 dan signifikansi sebesar 0,047 , maka H1 diterima dan
H0 ditolak, sehingga ada interaksi antara penggunaan metode mengajar dengan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah Kesehatan Reproduksi.
Prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari
luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat,
motivasi, tingkat intelengensi, sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah
faktor metode mengajar dan lingkungan (Ridwan, 2008 : 1-5).
Menurut Djamarah (2002 : 166) penemuan-penemuan penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat jika motivasi untuk belajar
bertambah. Seperti yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1995 : 61)
bahwa banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya
motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula
tidak terduga.
Adanya interaksi antara penggunaan metode mengajar dengan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar Kesehatan Reproduksi mahasiswa
dikarenakan metode mengajar dipilih secara tepat dan dipergunakan untuk
menunjang proses pembelajaran agar mudah diterima dan dipahami oleh
mahasiswa, serta motivasi belajar adalah motif yang mendorong seseorang
berpacu dengan keunggulan orang lain dan keunggulan diri sendiri serta
kecenderungan seseorang untuk meningkatkan atau mempertahankan
kecakapan dalam semua bidang dengan standar kualitas sebagai pedomannya,
yang pada akhimya hasil belajar mahasiswa dapat diketahui setelah perlakuan
pembelajaran dengan instrumen tes prestasi mata kuliah kesehatan reproduksi.
Motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan kemampuan, sehingga
orang mengatakan ada kemampuan yang terkandung di dalam pribadi orang
yang penuh motivasi. Motivasi belajar merupakan kecenderungan seseorang
untuk mereaksi terhadap situasi untuk mencapai suatu hasil yang ditampilkan
dalam bentuk tingkah laku. Motivasi belajar merupakan motif yang
mendorong seseorang berpacu dengan keunggulan orang lain dan keunggulan
diri sendiri.
Menurut Djamarah (2002 : 116) seseorang yang memiliki motivasi
dalam dirinya, maka orang tersebut secara sadar akan melakukan kegiatan
yang tidak ememrlukan dorongan dari luar dirinya. Seseorang yang memilki
motivasi selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatar belakangi oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
pemikiran yang positif, bahwa semua mata kuliah yang dipelajari sekarang
akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan untuk masa depan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, mahasiswa yang mempunyai
motivasi belajar dengan penerapan metode pembelajaran apapun mahasiswa
tersebut akan rajin belajar dan selalu berusaha untuk mencapai prestasi yang
baik.
G. Kelemahan Dan Keterbatasan Penelitian
dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan dan keterbatasan
penelitian yaitu :
1. Mengguanakan dua kelas dari akademi kebidanan, meskipun melalui uji
homogenitas dan dinyatakan bahwa mahasiswa bersifat homogen, akan tetapi
tetap saja didalam perkembangan selanjutnya mungkin saja ada perbedaan,
karena setiap kelas memiliki perbedaan bukan hanya berdasarkan nilai
akademis tetapi juga secara psikologis.
2. Proses belajar mengajar dilakukan dalam waktu yang singkat sehingga dapat
mempengaruhi hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Diskripsi data untuk rata-rata hasil belajar mahasiswa dengan metode
ceramah sebesar 60. Untuk rata-rata hasil belajar mahasiswa dengan metode
diskusi sebesar 73. Untuk data motivasi siswa dengan pembelajaran dengan
metode ceramah dapat dikatakan bahwa 30 mahasiswa memiliki hasil
motivasi tinggi. Sedangkan dengan pembelajaran dengan metode diskusi
dapat dikatakan bahwa 47 mahasiswa memiliki hasil motivasi tinggi .
2. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang diberi metode
ceramah dengan metode diskusi pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi
Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto. Dimana prestasi
belajar Kesehatan Reproduksi pada mahasiswa dengan penerapan metode
diskusi lebih baik jika dibandingkan dengan penerapan metode ceramah.
3. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki
motivasi rendah dengan motivasi tinggi pada mata kuliah Kesehatan
Reproduksi Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto. Dimana
mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi
belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan mahasiswa yang
mempunyai motivasi belajar rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
4. Terdapat interaksi pengaruh antara metode pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar Kesehatan Reproduksi pada mahasiswa
Prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto.
B. Implikasi Hasil Penelitian
1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, maka implikasi
teoritisnya adalah untuk memperluas wawasan mengenai pengaruh metode
pembejalajaran terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar
mahasiswa, sehingga dapat menentukan penggunaan metode belajar yang tepat
untuk mencapai tujuan belajar dan memperhatikan motivasi belajar mahasiswa.
2. Implikasi Praktis
Implikasi praktis yang dapat dikemukakan berdasarkan kesimpulan
yang telah diuraikan di atas adalah :
a. Penggunaan metode diskusi sangat baik digunakan untuk meningkatkan
pemahaman mahasiswa mengenai materi kuliah Kesehatan Reproduksi
karena dapat menunjang kemandirian mahasiswa dalam berfikir dan
berpendapat sesuai dengan teori yang sudah ada.
b. Penggunaan metode diskusi memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk berfikir kreatif, logis dan inofatif di dalam menghadapi permasalahan,
khususnya dalam materi Kesehatan Reproduksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
C. Saran
1. Bagi Dosen
a. Diharapkan dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan mengupayakan menumbuhkan motivasi mahasiswa, agar
prestasi yang diperoleh mahasiswa dapat optimal dan tercapai sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Dosen harus berperan sebagai fasilitator dan membeangkitkan motivasi
belajar mahasiswa melalui metode pembelajaran yang menarik.
2. Bagi Mahasiswa
a. Hendaknya mahasiswa dapt lebih serius memperhatikan materi pelajaran
yang disampaikan oleh dosen dan aktif bertanya jika ada hal-hal yang tidak
dipahami.
b. Sebagai mahasiswa sebaiknya dapat menumbuhkan motivasi intrinsik yaitu
motivasi yang tumbuh dari dalam diri sendiri sehingga lebih giat didalam
mengikuti pelajaran dan mngerjakan tugas yang diberikan oleh dosen.
3. Bagi Pihak Institusi
a. Hendaknya melengkapi saran prasarana yang memadai untuk menunjang
proses belajar mengajar.
b. Memberikan kesempatan kepada dosen untuk mengembangkan kemampuan
sumber daa manusianya melalui pendidikan dan pelatihan.