pengenalan pestisida

30
pengenalan pestisida I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menangani OPT (organisme pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering menggunakan pestisida. Pestisida merupakan zat yang mampu membasmi OPT. Menurut UU RI No. 12/1992 : Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur, dan perangsang tumbuh, bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman. Misalnya : insektisida, rodentisida, repelen dan antraktan. Pestisida mencakup bahan – bahan yang beracun sehingga perlu hati – hati dalam penggunaannya. Oleh karena itu pestisida dalam bentuk teknis (technical grade) sebelum digunakan perlu diformulasikan terlebih dahulu. Formulasi pestisida merupakan pengolahan (processing) yang ditujukan untuk meningkatkan sifat – sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan (handling), penggunaan, dan keefektifan pestisidan. Pestisida yang dijual telah diformulasikan sehingga untuk penggunaannya, pemakai tinggal mengikuti petunjuk yang ada dilabel.

Transcript of pengenalan pestisida

Page 1: pengenalan pestisida

pengenalan pestisida

I.                   PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Dalam menangani OPT (organisme pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering

menggunakan pestisida. Pestisida merupakan zat yang mampu membasmi OPT.

Menurut UU RI No. 12/1992 : Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur, dan

perangsang tumbuh, bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk

melakukan perlindungan tanaman. Misalnya : insektisida, rodentisida, repelen dan antraktan.

Pestisida mencakup bahan – bahan yang beracun sehingga perlu hati – hati dalam

penggunaannya. Oleh karena itu pestisida dalam bentuk teknis (technical grade) sebelum

digunakan perlu diformulasikan terlebih dahulu. Formulasi pestisida merupakan pengolahan

(processing) yang ditujukan untuk meningkatkan sifat – sifat yang berhubungan dengan

keamanan, penyimpanan, penanganan (handling), penggunaan, dan keefektifan pestisidan.

Pestisida yang dijual telah diformulasikan sehingga untuk penggunaannya, pemakai tinggal

mengikuti petunjuk yang ada dilabel.

Formulasi pestisida yang dipasarkan terdiri atas bahan pokok yang disebut bahan aktif

(active ingredient) yang merupakan bahan utama pembunuh organisme pengganggu dan bahan

ramuan (inert ingredient). Jika dilihat dari struktur kimianya, bahan aktif ini bisa digolongkan

menjadi kelompok organic sintetik, orgnik alamiah dan inorganic. Bahan aktif ini jenisnya sangat

banyak sekali. Tahun 1986 badan proteksi lingkungan amerika serikat mencatat ada 2600 bahan

aktif yang sudah dipasarkan. Dan diseluruh dunia ada 35000 formulasi atau merek dagang.

Ketika membeli pestisida di kios-kios pertanian sering kita menjumpai akhiran nama

angka dan huruf kapital. Sebagai contoh Dithane 80 WP yang artinya dalam 1 Kg dithane

terkandung 8 00 gr (80 %) mankozeb dan bentuk pestisida tersebut adalah WP (Wettable

Powder), atau tepung yang akan tersuspensi jika dicampur air. Untuk lebih jelasnya dalam

laporan ini akan dibahas mengenai formulasi pestisida.

Page 2: pengenalan pestisida

B.     Tujuan

Untuk mengetahui jenis – jenis pestisida yang ada di pasaran.

Page 3: pengenalan pestisida

II.                HASIL dan PEMBAHASAN

A.    HASIL

NO NAMA

PESTISIDA

BENTUK

FORMULASI

JENIS PESTISIDA

(SASARAN)

BAHAN

AKTIF

1. Buldok 25 EC Emulsifiable

concentrate

Insektisida Beta-siflutrin

25 g/l

2. Audit 486 AS Aeous Solution Herbisida Isopropilamina

glifosfat 486 g/l

3. Erkafuron

20WG

Water granule Herbisida Metil

metsulfuron

20%

4. Gonfidor 200

SL

Soluble liquid Insektisida Imidakloprid

200 g/l

5. Revus opti 440

Sc

Soluble

concentrate

Fungisida Mandipropamid

40 g/l &

klorotolonil

400 g/l

6. Folicur 25 WP Wettable

powder

Fungisida Tebukonazol

25%

7. Agronil 75 WP Wettable

powder

Fungisida Klorotalonil

75%

8. Explore 250

EC

Emulsifiable

concentrate

Fungisida & ZPT Difenokonazol

250g/l

9. Predict 50 EC Emulsifiable

concentrate

Insektisida

10. Guela 12,5 PA PA ZPT Ethepon 12,5%

B.     Pembahasan

Page 4: pengenalan pestisida

Formulasi pestisida merupakan pengolahan (processing) yang ditujukan untuk

meningkatkan sifat – sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan

(handling), penggunaan, dan keefektifan pestisidan. Formulasi pestisida yang dipasarkan terdiri

atas bahan pokok yang disebut bahan aktif (active ingredient) yang merupakan bahan utama

pembunuh organisme pengganggu dan bahan ramuan (inert ingredient). Jika dilihat dari struktur

kimianya, bahan aktif ini bisa digolongkan menjadi kelompok organic sintetik, orgnik alamiah

dan inorganic. Bahan aktif ini jenisnya sangat banyak sekali. Tahun 1986 badan proteksi

lingkungan Amerika Serikat mencatat ada 2600 bahan aktif yang sudah dipasarkan. Dan

diseluruh dunia ada 35000 formulasi atau merek dagang.

Bentuk pestisida yang merupakan formulasi ini ada berbagai macam. Formulasi ini perlu

dipertimbangkan oleh calon konsumen sebelum membeli untuk disesuaikan dengan kesediaan

alat yang ada, kemudahan aplikasi, serta efektifitasnya.

Formulasi biasanya digunakan kode dibelakang nama dagangnya. Sebagai contoh

Dithane 80 WP yang artinya dalam 1 Kg dithane terkandung 8 00 gr (80 %) mankozeb dan

bentuk pestisida tersebut adalah WP (Wettable Powder), atau tepung yang akan tersuspensi jika

dicampur air. Dibawah ini akan disebutkan beberapa kode formulasi pestisida yang sering

digunakan di pasaran.

  Formulasi cair

1)      EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate).

EC adalah larutan pekat pestisida yang diberi emulsifier (bahan pengemulsi) untuk memudahkan

penyampurannya yaitu agar terjadi suspensi dari butiran-butiran kecil minyak dalam air.

Suspensi minyak dalam air ini merupakan emulsi. Bahan pengemulsi adalah sejenis detergen

(sabun) yang menyebabkan penyebaran butir-butir kecil minyak secara menyeluruh dalam air

pengencer. Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair ini memiliki konsentrasi bahan aktif

yang cukup tinggi. Kosentrasi ini jika dicampur dengan air akan membentuk emilsi (butiran

denda cair yang melayang dalam media cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara

disemprot, meskipun dapat pula digunakan dengan cara lain.

2)      Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC).

Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decampur air tidak membentuk emulsi, melainkan

membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini digunakan dengan cara disemprotkan.

3)      Aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC)

Page 5: pengenalan pestisida

Pestisida yang diformulasi dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang

mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprot.

4)      Soluble (SL)

Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan

cara disemprotkan. SL juga dapat mengacu pada formulasi slurry.

5)      Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW)

Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F atau FW akan

membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP yang dibasahkan.

6)      Ultra Low Volume (ULV)

Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara

1 hingga 5 liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur

dengan air.

  Formulasi padat

1)      Wettable Powder (WP)

Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga

saat ini. WP adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi

yang penggunaannya dengan cara disemprot.

2)      Soluble powder (S atau SP)

Formulasi bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida

ini juga digunakand enga cara disemprotkan.

3)      Granule (G)

Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran

digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan

mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping

formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular.

4)      Water Dipersible Granule (WG atau WDG) .

WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi

WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan.

5)      Seed dreesing (SD).

Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih.

6)      Dust (D).

Page 6: pengenalan pestisida

Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan.

7)      Bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB).

Merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida.

Dalam brosur yang saya pakai pada praktikum ini dapat diambil contoh yaitu Buldok 25

EC yang artinya bentuk dari pestisida ini adalah emulsifiable concentrate yang dalam

penggunaannya cukup diberi air agar teremulsi.

Dalam suatu formulasi terdapat bahan aktif, bahan pembantu (adjuvant), dan bahan

pembawa (carier). Bahan aktif yaitu bahan yang merupakan senyawa kimia atau bahan lain yang

memiliki efek sebagai pestisida. Adjuvant yaitu bahan atau senyawa kimia yang ditambahkan

didalam pestisida dalam proses formulasi agar mudah diaplikasikan. Carier yaitu bahan yang

digunakan untuk menurunkan konsentrasi produk pestisida tergantung pada cara penggunaan

yang diinginkan.

Pada buldok 25 EC bahan aktif yang digunakan yaitu beta-siflutrin 25 g/l, angka 25 pada

merk dagang menunjukkan jumlah banyaknya bahan aktif. Contoh lain yaitu audit 486 AS dalam

audit bahan aktif yang digunakan yaitu isopropilamina glifosat 486 g/l.

Page 7: pengenalan pestisida

III.             KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

1.      Formulasi pestisida merupakan pengolahan (processing) yang ditujukan untuk meningkatkan

sifat – sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan (handling),

penggunaan, dan keefektifan pestisidan.

2.      Terdapat dua bentuk formulasi pestisida yaitu formulasi cair dan formulasi padat.

3.      Dalam formulasi terdapat tiga bahan yaitu bahan aktif, adjuvant dan carier.

4.      Huruf akhir pada nama dagang (merk) menunjukkan bentuk formulasi suatu pestisida.

5.      Angka pada merk pestisida menunjukkan jumlah bahan aktif yang dikandung.

B.     Saran

Pahami lagi tentang formulasi karena sangat penting dalam aplikasi pestisida, agar tidak

terjadi kesalahan.

Page 8: pengenalan pestisida

DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, Panut.2008.Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian.Yogyakarta; Kanisius.Maspary. 2010. Pentingnya Memahami Formulasi Pestisida. (online) (http://google.com, diakses, 18 maret

2011).(online) (http://zaifbio.wordpress.com/2010/05/31/pestisida/, diakses, 18 maret 2011).

Page 9: pengenalan pestisida

Petani Diharap Makin Hati-hati pada Herbisida RoundupOleh : Mediyansyah | 16-Feb-2009, 15:32:10 WIB

KabarIndonesia - Para ilmuwan menemukan Herbisida Roundup dalam kadar yang sangat kecil pun dapat membahayakan dan mematikan sel manusia. Dr Mae-Wan Ho dan Brett Cherry, di Institut Biologi di Caen, Perancis, mengatakan bahwa empat formula herbisida glyphyosate dari Roundup yang diproduksi Monsanto, sangat beracun terhadap sel manusia, walau ini telah diencerkan jauh di bawah konsentrasi yang disarankan untuk pengunaan pertanian.

Empat jenis herbida Roundup adalah formula campuran bahan glyphosate dengan berbagai bahan "adjuvant" lain (adjuvant adalah 'booster' yang ditambahkan ke dalam untuk meningkatkan efek bahan aktif herbisida).

Sekarang ini, formula Roundup berada di "papan atas" dunia sebagai herbisida bebas, dan pasarannya terus meluas. Karena terutama diaplikasikan pada lebih 75% dari tanaman modifikasi-genetika yang memang direkayasa tahan pada herbisida Roundup (roundup-tolerant).

Pencemar Utama di SungaiDi Indonesia, herbisida formula Roundup ini digunakan secara luas oleh petani kita untuk membunuh tanaman liar. Pemasaran racun gulma ini, telah begitu bebas dan luas, sehingga mudah ditemukan hingga ke warung-warung kecil di pedesaaan. Sejak sistem TOT (Tanpa Olah Tanah) diperkenalkan kepada petani Indonesia, penggunaan hebisida menjadi sangat popular di kalangan petani.

Sementara itu, Isis (Institute of Science in society, Inggris) melaporkan bahwa Glyphosate dan metabolite utamanya asam aminomethylphosphonic (AMPA) adalah pencemar utama di sungai sungai utama dunia. Sementara adjuvan, sering tidak dapat dihitung keberadaannya di lingkungan, bahkan adjuvant biasanya dianggap 'rahasia' dan dilindungi oleh sebagai rahasia dagang.

Di antara adjuvant yang ada, yang utama adalah lemak polyethoxylated amine (POEA). POEA digunakan sebagai surfactant (bahan pemicu/pengaktif) dalam formula Roundup, untuk meningkatkan daya larut dan penetrasi ke tanaman.

Membunuh Jaringan Sel Manusia

Sel manusia yang diuji oleh Institut Biologi Caen, adalah sel jaringan utama HUVEC dari umbilical cord vein epithelium (organ pembuluh darah), rangkaian sel 293 ginjal, dan rangkaian sel JEG3 tembuni. Semua sel mati dalam waktu 24 jam sesudah terpapar formula Roundup.

Dalam studi yang dilakukan, semua formula Roundup telahdiuji pada konsentrasi 10 ppm (bagian per sejuta) hingga 2 persen dari rekomendasi Monsanto untuk penggunaan di lingkungan pertanian. Ini berarti bahwa formula Roundup itu diencerkan hingga 100 000 kali atau lebih, dari yang biasa disemprot petani di lahan.

Formula Roundup berupa variasi bahan-bahan aktif glyphosate: Roundup Express, 7,2 g / L (R7.2); Roundup Bioforce, 360 g / L (R360); Roundup Grand Travaux, 400 g / L (R400), dan Grand Travaux Roundup Plus, 450 g / L (R450). Formula ini sebanding dengan glyphosate (G), AMPA, dan POEA.

Para peneliti menemukan bahwa keberadaan dari bahan-bahan kimia lainnya di formula Roundup, seperti POEA, sebenarnya membesarkan dampak racun glyphosate.

Toksisitas formula Roundup menjadi tidak proporsional dengan jumlah glyphosate yang terkandung, kemungkinan besar disebabkan POEA dan bahan lain yang ada di semua formula. POEA sendiri jauh lebih beracun daripada formula Roundup, sedangkan AMPA lebih beracun daripada glyphosate.

Perlu diketahui pula, formula roundup adalah "turunan langsung" dari formula agent-oranye yang pernah digunakan oleh tentara Amerika Serikat, untuk menyemprot hutan-hutan Vietnam.

Page 10: pengenalan pestisida

dalam perang Vietnam, agent-oranye digunakan untuk membunuh pohon-pohon dan semak yang diperkirakan tempat bersembunyi gerilyawan Vietkong.

Apa Itu Pestisida?

PENDAHULUAN

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

BBagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi semua hewan yang mengganggu kesejahteraan hidupnya, seperti lalat, nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta kehidupan lainnya yang terbukti mengganggu kesejahteraannya.

Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman.Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. 

Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.

Dalam  pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif terakhir.  Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya.  Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar.  Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).

PERATURAN PEMERINTAH NO. 7 TAHUN 1973

Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut antara lain ditentukan bahwa:

* tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya* hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian boleh

Page 11: pengenalan pestisida

disimpan, diedarkan dan digunakan* pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu* tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing pestisida.

Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut sebagai pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:

* memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian* memberantas gulma* mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan* mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, kecuali yang tergolong pupuk* memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan* memberantas atau mencegah hama air* memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah tangga* memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.

Sesuai dengan definisi tersebut di atas maka suatu bahan akan termasuk dalam pengertian pestisida apabila bahan tersebut dibuat, diedarkan atau disimpan untuk maksud penggunaan seperti tersebut di atas.

Sedangkan menurut The United States Federal Environmental Pesticide Control Act, pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteria atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.

PERANAN PESTISIDA

Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.

Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan

Page 12: pengenalan pestisida

pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.

Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah:

* harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati* efisien untuk mengendalikan hama tertentu* meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan* tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai* dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum* harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut* sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota* relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)* harga terjangkau bagi petani.

Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.

Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan pestisida dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman coklat. Di Pakistan dengan menggunakan pestisida dapat menaikkan hasil 33 persen pada tanaman tebu, dan berdasarkan catatan dari FAO penggunaan pestisida dapat menyelamatkan hasil 50 persen pada tanaman kapas.

Dengan melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem, sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya, namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang besar, hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini masih berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.

Page 13: pengenalan pestisida

MACAM DAN CONTOH NAMA PESTISIDA

Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:

* Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.* Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.* Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.* Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.* Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.* Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).* Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.* Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.* Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.* Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).* Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.* Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.* Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.* Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.* Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).* Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon.* Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.

Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak menggunakan akhiran sida:

* Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap.* Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang.* Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.* Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya.

Page 14: pengenalan pestisida

* Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme.* Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman.* Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk.* Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.* Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).* Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan.* Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.* Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.* Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah.

FORMULASI PESTISIDA

Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:

1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates)Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.2. Butiran (granulars)Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible granule).3. Debu (dust)Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).4. Tepung (powder)Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal pestisida formulasi tepung,

Page 15: pengenalan pestisida

biasanya di belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder).5. Oli (oil)Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas.6. Fumigansia (fumigant)Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.

KIMIA PESTISIDA

Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.

1. Sifat pestisidaSetiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda. Sifat pestisida yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus empiris, rumus bangun, formulasi, berat molekul dan titik didih.2. Tata Nama PestisidaPengetahuan pestisida juga meliputi struktur dan cara pemberian nama atau dikenal dengan tata nama.3. Cara Kerja Pestisida* Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran.* Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas* Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.* Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.

CARA PENGGUNAAN PESTISIDA

Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.

Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan

Page 16: pengenalan pestisida

dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.

1. Dosis pestisidaDosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.2. Konsentrasi pestisidaAda tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida* Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.* Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.* Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi. 3. Alat semprotAlat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter.4. Ukuran dropletAda bermacam-macam ukuran droplet:Veri coarse spray lebih 300 µmCoarse spray 400-500 µmMedium spray 250-400 µmFine spray 100-250 µmMist 50-100 µmAerosol 0,1-50 µmFog 5-15 µm

5. Ukuran partikelAda bermacam-macam ukuran partikel:Macrogranules lebih 300 µm

Page 17: pengenalan pestisida

Microgranules 100-300 µmCoarse dusts 44-100 µmFine dusts kurang 44 µmSmoke 0,001-0,1 µm

6. Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001 µm

PETUNJUK PENGGUNAAN PESTISIDA

1. Memilih pestisidaDi pasaran banyak dijual formulasi pestisida yang satu sama lain dapat berbeda nama dagangnya, walaupun mempunyai bahan aktif yang sama. Untuk memilih pestisida, pertama yang harus diingat adalah jenis jasad pengganggu yang akan dikendahikan. Hal tersebut penting karena masing-masing formulasi pestisida hanya manjur untuk jenis jasad pengganggu tertentu. Maka formulasi pestisida yang dipilih harus sesuai dengan jasad pengganggu yang akan dikendalikan. Untuk mempermudah dalam memilih pestisida dapat dibaca pada masing-masing label yang tercantum dalam setiap pestisida. Dalam label tersebut tercantumjenis-jenis jasad pengganggu yang dapat dikendahikan. Juga tercantum cara penggunaan dan bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan.Untuk menjaga kemanjuran pestisida, maka sebaiknya belilah pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan oleb Departemen Pertanian yang dilengkapi dengan wadah atau pembungkus asli dan label resmi. Pestisida yang tidak diwadah dan tidak berlabel tidak dijamin kemanjurannya.2. Menyimpan pestisidaPestisida senantiasa harus disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah atau pembungkus asli, tertutup rapat, tidak bocor atau rusak. Sertakan pula label asli beserta keterangan yang jelas dan lengkap. Dapat disimpan dalam tempat yang khusus yang dapat dikunci, sehingga anak-anak tidak mungkin menjangkaunya, demikian pula hewan piaraan atau temak. Jauhkan dari tempat minuman, makanan dan sumber api. Buatlah ruang yang terkunci tersebut dengan ventilasi yang baik. Tidak terkena langsung sinar matahari dan ruangan tidak bocor karena air hujan. Hal tersebut kesemuanya dapat menyebabkan penurunan kemanjuran pestisida.Untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu pestisida tumpah, maka harus disediakan air dan sabun ditergent, beserta pasir, kapur, serbuk gergaji atau tanah sebagai penyerap pestisida. Sediakan pula wadah yang kosong, sewaktu-waktu untuk mengganti wadah pestisida yang bocor.3. Menggunakan pestisidaUntuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan:* Pestisida digunakan apabila diperlukan* Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida* Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label* Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya* Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui luka

Page 18: pengenalan pestisida

* Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain yang diperlukan* Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih pestisida yang konsentrasinya pekat. Tidak boleh sambil makan dan minum* Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila tercium* Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus* Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau kurang* Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali dianjurkan* Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan, cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan arah angin. Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan istirahat secukupnya* Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman* Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan pestisida* Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersih mungkin.

PETUNJUK KEAMANAN, PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN

* Petunjuk Keamanano Jangan makan/minum atau merokok pada waktu bekerja.o Pakailah sarung tangan, pelindung tubuh, topeng muka, gunakan pakaian berlengan panjang /celana panjang serta jauhkan dari nyala api pada waktu membuka wadah dan memindahkan pada waktu bekerjao Sebelum makan, minum atau merokok dan setelah bekerja, cucilah tangan atau kulit yang terkena insektisida ini dengan air sabun, yang banyak, jangan menggunakan insektisida ini 10 hari sebelum tanaman dipanen untuk tanaman pangan.o Setelah digunakan cucilah dengan air semua peralatan semprot dan pakaian pelindung jangan mencemari kolam, perairan dan sumber air lainnya dengan insektisida ini atau wadah bekasnya.o Simpan insektisida ini secara tertutup rapat di tempat sejuk dan kering, jauh dari bahan makanan, api, sumber air dan jangkauan anak-anak.o Rusakkanlah wadah bekasnya, kemudian tanamlah sekurang-kurangnya 0,5 meter di dalam tanah dan jauh dari sumber air.

* Gejala Dini Keracunano Kulit atau mata terasa gatal atau terbakar, pusing, sakit kepala, banyak menimbulkan keringat, mual, mencret,badan gemetar, pingsan.o Apabila satu atau lebih gejala tersebut timbul, segera berhenti bekerja, lakukan tindakan pertolongan pertama dan pergilah ke Puskesmas/dokter terdekat.

* Petunjuk Pertolongan Pertama pada Keracunano Tanggalkan pakaian yang terkena insektisida ini.o Apabila kulit terkena, segera cuci dengan sabun dan air yang banyak.

Page 19: pengenalan pestisida

o Apabila mata terkena, cucilah segera dengan air bersih selama sedikitnya 15 menit.o Apabila tertelan dan penderita masih sadar, segera usahakan permuntahan dengan memberikan segelas air hangat yang diberi 1 sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan penderita dengan jari tangan yang bersih sampai cairan muntahan menjadi jernih.o Jangan memberi sesuatu melalui mulut kepada penderita yang pingsan/tidak sadar.o Apabila terhisap segera dibawa ke ruangan yang berudara sejuk/segar, apabila perlu berikan pernafasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen.

* Perawatan oleh DokterPerawatan dilakukan secara simptomatik sesuai dengan gejala yang timbul

Page 20: pengenalan pestisida

Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia

Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:

1. Hama menjadi kebal (resisten) 2. Peledakan hama baru (resurjensi) 3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen 4. Terbunuhnya musuh alami 5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia 6. Kecelakaan bagi pengguna

Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia.

Page 21: pengenalan pestisida

PENGERTIAN PESTISIDA

PESTISIDAPestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa• insektisida (serangga)• fungisida (fungi/jamur)• rodentisida (hewan pengerat/Rodentia)• herbisida (gulma)• akarisida (tungau)• bakterisida (bakteri)Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida ini, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik. Karena pestisida tersebut racun yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan. menurut depkes riau kejadian keracunan tidak bisa di tanggulangi lagi sebab para petani sebagian besar menggunakan pestisida kimia yang sangat buruk bagi kesehatan mereka lebih memilih pestisida kimia dari pada pestisida botani ( buatan ) kejadian keracunan pun sangat meningkat di provinsi tersebut. menurut data kesehatan pekan baru tahun 2007 ada 446 orang meninggal akibat keracunan pestisida setiap tahunnya..dan sekitar 30% mangalami gejala keracunan saat menggunakan pestisida..karna petani kurang tau cara menggunakan pestisida secara efektif dan penggunaan pestisida secara berlebihan,dan berdasarkan hasil penilitian Ir. La Ode Arief M. Rur.SC. dari sumatra barat tahun 2005 mengatakan penyebab keracunan pestisida di riau akibat kurang pengetahuan petani dalam penggunaan pestisida secara efektif dan tidak menggunakan alat pelindung diri saat pemajanan pestisida,hasilnya dari 2300 responden yang peda dasarnya para petani hanya 20% petani yang menggunakan APD ( alat pelindung diri ), 60% patani tidak tau cara menggunakan pestisida secara efektif dan mereka mengatakan setelah manggunakan pestisida timbul gejala pada tubuh ( mual,sakit tenggorokan, gatal - gatal, pandangan kabur, Dll.)dan sekitar 20% petani tersebut tidak tau sama sekali tentang bahaya pestisida terhadap kesehatan,begitu tutur Ir. La Ode Arief M. Rur.SC. beliau jg mengatakan semakin rendah tingkat pendidikan petani semakin besar risiko terpajan penyakit akibat pestisida.Oleh karena itu, adalah hal yang bijak jika kita melakukan usaha pencegahan sebelum pencemaran dan keracunan pestisida mengenai diri kita atau makhluk yang berguna lainnya. Usaha atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah :1.Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman telah terlanjur tercemar.2.Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh.3.Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada penyuluh.

Page 22: pengenalan pestisida

4.Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunaannya.5.Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan terkadang usia tanaman juga diperhatikan.6. Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.7. Pahami dengan baik cara pemakaian pestisida.

Page 23: pengenalan pestisida