Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

28
I. PENDAHULUAN I.1. Dasar Teori Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest (hama) yang diberi akhiran cide (pembasmi). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari- hari, pestisida seringkali disebut sebagai racun. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. Dalam keputusan Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 pestisida disebut sebagai semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian, memberantas gulma, mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan, mengatur atau merangsang pertumbuhan 1

Transcript of Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

Page 1: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

I. PENDAHULUAN

I.1. Dasar Teori

Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak,

memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest (hama)

yang diberi akhiran cide (pembasmi). Sasarannya bermacam-macam, seperti

serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap

mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari,

pestisida seringkali disebut sebagai racun. Sesuai konsep Pengendalian Hama

Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau

membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian

rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. Dalam

keputusan Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 pestisida disebut sebagai

semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk

memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian

tanaman atau hasil pertanian, memberantas gulma, mematikan daun dan mencegah

pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan, mengatur atau merangsang

pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman kecuali yang tergolong pupuk,

memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan, memberantas

atau mencegah hama air, memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam

rumah tangga, memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada

tanaman, tanah dan air. Sesuai dengan definisi tersebut di atas maka suatu bahan akan

termasuk dalam pengertian pestisida apabila bahan tersebut dibuat, diedarkan atau

disimpan untuk maksud penggunaan seperti tersebut di atas. Sedangkan menurut

“The United States Federal Environmental Pesticide Control Act”, pestisida adalah

semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau mencegah

gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri,

1

Page 2: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteria atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang

digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman (Kusno,

1992).

Pestisida dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu menurut cara

masuk ke tubuh hama dan menurut sifat kimianya. Penggolongan pestisida menurut

cara masuknya ke tubuh hama dapat terbagi menjadi racun perut, yaitu pestisida

memasuki tubuh hama melalui saluran pencernaan karena pestisida tersebut termakan

oleh hama, pestisida ini bersifat sistemik yang diserap oleh tanaman dan

ditranslokasikan dalam jaringan tanaman; racun kontak, yaitu pestisida memasuki

tubuh serangga bila serangga mengadakan kontak dengan insektisida atau serangga

berjalan diatas permukaan yang telah disemprot pestisida; fumigant, merupakan

insektisida yang mudah menguap menjadi gas dan masuk ke dalam tubuh serangga

melalui sistem pernafasan atau sistem trakea yang kemudian diedarkan ke seluruh

jaringan tubuh (Benn, 1975).

Pengolongan pestisida menurut sifat kimia yang lebih tepat adalah menurut

komposisi atau susunan senyawa kimianya. Pembagian insektisida organik sintetik

menurut susunan kimia bahan aktif (senyawa yang memiliki sifat racun) terdiri dari

beberapa yaitu organoklorin (OC), merupakan kelompok insektisida sintetik yang

pertama dan paling tua dan dimulai dengan ditemukannya DDT oleh Paul Mueller

(Swiss) pada tahun 1940-an; organophosphat (OP), ini merupakan kelompok

insektisida yang terbesar dan sangat bervariasi jenis dan sifatnya. Saat ini telah

tercatat sekitar 200 ribu senyawa OP yang pernah dicoba dan diuji untuk

mengendalikan serangga karbamat; dan pirethroid sintetik (SP), merupakan kelompok

insektisida organik sintetik konvensional yang paling baru, digunakan secara luas

sejak tahun 1970-an dan saat ini perkembangannya sangat cepat; Karbamat

merupakan insektisida yang berspektrum lebar dan telah banyak digunakan secara

luas untuk pengendalian hama; Fumigan, merupakan bahan kimia yang sangat mudah

menguap, kebanyakan mengandung satu atau lebih gas halogen yaitu Cl, Br dan F;

2

Page 3: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

Minyak tanah, sejak abad ke 18 telah digunakan untuk mengendalikan serangga yang

merugikan manusia antara lain untuk nyamuk dan hama buah-buahan; Cairan emulsi

(emulsifiable concentrates/emulsible concentrates), merupakan pestisida yang

berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti

oleh singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate); Butiran

(granulars), formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian

sebagai insektisida sistemik; Debu (dust), komposisi pestisida formulasi debu ini

biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek; Tepung (powder),

komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan

bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen; Oli (oil),

pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble

concentrate in oil); Fumigansia (fumigant), pestisida ini berupa zat kimia yang dapat

menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama (Wibowo,

2002).

Penggolongan pestisida berdasarkan fungsinya yaitu akarisida, pestisida ini

disebut juga sebagai mitesida yang berfungsi untuk membunuh tungau atau kutu;

Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron yang berrfungsi

untuk membasmi bakteri; Avisida,. berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak

burung serta pengontrol populasi burung; Algisida, berasal dari kata alga yang dalam

bahasa latinnya berarti ganggang laut yang berfungsi untuk mengendalikan alga;

Fungisida, pestisida yang digunakan untuk mengendalikan jamur atau cendawan;

Herbisida, yaitu pestisida yang berfungsi untuk mengendalikan gulma atau tumbuhan

pengganggu; Insektisida, digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

seperti serangga; Larvisida, berasal dari kata Yunani larva. Berfungsi untuk

membunuh ulat atau larva; Molluksisida, pestisida ini berfungsi untuk mengendalikan

organism pengganggu berselubung tipis lembek seperti siput atau golongan moluska;

Nematisida, berfungsi untuk membunuh nematoda semacam cacing yang hidup di

akar; Ovisida, yaitu pestisida yang berfungsi untuk membunuh telur organism

pengganggu; Pedukulisida, berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma; Piscisida,

3

Page 4: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

pestisida jenis ini berfungsi untuk membunuh ikan; Rodentisida, diaplikasikan untuk

membunuh mengendalikan hama berupa binatang pengerat seperti tikus; Predisida,

pestisida yang digunakan untuk mengendalikan pemangsa atau predator; Silvisida,

digunakan untuk membunuh pohon; Termisida, berfungsi untuk mengendalikan

serangga pelubang seperti hama rayap. Ada beberapa bahan kimia termasuk pestisida

yang namanya tidak menggunakan akhiran sida yaitu Atraktan, zat kimia yang

baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik; Kemosterilan, zat yang

berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang; Defoliant, zat

yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen,

digunakan pada tanaman kapas dan kedelai; Desiccant. zat yang digunakan untuk

mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya; Disinfektan, zat yang digunakan

untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme; Repellent, zat yang berfungsi

sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnya sebagai contohnya

kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk; Sterilan tanah, zat

yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma; Stiker, zat

yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan;

Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun;

Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas; Stimulan tanaman, zat

yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah

(Kenmore, 1987).

Formulasi pestisida yang sering dijumpai yaitu berupa cairan emulsi

(emulsifiable concentrates/emulsible concentrates) yang diantaranya seperti ES

(emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S

(solution); Butiran (granulars), formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada

bidang pertanian sebagai insektisida sistemik yang diaplikasikan bersamaan waktu

tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal; Debu (dust), komposisi pestisida

formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek;

Tepung (powder), komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas

bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen);

4

Page 5: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

Oli (oil), pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO

(solluble concentrate in oil) yang biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti

xilen, karosen atau aminoester; Fumigansia (fumigant), pestisida ini berupa zat kimia

yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama.

Biasanya digunakan di gudang penyimpanan (Djafarudin, 2001).

Cara pengaplikasian pestisida ada beberapa yaitu dengan cara penyemprotan

(spraying) adalah penyemprotan pestisida pertanian yang paling banyak dipakai oleh

para petani. Diperkirakan 75% penggunaan pestisida dilakukan dengan cara

penyemprotan, baik penyemprotan didarat maupun penyemprotan di udara. Dalam

penyemprotan, larutan pestisida dipecah oleh Nozzle atau atomizer yang terdapat

dalam alat penyemprotan menjadi butiran-butiran semprot atau droplet. Bentuk

sediaan pestisida yang diaplikasikan meliputi WP, EC, EW,WSC, SP, FW, dan

WDG. Sedangkan untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah digunakan

formulasi ULV. Teknik penyemprotan ini juga termasuk pengkabutan. Yang kedua

yaitu dengan cara pengasapan (Fogging) adalah penyemprotan dengan volume ultra

rendah dengan menggunakan droplet yang sangat halus. Perbedaan dengan

penyemprotan biasa adalah dengan cara biasa adalah dengan fogging campuran

pestisida dasolvent (umumnya minyak) dipanaskan sehingga menjadi semacam asap

kabut yang sangat halus. Fogging banyak dilakukan untuk mengendalikan hama

gudang, hama tanaman perkebunan dan pengendalian vector penyakit dilingkungan

(pengendalian nyamuk demam berdarah, malaria, dsb). Cara aplikasi pestisida yang

ketiga yaitu penaburan pestisida butiran (Granule distribution, broadcasting),

penaburan pestisida butiran adalah penaburan pestisida dalam bentuk butiran yang

merupakan cara khusus untuk mengaplikasikan pestisida berbentuk butiran (granule).

Penaburan dapat dilakukan dengan tanga atau dengan mesin penaburan. Cara aplikasi

yang keempat dengan perawatan benih (seed dressing), adalah cara aplikasi pestisida

untuk melindungan benih sebelum benih ditanam agar kecambah dan tanaman muda

tidak terserang oleh hama dan penyakit. pestisida yang digunakan adalah formulasi

SD dan ST. Cara kelima dengan pencelupan (dipping) adalah penggunaan pestisida

5

Page 6: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

untuk melindungi bahan tanaman (bibit, cangkok, stek) agar terhindar dari hama dan

penyakit yang mungkin terbawa oleh bahan bibit atau stek kedalam pestisida. Cara

yang keenam dengan fumigasi (fumigastion) adalah aplikasi pestisida fumigant, baik

berbentuk padat, cair maupun gas dalam ruang tertutup. Fumigasi umumnya

digunakan untuk melindungi hasil panen (misalnya biji-bijian) dari kerusakan hama

atau penyakit ditempat penyimpanan. Fumigant dimasukkan kedalam ruangan gudang

yang selanjutnya akan membentuk gas beracun untuk membunuh OPT sasaran yang

ada dalam ruangan tersebut. Cara aplikasi pestisida ketujuh dengan injeksi (injection)

adalah penggunaan pestisida dengan cara dimasukkan kedalam batang tanaman , baik

dengan alat khusus maupun dengan memberi batang tanaman tersebut. pestisida yang

diineksikan akan tersebar keseluruh bagian tanaman melalui cairan tanaman,

sehingga OPT sasaran akan teerkendali. Tehnik ineksi juga digunakan untuk

sterilisasi tanah. Cara kedelapan dengan penyiraman (drenching) adalah penggunaan

pestisida dengan cara dituangkan disekitar akar tanaman untuk mengendalikan hama

dan penyakit di daerah perakaran, atau dituangkan pada sarang semut (Martoredjo,

1984).

Kerugian penggunaaan pestisida pertanian yaitu dapat dikelompokkan beberapa

diantaranya berpengaruh negatip terhadap kesehatan manusia, berpengaruh buruk

terhadap kualitas lingkungan dan meningkatkan perkembangan populasi jasad. Bahan

kimia pestisida berbahaya bagi manusia karena efek racun dapat bersifat karsiogenic

(pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk

generasi yang akan datang), dan teratogenic (kelahiran anak cacad dari ibu yang

keracunan). Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya

bagi pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit,

karena dapat masuk ke dalam jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Selain

keracunan langsung, dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan manusia

yang bukan petani atau orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan pestisida

yang terjadi akibat sisa racun (residu) pestisida yang ada didalam tanaman atau

bagian tanaman yang dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan. Penggunaan

6

Page 7: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

pestisida biasanya malah meningkatkan ketahanan organism pengganggu terhadap

bahan kimia (Ekha, 1998).

Keuntungan penggunaan pestisida yaitu dengan menggunakan pestisida kimia

lebih efektif dalam memberantas hama dibandingkan dengan menggunakan cara

manual atau cara lainnya. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga

meluasnya serangan dapat dicegah, dan dapat menekan kehilangan hasil karena hama,

sehingga dapat menekan kerugian petani secara ekonomi. Dengan pestisida, petani

tidak begitu memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang tidak begitu

besar dan dapat dilakukan dalam kondisi apa saja. Dalam bidang kehutanan terutama

untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan

rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang

pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk

pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Namun, kekurangan pestisida

pun juga cukup berbahaya bagi makhluk hidup yang berada disekitarnya seperti yang

dijelaskan di atas. Oleh sebab itu, penggunaan pestisida harus sebagai mana mestinya

sesuai dengan dosis anjuran (Hidayat, 1981).

I.2.Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum “mengenal pestisida dan aplkasinya” yang

pertama yaitu agar mahasiswa mengetahui dan dapat membedakan formulasi

pestisida, tujuan yang kedua agar mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan

formulasi pestisida yang lebih aman untuk diaplikasikan serta mengetahui

kelemahan-kelemahan dalam aplikasinya.

7

Page 8: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

II. BAHAN DAN METODE

2.1. Tempat dan Waktu

Praktikum dasar-dasar perlindungan tanaman dengan materi “mengenal

pestisida dan aplikasinya” bertempat di laboratorium jurusan Budidaya Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya yang dilaksanakan pada hari sabtu,

tanggal 27 April 2013 pukul 13:00-15:00 WIB.

2.2. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum dasar-dasar perlindungan

tanaman dengan materi “mengenal pestisida dan aplikasinya” adalah penggaris,

bulpoin, dan buku. Sedangkan bahan yang digunakan adalah beberapa jenis pestisida

seperti indovin 85 SP, Polaris, antracol 70 WP, bancol 50 WP, supracide 25 WP,

kamulus 80 WDG, basamid-G, mesophide 80 P, dharmabas 500 EC, agrifos 400 AS,

ridomil 35 SD, agrept 20 WP dan petrogenol atraktan 800 L.

2.3. Cara Kerja

a. Menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan.

b. Menuliskan klasifikasi dari masing-masing pestisida dalam bentuk laporan

semenara dan mengambil foto dari masing-masing bahan praktikum.

8

Page 9: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil pengamatan

Tabel 1. Pengamatan pestisida

No GolonganNama

DagangNama Umum Formulasi Opt Sasaran Teknik Aplikasi

1 Insektisida Indovin 85

SP

KARBABIL Serbuk Serangga Disemprotkan

2 Herbisida Polaris Monoamonium

Glisofat 200 g/l

Monoamonium

Glisofat 8 g/l

Cairan Gulma Disemprotkan

3 Fungisida Antracol

70 WP

Propineb

70,5%

Serbuk Jamur Disemprotkan

4 Insektisida Bancol 50

WP

Bensultap 50 % Serbuk Serangga Disemprotkan

5 Insektisida Supracide

25 WP

Meditation

25%

Serbuk Serangga Disemprotkan

6 Fungisida Kumulus

80 WPG

Belerang 80 % Serbuk Jamur Disemprotkan

7 Nematisida

Insektisida

fungisida

Basamid-G Dazomed 98 % Serbuk Nematoda

Serangga

Disemprotkan

8 Rondentisida Mesophide

80 L

Sengfosfodi

80%

Serbuk Tikus Ditaburkan

9

Page 10: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

9 Insektisida Dharmabas

500 EC

BPMC 500 g/l Cairan Serangga Disemprotkan

10 Fungisida

sistemik

Agrifos

400 AS

Asam fosfit

400 g/l

Cairan Jamur Disemprotkan

11 Fungisida Ridomil 35

SD

Metalaksil 35

%

Serbuk Jamur Disemprotkan

12 Bakterisida Agrept 20

WP

Streptomisin

sulfat 20 %

Serbuk Bakteri Disemprotkan

13 Insektisida Petrogenol

atraktan

800 L

Metil eugenol

800 g/l

Cairan Serangga Diteteskan

pada kapas

3.2. Pembahasan

3.2.1. Indovin 85 SP

Gambar 1. Indovin 85 SP

Pestisida dengan nama dagang indovin 85 SP ini termasuk kedalam golongan

insektisida. Memiliki bahan aktif yang terkandung karbaril dengan formulasi dari

indovin 85 SP adalah serbuk. Organisme yang menjadi sasaran dari indovin adalah

hama serangga, dan teknik pengaplikasiannya adalah dengan cara penyemprotan.

10

Page 11: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

3.2.2. Polaris

Gambar 2. Polaris

Pestisida dengan nama dagang Polaris termasuk kedalam pestisida golongan

herbisida, dengan bahan aktif monoamonium glifosfat 200 g/l, dan monoamonium

glifosfat 8 g/l. dengan formulasi dari herbisida Polaris adalah cairan. Organisme

pengganggu tanaman yang menjadi sasaran dari herbisida Polaris adalah gulma yang

ada disekitar tanaman. Tehnik aplikasi yang dapat dilakukan dengan cara

penyemprotan kepada gulma yang mengganggu tanaman.

3.2.3. Antracol 70 WP

Gambar 3. Antracol 70 WP

Pestisida dengan nama dagang antracol ini termasuk kedalam golongan

fungisida, bahan aktif yang terkandung didalam antracol adalah propineb 70,5 %,

11

Page 12: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

dengan formulasi herbisida adalah serbuk, dengan organism sasaran adalah jamur,

pengaplikasiannya adalah dengan cara penyemprotan.

3.2.4. Bancol 50 WP

Gambar 4. Bancol 50 WP

Pestisida dengan nama dagang bancol ini tergolong kedalam insektisida, bahan

aktif yang terkandung didalam bancol adalah bensultap 50 %. Dengan formulasi dari

Bancol adalah serbuk. Organisme pengganggu tanaman yang menjadi sasaran dari

bancol adalah hama serangga, dengan tehnik pengaplikasian yang dilakukan untuk

bancol adalah dengan cara penyemprotan.

3.2.5. Supracide 25 WP

Gambar 5. Surpracide 25 WP

Pestisida dengan nama dagang surpracide ini termasuk kedalam golongan

insektisida. Dengan bahan aktif yang terkandung didalam surpracide adalah

12

Page 13: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

metidation 25 % dengan formulasi dari surpracide adalah serbuk. Organisme

pengganggu tanaman yang menjadi sasaran dari pestisida surpracide adalah

serangga, cara pengaplikasian adalah disemprotkan.

3.2.6. Kumulus 80 WDG

Gambar 6. Kumulus 80 WDG

Pestisida dengan nama dagang kumulus ini termasuk kedalam golongan

fungisida. Dengan bahan aktif yang terkandung didalam Kumulus adalah belerang 80

%. Dengan formulasi dari fungisida Kumulus adalah serbuk , sasaran dari fungisida

dari kumulus adalah jamur, cara pengaplikasian adalah dengan cara penyemprotan.

3.2.7. Basamid – G

Gambar 7. Basamid – G

Pestisida dengan nama dagang Basamid – G ini termasuk kedalam golongan

nematisida insektisida, dan fungisida. Bahan aktif tang terdapat di dalam Basamid –

13

Page 14: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

G adalah dazomet 98 %. Formulasi dari Basamid – G adalah serbuk, organism

penggangu tanaman yang menjadi sasaran adalah nematoda, serangga, dan jamur.

Tehnik pengaplikasiannya adalah dengan penyebaran butiran disekitar tanaman yang

terserang.

3.2.8. Mesophide 80P

Gambar 8. Mesophide 80P

Pestisida dengan nama dagang Mesophide 80P ini termasuk kedalam golongan

rondetisida. Bahan aktif yang terkandung didalam Mesophide 80P adalah seng fosfida

80 %. Organism yang menjadi sasaran dari Mesophide 80P adalah tikus. Tehnik

pengaplikasian adalah dengan cara mencampurkan Mesophide 80P pada makanan

yang biasa dimakan tikus.

3.2.9. Dramabas 500 EC

Gambar 9. Dramabas 500 EC

Pestisida dengan merek dagang Dramabas 500 EC termasuk kedalam golongan

insektisida, dan bahan aktif yang terkandung adalah BPMC 500 g/l, dengan formulasi

14

Page 15: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

Dramabas 500 EC adalah cairan, sasaran OPT dari pestisida Dramabas 500 EC adalah

serangga , dan cara pengaplikasian dengan cara penyemprotan.

3.2.10. Agrifos 400 AS

Gambar 10. Agrifos 400 AS

Pestisida dengan merek dagang Agrifos 400 termasuk kedalam golongan

fungisida sistemik, dengan bahan aktif Agrifos 400 adalah asam fosfit 400 g/l.

formulasi dari Agrifos 400 adalah cairan. Sasaran dari Agrifos 400 adalah jamur, cara

pengaplikasian dengan cara penyemprotan.

3.2.11. Ridomil 35 SD

Gambar 11. Ridomil 35 SD

Pestisida dengan merek dagang Ridomil 35 SD ini termasuk kedalam

golongan fungisida. Memiliki kandungan bahan aktif yaitu Metalaksil 35 %, dan

mempunyai formulasi dari serbuk. Sasaran dari pestisida Ridomil 35 SD adalah

jamur, dan cara pengaplikasiannya ialah dengan cara disemprotkan.

15

Page 16: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

3.1. 12. Agrept 20 WP

Gambar 12. Agrept 20 WP

Pestisida dengan nama dagang Agrept termasuk kedalam golongan pestisida

bakterisida, bahan aktif yang terkandung didalamnya ialah sterptomisin sulfat 20 %,

dengan formulasi dari Agrept adalah serbuk, sasaran dari pestisida Agrept adalah

bakteri, dan cara pengaplikasiannya ialah dengan cara penyemprotan.

3.2.13. Petrogenol Atraktan 800 L

Gambar 13. Petrogenol Atraktan 800 L

Pestisida dengan merek dagang Petrogenol Atraktan 800 L termasuk kedalam

golongan insektisida, dengan bahan aktif dari pestisida Petrogenol Atraktan 800 L

adalah Metil eugenol 800 g/l. dengan formulasinya ialah cairan, dan sasaran pestisida

Petrogenol Atraktan 800 L adalah serangga, cara pengaplikasianya ialah dengan cara

diteteskan pada kapas.

16

Page 17: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Adapun formulasi pestisida yang diketahui yaitu berupa soluble powder (SP),

emulsifiable concentrate (EC), wettable powder (WP), granular (G), Dust (D),

solution (S), fumigant (F), dan aerosol (A). Perbedaan dari masing-masing formulasi

pestisida dapat dilihat dari bentuknya yaitu pestisida dengan formulasi soluble

powder bentuknya berupa tepung, emulsifiable concentrate bentuknya berupa cairan

pekat, wettable powder bentuknya tepung, granular bentuknya butiran, Dust

bentuknya seperti debu atau tepung embun, solution bentuknya larutan, fumigant

bentuknya cair atau padat dan aerosol bentuknya cair.

Formulasi pestisida yang aman digunakan adalah formulasi pestisida yang

sudah lulus sertifikasi dan sudah sesuai dengan peraturan pemerintah no 6/1995

tentang perlindungan tanaman atau berupa formulasi pestisida organik agar

mengurangi dampak residu pestisida kimia baik pada tanah maupun pada tanaman.

Adapun kelemahan dalam pengaplikasian seperti pestisida kimia yaitu dapat

menyebabkan residu yang berjangka panjang bagi tanah dan tanaman serta membuat

beberapa hama menjadi kebal terhadap penggunaan bahan kimia. Selain itu

penggunaan pestisida kimia dan membuat kerugian bagi manusia berupa kerugian

ekonomi, kerusakan lingkungan, dan gangguan kesehatan.

17

Page 18: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

DAFTAR PUSTAKA

Benn, F.R [ and ]C.A. Mac Auliffe, 1975. Chemistry and pollution. New York : The

Mac Millan Press.

Djafarudin. 2001. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (Umum). Bumi Aksara.

Jakarta

Ekha Isuasta, 1988. Dilema pestisida. Yogyakarta: Kanisius.

Hidayat Natawigena dan G. Satari. 1981. Kecenderungan Penggunaan Pupuk dan

Pestisida dalam Intensifikasi Pertanian dan Dampak Potensialnya

Terhadap Lingkungan. Seminar terbatas 19 Maret 1981.Ekologi

Unpad Bandung.

Kenmore, P.E. 1987. IPM Means the Best Mix. Rice IPM Newsletter. VII (7). IRRI.

Manila. Philippines.

Kusno S , 1992. Pencegahan pencemaran pupuk dan pestisida. Jakarta: Penerbit

Swadaya.

Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan

Tanaman. Andi Offset. Yogyakarta

Wibowo, Arif. 2002. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.

Yogyakarta: Gadjah Mada University

18

Page 19: Mengenal pestisida dan aplikasinya.docx

LAMPIRAN

19