PENGERTIAN HISTORIOGRAFI

download PENGERTIAN HISTORIOGRAFI

of 22

Transcript of PENGERTIAN HISTORIOGRAFI

  • HISTORIOGRAFI historiografi merupakan bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari hasil-hasil dari tulisan atau karya sejarah dari generasi ke generasi, dari jaman ke jaman. Dengan ilmu historiografi akan dibahas hasil-hasil dari penulisan sejarah, dari sejak manusia menghasilkan suatu karya sejarah bagaimanapun sederhana bentuknya, seperti cerita rakyat, legenda, mitos dan sebagainya sampai pada karya sejarah modern.Analisa meta-level (meta-history?) mengenai deskripsi masa lampau. Mengalihkan prosa masa silam menjadi puisi masa kini.Historiografi menganalisa narasi, interpretasi, pandangan dunia, penggunaan bukti-bukti, dan metode presentasi yang digunakan sejarawan

    *

  • CARA KERJA SEJARAWAN Menemukan sumber sejarah (tertulis, lisan, artefak)Sumber informasi/data menyediakan evidence (bukti, tanda, jejak, indikasi) di mana sejarawan dapat membangun faktaHubungan antara evidence dan fakta jarang terjadi secara sederhana dan langsungEvidence seringkali bias atau keliru, terpenggal-penggal, sulit dipercaya karena telah melewati masa yang panjang dan karena perubahan tata bahasaSejarawan harus mengakses evidence dengan kritik.(evidence is anything that gives reason for believing something, that makes clear or proves something).Hingga sekarang, sejarah dianggap sejenis sastra khusus yang menulis narasi peristiwa dengan menggunakan bahasa dan gaya tertentu. Fiksi dan imajinasi seringkali menjadi bagian tak terpisahkan. Oleh karena itu, hubungan yang kompleks antara sastra dan historiografi terus berlangsung dan mengundang perdebatan serius.*

  • 1. HISTORIOGRAFI YUNANI KUNOHerodotus (abad ke-5 BC) yang dianggap bapak sejarawan menulis tentang perang Persia.Thucydides menulis tentang perang Peloponnesian antara Atena dan Sparta.Keduanya merekam peristiwa kontemporer dalam bentuk narasi berdasarkan kesaksian atau pengakuan untuk pembuktian (evidence)Keduanya membicarakan tentang perang, sejarah konstitusi, karakter pemimpin-pemimpin politik, untuk membangun gambaran masyarakat manusia pada saat krisis atau pada saat terjadi perubahan.Pada abad ke-4 BC Xenophon, Theopompus, dan Ephorus melanjutkan tradisi historiografi Yunani pada periode Hellenistik dan memperluas lingkupnya. Pada abad ke-2 BC Polybius menjelaskan sejarah Romawi, kehidupan politik, dan militer dengan mengikuti cara yang dilakukan sejarawan zaman Yunani.Sejarah Yahudi juga mulai ditulis berdasarkan tradisi historiografi Yunani oleh Flavius Yosephus*

  • 2. HISTORIOGRAFI ROMAWIPengaruh bahasa dan seni Yunani demikian besar dalam historiografi RomawiCato the Elder adalah orang pertama yang menulis sejarah Romawi di Yunani, dan kemudian ditiru sejarawan lainSallust, yang dipengaruhi Thucydides, mengembangkan gaya Yunani yaitu mengkombinasikan refleksi etik dan psikologi. Analisa politiknya, yang didasarkan pada motivasi manusia, berpengaruh cukup lama dalam penulisan sejarahCicero mendefinisikan historiografi yang ideal yaitu menggabungkan keindahan bentuk dan standar moral tradisional yang diterapkan dalam peristiwa kehidupan publikGaya penulisan sejarah Romawi Kuno dilanjutkan oleh Livy, Tacitus, dan Suetonius.*

  • 3. AWAL ZAMAN KRISTENZaman Kaisar Konstantin agama Kristen memperoleh status resmi dan berpengaruh terhadap kekaisaran Romawi, serta memperkenalkan subjek dan pendekatan baru dalam sejarah.Eusebius of Caesarea menulis sejarah kegerejaan (th.324), melacak perkembangan gereja dari awal munculnya, melewati generasi yang mengalami penyiksaan dan penderitaan, hingga masa kejayaannya.Sejarah jenis baru yang radikal ini menghapus halangan-halangan tradisi. Eusibius melukiskan kehidupan keagamaan, buku-buku, ide-de, orang-orang yang secara politik kurang penting. Dia menggunakan bukti-bukti sejarah untuk menjelaskan sejarah kemanusiaan.Bercampurnya sejarah agama dan paham sekuler dengan interpretasi moral menemukan presedennya di dalam Perjanjian Lama, di mana hubungan antara Tuhan dan manusia dilihat dalam konteks sejarah.Kristen sebagai agama membawa implikasi signifikan dalam menginterpretasi sejarah kemanusiaan.Pada abad ke-5 Paulus Orosius meninjau kembali sejarah Romawi dari pandangan KristenSt. Augustine dalam City of God (413-26), lebih jauh menjelaskan hubungan yang demikian kompleks antara Kristen dan sejarah sekuler.*

  • 4. ABAD TENGAH

    Terjadinya disintegrasi kekaisaran Romawi Barat pada abad ke5, tradisi pendidikan klasik dan budaya kesastraan (termasuk historiografi) mengalami kemandekan. Sastra menjadi salah satu keahlian profesional dari pendeta (pasturan) dalam rangka menyebarkan dan mengajarkan agamaBeberapa biara menyimpan kronik dan laporan, yang secara sederhana merekam peristiwa yang diketahui pengarangnya, tanpa ada usaha elaborasi intelektualCapaian sejarawan zaman dulu tersimpan di perpustakaan biara-biara yang menyediakan ide-ide besarBuku karya Bede the Venerable, Ecclesiastical History of the English People (731) berusaha mengintegrasikan antara unsur sekuler dan gereja (agama) dalam sejarah, peristiwa natural dan supernatural secara ilmiah. Pada akhir abad Tengah, historiografi sekuler mulai dikembangkan dengan bahasa yang indah. Misalnya, Jean de Joinville merekam meninggalnya Raja Louis IX dalam perang salib; Jean Froissart menulis tentang persaingan para kesatrian Perancis dan Inggris selama Perang 100 tahun.*

  • 5. ZAMAN RENAISANS

    Pengkajian intensif terhadap sastra Yunani dan Romawi dan pembaruan pendidikan retorika yang menandai kehidupan intelektual pada abad ke-15 di Itali berpengaruh terhadap studi sejarah.Sejarah (politik) dikaji secara sekuler dengan pendekatan yang lebih realistik, baik masa kuno maupun modernLeonardo Bruni, pembaharu pemikiran Tacitus, meninjau kembali sejarah kekaisaran RomawiPada abad ke-16, Niccola Machiavelli dan Francesco Guicciardini menulis kembali sejarah politik yang diikat oleh hukum dan ambisi kemanusiaanTerpisahnya bahan-bahan sejarah yang bersifat keagamaan dan sekuler membuktikan bahwa Renaisan mempunyai pengaruh di Eropa*

  • 6. SEJARAH MASA ANTIK DAN PENCERAHAN

    Tradisi klasik penulisan sejarah menuntut kemampuan literer dan reinterpretasi sejarah berdasarkjan riset. Pada abad ke-16 dan seterusnya, banyak sejarawan Eropa mendedikasikan hidupnya untuk mengkaji dan mengumpulkan sumber secara sistematik untuk menulis sejarah nasional dan agama.Jean Mabillon dan Bernard de Montfaucon mempublikasikan sumber-sumber sejarah gereja, dan Ludovico Muratori mengumpulkan sumber-sumber untuk sejarah Itali; G W Leibnitz mengkompilasi laporan sejarah Jerman abad pertengahan, dan Joseph Eckhel merintis ilmu numismatik. Mereka adalah orang-orang yang secara cermat mengumpulkan bahan pengetahuan sejarah dan merintis penelitian kritis.Pada abad ke-18 filsafat sejarah dipengaruhi ide-ide Pencerahan.Voltaire mengganti historiografi tradisional dengan rasionalisme. Yaitu menghapuskan sejarah politik dengan membicarakan seluruh aspek peradaban.Sejarawan zaman Pencerahan seperti Montesqieu, David Hume, William Robertson melanjutkan tradisi klasik penulisan sejarahEdward Gibbon, The History of the Decline and Fall of the Roman Empire (1776-88).*

  • 7. ABAD XIX

    Tokohnya Leopold von Ranke, yang meletakkan dasar-dasar ilmu sejarah sebagai disiplin yang mandiri, yaitu mempunyai metode dan pendekatan sendiri.Ranke ingin menuliskan sejarah seobjektif mungkin berdasarkan sumber-sumber yang sahih. Wie es eigentlich gewesen (melukiskan masa silam seperti de facto terjadi) Artinya sejarawan tidak berarti harus mengesampingkan etika, tetapi mengungkapkan penilaian-penilaian serupa itu tidak menambah pengetahuan historis kita. Sejarawan harus netral, non-partisan, dan mempunyai kesadaran bahwa sejarawan adalah produk dari suatu zaman dan tempat tertentu. Ia mencoba membedakan atau meisahkan subjektivitas berdasarkan intuisi seperti dalam menulis karya sastra dan subjektivitas sejarah berdasarkan riset ilmiah.F. Guizot dan Fustel de Coulanges menerapkan metode ilmiah baru dalam menulis sejarah peradaban dan sejarah abad tengah.Gaya peniulisan sejarah zaman pencerahan dan pemikiran Ranke juga berkembang di Inggris terutama di universitas di bawah Thomas Macaully William Stubbs dari Oxford University menulis sejarah Inggris melalui kritik sumberDi AS, George Bancroft mengembangkan metode penulisan sejarah Jerman di universitas-universitas.Pada abad ke-20, ilmu sejarah menjadi bidang profesional di universitas AS dan Eropa, mengggunakan metode yang terukur dan memanfaatkan koleksi arsip dan evidence baru.*

  • Leopold von Ranke, 1795 1886Bapak historiografi modern (positivistik)Seminar dan Quelllinkritik (kajian kritis terhadap sumber primer) sebagai kaidah penelitian sejarahMenulis sejarah harus apa adanya seperti yang terjadi (wie es eigentlich gewesen, as it actually happened)bukan demi tujuan-tujuan yang tinggi seperti untuk mengadili masa lalu dan bukan untuk kepentingan zaman-zaman akan datangtema pokok: sejarah politik dan kegiatan-kegiatan hubungan diplomatikSemua peristiwa adalah peristiwa sejarah tetapi merupakan bagian dari politik dan kegiatan berpolitik

    *

  • Ranke, lanjutan...negaralah yang memegang tampuk kekuasaan dan bukanlah rakyatkekuasaan Negara haruslah berada dalam tangan beberapa pemimpinkeberatan terhadap filsafat sejarah, khususnya Hegel yang melihat sejarah itu melalui model-model falsafah atau metafisika tertentu, karena model-model itu mungkin tidak dapat dibuktikan kesejarahanyaSaintifikasi sejarah (objektivitas sejarah) seperti ilmu-ilmu alam (positivistik)Mempopulerkan sejarah naratif.

    *

  • 8. MASA KINI

    Sejak PD II berakhir, spesialisasi dalam pengkajian sejarah semakin meningkatPersoalan filosifis digeser pada persoalan teori dan metodologi sejarahTidak ada sejarawan yang bebas dari lingkungan sosial budaya, netral, dan objektif. Bukan subjektif tetapi intersubjektif.Tema-tema sejarah diperluas seperti sejarah ekonomi, sejarah psikologi, sejarah ide/intelektual, struktur keluarga, masyarakat petani, dll.Sejarah mikro semakin berkembang, dan sejarah nasional dan sejarah dunia secara berangsur ditinggalkan.Metode dan cara eksplanasi sejarah dikembangkan dengan meminjam disiplin lain seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, budaya, politik, dll.Pada saat yang sama, beberapa ahli kembali mengkaji dasar-dasar teoritik pengetahuan sejarah dan tertarik mengkaji hubungan antara imajinasi literer dan sejarah.*

  • HISTORIOGRAFI ASIA SELATAN DAN ASIA

    A. Tradisi Historiografi di lima wilayahPengaruh Hindu di India Pengaruh Budha di Muangtai, Birma, SrilangkaPengaruh Islam di Pakistan, Malaysia, Indonesia, Filipina SelatanWilayah Vietnam yang kena pengaruh budaya TiongkokPengaruh Kristen di Filipina*

  • B. Historiografi Tradisional1. Asia Selatan

    Tradisi Hindu, Buda dan kemudian Islam sangat kuat berpengaruh. Epik Mahabarata dan Ramayanan cukup berpengaruh dalam tradisi historiografiBerkembang bentuk cerita pemujaan dan pendidikan moralPada abad ke-12 berkembang historiografi Islam, untuk tujuan pendidikan moral dan kepentingan kekuasaan, dan pemujaan TuhanMogbul Abd Fazl (1551-1602), Maharaja Akbar, dianggap sebagai karya terbesar historiografi Indo-Islam. Meski masih berisi puja-puji terhadap raja, tetapi penelitian arsip untuk menjelaskan pranata-pranata politik sudah dikembangkan.*

  • 2. Asia Tenggara

    Pengaruh agama Budha Theravada (abad ke-13) mempengaruhi bangsa MonKmer dalam menyusun kronik tentang raja-raja.Demikian pula tradisi sejarah Muangthai yang dikembangkan para biarawan terpengaruh tradisi KmerInskripsi Hindu-Budha banyak ditemukan di Jawa, sebagai sumber mensyahkan kekuasaan raja. Epik Nagarakertagama, Pararaton, Babad Tanah Jawi (abad ke-14 17) berisi pengagungan raja dan genealogiKarya-karya itu tidak memiliki ketepatan kronologis sehingga lebih menjadi semacam mantra dan jampi-jampiBaru abad ke-19, Babad yang dihasilkan lebih dekat dengan sejarah, misalnya Babad Diponegoro, Babad Banten, Sejarah Melayu, Perang Mengkasar.*

  • 3. Ciri-ciri Historiografi Tradisional Asia Selatan dan Asteng

    a. Persamaan:Kuat dalam genealogi, lemah dalam kronologi dan detil biografisTekanannya pada gaya bercerita, anekdot, dan penggunaan sejarah sebagai alat pengajaran agamaPerhatian pada kingship dan loyalitas ortodoksPertimbangan kosmologis dan astrologis cenderung mengesampingkan keterangan logis mengenai kausalitas dan progress

    b. Perbedan:Agama memisahkan para sejarawan Indo-Islam dari konteks sosio-ekonomi agama Hindu dalam sejarah India; juga memisahkan dunia Melayu-Jawa dari orang-orang Muanthai dan BirmaPersaingan nasional mempengaruhi karya mengenai bangsa-bangsa yang bertetanggaKebanyakan karya-karya sejarah tidak dapat dibaca di luar batas negara itu sendiriKebijakan raja mengenai penulisan sejarah cukup beragam: karya Islam dan Melayu untuk umum; karya yang lain hanya untuk kepentingan pihak resmi.*

  • C. Historiografi Modern

    Pengaruh historiografi modern Barat baru nampak sejak akhir abad ke-19 melalui ilmu filologi, arkeologi, dan numismatik.Pada abad ke-20, historiografi Asia Selatan terpengaruh secara langsung oleh metodologi Barat, yaitu melalui dua cara: Penghargaan terhadap metode ilmiah Barat dan pendekatan nasionalistis dan anti-imperialistis. Di Asia Selatan (India, Pakistan, Srilangka) muncul pusat-pusat kegiatan ilmiah untuk mengembangkan disiplin sejarah. Di Asteng, perkembangan historiografi modern agak sulit karena keterbatasan sumber dan kekuasaan bangsa Eropa yang tidak merata.Pembentukan Bataviaasch Genootschap voor Kunsten en Wetenschappen (1778) tidak mendorong berkembangnya penelitian sejarah. Karya-karya orang Eropa (misalnya History of Sumatra, 1783 atau History of Java, 1817) berkembang berdampingan dengan usaha penulisan sejarah setempat dan tidak mempengaruhi bentuk dan sikap tradisional.Konsep-konsep dasar sejarah ilmiah telah sampai di Asia Selatan dan Asteng: Pentingnya batasan waktu dan tempat, pengetahuan masa lampau harus sekuler dan humanistis, serta fakta dan interpretasi sejarah harus selalu diuji dengan metode ilmiah *

  • IndianisasiCoedes, 1968. The Indianized States of Southeast Asia. Terj. Susan Brown Cowing, Ed. Walter F. Vella. Honolulu.Isi:Membicarakan pengaruh Hindu (India) terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia dan daratan Asteng pada zaman Hindu/kuno. Tidak untuk menemukan pola atau struktur sejarah Asteng, melainkan memberi informasi tentang kepastian sejarah (apa, dimana, kapan, siapa, dan bagaimana)Wilayah terbesar Asteng telah di-India-kan (yang lain diCinakan dan diSpanyolkan)

    *

  • Struktur Sejarah AstengBagaimanakah sejarah Asteng harus dipahami?Mungkinkah sebuah struktur sejarah bagi keseluruhan wilayah Asteng didapatkan?Mungkinkah landasan dari berbagai corak dinamika internal sejarah ditemukan kembali?*

  • H.J Benda, Tiga wilayah kultural Asteng sebagai landasan dinamika sejarahIndianized Southeast Asia, Asteng yang telah diindiakan (bukan diHindukan)Sinicized Southeast Asia, sebagian wilayah Vietnam. Hispanized Southeast Asia, Asteng yang diSpanyolkan: Filipina

    *

  • Problem analitik dan TeoritikWilayah Asteng mengalami proses peradaban yang tidak sama/serentakApakah peristiwa sej atau lapis-lapis yang datang kemudian tidak ikut membentuk realitas kultural baru dan pola perilaku?Struktur yang diperkenalkan Benda bercorak orientalis (orientalisme, bukan konvensi akademik tetapi sebuah ideologi hegemonik yang berada di belakang usaha akademis)*

  • H.J Benda: sejarah adalah dinamika tarik menarik antara kekuatan perubahan dan kesinambungan Ia terperangkap pada pandangan bahwa kebudayaan suatu kawasan dibentuk oleh pengaruh luar (local genius dianggap asing dan aneh) = kolonial sentris*

    *