PENYAKIT BUERGER
-
Upload
mitaberkah -
Category
Documents
-
view
148 -
download
15
Transcript of PENYAKIT BUERGER
PENYAKIT BUERGER
PENYAKIT BUERGER
Penyakit Burger atau tromboangitis obliterans (TAO) adalah penyakit pembuluh
darah arteri dan vena yang bersifat segmental pada anggota gerak dan jarang pada
alat-alat dalam, berupa peradangan, proliferasi dan non supurasi serta terjadi
penyumbatan oleh trombus pada segmen yang terkena, terutama mengenai
pembulah darah kecil dan sedang.
Menurut situs emedicine.com, Buerger disease adalah satu penyakit vaskuler
nonatherosclerotic juga dikenenal sebagai thromboangiitis obliterans (TAO),
ditandai oleh ketidakhadiran atau kehadiran minimal dari atheromas, radang
vaskuler, vasoocclusive phenomenon, dan keterlibatan arteri dan vena ukuran
kecil-menengah pada ekstrimitas bagian bawah dan bagian atas.
Penyakit ini ditemukan sejak tahun 1879 oleh Felix von Winiwarter, ahli bedah
asal Austria. Winiwarter menemukan terjadinya perubahan sel-sel intima
pembuluh darah atau proliferasi yang merupakan proses awal terjadinya penyakit.
Namun, 30 tahun kemudian penyakit ini berubah nama menjadi von Winiwarter –
Buerger’s Disease setelah Leo Buerger, dokter di New York, AS menemukan
proses proliferasi itu ternyata bisa mengakibatkan terjadinya gangren
(pembusukan).Biasanya mengenai pria dewasa muda, terbanyak pada usia 20 – 40
tahun, jarang di atas umur 50 tahun dan sangat jarang mengenai wanita.
Morfologi
Penyakit ini menyerang arteri ukuran sedang sampai ukuran kecil, dan sering yang
di ekstremitas bawah walaupun mengenai juga pembuluh ekstremitas atas.
Pembuluh mesenterial, serebral, dan koroner agak jarang terkena. Kelainan di
ekstremitas bawah biasanya mulai dari trifurkasio a. poplitea terus ke a. dorsalis
pedis, a. tibialis posterior, a. fibularis dan a. digitalis. Pada ektremitas atas,
kelainan ini terjadi pada a. radialis dan a. ulnaris, berlanjut ke arteri jari-jari.
Biasanya kelainan patologik bersifat segmental, artinya terdapat daerah normal di
antara lesi yang dapat berukuran beberapa milimeter sampai sentimeter. Namun
pada fase lanjut, seluruh pembuluh akan terkena. Pada fase awal tampak sebukan
sel-sel radang polimorfonuklir di semua lapisan dinding pembuluh. Bersamaan
Ayatullah Khomaini 1
PENYAKIT BUERGER
dengan itu terjadi pembentukan trombus. Perubahan sekunder adalah
terbentuknya kolateral yang akan menjamin pasokan darah untuk bagian distal.
Pada fase lanjut, sumbatan akan demikian hebat sehingga kolateral tidak akan
memadai lagi.
Etiologi
Penyebabnya tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial. Hubungannya
dengan penyakit diabetes melitus pun tidak ada. Penderita penyakit ini umumnya
perokok berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang pada usia
sekolah.
Patofisiologi
etiologi dari Buerger disease tidak dikenal, pengunjukan sampai tembakau adalah
penting bagi kedua-duanya inisiasi dan kemajuan penyakit. Dugaan bahwa
kondisi terhubung dengan pengunjukan tembakau didukung oleh fakta bahwa
penyakit adalah lebih umum di dalam negara-negara dengan penggunaan tinggi
dari tembakau dan adalah barangkali paling umum antar aslinya dari Banglades
yang merokok satu jenis spesifik dari rokok-rokok, homemade dari tembakau
mentah, yang disebut bidi. sedangkan mayoritas pasien dengan penyakit Buerger,
beberapa kasus-kasus telah dilaporkan di dalam bukan perokok yang telah
melekat pada penggunaan tentang mengunyah tembakau itu.
Dasar mekanisme penyakit Buerger sisa penyakit yang belum jelas, tetapi
beberapa pengamatan-pengamatan sudah memimpin penyelidik-penyelidik untuk
mencakup satu peristiwa immunologic yang ke arah vasodysfunction dan radang
thrombi. Pasien dengan penyakit buerger menunjukan hipersensitivitas terhadap
secara intradermal menyuntik tembakau, terdapat peningkatan kepekaan selular
untuk tipe I dan III kolagen, terdapat peningkatan serum anti-endothelial sel titers.
prevalensi meningkat yaitu HLA-A9, HLA-A54, dan HLA-B5 diamati di dalam
pasien-pasien ini.
Ayatullah Khomaini 2
PENYAKIT BUERGER
Mortality/Morbidity
Kematian dari Buerger disease adalah jarang, tetapi di dalam pasien-pasien
dengan penyakit yang melanjut untuk merokok, 43% memerlukan 1 atau lebih
banyak pemotongan-pemotongan di 7.6 tahun. baru-baru ini, dalam suatu
Desember 2004 CDC penerbitan, 2002 kematian melaporkan di Amerika Serikat
yang dibagi oleh penyebab kematian, bulan, ras, dan jenis kelamin (yang
didasarkan pada Penggolongan Internasional Penyakit-penyakit, Tenth, Revision,,
1992), dilaporkan satu jumlah keseluruhan dari 9 kematian berhubungan dengan
TAO, jantan sampai wanita rasio 2:1 dan putih bagi etnisitas hitam rasio 8:1.
Ras
Buerger disease adalah secara relatif lebih sedikit pada orang Eropa utara. Aslinya
dari India, Negara Korea, dan Jepang, dan Israeli Jews dari Ashkenazi pendaratan,
memiliki timbulnya penyakit paling tinggi.
Jenis kelamin
Meskipun Buerger disease adalah lebih umum di dalam laki-laki:perempuan, 3:1.
tapi dipercaya meningkatkan pada wanita, dan kecenderungan ini untuk
peningkatan prevalensi perempuan yang merokok.
Usia
Kebanyakan pasien Buerger disease adalah tua 20-45 tahun.
Diagnosis
Anamnesis
Karena diagnosa Buerger disease sukar, sejumlah kriteria diagnostik berbeda telah
diusulkan. Olin menyatakan bahwa kriteria berikut harus dijumpai untuk
diagnosa:
o Usia < 45 tahun
o riwayat penggunaan tembakau
Ayatullah Khomaini 3
PENYAKIT BUERGER
o adanya iskemia ekstrimitas distal (yang ditandai oleh claudication, sakit
pada istirahat, borok-borok ischemic, atau kemelayuh) yang
didokumentasikan oleh noninvasive pembuluh yang menguji
o andanya penyakit autoimun, hypercoagulable, dan diabetes melitus
denganuji laboratorium
o adanya satu sumber proximal dari emboli dengan echocardiography dan
arteriography
o Penemuan arteriographi di dalam secara klinis melibatkan dan ekstremitas
noninvolved
Kebanyakan pasien (70-80%) Buerger disease menunjukan sakit saat istirahat,
ischemic distal dan iskemik ulserasi pada jari kaki, kaki, atau jari-jari tangan.
progesifitas penyakit mendorong kearah keterlibatan pembuluh darah utama
proximal, tetapi keterlibatan pembuluh darah besar proximal tidak biasa. Pasien
juga menunjukan claudication kaki, tangan, atau lengan. Pasien kadang
menceritakan dengan gejala peradangan kaki dan adakalanya dengan sepsis
kemerahan. Buerger disease walaupun mempengaruhi pembuluh darah
ekstrimitas-ekstrimitas, beberapa kasus-kasus cerebral , aortic, coroner, berkenaan
dengan paru-paru , mesenteric , iliac, dan thromboangitis obliterans berkenaan
dengan ginjal.
Pemeriksaan fisik
Pasien-pasien dengan Buerger disease nyeri pada ulserasi dan gangren pada jari-
jari kaki atau tangan. Kaki dan tangan-tangan dari pasien pada umumnya dingin
Ayatullah Khomaini 4
PENYAKIT BUERGER
dan sedikit edematous. Thrombophlebitis superficial (sering berpindah) terjadi di
dalam hampir separuh dari pasien dengan Buerger disease. parestesia-parestesia
(kekebasan, perasaan geli, Terbakar, hypoesthesia) tangan-tangan dan kaki dan
nadi distal lemah daripada nadi proximal. Lebih dari 80% persen pasien dengan
keterlibatan 3-4 ekstremitas. Lebih baru-baru ini satu titik sistem membuat angka
sudah diusulkan oleh Papa untuk mendukung atau kontes hasil diagnosa dari TAO
menggunakan ukuran-ukuran berikut.
o keterlibatan ekstrimitas distal
o Serangan sebelum usia 45
o mengunakan Tembakau
o adanya atherosclerosis atau sumber prximal dari emboli
o Kekurangan dari hypercoagulable
o Penemuan arteriographic klasik
o Keterlibatan pembuluh dara utama dari jari kaki atau jari tangan
o corkscrew collaterals
o Tidak ada perubahan-perubahan atherosclerotic
o Penemuan histopathologic klasik
o inflammatory cellular infiltrate dengan trombus
o intact internal elastic lamina
Tabel 1. Sistem membuat angka untuk hasil diagnosa dari thromboangiitis
obliterans (x)
Positive points
Age at onset Less than 30 (+2)/30-40 years (+1)
Foot intermittent
claudication
Present (+2)/ by history (+1)
Upper extremity Symptomatic (+2)/ asymptomatic (+1)
Migrating superficial vein
thrombosis
Present (+2)/ by history only (+1)
Ayatullah Khomaini 5
PENYAKIT BUERGER
Raynaud Present (+2)/ by history only (+1)
Angiography; biopsy If typical both (+2)/ either(+1)
Negative points
Age at onset 45-50 (-1)/more than 50 years (-2)
Sex, smoking Female (-1)/ nonsmoker (-2)
Location Single limb (-1)/no LE involved (-2)
Absent pulses Brachial (-1)/femoral (-2)
Arteriosclerosis, diabetes,
hypertension,
hyperlipidemia
Discovered after diagnosis 5.1-10 years
(-1)/2.1- 5 years later (-2)
Tabel 2. Pen;jumlahan dari poin-poin menggambarkan kemungkinan hasil
diagnosa dari thromboangiitis obliterans Nomor;jumlah dari poin-poin
Kemungkinan hasil diagnosa
Number of points Probability of diagnosis
0-1 Diagnostic excluded
2-3 Suspected, low probability
4-5 Probable, medium probability
6 or more Definite, high probability
Gambaran klinis
Gejala yang paling sering dan utama adalah nyeri yang bermacam-macam
tingkatnya. Gejala yang klasik adalah tungkai terasa berat dan nyeri bila penderita
berjalan (klaudikasio intermiten) maupun pada waktu istirahat (rest pain), nyeri
Ayatullah Khomaini 6
PENYAKIT BUERGER
bertambah pada waktu malam dan keadaan dingin dan akan berkurang bila
ekstremitas dalam keadaan tergantung. Serangan nyeri juga dapat bersifat
paroksismal dan sering mirip dengan gambaran penyakit Raynaud. Pada keadaan
lanjut, ketika telah ada tukak atau gangren, nyeri sangat hebat dan menetap.
Perubahan kulit seperti pada penyakit sumbatan arteri kronik lainnya kurang
nyata. Pada mulanya kulit hanya tampak memucat ringan, terutama di ujung jari.
Pada fase lebih lanjut tampak vasokontriksi yang ditandai dengan campuran
pucat-sianosis-kemerahan bila mendapat rangsangan dingin.
Tromboflebitis migrans superfisialis dapat terjadi beberapa bulan atau tahun
sebelum tampaknya gejala sumbatan penyakit buerger. Fase akut menunjukkan
kulit kemerahan, sedikit nyeri dan vena teraba sebagai saluran yang mengeras
sepanjang beberapa milimeter sampai sentimeter di bawah kulit. Kelainan ini
sering dan berlangsung selama beberapa minggu. Setelah itu tampak bekas yang
berbenjol-benjol. Tanda ini tidak terjadi pada penyakit arteri oklusif, ini hampir
patognomonik untuk tromboangitis obliterans.
Ulkus dan ganggren terjadi pada fase yang lebih lanjut, sering didahului dengan
udem, dan dicetuskan oleh trauma. Daerah iskemia ini sering berbatas tegas, yaitu
pada ujung jari kaki sebatas kuku.
Perjalanan penyakit ini khas, yaitu secara bertahap bertambah berat. Penyakit
berkembang secara intermiten, tahap demi tahap, bertambah falang demi falang,
jari demi jari. Datangnya serangan baru dan jari mana yang bakal terserang tidak
dapat diramalkan.
Ayatullah Khomaini 7
PENYAKIT BUERGER
Stadium FONTAINE untuk insufisiensi sirkulasi
Stadium Tanda Dan Gejala
1 Asimptomatik atau gejala tidak khas (kesemutan)
2 Klaudikasio intermiten (sehingga jarak tempuh memendek)
3 Nyeri saat istirahat
4 Manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (sekresi, ulkus)
Pada stadium I, perfusi jaringan masih cukup, walaupun terdapat penyempitan
arteri. Pada stadium II, perfusi ke otot tidak memadai pada aktivitas tertentu.
Timbulnya klaudikasio intermiten, yaitu nyeri pada otot ekstremitas bawah yang
timbul ketika berjalan memaksa dan penderitanya berhenti berjalan. Nyeri hilang
bila penderita istirahat. Gejala ini mengurangi penggunaan otot sehingga jarak
tempuh dalam berjalan terbatas. Pada stadium III, perfusi sudah tidak memadai
saat istirahat. Pada stadium IV, telah terjadi iskemia yang mengakibatkan
nekrosis, kelainan trofik kulit, atau gangguan penyembuhan lesi kulit, atau
gangguan penyembuhan lesi kulit.
Uji buerger berguna untuk menguji perfusi dan adanya iskemia. Jika tungkai
diangkat, kaki menjadi lebih pucat daripada kaki yang tidak ditinggikan karena
tekanan arteri terlalu kecil untuk melawan daya tarik bumi. Bila kemudian tungkai
diturunkan, kaki menjadi lebih merah daripada kaki lain karena hiperemia reaktif
ditambah daya gravitasi.
Ayatullah Khomaini 8
PENYAKIT BUERGER
Diagnosis banding
Antiphospholipid Antibody Syndrome and Pregnancy
Atherosclerosis
Diabetes Mellitus, Type 1
Diabetes Mellitus, Type 2
Frostbite
Giant Cell Arteritis
Gout
Infrainguinal Occlusive Disease
Peripheral Arterial Occlusive Disease
Polyarteritis Nodosa
Raynaud Phenomenon
Reflex Sympathetic Dystrophy
Scleroderma
Systemic Lupus Erythematosus
Takayasu Arteritis
Thoracic Outlet Obstruction
Ayatullah Khomaini 9
PENYAKIT BUERGER
Laboratorium
Tidak ada uji laboratorium spesifik mengkonfirmasikan atau
mengeluarkan/meniadakan hasil diagnosa dari Buerger disease. Gol standar dari
laboratorium adalah dengan terus menyingkirkan diagnosis banding. Test sering
menggunakan sebagai penanda untuk hasil diagnosa dari vaskulitis sistemik,
seperti acute phase, apakah negatif di dalam TAO. profil serologic harus
diperoleh.
o CBC count diferensial
o uji fungsi hati
o uji fungsi ginjal
o Analisa urin
o glukosa (Puasa)
o Sedimentasi eritrosit menilai
o Protein C-reaktif
o Antinuclear antibodi
o Rheumatoid faktor
o Komplemen
o Anticentromere antibodi
o Scl-70 antibodi
o Antiphospholipid antibodi
Radiologi
1. Angiograpi/arteriograpi
o kelainan-kelainan Arteriographi Buerger disease adalah kadang-kadang
dilihat di ekstremitas yang adalah belum dilibatkan secara klinis
dilibatkan; oleh karena itu, arteriography dari semua ektremitas bisa
diperlukan.
o Tanda angiographi Buerger disease adalah lesi oklusif terdiri beberapa
bagian , ukuran keci-menengahpembuluh darah(misalnya, digiti, palmar,
plantar, tibial, radial , peroneum, dan ulnar) dengan pembentukan kolateral
yang disebut sebagai" kolateral corkscrew" . Penemuan arteriographic
Ayatullah Khomaini 10
PENYAKIT BUERGER
menunjukan Buerger disease tetapi bukan pathognomonic sebab luka-luka
yang serupa dapat diamati pada pasien dengan scleroderma, CREST
sindrom, erythematosus lupus sistemik, rheumatoid vaskulitis, penyakit
jaringan ikat yang dicampur, antiphospholipid-antibody sindrom, dan
bahkan diabetes melitus.
2. Echocardiography: Selalu melaksanakan echocardiography pada pasien yang
dipikirkan sampai Buerger disease untuk tujuan mununjukan sumber proximal
dari emboli sebagai penyebab oklusipembuluh darah distal.
Terapi
Yang khas pada penyakit ini adalah respons yang baik terhadap penghentian
kebiasaan merokok dan progresivitas yang nyata bila kebiasaan ini diteruskan.
Penanganan lokal terhadap ulkus, infeksi dan ganggren, menghindari cedera
dingin, panas, trauma, dan infeksi.
Terapi dengan vasodilator, antikoagulan, analgetik AINS, dan prednison tidak
memberikan hasil yang memuaskan. Simpatektomi (menghilangkan vasokontriksi
pembuluh darah secara permanen) lumbal dan torakal menyebabkan vasodilatasi
perifer dan perbaikan peredaran darah yang hanya memuaskan untuk waktu
terbatas, tetapi biasanya terjadi kekambuhan. Ada yang merekomendasikan
pemberian prostaglandin E1 (PGE1) intra arterial secara kontinue atau intravena
secara intermiten.
Bagian penting dari terapi penyakit buerger ini adalah pendidikan kesehatan pada
pasien agar menjaga kebersihan ekstremitas dan mencegahnya dari bahaya trauma
agar tidak terjadi tukak. Progresivitas penyakit dapat dihentikan semata-mata
dengan menghentikan kebiasaan merokok secara mutlak.
Discontinuation absolut penggunaan tembakau adalah satu-satunya strategi yang
terbukti untuk mencegah progesif Buerger disease. Merokok sedikitnya 1 atau 2
rokok sehari-hari. Kecuali untuk penghindaran tembakau absolut, tidak ada ilmu
pengobatan pasti. Perawatan dengan iloprost yang kedalam pembuluh darah
(analogue prostaglandin), satu ilmu pengobatan mahal yang tak tersedia di
Ayatullah Khomaini 11
PENYAKIT BUERGER
Amerika Serikat, ditunjukkan dengan efektif peningkatan gejala-gejala,
mempercepat resolusi ekstrimitas distal, dan mengurangi amputasi. Penggunaan
iloprost yang kedalam pembuluh darah adalah terbaik memperlambat progresifitas
dan mengurangi amputasi ektremitas.
Discontinuation absolut penggunaan tembakau adalah satu-satunya strategi yang
terbukti untuk mencegah progesif Buerger disease. Merokok sedikitnya 1 atau 2
rokok sehari-hari. Kecuali untuk penghindaran tembakau absolut, tidak ada ilmu
pengobatan pasti. Perawatan dengan iloprost yang kedalam pembuluh darah
(analogue prostaglandin), satu ilmu pengobatan mahal yang tak tersedia di
Amerika Serikat, ditunjukkan dengan efektif peningkatan gejala-gejala,
mempercepat resolusi ekstrimitas distal, dan mengurangi amputasi. Penggunaan
iloprost yang kedalam pembuluh darah adalah terbaik memperlambat progresifitas
dan mengurangi amputasi ektremitas.
Komplikasi-komplikasi :
1. Ulcerations
2. gangren
3. Infeksi/peradangan
4. Memerlukan amputasi
5. jarang oklusi coroner, limpa , ginjal, atau arteri mesenteric
Berikut Strategi penting di dalam pencegahan komplikasi dari Buerger disease:
1. Penggunaan alas kaki yang pas bersifat melindungi untuk mencegah
trauma kaki dan luka kimia atau panas
2. perawatan awal dan agresif pada luka-luka ekstremitas untuk melindungi
dari infeksi.
3. menghindari lingkungan dingin
4. menghindari obat yang menyebabkan vasokonstriksi
Prognosis
Beberapa pasien meninggalkan merokok, 94% karena menghindari amputasi;
beberapa pasien yang meninggalkan merokok sebelum gangren berkembang,
Ayatullah Khomaini 12
PENYAKIT BUERGER
sehingga prognosisnya sampai 0%. Pasien yang melanjut merokok, ada 43%
dimana satu amputasi akan diperlukan waktu selama satu 7-8 tahun periode. Itu
tidak biasa untuk pasien dengan Buerger disease yang tetap merokok untuk yang
harus mendapatkan multiple amputasi, dan terdapat laporan yang membuat pasien
harus diamputasi kedua knee dan kedua elbow.
Ayatullah Khomaini 13
PENYAKIT BUERGER
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat.R., Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, Jakarta,
EGC, 2004
2. www.emedicine didownload tanggal 1 agustus 2008 jam 14.00 wib
Ayatullah Khomaini 14