PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …
Transcript of PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA …
PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK
PRASEKOLAH ANTARA PERTUMBUHAN KURANG NORMAL
DAN OBESITAS DI TAMAN KANAK KANAK (TK) AL FIRDAUS
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh
AJENG SYAHRIANI
J210090001
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara
Pertumbuhan Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al
Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADAANAK
PRASEKOLAH ANTARA PERTUMBUHAN KURANG NORMAL DAN
OBESITAS DI TAMAN KANAK KANAK (TK) AL FIRDAUS SURAKARTA
Ajeng Syahriani
Irdawati S Kep M Si Med
Dian Hudiyawati SKep Ns
Abstrak
Obesitas dan kurang gizi (berat badan kurang) merupakan permasalahan yang
akhir-akhir ini muncul di dunia Kemampuan-kemampuan fisik yang melibatkan
otot besar seperti berlari melompat melempar mengendarai sepeda roda tiga
dan menyeimbangkan diri dengan satu kaki yang melibatkan otot besar dan
semua kegiatan tersebut dapat diukur dengan instrument KPSP (Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan) Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya
perbedaan perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara
pertumbuhan kurang normal dan obesitas Di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta Jenis penelitian adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
metode penelitian non eksperimental dengan desain penelitian deskriptif
komparatif dengan pendekatan cross sectional Sampel penelitian ini adalah anak
prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217 orang yang terdiri dari anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak 96 orang dan anak yang kurang
sebanyak 54 orang dengan rumus besaran sampel menjadi 68 anak dengan teknik
pengambilan sampel Proportional stratified Random Sampling Instrument
penelitian perkembangan berupa KPSP dan pertumbuhan berupa antropometri
BB (timbangan) dan TB (microtoise) kemudian dimasukan kedalam grafik
NCHS Analisa deskriptif dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi
dan prosentase sedangkan analitik dilakukan menggunakan uji statistic uji
Kruskal- Wallis Hasil penelitian diketahui mempunyai berat badan yang
termasuk kategori kurang (250) Normal (338) dan obesitas (412) Dan
mempunyai tingkat motorik kasar yang termasuk kategori Perkembangan Sesuai
(456) meragukan (191) dan penyimpangan (353) Kesimpulan dari
penelitian terdapat perbedaan perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Kata kunci perkembangan motorik kasar pertumbuhan anak prasekolah KPSP
2
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara
Pertumbuhan Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al
Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
DIFFERENCES IN THE ROUGH ON MOTOR PRESCHOOL CHILDREN
BETWEEN GROWTH LESS NORMAL AND OBESITY
IN AL FIRDAUS KINDERGARTEN SURAKARTA
By Ajeng Syahriani
Abstract
Obesity and less nutrients (less weight) is a problem that recently appeared in the
world Physical abilities involving large muscles such as running jumping
throwing riding a tricycle and balancing himself on one leg that involve a great
big muscles and all of these activities can be measured by the instrument KPSP
(Pre-Screening Questionnaire Development) Knowing the purpose of this study
was the difference in gross motor development in preschool children between
growth less normal and obese In Al Firdaus Kindergarten Surakarta This type of
research is quantitative research with non-experimental research methods with
descriptive comparative research design with cross sectional approach The
sample was pre-school children 3-5 years amounted to 217 people consisting of
obese children were 67 people as many as 96 normal children and children who
lack many as 54 people with formula sample size to 68 children with Proportional
Stratified Sampling Random technique sample KPSP a research instrument
development and growth in the form of Anthropometry BB (scales) and TB
(microtoise) and then put into Graph NCHS Descriptive analysis using frequency
and percentage distributions whereas analytic statistical tests performed using the
Kruskal-Wallis test The results are known to have weight category less (250)
Normal (338) and obesity (412) And have a level of gross motor
development categorized Under (456) doubtful (191) and deviation (353)
In conclusion there are differences in gross motor development in between growth
less normal and obesity in Al Firdaus Kindergarten Surakarta (p lt005)
Keywords gross motor development growth preschool children KPSP
3
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Obesitas dan kurang gizi (berat
badan kurang) merupakan permasalahan
yang akhir-akhir ini muncul di dunia Di
seluruh dunia diperkirakan ada 43 juta
balita mengalami kelebihan berat badan
Kekurangan gizi hampir setengah (46)
dari anak balita di Asia Selatan dan di
seluruh dunia lebih dari 160 juta
mengalami kekurangan berat badan
menengah atau parah (Papalia Olds dan
Feldmen 2009)
Berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) menyebutkan pada
2010 gizi kurang 130 dan 14 balita
di Indonesia masuk kategori gizi lebih
nyaris sejajar dengan jumlah presentase
kasus balita gizi kurang di Indonesia
Riskesdas menyebutkan di provinsi Jawa
Tengah juga menunjukkan masalah dimana
prevalensi anak balita pada tahun 2007
dengan status gizi kurang (berat badan
kurang) 12 gizi baik 804 dan gizi
lebih 36 Prevalensi anak balita pada
tahun 2010 pada gizi sangat kurus 118
gizi normal 768 dan meningkatnya pada
prevalensi obesitas 114 (Riskesdas
2010)
Setiap tahapan perkembangan anak
merupakan masa yang sangat penting
Namun setiap anak memiliki tahapan
perkembangan yang berbeda- beda
Perkembangan merupakan bertambah
kemampuan fungsi tubuh dari proses
kematangan Perkembangan berkaitan
dengan pematangan fungsi organ atau
individu yaitu perkembangan otot dan
perkembangan motorik Perkembangan
motorik yang lambat dapat disebabkan
oleh beberapa hal Salah satu penyebabnya
adalah kelainan tonus otot atau penyakit
neuromuskular (Andriana 2011)
Pertumbuhan merupakan bertambah
jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh Pertumbuhan mempunyai dampak
terhadap aspek fisik yaitu kekurangan berat
badan dan kelebihan berat badan yang
dapat diukur dengan menggunakan
antopometri (berat badan dan tinggi badan)
(Fida dan Maya 2012)
Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat
yaitu tidak dapat mencapai berat dan
panjang maksimal daya tahan tubuh anak
rendah anak mudah terkena penyakit serta
tidak mempunyai perkembangan tubuh
yang baik (Pudiastuti 2011)
Setelah melakukan observasi dan
studi pendahuluan dengan wawancara pada
salah satu guru di TK Al Firdaus
Surakarta peneliti mendapatkan bahwa
jumlah anak prasekolah 3-5 tahun
sebanyak 217 orang dengan anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak
96 orang dan anak yang berat badan
kurang sebanyak 54 orang Berdasarkan
pemikiran tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian untuk melihat
ldquoperbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakartardquo
Pengertian Tumbuh Kembang Anak
a Pertumbuhan
Berat badan normal biasa juga
disebut berat badan ideal Berat badan
ideal ialah berat badan tubuh yang
memiliki proporsi seimbang dengan
tinggi badan Tubuh ideal secara fisik
4
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
dapat terlihat dan ternilai dari
penampilan luar Kurang gizi adalah
kurangnya berat badan seorang anak
Kurang gizi dapat disebabkan oleh
faktor keturunan ataupun karena
adanya penyakit yang diderita
(Suranto 2010) Kelebihan berat badan
(Obesitas) adalah keadaan ketika berat
badan melebih berat badan normal
yang disesuaikan dengan tinggi badan
dan disertai penumpukan jaringan
lemak (Febry amp Marendra 2010)
(Suranto 2010)
b Perkembangan Motorik Kasar
Gerakan motorik kasar (Gross
Motor) adalah aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh Perkembangan motorik
kasar adalah perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerak
tubuh dan perkembangan tersebut erat
kaitannya dengan perkembangan pusat
motorik di otak (Hidayat 2008)
Perkembangan motorik kasar dapat
dilihat dari kemampuan anak untuk
merangkak berjalan berlari
melompat memanjat berguling atau
berenang Aktifitas motorik kasar akan
menjadi sumber kebahagiaan anak
terutama pada masa prasekolah
(Aryanti Edia dan Noory 2007)
Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak
a Penilaian Pertumbuhan Anak
Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) penilaian terhadap
pertumbuhan anak dengan cara
pengukuran antropometri yaitu
pengukuran Berat Badan dan tinggi
badan Kemudian dimasukan ke grafik
NCHD
Menurut Wong (2004) pada
grafik NCHS (National Center For
Health Statistks) berat badan dan tinggi
berdasarkan umur dapat
diinterpretsikan yaitu
a) Pada persentil gt 95 kelebihan
berat badan
b) Pada persentil 5-95 normal
c) Pada persentil lt5 kurang
kurang berat
b Penilaian Perkembangan Motorik
Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)
Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan) adalah alat atau
instrumen yang digunakan untuk
melakukan skrining pendahuluan
untuk mengetahui perkembangan anak
usia 3 bulan sampai 6 tahun
Pertanyaan dalam KPSP
dikelompokkan sesuai usia anak saat
dilakukan pemeriksaan mulai
kelompok usia 3 bulan 3-6 bulan dan
seterusnya sampai kelompok 5-6
tahun Untuk usia ditetapkan menurut
tahun dan bulan dengan kelebihan 16
hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Hasil interprestasi KPSP yaitu
a) Bila jawaban ldquoYArdquo 9-10
perkembangan anak Sesuai (S)
b) Bila jawaban ldquoYArdquo 7 atau 8
Meragukan (M)
c) Bila jawaban ldquoYArdquo 6 atau kurang
ada Penyimpangan (P)
Karena dalam penelitian ini
yang diukur hanya perkembangan
motorik kasar maka interpretasinya
adalah
a) Bila ldquo80 - 100rdquo maka
perkembangan anak Sesuai
b) Bila ldquo60 - 79rdquo Meragukan
c) Bila ldquo0 ndash 59 Penyimpangan
Penyimpangan Tumbuh Kembang
Anak
a Gangguan Pada Perkembangan Motorik
Kasar
1) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Kurang Gizi
Kurang gizi dapat
menyebabkan gangguan
5
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
pertumbuhan badan yaitu tidak
dapat mencapai berat dan panjang
maksimal perubahan aspek
kejiwaan (memelas cengeng lemah
dan tidak memiliki selera makan)
otot tubuh terlihat lemah serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh
yang baik (Fida dan Maya 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak
terlambat yaitu tidak dapat
mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak
rendah anak mudah terkena
penyakit serta tidak mempunyai
perkembangan tubuh yang baik
karena proses pematangan lebih
lambat dari anak normalnya
(Pudiastuti 2011)
2) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Normal
Untuk perkembangan
motorik yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan
dengan kematangan fungsi
Pengendalian gerak tubuh secara
normal dan cepat yaitu berlari
melompat dan memanjat (Marimbi
2010)
3) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Obesitas
Obesitas menyebabkan
kemampuan motorik pada anak
menjadi terganggu Dalam
melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak
menjadi tidak fleksibel dan
terhambat tidak seperti pada anak
dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka
waktu lama dan lambat dalam
melakukan sesuatu (Wati 2011)
Perkembangan motorik kasar yang
lambat dapat disebabkan oleh
beberapa hal Salah satu penyebab
gangguan perkembangan motorik
adalah kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuskular (Adriana
2011)
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan
merupakan kuantitatif dengan metode
penelitian non eksperimental dengan
desain penelitian deskriptif komparatif
Teknik pengambilan data penelitian yang
digunakan adalah cross sectional
Populasi dalam penelitian ini adalah
anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217
orang yang terdiri dari anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak
96 orang dan anak yang kurang sebanyak
54 orang
Sampel menggunakan rumusan
besaran sampel Proportional stratified
Random Sampling
Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi
menjadi 8 kelas
Instrumen Penelirian
1 Pengukuran pertumbuhan
Mengukur dan menghubungkan
berat badan dan tinggi badan
kemudian penentuan ditentukan
menggunakan grafik NCHS Dengan
memasukan data ke grafik dapat
ditentukan posisi persentilnya
2 Pengukuran perkembangan
Pengukuran perkembangan
motorik kasar pada anak usia
prasekolah (3-5 tahun) menggunakan
lembar observasi KPSP (Kuesioner
Pra Skrening Perkembangan)
Instrumen ini merupakan instrumen
yang sudah baku sehingga tidak perlu
diuji validitas dan relibilitasnya
Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan
dengan uji Kruskal- Wallis
6
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis
Kelamin Anak Prasekolah
Distribusi data tentang jenis kelamin
diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin
responden menunjukan sebagian besar
responden anak prasekolah berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)
Faktor lain yang mempengaruhi
adalah umur ditinjau dari distribusi umur
anak prasekolah menunjukan mayoritas
berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5
tahun) merupakan masa penting untuk
perkembangan intelektual seseorang dan
kondisi yang optimal anak sangat
menentukan tingkat keberhasilan
pendidikannya di usia yang lebih lanjut
Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada
kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya
dan kemampuan ketangkasan pada anak
yang siap menerima (Yus 2011)
Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah
Berdasarkan distribusi data tentang
umur anak prasekolah diketahui bahwa
Karakteristik umur responden menunjukan
sebagian besar dapat diketahui bahwa anak
prasekolah mayoritas berumur 5 tahun
sebanyak 27 anak (397)
Salah satu faktor lingkungan biologis
yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak prasekolah yaitu
jenis kelamin Jenis kelamin anak
prasekolah menunjukan sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38
anak (559) Dimana jenis kelamin akan
mempengaruhi aktivitas bermain anak dan
aktivitas bermain akan mempengaruhi
perkembangan anak Anak laki-laki lebih
cenderung melakukan aktivitas kegiatan
fisik di bandingkan dengan anak
perempuan aktivitas motorik anak
perempuan relatif lebih cepat menurun
(Gracinia 2005)
Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur
Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
No Jenis
Kelamin
Jumlah Persentase
1 Perempuan 30 441
2 Laki-Laki 38 559
Jumlah 68 100
No Umur Jumlah Persentase
1 3 Tahun 6 88
2 35 Tahun 10 147
3 4 Tahun 13 191
4 45 Tahun 12 176
5 5 Tahun 27 397
7
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Hasil distribusi data tentang berat badan
dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan
pada umur diketahui bahwa untuk anak
berumur 3 tahun mayoritas mempunyai
berat badan dengan NCHS gt95 persentil
(50) berat badan anak dengan umur 35
tahun didominasi oleh berat badan dengan
NCHS gt95 persentil (500) berat badan
dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak
dengan berat badan dengan NCHS gt95
persentil (538) berat badan anak dengan
umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS
antara 5-95 persentil (500) dan sebagian
besar anak dengan umur 5 tahun
mempunyai berat badan dengan NCHS gt95
persentil (371) Secara keseluruhan
menunjukkan bahwa sebagian besar berat
badan anak prasekolah dengan NCHS gt95
persentil sebanyak 28 anak (412)
Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
Hasil distribusi data tentang tinggi badan
anak prasekolah berdasarkan pada umur
diketahui bahwa untuk anak berumur 3
tahun mayoritas mempunyai tinggi badan
yang berat dengan NCHS gt95 persentil
(500) tinggi badan anak dengan umur 35
tahun sebagian besar dengan NCHS gt95
persentil (500) anak dengan umur 4
tahun didominasi oleh anak dengan tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (538)
tinggi badan anak dengan umur 45 tahun
mayoritas dengan NCHS antara 5-95
persentil (500) dan sebagian besar anak
dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (371)
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa
sebagian besar tinggi badan anak prasekolah
dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28
anak (412)
Pertumbuhan Anak
Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah
Hasil distribusi pertumbuhan anak
prasekolah diketahui bahwa 338
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori normal 250
No Pertumbuhan Jumlah Persentase
1 Kurang (lt5 persentil) 17 250
2 Normal (5-95 persentil) 23 338
3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412
Jumlah 68 100
8
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori kurang dan 412 anak
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Perkembangan Motorik Kasar
Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan
dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut
Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar
No Motorik Kasar Jumlah Persentase
1 Penyimpangan 24 353
2 Meragukan 13 191
3 Perkembangan Sesuai 31 456
Jumlah 68 100
Hasil distribusi tingkat perkembangan
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa
353 mempunyai tingkat motorik kasar
yang termasuk kategori penyimpangan
191 mempunyai tingkat motorik yang
termasuk kategori meragukan dan 456
anak prasekolah mempunyai tingkat motorik
kasar yang termasuk kategori perkembangan
sesuai Sehingga tingkat perkembangan
motorik kasar didominasi perkembangan
sesuai sebanyak 31 responden (456)
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara
Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas
2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak
Hasil uji perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas diketahui bahwa
pada pertumbuhan normal didominasi
dengan perkembangan sesuai sebanyak
20 responden (870) pertumbuhan
kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7
responden (412) dan pertumbuhan
Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah
Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()
Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)
Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)
Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)
24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)
9
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
obesitas didominasi dengan
penyimpangan sebanyak 17 responden
(608) Sehingga dapat diketahui
bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai
motorik kasar perkembangan sesuai
sebanyak 31 responden (456) dengan
pertumbuhan pada anak obesitas
Hasil tersebut menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa tingkat
perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang
sementara untuk perkembangan anak
yang normal lebih cenderung pada
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan sesuai
Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis
diperoleh nilai 2
hitung = 29793 dengan
p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0
ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar antara
pertumbuhan kurang normal dan
obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat
pertumbuhan pada anak obesitas maka
tingkat perkembangan motorik kasar
anak semakin penyimpangan
PEMBAHASAN
Pada penelitian pertumbuhan anak
diatas dari 68 responden 23 responden
(338) mempunyai tingkat pertumbuhan
yang termasuk kategori normal 17
responden (250) mempunyai tingkat
pertumbuhan yang termasuk kategori
kurang dan 28 responden (412)
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Hasil analisis lain pada
perkembangan motorik kasar anak
prasekolah diperoleh 24 responden (353)
mempunyai tingkat motorik kasar yang
termasuk kategori penyimpangan 13
responden (191) mempunyai tingkat
motorik yang termasuk kategori meragukan
dan 31 responden (456) mempunyai
tingkat motorik kasar yang termasuk
kategori perkembangan sesuai dengan anak
normal
Hasil uji Kruskall Walis mengenai
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal
didominasi dengan perkembangan sesuai
sebanyak 20 responden (870)
pertumbuhan kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7 responden
(412) dan pertumbuhan obesitas
didominasi dengan penyimpangan sebanyak
17 responden (608) sehingga semakin
peningkat pertumbuhan anak semakin
meningkat tingkat perkembangan motorik
kasar Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
tingkat perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang sementara
untuk perkembangan anak yang normal
lebih cenderung pada perkembangan
motorik kasar yang termasuk kategori
perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji
Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =
29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa plt 005
maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
Pada penelitian pertumbuhan normal
tingkat perkembangan motorik kasar
sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak
terdapat pertumbuhan normal dengan
10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
perkembangan sesuai sebanyak 20
responden (870) meragukan 2 responden
(87) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (43) dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi 2010)
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
dengan kemampuan motorik baik anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dalam
melakukan aktifitas Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak perkembangan
selanjutnya
Pada penelitian pertumbuhan kurang
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak
Hasil penelitian tersebut terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(235) penyimpangan sebanyak 6
responden (353) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (412) Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi Akibatnya anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak rendah
anak mudah terkena penyakit serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis
data menggunakan uji chi square Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0000
Pertumbuhan obesitas tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan obesitas dengan
perkembangan motorik kasar terdapat
perkembangan sesuai 4 responden (143)
meragukan sebanyak 7 responden (250)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(607) Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan kurang
aktivitas fisik juga menghasilkan
ketidakseimbangan energi dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang Hal tersebut perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana
2011) Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
1
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara
Pertumbuhan Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al
Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADAANAK
PRASEKOLAH ANTARA PERTUMBUHAN KURANG NORMAL DAN
OBESITAS DI TAMAN KANAK KANAK (TK) AL FIRDAUS SURAKARTA
Ajeng Syahriani
Irdawati S Kep M Si Med
Dian Hudiyawati SKep Ns
Abstrak
Obesitas dan kurang gizi (berat badan kurang) merupakan permasalahan yang
akhir-akhir ini muncul di dunia Kemampuan-kemampuan fisik yang melibatkan
otot besar seperti berlari melompat melempar mengendarai sepeda roda tiga
dan menyeimbangkan diri dengan satu kaki yang melibatkan otot besar dan
semua kegiatan tersebut dapat diukur dengan instrument KPSP (Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan) Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya
perbedaan perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara
pertumbuhan kurang normal dan obesitas Di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta Jenis penelitian adalah jenis penelitian kuantitatif dengan
metode penelitian non eksperimental dengan desain penelitian deskriptif
komparatif dengan pendekatan cross sectional Sampel penelitian ini adalah anak
prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217 orang yang terdiri dari anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak 96 orang dan anak yang kurang
sebanyak 54 orang dengan rumus besaran sampel menjadi 68 anak dengan teknik
pengambilan sampel Proportional stratified Random Sampling Instrument
penelitian perkembangan berupa KPSP dan pertumbuhan berupa antropometri
BB (timbangan) dan TB (microtoise) kemudian dimasukan kedalam grafik
NCHS Analisa deskriptif dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi
dan prosentase sedangkan analitik dilakukan menggunakan uji statistic uji
Kruskal- Wallis Hasil penelitian diketahui mempunyai berat badan yang
termasuk kategori kurang (250) Normal (338) dan obesitas (412) Dan
mempunyai tingkat motorik kasar yang termasuk kategori Perkembangan Sesuai
(456) meragukan (191) dan penyimpangan (353) Kesimpulan dari
penelitian terdapat perbedaan perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Kata kunci perkembangan motorik kasar pertumbuhan anak prasekolah KPSP
2
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara
Pertumbuhan Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al
Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
DIFFERENCES IN THE ROUGH ON MOTOR PRESCHOOL CHILDREN
BETWEEN GROWTH LESS NORMAL AND OBESITY
IN AL FIRDAUS KINDERGARTEN SURAKARTA
By Ajeng Syahriani
Abstract
Obesity and less nutrients (less weight) is a problem that recently appeared in the
world Physical abilities involving large muscles such as running jumping
throwing riding a tricycle and balancing himself on one leg that involve a great
big muscles and all of these activities can be measured by the instrument KPSP
(Pre-Screening Questionnaire Development) Knowing the purpose of this study
was the difference in gross motor development in preschool children between
growth less normal and obese In Al Firdaus Kindergarten Surakarta This type of
research is quantitative research with non-experimental research methods with
descriptive comparative research design with cross sectional approach The
sample was pre-school children 3-5 years amounted to 217 people consisting of
obese children were 67 people as many as 96 normal children and children who
lack many as 54 people with formula sample size to 68 children with Proportional
Stratified Sampling Random technique sample KPSP a research instrument
development and growth in the form of Anthropometry BB (scales) and TB
(microtoise) and then put into Graph NCHS Descriptive analysis using frequency
and percentage distributions whereas analytic statistical tests performed using the
Kruskal-Wallis test The results are known to have weight category less (250)
Normal (338) and obesity (412) And have a level of gross motor
development categorized Under (456) doubtful (191) and deviation (353)
In conclusion there are differences in gross motor development in between growth
less normal and obesity in Al Firdaus Kindergarten Surakarta (p lt005)
Keywords gross motor development growth preschool children KPSP
3
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Obesitas dan kurang gizi (berat
badan kurang) merupakan permasalahan
yang akhir-akhir ini muncul di dunia Di
seluruh dunia diperkirakan ada 43 juta
balita mengalami kelebihan berat badan
Kekurangan gizi hampir setengah (46)
dari anak balita di Asia Selatan dan di
seluruh dunia lebih dari 160 juta
mengalami kekurangan berat badan
menengah atau parah (Papalia Olds dan
Feldmen 2009)
Berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) menyebutkan pada
2010 gizi kurang 130 dan 14 balita
di Indonesia masuk kategori gizi lebih
nyaris sejajar dengan jumlah presentase
kasus balita gizi kurang di Indonesia
Riskesdas menyebutkan di provinsi Jawa
Tengah juga menunjukkan masalah dimana
prevalensi anak balita pada tahun 2007
dengan status gizi kurang (berat badan
kurang) 12 gizi baik 804 dan gizi
lebih 36 Prevalensi anak balita pada
tahun 2010 pada gizi sangat kurus 118
gizi normal 768 dan meningkatnya pada
prevalensi obesitas 114 (Riskesdas
2010)
Setiap tahapan perkembangan anak
merupakan masa yang sangat penting
Namun setiap anak memiliki tahapan
perkembangan yang berbeda- beda
Perkembangan merupakan bertambah
kemampuan fungsi tubuh dari proses
kematangan Perkembangan berkaitan
dengan pematangan fungsi organ atau
individu yaitu perkembangan otot dan
perkembangan motorik Perkembangan
motorik yang lambat dapat disebabkan
oleh beberapa hal Salah satu penyebabnya
adalah kelainan tonus otot atau penyakit
neuromuskular (Andriana 2011)
Pertumbuhan merupakan bertambah
jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh Pertumbuhan mempunyai dampak
terhadap aspek fisik yaitu kekurangan berat
badan dan kelebihan berat badan yang
dapat diukur dengan menggunakan
antopometri (berat badan dan tinggi badan)
(Fida dan Maya 2012)
Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat
yaitu tidak dapat mencapai berat dan
panjang maksimal daya tahan tubuh anak
rendah anak mudah terkena penyakit serta
tidak mempunyai perkembangan tubuh
yang baik (Pudiastuti 2011)
Setelah melakukan observasi dan
studi pendahuluan dengan wawancara pada
salah satu guru di TK Al Firdaus
Surakarta peneliti mendapatkan bahwa
jumlah anak prasekolah 3-5 tahun
sebanyak 217 orang dengan anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak
96 orang dan anak yang berat badan
kurang sebanyak 54 orang Berdasarkan
pemikiran tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian untuk melihat
ldquoperbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakartardquo
Pengertian Tumbuh Kembang Anak
a Pertumbuhan
Berat badan normal biasa juga
disebut berat badan ideal Berat badan
ideal ialah berat badan tubuh yang
memiliki proporsi seimbang dengan
tinggi badan Tubuh ideal secara fisik
4
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
dapat terlihat dan ternilai dari
penampilan luar Kurang gizi adalah
kurangnya berat badan seorang anak
Kurang gizi dapat disebabkan oleh
faktor keturunan ataupun karena
adanya penyakit yang diderita
(Suranto 2010) Kelebihan berat badan
(Obesitas) adalah keadaan ketika berat
badan melebih berat badan normal
yang disesuaikan dengan tinggi badan
dan disertai penumpukan jaringan
lemak (Febry amp Marendra 2010)
(Suranto 2010)
b Perkembangan Motorik Kasar
Gerakan motorik kasar (Gross
Motor) adalah aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh Perkembangan motorik
kasar adalah perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerak
tubuh dan perkembangan tersebut erat
kaitannya dengan perkembangan pusat
motorik di otak (Hidayat 2008)
Perkembangan motorik kasar dapat
dilihat dari kemampuan anak untuk
merangkak berjalan berlari
melompat memanjat berguling atau
berenang Aktifitas motorik kasar akan
menjadi sumber kebahagiaan anak
terutama pada masa prasekolah
(Aryanti Edia dan Noory 2007)
Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak
a Penilaian Pertumbuhan Anak
Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) penilaian terhadap
pertumbuhan anak dengan cara
pengukuran antropometri yaitu
pengukuran Berat Badan dan tinggi
badan Kemudian dimasukan ke grafik
NCHD
Menurut Wong (2004) pada
grafik NCHS (National Center For
Health Statistks) berat badan dan tinggi
berdasarkan umur dapat
diinterpretsikan yaitu
a) Pada persentil gt 95 kelebihan
berat badan
b) Pada persentil 5-95 normal
c) Pada persentil lt5 kurang
kurang berat
b Penilaian Perkembangan Motorik
Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)
Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan) adalah alat atau
instrumen yang digunakan untuk
melakukan skrining pendahuluan
untuk mengetahui perkembangan anak
usia 3 bulan sampai 6 tahun
Pertanyaan dalam KPSP
dikelompokkan sesuai usia anak saat
dilakukan pemeriksaan mulai
kelompok usia 3 bulan 3-6 bulan dan
seterusnya sampai kelompok 5-6
tahun Untuk usia ditetapkan menurut
tahun dan bulan dengan kelebihan 16
hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Hasil interprestasi KPSP yaitu
a) Bila jawaban ldquoYArdquo 9-10
perkembangan anak Sesuai (S)
b) Bila jawaban ldquoYArdquo 7 atau 8
Meragukan (M)
c) Bila jawaban ldquoYArdquo 6 atau kurang
ada Penyimpangan (P)
Karena dalam penelitian ini
yang diukur hanya perkembangan
motorik kasar maka interpretasinya
adalah
a) Bila ldquo80 - 100rdquo maka
perkembangan anak Sesuai
b) Bila ldquo60 - 79rdquo Meragukan
c) Bila ldquo0 ndash 59 Penyimpangan
Penyimpangan Tumbuh Kembang
Anak
a Gangguan Pada Perkembangan Motorik
Kasar
1) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Kurang Gizi
Kurang gizi dapat
menyebabkan gangguan
5
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
pertumbuhan badan yaitu tidak
dapat mencapai berat dan panjang
maksimal perubahan aspek
kejiwaan (memelas cengeng lemah
dan tidak memiliki selera makan)
otot tubuh terlihat lemah serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh
yang baik (Fida dan Maya 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak
terlambat yaitu tidak dapat
mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak
rendah anak mudah terkena
penyakit serta tidak mempunyai
perkembangan tubuh yang baik
karena proses pematangan lebih
lambat dari anak normalnya
(Pudiastuti 2011)
2) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Normal
Untuk perkembangan
motorik yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan
dengan kematangan fungsi
Pengendalian gerak tubuh secara
normal dan cepat yaitu berlari
melompat dan memanjat (Marimbi
2010)
3) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Obesitas
Obesitas menyebabkan
kemampuan motorik pada anak
menjadi terganggu Dalam
melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak
menjadi tidak fleksibel dan
terhambat tidak seperti pada anak
dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka
waktu lama dan lambat dalam
melakukan sesuatu (Wati 2011)
Perkembangan motorik kasar yang
lambat dapat disebabkan oleh
beberapa hal Salah satu penyebab
gangguan perkembangan motorik
adalah kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuskular (Adriana
2011)
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan
merupakan kuantitatif dengan metode
penelitian non eksperimental dengan
desain penelitian deskriptif komparatif
Teknik pengambilan data penelitian yang
digunakan adalah cross sectional
Populasi dalam penelitian ini adalah
anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217
orang yang terdiri dari anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak
96 orang dan anak yang kurang sebanyak
54 orang
Sampel menggunakan rumusan
besaran sampel Proportional stratified
Random Sampling
Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi
menjadi 8 kelas
Instrumen Penelirian
1 Pengukuran pertumbuhan
Mengukur dan menghubungkan
berat badan dan tinggi badan
kemudian penentuan ditentukan
menggunakan grafik NCHS Dengan
memasukan data ke grafik dapat
ditentukan posisi persentilnya
2 Pengukuran perkembangan
Pengukuran perkembangan
motorik kasar pada anak usia
prasekolah (3-5 tahun) menggunakan
lembar observasi KPSP (Kuesioner
Pra Skrening Perkembangan)
Instrumen ini merupakan instrumen
yang sudah baku sehingga tidak perlu
diuji validitas dan relibilitasnya
Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan
dengan uji Kruskal- Wallis
6
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis
Kelamin Anak Prasekolah
Distribusi data tentang jenis kelamin
diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin
responden menunjukan sebagian besar
responden anak prasekolah berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)
Faktor lain yang mempengaruhi
adalah umur ditinjau dari distribusi umur
anak prasekolah menunjukan mayoritas
berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5
tahun) merupakan masa penting untuk
perkembangan intelektual seseorang dan
kondisi yang optimal anak sangat
menentukan tingkat keberhasilan
pendidikannya di usia yang lebih lanjut
Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada
kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya
dan kemampuan ketangkasan pada anak
yang siap menerima (Yus 2011)
Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah
Berdasarkan distribusi data tentang
umur anak prasekolah diketahui bahwa
Karakteristik umur responden menunjukan
sebagian besar dapat diketahui bahwa anak
prasekolah mayoritas berumur 5 tahun
sebanyak 27 anak (397)
Salah satu faktor lingkungan biologis
yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak prasekolah yaitu
jenis kelamin Jenis kelamin anak
prasekolah menunjukan sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38
anak (559) Dimana jenis kelamin akan
mempengaruhi aktivitas bermain anak dan
aktivitas bermain akan mempengaruhi
perkembangan anak Anak laki-laki lebih
cenderung melakukan aktivitas kegiatan
fisik di bandingkan dengan anak
perempuan aktivitas motorik anak
perempuan relatif lebih cepat menurun
(Gracinia 2005)
Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur
Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
No Jenis
Kelamin
Jumlah Persentase
1 Perempuan 30 441
2 Laki-Laki 38 559
Jumlah 68 100
No Umur Jumlah Persentase
1 3 Tahun 6 88
2 35 Tahun 10 147
3 4 Tahun 13 191
4 45 Tahun 12 176
5 5 Tahun 27 397
7
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Hasil distribusi data tentang berat badan
dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan
pada umur diketahui bahwa untuk anak
berumur 3 tahun mayoritas mempunyai
berat badan dengan NCHS gt95 persentil
(50) berat badan anak dengan umur 35
tahun didominasi oleh berat badan dengan
NCHS gt95 persentil (500) berat badan
dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak
dengan berat badan dengan NCHS gt95
persentil (538) berat badan anak dengan
umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS
antara 5-95 persentil (500) dan sebagian
besar anak dengan umur 5 tahun
mempunyai berat badan dengan NCHS gt95
persentil (371) Secara keseluruhan
menunjukkan bahwa sebagian besar berat
badan anak prasekolah dengan NCHS gt95
persentil sebanyak 28 anak (412)
Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
Hasil distribusi data tentang tinggi badan
anak prasekolah berdasarkan pada umur
diketahui bahwa untuk anak berumur 3
tahun mayoritas mempunyai tinggi badan
yang berat dengan NCHS gt95 persentil
(500) tinggi badan anak dengan umur 35
tahun sebagian besar dengan NCHS gt95
persentil (500) anak dengan umur 4
tahun didominasi oleh anak dengan tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (538)
tinggi badan anak dengan umur 45 tahun
mayoritas dengan NCHS antara 5-95
persentil (500) dan sebagian besar anak
dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (371)
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa
sebagian besar tinggi badan anak prasekolah
dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28
anak (412)
Pertumbuhan Anak
Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah
Hasil distribusi pertumbuhan anak
prasekolah diketahui bahwa 338
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori normal 250
No Pertumbuhan Jumlah Persentase
1 Kurang (lt5 persentil) 17 250
2 Normal (5-95 persentil) 23 338
3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412
Jumlah 68 100
8
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori kurang dan 412 anak
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Perkembangan Motorik Kasar
Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan
dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut
Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar
No Motorik Kasar Jumlah Persentase
1 Penyimpangan 24 353
2 Meragukan 13 191
3 Perkembangan Sesuai 31 456
Jumlah 68 100
Hasil distribusi tingkat perkembangan
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa
353 mempunyai tingkat motorik kasar
yang termasuk kategori penyimpangan
191 mempunyai tingkat motorik yang
termasuk kategori meragukan dan 456
anak prasekolah mempunyai tingkat motorik
kasar yang termasuk kategori perkembangan
sesuai Sehingga tingkat perkembangan
motorik kasar didominasi perkembangan
sesuai sebanyak 31 responden (456)
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara
Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas
2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak
Hasil uji perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas diketahui bahwa
pada pertumbuhan normal didominasi
dengan perkembangan sesuai sebanyak
20 responden (870) pertumbuhan
kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7
responden (412) dan pertumbuhan
Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah
Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()
Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)
Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)
Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)
24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)
9
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
obesitas didominasi dengan
penyimpangan sebanyak 17 responden
(608) Sehingga dapat diketahui
bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai
motorik kasar perkembangan sesuai
sebanyak 31 responden (456) dengan
pertumbuhan pada anak obesitas
Hasil tersebut menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa tingkat
perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang
sementara untuk perkembangan anak
yang normal lebih cenderung pada
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan sesuai
Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis
diperoleh nilai 2
hitung = 29793 dengan
p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0
ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar antara
pertumbuhan kurang normal dan
obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat
pertumbuhan pada anak obesitas maka
tingkat perkembangan motorik kasar
anak semakin penyimpangan
PEMBAHASAN
Pada penelitian pertumbuhan anak
diatas dari 68 responden 23 responden
(338) mempunyai tingkat pertumbuhan
yang termasuk kategori normal 17
responden (250) mempunyai tingkat
pertumbuhan yang termasuk kategori
kurang dan 28 responden (412)
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Hasil analisis lain pada
perkembangan motorik kasar anak
prasekolah diperoleh 24 responden (353)
mempunyai tingkat motorik kasar yang
termasuk kategori penyimpangan 13
responden (191) mempunyai tingkat
motorik yang termasuk kategori meragukan
dan 31 responden (456) mempunyai
tingkat motorik kasar yang termasuk
kategori perkembangan sesuai dengan anak
normal
Hasil uji Kruskall Walis mengenai
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal
didominasi dengan perkembangan sesuai
sebanyak 20 responden (870)
pertumbuhan kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7 responden
(412) dan pertumbuhan obesitas
didominasi dengan penyimpangan sebanyak
17 responden (608) sehingga semakin
peningkat pertumbuhan anak semakin
meningkat tingkat perkembangan motorik
kasar Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
tingkat perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang sementara
untuk perkembangan anak yang normal
lebih cenderung pada perkembangan
motorik kasar yang termasuk kategori
perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji
Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =
29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa plt 005
maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
Pada penelitian pertumbuhan normal
tingkat perkembangan motorik kasar
sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak
terdapat pertumbuhan normal dengan
10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
perkembangan sesuai sebanyak 20
responden (870) meragukan 2 responden
(87) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (43) dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi 2010)
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
dengan kemampuan motorik baik anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dalam
melakukan aktifitas Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak perkembangan
selanjutnya
Pada penelitian pertumbuhan kurang
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak
Hasil penelitian tersebut terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(235) penyimpangan sebanyak 6
responden (353) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (412) Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi Akibatnya anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak rendah
anak mudah terkena penyakit serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis
data menggunakan uji chi square Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0000
Pertumbuhan obesitas tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan obesitas dengan
perkembangan motorik kasar terdapat
perkembangan sesuai 4 responden (143)
meragukan sebanyak 7 responden (250)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(607) Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan kurang
aktivitas fisik juga menghasilkan
ketidakseimbangan energi dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang Hal tersebut perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana
2011) Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
2
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara
Pertumbuhan Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al
Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
DIFFERENCES IN THE ROUGH ON MOTOR PRESCHOOL CHILDREN
BETWEEN GROWTH LESS NORMAL AND OBESITY
IN AL FIRDAUS KINDERGARTEN SURAKARTA
By Ajeng Syahriani
Abstract
Obesity and less nutrients (less weight) is a problem that recently appeared in the
world Physical abilities involving large muscles such as running jumping
throwing riding a tricycle and balancing himself on one leg that involve a great
big muscles and all of these activities can be measured by the instrument KPSP
(Pre-Screening Questionnaire Development) Knowing the purpose of this study
was the difference in gross motor development in preschool children between
growth less normal and obese In Al Firdaus Kindergarten Surakarta This type of
research is quantitative research with non-experimental research methods with
descriptive comparative research design with cross sectional approach The
sample was pre-school children 3-5 years amounted to 217 people consisting of
obese children were 67 people as many as 96 normal children and children who
lack many as 54 people with formula sample size to 68 children with Proportional
Stratified Sampling Random technique sample KPSP a research instrument
development and growth in the form of Anthropometry BB (scales) and TB
(microtoise) and then put into Graph NCHS Descriptive analysis using frequency
and percentage distributions whereas analytic statistical tests performed using the
Kruskal-Wallis test The results are known to have weight category less (250)
Normal (338) and obesity (412) And have a level of gross motor
development categorized Under (456) doubtful (191) and deviation (353)
In conclusion there are differences in gross motor development in between growth
less normal and obesity in Al Firdaus Kindergarten Surakarta (p lt005)
Keywords gross motor development growth preschool children KPSP
3
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Obesitas dan kurang gizi (berat
badan kurang) merupakan permasalahan
yang akhir-akhir ini muncul di dunia Di
seluruh dunia diperkirakan ada 43 juta
balita mengalami kelebihan berat badan
Kekurangan gizi hampir setengah (46)
dari anak balita di Asia Selatan dan di
seluruh dunia lebih dari 160 juta
mengalami kekurangan berat badan
menengah atau parah (Papalia Olds dan
Feldmen 2009)
Berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) menyebutkan pada
2010 gizi kurang 130 dan 14 balita
di Indonesia masuk kategori gizi lebih
nyaris sejajar dengan jumlah presentase
kasus balita gizi kurang di Indonesia
Riskesdas menyebutkan di provinsi Jawa
Tengah juga menunjukkan masalah dimana
prevalensi anak balita pada tahun 2007
dengan status gizi kurang (berat badan
kurang) 12 gizi baik 804 dan gizi
lebih 36 Prevalensi anak balita pada
tahun 2010 pada gizi sangat kurus 118
gizi normal 768 dan meningkatnya pada
prevalensi obesitas 114 (Riskesdas
2010)
Setiap tahapan perkembangan anak
merupakan masa yang sangat penting
Namun setiap anak memiliki tahapan
perkembangan yang berbeda- beda
Perkembangan merupakan bertambah
kemampuan fungsi tubuh dari proses
kematangan Perkembangan berkaitan
dengan pematangan fungsi organ atau
individu yaitu perkembangan otot dan
perkembangan motorik Perkembangan
motorik yang lambat dapat disebabkan
oleh beberapa hal Salah satu penyebabnya
adalah kelainan tonus otot atau penyakit
neuromuskular (Andriana 2011)
Pertumbuhan merupakan bertambah
jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh Pertumbuhan mempunyai dampak
terhadap aspek fisik yaitu kekurangan berat
badan dan kelebihan berat badan yang
dapat diukur dengan menggunakan
antopometri (berat badan dan tinggi badan)
(Fida dan Maya 2012)
Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat
yaitu tidak dapat mencapai berat dan
panjang maksimal daya tahan tubuh anak
rendah anak mudah terkena penyakit serta
tidak mempunyai perkembangan tubuh
yang baik (Pudiastuti 2011)
Setelah melakukan observasi dan
studi pendahuluan dengan wawancara pada
salah satu guru di TK Al Firdaus
Surakarta peneliti mendapatkan bahwa
jumlah anak prasekolah 3-5 tahun
sebanyak 217 orang dengan anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak
96 orang dan anak yang berat badan
kurang sebanyak 54 orang Berdasarkan
pemikiran tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian untuk melihat
ldquoperbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakartardquo
Pengertian Tumbuh Kembang Anak
a Pertumbuhan
Berat badan normal biasa juga
disebut berat badan ideal Berat badan
ideal ialah berat badan tubuh yang
memiliki proporsi seimbang dengan
tinggi badan Tubuh ideal secara fisik
4
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
dapat terlihat dan ternilai dari
penampilan luar Kurang gizi adalah
kurangnya berat badan seorang anak
Kurang gizi dapat disebabkan oleh
faktor keturunan ataupun karena
adanya penyakit yang diderita
(Suranto 2010) Kelebihan berat badan
(Obesitas) adalah keadaan ketika berat
badan melebih berat badan normal
yang disesuaikan dengan tinggi badan
dan disertai penumpukan jaringan
lemak (Febry amp Marendra 2010)
(Suranto 2010)
b Perkembangan Motorik Kasar
Gerakan motorik kasar (Gross
Motor) adalah aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh Perkembangan motorik
kasar adalah perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerak
tubuh dan perkembangan tersebut erat
kaitannya dengan perkembangan pusat
motorik di otak (Hidayat 2008)
Perkembangan motorik kasar dapat
dilihat dari kemampuan anak untuk
merangkak berjalan berlari
melompat memanjat berguling atau
berenang Aktifitas motorik kasar akan
menjadi sumber kebahagiaan anak
terutama pada masa prasekolah
(Aryanti Edia dan Noory 2007)
Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak
a Penilaian Pertumbuhan Anak
Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) penilaian terhadap
pertumbuhan anak dengan cara
pengukuran antropometri yaitu
pengukuran Berat Badan dan tinggi
badan Kemudian dimasukan ke grafik
NCHD
Menurut Wong (2004) pada
grafik NCHS (National Center For
Health Statistks) berat badan dan tinggi
berdasarkan umur dapat
diinterpretsikan yaitu
a) Pada persentil gt 95 kelebihan
berat badan
b) Pada persentil 5-95 normal
c) Pada persentil lt5 kurang
kurang berat
b Penilaian Perkembangan Motorik
Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)
Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan) adalah alat atau
instrumen yang digunakan untuk
melakukan skrining pendahuluan
untuk mengetahui perkembangan anak
usia 3 bulan sampai 6 tahun
Pertanyaan dalam KPSP
dikelompokkan sesuai usia anak saat
dilakukan pemeriksaan mulai
kelompok usia 3 bulan 3-6 bulan dan
seterusnya sampai kelompok 5-6
tahun Untuk usia ditetapkan menurut
tahun dan bulan dengan kelebihan 16
hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Hasil interprestasi KPSP yaitu
a) Bila jawaban ldquoYArdquo 9-10
perkembangan anak Sesuai (S)
b) Bila jawaban ldquoYArdquo 7 atau 8
Meragukan (M)
c) Bila jawaban ldquoYArdquo 6 atau kurang
ada Penyimpangan (P)
Karena dalam penelitian ini
yang diukur hanya perkembangan
motorik kasar maka interpretasinya
adalah
a) Bila ldquo80 - 100rdquo maka
perkembangan anak Sesuai
b) Bila ldquo60 - 79rdquo Meragukan
c) Bila ldquo0 ndash 59 Penyimpangan
Penyimpangan Tumbuh Kembang
Anak
a Gangguan Pada Perkembangan Motorik
Kasar
1) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Kurang Gizi
Kurang gizi dapat
menyebabkan gangguan
5
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
pertumbuhan badan yaitu tidak
dapat mencapai berat dan panjang
maksimal perubahan aspek
kejiwaan (memelas cengeng lemah
dan tidak memiliki selera makan)
otot tubuh terlihat lemah serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh
yang baik (Fida dan Maya 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak
terlambat yaitu tidak dapat
mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak
rendah anak mudah terkena
penyakit serta tidak mempunyai
perkembangan tubuh yang baik
karena proses pematangan lebih
lambat dari anak normalnya
(Pudiastuti 2011)
2) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Normal
Untuk perkembangan
motorik yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan
dengan kematangan fungsi
Pengendalian gerak tubuh secara
normal dan cepat yaitu berlari
melompat dan memanjat (Marimbi
2010)
3) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Obesitas
Obesitas menyebabkan
kemampuan motorik pada anak
menjadi terganggu Dalam
melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak
menjadi tidak fleksibel dan
terhambat tidak seperti pada anak
dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka
waktu lama dan lambat dalam
melakukan sesuatu (Wati 2011)
Perkembangan motorik kasar yang
lambat dapat disebabkan oleh
beberapa hal Salah satu penyebab
gangguan perkembangan motorik
adalah kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuskular (Adriana
2011)
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan
merupakan kuantitatif dengan metode
penelitian non eksperimental dengan
desain penelitian deskriptif komparatif
Teknik pengambilan data penelitian yang
digunakan adalah cross sectional
Populasi dalam penelitian ini adalah
anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217
orang yang terdiri dari anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak
96 orang dan anak yang kurang sebanyak
54 orang
Sampel menggunakan rumusan
besaran sampel Proportional stratified
Random Sampling
Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi
menjadi 8 kelas
Instrumen Penelirian
1 Pengukuran pertumbuhan
Mengukur dan menghubungkan
berat badan dan tinggi badan
kemudian penentuan ditentukan
menggunakan grafik NCHS Dengan
memasukan data ke grafik dapat
ditentukan posisi persentilnya
2 Pengukuran perkembangan
Pengukuran perkembangan
motorik kasar pada anak usia
prasekolah (3-5 tahun) menggunakan
lembar observasi KPSP (Kuesioner
Pra Skrening Perkembangan)
Instrumen ini merupakan instrumen
yang sudah baku sehingga tidak perlu
diuji validitas dan relibilitasnya
Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan
dengan uji Kruskal- Wallis
6
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis
Kelamin Anak Prasekolah
Distribusi data tentang jenis kelamin
diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin
responden menunjukan sebagian besar
responden anak prasekolah berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)
Faktor lain yang mempengaruhi
adalah umur ditinjau dari distribusi umur
anak prasekolah menunjukan mayoritas
berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5
tahun) merupakan masa penting untuk
perkembangan intelektual seseorang dan
kondisi yang optimal anak sangat
menentukan tingkat keberhasilan
pendidikannya di usia yang lebih lanjut
Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada
kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya
dan kemampuan ketangkasan pada anak
yang siap menerima (Yus 2011)
Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah
Berdasarkan distribusi data tentang
umur anak prasekolah diketahui bahwa
Karakteristik umur responden menunjukan
sebagian besar dapat diketahui bahwa anak
prasekolah mayoritas berumur 5 tahun
sebanyak 27 anak (397)
Salah satu faktor lingkungan biologis
yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak prasekolah yaitu
jenis kelamin Jenis kelamin anak
prasekolah menunjukan sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38
anak (559) Dimana jenis kelamin akan
mempengaruhi aktivitas bermain anak dan
aktivitas bermain akan mempengaruhi
perkembangan anak Anak laki-laki lebih
cenderung melakukan aktivitas kegiatan
fisik di bandingkan dengan anak
perempuan aktivitas motorik anak
perempuan relatif lebih cepat menurun
(Gracinia 2005)
Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur
Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
No Jenis
Kelamin
Jumlah Persentase
1 Perempuan 30 441
2 Laki-Laki 38 559
Jumlah 68 100
No Umur Jumlah Persentase
1 3 Tahun 6 88
2 35 Tahun 10 147
3 4 Tahun 13 191
4 45 Tahun 12 176
5 5 Tahun 27 397
7
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Hasil distribusi data tentang berat badan
dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan
pada umur diketahui bahwa untuk anak
berumur 3 tahun mayoritas mempunyai
berat badan dengan NCHS gt95 persentil
(50) berat badan anak dengan umur 35
tahun didominasi oleh berat badan dengan
NCHS gt95 persentil (500) berat badan
dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak
dengan berat badan dengan NCHS gt95
persentil (538) berat badan anak dengan
umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS
antara 5-95 persentil (500) dan sebagian
besar anak dengan umur 5 tahun
mempunyai berat badan dengan NCHS gt95
persentil (371) Secara keseluruhan
menunjukkan bahwa sebagian besar berat
badan anak prasekolah dengan NCHS gt95
persentil sebanyak 28 anak (412)
Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
Hasil distribusi data tentang tinggi badan
anak prasekolah berdasarkan pada umur
diketahui bahwa untuk anak berumur 3
tahun mayoritas mempunyai tinggi badan
yang berat dengan NCHS gt95 persentil
(500) tinggi badan anak dengan umur 35
tahun sebagian besar dengan NCHS gt95
persentil (500) anak dengan umur 4
tahun didominasi oleh anak dengan tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (538)
tinggi badan anak dengan umur 45 tahun
mayoritas dengan NCHS antara 5-95
persentil (500) dan sebagian besar anak
dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (371)
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa
sebagian besar tinggi badan anak prasekolah
dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28
anak (412)
Pertumbuhan Anak
Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah
Hasil distribusi pertumbuhan anak
prasekolah diketahui bahwa 338
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori normal 250
No Pertumbuhan Jumlah Persentase
1 Kurang (lt5 persentil) 17 250
2 Normal (5-95 persentil) 23 338
3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412
Jumlah 68 100
8
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori kurang dan 412 anak
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Perkembangan Motorik Kasar
Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan
dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut
Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar
No Motorik Kasar Jumlah Persentase
1 Penyimpangan 24 353
2 Meragukan 13 191
3 Perkembangan Sesuai 31 456
Jumlah 68 100
Hasil distribusi tingkat perkembangan
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa
353 mempunyai tingkat motorik kasar
yang termasuk kategori penyimpangan
191 mempunyai tingkat motorik yang
termasuk kategori meragukan dan 456
anak prasekolah mempunyai tingkat motorik
kasar yang termasuk kategori perkembangan
sesuai Sehingga tingkat perkembangan
motorik kasar didominasi perkembangan
sesuai sebanyak 31 responden (456)
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara
Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas
2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak
Hasil uji perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas diketahui bahwa
pada pertumbuhan normal didominasi
dengan perkembangan sesuai sebanyak
20 responden (870) pertumbuhan
kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7
responden (412) dan pertumbuhan
Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah
Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()
Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)
Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)
Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)
24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)
9
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
obesitas didominasi dengan
penyimpangan sebanyak 17 responden
(608) Sehingga dapat diketahui
bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai
motorik kasar perkembangan sesuai
sebanyak 31 responden (456) dengan
pertumbuhan pada anak obesitas
Hasil tersebut menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa tingkat
perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang
sementara untuk perkembangan anak
yang normal lebih cenderung pada
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan sesuai
Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis
diperoleh nilai 2
hitung = 29793 dengan
p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0
ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar antara
pertumbuhan kurang normal dan
obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat
pertumbuhan pada anak obesitas maka
tingkat perkembangan motorik kasar
anak semakin penyimpangan
PEMBAHASAN
Pada penelitian pertumbuhan anak
diatas dari 68 responden 23 responden
(338) mempunyai tingkat pertumbuhan
yang termasuk kategori normal 17
responden (250) mempunyai tingkat
pertumbuhan yang termasuk kategori
kurang dan 28 responden (412)
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Hasil analisis lain pada
perkembangan motorik kasar anak
prasekolah diperoleh 24 responden (353)
mempunyai tingkat motorik kasar yang
termasuk kategori penyimpangan 13
responden (191) mempunyai tingkat
motorik yang termasuk kategori meragukan
dan 31 responden (456) mempunyai
tingkat motorik kasar yang termasuk
kategori perkembangan sesuai dengan anak
normal
Hasil uji Kruskall Walis mengenai
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal
didominasi dengan perkembangan sesuai
sebanyak 20 responden (870)
pertumbuhan kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7 responden
(412) dan pertumbuhan obesitas
didominasi dengan penyimpangan sebanyak
17 responden (608) sehingga semakin
peningkat pertumbuhan anak semakin
meningkat tingkat perkembangan motorik
kasar Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
tingkat perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang sementara
untuk perkembangan anak yang normal
lebih cenderung pada perkembangan
motorik kasar yang termasuk kategori
perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji
Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =
29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa plt 005
maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
Pada penelitian pertumbuhan normal
tingkat perkembangan motorik kasar
sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak
terdapat pertumbuhan normal dengan
10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
perkembangan sesuai sebanyak 20
responden (870) meragukan 2 responden
(87) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (43) dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi 2010)
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
dengan kemampuan motorik baik anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dalam
melakukan aktifitas Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak perkembangan
selanjutnya
Pada penelitian pertumbuhan kurang
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak
Hasil penelitian tersebut terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(235) penyimpangan sebanyak 6
responden (353) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (412) Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi Akibatnya anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak rendah
anak mudah terkena penyakit serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis
data menggunakan uji chi square Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0000
Pertumbuhan obesitas tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan obesitas dengan
perkembangan motorik kasar terdapat
perkembangan sesuai 4 responden (143)
meragukan sebanyak 7 responden (250)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(607) Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan kurang
aktivitas fisik juga menghasilkan
ketidakseimbangan energi dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang Hal tersebut perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana
2011) Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
3
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Obesitas dan kurang gizi (berat
badan kurang) merupakan permasalahan
yang akhir-akhir ini muncul di dunia Di
seluruh dunia diperkirakan ada 43 juta
balita mengalami kelebihan berat badan
Kekurangan gizi hampir setengah (46)
dari anak balita di Asia Selatan dan di
seluruh dunia lebih dari 160 juta
mengalami kekurangan berat badan
menengah atau parah (Papalia Olds dan
Feldmen 2009)
Berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) menyebutkan pada
2010 gizi kurang 130 dan 14 balita
di Indonesia masuk kategori gizi lebih
nyaris sejajar dengan jumlah presentase
kasus balita gizi kurang di Indonesia
Riskesdas menyebutkan di provinsi Jawa
Tengah juga menunjukkan masalah dimana
prevalensi anak balita pada tahun 2007
dengan status gizi kurang (berat badan
kurang) 12 gizi baik 804 dan gizi
lebih 36 Prevalensi anak balita pada
tahun 2010 pada gizi sangat kurus 118
gizi normal 768 dan meningkatnya pada
prevalensi obesitas 114 (Riskesdas
2010)
Setiap tahapan perkembangan anak
merupakan masa yang sangat penting
Namun setiap anak memiliki tahapan
perkembangan yang berbeda- beda
Perkembangan merupakan bertambah
kemampuan fungsi tubuh dari proses
kematangan Perkembangan berkaitan
dengan pematangan fungsi organ atau
individu yaitu perkembangan otot dan
perkembangan motorik Perkembangan
motorik yang lambat dapat disebabkan
oleh beberapa hal Salah satu penyebabnya
adalah kelainan tonus otot atau penyakit
neuromuskular (Andriana 2011)
Pertumbuhan merupakan bertambah
jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh Pertumbuhan mempunyai dampak
terhadap aspek fisik yaitu kekurangan berat
badan dan kelebihan berat badan yang
dapat diukur dengan menggunakan
antopometri (berat badan dan tinggi badan)
(Fida dan Maya 2012)
Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat
yaitu tidak dapat mencapai berat dan
panjang maksimal daya tahan tubuh anak
rendah anak mudah terkena penyakit serta
tidak mempunyai perkembangan tubuh
yang baik (Pudiastuti 2011)
Setelah melakukan observasi dan
studi pendahuluan dengan wawancara pada
salah satu guru di TK Al Firdaus
Surakarta peneliti mendapatkan bahwa
jumlah anak prasekolah 3-5 tahun
sebanyak 217 orang dengan anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak
96 orang dan anak yang berat badan
kurang sebanyak 54 orang Berdasarkan
pemikiran tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian untuk melihat
ldquoperbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakartardquo
Pengertian Tumbuh Kembang Anak
a Pertumbuhan
Berat badan normal biasa juga
disebut berat badan ideal Berat badan
ideal ialah berat badan tubuh yang
memiliki proporsi seimbang dengan
tinggi badan Tubuh ideal secara fisik
4
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
dapat terlihat dan ternilai dari
penampilan luar Kurang gizi adalah
kurangnya berat badan seorang anak
Kurang gizi dapat disebabkan oleh
faktor keturunan ataupun karena
adanya penyakit yang diderita
(Suranto 2010) Kelebihan berat badan
(Obesitas) adalah keadaan ketika berat
badan melebih berat badan normal
yang disesuaikan dengan tinggi badan
dan disertai penumpukan jaringan
lemak (Febry amp Marendra 2010)
(Suranto 2010)
b Perkembangan Motorik Kasar
Gerakan motorik kasar (Gross
Motor) adalah aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh Perkembangan motorik
kasar adalah perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerak
tubuh dan perkembangan tersebut erat
kaitannya dengan perkembangan pusat
motorik di otak (Hidayat 2008)
Perkembangan motorik kasar dapat
dilihat dari kemampuan anak untuk
merangkak berjalan berlari
melompat memanjat berguling atau
berenang Aktifitas motorik kasar akan
menjadi sumber kebahagiaan anak
terutama pada masa prasekolah
(Aryanti Edia dan Noory 2007)
Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak
a Penilaian Pertumbuhan Anak
Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) penilaian terhadap
pertumbuhan anak dengan cara
pengukuran antropometri yaitu
pengukuran Berat Badan dan tinggi
badan Kemudian dimasukan ke grafik
NCHD
Menurut Wong (2004) pada
grafik NCHS (National Center For
Health Statistks) berat badan dan tinggi
berdasarkan umur dapat
diinterpretsikan yaitu
a) Pada persentil gt 95 kelebihan
berat badan
b) Pada persentil 5-95 normal
c) Pada persentil lt5 kurang
kurang berat
b Penilaian Perkembangan Motorik
Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)
Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan) adalah alat atau
instrumen yang digunakan untuk
melakukan skrining pendahuluan
untuk mengetahui perkembangan anak
usia 3 bulan sampai 6 tahun
Pertanyaan dalam KPSP
dikelompokkan sesuai usia anak saat
dilakukan pemeriksaan mulai
kelompok usia 3 bulan 3-6 bulan dan
seterusnya sampai kelompok 5-6
tahun Untuk usia ditetapkan menurut
tahun dan bulan dengan kelebihan 16
hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Hasil interprestasi KPSP yaitu
a) Bila jawaban ldquoYArdquo 9-10
perkembangan anak Sesuai (S)
b) Bila jawaban ldquoYArdquo 7 atau 8
Meragukan (M)
c) Bila jawaban ldquoYArdquo 6 atau kurang
ada Penyimpangan (P)
Karena dalam penelitian ini
yang diukur hanya perkembangan
motorik kasar maka interpretasinya
adalah
a) Bila ldquo80 - 100rdquo maka
perkembangan anak Sesuai
b) Bila ldquo60 - 79rdquo Meragukan
c) Bila ldquo0 ndash 59 Penyimpangan
Penyimpangan Tumbuh Kembang
Anak
a Gangguan Pada Perkembangan Motorik
Kasar
1) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Kurang Gizi
Kurang gizi dapat
menyebabkan gangguan
5
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
pertumbuhan badan yaitu tidak
dapat mencapai berat dan panjang
maksimal perubahan aspek
kejiwaan (memelas cengeng lemah
dan tidak memiliki selera makan)
otot tubuh terlihat lemah serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh
yang baik (Fida dan Maya 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak
terlambat yaitu tidak dapat
mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak
rendah anak mudah terkena
penyakit serta tidak mempunyai
perkembangan tubuh yang baik
karena proses pematangan lebih
lambat dari anak normalnya
(Pudiastuti 2011)
2) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Normal
Untuk perkembangan
motorik yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan
dengan kematangan fungsi
Pengendalian gerak tubuh secara
normal dan cepat yaitu berlari
melompat dan memanjat (Marimbi
2010)
3) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Obesitas
Obesitas menyebabkan
kemampuan motorik pada anak
menjadi terganggu Dalam
melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak
menjadi tidak fleksibel dan
terhambat tidak seperti pada anak
dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka
waktu lama dan lambat dalam
melakukan sesuatu (Wati 2011)
Perkembangan motorik kasar yang
lambat dapat disebabkan oleh
beberapa hal Salah satu penyebab
gangguan perkembangan motorik
adalah kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuskular (Adriana
2011)
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan
merupakan kuantitatif dengan metode
penelitian non eksperimental dengan
desain penelitian deskriptif komparatif
Teknik pengambilan data penelitian yang
digunakan adalah cross sectional
Populasi dalam penelitian ini adalah
anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217
orang yang terdiri dari anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak
96 orang dan anak yang kurang sebanyak
54 orang
Sampel menggunakan rumusan
besaran sampel Proportional stratified
Random Sampling
Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi
menjadi 8 kelas
Instrumen Penelirian
1 Pengukuran pertumbuhan
Mengukur dan menghubungkan
berat badan dan tinggi badan
kemudian penentuan ditentukan
menggunakan grafik NCHS Dengan
memasukan data ke grafik dapat
ditentukan posisi persentilnya
2 Pengukuran perkembangan
Pengukuran perkembangan
motorik kasar pada anak usia
prasekolah (3-5 tahun) menggunakan
lembar observasi KPSP (Kuesioner
Pra Skrening Perkembangan)
Instrumen ini merupakan instrumen
yang sudah baku sehingga tidak perlu
diuji validitas dan relibilitasnya
Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan
dengan uji Kruskal- Wallis
6
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis
Kelamin Anak Prasekolah
Distribusi data tentang jenis kelamin
diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin
responden menunjukan sebagian besar
responden anak prasekolah berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)
Faktor lain yang mempengaruhi
adalah umur ditinjau dari distribusi umur
anak prasekolah menunjukan mayoritas
berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5
tahun) merupakan masa penting untuk
perkembangan intelektual seseorang dan
kondisi yang optimal anak sangat
menentukan tingkat keberhasilan
pendidikannya di usia yang lebih lanjut
Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada
kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya
dan kemampuan ketangkasan pada anak
yang siap menerima (Yus 2011)
Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah
Berdasarkan distribusi data tentang
umur anak prasekolah diketahui bahwa
Karakteristik umur responden menunjukan
sebagian besar dapat diketahui bahwa anak
prasekolah mayoritas berumur 5 tahun
sebanyak 27 anak (397)
Salah satu faktor lingkungan biologis
yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak prasekolah yaitu
jenis kelamin Jenis kelamin anak
prasekolah menunjukan sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38
anak (559) Dimana jenis kelamin akan
mempengaruhi aktivitas bermain anak dan
aktivitas bermain akan mempengaruhi
perkembangan anak Anak laki-laki lebih
cenderung melakukan aktivitas kegiatan
fisik di bandingkan dengan anak
perempuan aktivitas motorik anak
perempuan relatif lebih cepat menurun
(Gracinia 2005)
Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur
Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
No Jenis
Kelamin
Jumlah Persentase
1 Perempuan 30 441
2 Laki-Laki 38 559
Jumlah 68 100
No Umur Jumlah Persentase
1 3 Tahun 6 88
2 35 Tahun 10 147
3 4 Tahun 13 191
4 45 Tahun 12 176
5 5 Tahun 27 397
7
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Hasil distribusi data tentang berat badan
dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan
pada umur diketahui bahwa untuk anak
berumur 3 tahun mayoritas mempunyai
berat badan dengan NCHS gt95 persentil
(50) berat badan anak dengan umur 35
tahun didominasi oleh berat badan dengan
NCHS gt95 persentil (500) berat badan
dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak
dengan berat badan dengan NCHS gt95
persentil (538) berat badan anak dengan
umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS
antara 5-95 persentil (500) dan sebagian
besar anak dengan umur 5 tahun
mempunyai berat badan dengan NCHS gt95
persentil (371) Secara keseluruhan
menunjukkan bahwa sebagian besar berat
badan anak prasekolah dengan NCHS gt95
persentil sebanyak 28 anak (412)
Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
Hasil distribusi data tentang tinggi badan
anak prasekolah berdasarkan pada umur
diketahui bahwa untuk anak berumur 3
tahun mayoritas mempunyai tinggi badan
yang berat dengan NCHS gt95 persentil
(500) tinggi badan anak dengan umur 35
tahun sebagian besar dengan NCHS gt95
persentil (500) anak dengan umur 4
tahun didominasi oleh anak dengan tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (538)
tinggi badan anak dengan umur 45 tahun
mayoritas dengan NCHS antara 5-95
persentil (500) dan sebagian besar anak
dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (371)
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa
sebagian besar tinggi badan anak prasekolah
dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28
anak (412)
Pertumbuhan Anak
Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah
Hasil distribusi pertumbuhan anak
prasekolah diketahui bahwa 338
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori normal 250
No Pertumbuhan Jumlah Persentase
1 Kurang (lt5 persentil) 17 250
2 Normal (5-95 persentil) 23 338
3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412
Jumlah 68 100
8
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori kurang dan 412 anak
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Perkembangan Motorik Kasar
Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan
dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut
Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar
No Motorik Kasar Jumlah Persentase
1 Penyimpangan 24 353
2 Meragukan 13 191
3 Perkembangan Sesuai 31 456
Jumlah 68 100
Hasil distribusi tingkat perkembangan
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa
353 mempunyai tingkat motorik kasar
yang termasuk kategori penyimpangan
191 mempunyai tingkat motorik yang
termasuk kategori meragukan dan 456
anak prasekolah mempunyai tingkat motorik
kasar yang termasuk kategori perkembangan
sesuai Sehingga tingkat perkembangan
motorik kasar didominasi perkembangan
sesuai sebanyak 31 responden (456)
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara
Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas
2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak
Hasil uji perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas diketahui bahwa
pada pertumbuhan normal didominasi
dengan perkembangan sesuai sebanyak
20 responden (870) pertumbuhan
kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7
responden (412) dan pertumbuhan
Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah
Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()
Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)
Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)
Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)
24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)
9
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
obesitas didominasi dengan
penyimpangan sebanyak 17 responden
(608) Sehingga dapat diketahui
bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai
motorik kasar perkembangan sesuai
sebanyak 31 responden (456) dengan
pertumbuhan pada anak obesitas
Hasil tersebut menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa tingkat
perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang
sementara untuk perkembangan anak
yang normal lebih cenderung pada
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan sesuai
Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis
diperoleh nilai 2
hitung = 29793 dengan
p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0
ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar antara
pertumbuhan kurang normal dan
obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat
pertumbuhan pada anak obesitas maka
tingkat perkembangan motorik kasar
anak semakin penyimpangan
PEMBAHASAN
Pada penelitian pertumbuhan anak
diatas dari 68 responden 23 responden
(338) mempunyai tingkat pertumbuhan
yang termasuk kategori normal 17
responden (250) mempunyai tingkat
pertumbuhan yang termasuk kategori
kurang dan 28 responden (412)
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Hasil analisis lain pada
perkembangan motorik kasar anak
prasekolah diperoleh 24 responden (353)
mempunyai tingkat motorik kasar yang
termasuk kategori penyimpangan 13
responden (191) mempunyai tingkat
motorik yang termasuk kategori meragukan
dan 31 responden (456) mempunyai
tingkat motorik kasar yang termasuk
kategori perkembangan sesuai dengan anak
normal
Hasil uji Kruskall Walis mengenai
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal
didominasi dengan perkembangan sesuai
sebanyak 20 responden (870)
pertumbuhan kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7 responden
(412) dan pertumbuhan obesitas
didominasi dengan penyimpangan sebanyak
17 responden (608) sehingga semakin
peningkat pertumbuhan anak semakin
meningkat tingkat perkembangan motorik
kasar Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
tingkat perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang sementara
untuk perkembangan anak yang normal
lebih cenderung pada perkembangan
motorik kasar yang termasuk kategori
perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji
Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =
29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa plt 005
maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
Pada penelitian pertumbuhan normal
tingkat perkembangan motorik kasar
sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak
terdapat pertumbuhan normal dengan
10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
perkembangan sesuai sebanyak 20
responden (870) meragukan 2 responden
(87) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (43) dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi 2010)
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
dengan kemampuan motorik baik anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dalam
melakukan aktifitas Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak perkembangan
selanjutnya
Pada penelitian pertumbuhan kurang
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak
Hasil penelitian tersebut terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(235) penyimpangan sebanyak 6
responden (353) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (412) Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi Akibatnya anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak rendah
anak mudah terkena penyakit serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis
data menggunakan uji chi square Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0000
Pertumbuhan obesitas tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan obesitas dengan
perkembangan motorik kasar terdapat
perkembangan sesuai 4 responden (143)
meragukan sebanyak 7 responden (250)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(607) Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan kurang
aktivitas fisik juga menghasilkan
ketidakseimbangan energi dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang Hal tersebut perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana
2011) Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
4
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
dapat terlihat dan ternilai dari
penampilan luar Kurang gizi adalah
kurangnya berat badan seorang anak
Kurang gizi dapat disebabkan oleh
faktor keturunan ataupun karena
adanya penyakit yang diderita
(Suranto 2010) Kelebihan berat badan
(Obesitas) adalah keadaan ketika berat
badan melebih berat badan normal
yang disesuaikan dengan tinggi badan
dan disertai penumpukan jaringan
lemak (Febry amp Marendra 2010)
(Suranto 2010)
b Perkembangan Motorik Kasar
Gerakan motorik kasar (Gross
Motor) adalah aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh Perkembangan motorik
kasar adalah perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerak
tubuh dan perkembangan tersebut erat
kaitannya dengan perkembangan pusat
motorik di otak (Hidayat 2008)
Perkembangan motorik kasar dapat
dilihat dari kemampuan anak untuk
merangkak berjalan berlari
melompat memanjat berguling atau
berenang Aktifitas motorik kasar akan
menjadi sumber kebahagiaan anak
terutama pada masa prasekolah
(Aryanti Edia dan Noory 2007)
Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak
a Penilaian Pertumbuhan Anak
Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) penilaian terhadap
pertumbuhan anak dengan cara
pengukuran antropometri yaitu
pengukuran Berat Badan dan tinggi
badan Kemudian dimasukan ke grafik
NCHD
Menurut Wong (2004) pada
grafik NCHS (National Center For
Health Statistks) berat badan dan tinggi
berdasarkan umur dapat
diinterpretsikan yaitu
a) Pada persentil gt 95 kelebihan
berat badan
b) Pada persentil 5-95 normal
c) Pada persentil lt5 kurang
kurang berat
b Penilaian Perkembangan Motorik
Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)
Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) KPSP (Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan) adalah alat atau
instrumen yang digunakan untuk
melakukan skrining pendahuluan
untuk mengetahui perkembangan anak
usia 3 bulan sampai 6 tahun
Pertanyaan dalam KPSP
dikelompokkan sesuai usia anak saat
dilakukan pemeriksaan mulai
kelompok usia 3 bulan 3-6 bulan dan
seterusnya sampai kelompok 5-6
tahun Untuk usia ditetapkan menurut
tahun dan bulan dengan kelebihan 16
hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Hasil interprestasi KPSP yaitu
a) Bila jawaban ldquoYArdquo 9-10
perkembangan anak Sesuai (S)
b) Bila jawaban ldquoYArdquo 7 atau 8
Meragukan (M)
c) Bila jawaban ldquoYArdquo 6 atau kurang
ada Penyimpangan (P)
Karena dalam penelitian ini
yang diukur hanya perkembangan
motorik kasar maka interpretasinya
adalah
a) Bila ldquo80 - 100rdquo maka
perkembangan anak Sesuai
b) Bila ldquo60 - 79rdquo Meragukan
c) Bila ldquo0 ndash 59 Penyimpangan
Penyimpangan Tumbuh Kembang
Anak
a Gangguan Pada Perkembangan Motorik
Kasar
1) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Kurang Gizi
Kurang gizi dapat
menyebabkan gangguan
5
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
pertumbuhan badan yaitu tidak
dapat mencapai berat dan panjang
maksimal perubahan aspek
kejiwaan (memelas cengeng lemah
dan tidak memiliki selera makan)
otot tubuh terlihat lemah serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh
yang baik (Fida dan Maya 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak
terlambat yaitu tidak dapat
mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak
rendah anak mudah terkena
penyakit serta tidak mempunyai
perkembangan tubuh yang baik
karena proses pematangan lebih
lambat dari anak normalnya
(Pudiastuti 2011)
2) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Normal
Untuk perkembangan
motorik yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan
dengan kematangan fungsi
Pengendalian gerak tubuh secara
normal dan cepat yaitu berlari
melompat dan memanjat (Marimbi
2010)
3) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Obesitas
Obesitas menyebabkan
kemampuan motorik pada anak
menjadi terganggu Dalam
melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak
menjadi tidak fleksibel dan
terhambat tidak seperti pada anak
dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka
waktu lama dan lambat dalam
melakukan sesuatu (Wati 2011)
Perkembangan motorik kasar yang
lambat dapat disebabkan oleh
beberapa hal Salah satu penyebab
gangguan perkembangan motorik
adalah kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuskular (Adriana
2011)
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan
merupakan kuantitatif dengan metode
penelitian non eksperimental dengan
desain penelitian deskriptif komparatif
Teknik pengambilan data penelitian yang
digunakan adalah cross sectional
Populasi dalam penelitian ini adalah
anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217
orang yang terdiri dari anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak
96 orang dan anak yang kurang sebanyak
54 orang
Sampel menggunakan rumusan
besaran sampel Proportional stratified
Random Sampling
Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi
menjadi 8 kelas
Instrumen Penelirian
1 Pengukuran pertumbuhan
Mengukur dan menghubungkan
berat badan dan tinggi badan
kemudian penentuan ditentukan
menggunakan grafik NCHS Dengan
memasukan data ke grafik dapat
ditentukan posisi persentilnya
2 Pengukuran perkembangan
Pengukuran perkembangan
motorik kasar pada anak usia
prasekolah (3-5 tahun) menggunakan
lembar observasi KPSP (Kuesioner
Pra Skrening Perkembangan)
Instrumen ini merupakan instrumen
yang sudah baku sehingga tidak perlu
diuji validitas dan relibilitasnya
Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan
dengan uji Kruskal- Wallis
6
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis
Kelamin Anak Prasekolah
Distribusi data tentang jenis kelamin
diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin
responden menunjukan sebagian besar
responden anak prasekolah berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)
Faktor lain yang mempengaruhi
adalah umur ditinjau dari distribusi umur
anak prasekolah menunjukan mayoritas
berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5
tahun) merupakan masa penting untuk
perkembangan intelektual seseorang dan
kondisi yang optimal anak sangat
menentukan tingkat keberhasilan
pendidikannya di usia yang lebih lanjut
Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada
kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya
dan kemampuan ketangkasan pada anak
yang siap menerima (Yus 2011)
Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah
Berdasarkan distribusi data tentang
umur anak prasekolah diketahui bahwa
Karakteristik umur responden menunjukan
sebagian besar dapat diketahui bahwa anak
prasekolah mayoritas berumur 5 tahun
sebanyak 27 anak (397)
Salah satu faktor lingkungan biologis
yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak prasekolah yaitu
jenis kelamin Jenis kelamin anak
prasekolah menunjukan sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38
anak (559) Dimana jenis kelamin akan
mempengaruhi aktivitas bermain anak dan
aktivitas bermain akan mempengaruhi
perkembangan anak Anak laki-laki lebih
cenderung melakukan aktivitas kegiatan
fisik di bandingkan dengan anak
perempuan aktivitas motorik anak
perempuan relatif lebih cepat menurun
(Gracinia 2005)
Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur
Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
No Jenis
Kelamin
Jumlah Persentase
1 Perempuan 30 441
2 Laki-Laki 38 559
Jumlah 68 100
No Umur Jumlah Persentase
1 3 Tahun 6 88
2 35 Tahun 10 147
3 4 Tahun 13 191
4 45 Tahun 12 176
5 5 Tahun 27 397
7
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Hasil distribusi data tentang berat badan
dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan
pada umur diketahui bahwa untuk anak
berumur 3 tahun mayoritas mempunyai
berat badan dengan NCHS gt95 persentil
(50) berat badan anak dengan umur 35
tahun didominasi oleh berat badan dengan
NCHS gt95 persentil (500) berat badan
dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak
dengan berat badan dengan NCHS gt95
persentil (538) berat badan anak dengan
umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS
antara 5-95 persentil (500) dan sebagian
besar anak dengan umur 5 tahun
mempunyai berat badan dengan NCHS gt95
persentil (371) Secara keseluruhan
menunjukkan bahwa sebagian besar berat
badan anak prasekolah dengan NCHS gt95
persentil sebanyak 28 anak (412)
Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
Hasil distribusi data tentang tinggi badan
anak prasekolah berdasarkan pada umur
diketahui bahwa untuk anak berumur 3
tahun mayoritas mempunyai tinggi badan
yang berat dengan NCHS gt95 persentil
(500) tinggi badan anak dengan umur 35
tahun sebagian besar dengan NCHS gt95
persentil (500) anak dengan umur 4
tahun didominasi oleh anak dengan tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (538)
tinggi badan anak dengan umur 45 tahun
mayoritas dengan NCHS antara 5-95
persentil (500) dan sebagian besar anak
dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (371)
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa
sebagian besar tinggi badan anak prasekolah
dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28
anak (412)
Pertumbuhan Anak
Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah
Hasil distribusi pertumbuhan anak
prasekolah diketahui bahwa 338
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori normal 250
No Pertumbuhan Jumlah Persentase
1 Kurang (lt5 persentil) 17 250
2 Normal (5-95 persentil) 23 338
3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412
Jumlah 68 100
8
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori kurang dan 412 anak
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Perkembangan Motorik Kasar
Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan
dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut
Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar
No Motorik Kasar Jumlah Persentase
1 Penyimpangan 24 353
2 Meragukan 13 191
3 Perkembangan Sesuai 31 456
Jumlah 68 100
Hasil distribusi tingkat perkembangan
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa
353 mempunyai tingkat motorik kasar
yang termasuk kategori penyimpangan
191 mempunyai tingkat motorik yang
termasuk kategori meragukan dan 456
anak prasekolah mempunyai tingkat motorik
kasar yang termasuk kategori perkembangan
sesuai Sehingga tingkat perkembangan
motorik kasar didominasi perkembangan
sesuai sebanyak 31 responden (456)
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara
Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas
2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak
Hasil uji perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas diketahui bahwa
pada pertumbuhan normal didominasi
dengan perkembangan sesuai sebanyak
20 responden (870) pertumbuhan
kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7
responden (412) dan pertumbuhan
Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah
Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()
Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)
Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)
Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)
24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)
9
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
obesitas didominasi dengan
penyimpangan sebanyak 17 responden
(608) Sehingga dapat diketahui
bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai
motorik kasar perkembangan sesuai
sebanyak 31 responden (456) dengan
pertumbuhan pada anak obesitas
Hasil tersebut menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa tingkat
perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang
sementara untuk perkembangan anak
yang normal lebih cenderung pada
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan sesuai
Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis
diperoleh nilai 2
hitung = 29793 dengan
p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0
ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar antara
pertumbuhan kurang normal dan
obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat
pertumbuhan pada anak obesitas maka
tingkat perkembangan motorik kasar
anak semakin penyimpangan
PEMBAHASAN
Pada penelitian pertumbuhan anak
diatas dari 68 responden 23 responden
(338) mempunyai tingkat pertumbuhan
yang termasuk kategori normal 17
responden (250) mempunyai tingkat
pertumbuhan yang termasuk kategori
kurang dan 28 responden (412)
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Hasil analisis lain pada
perkembangan motorik kasar anak
prasekolah diperoleh 24 responden (353)
mempunyai tingkat motorik kasar yang
termasuk kategori penyimpangan 13
responden (191) mempunyai tingkat
motorik yang termasuk kategori meragukan
dan 31 responden (456) mempunyai
tingkat motorik kasar yang termasuk
kategori perkembangan sesuai dengan anak
normal
Hasil uji Kruskall Walis mengenai
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal
didominasi dengan perkembangan sesuai
sebanyak 20 responden (870)
pertumbuhan kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7 responden
(412) dan pertumbuhan obesitas
didominasi dengan penyimpangan sebanyak
17 responden (608) sehingga semakin
peningkat pertumbuhan anak semakin
meningkat tingkat perkembangan motorik
kasar Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
tingkat perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang sementara
untuk perkembangan anak yang normal
lebih cenderung pada perkembangan
motorik kasar yang termasuk kategori
perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji
Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =
29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa plt 005
maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
Pada penelitian pertumbuhan normal
tingkat perkembangan motorik kasar
sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak
terdapat pertumbuhan normal dengan
10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
perkembangan sesuai sebanyak 20
responden (870) meragukan 2 responden
(87) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (43) dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi 2010)
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
dengan kemampuan motorik baik anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dalam
melakukan aktifitas Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak perkembangan
selanjutnya
Pada penelitian pertumbuhan kurang
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak
Hasil penelitian tersebut terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(235) penyimpangan sebanyak 6
responden (353) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (412) Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi Akibatnya anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak rendah
anak mudah terkena penyakit serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis
data menggunakan uji chi square Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0000
Pertumbuhan obesitas tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan obesitas dengan
perkembangan motorik kasar terdapat
perkembangan sesuai 4 responden (143)
meragukan sebanyak 7 responden (250)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(607) Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan kurang
aktivitas fisik juga menghasilkan
ketidakseimbangan energi dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang Hal tersebut perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana
2011) Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
5
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
pertumbuhan badan yaitu tidak
dapat mencapai berat dan panjang
maksimal perubahan aspek
kejiwaan (memelas cengeng lemah
dan tidak memiliki selera makan)
otot tubuh terlihat lemah serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh
yang baik (Fida dan Maya 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak
terlambat yaitu tidak dapat
mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak
rendah anak mudah terkena
penyakit serta tidak mempunyai
perkembangan tubuh yang baik
karena proses pematangan lebih
lambat dari anak normalnya
(Pudiastuti 2011)
2) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Normal
Untuk perkembangan
motorik yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan
dengan kematangan fungsi
Pengendalian gerak tubuh secara
normal dan cepat yaitu berlari
melompat dan memanjat (Marimbi
2010)
3) Perkembangan Motorik Kasar Pada
Anak Obesitas
Obesitas menyebabkan
kemampuan motorik pada anak
menjadi terganggu Dalam
melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak
menjadi tidak fleksibel dan
terhambat tidak seperti pada anak
dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka
waktu lama dan lambat dalam
melakukan sesuatu (Wati 2011)
Perkembangan motorik kasar yang
lambat dapat disebabkan oleh
beberapa hal Salah satu penyebab
gangguan perkembangan motorik
adalah kelainan tonus otot atau
penyakit neuromuskular (Adriana
2011)
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan
merupakan kuantitatif dengan metode
penelitian non eksperimental dengan
desain penelitian deskriptif komparatif
Teknik pengambilan data penelitian yang
digunakan adalah cross sectional
Populasi dalam penelitian ini adalah
anak prasekolah 3-5 tahun berjumlah 217
orang yang terdiri dari anak obesitas
sebanyak 67 orang anak normal sebanyak
96 orang dan anak yang kurang sebanyak
54 orang
Sampel menggunakan rumusan
besaran sampel Proportional stratified
Random Sampling
Sampel ini berjumlah 68 orang dibagi
menjadi 8 kelas
Instrumen Penelirian
1 Pengukuran pertumbuhan
Mengukur dan menghubungkan
berat badan dan tinggi badan
kemudian penentuan ditentukan
menggunakan grafik NCHS Dengan
memasukan data ke grafik dapat
ditentukan posisi persentilnya
2 Pengukuran perkembangan
Pengukuran perkembangan
motorik kasar pada anak usia
prasekolah (3-5 tahun) menggunakan
lembar observasi KPSP (Kuesioner
Pra Skrening Perkembangan)
Instrumen ini merupakan instrumen
yang sudah baku sehingga tidak perlu
diuji validitas dan relibilitasnya
Analisa Data Analisa bivariat ini dapat dilakukan
dengan uji Kruskal- Wallis
6
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis
Kelamin Anak Prasekolah
Distribusi data tentang jenis kelamin
diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin
responden menunjukan sebagian besar
responden anak prasekolah berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)
Faktor lain yang mempengaruhi
adalah umur ditinjau dari distribusi umur
anak prasekolah menunjukan mayoritas
berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5
tahun) merupakan masa penting untuk
perkembangan intelektual seseorang dan
kondisi yang optimal anak sangat
menentukan tingkat keberhasilan
pendidikannya di usia yang lebih lanjut
Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada
kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya
dan kemampuan ketangkasan pada anak
yang siap menerima (Yus 2011)
Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah
Berdasarkan distribusi data tentang
umur anak prasekolah diketahui bahwa
Karakteristik umur responden menunjukan
sebagian besar dapat diketahui bahwa anak
prasekolah mayoritas berumur 5 tahun
sebanyak 27 anak (397)
Salah satu faktor lingkungan biologis
yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak prasekolah yaitu
jenis kelamin Jenis kelamin anak
prasekolah menunjukan sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38
anak (559) Dimana jenis kelamin akan
mempengaruhi aktivitas bermain anak dan
aktivitas bermain akan mempengaruhi
perkembangan anak Anak laki-laki lebih
cenderung melakukan aktivitas kegiatan
fisik di bandingkan dengan anak
perempuan aktivitas motorik anak
perempuan relatif lebih cepat menurun
(Gracinia 2005)
Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur
Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
No Jenis
Kelamin
Jumlah Persentase
1 Perempuan 30 441
2 Laki-Laki 38 559
Jumlah 68 100
No Umur Jumlah Persentase
1 3 Tahun 6 88
2 35 Tahun 10 147
3 4 Tahun 13 191
4 45 Tahun 12 176
5 5 Tahun 27 397
7
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Hasil distribusi data tentang berat badan
dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan
pada umur diketahui bahwa untuk anak
berumur 3 tahun mayoritas mempunyai
berat badan dengan NCHS gt95 persentil
(50) berat badan anak dengan umur 35
tahun didominasi oleh berat badan dengan
NCHS gt95 persentil (500) berat badan
dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak
dengan berat badan dengan NCHS gt95
persentil (538) berat badan anak dengan
umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS
antara 5-95 persentil (500) dan sebagian
besar anak dengan umur 5 tahun
mempunyai berat badan dengan NCHS gt95
persentil (371) Secara keseluruhan
menunjukkan bahwa sebagian besar berat
badan anak prasekolah dengan NCHS gt95
persentil sebanyak 28 anak (412)
Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
Hasil distribusi data tentang tinggi badan
anak prasekolah berdasarkan pada umur
diketahui bahwa untuk anak berumur 3
tahun mayoritas mempunyai tinggi badan
yang berat dengan NCHS gt95 persentil
(500) tinggi badan anak dengan umur 35
tahun sebagian besar dengan NCHS gt95
persentil (500) anak dengan umur 4
tahun didominasi oleh anak dengan tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (538)
tinggi badan anak dengan umur 45 tahun
mayoritas dengan NCHS antara 5-95
persentil (500) dan sebagian besar anak
dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (371)
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa
sebagian besar tinggi badan anak prasekolah
dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28
anak (412)
Pertumbuhan Anak
Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah
Hasil distribusi pertumbuhan anak
prasekolah diketahui bahwa 338
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori normal 250
No Pertumbuhan Jumlah Persentase
1 Kurang (lt5 persentil) 17 250
2 Normal (5-95 persentil) 23 338
3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412
Jumlah 68 100
8
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori kurang dan 412 anak
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Perkembangan Motorik Kasar
Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan
dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut
Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar
No Motorik Kasar Jumlah Persentase
1 Penyimpangan 24 353
2 Meragukan 13 191
3 Perkembangan Sesuai 31 456
Jumlah 68 100
Hasil distribusi tingkat perkembangan
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa
353 mempunyai tingkat motorik kasar
yang termasuk kategori penyimpangan
191 mempunyai tingkat motorik yang
termasuk kategori meragukan dan 456
anak prasekolah mempunyai tingkat motorik
kasar yang termasuk kategori perkembangan
sesuai Sehingga tingkat perkembangan
motorik kasar didominasi perkembangan
sesuai sebanyak 31 responden (456)
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara
Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas
2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak
Hasil uji perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas diketahui bahwa
pada pertumbuhan normal didominasi
dengan perkembangan sesuai sebanyak
20 responden (870) pertumbuhan
kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7
responden (412) dan pertumbuhan
Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah
Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()
Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)
Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)
Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)
24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)
9
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
obesitas didominasi dengan
penyimpangan sebanyak 17 responden
(608) Sehingga dapat diketahui
bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai
motorik kasar perkembangan sesuai
sebanyak 31 responden (456) dengan
pertumbuhan pada anak obesitas
Hasil tersebut menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa tingkat
perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang
sementara untuk perkembangan anak
yang normal lebih cenderung pada
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan sesuai
Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis
diperoleh nilai 2
hitung = 29793 dengan
p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0
ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar antara
pertumbuhan kurang normal dan
obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat
pertumbuhan pada anak obesitas maka
tingkat perkembangan motorik kasar
anak semakin penyimpangan
PEMBAHASAN
Pada penelitian pertumbuhan anak
diatas dari 68 responden 23 responden
(338) mempunyai tingkat pertumbuhan
yang termasuk kategori normal 17
responden (250) mempunyai tingkat
pertumbuhan yang termasuk kategori
kurang dan 28 responden (412)
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Hasil analisis lain pada
perkembangan motorik kasar anak
prasekolah diperoleh 24 responden (353)
mempunyai tingkat motorik kasar yang
termasuk kategori penyimpangan 13
responden (191) mempunyai tingkat
motorik yang termasuk kategori meragukan
dan 31 responden (456) mempunyai
tingkat motorik kasar yang termasuk
kategori perkembangan sesuai dengan anak
normal
Hasil uji Kruskall Walis mengenai
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal
didominasi dengan perkembangan sesuai
sebanyak 20 responden (870)
pertumbuhan kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7 responden
(412) dan pertumbuhan obesitas
didominasi dengan penyimpangan sebanyak
17 responden (608) sehingga semakin
peningkat pertumbuhan anak semakin
meningkat tingkat perkembangan motorik
kasar Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
tingkat perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang sementara
untuk perkembangan anak yang normal
lebih cenderung pada perkembangan
motorik kasar yang termasuk kategori
perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji
Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =
29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa plt 005
maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
Pada penelitian pertumbuhan normal
tingkat perkembangan motorik kasar
sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak
terdapat pertumbuhan normal dengan
10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
perkembangan sesuai sebanyak 20
responden (870) meragukan 2 responden
(87) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (43) dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi 2010)
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
dengan kemampuan motorik baik anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dalam
melakukan aktifitas Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak perkembangan
selanjutnya
Pada penelitian pertumbuhan kurang
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak
Hasil penelitian tersebut terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(235) penyimpangan sebanyak 6
responden (353) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (412) Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi Akibatnya anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak rendah
anak mudah terkena penyakit serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis
data menggunakan uji chi square Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0000
Pertumbuhan obesitas tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan obesitas dengan
perkembangan motorik kasar terdapat
perkembangan sesuai 4 responden (143)
meragukan sebanyak 7 responden (250)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(607) Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan kurang
aktivitas fisik juga menghasilkan
ketidakseimbangan energi dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang Hal tersebut perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana
2011) Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
6
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin Tabel 41 Distribusi Responden Jenis
Kelamin Anak Prasekolah
Distribusi data tentang jenis kelamin
diketahui bahwa karakteristik jenis kelamin
responden menunjukan sebagian besar
responden anak prasekolah berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 38 anak (559)
Faktor lain yang mempengaruhi
adalah umur ditinjau dari distribusi umur
anak prasekolah menunjukan mayoritas
berumur 5 tahun Usia anak prasekolah (4-5
tahun) merupakan masa penting untuk
perkembangan intelektual seseorang dan
kondisi yang optimal anak sangat
menentukan tingkat keberhasilan
pendidikannya di usia yang lebih lanjut
Pada usia 5 tahun anak lebih tertarik pada
kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisiknya
dan kemampuan ketangkasan pada anak
yang siap menerima (Yus 2011)
Umur Tabel 42 Distribusi Responden Umur Anak Prasekolah
Berdasarkan distribusi data tentang
umur anak prasekolah diketahui bahwa
Karakteristik umur responden menunjukan
sebagian besar dapat diketahui bahwa anak
prasekolah mayoritas berumur 5 tahun
sebanyak 27 anak (397)
Salah satu faktor lingkungan biologis
yang terdapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak prasekolah yaitu
jenis kelamin Jenis kelamin anak
prasekolah menunjukan sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38
anak (559) Dimana jenis kelamin akan
mempengaruhi aktivitas bermain anak dan
aktivitas bermain akan mempengaruhi
perkembangan anak Anak laki-laki lebih
cenderung melakukan aktivitas kegiatan
fisik di bandingkan dengan anak
perempuan aktivitas motorik anak
perempuan relatif lebih cepat menurun
(Gracinia 2005)
Berat Badan NCHS sesuai dengan Umur
Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Berat Badan NCHS (Persentil Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
No Jenis
Kelamin
Jumlah Persentase
1 Perempuan 30 441
2 Laki-Laki 38 559
Jumlah 68 100
No Umur Jumlah Persentase
1 3 Tahun 6 88
2 35 Tahun 10 147
3 4 Tahun 13 191
4 45 Tahun 12 176
5 5 Tahun 27 397
7
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Hasil distribusi data tentang berat badan
dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan
pada umur diketahui bahwa untuk anak
berumur 3 tahun mayoritas mempunyai
berat badan dengan NCHS gt95 persentil
(50) berat badan anak dengan umur 35
tahun didominasi oleh berat badan dengan
NCHS gt95 persentil (500) berat badan
dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak
dengan berat badan dengan NCHS gt95
persentil (538) berat badan anak dengan
umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS
antara 5-95 persentil (500) dan sebagian
besar anak dengan umur 5 tahun
mempunyai berat badan dengan NCHS gt95
persentil (371) Secara keseluruhan
menunjukkan bahwa sebagian besar berat
badan anak prasekolah dengan NCHS gt95
persentil sebanyak 28 anak (412)
Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
Hasil distribusi data tentang tinggi badan
anak prasekolah berdasarkan pada umur
diketahui bahwa untuk anak berumur 3
tahun mayoritas mempunyai tinggi badan
yang berat dengan NCHS gt95 persentil
(500) tinggi badan anak dengan umur 35
tahun sebagian besar dengan NCHS gt95
persentil (500) anak dengan umur 4
tahun didominasi oleh anak dengan tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (538)
tinggi badan anak dengan umur 45 tahun
mayoritas dengan NCHS antara 5-95
persentil (500) dan sebagian besar anak
dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (371)
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa
sebagian besar tinggi badan anak prasekolah
dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28
anak (412)
Pertumbuhan Anak
Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah
Hasil distribusi pertumbuhan anak
prasekolah diketahui bahwa 338
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori normal 250
No Pertumbuhan Jumlah Persentase
1 Kurang (lt5 persentil) 17 250
2 Normal (5-95 persentil) 23 338
3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412
Jumlah 68 100
8
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori kurang dan 412 anak
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Perkembangan Motorik Kasar
Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan
dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut
Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar
No Motorik Kasar Jumlah Persentase
1 Penyimpangan 24 353
2 Meragukan 13 191
3 Perkembangan Sesuai 31 456
Jumlah 68 100
Hasil distribusi tingkat perkembangan
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa
353 mempunyai tingkat motorik kasar
yang termasuk kategori penyimpangan
191 mempunyai tingkat motorik yang
termasuk kategori meragukan dan 456
anak prasekolah mempunyai tingkat motorik
kasar yang termasuk kategori perkembangan
sesuai Sehingga tingkat perkembangan
motorik kasar didominasi perkembangan
sesuai sebanyak 31 responden (456)
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara
Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas
2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak
Hasil uji perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas diketahui bahwa
pada pertumbuhan normal didominasi
dengan perkembangan sesuai sebanyak
20 responden (870) pertumbuhan
kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7
responden (412) dan pertumbuhan
Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah
Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()
Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)
Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)
Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)
24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)
9
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
obesitas didominasi dengan
penyimpangan sebanyak 17 responden
(608) Sehingga dapat diketahui
bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai
motorik kasar perkembangan sesuai
sebanyak 31 responden (456) dengan
pertumbuhan pada anak obesitas
Hasil tersebut menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa tingkat
perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang
sementara untuk perkembangan anak
yang normal lebih cenderung pada
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan sesuai
Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis
diperoleh nilai 2
hitung = 29793 dengan
p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0
ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar antara
pertumbuhan kurang normal dan
obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat
pertumbuhan pada anak obesitas maka
tingkat perkembangan motorik kasar
anak semakin penyimpangan
PEMBAHASAN
Pada penelitian pertumbuhan anak
diatas dari 68 responden 23 responden
(338) mempunyai tingkat pertumbuhan
yang termasuk kategori normal 17
responden (250) mempunyai tingkat
pertumbuhan yang termasuk kategori
kurang dan 28 responden (412)
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Hasil analisis lain pada
perkembangan motorik kasar anak
prasekolah diperoleh 24 responden (353)
mempunyai tingkat motorik kasar yang
termasuk kategori penyimpangan 13
responden (191) mempunyai tingkat
motorik yang termasuk kategori meragukan
dan 31 responden (456) mempunyai
tingkat motorik kasar yang termasuk
kategori perkembangan sesuai dengan anak
normal
Hasil uji Kruskall Walis mengenai
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal
didominasi dengan perkembangan sesuai
sebanyak 20 responden (870)
pertumbuhan kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7 responden
(412) dan pertumbuhan obesitas
didominasi dengan penyimpangan sebanyak
17 responden (608) sehingga semakin
peningkat pertumbuhan anak semakin
meningkat tingkat perkembangan motorik
kasar Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
tingkat perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang sementara
untuk perkembangan anak yang normal
lebih cenderung pada perkembangan
motorik kasar yang termasuk kategori
perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji
Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =
29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa plt 005
maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
Pada penelitian pertumbuhan normal
tingkat perkembangan motorik kasar
sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak
terdapat pertumbuhan normal dengan
10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
perkembangan sesuai sebanyak 20
responden (870) meragukan 2 responden
(87) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (43) dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi 2010)
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
dengan kemampuan motorik baik anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dalam
melakukan aktifitas Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak perkembangan
selanjutnya
Pada penelitian pertumbuhan kurang
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak
Hasil penelitian tersebut terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(235) penyimpangan sebanyak 6
responden (353) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (412) Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi Akibatnya anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak rendah
anak mudah terkena penyakit serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis
data menggunakan uji chi square Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0000
Pertumbuhan obesitas tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan obesitas dengan
perkembangan motorik kasar terdapat
perkembangan sesuai 4 responden (143)
meragukan sebanyak 7 responden (250)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(607) Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan kurang
aktivitas fisik juga menghasilkan
ketidakseimbangan energi dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang Hal tersebut perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana
2011) Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
7
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Hasil distribusi data tentang berat badan
dengan NCHS anak prasekolah berdasarkan
pada umur diketahui bahwa untuk anak
berumur 3 tahun mayoritas mempunyai
berat badan dengan NCHS gt95 persentil
(50) berat badan anak dengan umur 35
tahun didominasi oleh berat badan dengan
NCHS gt95 persentil (500) berat badan
dengan umur 4 tahun didominasi oleh anak
dengan berat badan dengan NCHS gt95
persentil (538) berat badan anak dengan
umur 45 tahun mayoritas dengan NCHS
antara 5-95 persentil (500) dan sebagian
besar anak dengan umur 5 tahun
mempunyai berat badan dengan NCHS gt95
persentil (371) Secara keseluruhan
menunjukkan bahwa sebagian besar berat
badan anak prasekolah dengan NCHS gt95
persentil sebanyak 28 anak (412)
Tinggi Badan NCHS sesuai dengan Umur Tabel 44 Distribusi Responden Tinggi Badan NCHS berdasarkan Umur
Umur
Tinggi Badan NCHS (Persentil) Jumlah
Persentase lt 5
Persentase
5-95
Persentase
gt 95
persentase
3 Tahun 1 (167) 2 (333) 3 (500) 6 (100)
35 Tahun 1 (167) 4 (400) 5 (500) 10 (100)
4 Tahun 3 (231) 3 (231) 7 (538) 13 (100)
45 Tahun 3 (250) 6 (500) 3 (250) 12 (100)
5 Tahun 9 (333) 8 (296) 10 (371) 27 (100)
Jumlah 17 (250) 23 (338) 28 (412) 68 (100)
Hasil distribusi data tentang tinggi badan
anak prasekolah berdasarkan pada umur
diketahui bahwa untuk anak berumur 3
tahun mayoritas mempunyai tinggi badan
yang berat dengan NCHS gt95 persentil
(500) tinggi badan anak dengan umur 35
tahun sebagian besar dengan NCHS gt95
persentil (500) anak dengan umur 4
tahun didominasi oleh anak dengan tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (538)
tinggi badan anak dengan umur 45 tahun
mayoritas dengan NCHS antara 5-95
persentil (500) dan sebagian besar anak
dengan umur 5 tahun mempunyai tinggi
badan dengan NCHS gt95 persentil (371)
Secara keseluruhan menunjukkan bahwa
sebagian besar tinggi badan anak prasekolah
dengan NCHS gt95 persentil sebanyak 28
anak (412)
Pertumbuhan Anak
Berdasarkan distribusi pertumbuhan anak prasekolah dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu kurang normal dan obesitas Hasil distribusi pertumbuhan anak sebagai berikut Tabel 45 Distribusi Responden Pertumbuhan Anak Prasekolah
Hasil distribusi pertumbuhan anak
prasekolah diketahui bahwa 338
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori normal 250
No Pertumbuhan Jumlah Persentase
1 Kurang (lt5 persentil) 17 250
2 Normal (5-95 persentil) 23 338
3 Obesitas (gt95 persentil) 28 412
Jumlah 68 100
8
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori kurang dan 412 anak
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Perkembangan Motorik Kasar
Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan
dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut
Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar
No Motorik Kasar Jumlah Persentase
1 Penyimpangan 24 353
2 Meragukan 13 191
3 Perkembangan Sesuai 31 456
Jumlah 68 100
Hasil distribusi tingkat perkembangan
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa
353 mempunyai tingkat motorik kasar
yang termasuk kategori penyimpangan
191 mempunyai tingkat motorik yang
termasuk kategori meragukan dan 456
anak prasekolah mempunyai tingkat motorik
kasar yang termasuk kategori perkembangan
sesuai Sehingga tingkat perkembangan
motorik kasar didominasi perkembangan
sesuai sebanyak 31 responden (456)
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara
Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas
2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak
Hasil uji perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas diketahui bahwa
pada pertumbuhan normal didominasi
dengan perkembangan sesuai sebanyak
20 responden (870) pertumbuhan
kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7
responden (412) dan pertumbuhan
Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah
Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()
Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)
Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)
Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)
24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)
9
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
obesitas didominasi dengan
penyimpangan sebanyak 17 responden
(608) Sehingga dapat diketahui
bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai
motorik kasar perkembangan sesuai
sebanyak 31 responden (456) dengan
pertumbuhan pada anak obesitas
Hasil tersebut menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa tingkat
perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang
sementara untuk perkembangan anak
yang normal lebih cenderung pada
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan sesuai
Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis
diperoleh nilai 2
hitung = 29793 dengan
p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0
ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar antara
pertumbuhan kurang normal dan
obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat
pertumbuhan pada anak obesitas maka
tingkat perkembangan motorik kasar
anak semakin penyimpangan
PEMBAHASAN
Pada penelitian pertumbuhan anak
diatas dari 68 responden 23 responden
(338) mempunyai tingkat pertumbuhan
yang termasuk kategori normal 17
responden (250) mempunyai tingkat
pertumbuhan yang termasuk kategori
kurang dan 28 responden (412)
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Hasil analisis lain pada
perkembangan motorik kasar anak
prasekolah diperoleh 24 responden (353)
mempunyai tingkat motorik kasar yang
termasuk kategori penyimpangan 13
responden (191) mempunyai tingkat
motorik yang termasuk kategori meragukan
dan 31 responden (456) mempunyai
tingkat motorik kasar yang termasuk
kategori perkembangan sesuai dengan anak
normal
Hasil uji Kruskall Walis mengenai
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal
didominasi dengan perkembangan sesuai
sebanyak 20 responden (870)
pertumbuhan kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7 responden
(412) dan pertumbuhan obesitas
didominasi dengan penyimpangan sebanyak
17 responden (608) sehingga semakin
peningkat pertumbuhan anak semakin
meningkat tingkat perkembangan motorik
kasar Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
tingkat perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang sementara
untuk perkembangan anak yang normal
lebih cenderung pada perkembangan
motorik kasar yang termasuk kategori
perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji
Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =
29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa plt 005
maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
Pada penelitian pertumbuhan normal
tingkat perkembangan motorik kasar
sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak
terdapat pertumbuhan normal dengan
10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
perkembangan sesuai sebanyak 20
responden (870) meragukan 2 responden
(87) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (43) dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi 2010)
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
dengan kemampuan motorik baik anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dalam
melakukan aktifitas Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak perkembangan
selanjutnya
Pada penelitian pertumbuhan kurang
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak
Hasil penelitian tersebut terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(235) penyimpangan sebanyak 6
responden (353) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (412) Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi Akibatnya anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak rendah
anak mudah terkena penyakit serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis
data menggunakan uji chi square Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0000
Pertumbuhan obesitas tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan obesitas dengan
perkembangan motorik kasar terdapat
perkembangan sesuai 4 responden (143)
meragukan sebanyak 7 responden (250)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(607) Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan kurang
aktivitas fisik juga menghasilkan
ketidakseimbangan energi dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang Hal tersebut perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana
2011) Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
8
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori kurang dan 412 anak
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui bahwa
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta mayoritas
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Perkembangan Motorik Kasar
Berdasarkan distribusi tingkat perkembangan anak prasekolah yang disesuaikan
dengan penilaian KPSP adalah sebagai berikut
Tabel 46 Distribusi Responden Perkembangan Motorik Kasar
No Motorik Kasar Jumlah Persentase
1 Penyimpangan 24 353
2 Meragukan 13 191
3 Perkembangan Sesuai 31 456
Jumlah 68 100
Hasil distribusi tingkat perkembangan
anak prasekolah di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta diketahui bahwa
353 mempunyai tingkat motorik kasar
yang termasuk kategori penyimpangan
191 mempunyai tingkat motorik yang
termasuk kategori meragukan dan 456
anak prasekolah mempunyai tingkat motorik
kasar yang termasuk kategori perkembangan
sesuai Sehingga tingkat perkembangan
motorik kasar didominasi perkembangan
sesuai sebanyak 31 responden (456)
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis Kruskall Walis Tabel 47 Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Prasekolah antara
Pertumbuhan Kurang Normal dan Obesitas
2hitung = 29793 p= 0000 H0 ditolak
Hasil uji perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas diketahui bahwa
pada pertumbuhan normal didominasi
dengan perkembangan sesuai sebanyak
20 responden (870) pertumbuhan
kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7
responden (412) dan pertumbuhan
Pertumbuhan Perkembangan Motorik Kasar Jumlah
Penyimpangan () Meragukan () Sesuai () ()
Normal 1 (43) 2 (87) 20 (870) 23 (100)
Kurang 6 (353) 4 (235) 7 (412) 17 (100)
Obesitas 17 (608) 7 (250) 4 (143) 28 (100)
24 (353) 13 (191) 31 (456) 68 (100)
9
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
obesitas didominasi dengan
penyimpangan sebanyak 17 responden
(608) Sehingga dapat diketahui
bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai
motorik kasar perkembangan sesuai
sebanyak 31 responden (456) dengan
pertumbuhan pada anak obesitas
Hasil tersebut menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa tingkat
perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang
sementara untuk perkembangan anak
yang normal lebih cenderung pada
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan sesuai
Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis
diperoleh nilai 2
hitung = 29793 dengan
p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0
ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar antara
pertumbuhan kurang normal dan
obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat
pertumbuhan pada anak obesitas maka
tingkat perkembangan motorik kasar
anak semakin penyimpangan
PEMBAHASAN
Pada penelitian pertumbuhan anak
diatas dari 68 responden 23 responden
(338) mempunyai tingkat pertumbuhan
yang termasuk kategori normal 17
responden (250) mempunyai tingkat
pertumbuhan yang termasuk kategori
kurang dan 28 responden (412)
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Hasil analisis lain pada
perkembangan motorik kasar anak
prasekolah diperoleh 24 responden (353)
mempunyai tingkat motorik kasar yang
termasuk kategori penyimpangan 13
responden (191) mempunyai tingkat
motorik yang termasuk kategori meragukan
dan 31 responden (456) mempunyai
tingkat motorik kasar yang termasuk
kategori perkembangan sesuai dengan anak
normal
Hasil uji Kruskall Walis mengenai
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal
didominasi dengan perkembangan sesuai
sebanyak 20 responden (870)
pertumbuhan kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7 responden
(412) dan pertumbuhan obesitas
didominasi dengan penyimpangan sebanyak
17 responden (608) sehingga semakin
peningkat pertumbuhan anak semakin
meningkat tingkat perkembangan motorik
kasar Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
tingkat perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang sementara
untuk perkembangan anak yang normal
lebih cenderung pada perkembangan
motorik kasar yang termasuk kategori
perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji
Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =
29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa plt 005
maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
Pada penelitian pertumbuhan normal
tingkat perkembangan motorik kasar
sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak
terdapat pertumbuhan normal dengan
10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
perkembangan sesuai sebanyak 20
responden (870) meragukan 2 responden
(87) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (43) dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi 2010)
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
dengan kemampuan motorik baik anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dalam
melakukan aktifitas Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak perkembangan
selanjutnya
Pada penelitian pertumbuhan kurang
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak
Hasil penelitian tersebut terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(235) penyimpangan sebanyak 6
responden (353) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (412) Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi Akibatnya anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak rendah
anak mudah terkena penyakit serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis
data menggunakan uji chi square Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0000
Pertumbuhan obesitas tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan obesitas dengan
perkembangan motorik kasar terdapat
perkembangan sesuai 4 responden (143)
meragukan sebanyak 7 responden (250)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(607) Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan kurang
aktivitas fisik juga menghasilkan
ketidakseimbangan energi dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang Hal tersebut perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana
2011) Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
9
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
obesitas didominasi dengan
penyimpangan sebanyak 17 responden
(608) Sehingga dapat diketahui
bahwa di Taman Kanak Kanak (TK) Al
Firdaus Surakarta mayoritas mempunyai
motorik kasar perkembangan sesuai
sebanyak 31 responden (456) dengan
pertumbuhan pada anak obesitas
Hasil tersebut menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa tingkat
perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang
sementara untuk perkembangan anak
yang normal lebih cenderung pada
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan sesuai
Berdasarkan hasil uji Kruskall Walis
diperoleh nilai 2
hitung = 29793 dengan
p= 0000 Oleh karena hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p lt 005 maka H0
ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar antara
pertumbuhan kurang normal dan
obesitas di Taman Kanak Kanak (TK)
Al Firdaus Surakarta Semakin tingkat
pertumbuhan pada anak obesitas maka
tingkat perkembangan motorik kasar
anak semakin penyimpangan
PEMBAHASAN
Pada penelitian pertumbuhan anak
diatas dari 68 responden 23 responden
(338) mempunyai tingkat pertumbuhan
yang termasuk kategori normal 17
responden (250) mempunyai tingkat
pertumbuhan yang termasuk kategori
kurang dan 28 responden (412)
mempunyai tingkat pertumbuhan kategori
obesitas Sehingga dapat diketahui
mempunyai tingkat pertumbuhan yang
termasuk kategori obesitas sebanyak 28
anak (412)
Hasil analisis lain pada
perkembangan motorik kasar anak
prasekolah diperoleh 24 responden (353)
mempunyai tingkat motorik kasar yang
termasuk kategori penyimpangan 13
responden (191) mempunyai tingkat
motorik yang termasuk kategori meragukan
dan 31 responden (456) mempunyai
tingkat motorik kasar yang termasuk
kategori perkembangan sesuai dengan anak
normal
Hasil uji Kruskall Walis mengenai
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
diperoleh bahwa pada pertumbuhan normal
didominasi dengan perkembangan sesuai
sebanyak 20 responden (870)
pertumbuhan kurang didominasi dengan
perkembangan sesuai sebanyak 7 responden
(412) dan pertumbuhan obesitas
didominasi dengan penyimpangan sebanyak
17 responden (608) sehingga semakin
peningkat pertumbuhan anak semakin
meningkat tingkat perkembangan motorik
kasar Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa
tingkat perkembangan obesitas mempunyai
keterkaitan dengan motorik kasar yang
termasuk kategori menyimpang sementara
untuk perkembangan anak yang normal
lebih cenderung pada perkembangan
motorik kasar yang termasuk kategori
perkembangan sesuai Berdasarkan hasil uji
Kruskall Walis diperoleh nilai 2hitung =
29793 dengan p= 0000 Oleh karena hasil
perhitungan menunjukkan bahwa plt 005
maka H0 ditolak artinya terdapat perbedaan
perkembangan motorik kasar pada anak
prasekolah antara pertumbuhan kurang
normal dan obesitas di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
Pada penelitian pertumbuhan normal
tingkat perkembangan motorik kasar
sebanyak 23 anak Hasil penelitian banyak
terdapat pertumbuhan normal dengan
10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
perkembangan sesuai sebanyak 20
responden (870) meragukan 2 responden
(87) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (43) dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi 2010)
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
dengan kemampuan motorik baik anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dalam
melakukan aktifitas Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak perkembangan
selanjutnya
Pada penelitian pertumbuhan kurang
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak
Hasil penelitian tersebut terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(235) penyimpangan sebanyak 6
responden (353) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (412) Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi Akibatnya anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak rendah
anak mudah terkena penyakit serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis
data menggunakan uji chi square Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0000
Pertumbuhan obesitas tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan obesitas dengan
perkembangan motorik kasar terdapat
perkembangan sesuai 4 responden (143)
meragukan sebanyak 7 responden (250)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(607) Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan kurang
aktivitas fisik juga menghasilkan
ketidakseimbangan energi dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang Hal tersebut perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana
2011) Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
10
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
perkembangan sesuai sebanyak 20
responden (870) meragukan 2 responden
(87) dan penyimpangan hanya ada 1
responden (43) dimana perkembangan
motorik kasar yang normal diperlukan
pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan
kematangan fungsi dan juga pengendalian
gerak tubuh secara normal dan cepat
(Marimbi 2010)
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
dengan kemampuan motorik baik anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dalam
melakukan aktifitas Sehingga
perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayanya
sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak perkembangan
selanjutnya
Pada penelitian pertumbuhan kurang
tingkat perkembangan motorik kasar pada
pertumbuhan kurang sebanyak 17 anak
Hasil penelitian tersebut terdapat
pertumbuhan kurang dengan motorik kasar
yang meragukan sebanyak 4 responden
(235) penyimpangan sebanyak 6
responden (353) dan pada perkembangan
sesuai terdapat 7 responden (412) Hal
tersebut dikarenakan status gizi dan asupan
nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap
kemampuan motorik anak Pada keadaan
kurang energi dan protein (KEP) anak
menjadi tidak aktif apatis pasif dan tidak
mampu berkonsentrasi Akibatnya anak
dalam melakukan aktifitas fisik hanya
sebentar saja karena mudah cepat capek di
bandingan anak normal lainnya (Marmi dan
Rahardjo 2012)
Kurang gizi dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan anak terlambat yaitu
tidak dapat mencapai berat dan panjang
maksimal daya tahan tubuh anak rendah
anak mudah terkena penyakit serta tidak
mempunyai perkembangan tubuh yang baik
(Pudiastuti 2011) Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Ulya (2012) berjudul Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik
Kasar Anak Usia 3- 4 Tahun Di Posyandu
Mukti Asih Genuksari Semarang Analisis
data menggunakan uji chi square Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara status gizi
anak dengan perkembangan motorik kasar
pada anak di Posyandu Mukti Asih
Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p
sebesar 0000
Pertumbuhan obesitas tingkat
perkembangan motorik kasar sebanyak 28
anak Hasil penelitian tersebut pada
pertumbuhan obesitas dengan
perkembangan motorik kasar terdapat
perkembangan sesuai 4 responden (143)
meragukan sebanyak 7 responden (250)
dan penyimpangan sebanyak 17 responden
(607) Dimana perkembangan motorik
kasar didominasi penyimpangan pada anak
obesitas karena usia prasekolah nafsu
makan yang makin meningkat tanpa disertai
aktivitas fisik yang sepadan kurang
aktivitas fisik juga menghasilkan
ketidakseimbangan energi dan
menyebabkan berat badan naik atau obesitas
(Pietrobelli dan Steinbeck 2004)
Pada penelitian sebelumnya hampir
sama persis hasil penelitian hanya saja
berbeda variabel yang dilakukan oleh Wati
(2008) berjudul Kemampuan Motorik Kasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) Penderita
Obesitas Di Kota Yogyakarta Hasil
penelitian siswa yang menderita obesitas
berat mempunyai kemampuan motorik kasar
yang kurang Hal tersebut perkembangan
motorik kasar didominasi pada anak
obesitas yang mengalami penyimpangan
Perkembangan motorik yang lambat
dapat disebabkan oleh beberapa hal Salah
satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot
atau penyakit neuromuskular (Andriana
2011) Obesitas menyebabkan kemampuan
motorik pada anak menjadi terganggu
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
11
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
Dalam melakukan aktivitas anak lebih
cepat merasa capek gerak anak menjadi
tidak fleksibel dan terhambat tidak seperti
pada anak dengan berart badan normal
Sehingga cenderung anak tidak kuat
melakukan aktivitas dalam jangka waktu
lama dan lambat dalam melakukan sesuatu
(Wati 2011)
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara
tinggi dan berat badan sehingga tinggi
badan sangat mempengaruhi berat badan
Penelitian dari diperoleh data berat badan
dan tinggi badan mayoritas dari grafik
NCHS gt95 persentil sebanyak 28 anak
(412) Menurut Marmi dan Rahardjo
(2012) pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari tinggi badan dan
proporsi (keseimbangan) berat badan dan
tinggi badan maka akan terlihat pada grafik
pertumbuhan status berat badan ideal anak
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibandingkan perempuan pada
usia 2-15 tahun karena jumlah tulang dan
ototnya lebih banyak akan tetapi jenis
kelamin bagi anak 0-1 tahun belum
menunjukan perbedaan yang nyata karena
sistem hormonalnya belum tumbuh dengan
baik
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
perbedaan perkembangan motorik kasar
pada anak prasekolah antara pertumbuhan
kurang normal dan obesitas di Taman
Kanak Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
dapat ditarik simpulan sebagai berikut
1 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
mempunyai tingkat pertumbuhan
terbanyak kategori obesitas
2 Anak prasekolah di Taman Kanak
Kanak (TK) Al Firdaus Surakarta
sebagian besar mempunyai
perkembangan motorik kasar yang
termasuk kategori perkembangan
sesuai
3 Terdapat perbedaan perkembangan
motorik kasar pada anak prasekolah
antara pertumbuhan kurang normal
dan obesitas di Taman Kanak Kanak
(TK) Al Firdaus Surakarta (p lt 005)
Saran
1 Bagi orang tua diharapkan
memperhatikan secara seksama terhadap
perkembangan dan pertumbuhan anak
dengan cara 6 bulan sekali menimbang
dan mengukur badan anak agar anak
tidak terjadi gagal tumbuh atau
penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan
2 Bagi bidang kesehatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan utama terhadap penanganan
obesitas dan kurang gizi pada anak dan
peningkatan gerak motorik kasar pada
anak prasekolah
3 Bagi penelitian berikutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
referensi untuk melakukan penelitian
sejenis
DAFTAR PUSTAKA
1 Adriana D (2011) Tumbuh Kembang
amp Terapi Bermain Pada Anak Jakarta
Penerbitan Salemba Medika
2 Ariyanti F Edia L amp Noory K
(2007) Diary Tumbuh Kembang Anak
Bandung Read Publishing House
3 Febry K D amp Marendra Z (2010)
Smart Parents Pandai Mengatur Menu
amp Tanggap Saat Anak Sakit Jakarta
Gagas Media
4 Fida amp Maya (2012) Pengantar Ilmu
kesehatan Anak Jogyakarta D-Medika
5 Gracinia J (2005) Ajari Aku Solusi
Praktis Untuk 30 Perilaku Anak Yang
Menjengkelkan Jakarta PT Elex Media
Komputindo Gramedia
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS
12
Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Prasekolah Antara Pertumbuhan
Kurang Normal Dan Obesitas Di Taman Kanak Kanak (Tk) Al Firdaus Surakarta
(Ajeng Syahriani)
6 Hidayat AAA (2008) Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak Jakarta Salemba
Medika
7 Marmi amp Rahardjo K (2012) Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah Yogyakarta Pustaka
Belajar
8 Marimbi H (2010) Tumbuh Kembang
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita Yogyakarta Nuha Medika
9 Papalia DE Oldy SWamp Feldman
RD (2009) Human Developmen
Perekembangan Manusia Jakarta
Salemba Humanika
10 Pietrobelli A amp Steinbeck KS (2004)
Obesitas Pediatri Jurnal Internasional
Obesitas 28 2-3 DOI
101038sjijo080255 Pediatric Unit
Verona University Medical School di
Verona Italia
11 Pudiastuti RD (2011) Waspada
Penyakit Pada Anak Jakarta PT Indeks
12 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010
Makin Banyak Anak Indonesia yang
Obesitashttpmetrotvnewscomreadn
ews2012031084532Makin-Banyak-
Anak-Indonesia-yang-Obesitas11
(Diakses 3 Desember 2012)
13 Suranto A (2010) Jangan Panik
Bunda Jakarta Penebar Plus
14 Ulya Maslachatul (2012) Hubungan
status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia 3- 4 tahun di
Posyandu Mukti Asih Genuksari
Semarang httpjtptunimus-gdl-
maslachatu-6591-1-abstrak (Diakses 6
Maret 2013)
15 Wati Isti Dwi P (2008) Kemampuan
Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar
Penderita Obesitas Di Kota Yogyakarta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol8
No2Oktober 2011 87-92
httpetdugmacidjurnal
indexphpmod=penelitian_detailampsub
=PenelitianDetailampact=viewamptyp=htm
lampbuku_id=37839ampobyek_id=4
(Diakses 1 Oktober 2012)
16 Wong DL (2004) Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric Edisi 4 Buku
Kedokteran Jakarta EGC
17 Yus A (2011) Penilaian
Perkembangan Belajar Anak Taman
Kanak-Kanak Jakarta Kencana
Ajeng Syahriani Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS
Irdawati S KepNs M Si Med
Staff pengajar FIK UMS
Dian Hudiyawati SKep Ns Staff
pengajar FIK UMS