peringkat matematika
-
Upload
khusnul-khotimah -
Category
Documents
-
view
220 -
download
4
description
Transcript of peringkat matematika
Peringkat Kemampuan Matematika Siswa di Dunia
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu ilmu yang kita jumpai dari taman kanak-kanak
hingga perguruan tinggi. Matematika sangat erat hubungannya dengan
perhitungan dan analisis. Matematika juga merupakan ilmu yang ada di seluruh
negara. Matematika dianggap sebagai ilmu yang sangat rumit dan sulit, sehingga
tak heran jika tidak sedikit siswa memiliki kemampuan yang rendah terhadap
bidang ini, contohnya saja Indonesia. Banyak siswa yang memiliki kemampuan
yang rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal ini mungkin terjadi akibat
kurangnya fasilitas belajar dan tenaga didik.
Oleh karena itu, penulis mencoba menyusun sebuah esai yang berjudul
“Peringkat Kemampuan Matematika Siswa di Dunia”, yang diharapkan mampu
memberikan motivasi bagi negara-negara yang memiliki kemampuan matematika
rendah untuk lebih meningkatkan prestasinya seperti negara-negara yang sudah
memiliki kemampuan yang tinggi.
B. Pembahasan
Program for International Student Assessment (PISA) di bawah Organization
Economic Cooperation and Development (OECD) mengadakan survei tentang
kemampuan siswa dan sistem pendidikan. PISA menggelar survei ini sejak tahun
2000 dan rutin melakukan survei tiap 3 tahun sekali. Terakhir, survei PISA tahun
2012 lalu yang baru dirilis awal pekan Desember 2013. Survei ini melibatkan
responden 510 ribu pelajar berusia 15-16 tahun dari 65 negara dunia yang
mewakili populasi 28 juta siswa berusia 15-16 tahun di dunia serta 80 persen
ekonomi global.
Ada 3 kemampuan siswa yang dinilai dalam survei ini, yakni kemampuan
matematika, kemampuan membaca dan kemampuan ilmiah (sains) yang
mencerminkan sistem pendidikan di negara masing-masing. Selain itu mereka
juga ditanya motivasi dan kepercayaannya atas sekolah dan pendidikan yang
mereka jalani.
Para siswa diuji dengan tes di atas kertas yang berlangsung 2 jam. Tes adalah
campuran dari pertanyaan-pertanyaan terbuka dan pilihan ganda yang terorganisir
dalam kelompok berdasarkan suatu bagian dari kehidupan nyata. Kepala sekolah
siswa yang dijadikan sampel responden juga menjawab kuesioner untuk
memberikan informasi tentang latar belakang siswa, sekolah dan pengalaman
belajar dan tentang sistem sekolah yang lebih luas dan pembelajaran lingkungan.
Temuan menarik dari mayoritas negara yang disurvei, sejak PISA melakukan
survei ini lebih dari 10 tahun lalu, kemampuan matematika siswa tidak
meningkat. Sekitar 60% dari 65 negara yang berpartisipasi dari survei
sebelumnya menunjukkan kemampuan matematika siswa dalam tingkat yang
sama atau lebih buruk dari survei 2012 ini. Sedikitnya sepertiga dari semua
responden ini bahkan memiliki kemampuan terendah dari matematika.
Dari survei itu berikut 5 negara teratas dan 5 negara terbawah dalam kemampuan
matematika siswa.
1. Shanghai
Kota di China berpenduduk 23 juta orang ini menduduki peringkat pertama
dalam survei PISA 2012. Kemampuan siswa-siswa di Shanghai ini di atas
rata-rata untuk anak berusia 15 tahun di bidang matematika, sains dan
membaca. Shanghai juga menduduki peringkat yang sama untuk survei PISA
2009.
Shanghai memperoleh nilai 630 dalam bidang matematika, 570 dalam bidang
membaca dan 580 dalam bidang sains. Kemampuan siswa di Shanghai ini
bahkan di atas siswa-siswa seperti AS, Jerman dan Inggris.
Menurut Deputi Direktur Pendidikan OECD, Andreas Schleicher, para siswa
di Shanghai memiliki keinginan dan kepercayaan kuat untuk mencapai
keinginan mereka.
"Di China dan Shanghai, Anda akan mendengar 9 dari 10 siswa mengatakan,
'Itu tergantung saya. Jika saya tak menanamkan usaha keras, guru saya akan
membantu saya sukses'" kata Schleicher kepada CNN.
2. Singapura
Singapura menduduki peringkat kedua kemampuan siswa dalam bidang
matematika (573), setelah Shanghai dan peringkat ketiga dalam kemampuan
membaca (542) dan sains (541).
Ujian ini mengukur pengetahuan siswa dalam 3 bidang itu dan kemampuan
mereka untuk mengaplikasikan apa yang sudah mereka pelajari dalam situasi
baru.
3. Hong Kong
Kota pelabuhan dan perdagangan Hong Kong berada di peringkat ketiga
untuk kemampuan siswa di bidang matematika dengan skor 561, dan
peringkat kedua dalam kemampuan membaca dan sains dengan skor 545 dan
555.
4. Taiwan
Siswa-siswa Taiwan menduduki peringkat keempat dalam kemampuan
matematika dengan skor 560, urutan ke 7 dalam kemampuan membaca
dengan skor 523, dan urutan ke-13 dalam kemampuan sains dengan skor 523.
5. Korea Selatan
Siswa Korsel ini menduduki peringkat ke-5 dalam kemampuan matematika
dengan skor 554, peringkat keempat dalam kemampuan membaca dan sains
dengan skor 536 dan 538. Siswa di Korsel ini didapati jarang terlambat atau
membolos ke sekolah.
6. Yordania
Yordania menduduki peringkat ke-61 dari 65 negara di dunia dalam
kemampuan siswa di bidang matematika dengan skor 386, dan kemampuan
membaca 399 dan kemampuan sains 409.
7. Kolombia
Kolombia menempati peringkat ke-62 atau keempat dari bawah dari 65 negara
terkait kemampuan matematika siswa dengan skor 376. Dalam bidang
matematika, 1 dari 4 siswa memiliki tingkat kemampuan yang 'dianggap perlu
untuk berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat modern' menurut OECD.
Sedangkan kemampuan membaca mendapatkan skor 403 dan kemampuan
sains 399.
8. Qatar
Meski menjadi negara penghasil minyak, ternyata kemampuan matematika
siswa di negara ini menduduki peringkat 63 dari 65 negara alias ketiga
terbawah dengan skor, 376. Kemampuan membaca mendapat skor 388 dan
kemampuan sains 384.
Dalam kemampuan matematika, Qatar termasuk dari sedikit negara di mana
para siswi memiliki kemampuan lebih tinggi dibanding siswa.
9. Indonesia
Kemampuan matematika siswa-siswi di Indonesia menduduki peringkat 64
dari 65 negara alias kedua dari bawah dengan skor 375. Kurang dari 1 persen
siswa Indonesia yang memiliki kemampuan bagus di bidang matematika.
Di bidang kemampuan membaca, Indonesia mendapatkan skor 396 dan di
bidang kemampuan sains mendapatkan skor 382.
Namun demikian siswa-siswi di Indonesia memiliki persentase tertinggi
ketika PISA-OECD juga bertanya kepada mereka tentang 'bersahabat di
sekolah' dan 'merasa bahagia di sekolah'. Para siswa diminta memilih dari
'setuju', 'sangat setuju', 'tidak setuju' dan 'sangat tidak setuju'.
Sekitar 96% siswa Indonesia menyatakan 'sangat setuju' untuk 'bersahabat di
sekolah' dan 'merasa bahagia' di sekolah. Hal ini menobatkan Indonesia
sebagai negara dengan siswa-siswi paling berbahagia di sekolah.
10. Peru
Peru mendapatkan peringkat bontot dari 65 negara atas kemampuan
matematika siswa dengan skor 368. Kemampuan membaca siswa Peru
mendapatkan skor 384 dan kemampuan sains mendapatkan skor 373.
Namun persentase siswa yang bahagia di sekolah negara Peru tidak beda jauh
dengan Indonesia, yakni 94 persen yang sangat setuju untuk pertanyaan
'bahagia di sekolah'.