peringkat matematika

9
Peringkat Kemampuan Matematika Siswa di Dunia A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang kita jumpai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Matematika sangat erat hubungannya dengan perhitungan dan analisis. Matematika juga merupakan ilmu yang ada di seluruh negara. Matematika dianggap sebagai ilmu yang sangat rumit dan sulit, sehingga tak heran jika tidak sedikit siswa memiliki kemampuan yang rendah terhadap bidang ini, contohnya saja Indonesia. Banyak siswa yang memiliki kemampuan yang rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal ini mungkin terjadi akibat kurangnya fasilitas belajar dan tenaga didik. Oleh karena itu, penulis mencoba menyusun sebuah esai yang berjudul “Peringkat Kemampuan Matematika Siswa di Dunia”,

description

menjelaskan tentang peringkat matematika di dunia

Transcript of peringkat matematika

Page 1: peringkat matematika

Peringkat Kemampuan Matematika Siswa di Dunia

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu ilmu yang kita jumpai dari taman kanak-kanak

hingga perguruan tinggi. Matematika sangat erat hubungannya dengan

perhitungan dan analisis. Matematika juga merupakan ilmu yang ada di seluruh

negara. Matematika dianggap sebagai ilmu yang sangat rumit dan sulit, sehingga

tak heran jika tidak sedikit siswa memiliki kemampuan yang rendah terhadap

bidang ini, contohnya saja Indonesia. Banyak siswa yang memiliki kemampuan

yang rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal ini mungkin terjadi akibat

kurangnya fasilitas belajar dan tenaga didik.

Oleh karena itu, penulis mencoba menyusun sebuah esai yang berjudul

“Peringkat Kemampuan Matematika Siswa di Dunia”, yang diharapkan mampu

memberikan motivasi bagi negara-negara yang memiliki kemampuan matematika

rendah untuk lebih meningkatkan prestasinya seperti negara-negara yang sudah

memiliki kemampuan yang tinggi.

Page 2: peringkat matematika

B. Pembahasan

Program for International Student Assessment (PISA) di bawah Organization

Economic Cooperation and Development (OECD) mengadakan survei tentang

kemampuan siswa dan sistem pendidikan. PISA menggelar survei ini sejak tahun

2000 dan rutin melakukan survei tiap 3 tahun sekali. Terakhir, survei PISA tahun

2012 lalu yang baru dirilis awal pekan Desember 2013. Survei ini melibatkan

responden 510 ribu pelajar berusia 15-16 tahun dari 65 negara dunia yang

mewakili populasi 28 juta siswa berusia 15-16 tahun di dunia serta 80 persen

ekonomi global.

Ada 3 kemampuan siswa yang dinilai dalam survei ini, yakni kemampuan

matematika, kemampuan membaca dan kemampuan ilmiah (sains) yang

mencerminkan sistem pendidikan di negara masing-masing. Selain itu mereka

juga ditanya motivasi dan kepercayaannya atas sekolah dan pendidikan yang

mereka jalani.

Para siswa diuji dengan tes di atas kertas yang berlangsung 2 jam. Tes adalah

campuran dari pertanyaan-pertanyaan terbuka dan pilihan ganda yang terorganisir

dalam kelompok berdasarkan suatu bagian dari kehidupan nyata. Kepala sekolah

siswa yang dijadikan sampel responden juga menjawab kuesioner untuk

memberikan informasi tentang latar belakang siswa, sekolah dan pengalaman

Page 3: peringkat matematika

belajar dan tentang sistem sekolah yang lebih luas dan pembelajaran lingkungan.

Temuan menarik dari mayoritas negara yang disurvei, sejak PISA melakukan

survei ini lebih dari 10 tahun lalu, kemampuan matematika siswa tidak

meningkat. Sekitar 60% dari 65 negara yang berpartisipasi dari survei

sebelumnya menunjukkan kemampuan matematika siswa dalam tingkat yang

sama atau lebih buruk dari survei 2012 ini. Sedikitnya sepertiga dari semua

responden ini bahkan memiliki kemampuan terendah dari matematika.

Dari survei itu berikut 5 negara teratas dan 5 negara terbawah dalam kemampuan

matematika siswa.

1. Shanghai

Kota di China berpenduduk 23 juta orang ini menduduki peringkat pertama

dalam survei PISA 2012. Kemampuan siswa-siswa di Shanghai ini di atas

rata-rata untuk anak berusia 15 tahun di bidang matematika, sains dan

membaca. Shanghai juga menduduki peringkat yang sama untuk survei PISA

2009.

Shanghai memperoleh nilai 630 dalam bidang matematika, 570 dalam bidang

membaca dan 580 dalam bidang sains. Kemampuan siswa di Shanghai ini

bahkan di atas siswa-siswa seperti AS, Jerman dan Inggris.

Menurut Deputi Direktur Pendidikan OECD, Andreas Schleicher, para siswa

di Shanghai memiliki keinginan dan kepercayaan kuat untuk mencapai

keinginan mereka.

"Di China dan Shanghai, Anda akan mendengar 9 dari 10 siswa mengatakan,

Page 4: peringkat matematika

'Itu tergantung saya. Jika saya tak menanamkan usaha keras, guru saya akan

membantu saya sukses'" kata Schleicher kepada CNN.

2. Singapura

Singapura menduduki peringkat kedua kemampuan siswa dalam bidang

matematika (573), setelah Shanghai dan peringkat ketiga dalam kemampuan

membaca (542) dan sains (541).

Ujian ini mengukur pengetahuan siswa dalam 3 bidang itu dan kemampuan

mereka untuk mengaplikasikan apa yang sudah mereka pelajari dalam situasi

baru.

3. Hong Kong

Kota pelabuhan dan perdagangan Hong Kong berada di peringkat ketiga

untuk kemampuan siswa di bidang matematika dengan skor 561, dan

peringkat kedua dalam kemampuan membaca dan sains dengan skor 545 dan

555.

4. Taiwan

Siswa-siswa Taiwan menduduki peringkat keempat dalam kemampuan

matematika dengan skor 560, urutan ke 7 dalam kemampuan membaca

dengan skor 523, dan urutan ke-13 dalam kemampuan sains dengan skor 523.

5. Korea Selatan

Page 5: peringkat matematika

Siswa Korsel ini menduduki peringkat ke-5 dalam kemampuan matematika

dengan skor 554, peringkat keempat dalam kemampuan membaca dan sains

dengan skor 536 dan 538. Siswa di Korsel ini didapati jarang terlambat atau

membolos ke sekolah.

6. Yordania

Yordania menduduki peringkat ke-61 dari 65 negara di dunia dalam

kemampuan siswa di bidang matematika dengan skor 386, dan kemampuan

membaca 399 dan kemampuan sains 409.

7. Kolombia

Kolombia menempati peringkat ke-62 atau keempat dari bawah dari 65 negara

terkait kemampuan matematika siswa dengan skor 376. Dalam bidang

matematika, 1 dari 4 siswa memiliki tingkat kemampuan yang 'dianggap perlu

untuk berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat modern' menurut OECD.

Sedangkan kemampuan membaca mendapatkan skor 403 dan kemampuan

sains 399.

8. Qatar

Meski menjadi negara penghasil minyak, ternyata kemampuan matematika

siswa di negara ini menduduki peringkat 63 dari 65 negara alias ketiga

terbawah dengan skor, 376. Kemampuan membaca mendapat skor 388 dan

kemampuan sains 384.

Dalam kemampuan matematika, Qatar termasuk dari sedikit negara di mana

para siswi memiliki kemampuan lebih tinggi dibanding siswa.

9. Indonesia

Page 6: peringkat matematika

Kemampuan matematika siswa-siswi di Indonesia menduduki peringkat 64

dari 65 negara alias kedua dari bawah dengan skor 375. Kurang dari 1 persen

siswa Indonesia yang memiliki kemampuan bagus di bidang matematika.

Di bidang kemampuan membaca, Indonesia mendapatkan skor 396 dan di

bidang kemampuan sains mendapatkan skor 382.

Namun demikian siswa-siswi di Indonesia memiliki persentase tertinggi

ketika PISA-OECD juga bertanya kepada mereka tentang 'bersahabat di

sekolah' dan 'merasa bahagia di sekolah'. Para siswa diminta memilih dari

'setuju', 'sangat setuju', 'tidak setuju' dan 'sangat tidak setuju'.

Sekitar 96% siswa Indonesia menyatakan 'sangat setuju' untuk 'bersahabat di

sekolah' dan 'merasa bahagia' di sekolah. Hal ini menobatkan Indonesia

sebagai negara dengan siswa-siswi paling berbahagia di sekolah.

10. Peru

Peru mendapatkan peringkat bontot dari 65 negara atas kemampuan

matematika siswa dengan skor 368. Kemampuan membaca siswa Peru

mendapatkan skor 384 dan kemampuan sains mendapatkan skor 373.

Namun persentase siswa yang bahagia di sekolah negara Peru tidak beda jauh

dengan Indonesia, yakni 94 persen yang sangat setuju untuk pertanyaan

'bahagia di sekolah'.