PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci...

133
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS HAMA WALANG SANGIT HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh : F. Cyntia E. N. Tasirilotik NIM : 111434009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L)

SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS

HAMA WALANG SANGIT

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L)

SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS

HAMA WALANG SANGIT

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)

SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS

HAMA WALANG SANGIT

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Yang diajukan oleh

F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

Telah disetujui oleh

Pembimbing

( Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ ) Tanggal Selasa 21 Juli 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

SKRIPSI

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)

SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS

HAMA WALANG SANGIT

HALAMAN PENGESAHAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh

FCyntia EN Tasirilotik

NIM 111434009

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi

Program Studi Pendidikan Biologi

JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan panitia penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr Marcellinus Andy Rudhito S Pd

Sekertaris Drs A Tri Priantoro M For Sc

Anggota Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ

Anggota Dra Maslichah Asyrsquoari MPd

Anggota Luisa Diana Handoyo S Si MSi

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Rohandi PhD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

ldquoDalam kelemahan kita disitulah kita kuat dan satu keinginan tanpa ada kemauan

untuk berlangkah adalah suatu kesia-siaanrdquo

Kupersembahkan buat

Ibu-Bapak ku

ungkapan rasa hormat dan baktiku

Adik-adikku dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

Penulis

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Nama F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa

perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015

Yang menyatakan

F Cyntia EN Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai

Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi

ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada

1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala

pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan

2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing

4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik

yang selalu memberi semangat

5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian

6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan

Biologi Sanata Dharma Yogyakarta

7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata

Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua

pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh

karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan

skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan semua pihak

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Universitas Sanata Dharma

Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah

satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi

adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan

menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap

lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida

sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun

sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut

yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta

ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas

walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2

P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan

Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia

imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12

jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan

persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor

between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan

pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih

efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi

30 dengan tingkat mortalitas 7333

Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic

Pisticide Applied To Walang Sangit Pest

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Sanata Dharma University

Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of

them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit

Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a

negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the

use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak

leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that

could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak

(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the

extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The

research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata

Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely

Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3

P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment

For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the

mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides

Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by

one factor anova test between design and continued with test a critical differances

(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that

concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45

and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of

sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang

sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates

Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKviii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Batasan Penelitian 5

D Tujuan Penelitian 5

E Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A Pestisida 7

1 Pengertian 7

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11

4 Pestisida Alami 14

B Hama 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

i

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L)

SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS

HAMA WALANG SANGIT

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)

SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS

HAMA WALANG SANGIT

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Yang diajukan oleh

F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

Telah disetujui oleh

Pembimbing

( Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ ) Tanggal Selasa 21 Juli 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

SKRIPSI

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)

SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS

HAMA WALANG SANGIT

HALAMAN PENGESAHAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh

FCyntia EN Tasirilotik

NIM 111434009

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi

Program Studi Pendidikan Biologi

JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan panitia penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr Marcellinus Andy Rudhito S Pd

Sekertaris Drs A Tri Priantoro M For Sc

Anggota Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ

Anggota Dra Maslichah Asyrsquoari MPd

Anggota Luisa Diana Handoyo S Si MSi

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Rohandi PhD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

ldquoDalam kelemahan kita disitulah kita kuat dan satu keinginan tanpa ada kemauan

untuk berlangkah adalah suatu kesia-siaanrdquo

Kupersembahkan buat

Ibu-Bapak ku

ungkapan rasa hormat dan baktiku

Adik-adikku dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

Penulis

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Nama F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa

perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015

Yang menyatakan

F Cyntia EN Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai

Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi

ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada

1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala

pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan

2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing

4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik

yang selalu memberi semangat

5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian

6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan

Biologi Sanata Dharma Yogyakarta

7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata

Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua

pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh

karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan

skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan semua pihak

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Universitas Sanata Dharma

Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah

satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi

adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan

menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap

lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida

sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun

sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut

yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta

ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas

walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2

P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan

Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia

imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12

jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan

persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor

between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan

pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih

efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi

30 dengan tingkat mortalitas 7333

Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic

Pisticide Applied To Walang Sangit Pest

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Sanata Dharma University

Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of

them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit

Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a

negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the

use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak

leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that

could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak

(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the

extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The

research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata

Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely

Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3

P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment

For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the

mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides

Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by

one factor anova test between design and continued with test a critical differances

(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that

concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45

and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of

sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang

sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates

Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKviii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Batasan Penelitian 5

D Tujuan Penelitian 5

E Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A Pestisida 7

1 Pengertian 7

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11

4 Pestisida Alami 14

B Hama 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

ii

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)

SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS

HAMA WALANG SANGIT

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Yang diajukan oleh

F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

Telah disetujui oleh

Pembimbing

( Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ ) Tanggal Selasa 21 Juli 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

SKRIPSI

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)

SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS

HAMA WALANG SANGIT

HALAMAN PENGESAHAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh

FCyntia EN Tasirilotik

NIM 111434009

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi

Program Studi Pendidikan Biologi

JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan panitia penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr Marcellinus Andy Rudhito S Pd

Sekertaris Drs A Tri Priantoro M For Sc

Anggota Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ

Anggota Dra Maslichah Asyrsquoari MPd

Anggota Luisa Diana Handoyo S Si MSi

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Rohandi PhD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

ldquoDalam kelemahan kita disitulah kita kuat dan satu keinginan tanpa ada kemauan

untuk berlangkah adalah suatu kesia-siaanrdquo

Kupersembahkan buat

Ibu-Bapak ku

ungkapan rasa hormat dan baktiku

Adik-adikku dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

Penulis

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Nama F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa

perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015

Yang menyatakan

F Cyntia EN Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai

Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi

ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada

1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala

pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan

2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing

4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik

yang selalu memberi semangat

5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian

6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan

Biologi Sanata Dharma Yogyakarta

7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata

Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua

pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh

karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan

skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan semua pihak

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Universitas Sanata Dharma

Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah

satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi

adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan

menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap

lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida

sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun

sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut

yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta

ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas

walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2

P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan

Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia

imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12

jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan

persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor

between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan

pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih

efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi

30 dengan tingkat mortalitas 7333

Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic

Pisticide Applied To Walang Sangit Pest

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Sanata Dharma University

Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of

them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit

Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a

negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the

use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak

leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that

could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak

(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the

extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The

research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata

Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely

Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3

P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment

For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the

mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides

Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by

one factor anova test between design and continued with test a critical differances

(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that

concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45

and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of

sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang

sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates

Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKviii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Batasan Penelitian 5

D Tujuan Penelitian 5

E Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A Pestisida 7

1 Pengertian 7

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11

4 Pestisida Alami 14

B Hama 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

iii

SKRIPSI

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)

SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS

HAMA WALANG SANGIT

HALAMAN PENGESAHAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh

FCyntia EN Tasirilotik

NIM 111434009

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi

Program Studi Pendidikan Biologi

JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan panitia penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr Marcellinus Andy Rudhito S Pd

Sekertaris Drs A Tri Priantoro M For Sc

Anggota Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ

Anggota Dra Maslichah Asyrsquoari MPd

Anggota Luisa Diana Handoyo S Si MSi

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Rohandi PhD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

ldquoDalam kelemahan kita disitulah kita kuat dan satu keinginan tanpa ada kemauan

untuk berlangkah adalah suatu kesia-siaanrdquo

Kupersembahkan buat

Ibu-Bapak ku

ungkapan rasa hormat dan baktiku

Adik-adikku dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

Penulis

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Nama F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa

perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015

Yang menyatakan

F Cyntia EN Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai

Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi

ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada

1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala

pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan

2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing

4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik

yang selalu memberi semangat

5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian

6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan

Biologi Sanata Dharma Yogyakarta

7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata

Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua

pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh

karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan

skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan semua pihak

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Universitas Sanata Dharma

Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah

satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi

adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan

menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap

lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida

sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun

sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut

yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta

ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas

walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2

P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan

Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia

imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12

jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan

persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor

between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan

pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih

efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi

30 dengan tingkat mortalitas 7333

Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic

Pisticide Applied To Walang Sangit Pest

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Sanata Dharma University

Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of

them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit

Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a

negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the

use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak

leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that

could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak

(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the

extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The

research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata

Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely

Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3

P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment

For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the

mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides

Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by

one factor anova test between design and continued with test a critical differances

(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that

concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45

and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of

sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang

sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates

Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKviii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Batasan Penelitian 5

D Tujuan Penelitian 5

E Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A Pestisida 7

1 Pengertian 7

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11

4 Pestisida Alami 14

B Hama 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

ldquoDalam kelemahan kita disitulah kita kuat dan satu keinginan tanpa ada kemauan

untuk berlangkah adalah suatu kesia-siaanrdquo

Kupersembahkan buat

Ibu-Bapak ku

ungkapan rasa hormat dan baktiku

Adik-adikku dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

Penulis

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Nama F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa

perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015

Yang menyatakan

F Cyntia EN Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai

Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi

ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada

1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala

pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan

2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing

4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik

yang selalu memberi semangat

5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian

6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan

Biologi Sanata Dharma Yogyakarta

7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata

Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua

pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh

karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan

skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan semua pihak

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Universitas Sanata Dharma

Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah

satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi

adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan

menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap

lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida

sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun

sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut

yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta

ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas

walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2

P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan

Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia

imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12

jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan

persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor

between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan

pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih

efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi

30 dengan tingkat mortalitas 7333

Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic

Pisticide Applied To Walang Sangit Pest

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Sanata Dharma University

Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of

them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit

Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a

negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the

use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak

leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that

could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak

(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the

extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The

research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata

Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely

Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3

P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment

For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the

mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides

Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by

one factor anova test between design and continued with test a critical differances

(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that

concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45

and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of

sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang

sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates

Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKviii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Batasan Penelitian 5

D Tujuan Penelitian 5

E Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A Pestisida 7

1 Pengertian 7

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11

4 Pestisida Alami 14

B Hama 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

Penulis

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Nama F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa

perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015

Yang menyatakan

F Cyntia EN Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai

Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi

ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada

1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala

pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan

2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing

4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik

yang selalu memberi semangat

5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian

6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan

Biologi Sanata Dharma Yogyakarta

7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata

Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua

pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh

karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan

skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan semua pihak

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Universitas Sanata Dharma

Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah

satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi

adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan

menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap

lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida

sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun

sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut

yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta

ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas

walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2

P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan

Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia

imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12

jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan

persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor

between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan

pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih

efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi

30 dengan tingkat mortalitas 7333

Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic

Pisticide Applied To Walang Sangit Pest

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Sanata Dharma University

Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of

them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit

Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a

negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the

use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak

leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that

could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak

(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the

extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The

research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata

Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely

Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3

P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment

For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the

mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides

Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by

one factor anova test between design and continued with test a critical differances

(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that

concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45

and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of

sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang

sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates

Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKviii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Batasan Penelitian 5

D Tujuan Penelitian 5

E Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A Pestisida 7

1 Pengertian 7

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11

4 Pestisida Alami 14

B Hama 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Nama F Cyntia E N Tasirilotik

NIM 111434009

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa

perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015

Yang menyatakan

F Cyntia EN Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai

Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi

ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada

1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala

pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan

2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing

4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik

yang selalu memberi semangat

5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian

6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan

Biologi Sanata Dharma Yogyakarta

7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata

Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua

pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh

karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan

skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan semua pihak

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Universitas Sanata Dharma

Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah

satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi

adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan

menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap

lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida

sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun

sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut

yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta

ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas

walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2

P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan

Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia

imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12

jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan

persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor

between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan

pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih

efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi

30 dengan tingkat mortalitas 7333

Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic

Pisticide Applied To Walang Sangit Pest

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Sanata Dharma University

Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of

them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit

Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a

negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the

use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak

leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that

could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak

(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the

extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The

research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata

Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely

Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3

P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment

For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the

mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides

Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by

one factor anova test between design and continued with test a critical differances

(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that

concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45

and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of

sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang

sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates

Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKviii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Batasan Penelitian 5

D Tujuan Penelitian 5

E Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A Pestisida 7

1 Pengertian 7

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11

4 Pestisida Alami 14

B Hama 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai

Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk

menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi

ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada

1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala

pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan

2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing

4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik

yang selalu memberi semangat

5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian

6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan

Biologi Sanata Dharma Yogyakarta

7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata

Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua

pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh

karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan

skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan semua pihak

Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015

F Cyntia E N Tasirilotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Universitas Sanata Dharma

Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah

satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi

adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan

menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap

lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida

sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun

sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut

yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta

ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas

walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2

P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan

Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia

imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12

jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan

persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor

between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan

pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih

efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi

30 dengan tingkat mortalitas 7333

Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic

Pisticide Applied To Walang Sangit Pest

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Sanata Dharma University

Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of

them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit

Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a

negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the

use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak

leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that

could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak

(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the

extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The

research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata

Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely

Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3

P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment

For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the

mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides

Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by

one factor anova test between design and continued with test a critical differances

(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that

concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45

and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of

sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang

sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates

Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKviii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Batasan Penelitian 5

D Tujuan Penelitian 5

E Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A Pestisida 7

1 Pengertian 7

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11

4 Pestisida Alami 14

B Hama 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

viii

ABSTRAK

ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan

Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Universitas Sanata Dharma

Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah

satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi

adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan

menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap

lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida

sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun

sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut

yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta

ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas

walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan

adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2

P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan

Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia

imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12

jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan

persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor

between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan

pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak

(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih

efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi

30 dengan tingkat mortalitas 7333

Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic

Pisticide Applied To Walang Sangit Pest

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Sanata Dharma University

Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of

them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit

Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a

negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the

use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak

leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that

could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak

(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the

extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The

research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata

Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely

Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3

P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment

For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the

mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides

Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by

one factor anova test between design and continued with test a critical differances

(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that

concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45

and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of

sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang

sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates

Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKviii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Batasan Penelitian 5

D Tujuan Penelitian 5

E Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A Pestisida 7

1 Pengertian 7

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11

4 Pestisida Alami 14

B Hama 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

ix

ABSTRACT

Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic

Pisticide Applied To Walang Sangit Pest

F Cyntia E N Tasirilotik

111434009

Sanata Dharma University

Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of

them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit

Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a

negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the

use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak

leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that

could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak

(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the

extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The

research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata

Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely

Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3

P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment

For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the

mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides

Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by

one factor anova test between design and continued with test a critical differances

(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that

concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45

and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of

sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang

sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates

Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKviii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Batasan Penelitian 5

D Tujuan Penelitian 5

E Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A Pestisida 7

1 Pengertian 7

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11

4 Pestisida Alami 14

B Hama 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAKviii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Rumusan Masalah 5

C Batasan Penelitian 5

D Tujuan Penelitian 5

E Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A Pestisida 7

1 Pengertian 7

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11

4 Pestisida Alami 14

B Hama 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

xi

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19

1 Morfologi Walang Sangit 20

2 Biologi dan Ekologi 20

3 Tanaman Inang 22

4 Musuh Alami 23

5 Pengendalian 24

6 Kerugian yang Ditimbulkan 24

D Sirsak (Annona muricata L) 25

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29

4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30

5 Perbanyakan Tanaman 31

6 Kandungan Kimia 31

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32

E Hasil Penelitian yang Relevan 34

F Kerangka Berpikir 35

G Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A Tempat dan Waktu Penelitian 37

B Jenis Penelitian dan Variabel 37

C Desain Penelitian 37

D Alat dan Bahan 38

1 Alat 38

2 Bahan 39

E Cara Kerja 39

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39

2 Menangkap Walang Sangit 40

3 Pemeliharan Walang Sangit 41

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN

xii

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42

F Teknik Pengambilan Data 43

G Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56

3 Siklus Hidup Walang Sangit 59

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang

Sangit 60

C Perhitungan Statistik 62

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

A Kesimpulan 66

B Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 68

LAMPIRAN 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46

Tabel 42 Anova Single Factor 62

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Walang Sangit 19

Gambar 22 Daun Sirsak 25

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi 70

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80

Lampiran 4 Silabus 86

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir

sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya

daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar

penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada

sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh

masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus

berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan

untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman

penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di

bidang pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi

dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013

produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini

juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini

menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki

potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus

Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para

petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)

atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus

Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis

serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo

Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada

tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami

gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini

disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi

pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam

kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga

menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat

besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang

tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga

menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan

produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan

penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang

mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki

dampak pada sebaran serangan yang semakin luas

Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah

dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian

dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan

permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun

jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap

pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani

menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak

disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa

penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika

dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih

kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang

mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan

masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk

hidup lain termasuk manusia

Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah

lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida

sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati

diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak

(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat

pertumbuhan (Santi 2011)

Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan

kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai

jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan

biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak

lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan

kematian

Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia

dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan

observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo

Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun

di perkebunan warga

Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa

antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti

Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak

membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap

serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat

selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk

memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas walang sangit

2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang

lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit

C Batasan Penelitian

1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona

muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15

30 45 dan 60

3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda

dan daun sirsak yang tua

4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago

5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang

spesifik) pada suatu populasi

D Tujuan Penelitian

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas walang sangit

2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai

pestisida nabati

b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati

2 Bagi Masyarakat

a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun

sirsak sebagai pestisida nabati

b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian

hama walang sangit selain pestisida sintetik

3 Bagi Dunia Pendidikan

a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai

pengendali hama

b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan

sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pestisida

1 Pengertian

Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama

(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973

pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus

yang dipergunakan untuk

a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak

tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b Mengendalikan rerumputan

c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan

peliharaan atau ternak

e Mengendalikan hama-hama air

f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act

pestisida adalah sebagai berikut

a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk

mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang

dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat

pada manusia dan binatang

b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering

disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah

produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah

pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak

semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent

misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama

Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan

organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)

oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman

penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)

2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida

Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida

yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih

pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

a Insektisida

Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah

diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam

yaitu

1) Insektisida sistemik

Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik

lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik

tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan

ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke

bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh

insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan

karbofuran dan monokrotofos

2) Insektisida nonsistemik

Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman

sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya

menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering

disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang

begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara

insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam

tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb

diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

3) Insektisida sistematik lokal

Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang

dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak

ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini

adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida

yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman

Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos

b Fungisida

Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut

efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada

yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan

cendawan

c Herbisida

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan

gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena

herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal

istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action

adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target

site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih

dari satu titik tangkap pada serangga

Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor

terbagi dalam 5 kelompok yaitu

a Mempengaruhi sistem saraf

b Menghambat produksi energi

c Mempengaruhi sistem endokrin

d Menghambat produksi kutikula

e Menghambat keseimbangan air

Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga

dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau

lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida

dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga

3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian

Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran

bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan

sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu

tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya

pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan

misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit

menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan

daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang

sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya

penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan

insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan

dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta

lingkungan pada umumnya

Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara

komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat

keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap

merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam

penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan

Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian

a Resiko bagi keselamatan pengguna

Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida

secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut

maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala

pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat

menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak

sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang

ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi

Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan

pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan

meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal

gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya

b Resiko bagi manusia

Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang

terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa

keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar

pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin

manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya

dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka

panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan

c Resiko bagi lingkungan

Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat

digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut

1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau

di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat

diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat

Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang

sudah disemprotkan pestisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya

kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami

penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan

biomagnifikasi

3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan

pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut

a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma

terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan

(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida

b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama

tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida

c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya

ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida

d) Terbunuhnya musuh alami hama

e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-

menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan

merangsang perkembangan gulma daun sempit

f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan

4 Pestisida Alami

Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi

pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal

dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu

pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa

yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang

berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon

limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain

Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA

(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia

karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi

secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik

Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat

pertahanan alami terhadap pengganggunya

Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan

metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat

pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya

kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi

metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah

bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al

2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida

nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama

Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan

sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk

organisme lainnya

Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu

penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan

tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya

Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat

membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan

(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)

Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami

memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di

alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga

memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang

ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya

jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan

terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani

akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan

diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida

khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani

sebagai sediaan insektisida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002

Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan

pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional

adalah sebagai berikut

a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak

meracuni (non toksik)

b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta

relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya

mudah hilang

c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah

d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis

tumbuhan penghasil pestisida nabati

e Cara pembuatannya relatif mudah

f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani

kecil di negara-negara berkembang

Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup

berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae

umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona

squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas

insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu

ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia

littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida

nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)

B Hama

Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya

dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah

serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga

adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi

hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman

pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak

daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat

korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan

tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)

memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)

Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat

dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat

merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang

merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan

sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui

suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa

penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan

tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak

bijaksana atau berlebihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)

Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hemiptera

Famili Alynidae

Genus Leptocorisa

Spesies L acuta Thunberg

Gambar 21 Walang Sangit

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang

sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu

Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur

dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran

gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai

mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu

lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain

(Rahmawati 2012)

Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit

(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik

(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak

dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi

hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu

berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu

akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina

mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir

1 Morfologi Walang Sangit

Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum

arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh

langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap

(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna

hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang

sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk

dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan

memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen

jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat

meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas

2 Biologi dan Ekologi

Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun

tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman

diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia

telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa

yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya

nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat

dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum

menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C

Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih

panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari

Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang

sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan

menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)

Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan

dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap

kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur

lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa

mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk

langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau

krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup

rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur

hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa

mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi

selama daur hidupnya (Pracaya 2008)

Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)

siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per

induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini

akan meningkatkan tingkat serangan

Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun

dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari

bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang

padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu

Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah

ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan

bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk

berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi

hama ini meningkat

Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak

baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang

teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di

antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area

persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas

walang sangit (Pracaya 2008)

3 Tanaman Inang

Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa

tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat

rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang

adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang

sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang

sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi

terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E

crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman

inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore

Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria

ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu

dan gadum (Kartoharjono 2009)

4 Musuh Alami

Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit

memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami

telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan

Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah

5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid

dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni

Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung

lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang

Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa

dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria

bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae

Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur

5 Pengendalian

Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara

kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur

teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian

hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian

kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami

Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan

melalui beberapa langkah seperti

a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk

daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam

b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada

pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi

6 Kerugian yang Ditimbulkan

Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan

maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik

nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih

pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum

butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit

dewasa sebab mereka hidup lebih lama

Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu

tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat

mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan

seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga

mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan

walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)

D Sirsak (Annona muricata L)

Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Polycarpiceae

Famili Annonaceae

Genus Annona

Spesies Annona muricata L

Gambar 22 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)

a Daun

Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip

ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna

hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun

berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak

tebal dengan bau spesifik langu

b Batang

Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman

sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras

Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon

sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30

cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman

sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak

ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah

dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi

c Akar

Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar

tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke

dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk

konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan

Juwita 2014)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

d Bunga

Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga

dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara

hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral

atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua

lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning

keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya

Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga

keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna

(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja

yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang

dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih

dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka

yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan

berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul

membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang

menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah

Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)

sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan

sebagi penyerbuk

Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah

dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga

menjadi hitam dan keras

e Buah

Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari

Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek

berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai

buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah

berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok

(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga

kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah

menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak

berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros

buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair

Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk

pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging

buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut

Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah

mencapai 100-200 butir

2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal

dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan

yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di

wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali

dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang

Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua

Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah

penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata

L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir

seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri

Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi

sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar

dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan

3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)

Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona

muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)

guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote

de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)

anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian

paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka

atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)

Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop

(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)

togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda

(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap

(Papua Nugini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka

londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda

srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu

walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)

srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian

betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)

nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat

(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda

(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena

warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)

Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak

tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)

dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah

nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang

masam (zuur)

4 Habitat atau Syarat Tumbuh

Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah

dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah

tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata

L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar

antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian

1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak

dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan

tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6

bulan (Sunarjono 2013)

5 Perbanyakan Tanaman

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung

pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah

pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada

umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit

batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun

lebih produksinya akan turun

Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah

mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai

berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari

okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah

sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg

6 Kandungan Kimia

Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)

daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil

alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya

mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin

monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A

annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan

squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki

keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi

rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati

Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)

kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau

terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa

flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba

anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut

Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai

substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga

tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan

menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan

terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan

kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak

7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit

Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke

seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan

sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun

pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun

sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi

tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian

tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun

perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)

jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan

serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya

insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran

yang mematikan misalnya sistem saraf serangga

Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh

serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat

semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk

melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus

yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran

trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan

Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan

pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati

karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam

Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar

permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata

yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae

daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya

terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata

terdapat pada ke dua permukaan daun

Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata

membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih

mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh

bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al

2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas

cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup

menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari

stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta

penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004

Fatonah at al 2013)

E Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak

sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh

Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai

Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata

dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam

ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan

kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data

diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan

interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi

Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji

BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi

ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H

armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan

mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada

konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas

65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =

18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan

garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data

dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10

20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera

instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap

mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65

F Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang

sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang

ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang

sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi

yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama

walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu

secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida

alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa

kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi

pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut

sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat

menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji

efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit

dengan beberapa tingkat konsentrasi

G Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan walang sangit

2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap

mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun

Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di

Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta

B Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama

walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain

variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol

1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit

3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun

sirsak (50 ml)

C Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada

masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit

sebanyak 10 ekor pada stadia imago

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak

D Alat dan Bahan

1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Sprayer

b Blender

c Timbangan

d Termometer

e pH meter

f Saringan

g Ember

h Kandang

i Pisau

j Gelas ukur 100 ml

k Tali rafia

l Paranet hitam

m Paranet putih

n Jarum

o Bambu

p Senter

q Plastik

r Kerangka besi

s Pot

t Kamera

u Alat tulis-menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

a Daun sirsak

b Air

c Walang sangit

d Tanaman padi

e Tanah

f Pupuk kandang

E Cara Kerja

1 Tempat Penangkaran Walang Sangit

Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk

rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter

Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan

pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan

plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan

sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan

Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan

Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang

diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan

dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi

dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang

baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan

jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan

ditanam ketika masa penelitian dilakukan

Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan

pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman

padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet

putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar

setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan

2 Menangkap Walang Sangit

Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung

Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah

yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang

sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang

ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa

kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit

dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat

berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10

ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor

walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3 Pemeliharan Walang Sangit

Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke

dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan

pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi

Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak

4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak

Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di

sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan

ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan

adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara

membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak

lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut

dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan

perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender

diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan

ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu

15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat

langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak

delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun

sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap

pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar

efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo

Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan

pengenceran sebagai beriku

P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit

Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun

sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi

ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang

baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida

nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja

lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan

pada pagi hari jam 0530 WIB

6 Parameter Pengamatan

Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah

tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan

persentase mortalitas walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada

masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai

berikut

a

P = times 100

a + b

Keterangan

P = Persentase mortalitas walang sangit

a = Jumlah walang sangit yang mati

b = Jumlah walang sangit yang hidup

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut

menggunakan uji CD

F Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah

mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan

ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan

Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap

12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali

sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan

0530 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

G Analisis Data

Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan

perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data

untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan

persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji

anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak

daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman

padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan

dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam

mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya

tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design

karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah

secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat

perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60

(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan

A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata

L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8

hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530

WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB

dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai

berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()

P0 P1 P2 P3 P4

1 0 0 0 0 0 0

2 12 0 667 333 333 10

3 24 0 3333 2667 667 2333

4 36 0 50 3333 2667 40

5 48 333 5667 50 3333 50

6 60 667 60 6667 50 5667

7 72 667 6333 80 5667 70

8 84 667 70 9333 6333 7667

9 96 667 8667 9667 6667 8333

10 108 667 90 9667 70 90

11 120 667 9667 100 8333 9333

12 132 667 9667 100 9667 9333

13 144 667 100 100 100 9333

14 156 667 100 100 100 9667

15 168 667 100 100 100 100

16 180 667 100 100 100 100

17 192 667 100 100 100 100

Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666

Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922

Keterangan

P0 Kontrol

P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun

sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas

walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam

ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan

P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan

kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A

muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap

walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas

walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai

dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki

fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi

memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya

ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan

karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai

pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)

bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap

perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan

binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan

ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan

bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan

metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan

mortalitas walang sangit lebih cepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit

dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun

sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk

melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang

tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan

yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo

(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap

pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel

Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem

pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk

melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada

akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati

Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan

treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada

setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas

terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas

walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada

jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada

pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak

terdapat peningkatan mortalitas lagi

Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1

lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36

Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin

suhu pH dan tata letak setiap perlakuan

Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh

terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke

arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi

oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan

pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga

kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang

disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak

yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan

penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun

sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya

juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit

pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)

Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui

terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan

P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-

144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada

jam ke-168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4

lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang

dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap

pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat

pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas

pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan

pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3

dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama

Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat

cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap

pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan

terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan

efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari

penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan

memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda

Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada

tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2

memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan

tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah

arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang

diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-

2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir

jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada

saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan

tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar

dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah

dibandingkan pada pengulangan ke- 2

Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada

jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang

cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat

mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi

peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi

serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4

tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168

Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36

keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat

perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan

pada kontrol belum ada walang sangit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit

Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak

(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit

Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata

persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1

sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216

dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa

tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus

dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun

eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan

faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun

sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek

penyemprotan dan arah angin

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 15 30 45 60

Mort

alit

as (

)

Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak

diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak

dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat

dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak

(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat

mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol

1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak

Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun

sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan

metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat

menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa

aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada

walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson

(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat

dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid

flavonoid kumarin alkaloid dan tanin

Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman

berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar

jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat

menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa

Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak

menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke

dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun

sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit

dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati

Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja

menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi

korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah

semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin

juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga

kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini

dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa

traktus digestivus telah rusak

Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)

mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa

acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini

serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya

Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan

serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang

sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak

(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang

bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas

walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya

tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada

konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216

) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan

diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut

ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada

konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi

tinggi yang bersifat antifeedant

Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4

seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena

perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak

dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa

jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang

ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang

sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih

lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih

cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai

sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun

sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih

bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang

sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan

tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika

walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa

metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan

walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan

cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami

keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari

sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan

memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami

kematian

2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak

Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi

pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak

terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung

dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung

akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ

tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ

tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman

terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada

daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini

sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica

(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya

daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun

Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik

pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang

dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada

tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan

diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme

tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua

organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati

karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme

sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury

dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013

permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu

transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses

fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan

dari dalam proses transpirasi

Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana

stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ

tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ

tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang

bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal

inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi

Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015

Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada

daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam

air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat

ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz

dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari

stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur

yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor

sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena

tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang

berlebihan

Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat

mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan

P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat

antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada

ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun

sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3 Siklus Hidup Walang Sangit

Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi

telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap

imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat

setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang

kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan

pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan

perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir

sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit

yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan

lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu

tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur

walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam

barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok

kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada

kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak

(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh

walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A

muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit

Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini

menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi

walang sangit untuk berkembangbiak

4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas

Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau

setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari

Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada

tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap

hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda

dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam

ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-

0

20

40

60

80

100

120

24 48 72 96 120 144 168 192

Mort

ali

tas

()

Waktu

P0

P1

P2

P3

P4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami

peningkatan

Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap

perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat

bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat

mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap

mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2

setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari

kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada

hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan

perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat

mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100

sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100

Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat

rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami

peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari

kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami

peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi

mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)

tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

C Perhitungan Statistik

Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai

pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan

uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut

Tabel 42 Anova Single Factor

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu

faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F

hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung

lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat

pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda

secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean

berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan

dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean

setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil

perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan

dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan

(Suparno 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat

mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)

terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang

paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda

dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena

mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas

walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan

yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar

6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun

sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang

sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga

mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa

acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia

pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat

ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam

permasalahan biologi dan metode ilmiah

Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari

tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan

metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa

isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan

tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan

dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan

pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai

pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan

Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian

eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa

mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai

pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang

diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan

untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun

masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

(KD) yang digunakan adalah

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat

lampiran )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata

terhadap mortalitas walang sangit

2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif

untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi

30

B Saran

1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya

diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat

membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia

yang mana antara telur nimfa atau imago

2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama

walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi

untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas

walang sangit

3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang

paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama

walang sangit

4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya

membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang

sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik

menyebabkan mortalitas walang sangit

5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai

pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan

membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore

hari

6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang

muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak

dibandingkan daun sirsak yang tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

DAFTAR PUSTAKA

Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik

Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama

Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)

Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap

Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www

academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona

muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)

Diakses pada tanggal 28 Maret 2015

Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan

Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8

Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius

Yogyakarta

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor

63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta

Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal

Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati

Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161

Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu

Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di

Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22

HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata

Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)

11-16

Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan

Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)

Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya

Jakarta

Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta

Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik

Kanisius Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun

Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi

Institut Pertanian Bogor Bogor

Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman

Pustaka Baru Press Yogyakarta

Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi

Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk

Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50

Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak

(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168

Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta

Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya

Jakarta

Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)

terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai

Penelitian Tanaman Serealis 521-529

Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati

untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)

Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40

Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona

muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

54-56

Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida

Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan

Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi

Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam

No Jam Replikasi

Tingkat Mortalitas Walang Sangit

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

H M H M H M H M H M

1 0

I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0

2 12

I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0

II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0

III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0

3 24

I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10

II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50

III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10

4 36

I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30

II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60

III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30

5 48

I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70

III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40

6 60

I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40

II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70

III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

7 72

I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60

II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90

III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60

8 84

I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100

III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60

9 96

I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80

10 108

I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90

II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80

11 120

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80

12 132

I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

13 144

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80

14 156

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90

15 168

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

16 180

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

17 192

I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100

Keterangan

H = Walang sangit yang hidup

M = Walang sangit yang mati

= Persentase walang sagit yang mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan

No Jam

Tingkat Mortalitas

Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)

I II III I II III I II III I II III I II III

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0

3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10

4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30

5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40

6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60

7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60

8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60

9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80

10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80

11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80

12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80

13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80

14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90

15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050

Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran

No Pembuatan Ekstrak

Daun Sirsak

pH Ekstrak Daun Sirsak pH

Air 15 30 45 60 100

1 I 69 67 64 62 61 72

2 II 69 67 64 62 61 72

3 III 66 65 64 62 61 70

4 IV 69 67 65 64 63 70

5 V 6 9 67 66 64 63 72

6 VI 66 65 64 63 60 70

7 VII 68 65 64 63 61 72

8 VIII 66 65 63 62 61 7

Jumlah 473 528 514 502 491 568

Rata-rata 68 66 64 63 61 71

Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam

No Jam

ke- Suhu ( degC )

Rata-Rata Persentase Tingkat

Mortalitas Keterangan

1 0 26 0 Pagi

2 12 28 4666 Sore

3 24 26 13332 Pagi

4 36 27 12002 Sore

5 48 26 8668 Pagi

6 60 28 9334 Sore

7 72 25 7332 Pagi

8 84 26 6668 Sore

9 96 24 6 Pagi

10 108 29 2666 Sore

11 120 26 5332 Pagi

12 132 28 2666 Sore

13 144 23 1332 Pagi

14 156 28 0666 Sore

15 186 26 0666 Pagi

16 180 29 0 Sore

17 192 23 0 Pagi

Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit

No Perlakuan () Ph Mortalitas ()

1 15 68 7118

2 30 66 7333

3 45 64 6216

4 60 63 6922

Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas

No Perlakuan () Mortalitas ()

1 15 7118

2 30 7333

3 45 6216

4 60 6922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik

1 Normalitas

Perlakuan P0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 49041

Std Deviation 291654

Most Extreme

Differences

Absolute 433

Positive 272

Negative -433

Kolmogorov-Smirnov Z 1787

Asymp Sig (2-tailed) 003

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P0

Perlakuan P1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 711771

Std Deviation 3312332

Most Extreme

Differences

Absolute 209

Positive 192

Negative -209

Kolmogorov-Smirnov Z 863

Asymp Sig (2-tailed) 445

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Perlakuan P2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 733335

Std Deviation 3636285

Most Extreme

Differences

Absolute 297

Positive 232

Negative -297

Kolmogorov-Smirnov Z 1225

Asymp Sig (2-tailed) 100

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P2

Perlakuan P3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 621571

Std Deviation 3670346

Most Extreme

Differences

Absolute 179

Positive 151

Negative -179

Kolmogorov-Smirnov Z 740

Asymp Sig (2-tailed) 644

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Perlakuan P4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc

Mortalitas

N 17

Normal Parametersab

Mean 692153

Std Deviation 3336507

Most Extreme

Differences

Absolute 204

Positive 178

Negative -204

Kolmogorov-Smirnov Z 841

Asymp Sig (2-tailed) 479

a Test distribution is Normal

b Calculated from data

c perlakuan = P4

2 Anova single factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Column 1 17 8337 4904118 8506213

Column 2 17 121001 7117706 1097154

Column 3 17 124667 7333353 1322257

Column 4 17 105667 6215706 1347144

Column 5 17 117666 6921529 1113228

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248

Total 13523084 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3 Critical Differences (CD)

Hasil Perhitungan critical differences (CD)

CD = ( radic t ) (radic

)

= ( radic ) (radic

)

= (radic ) (radic )

= 281 x 758

= 2129

Perbandingan Mean Tiap Perlakuan

Means P0 P1 P2 P3 P4

P0 0 6628 6843 5726 6432

P1 6628 0 215 -902 -196

P2 6843 215 0 -1117 -411

P3 5726 902 1117 0 706

P4 6432 196 411 -706 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Denah Penelitian

P1 P2

P3 P0 P4

P1 P2

P3

P4

P1 P2 P0 P3 P0 P4

KET

Kontrol (P0)

Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)

Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)

Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)

Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)

Gambar 2 Daun Sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak

( a ) (b)

Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak

(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

( a) (b)

(c) (d)

Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak

100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)

Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

(c) (d)

Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di

paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman

padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang

sangit yang berkumpul di sudut ruangan

Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan

jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke

tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)

Walang sangit yang mati dan menempel daun padi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 4 Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan SMA

KelasSemester X1

Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

KOMPETENSI DASAR MATERI

POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

MEDIA

ALAT

BAHAN

1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi

11 Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang

keanekaragaman

hayati ekosistem dan

lingkungan hidup

Ruang lingkup

biologi

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan

tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang berkaitan

dengan biologi seperti ilmu

kedokteran gizi

lingkungan makanan

penyakit dll di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Tugas

Laporan tertulis

tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi serta

aspek kerja

ilmiah dan

keselamatan

2 minggu

x 3JP

Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

dipakai

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

12 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam

kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

mengamati bioproses ilmu dalam

biologi dan

kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan serta

masa depan

peradapan

Menanya

Apakah kaitan kegiatan-

kegiatan tersebut dengan

biologi

Apakah Biologi apa yang

dipelajari agaimana

mempelajari biologi apa

metode ilmiah dan

keselamatan kerja dan karir

berbasis biologi

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

melaporkan

secara lisan dan

saat diskusi

dengan lembar

pengamatan

Portofolio

Kompetensi

kerja lab

dalam satu

tahun (LKS)

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

13 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup

menjaga dan

menyayangi

lingkungan sebagai

manisfestasi

pengamalan ajaran

agama yang dianutnya

21 Berperilaku ilmiah

teliti tekun jujur

terhadap data dan

fakta disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

tanggung jawab dan

peduli dalam observasi

dan eksperimen berani

dan santun dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi peduli

lingkungan gotong

royong bekerjasama

cinta damai

berpendapat secara

ilmiah dan kritis

responsif dan proaktif

dalam dalam setiap

bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan

Kerja

Mengumpulkan data

(Eksperimen atau

Eksplorasi)

Melakukan pengamatan

terhadap permasalahan

biologi pada objek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi literatur

tentangcabang-cabang

biologi obyek biologi

permasalahan biologi dan

membuat

laporan dari

format isi

laporan

kesesuaian isi

dan aspek

komunikatif dan

berbahasa

Tes

Tertulis membuat

bagan atau skema

tentang ruang

lingkup biologi

ilmuwan

sikap

perilaku dan

objek yang

diteliti)

Contoh

laporan

tertulis

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertib

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tindakan dan dalam

melakukan

pengamatan dan

percobaan di dalam

kelaslaboratorium

maupun di luar

kelaslaboratorium

profesi yang berbasis

biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan atau PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti biologi

dengan menggunakan

metode ilmiah dalam

mengamati bioproses dan

melakukan percobaan

dengan menentukan

permasalahan membuat

aspek kerja ilmiah

dan keselamatan

kerja

keselamatan

kerja

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa aspek

keselamatan

kerja

22 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan

pengamatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

percobaan di

laboratorium dan di

lingkungan sekitar

hipotesis merencanakan

percobaan dengan

menentukan variabel

percobaan mengolah data

pengamatan dan percobaan

dan menampilkannya

dalam tabel grafik skema

mengkomunikasikannya

secara lisan dengan

berbagai media dan secara

tulisan dengan format

laporan ilmiah sederhana

Diskusi aspek-aspek

31 Memahami tentang

ruang lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan) metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

berdasarkan

pengamatan dalam

kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan

menyepakati komitmen

bersama untuk

melaksanakan secara

tanggung jawab aspek

keselamatan kerja di lab

Mengamati contoh laporan

hasil penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris tentang

komponenformat laporan

dan mengamati

41 Menyajikan data

tentang objek dan

permasalahan biologi

pada berbagai

tingkatan organisasi

kehidupan sesuai

dengan metode ilmiah

dan memperhatikan

aspek keselamatan

kerja serta

menyajikannya dalam

bentuk laporan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

komponennya dan

mengaitkannya dengan

ruang lingkup biologi

sebagai mata pelajaran

kelompok ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-hasil

pengamatan dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi cabang-cabang

biologi pengembangan

karir dalam biologi kerja

ilmiah dan keselamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

kerja untuk

membentukmemperbaiki

pemahaman tentang ruang

lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan secara

lisan tentang ruang lingkup

biologi kerja ilmiah dan

keselamatan kerja serta

rencana pengembangan karir

masa depan berbasis biologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan SMA

Mata Pelajaran Biologi

Kelas Semester X MIA I

Alokasi Waktu 3 X 45 Menit

A Kompetensi Inti

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab

peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif

dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan

kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B Kompetensi Dasar

KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas

ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan

Biologi menurut agama yang dianutnya

KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun

ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif

dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas

maupun di luar kelas

KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan

permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu

C Indikator

111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi

211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas

212 Bekerjasama dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi

dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu

322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen

421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan

permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan

422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan

dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio

D Tujuan

1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan

permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar

2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif

2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab

2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama

3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar

3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi

lingkungan sekitar

4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

E Materi Pembelajaran

Bab Ruang Lingkup Biologi

Sub bab

- Ragam Permasalahan Biologi

- Metode Ilmiah

F Model Dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif

Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen

G Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(10 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Bagaimana cara menjawab

masalah penelitian secara

lebih terarah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

terencana ( dengan metode

ilmiah)

- Apa itu metode ilmiah

- Sebutkan beberapa sikap

ilmiah yang dibutukan

dalam suatu penelitian

3 Menyampaikan tujuan

pembelajran yang akan dicapai

4 Membentuk kelompok (1

kelompok 4 orang )

Inti

( 60 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

5 Siswa melakukan observasi

lingkungan sekitar sekolah

(LKS)

6 Mengajukan pertanyan terkait

langkah-langkah metode

ilmiah

7 Guru menjelaskan langkah

metode ilmiah yang belum

dipahami oleh siswa

8 Membaca atau mengkaji buku

sumber terkait metode ilmiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Menalar dan

Mencoba

Mengkomunikasikan

dan penelitian eksperimen

9 Siswa membuat rancangan

atau desain penelitian yang

sederhana yang akan diteliti

10 Mempersentasikan hasil

diskusi

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa kelompok

mempersentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya

Penutup

( 20 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Sebutkan variabel bebas

dan variabel terikat pada

judul berikut ldquoUji

Efektivitas Daun Sirsak

(Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida

Organik Terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Mortalitas Hama Walang

Sangit

- Untuk mengkomunikasikan

suatu hasil penelitian di

butuhkan format laporan

penelitian sebutkan format

laporan penelitian

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajarnya

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Melakukan eksperimen

terkait desin penelitian

yang telah dibuat

- Hasil penelitian dibuat

dalam bentuk fortofolio

- Hasil penelitian akan

dibahas pada pertemuan

berikutnya dengan

persentasi beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok beserta

pengumpulan fortofolio

- Belajar materi metode

ilmiah karena minggu

depan ada tes

17 Salam penutup

Pertemuan II

Kegiatan

(waktu )

Stadia Kegiatan guru dan siswa

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembukaan

dan ceking persiapan

1 Guru mengucapkan salam dan

mencek kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran

Melakukan

apersepsi

menyampaikan

tujuaan dan

memotifasi siswa

2 Guru mengajukan suatu

pertanyaan

- Memberikan salah satu

kasus pertanian terkait

penggunaan pestisida

sintetik

3 Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan

dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4 Masuk dalam kelompok

eksperimen

Inti

( 30 menit )

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan

informasi

Menalar Mencoba

dan

Mengkomunikasikan

5 Menayangkan video terkait

dampak penggunaan pestisida

sintetik

6 Setelah melihat video apa yang

bisa anda lakukan

7 Membaca atau mengkaji buku

sumber terutama jurnal ilmiah

terkait pertanian

8 Mempersentasikan hasil

eksperimen

9 Membahas apa yang belum

dimengerti

10 Tes terkait materi metode

ilmiah

Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan

meminta beberapa orang

untuk menjelaskan terkait

melakukan suatu eksperimen

dan yang lain menanggapi

Penutup

( 5 menit )

Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada

kelompok yang maju persentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

13 Guru mengajukan suatu

pertanya kepada siswa

- Dalam melakukan

penelitian sikap ilmiah apa

saja yang harus dimiliki

oleh peneliti

14 Membimbing siswa untuk

merangkum butir- butir

pembelajaran

15 Mengajak siswa untuk

merefleksikan hasil belajar

16 Guru memberi tugas kepada

siswa

- Belajar materi keselamatan

kerja

17 Salam penutup

H Media dan Sumber belajar

Media

- Leptop

- Viewer

- Video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

- Papan tulis

Sumber belajar

- Buku biologi kelas X

- Jurnal ilmiah

- LKS

- Lingkungan

I Penilaian

Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)

Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan

pedoman skoring ( terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LKS

(Lembar Kerja Siswa)

Judul Ruang Lingkup Biologi

Tujuan

- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi

permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan

- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan

sekitar

Cara kerja

1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada

tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida

2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan

3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi

a Judul

b Rumusan masalah

c Tujuan

d Hipotesis

e Metodologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kunci jawaban LKS

1 Contoh permasalahan biologi

a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya

bercak kuning pada daun tanaman

b Tanaman kerdil

c Hama pada tanaman budidaya

2 Contoh rancangan eksperimen penelitian

A Judul

rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap

Mortalitas Hama Werengrdquo

B Rumusan Masalah

1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh

terhadap mortalitas wereng

2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng

C Tujuan

1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap

mortalitas wereng

2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)

yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng

D Hipotesis

1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan

serangan wereng

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas

wereng adalah pada pengenceran 30

E Metodologi

a Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

b Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan

untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk

hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain

variabel bebas dan variabel terikat

Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng

c Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Sprayer

2 Blender

3 Timbangan

4 Saringan

5 Ember

6 Kandang

7 Pisau

8 Gelas ukur 100 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

9 Senter

10 Kamera

11 Alat tulis-menulis

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1 Daun sirsak

2 Air

3 Wereng

d Prosedur Kerja

Langkah-langkah penelitian adalah

1 Menangkap wereng

2 Memelihara wereng untuk adaptasi

3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa

pengenceran berdasarkan perlakuan

4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo

5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari

6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap

pengulangan dan perlakuan

7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak

dibuat setiap hari

8 Hitunglah persentase mortalitas wereng

9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

KISI ndash KISI SOAL

Bentuk Soal Essay

Jumlah Soal 5

Indikator

Soal

Jumlah

C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis sintesis)

C5

(Evaluasi)

1 Mengidentifikasi ruang

lingkup biologi berdasarkan

objek biologi dan

permasalahan pada tingkat

organisasi tertentu

3 1

2 Menjelaskan langkah-

langkah metode ilmiah

dalam suatu eksperimen

2 1 5 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

SOAL

Materi Pelajaran Biologi

Bentuk Soal Essay

KelasSemester X1

1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)

a Kerja ilmiah

b Sikap ilmiah

c Hipotesis

2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu

penelitian (10 poin)

3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu

pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan

penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut

buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)

4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang

Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20

poin)

5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif

dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif

(20 poin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kunci Jawaban Essay

1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang

yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah

c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti

antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki

rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap

hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya

d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah

2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu

a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah

b Mengumpulkan informasi

c Menyususn hipotesis

d Melakuakan percobaan

e Mengelola hasil percobaan

f Membuat kesimpulan

g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak

3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida

Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa

Dan Imago)rdquo

4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)

Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo

Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak

Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit

5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah

Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka

data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra

contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah

lebih harum dari pada bunga warna putih

Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data

kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya

penggaris timbangan dan termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Rubrik Penilaian Kognitif

Soal Skor Aspek

1

21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

2

6-10 Menjawab dan jawaban tepat

1-5 Menjawab tapi kurang tepat

0 Tidak menjawab sama sekali

3

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

4

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

5

11-20 Menjawab dan jawabab tepat

6-10 Menjawab tetapi kurang tepat

5 Menjawab tapi tidak benar

0 Tidak menjawab sama sekali

Penilaian Kognitif

No Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5

Skor

1

2

Dst

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Penilaian Afektif

Materi Metode Ilmiah

Kelassemeter X1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Disiplin

Tanggung

Jawab

Kerja

Sama Menghargai Partisipasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai

partisipasi)

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Penilaian Psikomotor

Materi Metode Ilmiah

Kelas semester X 1

No Nama

Aspek Yang Mau Dinilai

Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

Dst

Keterangan

Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)

Jumlah skor maksimum = 12

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Rubrik Penilaian portofolio

Materi Metode Ilmiah

Kelas X

Kriteria Skor Indikator

Judul

10 Menarik dan mudah untuk diteliti

Tujuan

10 Sesuai dengan permasalahan

Landasan Teori

20

Mencakup aspek yang ada di judul

Penulisan benar dan menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)

Hasil

20

Penyajian data (tabel dan grafik)

Sesuai dengan apa yang diteliti

Pembahasan

30

Analisi secara kualitatif

Mencakup semua hasil penelitian

Mampu mengkaitakan antara hasil dengan

kajian pustaka

Kesimpulan

10 Sesuai dengan tujuan

Keterangan

Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimal adalah 100

Nilai yang dicapai

Jumlah skor

X 100

Skor maksimal

Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C

51 - 75 = B 1 - 25 = D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN
Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/581/2/111434009_full.pdf · Kata Kunci : Daun Sirsak, Pestisida Alami, Walang Sangit dan Mortalitas PLAGIAT MERUPAKAN