POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

100
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA KOTA PADANG KARYA TULIS ILMIAH RISKA MAYORI 153110223 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2018

Transcript of POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

Page 1: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN

ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

LUBUK BUAYA KOTA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

RISKA MAYORI

153110223

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2018

Page 2: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

i

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN

ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

LUBUK BUAYA KOTA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ahli Madya Keperawatan

RISKA MAYORI

153110223

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2018

Page 3: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

ii

Page 4: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

judul “Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Anemia di Wilayah

Kerja Pusksmas Lubuk Buaya Tahun 2018”. Peneliti menyadari bahwa,

peneliti tidak akan bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tanpa bantuan dan

bimbingan Ibu Metri Lidya, S.Kp, M. Biomed sebagai pembimbing I dan ibu

Dra. Hj. Syarwini, S.Kep, M. Biomed sebagai pembimbing II yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Dr. Burhan Muslim, S.KM, M.Si sebagai Direktur Poltekkes

Kemenkes RI Padang.

2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed sebagai Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.

3. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep sebagai Ketua Program Studi Prodi

D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.

4. Bapak Ibu Dosen dan Staf yang telah membantu dan memberikan ilmu

dalam pendidikan untuk bekal bagi peneliti selama perkuliahan di Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.

5. Pimpinan Puskesmas Lubuk Buaya yang telah mengizinkan peneliti untuk

melakukan studi awal.

6. Teristimewa orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan

dukungan material dan moral.

7. Rekan – rekan seperjuangan angkatan 2015 Keperawatan, serta sahabat

dan penyemangat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.

Peneliti menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab

itu peneliti mengharapkan tanggapan, kritikan dan saran yang membangun dari

semua pihak untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, peneliti

Page 5: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

iv

berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak

yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan.

Padang, Mei 2018

Peneliti

Page 6: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

v

Page 7: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

vi

Page 8: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

vii

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018

Riska Mayori

Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Dengan Anemia Di Wilayah Kerja

Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018

Isi : xii + 84 halaman + 6 tabel + 17 lampiran

ABSTRAK

Anemia kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11gr% pada

trimester I dan III atau <10,5gr% pada trimester II. Dampak pada ibu yaitu

abortus, persalinan prematur, bahkan ancaman dekompensasi jantung.Sedangkan

pada janin yaitu BBLR dan cacat bawaan. Kejadian anemia kehamilan di

Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun 2016 adalah 119. Tujuan penelitian

ini menerapkan asuhan keperawatan ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018.

Desain penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus. Populasi seluruh ibu hamil

yang mengalami anemia pada trimester II dengan sampel 2 orang partisipan yaitu

Ibu.Y dan Ibu.R dipilih secara purposive sampling dengan pendekatan klinis.

Waktu studi kasus 2 minggu, 5 kali kunjungan. Proses analisis mulai dari

pengkajian, menetapkan diagnosis, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi.

Dari hasil penelitian, didapatkan 5 diagnosis keprawatan yang sama pada kedua

partisipan dengan diagnosis keperawatan prioritas : keletihan berhubungan dengan

kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan). Rencana keperawatan: manajemen

energi dan manajemen nutrisi. Implementasi sesuai dengan rencana yang telah

disusun. Masalah telah teratasi pada kunjungan kelima dimana partisipan tampak

tidak pucat dan terjadi peningkatan Hb.

Bagi Pimpinan Puskesmas Lubuk Buaya diharapkan memotivasi bawahannya

untuk memberikan pelayanan kesehatan yang professional dan komprehensif.

Serta diharapkan petugas puskesmas dapat melakukan kunjungan rumah pada ibu

hamil yang mengalami anemia agar kondisinya dapat dipantau sesuai dengan

program perkesmas.

Kata kunci: Anemia, AsuhanKeperawatan, IbuHamil

Daftar Pustaka :43(2007-2017)

Page 9: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

LEMBAR ORISINALITAS .......................................................................... v

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................... ........................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan masalah ............................................................................... 5

C. Tujuan ................................................................................................. 6

D. Manfaat ............................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Anemia Dalam Kehamilan

1. Pengertian Anemia dalam Kehamilan ........................................... 8

2. Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil dengan Anemia ................. 8

3. Etiologi Anemia dalam Kehamilan ............................................... 10

4. Tanda dan gejala Anemia dalam Kehamilan ................................. 10

5. Dampak Anemia dalam Kehamilan ............................................... 11

Page 10: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

ix

6. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan ........................................... 11

7. Jenis Anemia dalam Kehamilan ................................................... 12

8. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan ........................................ 13

9. Komplikasi Anemia dalam Kehamilan

a. Komplikasi Anemia Pada Ibu .................................................. 15

b. Komplikasi Anemia Pada Janin ............................................... 16

10 Respon Tubuh Ibu Hamil dengan Anemia

a Respon Tubuh Secara Fisik ................................................... 16

b Respon Tubuh Secara Psikologis ........................................... 17

11 Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Secara Medis ............................................... 18

b. PenatalaksanaanKeperawatan di Rumah ................................ 19

B. Konsep Asuhan Keperawatan Anemia dalam Kehamilan

1. Pengkajian Keperawatan ............................................................... 19

2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan ......................................... 25

3. Rencana Keperawatan ................................................................... 26

4. Implementasi Keperawatan ........................................................... 33

5. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN

A Desain Penelitian ................................................................................ 34

B Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 34

C Populasi dan Sampel .......................................................................... 34

D Jenis - Jenis Data ................................................................................ 36

E Alat dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 36

F Cara Pengumpulan Data ..................................................................... 36

G Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 38

H Prosedur Penelitian............................................................................. 39

I Rencana Analisis ................................................................................ 40

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Deskripsi Tempat ............................................................................... 42

B Deskripsi Kasus .................................................................................. 42

C Pembahasan ........................................................................................ 62

BAB IV PENUTUP

A Kesimpulan ........................................................................................ 82

B Saran ................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan ........................................................................... 26

Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan ...................................................................... 42

Tabel 4.2 Diagnosis Keperawatan ........................................................................ 49

Tabel 4.3 Rencana Asuhan Keperawatan ............................................................. 51

Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan .................................................................. 54

Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 59

Page 12: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Pengambilan Data dari Poltekkes Kemenkes RI Padang

Lampiran 2 : Surat izin melakukan penelitian dari DKK Padang

Lampiran 3 : Surat Selesai Penelitian dari Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 : Informed Conset

Lampiran 7 : Data Ibu Hamil HB <11 gr% dari Dinas Kesehatan Kota Padang

Tahun 2017.

Lampiran 8 : Laporan Ibu Hamil Anemia Per Kabupaten/Kota Tahun 2016

Lampiran 9 : Laporan PWS-KIA DKK Tahun 2016

Lampiran 10 : Asuhan Keperawatan Ny. Y dan Ny. R

Lampiran 11 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Lampiran 12 : WOC Anemia Kehamilan

Lampiran 13 : Ghant Chart Kegiatan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 14 : Lembar Obsevasi Konsumsi Tablet Fe Dan Nutrisi Yang Adekuat

Pada Ibu Hamil

Lampiran 15 : Lembar Identifikasi Partisipan Trimester II

Lampiran 16 : Jadwal Kunjungan Rumah

Lampiran 17 : Dokumentasi Kunjungan Rumah

Page 13: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

xii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Riska Mayori

Tempat, Tanggal Lahir : Duri, 18 Mei 1996

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat : Jorong Balai Panjang, Nagari Balai Panjang,

Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten

Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat

Nama orang tua

Ayah : Abu Bakar

Ibu : Darnawilis

Riwayat Pendidikan :

No Jenis Pendidikan Tempat Pendidikan Tahun

1 SD SDN 01 Balai Panjang 2003-2009

2 SMP SMPN 1 Kecamatan Lareh

Sago Halaban

2009-2012

3 SMA SMAN 1 Kecamatan Lareh

Sago Halaban

2012-2015

4 DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang 2015-2018

Page 14: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menjadi harapan setiap

pasangan suami istri. Namun, tidak semua kehamilan bebas dari masalah.

Masalah yang terjadi pada ibu hamil selama kehamilan diantaranya

kehamilan ektopik atau tuba, perdarahan vagina, keguguran, hiperemesis

gravidarum, demam, plasenta previa, fibroid (mioma), abrupsio plasenta,

infeksi, diabetes mellitus gestasional, preeklampsia, PIH, dan anemia

(Simkin, dkk, 2011). Menurut Prawirohardjo (2013), salah satu yang

menjadi masalah besar pada ibu hamil adalah anemia. Anemia merupakan

penyebab kematian non obstetri yang secara tidak langsung terjadi pada

ibu hamil (Triana, dkk , 2015).

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 38% ibu hamil

berusia 15-49 tahun mengalami anemia. World Health Organization

(WHO) juga menjelaskan bahwa penyebab anemia kehamilan itu

bervariasi, namun 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan

dengan anemia besi (WHO, 2014). Indonesia frekuensi ibu hamil dengan

anemia relatif tinggi (63.5%). (Saifuddin, dkk, 2014). Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Barat menjelaskan bahwa selama tahun 2016, di

Sumatera Barat terdapat 16.206 orang ibu hamil yang mengalami anemia

(13,2%). Sedangkan di Kota Padang terdapat 1.357 orang ibu hamil yang

mengalami anemia (7,4%).

Anemia merupakan masalah gizi yang mempengaruhi jutaan orang di

negara-negara berkembang dan tetap menjadi tantangan besar bagi

kesehatan manusia (Sudikno & Sandjaja. 2016). Menurut Reeder, dkk

(2014), anemia dalam kehamilan merupakan perubahan fisiologis yang

terjadi selama kehamilan. Anemia adalah kondisi dengan kadar

hemoglobin dalam darah kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam

kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr%

Page 15: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

2

atau hematokrit kurang dari 33% pada trimester I dan trimester III atau

kadar <10,5gr% pada trimester II (Prawirohardjo, 2013). Berdasarkan

ketetapan World Health Organization (WHO), anemia ibu hamil adalah

suatu kondisi dimana kadar sel darah merah atau hemoglobin kurang dari

11 gr% ( WHO, 2014). Anemia ibu hamil sering terjadi pada trimester ke

II karena terjadinya peningkatan volume plasma dan menguranggi

vaskositas darah sehingga menyebabkan hemodilusi, yang dapat

menyebabkan penurunan konsentrasi hemoglobin (Reeder, dkk, 2014).

Dampak anemia pada ibu hamil maupun janinnya dapat mengganggu

kesehatan. Dampak pada ibu dapat menyebabkan infeksi dan komplikasi

akibat kehilangan darah saat atau setelah persalinan, mudah terjadi

preeklamsia/eklamsia, bahkan pada sebagian kasus wanita dapat

mengalami gagal jantung sebagai akibat dari anemia. Anemia kronis

membatasi jumlah oksigen yang tersedia bagi pertukaran janin, yang

menempatkan klien beresiko tinggi mengalami aborsi dan persalinan

prematur (Reeder, dkk, 2014). Sedangkan dampak pada janin dapat

menyebabkan resiko kematian intrauteri, resiko terjadinya abortus, BBLR,

resiko terjadinya cacat bawaan, kelahiran dengan anemia, peningkatan

resiko infeksi pada bayi, hingga kematian perinatal (Pratami, 2016).

Menurut penelitian Yanti, dkk (2015), faktor yang dapat menyebabkan

anemia kehamilan diantaranya tingkat pendidikan, status ekonomi dan

kepatuhan konsumsi tablet Fe. Yanti, dkk (2015) menjelaskan bahwa

faktor utama penyebab anemia gizi adalah kurang cukupnya zat besi

didalam makanan sehari-hari. Kehamilan berulang atau jarak

antarkehamilan yang terlalu dekat juga menyebabkan anemia.

Prawirohardjo (2013) menjelaskan, penyebab anemia tersering adalah

defisiensi zat-zat nutrisi. Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan

oleh defisiensi besi. Ketidakcukupan asupan makanan, misalkan karena

mual dan muntah atau kurang asupan zat besi, dapat menyebabkan anemia

zat besi (Sinsin, 2008).

Page 16: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

3

Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg zat besi, diantaranya 300

mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu

(Saifuddin, A.B, dkk, 2009). Kebutuhan zat besi janin dapat meningkat

secara drastis pada pertengahan kedua masa kehamilan (Reeder, dkk,

2014). Hal ini dikarenakan pada kehamilan sering terjadi hemodilusi atau

pengenceran darah yang menyebabkan volume darah pada tubuh ibu

meningkat (Azra & Rosha, 2015). Sehingga untuk dapat tetap memenuhi

kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui

plasenta, dibutuhkan asupan zat besi tambahan sekitar 2-3 mg/hari

(Kemenkes RI. 2015).

Program pemerintah untuk masyarakat dalam membantu mengatasi

masalah anemia yaitu tablet Fe gratis untuk ibu hamil yang tersedia di

puskesmas (Manuaba, dkk, 2007). Meskipun program pemerintah dalam

upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil dengan pemberian tablet Fe

sebanyak 90 tablet selama kehamilan telah berjalan, namun kejadian

anemia pada ibu hamil tetap terjadi. Faktor yang menyebabkan

ketidakberhasilan program pemberian tablet Fe bagi ibu hamil dalam

mengatasi anemia adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang

penyakit anemia dan bahaya yang menyertainya. Fakta tersebut

merupakan faktor yang menyebabkan sebagian besar ibu hamil kurang

patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe (Sulistiyanti, 2015). Hal ini sejalan

dengan hasil Riskesdas (2013) yaitu masih ada kasus abortus dan BBLR

yang disebabkan karena ibu hamil tidak rutin mengonsumsi tablet tambah

darah akibat kurangnya pengetahuan dan dukungan keluarga serta

masyarakat tentang pentingnya tablet tambah darah saat hamil (Dinas

Kesehatan Kota Padang, 2016).

Laporan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015 menunjukkan bahwa,

jumlah ibu hamil dengan anemia yang tertinggi ditemukan di Puskesmas

Lubuk Buaya yaitu sebanyak 379 kasus. Angka ibu hamil yang memiliki

Page 17: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

4

resiko tinggi pada tahun 2015 yang tertinggi juga di Puskesmas Lubuk

Buaya yaitu sebanyak 430 kasus. Pada tahun 2016 didapatkan data dari

Laporan Dinas kesehatan Kota Padang bahwa jumlah ibu hamil yang

mengalami anemia adalah sebanyak 119 kasus (Dinas Kesehatan Kota

Padang, 2017). Mengingat banyaknya kasus dan dampak anemia pada ibu

hamil di Kota Padang terutama di Puskesmas Lubuk Buaya, maka perlu

peran perawat yang melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan

keperawatan dimulai dari pengkajian sampai evaluasi (Potter & Perry,

2009). Pengkajian maliputi anamnesis, riwayat psikososial, riwayat

kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.Diagnosa

utama yang sering muncul pada ibu hamil dengan anemia adalah defisiensi

pengetahuan. Hal ini karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang

pentingnya pemeriksaan kehamilan dan mengonsumsi tablet Fe selama

hamil (Sulistiyanti, 2015).Pemberian konseling dan pendidikan kesehatan

yang terperinci merupakan salah satu intervensi keperawatan yang sangat

penting diberikan kepada ibu hamil yang mengalami anemia (Reeder, dkk,

2011). Evaluasi keperawatan perlu dilakukan bersama klien dan keluarga

terhadap pendidikan kesehatan yang telah diberikan (Sulistiyanti, 2015).

Menurut Depkes RI (2010), perawat juga berperan dalam standar

pelayanan 10 T, diantaranya dimulai dari timbang berat badan dan ukur

tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian

imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap, pemberian tablet besi minimal 90

tablet selama kehamilan, tes laboratorium, temu wicara, tentukan

presentasi janin dan hitung DJJ, tetapkan status gizi, dan tata laksana kasus

sampai perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, dan terpenting

memberikan pendidikan kesehatan tentang pemberian asupan nutrisi pada

ibu hamil yang mengalami anemia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Buaya Kota Padang (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2013).

Saat studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 16 November

2017, kunjungan ibu hamil ke Puskemas Lubuk Buaya dari bulan Januari

Page 18: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

5

sampai bulan Oktober 2017 yaitu sebanyak 876 kunjungan, dengan jumlah

ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 85 orang. Hasil observasi dari

buku KIA yang dimiliki oleh 4 orang ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Lubuh Buaya, didapatkan 2 diantaranya mengalami anemia.

Ibu hamil yang pertama berusia 36 tahun, trimester III, riwayat gestasi G8

P5 A2 H5, dengan kadar Hb 9 gr%. Ibu hamil kedua berusia 26 tahun,

trimester II, primigravida, dengan kadar Hb 10 gr%. Kedua ibu hamil

sama-sama mengalami gejala pusing dan keletihan.

Sesuai hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan petugas Puskesmas

Lubuk Buaya kota padang, upaya tindakan yang diberikan kepada ibu

hamil yang mengalami anemia adalah pemberian tablet Fe selama

kehamilan. Namun, hasil wawancara dengan 2 orang ibu hamil yang

mengalami anemia, didapatkan bahwa mereka malas meminum tablet Fe

karena mual saat meminumnya, dan tidak tahu apa dampak jika tidak

patuh meminumnya. Ibu hamil mengatakan hanya di berikan tablet Fe oleh

petugas Puskesmas, namun tidak dijelaskan cara meminum tablet Fe yang

benar, manfaat, dan dampak jika tidak mengonsumsinya bagi ibu hamil.

Dari Uraian latar belakang diatas dan mengingat dampak bahaya dari

anemia pada ibu hamil, dibutuhkan pertolongan dari petugas kesehatan

salah satunya perawat. Maka peneliti telah selesai melakukan penelitian

dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Anemia di

Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018”.

B Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil dengan anemia

di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018 ?

Page 19: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

6

C Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui atau mengidentifikasi asuhan keperawatan pada

kasus ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Buaya Kota Padang Tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengkajian pada kasus ibu

hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya

Kota Padang Tahun 2018.

b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan perumusan diagnosis pada

kasus ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Buaya Kota Padang Tahun 2018.

c. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan rencana keperawatan pada

kasus ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Buaya Kota Padang Tahun 2018.

d. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan tindakan keperawatan

pada kasus ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas

Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018.

e. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan evaluasi pada kasus ibu

hamil dengan anemia di wilayah kerja PuskesmasLubuk Buaya

Kota Padang Tahun 2018.

D Manfaat

1. Bagi Peneliti

Laporan kasus ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan serta

kemampuan peneliti dalam penerapan asuhan keperawatan pada ibu

hamil dengan anemia yang telah dipelajari.

2. Bagi Pendidikan

Data dan hasil yang diperoleh dari laporan kasus ini dapat digunakan

sebagai perbandingan dan bahan untuk penelitian selanjutnya dibidang

kesehatan.

Page 20: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

7

3. Tempat Penelitian

Laporan studi kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pikiran dalam menerapakan asuhan keperawatan pada ibu hamil

dengan anemia.

Page 21: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIIS

A Konsep Anemia dalam Kehamilan

1 Pengertian Anemia Dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika

ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I

dan III, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II

(Pratami, 2016). Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin pada

trimester pertama, kedua, dan ketiga yang disebabkan berkurangnya

cadangan zat besi yang dibutuhkan janin sehingga membahayakan ibu

dan janin (Wagiyo dan Putrono, 2016). Anemia secara praktis

didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau eritrosit dibawah

batas normal. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar

hemoglobin dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%. Namun

CDC (Centers for Desease Control and Prevention / Pusat Pengendalian

dan Pencegahan Penyakit) membuat nilai batas khusus berdasarkan

trimester kehamilan, yaitu kadar Hb kurang dari 11.0 g/dl pada

trimester I dan III dan kurang dari 10.5 g/dl pada trimester II

(Prawirohardjo, 2013).

2 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil

Kehamilan merupakan kondisi alamiah tetapi seringkali menyebabkan

komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik serta fisiologis dalam

tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi adalah

perubahan hemodinamika. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan

sel-sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan

trombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor prokoagulasi

dan hemostasis (Prawirohardjo, 2013).

Pada proses hemodilusi volume darah akan meningkat secara progresif

mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada

Page 22: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

9

minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.

Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini

dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang

dinisiasi oleh jalur renin - angiotensin dan aldosteron. Penambahan

volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit

(Prawirohardjo, 2013).

Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah

sebanyak 20 - 30%, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume

plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan

konsentrasi hemoglobindari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl, dan pada 6%

perempuan bisa mencapai dibawah 11 g/dl itu merupakan suatu hal

yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defesiensi zat

besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya

tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga

penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat membantu

mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama

kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-rata 6 – 7 mg/hari. Volume

darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu setelah

persalinan (Prawirohardjo, 2013).

Selama kehamilan jumlah leukosit juga akan meningkat yakni berkisar

antara 5.000 – 12.000 /ul dan mencapai puncaknya pada saat persalinan

dan masa nifas berkisar 14.000 – 16.000 /ul. Penyebab peningkatan ini

belum diketahui. Respon yang sama juga diketahui terjadi selama dan

setelah melakukan latihan yang berat (Prawirohardjo, 2013).

Selama kehamilan juga sirkumferensia torak akan bertambah lebih

kurang 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu

fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diagfragma

yang naik lebih kurang 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan

hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, perubahan ini

Page 23: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

10

akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37 dan akan kembali hampir

seperti sediakala dalam minggu ke 24 minggu setelah persalinan

(Prawirohardjo, 2013).

3 Etiologi Anemia Dalam Kehamilan

Menurut Jane Bain (2014), penyebab utama anemia kehamilan di

negara maju adalah defisiensi zat besi, yaitu hampir sepertiga kasus.

Angka ini menjadi lebih tinggi di negara berkembang. Penyebab utama

defisiensi zat besi adalah :

1) intake tidak mencukupi,

2) malabsorbsi,

3) hiperemesis gravidarum.

Menurut Saifuddin, 2002 dalam Wagiyo dan Putrono (2016), anemia

ibu hamil pada umumnya disebabkan oleh:

1) kurang gizi (malnutrisi) ,

2) kurang zat besi dalam diit,

3) malabsobsi,

4) perdarahan antepartum,

5) kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu,

6) haid, dan penyakit-penyakit kronik seperti TB paru, cacing usus,

malaria, dan lain-lain.

4 Tanda dan Gejala Anemia Dalam Kehamilan

Menurut Lutfiatus (2016), tanda dan gejala ibu hamil yang mengalami

anemia, yaitu :

1) mudah lelah, lesu, dan sesak napas saat beraktivitas maupun

istirahat,

2) permukaan kulit dan wajah pucat,

3) mudah pusing,

4) mudah pingsan,

Page 24: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

11

5) kerja jantung meningkat sehingga denyutnya lebih cepat, bahkan

dapat berakibat gagal jantung jika kondisi jantung memburuk.

5 Dampak Anemia Dalam Kehamilan

Menurut Wiknjosastro, 2006 dalam Wagiyo dan Putrono (2016),

anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh kurang baik pada ibu,

baik dalam kehamilan, persalinan maupun saat masa nifas, dan masa

selanjutnya. Berbagai masalah dapat timbul akibat anemia, seperti :

1) abortus, partus prematurus

2) partus lama karena intertia uteri, perdarahan postpartum karena

atonia uteri.

3) shock, infeksi, baik intrapartum maupun post partum

4) anemia yang sangat berat dengan hb kurang dari 4 g/100ml yang

menyebabkan dekompensasi kordis.

Sedangkan menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), dampak anemia

kehamilan bervariasi, yaitu :

1) gangguan kelangsungan kehamilan : abortus, partus immatur atau

prematur,

2) gangguan proses persalinan : inertia, atonia, partus lama,

perdarahan atonis,

3) gangguan pada masa nifas : sub involusi rahim, mudah terinfeksi,

produksi ASI rendah, dan

4) gangguan pada janin : abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR,

kematian perinatal

6 Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan

Berdasarkan ketetapan WHO, anemia ibu hamil adalah bila Hb kurang

dari 11 g/dl. Klasifikasi anemia ibu hamil di Indonesia sangat

bervariasi, yaitu :

a Hb 11 g/dl : normal

b Hb 9-10 g/dl : anemia ringan

Page 25: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

12

c Hb 7-8 g/dl : anemia sedang

d Hb <7 g/dl : anemia berat.

(Manuaba, dkk, 2007).

7 Jenis Anemia dalam Kehamilan

Menurut Pratami (2016), anemia dalam kehamilan dapat dibedakan

menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya, antara lain anemia

defisiensi besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, dan anemia

hemolotik (anemia sel sabit).

a Anemia Defisiensi Besi

b Anemia defisiensi besi (IDA, Iron Deficiency Anemia) merupakan

kelainan hematologi yang paling sering terjadi selama kehamilan.

Adanya perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan

memiliki peran serta dalam meningkatkan resiko terjadinya IDA.

Terdapat perubahan yang sangat menonjol pada volume massa

maternal dan peningkatan volume sel darah merah total dan massa

hemoglobin yang relatif rendah. Wanita yang memiliki riwayat

status nutrisi yang buruk, jarak kehamilan yang dekat, kehamilan

kembar, atau perdarahan pervaginam yang berlebihan dapa

beresiko mengalami IDA selama kehamilan. IDA dapat

menyebabkan wanita hamil menjadi sangat rentan terhadap infeksi

dan komplikasi akibat kehilangan darah saat atau setelah

persalinan. Anemia kronis membatasi jumlah oksigen yang tersedia

bagi pertukaran janin, yang menempatkan klien beresiko tinggi

mengalami aborsi dan persalinan prematur. Kadar hemoglobin di

bawah 10 g/dl atau hematokrit kurang dari 30% pada wanita hamil

pada umumnya menunjukkan adanya IDA, dan evaluasi lebih jauh

diindikasikan untuk menentukan penyebab terjadinya kondisi

tersebut (Reeder, 2014).

Page 26: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

13

c Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik merupakan anemia dengan karakteristik sel

darah makrositik. Anemia megaloblastik dapat terjadi akibat

defisiensi asam folat, malnutrisi, infeksi kronis, atau defisiensi

vitamin B12 (Pratami, 2016). Anemia megaloblastik, dicirikan

dengan adanya sel darah merah yang belum matang yang gagal

membelah sehingga sel darah merah tersebut makin lama makin

membesar dan jumlahnhya makin sedikit, jarang terjadi

dibandingkan IDA, yang terjadi pada kurang dari 3% wanita hamil.

Gejala anemia dengan tipe ini meliputi glositis, lidah sakit, dan

anoreksia (Reeder, 2014).

d Anemia Hipoplastik

Anemia hipoplastik terjadi karena adanya hipofungsi sumsum

tulang belakang dalam membentuk sel darah merah yang baru.

Anemia hipoplastik primer atau idiopatik masih belum diketahui

penyebabnya dan sulit untuk ditangani. Anemia hipoplastik

sekunder dapat terjadi akibat adanya infeksi berat dan pajanan

terhadap racun kimiawi, rotgen, atau radiasi (Pratami, 2016).

e Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik terjadi akibat penghancuran sel darah merah

yang lebih cepat daripada pembentukannya. Gejala utama anemia

hemolitik dapat berupa perasaan lelah, lemah, atau anemia dengan

gambaran darah yang abnormal (Pratami, 2016).

8 Patofisiologi Anemia Dalam Kehamilan

Anemia dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain malnutrisi,

kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang

berlebihan, kehamilan, proses penghancuran eritrosit dalam tubuh

sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat besi akibat infeksi

kronis atau infeksi akut yang berulang, serta kondisi kronis seoerti

Page 27: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

14

infeksi TB, malaria, atau cacing usus. Proses kekurangan zat besi

sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya, terjadi

penurunan simpanan cadangan besi. Lambat laun hal tersebut

mempengaruhi kadar Hb dalam darah. Didalam tubuh, sebagian zat besi

dalam bentuk ferritin di hati. Saat konsumsi zat besi dari makanan tidak

cukup, ferritin inilah yang diambil. Sayangnya, daya serap zat besi dari

makanan sangat rendah. Zat pangan dari hewani lebih tinggi

penyerapannya, yaitu 20-30%, sedangkan dari sumber nabati hanya 1-

6%. Bila terjadi anemia, kerja jantung akan dipicu lebih cepat untuk

memenuhi kebutuhan oksigen kesemua organ tubuh. Akibatnya

penderita sering berdebar-debar dan jantung lekas lelah. Gejala lainnya,

lemas-lemas, cepat lelah, cepat letih, mata sering berkunang-kunang,

dan sering mengantuk. Wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir, dan

kuku tampak pucat. Anemia sangat berat, dapat berakibat penderita

sesak napas, bahkan lemah jantung (Pratami, 2016).

Wanita hamil cenderung terkena anemia pada trimester ketiga. Karena,

pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri

sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir (Sinsin, 2008). Menurut

penelitian Azra & Rosha (2015), ibu hamil yang mengalami anemia

sebesar hampir 70 persen dan lebih banyak terjadi pada ibu hamil

trimester II dan III. Hal ini dikarenakan pada kehamilan sering terjadi

hemodilusi atau pengenceran darah. Prawirohardjo (2013) menjelaskan,

pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu

peningkatan produksi eritopoietin. Akibatnya, volume plasma

bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun,

peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika

dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan

konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi.

Volume darah mulai meningkat pada trimester I, yang kemudian

mengalami percepatan selama trimester II, dan untuk selanjunya

Page 28: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

15

melambat pada trimester III. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar

11 gr%, dengan terjadinya hemodilusi, Hb ibu hamil akan menjadi 9.5 –

10 gr%. Penurunan ini mencerminkan keadaan hemodilusi, dengan

terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis.

Pada proses hemodilusi volume darah akan meningkat secara progresif

mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada

minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.

Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini

dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang

dinisiasi oleh jalur renin - angiotensin dan aldosteron. Penambahan

volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit

(Prawirohardjo, 2013).

9 Komplikasi Anemia Dalam Kehamilan

a. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu

kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas.

Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan

abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin

dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman

dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola

hidatidosa, hiperemis gravidarum, perdarahan ante partum, atau

ketuban pecah dini. Anemia juga dapat menyebabkan gangguan

selama persalinan seperti gangguan his, gangguan kekuatan

mengejan, kala pertama yang berlangsung lama, kala kedua yang

lama hingga dapat melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan

tindakan operasi, kala ketiga yang retensi plasenta dan perdaraan

postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan postpartum

sekunder dan atonia uterus pada kala keempat. Bahaya yang dapat

timbul adalah resiko terjadinya sub involusi uteri yang

mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko terjadinya

dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resiko infeksi

Page 29: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

16

selama masa puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya infeksi

payudara.

b. Komplikasi Anemia Pada Janin

Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga

membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi,

O2 dan plasenta menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat

timbul pada janin adalah :

1) resiko terjadinya kematian intra-uteri,

2) resiko terjadinya abortus,

3) berat badan lahir rendah,

4) resiko terjadinya cacat bawaan,

5) peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian

perinatal

6) atau tingkat intiligensi bayi rendah.

10 ResponTubuh Ibu Hamil dengan Anemia

a Respon tubuh secara fisik

Menurut Tarwoto dan Wasnidar (2007), ibu hamil yang menderita

anemia respon tubuhnya seperti :

1) keadaan umum

ibu hamil dengan anemia tampak pucat dan dan mengalami

keletihan.

2) Mata

Konjungtiva ibu hamil dengan anemia tampak nemis,

penglihatan kabur, jaundice sklera dan perdarahan retina.

3) sistem Integumen

kulit ibu hamil dengan anemia tampak pucat, joundice

(pada anemia hemolitik), kulit kering, kuku rapuh, clubbing

finger.

Page 30: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

17

4) sistem pernapasan

pernafasan pada ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan

dyspnea dan orthopnea.

5) sistem kardiovaskular

ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan gejala seperti

takikardia, palpitasi, murmur, angina, hipotensi,

kardiomegali, dan gagal jantung.

6) sistem pencernaan

pada ibu hamil dengan anemia ditemukan mukosa bibir

licin dan mengkilap, stomatitis, anoreksia, disfagia, nyeri

abdomen, hepatomegali, splenomegali.

7) sistem genitourinaria

ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan riwayat amnore

dan menoragia sebelumnya, menurunnya fertilisasi, dan

hematuria (pada anemia hemolitik).

8) sistem muskuloskletal

ibu hamil dengan anemia biasanya mengeluh nyeri

pinggang, nyeri sendi, tenderness sternal.

9) sistem persarafan

pada ibu hamil dengan anemia biasnya nyeri kepala,

bingung, neuropati perifer, prestasia, mental depresi, cemas,

kesulitan kopping.

b Respon tubuh secara psikologis

Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita anemia

biasanya ibu hamil tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan

keadaannya dan janinnya karena sangat berbahaya, contonya bagi

ibu bisa menyebabkan abortus, persalinan prematur, peningkatan

terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari

6,0 g/dl.

Page 31: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

18

11 Penatalaksanaan Anemia dalam Kehamilan

a Penatalaksanaan Secara Medis

Ibu hamil berhak memilih kadar Hb normal selama kehamilan dan

memperoleh pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang

aman dan efektif akan memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb

yang normal dan mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah.

Peningkatan oksigen melalui tranfusi darah telah ditentang selama

dekade terakhir. Selain itu, tindakan tranfusi beresiko menimbulkan

masalah yang lain, seperti transmisi virus dan bakteri (Pratami,

2016).

WHO merekomendasikan pemberian suplemen zat besi tambahan

sekitar 2-3 mg/hari kepada ibu hamil sehingga tetap memenuhi

kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin

melalui plasenta (Kemenkes RI, 2015). Program pemerintah dalam

upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil dengan pemberian

tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (Sulistiyanti, 2015).

Tablet Fe mulai dikonsumsi oleh ibu hamil pada trimester II,

karena pada trimester ini peningkatan volume plasma darah yang

signifikan. Selain itu, jika diberikan mulai pada trimester I, maka

akan membuat ibu hamil semakin mual dan muntah, melihat

dampak dari tablet Fe yang membuat ibu hamil mual. Tablet

sebaiknya diminum dengan air putih atau air jeruk yang

mengandung vitamin C untuk mempermudah penyerapan zat besi.

Teh, susu, dan kopi tidak boleh diminum bersamaan dengan tablet

Fe, karena merupakan faktor penghambat penyerapan zat besi.

Sebaiknya tablet Fe diminum pada malam hari sebelum tidur,

karena mengurangi efek mual yang akan timbul setelah ibu

meminumnya (Ani, L.S, 2013).

Page 32: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

19

b Penatalaksanaan Keperawatan di rumah

Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia

adalah dengan mengonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah

terjadinya anemia jika sedang hamil, makan makanan yang tinggi

kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,

sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu memastikan

bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk

berfungsi dengan baik. Selain itu pemberian vitamin adalah cara

terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi

dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat

besi setiap hari, yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan yang

tinggi kandungan zat besi (Proverawati, 2011).

B Konsep Asuhan Keperawatan Anemia Dalam Kehamilan

1 Pengkajian Keperawatan

a. Identitas Klien

Pengkajian identitas ibu hamil dengan anemia meliputi nama,

umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku

bangsa, diagnosa medis. wanita usia <20 tahun atau >35 tahun

merupakan faktor predisposisi terjadinya anemia selama

kehamilan (Wagiyo dan Putrono, 2016).

b. Keluhan Utama

Keluhan utama ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan

keluhan cepat lelah, sering pusing, dan mata berkunang-kunang,

malaise, lidah luka, konsentrasi hilang, nafas pendek (pada

anemia parah), mual dan muntah pada hamil muda, dan palpitasi

(Wagiyo dan Putrono, 2016).

Page 33: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

20

c. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan mudah lelah,

lesu, dan sesak napas saat beraktivitas maupun istirahat,

permukaan kulit dan wajah pucat, dan mudah pusing

(Lutfiatus, 2016).

2) Riwayat Kesehatan Dahulu

Riwayat kesehatan dahulu pada ibu hamil dengan anemia

biasanya riwayat kehamilan yang berdekatan, dan riwayat

penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi seperti TB, cacing

usus, dan malaria yang dapat memungkinkan terjadinya

anemia (Pratami, 2016).

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Anggota keluarga biasanya tidak ada yang mengalami

penyakit yang sama. Biasanya anggota keluarga cenderung

menganggap gejala yang ada pada ibu hamil dengan anemia

merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu hamil. Hal ini

merupakan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal

resiko anemia pada ibu hamil. Sehingga, biasanya anggota

keluarga kurang memperhatikan gizi anggota keluarganya

walaupun sedang hamil (Riasmini, dkk, 2017).

4) Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Ibu hamil dengan anemia dapat ditemukan kehamilan pada

usia muda dan kehamilan yang berdekatan (Wagiyo dan

Putrono, 2016).

5) Pola Aktivitas Sehari-hari

a) Pola makan

Ibu hamil dengan anemia biasanya kurang

mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti

sayuran berdaun hijau, daging merah dan tidak

mengkonsumsi tablet Fe (Wagiyo dan Putrono, 2016).

Page 34: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

21

b) Pola aktivitas/istirahat

Ibu hamil dengan anemia mudah kelelahan, keletihan,

malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan istirahat

lebih banyak (Wagiyo dan Putrono, 2016).

d. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

Ibu hamil dengan anemia akan terlihat lemah, lesu, dan

pucat (Wagiyo dan Putrono, 2016).

2) Head to Toe

Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), pemeriksaan head to

toe pada ibu hamil dengan anemia, didapatkan :

a) Kepala :

Rambut ibu hamil dengan anemia biasanya tidak ada

masalah

b) Wajah :

Pada wajah ibu hamil biasanya terdapat chloasma

gravidarum karena terjadi hiperpigmentasi.

c) Mata :

Ibu hamil dengan anemia ditemukan konjungtiva

anemis dan skelera tidak ikterik.

d) Mulut :

Bibir ibu hamill dengan anemia ditemukan pucat dan

membran mukosa kering.

e) Payudara

Inspeksi :

Pada areola mammae dan puting susu ibu hamil akan

menghitam. Biasanya payudara akan membesar, tegang

dan sakit.

Palpasi :

Apabila di pijat, biasanya pada kehamilan 16 minggu

cairan yang dikeluarkan jernih, kehamilan 16 minggu

Page 35: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

22

sampai 32 minggu warna cairan agak putih seperti air

susu yang sangat encer, dan dari kehamilan 32 minggu

sampai anak lahir cairan yang keluar lebih kental,

berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak atau

disebut kolostrum.

f) Abdomen

Inspeksi :

Hingga kehamilan empat bulan, pembesaran perut

belum kelihatan. Setelah kehamilan lima bulan, perut

mulai kelihatan membesar. Saat hamil tua, perut

menjadi tegang dan pusat meninjol keluar. Timbul linia

alba atau nigra dan strie gravidarum

Palpasi :

Leopold 1 :

(a) apabila kepala janin dibagian fundus, yang

akan teraba adalah keras, bundar, dan

melenting.

(b) apabila bokong janin teraba dibagian fundus,

yang terasa adalah lunak, kurang bundar, dan

kurang melenting.

(c) apabila posisi janin melintang pada reahim,

maka pada fundus teraba kosong.

Leopold II :

(a) bagian punggung : akan teraba jelas, rata,

cembung, kaku / tidak dapat digerakkan.

(b) bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) : akan

teraba kecil, bentuk atau posisi tidak jelas dan

menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki

janin secara aktif maupun pasif.

Page 36: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

23

Leopold III :

(a) bagian keras, bulat, dan hampir homogen

adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak

dan kurang simetris adalah bokong.

(b) apabila bagian terbawah janin sudah

memasuki PAP, maka saat bagian bawah

digoyang sudah tidak bisa.

Leopold IV :

(a) apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa

bertemu (konvergen), berarti bagian terendah

janin belum memasuki pintu atas panggul,

sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa

membentuk jarak atau tidak bertemu

(divergen), maka bagian terendah janin sudah

memasuki PAP.

Auskultrasi :

Normalnya denyut jantung janin antara 120-160

kali/menit

g) Ekstremitas :

Pada ekstremitas ibu hamil biasanya timbul varises

pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua,

sering trejadi edema pada salah satu tungkai. Edema

terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena

femoralis sebelah kanan atau kiri.

h) Genitalia :

Pada ibu hamil dengan anemia dapat terjadi perdarahan

pervagina.

i) Sistem Integumen :

Ibu hamil dengan anemia ditemukan menngalami gejala

seperti pucat, joundice (pada anemia hemolitik), kulit

kering, kuku rapuh, clubbing finger.

Page 37: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

24

j) Sistem pernapasan :

Ibu hamil dengan anemia akan mengalami nafas

pendek saat istirahat maupun beraktivitas karena

desakan diafragma oleh janin.

k) Sistem Pencernaan:

Biasanya alat pencernaan lebih kendur, peristaltik

kurang baik, terjadi hipersekresi kelenjar dalam alat

pencernaan sehingga menimbulkan rasa mual, muntah,

hipersalivasi, dan lain-lain. Peristaltik yang kurang baik

dapat menimbulkan konstipasi atau obstipasi.

l) sistem kardiovaskular :

pada ibu hamil dengan anemia ditemukan takikardia,

palpitasi, murmur, angina, hipotensi, kardiomegali, dan

gagal jantung.

m) sistem muskuloskletal :

ibu hamil dengan anem

ia akan mengeluh nyeri pinggang, nyeri sendi,

tenderness sternal

n) sistem persarafan :

ibu hami dengan anemia akan mengeluh nyeri kepala,

bingung, dan cemas.

e. Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan adalah pemeriksaan

laboratorium. Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), hasil

pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil yang biasanya

didapatkan, yaitu :

a) Pemeriksaan Hb : kadar Hb <11g/dl pada trimester I dan II

atau <10.5 g/dl pada trimester II

b) Pemeriksaan Ht : kadar Ht menurun (normal 37% - 41%)

c) Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)

d) Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah

tepi.

Page 38: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

25

e) Terdapat pensitopenia, susmsum tulang kosong diganti

lemak.

f) Skrining HIV pada ibu hamil

2 Kemungkinan Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :

1) Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis pada ibu hamil

(anemia dalam kehamilan).

2) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan kurang asupan makanan.

3) Defisiensi pengetahuan ibu hamil tentang anemia berhubungan

dengan kurang sumber pengetahuan mengenai anemia.

4) Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin.

5) Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang kewaspadaan perdarahan.

6) Resiko cedera Janin berhubungan dengan malnutrisi pada ibu

hamil.

7) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan

cardiac output

8) Resiko shok berhubungan dengan peningkatan kerja jantung.

9) Resiko gangguan hubungan ibu-janin berhubungan dengan

gangguan transpor oksigen (anemia).

10) Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen.

11) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

(NANDA, 2015-2017)

Page 39: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

26

3 Rencana Keperawatan

Diagnosis Keperawatan NOC NIC

Keletihan berhubungan

dengan kelesuan

fisiologis (anemia dalam

kehamilan)

Defenisi : keletihan terus-

menerus dan penurunan

kapasitas untuk kerja fisik

dan mental pada tingkat

yang lazim

Batasan Karakteristik :

1. Gangguan konsentrasi

2. Kelelahan

3. Kurang energi

4. Mengantuk

5. Peningkatan kebutuhan

istirahat

6. Peningkatan keluhan

fisik

7. Tidak mampu

mempertahankan

aktivitas fisik pada

tingkat yang biasanya

Setelah dilakukan

intervensi keperawatan

(penyuluhan/pendidikan

kesehatan) selama 5 kali

kunjungan, tingkat

kelelahan klien

berkurang dengan

kriteria hasil :

1. Klien tidak

mengalami kelelahan

2. Klien tidak

mengalami kelesuan

3. Klien tidak

mengalami

kehilangan selera

makan

4. Klien tidak

mengalami penurunan

motivasi

5. Klien tidak

mengalami sakit

kepala

6. Klien tidak

mengalami nyeri otot

7. Kuliatas tidur klien

tidak terganggu

8. Kualitas istirahat

klien tidak terganggu.

Manajemen Energi :

1) Lakukan

penyuluhan/pendidikan

kesehatan untuk membatasi

aktivitas agar ketahan klien

tetap terjaga

2) Bantu pasien untuk

memilih aktivitas-aktivitas

yang akan dilakukan

3) Anjurkan tidur siang bila

diperlukan

4) Bantu pasien untuk

menjadwalkan priode

istirahat

5) Instruksikan pasien/orang

yang terdekat dengan

pasien mengenai kelelahan

(gejala yang mungkin

muncul dan kekambuhan

yang mungkin nanti akan

muncul kembali).

6) Monitor intake/asupan

nutrisi untuk mengetahui

sumber energi yang adekuat

Page 40: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

27

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurang asupan makanan

Definisi:

Asupan nutrisi tidak

cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolik.

Batasan Karakteristik:

a) Mual, muntah,

konjungtiva pucat

b) Bising usus hiperaktif

c) Cepat kenyang

setelah makan

d) Kurang informasi

e) Kurang minat pada

makanan

f) Membran mukosa

pucat

g) Penurunan berat

badan dengan asupan

makanan adekuat

Setelah dilakukan

intervensi keperawatan

(pendidikan/penyuluhan

kesehatan) selama 5 kali

kunjungan, diharapkan:

a) keseimbangan nutrisi

klien tidak terganggu

dengan kriteria hasil :

1. Klien mengerti

tentang pentingnya

nutrisi bagi ibu

hamil dan janinnya

2. Klien mengerti

tentang pengertian

nutrisi

3. Klien mengerti

tentang sumber-

sumber nutrisi bagi

ibu hamil

4. Klien mengerti

tentang danpak

kekurangan nutrisi

bagi ibu hamil

b) Nafsu Makan :

Indikator :

1 Keinginan untuk

makan tidak

terganggu

2 Klien tidak mual

3 Rangsangan

Manajemen Nutrisi

1) Jelaskan pentingnya nutrisi

untuk ibu dan janin selama

kehamilan

2) Lakukan penyuluhan atau

pendidikan kesehatan

tentang pengertian nutrisi

bagi ibu hamil

3) Lakukan

penyuluhan/pendidikan

kesehatan tentang sumber-

sumber nutrisi bagi ibu

hamil

4) Lakukan

penyuluhan/pendidikan

kesehatan tentang dampak

kekurangan nutrisi bagi ibu

hamil

Monitor Nutrisi

1) Timbang berat badan pasien

2) Monitor kecendrungan turun

dan naiknya berat badan

3) Identifikasi pertumbuhan

berat badan terakhir

4) Monitor tugor kulit dan

mobilitas

5) Monitor adanya mual

muntah

6) Monitor adanya (warna)

pucat, kemerahan dan

Page 41: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

28

untuk makan

tidak terganggu

c) Status Nutrisi :

Asupan makanan

& cairan

Indikator :

a. Asupan

makanan secara

oral tidak

terganggu

b. Asupan cairan

secara oral tidak

terganggu

jaringan konjungtiva yang

kering

7) Lakukan pemeriksaan

laboratorium (Hb, Ht )

Defisiensi Pengetahuan

tentang anemia

berhubungan dengan

kurang sumber

pengetahuan mengenai

anemia

Definisi :

Ketiadaan atau defisiensi

informasi kognitif yang

berkaitan dengan topik

tertentu

Batasan Karakteristik :

1. Ketidakakuratan

melakukan tes

2. Ketidakakuratan

mengikuti perintah

Setelah dilakukan

penyuluhan kesehatan 5

kali kunjungan,

pengetahuan klien

bertambah dengan

kriteria hasil :

1 Klien mengetahui

pengertian anemia pada

kehamilan

2 Klien mengetahui

penyebab anemia

dalam kehamilan

3 Klien mengetahui

dampak anemia dalam

kehamilan

4 Klien mengetahui cara

pencegahan anemia

dalam kehamilan

5 Klien memahami

Pendidikan Kesehatan

Aktivitas-aktivitas :

1) Lakukan pendidikan

kesehatan pada klien dan

keluarga tentang nutrisi

untuk ibu hamil dan anemia

kehamilan

2) Jelaskan tentang pengertian

anemia dalam kehamilan

3) Jelaskan tentang penyebab

anemia dalam kehamilan

4) Jelaskan tentang dampak

anemia dalam kehamilan

5) Jelaskan cara mengatasi

anemia selama kehamilan

6) Jelaskan pentingnya

konsumsi tablet Fe selama

kehamilan

7) Jelaskan cara mengonsumsi

Page 42: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

29

3. Kurang

pengetahuan

Perilaku tidak

tepat (misalnya:

histeria,

bermusuhan,

agitasi, apatis)

tentang pentingnya

tablet tambah darah

untuk kehamilannya

6 Klien mengetahui cara

konsumsi tablet Fe

yang benar

tablet Fe yang benar

Caranya : Tablet Fe

sebaiknya diminum dengan

air putih atau air jeruk yang

mengandung vitamin C

untuk mempermudah

penyerapan zat besi. Teh,

susu, dan kopi tidak boleh

diminum bersamaan dengan

tablet Fe, karena merupakan

faktor penghambat

penyerapan zat besi.

Sebaiknya tablet Fe

diminum pada malam hari

sebelum tidur, karena

mengurangi efek mual yang

akan timbul setelah ibu

meminumnya (Ani, L.S,

2013).

8) Jelaskan pentingnya

memeriksakan kehamilan

secara rutin

9) Libatkan individu, keluarga,

dan kelompok dalam

perencanaan dan rencana

implementasi gaya hidup

atau modifikasi perilaku

kesehatan

Risiko infeksi

berhubungan dengan

penurunan hemoglobin

Setelah dilakukan

penyuluhan/pendidikan

kesehatan 5 kali

kunjungan, klien mampu

a. Kontrol infeksi

1) Lakukan

penyuluhan/pendidikan

kesehatan tentang cara

Page 43: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

30

Definisi: Rentan

mengalami invasi dan

multiplikasi organisme

patogenik yang dapat

mengganggu kesehatan.

mengontrol infeksi ,

dengan kriteria hasil :

1) Mampu

mengidentifikasi

faktor risiko infeksi

2) Mengetahui

konsekuensi terkait

infeksi

3) Mampu

mengidentifikasi

tanda dan gejalah

infeksi.

4) Mempu menunjukan

mencuci tangan untuk

pencegahan infeksi

5) Tidak ada kemerahan

pada klien

6) Klien tidak demam

7) Klien tidak

hipotermia

8) Klien tidak

kehilangan nafsu

makan

9) Klien tidak malaise

cuci tangan yang benar

2) Jelaskan kepada pasien

dan keluarga tanda dan

gejala infeksi

3) Jelaskan pada klien dan

keluarga akibat dari

infeksi bagi ibu dan

janinnya

4) Jelaskan kepada klien

pentingnya

meningkatkan intake

nutrisi bagi ibu dan

janin agar terhindar

dari infeksi

5) Monitor tanda dan

gejala infeksi sistemik

dan local

6) Inspeksi kulit dan

membrane mukosa

terhadap kemerahan,

panas, drainase

7) Monitor adanya luka

8) Jelaskan pada klien

pentingnya masukan

cairan

9) Anjurkan klien untuk

meningkatkan istirahat

Risiko perdarahan

berhubungan dengan

kurang pengetahuan

tentang kewaspadaan

Setelah dilakukan

penyuluhan/pendidikan

kesehatan selama 5 kali

kunjungan, klien mampu

mengatasi resiko

Pencegahan perdarahan :

1. Lakukan

penyuluhan/pendidikan

kesehatan kepada klien dan

keluarga tentang resiko

Page 44: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

31

perdarahan

Defenisi :

Rentan mengalami

penurunan volume darah,

yang dapat mengganggu

kesehatan.

kehilangan darah dengan

kriteria hasil :

1. Klien dan keluarga

mengetti tentang

tanda dan gejala

perdarahan

2. Klien mengerti

tentang pentingnya

meningkatkan asupan

cairan dan makanan

yang kaya vitamin K

3. Klien tidak

kehilangan darah

4. Klien tidak

mengalami

perdarahan

pervaginam

5. Klien tidak

mengalami penurunan

tekanan darah sistolik

6. Klien tidak

mengalami penurunan

tekanan darah

diastolik

7. Klien tidak

kehilangan panas

tubuh

8. Klien tidak

mengalami penurunan

Hemoglobin (Hb)

9. Klien tidak

mengalami penurunan

perdarahan

2. Jelaskan pada klien dan

keluarga tentang tanda dan

gejala perdarahan

3. Jelaskan pada klien dan

keluarga perlunya mindungi

diri klien dari trauma yang

dapat menyebabkan

perdarahan

4. Instruksikan untuk

menghindari mengangkat

benda berat

5. Instruksikan pasien untuk

meningkatkan makanan

yang kaya vitamin K.

Vitamin ini banyak terdapat

pada sayuran, buah-buahan,

susu, dan kacang-kacangan

untuk proses pembekuan

darah dan mengurangi

perdarahan.

6. motivasi untuk

meningkatkan asupan cairan

agar tidak terjadi konstipasi

7. Instruksikan pasien dan

keluarga untuk memonitor

tanda-tanda perdarahan dan

mengambil tindakan yang

tepat jika terjadi perdarahan

(misalnya melapor kepada

perawat)

8. Instruksikan pasien dan

Page 45: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

32

Hematokrit (Ht) keluarga untuk memonitor

tanda perdarahan dan

mengambil tindakan yang

tepat jika terjadi perdarahan

(misalnya, lapor kepada

perawat)

Resiko Cedera Janin

berhubungan dengan

malnutrisi

Definisi :

Rentan mengalami cedera

fisik akibat kondisi

lingkungan yang

berinteraksi dengan

sumber adaptif dan

sumber defensif individu,

yang dapat mengganggu

kesehatan.

Setelah dilakukan

penyuluhan atau

pendidikan kesehatan

selama 5 kali kunjungan,

klien mampu mengurangi

kejadian jatuh pada ibu

dan resiko cedera janin

berkurang dengan

kriteria hasil :

1 Nutrisi klien terpenuhi

2 Klien tidak jatuh saat

berdiri

3 Klien tidak jatuh saat

berjalan

4 Klien tidak jatuh saat

naik tangga

5 Klien tidak jatuh saat

ke kamar mandi

Manajemen Energi :

1. Lakukan

penyuluhan/pendidikan

kesehatan untuk membatasi

aktivitas agar ketahan klien

tetap terjaga.

2. Lakukan pendidikan.

kesehatan pentingnya

asupan nutrisi yang adekuat

untu pertumbuhan dan

perkembangan janin.

3. Bantu pasien untuk

memilih aktivitas-aktivitas

yang akan dilakukan

4. Anjurkan tidur siang bila

diperlukan

5. Bantu pasien untuk

menjadwalkan priode

istirahat

6. Instruksikan pasien/orang

yang terdekat dengan

pasien mengenai kelelahan

(gejala yang mungkin

muncul dan kekambuhan

yang mungkin nanti akan

muncul kembali).

Page 46: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

33

7. Monitor intake/asupan

nutrisi untuk mengetahui

sumber energi yang adekuat

Sumber :

NANDA (2015-2017) , NOC-NIC (2016)

4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat dari proses

keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana

keperawatan. Tindakan dilakukan sesuai dengan yang telah

direncanakan, mencakup kegiatan mandiri dan kolaborasi. Dengan

rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat,

intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan

untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien (Padila,

2012).

5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan proses kontinu yang terjadi saat

perawat melakukan kontak dengan pasien. Setelah melaksanakan

intervensi, kumpulkan data subjektif dan objektif dari klien, keluarga.

Selain itu tinjau ulang pengetahuan tentang status terbari dari kondisi,

terapi, sumber daya, pemulihan, dan hasil yang diharapkan. Jika hasil

telah terpenuhi, bandingkan perilaku dan respon klien sebelum dan

setelah dilakukan asuhan keperawatan (Perry & Potter, 2009)

Page 47: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dalam bentuk

studi kasus. Penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan bagaimana

gambaran asuhan keperawatan pada klien melalui pengkajian, merumuskan

diagnosa keperawatan, merumuskan rencana keperawatan, merumuskan

penatalaksanaan rencana dengan implementasi keperawatan, dan

merumuskan evaluasi dari tindakan keperawatan pada ibu hamil dengan

anemia di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang pada tahun 2018.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah selesai dilakukan di wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Kota

Padang. Waktu penelitian di mulai bulan September tahun 2017 sampai

dengan bulan Mei tahun 2018. Waktu untuk studi kasus selama 2 minggu,

pada partisipan I dilakukan selama 5 kali kunjungan dan pada partisipan II

juga dilakukan selama 5 kali kunjungan.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Saryono, 2013). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh

ibu hamil trimester II yang mengalami anemia dengan kadar Hb kurang

dari 10,5 gr/dl di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang.

Menurut studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 16

November 2017, terdapat 85 orang ibu hamil yang mengalami anemia

dari bulan Januari sampai bulan Oktober tahun 2017. Namun saat akan

dilakukan penelitian pada bulan januari 2018, didapatkan data ibu hamil

yang mengalami anemia pada trimester II berjumlah 25 orang. Jadi,

populasi penelitian ini 25 orang ibu hamil yang mengalami anemia di

wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang.

Page 48: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

35

2. Sampel

Sampel adalah suatu objek yang diteliti yang mewakili suatu populasi

(Saryono, 2013). Pemilihan partisipan mengacu pada teknik purposive

sampling. Purposive sampling merupakan suatu teknik penetapan sampel

dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya (Nursalam, 2013).

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling yaitu 2 ibu hamil yang mengalami anemia dengan kriteria

inklusi.

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a Partisipan 1 dan partisipan 2 bersedia menjadi responden.

b Partisipan dengan kadar Hb <10.5 g/dl. Data Hb ibu hamil

didapatkan dari data sekunder yaitu data dari ruang KIA

Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang.

c Partisipan yang kooperatif.

d Partisipan pada trimester II.

Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini, yaitu :

a Partisipan yang memiliki keterbatasan atau cacat fisik seperti bisu

dan gangguan pendengaran.

b Partisipan mengalami penyakit lain yang dapat mengganggu proses

peneltian.

Setelah dilakukan analisis data oleh peneliti, didapatkan partisipan lebih

dari 2 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, maka dilakukan dengan

pendekatan klinis yaitu dengan melihat gejala klinis yang lebih sesuai

dengan kehendak peneliti yang dapat mewakili populasinya. Gejala klinis

yang dapat dilihat yaitu dengan pemeriksaan konjungtiva, observasi

keletihan dan kelesuhan ibu hamil, serta wawancara dengan ibu hamil

Page 49: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

36

yang mengalami pusing. Maka dari teknik purposive sampling dengan

pendekatan klinis, didapatkan 2 orang partisipan untuk penelitian ini.

D. Jenis-Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari klien seperti

pengkajian kepada klien, meliputi: identitas klien, riwayat kesehatan klien,

pola aktifitas sehari-hari dirumah, data penunjang (hasil labor dan

diagnostik), dan pemeriksaan fisik terhadap klien.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung

dari keluarga, rekam medis, hasil labor dan Ruang KIA Puskesamas Lubuk

Buaya Kota Padang.

E. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data

Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah format tahapan

proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai pada evaluasi. Format yang

digunakan adalah format pengkajian pada ibu hamil yang mengalami anemia.

Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tensimeter, stetoskop, dan termometer.

Selanjutnya meteran untuk mengukur tinggi badan ibu hamil, pita LILA untuk

mengukur status gizi ibu hamil dan timbangan untuk mengukur berat badan

ibu hamil.

F. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dimulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi

dan studi dokumentasi. Menurut Dinarti,dkk (2009) pelaksanaan dokumentasi

proses keperawatan terdiri dalam 5 tahap sebagai berikut:

1. Pengkajian

Bentuk yang umumnya dipakai dalam format pengkajian sebagai berikut:

a. Format tanya jawab

Format tanya jawab pada penelitian ini adalah format asuhan

keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi yang berupa

pertanyaan-pertanyaan bersifat umum (identitas pasien seperti nama,

Page 50: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

37

jumlah anggota keluarga, ataupun riwayat kesehatan seperti penyakit

yang pernah diderita), ataupun yang lebih pribadi (seperti status

keuangan, spiritual, disminore).

b. Pengkajian ulang

Pengkajian ulang dilakukan setelah intervensi dilakukan. Pengkajian

ini dapat ditulis pada format catatan keperawatan.

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan dapat ditegakkan yaitu data-data yang telah ada

dianalisa. Kegiatan pendokumentasian diagnosis keperawatan sebagai

berikut:

a. Analisa data

Dalam analisa data mencakup data pasien, masalah dan penyebabnya.

Data pasien diklasifikasikan menjadi dua yaitu data subjektif dan data

objektif. Data subjektif adalah data yang didapat dari perkataan pasien,

apa yang dikeluhkan dan data objektif adalah data yang diperoleh

perawat berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan fisik.

b. Menegakkan diagnosis keperawatan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menegakkan diagnosa adalah

PES (problem + etiologi + sympton).

3. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan terdiri dalam beberapa komponen menurut NANDA

2015-2017 sebagai berikut:

a. Diagnosa yang diprioritaskan

b. Tujuan dan kriteria hasil

c. Intervensi

4. Implementasi

Implementasi keperawatan terdiri dalam beberapa komponen:

a. Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan.

b. Diagnosa keperawatan.

Page 51: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

38

c. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan.

d. Tanda tangan perawat pelaksana.

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan terdiri dalam beberapa komponen:

a. Tanggal dan waktu dilakukan evaluasi keperawatan.

b. Diagnosa keperawatan.

c. Evaluasi keperawatan : Evaluasi keperawatan dilakukan dalam bentuk

pendekatan SOAP.

G. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi,

wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak

(Sugiyono, 2014).

1. Observasi

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Menurut Susan Stainback dalam buku Sugiyono (2014), menyatakan

bahwa dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang

dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan

berpatisipasi aktif dalam aktivitas mereka. Dalam observasi penelitian ini

peneliti melihat perubahan pada pasien seperti perubahan pada wajah,

konjungtiva sudah tidak pucat lagi.

2. Wawancara

Penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara bebas terpimpin. Wawancara ini mempunyai ciri yang

fleksibelitas (keluwesan) tapi arahnya yang jelas. Artinya, pewawancara

diberi kebebasan untuk mengolah sendiri pertanyaan sehingga

memperoleh jawaban yang diharapkan dan responden secara bebas dapat

memberikan informasi selengkap mungkin. Dalam wawancara

Page 52: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

39

menggunakan format asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian

sampai evaluasi yang tertera dalam.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

penelitian ini berbentuk tulisan dan gambar. Penelitian ini mengunakan

dokumen dari Ruang KIA Puskesmas Lubuk Buaya untuk menunjang

penelitian yang akan dilakukan.

H. Prosedur Penelitian

1 Prosedur Administrasi

Prosedur dalam pengumpulan data yang telah dilakukan oleh peneliti

adalah:

a. Peneliti meminta izin penelitian dari instansi asal penelitian

yaitu Poltekkes Kemenkes Padang.

b. Peneliti memasukan surat izin penelitian yang diberikan oleh

instansi asal penelitian ke Dinas Kesehatan Kota Padang.

c. Setelah dapat surat izin dari Dinas Kesehatan Kota Padang,

surat tersebut di serahkan ke pihak Puskesmas Lubuk Buaya

dan meminta izin untuk mengambil data yang dibutuhkan

peneliti.

d. Melakukan pemilihan sampel sebanyak 2 orang ibu hamil

dengan anemia pada trimester II. Pemilihan sampel dilakukan

dengan teknik teknik purposive sampling yaitu suatu teknik

penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara

populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau

masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat

mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya. Setelah dilakukan analisis, didapatkan lebih dari

2 orang partisipan yang memenuhi kriteria inklusi. Maka

peneliti melakukan pemilihan sampel dengan pendekatan

klinis, yaitu melihat gejala klinis yang sesuai dengan

kehendak peneliti yang dapat mewakili populasinya. Gejala

Page 53: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

40

klinis yang dapat dilihat yaitu dengan pemeriksaan

konjungtiva, observasi keletihan dan kelesuhan ibu hamil,

serta wawancara dengan ibu hamil yang mengalami pusing.

Maka dari teknik purposive sampling dengan pendekatan

klinis, didapatkan 2 orang partisipan untuk penelitian ini.

e. Mendatangi responden serta keluarga dan menjelaskan

tentang tujuan penelitian.

f. Responden dan keluarga memberikan persetujuan utntuk

dijadikan responden dalam penelitian

g. Responden menandatangani informed consent. Peneliti

meminta waktu responden untuk melakukan asuhan

keperawatan dan pamit.

h. Selanjutnya perawat dan keluarga melakukan kontrak waktu

untuk pertemuan selanjutnya.

i. Pada kunjungan terakhir peneliti melakukan terminasi pada

responden dan keluarga.

2 Proses Asuhan keperawatan

Peneliti telah melakukan pengkajian dengan sumber informasi ibu

hamil dengan anemia dan keluarga. Pengkajian dimulai dari mengkaji

identititas ibu hingga mengumpulkan data-data yang terkait dengan

kondisi ibu untuk dianalisis, lalu menetapkan diagnosis keperawatan.

Setelah itu, merumuskan intervensi yang mungkin untuk dilakukan.

Selanjutnya, melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan

perencanaan yang telah dibuat, lalu membuat evaluasi dan

dokumentasi setiap kali selesai melakukan asuhan keperawatan

kepada ibu hamil dengan anemia. Pertemuan selanjutnya dimulai

dengan melakukan evaluasi kegiatan sebelumnya validasi perasaan

dan keluhan ibu. Setelah itu menjelaskan tujuan pertemuan dan

membuat kontrak waktu dengan ibu, lalu melanjutkan kegiatan asuhan

keperawatan, dan melakukan prosedur yang sama dipertemuan

Page 54: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

41

selanjutnya, lalu diakhiri dengan fase terminasi kepada ibu hamil

dengan anemia dan keluarga. Pertemuan dilakukan minimal lima hari.

I. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua

temuan pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan

teori keperawatan pada ibu hamil dengan anemia. Data yang telah didapat dari

hasil penelitian tentang asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,

penegakkan diagnosa, merencanakan tindakan, merumuskan tindakan sampai

mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.

Analisa yang dilakukan adalah untuk membandingkan perbedaan antara kedua

pasien yang akan diteliti. Analisa data yang akan dilanjutkan selanjutnya

menentukan apakah ada kesesuaian antara teori yang ada dengan kedua

kondisi pasien.

Page 55: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

42

BAB IV

DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Deskripsi Tempat

Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota

Padang, khususnya di Jl. Mutiara Putih dan Jl. BSD 1 Lubuk Buaya Kota

Padang.

B. Deskripsi Kasus

Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kota Padang,

melibatkan 2 partisipan yang memiliki diagnosa yang sama yaitu Anemia

Kehamilan pada Trimester II.

1. Pengkajian

Tabel 4. 1 Pengkajian Keperawatan

Hasil

Pengkajian Partisipan 1 Partisipan 2

Identitas

pasien

Ny.Y usia 39 tahun seorang ibu

rumah tangga yang tinggal di

Jln.BSD 1 Blok E nomor 21

Lubuk Buaya Kota Padang

bersama suami dan anak-

anaknya. Suaminya yaitu Tn.R

yang berusia 46 tahun yang

bekerja sebagai buruh.

Pendidikan terakhir Ny.Y yaitu

SD. Ny.Y sedang hamil anak ke

enam (G6 P4 A1 H4) dengan usia

kehamilan 23-24 minggu.

Ny.R usia 40 tahun seorang ibu

rumah tangga yang tinggal di Jl.

Mutiara Putih Blok H nomor 1

Lubuuk Buaya Kota Padang

bersama keluarga dan suaminya

yaitu Tn.Y yang berusia 44

tahun dan bekerja sebagai

pedagang. Pendidikan terakhir

Ny.R SMK. Ny.R sedang hamil

anak ketiga (G3 P1 A1 H1) dengan

usia kehamilan 19-20 minggu.

Riwayat

kesehatan

sekarang

(keluhan saat

ini)

Pada kunjungan pertama ke

rumah Ny.Y tanggal 29 Januari

2018 pukul 16.00 WIB. dilakukan

pengkajian dan didapatkan Ny.Y

mengeluh nyeri di ari-ari, janin

terasa akan jatuh dan keluar, kaki

terasa sakit, badan terasa lemah,

nafsu makan berkurang, sering

pusing, badan terasa cepat letih

ketika melakukan aktivitas seperti

Pada kunjungan pertama ke

rumah Ny.R tanggal 29 januari

2018 pukul 14.00 WIB dilakukan

pengkajian keperawatan dan

didapatkan klien mengeluh badan

terasa lemah, sering pusing,

badan terasa cepat letih ketika

melakukan aktivitas seperti

mencuci dan membersihkan

rumah. Ny.R mengatakan jarang

Page 56: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

43

mencuci dan membersihkan

rumah. Ny.Y mengatakan jarang

mengkonsumsi buah dan sayur

karena tidak mengerti dengan

manfaat sayuran dan buah-

buahan, dan ibu juga tidak

mengerti dengan penyebab

anemia yang terjadi pada

kehamilanya. Ny.Y juga

mengatakan cemas dengan

keadaan janinnya karena pernah

abortus sebelumnya. Ny.Y

mengatakan cemas dengan

keadaan janinnya karena kurang

istirahat dan pekerjaan rumah

tangga serta pekerjaan sambilan

seperti menjahit dan berdagang

yang dilakukan bersama

suaminya.

mengkonsumsi buah dan sayur

karena tidak mengerti dengan

manfaat sayuan dan buah-

buahan, dan ibu juga tidak

mengerti dengan penyebab

anemia yang terjadi pada

kehamilanya. Ny.R juga

mengatakan cemas dengan

keadaan kehamilannya karena

pernah abortus sebelumnya.

Ny.R mengatakan cemas karena

petugas puskesmas mengatakan

beliau merupakan ibu hamil

dengan resiko tinggi, karena

jarak kehamilan yang terlalu

dekat dan umur yang sudah 40

tahun. Ny.R mengatakan kurang

istirahat karena pekerjaan rumah

tangga dan membantu suaminya

untuk menyiapkan keperluan

jualan. Ny.R mengatakan saat ini

nafsu makan sudah mulai baik

dari sebelumnya.

Riwayat

kesehatan

dahulu

Ny.Y mengatakan sebelumnya

pernah abortus dan harus di kuret.

Hal tersebut terjadi karena beliau

kelelahan dan kurang nafsu

makan. Ny. Y mengatakan

sebelumnya tidak pernah

mempunyai penyakit infeksi atau

penyakit lainnya. Ny. Y

mengatakan sebelumnya hanya

sakit seperti flu dan demam.

Ny.R mengatakan sebelumnya

pernah abortus. Hal tersebut

terjadi karena kelelahan dan

kurang nafsu makan. Ny. R

mengatakan sebelumnya tidak

pernah mempunyai penyakit

infeksi atau penyakit lainnya. Ny.

R mengatakan sebelumnya hanya

sakit seperti flu dan demam.

Riwayat

kesehatan

keluarga

Ny.Y mengatakan ada anggota

keluarga yang mengalami gejala

seperti beliau sebelumnya saat

hamil, yaitu ibu beliau sendiri.

Namun, anggota keluarga tidak

ada menderita penyakit keturunan

seperti hipertensi dan DM.

Ny.R mengatakan tidak ada

anggota keluarga yang menderita

anemia sebelumnya, serta

anggota keluarga tidak ada

menderita penyakit keturunan

seperti hipertensi dan DM.

ADL

(Activity

Daily Living)

a Aktifitas sehari-hari

Ny.Y mengatakan aktifitas

sehari-harinya bisa mandiri dan

a Aktifitas sehari-hari

Ny.R mengatakan aktifitas

sehari-harinya bisa mandiri

Page 57: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

44

tidak dibantu oleh orang lain

b Nafsu makan

Ny.Y mengatakan nafsu

makannya kurang. Klien

makan 2x sehari dan

mengkonsumsi sayur

c Istirahat dan pola tidur

Ny.Y mengatakan tidur 4-6

jam per hari tidak ditambah

tidur siang

dan tidak dibantu oleh orang

lain

b Nafsu makan

Ny.R mengatakan nafsu

makannya kurang. Klien

makan 2x sehari dan

mengkonsumsi sayur

c Istirahat dan pola tidur

Ny.R mengatakan tidur 4-6

jam per hari tidak ditambah

tidur siang

Riwayat

obstetri

Ny.Y mengatakan haid pertama

umur 10 tahun, siklus haid

teratur, lamanya haid 3 hari, 3

kali ganti pembalut saat haid,

warna darah haid merah enceer

dan ada sedikit bekuan, disminore

pada saat haid hari pertama. Ny.Y

hamil anak yang keenam. Ny.Y

mengatakan sebelumnya pernah

mengikuti KB yaitu suntik,

implan, dan pil.

Ny.R mengatakan haid pertama

umur 15 tahun, siklus haid

teratur, lamanya haid 7 hari, 2-3

kali ganti pembalut saat haid,

warna darah haid merah encer,

dismenore pada saat haid hari

pertama. Ny.R hamil anak ketiga.

Ny.R mengatakan tidak pernah

mengikuti KB

Data

psikologis

Ny.Y mengatakan kehamlan

sekarang adalah kehamilan yang

diinginkan oleh Ny.Y dan

suaminya. Ny.Y mengatakan

suami selalu mendukung untuk

menyusui bayinya. Ny.Y

mengatakan cemas dengan

kehamilannya sekarang karena

sebelumnya pernah abortus. Ny.Y

tampak berkeringat, wajah

tampak tegang, dan klien sering

bertanya tentang kondisi dirinya

dan janinnya. Ny.Y mengatakan

cemas dengan kondisi janinnya

karena janin terasa akan keluar

dan ari-ari terasa nyeri.

Ny.R mengatakan bahwa

kehamilan saat ini adalah

kehamilan yang diinginkan. Ny.R

mengatakan suami selalu

mendukung untuk menyusui bayi

dan merawatnya kedepannya.

Ny.R mengatakan cemas dengan

kehamilannya sekarang karena

sebelumnya pernah abortus.

Ny.R tampak berkeringat, wajah

tampak tegang, dan klien sering

bertanya tentang kondisi dirinya

dan janinya. Ny.R mengatakan

cemas karena petugas kesehatan

mengatakan kepada beliau bahwa

Ny.R merupakan ibu hamil

dengan resiko tinggi karena usia

Ny.R yang sudah lebih dari 35

tahun, yaitu 40 tahun. Klien

cemas karena jarak kehamilan

yang terlalu dekat yaitu 5 bulan.

Ny.R sering was-was dan banyak

Page 58: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

45

bertanya. Ny.R juga mengatakan

takut bayinya ada masalah karena

besarnya kehamilan yang tidak

sesuai usia kehamilan.

Data spritual Ny.Y merupakan seorang

muslim dan beragama islam serta

percaya dengan adanya tuhan,

beribadah setiap hari yaitu shalat

lima waktu, namun terkadang ada

bolong dan tidak shalat karena

alasan perut yang besar dan

kesibukannya mengojek dan

menjahit serta membantu

suaminya.

Ny.R merupakan seorang

beragama islam dan percaya

dengan adanya tuhan, beribadah

setiap hari seperti shalat,

berdzikir, dan bersedekah.

Pakaian Ny.R tampak rapi dan

menutup aurat. Saat berkunjung

kerumah Ny.R, Ny.R dan

keluarga tampak shalat

berjamaah di rumah. Ny.R

mengatakan selalu berdoa kepada

Allah agar dirinya dan janinnya

sehat dan tidak ada masalah saat

persalinan. Ny.R percaya bahwa

Allah pasti akan memberikan

yang terbaik untuk keluarganya.

Data sosial

ekonomi

Ny.Y dari ekonomi menengah,

sudah memiliki rumah, dan

mampu memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Ny.Y seorang ibu

rumah tangga, sedangkan

suaminya bekerja sebagai buruh.

Terkadang Ny.Y dan suami

menjual ikan teri di pasar Lubuk

Buaya. Ny.Y mengatakan

pendapatan keluarga selama

sebulan kecil dari UMR yaitu Rp.

1.800.000,- (UMR Kota Padang

2018 : Rp. 2.100.000,-).

Ny. R dari ekonomi menengah,

sudah memiliki rumah, dan

mampu memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Ny. R seorang ibu

rumah tangga, sedangkan

suaminya bekerja sebagai

pedagang. Pendapatan keluarga

selama sebulan besar dari UMR

yaitu Rp. 2.300.000,- (UMR kota

Padang 2018 : Rp. 2.100.000,-).

Pemeriksaan

fisik

a Antropometri

1) LILA : 28 cm

2) TB : 158 cm

3) BB : 72 Kg

b TTV

Pemeriksaan tanda-tanda vital

pada Ny. Y didapatkan tekanan

darah 100/60 mmHg, nadi 78

x/i, pernafasan 25 x/i, suhu

36,70C.

a Antropometri

1) LILA : 25 cm

2) TB : 155 cm

3) BB : 60 Kg

b TTV

Pemeriksaan tanda-tanda vital

pada Ny. R didapatkan tekanan

darah 110/70 mmHg, nadi 88

x/i, pernafasan 26 x/i, suhu

36,60C.

Page 59: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

46

c Head To Toe

Pada pemeriksaan head to toe,

didapatkan :

1) Kepala Ny.Y tampak

simetris, tidak ada lesi,

rambut tidak rontok, dan

tidak ada ketombe.

2) Wajah Ny.Y tampak pucat,

tidak ada cloasma

gravidarum pada wajah.

3) Pada mata didapatkan

konjungtiva anemis, skelera

tidak ikterik, dan

penglihatan Ny.Y baik.

4) Pada hidung didapatkan

simetris kiri kanan, Ny.Y

tampak sedikit sesak, dan

tampak pernapasan cuping

hidung.

5) Pada mulut didapatkan bibir

tampak pucat, mukosa bibir

lembab, dan gigi berlobang

di sebelah kiri bawah.

6) Pada telingga didapatkan

simetris kiri dan kanan,

tidak ada pus keluar dari

telingga, dan pendengaran

Ny.Y baik.

7) Pada leher didapatkan tidak

ada pembesaran kelenjer

getah bening dan vena

jugularis.

8) Pada pemeriksaan thorax

(paru) didapatkan :

a) Inspeksi :

tidak ada retraksi

dinding dada.

b) Palpasi :

fremitus kiri dan kanan

sama.

c) Perkusi :

Sonor.

d) Auskultasi :

suara nafas vesikular,

dan tidak ada suara

nafas tambahan.

c Head To Toe

Pada pemeriksaan head to toe,

didapatkan :

1) Kepala Ny.R tampak

simetris, tidak ada lesi,

rambut tidak rontok, dan

tidak ada ketombe.

2) Wajah Ny.R tampak pucat,

tidak ada cloasma

gravidarum pada wajah.

3) Pada mata didapatkan

konjungtiva anemis,

skelera tidak ikterik dan

penglihatan Ny.R baik.

4) Pada hidung didapatkan

simetris kiri kanan dan

tidak ada pernapasan

cuping hidung.

5) Pada mulut didapatkan

bibir tampak pucat,

mukosa bibir lembab, dan

gigi berlobang di sebelah

kiri bawah.

6) Pada telingga didapatkan

simetris kiri kanan, tidak

ada pus keluar dari

telingga, dan pendengaran

Ny.R baik.

7) Pada leher didapatkan

tidak ada pembesaran

kelenjer getah bening dan

vena jugularis.

8) Pada pemeriksaan thorax

(paru) didapatkan :

a) Inspeksi : tidak ada retraksi

dinding dada.

b) Palpasi :

fremitus kiri dan

kanan sama.

c) Perkusi :

Sonor.

d) Auskultasi :

suara nafas vesikular,

dan tidak ada suara

nafas tambahan.

Page 60: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

47

9) Pada pemeriksaan

kardiovaskular (jantung)

didapatkan :

a) Inspeksi :

iktus kordis tidak

terlihat.

b) Palpasi :

iktus kordis teraba di

RIC 3 kiri mid

klavikula.

c) Perkusi :

Pekak.

d) Auskultasi :

irama jantung regular,

serta tidak ada bunyi

jantung tambahan.

10) Pada pemeriksaan payudara

didapatkan :

a) Inspeksi :

simetris kiri kanan,

papila mamae menonjol,

tidak ada lecet, dan

tampak bersih.

b) Palpasi :

tidak ada pembengkakan

11) Pada pemeriksaan abdomen

didapatkan :

a) Inspeksi :

Gerakan janin tidak

terlihat, tampak strie dan

linea nigra pada

abdomen klein, tidak

ada bekas luka operasi

pada abdomen.

b) Palpasi :

(a) Leopold I : TFU

teraba 2 jari diatas

pusat, teraba kurang

bundar, lunak dan

kurang melenting,

kemungkinan

bokong janin.

(b) Leopold II : bagian

kanan perut ibu

teraba datar, keras

seperti papan,

kemungkinan

9) Pada pemeriksaan

kardiovaskular (jantung)

didapatkan :

a) Inspeksi :

iktus kordis tidak

terlihat.

b) Palpasi :

iktus kordis teraba di

RIC 3 kiri mid

klavikula.

c) Perkusi :

Pekak.

d) Auskultasi :

irama jantung regular,

serta tidak ada bunyi

jantung tambahan.

10) Pada pemeriksaan

payudara didapatkan :

a) Inspeksi :

simetris kiri kanan,

papila mamae

menonjol, tidak ada

lecet, dan tampak

bersih.

b) Palpasi :

tidak ada

pembengkakan

11) Pada pemeriksaan

abdomen didapatkan :

a) Inspeksi :

Gerakan janin terlihat,

tampak strie dan linea

nigra pada abdomen

klein, ada bekas luka

operasi pada abdomen.

b) Palpasi :

(a) Leopold I : TFU

teraba 3 jari diatas

pusat, teraba kurang

bundar, lunak dan

kurang melenting,

kemungkinan

bokong janin.

(b) Leopold II : bagian

kanan perut ibu

teraba datar, keras

seperti papan,

Page 61: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

48

punggung janin.

Sedangkan bagian

kiri perut ibu teraba

tonjolan-tonjolan

kecil kemungkinan

ekstremitas janin.

(c) Leopold III : bagian bawah perut

ibu teraba bulat,

keras dan melenting

kemungkinan

kepala janin. Janin

belum memasuki

pintu atas pnggul

(PAP).

(d) Leopold IV : karena janin belum

memasuki PAP,

maka leopold IV

tidak dilakukan.

c) Auskultasi :

DJJ terdengar jelas pada

bagian bawah perut ibu

sebelah kanan dengan

frekuensi 140x/menit

12) Pada ekstremitas didapatkan

Reflek patela positif kiri dan

kanan

kemungkinan

punggung janin dan

bagian kiri perut ibu

teraba tonjolan-

tonjolan kecil

kemungkinan

ekstremitas janin.

(c) Leopold III : bagian bawah perut

ibu teraba bulat,

keras dan melenting

kemungkinan

kepala janin. Janin

belum memasuki

pintu atas pnggul

(PAP).

(d) Leopold IV : karena

janin belum

memasuki PAP,

maka leopold IV

tidak dilakukan.

c) Auskultasi :

DJJ terdengar jelas

pada bagian bawah

perut ibu sebelah kanan

dengan frekuensi

145x/menit

12) Pada ekstremitas

didapatkan Reflek patela

positif kiri dan kanan

Data

penunjang

Hasil laboratorium pada tanggal

10 Januari 2018 didapatkan

hemoglobin 5 gr/dl.

Hasil laboratorium pada tanggal

15 Desember 2017 didapatkan

hemoglobin 9.7gr/dl.

Program

Terapi

Obat Oral :SF, B6, BC, Lac Obat Oral :SF, B6, BC, Lac

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan ditegakkan berdasarkan data yang didapatkan

berupa data subjektif dan data objektif. Berikut ini merupakan diagnosis

keperawatan yang ditegakkan peneliti pada partisipan 1 dan partisipan 2.

Page 62: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

49

Tabel 4.2 Diagnosis Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2

Setelah dilakukan analisa data dari hasil

pengkajian tersebut didapatkan masalah

keperawatan pada Ny.Y yaitu : masalah

keperawatan pertama Keletihan

berhubungan dengan kelesuan

fisiologis (anemia dalam kehamilan)

dengan data subjektif : Ny.Y mengatakan

sering terasa pusing apabila terlalu lama

berdiri, cepat lelah saat melakukan

aktivitas seperti mencuci dan

membersihkan rumah. Sedangkan data

objektifnya : Hb 5 g/dl dan Ny.Y terlihat

susah untuk beraktivitas karena besar

kehamilan tidak sesuai dengan usia

kehamilan.

Diagnosa kedua yaitu Resiko Cedera

Janin : Faktor resiko penurunan Hb

pada ibu dengan data subjektif : Ny.Y

mengatakan badan terasa lemah dan

lelah, sering pusing, nafsu makan

berkurang dan makan sehari-hari tidak

teratur. Sedangkan data objektifnya : usia

Ny.Y sudah 39 tahun, Hb Ny.Y 5 gr/dl,

dan Ny.Y tampak pucat dan lelah.

Diagnosa ketiga yaitu Resiko

perdarahan saat persalinan

berhubungan dengan penurunan Hb

dengan data subjektif : Ny.Y mengatakan

sering terasa pusing apabila terlalu lama

berdiri, cepat lelah saat melakukan

aktivitas seperti mencuci dan

membersihkan rumah. Sedangkan data

objektifnya : Hb 5 gr/dl, wajah terlihat

pucat, konjungtiva anemis.

Setelah dilakukan analisa data dari hasil

pengkajian tersebut didapatkan masalah

keperawatan pada Ny.R yaitu : masalah

keperawatan pertama Keletihan

berhubungan dengan kelesuan

fisiologis (anemia dalam kehamilan)

dengan data subjektif : Ny.R mengatakan

sering terasa pusing apabila terlalu

banyak kegiatan dirumah, cepat lelah saat

melakukan aktivitas seperti membantu

suami mempersiapkan jualan, mencuci,

membersihkan rumah. Sedangkan data

objektifnya : Hb 9.7 gr/dl, wajah terlihat

pucat, konjungtiva anemis, dan riwayat

abortus sebelumnya.

Diagnosa kedua yaitu Resiko Cedera

Janin : Faktor resiko penurunan Hb

pada ibu dengan data subjektif : Ny.R

mengatakan badan terasa lemah dan

lelah, serta sering pusing. Sedangkan data

objektifnya : usia Ny.R sudah 40 tahun,

Hb ibu 9.7 gr/dl, Ny.R tampak pucat dan

lelah.

Diagnosa ketiga yaitu Resiko

perdarahan saat persalinan

berhubungan dengan penurunan Hb

dengan data subjektif : Ny.R mengatakan

sering terasa pusing apabila terlalu

banyak kegiatan dirumah, cepat lelah saat

melakukan aktivitas seperti membantu

suami mempersiapkan jualan, mencuci,

membersihkan rumah. Sedangkan data

objektifnya : Hb 9.7 gr/dl, wajah terlihat

pucat, dan konjungtiva tampak anemis.

Page 63: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

50

Diagnosa ke empat yaitu Defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan

kurangnya sumber pengetahuan

mengenai anemia dengan data

subjektifnya : Ny.Y mengatakan tidak

mengerti dengan penyebab anemia yang

terjadi pada kehamilanya, dan jarang

mengkonsumsi buah dan sayur karena

tidak tahu den gan manfaat dari sayuran

dan buah-buahan. Sedangkan data

objektifnya : Ny.Y terlihat tidak mengerti

tentang penyebab anemia pada

kehamilanya, Ny.Y terlihat banyak

bertanya tentang manfaat dari buah dan

sayur.

Diagnosa ke lima yaitu Ansietas

berhubungan dengan perubahan status

kesehatan dengan data subjektif : Ny.Y

mengatakan takut apabila janinnya tidak

sehat, karena pernah abortus sebelumnya.

Ny.Y mengatakan takut karena ukuran

kehamilannya tidak sesuai dengan usia

kehamilan. Ny.Y mengatakan hal tersebut

juga terjadi pada kehamilan anak

sebelumnya. Sedangkan data objektifnya

: Ny.Y terlihat takut dengan perubahan

yang terjadi pada juaninya, Ny.Y tampak

banyak bertanya tentang perubahan yang

terjadi pada janinya. Ny.Y sering

bertanya apakah anaknya bisa sehat

nantinya.

Diagnosa empat yaitu Defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan

kurangnya sumber pengetahuan

mengenai anemia dengan data

subjektifnya : Ny.R mengatakan tidak

mengerti dengan penyebab anemia yang

terjadi pada kehamilanya, jarang

mengkonsumsi buah dan sayur karena

tidak tahu dengan manfaat dari sayuran

dan buah-buahan. Sedangkan data

objektifnya : Ny.R terlihat tidak mengerti

tentang penyebab anemia pada

kehamilanya, Ny.R terlihat banyak

bertanya tentang manfaat dari buah dan

sayur, Ny.R juga sering bertanya apakah

bayinya akan sehat saat dilahirkan nanti,

karena kondisi nya saat ini.

Diagnosa ke lima yaitu Ansietas

berhubungan dengan perubahan

status kesehatan dengan data subjektif :

Ny.R mengatakan takut apabila janinnya

tidak sehat, karena pernah abortus

sebelumnya. Ny.R mengatakan takut

karena ukuran kehamilannya tidak sesuai

dengan usia kehamilan. Ny.R

mengatakan hal tersebut juga terjadi pada

kehamilan anak sebelumnya, Ny.R

mengatakan takut karna sudah berusia 40

tahun dan jarak kehamilan yang terlalu

dekat, yaitu 5 bulan. Sedangkan data

objektifnya : Ny.R terlihat takut dengan

perubahan yang terjadi pada janinnya,

Ny.R juga terlihat banyak bertanya

tentang perubahan yang terjadi pada

janinya. Ny.R sering bertanya apakah

anaknya bisa sehat nantinya.

2. Rencana Asuhan Keperawatan

Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan pada kedua partisipan

mengacu pada NOC dan NIC. Berikut adalah rencana asuhan keperawatan

pada kedua partisipan.

Page 64: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

51

Tabel 4.3 Rencana Asuhan Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2

Setelah dilakukan penegakkan

diagnosa keperawatan tentang

Keletihan berhubungan dengan

kelesuan fisiologis (anemia dalam

kehamilan) direncanakan selama 5x

kunjungan dengan tujuan agar Ny.Y

mampu mengurangi tingkat kelelahan

dengan kriteria hasil : Tidak terjadi

kelelahan, tidak ada kelesuan, tidak ada

kehilangan selera makan, tidak ada

penurunan motivasi, tidak ada sakit

kepala, tidak terjadi nyeri otot, kuliatas

tidur tidak terganggu, kualitas istirahat

tidak terganggu. Rencana keperawatan

yaitu : Tentukan jenis dan banyaknya

aktivitas yang dibutuhkan untuk

menjaga ketahanan, bantu pasien untuk

memilih aktivitas-aktivitas yang akan

dilakukan, anjurkan tidur siang bila

diperlukan, bantu pasien untuk

menjadwalkan priode istirahat,

instruksikan pasien/orang yang

terdekat dengan pasien mengenai

kelelahan (gejalah yang mungkin

muncul dan kekambuhan yang

mungkin nanti akan muncul kembali).

Tentukan jumlah kalori dan jenis

nutrisi yang dibutuhkan untuk

memenuhi persyaratan gizi, monitor

kalori dan asupan makanan, monitor

kecendrungan terjadinya penurunan

dan kenaikan berat badan.

Rencana keperawatan untuk diagnosa

Resiko Cedera Janin : Faktor resiko

penurunan Hb pada ibu, setelah

intervensi keperawatan direncanakan

selama 5x kunjungan dengan tujuan

agar Ny.Y mampu mengontrol dan

mendeteksi resiko cedera janin dengan

kriteria hasil : mengenali faktor resiko

cedera pada janin, memodivikasi gaya

Setelah dilakukan penegakkan

diagnosa keperawatan tentang

Keletihan berhubungan dengan

kelesuan fisiologis (anemia dalam

kehamilan) direncanakan selama 5x

kunjungan dengan tujuan agar Ny.R

mampu mengurangi tingkat kelelahan

dengan kriteria hasil : Tidak terjadi

kelelahan, tidak ada kelesuan, tidak ada

kehilangan selera makan, tidak ada

penurunan motivasi, tidak ada sakit

kepala, tidak terjadi nyeri otot, kuliatas

tidur tidak terganggu, kualitas istirahat

tidak terganggu. Rencana keperawatan

yaitu : Tentukan jenis dan banyaknya

aktivitas yang dibutuhkan untuk

menjaga ketahanan, bantu pasien untuk

memilih aktivitas-aktivitas yang akan

dilakukan, anjurkan tidur siang bila

diperlukan, bantu pasien untuk

menjadwalkan priode istirahat,

instruksikan pasien/orang yang terdekat

dengan pasien mengenai kelelahan

(gejalah yang mungkin muncul dan

kekambuhan yang mungkin nanti akan

muncul kembali). Tentukan jumlah

kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan

untuk memenuhi persyaratan gizi,

monitor kalori dan asupan makanan,

monitor kecendrungan terjadinya

penurunan dan kenaikan berat badan.

Rencana keperawatan untuk diagnosa

Resiko Cedera Janin : Faktor resiko

penurunan Hb pada ibu intervensi

keperawatan direncanakan selama 5x

kunjungan dengan tujuan agar Ny.R

mampu mengontrol dan mendeteksi

resiko cedera janin dengan kriteria hasil

: mengenali faktor resiko cedera pada

janin, memodivikasi gaya hidup untuk

Page 65: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

52

hidup untuk menngurangi faktor resiko

cedera janin, melakukan imunisasi

yang dianjurkan yaitu imunisasi tetanus

toksoid (TT) karena rahim ibu

melahirkan rentan terinfeksi kuman

tetanus, dan menggunakan fasilitas

kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

Rencana tindakan keperawatan yaitu :

kaji riwayat kehamilan dan kelahiran

yang berhubungan dengan faktor resiko

kehamilan (preeklampsia, abortus, dll),

jelaskan pada klien tentang nutrisi

selama kehamilan, edukasi klien untuk

memeriksakan kehamilannya secara

rutin ke pelayanan kesehatan, tentukan

jenis dan banyaknya aktivitas yang

dibutuhkan untuk menjaga ketahanan,

bantu pasien untuk memilih aktivitas-

aktivitas yang akan dilakukan,

anjurkan tidur siang bila diperlukan,

bantu pasien untuk menjadwalkan

priode istirahat

Rencana keperawatan pada diagnosis

Risiko perdarahan saat persalinan

berhubungan dengan penurunan

kadar Hb, intervensi keperawatan

direncanakan selama 5x kunjungan

dengan tujuan agar status sirkulasi

Ny.Y kembali normal dengan kriteria

hasil : tekanan sistol dan diastol dalam

batas normal, tekanan nadi dalam batas

normal, tidak ada suara nafas

tambahan, tidak terjadi oedem perifer,

tidak terjadi kelelahan, wajah tidak

pucat, dan tidak ada penurunan

Hemoglobin (Hb). Rencana

keperawatan yaitu : Lindungi klien dari

trauma yang dapat menyebabkan

perdarahan, hindari mengangkat benda

berat, instruksikan pasien untuk

meningkatkan makanan yang kaya

vitamin K, cegah konstipasi, jika

diperlukan, instruksikan pasien dan

keluarga untuk memonitor tanda-tanda

menngurangi faktor resiko cedera janin,

melakukan imunisasi yang dianjurkan

yaitu imunisasi tetanus toksoid (TT)

karena rahim ibu melahirkan rentan

terinfeksi kuman tetanus, dan

menggunakan fasilitas kesehatan sesuai

dengan kebutuhan. Rencana tindakan

keperawatan yaitu : kaji riwayat

kehamilan dan kelahiran yang

berhubungan dengan faktor resiko

kehamilan (preeklampsia, abortus, dll),

jelaskan pada klien tentang nutrisi

selama kehamilan, edukasi klien untuk

memeriksakan kehamilannya secara

rutin ke pelayanan kesehatan, tentukan

jenis dan banyaknya aktivitas yang

dibutuhkan untuk menjaga ketahanan,

bantu pasien untuk memilih aktivitas-

aktivitas yang akan dilakukan, anjurkan

tidur siang bila diperlukan, bantu pasien

untuk menjadwalkan priode istirahat.

Rencana keperawatan pada diagnosis

Risiko perdarahan saat persalinan

berhubungan dengan penurunan

kadar Hb, intervensi keperawatan

direncanakan selama 5x kunjungan

dengan tujuan agar status sirkulasi

Ny.Y kembali normal dengan kriteria

hasil : tekanan sistol dan diastol dalam

batas normal, tekanan nadi dalam batas

normal, tidak ada suara nafas

tambahan, tidak terjadi oedem perifer,

tidak terjadi kelelahan, wajah tidak

pucat, dan tidak ada penurunan

Hemoglobin (Hb). Rencana

keperawatan yaitu : Lindungi klien dari

trauma yang dapat menyebabkan

perdarahan, hindari mengangkat benda

berat, instruksikan pasien untuk

meningkatkan makanan yang kaya

vitamin K, cegah konstipasi, jika

diperlukan, instruksikan pasien dan

keluarga untuk memonitor tanda-tanda

Page 66: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

53

perdarahan dan mengambil tindakan

yang tepat jika terjadi perdarahan

(misalnya melapor kepada perawat),

instruksikan pasien dan keluarga untuk

memonitor tanda perdarahan dan

mengambil tindakan yang tepat jika

terjadi perdarahan (misalnya, lapor

kepada perawat).

Rencana keperawatan untuk diagnosa

Defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan kurangnya sumber

pengetahuan mengenai anemia

dilakukan selama 5x kunjungan dengan

tujuan agar Ny.Y mampu memahami

proses penyakit dengan kriteria hasil :

Mengetahui faktor risiko, mengetahui

tanda dan gejala dari penyakit,

mengetahui faktor-faktor penyebab dan

faktor yang berkontribusi. Rencana

tindakan keperawatan yaitu : Jelaskan

mengenai proses anemia, jelaskan

tanda dan gejala yang umum dari

anemia, edukasi pasien mengenai

tindakan untuk

mengontrol/meminimalkan gejala

anemia, edukasi pasien mengenai tanda

dan gejala yang harus dilaporkan

kepada petugas kesehatan.

Rencana keperawatan untuk diagnosa

Ansietas berhubungan dengan

perubahan status kesehatan

dilakukan selama 5x kunjungan dengan

tujuan agar Ny.Y menunjukkan tanda-

tanda vital dalam rentang normal

dengan kriteria hasil :Suhu tubuh dalam

rentang normal, tingkat pernapasan

dalam rentang normal, tekanan darah

sistolik dalam rentang normal, tekanan

darah diastolik dalam rentang normal.

Rencana tindakan keperawatan :

Ciptakan lingkungan yang tenang dan

perdarahan dan mengambil tindakan

yang tepat jika terjadi perdarahan

(misalnya melapor kepada perawat),

instruksikan pasien dan keluarga untuk

memonitor tanda perdarahan dan

mengambil tindakan yang tepat jika

terjadi perdarahan (misalnya, lapor

kepada perawat).

Rencana keperawatan untuk diagnosa

Defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan kurangnya sumber

pengetahuan mengenai anemia

dilakukan selama 5x kunjungan dengan

tujuan agar Ny.R mampu memahami

proses penyakit dengan kriteria hasil :

Mengetahui faktor risiko, mengetahui

tanda dan gejala dari penyakit,

mengetahui faktor-faktor penyebab dan

faktor yang berkontribusi. Rencana

tindakan keperawatan yaitu : Jelaskan

mengenai proses anemia, jelaskan

tanda dan gejala yang umum dari

anemia, edukasi pasien mengenai

tindakan untuk

mengontrol/meminimalkan gejala

anemia, edukasi pasien mengenai tanda

dan gejala yang harus dilaporkan

kepada petugas kesehatan.

Rencana keperawatan untuk diagnosa

Ansietas berhubungan dengan

perubahan status kesehatan

dilakukan selama 5x kunjungan dengan

tujuan agar Ny.R menunjukkan tanda-

tanda vital dalam rentang normal

dengan kriteria hasil :Suhu tubuh dalam

rentang normal, tingkat pernapasan

dalam rentang normal, tekanan darah

sistolik dalam rentang normal, tekanan

darah diastolik dalam rentang normal.

Rencana tindakan keperawatan :

Page 67: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

54

tanpa distraksi dengan lampu yang

redup dan suhu lingkungan yang

nyaman,minta klien untuk rileks dan

merasakan sensasi yang terjadi,

tunjukan dan praktekan teknik

relaksasi.

Ciptakan lingkungan yang tenang dan

tanpa distraksi dengan lampu yang

redup dan suhu lingkungan yang

nyaman,minta klien untuk rileks dan

merasakan sensasi yang terjadi,

tunjukan dan praktekan teknik

relaksasi.

2. Implementasi Keperawatan

Implementasi dilakukan selama selama 2 minggu dengan 5 kali kunjungan

untuk masing-masing partisipan. Implementasi yang dilakukan sesuai

dengan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat. Berikut adalah

implementasi yang dilakukan pada kedua partisipan.

Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2

Tindakan keperawataan yang sudah

dilakukan pada diagnosis keletihan

berhubungan dengan kelesuan

fisiologis (anemia dalam kehamilan)

tanggal 31 Januari 2018 pukul 15.00

WIB adalah tentukan jenis dan

banyaknya aktivitas yang dibutuhkan

untuk menjaga ketahanan, bantu Ny.Y

untuk memilih aktivitas-aktivitas yang

akan dilakukan, anjurkan tidur siang

bila diperlukan, instruksikan

Ny.Y/orang yang terdekat dengan

Ny.Y mengenai kelelahan (gejala yang

mungkin muncul dan kekambuhan

yang mungkin nanti akan muncul

kembali).

Pada kunjugan ketiga tanggal 02

Februari 2018 pukul 15.30 WIB

tindakan yang akan dilakukan adalah

membantu Ny.Y memilih tindakan

yang bisa dilakukan, menganjurkan ibu

Tindakan keperawataan yang sudah

dilakukan pada diagnosis keletihan

berhubungan dengan kelesuan

fisiologis (anemia dalam kehamilan)

tanggal 31 Januari 2018 pukul 16.00

WIB adalah tentukan jenis dan

banyaknya aktivitas yang dibutuhkan

untuk menjaga ketahanan, bantu Ny.R

untuk memilih aktivitas-aktivitas yang

akan dilakukan, anjurkan tidur siang

bila diperlukan, instruksikan

Ny.R/orang yang terdekat dengan Ny.R

mengenai kelelahan (gejala yang

mungkin muncul dan kekambuhan

yang mungkin nanti akan muncul

kembali).

Pada kunjugan ketiga tanggal 02

Februari 2018 pukul 16.30 WIB

tindakan yang akan dilakukan adalah

membantu Ny.R memilih tindakan

yang bisa dilakukan, menganjurkan

Page 68: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

55

banyak istirahat, mengindari ibu

mengangkat beban berat.

Pada kunjungan keempat 05 Februari

2018 pukul 09.30 WIB tindakan yang

akan dilakukan adalah mengevaluasi

pekerjaan Ny.Y yang menyebabkan

keletihan, menganjurkan Ny.Y banyak

istirahat, mengindari Ny.Y mengangkat

beban berat.

Pada kunjungan kelima tanggal 08

Februari 2018 pukul 15.30 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu evaluasi pekerjaan

Ny.Y, evaluasi pengetahuan Ny.Y

tentang anemia, evaluasi Hb Ny.Y.

Tindakan keperawataan yang sudah

dilakukan pada diagnosa Resiko

Cedera Janin : Faktor resiko

penurunan Hb pada ibu tanggal 31

Januari 2018 pukul 13.30 WIB adalah

tentukan jenis dan banyaknya aktivitas

yang dibutuhkan untuk menjaga

ketahanan, bantu Ny.Y untuk memilih

aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan.

Pada kunjungan ketiga 02 Februari

2018 pukul 15.00 WIB tindakan

keperawatan yang dilakukan yaitu

menganjurkan tidur siang pada Ny.Y,

menjelaskan pada Ny.Y tentang nutrisi

selama kehamilan, memberikan edukasi

Ny.Y untuk memeriksakan

kehamilannya secara rutin ke pelayanan

kesehatan.

Pada kunjungan keempat 05 Februari

2018 pukul 09.30 WIB tindakan yang

Ny.R banyak istirahat, mengindari

Ny.R mengangkat beban berat.

Pada kunjungan keempat 05 Februari

2018 pukul 10.30 WIB tindakan yang

akan dilakukan adalah mengevaluasi

pekerjaan Ny.R yang menyebabkan

keletihan, menganjurkan Ny.R banyak

istirahat, mengindari Ny.R mengangkat

beban berat.

Pada kunjungan kelima tanggal 08

Februari 2018 pukul 16.30 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu evaluasi pekerjaan

Ny.R, evaluasi pengetahuan pasien

tentang anemia, evaluasi Hb Ny.R.

Tindakan keperawataan yang sudah

dilakukan pada diagnosa Resiko

Cedera Janin : Faktor resiko

penurunan Hb pada ibu tanggal 31

Januari 2018 pukul 14.30 WIB adalah

Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas

yang dibutuhkan untuk menjaga

ketahanan, bantu Ny.R untuk memilih

aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan.

Pada kunjungan ketiga 02 Februari

2018 pukul 16.00 WIB tindakan

keperawatan yang dilakukan yaitu

menganjurkan tidur siang pada Ny.R,

menjelaskan pada Ny.R tentang nutrisi

selama kehamilan, memberikan edukasi

Ny.R untuk memeriksakan

kehamilannya secara rutin ke pelayanan

kesehatan.

Pada kunjungan keempat 05 Februari

2018 pukul 10.30 WIB tindakan yang

akan dilakukan adalah mengevaluasi

aktivitas yang dilakukan Ny.R serta

Page 69: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

56

akan dilakukan adalah mengevaluasi

aktivitas yang dilakukan Ny.Y serta

menganjurkan Ny.Y tidur siang dan

istirahat.

Pada kunjungan kelima tanggal 08

Februari 2018 pukul 15.30 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu mengevaluasi

pengetahuan Ny.Y tentang diit atau

nutrisi Ny.Y selama kehamilan serta

pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh

klien.

Tindakan keperawatan yang sudah

dilakukan pada diagnosis keperawatan

risiko perdarahan Saat persalinan

berhubungan dengan penurunan

kadar Hb tanggal 31 Januari 2018

pukul 13.30 WIB adalah memberikan

penyuluhan tentang anemia, dampak,

tanda dan gejala, bahaya dan

penatalaksanaan, menganjurkan klien

untuk meningkatkan makanan yang

banyak mengandung Vit.K dan zat besi

seperti sejenis kacang kacangan dan

sayuran hijau, memberitahukan untuk

menghindari terjadinya konstipasi

dengan menganjurkan cairan yang

adekuat dan tinggi serat. instruksikan

Ny.Y dan keluarga untuk memonitor

tanda perdarahan dan mengambil

tindakan yang tepat jika terjadi

perdarahan (misalnya, lapor kepada

perawat).

Pada kunjungan ketiga 02 Februari

2018 pukul 15.00 WIB tindakan

keperawatan yang akan dilakukan yaitu

penyuluhan untuk menghindari

mengangkat benda berat, instruksikan

Ny.Y untuk meningkatkan makanan

yang kaya vitamin K, cegah konstipasi,

menganjurkan Ny.R tidur siang dan

istirahat.

Pada kunjungan kelima tanggal 08

Februari 2018 pukul 16.30 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu mengevaluasi

pengetahuan Ny.R tentang diit atau

nutrisi Ny.R selama kehamilan serta

pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh

Ny.R.

Tindakan keperawatan yang sudah

dilakukan pada diagnosis keperawatan

risiko perdarahan saat persalinan

berhubungan dengan penurunan

kadar Hb tanggal 31 Januari 2018

pukul 14.30 WIB adalah memberikan

penyuluhan tentang anemia, dampak,

tanda dan gejala, bahaya dan

penatalaksanaan, menganjurkan Ny.R

untuk meningkatkan makanan yang

banyak mengandung Vit.K dan zat besi

seperti sejenis kacang kacangan dan

sayuran hijau, memberitahukan untuk

menghindari terjadinya konstipasi

dengan menganjurkan cairan yang

adekuat dan tinggi serat. instruksikan

Ny.R dan keluarga untuk memonitor

tanda perdarahan dan mengambil

tindakan yang tepat jika terjadi

perdarahan (misalnya, lapor kepada

perawat).

Pada kunjungan ketiga 02 Februari

2018 pukul 16.00 WIB tindakan

keperawatan yang akan dilakukan yaitu

penyuluhan untuk menghindari

mengangkat benda berat, instruksikan

Ny.R untuk meningkatkan makanan

yang kaya vitamin K, cegah konstipasi,

meminta Ny.R/keluarga memantau

tanda-tanda perdarahan.

Page 70: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

57

meminta ibu/keluarga memantau tanda-

tanda perdarahan.

Pada kunjungan keempat tanggal 05

Februari 2018 pukul 09.00 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu evaluasi pekerjaan

Ny.Y, hindari mengangkat beban berat,

suruh Ny.Y banyak istirahat,

instruksikan Ny.Y untuk meningkatkan

makanan yang kaya vitamin k, cegah

konstipasi, meminta Ny.Y/keluarga

memantau tanda-tanda perdarahan.

Pada kunjungan kelima tanggal 08

Februari 2018 pukul 15.00 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu, evaluasi pekerjaan

Ny.Y, evaluasi pengetahuan Ny.Y

tentang anemia.

Tindakan keperawataan yang sudah

dilakukan pada diagnosa defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan

kurangnya kurangnya sumber

pengetahuan tentang anemia tanggal

31 Januari 2018 pukul 13.30 WIB

adalah memberikan penyuluhan tentang

anemia, dampak, tanda dan gejala,

bahaya dan penatalaksanaan,

menganjurkan Ny.Y untuk

meningkatkan makanan yang banyak

mengandung Vit.K dan zat besi seperti

sejenis kacang kacangan dan sayuran

hijau, memberitahukan untuk

menghindari terjadinya konstipasi

dengan menganjurkan cairan yang

adekuat dan tinggi serat.

Pada kunjungan ketiga 02 Februari

2018 pukul 16.00 WIB tindakan

keperawatan yang dilakukan yaitu

Pada kunjungan keempat tanggal 05

Februari 2018 pukul 10.00 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu evaluasi pekerjaan

Ny.R, hindari mengangkat beban berat,

suruh Ny.R banyak istirahat,

instruksikan Ny.R untuk meningkatkan

makanan yang kaya vitamin k, cegah

konstipasi, meminta Ny.R/keluarga

memantau tanda-tanda perdarahan.

Pada kunjungan kelima tanggal 08

Februari 2018 pukul 16.00 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu, evaluasi pekerjaan

Ny.R, evaluasi pengetahuan Ny.R

tentang anemia.

Tindakan keperawataan yang sudah

dilakukan pada diagnosa defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan

kurangnya kurangnya sumber

pengetahuan tentang anemia tanggal

31 Januari 2018 pukul 14.30 WIB

adalah memberikan penyuluhan tentang

anemia, dampak, tanda dan gejala,

bahaya dan penatalaksanaan,

menganjurkan Ny.R untuk

meningkatkan makanan yang banyak

mengandung Vit.K dan zat besi seperti

sejenis kacang kacangan dan sayuran

hijau, memberitahukan untuk

menghindari terjadinya konstipasi

dengan menganjurkan cairan yang

adekuat dan tinggi serat.

Pada kunjungan ketiga 02 Februari

2018 pukul 16.00 WIB tindakan

keperawatan yang dilakukan yaitu

Page 71: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

58

mengevaluasi pengertian anemia,

menganjurkan Ny.Y untuk

meningkatkan makanan yang banyak

mengandung Vit.K dan zat besi seperti

sejenis kacang kacangan dan sayuran

hijau, memberitahukan untuk

menghindari terjadinya konstipasi

dengan menganjurkan cairan yang

adekuat dan tinggi serat, menganjurkan

Ny.Y mengkonsumsi buah dan sayur.

Pada kunjungan keempat tanggal 05

Februari 2018 pukul 10.00 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu mengevaluasi

pengertian anemia, penyebab anemia,

dan tanda gejalah dari anemia,

menganjurkan mengkonsumsi buah dan

sayur, menganjurkan Ny.Y untuk

meningkatkan makanan yang banyak

mengandung Vit.K dan zat besi seperti

sejenis kacang kacangan dan sayuran

hijau.

Pada kunjungan kelima tanggal 08

Februari 2018 pukul 15.30 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu mengevaluasi tentang

penyuluhan anemia, mengevaluasi

kadar Hb Ny.Y, selalu menganjurkan

banyak mengkonsumsi buah dan sayur

Tindakan keperawatan yang sudah

dilakukan pada diagnosa ansietas

berhubungan dengan perubahan

status kesehatan tanggal 31 Januari

2018 pukul 14.00 WIB adalah

mengkaji faktor penyebab ansietas,

minta Ny.Y untuk rileks dan merasakan

sensasi yang terjadi, tunjukan dan

praktekan teknik relaksasi pada Ny.Y.

mengevaluasi pengertian anemia,

menganjurkan Ny.R untuk

meningkatkan makanan yang banyak

mengandung Vit.K dan zat besi seperti

sejenis kacang kacangan dan sayuran

hijau, memberitahukan untuk

menghindari terjadinya konstipasi

dengan menganjurkan cairan yang

adekuat dan tinggi serat, menganjurkan

Ny.R mengkonsumsi buah dan sayur.

Pada kunjungan keempat tanggal 05

Februari 2018 pukul 11.00 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu mengevaluasi

pengertian anemia, penyebab anemia,

dan tanda gejalah dari anemia,

menganjurkan mengkonsumsi buah dan

sayur, menganjurkan Ny.R untuk

meningkatkan makanan yang banyak

mengandung Vit.K dan zat besi seperti

sejenis kacang kacangan dan sayuran

hijau.

Pada kunjungan kelima tanggal 08

Februari 2018 pukul 16.30 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu mengevaluasi tentang

penyuluhan anemia, mengevaluasi

kadar Hb Ny.R, selalu menganjurkan

banyak mengkonsumsi buah dan sayur.

Tindakan keperawatan yang sudah

dilakukan pada diagnosa ansietas

berhubungan dengan perubahan

status kesehatan tanggal 31 Januari

2018 pukul 15.00 WIB adalah

mengkaji faktor penyebab ansietas,

minta Ny.R untuk rileks dan merasakan

sensasi yang terjadi, tunjukan dan

praktekan teknik relaksasi pada Ny.R.

Page 72: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

59

Pada kunjungan ketiga tanggal 02

Februari 2018 pukul 15.00 WIB

tindakan keperawatan yang dilakukan

yaitu mengevaluasi cara teknik

relaksasi dan minta Ny.Y untuk rileks,

tindakan yang akan dilakukan meminta

pasien untuk bertanya masalah

kesehatan yang membuat pasien

ansietas, mengajarkan kembali teknik

relaksasi, menciptakan lingkungan

yang tenang dan meminta Ny.Y untuk

rileks.

Pada kunjungan keempat 05 Februari

2018 pukul 09.30 WIB tindakan

keperawatan yang dilakukan yaitu

mengevaluasi tingkat kecemasan,

mengajarkan kembali teknik relaksasi,

menciptakan lingkungan yang tenang

dan meminta pasien untuk rileks.

Pada kunjungan kelima tanggal 08

Februari 2018 pukul 15.00 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu mengevaluasi tingkat

kecemasan, mengeveluasi cara teknik

relaksasi, mengajarkan kembali teknik

relaksasi.

Pada kunjungan ketiga tanggal 02

Februari 2018 pukul 16.00 WIB

tindakan keperawatan yang dilakukan

yaitu mengevaluasi cara teknik

relaksasi dan minta Ny.R untuk rileks,

tindakan yang akan dilakukan meminta

Ny.R untuk bertanya masalah kesehatan

yang membuat Ny.R ansietas,

mengajarkan kembali teknik relaksasi,

menciptakan lingkungan yang tenang

dan meminta Ny.R untuk rileks.

Pada kunjungan keempat 05 Februari

2018 pukul 10.30 WIB tindakan

keperawatan yang dilakukan

yaitumengevaluasi tingkat kecemasan,

mengajarkan kembali teknik relaksasi,

menciptakan lingkungan yang tenang

dan meminta Ny.R untuk rileks.

Pada kunjungan kelima tanggal 08

Februari 2018 pukul 16.00 WIB

tindakan keperawatan yang akan

dilakukan yaitu mengevaluasi tingkat

kecemasan, mengeveluasi cara teknik

relaksasi, mengajarkan kembali teknik

relaksasi.

2. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dilakukan setiap hari selama 5 hari. Berikut adalah hasil evaluasi

yang dilakukan pada kedua partisipan.

Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2

Evaluasi dilakukan setiap kali

implementasi dilakukan, evaluasi

diagnosa pertama keletihan

Evaluasi dilakukan setiap kali

implementasi dilakukan, evaluasi

diagnosa pertama keletihan

Page 73: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

60

berhubungan dengan anemia dalam

kehamilan kelesuan fisiologis

(anemia dalam kehamilan) Pada

kunjungan keempat tanggal 05 Februari

2018 pukul 10.30 WIB Ny.Y

mengatakan sudah tidak terasa letih

saat beraktivitas, Ny.Y mengatakan

sudah mulai banyak istirahat, Tekanan

darah 120/80 mmHg, nadi 85 x/i,

pernapasan 20 x/i, suhu 36,5oC.

Sementara pada kunjungan kelima

tanggal 08 Februari 2018 pukul 16.00

WIB Ny.Y mengatakan sudah mulai

istirahat, tidak merasa cepat pusing dan

selalu menghindari terjadinya benturan

dan mengangkat bebab berat, hasil

analisa bahwa masalah sudah teratasi.

Evaluasi untuk diagnosis ketiga Resiko

Cedera Janin : Faktor resiko

penurunan Hb pada ibu pada

kunjungan ketiga tanggal 02 Februari

2018 pada pukul 16.30 WIB Ny.Y

mengatakan sudah banyak istirahat dan

dan tidur siang. Ny.Y mengatakan

pusing dan lelah yang dirasakan sudah

berkurang karena sudah banyak

istirahat, Ny.Y tampak sudah tidak

terlalu pucat. Pada kunjungan kelima

tanggal 08 Februari 2018 pukul 16.30

WIB Ny.Y mampu menyebutkan

kembali nutrisi yang dibutuhkan selama

kehamilan, Ny.Y mengatakan sudah

mengonsumsi buah dan sayur serta

nutrisi yang baik untuk kehamilannya.

Evaluasi untuk diagnosis kedua Risiko

perdarahan saat persalinan

berhubungan dengan penurunan

kadar Hb. Pada kunjungan ketiga

tanggal 02 Februari 2018 Pukul 16.00

WIB Ny.Y terlihat sudah mengerti

dengan penyakitnya dan bisa

menghindari faktor risiko terjadinya

perdarahan, sementara pada kunjungan

berhubungan dengan anemia dalam

kehamilan kelesuan fisiologis

(anemia dalam kehamilan) Pada

kunjungan keempat tanggal 05 Februari

2018 pukul 11.30 WIB Ny.R

mengatakan sudah tidak terasa letih saat

beraktivitas, Ny.R mengatakan sudah

mulai banyak istirahat, tekanan darah

110/70 mmHg, nadi 88 x/i, pernapasan

20 x/i, suhu 36,5oC. Sementara pada

kunjungan kelima tanggal 08 Februari

2018 pukul 16.00 WIB Ny.R

mengatakan sudah mulai istirahat, tidak

merasa cepat pusing dan selalu

menghindari terjadinya benturan dan

mengangkat bebab berat, hasil analisa

bahwa masalah sudah teratasi.

Evaluasi untuk diagnosis ketiga Resiko

Cedera Janin : Faktor resiko

penurunan Hb pada ibu pada

kunjungan ketiga tanggal 02 Februari

2018 pada pukul 15.30 WIB Ny.R

mengatakan sudah banyak istirahat dan

dan tidur siang. Ny.R mengatakan

pusing dan lelah yang dirasakan sudah

berkurang karena sudah banyak

istirahat, Ny.R tampak sudah tidak

terlalu pucat. Pada kunjungan kelima

tanggal 08 Februari 2018 pukul 16.00

WIB Ny.R mampu menyebutkan

kembali nutrisi yang dibutuhkan selama

kehamilan, Ny.R mengatakan sudah

mengonsumsi buah dan sayur serta

nutrisi yang baik untuk kehamilannya.

Evaluasi untuk diagnosa kedua Risiko

perdarahan saat persalinan

berhubungan dengan penurunan

kadar Hb. Pada kunjungan ketiga

tanggal 02 Februari 2018 Pukul 17.00

WIB Ny.R terlihat sudah mengerti

dengan penyakitnya dan bisa

menghindari faktor risiko terjadinya

perdarahan, sementara pada kunjungan

Page 74: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

61

kelima tanggal 08 Februari 2018 pukul

16.30 Hb Ny.Y meningkat dari 5 gr/dl

menjadi 8.0 gr/dl. Ny.Y tampak tidak

terlalu pucat, hasil analisa bahwa

masalah sudah teratasi sebagian.

Intervensi dilanjutkan oleh keluarga.

Evaluasi pada diagnosa keempat

defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan kurangnya sumber

pengetahuan tentang anemia Pada

kunjunga ketiga tanggal 02 Februari

2018 pukul 16.00 WIB Ny.Y terlihat

mengerti dengan penyebab anemia pada

kehamilanya, Ny.Y terlihat mengerti

tentang manfaat buah dan sayur. Pada

kunjungan kelima tanggal 08 Februari

2018 pukul 16.30 WIB Hb Ny.Y

meningkat dari 5 gr/dl menjadi gr/dl.

Ny.Y sudah tidak tampak pucat, hasil

analisa bahwa masalah sudah teratasi.

Evaluasi pada diagnosa kelima ansietas

berhubungan dengan perubahan

status kesehatan Pada kunjungan

keempat tanggal 05 Februari 2018

pukul 16.30 WIB Ny.Y mengatakan

sudah tidak cemas lagi, Ny.Y

mengatakan sudah rileks, Ny.Y terlihat

mengerti cara teknik napas dalam.

kelima tanggal 08 Februari 2018 pukul

16.30 Hb Ny.R meningkat dari 9.7 gr/dl

menjadi 9.9 gr/dl. Ny.R sudah tidak

tampak pucat, hasil analisa bahwa

masalah sudah teratasi sebagian.

Intervensi dilanjutkan oleh keluarga.

Evaluasi pada diagnosa keempat

defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan kurangnya sumber

pengetahuan tentang anemia Pada

kunjungan ketiga tanggal 02 Februari

2018 pukul 16.30 WIB Ny.R terlihat

mengerti dengan penyebab anemia pada

kehamilanya, Ny.R terlihat mengerti

tentang manfaat buah dan sayur. Pada

kunjungan kelima tanggal 08 Februari

2018 pukul 17.00 WIB Hb Ny.R

meningkat dari 5 gr/dl menjadi gr/dl.

Ny.R sudah tidak tampak pucat, hasil

analisa bahwa masalah sudah teratasi.

Evaluasi pada diagnosa kelima ansietas

berhubungan dengan perubahan

status kesehatan. Pada kunjungan

keempat tanggal 05 Februari 2018

pukul 17.00 WIB Ny.R mengatakan

sudah tidak cemas lagi, Ny.R

mengatakan sudah rileks, Ny.R terlihat

mengerti cara teknik napas dalam.

Page 75: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

62

C Pembahasan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses

keperawatan meliputi pengkajian keperawatan, menegakkan diagnosis

keperawatan, melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

keperawatan, maka pada bab ini peneliti akan membahas mengenai

kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan dalam

perawatan kasus Anemia Kehamilan yang telah dilakukan pengkajian

pada Ny. Y dan Ny. R sebagai partisipan I dan partisipan II pada tanggal

29 Februari 2018. Asuhan keperawatan dilakukan mulai dari tanggal 29

Februari 2018 sampai 10 Maret 2018 di wilayah kerja Puskesmas Lubuk

Buaya Kota Padang yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1 Pengkajian keperawatan

a. Karakteristik pasien

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan peneliti pada tanggal 29

Februari 2018, didapatkan usia Partisipan I adalah 39 tahun dan

Partisipan II berusia 40 tahun.

Menurut penelitian Azra, P.A dan Rosha, B.C (2015), ibu hamil

mengalami anemia sebanyak 21 persen pada kelompok umur <20

tahun dan >35 tahun dengan umur kehamilan di trimester II dan III.

Sedangkan menurut penelitian Astriana, Willy (2107), didapatkan

bahwa ibu hamil dengan umur beresiko lebih banyak mengalami

anemia dibandungkan dengan umur tidak beresiko.

Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), wanita usia <20 tahun atau

>35 tahun merupakan faktor predisposisi terjadinya anemia selama

kehamilan.

Menurut analisa peniliti, ada kesesuaian antara teori dengan kasus

yang ditemukan pada kedua ibu hamil yang mengalami anemia,

yaitu Partisipan I berusia 39 tahun dan Partisipan II berusia 40

Page 76: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

63

tahun dimana kedua partisipan sama-sama berusia >35 tahun.

Menurut analisa peneliti hal ini dikarenakan kehamilan diusia <20

tahun dapat menyebabkan anemia secara biologis, karena emosinya

cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah

mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian

terhadapa pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan. Ibu

hamil yang berusia <20 tahun juga membutuhkan tambahan gizi

untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus

berbagi dengan janin yang dikandungnya. Sedangkan pada usia

>35 tahun, terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan

tubuh serta berbagai macam penyakit yang sering menimpa diusia

ini.

b. Keluhan utama

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan peneliti pada partisipan I

dan partisipan II, kedua partisipan mengeluh cepat lelah, sering

pusing, sesak nafas, serta mual dan muntah pada hamil muda.

Menurut penelitian Ihsan (2016), keluhan utama ibu hamil yang

mengalami anemia selama kehamilan yaitu sering terasa pusing

apabila terlalu lama berdiri dan cepat lelah

Menurut teori Wagiyo dan Putrono (2016), keluhan utama ibu

hamil dengan anemia dapat ditemukan keluhan cepat lelah, sering

pusing, dan mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka,

konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah), mual dan

muntah pada hamil muda, dan palpitasi.

Menurut analisa peneliti ada kesesuaian antara teori dengan kasus

yang ditemukan pada partisipan. Kedua partisipan sama-sama

mengalami cepat lelah, sering pusing, mual dan muntah pada

hamil muda. Hal ini disebabkan karena Hb ibu yang rendah yang

Page 77: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

64

mengakibatkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang

sehingga oksigen dan nutrisi keseluruh tubuh akan berkurang. Hal

inilah yang menyebabkan klien pusing, sering lelah, sesak nafas,

dan pucat.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan partisipan I mengeluh

nyeri di ari-ari, janin terasa akan jatuh dan keluar, badan terasa

lemah, sering pusing, kaki terasa sakit, nafsu makan berkurang, dan

badan terasa cepat letih ketika melakukan aktivitas seperti mencuci

dan membersihkan rumah. Partisipan I mengatakan jarang

mengkonsumsi buah dan sayur karena tidak mengerti dengan

manfaat sayuan dan buah-buahan. Partisipan I tidak mengerti

dengan penyebab anemia yang terjadi pada kehamilanya dan cemas

dengan keadaan janinnya karena pernah abortus sebelumnya.

Partisipan I mengatakan cemas dengan keadaan janinnya karena

kurang istirahat dan pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan

sambilan seperti menjahit dan berdagang yang dilakukan partisipan

I bersama suaminya..

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 29 januari 2018 pukul

16.00 WIB didapatkan partisipan II mengeluh badan terasa lemah,

sering pusing, badan terasa cepat letih ketika melakukan aktivitas

seperti mencuci dan membersihkan rumah. partisipan II

mengatakan jarang mengkonsumsi buah dan sayur karena tidak

mengerti dengan manfaat sayuan dan buah-buahan, dan partisipan

II juga tidak mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi pada

kehamilanya. partisipan II juga mengatakan cemas dengan keadaan

kehamilannya karena pernah abortus sebelumnya. partisipan II

mengatakan cemas karena petugas puskesmas mengatakan beliau

merupakan ibu hamil dengan resiko tinggi, karena jarak kehamilan

yang terlalu dekat dan umur beliau yang sudah lebih dari 35 tahun.

Page 78: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

65

partisipan II mengatakan kurang istirahat karena pekerjaan rumah

tangga dan membantu suaminya untuk menyiapkan keperluan

jualan. partisipan II mengatakan saat ini nafsu makan sudah baik

dari sebelumnya Menurut penelitian Ihsan (2016), Pada saat

peneliti melakukan pemeriksaan fisik pada Ibu. M ditemukan

wajah dan bibir tampak pucat, konjungtiva anemis cepat lelah saat

melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Lutfiatus (2016), Ibu hamil

dengan anemia dapat ditemukan mudah lelah, lesu, dan sesak napas

saat beraktivitas maupun istirahat, permukaan kulit dan wajah

pucat, dan mudah pusing. Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia

sanggat menggangu kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan

hingga masa nifas. Salah satu dampak anemia yang terjadi selama

masa kehamilan yaitu abortus. Pratami (2016) juga menjelaskan

bahwa pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya ibu hamil

tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan keadaannya dan

janinnya karena sangat berbahaya, contonya bagi ibu bisa

menyebabkan abortus, persalinan prematur, peningkatan terjadi

infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0

g/dl.

Menurut analisa peneliti ada kesesuaian antara teori dengan kasus

yang ditemukan pada pasien. Kedua pasien sama-sama mengalami

cepat lelah, sering pusing, mual dan muntah pada hamil muda. Hal

ini disebabkan karena Hb partisipan yang rendah yang

mengakibatkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang,

sehingga oksigen dan nutrisi keseluruh tubuh akan berkurang. Hal

inilah yang menyebabkan klien pusing, sering lelah, dan pucat.

Kedua partisipan juga mengalami ansietas atau cemas terhadap

kehamilannya. Karena kedua partisipan takut terhadap kondisin

Page 79: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

66

janinnya mengingat usia keduanya yang sudah lebih dari 35 tahun

dan sama-sama memiliki riwayat abortus sebelumnya.

d. Riwayat kesehatan dahulu

Saat pengkajian yang dilakukan pada partispan I pada tanggal 29

januari 2018 pukul 16.00 partispan I mengatakan sebelumnya

pernah abortus dan harus di kuret. partispan I mengatakan hal

tersebut terjadi karena beliau kelelahan. partispan I mengatakan

sebelumnya juga kurang nafsu makan.

Saat dilakukan pengkajian pada partisipan II pada tanggal 29

Janauari 2018 pukul 16.30 partisipan II mengatakan sebelumnya

pernah abortus satu kali. partisipan II juga mengatakan jarak

kehamilan sebelumnya dengan sekarang juga terlalu dekat, yaitu

hanya 5 bulan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sudikno dan Sandjaja

(2016), kehilangan darah selama keguguran menunjukkan

peningkatan kejadian anemia secara signifikan.

Menurut teori yang dikemukakan oleh (Pratami, 2016) kondisi

anemia sanggat menggangu kesehatan ibu hamil sejak awal

kehamilan hingga masa nifas. Salah satu dampak anemia yang

terjadi selama masa kehamilan yaitu abortus. Pratami (2016) juga

menjelaskan bahwa riwayat kehamilan yang berdekatan dapat

memungkinkan terjadinya anemia.

Menurut analisa peneliti ada kesesuaian antara teori dengan kasus

yang ditemukan pada kedua pasien. Kedua pasien sama-sama

mengalami abortus sebelumnya yang disebabkan oleh anemia

selama hamil. Hal tersebut dapat terjadi lagi pada kehamilan

sekarang karena anemia yang dialami oleh kedua pasien. Riwayat

Page 80: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

67

abortus pada ibu hamil dapat menjadi pemicu terjadinya anemia

berulang pada kehamilan sekarang ini pada kedua pasien.

Pada partisipa II terdapat faktor pendorong lainnya yang

menyebabkan anemia, yaitu jarak kehamilan yang terlalu dekat.

Menurut analisa peneliti, hal ini terdapat kesesuaian antara teori

dengan kasus. Karena jarak kehamilan yang terlalu dekat dan

adanya riwayat abortus, menyebabkan klien mengalami anemia.

e. Riwayat obstetri

Pengkajian yang dilakukan pada partisipan I mengatakan menikah

saat usia 29 tahun dan menikah hanya satu kali. Usia perkawinan

partisipan I saat ini sudah 20 tahun dan memiliki 4 orang anak.

partisipan I hamil yang ke enam, karena sebelumnya pernah

abortus satu kali.

Saat pengkajian yang dilakukan pada partisipan II mengatakan

bahwa menikah usia 37 tahun dan menikah hanya satu kali. Usia

perkawinan partisipan II saat ini adalah 2 tahun 6 bulan dan

memiliki satu orang anak. partisipan II hamil yang ke tiga, karena

sebelumya pernah abortus satu kali. partisipan II mengatakan jarak

kehamilan sekarang dengan sebelumnya adalah 5 bulan.

Menurut penelitian Prahesti, Ratna (2017), ibu hamil yang

mempunyai jarak kehamilan yang terlalu dekat beresiko tinggi

untuk mengalami anemia, karena status gizinya kurang karena

mungkin masih menyusui dan alat-alat reproduksi ibu yang belum

benar-benar pulih.

Menurut teori yang dikemukan oleh Wagiyo dan Putrono (2016)

wanita usia <20 tahun atau >35 tahun merupakan faktor

predisposisi terjadinya anemia selama kehamilan. Menurut Pratami

Page 81: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

68

(2016), riwayat kehamilan yang berdekatan dapat memungkinkan

terjadinya anemia.

Menurut analisa peniliti, ada kesesuaian antara teori dengan kasus

yang ditemukan pada kedua ibu hamil yang mengalami anemia,

yaitu partisipan I berusia 39 tahun dan partisipan II berusia 40

tahun. Pada partisipan II ada faktor pendorong lainnya yang

menyebabkan anemia, yaitu jarak kehamilan klien yang terlalu

dekat yaitu 5 bulan.

f. Data psikologis dan pola seksual

Data yang didapat dari respon psikologis kedua pasien umumnya

mengalami kecemasan dengan kehamilannya saat ini. Kedua

partisipan cemas dengan kondisi bayinya nantinya. Karena kedua

partisipan sudah pernah mengalami abortus sebelumnya. kedua

partisipan juga cemas karena usia keduanya yang sudah lebih dari

35 tahun yang merupakan ibu hamil dengan resiko tinggi.

Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita anemia

biasanya ibu hamil tersebut lebih sensitif dan merasa cemas dengan

keadaannya dan janinnya karena sangat berbahaya, contonya bagi

ibu bisa menyebabkan abortus, persalinan prematur, peningkatan

terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari

6,0 g/dl.

Menurut analisa peneliti ada kesesuaian antara teori dan kenyataan

pada kedua pasien. Menurut peneliti kecemasan dan ketakutan

yang dialami oleh kedua klien merupakan hal yang wajar pada ibu

hamil mengingat sebelumnya kedua klien sudah pernah mengalami

abortus satu kali. Menurut peneliti disini diperlukan peran keluarga

untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien sehingga

klien dapat lebih rileks dan mengurangi kecemasannya.

Page 82: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

69

g. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik partisipan I didapatkan keadaan umum

partisipan I terlihat lemah, lesu, dan pucat. Pada pemeriksaan head

to toe, dapatkan pada mata tampak anemis, sklera tidak ikterik.

Pada pemeriksaan bibir didapatkan bibir tampak pucat. Pada

pemeriksaan abdomen, tampak pembesaran abdomen kedua klien

tidak sesuai dengan usia kehamilan klien. Saat pemeriksaan leopold

1 pada partisipan I didapatkan TFU 2 jari diatas pusat dengan usia

kehamilan 23-24 minggu. Sedangkan pada partisipan II didapatkan

TFU 3 jari dibawah pusat. Pada Pada sistem muskuloskletal

ditemukan adanya nyeri sendi pada kedua tungkai klien.

Menurut penelitian Ihsan (2016), pemeriksaan fisik yang

ditemukan pada ibu hamil dengan anemia yaitu wajah dan bibir

tampak pucat serta konjungtiva anemis.

Menurut Wagiyo dan Putrono (2016), keadaan umum Ibu hamil

dengan anemia akan terlihat lemah, lesu, dan pucat. Ibu hamil

dengan anemia ditemukan konjungtiva anemis dan skelera tidak

ikterik. Bibir ibu hamill dengan anemia ditemukan pucat dan

membran mukosa kering. ibu hamil dengan anemia akan mengeluh

nyeri pinggang, nyeri sendi, tenderness sternal. Menurut Saminem

(2008), pada usia kehamilan 26 minggu, fundus dapat teraba 2 jari

diatas pusat. Sedangkan pada usia 28 minggu, fundus dapat teraba

3 jari diatas pusat.

Menurut analisa peneliti ada kesesuaian teori dengan kasus yang

ditemukan pada kedua klien dilihat dari keadaan umum dan

pemeriksaan mata klien. Ibu hamil dengan anemia akan terlihat

pucat, lemah, dan lesu. Konjungtiva klien akan anemis dan bibir

akan pucat. Ibu hamil pada umumnya akan merasakan nyeri

Page 83: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

70

pinggang dan nyeri pada sendi. Setelah dianaliasa, peneliti

menyimpulkan bahwa ada kesesuaian antara teori dengan kasus

yang ditemukan pada partisipan. Namun, dilihat dari pemeriksaan

abdomen partisipan, yaitu saat pemeriksaan leopold I, terdapat

kesenjangan antara teori dengan kasus yang ditemukan. Pada kasus,

ditemukan TFU partisipan I adalah 2 jari diatas pusat dengan usia

kehamilan 23-24 minggu. Sedangkan menurut teori, TFU teraba 2

jari diatas pusat tersebut usia kehamilan sudah mencapai 28

minggu. Jadi, terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus yang

ditemukan. Pada partisipan II juga tedapat kesenjangan antara teori

dengan kasusu yang ditemukan. Saat pemeriksaan leopold I pada

partisipan II didapatkan TFU 3 jari diatas pusat dengan usia

kehamilan partisipan II yaitu 19-20 minggu. Sedangkan menurut

teori, TFU teraba 3 jari diatas pusat tersebut harusnya sudah

mencapai usia kehamilan 28 minggu. Jadi, terdapat kesenjangan

antara teori dengan kasus yang ditemukan oleh peneliti.

h. pemeriksaan laboratorium

Dari hasil pemeriksaan laboratorium partisipan I didapatkan Hb: 5

gr% dan HIV negatif. Sedangkan hasil pemeriksaan labor

partisipan II didapatkan Hb: 9.7 gr%, HIV negatif dan HBSAG

negatif.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ihsan (2016), pada ibu

hamil trimester II, hasil laboratorium kadar Hb ibu 10,5 gr/dl dan

9,7 gr/dl yang termasuk anemia ringan

Menurut Prawirohardjo (2013), hasil pemeriksaan laboratorium ibu

hamil dengan anemia yaitu kadar Hb kurang dari 11.0 g/dl pada

trimester I dan III dan kurang dari 10.5 g/dl pada trimester II.

Page 84: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

71

Menurut analisa peneliti pada ibu hamil sering terjadi penurunan

Hemoglobin karena terjadinya hemodilusi darah. Hemoglobin yang

rendah dapat menyebabkan keletihan, badan terasa lemas dan tidak

mempunyai energi sehingga daya tahan tubuh dapat menurun dan

mudah terkena infeksi. Anemia kehamilan sering terjadi pada

trimester ke II dan III karena hemodilusi darah dan kebutuhan janin

dan ibu yang meningkat. Penurunan Hb pada kedua klien sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Prawirohardjo (2013) yaitu

kurang dari 10.5 pada trimester II. Kedua klien merupakan ibu

hamil pada trimester II dan masing-masing memiliki Hb 5 gr% dan

9.7 gr%. Tes HIV dan HBSAG pada kedua klien adalah negatif.

2 Diagnosis Keperawatan

Pada kasus partisipan I dan partisipan II ditemukan 5 diagnosis

keperawatan. Sedangkan diagnosis pada teori ada 10 yaitu keletihan

berhubungan dengan kelesuan fisiologis pada ibu hamil (anemia dalam

kehamilan), ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan kurang asupan makanan, defisiensi pengetahuan ibu

hamil tentang anemia berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan

mengenai anemia, risiko infeksi berhubungan dengan penurunan

hemoglobin, risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang kewaspadaan perdarahan, resiko cedera Janin berhubungan

dengan malnutrisi pada ibu hamil, resiko penurunan curah jantung

berhubungan dengan penurunan cardiac output, resiko shok berhubungan

dengan peningkatan kerja jantung, intoleran aktivitas berhubungan

dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, dan

ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Diagnosis keperawatan pertama yang peneliti temukan pada pada

partisipan I dan partisipan II setelah dilakukan pengkajian adalah:

Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam

kehamilan) dengan data subjektif : partisipan mengatakan sering terasa

Page 85: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

72

pusing apabila terlalu lama berdiri, partisipan mengatakan cepat lelah

saat melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah,

sedangkan data objektifnya : Hb 5 g/dl dan 9.7 g/dl, partisipan terlihat

susah untuk beraktivitas karena besar kehamilan tidak sesuai dengan usia

kehamilan. Menurut penelitian Ihsan (2016), diagnosis keperawatan yang

muncul untuk Ibu Hamil dengan Anemia ada 7, yaitu: risiko perdarahan

berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan

perdarahan, intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen, ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, mual

berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak, keletihan

berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan),

risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin, ansietas

berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Menurut teori Pratami (2016), Prawirohardjo (2010), dan Proverawati

(2011), keletihan disebabkan karena terjadinya hemodilusi darah pada

ibu hamil. Akibat dari jumlah eritrosit tidak sebanding dengan

peningkatan volume plasma, maka terjadilah penurunan Hb dan Ht yang

menyebabkan pengenceran darah. Sehingga transpor oksigen ke ibu

menjadi menurun yang menyebabkan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi.

Jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, maka terajdilah hipoksia, lemah,

dan pucat pada ibu hamil yang mengalami anemia. Sehingga muncullah

diagnosa Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia

dalam kehamilan) pada ibu hamil. Menurut teori (NANDA 2015-2017),

diagnosa keletihan akan memiliki batasan karakteristik seperti, gangguan

konsentrasi, kelelahan, kurang energi, mengantuk, peningkatan

kebutuhan istirahat, peningkatan keluhan fisik, dan tidak mampu

mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat yang biasanya.

Menurut analisa peneliti, ada kesesuaian antara teori dengan kasus yang

ditemukan pada kedua klien. Dimana kllien mengatakan sering terasa

Page 86: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

73

pusing apabila terlalu lama berdiri, Ibu mengatakan cepat lelah saat

melakukan aktivitas seperti mencuci dan membersihkan rumah

Diagnosa kedua yaitu Resiko Cedera Janin : Faktor resiko penurunan

Hb pada ibu dengan data subjektif : partisipan mengatakan badan terasa

lemah dan lelah, ibu mengatakan sering pusing, partisipan mengatakan

nafsu makan berkurang dan makan sehari-hari tidak teratur, sedangkan

data objektifnya : usia partisipan sudah 39 tahun dan 40 tahun, Hb ibu 5

gr/dl dan 9.7 g/dl, ibu tampak pucat dan lelah.

Menurut teori Pratami (2016), Prawirohardjo (2010), dan Proverawati

(2011), resiko cedera janin disebabkan karena terjadinya hemodilusi

darah pada ibu hamil. Akibat dari jumlah eritrosit tidak sebanding dengan

peningkatan volume plasma, maka terjadilah penurunan Hb dan Ht yang

menyebabkan pengenceran darah. Karena terjadinya pengenceran darah,

meneyebabkan nutrisi ke janin dan plasenta menjadi menurun. Sehingga

menuyebabkan suplai oksigen, zat besi, dan kekuatan selaput plasenta

menurun. Sehingga menyebabkan resiko terhambatnya pertumbuhan dan

perkembangan janin, penurunan fungsi respirasi, bahkan ketuban pecah

dini. Dari banyaknya akibat yang ditimbulkan diatas, maka dampak

akhirnya adalah resiko cedera pada janin. Sehingga muncullah diagnosa

Resiko perdarahan saat persalinan berhubungan dengan penurunan

Hb pada ibu hamil.

Diagnosa ketiga yaitu Resiko perdarahan saat persalinan

berhubungan dengan penurunan Hb dengan data subjektif : partisipan

mengatakan sering terasa pusing apabila terlalu lama berdiri, partisipan

mengatakan cepat lelah saat melakukan aktivitas seperti mencuci dan

membersihkan rumah, sedangkan data objektifnya : Hb 5 gr/dl dan 9.7

g/dl, wajah terlihat pucat, konjungtiva anemis.

Page 87: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

74

Menurut teori Pratami (2016), Prawirohardjo (2010), dan Proverawati

(2011), resiko perdarahan disebabkan karena terjadinya hemodilusi darah

pada ibu hamil. Akibat dari jumlah eritrosit tidak sebanding dengan

peningkatan volume plasma, maka terjadilah penurunan Hb dan Ht yang

menyebabkan pengenceran darah sehingga trombosit pun mengalami

penurunan. Karena penurunan trombosit tersebut menyebabkan resiko

perdarahan pada ibu hamil. Sehingga muncullah diagnosa Resiko

perdarahan saat persalinan berhubungan dengan penurunan Hb

pada ibu hamil.

Diagnosa keempat yaitu Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan

kurangnya sumber pengetahuan tentang anemia dengan data

subjektifnya : partisipan mengatakan tidak mengerti dengan penyebab

anemia yang terjadi pada kehamilanya dan partisipan juga mengatakan

jarang mengkonsumsi buah dan sayur karena tidak tahu dengan manfaat

dari sayuran dan buah-buahan, sedangkan data objektifnya : partisipan

terlihat tidak mengerti tentang penyebab anemia pada kehamilanya,

partisipan terlihat banyak bertanya tentang manfaat dari buah dan sayur.

Menurut teori Pratami (2016), Prawirohardjo (2010), dan Proverawati

(2011), defisiensi pengetahuan disebabkan karena terjadinya kurangnya

sumber informasi pada ibu hamil. Akibat dari kurangnya pengetahuan

dan sumber pengetahuan pada ibu hamil, menyebabkan ibu hamil kurnag

memperhatikan kebutuhan nutrisinya selama hamil. Sehingga terjadilah

malnutrisi pada ibu hamil yang meneyababkan intake nutrisi dan zat besi

pada ibu menurun. Menurut teori (NANDA 2015-2017), diagnosa

defisiensi pengetahuan akan memiliki batasan karakteristik seperti,

ketidakakuratan melakukan tes, ketidakakuratan mengikuti perintah, dan

kurang pengetahuan Perilaku tidak tepat (misalnya: histeria, bermusuhan,

agitasi, apatis). Oleh karena itu, muncullah diagnosa Defisiensi

Page 88: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

75

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber pengetahuan

tentang anemia pada ibu hamil.

Menurut analisa peneliti, ada kesesuaian antara teori dengan kasus yang

ditemukan pada kedua klien. Dimana klien terlihat tidak mengerti tentang

penyebab anemia pada kehamilanya, serta klien terlihat banyak bertanya

tentang manfaat dari buah dan sayur.

Diagnosa kelima yaitu Ansietas berhubungan dengan perubahan

status kesehatan dengan data subjektif : partisipan mengatakan takut

apabila janinnya tidak sehat, karena pernah abortus sebelumnya.

partisipan mengatakan takut karena ukuran kehamilannya tidak sesuai

dengan usia kehamilan. partisipan mengatakan hal tersebut juga terjadi

pada kehamilan anak sebelumnya, sedangkan data objektifnya :

partisipan terlihat takut dengan perubahan yang terjadi pada janinnya,

partisipan tampka berkeringat, partisipan juga terlihat banyak bertanya

tentang perubahan yang terjadi pada janinya. partisipan sering bertanya

apakah anaknya bisa sehat nantinya.

Menurut teori Pratami (2016), Prawirohardjo (2010), dan Proverawati

(2011), ansietas disebabkan karena kondisi lemah dan pucat pada ibu

hamil yang mengalami anemia, sehingga timbul kecemasan akan kondisi

diri sendiri dan janin yang sedang dikandungnya. Menurut teori

(NANDA 2015-2017), diagnosa ansietas akan memiliki batasan

karakteristik seperti, gelisah, insomnia, ketakutan, khawatir, tremor, dan

wajah tegang.

Menurut analisa peneliti, ada kesesuaian antara teori dengan kasus yang

ditemukan pada kedua partisipan, dimana partisipan terlihat takut dengan

perubahan yang terjadi pada juaninya. Partisipan juga terlihat banyak

bertanya tentang perubahan yang terjadi pada janinya. Partisipan sering

bertanya apakah anaknya bisa sehat nantinya.

Page 89: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

76

3 Rencana keperawatan

Rencana keperawatan adalah semua tindakan yang akan dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke

status kesehatan yang lebih baik, diuraikan dalam hasil yang di harapkan.

Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana

keperawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat

mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan (Potter &Perry,

2009).

Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus partisipan I disusun

berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan yaitu resiko

perdarahan berhubungan dengan penurunan Hb, keletihan berhubungan

dengan kelesuan fisik, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan

kurangnya sumber pengetahuan, ansietas berhubungan dengan perubahan

status kesehatan.

Pada partisipan II perencanaan keperawatan juga disusun berdasarkan

masalah keperawatan yang ditemukan yaitu resiko perdarahan

berhubungan dengan penurunan Hb, keletihan berhubungan dengan

kelesuan fisik, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

sumber pengetahuan, ansietas berhubungan dengan perubahan status

kesehatan.

Dalam merumuskan intervensi keperawatan atau menyusun perencanaan,

merumuskan tujuan serta kriteria hasil tidak ditemukan adanya perbedaan

atau kesenjangan antara teori dengan aplikasi penerapan asuhan

keperawatan pada partisipan I dan partisipan II.

4 Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang

dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Dengan rencana

keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat, intervensi

Page 90: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

77

diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan untuk

mendukung dan mengingatkan status kesehatan klien(Potter & Perry,

2009).

Peneliti melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang

telah disusun dalam perencanaan keperawatan menurut NIC-NOC 2016.

Implementasi keperawatan pada Ny. Y dan Ny.R dilaksanakan mulai dari

tanggal 29 Januari – 10 Februari 2018.

Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada diagnosis keletihan

berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan)

adalah tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk

menjaga ketahanan, membantu partisipan untuk memilih aktivitas-

aktivitas yang akan dilakukan, menganjurkan tidur siang bila diperlukan,

menginstruksikan pasien/orang yang terdekat dengan partisipan

mengenai kelelahan (gejala yang mungkin muncul dan kekambuhan yang

mungkin nanti akan muncul kembali). Selanjutnya membantu partisipan

memilih tindakan yang bisa dilakukan, menganjurkan partisipan banyak

istirahat, mengindari mengangkat beban berat, mengevaluasi

pengetahuan partisipan tentang anemia, evaluasi Hb partisipan.

Pendidikan kesehatan telah diberikan kepada partisipan I dan sudah

melibatkan keluarga tentang cara mengurangi keletihan pada partisipan I,

namun tidak ada perubahan perilaku dari anggota keluarga. Terbukti dari

pekerjaan partisipan I yang masih banyak dan tidak mendapat bantuan

dari anggota keluarganya. Disini peneliti mengambil kesimpulan bahwa

keluarga tidak menerima pendidikan kesehatan yang telah diberikan.

Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada diagnosa Resiko

Cedera Janin : Faktor resiko penurunan Hb pada ibu adalah

menentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk

menjaga ketahanan, membantu partisipan untuk memilih aktivitas-

Page 91: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

78

aktivitas yang akan dilakukan, menganjurkan tidur siang pada partisipan,

menjelaskan pada partisipan tentang nutrisi selama kehamilan,

memberikan edukasi partisipan untuk memeriksakan kehamilannya

secara rutin ke pelayanan kesehatan serta menganjurkan partisipan untuk

mendapatkan imunisasi TT karena rahim ibu melahirkan rentan terinfeksi

kuman tetanus.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosis keperawatan

risiko perdarahan saat persalinan berhubungan dengan penurunan

kadar Hb adalah memberikan penyuluhan tentang anemia, dampak,

tanda dan gejala, bahaya dan penatalaksanaan, menganjurkan partisipan

untuk meningkatkan makanan yang banyak mengandung Vit.K dan zat

besi seperti sejenis kacang kacangan dan sayuran hijau, memberitahukan

untuk menghindari terjadinya konstipasi dengan menganjurkan cairan

yang adekuat dan tinggi serat. instruksikan partisipan dan keluarga untuk

memonitor tanda perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika

terjadi perdarahan (misalnya, lapor kepada perawat). Selanjutnya

penyuluhan untuk menghindari mengangkat benda berat,

menginstruksikan partisipan untuk meningkatkan makanan yang kaya

vitamin K, cegah konstipasi, meminta partisipan/keluarga memantau

tanda-tanda perdarahan.

Ibu hamil yang mengalami anemia berat seperrti partisipan I yang

memiliki Hb 5 gr/dl menurut teori seharusnya di rawat dan mendapatkan

transfusi darah. Namun, kenyataan yang didapatkan pada kasus

partisipan I, tidak mau untuk dirawat dan tetap melakukan kegiatan

seperti biasanya. Menurut Lutfiatus (2016), ibu hamil yang mengalami

anemia berat akan sesak nafas, mudah pusing, mudah pingsan, dan kerja

jantung meningkat. Namun, pada partisipan I ditemukan, partisipan I

tetap melakukan aktivitas seperti biasanya. Disinilah adanya kesenjangan

antara teori dengan kasus yang ditemukan pada partisipan I.

Page 92: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

79

Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada diagnosa defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya kurangnya sumber

pengetahuan tentang anemia adalah memberikan penyuluhan tentang

anemia, dampak, tanda dan gejala, bahaya dan penatalaksanaan,

menganjurkan partisipan untuk meningkatkan makanan yang banyak

mengandung Vit.K dan zat besi seperti sejenis kacang kacangan dan

sayuran hijau, memberitahukan untuk menghindari terjadinya konstipasi

dengan menganjurkan cairan yang adekuat dan tinggi serat.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosa ansietas

berhubungan dengan perubahan status kesehatan adalah mengkaji

faktor penyebab ansietas, minta partisipan untuk rileks dan merasakan

sensasi yang terjadi, tunjukan dan praktekan teknik relaksasi pada

partisipan.

5 Evaluasi keperawatan

Evaluasi dilakukan setiap kali implementasi dilakukan, evaluasi diagnosa

pertama keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia

dalam kehamilan) Pada partisipan I, partisipan I mengatakan sudah

tidak terasa letih saat beraktivitas, partisipan I mengatakan sudah mulai

banyak istirahat, Tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 85 x/i, pernapasan

20 x/i, suhu 36,5oC.

Evaluasi pada diagnosa kedua Risiko perdarahan saat persalinan

berhubungan dengan penurunan kadar Hb Pada partisipan I,

partisipan I terlihat sudah mengerti dengan penyakitnya dan bisa

menghindari faktor risiko terjadinya perdarahan, Hb partisipan I

meningkat dari 5 gr/dl menjadi 8.0 gr/dl. Partisipan I sudah tidak tampak

pucat, hasil analisa bahwa masalah sudah teratasi.

Evaluasi untuk diagnosis ketiga Resiko Cedera Janin : Faktor resiko

penurunan Hb pada ibu pada partisipan I, klien mengatakan sudah

Page 93: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

80

banyak istirahat dan dan tidur siang. Partisipan I mengatakan pusing dan

lelah yang dirasakan sudah berkurang karena sudah banyak istirahat,

partisipan I tampak sudah tidak terlalu pucat, partisipan I mampu

menyebutkan kembali nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan,

partisipan I mengatakan sudah mengonsumsi buah dan sayur serta nutrisi

yang baik untuk kehamilannya.

Evaluasi pada diagnosa keempat defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan kurangnya sumber pengetahuan tentang anemia pada

partisipan I, partisipan I terlihat mengerti dengan penyebab anemia pada

kehamilanya, partisipan I terlihat mengerti tentang manfaat buah dan

sayur. Hb partisipan I meningkat dari 5 gr/dl menjadi 8.0 gr/dl. Partisipan

I sudah tidak tampak pucat, hasil analisa bahwa masalah sudah teratasi.

Evaluasi pada diagnosa kelima ansietas berhubungan dengan

perubahan status Kesehatan Pada partisipan I, partisipan I mengatakan

sudah tidak cemas lagi, partisipan I mengatakan sudah rileks, partisipan I

terlihat mengerti cara teknik napas dalam.

Evaluasi diagnosa pertama keletihan berhubungan dengan kelesuan

fisiologis (anemia dalam kehamilan) Pada partisipan II, partisipan II

mengatakan sudah tidak terasa letih saat beraktivitas, partisipan II

mengatakan sudah mulai banyak istirahat, Tekanan darah 120/60 mmHg,

nadi 85 x/i, pernapasan 20 x/i, suhu 36,5oC. Partisipan II mengatakan

sudah mulai istirahat, tidak merasa cepat pusing dan selalu menghindari

terjadinya benturan dan mengangkat bebab berat, hasil analisa bahwa

masalah sudah teratasi. Evaluasi pada diagnosa kedua Risiko

perdarahan saat persalinan berhubungan dengan penurunan kadar

Hb Pada partisipan II, partisipan II terlihat sudah mengerti dengan

penyakitnya dan bisa menghindari faktor risiko terjadinya perdarahan,

Hb partisipan II meningkat dari 9.7 gr/dl menjadi 9.9 gr/dl. Partisipan II

sudah tidak tampak pucat, hasil analisa bahwa masalah sudah teratasi.

Page 94: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

81

Evaluasi untuk diagnosis ketiga Resiko Cedera Janin : Faktor resiko

Usia Ibu >35 pada partisipan II, partisipan II mengatakan sudah banyak

istirahat dan dan tidur siang. Partisipan II mengatakan pusing dan lelah

yang dirasakan sudah berkurang karena sudah banyak istirahat, partisipan

II tampak sudah tidak terlalu pucat, partisipan II mampu menyebutkan

kembali nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan, partisipan II

mengatakan sudah mengonsumsi buah dan sayur serta nutrisi yang baik

untuk kehamilannya.

Evaluasi pada diagnosa ketiga defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan kurangnya sumber pengetahuan tentang anemia Pada

partisipan II, partisipan II terlihat mengerti dengan penyebab anemia

pada kehamilanya, partisipan II terlihat mengerti tentang manfaat buah

dan sayur, Hb partisipan II meningkat dari 9.7 gr/dl menjadi 9.9 gr/dl.

Partisipan II sudah tidak tampak pucat, hasil analisa bahwa masalah

sudah teratasi.

Evaluasi pada diagnosa keempat ansietas berhubungan dengan

perubahan status Kesehatan Pada partisipan II, partisipan II

mengatakan sudah tidak cemas lagi, partisipan II mengatakan sudah

rileks, partisipan II terlihat mengerti cara teknik napas dalam.

Page 95: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)

dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu

memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono,

dkk 2007). Sedangkan menurut Pratami (2016) anemia dalam kehamilan

didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin

kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang

dari 10,5 g/dl pada trimester II.

Kasus anemia pada Ibu.Y dan Ibu. R, setelah peneliti melakukan pengkajian,

analisa data, penentuan diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi

tentang asuhan keperawatan pada Ibu. Y dan Ibu. R dengan anemia di

wilayah kerja Puskemas Lubuk Buaya Kota Padang, maka didapatkan hasil

yaitu:

1. Pengkajian pada Ibu. Y hamil anak keenam (G6 P4 A1 H4) berusia 39

tahun, usia kehamilan Ibu. Y 23-24 minggu. Ibu R hamil anak ketiga (G3

P1 A1 H1) dengan usia kehamilan 19-20 minggu. Pemeriksaan labor Ibu.

Y Hasil laboratorium Ibu Y pada tanggal 10 Januari 2018 didapatkan

hemoglobin 5 gr/dl, sementara pemeriksaan laboratorium Ibu. R

didapatkan 9.7 gr/dl. Ibu. Y mengeluh nyeri di ari-ari, janin terasa akan

jatuh dan keluar, kaki terasa sakit, badan terasa lemah, nafsu makan

berkurang, sering pusing, dan badan terasa cepat letih. Sementara Ibu. R

mengeluh badan terasa lemah, sering pusing, badan terasa cepat letih. Ibu

Y dan Ibu. R sama-sama tidak mengetahui penyebab anemia yang terjadi

pada kehamilanya.

2. Diagnosis yang muncul pada kasus Ibu. Y dan Ibu. R adalah kletihan

berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan),

resiko perdarahan saat persalinan berhubungan dengan penurunan Hb,

resiko Cedera Janin : Faktor resiko penurunan Hb pada ibu, defisiensi

Page 96: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

83

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber pengetahuan

mengenai anemia, dan ansietas berhubungan dengan perubahan status

kesehatan.

3. Rencana tindakan keperawatan dibuat berdasarkan diagnosis keperawatan

yang ditemukan pada kasus Ibu. Y dan Ibu.R dengan anemia. Rencana

tindakan keperawatan ini mengacu pada referensi dari buku NANDA

International (2015-2017), buku NOC-NIC (2016), dan buku SDKI

(2016).

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari

rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dengan harapan hasil

yang dicapai sesuai dengan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan.

Pada implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan.

5. Evaluasi keperawatan selama 5 kali kunjungan dilakukan secara

komprehensif dengan acuan rencana asuhan keperawatan NANDA

International, (2015-2017). Hasil penelitian yang didapatkan pada

masalah keperawatan adalah terjadi peningkatan Hb pada Ibu.Y dari 5

gr/dl menjadi 8.0 gr/dl dan pada Ibu. R juga meningkat dari 9.7 gr/dl

menjadi 9.9 gr/dl.

B. Saran

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Kepada Pimpinan Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang diharapkan dapat

memotivasi bawahannya untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan

lebih baik lagi dan diharapkan Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang

menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung

kesembuhan pasien dengan memberikan penyuluhan tentang dampak

anemia terhadap kehamilan. Serta diharapkan petugas puskesmas dapat

melakukan kunjungan rumah pada ibu hamil yang mengalami anemia agar

kondisinya dapat dipantau sesuai dengan program perkesmas.

Page 97: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

84

2. Bagi institusi pendidikan

Bagi Institusi Pendidikan diharapkan dapat menyediakan buku-buku

maternitas khususnya tentang anemia kehamilan sebagai acuan dalam

pemberian asuhan keperawatan maternitas pada ibu hamil dengan anemia.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memberikan asuhan keperawatan

khususnya pada Ibu hamil dengan anemia dengan lebih baik lagi. Serta

dapat memberikan implementasi keperawatan yang lebih komprehensif

lagi.

Page 98: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

85

DAFTAR PUSTAKA

Ani, L.S. (2013). Anemia Defisiensi Besi. Jakarta : EGC

Azra, P.A., & Rosha, B.C. ( 2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan

Status Anemia Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin

Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. 20 Juli 2017.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=434777&val=4886&titl

e=faktor-

faktor%20yang%20berhubungan%20dengan%20status%20anemia%20ibu

%20hamil%20di%20wilayah%20kerja%20puskesmas%20air%20dingin%2

0kecamatan%20koto%20tangah,%20kota%20padang

Bulechek, C.M, Butcher, H.K, Dochterman, J.M & Wangner, C.M. (2016).

Nursing Interventions Clasification (NIC). Indonesia : CV. Mocomedia and

is published by arrangements with Elsevier Inc.

Departemen Kesehatan RI. (2010)

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2013). Laporan Tahunan Tahun 2013.

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2016). Laporan Tahunan Tahun 2015 Edisi 2016.

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2017). Laporan Tahunan Anemia Ibu Hamil

Tahun 2016 Edisi 2017

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Laporan Ibu Hamil Anemia s.d

Desember Per Kab/Kota Tahun 2016

Dinarti, Aryani, R, Nurhaeni, H & Chairani, R. (2009). Dokumentasi

Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media

Herdman, T. Heather. (2015). Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan :

Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC

Holihah, Lutfiatus. (2016). Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogyakarta : DIVA

Press

Ihsan, A.H. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Anemia di

Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang.

Juliarti, Widya. (2017). Hubungan Faktor Penyebab Dengan Kejadian Anemia Di

Puskesmas Melur. 19 November 2017

Kemenkes RI. (2014). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2014. Jakarta. 14

Agustus 2017 http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-

data-pusat-data-dan-informasi.html

Page 99: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

86

Kementrian kesehatan RI (2015). Profil kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta :

Kementrian Kesehatan RI

Lisnawati, Lilis. (2013). Asuhan Kebidanan terkini Kegawatdaruratan Maternal

dan Neonatal. Jakarta : TIM

Lutfiatus, H. (2016). Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogyakarta : DIVA Press

Manuaba, I.B.G, Manuaba, I.A.C & Manuaba, I.B.G.R. (2007). Pengantar kuliah

Obstetri. Jakarta : ECG

Moorhead, S, Johnson, Maas, M.L, Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes

lasification (NOC). ISBNIndonesia : CV. Mocomedia and is published by

arragement with Elsevier Inc

NANDA. (2015). Diagnosa Keperawatan Defenisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi

10. (Budi Anna keliat dkk, penerjemah). Jakarta : EGG

Nugroho, Taufan. (2012). Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Padila. (2012). Buku Ajar :Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha

Media

Pratami, E. (2016). Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta : ECG

Prawirohardjo, S. (2013). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo. Jakarta : Pt.

Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo

Perry & Potter (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika

Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha

Medika

Reeder, Sharon J, Martin, Leonide L & Koniak-Griffin, Deborah. (2014).

Keperawatan Mternitas : kesehatan wanita, bayi, & Keluarga. Jakarta. EGC

Riasmini, N.M, dkk. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,

Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, INCP, NOC, dan

NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta : UI-Press

Rukiyah, Y.A dan Yulianti. L. (2010). Asuhan Kebidanan IV. Jakarta. CV. Trans

Info Media

Saifuddin, A.B, Adriaansz, G, Winkjosastro, G.H & Waspodo, D. (2009). Buku

Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Ed. 1.

Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saminem, H. (2008). Kehamilan Normal. Jakarta : EGC

Page 100: POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU …

87

Saryono & Anggreni, M.D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan

Kualitatif. Yogyakarta : Nuha Medika

Simkin, P, Whalley, J, dan Keppler, A. (2011). Panduan Lengkap Kehamilan,

Melahirkan, dan Bayi (Edisi Revisi). Jakarta : EGC

Sinsin, Iis. (2008). Anak Masa Kehamilan dan persalinan. Jakarta : PT Elex

Media komput indo

Sudikno & Sandjaja. (2016). Prevalensi dan faktor resiko anemia pada wanita

usia subur di rumah tangga miskin di kabupaten tasikmalaya dan ciamis

provinsi jawa barat. 9 januari 2017 .

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/kespro/article/viewFile/5438/

4474

Sulistiyanti, A. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Anemia dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja

Puskesmas Masaran I Sragen. 20 Juli 2017

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif Dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Tarwoto & Wasnidar. (2007). Buku SakuAnemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans

Info media

Triana, A, Damayanti, I.P, Afni, R, Yanti, J.S. 2015. Kegawatdaruratan Maternal

dan Neonatal. Ed. 1. Yogyakarta : Deepublish

Wagiyo & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan Bayi

Baru Lahir Fisilogis dan Patologis. Yogyakarta : ANDI

Wahyudi, A.S & Abd. Wahid. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.

Jakarta : Mitra Wacana Media

WHO. (2014). WHA Global Nutrition Targets 2025 : Anemia Policy Brief.

Yanti, Desi ari madi, Sulistia Ningsih, Apri & Keisnawati. (2015). Faktor-Faktor

Terjadinya Anemia pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas

Pringsewu Lampung. 20 Juli 2017

Http://Download.Portalgaruda.Org/Article.Php?Article=424747&Val=278&

Title=FaktorFaktor%20terjadinya%20anemia%20pada%20ibu%20primigra

vida%20di%20wilayah%20kerja%20puskesmas%20pringsewu%20lampung