Presentasi Sejarah Kerajaan Aceh

32
“ Kerajaan Aceh Darussalam” Disusun oleh : Kelompok 01 :

description

.

Transcript of Presentasi Sejarah Kerajaan Aceh

“ Kerajaan Aceh Darussalam”

Disusun oleh :

Kelompok 01 :

5W + 1H Apa Asal-usul Kerajaan AcehDarussalam?Siapakah Raja-raja yang memerintah di

Kerajaan Aceh Darussalam?Kapan Kerajaan Aceh didirikan?Dimana Terletak Kerajaan Aceh?Mengapa Kerajaan Aceh Darussalam

Mengalami Kemunduran?Bagaimana Sistem Pemerintahan,

Perekonomian ,Arsitektur, Dll ?

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH SEBAGAI KERAJAAN ISLAM MENGALAMI MASA KEJAYAAN.

Letak Kerajaan

A. Sejarah Kerajaan Aceh Kerajaan Aceh berdiri menjelang keruntuhan Samudera Pasai. Sebagaimana tercatat dalam sejarah, pada tahun 1360 M, Samudera Pasai ditaklukkan oleh Majapahit, dan sejak saat itu, kerajaan Pasai terus mengalami kemudunduran. Diperkirakan, menjelang berakhirnya pada abad ke-14 M .

Kerajaan Aceh Darussalam telah berdiri dengan penguasa pertama Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil Awal 913 H (1514 M).

Pada awalnya, wilayah kerajaan Aceh ini hanya mencakup Banda Aceh dan Aceh Besar yang dipimpin oleh ayah Ali Mughayat Syah. Ketika Mughayat Syah naik tahta menggantikan ayahnya, ia berhasil memperkuat kekuatan dan mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya, termasuk menaklukkan kerajaan Pasai.

Sultan Ali Mughayat Syah dikenal sangat anti pada Portugis, karena itu, untuk menghambat pengaruh Portugis. kerajaan-kerajaan kecil yang ada disekitarnya, ia taklukkan dan masukkan ke dalam wilayah kerajaannya. Sejak saat itu, Kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam dengan wilayah yang luas.

Untuk memperkuat posisinya di dunia Islam,sultan Ali Mughayat Syah Menjalin hubungan dengan negara-negara Arab.

Faktor yang mempengaruhi Kerajaan Aceh menjadi kerajaan Yang besar

a) Ibu kota Aceh sangat strategis, teletak di pintu pelayaran India Dan Timur Tengah yang akan ke Malaka, Cina dan Jawa.

b) Pelabuhan Aceh (Ulee Lhee) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang dan terlindung oleh Pulau Weh, Pulau Nasi dari ombak besar.

c) Jatuhnya Malaka ke tangan Potugis menyebabkan pedagang islam banyak yang singgah di Aceh, apalagi sehingga jalur pelayaran pindah melalui pantai barat Sumatra.

Jalur Perdagangan Aceh

KEHIDUPAN SOSIAL

Di Aceh berkembang sistem feodalisme & ajaran agama Islam. Kaum bangsawan disebut golongan Teuku, sedangkan kaum ulama disebut golongan Teungku. Namun antara kedua golongan masyarakat itu sering terjadi persaingan yang kemudian melemahkan Aceh.

KEHIDUPAN EKONOMI

Aceh menguasai perdagangan terutama lada. Aceh menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan internasional. Kapal-kapal Aceh aktif berlayar sampai ke Laut Merah.

Kehidupan Politik Berdasarkan Bustanussalatin ( 1637 M ) karangan Naruddin Ar-Raniri yang berisi silsilah sultan- sultan Aceh, dan berita – berita Eropa, Kerajaan Aceh telah berhasil membebaskan diri dari Kerajaan Pedir. Untuk memperkuat posisinya di dunia Islam,sultan Ali Mughayat Syah Menjalin hubungan dengan negara-negara Arab. Raja -raja yang pernah memerintah di Kerajaan Aceh :

B. Sultan - Sultan Yang Memerintah Di Kerajaan Aceh Darussalam

1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530 M)2. Sultan Shalahuddin (1530-1537 M)3. Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Qahar (1537-1568 M)4. Sultan Ali Raiayat Syah (1567-1575 M)5. Sultan Muda (1575-1576 M)6. Sultan Alauddin Mukmin Syah (1576 M) = 100 Hari7. Sultan Zainal Abidin (1576-1577 M)8. Sultan Alauddin Mansyur Syah (1577-1585 M)9. Sultan Ali Riayat Syah Indrapura (Raja Buyung, 1585-1588 M)10. Sultan Riayat Syah (Zainal Abidin,1588-1604 M)11. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M)12. Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M)13. Sultan Iskandar Tsani (Aluddin Mughayat Syah, 1636-1641 M)14. Sultanah Tajul Alam Syafiatuddin Syah (1641-1676 M)

ADALAH RAJA KERAJAAN ACEH YANG PERTAMA. IA MEMERINTAH TAHUN 1514 -1528 M. DI BAWAH KEKUASAANNYA, KERAJAAN ACEH MELAKUKAN PERLUASAN KE BEBERAPA DAERAH YANG BERADA DI DAERAH DAYA DAN PASAI. BAHKAN MELAKUKAN SERANGAN TERHADAP KEDUDUKAN BANGSA PORTUGIS DI MALAKA DAN JUGA MENYERANG KERAJAAN ARU

Sultan Ali Mughayat Syah

SULTAN SALAHUDDIN•

Setelah Sultan Ali Mughayat Wafat, pemerintahan beralih kepada putranya yang bergelar Sultan Salahuddin. Ia memerintah tahun 1528- 1537 M, selama menduduki tahta kerajaan ia tidak memperdulikan pemerintahan kerajaannya. Keadaan kerajaan mulai goyah dan mengalami kemerosotan yang tajam. Oleh karena itu, Sultan Salahuddin digantikan saudaranya yang bernama Alauddin Riayat Syah al-Kahar.

Sultan Alaudin Riayat SyahSultan Alaudin Riayat Syah memerintah Aceh sejak tahun 1537-1568 M. dibawah pemerintahannya Aceh berkembang menjadi Bandar utama. Sejak Malaka direbut Portugis, mereka menghindari selat Malaka dan beralih menyusuri pesisir Barat Sumatera, ke selat Sunda, lalu terus ke timur Indonesia atau langsung ke Cina.

Sultan Iskandar ThaniSultan Iskandar Thani lebih memperhatikan pembangunan dalam negeri daripada politik ekspansi. Meskipun hanya memerintah selama 4 tahun, Aceh mengalami suasana damai. Hubungan dengan wilayah taklukkan dijalan dengan suasana liberal.

Masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani juga ditandai oleh perhatian terhadap studi agama Islam. Berkembangnya studi Agama Islam turut didukung oleh Nuruddin Arraniri, seorang ulama besar dari Gujarat yang menulis buku sejarah Aceh yang berjudul Bustanu’s Salatin.

Sepeninggalan Iskandar Thani, Aceh mengalami kemunduran. Aceh tidak mampu berbuat banyak saat sejumlah wilayah taklukan melepaskan diri. Kerajaan itupun tidak mampu lagi berperan sebagai pusat perdagangan. Meskipun demikian, kerajaan Aceh tetap berlanjut sampai memasuki abad ke-20.

Sultan Iskandar Muda

Pemerintahan Sultan Iskandar Muda menandai puncak kejayaan kerajaan Aceh. Ia naik tahta pada awal abad ke-17 menggantikan Sultan Alaudin Riayat Syah. Untuk memperkuat kedudukan Aceh sebagai pusat perdagangan Ia memelopori sejumlah tindakan sebagai berikut.

Sultan Iskandar Muda merebut sejumlah pelabuhan penting di pesisir barat dan timur Sumatera, serta pesisir barat semenanjung melayu. Misalnya Aceh sempat menaklukan Johor dan Pahang

Sultan Iskandar Muda bekerjasama dengan Inggris dan Belanda untuk memperlemah pengaruh Portugis. Iskandar Muda mengizinkan persekutuan dagang kedua di negara itu untuk membuka kantornya di Aceh.

Pada masa Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh mengalami peningkatan dalam berbagai bidang, yakni dalam : > bidang politik> ekonomi-perdagangan> hubungan internasional> memperkuat armada perangnya> serta mampu mengembangakan dan memperkuat kehidupan Islam.

Kesultanan Aceh mengalami masa ekspansi dan pengaruh terluas pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) atau Sultan Meukuta Alam yang diangkat dengan mufakat yang sesuai dengan hukum adat yang berlaku pada saat itu. Pada masa kepemimpinannya, Kerajaan Aceh Berhasil Menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama.

Selama 29 tahun masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda ia telah berhasil menekan perdagangan orang-orang Eropa dan menerobos jalur perdagangan Portugis Dari Selat Malaka sampai ke Teluk Persia. Dan ia juga memperluas wilayah kekuasaannya sampai sebagian besar pulau Sumatra Kecuali Lampung dan Bengkulu, hal ini berdampak baik perkembangan dan penyebaran agama islam di Nusantara.

C. Masa Kejayaan Kerajaan Aceh Darussalam

Sultan Iskandar Muda

Pada tahun 1629, kesultanan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut. Sayangnya ekspedisi ini gagal, meskipun di tahun yang sama Aceh menduduki Kedah dan banyak membawa penduduknya ke Aceh.

Sultan Iskandar Muda berhasil menenemkan jiwa keagamaan yang tinggi pada masyarakat Aceh, sehingga pada saat pemerintahannya Aceh banyak melahirkan Ulama-ulama yang mampu menyebarkan agama islam khususnya di Nusantara. Ulama-ulama tsb antara lain :

Hamzah Fansuri Abdurrauf As-Singkili

Nuruddin Ar-Raniry

D. Sistem Pemerintahan Kerajaan Aceh

Sultan Aceh atau Sultanah Aceh merupakan penguasa / raja dari Kesultanan Aceh. Sultan/Sultanah diangkat maupun diturunkan atas persetujuan oleh tiga Panglima Sagoe dan Teuku Kadi Malikul Adil (Mufti Agung kerajaan Pada saat itu). Sultan baru sah jika telah membayar "Jiname Aceh" (mas kawin Aceh), yaitu emas murni 32 kati, uang tunai seribu enam ratus ringgit, beberapa puluh ekor kerbau dan beberapa gunca padi.

Lambang kekuasaan tertinggi yang dipegang Sultan dilambangkan dengan dua cara yaitu keris dan cap. Tanpa Keris tidak ada pegawai yang dapat mengaku bertugas melaksanakan perintah Sultan. Tanpa cap tidak ada peraturan yang mempunyai kekuatan hukum.

Perangkat Pemerintahan

Perangkat pemerintahan Sultan kadang mengalami perbedaan tiap masanya. Berikut adalah badan pemerintahan masa Sultanah di Aceh : Balai Rong Sari, Lembaga ini bertugas membuat rencana dan penelitian. Balai Majlis Mahkamah Rakyat (DPR) Balai Gading (Dewan Menteri) Balai Furdhah (Departemen Pedagangan) Balai Laksamana (Departemen Pertahanan) Balai Majlis Mahkamah (Departemen Kehakiman) Balai Baitul Mal, yaitu lembaga yang mengurus hal ihwal keuangan dan

perbendaharaan negara.

E. Perkembangan Islam Pada Masa Kerajaan Aceh Darussalam

1. Perekonomian

Aceh banyak memiliki komoditas yang diperdagangkan diantaranya adalah Minyak tanah dari Deli, Belerang dari Pulau Weh dan Gunung Seulawah, Kapur dari Singkil,Kapur Barus dan Emas di pantai barat, Sutera di Banda Aceh.

2. Kebudayaan Ad.1. Arsitektur

Peninggalan arsitektur pada masa kesultanan yang saat ini bisa dilihat antara lain Benteng Indrapatra, Mesjid Tua Indrapuri, Pinto Khop, Gunongan Dan Mesjid Raya Baiturrahman.

Ad.2. KesusasteraanSalah satu karya kesusateraan yang paling terkenal

adalah Bustanus Salatin (taman para raja) karya Syaikh Nuruddin Ar-Raniry disamping Taj al-salatin (1603), Sulalat al-Salatin (1612), dan Hikayat Aceh (1606-1636).

Ad.3. Karya AgamaPara ulama Aceh banyak terlibat dalam karya di bidang

keagamaan yang dipakai luas di Asia Tengga. Syaikh Abdurrauf menerbitkan terjemahan dari Tafsir Alqur'an Anwaarut Tanzil wa Asrarut Takwil, karangan Abdullah bin Umar bin Muhammad Syirazi Al Baidlawy ke dalam bahasa Jawi.

3. Militer Salah satu meriam yang dimiliki Kesultanan Aceh. Pada

masa Sultan Selim II dari Turki Utsmani, dikirimkan beberapa teknisi dan pembuat senjata ke Aceh.Selanjutnya Aceh kemudian menyerap kemampuan ini dan mampu memproduksi meriam sendiri dari kuningan.

F. Masa Kemunduran Kerajaan Aceh Darussalam

Kemunduran Kerajaan Aceh Darussalam disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:• Tidak ada raja yan mampu mengendalikan daerah yang telah dikuasai oleh

Kerajaan Aceh Darussalam.• Daerah-daerah kekuasaan banyak yang melepaskan diri, karena tidak ada

yang memiliki kemampuan memerintah seperti Sultan Iskandar Muda.• Mundurnya perdagangan di Selat Malaka karena selat tersebut sudah

dikuasai oleh Belanda.• Adanya perebutan kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan, sehingga

tejadi perpecahan (pada masa Sultan Alauddin Jauhar Alamsyah (1795-1824).

• Menguatnya kekuasaan Belanda sehingga beberapa wilayah kekuasaan Aceh lepas seperti : Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing dll pada tahun 1840.