Presentasi siklus enterohepatik
description
Transcript of Presentasi siklus enterohepatik
METABOLISMEMETABOLISMEBILIRUBINBILIRUBIN
OLEH :
TITO WIGA
NINIS FAJERIYAH
SMF ANAK RSUD NGANJUK
2015
Pendahuluan• Bayi lahir harus menkonjugasi Bilirubin (merubah Bilirubin
yg larut dalam lemak menjadi Bilirubin yg mudah larut dalam air) di dalam Hati.
• Frekwensi dan jumlah konjugasi tergantung dari besarnya hemolisis dan kematangan Hati, serta jumlah tempat ikatan albumin (albumin binding site).
• Pada bayi yg normal dan sehat serta cukup bulan, Hatinya sudah matang dan menghasilkan enzim glukoronil transferase yg memadai sehingga serum Bilirubin tidak mencapai tingkat patologis.
2
3Beckingham, I J et al. BMJ 2001;322:33-36
4
Sumber Bilirubin Sumber Bilirubin
Pembentukan bilirubin pada dewasa + 250-350 mg/hari.
Terutama berasal dari:
1. Hemoglobin;
Satu gram Hb menghasilkan + 35 mg bilirubin.
2. Proses eritropoiesis yg tidak efektif.
3. Protein heme, seperti sitokrom P-450.
5
Metabolisme Bilirubin di HeparMetabolisme Bilirubin di Hepar
1. Bilirubin diambil oleh sel parenkim hepar.
2. Konjugasi bilirubin dalam retikulum endoplasma halus.
3. Sekresi bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu.
6
1. Ambilan Bilirubin oleh Hepar1. Ambilan Bilirubin oleh Hepar
• Bilirubin sukar larut dalam plasma, maka senyawa ini harus berikatan nonkovalen dengan albumin.
• Sejumlah obat-obatan bersaing dengan bilirubin utk dapat terikat pd albumin.
• Bilirubin dilepas dari albumin oleh sinusoid hepatosit oleh sistem pengangkutan yang difasilitasi.
• Ambilan bilirubin ini tergantung pada umpan-balik negatif dari ekskresi bilirubin oleh lintasan berikutnya.
7
2. Konjugasi Bilirubin 2. Konjugasi Bilirubin
• Tujuan konjugasi adalah supaya bilirubin berbentuk polar.
• Bilirubin akan dikonjugasi dengan asam glukuronat oleh enzim;
2 isoform enzim glukuronosiltransferase
• Enzim ini dapat diinduksi oleh fenobarbital.
• Intermediat bilirubin monoglukuronida menjadi dominan pada ikterus obstruktif.
8
2. Konjugasi Bilirubin 2. Konjugasi Bilirubin
• Donor glukuronat ialah: UDP-glukosa
UDP-glukosa
dehidrogenase
UDP-glukosa UDP- asam
glukuronat
2NAD+ 2NADH+2H+
9
2. Konjugasi Bilirubin 2. Konjugasi Bilirubin
UDP-glukuronosil
transferase
UDP-asam glukuronat bilirubin monoglukuronida
+ +
bilirubin UDP
UDP-glukuronosil
transferase
UDP-asam glukuronat bilirubin diglukuronida
+ +
bilirubin UDP
monoglukuronida
10
3. Sekresi Bilirubin 3. Sekresi Bilirubin
• Sekresi bilirubin diglukuronida ke dalam empedu melalui transportasi aktif.
• Sistem transpor ini juga dapat dipicu oleh obat yang menginduksi konjugasi bilirubin.
• Normalnya, bilirubin diglukuronida saja yg disekresikan ke dalam empedu.
• Bilirubin tak-terkonjugasi dapat ditemukan dalam empedu pada pasien yang telah menjalani fototerapi.
• Selanjutnya, bilirubin diglukuronida akan diekskresikan ke duodenum.
11
Bilirubin Dlm UsusBilirubin Dlm Usus
• Dalam lumen ileum terminalis, glukuronida akan dilepas oleh enzim bakteri -glukuronidase.
• Pigmen tsb selanjutnya direduksi oleh flora feses menjadi tetrapirol tak berwarna urobilinogen.
12
Siklus Urobilinogen EnterohepatikSiklus Urobilinogen Enterohepatik
• Sebagian kecil urobilinogen diabsorpsi kembali oleh sirkulasi darah untuk dibawa ke hepar.
• Dari hepar, urobilinogen disekresikan kembali ke dalam lumen usus.
• Pada pembentukan pigmen berlebihan atau penyakit hepar, urobilinogen akan diekskresikan juga ke dalam urine.
13
Urobilinogen Urobilinogen
• Sebagian besar urobilinogen tidak berwarna, tetapi akan teroksidasi menjadi urobilin yg berwarna.
• Warna feses berubah menjadi lebih gelap bila terpajan oleh udara, karena oksidasi sisa urobilinogen menjadi urobilin.
14
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
• Peninggian kadar bilirubin darah yang melampaui 1 mg/dl.
• Jika kadar mencapai lebih dari 2 mg/dl, maka bilirubin berdifusi ke dalam jaringan.
• Bilirubin dalam jaringan tsb akan berubah warna menjadi kuning, disebut ikterus (jaundice).
15
Pemeriksaan BilirubinPemeriksaan Bilirubin
• Reaksi EhrlichReaksi Ehrlich adalah metode pengukuran kuantitatif bilirubin serum yang ditemukan oleh Ehrlich.
• Uji ini berdasarkan perangkaian asam sulfanilat diazotisasi (reagen diazo Ehrlich) dengan bilirubin.
• Reaksi tsb menghasilkan senyawa azo yg berwarna ungu kemerahan.
16
Penemuan Van den BergPenemuan Van den Berg
• Pada suatu pemeriksaan kadar pigmen empedu dengan metode Ehrlich, Van den Berg lupa menambahkan metanol.
• Beliau merasa heran karena timbul warna yang sama dgn metode Ehrlich dengan penambahan metanol.
• Bentuk langsung ini disebut direct bilirubin.
• Metode dengan metanol menghasilkan indirect bilirubin.
17
Perbedaan BilirubinPerbedaan Bilirubin
Bilirubin IBilirubin I Bilirubin IIBilirubin II
- indirect
- terikat albumin
- non-polar
- dibawa ke hepar
- Hiperbilirubinemia;
> retensi
> bisa masuk ke SSP
> tidak ada dlm urine
- direct
- terikat glukuronat
- polar
- disekresikan dari hepar
- Hiperbilirubinemia;
> regurgitasi
> tidak bisa ke SSP
> bisa masuk ke urine
18
1. Peninggian Bilirubin I1. Peninggian Bilirubin I
Ikterus fisiologik neonatorum;
- Terjadi karena hemolisis yg lebih cepat,
tetapi sistem hepatik masih prematur.
- Defisiensi substrat UDP-asam glukuronat.
- UDP-glukuroniltransferase belum matur.
- Terjadi Kern ikterus bila kadar bilirubin
tak-langsung ini mencapai 20-25 mg/dl.
- Terapi = - fenobarbital
- fototerapi
19
2. Peninggian Bilirubin I2. Peninggian Bilirubin I
Sindrom Crigler-Najjar tipe I;
- Kelainan autosomal-resesif.
- Defisiensi UDP-glukuronosiltransferase yg
berat atau enzim tidak ada sama sekali.
- Fatal menjelang usia 15 bulan.
- Kadar bilirubin serum > 20 mg/dl.
- Terapi fenobarbital tidak bermanfaat.
20
3. Peninggian Bilirubin I3. Peninggian Bilirubin I
Sindrom Crigler-Najjar tipe II;
- Defisiensi UDP-glukuronosiltransferase
yg ringan.
- Kadar bilirubin serum < 20 mg/dl.
- Empedu penderita masih mengandung
bilrubin monoglukuronida.
- Berespon terhadap terapi fenobarbital
dosis besar.
21
4. Peninggian Bilirubin I4. Peninggian Bilirubin I
Sindrom Gilbert;- Kelainan ringan pada gen pengkode UDP-
glukuronosiltransferase I.- Hemolisis terkompensasi.- Tidak berbahaya.
Hiperbilirubinemia toksik;- Toksik akibat kloroform, arsfenamin,
karbontetraklorida, asetaminofen, virus, sirosis, dan jamur amanita.
22
1. Peninggian Bilirubin II1. Peninggian Bilirubin II
Obstruksi percabangan saluran empedu;
- Penyumbatan duktus hepatikus & duktus
biliaris komunis.
- Regurgitasi bilirubin II ke vena hepatik &
saluran limfatik.
- bilirubin terlihat di dalam darah &
urine (ikterus kolurik).
- Ikterus kolestatik mencakup semua kasus
ikterus obstruktif ekstrahepatik.
23
2. Peninggian Bilirubin II2. Peninggian Bilirubin II
Ikterus idiopatik kronis (Sind. Dubin Johnson);
- Gangguan autosomal resesif ringan.
- Defek pada sekresi-hepatik bilirubin II.
- Defek juga pd sekresi estrogen-konjugat.
- Hepatosit di daerah sentrilobularis terdpt
pigmen hitam abnormal.
Sind. Rotor (gambaran histologis normal);
- penyebab tdk diketahui, mungkin defek pd
transportasi anion anorganik.
24
Bilirubin II Terikat AlbuminBilirubin II Terikat Albumin
• Hal ini terjadi akibat kadar bilirubin II yang tetap tinggi dalam plasma dapat terikat kovalen dengan albumin.
• Usia paruh bilirubin ini akan lebih lama.
• Terjadi pada sebagian pasien ikterus obstruktif yang tetap kuning setelah kadar bilirubin II kembali normal.
25
Jenis IkterusJenis Ikterus
Ikterus Bil. I
Darah
Bil. II
Darah
Urobil.
Urine
Bilirubin
Urine
Hemolitik
negatif
Hepatik
Obstruksi
negatif negatif
26
KepustakaanKepustakaan
• Marks, DB., Marks, AD., Smith CM. 1996. Basic medical biochemistry: a clinical approach. Dalam: B.U. Pendit, penerjemah. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Eds. J. Suyono., V. Sadikin., L.I. Mandera. Jakarta: EGC, 2000: 614.
• Murray, RK. 2003. Porfirin dan pigmen empedu. Dalam: Andry Hartono, penerjemah. Harper’s Biochemistry. 25th ed. Eds. R.K. Murray, D.K. Granner, P.A. Mayes, V.W. Rodwell. McGraw-Hill Companies, New York: 349 - 54.
• Zulbadar, P. Mengenal dan memahami teori & praktek (Biokimia dasar medis). Bagian Biokimia FKUA. 9 - 16.