Prosedur Utap Heru SWG

108
PROGRAM STUDI DIPLOMA IIII KEPERAWATAN 1 Konstributor : Azwar Sjarief,S.Kep.Ns Hairuddin Safaat .SKep.Ns Dian Setya Budi.S.Kep.Ns Hardianto Dg.S.SKM. M.Kes Hj.St.Nashirah.S.Sit Husnaeni, S.Sit TOOLS MANUAL UJIAN PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN

description

protap ujian tahap akaper

Transcript of Prosedur Utap Heru SWG

Page 1: Prosedur Utap Heru SWG

PROGRAM STUDI DIPLOMA IIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADINGPEMERINTAH KABUPATEN LUWU

2011

1

Konstributor :

Azwar Sjarief,S.Kep.NsHairuddin Safaat .SKep.NsDian Setya Budi.S.Kep.Ns

Hardianto Dg.S.SKM. M.KesHj.St.Nashirah.S.Sit

Husnaeni, S.Sit

TOOLS MANUAL UJIAN PROSEDUR

TINDAKAN KEPERAWATAN

Page 2: Prosedur Utap Heru SWG

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami sehingga buku manual panduan

praktikum keterampilan keperawatan ini dapat diterbitkan sebagai alat untuk membantu

mahasiswa Program Studi Diloma III Keperawatan AKPER Sawerigading Pemda Luwu

dalam meningkatkan kompetensi klinik.

Pendidikan Diploma III Keperawatan merupakan salah satu pendidikan tinggi

Keperawatan yang mempunyai tujuan menghasilkan tenaga Perawat Profesional Pemula

dengan sebutan Ahli Madya Keperawatan. Untuk melaksanakan proses pendidikan sangat

diharapkan mampu menghantarkan peserta didik mencapai standar kompetensi klnik yang

diharapkan sehingga dapat dicapai kualitas lulusan yang handal. Untuk mengevaluasi hasil

belajar maka dilakukan ujian kompetensi sekaligus mengantisipasi dilakukakannya ujian

kompetensi bagi lulusan oleh pemerintah.

Kami menyadari bahwa Ilmu keperawatan berkembang sangat pesat dan buku

panduan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,dengan kerendahan hati

kami mengharapkan pembaca/pengguna buku ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan

ilmu yang ada dengan selalu membaca berbagai buku lainya dan tidak selalu terpaku pada

buku petunjuk praktikum ini..

Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan untuk penyempurnaan

buku panduan praktikum ini sangat kami harapkan, Semoga buku panduan praktikum ini

dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Jazakumullhahi khoiro jaza’

Palopo, Januari 2011

Tim Penyusun

2

Page 3: Prosedur Utap Heru SWG

Pendahuluan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok

dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan

mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan

melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri.

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek

keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan

kesehatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan menggunakan metodologi pemecahan masalah

melalui pendekatan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik

dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawabnya.

Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama

dengan pasien baik individu, keluarga, kelompok/komunitas dan berkolaborasi dengan tenaga

kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup dan tanggung

jawabnya. Bantuan keperawatan diberikan agar indvidu, keluarga, kelompok dan komunitas

dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya sehingga mampu berfungsi secara optimal.

Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional bersifat humanistik terintegrasi

didalam pelayanan kesehatan, dapat bersifat dependen, independen dan interdependen serta

dilaksanakan dengan berorientasi kepada kebutuhan objektif pasien. Perawat sebagai tenaga

profesional pemula mempunyai kemampuan baik intelektual, teknikal, interpersonal dan

moral ,bertanggungjawab dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan sesuai dengan

kewenangan dan aturan yang berlaku.

3

Page 4: Prosedur Utap Heru SWG

Introduksi Pelakanaan

Dalam upaya mendukung visi Akper Sawerigading Pemda Luwu yaitu Menghasilkan

Perawat Profesional Pemula Yang Mempunyai Kompetensi Unggul, Beriman dan Bertaqwa

Kepada Tuhan Yang Maha Esa maka dipandang perlu menerapkan ujian pra UAP/

kompetensi bagi mahasiswa sebagai prasyarat untuk mengikuti Ujian Akhir Program (UAP).

Program ujian pra UAP/kompetensi merupakan suatu proses latihan dalam penyelesaian

masalah kasus. Untuk mencapai kemampuan intelektual, sikap dan tehnik dalam

melaksanakan asuhan keperawatan. Program ini bertujuan mempersiapkan mahasiswa

menguasi teknis keterampilan dalam bentuk pengalaman belajar di laboratorium menerapkan

konsep, teori dan tehnik keterampilan serta tehnik berkomunikasi dalam melaksanakan asuhan

keperawatan sesuai dengan standar kompetensi.

Standar kompetensi perawat lulusan diploma III adalah suatu kriteria mengenai

kemampuan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap professional dari keahlian minimal

yang harus dikuasai sesuai dengan kewanangan untuk memberikan pelayanan kesehatan.

A. Tujuan Instuksional Umum

Untuk mengukur kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan kognitif, psikomotor dan

afektif (KPA) berdasarkan kompetensi ahli madya keperawatan.

B. Tujuan Instruksional Khusus

1. Mengevaluasi kemampuan kognitif mahasiswa dalam menyelesaikan masalah pasien;

2. Mengevaluasi penguasaan keterampilan mahasiswa secara sistimatis dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan mandiri dan kolaboratif.

3. Mengevaluasi sikap dan kemampuan komunikasi terapeutik mahasiswa dalam

memberikan asuhan keperawatan.

C. Metode

Ujian dilakukan dengan menggunakan metode OSCA : Objective Structured Clinical

Assessment ataujuga disebut Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

yaitu Instrument yang mampu mengevaluasi kompetensi kognitif, perilaku dan

psikomotor secara serentak.

Objektif: karena jawaban sudah tersedia dan baku dalam bentuk checklist, MCQ, B/S,

butir-butir singkat jumlah tertentu, soal sesuai dengan kondisi nyata dalam praktek.

Terstruktur: Terdapat struktur tertentu yang secara konsisten harus diikuti dalam

menyusun soal OSCA. (Misal stasi prosedur struktur evaluasi mencakup ketrampilan

pengetahuan dan perilaku, sementara stasi pengetahuan strukturnya adalah dalam

rangka memecahkan masalah pasien)

4

Page 5: Prosedur Utap Heru SWG

Evaluasi: yang dilakukan test adalah ketrampilan yang terkait dengan pasien.

Selama melakukan perasat teruji mengimpelemtasikan keterampilan komunikasi

terapeutik.

D. Prinsip kewaspadaan

Selama praktikum, aturan-aturan keselamatan harus diperhatikan danditaati, antara lain:

1. Baca dan pahami dengan seksama prosedur sebelum bekerja.

2. Lakukan kegiatan praktika sesuai prosedur

3. Pastikan telah menggunakan Alat Pelindung Diri (PAD) atau barier yang sesuai

sebelum memulai praktikum.

4. Hati-hati terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar

5. Lakukan penanganan instrumen tajam dan jarum sesuai dengan prosedur praktik.

6. Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan praktikum dengan benar

7. Lakukan prosedur aman untuk alat bekas pakai

8. Lakukan pananganan peralatan tajam dengan aman.

9. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah secara benar

10. Melaporkan segala kerusakan/ketidakberesan di laboratorium terutama yang berkaitan

dengan sarana pendukung (air, gas, listrik dan udara tekan) kepada instruktur.

E. Tata tertib ujian

1. Mahasiswa telah hadir minimal 15 menit sebelum ujian berlangsung.

2. Memakai pakaian seragam putih hijau lengkap atribut, menggunakan kap bagi wanita,

rambut ditata rapi dan kuku pendek dan bersih.

3. Hanya mahasiswa yang menurut peraturan telah memenuhi syarat – syarat (baik syarat

akademis, dan syarat administrasi) yang dapat mengikuti ujian pra UAP.

4. Persyaratan untuk mengikuti ujian pra UAP :

a. Telah melulusi semua mata kuliah yang disyaratkan;

b. Telah membayar SPP berjalan dan biaya adminitrasi ujian;

c. Mendaftar ke sekretariat panitia dengan membawa keterangan dapat mengikuti

ujian pra uap dari bagian evaluasi.

5. Sebelum ujian, semua hal yang berhubungan dengan teori, alat-alat, bahan, dan

prosedur kerja harus telah dipahami benar-benar.

6. Waktu ujian sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan, jika ada perubahan akan

direvisi/disesuaikan dan diinformasikan olah panitia.

7. Hanya mahasiswa yang sedang ujian yang dapat memasuki ruang ujian.

5

Page 6: Prosedur Utap Heru SWG

8. Selama ujian penguji dilarang melakukan hal-hal yang dapat menganggu atau

membuat teruji merasa cemas.

F. Fokus Ujian

Jenis skil yang diujikan mencakup evaluasi kemampuan :

1. Anamnesa.

2. Pemeriksaan fisik.

3. Identifikasi masalah keperawatan.

4. Interpretasi hasil pemeriksaan.

5. Merencanakan pengelolaan pasien.

6. Mendemonstrasikan prosedur tindakan

7. Ketrampilan komunikasi

8. Kemampuan memberikan pendidikan kesehatan

G. Kompetensi keterampilan prosedur tindakan yang akan diujikan 1. Scrubbing (Cuci Tangan) dan Gloving ( Memakai Sarung tangan )2. Pemeriksaan fisik3. Pemasangan oksigen4. Pemasangan kateter5. Pemasangan infus6. Pemasangan NGT7. Personal hygiene8. Pemberian obat9. Klisma10. Perawatan luka11. Mobilisasi/ambulasi/ROM

12. Teknik suction

13. Postural drainage

14. Perawatan Bayi Sakit :Inkubator15. Perawatan kolostomi16. Vulva Hygiene17. Manajemen persalinan18. Memotong tali pusat19. Pendidikan kesehatan20. Strategi komunikasi terapeutik

H. Penguji1. Disebut Silent observer karena tidak dibolehkan memberikan komentar, kritikan dan

saran selama ujian.2. Ditetapkan berdasarkan berdasarkan surat keputusan direktur atas usul dari Ketua

Prodi.3. Penguji akan melakukan pengamatan pada satu meja/ satu keterampilan. 4. Menentukan kelulusan teruji.5. Hanya mengamati kegiatan peserta dilakukan atau tidak dilakukan dengan menggunakan

daftar tilik.

6

Page 7: Prosedur Utap Heru SWG

6. Datang ditempat ujian paling lambat 15 menit sebelum ujian dimulai, jika berhalangan datang minimal 1 (satu) hari memberitahukan kepada panitia ujian.

I. Mekanisme Ujian1. Tahap persiapan

a. Mahasiswa dibagikan buku manual prosedur tindakan keperawatan; b. Mahasiswa melakukan praktikum mandiri di laboratorium dengan pengawasan

petugas laboran;c. Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan

2. Tahap pelaksanaana. Mahasiswa melakukan ujian sesuai dengan jadual yang ditetapkan.b. Ujian dilaksanakan mulai dari pukul 08.00 s/d 13.00 dan pukul 14.00 – 19.30 wita.c. Mahasiswa akan melalui 20 meja dan akan mengerjakan soal yang ada dimeja

penguji.d. Setiap meja akan dilalui dalam waktu 15 menit tanpa menunggu semua perasat

selesai dilaksanakan setiap bel dibunyikan teruji harus meninggalkan meja penguji dan mengerjakan soal di meja berikutnya, sehingga total waktu ujian yang harus ditempuh setiap teruji 5 jam.

e. Penguji (Silent observer) mengamati mahasiswa sambil mencocokan perilaku mahasiswa dengan menggunakan daftar tilik.

f. Rancangan ujian praktikum sebagai berikut :

3. Tahap evaluasia. Evaluasi menggunakan daftar tilik kompetensi.b. Kelulusan mahasiswa ditentukan oleh nilai rata-rata dari total soal.c. Batas lulus jika nilai rata-rata ≥ 80d. Penentuan kelulusan ditetapkan dalam rapat tim penguji.

7

1 2 3 4 5 6

8

9

7

101113

Prosedur

Istirahat

Soal

12

15

14

Observer

Teruji

+ probandus/manikin

Page 8: Prosedur Utap Heru SWG

e. Mahasiswa yang dinyatakan belum lulus dapat mengikuti ujian tahap selanjutnya.

Penutup

Demikian panduan manual ujian pra Ujian Akhir Program ini dibuat sebagai acuan teknis pelaksanaan ujian, terhadap hal-hal yang masih memerlukan kajian kepada semua pihak diharapkan untuk memberikan masukan. Semoa Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuk sehingga tujuan instruksional yang diharapkan dapat tercapai.

Palopo, Januari 2011

Kompetensi Diploma III Keperawatan

NO KOMPETENSI SUB. KOMPETENSI

8

Direktur

Hj.Mahriani Mahmud,S.Sit.M.KesPkt. Pembina

Ketua Panitia

Yosepin Landung, SST, M.KesPkt. Pembina

Page 9: Prosedur Utap Heru SWG

1 Menerapkan konsep dan prinsip etika keperawatan, komunikasi dalam praktek keperawatan profesional

1.1. Menghomati hak Pasien1.2. Memperhatikan nilai/norma budaya dan agama1.3. Menjalankan peraturan, kebijakan dan perundang undangan yang

berlaku dalam melaksanakan paktek keperawatan1.4. Menjaga citra keperawatan profesional dalam memberi pelayanan

keperawatan1.5. Bertindak sebagai ’role model’ bagi pasien1.6. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan tindakan

profesional1.7. Menjalankan komunikasi terapetik dalam praktek keperawatan1.8. Berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia

2. Menerapkan pendekatan proses keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan berpikir kritis

2.1.Melaksanakan pengkajian keperawatan2.2.Merumuskan diagnosa keperawatan2.3. Merencanakan tindakan keperawatan2.4. Melaksanakan tindakan keperawatan2.5. Melaksanakan evaluasi keperawatan2.6. Melaksanakan dokumentasi keperawatan

3. Mengkonsultasikan penanganan pasien terhadap tim kesehatan lain

3.1. Mengkaji kebutuhan untuk konsultasi dan sumber yang diperlukan3.2. Menentukan sasaran konsultasi sesuai masalah3.3. Melaksanakan konsultasi pada tim kesehatan lain

4. Melaksanakan tindakan pengobatan sebagai hasil kolaborasi

4.1. Melaksanakan pemberian obat oral.4.2. Melaksanakan pemberian obat IM4.3. Melaksanakan pemberian obat IV4.4. Melaksanakan pemberian obat SC4.5. Melaksanakan pemberian obat IC4.6. Melaksanakan pemberian obat topikal4.7. Melaksanakan pemberian obat supositoria4.8. Melaksanakan pemberian obat sub lingual

5. Melaksanakan tindakan diagnostik dan tindakan khusus sebagai hasil kolaborasi

5.1. Menyiapkan spesimen pemeriksaan5.2. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik5.3. Melakukan perawatan pada pasien dengan tindakan diagnostik

6. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen

6.1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen

6.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan oksigen

6.3. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen

6.4. Mengatur posisi tidur pasien 6.5. Memberikan oksigen melalui nasal kanul dan masker6.6. Melatih Pasien napas dalam 6.7. Melatih Pasien batuk efektif6.8. Melakukan pengisapan lendir6.9. Melakukan postural drainage dan fisioterapi dada6.10. Melakukan inhalasi6.11. Melakukan perawatan WSD6.12. Melakuan perawatan tracheostomi.6.13. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pasien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigen6.14. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pasien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen

7. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan,

7.1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah

7.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan,elektrolit dan darah

9

Page 10: Prosedur Utap Heru SWG

elektrolit dan darah 7.3. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah

7.4. Memberikan cairan peroral7.5. Menilai keseimbangan cairan7.6. Melaksanakan tindakan kolaboratif dalam pemberian cairan parenteral

dan darah7.7. Melaksaanakan monitoring pemberian cairan parenteral dan darah7.8. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan cairan, elektrolit dan darah7.9. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pasien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah8. Melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

8.1. Melaksanakan pengkajian keperawatanpada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

8.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

8.3. Membuat perencanaan keperawatanpada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

8.4. Memberikan makan peroral8.5. Memasang NGT8.6. Memberikan makan melalui NGT8.7. Melaksanakan tindakan kolaboratif dalam pemberian nutrisi parenteral dan enteral

8.8. Menilai kecukupan nutrisi8.9. Melaksanakan evaluasi asuhan pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

8.10. Melaksanakan dokumentasi asuhan pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

9. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin dan fecal

9.1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin dan fecal

9.2.Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin dan fekal

9.3. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin dan fecal9.4. Membantu eliminasi urin dan fecal9.5. Melaksanakan tindakan kolaboratif pemasangan kateterisasi urin9.6. Melakukan bladder training 9.7. Melakukan bowel training9.8. Melaksanakan gliserin spuit 9.9. Melakukan perawatan ostomi9.10. Melakukan evakuasi fecal 9.11.Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin dan fecal9.12.Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan

pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin dan fecal

10. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman

10.1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman

10.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman

10.3. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman

10.4. Melaksanaka tindakan pemeliharaaan personal hygiene.10.5. Melakukan kompres panas dan dingin10.6. Melakukan pengelolaan nyeri10.7. Melaksanakan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi10.8. Melaksanakan perawatan luka10.9. Melaksanakan prosedur keperawatan di ruang isolasi10.10.Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

10

Page 11: Prosedur Utap Heru SWG

gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman10.11. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman11. Melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien dengan gangguan mobilisasi dan transportasi

11.1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan mobilisasi dan transportasi

11.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan mobilisasi dan transportasi

11.3. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien dengan gangguan mobilisasi dan transportasi

11.4. Memindahkan dan transportasi pasien11.5. Melatih pasien dengan alat bantu jalan11.6. Mengatur berbagai posisi pasien11.7. Melakukan latihan ROM aktif dan pasif11.8. Melakukan perawatan pasien dengan immobilisasi11.9. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan mobilisasi dan transportasi11.10. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatanpada pasien dengan gangguan mobilisasi dan transportasi

12. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan istirahat dan tidur

12.1. Melaksanakan pengkajian pasien dengan gangguan istirahat dan tidur12.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan

istirahat dan tidur12.3. Membuat perencanaan pasien dengan gangguan istirahat dan tidur12.4. Melaksanakan tindakan ritual tidur12.5. Memfasiitasi kebutuhan istirahat dan tidur12.6. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pasien dengan gangguan

istirahat dan tidur12.7. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pasien dengan

gangguan istirahat dan tidur

13. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien terminal

13.1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pasien terminal13.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien terminal13.3. Membuat perencanaan keperawatan pasien terminal13.4. Melaksanakan bimbingan dan konseling 13.5. Melaksanakan perawatan lanjutan di rumah 13.6. Melaksanakan kan evaluasi asuhan keperawatan pasien terminal13.7. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pasien terminal

14. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien menjelang ajal

14.1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pasien menjelang ajal14.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien menjelang ajal14.3. Membuat perencanaan keperawatan pasien menjelang ajal14.4. Melaksanakan bimbingan spiritual pada pasien dan keluarga14.5. Merawat jenazah14.6. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pasien menjelang ajal

14.7. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pasien menjelang ajal15. Melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien pre dan post operasi

15.1. Melakukan pengkajian keperawatan pasien pre dan post operasi15.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien pre dan post operasi15.3. Membuat perencanaan keperawatan pasien pre dan post operasi15.4. Melakukan pendidikan kesehatan tindakan operatif15.5. Melaksanakan tindakan kolaboratif persiapan operasi15.6. Melakukan monitoring post operasi15.7. Melakukan pengangkatan jahitan15.8. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pasien pre dan post

operasi15.9. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pasien pre dan post

operasi

16. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gawat darurat

16.1. Melaksanakan pengkajian Airway, Breathing, Circulation (ABC)16.2. Membebaskan jalan napas16.3. Memberikan pernapasan buatan

11

Page 12: Prosedur Utap Heru SWG

16.4. Melaksanakan Resusitasi Jantung Paru16.5. Merawat pasien tidak sadar16.6. Menghentikan perdarahan16.7. Melakukan bilas lambung.16.8. Mengeluarkan benda asing pada saluran pernapasan atas16.9. Melaksanakan evaluasi tindakan pada pasien gawat darurat16.10. Melaksanakan dokumentasi tindakan pada pasien gawat darurat

17. Melaksanakan asuhan keperawatan pada anak sehat

17.1. Melakukan pengkajian keperawatan pada anak sehat 17.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada anak sehat17.3. Membuat perencanaan keperawatan pada anak sehat17.4. Melakukan tindakan kolaboratif dalam pemberian imunisasi.17.5. Pendidikan kesehatan pada anak sehat17.6. Melaksanakan bimbingan antisipasi (anticipatory guidance).

17.7. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada anak sehat17.8..Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada anak sehat.

18. Melaksanakan asuhan keperawatan pada anak sakit

18.1. Melakukan pengkajian keperawatan pada anak sakit 18.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada anak sakit18.3. Membuat perencanaan keperawatan pada anak sakit

18.4. Pendidikan kesehatan pada anak sakit 18.5. Melaksanakan program bermain 18.6. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada anak sakit 18.7.Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada anak sakit.

19. Melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi resiko tinggi

19.1. Melakukan pengkajian keperawatan pada bayi resiko tinggi19.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada bayi resiko tinggi19.3. Membuat perencanaan keperawatan pada bayi resiko tinggi19.4. Melaksanakan perawatan bayi dengan fototerapi19.5. Melaksanakan pencegahan infeksi silang19.6. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada Bayi resiko tinggi19.7Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada bayi resiko tinggi

20. Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu hamil normal dan komplikasi

20.1. Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil normal dan komplikasi.20.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada ibu hamil normal dan

komplikasi 20.3. Merencanakan asuhan keperawatan pada ibu hamil normal dan

komplikasi.20.4. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu hamil normal dan

komplikasi.20.5. Melaksanakan program terapi pada ibu hamil normal dan komplikasi

sebagai hasil kolaborasi.20.6. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada ibu hamil normal

dan komplikasi.20.7. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada ibu hamil

normal dan komplikasi

21 Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu intranatal dan bayi baru lahir

21.1. Melaksanakan pengkajian pada ibu intranatal dan bayi baru lahir.21.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada ibu intranatal dan bayi baru

lahir.21.3. Merencanakan asuhan keperawatan pada ibu intra natal dan bayi baru

lahir.21.4. Melaksanakan managemen nyeri persalinan21.5. Melaksanakan pertolongan persalinan.21.6. Melaksanakan perawatan bayi baru lahir21.7. Melaksanakan kontak dini.21.8. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada ibu intranatal dan

bayi baru lahir.21.9. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada ibu intranatal

dan bayi baru lahir.

22 Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu

22.1. Melaksanakan pengkajian pada ibu postpartum normal dan komplikasi.

12

Page 13: Prosedur Utap Heru SWG

postpartum normal dan komplikasi.

22.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada ibu postpartum normal dan komplikasi

22.3. Merencanakan asuhan keperawatan pada ibu postpartum normal dan komplikasi.

22.4. Melaksanakan pemantauan involusi.22.5. Melasanakan pendidikan kesehatan pada ibu postpartum normal dan

komplikasi.22.6. Melaksanakan program terapi pada ibu postpartum normal dan

komplikasi sebagai hasil kolaborasi.22.7. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada ibu postpartum

normal dan komplikasi.22.8. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pada ibu postpartum

normal dan komplikasi.23 Melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan reproduksi.

23.1. Melaksanakan pengkajian pada pasien dengan masalah kesehatan reproduksi

23.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan reproduksi

23.3. Merencanakan asuhan keperawatan pada pada pasien dengan masalah kesehatan reproduksi

23.4. Melaksanakan pelayanan KB.23.5. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada pasien dengan masalah

kesehatan reproduksi23.6. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

masalah kesehatan reproduksi23.7. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

masalah kesehatan reproduksi24 Melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasienmasalah psikososial

24.1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien masalah psikososial

24.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien masalah psikososial24.3. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien masalah psikososial24.4. Melaksanakan menejemen stress.24.5. Melaksanakan psikoterapi supportif24.6. Melaksanakan pendidikan kesehatan24.7. Melaksanakan tindakan kolaboratif24.8. Melaksanakan evaluasi keperawatan pasien masalah psikososial24.9. Melaksanakan dokumentasi keperawatan pasien masalah psikososial

25 Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasiengangguan kesehatan jiwa

25.1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien gangguan kesehatan jiwa

25.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien gangguan kesehatan jiwa

25.3. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien gangguan kesehatan jiwa

25.4. Melaksanakan terapi modalitas. 25.5. Melakukan tindakan kolaboratif 25.6. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien gangguan

kesehatan jiwa 25.7. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien

gangguan kesehatan jiwa 26. Melaksanakan asuhan

keperawatan komunitas

26.1. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas26.2. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas26.3. Membuat perencanaan keperawatan komunitas26.4. Melakukan promosi kesehatan26.5. Memberdayakan komunitas.26.6. Berkolaborasi dengan lintas sektor26.7. Melaksanakan rujukan kesehatan26.8. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan komunitas26.9. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan Komunitas.

27 Melaksanakan asuhan keperawatan pada kelompok khusus (Anak sekolah,

27.1. Melaksanakan pengkajian keperawatan terhadap kelompok khusus27.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada kelompok khusus27.3. Merencanakan asuhan keperawatan untuk kelompok khusus27.4. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada kelompok khusus

13

Page 14: Prosedur Utap Heru SWG

pekerja, lansia) 27.5. Melaksanakan kolaborasi dalam pelaksanaan skrining kesehatan27. 6. Memberikan bantuan ADL pada kelompok lansia.27.7. Membantu latihan kognitif pada lansia 27.8. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada kelompok khusus.27.9. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada kelompok

khusus.28 Melaksanakan asuhan

keperawatan pada keluarga

28.1. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga28.2. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga28.3. Membuat perencanaan asuhan keperawatan keluarga28.4. Melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga28.5. Memberdayakan keluarga28.6. Melakukan tindakan keperawatan klinis secara langsung pada keluarga 28.7. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan keluarga.28.8.Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan keluarga

29. Berperan serta dalam penelitian dan pengembangan keperawatan

29.1 Mengidentifikasi masalah penelitian29.2 Mengembangkan proposal penelitian29.3. Menerapkan bukti-bukti ilmiah dalam praktik keperawatan

14

Page 15: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN(SCRUBBING) MENCUCI TANGAN

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI

KompetenYa Tidak

A ALATBak cuci dan air mengalirSabun atau antisepticHanduk atau pengering

B Tahap Pra InteraksiKuku dalam keadaan pendek

C Tahap Kerja1 Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gulung lengan baju sampai siku2 Melakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka / sayatan3 Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel (jika tangan

menyentuh wastafel cuci tangan diulang)4 Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian5 Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya lebih rendah dari siku6 Menaruh sedikit sabun / antiseptic (2 – 4 cc). Untuk sabun batang, pegang dan

gosok sampai berbusa7 Menggosok kedua lengan dengan cepat, selama 10 – 15 detik8 Menggosok punggung tangan, sela-sela jari9 Menggosok sela-sela jari secara melingkar minimal 5 kali10 Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan yang lain11 Membilas lengan dan tangan sampai bersih12 Menutup kran dengan siku. (Bila kran harus ditutup dengan tangan, cuci kran

dengan sabun terlebih dahulu sebelum membilas tangan)13 Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering

TOTAL

15

Page 16: Prosedur Utap Heru SWG

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANGLOVING ( MEMAKAI SARUNG TANGAN)

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI

KompetenYa Tidak

A ALAT1 Pack yang berisi sarung tangan2 Meja/permukaan yang bersih/steril untuk meletakkan pack sarung tanganB Tahap Pra Interaksi

Kuku dalam keadaan pendekC Tahap Kerja1 Ambil sarung tangan pertama dari pack dengan cara memegang manset (lipatan

sarung tangan) bagian dalam. Sarung tangan diangkat dan jauh dari badan, seatas pinggang, sarung tangan bagian jari-jari berada di bawah

2 Selipkan atau masukkan tangan pertama pada sarung tangan..Hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan saja

3 Ambil sarung tangan kedua dari pack dengan tiga jari tangan yang sudah menggunakan sarung tangan di sisi bawah manset. Angkat sarung tangan jauh dari badan setinggi pinggang, masukkan tangan ke dua kedalam sarung tangan dan hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan saja

4 Tarik sarung tangan setinggi pinggang dengan tangan pertama yang sudah memakai sarung tangan tanpa menyentuh kedua lengan

5 Menghindari menyentuh benda lain disekitarnya

TOTAL

PEMERIKSAAN FISIK

16

Page 17: Prosedur Utap Heru SWG

A. PengertianPemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu.Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan cara :1. Melihat (Inspeksi)

Inspeksi adalah penggunaan penglihatan, pendengaran dan penghidu untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik tertentu dari bagian dan fungsi tubuh.

2. Meraba (Palpasi)Palpasi adalah pemeriksaan seluruh bagian tubuh yang dapat teraba dengan menggunakan bagian tangan yang berbeda untuk mendeteksi jaringan, bentuk, suhu, persepsi getaran atau pergerakan dan konsistensi. Keterampilan ini seringkali digunakan bersamaan atau setelah inspeksi.

3. Mengetuk (Perkusi)Mengetuk permukaan dengan jari untuk menghasilkan getaran yang menjalar melalui jaringan tubuh. Karakter bunyi menetukan lokasi, ukuran, bentuk dan kepadatan struktur dibawah kulit untuk memastiakan keabnormalan yang terkaji melalui palpasi dan auskultasi

4. Mendengarkan (Auskultasi)Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ untuk mendeteksi perbedaan dari normal.

B. TujuanMemperoleh data yang berhubungan dengan keadaan pasien dalam rangka menegakkan diagnosa, tindakan pengobatan dan perawatan.

C. Bagian Tubuh yang DiperiksaBagian – bagian yang diperiksa meliputi seluruh tubuh pasien atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, antara lain :1. Kulit 2. Rambut 3. Kuku4. Muka5. Mata6. Hidung7. Mulut8. Telinga9. Tenggorokan10. Leher11. Dada12. Tulang belakang13. Abdomen14. Anggota gerak

Selain pemeriksaan tersebut diatas perlu diperhatikan juga gejala objektif pasien, misalnya :1. Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.2. Sikap tubuh pasien : biasa, lordosis atau kyphosis.

D. Persiapan

17

Page 18: Prosedur Utap Heru SWG

1. Alata. Lampu batereb. Spatel lidahc. Sarung tangan sekurang-kurangnya satu pasangd. Vaselin atau pelicin laine. Refleks hammerf. Termometerg. Stetoskop dengan selang karet atau plastik stetoskop yang lentur dan panjangnya 30

sampai 40cm (12 sampai 18 inci)h. Bengkok (nierbekken)i. Bengkok berisi larutan disenfektanj. Buku catatan untuk perawatk. Catatan medik pasien

2. Pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukanb. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan

E. Prosedur kerja1. Melihat (Inspeksi)

a. Penerangan dan pemajangan yang baik penting untuk pemeriksaan cermatb. Setiap bagian tubuh dilihat mengenai ukuran, bentuk, warna, posisi, kesimetrisan

dengan bagian tubuh yang berlawanan, dan adanya suatu abnormalitas.2. Meraba (palpasi)

a. Pastikan klien rileks dan pada posisi yang nyaman untuk menghindari tegangan otot yang dapat merubah palpasi.

b. Minta pasien menarik napas untuk menigkatkan relaksasi otot.c. Palpasi daerah yang dicurigai ada nyeri tekan.d. Tiga metode palpasi yang dapat digunakan :

1) Palpasi ringan : jari-jari dengan lembut di letakkan di atas permukaan kulit; kulit ditekan sedalam kurang lebih 1cm (1/2 inci)

2) Palpasi dalam : digunakan untuk memeriksa keadaan organ dan massa; kulit ditekan sedalam kurang lebih 2,5cm (1 inci). Perhatian diperlukan untuk mencegah cedera internal.

3) Palpasi bimanual : kedua tangan digunakan untuk mempalpasi dalam; satu tangan (tangan yang meraba) direlaksasi dan diletakkan dengan ringan diatas kulit klien. Tangan yang aktif menekan tangan yang meraba. Tangan yang dibawa tetap relaksasi untuk mendeteksi karakteristik organ.

3. Mengetuk (Perkusi) a. Perkusi langsung :

Permukaan tubuh diketuk langsung dengan satu atau dua ujung jari.b. Perkusi tak langsung :

1) Jari tengah tangan yang tidak dominan (pleksimeter) diletakkan dengan lembut di atas permukaan tubuh

2) Dengan telapak tangan dan jari tidak menyentuh permukaan tubuh, ujung jari tengah dari jari tangan yang dominan (pleksor) memukul dasar persendian distal plesimeter

3) Pukulan harus dilakukan dengan cepat dan tajam dengan lengan tetap, tak bergerak dan pergelangan tangan rileks. Pukulan yang cepat dan ringan menghasilkan bunyi terjelas.

18

Page 19: Prosedur Utap Heru SWG

4) Berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh untuk membentuk perbandingan bunyi perkusi akurat.

4. Mendengar (Auskultasi)c. Pastikan bagian telinga stetoskop terpasang baik dan nyaman, dengan sudut binaural

dan bagian telinga mengikuti lekuk rongga telinga (kebanyakan orang menggunakannya dengan mengarah ke depan wajah)

d. Bel stetoskop paling baik digunakan untuk bunyi bernada rendah seperti bunyi abnormal jantung dan bunyi vaskular, bagian diafragma paling baik digunakan untuk bunyi bernada tinggi seperti bunyi usus besar, paru dan bunyi jantung normal.

e. Karakteristik yang harus di uji:a. Frekwensi : jumlah siklus, gelombang suara dihitung per detik dengan obyek

bergetar, berkisar dari tinggi ke rendah.b. Kepekakkan : amplitudo dari gelombang suara berkisar dari lembut ke keras.c. Kualitas : suatu karakteristik yang membedakan bunyi dari frekwensi dan

kepekakkan yang serupa, digambarkan dengan istilah tiupan, desiran dan berdenguk.

d. Durasi : lamanya suatu bunyi berakhir sebagai bunyi yang terus menerus, berkisar dari pendek sampai menengah sampai panjang.

e. Perhitungan sumber dan penyebab, sisi pasti dimana bunyi terdengar sebaik-baiknya dan kualitas normal yang diharapkan untuk mengkaji penyimpangan dari normal.

PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL

Tanda-tanda vital meliputi suhu tubuh,denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah. Mengukur tanda –tanda vital bertujuan untuk memperoleh data dasar, mendeteksi atau memantau perubahan klien dan memantau klien yang berisiko untuk perubahan kesehatan.1. SUHU TUBUH

Suhu permukaan tubuh (suhu kulit,jaringan sub kutan dan lemak)berfluktuasi sesuai respon terhadap faktor lingkungan sehingga tidak ajeg(unreliable)untuk pemantauan status kesehatan klien.Oleh karena itu lebih tepat mengukur suhu inti atau jaringan tubuh bagian dalam seperti thorax dan rongga abdomen karena suhunya relatif konstan (± 370).sampai saat ini, suhu inti tubuh diukur biasanya dengan termometer air raksa.Perawat lebih menyukai menggunakan termometer elektronik yang memberikan pengukuran lebih akurat hanya dalam waktu 2-60 detik. Pengukuran suhu inti tubuh inti dapat dilakukan dengan empat cara yaitu oral,rektal,aksila dan timpani

2. DENYUT NADIDenyut nadi dapat dibedakan menjadi denyut nadi apikal dan perifer.Denyut nadi apikal adalah denyut yang dirasakan pada daerah apeks jantung.Denyut perifer adalah denyut yang dirasakan pada perifer tubuh seperti leher,pergelangn dan kaki.Pada klien yang sehat, laju denyut perifer sama dengan denyut jantung.Perubahan kesehatan klien dapat memperlemah denyut perifer dan membuatnya sulit untuk dideteksi.Sehingga pengkajian denyut perifer merupakan suatu komponen penting dalam pengkajian kesehatan menyeluruh.Lokasi denyut perifer yang paling umum digunakan adalah denyut radial.Palpasi denyut radial dilakukan dengan meletakan tiga ujung jari pada pergelangan anterior sepanjang tulang radius.Jika denyut teratur,hitunglah denyut selama 30 detik.Jika denyut tidak teraturkaji denyut,perhatikan empat hal yaitu : laju,ritme,kekuatan dan elastisitas arteri. Laju denyut kurang 60 kali permenit disebut Bradikardi (dapat dijumpai pada atlet yang sehat

dan terlatih).Denyut yang melebihi 100 kali permenit disebut Takikardi, dapat juga dijumpai pada klien sehat yang cemas atau baru selesai berolahraga

Ritme denyut nadi reltif konstan dan interval diantara dua denyut teratur pada orang sehat Mengkaji kekuatan denyut nadi dilakukan dengan memeriksa tekanan yang dikeluarkan

sebelum denyut dirasakan

19

Page 20: Prosedur Utap Heru SWG

Elastisitas arteri dikaji dengan melakukan palpasi sepanjang arteri radius dengan arah dari proksimal ke distal.Arteri yang normal teraba halus, lurus dan lunak

3. PERNAFASANKajilah lajupernafasan klien dengan menghitung jumlah nafas selama 30 detik, dan kalikan dengan dua. Jika pemeriksa mendeteksi ketidakteraturan atau kesulitan bernafas, hitung nafas selama 1 menit penuh. Perhatikan: laju pernafasan pada beberapa klien dapat meningkat jika mereka sadar bahwa nafas mereka sedang dihitung Untuk itu tetaplah pertahankan posisi atau postur saat menghitung denyut radial pada saat menghitung pernafasan.

4. TEKANAN DARAHDarah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan gelombang, menyebabkan dua tekanan darah:tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada puncak gelombang, pada saat ventrikel kiri kontraksi. Inilah yang pertama dicatat dalam pengukuran tekanan darah. Tekanan diastolik adalah tekanan antara dua kontraksi ventrikuler, saat jantung pada fase istirahat

PEMERIKSAAN NEUROLOGI MELIPUTI :1. Status mental klien2. Tingkat kesadaran : GCS, sadar – koma3. Fungsi syaraf cranial4. Fungsi motorik5. Relaks6. Koordinasi gaya dan berjalan7. Fungsi sensorik

Pada bagian ini hanya akan dibahas mengenai pemeriksaan syaraf cranial dan tekanan vena jugular.

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALNervus Cranial Fungsi Pemeriksaan

I.Olfaktorius

Penciuman Minta klien menutup mata Tutup 1 lubang hidung Tes penciuman dengan cengkeh,kopi dll

IIOptikus

Penglihatan Tes snellen chart atau dengan membaca Koran dengan berbagai ukuran huruf yang berbeda

Tes lapang pandangIII.

OkulomotoriusMengangkat kelompak

mata atas dan konstruksi pupil

Ukuran pupil Ptosis kelopak mata

IV.Toklearis

Gerakan mata ke bawah dank e dalam

Mata mengikuti gerak benda ke bawah

V.Trigeminus

Gerakan wajah *M : Katupkan gigi,gerakan rahang kesamping ….Raba kekuatan dan kontraksi*S : Sentuhkan kapas yang diruncingkan ke kornea…..Berkedip

VIAbdusens

Deviasi mata ke lateral Mata mengikuti gerak benda tanpa gerak kepala

VIIFacialis

Ekspresi wajah dan indra perasa

Untuk tersenyum, merengut dan lihat kesimetrisan antara wajah kanan dan kiri, menggembungkan pipi

Tes rasa asam dan manis. Dilidah bagian depan

VIII.Vestibulokoklearis

Keseiimbangan dan pendengaran

Dengar bisikan dari jarak 2 kaki Tes Rine dan Weber

20

Page 21: Prosedur Utap Heru SWG

IX.Glosofaringeus

Menelan, reflek muntah, salvias

Lihat palatum mole saat mengatakan “ah”….terangkat simetris

Menelan airX.

VagusFaring-laring Muntah…Dengan tonge spatel

disentuhkan dibelakang lidah Salivasi….Tes asam dan manis

dibelakang lidahXI.

AsesorisOtot

sternokleidomastoideus, Otot trapezius

Putar kepala kesalah satu arah…lawan dengan tangan pemeriksa

Angkat bahu…..lawan kebawah oleh tangan pemeriksa

XII.Hipoglosus

Gerakan lidah Julurkan lidah, gerakan ke kanan dank e kiri kearah pipi…lawan dengantangan pemeriksa

PENILAIAN KETERAMPILAN NEUROLOGIREFLEKS TENDON/FISIOLOGIS1. Refleks Biseps (N. Muskulokutaneus, C 5-6)

Rosedur a. Menerangkan tujuan pemeriksaanb. Meminta penderita untuk duduk dengan santai/jika tidak baringkan meletakkan lengan

penderita diatas paha penderita dalam posisi pronansic. Jika penderita dalam posisi baring, lengan ditaruh diatas bantal, lengan bawah dan tangan

diatas abdomen.d. Taruh ibu jari pemeriksa diatas tendon biseps, tekan jika perlu untuk meyakinkan tegangan

otot optimal, sebelum mengetoke. Memukul bisepsf. Terjadi gerakan menyentak dari kontraksi biseps

2. Refleks Trisepsa. Menerangkan tujuan pemeriksaan b. Meminta penderita untuk duduk dengan santai/jika tidak baringkan meletakkan lengan

penderita diatas lengan/tangan pemeriksa. c. Menempatkan lengan bawah penderita dalam posisi antara fleksi dan ekstensi.d. Meminta penderita untuk merilekskan lengan bawahe. Meraba triseps untuk memastika bahwa otot tidak tegangf. Memukul tendo triseps yang lewat di fossa olekradig. Terjadi gerakan menyentak dari kontraksi triseps

3. Refleks Brakhioradialisa. Menerangkan tujuan pemeriksaanb. Meminta penderita untuk duduk dengan santai/jika tidak baringkanc. Meletakkan lengan penderita diatas paha penderita dalam posisi pronasi dan supinasid. Jika penderita dalam posisi baring, lengan ditaruh diatas bantal, lengan bawah dan tangan

diatas abdomen.e. Ketok perlahan bagian distal radius kira-kira 5 cm di atas pergelangan tangan sambil

mengamati dan merasakan adanya kontraksi4. Refleks lutut, kuadriseps femoris

a. Menerangkan tujuan pemeriksaanb. Meminta penderita untuk duduk dengan santai /jika tidak baringkanc. Kaki tergantung rileks di tepi tempat tidurd. Jika penderita dalam posisi baring, tangan atau lengan bawah pemeriksa di taruh di bawah

lutut

21

Page 22: Prosedur Utap Heru SWG

e. Fleksikan sendi lutut tersebut kira-kira 20 derajat, sedangkan tumit pasien harus tetap berada diatas tempat tidur, Jika perlu tangan penderita dapat diganti bantal agar kontraksi otot disamping dapat terlihat dapat juga diraba .

f. Ketokkan diatas tendon lutut bergantian kanan dan kiri

PEMERIKSAAN JUGULAR VENOUS PRESSURE (JVP)

Pulsasi vena jugular Pulsasi vena jugular dan tekanan vena jugular dapat diartikan sebagai tekanan dan pulsasi

venajugular interna. Meskipun vena jugular interna terletak jauh dibawah otot sternokleidomastoideus, pulsasi dari

pembuluh darah vena dapat terlihat dibawah kulit Vena jugular interna kanan merupakan saluran langsssung dari atrium kanan dibandingkan vena

jugular interna kiri. Pemeriksaan tekanan dan pulsa pada vena jugular interna kanan merupakan pilihan terbaik

Pemeriksaan vena jugular eksterna tidak disarankan, kaaarena vena jugular eksterna memiliki katup-katup dan melewati otot-otot wajah yang dapat menghalangi transmisi pulsa dan tekanan dari atrium kanan.

Bedakan pulsasi vena jugular interna dengan pulsasi arteri karotis : Pulsasi vena jugular interna menurun saat inspirasi dan meningkat saat ekspirasi. Hal ini tidak

terjadi pada aaarteri karotis Pada saat terjadi valsava maneuver, terjadi peningkatan tekanan intra thorak dan juga pulsasi

vena jugular interna. Tetapi tidak terjadi pada arteri karotis. Pulsasssi vena jugular interna terlihat pada permukaan kulit tapi tidak dapat teraba.Sedangkan

pulsasi arteri karotis terletak lebih dalam dan teeraba.Tekanan Vena Jugular Point tertinggi pulsasi vena disebut “kepala”. Tinggi kepala ini bervariasi pada respirasi : menurun

paa inspirasi ketika tekanan negative tekanan intra thorak meningkatkan kembalinya aliran vena ke jantung ; meningkat saat tekanan positif intra thorak ‘impedes’aliran vena ke jantung

Rata-rat dari aliran ini (antara inspirasi dan ekspirasi)mencerminkan tekanan hidrostatik di atrium kanan, nilai normalnya 6-110 cmH2O

Jugular venous pressure (JVP) biasanya diperlihatkan sebagai tinggi vertical pe,mbuluh vena (kepala cm) dihubingkan dengan sudut sternum (angle of Louis)

Dengan bantuan 2 buah penggaris, tinggi vertical yang dihubungkan sudut sternum dapat ditentukan dengan “method of triangulation”

Sudut sternum terletak 5 cm diatas atrium kanan pada dewasa-sama pada posisi ssupine, reclining ataupun duduk-tekanan hidrostatik diatrium kanan (cm H2O) setara dengan tinggi vertical (cm) “ Kepala” vena diatas sudut sterna ditambah 5 cm.

Pada kondisi klien yang normal, “kepala” pulsasi vena jugular biasanya terlihat setinggi klavikula saat posisi tubuh dinaikan dengan sudut 45o

Dengan kata lain, JVP dengan nilai lebih dari 5 cm diatas sudut sternal disebut terjadi peningkatan.

Prosedur Pemeriksaan JVP :1. Dibutuhkan 2 buah penggaris centimeter untuk pengukuran jika ada distensi vena.2. Baringkan tubuh klien. Awasi jika terjadi dyspnea.(Klien dengan distensi vena leher sering tidak

dapat berbaring lurus tanpa adanya Dyspnea)3. Pemeriksa berdiri disebelah kanan klien, untuk memeriksa vena jugular kanan.4. Buka pakaian yang menutup leher dan dada klien5. Tinggikan posisi kepala dengan sudut 45o dan tolehkan kepala klien ke arah kiri6. Lihatlah permukaan kulit leher secara tangensial ke seluruh bagian bawah leher dengan cahaya

yang cukup. Perhatikan pulsasi yang terjadi dan kepala vena jugular interna7. Jika terdapat pulsasi, mintalah klien untuk bernafas secara perlahan memasukan dan

mengeluarkan udara,observasi tinggi pulsasi selama maneuver ini

22

Page 23: Prosedur Utap Heru SWG

8. Tentukan tinggi vertical pulsasi dihubungkan dengan sudut sternum dengan metode triangulasi seperti gambar diatas. Jika tinggi vertical 3 cm, catat hasil pemeriksaan sebagai berikut : 3 cm diatas susut sterna dengan posisi 45o

9. Ubahlah sudut elevasi dan ulangi pemeriksaan jika anda tidak dapat melihat “kepala” pulsasi vena jugular

10. Hasil Normal : JVP normalnya tidak lebih dari 5 cm diatas susut sternum Saat klien dielevasi 450, kepala pulsasi vena jugular normal terlihat setinggi klavikula

11. Hasil Abnormal : Peningkatan JVP biasanya terlihat pada kondisi gagal jantung kanan Peningkatan JVP juga merupakan tanda dari overload cairan, meskipun tidddak terjadi gagal

jantung. Peningkatan JVP dapat juga desebabkan oleh cardiac tamponade atau perikarditis konstriktif. Peningkatan JVP jugaterlihat pada obstruksi vena kava superior.

23

Page 24: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS :PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPEMERIKSAAN FISIK

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai

Ya Tdk A FASE ORIENTASI

1 Memberi salam dan menyapa nama klien 12 Memperkenalkan diri 13 Melakukan kontrak 14 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan pemeriksaan 1

B Fase kerja 6 Persiapan alat : ...............................................................................

- Stetoskop- Tensimeter- Termometer- Pen light- Lampu kepala- Auroskop- Corong telinga- Speculum hidung- Spatel- Gas/tissu- Kartu snellen- Garputala- Refleks hammer- Timbangan berat badan- Scherem bila diperlukan

5

7. Persiapan pasien ...........................................................................- Fisik- Psikologis

2

B1. Pengkajian keadaan umum ..........................................................8. Menilai tingkat kesadaran :

- Komposmentis- Apatis- Somnolen - Delirium- Sopor/semikoma- Koma

2

9. Menilai keadaan sakit : Nampak sakit berat, sedang, ringan 210 Mengukur tanda-tanda vital 211 Mengukur TB & BB 2B.2 Head to toea. KEPALA .......................................................................................12 Atur pasien dalam posisi duduk

Inspeksi : Kesimetrisan muka, tengkorak Warna dan distribusi rambut serta kulit kepala

2

13 Palpasi : Massa, pembengkakan Nyeri tekan

2

b. MATA ............................................................................................24

Page 25: Prosedur Utap Heru SWG

15

Persiapan : Ruangan – terang dan gelap Beritahu pasien untuk dapat bekerja samaInspeksi : Kelopak mata : Perhatikan bentuk, adanya kelainan

Caranya :- Anjurkan pasien melihat ke depan, bandingkan mata ka/ki- Anjurkan pasien menutup kedua mata : amati bentuk dan keadaan

kulit kelopak mata, bagian pinggir kelopak mata, mis ada kemarahan- Perhatikan bila ada dropping atau ptosis kelopak mata

Konyungtiva,- Anjurkan pasien melihat lurus kedepan- Tarik kelopak mata bagian bawah dengan menggunakan ibu jari- Amati : infeksi (konjungtivitis), pucat (anemia)

Sklera :- Menilai warna : kekuningan (ikterik)

Pupil :- Menilai refleks pupil terhadap cahaya dengan menggunakan pen

light Gerakan bola mata

- Anjurkan melihat ke depan- Amati :

Apakah kedua mata tetap diam atau bergerak spontan (migtagmus)

Apakah ada salah satu deviasi Amati fungsi 6 otot mata dengan gerakan jari perawat ke 8 arah

pada jarak 15-30cm Visus (ketajaman penglihatan):

- Siapkan : - kartu snellen- kartu gambar- Jarak pasien dengan kartu snellen 5 – 6m- Lakukan pemeriksaan pada kedua mata secara bergantian

4

16 Palpasi :Tujuan :Mengetahui tekanan bola mata dan nyeri tekanCara :- pasien duduk- pejamkan mata- palpasi kedua mata, bila teraba keras: TIO meningkat

2

c. TELINGA .........................................................................................17 Inspeksi dan palpasi

Pinna :Bentuk, warna, lesi, massaTragus : nyeri tekanLubang telinga:- Cara : tarik aurikel keatas dan kebelakang untuk orang dewasa, tarik

aurikel ke bawah untuk anak-anak.- Perhatikan: - Serumen, peradangan, perdarahanMembran timpani- perhatikan bentuk, warna (transparan, kilau), perforasi cairan / darah

2

18 Fungsi pendengaran :- test berbisik

Cara : Jarak pemeriksa dengan pasien 6 meter Telinga yang diperiksa menghadap ke pemeriksa

2

25

Page 26: Prosedur Utap Heru SWG

Telinga yang tidak diperiksa di tutup Sebutkan dua suku kata pada akhir ekspirasi Bila tidak mendengar, pemeriksa maju satu langkah sampai

penderita mendengar- Garputala : - Rinne

- weber - swabach

d. HIDUNG DAN SINUS-SINUS .......................................................19 Hidung bagian luar :

Cara : Pemeriksa duduk menghadap pasien Amati sisi depan, samping dan atas Warna pembengkakan Kesimetrisan lubang hidung Palpasi kulit dan tulang hidung, mobilisasai septum hidung

Sinus :Periksa adanya nyeri tekan pada sinus Maksilaris, Frontalis, Etmoidalis

2

20 Hidung bagian dalam Amati hidung, selaput lendir, warna, bengkak, secretPengkajian patensi hidung (dilakukan bila curiga ada sumbatan defornitas rongga hidung), dengan cara :- Tutup salah satu lubang hidung- Letakkan cermin dibawah hidung- Anjurkan menghembuskan udara melalui hidung- Amati kondensasi udara pada cermin Normal seimbang ka/ki Mobilisasi leher :

- Antefleksi : normal 450

- Dorsofleksi : normal 600

- Rotasi ke kanan/kiri : 700

- Lateral fleksi : normal 400

↓Lakukan secara aktif dan pasif

2

e. DADA & PARU-PARU ....................................................................

21“Buat garis bayangan”

Inspeksi Bentuk dada

- Normal- Pigoen chest- Barrel chest- Funnel chest

Ekspansi dadaCara :- Anjurkan penderita inspirasi dan ekspirasi- Perhatikan pengembangan dadanya

Sifat pernapasan : perut/dada Frekuensi pernapasan

- Normal- Tachypnea- Bradipnea

Ritme pernapasan - Eupnea - Kusmaul- Hiperventilasi

4

26

Page 27: Prosedur Utap Heru SWG

- Biot’s- Cheyne stoke

Retraksi interkosta Orthopnea Suara batuk

22 Palpasi Nyeri tekan dada Kesimertisan ekspansi dada dengan cara :

- Letakkan telapak tangan pemeriksa dibagian dada/punggung/sisi dada penderita

- Anjurkan menarik napas- Perhatikan ekspansi dadanya

Taktil fremitus dengan cara :- Letakkan telapak tangan pemeriksa dibagian dada/punggung/sisi dada

penderita- Anjurkan menarik napas- Rasakan getaran pada dada dengan membandingkan bagian bawah, kiri

dan kanan

3

23 Perkusi Identifikasi bunyi perkusi paru Lokasi paru-paru

2

24 Auskultasi Suara/bunyi napas :

- Vasikuler- Bronchovasikuler - Bronchial

Suara ucapan (vokal resonan) : Suara tambahan

- Ronchi (ronchi kering)- Rales (ronchi basah)- Wheezes – wheezing

3

f. JANTUNG 25 Inspreksi

- Bentuk dada- Denyut jantung apeks (PMI)

2

26 Palpasi : Denyut apeks

2

27 Perkusi : Identifikasi bunyi perkusi jantung Lokasi jantung

2

28 Auskultasi : Dengarkan BJ 1 (S1) dengan meletakkan stetoskop pada area :

Mitral Trikuspidalis

Dengarkan BJ II (S2) dengan meletakkan stetoskop pada area : Aorta Pulmonalis

2

g. PAYUDARA & KETIAK ...................................................................29 Inspeksi :

Puting dan areola mammae perhatikan : bentuk, kesimetrisan, warna kulit, vaskularisasi

2

30 Palpasi Keluaran nyeri tekan (cara SAPARI) Kelenjar limfe aksila :

Benjolan pada ketiak Nyeri tekan

2

27

Page 28: Prosedur Utap Heru SWG

f. ABDOMEN ..........................................................................................31 Lakukan dengan urutan pemeriksaan sbb:

Inspeksi : Kesimetrisan dan warna kulit sekitar

2

32 Auskultasi : Isi perut (suara peristaltic) Gerakan vaskuler

2

33 Perkusi : Mulai kuadran kanan atas searah jarum jam Identifikasi suara perkusi hapar dan batas organ Perkusi lien

2

34 Palpasi : Palpasi hepar :

Berdiri disamping kanan penderita Tangan kanan pada dinding toraks posterior penderita pada iga

11-12 Tekan ke atas (dinding dada terangkat) Tangan kanan pada batas bawah tulang iga membentuk sudut

450

Penderita ekhalasi : tekan 4-5 cm rasakan batas hepar (sulit teraba pada obesitas)

Palpasi lien : Anjurkan pasien miring ke sisi kanan (agar dekat dengan

dinding perut) Lakukan palpasi sama dengan palpasi hepar

Palpasi ginjal : Cara :

Tangan kiri dibawah panggul Elevasikan ke arah anterior Tangan kanan di dinding perut anterior garis midklavikula

pada tepi bawah batas kosta Rasakan ginjal teraba/tidak

Palpasi kandung kemihKandung kemih untuk mengetahui adanya distensi urin

3

g. LENGAN DAN TUNGGAI ...............................................................35 Otot :

- Periksa adanya pitting edema- Ukuran otot :bandingkan satu sisi dengan sisi lain (otropi, hipertropi)- Uji kekuatan otot : dengan cara melawan tahanan

- 0 = tidak biasa bergerak- 1 = sedikit gerakan- 2 = mengangkat tapi tidak mampu menahan gravitasi- 3 = mampu menahan gravitasi- 4 = mampu menahan sedikit dorongan- 5 = mampu menahan dorongan kuat/kekuatan penuh

Tulang dan persendianIdentifikasi adanya : Nyeri tekan Krepitasi ROM (rage of motion = rentang gerak sendi)

Perhatikan adanya Clubbing of the finger Periksa Cafillary refill Periksa Refleks fisiologis dengan menggunakan refleks hammer :

- bisep, trisep, knee, achiles Periksa Refleks patologis (bibinzki) dengan menggoreskan benda berujung

tumpul pada telapak kaki

2

4

28

Page 29: Prosedur Utap Heru SWG

h. Pemeriksaan Nervus Cranial36 N.I Olfaktorius :

Minta klien menutup mata Tutup 1 lubang hidung Tes penciuman dengan cengkeh,kopi dll

2

37 N.II Optikus : Tes snellen chart atau dengan membaca Koran dengan berbagai ukuran

huruf yang berbeda Tes lapang pandang

2

38 N.III. Okulomotorius : Ukuran pupil Ptosis kelopak mata

2

39 N. IV.Toklearis :Mata mengikuti gerak benda ke bawah

2

40 N.V.Trigeminus :*Motorik : Katupkan gigi,gerakan rahang kesamping ….Raba kekuatan dan

Kontraksi*Sensoris : Sentuhkan kapas yang diruncingkan ke kornea…..Berkedip

2

41 N.VI .Abdusens :Mata mengikuti gerak benda tanpa gerak kepala

2

42 N.VII.Facialis : Untuk tersenyum, merengut dan lihat kesimetrisan antara wajah kanan dan

kiri, menggembungkan pipi Tes rasa asam dan manis. Dilidah bagian depan

2

43 N.VIII. Vestibulokoklearis : Dengar bisikan dari jarak 2 kaki Tes Rine dan Weber

2

44 N.IX. Glosofaringeus : Lihat palatum mole saat mengatakan “ah”….terangkat simetris Menelan air

2

45 N.X.Vagus : Muntah…Dengan tonge spatel disentuhkan dibelakang lidah Salivasi….Tes asam dan manis dibelakang lidah

2

46 NXI.Asesoris : Putar kepala kesalah satu arah…lawan dengan tangan pemeriksa Angkat bahu…..lawan kebawah oleh tangan pemeriksa

2

47 N.XII.Hipoglosus :Julurkan lidah, gerakan ke kanan dank e kiri kearah pipi…lawan dengantangan pemeriksa

2

TOTAL

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPEMBERIAN OBAT (Intramuscular)

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK

29

Page 30: Prosedur Utap Heru SWG

Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot Nilai

Ya Tdk A. Fase Orientasi1 Mengucapkan salam 22 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 23 Menjelaskan langkah prosedur 24 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 25 Menjaga privasi klien 2B. Fase kerja6 Mencuci tangan 37 Memakai sarung tangan 38 Mengatur posisi klien 39 Memasang pengalas 210 Mendekatkan alat 211 Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan 1012 Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan 313 Masukkan jarum kedalam muskulo dengan sudut 900 dengan tangan yang tidak

dominan meregangkan atau mencubit sekitar area penyuntikan10

14 Mengaspirasi dan mengobservasi jika ada darah yang masuk ke dalam spuit 515 Memasukkan obat pelan-pelan 416 Mencabut jarum sambil menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol.

Massage bagian tsb4

17 Mengobservasi adanya perdarahan superfisial 218 Menutup jarum dengan teknik satu tangan 319 Mengambil perlak dan pengalas 220 Melepas sarung tangan 221 Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman 222 Merapikan pasien 2C. Fase terminasi23 Mengevaluasi respon klien 424 Membereskan alat 225 Mencuci tangan 226 Menyampaikan rencana tindak lanjut 227 Mengucap salam 2D. Penampilan profesional28 Ketenangan 429 Melakukan komunikasi terapeutik 430 Menjaga keamanan pasien 431 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total 100

TOOLS ;PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPEMBERIAN OBAT Injeksi Intracutan (IC)

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK

30

Page 31: Prosedur Utap Heru SWG

Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot Nilai

Ya Tdk A. Fase Orientasi1 Mengucapkan salam 22 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 23 Menjelaskan langkah prosedur 24 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 25 Menjaga privasi klien 2B. Fase kerja6 Mencuci tangan 37 Memakai sarung tangan 38 Mengatur posisi klien 39 Memasang pengalas 210 Mendekatkan alat 211 Menentukan area penyuntikan 1012 Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan 513 Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan 314 Memasukkan jarum dengan sudut 150, dengan tangan yang tidak dominan

meregangkan area sekitar penyuntikan*10

15 Memasukkan obat pelan-pelan sampai tampak bulatan menonjol 516 Menarik jarum dan jangan melakukan masage. Tandai bulatan yang menonjol

dengan pena5

17 Menutup jarum dengan teknik satu tangan 318 Mengambil perlak dan pengalas 219 Melepas sarung tangan 220 Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman 221 Merapikan pasien 2C. Fase terminasi22 Mengevaluasi respon klien 423 Membereskan alat 224 Mencuci tangan 225 Menyampaikan rencana tindak lanjut 226 Mengucap salam 2D. Penampilan profesional27 Ketenangan 428 Melakukan komunikasi terapeutik 429 Menjaga keamanan pasien 430 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total 100

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPEMBERIAN OBAT Injeksi Subkutan (SC)

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK

31

Page 32: Prosedur Utap Heru SWG

Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot Nilai

Ya Tdk A. Fase Orientasi1 Mengucapkan salam 22 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 23 Menjelaskan langkah prosedur 24 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 25 Menjaga privasi klien 2B. Fase kerja6 Mencuci tangan 37 Memakai sarung tangan 38 Mengatur posisi klien 39 Memasang pengalas 210 Mendekatkan alat 211 Menentukan area penyuntikan 1012 Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan 513 Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan 414 Memasukkan jarum dengan sudut 450, dengan tangan yang tidak dominan

meregangkan area sekitar penyuntikan10

15 Memasukkan obat pelan-pelan 516 Mencabut jarum sambil menekan tempat tusukan. Massage bagian tsb kecuali

kontraindikasi5

17 Menutup jarum dengan teknik satu tangan 418 Melepas sarung tangan 219 Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman 220 Merapikan pasien 2C. Fase terminasi21 Mengevaluasi respon klien 422 Membereskan alat 223 Mencuci tangan 224 Menyampaikan rencana tindak lanjut 225 Mengucap salam 2D. Penampilan profesional26 Ketenangan 427 Melakukan komunikasi terapeutik 428 Menjaga keamanan pasien 429 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total 100

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPEMBERIAN OBAT Supositoria

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK

32

Page 33: Prosedur Utap Heru SWG

Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot Nilai

Ya Tdk A. Fase Orientasi1 Mengucapkan salam 22 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 23 Menjelaskan langkah prosedur 24 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 25 Menjaga privasi klien 2B. Fase kerja6 Membantu klien pada posisi Sim, jaga agar hanya pada bagian anus saja yang

terbuka3

7 Keluarkan supositoria dari bungkusnya, lumasi ujung supositoria dan tangan yang dominan dengan dengan jely atau pelumas larut air

3

8 Minta klien tarik nafas dalam dengan perlahan melalui mulut agar spingter anus relaksasi*

3

9 Retraksi bokong dengan tangan tidak dominan. Masukka supositoria dengan perlahan melalui anus melalui sfingter internal dan kearah dinding rektum, 10 cm pada dewasa 5 cm pada anak dan bayi*.

3

10 Menganjurkan klien untuk menahan ±15 menit agar obat tidak keluar sehingga bereaksi optimal

3

11 Melepas sarung tanganC. Fase terminasi12 Mengevaluasi respon klien 413 Membereskan alat 214 Mencuci tangan 215 Menyampaikan rencana tindak lanjut 216 Mengucap salam 2D. Penampilan profesional17 Ketenangan 418 Melakukan komunikasi terapeutik 419 Menjaga keamanan pasien 420 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR PEMASANGAN KATETER URINE PADA PRIA

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK

33

Page 34: Prosedur Utap Heru SWG

Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot Nilai

Ya Tdk A. Persiapan alat1. - Sarung tangan steril - Alat tenun (duk) steril,

- Kateter steril sekali pakai - KY jelly- Kassa steril - Cairan antiseptic untuk pembersih area Uretra (Betadine atau Savlon)- Botol steril untuk pemeriksaan - Urine bag/bed pan- Pinset, Korentang -Spuit 20 cc berisi air/NaCl 0,9% - Plester, Gunting plester - Selimut/kain penutup, Bengkok, Perlak

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase Kerja :7 Mencuci tangan 28 Mengatur posisi klien supine dan kedua kaki dilebarkan 39 Melakukan perineal hygiene 410 Menempatkan penutup di atas kedua paha 211 Memasang urine bag di sisi tempat tidur 212 Memasang sarung tangan steril 213 Meletakkan duk lubang steril di atas di sekitar perineal 314 Mengolesi kateter dengan jelly pelumas 215 Menyambung kateter dengan urine bag sebelum kateter dimasukkan ke urethra 216 Memegang penis (tangan kiri) dan menegakkannya 317 Menarik penis sedikit ke bawah jika agak sulit memasukkan kateter 318 Memasukkan kateter ke dalam uretra sampai dengan pangkal kateter 1019 Menampung urine pada botol steril untuk pemeriksaan dan menampung sisanya

pada tempat yang telah disediakan4

20 Mencabut kateter jika urine sudah habis atau menggembungkan balon kateter dengan menggunakan spuit berisi air/NaCl 0,9% sebanyak yang ditentukan oleh pabrik kateter.

4

21 Menarik sedikit kateter urine sampai dengan ada hambatan (tarik secara pelan-pelan)

3

22 Memfikasi kateter ke abdomen bawah 323 Merapikan klien dan peralatan 2C. Fase terminasi24 Mengevaluasi respon klien 425 Mencuci tangan 226 Menyampaikan rencana tindak lanjut 227 Mengucap salam 2D. Penampilan profesional

28 Ketenangan 429 Melakukan komunikasi terapeutik 430 Menjaga keamanan pasien 431 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total 100

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR PEMASANGAN KATETER URINE PADA WANITA

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal :

34

Page 35: Prosedur Utap Heru SWG

Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot Nilai

Ya Tdk A. Persiapan alat1. - Sarung tangan steril - Alat tenun (duk) steril

- Kateter steril sekali pakai - KY jelly, Bengkok, Perlak- Kassa steril - Cairan antiseptic untuk pembersih area Uretra (Betadine atau Savlon)- Botol steril untuk pemeriksaan - Urine bag/bed pan- Pinset - Korentang- Spuit 20 cc berisi air/NaCl 0,9% - Plester, Gunting plester, Selimut/kain penutup

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase Kerja :7 Mencuci tangan 28 Mengatur posisi klien, supine dan lithotomic 49 Menyiapkan tempat steril berisi alat-alat steril 210 Menyiapkan tempat untuk alat-alat non steril 211 Menekuk lutut klien 212 Menutup area yang tidak digunakan 213 Mengalasi dengan kain tenun steril 214 Memasang sarung tangan steril 215 Melakukan vulva hygiene 416 Mencuci tangan 217 Memakai sarung tangan steril 218 Memasang urine bag di sisi tempat tidur 219 Meletakkan duk lubang steril di atas sekitar perineal 220 Mengolesi kateter dengan jelly pelumas 221 Menyambung kateter dengan urine bag sebelum kateter di masukkan ke urethra 222 Memasukkan kateter ke dalam urethra sampai dengan pangkal kateter 1023 Menampung urine pada botol steril untuk pemeriksaan dan menapung sisanya pada

tempat yang telah disediakan4

24 Mencabut kateter jika urine sdh habis atau menggembungkan balon kateter dengan menggunakan spuit berisi air/NaCl 0,9% sebanyak yang ditentukan oleh pabrik kateter

4

25 Menarik sedikit kateter urine sampai dengan ada hambatan (tarik secara pelan-pelan) 226 Memfikasi keteter ke abdomen bawah 227 Merapikan klien dan peralatan 2C. Fase terminasi28 Mengevaluasi respon klien 229 Menyampaikan rencana tindak lanjut 230 Mengucap salam 2D. Penampilan profesional31 Ketenangan 432 Melakukan komunikasi terapeutik 433 Menjaga keamanan pasien 434 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total 100

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN : BRONCHO TOILET/SUCTION

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal :

35

Page 36: Prosedur Utap Heru SWG

Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot Nilai

Ya Tdk Pengertian : Mengeluarkan cairan atau lendir dari mulut, hidung atau trachea klien yang tidak dapat mengeluarkan secara spontan Tujuan:Untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas memudahkan menghilangkan secret jalan nafasIndikasi : Klien yang tidak bisa batuk efektif, klien yang kurang responsive atau koma yang memerlukan pembuangan secretA. Persiapan alat1. - Pengisap portebel atau dinding dengan selang penghubung

- Kateter steril 12-16 FR- Air steril atau normal salin- Sarung tangan steril- Pelumas larut air- Selimut atau handuk untuk melindungi laken atau baju klien- Masker wajah- Kasa steril- Pinset anatomis- Cairan desinfektan untuk merendam cateter section- Spatel

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja7 Siapkan peralatan disamping tempat tidur 28 Cuci tangan 29 Pasang masker 210 Mengatur posisi yang nyaman pada klien, kepala sedikit ekstensi

- Bila tidak sadar, baringkan klien pada posisi lateral menghadap pada anda untuk pengisapan oral atau nasal.

5

11 Meninggikan volume oksigen 2 menjadi 5 ltr/menit 2

12 Tempatkan handuk pada bantal atau dibawah dagu klien 313 Menurunkan Volume oksigen menjadi 2 l/mnt 414 Tuangkan air steril atau normal salin ke dalam wadah yang steril 315 Kenakan sarung tangan steril 216 Gunakan tangan yang telah menggunakan sarung tangan, sambungkan kateter

section ke selang mesin section4

18 Basahi ujung kateter dengan larutan steril, Pasang pengisap dengan ujungnya terletak dalam larutan

3

19 Memasukkan kanul suction dengan hati-hati (mulut 10 cm)Orofaringeal : dengan perlahan masukkan kateter ke dalam salah satu sisi mulut klien dan arahkan ke orofarings. Jangan melakukan pengisapan selama pengisapan, bila klien tidak sadar dapat dibantu membuka mulut dengan menggunakan spatel.Nasofaringeal : dengan perlahan masukkan kateter yang telah diberi pelumas larut air ke salah satu lubang hidung. Arahkan ke arah medial sepanjang dasar rongga hidung. Jangan dorong paksa keteter bila lubang hidung yang satu tidak

5

36

Page 37: Prosedur Utap Heru SWG

paten, coba lubang hidung yang lain. Jangan lakukan pengisapan selama pemasangan

20 Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarikkeluar perlahan sambil memutar (± 5 detik untuk anak, ± 10detik untuk dewasa)

5

21 Bilas kateter dengan larutan steril dengan meletakkannya dalam larutan dan lakukan pengisapan, bila disekeliling luar kateter section banyak secret melengket dapat dilap dengan memakai kasa steril, beri kesempatan klien untuk bernafas. *) Bila klien tidak mengalami distres pernafasan, biarkan ia istirahat 20-30 detik sebelum memasukkan kateter ulang. Bila klien mampu, minta klien untuk bernafas dalam dan batuk diantara pengisapan

2

22 Meninggikan volume oksigen 5 L / menit 223 Membilas kanula dengan NaCl 224 Menurunkan Volume oksigen menjadi 2 l/mnt 225 Rapikan klien 226 Bersihkan alat-alat dan persiapakan alat untuk pengisapan selanjutnya bila ada

secret lagi2

27 Perawat cuci 2D. Fase terminasi28 Mengevaluasi respon klien : Observasi lendir yang keluar, Observasi keadaan

klien, Observasi tanda-tanda vital2

29 Menyampaikan rencana tindak lanjut 230 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional31 Ketenangan 432 Melakukan komunikasi terapeutik 433 Menjaga keamanan pasien 434 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total 100

TOOLS :PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN INFUS

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal :

37

Page 38: Prosedur Utap Heru SWG

Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

Pengertian

Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama.Tujuan:1. Memenuhi cairan dan elektrolit tubuh setelah banyak kehilangan cairan2. Memberikan nutrisi untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari3. Menyediakan suatu medium untuk pemberian obat secara intravenaIndikasi :

1. Dehidrasi2. Syok3. Intoksikasi berat4. Pra dan pasca bedah sesuai dengan program pengobatan5. Tidak bisa makan dan minum melalui oral6. Sebelum transfusi darah7. Perlu pengobatan dengan cara infuse

Lokasi Pemasangan Infus

1. Vena palmar digitalis2. Vena Sefalika3. Vena basalika4. Vena antebrakhial medialis5. Vena kubitis medialis6. Vena temporalis7. Vena dorsalis8. Vena jugitans

No ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. Baki berisi :

a. Infus set steril dalam tempatnyab. Jarum infuse (abocath, wing needle)c. Cairan infuse yang akan diberikand. Kasa steril dalam tempatnyae. Kapas alcohol dalam tempatnyaf. Korentang/penjepit dalam tempatnyag. Betadine solution dalam tempatnyah. Sarung tangan dalam tempatnyai. Gunting, plesterj. Pengalas, nierbekken, kom kecil/mangkukk. Karet pembendung/turniketl. Spalk/bidai bila diperlukan dan verbandm. Standar infusen. Buku catatan pemberian infuse dan pulpeno. Sampiran bila diperlukan

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 2

38

Page 39: Prosedur Utap Heru SWG

6 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja7 Cuci tangan : Mengurangi resiko terjadi kesalahan 28 Atur peralatan dalam bak instrumen dan letakkan di samping tempat tidur klien

: Mengurangi resiko kontaminasi dan kecelakaan2

9 Siapkan cairan yang akan diberikan (Periksa cairan terhadap warna, kejernihan dan tanggal kadaluarsa ) buka botol infuse dan infuse set dari kantongnya, pertahankan sterilitas pada kedua ujung set infus : Mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya reaksi tubuh terhadap cairan dan mencegah bakteri memasuki ke peralatan infuse dan aliran darah

2

10 Pasang klem sekitar 2-4 cm dibawah drip dan pindahkan klem roll pada posisi off : Memudahkan pengaturan kecepatan aliran dan posisi off cegah penetesan

2

11 Lepaskan penutup botol infuse tanpa menyentuh lubangnya lalu tusukkan set infus ke dalam botol cairan : Mempertahankan kesterilan larutan

2

12 Pasang botol infus pada stndar infus : Memudahkan pengaliran cairan 213 Pencet drip/penampung pada slang infus sehingga cairan infuse masuk ke drip

sampai tanda batas, lalu buka klem dan alirkan cairan sampai memenuhi pipa. Klem roll ke posisi off : Efek penghisapan cairan berpindah masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan emboli

4

14 Hilangkan udara pada slang dengan cara meluruskan slang tegak lurus dan menjentik-jentik dengan ujung jari. Pastikan bahwa dalam slang bersih dari gelembung udara : Udara dapat masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan emboli

4

15 Atur posisi pasien rileks dengan tangan lurus, letakkan perlak kecil di bawah tangan : Memberikan rasa nyaman dan memudahkan perawat bekerja

2

16 Kaji tempat penusukan vena. Pilih tempat distal vena yang digunakan : Bila terjadi sclerosis atau kerusakan pada vena, tempat proksimal dari vena yang sama masih dapat digunakan. (Bila daerah penusukan banyak rambut, cukur atau gunting daerah tersebut : Rambut merupakan sumber penyebaran mikroorganisme)

3

17 Pasang turniket diatas vena, yang akan ditusuk 10-12 cm (5-6 inci) dan anjurkan pasien untuk menggenggam erat sampai vena distensi dan tampak dengan jelas. Bila vena belum tampak, perawat dapat menepuk area vena sambil menganjurkan pasien membuka dan menutup genggaman sampai vena tampak jelas : Membendung aliran darah sehingga vena distensi dan memudahkan vena terlihat dengan jelas, dapat dipalpasi dan mudah ditusuk

2

18 Pasang sarung tangan : Menurunkan resiko penularan terhadap HIV, hepatitis, organisme melalui darah

2

19 Bersihkan area yang akan ditusuk dengan kapas alcohol dengan gerakan sikular : Membawa mikroorganisme menjauhi pusat atau titik penusukan

2

20 Gunakan tangan yang tidak dominant untuk menekan vena dibawah daerah penusukan lebih kurang 1-2 inci : Mencegah bergesernya vena ketika jarum dimasukkan : Tusukkan abocath pada vena dengan sudut 30◦ sejajar dengan vena. Setelah ujung jarum masuk vena, rendahkan sudut jarum hamper sejajar dengan vena

5

21 Abocath kemudian diteruskan masuk ke vena dan tangan yang tidak memegang abocath digunakan untuk mengontrol letak jarum dengan palpasi vena dari luar. Jika darah telah memasuki lumen jarum, dorong perlahan-lahan sampai posisi tepat. (Satu tangan mendorong abocath sampai menempel dengan tempat penusukan sementara tangan yang lain menarik mandlin/stylet ke luar) : Jika darah telah berada di lumen jarum berarti jarum telah masuk ke vena, karena pembendungan dengan turniket menyebabkan tekanan naik sehingga mengakibatkan darah mengisi lumen jarum

8

22 Tahan abocath dengan satu tangan, lepaskan turniket dengan cepat hubungkan dengan slang infus : Mengurangi perdarahan dan mempertahankan posisi

4

39

Page 40: Prosedur Utap Heru SWG

jarum23 Lepaskan klem roler dan kepalan tangan sehingga cairan segera mengalir :

Memungkinkan aliran vena dan mencegah pembekuan pada aliran infuse2

24 Setelah yakin aliran lancer, tutup area penusukan dengan kasa dan betadine lalu pasang plester : Mempertahankan posisi jarum dan mencegah infeksi

2

25 Atur kecepatan tetesan infuse sesuai order : Intake cairan dan elektrolit adekuat

2

26 Lepaskan sarung tangan, bereskan alat dan cuci tangan : Mengurangi transmisi mikroorganisme

2

27 Catat tindakan perawat secara singkat dan jelas. Seperti : tanggal pemasangan, jenis dan jumlah cairan serta alat yang digunakan : Mendokumentasikan semua tindakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat perawat

2

D. Fase terminasi28 Mengevaluasi respon klien 229 Menyampaikan rencana tindak lanjut 230 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional31 Ketenangan 432 Melakukan komunikasi terapeutik 433 Menjaga keamanan pasien 434 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN MENGGANTI BALUTAN KERING

No : Stage :40

Page 41: Prosedur Utap Heru SWG

Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Sarung tangan steril

- Sarung tangan sekali pakai- Set balutan (gunting, pinset, forsep)- Piala ginjal- Kasa besar, Kasa kecil, bantalan kasa- Balutan kasa ekstra & surgipad atau bantalan ABD- Basin untuk larutan antiseptic atau larutan pembersih- Salep anti septic (jika diperlukan)- Larutan pembersih yang direasepkan dokter- Larutan garam faal atau H2O steril- Plester- Aseton- Kantung palstik untuk sampah- Selimut mandi

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja7 Siapkan peralatan yang diperlukan di meja )jangan membuka peralatan) 28 Ambil kantung plastik & buat lipatan diatasnya. Letakkan kantung plastic agar

mudah terjangkau oleh anda2

9 Tutup ruangan dengan tirai, tutup semua jendela yang terbuka 210 Bantu klien pada posisi nyaman. Selimut mandi hanya untuk memajankan area

luka. Instruksikan klien agar tidak menyentuh area luka atau peralatan steril2

11 Cuci tangan secara menyeluruh 212 Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester 213 Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan,

sejajar pada kulit & mengarah pada bautan (bila masih terdapat plester pada kulit, dapat dibersihkan dengan aseton)

4

14 Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan forsep atau pinset 415 Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan garam

faal atau air steril3

16 Observasi karakteristik & jumlah drainase pada balutan 217 Buang balutan kotor pada piala ginjal atau kantung plastic, hindari kontaminasi

permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar. Buang pada Piala Ginjal

4

18 Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting, pinset & forsep harus tetap pada nampan steril. Buka botol larutan antiseptic lalu tuang ke dalam basin steril atau kasa steril

3

19 Pakai sarung tangan steril 220 Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan dan

karakteristik drainase. (palpasi bila perlu, dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuh bahan steril)

2

21 Bersihkan luka dengan larutan antiseptic atau larutan garam faal. Pegang kasa 6

41

Page 42: Prosedur Utap Heru SWG

yang dibasahi dalam larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk setiap usapan membersihkan. Bersihkan dari daerah yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi

22 Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan cara seperti pada no. 21

4

23 Beri salep anti septic bila dipesankan, gunakan tehnik seperti pada pembersihan. Jangan dioleskan diatas tempat drainase

3

24 Pasang balutan steril kering pada insisi atau letak luka 325 Gunakan plester diatas balutan 226 Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan 227 Sisihkan semua alat & bantu klien kembali pada posisi nyaman 228 Cuci tanganD. Fase terminasi28 Mengevaluasi respon klien 229 Menyampaikan rencana tindak lanjut 230 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional31 Ketenangan 432 Melakukan komunikasi terapeutik 433 Menjaga keamanan pasien 434 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

TOOLS ; PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN

42

Page 43: Prosedur Utap Heru SWG

PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN MENGGANTI BALUTAN GANGREN No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Sarung tangan

- Sarung tangan sekali pakai- Set balutan (gunting, pinset, forsep/klem arteri, gunting nekrotomi), Piala

Ginjal- Duk steril, Kasa besar, Kasa kecil, bantalan kasa- Balutan kasa ekstra & surgipad atau bantalan ABD- Basin untuk larutan antiseptic atau larutan pembersih- Natrium Klorida atau H2O steril- Salep yang diresepkan dokter- Plester- Katung plastic untuk sampah, ember- Selimut mandi. Bantalan tahan air, terpal plastic- Larutan peroksida (jika diperlukan)

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja7 Jelaskan prosedur kepada klien 28 Siapkan peralatan yang diperlukan di meja (jangan membuka peralatan) 29 Ambil kantung plastik & buat lipatan diatasnya. Letakkan kantung plastik agar

mudah terjangkau oleh anda2

10 Tutup ruangan dengan tirai, tutup semua jendela yang terbuka 211 Bantu klien pada posisi nyaman. Selimut madi hanya untuk memajankan area

luka. Instruksikan klien agar tidak menyentuh area luka atau peralatan steril2

12 Cuci tangan secara menyeluruh 213 Letakkan bantalan tahan air di bawah klien 214 Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai & lepaskan plester 215 Lepaskan plester dengan melepaskan ujung & menariknya dengan perlahan,

sejajar pada kulit & mengarah pada balutan(bila masih terdapat plester pada kulit, dapat dibersihkan dengan aseton)

3

16 Angkat balutan secara perlahan dengan menggunakan forsep atau pinset 217 Jika balutan lengket pada luka, dibasahi dengan memakai larutan NaCl.

Perlahan lepaskan balutan dari eksudat yang mongering. Beritahukan klien tentang penarikan & ketidaknyamanan

4

18 Observasi karakteristik & jumlah drainase pada balutan 219 Buang balutan kotor pada Piala Ginjal atau kantung plastic, hindari

kontaminasi permukaan luar kantung. Lepaskan sarung tangan dengan menarik bagian dalam keluar. Buang pada Piala Ginjal

3

20 Buka nampan balutan steril. Balutan, gunting, pinset dan forsep harus tetap pada nampan steril. Buka botol larutan antiseptic lalu tuang ke dalam basin steril atau kasa steril

2

21 Pakai sarung tang steril 2

43

Page 44: Prosedur Utap Heru SWG

22 Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drain, dan karakteristik drainase. (palpasi bila perlu, dengan bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuh bahan steril)

2

23 Bersihkan luka dengan larutan peroksida, kemudian lakukan nekrotomi, angkat jaringan yang sudah mati dengan menggunakan gunting, lakukan secara terus-menerus, setelah jaringan yang mati habis, lalu bersihkan dengan larutan antiseptic atau larutan NaCl. Pegang kasa yang dibasahi dalam larutan dengan forsep. Gunakan kasa terpisah untuk setiap setiap usapan membersihkan. Bersihkan dari daerah yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi

6

24 Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan buat kasa seperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan forsep. Secara perlahan masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah

4

25 Pasang kasa steril kering diatas kasa basah 226 Tutup dengan kasa, surgipad, atau balutan ABD 227 Pasang plester diatas balutan 228 Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan 229 Sisihkan semua alat & bantu klien kembali pada posisi nyaman 230 Cuci tangan 2D. Fase terminasi28 Mengevaluasi respon klien 229 Menyampaikan rencana tindak lanjut 230 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional31 Ketenangan 432 Melakukan komunikasi terapeutik 433 Menjaga keamanan pasien 434 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

44

Page 45: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN HUKNAH RENDAH

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

Pengertian Memasukkan cairanmelalui anus sampai ke kolon desendenTujuan Merangsang peristaltik usus Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi Tindakan pengobatanNo ASPEK YANG DINILAI Bobot Nilai

Ya TdkA. Persiapan alat1 - Sarung tangan bersih

- Selimut mandi atau kain penutup- Perlak dan pengalas- Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya- Cairan sesuai kebutuhan - Bengkok, Jelly/pelumas larut dalam air- Tiang penggantung irigatorJika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja7 Pintu ditutup/pasang sampiran 28 Mencuci tangan 29 Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang sarung tangan 310 Pasang perlak dan pengalas 211 Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan 212 Atur posisi klien sim kiri 813 Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator 314 Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan 315 Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien 416 Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok 317 Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly 418 Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan 1019 Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok 420 Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar 221 Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu pasang pispot

dibokong klien2

22 Rapikan alat dan klien 223 Cuci tangan 2D. Fase terminasi28 Mengevaluasi respon klien 229 Menyampaikan rencana tindak lanjut 230 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional31 Ketenangan 432 Melakukan komunikasi terapeutik 433 Menjaga keamanan pasien 434 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

45

Page 46: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN HUKNAH TINGGI

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

Pengertian Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon asendenTujuan Membantu mengeluarkan fesces akibat konstipasi Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostikNo ASPEK YANG DINILAI Bobot Nilai

Ya TdkA. Persiapan alat1 - Sarung tangan bersih

- Selimut mandi atau kain penutup- Perlak dan pengalas- Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya- Cairan sesuai kebutuhan - Bengkok- Jelly/pelumas larut dalam air- Tiang penggantung irigator- Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja7 Pintu ditutup/pasang sampiran 28 Mencuci tangan 29 Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang sarung tangan 310 Pasang perlak dan pengalas 211 Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan 212 Atur posisi klien sim kiri 813 Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator 314 Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan 315 Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien 416 Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok 317 Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly 418 Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan 1019 Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok 420 Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar 221 Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu pasang pispot

dibokong klien2

22 Rapikan alat dan klien 223 Cuci tangan 2D. Fase terminasi28 Mengevaluasi respon klien 229 Menyampaikan rencana tindak lanjut 230 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional31 Ketenangan 432 Melakukan komunikasi terapeutik 433 Menjaga keamanan pasien 434 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

46

Page 47: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN TERAPI OKSIGEN (Kanule Nasal)

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

Pengertian Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lendir (suction)Tujuan Mencegah atau mengatasi hipoksemia / hipoksia. Memperbaiki atau mencegah memburuknya hipoksia. Mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. Memaksimalkan bernapas dengan menurunkan kerja napas. Memaksimalkan sediaan O2 khususnya bila ventilasi menurun juga selama periode kompensasi fisiologis sirkulasi

terhadap unit fungsional alveolar. Untuk menurunkan kerja jantungCara : Katetar nasal , Kanula nasal ,Masker oksigenNo ASPEK YANG DINILAI Bobot Nilai

Ya TdkA. Persiapan alat1. - Selang O2

- Tabung oksigen lengkap denganflow meter dan humidifier- Kanula nasal - Vaselin/jeli- Sarung tangan

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja ( Kanule nasal)7 Mengatur posisi tidur pasien dengan posisi kepala ekstensi : Oksigen yang diberikan

akan masuk dengan baik16

8 Cuci tangan : Mengurangi organisme kuman yang dapat mengakibatkan kontaminasi kejadian infeksi.

2

9 Hubungkan kanula dengan slang oksigen : Menciptakan hubungan dengan sumber O2 dan mempunyai panjang tambahan sehingga klien dapat bergerak

10

10 Atur oksigen sampai kecepatan yang diindikasikan (umumnya 0,5 L/menit), yakinkan bahwa air humidifier bergelembung: menilai keadequatan oksigen

6

11 Pasang kanul pada hidung klien atur pengikat (fiksasi) untuk kenyamanan klien. : Mengurangi kesempatan klien akan lepasnya canul karena ketidaknyamanan

20

12 Rapikan pasien 213 Cuci tangan 2D. Fase terminasi14 Mengevaluasi respon klien 215 Menyampaikan rencana tindak lanjut 216 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional17 Ketenangan 418 Melakukan komunikasi terapeutik 419 Menjaga keamanan pasien 420 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

47

Page 48: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN TERAPI OKSIGEN (Kateter Nasal)

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Selang O2

- Tabung oksigen lengkap denganflow meter dan humidifier- Kateter nasal - Vaselin/jeli- Sarung tangan

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja 7 Cuci tangan 28 Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6

liter/menit. Kemudian observasi humidifier dengan melihat air bergelembung3

9 Atur posisi dengan semi fowler 1010 Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai kehidung dan berikan

tanda8

11 Buka saluran udara dari tabung oksigen 212 Berikan minyak pelumas (vaselin/jeli) 213 Masukkan kateter kedalam hidung sampai batas yang ditentukan 1214 Lakukan pengecekan kateter apakah sudah atau belum menekan lidah pasien

menggunakan spatel (akan terlihat posisinya dibelakang uvula)10

15 Lakukan fiksasi pada area hidung 516 Rapikan pasien 217 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 2D. Fase terminasi18 Mengevaluasi respon klien 219 Menyampaikan rencana tindak lanjut 220 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional21 Ketenangan 422 Melakukan komunikasi terapeutik 423 Menjaga keamanan pasien 424 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

48

Page 49: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN TERAPI OKSIGEN (Masker Oksigen)

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Selang O2

- Tabung oksigen lengkap denganflow meter dan humidifier- Kateter nasal - Vaselin/jeli- Sarung tangan

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja 7 Cuci tangan 28 Atur posisi dengan semi fowler 159 Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6

liter/menit. Kemudian observasi humidifier dengan melihat air bergelembung5

10 Tempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien

20

11 Periksa kecepatan aliran tiap 6-8 jam, Catat kecepatan aliran, rute pemberian dan respon klien

12

12 Rapikan pasien 213 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 2D. Fase terminasi14 Mengevaluasi respon klien 215 Menyampaikan rencana tindak lanjut 216 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional17 Ketenangan 418 Melakukan komunikasi terapeutik 419 Menjaga keamanan pasien 420 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

49

Page 50: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS :PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN POSTRURAL DRAINAGE

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

Pengertian Pemberian posisi terapeutik pada pasien untuk memungkinkan sekresi paru mengalir berdasarkan gravitasi kedalam bronchus mayor dan trachea.TUJUAN Melepaskan mucus/lender dari bronkhiolus ke bronchus Mengalirkan secretNo ASPEK YANG DINILAI Bobot Nilai

Ya TdkA. Persiapan alat1. - Tempat alat

- Bantal10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja 7 Perawat cuci tangan 2

Atur posisi pasien :8 Posisi telungkup

Pasien berbaring,panggul ditinggikan 16 – 18 inci diatas bantal sudut 30 – 45 derajat

13

9 Berbaring dengan punggung panggul ditinggikan 16 -18 inci diatas bantal untuk mengalirkan segmen paru anterior bawah

13

10 Duduk tegak atau semi bersandar untuk mengalirkan area paru atas dan memungkinkan batuk lebih kuat

13

11 Berbaring pada posisi kanan panggul ditinggikan diatas bantal membentuk sudut 30 – 45 derajat untuk mengalirkan lobus kiri bawah

13

12 Rapikan pasien 213 Cuci tangan 2D. Fase terminasi14 Mengevaluasi respon klien 215 Menyampaikan rencana tindak lanjut 216 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional17 Ketenangan 418 Melakukan komunikasi terapeutik 419 Menjaga keamanan pasien 420 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

50

Page 51: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN PERAWATAN WSD

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. Steril

1. Pinset anatomis (2 buah) atau sarung tangan2. Pinset chirurgis (1 buah)3. Klem arteri (2 buah)4. Gunting (1 buah) untuk angkat jahitan5. Kom steril (1 buah)6. Kassa steril secukupnya7. Lidi kapas secukupnya8. Botol baru dengan cairan desinfektan9. Betadin : NaCI = 1 : 910. Kemivetine 2 % kulit

Tidak Steril1. Bengkok (2 buah)2. Gunting verban3. Plester4. Korentang5. Alas dan perlak6. Alkohol / wash bensin

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja7 Perawat cuci tangan 2

Membuka balutan lama8 1. Alas dipasang

2. Bengkok dipasang3. Gunting plaster sesuai kebutuhan4. Basahi plester dengan alcohol atau wash bensin

2

Membersihkan luka :9 Paket steril dibuka dengan benar 210 Larutan NaCI atau betadine atau cairan yang diperlukan di tuang ke dalam kom

(terlebih dahulu dibuang sedikit ke dalam bengkok)2

11 Balutan lama diangkat dengan pinset anatomis dan dibuang ke bengkok bersama pinsetnya

2

12 Pasang sarung tangan steril 213 Pinset anatomis dan chirutgis diambil, kassa steril untuk kompres diperas. Lalu

dipindahkan ke klem arteri untuk membersihkan area luka4

14 Luka dibersihkan dengan benar :Dari bagian tengan ke luar, Kaji : kemerahan, pembengkakan, nyeri, discharge, bau

6

15 Gunakan larutan betadine : NaCI 0,9% = 1 : 9 (2 kali), lalu bersihkan luka WSD dengan NaCI 0,9% (2 kali).

4

51

Page 52: Prosedur Utap Heru SWG

16 Keringkan luka dengan kassa steril 217 Oleskan luka dengan kemicetine 2% atau kemitul (bila ada) 418 Luka ditutup dengan kassa steril ukuran kecil (2 buah) dengan bagian

tengahnya. Lalu ditutup kembali dengan kassa steril ukuran besar dengan digunting bagian tengahnya

6

19 Luka diberi plester, rekatkan dengan kuat 2Mengganti botol WSD

20 Klem selang WSD yang kearah klien (chest tube) dengan 2 buah klem arteri 421 Buka plester / connector pada penyambungan kedua selang (chest tube dan

selang ke botol WSD)4

22 Hubungkan selang botol WSD baru dengan chest tube dengan menggunakan plester / connector

4

23 Observasi adanya undulasi dan intermittent bubble 224 Rapikan alat dan pasien 225 Cuci tangan 2D. Fase terminasi26 Mengevaluasi respon klien 227 Menyampaikan rencana tindak lanjut 228 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional29 Ketenangan 430 Melakukan komunikasi terapeutik 431 Menjaga keamanan pasien 432 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

52

Page 53: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS :PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN LATIHAN BATUK

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Perlak

- Nierbecken/ Sputum spot berisi caiaran desinfektan10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja7 Perawat cuci tangan 28 Mengatur posisi klien duduk 49 Meminta klien meletakkan 1 tangan di dada dan 1 tangan di abdoment 510 Melatih klien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung

selama 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)6

11 Meminta klien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada punggung)

6

12 Meminta klien menahan nafas hingga 3 hitungan 513 Meminta klien menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut,

bibir seperti meniup)6

14 Meminta klien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot abdomen

6

15 Memasang alas/perlak dan bengkok di pangkuan klien 216 Meminta klien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke 3 : inspirasi,tahan

nafas dan batukkan dengan kuat10

17 Menampung lendir dalam sputum pot 218 Rapikan alat dan pasien 219 Cuci tangan 2D. Fase terminasi20 Mengevaluasi respon klien 221 Menyampaikan rencana tindak lanjut 222 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional23 Ketenangan 424 Melakukan komunikasi terapeutik 425 Menjaga keamanan pasien 426 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

53

Page 54: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN LATIHAN RELAKSASI

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Fase orientasi :1 Mengucapkan salam 22 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 23 Menjelaskan langkah prosedur 24 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 25 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja6 Perawat cuci tangan 27 Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai kondisi pasien

(duduk/berbaring)4

8 Meminta pasien untuk memejamkan mata 59 Meminta pasien untuk menfokuskan pikiran pasien pada kedua kaki,

kendorkan, dan rasakan relaksasi kedua kaki8

10 Meminta pasien untuk menfokuskan pikiran pasien pada kedua tangan,kendorkan, dan rasakan relaksasi

8

11 Meminta pasien untuk menfokuskan pikiran pasien pada badan, kendorkan, dan rasakan relaksasi

8

12 Meminta pasien untuk menfokuskan pikiran pasien pada leher,kendorkan, dan rasakan relaksasi

12

13 Meminta pasien untuk senyum agar otot – otot muka menjadi rileks 514 Meminta pasien untuk menfokuskan pikiran pasien pada bagian yang sakit,

memerintahkan dengan otak "nyeri pergilah dari tubuh saya"12

15 Meminta pasien membuka mata secara perlahan 4D. Fase terminasi16 Mengevaluasi respon klien 217 Menyampaikan rencana tindak lanjut 218 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional19 Ketenangan 420 Melakukan komunikasi terapeutik 421 Menjaga keamanan pasien 422 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

54

Page 55: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : TPENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN PERAWATAN KOLOSTOMI

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Sarung tangan bersih

- Handuk mandi/selimut mandi- Sabun mandi yang lembut- Tissue- Kantong kolostomi bersih dengan ukuran sesuai ukuran stoma.- Bengkok atau pispot- Kassa- Vasellin- Tempat sampah- Gunting- Cetakan ukuran stoma

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja 7 Perawat cuci tangan 28 Pasang selimut mandi/handuk mandi 29 Dekatkan bengkok ke dekat klien 210 Pasang sarung tangan bersih 211 Buka kantong lama dan buang ketempat sampah 612 Bersihkan stoma dengan tissue stoma dengan sabun lembut dan air hangat 813 Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feses tidak mengotori kulit yang sudah

dibersihkan8

14 Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa 615 Persiapkan kantong stoma sesuai dengan tissue atau kassa 216 Pasang kantong stoma 817 Beri vaselin atau salep sekitar kulit apabila kantong stoma terlalu besar 618 Buka sarung tangan 219 Rapikan alat dan pasien 220 Cuci tangan dengan antiseptic dab air mengalir 2D. Fase terminasi21 Mengevaluasi respon klien 222 Menyampaikan rencana tindak lanjut 223 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional24 Ketenangan 425 Melakukan komunikasi terapeutik 426 Menjaga keamanan pasien 427 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

55

Page 56: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS :PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN NGT

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

PengertianTindakan memasukkan maagslang ke dalam lambung melalui hidung atau mulut.Tujuan1. Untuk mengosongkan isi lambung2. Untuk mengkaji guaiak dan pH isi lambung3. Untuk bilas lambung4. Untuk memasukkan obat – obatan kedalam lambung5. Untuk memasukkan mmakanan kedalam lambung

Indikasi1. Pendarahan gastrointestinal2. Kelebihan dosis obat-obatan

Kontraindikasi1. Frakture fasial2. Pasien yang mengalami pembedahan pada esophagus atau lambung (dokter yang harus

memasang)Kemungkinan Komplikasi1. Erosi mukosa nasal2. Trauma pada mukosa lambung3. Refluks esofafagitis4. Bardikardia5. Hiperventilasi

No ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Sarung tangan

- NGT tube- Lubrikan atau pelumas yang larut dalam air- Spuit irigasi (50 ml)- Plester 1-2 cm- Basin emesis- Peralatan penghisap (suction)- Stetoskop

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja 7 Perawat cuci tangan 28 Atur posisi dalam posisi duduk yang nyaman atau posisi rekumben dengan

kepala agak fleksi8

9 Ukur panjang NGT yang akan diinsersikan dengan meletakkan ujung dari NGT pada daun telinga bagian bawah, kemudian tarik panjang NGT ke hidung dan seterusnya ke daerah prosesus sipoedeus, tandai titik ini dengan plester

10

10 Beri sedikit pelumas yang larut dalam air pada NGT 2

56

Page 57: Prosedur Utap Heru SWG

11 Dorong dengan lembut NGT ke dalam nasofaring. NGT pada mulanya harus masuk sepanjang rongga hidung dan kemudian mengarah pada bagian ispilateral dari daun telinga. NGT mungkin perlu sedikit diputar untuk menggerakkannya dari hidung ke darah faringeal, : sambil ingatkan klien menelan

10

12 Masukkan NGT sampai pada batas yang telah diukur sebelumnya. Pegang basin emesis dekat dengan pasien bila pasien muntah

8

13 Periksa letak NGT dalam lambung dengan mengasirasi isi lambung (gunakan spuit aspirasi) atau dengan menginjeksikan udara 10-20 ml ke dalam tube sementara itu dengarkan dengan menggunakan stetoskop pada daerah lambung

8

14 Hubungan dengan alat pengisap 415 Rapikan alat dan pasien 216 Cuci tangan 2D. Fase terminasi17 Mengevaluasi respon klien 218 Menyampaikan rencana tindak lanjut 219 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional20 Ketenangan 421 Melakukan komunikasi terapeutik 422 Menjaga keamanan pasien 423 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

57

Page 58: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN EKG

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

PengertianElektrodiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu. Elektrodiogram adalah ilmu yang mempelajari perubahan – perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung. Dalam EKG perlu diketahui tentang system konduksi (listrik jantung), yang terdiri dari : SA Node ( Sino – Atrial Node ), AV Node ( Atrio – Ventricular Node ), Berkas HIS dan Serabut PurkinyeTujuan :1. Untuk mengetahui kelainan – kelainan irama jantung2. Kelainan – kelainan otot jantung3. Pengaruh/efek obat – obat jantung4. Gangguan – gangguan elektrolit5. Prikarditis6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung, Dan lain – lainNo

ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. 1. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :

- Satu kabel untuk listrik (power)- Satu kabel untuk bumi (ground)- Satu kabel untuk pasien yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda

dan warna.2. Plat electrode, yaitu :

- 4 buah electrode extremitas dan manset- 6 buah electrode dada dengan balon penghisap

3. Jelly electrode/kapas alcohol4. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG)5. Kertas tissue

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. Fase kerja 7 Perawat cuci tangan 28 Bersihkan kulit pasien disekitar pemasangan manset, beri jelly 69 Pasang elektrode pada ektremitas :

- Merah (RA /R) lengan kanan- Kuning (LA/L) lengan kiri- Hijau (LF/F) tungkai kiri- Hitam (RF/N) tungkai kanan

20

10 Pemasangan Elektroda Dada ( sendapan unipolar prekordial ) :V1 : Sela iga ke 4 garis sterna kananV2 : Sela iga ke 4 pada garis sterna kiriV3 : Terletak diantara V2 dan V4V4 : Ruang Sela iga ke 5 pada garis tengah klavikula kiri

30

58

Page 59: Prosedur Utap Heru SWG

V5 : Garis aksilla depan sejajar dengan V4V6 : Garis aksilla tengah sejajar dengan V4Sandapan tambahan :V7 : Garis aksilla belakang sejajar dengan V4V8 : Garis scapula belakang sejajar dengan V4V9 : Batas kiri dari kolumna vertebra sejajar dengan V4

D. Fase terminasi17 Mengevaluasi respon klien 218 Menyampaikan rencana tindak lanjut 219 Mengucap salam 2E. Penampilan profesional20 Ketenangan 421 Melakukan komunikasi terapeutik 422 Menjaga keamanan pasien 423 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

59

Page 60: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN MEMANDIKAN BAYI

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. 1. Waskom atau bak mandi bayi

2. Handuk dan waslap bersih3. Sabun bayi dan shampoo4. Alkohol 70%5. Cotton bud atau kapas bersih6. Kapas untuk membersihkan perineal7. Bengkok8. Air hangat9. Popok dan pakaian bersih dan Keranjang untuk baju kotor

10

B. Fase orientasi :2 Berikan salam, panggil klien dengan namanya 23 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga klien 2C. Fase kerja 4 Perawat cuci tangan 25 Kaji temperatur tubuh serta tanda  dan gejala adanya distress pernafasan 46 Periksa kembali temperatur air dengan suhu 37 – 38 derajat celcius/ hangat – hangat

kuku, air dalam waskom hanya digunakan untuk menyeka (sponge bath) 4

7 Usap mata dari kantus dalam ke kantus luar, gunakan air bersih dan bagian berbeda untuk tiap – tiap mata

6

8 Bersihkan wajah dengan lembut, gunakan air biasa / tanpa menggunakan sabun 69 Membersihkan rambut :

- pegang bayi dengan aman, gunakan ”football hold”, basahi rambut dengan air secara lembut

- Usapkan shampoo bayi dengan menggunakan lap, bilas rambut dan keringkan kulit kepala dengan cepat

6

10 Membersihkan telinga luar, bersihkan dengan gerakan memutar dan gunakan bagian yang berbeda untuk tiap – tiap- telinga

6

11 Membersihkan tubuh dan ekstremitas :- setelah melepas selimut mandi/ pakaian bayi, bersihkan leher, dada, lengan dan

punggung dengan cara yang sama- bersihkan tubuh dengan sabun dan air, bilas dengan hati-hati dan keringkan bagian

tubuh yang dibersihkan sebelum berpindah ke bagian yang lain

6

12 Membersihkan genetalia :- Bayi perempuan : bersihkan labia secara perlahan-lahan dengan arah dari depan ke

belakang.- Bayi laki-laki : terik kulup dengan lembut dan sejauh-jauhnya, bersihkan ujun glands

dengan gerakan memutar dan kembalikan kulup dengan segera setelah dibersihkan.

6

13 Bersihkan dan keringkan daerah perineal 614 Gunakan popok dengan lipatan ke depan dan berada dibawah tali pusat, biarkan tali

pusat dalam keadaan terbuka6

15 Gunakan pakaian bayi yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan 6D. Fase terminasi16 Mengevaluasi respon klien 217 Menyampaikan pada keluarga rencana tindak lanjut 218 Mengucapkan salam 2

60

Page 61: Prosedur Utap Heru SWG

E. Penampilan profesional19 Ketenangan 420 Melakukan komunikasi terapeutik 421 Menjaga keamanan pasien 422 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN

PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN TEPID SPONGE No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

PengertianAdalah mandi terapeutik yang dilakukan bila klien mengalami demam tinggi.Tujuan Prosedur ini meningkatkan control kehilangan panas tubuh melalui evaporasi dan konduksi. Karena pendinginan terjadi dengan lambat, fluktuasi suhu dapat dihindari. Penggunaan air hangat mencegah menggigil, yang dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh akibat menggigilnya ototNo

ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. baskom berisi air hangat 370C

selimut mandi termometer raksa termometer air lap mandi / waslap 5 buah sarung tangan disposible perlak mandi dan handuk sedang

10

B. Fase orientasi :2 Berikan salam, panggil klien dengan namanya 23 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga klien 2C. Fase kerja 4 Perawat cuci tangan dan keringkan 25 Ukur suhu , nadi, RR sebelum mulai kompres 56 Letakkan bantal tahan air atau perlak di bawah tubuh klien 27 Lepaskan pakaian klien 28 Ganti selimut dengan selimut mandi, pertahankan selimut mandi diatas bagian tubuh

yang tidak dikompres5

9 Periksa suhu air. (370C) 410 Celupkan waslap atau lap mandi yang sudah basah dengan air hangat di bawah

masing-masing aksila dan lipat paha.Bila menggunakan bak mandi rendam klien selama 20-30 menit

5

11 Dengan perlahan kompres bagian ekstremitas selama 5 menit. Periksa respon klien.Ekstremitas berlawanan ditutup dengan lap mandi dingin (air biasa)

5

12 Keringkan ekstremitas, ukur vital sign 413 Lanjutkan mengkompres ekstremitas lain , punggung dan bokong setiap 3 sampai 5

menit. Kaji ulang suhu dan nadi tiap 15 mnt5

14 Ganti air dan lakukan kembali kompres pada aksila dan lipat paha sesuai kebutuhan 415 Bila suhu tubuh turun sedikit diatas normal (380C), hentikan prosedur (untuk mencegah

perubahan suhu tubuh ke tingkat subnormal)5

16 Keringkan ekstremitas dan bagian tubuh secara menyeluruh. Selimuti klien dengan selimut mandi

5

17 segera ganti selimut mandi dengan selimut, lepas perlak dan ganti linen tempat tidur bila basah

5

18 Ukur suhu tubuh klien setelah tepid sponge 419 Rapikan pasien dan alat 2D. Fase terminasi20 Mengevaluasi respon klien 221 Menyampaikan pada keluarga rencana tindak lanjut 222 Mengucapkan salam 2

61

Page 62: Prosedur Utap Heru SWG

E. Penampilan profesional23 Ketenangan 424 Melakukan komunikasi terapeutik 425 Menjaga keamanan pasien 426 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

TOOLS :PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN FISIOTERAPI PADA BAYI

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. Stetoscope anak

Perlak Bengkok berisi cairan desinfektan Tissue

10

B. Fase orientasi :2 Berikan salam, panggil klien dengan namanya 23 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga klien 2C. Fase kerja 4 Perawat cuci tangan dan keringkan 25 Melakukan auskultasi paru untuk mengetahui letak sekret 86 Memasang alas/perlak dan bengkok 37 Mengatur posisi sesuai letak sekret 88 Mengoles dan memijat daerah yang akan dilakukan prosedur dengan

menggunakan minyak6

9 Clapping dengan cara tangan perawat menepuk punggung pasien secara benar 1010 Vibrating daerah yang ada sekret 1011 Menampung lendir dalam bengkok berisi desinfektan 512 Membersihkan mulut dengan tissu 513 Memberi minum hangat sesudah dilakukan prosedur 519 Rapikan pasien dan alat 2D. Fase terminasi20 Mengevaluasi respon klien 221 Menyampaikan pada keluarga rencana tindak lanjut 222 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional23 Ketenangan 424 Melakukan komunikasi terapeutik 425 Menjaga keamanan pasien 426 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

62

Page 63: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN PEMERIKSAAN LEOPOLD I-IV

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Fase orientasi1 Mengucapkan salam 22 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 23 Menjelaskan langkah prosedur 24 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 25 Menjaga privasi klien 2C. FASE KERJA6 Mencuci tangan 27 Memasang sampiran / menjaga privacy klien 28 Memasang selimut dan menurunkan pakaian bawah klien 29 Mengatur posisi terlentang dan kaki sedikit ditekuk 610 Menghangatkan ke dua telapak tangan 411 Melakukan palpasi Leopold I : Pemeriksa berdiri di sebelah kanan klien.

Menengahkan fundus uteri kemudian menentukan bagian janin yang berada di fundus dan mengukur tinggi fundus uteri

12

12 Melakukan palpasi leopold II :Posisi pemeriksa masih sama. Memindahkan tangan ke samping perut klien, kemudian satu tangan menahan sisi perut klien dan satu tangan mencari punggung janin, dilakukan bergantian sampai letak punggung dpt ditentukan

12

13 Melakukan palpasi Leopold III : Posisi pemeriksa masih sama. Menentukan presentasi janin yang berada di simphisis pubis, setelah presentasi di tentukan kemudian digoyangkan untuk mengetahui apakah presentasi janin sudah masuk ke dalam panggul atau belum

12

14 Melakukan palpasi Leopold IV : Posisi pemeriksa membelakangi klien dan kedua kaki klien diluruskan dengan kedua tangan menentukan seberapa jauh masuknya presentasi janin ke dalam panggul, dengan menekan ke bawah kedua sisi uterus 2 cm di atas simphisis

12

15 Merapikan pakaian bawah klien dan selimut yang dipakai 216 Mencuci tangan 2D. Fase terminasi17 Mengevaluasi respon klien 218 Menyampaikan rencana tindak lanjut 219 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional20 Ketenangan 421 Melakukan komunikasi terapeutik 422 Menjaga keamanan pasien 423 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

63

Page 64: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN PERTOLONGAN PERSALINAN

KALA II No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. 1. Satu troli

2. Bak instumen berisi : 1 pasang satung tangan, 2 buah kocher/penjepit tali pusat, 1 buah ½ kobher, 1 buah gunting tali pusat, 2 buah duk, pengikat/penjepit tali pusat, 2-3 buah kasa atau kapas.

3. Kapas, savlon dalam tempatnya, betadin dalam tempatnya dan neurbeken.4. Obar – obat injeksi untuk uterus tonika dan spuit 2-5 CC5. Celemek / jas6. 3 ember ( 1 buah /untuk plasenta, 1 buah pakaian kotor, 1 buah penampungan

darah ).

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. FASE KERJA7 Melakukan observasi tanda-tanda kala II (doranteknusperjolvulka) 38 Mencuci tangan 29 Memakai celemek 210 Memasang pengalas 211 Memposisikan pasien dorsal recumbent 412 Memakai sarung tangan 213 Memasang duk steril dibawah pantat dan diatas perut ibu 214 Memimpin meneran pada saat ada his 215 Saat kepala bayi tampak 6-8 cm di vulva. tangan kanan menahan

perineum dan tangan kiri membantu menahan kepala janinagar tidak defleksi terlalu cepat

5

16 Saat sub opsiput dibawah simpisis, anjurkan ibu berhenti meneran 417 Memfasilitasi kepala bayi melakukan defleksi, bersihkan wajah, hidung

dan mulut bayi5

18 Mengontrol ada tidaknya lilitan tali pusat 519 Menunggu sampai bayi melakukan putaran paksi luar (Disampaikan secara lisan oleh

teruji )3

20 Melakukan manuver biparietale untuk melahirkan bahu bayi 521 Melakukan sangga susur (kedua belah telapak tangan) untuk mengeluarkan badan bayi 522 Meletakkan bayi di atas perut ibu dengan kepala lebih rendah 323 Mengeringkan dan menutup badan bayi dengan selimut bayi 224 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan 2D. Fase terminasi25 Mengevaluasi respon klien 226 Menyampaikan rencana tindak lanjut 2

64

Page 65: Prosedur Utap Heru SWG

27 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional28 Ketenangan 429 Melakukan komunikasi terapeutik 430 Menjaga keamanan pasien 431 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN MENGONTROL SECARA KUSTNER

DAN MEMBANTU PENGELUARAN PLASENTA (KALA III) No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Satu troli

- Bak instumen berisi : 1 pasang satung tangan, 2 buah kocher/penjepit tali pusat, 1 buah ½ kobher, 1 buah gunting tali pusat, 2 buah duk, pengikat/penjepit tali pusat, 2-3 buah kasa atau kapas.

- Kapas, savlon dalam tempatnya, betadin dalam tempatnya dan neurbeken.- Obar – obat injeksi untuk uterus tonika dan spuit 2-5 CC- Celemek / jas- 3 ember ( 1 buah /untuk plasenta, 1 buah pakaian kotor, 1 buah penampungan

darah ).

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. FASE KERJA7 Melakukan observasi tanda-tanda Kala III (Fundus bulat, apakah ibu merasa mulas) 28 Mencuci tangan 29 Memakai celemek 210 Mengatur posisi klien dorsal recumbent 411 Memakai sarung tangan 212 Memindahkan klem tali pusat kira-kira 5-10 cm dari vulva 413 Meletakkan tangan kiri di atas kain yang ada diatas perut ibu tepat di atas os pubis

(dorsokranial)6

14 Tangan kanan memegang klem untuk meregangkan tali pusat dan tangan kiri menekan tepi atas simphisis kebawah untuk mengontrol apakah plasenta sudah lepas.

8

15 Bila sudah lepas minta klien untuk meneran, dan penolong menarik tali pusat ke bawah, kemudian ke atas mengikuti kurve jalan lahir, meneruskan tekanan berlawanan dengan arah pada uterus

8

16 Bila tali pusat bertambah panjang pindahkan klem hingga berjarak 5 sampai 10 cm dari vulva

8

17 Bila sebagian besar plasenta sudah berada di mulut rahim, pegang dengan kedua tangan dan putar searah jarum jam sampai selaput ketuban terpilin dan seluruh plasenta lahir

8

18 Melepas sarung tangan dan merapikan alat-alat 219 Mencuci tangan 2D. Fase terminasi20 Mengevaluasi respon klien 221 Menyampaikan pada keluarga rencana tindak lanjut 222 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional23 Ketenangan 4

65

Page 66: Prosedur Utap Heru SWG

24 Melakukan komunikasi terapeutik 425 Menjaga keamanan pasien 426 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN MEMOTONG TALI PUSAT

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Satu troli

- Bak instumen berisi : 1 pasang satung tangan, 2 buah kocher/penjepit tali pusat, 1 buah ½ kobher, 1 buah gunting tali pusat, 2 buah duk, pengikat/penjepit tali pusat, 2-3 buah kasa atau kapas., kain segi empat

- Kapas, savlon dalam tempatnya, betadin dalam tempatnya dan neurbeken.- Celemek / jas- 1 ember

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. FASE KERJA7 Mencuci tangan 28 Memakai celemek 29 Memakai sarung tangan 210 Menjepit tali pusat dengan klem 1 dengan jarak 5 cm dari perut bayi 811 Mengurut tali pusat kearah distal/ibu, kemudian memasang klem ke-2 ± 2 - 3

cm dari klem pertama10

12 Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat dan tangan kiri berada dibawah tali pusat untuk melindungi

10

13 Mengikat tali pusat menggunakan benang tali pusat dg kuat 1014 Mengontrol ada /tidaknya rembesan darah pada tali pusat (disampaikan

secara lisan oleh teruji)2

15 Membungkus tali pusat dengan kassa kering 416 Membungkus bayi dengan kain segi empat 418 Melepas sarung tangan dan merapikan alat-alat 219 Mencuci tangan 2D. Fase terminasi20 Mengevaluasi respon klien 221 Menyampaikan pada keluarga rencana tindak lanjut 222 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional23 Ketenangan 424 Melakukan komunikasi terapeutik 425 Menjaga keamanan pasien 4

66

Page 67: Prosedur Utap Heru SWG

26 Menjaga keamanan perawat/diri 4Total : 100

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR PERAWATAN PAYUDARA IBU POST PARTUM

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Bahan pelumas kulit; minyak kelapa/baby oil/lotion

- Washlap dua buah , Handuk besar dua lembar- Dua kom besar untuk menampung air panas dan dingin- BH yang menopang

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. FASE KERJA7 Mencuci tangan 28 Memasang sampiran/menjaga privacy klien 29 Memasang handuk pada bahu dan di bawah perut, sambil melapas pakaian atas klien 210 Mengompres puting susu dengan kapas yang dibasahi minyak selama 2-3 menit.(

keterangan waktu cukup disampaikan oleh teruji )5

11 Mengangkat kapas sambil membersihkan puting susu dengan gerakan memutar dan menarik putting

3

12 Melakukan pengurutan gerakan I : telapak tangan berada di tengah-tengah diantara kedua payudara, kemudian melakukan gerakan melingkar dari atas, samping,bawah sambil dihentakkan kemudian kembali ketengah dan dilakukan berulang-ulang sampai 20-30 kali (jumlah gerakan cukup disampaikan teruji)

6

13 Melakukan pengurutan gerakan II :tangan kiri menopang payudara kiri dan tangan kanan dengan sisi telapak tangan melakukan pengurutan dari pangkal payudara ke arah putting, dilakukan secara bergantian dengan tangan kanan. Gerakan ini dilakukan sebanyak 20-30 kali. ( jumlah gerakan cukup disampaikan teruji)

6

14 Melakukan pengurutan gerakan III : gerakan sama dengan teknik gerakan dua, hanya tangan tidak mengurut tetapi membuat lingkaran- lingkaran kecil menggunakan tiga jari tengah dari pangkal payudara ke arah puting,dilakukan secara bergantian dengan tangan kanan merata keseluruh bagian payudara

6

15 Melakukan gerakan IV :memegang kedua payudara kemudian menggoyang-goyangkan secara bersama-sama sebanyak 5 kali

6

16 Melakukan masage pada punggung ibu 417 Mengguyur payudara kanan menggunakan air hangat dengan waslap, kemudian dingin

dan hangat lagi, sebanyak 5 kali demikian juga pada payudara kiri (jumlah gerakan cukup disampaikan teruji)

6

18 Mengeringkan payudara dengan handuk yang ada di bahu sambil menggosok-gosok putting

4

19 Mengenakan BH dan pakaian atas klien 220 Merapikan alat-alat 221 Mencuci tangan 2D. Fase terminasi22 Mengevaluasi respon klien 2

67

Page 68: Prosedur Utap Heru SWG

23 Menyampaikan rencana tindak lanjut 224 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional25 Ketenangan 426 Melakukan komunikasi terapeutik 427 Menjaga keamanan pasien 428 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN RUMPLE LEED TEST (RL)

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Stetoscope

- Tensimeter- Klem

6

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. FASE KERJA7 Mencuci tangan 28 Mengatur posisi pasien 59 Mengukur tekanan darah pasien 1010 Hasil jumlah sistole dan diastole dibagi dua 1011 Pompa lagi sesuai hasil no. 5 1012 Selang diklem sesuai hasil point no. 5 1013 Menyimpulkan hasil pemeriksaan: Jika petekhie > 10 = positip dan

negatip bila < 10 (disampaikan secara lisan oleh teruji)10

20 Merapikan alat-alat dan pasien 221 Mencuci tangan 2D. Fase terminasi22 Mengevaluasi respon klien 223 Menyampaikan rencana tindak lanjut 224 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional25 Ketenangan 426 Melakukan komunikasi terapeutik 427 Menjaga keamanan pasien 428 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

68

Page 69: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANMENYUSUN POHON MASALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - White board

- Kertas tempel berisi masalah kesehatan - Spidol

5

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 2C. FASE KERJA7 Membaca setiap masalah kesehatan pada kartu 28 Memasang kartu pada white board 59 Menetapkan efek 1010 Menetapkan etiologi 1011 Menetapkan masalah utama 2012 Menghubungkan efek-etiologi-masalah utama dengan garis 1213 Menjelaskan alasan pemilihan masalah utama 1014 Mengucapkan salam 2D. Fase terminasi15 Mengevaluasi respon klien 216 Menyampaikan rencana tindak lanjut 217 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional18 Ketenangan 419 Melakukan komunikasi terapeutik 420 Kemampuan menganalisis 4

Total : 100

69

Page 70: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPENDIDIKAN KESEHATAN FLU BURUNG

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - SAP

- Alat bantu/media 15

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri 24 Kontrak waktu 25. Menjelaskan tujuanC. FASE KERJA7 Validasi pengetahuan sasaran 68 Menjelaskan materi : pengertian, etiologi, tanda dan gejala, cara penularan,

cara pencegahan dan cara penanganan20

9 Memberikan kesempatan sasaran bertanya 510 Penguasaan materi 1011 Kemampuan menjawab 1013 Sequensi/sistimatika 10D. Fase terminasi12 Menyimpulkan 213 Menyampaikan rencana tindak lanjut 214 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional15 Ketenangan 416 Melakukan komunikasi sederhana 417 Kemampuan menganalisis 4

Total : 100

70

Page 71: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANMEMBIMBING PASIEN BERHUBUNGAN DENGAN PASIEN LAIN

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1. - Kostum klien (1 orang)

- Meja, kuris 2 buah 2

B. Fase orientasi :2 Memberikan salam terapeutik 43 Menyebutkan nama lengkap dan panggilan 44 Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan klien 45 Melakukan kontrak : waktu-tempat-topik 46 Melakukan evaluasi dan validasi 4C. FASE KERJA7 Mengkaji kemampuan pasien membina hubungan dengan orang lain (Pasien-

Perawat )8

8 Menjelaskan cara berkenalan yang baik 89 Meminta klien untuk mengulangi 49 Mendorong dan membantu pasien untuk berhubungan dengan

orang lain (Pasien – Perawat4

10 Memberikan reinforcemen 4D. Fase terminasi11 Mengevaluasi respon klien secara subjektif (disampaikan oleh teruji) 512 Mengevaluasi respon klien secara objektif (disampaikan oleh teruji) 513 Menyampaikan rencana tindak lanjut 514 Membuat kontrak : waktu, tempat dan topik 5E. Penampilan profesional15 Berhadapan 516 Kontak mata 517 Sikap terbuka 518 Komunikasi jelas 519 Mempertahankan jarak terapeutik 520 Tenang 5

Total : 100

71

Page 72: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR PERAWATAN PERSONAL HYGIENE/MEMANDIKAN PASIEN

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1 Alat yang harus disiapkan untuk memandikan pasien adalah sebagai berikut :

1. Dua buah baskom berisi air dingin/hangat kuku;2. Dua buah waslap pasien;3. Sabun mandi dalam tempatnya;4. Dua handuk : - Satu ukuran sedang untuk bagian muka

- Satu ukuran besar untuk bagian badan5. Selimut mandi 6. Botol kamferspritus dan talk dalam tempatnya (bila masih dipergunakan)7. Pakaian pasien yang bersih : sarung, gulungan kain 8. Tempat untuk pakaian kotor9. Alas bokong / perlak 10. Kapas11. Sampiran.

8

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. FASE KERJA

Cara melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

7 Menyiapkan alat-alat di sebelah kanan pasien 2

8 Penderita diberitahu 29 Menutup pintu dan jendela, kalau perlu dipasang sampiran 210 Mencuci tangan 211 Menyingkirkan bantal dan guling yang tidak dipakai 212 Memasang selimut mandi, lipatan bagian atas dipegang oleh pasien, lipatan bagian

bawah ditarik bersama-sama dengan sepra atas dan selimut kearah kaki2

13 Menanggalkan pakaian atas pasien dan memasukkan ke dalam tempat pakaian kotor 214 Membentangkan handuk ukuran sedang di bawah kepala 215 Mencuci dengan bersih muka, telinga dan leher dengan waslap (untuk muka pasien

ditanyakan apakah pasien mau memakai sabun atau tidak) lalu keringkan2

16 Mengangkat handuk dari bagian kepala, dan digantung 217 Membentangkan handuk ukuran besar di atas dada pasien dan kedua tangan ada di atas

handuk tersebut yang jauh dari perawat lalu dicuci mulai dari jari-jari tangan sampai di ketiak.

2

18 Mengeringkan dengan handuk lalu memasukkan ke bawah selimut mandi 219 Melakukan dengan cara yang sama pada lengan yang lain 2

72

Page 73: Prosedur Utap Heru SWG

20 Meletakkan kedua tangan ke atas kepala 221 Menurunkan selimut mandi sampai perut bagian bawah 222 Membentangkan handuk di atas selimut mandi 223 Memandikan dengan bersih dada, ketiak, perut, kemudian dikeringkan dengan handuk 224 Menarik selimut mandi ke arah kepala pasien sampai menutup dada 225 Mengganti air di baskom dengan air yang bersih 226 Memiringkan pasien dan membentangkan handuk di belakang punggung 227 Memandikan bagian kuduk, punggung sampai ke bokong 228 Mengeringkan dengan handuk 229 Menggosok kamferspritus dengan sedikit tekanan sampai kering dan tidak boleh

dikipas2

30 Menuangkan talk pada telakap tangan perawat, diratakan kemudian digosokkan pada kuduk, punggung, dan bokong pasien secara merata, memasang gurita

2

31 Mengenakan pakaian atas yang bersih lalu diterlentangkan kembali 232 Menanggalkan pakaian bawah dan dimasukkan ke dalam tempat pakaian kotor 233 Membetangkan handuk id bawah tungkai yang jauh dari perawat dengan posisi lutut

ditekuk1

34 Mencuci dengan bersih jari-jari kaki, telapak kaki sampai paha lalu keringkan, dilakukan pada kaki yang lain dengan cara yang sama

2

35 Mengganti air di baskom dengan air yang bersih 236 Membetangkan handuk di bawah bokong, mencuci dengan bersih alat kelamin dan

sekitarnya sampai paha, kemudian keringkan dengan handuk.2

37 Menaburkan talk sedikit pada lipatan paha, lalu diratakan dengan kapas, pada laki-laki juga di bawah scrotum, membuang kapas ke dalam tempat sampah

2

38 Mengenakan pakaian bawah pasien 239 Menarik selimut dan seprai atas ke atas bersama bagian bawah seliut mandi 240 Angkat selimut mandi, digantungkan pada rak handuk 241 Merapikan pasien dan membereskan tempat tidur 242 Membersihkan semua alat dan dikembalikan ketempatnya masing-masing 143 Mencuci tangan 244 Membuka kembali pintu dan jendela 1D. Fase terminasi 222 Mengevaluasi respon klien 223 Menyampaikan rencana tindak lanjut 224 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional25 Ketenangan 226 Melakukan komunikasi terapeutik 227 Menjaga keamanan pasien 228 Menjaga keamanan perawat/diri 2

Total : 100

73

Page 74: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR PERAWATAN VULVA HYGIENE

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

NoASPEK YANG DINILAI Bobot

NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1 A. Persiapan alat

1. Kapas sublimat atau desinfektan 2. Pinset 3. Bengkok 4. Pispot 5. Tempat cebok yang berisi larutan desinfektan sesuai dengan kebutuhan6. Pengalas 7. Sarung tangan

10

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. FASE KERJA

7 Memberitahu pasien 5

8 Membawa alat-alat ke dekat pasien 49 Atur posisi pasien 410 Pasang pengalas dan pispot diletakkan di bawah bokong pasien 411 Gunakan sarung tangan 812 Lakukan tindkaan higiene vulva dengan tangan kiri membuka vulva memakai kapas

sublimat dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan8

13 Kemudian ambil kapas sublimat dengan pinset lalu bersihkan vulva dari atas ke bawah dan kapas kotor di buang ke bengkok. Lakukan hingga bersih

8

14 Setelah selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien. 415 Merapikan pasien 416 Membereskan alat-alat, lalu dibawa ke spoolhok untuk dibersihkan, dikeringkan dan

dikembalikan ke tempat semula4

17 Mencuci tangan 5D. Fase terminasi18 Mengevaluasi respon klien 219 Menyampaikan rencana tindak lanjut 220 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional21 Ketenangan 422 Melakukan komunikasi terapeutik 423 Menjaga keamanan pasien 424 Menjaga keamanan perawat/diri 4

74

Page 75: Prosedur Utap Heru SWG

Total : 100

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR MELATIH ROM (RANGE OF MOTION) ATAU RPS (RENTANG

PERGERAKAN SENDI No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1 1. Tempat tidur

2. Tirai /sampiran 4

B. Fase orientasi :2 Mengucapkan salam 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menjelaskan langkah prosedur 25 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien 26 Menjaga privasi klien 2C. FASE KERJA7 Cuci tangan 108 Membantu klien dalam posisi tidur terlentang 89 Melatih pergerakan otot dan persendian dimulai dari kepala, dan leher 1010 Melatih pergerakan otot dan persendian pada bahu, siku, pergelangan tangan, jari-jari

tangan10

11 Melatih pergerakan otot dan persendian pada pinggul, lutut, pergelangan kaki dan jari-jari kaki

10

12 Melakukan pergerakan secara fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi 10D. Fase terminasi13 Mengevaluasi respon klien 214 Catat sendi yang dilatih, adanya edema 415 Catat nyeri yang timbul saat latihan, adanya batasan ROM dan toleransi klien terhadap

latihan4

16 Mengucapkan salam 2E. Penampilan profesional17 Ketenangan 418 Melakukan komunikasi terapeutik 419 Menjaga keamanan pasien 420 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

75

Page 76: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR MEMBANTU KLIEN AMBULASI

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Persiapan alat1 1. Alas kaki klien

2. Belt untuk membantu menjaga keseimbangan klien (untuk klien gangguan keseimbangan)

5

B. Fase orientasi :

2 Mengucapkan salam 2

3 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan ambulasi klien 2

4 Menjelaskan langkah prosedur 2

5 Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien seberapa jauh dan kemana akan berjalan

2

6 Menjaga privasi klien 2

C Fase Kerja

7 Turunkan ketinggian tempat tidur 5

8 Bantu klien pada posisi duduk disisi tempat tidur, kaji adanya pusing, kaji tanda vital 6

9 Bantu klien menggunakan alas kaki 5

10 Kenakann transfer belt disekitar pinggang klien bila klien tidak stabil 5

11 Kaji klien untuk berdiri, kaji keseimbangan klien ke posisi semula bila lelah. Pastikan klien tidak memegang leher perawat

6

12 Posisikan diri disamping klien (pada posisi kaki yang lebih lemah), bila menggunakan sabuk maka pegang sabuk dibagian pinggang dan tangan lain di bawah siku pada lengan yang di fleksikan

6

13 Bila klien menggunakan infus, letakan tiang infus sejajar dengan lokasi penusukan infus, instruksikan klien memegang tiang infus

5

14 Bila klien menggunakan kateter anjurkan klien untuk membawa kateter lebih rendah dan selang tidak tertarik

5

76

Page 77: Prosedur Utap Heru SWG

15 Coba beberapa langkah, kaji kekuatan dan keseimbangan klien, anjurkan klien untuk melihat kedepan

6

16 Bila klien kelelahan atau pusing kembali ketempat tidur atau bantu klien untuk duduk 5

D. Fase terminasi

17 Pastikan rencana ambulasi selanjutnya berdasarkan kemampuan klein yang di harapkan / normalnya

5

18 Mengevaluasi respon klien 2

19 Perubahan tanda vital dan alat bantu yang digunakan 4

20 Catat jarak yang di tempuh 2

21 Mengucapkan salam 2

E. Penampilan profesional

22 Ketenangan 4

23 Melakukan komunikasi terapeutik 4

24 Menjaga keamanan pasien 4

25 Menjaga keamanan perawat/diri 4

Total : 100

77

Page 78: Prosedur Utap Heru SWG

TOOLS : PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILANPROSEDUR STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

No : Stage : Nama Teruji : Tanggal : Observer : Nilai : ..... *)Coret K / TK Tanda tangan : *) K :kompeten TK: Tidak K kompeten

No ASPEK YANG DINILAI Bobot NilaiYa Tdk

A. Komponen-komponen dasar komunikasi1 a. Komunikator

b. Komunikanc. Pesand. Variabel pesan:

1) Komunikasi verbal2) Komunikasi non verbal3) Suara/bunyi4) Keterampilan komunikasi5) Setting6) Media7) Umpan balik8) Lingkungan

10

B. Fase orientasi :2 Memberikan salam terapeutik disertai mengulurkan tangan jabatan tangan 23 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan 24 Menyepakati kontrak. Kesepakatan berkaitan dengan kesediaan klien untuk

berkomunikasi, topik, tempat, dan lamanya pertemuan2

5 Melengkapi kontrak. Pada pertemuan pertama perawat perlu melengkapi penjelasan tentang identitas serta tujuan interaksi agar klien percaya kepada perawat

2

6 mengumpulkan data tentang klien, sebagai dasar dalam membuat rencana interaksi 27 membuat rencana pertemuan secara tertulis, yang akan di implementasikan saat

bertemu dengan klien2

8 Menyepakati masalah. 29 Menjaga privasi klien 2C. FASE KERJA10 Mengeksplorasi

Tekhnik ini digunakan untuk menggali lebih jauh masalah yang dialami klien, supaya masalah tersebut dapat diatasi. Tehnik ini juga sangat bermanfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan gambaran yang detail tentang masalah yang dialami klien

6

11 Mendengarkan dengan aktifa. Active listening

Ellis Gates, and Kenworthy,(2000), menjelaskan bahwa mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian akan menunjukkan pada orang tersebut bawa apa yang dikatakannya merupakan hal penting dan dia adalah orang yang berarti (Suryani,2005:49). Geldard,D,1998 mengemukakan bahwa active listening adalah merefleksikan apa-apa yang telah dikatakan oleh seseorang untuk

10

78

Page 79: Prosedur Utap Heru SWG

memfasilitasi pemahaman kita tentang maknanya, penentuan masalah utamanya dan pemecahan masalah bersama, (dikutip dari Suryani, 2005:50).

b. Open question dan closed ended questionPertanyaan terbuka digunakan pada saat perawat membutuhkan jawaban banyak dari klien, sedangkan pertanyaan tertutup bila jawaban yang dibutuhkan singkat saja. Pertanyaan yang terlalu banyak tidak bernilai terapeutik, karena akan membingungkan klien. Tahap ini paling sering digunakan pada tahap orientasi.

c. RestatingMaksud mengulang adalah mengulangi kembali pikiran utama yang disampaikan oleh klien, tekhnik ini digunakan untuk mendukung listening. Hal ini menunjukkan bahwa perawat sedang mendengarkan dan memvalidasi, menguatkan dan mengembalikan perhatian klien tentang sesuatu yang telah diucapkan. Tekhnik bernilai terapeutik karena klien akan merasa penting dan diperhatikan yang akan menambah kepercayaan pada perawat.

d. ClarificationKlarifikasi adalah menjelaskan kembali ide atau pikiran klien yang tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan kembali arti dari ungkapannya. Nilai terapeutiknya yaitu membantu mengklarifikasi perasaan,ide, dan persepsi klien serta memberikan kejelasan tentang hubungan antara perasaan,ide, dan persepsi klien dengan tindakannya. Pada saat mengklarifikasi, perawat tidak boleh menambahkan apa yang dikatakan klien juga tidak boleh menambahkan informasi. Tekhnik paling sering digunakan pada tahap kerja.

12 Refleksi berbagai persepsiSharing perceptionMembagi persepsi adalah meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan atau pikirkan. Tekhnik ini digunakan ketika perawat merasakan atau melihat ada perbedaan antara respon verbal dan respon nonverbal.

10

13 Memfokuskan Penggunaan tekhnik memfokuskan, bertujuan memberikan kesempatan kepada klien untuk membahas masalah inti dan mengarahkan komunikasi klien pada pencapaian tujuan. Dengan demikian akan terhindar dari pembicaraan tenpa arah dan penggantian topik. Tekhnik ini sangat sering digunakan pada fase kerjaMengidentifikasi tema:Tekhnik ini sangat bermanfaat pada awal tahap kerja untuk memfokuskan pembicaraan pada masalah yang benar-benar dirasakan. Perawat perlu tanggap terhadap cerita klien disampaikan dan harus mampu menangkap tema dari seluruh pembicaraan tersebut

10

14 Menyimpulkan Perawat dan klien bersama-sama menyimpulkan hasil pembicaraan, dan digunakan untuk menyamakan ide, pikiran yang sama saat akan mengakhiri pertemuan. Manfaat dari tekhnik ini antara lain : (1) memfokuskan pada topik yang relevan; (2) membantu perawat dalam mengulang aspek utama interaksi; (3) membantu klien untuk merasa bahwa perawat memahami pesannya; dan (4) membantu klien untuk mengulang informasi dan membuat tambahan atau mengoreksi terhadap informasi sebelumnya.

10

D. Fase Terminasi15 Mengevaluasi pencapaian tujuan interaksi yang telah dilakukan, evaluasi ini disebut

evaluasi objektifMeminta klien menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan atau respon objektif setelah tindakan dilakukan sangat berguna pada tahap terminasi

4

16 Melakukan evaluasi subjektif, dilakukan dengan menanyakan perasaan klien setalah berinteraksi atau setelah melakukan tindakan tertentu

4

17 Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Hal ini sering disebut pekerjaan rumah (planning klien) bagi klien.

4

18 Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya, kontrak yang perlu disepakati adalah topik, waktu dan tempat pertemuan.

4

E. Penampilan profesional19 Ketenangan Melakukan komunikasi terapeutik 420 Menjaga keamanan pasien 421 Menjaga keamanan perawat/diri 4

79

Page 80: Prosedur Utap Heru SWG

Total : 100

80