Prosto

19
Hukum Ante : “Seluruh luas ligamen perodonsium gigi harus paling sedikit sama, atau melebihi seluruh luas ligamen periodonsium gigi yang diganti”. MOUTH PREPARATION Sebelum gigi tiruan dibuat, perlu dilakukan persiapan-persiapan dalam RM, antara lain : a. SURGICAL : 1. Gigi malposisi / extruded 2. Tuberositas yg besar 3. Tulang eksotosis dan torus b. PERIODONTAL 1. Periodontal disease dan kontrol plak 2. Adanya suprabony pocket C. ENDODONTIK 1. Gigi non vital 2. Gigi abutment yg dirawat endodontik d. ORTHODONTIC 1. Gigi abutment : koreksi inklinasi gigi penyangga 2. Occlusal plane 3. Edentulous spans e. RESTORATIVE 1. Menghilangkan karies

description

pros

Transcript of Prosto

Hukum Ante :

Seluruh luas ligamen perodonsium gigi harus paling sedikit sama, atau melebihi seluruh luas ligamen periodonsium gigi yang diganti. MOUTH PREPARATIONSebelum gigi tiruan dibuat, perlu dilakukan persiapan-persiapan dalam RM, antara lain :a. SURGICAL : 1. Gigi malposisi / extruded 2. Tuberositas yg besar 3. Tulang eksotosis dan torus b. PERIODONTAL 1. Periodontal disease dan kontrol plak 2. Adanya suprabony pocket C. ENDODONTIK1. Gigi non vital2. Gigi abutment yg dirawat endodontik d. ORTHODONTIC 1. Gigi abutment : koreksi inklinasi gigi penyangga 2. Occlusal plane 3. Edentulous spanse. RESTORATIVE 1. Menghilangkan karies 2. Replacement restorasi PRINSIP-PRINSIP PREPARASI GIGI PEGANGANUntuk dapat memahami dan mengerjakan preparasi pada gigi pegangan / pilar/ abutment dengan benar, perlu kiranya pemahaman terlebih dahulu mengenai beberapa macam finish line ( garis akhir preparasi yang terletak di daerah cemento enamel junction ). Didalam preparasi GTC dikenal adanya 4 macam finish line :

1. Shoulderless / knife edge / tanpa pundak

Bentuk ini biasanya dibuat pada gigi-gigi pegangan yang tipis atau pada GTC dengan retainer terbuat dari bahan yang mempunyai kekuatan

tepi cukup kuat. Biasanya pada preparasi mahkota 3/4, mahkota penuh, mahkota berjendela dengan retainer terbuat dari bahan logam campur.

2. Shoulder / berpundak

Bentuk ini kurang baik untuk mahkota penuh dengan bahan logam sebagai retainer-nya (full cast crown), karena disini ada kesukaran di dalam mewujudkan pertemuan yang akurat antara tepi retainer dengan tepi pundak gigi pegangan untuk mengatasi keadaan biasanya pada pundak tersebut dibuat bevel. Preparasi macam ini dibuat pada gigi pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi, sehingga pada tepi retainer tersebut mempunyai ketebalan (contoh pada resin akrilik mahkota jaket).

3. Chamfer finish line

Bentuk ini akan menyebabkan kekuatan yang diterima oleh gigi pilar menjadi berkurang, sehingga mencegah terjadinya kerusakan semen sebagai bahan perekat yang ada diantara retainer dengan gigi pilar.

Biasanya untuk retainer jenis mahkota penuh (full veneer cast crown).

4. Partial shoulder / berpundak sebagian

Bentuk ini mempunyai pundak pada bagian bukal atau labial, kemudian akan menyempit pada daerah proksimal dan akhirnya hilang lama sekali pada daerah palatinal / lingual. Maksud bentuk ini untuk memberi ketebalan pada bagian bukal / labial yang akan ditempati oleh resin akrilik / porselain sebagai facing. Kasus yang sering terjadi yaitu pada gigi premolar 1 & 2 atas / bawah dengan retainer full metal crown with porcelain / acrylic resin veneer.

KOMPONEN-KOMPONEN GTC 1. Gigi Abutment/penyangga /pegangan :Gigi asli atau akar yang telah dipreparasi untuk penempatan retainer dan yang mendukung bridge tersebut. RetainerBagian dari GTC yang dilekatkan pada gigi abutment. Pontik/Dummy Bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang dan memperbaiki fungsinya. Connector/Joint Bagian dari GTC yang menghubungkan retainer dan pontik. Unit Setiap bagian GTC yang meliputi Retainer atau Pontik.MACAM-MACAM GTC1. Fixed-Fixed Bridge : Bridge yang connectornya bersifat rigid / kaku. Bisa digunakan pada gigi anterior/posterior Connector dikerjakan dengan pematrian / soldering atau one piece casting.

2. Fixed Movable Bridge :

Bridge yang connectornya yang satu rigid dan yang satunya non rigid/movable (bisa bergerak).

Sifat-sifat individu gigi secara alami mempunyai individual movement. Movable berfungsi untuk meredam tekanan (stress breaker).

3. Spring Bridge :

Bridge yang mempunyai pontik jauh dari retainer dan dihubungkan dengan palatal bar.

Indikasi :

pada kasus di mana gigi anterior terdapat diastema (kasus yang mengutamakan estetis).

4. Cantilever Bridge : Satu ujung bridge melekat secara rigid/kaku pada retainer sedang ujung yang lain bebas/menggantung.

Biasanya dibuat pada pasien yang menghendaki sedikit jaringan gigi asli yang dikurangi tetapi tetap tidak lepas dari kriteria retensi dan stabilisasi.5. Compound Bridge :

Kombinasi dari 2 tipe bridge.

6. Complex Bridge :

Jembatan bilateral meliputi dua sisi rahang yang menggantikan sejunlah gigi dengan kegiatan fungsi yang berbeda.BENTUK/DESAIN PONTIK1. Saddle pontic

- Adalah pontik yang paling dapat menjamin estetika karena seluruh bentuk pontik menggantikan seluruh bentuk gigi yang hilang.

- Sering menyebabkan inflamasi jaringan lunak di bawah pontik, karena pontik ini menutup seluruh edentulous ridge.

- Hal di atas menyebabkan sisa makanan tidak bisa keluar sehingga kebersihan kurang

- Desain menyerupai gigi asli karena dapat mengganti seluruh gigi yang hilang tanpa merubah bentuk anatominya sehingga bentuk bagus

2. Ridge Lap pontic

- Tidak menempel edentulous pada permukaan lingual, palatinal

- Yang menempel adalah permukaan buccal, labial

- Mencegah impaksi dan akumulasi makanan tapi tidak mengabaikan faktor estetika, untuk gigi anterior

3. Hygienic pontic

- Sama sekali tidak menempel pada edentulous ridge (mengantung) sehingga self cleansing terjamin

- Untuk gigi Molar bawah, karena letaknya yang dibelakang sehingga kalau pontik menggantung tidak terlihat

- Kenapa dipakai dibawah:

a. Makanan bebas keluar masuk

b. Supaya tidak inflamasi

c. Menumpuknya sisa makanan di bawah - karena pengaruh grafitasi

d. Untuk Premolar estetis masih terlihat sehingga tidak digunakan bentuk

ini.

4. Conical pontic/Spheroid pontic

- Hampir sama dengan Hygienic pontic dan Ridge Lap pontic

- Mempunyai bentuk konus pada daerah yang menempel pada jaringan lunak

- Mempunyai kecenderungan untuk terjadi akumulasi sisa makanan

Buat alat dan bahan di baca aja ya bro di BPSL blok 11 sama blok 12...:)Preparasi gigi molar

1. PREPARASI BIDANG OKLUSAL

a. Membuat alur panduan untuk pengurangan bidang oklusal (guiding grooves for

occlusal reduction)

Tujuan pembuatan alur panduan (guiding grooves) bidang oklusal ini yaitu memberikan panduan

saat preparasi agar bentuk preparasi pada bidang oklusal sesuai dengan anatomi gigi dan juga

meminimalkan jaringan keras gigi yang hilang dalam upaya mendapatkan ruang yang cukup untuk

ketebalan logam.

1. Buatlah alur dengan kedalaman 1-1,5 mm dengan menggunakan round-end tapered diamond

bur pada fosa sentral, mesial dan distal bidang oklusal dan hubungkan sehingga membentuk

saluran (channel) di sepanjang alur bagian tengah oklusal (central groove) yang meluas ke

distal dan mesial marginal ridge

2. Buatlah alur dengan kedalaman 1-1,5 mm dengan menggunakan round-end tapered diamond

bur pada developmental groove bukal dan lingual gigi, serta pada tiap triangularridge diawali

dari puncak cusp (cusp tip) hingga ke dasar cusp

Tujuan pembuatan bevel pada functional cusp adalah menyediakan ruang untuk logam sehingga

didapatkan ketebalan logam yang cukup pada daerah yang berkontak oklusi (oklusi sentrik)

dengan gigi antagonis. Apabila bevel tersebut tidak dibuat, maka ketebalan logam kurang

sehingga terjadi overkontur restorasi.

a. Pada area yang permukaan oklusalnya kontak dengan permukaan oklusal gigi antagonis,

buatlah alur dengan kedalaman 1,5 mm, menggunakan round-end tapered diamond bur

dengan memposisikan mata bur pada angulasi 45 terhadap sumbu gigi sehingga terbentuk

bevel pada functional cusp (gambar 3).

Melakukan pengurangan pada bidang oklusal (occlusal reduction)

Setelah alur panduan (guiding groove) dibuat, struktur gigi yang tersisa di antara alur

panduan tersebut dikurangi menggunakan round-end tapered diamond bur.

Lakukan cek oklusi sentrik dengan menggunakan kertas artikulasi

PREPARASI BIDANG AKSIAL

a. Membuat alur panduan untuk pengurangan bidang aksial (guiding grooves for axial

reduction)

Buatlah 3 buah alur panduan pada bidang bukal dan lingual gigi yang sejajar dengan sumbu

gigi, menggunakan round-end tapered diamond bur

Kedalaman alur panduan pada daerah servikal tidak boleh melebihi dari ketebalan mata bur.

Bila dilihat dari oklusal, alur panduan bagian oklusal tampak lebih dalam dibandingkan bagian

servikal (gambar 6).

b. Melakukan pengurangan pada bidang aksial (axial reduction) dan pembuatan

chamfer (bahu liku)

5. PEMERIKSAAN HASIL PREPARASI

Dilakukan dengan cara visual yaitu melihat dengan satu mata dengan jarak pandang kurang

1. lebih 30 cm (gambar 9) (Shillingburg et al, 1997) atau dengan bantuan sonde lurus

6. PENGHALUSAN (FINISHING)

Gunakan torpedo fine-finishing bur atau torpedo white stone untuk menghaluskan permukaan

gigi yang telah dipreparasi dan margin chamfer (gambar 10).

Cek permukaan gigi yang telah dipreparasi dan margin chamfer menggunakan

1. sonde,permukaan tersebut harus terasa sehalus permukaan kaca

Tahapan kerja preparasi untuk dowel cast-crown/ mahkota pasak

DEKAPUTASI MAHKOTA GIGI

a. Lakukan pemotongan sisa jaringan keras gigi (dekaputasi) (gambar20). Buatlah dua lubang

menggunakan round diamond bur pada permukaan bidang labial setinggi interdental papil

kemudian lubang tersebut ditembus ke arah palatal menggunakan fissure diamond bur sambil

digerakkan ke arah mesial dan distal mengikuti garis servikal mahkota atau sepanjang

cemento enamel junction (CEJ) hingga seluruh mahkota terdekaputasi.Selanjutnya dilakukan pembentukan atap akar (bentukan bidang labial dan palatal)

menggunakan fissure diamond bur tadi dengan sudut kemiringan arah labio palatal > 90

(membentuk sudut tumpul). Keliling servikal dibentuk tepat setinggi gingival. Tunjukkan

instruktur.

c. Pada permukaan labial, kedalaman preparasi mencapai 1-2 mm ke dalam sulkus gingiva,

sedangkan bagian lingual preparasi harus tepat pada tepi gingiva. Puncak atap preparasinya

dibuat tumpul atau landai dan tepi-tepi nya dihaluskan dengan flat-end tapered bur.

PENGURANGAN GUTTAP POINT

a. Oleh karena pengisian saluran akar secara single cone (penuh setinggi orifice) maka perlu

dilakukan pemotongan guttap point.

b. Lakukan pengukuran panjang kerja pasak tuang (Rumus : panjang kerja pasak tuang =

panjang mahkota klinis atau 2/3 dari panjang akar) dan catat hasilnya (gambar 23)

Guttap point dikurangi dengan menggunakan gates glidden drill yang telah diberi stopper

sesuai panjang pasak yang telah ditentukan, kemudian lakukan pengurangan secara

berurutan dari ukuran gates glidden drill yang terkecil dengan menggunakan tekanan yang

ringan. Sisa guttap point dalam saluran akar minimal 4 mm.

d. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl dan aquadest untuk

membersihkan dari kotoran dan sisa-sisa guttap percha. Tunjukkan instruktur.

PREPARASI SEAT UNTUK PASAK TUANG

a. Buat preparasi seat untuk dudukan inti pasak tuang dengan diameter preparasi seat + 1/3

diameter akar gigi. Bentukan seat untuk gigi insisif adalah triangular dengan puncak

triangular ke arah lingual, sedangkan pada gigi kaninus berbentuk oval ke arah labio-lingual.

Bentuk preparasi seat yang bulat akan menyebabkan retensi menjadi kurang baik. Irigasi

dengan larutan NaOCl dan aquadest untuk membersihkan dari kotoran.

Buat preparasi kontra bevel mengelilingi tepi bagian luar preparasi seat dengan

menggunakan flame diamond bur (gambar 27). Tunjukkan instruktur.

Periksa ulang bentukan seat pasak dengan menggunakan paper clip yang diluruskan dan

malam biru. Malam biru dilelehkan di nyala api bunsen brander kemudian dilekatkan pada

paper clip. Setelah itu, segera masukkan paper clip ke dalam saluran akar hingga mengeras

kemudian keluarkan dari dalam saluran akar dengan hati-hati. Lihat bentukan saluran akar

dan seat pasak, tunjukkan instruktur.

Tahapan kerja preparasi mahkota sementara

MENCETAK ANATOMIS

Siapkan bahan cetak elastomer (putty) dan lakukan manipulasi bahan tersebut (perhatikan

working dan setting timenya).

Putty elastomer diletakkan pada sendok cetak sebagian, kemudian dicetakkan pada model RA

yang belum dilakukan preparasi abutment.

Setelah mengeras (perhatikan setting time), tuunjukkan pada instruktur hasil cetakan tersebut

dan jangan dilepas dari sendok cetak.

ANATOMI LANDMARK

INTRA ORAL MAXILLAE Gbr. 9. Outline sendok cetak perorangan pada model studi RA dan RB

RA : (A) Hamular Notches, (B) Fovea Palatina, (C) Frenum attachments ; RB : (A) distal retromolar pad, (B) external oblique ridge, (C) frenulum bukalis, (D) perlekatan frenulum labialis, (E) tuberositas lingualis, (F) ridge mylohyoid, (G)perlekatan frenulum lingualis

KLASIFIKASI KEHILANGAN GIGI

Kennedy

1. Klasifikasi Kennedy Klas I (Bilateral Free End Saddle) ( GTSL yang saddlenya bilateral dan berada di belakang gigi asli (gigi penyangga)

Modifikasi dari klas ini didapatkan jika ada bounded saddle yang lainyaContoh : * Klasifikasi Kennedy Klas I modifikasi 1

Klasifikasi Kennedy Klas I modifikasi 2

2. KLASIFIKASI KENNEDY KLAS II (UNILATERAL FREE END SADDLE) GTSL yang saddlenya unilateral (unilateral free end ) dan berada di belakang gigi asli. Kondisi ini hanya kehilangan gigi pada satu sisi rahang.

Contoh : Pada kasus ini terdapat 3 bounded saddle ( Klasifikasi Kennedy Klas II modifikasi 3

3. KLASIFIKASI KENNEDY KLAS III (BOUNDED SADDLE) Kehilangan gigi pada satu sisi rahang dan saddlenya mempunyai support anterior dan posterior

Contoh : Terdapat bounded saddle di sisi rahang lainnya ( KLASIFIKASI KENNEDY KLAS III MODIFIKASI 1

4. KLASIFIKASI KENNEDY KLAS IVSingle Bounded Saddle yang bearda di daerah anterior.Tidak ada modifikasi pada klas IV