Protokol Notaris
-
Upload
aulia-prima-putra -
Category
Documents
-
view
33 -
download
8
description
Transcript of Protokol Notaris
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasal 1 angka 8 Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 30
Tahun 2004 Tetang Jabatan Notaris (UU Jabatan Notaris) memberikan pengertian Protokol Notaris adalah
kumpulan dokumen-dokumen notaris yang terdiri dari Minuta Akta, Gross Akta, dan akta-akta lainnya, yang
mana terkategori sebagai arsip negara yang wajib disimpan dan dipelihara oleh Notaris sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.1
Selain memposisikan protokol notaris sebagai arsip negara dan mewajibkan para notaris untuk
menyimpan dan menjaga protokol notarisnya. Apabila notaris yang bersangkutan cuti atau meninggal
dunia maka notaris yang bersangkutan wajib menyerahkan protokol kepada notaris pengganti yang
kemudian dibuatkan berita acara penyerahannya untuk selanjutnya disampaikan kepada Majelis Pengawas
Wailayah. Selain itu, Pasal 65 ayat (3) UU Jabatan Notaris juga mengamanatkan terhadap protokol notaris
yang telah berusia lebih dari 25 tahun untuk diserahkan kepada Majelis Pengawas Daerah (MPD) untuk
disimpan. UU Jabatan Notaris juga memberikan sanksi kepada notaris yang tidak menjalankan amanah
Pasal 1 angka 13 UU Jabatan Notaris. Sanksi tersebut antara lain berupa peringatan tertulis,
pemberhentian sementara, pemberhentian dengan hormat, hingga pemberhentian dengan tidak hormat.
Ketatnya aturan dan beratnya sanksi untuk menjaga protokol notaris ini tidak berbanding lurus
dengan solusi yang diberikan oleh undang-undang kepada para notaris mengenai penyimpanan protokol
notaris ini. Sebab bagaimanapun juga sebagaimana yang kita ketahui arsip negara merupakan dokumen
yang sangat penting sehingga tidak boleh sampai hilang ataupun musnah. Sedangkan jika arsip negara
yang penting ini disimpan pada tempat biasa seperti rumah atau kantor maka resiko untuk hilang atau
musnahnya arsip ini sangat tinggi. Kondisi ini tidak dicermati oleh penyusun undang-undang sehingga UU
Jabatan tidak memberikan keterangan dengan jelas tentang bagaimana dan dimana protokol notaris ini
disimpan. Berdasarkan kondisi tersebut penulis tertarik untuk menyusun karya ilmiah tentang
“Penyimpanan Protokol Notaris Sebagai Arsip Negara”.
1 Lihat Pasal 1 angka 13 Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 jo Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 Tetang Jabatan Notaris
BAB IIPEMBAHASAN
2.1. Mekanisme Penyimpanan Protokol Notaris Menurut UU Jabatan Notaris
Pasal 1 angka 13 UU Jabatan Notaris tidak memberikan secara terperinci mengenai penyimpanan
protokol notaris. Undang-undang ini hanya memerintahkan notaris untuk menyimpan protokol notaris
sebagai arsip negara. Yang dimaksud dengan protokol notaris adalah kumpulan dokumen seperti Minuta
Akta (Bundel Minuta akta), Buku Daftar Akta / Repertorium, Buku Daftar Surat dibawah tangan yang di
Sahkan, Buku Daftar Surat dibawah tangan yang di Bukukan, Klaper Daftar Akta, Klaper daftar surat
dibawah akta yang di sahkan, Buku daftar Protes, Buku daftar Wasiat, dan Buku daftar koperasi.2
Undang-Undang Jabatan Notaris ini hanya mengatur tentang penyerahan protokol notaris kepada
notaris sementara apabila notaris yang bersangkutan cuti dikarenakan diangkat sebagai pejabat negara
maka protokol notarisnya harus diserahkan kepada notaris pengganti yang ditunjuknya dan notaris
pengganti ini merupakan pemegang sementara protokol notaris tersebut, yang apabila notaris yang
bersangkutan telah tidak menjabat sebagai pejabat negara maka protokolnya diserahkan kembali oleh
notaris pengganti.3 Sedangkan apabila seorang notaris meninggal dunia maka setelah diberitahukan oleh
keluarga/ahli waris dari notaris tersebut maka akan ditunjuk pejabat sementara notaris oleh Majelis
Pengawas Daerah paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak notaris meninggal dunia. Selanjutnya
pejabat sementara notaris harus mengumpulkan seluruh protokol notaris yang meninggal dunia tersebut
dan menyerahkannya kepada Majelis Pengawas Daerah paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak
notaris yang besangkutan meninggal dunia.4
2.2. Mekanisme Penyimpanan Arsip Negara
Pengertian arsip di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 tentang
“KETENTUAN POKOK KEARSIPAN “ pada Bab I Pasal I yang berbunyi sebagai berikut :
2 Lihat Pasal 62 Tahun 2004 jo Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 Tetang Jabatan Notaris dan http://perlengkapan-notaris.blogspot.co.id/p/buku-notaris.html, pada tanggal 23 November 2015.3 Lihat Pasal 11 ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) dan Pasal 32 Undang-Undang No. 30 Tahun Tahun 2004 jo Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 Tetang Jabatan Notaris 4 Lihat Pasal 35 ayat (3) dan ayat (4), Ibid.
1. Arsip adalah naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga Negara dan Badan-badan
Pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok
dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintah;
2. Arsip adalah naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan Swasta dan/atau
perorangan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok,
dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
Sebagai naskah-naskah rekaman yang bersifat urgent maka diperlukan mekanisme penyimpanan yang
tepat demi menjaga keadaan arsip tersebut. Berdasarkan Pasal 1 angka 15 Undang-Undang No. 43 Tahun
2009 Tentang Kearsipan menetapkan ANRI sebagai lembaga pengelola arsip nasional sedang untuk
tingkat daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota dibentuk Badan Arsip daerah sebagai lembaga
pengelola arsip daerah. Lembaga-lembaga ini yang kemudian mengatur, merawat, dan mengelola arsip
negara dan menjaga kondisi serta keotentikannya. Sebagai bentuk aktifitasnya lembaga arsip ini
melakukan pemeriksaan, perawatan, dan penyelamatan arsip secara berkala. Selain itu, berdasarkan
Pasal 21 UU Kearsipan ANRI berwenang untuk menentukan depot tempat penyimpanan arsip. Sehingga
dengan mekanisme-mekanisme tersebut maka arsip-arsip yang ada akan terjamin keamanan dan
keasliannya.
BAB IIIPENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka penulis berkesimpulan mengenai protokop notaris perlu
dibangun “Kerjasama Penyimpanan Arsip”. Dengan melihat urgensi protokol notaris sebagai arsip negara
maka tidak ada salahnya apabila organisasi notaris membangun kerjasama dengan badan-badan
kearsipan negara dalam hal penyimpanan, perawatan, dan pengelolaan terhadap protokol notaris. Dengan
adanya kerjasama ini maka protokol notaris akan lebih terjamin dan terjaga ketimbang disimpan pada
rumah ataupun kantor notaris.