Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama

8
TUGAS MATA KULIAH HUKUM KETENAGAKERJAAN ’ RESUME ‘ SEMINAR : OPTIMALISASI PERJANJIAN KERJA BERSAMA SEBAGAI LANGKAH MINIMALISASI DEMO BURUH OLEH RACHARDY ANDRIYANTO 090710101240 KELAS A

description

Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama

Transcript of Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama

Page 1: Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama

TUGAS MATA KULIAH HUKUM KETENAGAKERJAAN

’ RESUME ‘

SEMINAR : OPTIMALISASI PERJANJIAN KERJA BERSAMA

SEBAGAI LANGKAH MINIMALISASI DEMO BURUH

OLEH

RACHARDY ANDRIYANTO

090710101240

KELAS A

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama

Untuk mengetahui hak dan kewajiban secara pasti dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan ketenangan kerja maka perlu adanya suatu

pedoman/aturan dalam pelaksanaan hubungan kerja.

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah suatu kesepakatan secara tertulis

dengan menggunakan bahasa Indonesia yang dibuat secara bersama – sama antara

pengusaha atau beberapa pengusaha dengan organisasi serikat pekerja/gabungan

organisasi serikat pekerja yang sudah terdaftar pada instansi yang bertanggung jawab

dibidang ketenagakerjaan.

Berdasarkan pengertian tersebut, PKB mengatur mengenai perjanjian antara

serikat pekerja/beberapa serikat pekerja dengan pengusaha/beberapa

pengusaha/perkumpulan pengusaha. Istilah serikat pekerja/serikat buruh berdasarkan

Pasal 1 angka 17 UU Ketenagakerjaan, adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh,

dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat

bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan,

membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan

kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.

Serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/ serikat buruh

harus tercatat dan telah terdaftar dalam instansi yang bertanggung jawab di bidang

ketenagakerjaan, yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia

Organisasi serikat pekerja ini minimal mempunyai anggota 50 % lebih dari

seluruh Karyawan yang ada di perusahaan. Persyaratan ini harus dipenuhi karena

kalau kurang maka dapat berkoalisi dengan organisasi serikat pekerja sampai

mencapai 50 % lebih atau dapat juga meminta dukungan dari karyawan lainnya.

Dalam hal suatu perusahaan terdapat lebih dari 1 serikat pekerja/buruh maka yang

berhak mewakili pekerja/buruh adalah serikat pekerja/buruh yang memiliki anggota

lebih dari 50 % dari seluruh jumlah pekerja/buruh di perusahaan tersebut.

Adapun dasar dibuatnya perjanjian Kerja Bersama ini merujuk pada  Undang –

undang No. 18 Tahun 1956 yang diratifikasi dari Konvensi No. 98 Organisasi

Perburuhan Internasional (ILO) mengenai berlakunya dasar - dasar dari hak untuk

berorganisasi dan berunding bersama, Kemudian oleh pemerintah dikeluarkan :

1.   Undang - undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang diatur mulai

dari pasal 115 sampai dengan 135;

Page 3: Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama

2.   Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Kep/48/Men/IV/2004

tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan dan

Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.

Fungsi Perjanjian Kerja Bersama adalah sarana untuk memuat dan menuangkan

kesepakatan baru yang didasari atas kesepakatan antara serikat pekerja/buruh dengan

pengusaha yang disebut Lex Special artinya sebuah prodak yang tidak diatur dalam

Undang – undang maka dia akan menjadi normatif bila mana sudah disepakati dan

dituangkan dalam PKB serta telah diketahui oleh Dinas yang terkait dan mengikat

kedua belah pihak untuk dilaksanakan.

Tujuan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama :

1.      Mempertegas dan memperjelas hak – hak dan kewajiban pekeja dan pengusaha

2.   Memperteguh dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis dalam

perusahaan

3.   Memetapkan secara bersama syarat – syarat kerja keadaan industrial yang

harmonis dan atau hubungan ketenagakerjaan yang belum diatur dalam peraturan

perundang –undangan.

Manfaat Perjanjian Kerja Bersama :

1.   Baik pekerja maupun pengusaha akan lebih memahami tentang hak dan kewajiban

masing – masing

2.   Mengurangi timbulnya perselisihan hubungan industrial atau hubungan

ketenagakerjaan sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi dan

peningkatan usaha

3.   Membantu ketenangan kerja pekerja serta mendorong semangat dan kegaitan

bekerja yang lebih tekun dan rajin

4.   Pengusaha dapat menganggarkan biaya tenaga kerja (labour cost) yang perlu

dicadangkan atau disesuaikan dengan masa berlakunya PKB.

Pengaturan hubungan kerja terdiri dari :

Perjanjian kerja laut

Perjanjian antar kerja antar negara (AKAN)

Perjanjian kerja antar kerja antar daerah

Perjanjian kerja untuk waktu tertentu

Page 4: Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama

PKB mencakup dan memberi kejelasan tentang hal-hal berikut:

a) Nama, tempat kedudukan dan alamat serikat pekerja.

b) Nama, tempat kedudukan dan alamat perusahaan.

c) Nomor serta tanggal pencatatan serikat pekerja pada instansi yang bertanggung

jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota.

d) Hak dan kewajiban pengusaha, hak dan kewajiban serikat pekerja serta pekerja.

e) Syarat - syarat dan kondisi kerja.

f) Cara- cara penyelesaian perbedaan pendapat antara Serikat Pekerja dan

Pengusaha.

g) Tata tertib perusahaan.

h) Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya PKB.

i) Tanda tangan, nama jelas para pihak pembuat PKB.

Ketentuan dalam perjanjian kerja bersama tidak boleh bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam 1 (satu) perusahaan hanya dapat dibuat 1 (satu) PKB yang berlaku bagi

seluruh pekerja/ buruh di perusahaan. Pembuatan PKB disusun secara musyawarah

dan harus dilandasi dengan itikad baik antara pihak pengusaha dengan pekerja, yang

artinya harus ada kejujuran dan keterbukaan para pihak serta kesukarelaan/kesadaran

tanpa ada tekanan dari satu pihak terhadap pihak lain.

Apabila dalam musyawarah penyusunan PKB tidak mencapai kesepakatan,

maka penyelesaiannya dilakukan melalui prosedur penyelesaian perselisihan

hubungan industrial. Penyelesaian melalui prosedur penyelesaian perselisihan

hubungan industrial dapat dilakukan melalui lembaga penyelesaian perselisihan

hubungan industrial.

Page 5: Resume Hukum Ketenagakerjaan - Perjanjian Kerja Bersama

PKB harus dibuat secara tertulis dengan huruf latin dan menggunakan bahasa

Indonesia. Dalam hal terdapat PKB yang dibuat tidak menggunakan bahasa Indonesia,

maka PKB tersebut harus diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah

tersumpah. Apabila PKB dibuat dalam bahasa Indonesia, dan kemudian

diterjemahkan ke dalam bahasa lain dan menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka

PKB yang berlaku adalah yang dibuat dalam bahasa Indonesia.

Dalam pasal 123 Undang-Undang no.13/2003 menyatakan masa berlaku PKB

paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun

berdasarkan kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan serikat pekerja.

Perundingan pembuatan PKB berikutnya dapat dimulai paling cepat 3 (tiga) bulan

sebelum berakhirnya PKB yang sedang berlaku. Apabila perundingan tidak mencapai

kesepakatan, maka PKB yang sedang berlaku,  akan tetap berlaku untuk paling lama 1

(satu) tahun ke depan.

Dengan adanya PKB, perusahaan akan mendapat penilaian positif dari

Pemerintah karena dianggap sudah mampu menjalankan satu hubungan yang

harmonis dengan pekerjanya yang diwakili oleh pengurus serikat pekerja. Akan

tercipta suatu hubungan industrial yang kondusif antara perusahaan dan pekerja 

karena berkurangya perselisihan kerja yang terjadi.

Pekerja pun akan mempunyai kinerja yang lebih produktif dan termotivasi

karena semua aturan di jalankan dengan baik sesuai kesepakatan bersama. Kepuasan

akan hak, memicu pekerja untuk berterima kasih dan menjaga semua aset-aset yang

dimiliki oleh perusahaan.