Resus Ny. M(Prolaps Tali Pusat)
-
Upload
vivirahmania -
Category
Documents
-
view
240 -
download
7
description
Transcript of Resus Ny. M(Prolaps Tali Pusat)
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUS
PROLAPS TALI PUSAT
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan KlinikBagian Ilmu Obsgyn Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :Nuurin ilma karimah
20110310092
Diajukan Kepada :dr. Tri Budianto , Sp.OG
BAGIAN ILMU OBSGYN RSUD KOTA JOGJAFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2015
RM.01.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUS
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : M Nama Suami : Y
Umur : 25 Umur : 30
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Agama : islam Agama : islam
Pekerjaan : ibu rumah tangga Pekerjaan : buruh
Alamat : sokoliman I
Tanggal Masuk RS : 9 0ktober 2015
Tanggal Pemeriksaan : 9 oktober 2015
II. SUBYEKTIF
Tanggal 9 Oktober 2015 (Autoanamnesis)
1. Keluhan Utama :
Kenceng – kenceng, tali pusat menumbung
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
G1P0A0 rujukan RS wonosari dengan fetal compromised, tali pusat menumbung, hamil post
date usia kehamilan 41 minggu dalam persalinan kala I fase laten.
3. Riwayat Menstruasi
Umur Menarke : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Sakit Waktu Menstruasi : -
HPHT : 23 desember 2014
RM.02.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUSHPL : 30 september 2015
UK : 41 minggu
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
NO Tgl/Thn PartusTempat
PartusUK
Jenis
PersalinanPenolong
Penyul
itJK/BB
Keadaan
Anak
Sekarang
1 2015 Hamil ini
5. Riwayat Hamil Ini
Hamil muda : mual (+), muntah (+), perdarahan (-), Lain-lain (-).
Hamil tua : kesemutan (+), pandangan kabur (-), pusing (-), sakit kepala (-),
perdarahan (-)
6. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit asma, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, TBC disangkal, pernah
menjalani operasi fibroadenoma mamae
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi, asma, Diabetes mellitus, kanker, penyakit hati, penyakit jantung,
epilepsy, TBC disangkal.
8. Riwayat Ginekologi
Infertilitas, polip serviks, infeksi virus, kanker kandungan disangkal.
9. Riwayat KB
Belum pernah
10. Riwayat ANC
Kontrol ANC rutin dilakukan di Klinik.
RM.03.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUS
11. Riwayat Psikososial
Status perkawinan 1x, lama perkawinan dengan suami ± 1,5 tahun
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang diharapkan.
Pengambilan keputusan dalam keluarga bersama-sama.
III. OBYEKTIF (9 Oktober 2015)
Pemeriksaan Fisik
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign Antropometri
Tekanan Darah : 100/70 mmHg Tinggi Badan : 153 cm
Nadi : 88 x/menit Berat Badan : 61 kg
Pernapasan : 22x/menit IMT : 26, 06 kg/m2
Suhu : 36,5oC, aksila Status Gizi : Normal/Baik
Kepala : Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
Mata : Palpebra: Oedema - / -, conjungtiva: anemis - / -, sklera: ikterik - / -
Telinga : Simetris, discharge (-)
Hidung : Deviasi septum (-), discharge (-)
Mulut : Bibir kering (-), lidah kotor (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Thorax : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis kanan dan kiri
Palpasi : fokal fremitus taktil kanan = kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : S1 - S2 reguler, suara nafas vesikuler + / +, rhonki - / -,
wheezing - / -
Abdomen (Status Ginekologis) :
a) Pemeriksaan Luar
1) Inspeksi : Perut tampak membesar, tidak ada stria gravidarum.
RM.04.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUS2) Auskultasi : Peristaltik (+), Bising usus (+)
3) Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), massa (-), TFU 33 cm
4) Perkusi : Tympani
Abdomen (Status Obstetrik) :
b) Pemeriksaan Luar
5) Inspeksi : Perut tampak membesar sesuai umur kehamilan, tidak ada stria
gravidarum.
6) Palpasi : Janin tunggal, letak memanjang
Leopold I : Teraba bagian lunak (bokong)
Leopold II : Teraba bagian keras memanjang di sebelah kanan (puka)
Leopold III : Teraba bagian keras (kepala)
Leopold IV : Kepala masuk panggul (divergen)
HIS (+) 2x/25”/lemah, TFU 33 cm, TBJ 3410 gram
Rumus TBJ = (TFU - 11) x 155
= (33 - 11) x 155
= 3410 gram
7) Auskultasi : Peristaltik usus (+), DJJ irreguler
Ekstremitas : Edema (-), Varises (-)
Pemeriksaan Dalam : cervix tipis menipis, teraba tali pusat di depan kepala, kepala turun di
Hodge 2 pembukaan 2 cm
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Rutin 09 Oktober 2015 pukul 05.30
PARAMETER HASIL NILAI NORMAL UNIT
HEMATOLOGY AUTOMATIC
Leukosit 24,8 4,0 - 10,6 10e3/ul
Eritrosit 4,41 3.90 - 5.50 10e6/ ul
Hemoglobin 11,6 12,0 - 16,0 gr/dl
Hematokrit 35,3 37 – 47 %
RM.05.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUSMCV 80,0 81 – 99 Fl
MCH 26,3 27 – 31 Pg
MCHC 32,9 33-37 gr/dL
Trombosit 203 150-450 10e3/uL
Differential Telling Mikroskopis
Neutrofil% 88,0 50-70 %
Limfosit% 4,9 20-40 %
Monosit% 6,7 3-12 %
Eosinofil% 0,4 0.5-5.0 %
Baosil% 0,0 0-1 %
Neutrofil# 21,00 2-7 10^3/uL
Limfosit# 1,21 0.5-1 10^3/uL
Monosit# 1,66 0.12-1.2 10^3/uL
Eosinofil# 0,12 0.02-0.50 10^3/uL
Basofil# 0,00 0-1 10^3/uL
Penunjang
Golongan Darah A Slide Aglutinasi
Waktu Pendarahan 2’30” <6 Menit
Waktu Penjendalan 7’00” <12 Menit
Kimia
Glukosa Darah
Sewaktu106 70-140 Mg/dL
Imunoserologi
HbsAg Negatif Negatif Imunochromatology
Pemeriksaan Darah Rutin 09 Oktober 2015 pukul 10.00
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 11,1 12,0 - 16,0 gr/dl
Hematokrit 35,3 37 – 47 %
RM.06.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUS
V. DIAGNOSIS
G1P0A0 fetal compromised tali pusat menumbung
VI. TERAPI
Seksio sesaria
VII. FOLLOW UP
Tanggal 9 Okttober 2015 Pukul 19.45
S : nyeri kepala, nyeri bekas operasi, demam
O : KU : sedang Kesadaran : Compos Mentis
TD : 100/60 mmHg N : 88 x/m
RR : 20 x/m Suhu : 38 oC
A : P1A0 post persalinan perabdomen fetal compromised tali pusat menumbung hari ke-0
P : Cefotaxim 1 g/12 jam IV
Ketolorolac 30 mg/ 8 jam IV
Infus Paracetamol 500mg/drip
Tanggal 10 Okttober 2015 Pukul 07.00
S : nyeri jahitan bekas operasi ketika bergerak dan tertekan namun tidak mengganggu VAS (1),
BAB (-), BAK (+), ASI (-)/(-)
O : KU : baik Kesadaran : Compos Mentis
TD : 100/70 mmHg N : 88 x/m
RR : 28 x/m Suhu : 36,5 oC
A : P1A0 post persalinan perabdomen fetal compromised tali pusat menumbung hari ke-1
P : Cefotaxim 1 g/12 jam IV
Ketolorolac 30 mg/ 8 jam IV
RM.07.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PROLAPS TALI PUSAT
A. Definisi
Prolaps tali pusat merupakan kompilkasi yang jarang terjadi, kurang dari 1 per 200
kelahiran, tetapi dapat mengakibatkan tingginya kematian janin. Oleh karena itu, diperlukan
keputusan yang matang dan pengelolaan segera. Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat keluar
dari uterus sebelum janin.
Tali pusat (funis) memanjang dari umbilikalis sampai ke permukaan fetal plasenta.
Fungsi tali pusat sebagai sirkulasi darah janin sebelum lahir. Darah arteri dari plasenta mengalir
ke janin melalui vena umbilikalis dan dengan cepat mengalir ke hati kemudian masuk ke vena
kava inferior. Darah mengalir ke foramen ovale dan masuk ke atrium kiri, tidak lama kemudian,
darah muncul di aorta dan arteri di daerah kepala. Sebagian darah mengalir melalui jalan pintas
di hati dan menuju ke duktus venosus.
B. Diagnosis
Pemeriksaan tali pusat dilakukan pada setiap pemeriksaan dalam saat persalinan
Setelah ketuban pecah, lakukan lagi pemeriksaan tali pusat bila ibu memiliki faktor
risiko seperti di tabel berikut. Bila ibu tidak memiliki faktor risiko dan ketuban jernih,
pemeriksaan tali pusat tidak perlu dilakukan.
Secara umum Terkait prosedur khusus
Multiparitas
Berat lahir kurang dari 2500 g
Prematuritas
Anomali kongenital
Presentasi sungsang
Letak lintang, oblik, atau tidak
stabil
Anak kedua dari kehamilan ganda
Polihidromnion
Bagian janin yang terpresentasi
Amniotomi
Menipulasi janin pervaginam
setelah ketuban pecah
Versi sefalik eksternal
Versi podalik internal
Induksi persalinan
Insersi transducer tekanan uterus
RM.08.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUSbelum engaged
Plasenta letak rendah atau abnormal
Jika pecah ketuban terjadi spontan, denyut jantung janin normal, dan tidak ada faktor
risiko prolaps tali pusat, pemeriksaan vagina tidak perlu dilakukan bila ketuban jernih
Setelah ketuban pecah, periksa pula denyut jantung janin. Curigai adanya prolaps tali
pusat bila ada perubahan pola denyut jantung janin yang abnormal setelah ketuban
pecah atau amniotomi
Prolaps tali pusat dapat dipastikan bila:
Tali pusat tampak atau teraba pada jalan lahir lebih rendah dari bagian terendah
janin (tali pusat terkemuka, saat ketuban masih utuh)
Tali pusat tampak pada vagina setelah ketuban pecah (tali pusat menumbung,
saat ketuban sudah pecah)
C. Klasifikasi
Prolaps tali pusat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
RM.09.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUSa) Tali pusat terkemuka : bila tali pusat berada di bawah bagian terendah janin dan ketuban
masih intak
b) Tali pusat menumbung : bila tali pusat keluar melalui ketuban yang sudah pecah, ke
serviks dan turun ke vagina
c) Occult prolapse : tali pusat berda disamping bagian terendah janin turun ke vagina tali
pusat dapat teraba atau tidak, ketuban dapat pecah atau tidak
D. Faktor Predisposisi
Multiparitas
Kehamilan multipel
Ketuban pecah dini
Hidramnion
Tali pusat yang panjang
Malpresentasi
E. Patofisiologi
Tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin dan jalan lahir akan mengurangi dan
menghilangkan sirkulasi plasenta. Bila tidak dikoreksi, komplikasi ini dapat menyebabkan
kematian janin.
Obstruksi yang lengakp dari tali pusat menyebabkan dengan segera berkurangnya detak
jantung janin (deselerasi variabel). Bila obstruksi hilang dengan cepat, detak jantung janin akan
kembali normal. Akan tetapi bila obstruksinya menetap terjadilah deselerasi yang berlanjut
dengan hipoksia langsung terhadap miokard sehingga mengakibatkan deselerasi yang lama.
Bila dibiarkan terjadi kematian janin.
Seandainya obstruksi sebagian, akan menyebabkan akselerasi detak jantung. Penutupan
vena umbilikalis mendahului penutupan arteri yang menghasilkan hipovolemi janin dan
mengakibatkan akselerasi jantung janin. Gangguan aliran darah yang lama melalui tali pusat
menghasilkan asidosis respiratoir dan metabolik yang berat, berkurangnya oksigenisasi janin,
bradikardia yang menetap, dan akhirnya kematian janin. Prolaps tali pusat tidak berpengaruh
langsung pada kehamilan atau jalannya persalinan.
F. Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
RM.010.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUSTali pusat terkemuka
Tekanan tali pusat oleh bagian terendah janin dapat diminimalisasi dengan posisi knee
chestatau Trendelenburg. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang menyediakan layanan seksio
sesarea.
Tali pusat menumbung
Perhatikan apakah tali pusat masih berdenyut atau tidak. Jika sudah tidak berdenyut, artinya
janin telah mati dan sebisa mungkin
pervaginam tanpa tindakan agresif.
Jika tali pusat masih berdenyut:
Berikan oksigen.
Hindari memanipulasi tali pusat.
Jangan memegang atau memindahkan
tali pusat yang tampak pada vagina
secara manual.
Posisi ibu Trendelenburg atau knee-
chest.
Dorong bagian terendah janin ke atas secara manual untuk mengurangi kompresi pada
tali pusat.
Segera rujuk ibu ke fasilitas yang melayani seksio sesarea. Pada saat proses transfer
dengan ambulans, posisi knee chest kurang aman, sehingga posisikan ibu berbaring ke kiri.
b. Tatalaksana Khusus
Di rumah sakit, bila persalinan pervaginam tidak dapat segera berlangsung (persalinan kala
I), lakukan seksio sesarea. Penanganan yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut:
o Dengan memakai sarung tangan steril/disinfeksi tingkat tinggi (DTT), masukkan
tangan melalui vagina dan dorong bagian terendah janin ke atas.
Posisi Knee-Chest
RM.011.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUSo Tangan yang lain menahan bagian terendah di suprapubis dan nilai keberhasilan
reposisi.
o Jika bagian terendah janin telah terpegang kuat di atas rongga panggul,
keluarkan tangan dari vagina dan letakkan tangan tetap di atas abdomen sampai operasi
siap.
o Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg IV secara perlahan untuk mengurangi
kontraksi uterus.
Bila persalinan pervaginam dapat segera berlangsung (persalinan kala II), pimpin persalinan
sesegera mungkin.
o Presentasi kepala: lakukan ekstraksi vakum atau cunam dengan episiotomi
o Presentasi sungsang: lakukan ekstraksi bokong atau kaki lalu gunakan forsep
Piper atau panjang untuk mengeluarkan kepala.
o Letak lintang: segera siapkan seksio sesaria
Siapkan segera resusitasi neonatus.
G. Prognosis
Komplikasi ibu seperti laserasi jalan lahir, ruptura uteri, atonia uteri karena anestesia,
anemia dan infeksi dapat terjadi sebagai akibat dari usaha menyelematkan bayi. Kematian
perinatal sekitar 20 – 30 %. Prognosis janin membaik dengan seksio sesarea secara liberal untuk
terapi prolaps tali pusat.
Pronosis janin bergantung pada beberapa faktor berikut :
Angka kematian untuk bayi prematur dengan prolaps tali pusat hampir 4 kali
lebih tinggi dari pada bayi aterm
Bila gawat janin dibuktikan oleh detak jantung yang abnormal, adanya cairan
amnion yang terwarnai oleh mekonium, atau tali pusat pulsasinya lemah maka
prognosis janin buruk
Jarak antara terjadinya prolaps dan persalinan merupakan faktor yang paling
kritis untuk janin hidup
Dikenalnya segera prolaps memperbaiki kemungkinan janin hidup
Angka kematian janin pada prolaps tali pusat yang letaknya sungsang atau
lintang sama tingginya dengan presentasi kepala. Hal ini menghapuskan
RM.012.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUSperkiraan bahwa pada kedua letak janin yang abnormal tekanan pada tali
pusatnya tidak kuat.
BAB III
RM.013.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUSKESIMPULAN
Prolaps tali pusat merupakan kompilkasi yang jarang terjadi, kurang dari 1 per 200
kelahiran, tetapi dapat mengakibatkan tingginya kematian janin. Oleh karena itu, diperlukan
keputusan yang matang dan pengelolaan segera. Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat keluar
dari uterus sebelum janin.
Faktor risiko prolaps tali pusat:
Multiparitas
Berat lahir kurang dari 2500 g
Prematuritas
Anomali kongenital
Presentasi sungsang
Letak lintang, oblik, atau tidak stabil
Anak kedua dari kehamilan ganda
Polihidromnion
Bagian janin yang terpresentasi belum engaged
Plasenta letak rendah atau abnormal
Prolaps tali pusat dapat dipastikan bila:
Tali pusat tampak atau teraba pada jalan lahir lebih rendah dari bagian terendah
janin (tali pusat terkemuka, saat ketuban masih utuh)
Tali pusat tampak pada vagina setelah ketuban pecah (tali pusat menumbung,
saat ketuban sudah pecah)
Menurut klasifikasi prolaps tali pusat pada kasus ini adalah Tali pusat menumbung
karena tali pusat keluar melalui ketuban yang sudah pecah, ke serviks dan turun ke vagina.
DAFTAR PUSTAKA
RM.014.
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
REFLEKSI KASUSKementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Kemenkes RI: Jakarta.
Prawiroharjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka: Jakarta.
Rangkuti. (2011). Kepuasan Pasien Terhadap Peleyanan ANC. Repository USU.
Yogyakarta, 12 Oktober 2015
Dokter Pembimbing
dr. Tri Budianto, Sp. OG
RM.015.