Asuhan Keperawatan 2 Ny, e
-
Upload
yori-naldi -
Category
Documents
-
view
46 -
download
3
description
Transcript of Asuhan Keperawatan 2 Ny, e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus,
atau oleh keduanya disebut pioderma. Penyebab utamanya ialah
Staphylococcus aureus dan Streptococcus B hemolyticus, sedangkan
Staphylococcus epidermidis merupakan penghuni normal di kulit dan jarang
menyerang infeksi. Faktor predisposisi pioderma adalah higiene yang kurang,
menurunnya daya tahan tubuh, dan telah ada penyakit lain di kulit. Salah satu
bentuk pioderma adalah selulitis yang akan dibahas pada referat ini.
Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan dermis
dan subkutis. Faktor risiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal
(robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pembuluh vena maupun
pembuluh getah bening. Lebih dari 40% penderita selulitis memiliki penyakit
sistemik. Penyakit ini biasanya didahului trauma, karena itu tempat
predileksinya di tungkai bawah. Gejala prodormal selulitis adalah demam dan
malaise, kemudian diikuti tanda-tanda peradangan yaitu bengkak (tumor),
nyeri (dolor), kemerahan (rubor), dan teraba hangat (kalor) pada area tersebut
(buku merah).
Prevalensi selulitis di seluruh dunia tidak diketahui secara pasti.
Sebuah studi tahun 2006 melaporkan insidensi selulitis di Utah, AS, sebesar
24,6 kasus per 1000 penduduk per tahun dengan insidensi terbesar pada
pasien laki-laki dan usia 45-64 tahun. Secara garis besar, terjadi peningkatan
kunjungan ke pusat kesehatan di Amerika Serikat akibat penyakit infeksi kulit
dan jaringan lunak kulit yaitu dari 32,1 menjadi 48,1 kasus per 1000 populasi
dari 1997-2005 dan pada tahun 2005 mencapai 14,2 juta kasus. Data rumah
sakit di Inggris melaporkan kejadian selulitis sebanyak 69.576 kasus pada
tahun 2004-2005, selulitis di tungkai menduduki peringkat pertama dengan
jumlah 58.824 kasus. Data rumah sakit di Australia melaporkan insidensi
selulitis sebanyak 11,5 per 10.000 populasi pada tahun 2001-2002.
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga
jaringan subkutan (Arif, 2000).
Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan
subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering
Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah
peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah samping
dan ke dalam (Herry, 1996).
Selulitis adalah infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam. Dengan
karakteristik sebagai berikut :
§ Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis
§ Mengenai pembuluh limfe permukaan
§ Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas
B. Etiologi
Penyakit Selulitis disebabkan oleh:
1. Infeksi bakteri dan jamur :
a. Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus
b. Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup
B
c. Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkan jamur termasuk
jarang Aeromonas Hydrophila.
d. S. Pneumoniae (Pneumococcus)
2. Penyebab lain :
a. Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
b. Kulit kering
c. Eksim
d. Kulit yang terbakar atau melepuh
e. Diabetes
2
f. Obesitas atau kegemukan
g. Pembekakan yang kronis pada kaki
h. Penyalahgunaan obat-obat terlarang
i. Menurunnyaa daya tahan tubuh
j. Cacar air
k. Malnutrisi
l. Gagal ginjal
C. Faktor yang Memperparah Perkembangan Selulitis
a. Usia
Semakin tua usia, kefektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan
darah berkurang pada bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi
mengalami infeksi seperti selulitis pada bagian yang sirkulasi darahnya
memprihatinkan.
b. Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)
Dengan sistem immune yang melemah maka semakin mempermudah
terjadinya infeksi. Contoh pada penderita leukemia lymphotik kronis dan
infeksi HIV. Penggunaan obat pelemah immun (bagi orang yang baru
transplantasi organ) juga mempermudah infeksi.
c. Diabetes mellitus
Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga
mengurangi sistem immun tubuh dan menambah resiko terinfeksi. Diabetes
mengurangi sirkulasi darah pada ekstremitas bawah dan potensial membuat
luka pada kaki dan menjadi jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.
d. Cacar dan ruam saraf
Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi
jalan masuk bakteri penginfeksi.
e. Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)
Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan
masuk bagi bakteri penginfeksi.
3
f. Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki
Infeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehinggan
menambah resiko bakteri penginfeksi masuk
g. Penggunaan steroid kronik
Contohnya penggunaan corticosteroid.
h. Penyalahgunaan obat dan alcohol
Mengurangi sistem immun sehingga mempermudah bakteri
penginfeksi berkembang.
i. Malnutrisi
Sedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran,
mempermudah timbulnya penyakit ini.
D. Patofisiologi
Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi
pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering
berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan pada orang dengan
diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat.
Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem vena serta
limfatik pada ke dua ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan
ditemukan kemerahan yang karakteristi hangat, nyeri tekan, demam dan
bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh
streptokokus grup A, streptokokus lain atau staphilokokus aereus, kecuali jika
luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit
ditentukan, untuk abses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur
pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini
biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran
bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan
gram pus menunjukkan adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan
berindurasi dan dapat mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi
mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis dan
infeksi derajat rendah.
4
E. Manifestasi Klinis
Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi.
Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat.
Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa
disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil.
Gejala lainnya adalah:
- Demam
- Menggigil
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Tidak enak badan.
F. Pemeriksaan Penunjang
Tidak membutuhkan prosedur lebih lanjut untuk sampai ke tahap
diagnosis (yang meliputi anamnesis,uji laboratorium, sinar x dll, dalam kasus
cellulite yang belum mengalami komplikasi yang mana criterianya seperti :
a. Daerah penyebaran belum luas
b. Daerah yang terinfeksi tidak mengalami rasa nyeri atau sedikit nyeri
c. Tidak ada tanda-tanda systemic seperti : demam, terasa dingin,
dehidrasi, tachypnea, tachycardia,hypotensi.
d. Tidak ada factor resiko yang dapat menyebabkan penyakit bertambah
parah seperti : Umur yang sangat tua, daya tahan tubuh sangat lemah.
Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka
untuk melakukan diagnosis membutuhkan penegakan diagnosis tersebut
dengan melakukan pemeriksaan lab seperti :
a. Complete blood count, menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan
rata-rata sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya
infeksi bakteri.
b. BUN level
c. Creatinine level
d. Culture darah
5
Pembuangan luka
a. Immunofluorescence : Immunofluorescence adalah sebuah teknik
yang dimana dapat membantu menghasilkan diagnosa sera pasti pada
kultur cellulites negative, tapi teknik ini jarang digunakan.
b. Penggunaan MRI juga dapat membantu dalam mendiagnosa infeksi
cellulites yang parah. Mengidentifikasi pyomyositis, necrotizing
fascitiis, dan infeksi selulitis dengan atau tanpa pembentukan abses
pada subkutaneus.
G. Penatalaksanaan
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah
dan organ lainnya.
Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin).
Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan).
Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan
suntikan antibiotik jika:
a. penderita berusia lanjut
b. selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya
c. demam tinggi.
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam
posisi terangkat dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan
pembengkakan.
H. Pencegahan
Jika memiliki luka,
a. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
b. Oleskan antibiotic
c. Tutupi luka dengan perban
d. Sering-sering mengganti perban tersebut
e. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
6
Jika kulit masih normal
a. Lembabkan kulit secara teratur
b. Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati
c. Lindungi tangan dan kaki
d. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial
I. Komplikasi
a. Bakteremia
b. Nanah atau local Abscess
c. Superinfeksi oleh bakteri gram negative
d. Lymphangitis
e. Trombophlebitis
f. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan
meningitis sebesar 8%.
g. Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene), dan
dimana harus melakukan amputasi yang mana mempunyai resiko
kematian hingga 25%.
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada Ny. S Dengan Kasus Cellulitis
Di Ruang Interne
I. Pengkajian
A. Data umum
Nama :Ny.” S “
Tgl Pengkajian : 15 Jan 2013
Umur :52 th
Tgl Masuk :22 Desember 2012
Jenis kelamin : ♀ (Perempuan)
No. Rm :042633
Status :Menikah
Agama :Islam
Pendidikan :Man Lubuk Alung
Alamat :Campago V Koto Kp.Dalam
Penanggung jawab :Suami
Nama :Tn.”S”
Umur :53 Th
Pekerjaan :Wiraswasta
II. Diagnosa medic : CELLULITIS
III. Anamnesa / Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien masuk rumah sakit melalui ruang IGD pada tanggal 22
desember 2012, kemudian klien dibawa ke ruangan interne dengan keluhan
klien mengatakan dia merasakan nyeri dikakinya, sakit kepala (+), dan
badannya panas.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Saat melakukan pengkajian pada tanggal 15 januari 2013, klien
merasakan masih mengatakan nyeri dikakinya, klien mengatakan pada daerah
8
sekitar kaki yang luka terasa gatal-gatal, klien mengatakan nafsu makannya
menurun, sebelum masuk rumah sakit BB 60 kg dan BB sekarang 57 kg.klien
tampak pucat, klien tampak gelisah dan meringis.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan 2 tahun yang lalu dia pernah dirawat dengan
penyakit yang sama.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama
dengan klien (keturunan), maupun penyakit yang lainnya.
5. Genogram :
Keterangan :
: Pasien
: laki- laki
: Perempuan
: Meninggal
: Hub. Menikah
: Tinggal Serumah
6. Pemeriksaan fisik
A. Kesadaran Umum : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD :150/90 mmHg
N : 80 x/i
P : 20 x/i
S :37,9 C˚
9
B. Kulit : Turgor kulit jelek , Kering .dan bersisik.
C. Kepala
- bentuk kepala : tidak ada kelainan
- rambut : rambut sedikit beruban dan kotor
- kulit kepala : berketombe
D. Mata
- Konjungtiva :tidak anemis
- Skelera :tidak ikterik
E. Hidung :tidak ada polip
F. Telinga :tidak ada serumen
G. Mukosa Lidah : kotor
- Gigi : lengkap , dan ada karies.
-mukosa lidah : lidah agak pucat
H. Leher : tidak ada kelenjer tyroid
I. Dada/ thorax
-I :Simetris kiri-kanan
-P :fremitus kiri-kanan
-P :Sonor
-A :veskuler
J. Abdomen
-I : perut tidak membuncit
-P :hati/lien tidak teraba
-P :Tympani
-A :Bu (+)
K. Genetalia : tidak ada kelainan, dan tidak terpasang kateter
L. Ekstermitas
-ekstermitas atas :tangan sebelah kiri terpasang infus
-ekstermitas bawah : sedikit edema pada kaki sebelah kiri
yang terkena ulkus
M. Nutrisi : klien mengatakan dia susah makan ,porsi makan
yang diberikan tidak habis dia hanya bisa menghabiskan 2-4
sendok porsi yang diberikan.
10
N. Kebiasaan tidur :klie mengatakan sering terbangun
bisa 3X terbangun dimalam hari. Klien hanya tidur 6-7 jam/hari.
O. Data psikolog
1. perilaku non verbal
Klien tidak pasif kepada perawat
2. perilaku verbal
a. cara menjawab :klien merespon baik setiap
ditanya
b.cara memberi informasi :pasien ramah dan sopan
3. emosi :pasien bisa mengontrol emosi
dengan baik
4. persepsi penyakit :pasien menerima
penyakitnya dan berusaha untuk berobat
5. konsep diri :pasien dalam keadaan stabil
6. adaptasi :pasien bisa menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar rumah sakit kesesama keluarga dan
perwat.
P. Pemeriksaan Laboratorium
Hb :9,5 mgdl
Ht :30 Vol %
Leukosit :19.290/m3
Trombosit :346.000/mm3
Q. Therapy
Transfusi 2 kolf
Pronalges supp k/L
Tu pakai axovexin
Injeksi
1.Omeprazole 1x1
2.Cefo 2x1
3.Ondan 3x1
IVPD RL
PCT 3x1 tab
11
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1
2
DS :
Klien
mengatakan
gatal-gatal di
sekitar kakinya
yang luka
Klien
mengatakan
kakinya,epidermi
s kulit
mengelupas karna
ulkus
DO :
Kaki disertai
ulkus tampak
menghitam
Adanya pus
Kaki yang
terkena ulkus
tampak memerah
dan bengkak
Luka klien
tampak basah
DS :
Klien
mengatakan nyeri
pada luka waktu
dan setelah
dibersihkan
Adanya ulkus
Adanya Ulkus
Gangguan integritas
kulit
Gangguan rasa
nyaman Nyeri
12
3
DO :
Klien tampak
gelisah saat
dibersihkan
Klien tampak
meringis
DS :
Klien
mengatakan nafsu
makanya
berkurang
Klien
mengatakan dia
hanya
mengahabiskan
2-4 sendok dari
porsi nasi yang
telah disediakan
DO :
Klien tampak
pucat
Klien tampak
lemah
Klien tampak
letih
Bb
sebelumnya:60kg
Bb sekarang: 57
kg
anoreksia Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari keutuhan
tubuh
13
DX. KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit b/d adanya ulkus
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
anoreksia
3. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d mobilitas fisik
RENCANA KEPERAWATAN
No DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN &
KRITERIA
HASIL
INTERVENSI RASIONAL
1. Resiko Gangguan
integritas kulit
berhubungan dengan
adanya ulkus
Tujuan :
Supaya tidak
terjadi infeksi
lanjut pada
ulkus
Supaya
keadaan kaki
yang terkena
ulkus kembali
normal.
Kriteria Hasil :
Dapat
menunjukan
perbaikan pada
kaki disekitar
ulkus tersebut
Monitor tanda-
tanda vital
Bersihkan luka
pada klien agar
tidak menjadi
infeksi lanjut
Berikan obat
obat sesuai
indikasi dokter
Supaya KU
pasien
terpantau
Supaya ulkus
pada klien
dapat
membaik dari
keadaan
sebelumnya
Untuk
mempercepat
penyembuhan
klien
14
2. Gangguan rasa
nyaman nyeri b/d
adanya ulkus
Tujuan :
Untuk
mengatasi
nyeri yang
dirasakan
klien
Kriteria Hasil :
Nyeri
pasien
berkurang
Pantau KU klien
Kaji karakteristik
nyeri dan skala
nyeri
Ajarkan dan
bantu klien
melakukan
relaksasi dan
distraksi
Beri posisi yang
nyaman
Ciptakan
lingkungan yang
tenang bagi klien
Kolaborasi :
berikan analgetik
sesuai indikasi
dan instruksi
dokter
Untuk
mengetahui
KU klien
Untuk
mengetahui
nyeri yang
dirasakan
klien
Untuk
mengurangi
rasa nyeri
yang diderita
klien
Untuk
memberikan
kenyamanan
bagi klien
Untuk
mengurangi
strees dan
beban yang
diderita klien
sekaligus
memberikan
kenyamanan
Untuk
mempercepat
penyembuhan
klien
15
3. Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
anoreksia
Tujuan :
Supaya
memenuhi
kebutuhan
nutrisi klien
Kriteria Hasil :
Nafsu
makan
klien
meningkat
Klien
tidak pucat
dan lemah
lagi
Jelaskan pada
klien dan
keluarga tentang
manfaat nutrisi
Timbang BB
klien tiap 2 hari
Beri nutrisi
dengan diet
lembek
Berikan porsi
kecil tapi sering
Kolaborasi
Konsultasi
dengan ahli gizi
Supaya
keluarga
mengerti dan
paham tentang
asupan gizi
Untuk
memantau
apakah BB
bertambah
atau tidaknya
Supaya tidak
menganggu
pencernaan
klien
Untuk
meningkatkan
asupan gizi
pasien
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selulitis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri Streptoccocus dan S. aureus, yang menyerang jaringan subkutis dan
daerah superfisial. Faktor resiko untuk terjadinya infeksi ini adalah trauma
lokal (robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pada pembuluh
balik (vena) maupun pembuluh getah bening. Daerah predileksi yang sering
terkena yaitu wajah, badan, genitalia, dan ekstremitas atas dan ekstremitas
bawah. Pada pemeriksaan klinis selulitis: adanya makula erimatous, tepi tidak
meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas. Diagnosis
penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis.
Penanganan perlu memperhatikan faktor predisposisi dan komplikasi yang
ada.
B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan da kurangnya
rujukan atau referensi yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna, bagi penulis
khususnya dan juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2008
Fitzpatrick, Thomas B. Dermatology in General Medicine, seventh edition. New York: McGrawHill: 2008
Pandaleke, HEJ. Erisipelas dan selulitis. Fakultas kedokteran Universitas Samratulangi; Manado. Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 1997
Herchline TE. 2011. Cellulitis. Wright State University, Ohio, United State of America.
Morris, AD. 2008. Cellulitis and erysipelas. University Hospital of Wales, Cardiff, UK. 1708
Concheiro J, Loureiro M, González-Vilas D, et al. 2009. Erysipelas and cellulitis: a retrospective study of 122 cases. 100(10): 888-94
Wolff K, Johnson RA, Fitspatricks: color atlas and synopsis of clinically dermatology. New York: McGrawHill. 2008
Eron LJ. 2008. Cellulitis and Soft-Tissue Infections. American College of Physicians.
Kertowigno S. 2011. 10 Besar Kelompok Penyakit Kulit. Unsri press, Palembang, Indonesia, hal: 146-149
Swartz MN. 2004. Cellulitis. New England Journal of Medicine. 350:904-12McNamara DR, Tleyjeh IM, Berbari EF, et al. 2007. Incidence of lower
extremity cellulitis: a population based stud in Olmsted county, Minnesota. 82(7):817-21
Arnold HL, Odom RB, James WD. Andrew’s Disieases of the Skin, Clinical Dermatology 8th. Philadelphia, London, Toronto: WB saunders Co, 1990- 27778
Isselbacher, Baraundwald, Wilson. 1994. Harrison’s Principles of Internal Medicine, Internasional edition. Mcgraw Hill Book Co, Singapore
18
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian.................................................................................. 2
B. Etiologi........................................................................................ 2
C. Faktor yang Memperparah Perkembangan Selulitis............ 3
D. Patofisiologi................................................................................ 4
E. Manifestasi Klinis...................................................................... 5
F. Pemeriksaan Penunjang........................................................... 5
G. Penatalaksanaan........................................................................ 6
H. Pencegahan................................................................................ 6
I. Komplikasi................................................................................. 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian................................................................................. 8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 17
B. Saran .......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
19ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Kami dapat menyusun
makalah ini yang berjudul “ Cellulitis" tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini Kami menghaturkan rasa hormat dan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing dan semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk itu Kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan sarannya, Kami mengucapkan
terimakasih.
Pariaman, Februari 2013
Kelompok I
20i