Ringkas Buku

2
Muhammad Nurseha Dwi 145030100111088 PENGUKURAN KINERJA DAN MANAJEMEN BERBASIS KINERJA Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi adalah menilai kinerja pegawai. Kinerja dapat dimaknai sebagai perilaku yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Motivasi kerja dan kemampuan kerja merupakan dimensi yang cukup penting dalam penentuan kinerja. Motivasi sebagai sebuah dorongan dalam diri pegawai akan menentukan kinerja yang dihasilkan. Begitu juga dengan kemampuan kerja pegawai, dimana mampu tidaknya karyawan dalam melaksanakan tugas akan berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan. Semakin tinggi kemampuan yang dimiliki karyawan semakin menentukan kinerja yang dihasilkan. Sedangkan penilaian kinerja adalah upaya untuk membandingkan apa yang dicapai seseorang dengan standar yang ada, yang bertujuan mendorong kinerja seseorang.. Salah satu factor yang mempengaruhi efektivitas kinerja yaitu, kemampuan dan kepentingan penilaian serta respon pihak yang dinilai. Dalam penilaian kinerja ada dua pendekatan utama, yaitu pendekatan perilaku yang menilai cara untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan dan pendekatan hasil yang menilai ketetapan hasil sesuai dengan rencana. Manajemen organisasi berbasis kinerja dibentuk karena dorongan tekanan terhadap organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah, serta perusahaan milik pemerintah, dan organisasi public lainnya. Sebelumnya, pengukuran kinerja berfokus pada pengendalian input pemenuhan standar, dan kepatuhan pengukuran outcome, hasil, manfaat, dan dampak

description

Kinerja Organisasi Sektor Publik

Transcript of Ringkas Buku

Page 1: Ringkas Buku

Muhammad Nurseha Dwi145030100111088

PENGUKURAN KINERJA DAN MANAJEMEN BERBASIS KINERJA

Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia dalam

organisasi adalah menilai kinerja pegawai. Kinerja dapat dimaknai sebagai perilaku yang

diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Motivasi kerja dan kemampuan kerja

merupakan dimensi yang cukup penting dalam penentuan kinerja. Motivasi sebagai sebuah

dorongan dalam diri pegawai akan menentukan kinerja yang dihasilkan. Begitu juga dengan

kemampuan kerja pegawai, dimana mampu tidaknya karyawan dalam melaksanakan tugas

akan berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan. Semakin tinggi kemampuan yang

dimiliki karyawan semakin menentukan kinerja yang dihasilkan. Sedangkan penilaian kinerja

adalah upaya untuk membandingkan apa yang dicapai seseorang dengan standar yang ada,

yang bertujuan mendorong kinerja seseorang.. Salah satu factor yang mempengaruhi

efektivitas kinerja yaitu, kemampuan dan kepentingan penilaian serta respon pihak yang

dinilai. Dalam penilaian kinerja ada dua pendekatan utama, yaitu pendekatan perilaku yang

menilai cara untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan dan pendekatan hasil yang menilai

ketetapan hasil sesuai dengan rencana.

Manajemen organisasi berbasis kinerja dibentuk karena dorongan tekanan terhadap

organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah, serta perusahaan milik pemerintah, dan

organisasi public lainnya. Sebelumnya, pengukuran kinerja berfokus pada pengendalian input

pemenuhan standar, dan kepatuhan pengukuran outcome, hasil, manfaat, dan dampak

terhadap masyarakat. Apabila pengukuran kinerja hanya berfokus pada input dan output saja,

bukan pada outcome, manfaat, dan dampak terhadap masyarakat, mengakibatkan organisasi

public tidak akan mampu melihat keberadaannya sendiri bahwa organisasi itu ada untuk

melayani masyarakat. Manajemen berbasis kinerja merupakan suatu metode untuk mengukur

kemajuan program atau aktivitas yang dilakukan organsisasi sektor publik dalam mencapai

hasil atau outcome yang diharapkan oleh klien, pelanggan, dan stakeholder lainnya. Tujuan

penilaian kinerja sector public antara lain yaitu, pertama mengetahui tingkat ketercapaian

tujuan organisasi dalam menunjukkan apakah organisasi berjalan sesuai arah atau

menyimpang. Kedua, menyediakan sarana pembelajaran pegawai yang bertujuan untuk

memperbaiki hasil dari usaha yang telah dilakukannya. Dan ketiga, memperbaiki kinerja

periode- periode berikutnya yaitu agar terciptanya budaya berprestasi di dalam organisasi

sehingga kinerja dalam organisasi di masa mendatang harus lebih baik lagi dari sebelumnya.