Salmah
-
Upload
muhammad-faizal -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
description
Transcript of Salmah
Dzakiyy Hadiyan Achyar
Muhammad Syukur
Rian Hermana
2012KONSEP IBADAT HAJI DALAM ISLAM
Table of ContentsCover.......................................................................................................................................1
Table of Contents....................................................................................................................2
Pengertian Haji pada Syarak ...................................................................................................3
Latar Belakang .......................................................................................................................3
Jenis Ibadah Haji......................................................................................................................4
Syarat-syarat Haji mengikut Mazhab Syafie.............................................................................5
Filsafat Pelaksanaan Ibadah Haji..............................................................................................5
Rukun Haji ..............................................................................................................................8
Dam Haji..................................................................................................................................8
Haji Mabrur ............................................................................................................................9
Bumi Mekah..........................................................................................................................12
Makam Ibrahim.....................................................................................................................12
Hajarul Aswad ......................................................................................................................13
Telaga Zam-Zam....................................................................................................................13
2
Pengertian Haji pada Syarak
Mengerjakan haji (Bahasa Arab: حج Ḥajj "ziarah") merupakan salah satu
daripada Rukun Islam yang lima. Setiap orang Islam yang mempunyai kemampuan, diwajibkan
mengerjakan haji ke Makkah sekali seumur hidup. Firman Allah Taala :
( عن غني الله فإن كفر ومن سبيال إليه استطاع من البيت حج الناس على ولله
نالعالمي )
Ertinya: "Menjadi suatu kewajipan ke atas setiap manusia (orang-orang mukmin) pergi
mengerjakan haji ke Baitullah, iaitu bagi mereka yang mempunyai kemampuan. Barangsiapa
yang kufur (ingkar), maka ketahuilah bahawa sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu pun) daripada pihak lain (alam)."
Haji pada syarak ialah mengunjungi Baitullah Al-Haram dalam bulan-bulan haji kerana
mengerjakan tawaf, sai'e dan wukuf di Arafah dengan menurut syarat-syaratnya serta
menunaikan segala wajib-wajibnya.
Latar Belakang
Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi
dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk
umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya
saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya.
Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan
apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-
Qur'an dan sunnah rasul. Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang
dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim(nabinya agama Tauhid).
Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi
Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar
3
Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk
mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail.
Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan
Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.
Jenis Ibadah Haji
Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah
SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.
Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun
hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula
yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah
berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji
dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.
Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.
Haji ifrad , berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang
bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah.
Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian
ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila
ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk
melaksanakan umrah.
Haji tamattu' , mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan
umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan
pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat
juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama,
tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
Haji qiran , mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang
dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk
melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian
4
ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai
selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah,
melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.
Syarat-syarat Haji mengikut Mazhab Syafie
1. Islam: Orang kafir tidak wajib mengerjakan Haji malah tidak sah ibadat Haji yang
mereka kerjakan.
2. Merdeka: Hamba tidak wajib mengerjakan Haji.
3. Mukallaf .
4. Berkemampuan dengan syarat:
Berkuasa membayar segala perbelanjaan bagi mengerjakan ibadat Haji sehingga
selesai dan kembali ke tanah air.
Ada kenderaan pergi dan balik.
Disyaratkan mempunyai bekalan yang cukup untuk saraan nafkah orang yang di
bawah tanggungannya.
Tidak mengalami kesulitan teruk semasa berada di dalam kenderaan.
Aman perjalanan.
Manakala bagi perempuan pula ditambah: Terdapat kawan perempuan berserta wanita Islam
yang boleh dipercayai.
Filsafat Pelaksanaan Ibadah Haji
Haji merupakan ibadah yang memiliki rukun-rukun yang sangat kompleks, dan tiap amalan
tersebut mengandung rahasia tertentu. Adapun` rahasianya adalah sebagai berikut :
5
Rahasia memakai ihram
Mengingatkan bahwa kelak jika kita meninggal mengenakan kain kafan untuk
membungkus tubuh kita.
Memperkuat kemauan
Menjauhi syahwat
Menghilangkan perbedaan daam masyarakat
Rahasia thawaf
Ibarat berkumpul dan berkeliling hati di sekitar kesucian Allah.
Menyerupai para malaikat yang mendekati Allah dan mengelilingi arsy
Menyatakan kebesaran Baitullah
Rahasia mencium al-Hajru al-aswad
Ibarat melekukan janji dengan Allah intuk mentaati-Nya.
Rahasia sa’i antara ash-Shafa dan al-Marwah
Mengenang perbuatan Ibu Isma’il
Menumbuhkan rasa syukur pada waktu memperoleh apa yang dibutuhkan walaupun
sudah lelah.
Untuk memohon turunnya rahmat Allah dan untuk mengharapkan ampunan serta
kerelaan-Nya.
Mengingatkan akan mondar-mandirnya antara dua daun neraca al Mizan dengan
mengumpamakan as-Shafa dengan daun neraca kebaikan dan al-Marwah dengan daun neraca
kejahatan.
Rahasia wuquf di Arafah
Mengingatkan lapangan luas tempat dimana semua umat berkumpul pada hari kiamat.
Menyerahkan diri dengan hati yang tunduk dan takut dengan tangan menengadah ke
langit untuk memohon dan mengharapkan curahan rahmat serta berkah dari Allah.
Rahasia singgah di Mina
6
Memperlihatkan kebesaran Islam.
Rahasia melempar jamrah
Meneladani Nabi Ibrahim pada waktu menaati perintah Allah melempari Iblis yang
menggodanya dengan batu untuk mngusirnya.
Sebagai ibarat yang menggambarkan kutukan terhadap kejahatan.
Sebagai ibarat untuk menyatakan kesungguhan dan kemauan untuk menyingkrkan hawa
nafsu yang merusak.
Rahasia penyembelihan Qurban
Meneladani Nabi Ibrahim pada waktu menaati perintah Allah untuk menyembelih
anaknya, kemudian diganti dengan biri-biri.
Mengenang nikmat Allah yang dilimpahkan kepada Isma’il.
Mendekatkan diri kepada Allah semoga Allah membebaskan bagian dari badan kita dari
neraka dengan tiap-tiap bagian tubuh dari binatang itu.
Rahasia mencukur rambut
Menyatakan selesai dari ihram, sebagaimana salam dalam shalat.
Membersihkan diri dari rambut yang panjang dan dibiarkan kusut.
Selain amalan-amalan yang dilakukan dalm ibadah haji memiliki rahasia, Ibadah haji itu sendiri
juga mengandung hikmah dan rahasia sebagi berikut dilihat dari beberapa segi.
Dari segi aqliah
Mendorong umat islam untuk mencari kekayaan yang sebanyak-banyaknya, karena
untuk menyempurnakan agama dengan beribadah haji memerlukan biaya yang banyak.
Melatih berkorban
Melatih umat islam berani menempuh kesulitan
Mewujudkan pertemuan besar di antara umat islam seluruh dunia.
7
Media untuk berkenalan dengan seluruh umat islam di dunia dan menciptakan ukhuwah
islamiyah.
Mewujudkan persamaan di antara mereka.
Media untuk berunding dan bermusyawarah memikirkan kepentingan agama dan umat
islam.
Dari segi nash hadits
Memberikan jaminan masuk surga
Diampuni dosa-dosanya.
Memudahkan diterimanya doa.
Mendapat rahmat Allah.
Rukun Haji
1. Ihram , berniat bulat mengerjakan ibadah haji. Ibadah ini dimulai sesampai miqat (batas-
batas yang telah ditetapkan).
2. Wukuf di Arafah, ialah berhenti di padang Arafah sejak tergelincirnya matahari tanggal 9
Zulhijah sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijah.
3. Tawaf Ifadhah, ialah mengelilingi ka'bah sebanyak 7 kali, syaratnya : Suci, menutup
aurat, Ka'bah berada disebelah kiri orang yang mengelilingi, memulai tawaf dari arah
Hajar Aswat.
4. Sa'i , ialah lari-lari kecil atau jalan cepat antara bukit Shafa dan Marwah.
5. Mencukur/menggunting rambut. Sedikitnya memotong tiga helai rambut.
6. Tertib, ialah menjalankan rukun haji secara berurutan.
8
Dam Haji
Pengertian dam dari segi bahasa ialah darah. Ia merupakan ibadah gantian yang berbentuk
binatang ternakan yang disembelih atau digantikan dengan makanan atau puasa.
Sebab-sebab diwajibkan dam:
Melanggar pantang larang dalam Ihram
Meninggalkan perkara-perkara yang wajib dalam ibadat haji atau umrah
Mengerjakan Haji Tamattu' atau Haji Qiran, menurut syarat-syaratnya
Berlaku Ihsar bagi orang yang berniat ihram
Melanggar Nazar semasa mengerjakan haji
Luput Wuquf di Arafah
Meninggalkan Tawaf Wada'
Dam yang dikenakan ialah menyembelih binatang ternakan seperti seekor kibasy, kambing atau
satu pertujuh daripada lembu, unta atau kerbau. Jika tidak berkuasa, dikehendaki berpuasa
selama 3 hari pada bulan haji & 7 hari apabila ia balik ke tempatnya.
Haji Mabrur
Haji mabrur bermaksud haji yang diterima. Ibn Kholawaih mentakrifkan alMabrur sebagai
alMaqbul iaitu diterima. Dan ada yang mengatakan sesuatu yang tidak bercampur dengan dosa.
Kemudian, diabsahkan oleh Imam Nawawi dengan pendapat tersebut (tidak bercampur dosa) [1]
Apabila merujuk kitab hadith yang muktabar seperti Sahih Bukhari, Imam Bukhari meletakkan
bab yang khusus bertajuk ”Kelebihan Haji Mabrur”. Manakala, Imam Muslim meletakkan
perbincangan haji yang diterima di dalam bab “Iman kepada Allah Taala seafdal-afdal amalan”.[2]
9
Cara mencapai haji mabrur
Secara umumnya, untuk mencapai haji yang diterima disisi Allah hendaklah memenuhi kriteria
berikut;
1. Hajinya hendaklah ikhlas semata-mata kerana Allah dan tidak riyak (menunjuk-
menunjuk).
Imam Nawawi ketika menafsirkan hadith diatas dengan berkata “mabrur (diterima)
adalah baik hajinya. Dikatakan almabrur juga ialah haji yang tidak bercampur dengan dosa. Ada
yang mengatakan tidak ria’ pada hajinya” [1]
Niat menunaikan haji hendaklah ikhlas bermula dari keluar rumah dan tidak boleh berniat
selain daripada Allah seperti perasaan riya’ iaitu menunjuk-nunjuk atau sebagainya yang
membawa kepada kemurkaan ALlah
Di dalam Musnad Ahmad, ada sebuah hadith:
“Sesiapa yang keluar dari rumahnya, pada tangannya ada dua bendera, satu bendera pada
malaikat dan satu bendera pada syaitan, jikalau dia keluar dengan niat kerana Allah, malaikat
akan mengekorinya bersama bendera tadi, maka bendera tadi masih bersamanya sehingga dia
kembali ke rumahnya, dan jikalau dia keluar dari rumahnya melakukan kemurkaan kepada Allah,
maka syaitan akan mengekorinya bersama benderanya, dan bendera tersebut masih bersamanya
sehingga dia kembali ke rumahnya” [1]
2. Kesemua perbelanjaan haji adalah berpunca daripada yang halal.
Di dalam Sahih Muslim ada hadith menyebut:
“Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak menerima kecuali yang baik-baik dan sesungguhnya
Allah menyuruh orang mukmin megikut apa yang diperintahkan oleh para utusan Allah.
Kemudian baginda membacakan ayat alQuran
“Wahai sekalian Rasul, makanlah dari (makanan) yang baik-baik (halal) dan beramal soleh.
Sesungguhnya aku tahu apa yang kamu lakukan [Surah alMukminun : 51]”
Kemudian Rasulullah membacakan lagi :
10
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari (makanan) yang baik-baik (halal) dari apa
yang kami rezekikan” [Surah alBaqarah 172]
Kemudian disebut, seorang lelaki bermusafir menadah tangan ke langit seraya berkata
“Ya Tuhanku” sedangnya punca makanan dari yang haram, minuman punca yang haram,
pakaiannya punca yang haram. Bagaimana ia boleh diterima??”
Oleh itu, sewajarnya sebagai seorang yang akan menunaikan haji meneliti dan bermuhasabah
kembali sumber-sumber pendapatan, perbelanjaannya dan bekalannya disana dari sumber-
sumber yang halal.
3. Melakukan fardhu haji sesuai dengan ditunjukkan oleh sunnah yang sahih.
Bermula dengan niat sehinggalah haji wada’ ditunjukkan oleh Baginda Rasulullah
didalam sunnahnya. Sebagai seorang muslim yang sejati, kita wajar meneladani Baginda tanpa
menambah-nambah ibadat yang tidak pernah dilakukan Baginda.
Ini sesuai dengan sabda Baginda;
“Sesiapa yang memperbaharui urusan agama (menokok tambah), maka mereka bukan dari
kalangan kami (umat Muhammad)”
Syeikh Mustafa azZarqa’ ketika ditanya makna haji yang mabrur, beliau menyatakan
diantara ciri-ciri hajinya diterima ialah “hendaklah bagi tuan empunya yang menunaikan haji
tidak melampau-lampau didalam mengerjakan kewajipan haji, tidak mengabaikan adab-adab haji
dan sunnah-sunnahnya, memperbanyakkan taat, ibadat, sedekah, menjadi teladan (kepada orang
lain) dengan memiliki budi pekerti yang baik, memberi makan sekadar kemampuannya, berkata-
kata dengan lembut, dapat mengawal setiap cabaran yang ditempuh, bersikap berlapang dada dan
pemaaf, kembalinya dari haji dengan memandang tinggi kehidupan akhirat dan berniat untuk
kekal (seperti keadaan tersebut) dan istiqomah”
4. Melakukan ibadat haji sepenuhnya dengan taat tanpa mempertikaikannya
Ali Radiyallahu’anh ketika ditanya perbuatannya mencium hajarul aswad, maka beliau
menjawab “Kau hanya sebuah batu yang tidak mempu memberi faedah dan mudarah, kalau
bukanlah kerana Rasulullah mengucupnya, sudah aku aku tidak aku mengucupnya”
11
Ini jelas menunjukkan kita melakukan ibadat mengikut teladan yang ditunjukkan oleh
Rasulullah tanpa menokok tambah berdasarkan akal semata-mata.
5. Setelah menunaikan haji, berusaha pula melakukan badal (ganti) haji ayah dan ibu
yang tidak berkemampuan menunaikan Haji:
Ini sesuai dengan hadith :
“Ya Rasulullah, sesungguhnya emakku telah bernazar untuk menunaikan haji, tetapi tidak
ditunaikan sehingga dia meninggal dunia, adakah aku perlu menunaikan hajinya? Sabda
Rasulullah : Ya, tunaikanlah haji untuknya. Adakah kau lihat jika emakmu berhutang engkau
akan membayarnya? Jawab wanita tersebut : Ya. Sabda Nabi : Begitu juga (hutang) kepada
Allah. Malah kepada Allah lebih layak dilunaskan (hutangnya)”.
Didalam hadith yang lain:
“Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah mewajibkan ke atas hamba-hambanya menunaikan haji.
Bapaku seorang yang tua tidak mampu pergi bermusafir (ke Mekah), adakah aku perlu
menunaikan haji untuknya? Sabda Rasulullah : Ya”
Bumi Mekah
Menurut riwayatnya, ramai para sahabat menyatakan, bahawa bumi Makkah adalah yang
pertama sekali muncul dari air selepas penciptaannya dan daripadanya bumi- bumi lain
terbentang dan terhampar. Keistimewaan yang terdapat di Makkah ialah Masjidil Haram.
Keistimewaan Masjidil Haram pula ialah kerana Kaabah atau Baitullah, yang menjadi
kiblat bagi umat Islam.
Baitullah adalah sebuah bangunan yang hampir-hampir empat persegi. Tingginya 15
meter dan luasnya lebih kurang 120 meter persegi. Bangunan ini terletak di tengah-tengah
Masjidil Haram. Di salah satu penjuru Kaabah ini terdapat Hajarul Aswad yang menjadi tempat
permulaan untuk mengerjakan tawaf.
12
Makam Ibrahim
Makam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat
sebahagian orang-orang kebanyakan. Ia adalah merupakan bangunan kecil yang terletak lebih
kurang 20 hasta di sebelah timur Kaabah. Di dalam bangunan kecil ini terdapat sebiji batu yang
diturunkan oleh Allah dari Syurga bersama-sama dengan Hajarul Aswad. Di atas batu itu Nabi
Ibrahim berdiri di waktu baginda membangunkan Kaabah dan puteranya Nabi Ismail
memberikan batu kepadanya.
Batu itu dipelihara Allah, sekarang ini sudah ditutup dengan perak. Sedangkan bekas
kedua tapak kaki Nabi Ibrahim panjangnya 27 cm, lintangnya 14 cm dan dalamnya 10 cm masih
nampak dan jelas dilihat.
Atas perintah Khalifah Al Mahdi Al Abbasi di sekeliling batu makam Ibrahim itu telah
diikat dengan perak dan dibuat kandang besi berbentuk sangkar burung.
Hajarul Aswad
Menurut sejarahnya, Hajar Aswad diturunkan oleh Allah dari langit ke atas Jabal Qubais.
Ia merupakan sebiji permata putih, lebih putih dari salji, tetapi lama - kelamaan menjadi hitam
sebab disentuh oleh orang - orang musyrik.
Kalau tidak kerana sentuhan tersebut nescaya cahayanya menerangi antara timur dan
barat. Ini diterangkan dari hadis Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam yang bermaksud: Dari
Ibnu Abbas r.a. katanya, Rasulullah s.a.w bersabda :" Hajarul Aswad diturunkan dari syurga dan
berwarna lebih putih dari susu. Dosa-dosa manusia (anak Adam ) menyebabkannya menjadi
hitam " . Riwayat Ahmad dan Turmizi
Telaga Zam Zam
Telaga Zam-Zam adalah sebagaimana telaga biasa, tetapi mempunyai riwayat yang
tersendiri. Sejarahnya adalah berhubung kait dengan sejarah Nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar
(isteri Nabi Ibrahim ) yang datang ke Makkah. Mengikut asal mula riwayat telaga ini adalah
13
seperti berikut; Nabi Ibrahim a.s. mempunyai dua orang isteri; Siti Sarah dan Siti Hajar (ibu Nabi
Ismail).
Pada satu ketika terjadi pertelingkahan antara kedua isteri tersebut sehingga Siti Sarah
bersumpah tidak akan tinggal bersama-sama ibu Ismail dalam satu negeri. Kemudian turunlah
wahyu kepada Nabi Ibrahim supaya baginda bersama-sama anak dan isterinya (Ismail dan Hajar)
pergi ke Makkah. Di waktu itu Makkah belum didiami manusia, hanya merupakan lembah pasir
dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air.
Apabila mereka tiba di Makkah, mereka tinggal di bawah sepohon pokok yang kering. Di
tempat inilah bangunan Kaabah yang ada sekarang. Tidak berapa lama, kemudian Nabi Ibrahim
meninggalkan mereka dengan dibekalkan sekantong kurma dan sekibah air.
Siti Hajar memerhatikan sikap suaminya yang menghairankan itu lalu bertanya ;
"Hendak kemanakah engkau Ibrahim ?" "Sampai hatikah engkau meninggalkan kami
berdua ditempat yang sunyi dan tandus ini ? "
Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nabi Ibrahim tidak menjawab sepatah kata jua pun.
Siti Hajar bertanya lagi;
"Adakah ini memang perintah dari Allah ?"
Barulah Nabi Ibrahim menjawab, "ya".
Mendengar jawapan suaminya yang ringkas itu, Siti Hajar gembira dan hatinya tenteram.
Ia percaya hidupnya tentu terjamin walaupun di tempat yang sunyi, tidak ada manusia dan tidak
ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail masih menyusu.
Selang beberapa hari, air yang dibekalkan Nabi Ibrahim habis. Siti Hajar berusaha
mencari air di sekeliling sampai mendaki Bukit sofa dan Marwah berulang kali sehingga kali
ketujuh (kali terakhir ) ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang
mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahawa suara itu ialah
suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air zam-zam.
Di sini Siti Hajar bertemu dengan Malaikat Jibril dan Jibril mengatakan kepadanya, "
Jangan khuatir, di sini Baitullah ( rumah Allah ) dan anak ini (Ismail ) serta ayahnya akan
mendirikan rumah itu nanti. Allah tidak akan mensia-siakan hambaNya".
14
Air zam-zam boleh menyembuhkan penyakit, menghilangkan dahaga serta
mengenyangkan perut yang lapar. Keistimewaan dan keberkatan itu di sebut dalam sepotong
hadith Nabi yang bermaksud:, " Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, Rasulullah s.a.w bersabda:
"sebaik-baik air di muka bumi ialah air zam-zam, ia merupakan makanan yang mengenyangkan
dan penawar bagi penyakit ". Riwayat - At Tabrani dan Ibnu Hibban.
15