SISTIM EKSKRESI_MUJAROH
-
Upload
muzaroh-khotimah -
Category
Documents
-
view
55 -
download
2
description
Transcript of SISTIM EKSKRESI_MUJAROH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan proses ekskresi.
Proses ini dilakukan makhluk hidup termasuk manusia untuk
mengeluarkan sisa sisa dari proses metabolisme dan katabolisme yang
apabila tidak dikeluarkan dari tubuh, maka akan sangat berbahaya bagi
kelangsungan hidup manusia. Setiap makhluk hidup selalu membutuhkan
nutrisi, makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuh akan dicerna
oleh digestive system yang kemudian akan diproses dan mendapatkan
hasil akhir berupa tenaga dalam bentuk ATP dan sisa atau buangan dari
proses tersebut. Jadi tidak semua nutrisi yang masuk kedalam tubuh akan
dirubah menjadi tenaga secara keseluruhan, tapi sebagian kecil dari
proses tersebut menjadi residu (sisa) atau buangan yang harus
dikeluarkan, dimana proses tersebut merupakan serangkaian dari proses
metabolisme dan katabolisme dalam tubuh.
Mempelajari teori tentang sistem ekskresi sebenarnya tidak lepas
dari kehidupan sehari hari. Setiap hari kita dihadapkan dengan banyak
aktivitas, misalkan seorang guru maka harus mengajar di sekolah. Untuk
bisa sampai kesekolah, pastinya memerlukan tenaga untuk bisa
berangkat, kemudian mengajar di depan kelas, dan sampai kembali
pulang. Dalam melakukan kegiatan tersebut pastinya pernah berkeringat
karena banyaknya aktivitas dalam mengajar, mengeluarkan
karbondioksida ketika melakukan pernafasan, buang air kecil, dan
sebagainya. Semua hal tersebut tidak bisa lepas dari kita, karena proses
ekskresi merupakan proses yang akan selalu terus berlangsung seiring
proses dari seluruh sistem yang ada di dalam tubuh masih dan tetap
berlangsung. Sistem ekskresi merupakan satu dari sepuluh sistem yang
berlangsung pada tubuh manusia. Organ dari sistem ini harus kita jaga
dengan baik karena apabila ada salah satu sistem yang bermasalah,
maka akan mempengaruhi sistim yang lain. Sehingga perlu adanya
pemahaman secara baik dan benar tentang bagaimana organ organ
tersebut bekerja dan bagaimana cara menjaganya agar tetap terjaga.
Maka dari itu, penulis memaparkan tentang sistem ekskresi
khususnya sistem ekskresi pada manusia dan gangguannya.
1.2. Rumusan masalah
Pada makalah ini akan membahas tentang
1. Apa definisi dari sistim ekskresi?
2. Apa saja organ yang terlibat selama proses ekskresi dan bagaimana
proses yang terjadi didalamnya?
3. Apa saja gangguan yang terjadi pada sistim ekskresi?
4. Bagaimana cara menjaga kesehatan oragan organ tubuh khususnya
organ tubuh yang terlibat dalam proses ekskresi?
1.3. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan ini adalah
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah biologi.
2. Untuk mengetahui proses ekskresi secara keseluruhan dan proses
yang berlangsung didalamnya.
3. Untuk mengetahui gangguan pada sistim ekskresi.
4. Untuk mengetahui cara sehat guna menjaga kesehatan organ tubuh
khususnya organ pada sistim ekskresi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Sistim Ekskresi
Pada tubuh manusia terjadi metabolisme yang mengkoordinasi kerja
tubuh. Proses metabolisme selain menghasilkan zat yang berguna bagi tubuh
tetapi juga menghasilkan zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Zat-zat sisa
yang berguna bagi tubuh dapat bermanfaat bagi tubuh kita dalam kelangsungan
hidup. Hasil –hasil metabolisme yang berupa zat-zat sisa yang tidak
dimanfaatkan lagi oleh tubuh berupa racun. Zat-zat sisa tersebut perlu
dikeluarkan dari tubuh melalui organ-organ tubuh tertentu.
Pengeluaran zat sisa tersebut diperlukan sistem pengeluaran yang disebut
sistem ekskresi. Sistem ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil
metabolisme pada organisme hidup. Zat sisa mmetabolisme yang harus
dikeluarkan antara lain karbondioksida (CO2), urea, air (H
2O), amonia (NH
3),
kelebihan vitamin, dan zat warna empedu.
Istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut.
1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang
disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami
metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang
tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
2. Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak
berguna lagi bagi tubuh.
3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam
saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh
dan umumnya mengandun genzim.
4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari
rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar
(usus). (crayonpedia, 2011)
Fungsi Sistem Ekskresi
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis (crayonpedia, 2011)
Limbah Hasil Metabolisme
Beberapa zat sisa metabolisme yang bersifat racun (toksik) bagi tubuh
antara lain adalah limbah yang mengandung nitrogen.
Nitrogen ini dihasilkan ketika makanan diubah menjadi karbohidrat dan
lemak. Sebagian lagi dihasilkan ketika makanan dirombak menjadi energi.
Produk nitrogen itu adalah amonia yang bersifat sangat toksik.
1. Amonia
Amonia adalah hasil deaminasi yang terjadi terutama didalam hati, dan
bersifat sangat beracun. Jika amonia tertimbun akan berakibat fatal. Oleh
karena itu, amonia didalam tubuh harus segera diubah dengan cara
memakainya dalam aminasi asam keto, aminasi asam glutamat, serta
pembentukan urea.
Pada mamalia, amonia terutama berasal dari deaminasi glutamin pada ginjal .
pembentukan amonia pada tubulus ginjal sangat penting untuk keseimbangan
asam basa.
2. Urea
Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam amino dan purin.
Pembentukan urea terjadi di hati. Sistem sirkulasi kemudian akan membawa
urea ke organ ekskrresi yaitu ginjal. Urea sangat mudah larut dalam air.
Pembentukan ura berasal dari ornitin, sitrulin, dan arginin yang disebut daur
orinitin.
3. Asam urat
Asam urat pada manusia berasal dari pemecahan asam nukleat. Asam urea
tidak diperlukan oleh tubuh. Asam urat bersifat tidak larut. Pada beberapa
orang, konsentrasi asam urat cukup tinggi sehingga asam urat mengendap.
Kristal asam urat terhimpun dipersendian, akan timbul rasa nyer. Penyakit
asam urat dikenal sebagai “gout” batu ginjal (Pratiwi dkk, 2006).
Adapun organ - organ pengeluaran zat sisa pada manusia akan dijelaskan pada
bab selanjutnya.
2.2. Organ Ekskresi Manusia
2.2.1. GINJAL
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut
sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian
pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas
ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan
panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram.
Ginjal terdiri atas tiga bagian yaitu:
a. Kulit Ginjal (korteks)
b. Sumsum ginjal (medula)
c. Rongga ginjal (pelris)
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla
ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan
saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar
yang disebut kapsula. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang
dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia
dewasa.
Gambar 2.1. Penampang Melintang Ginjal
Gambar 2.2. Ginjal dan Nefron
(Innerbody.com)
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama
elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian
mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul
dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan
dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan
kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah
nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula
(atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut
glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus
mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus
memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring
melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula
Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma
darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah
yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara
darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman
terdapat tiga lapisan:
1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari
glomerulus, melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan
dalam kapsula Bowman dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma
darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein yang besar.
Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah
manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter
per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju
penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
Gambar 2.3. Jaringan ginjal.
Warna biru menunjukkan satu tubulus
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian
yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus
konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang
bermuara pada tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle diberi nama
berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun
1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran
lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus
memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan
terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino,
dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk
ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan
mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang
terdiri dari:
tubulus penghubung
tubulus kolektivus kortikal
tubulus kloektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut
aparatus juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel
juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan
sekresi renin
Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk
membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati
ureter. (wikipedia, 2011)
FUNGSI GINJAL
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme
tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan
oleh bagian tubulus ginjal
4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan
mematangkan sel sel darah merah (SDM) di sumsum tulang
PROSES PEMBENTUKAN URINE
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui
serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan
augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang
terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori
(podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus
mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali
sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-
bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam
amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati
saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin
primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-
garam lainnya. Komposisi urin primer dapat dilihat di tabel 2.1. berikut.
Tabel 2.1. Komposisi Utama urine primer
Molekul Kadar per gram
Air 900
Protein 0
Glukosa 1
Asam amino 0,5
Urea 0,3
Ion anorganik 7,2
(Pratiwi dkk, 2006)
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle,
dan sebagaian tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel sel
epitelium di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang diabsorpsi
tergantung kebutuha tubuh saat itu. Zat zat yang diabsorpsi antara lain
adalah air, glukosa, asam amino, ion ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO4
-
,dan sebagian urea.
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan
diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus
kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam
amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa
osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan
garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin
sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya urea.
Ilustrasinya adalah sebagai berikut,
Gambar 2.4. Proses Pembentuka urin
(Biology-online.org)
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang
mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Urine sekunder dari tubulus
kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus
pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga
terbentuklah urine sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine dibawa
menuju pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir melelui ureter
menuju vesika urinaria yang merupakan tempat penyimpanan sementara
urin (Thibodeu et al. 1999; Padila et al.2005).
Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih
akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar
melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air,
garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang
berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat dipengaruhi oleh
faktor dalam dan luar dari individu yang bersangkutan. Faktor-faktor
tersebut antara lain
a. hormon antidiuretik.
b. hormon insulin.
c. Jumlah air yang diminum.
d. Suhu.
e. Emosi (Thibodeu et al. 1999; Marieb.2004).
2.2.1. HATI
Hati (Hepar) merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di
rongga perut sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat
suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh
gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati
(capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang
dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat
sel-sel perombak sel darah merah yang telah tua disebut histiosit.
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu.
Hati mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari.
Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6;
mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen
yang disebut bilirubin dan biliverdin. Zat warna empedu terbentuk dari
rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit
selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas. Empedu yang
dihasilkan oleh hati disimpan didalam kantong empedu dan dikeluarjan
ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan, misalnya:
a. Mencerna lemak
b. Mengaktifkan lipase
c. Mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang dapat
larut dalam air
d. Membantu daya absorpsi lemak pada dinding usus
Fungsi hati
Fungsi hati dalam sistim ekskresi adalah sebagai berikut
1. Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
2. Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)
3. Menawarkan racun
4. Membentuk protombin dan fibrinogen
5. Membentuk albumin dan globulin
6. Mengubah provitamin a menjadi vitamin a
7. Tempat pembentukan urea
8. Menghasilkan empedu
9. Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua
2.2.3. KULIT
Gamba 2.6. Penampang kulit
Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang
sering kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita
yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar
dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.
Kulit merupakan lapisan tipis yang menutupi dan melindungi
seluruh permukaan tubuh. Selain berfungsi menutupi permukaan
tubuh, kulit juga berfungsi sebagai alat pengeluaran. Zat sisa yang
dikeluarkan melalui kulit adalah air dan garam-garaman. Kulit terdiri
dari tiga lapisan, yitu lapisan kulit ari (epidermis), lapisan kulit jangat
(dermis) dan lapisan jaringan ikat bawah kulit (Hipodermis).
1) Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum
lusidum. stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum
korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum
lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi
mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-
sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum
germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel
baru ke arah luar.
Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan
selalu mengelupas.
Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
Stratum granulosum, mengandung pigmen
Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke
arah luar
2) Lapisan Kulit Jangat (Dermis)
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung
akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang
terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula
sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat
menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam
garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran
kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori.
Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut.
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi
meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus
karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah
kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut,
akar rambut, pembuluh darah, syaraf, kelenjar minyak (glandula
sebasea), kelenjar keringat (glandula sudorifera). Lapisan lemak,
terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari
pengaruh suhu luar.
Reseptor
Reseptor yang terdapat dalam dermis ialah:
a reseptor sentuhan
b reseptor Suhu atau termoreseptor
c reseptor tekanan
kelenjar yang terdapat dalam dermis
a. kelenjar peluh
b. kelenjar sebum
3) Lapisan Jaringan Ikat Bawah Kulit (Hipodermis)
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak
mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan,
pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.
Fungsi Kulit
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
a. mengeluarkan keringat
b. pelindung tubuh
c. menyimpan kelebihan lemak
d. mengatur suhu tubuh, dan
e. tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan
sinar matahari yang mengandung ultraviolet.
Proses Pembentukan Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan
kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini
mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut.
Pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah
maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar
keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori
yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar
membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga
agar suhu tubuh tetap normal. Ketika suhu di keliling kita panas maka
kulit akan mengatur suhu tubuh denagn banyak mengeluarkan
keringat dan urin yang dihasilkan lebih sedikit. Sebaliknya ketika suhu
dingin maka tubuh hanya sedikit memprodiksi keringat dan
pengeluaran air lebih banyak melalui ginjal (urin).
Pembentukan keringat melibatkan hubungan kerja antara
hipotalamus dan kelenjar keringat. kelenjar keringat berupa pipa
terpilin yang memanjang dari epidermis masuk kebagian dermis.
Pangkal kelenjarnya menggulung dan dikelilingi oleh kapiler darah
dan serabut simpatetik. Dari kapiler darah inilah kelenjar keringat
menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dan ± 1% larutan garam
beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat
melalui saluran keringat ke permukaan kulit.
Kira kira 2 jut kelenjar keringat yang tersebar d seluruh dermis
manusia dewasa dapat menghasilkan keringat ±225 ml setiap
harinya. Kerja kelenjar keringat berada dibawah pengaruh pusat
pengaturan suhu badan dari sistem saraf pusat dan enzim
brandikinin. Pengaturan oleh saraf pusat ini dirangsang oleh
perubahan suhu di pembuluh darah.
Fungsi hipotalamus adalah memonitor dan mengendalikan
suhu darah. Jika darah yang melalui hipotalamus suhunya lebih
rendah dari normal, maka saraf pusat pencapaian panas akan
mengeluarkan rangsangan ke kulit untuk menurunkan kecepatan
hilangnya panas. Hal itu dilakukan dengan cara mengurangi aliran
darah yang mengurangi aliran darah yang melewati pembuluh darah
permukaan dan mengurangi pembentukan keringat. sebaliknya jika
darah yang melewati hipotalamus suhunya lebih tinggi, maka saraf
pusat kehilangan panas dan aka mengurangi kecepatan
metabolisme, menghentikan menggigil, dan meningkatkan
kecepatan hilangnya panas lewat kulit, perhatikan gambar 1.6.
2.2.4. PARU PARU
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah
kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru
terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga
gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung
alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.
Hal penting dari peranan paru paru sebagai organ ekskresi
adalah sebagai berikut.
Pada proses pernafasan dihasilkan zat sisa berupa
karbondioksida dan uap air yang akan keluar melalui lubang
hidung, zat sisa itu harus dikeluarkan karena dapat
mengganggu fungsi tubuh.
Paru-paru berfungsi sebagai organ pernafasan yaitu
menghirup oksigen danmengeluarkan CO2 + uap air
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas
oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen,
sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil
metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-
paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan
dari paru-paru melalui hidung.
Gambar 2.7. Paru paru dan komponennya
Campbell et al.1990
2.3. GANGGUAN PADA ALAT EKSKRESI
2.3.1. Gangguan pada Ginjal
1. Albuminuria
Albuminuria adalaha penyakit yang didapatkan albumin pada urin.
Adanyan albumin dalam urin merupakan indikasi adanya kerusakan
pada membran kapsul endotelium. Selain itu dapat juga diakibatkan
oleh iritasi sel sel ginjal karema masuknya substansi seperti racun
bakteri, eter, atau logam berat.
2. Hematuria
Tanda: urine mengandung darah
Penyebab: peradangan ginjal, batu ginjal dan kanker kandung
kemih
3. Nefrolitiasis (batu ginjal)
Tanda: urine sulit keluar karena tersumbat batu pada ginjal, saluran
ginjal atau kandung kemih
Penyebab: konsentrasi unsur-unsur kalsium terlalu tinggi dan
dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan saluran ureter
Akibat: sulit mengeluarkan urine, urine bercampur darah
4. Nefritis
Nefritis terjadi karena infeksi oleh bakteri streptococcus pada
nefron, bakteri ini masuk melalui saluran pernafasan yang dibawa
oleh darah ke ginjal. Akibat infeksi ini, protein dan sel-sel darah akan
keluar baersama urin. Kadar urea dalam darah menjadi tinggi
sehingga penyerapan air terganggu akibatnya air akan tertimbun di
kaki (kaki penderita bengkak).
Tanda: radang ginjal bagian nefron yang diawali peradangan
glomerulus
Akibat : mengakibatkan seseorang menderita uremia dan oederma.
5. Gagal ginjal
Gagal ginjal adalah penyakit yang menyebabkan tidak terbentuknya
urin / urine (anuria) sehingga apabila sudah akut / parah dapat
menyebabkan nefritis, pendarahan dan jantung berhenti bekerja /
berfungsi secara tiba-tiba.
Tanda : Meningkatnya kadar urea dalam darah
Penyebab : nefritis (radang ginjal)
Akibat : zat-zat yang seharusnya dibuang oleh ginjal tertumpuk dalam
darah
Pengobatan : cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal
6. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus terjadi karena di dalam tubuh kekurangan
hormon antidiuretik (ADH). ADH ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
bagian belakang. Jika kekurangan ADH, jumlah urine dapat naik 20 –
30 kali lipat dari keadaan normal.
Komposisi urin bervariasi tergantung jenis makanan dan minuman
yang dikonsumsi. Urin normal berwarna kuning muda, urin berasal
dari zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin). Urin normal pada
manusia mengandung air, urea, asam urat, amonia, kreatin, asam
laktat, asam fosfat, asam sulfat, dan klorida. Selain itu, terdapat pula
garam garam, terutama garam dapur, zat-zat dan gar yang belebihan
didalam darah, misalnya vitamin C, dan obat obatan.
Pengobatan : pemberian ADH sintetik
Gambar 2.8. Ginjal yang terserang penyakit Diabetes Insipidus
7. Diabetes Melitus
Tanda : kadar glukosa darah melebihi normal
Penyebab : kekurangan hormon insulin
Akibat : luka sulit sembuh
Pengobatan : pada anak-anak diberi insulin secara rutin dan pada
dewasa dilakukan diet rutin, olahraga dan pemberian obat penurun
kadar glukosa darah .
8. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi dengan gejala
penggumpalan batu ginjal karena terjadi stagnasi urine. Biasanya
terjadi pada orang yang kurang minum sehingga terjadi
penggumpalan serta kristalisasi zat-zat yang seharusnya dibuang
dari ginjal ke luar tubuh.
Gambar 2.9. Terbentuknya Batu Ginjal
Penyebab: pengendapan zat kapur dalam ginjal
Pengobatan: pembedahan, obat-obatan dan penembakan dengan
sinar laser.
8. Ketosis
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. Hal ini
dapat terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat
9.Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal karena kerusakan di glomerolus,
sehingga tidak ada urin yang dihasilkan oleh penderita.
2.3.2. Gangguan pada Hati
1. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit
hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah
ditemukan sudah cukup banyak dan digolongkan. Beberapa jenis
hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah:
a. hepatitis A
disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA) Penyakit ini menular
melalui makanan dan minuman.
b. hepatitis B
disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB). Penyakit ini dapat
menular melalui darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, atau
dari ibu ke bayi yang dilahirkan..
c. hepatitis C
disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC). Penyakit ini sama
dengan hepatitis B yang ditularkan melalui cairan tubuh.
Akibat : hati meradang dan kerja hati terganggu
Pencegahan : menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak
langsung atau penggunaan barang bersama-sama dengan penderita
hepatitis, gunakan jarum suntik untuk sekali pakai.
2. Sirosis Hati
Tanda: timbulnya jaringan parut dan kerusakan sel-sel pada hati
Penyebab: minuman alkohol, keracunan obat, infeksi bakteri,
komplikasi hati
Akibat: gangguan kesadaran, koma, kematian
Pengobatan : sesuai penyebabnya, pemulihan fungsi hati dan
transplantasi hati
2.3.3. Gangguan pada Kulit
1. Gangren
Tanda: kematian jaringan lunak pada kaki atau tangan diawali
dengan kebiruan pada kulit dan terasa dingin jika disentuh, kemudian
menghitam dan berbau busuk
Penyebab: gangguan pengaliran darah kejaringan tersebut. Sering
terjadi pada penderita diabetes melitus dan aterosklerosis
Akibat: bila tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik, bagian
terkena gangren harus diamputasi.
2. Jerawat
Jerawat muncul karena terjadi penyumbatan atau penghalangan di
dalam folikel rambut atau pori pori. Yang membuat masalah semakin
rumit, bakteri biasanya ada di kulit, yang disebut p.acne, yang
cenderung berkembang biak di dalam kelenjar sebaceous yang
tersumbat, yang menghasilkan zat-zat yang menimbulkan iritasi
daerah sekitarnya. Kelenjar tersebut terus membengkak, dan
mungkin akan pecah, kemudian menyebarkan radang ke kulit daerah
sekitarnya.
Tipe Tipe Jerawat
1. Komedo
Komedo sebenarnya adalah pori-pori yang tersumbat, bisa terbuka
atau tertutup. Komedo yang terbuka (blackhead), terlihat seperti
pori-pori yang membesar dan menghitam. Komedo yang tertutup
(whitehead) memiliki kulit yang tumbuh di atas pori-pori yang
tersumbat sehingga terlihat seperti tonjolan putih kecil. Jerawat
jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit mati dan sekresi
kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit.
2. Jerawat biasa.
Jenis jerawat ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau
kemerahan. Terjadi karena pori-pori yang tersumbat terinfeksi oleh
bakteri. Bakteri yang menginfeksi bisa dari waslap, kuas make up,
jari tangan, juga telepon. Stres, hormon dan udara yang lembab,
dapat memperbesar kemungkinan terbentuknya jerawat.
3. Jerawat Batu (Cystic acne).
Cystic acne adalah jerawat yang besar-besar, dengan peradangan
hebat, berkumpul diseluruh muka. Penderita cystic acne biasanya
juga memiliki keluarga dekat yang menderita jerawat jenis ini.
Secara genetik penderitanya memiliki:
1. Kelenjar minyak yang over aktif yang membanjiri pori-pori
dengan kelenjar minyak,
2. Pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak normal yang tidak bisa
beregenerasi secepat kulit normal
3. Memiliki respon yang berlebihan terhadap peradangan
sehingga meninggalkan bekas di kulit
2.3.4. Gangguan pada Paru-paru
1. Asma atau sesak nafas
yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran
pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap
rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
2. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan
oleh kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak
menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi
ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
3. Emphysema adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena
pembuluh darahnya terisi udara.
2.4. CARA MENJAGA KESEHATAN ORGAN EKSKRESI
Organ ekskresi tidak akan terkena masalah atau penyakit yang berat
apabila kita benar benar bisa menjaga kesehatan. Berikut beberapa cara
yang dapat dilakukan agar organ organ ekskresi terhindar dari ganggunan
atau kelainan yang menyebakan terganggunya sistem ekskresi.
2.4.1. Menjaga kesehatan Ginjal
Ginjal perlu mendapat perawatan yang tepat agar senantiasa sehat.
Berikut langkah langkah perawatan ginjal yang sangat mendasar:
a. Olahraga yang cukup.
b. Minum air putih sebanyak 8 gelas/hari.
c. Makan makanan yang sehat
d. Menjaga kestabilan kolesterol dalam darah yang tinggi
e. Tidak minum minuman beralkohol.
Adapun cara penangan untuk mengobati penyakit ginjal yang kronis
adalah sebagai berikut
Umumnya, seseorang dapat hidup normal dengan hanya satu
ginjal. Bila kedua ginjal tidak berfungsi normal, maka orang itu perlu
diberi Terapi Pengganti Ginjal (TPG). TPG ini dapat dilakukan baik
untuk sementara waktu maupun terus-menerus. TPG terdiri atas tiga,
yaitu: Hemodialisis (Cuci Darah), Peritoneal Dialisis (Cuci Rongga
Perut) dan Cangkok Ginjal (transplantasi). Prinsip dasar dari
Hemodialisis adalah dengan membersihkan darah dengan
menggunakan Ginjal Buatan. Sedangkan Peritoneal dialisis
menggunakan Selaput rongga perut (peritoneum) sebagai saringan
antara darah dan cairan Dianial.
Transplantasi ginjal sekarang ini lumayan umum. Transplantasi
yang berhasil pertama kali diumumkan pada 4 Maret 1954 di Rumah
Sakit Peter Bent Brigham di Boston, Massachusetts. Operasi ini
dilakukan oleh Dr. Joseph E. Murray, yang pada 1990 menerima
Penghargaan Nobel dalam fisiologi atau kedokteran.
Transplantasi ginjal dapat dilakukan secara "cadaveric" (dari
seseorang yang telah meninggal) atau dari donor yang masih hidup
(biasanya anggota keluarga). Ada beberapa keuntungan untuk
transplantasi dari donor yang masih hidup, termasuk kecocokan lebih
bagus, donor dapat dites secara menyeluruh sebelum transplantasi
dan ginjal tersebut cenderung memiliki jangka hidup yang lebih
panjang.
2.4.2. Menjaga Kesehatan Hati
Cara mengatasi kelainan-kelainan pada hati diantaranya adalah
dengan:
1. Pemberian vaksinasi
2. Makan makanan yang sehat
3. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang
4. Berolahraga dengan teratur
5. Sterilisasi penggunaan jarum suntik
6. Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan)
2.4.3. Menjaga Kesehatan Kulit
Cara mengatasi kelainan-kelainan pada kulit diantaranya adalah
dengan:
1. Makan Makanan Yang Mengandung Nutrisi
Kulit seperti juga organ tubuh lain, terdiri atas sel-sel yang
berkembang dan membutuhkan berbagai nutrisi. Nutrisi pada
kulit digunakan untuk mengaktifkan sirkulasi darah ke kulit,
menjaga kelenturan dan kekencangan kulit serta mencegah
oksidasi lemak yang menyebabkan kulit menjadi kering.
2. Minum Air Putih Minimal 8 Gelas Setiap Hari
Air berfungsi sebagai media untuk mengangkut dan
membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh dan mencegah
kekeringan. Selain 8 gelas air segar setiap hari, asupan cairan
yang baik bagi kulit bisa didapatkan dari buah dan sayuran.
3. Berolahraga dengan Teratur
Olahraga teratur 3 kali seminggu akan membantu kelancaran
sirkulasi darah, sehingga asupan nutrisi kulit terpenuhi.
4. Mandi Untuk Membersihkan Badan
Mandi secara teratur menggunakan sabun, bermanfaat
menghilangkan lemak dan kotoran pada permukaan kulit.
Namun kita perlu berhati-hati dalam memilih sabun, karena
detergen yang terkandung di dalamnya cenderung
meningkatkan pH kulit sehingga dapat menyebabkan
kekeringan pada kulit.
2.4.4. Menjaga Kesehatan Paru paru
Cara mengatasi kelainan-kelainan pada paru paru diantaranya
adalah dengan:
1. Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang
sehat dan bergizi secara teratur
2. Berolah raga dengan teratur
3. Istirahat minimal 6 jam per hari
4. Mengindari konsumsi rokok, minum minuman beralkohol dan
narkoba
5. Hindari Stress
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Sistem ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil metabolisme pada
organisme hidup. Zat sisa mmetabolisme yang harus dikeluarkan antara
lain karbondioksida (CO2), urea, air (H
2O), amonia (NH
3), kelebihan
vitamin, dan zat warna empedu
2. Organ organ ekskresi meliputi Ginjal, Hati, Kulit, dan Paru paru.
3. Ginjal tersusun atas korteks, medula, dan pelvis renalis. Satuan
struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Fungsi dari
Ginjal adalah mengatur keseimbangan air dan garam dalam tubuh,
tekanan darah, dan membuang zat zat sisa metabolisme yang
membahayakan tubuh. Proses ekskresi pada ginjal (pembentukan urin)
terbagi menjadi 3 tahap yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.
4. Hati (Hepar) merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di
rongga perut sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati sebagai
merupakan salah satu organ ekskresi karena mengekskresikan kurang
lebih ½ liter empedu/hari.
5. Kulit tersusun atas 3 lapisan yaitu lapisan epidermis, kulit jangat
(dermis), dan hipodermis. Kulit merupakan salah satu organ ekskresi
karena berperan dalm proses pembentukan keringat, yaitu
mengeluarkan air, garam, dan sisa metabolisme yang dikendalikan oleh
hipotalamus dan kelenjar keringat serta pengaruh dari suhu lingkungan.
6. Paru paru merupakan organ tubuh yang perannya dalam sistem ekskresi
adalah mengeluarkan korbondioksida (CO2) dan uap air.
7. Kelainan kelainan pada organ ekskresi (Ginjal, Hati, Kulit, dan Paru-paru)
dikarenakan kurang adanya keseimbangan dan kontrol kerja organ yang
tidak baik, hal itu diakibatkan oleh genetik, dan pola hidup manusia yang
kurang baik. Sehingga perlu adanya kiat atau cara guna menjaga
kesehatan tubuh termasuk organ ekskresi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A. et all. 2005. Biologi. Edisi ke-5 Terjemahan Biology fifth edition
oleh Manalu, W . Jakarta : Erlangga
Lestari, E.S dan Kistinnah, I. 2009. Biologi kelas IX SMA. Jakarta : Erlangga
Marieb, E.N. 2004. Human Anatomy and Physiology.6th edition. San Fransisco.
Pratiwi, D.A., Maryati, S. 2006. Biologi Umum. Jakarta : Erlangga
Thiboedeau, G.A and Patton, K.T. 1999. Anatomy and Physiology. St. Louis :
Mosby Inc
www.biology-online.org/.
www.wikipedia.org
www.crayonpedia.org
http://www.pelajarindonesia.multiply.com
http://www.insight-magazine.com
http://www.cdc.eng.ui.ac.id
http://www.geocities.com