Snr v 1331100714

2
Keindahan Moral dan Moral yang Indah Oleh: Muzayyin Syura*) B eliau mengatakan pengertian Ihsan menurut Hadis ini adalah hadirnya Allah dalam hati sanubari pada waktu beribadat kepada-Nya, sehingga dengan demikian ibadat itu bersambung dan sampai kepada-Nya ketika itu juga. Kehadiran ini tidak mungkin tercapai kecuali terpenuhi dua syarat, yaitu : (1) bersihnya hati nurani kita dari dosa dan noda, dan (2) ikhlasnya ibadat kita hanya semata- mata kepada Allah. Menurut Raghib al-Asfahani, Ihsan lebih tinggi derajatnya dari sekedar adil. Jika adil adalah memberi dan mengambil sesuai dengan porsi yang yang dibutuhkan, maka Ihsan adalah memberi lebih banyak dan mengambil lebih sedikit. Hal ini seperti yang difirmankan oleh Allah Swt dalam surat an-Nahl ayat 90. “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan (ihsan), memberi kepada kaum kerabat, dan Allah Agama Ihsan Secara bahasa, ihsan berasal dari kata Ahsana: memberi kenikmatan atau kebaikan kepada orang lain. Syekh Sulaiman Zuhdi, beliau menyampaikan bahwa penafsiran Ihsan yang benar dan tepat adalah seperti sabda Rasulullah SAW, “Apabila kamu menyembah (beribadat kepada Allah) seakan-akan engkau melihat- Nya, maka apabila kamu tidak bisa melihat-Nya, sesungguhnya Dia Allah melihat kamu” (H.R.Bukhari). 22 MPA 306 / Maret 2012

description

dgfrdg

Transcript of Snr v 1331100714

  • Keindahan Moraldan Moral yang Indah

    Oleh: Muzayyin Syura*)

    Beliau mengatakan pengertian Ihsan menurut Hadis ini ada lah hadirnya Allah dalam hati sanubari pada waktu beribadat ke pada-Nya, sehingga dengan demi kian ibadat itu bersambung dan sampai kepada-Nya ketika itu juga. Kehadiran ini tidak mungkin tercapai kecuali terpenuhi dua syarat, yaitu : (1) bersihnya hati nurani kita dari dosa dan noda, dan (2) ikhlasnya ibadat kita hanya semata-mata kepada Allah.

    Menurut Raghib al-Asfahani, Ihsan lebih tinggi derajatnya dari seke dar adil. Jika adil adalah memberi dan mengambil sesuai dengan porsi yang yang dibutuhkan, maka Ihsan adalah memberi lebih banyak dan mengam bil lebih sedikit.

    Hal ini seperti yang difirmankan oleh Allah Swt dalam surat an-Nahl ayat 90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan (ihsan), memberi kepada kaum kerabat, dan Allah

    Agama

    IhsanSecara bahasa, ihsan berasal dari kata Ahsana: memberi kenikmatan atau kebaikan ke pada orang lain. Syekh Sulaiman Zuhdi, beliau menyampaikan bahwa penafsiran Ihsan yang benar dan tepat adalah seperti sabda Rasulullah SAW, Apabila kamu menyembah (beribadat kepada Allah) seakan-akan engkau melihat- Nya, maka apabila kamu tidak bisa melihat-Nya, sesungguhnya Dia Allah melihat kamu (H.R.Bukhari).

    22 MPA 306 / Maret 2012

  • melarang dari perbuatan keji, ke mungkaran dan per musuhan. Dia mem beri pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambilpela jaran(QS.AnNahl:90).

    Dalam ajaran Islam, ihsan adalah tingkatan tertinggi di atas Islam dan Iman. Ihsan merupakan esensi utama dari sebuah keimanan dan puncak tertinggi dalam hal kepatuhan dan kepasrahan seorang hamba kepada Tuhannya. Dalam ihsan tercakup segala perangai

    Agama

    Menghiasi jiwa dengan keinda-han atau ihsan melalui amal-amal spiritual berarti merealisasikan keinda han jiwa asal dan mengem balikan jiwa pada kondisi primor dialnya, yakni bentuk yang seindah-indahnya.

    indah dan amal kebajikan.Bentuk keindahan tertinggi di

    dunia ini adalah keindahan jiwa. Hal ini terkait dengan masalah ihsan, suatu istilah yang bermakna keindahan (beauty), kebaikan, sekaligus moral. Memiliki sifat ihsan berarti memiliki sifat kedermawanan dan cinta serta hidup dalam keda maian jiwa, tempat tem pat lokus Tuhan berada. Al-quran menyatakan, Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya (QS.alTin: 4). Kata yang digunakan untuk arti sebaikbaiknya dalam ayat tersebut adalah ahsan, yang berasal dari akar kata yang sama dengan ihsan dan juga memiliki makna keindahan. Karenanya, ayat ini juga dapat kita terjemahkan, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang seindahindahnya,

    Menghiasi jiwa dengan keinda han atau ihsan melalui amal-amal spiri tual berarti merealisasikan kein da han jiwa asal dan mengem bali kan jiwa pada kondisi primor dial nya, yakni bentuk yang seindah-indahnya. Mencapai dan ber buat ihsan juga berarti me-menuhi panggi lan keindahan jiwa

    seseorang kepada sang Khaliq, yang dalam al-quran disebut sebagai Pencipta yang Paling Baik dan Paling Bagus. (QS. AlMukminun: 14), dan kepada, Sang Pemilik Namanama Paling indah (QS. AlAraf: 180). Bah kan ayat al-quran yang cukup ter kenal, surah Ar-Rahman. Ayat 60 Tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).

    Tujuan hidup manusia adalah memperindah jiwa melalui kebai kan dan akhlak mulia yang dipersem-bahkan kepada Tuhan yang Maha Indah. Mereka yang memiliki ihsan berfikir melalui ihsan dan bertindak serta berbuat dengan ihsan (minal ihsan ilal ihsan). Pikiran mereka didasarkan pada kebenaran yang aura dan cahayanya adalah keindahan. Tindakan mereka selalu didasarkan pada ihsan, yakni kebaikan-kebai-kan yang bersumber dari kekuatan absolut yaitu Tuhan, tanpa dipak-sakan juga tanpa direkayasa. Murni keindahan yang bersumber dari kondisi hati nurani yang diukir oleh Tuhan pada wajahnya.

    Memiliki ihsan berarti terbuka untuk menerima Rahman Rahimnya Allah, serta menjadi insan pengasih dan penyayang terhadap sesama. Ihsan adalah mencintai Khaliq dan mencintai makhluk-makhluk-Nya. Ihsan adalah kedamaian pada jiwa seseorang dalam kondisi keseim-bangan dan harmonis dengan dunia. Merealisasikan ihsan, sebagai mana yang terekam dalam hadis Jibril yang masyhur di atas, berarti harus menyembah Tuhan seolah-olah kita melihat-Nya, jika kita tidak melihat-Nya, maka kita harus yakin bahwa Dia melihat kita.

    Karen itu, pada akhirnya ihsan bermakna hidup dalam keintiman

    dengan Tuhan, kondisi ketika aroma dan nuansa kasih sayang, cinta

    kedamaian, dan keindahan Tuhan benar-benar dirasakan. Orang

    yang telah merealisasikan ihsan se sungguh nya ia amat sadar akan

    urgensi kasih sayang dan cinta, keda maian dan keindahan.

    Sehingga ia tidak lagi menjadi manusia penebar kebencian dan fitnah di antara sesama.

    Akhirnya kita harus sadar bahwa kita dicipta karena

    cinta, lahir untuk cinta dan kembali dalam nuansa

    cinta. Irhamu man fil ardhi yarhamukum man fissamaa.

    Wallahu alam bisshiwab

    23MPA 306 / Maret 2012