'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman...

21
TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman Masyarakat Nufit Haroa Tentang Tabob) TESIS Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh: FRANSISKA NOVELINE ANMAMA 752011007 PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Transcript of 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman...

Page 1: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

TABOB

(Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman Masyarakat Nufit Haroa

Tentang Tabob)

TESIS

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Oleh:

FRANSISKA NOVELINE ANMAMA

752011007

PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

ii

Page 3: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

iii

Page 4: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, hanya oleh karena penyertaan dan

pimpinan-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Pada dasarnya, dalam

kepercayaan maupun agama yang dianut, setiap masyarakat memiliki sesuatu/obyek yang

disakralkan. Demikian pula yang terjadi pada masyarakat Nufit yang memiliki obyek sakral

yaitu penyu belimbing yang biasanya dikenal dengan Tabob/Ub. Oleh karena itu, penting

sekali mengetahui pemahaman masyarakat yang dapat menjelaskan perilaku mereka terhadap

tabob di zaman modern ini dan masih memiliki kepercayaan seperti ini. Berdasarkan realitas

ini, penulis melakukan penelitian lapangan dan menyajikannya dalam penulisan tesis yang

berjudul: TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman Masyarakat Nufit

Haroa Tentang Tabob).

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan tesis ini dapat diselesaikan atas bantuan,

bimbingan serta dukungan doa dari berbagai pihak. Karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. John A. Titaley, Th.D., selaku Rektor Universitas Kristen Satya Wacana beserta

seluruh pihak rektorat yang telah memberikan penulis kesempatan untuk berstudi di

tempat ini.

2. Staf Pegawai Perpustakaan, atas segala keramahan yang diberikan selama penulis ada

di perpustakaan.

3. Dekan Fakultas Teologi Pdt. Dr. Retnowati, M.Si juga Dr. David Samiyono selaku

Kepala Program Studi Sosiologi Agama beserta staf pengajar dan pegawai yang telah

membantu penulis dalam kebutuhan akademik.

4. Prof. John A. Titaley, Th.D sebagai pemimbing I juga selaku wali studi dan Pdt. Dr.

Retnowati, M.Si sebagai pembimbing II. Terima kasih atas bimbingan yang diberikan

Page 5: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

v

selama penulisan tesis ini. Semua yang diberikan adalah hal yang paling berharga

bagi penulis.

5. Dr Thobias A. Messakh sebagai penguji. Terima kasih atas kesediaan untuk menguji,

memberikan pemikiran-pemikiran untuk pengembangan tesis ini, serta kesediaan

untuk berdiskusi dengan penulis.

6. Staf pengajar di Sosiologi Agama (Prof. Dr. John A. Titaley, Th.D, Dr. David

Samiyono, Pdt. Dr. Thobias Messakh, Dr. Flip P.B. Litaay, SH, MS, Pdt. Daniel

Nuhamara, M.Th, Ed.D, Prof. Dr. Ir. Haryono Semangun, Pdt. Dr. Retnowati, M.Si;

Astuti Kusumawicitra Laturiuw-del Castilo, Ph.D; dan Pdt. Dr. Ebenhaizer I. Nuban

Timo). Terima kasih untuk pengetahuan dan pengalaman yang telah dibagikan bagi

kami mahasiswa untuk memperluas wawasan berpikir sekaligus menjadi bekal bagi

kami dalam tugas dan pelayanan di tengah-tengah masyarakat. Juga kepada Ibu Liana

Gunawati atas segala bantuannya dan kesediaan melayani dalam segala pengurusan

administrasi, Tuhan berkati selalu.

7. Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik, Badan Pusat Statistik Kabupaten

Maluku Tenggara, serta staf perpustakaan Rumpius Ambon, atas kesediaannya dalam

memberikan data-data yang diperlukan dalam penulisan tesis ini serta pelayanan yang

baik kepada penulis.

8. Masyarakat Nufit Haroa secara umum (Madwaer, Ohoira, Ohoiren, Somlain, Warbal,

Tanimbar Kei, dan Ur) di Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Terima

kasih atas kesediaan menerima penulis dalam melakukan penelitian tentang tabob.

9. Camat Kei Kecil Barat, Bpk G. Rumheng, SH atas kesediaan menerima kehadiran

penulis untuk melakukan penelitian, dan memberikan informasi yang sangat berarti

dalam kaitan tabob.

Page 6: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

vi

10. Ketua Klasis Gereja Protestan Maluku Pulau-Pulau Kei Kecil sekaligus sebagai Ketua

Majelis Jemaat GPM Madwaer (sementara), Pdt A. P. Saiya, S.Th beserta perangkat

Majelis Jemaat, Pnt M. Rahakbauw, Pnt Z. Renfan, Pnt D. Etalwewa, Pnt P.

Rumohoira, Dkn J. Renhard, Dkn A. Lumyar, Dkn Ny. M. Jamlean/R, dan Dkn N.

Ohoimurin. Terima kasih untuk atas segala bantuan dan pelayanan serta kesediaan

untuk berbagi pengalaman bersama penulis. Untuk cinta kasih, dukungan doa, serta

pengalaman pelayanan bersama yang luar biasa dan menjadi hal yang sangat berarti

bagi penulis.

11. Badan Saniri dan Perangkat Ohoi Madwaer, Bpk J. Renfaan, Bpk R. Ohoimurin, Bpk

S. Rumohoira, Bpk P. Ohoimurin, Bpk S. Renfaan, Bpk D. Rumohoira, Bpk J.

Lumyar, Bpk M. Ohoimurin dan Bpk Y. Renfaan. Terima kasih telah meluangkan

segala waktu bersama selama beberapa kali dengan penulis dalam berbagi cerita

bersama tentang tabob.

12. Mama Raja, Ny M. Jamlean/R, terima kasih mama tersayang untuk kesediaan

memberikan tumpangan dan berbagai pelayanan yang diberikan, kesediaan

mengajarkan bahasa Kei dan berbagi pengalaman hidup, bahkan berbagi suka dan

duka bersama penulis selama melakukan penelitian di Madwaer. Mama-mama di

dapur Pastori Madwaer, terima kasih untuk kesediaan menyiapkan santapan tiap hari

bagi penulis dan keluarga.

13. Bpk. M. Renfaan, terima kasih untuk penulisan lagu-lagu tabob dan sekaligus

mengajarkannya kepada penulis, serta keluarga Y. Renfaan, terima kasih atas

kesediaan memberikan tumpangan dan pelayanan kepada penulis, tawa yang selalu

kita bagi bersama menjadi kenangan yang indah bagi penulis.

14. Seluruh anggota masyarakat ohoi Madwaer yang adalah keluargaku, terima kasih atas

kesediaan menerima penulis dengan cinta kasih di tengah-tengah masyarakat,

Page 7: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

vii

kebersamaan yang indah dan merupakan pengalaman berharga ketika bersama-sama

terlibat dalam tradisi menyambut kehadiran tabob serta bagian potongan daging yang

diberikan sebagai tanda persaudaraan dan kekeluargaan di antara kita. Terima kasih

juga atas kesediaan menjadi informan dalam berbagi pendapat dan pengetahuan dalam

kaitan dengan penelitian yang dilakukan, serta kesediaan mengantar penulis

mengunjungi tempat-tempat pamali yang berhubungan dengan sejarah tabob. Tawa

dan tangis bersama tidak akan pernah kulupakan. Doaku selalu menyertai kalian.

15. Ketua Dewan Pastoral Stasi Ohoiren, Bpk Hilarius Janwarin dan sekretaris, Bpk

Petrus Rahayaan beserta staf, atas kesediaan memberikan informasi dan data-data

yang diperlukan.

16. Kepala ohoi Ohoiren, Bpk A. Janwarin beserta staf dan Badan Saniri, Bpk H.

Rahayaan, Bpk J. Janwarin, Bpk F. Rahayaan, Bpk M. Rahayaan, Bpk G. Rahayaan,

Bpk S. Janwarin, Bpk A. Frawowan, Bpk R. Janwarin , Bpk A. Rahayaan, Bpk H.

Janwarin dan Bpk Y. Ngamel. Terima kasih untuk data-data yang diberikan dan

kesediaan untuk berbagi cerita dan pengalaman dalam kaitan dengan tabob, dan

Seluruh anggota masyarakat Ohoiren, atas segala bantuan, informasi yang diberikan,

serta doa bagi penulis. Keberhasilan penulisan ini karena kalian semua.

17. Keluarga R. Rahayaan; papa robby, mama, dan adik-adik tercinta. Terima kasih atas

kesediaan menerima penulis sebagai bagian dari keluarga ini, dan dukungan serta

bantuan yang diberikan selama penulis berada di Ohoiren.

18. Raja Mantilur; Bpk A. J. Ngamel beserta isteri yang bersedia menerima kehadiran

penulis, sekaligus berbagi cerita bersama secara lisan maupun bentuk tertulis tentang

sejarah Nufit.

19. Kepala ohoi Somlain; Bpk A. Ngamel, Ny M. Ngamel/E, Bpk H. Ngamel, P.

Welafubun, Bpk A. Ngamel, C. Welafubun bersama seluruh masyarakat Somlain

Page 8: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

viii

yang telah memberikan informasi dan pengalaman ketika mencari dan menangkap

tabob.

20. Bpk A. Welafubun, terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam memberikan

informasi tentang lagu-lagu tabob sekaligus menyanyikan lagu-lagu tersebut.

21. Sekretaris ohoi Ohoira; Bpk H. Sedubun, bersama beberapa anggota masyarakat Bpk

M. Renyaan, Bpk Th. Warbal, Bpk O. Yalmav, Bpk N. Sedubun, Bpk L. Sedubun,

serta semua anggota masyarakat Ohoira yang telah memberikan bantuan berupa

informasi dan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis.

22. Bpk T. Wirin, Bpk Z. Rahakbau dan Bpk Y. Rumheng serta masyarakat Ur, terima

kasih atas informasi dan kesediaan berbagi cerita bersama penulis.

23. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005 fakultas Teologi Universitas Kristen

Indonesia Maluku. Terima kasih untuk kebersamaan kita, suka dan duka, bahkan

melewati saat-saat terberat bersama ketika harus kehilangan Jorgen Latuheru (alm)

dari antara kita untuk selamanya.

24. Teman-teman Magister Sosiologi Agama angkatan 2011, terima kasih untuk

kebersamaan selama studi, bersedia berbagi ilmu, dan berdiskusi bersama. Tuhan

memberkati perjuangan kita.

25. Orang-orang terkasih di Salatiga, ade Shendy Sitania, usi Vanny Temar, usi Olive

Tikupadang, usi Andha, usi Ona Labetubun, bu Ephin, bu Jalvin; usi Olive Sekewael,

usi Acit, Elvis, Gavin, Andre, Echon dan mami Ike Hukubun di Jogja; basudara di

Semarang; kak Dwi, Jean, Uthe dan Donnie; bu Tiras Sopamena, bu Helky Veerman

dan kak Lerry Bungas; bu steve Gaspersz dan usi Nancy, terima kasih atas bantuan

dan dukungan doa serta kebaikan kepada penulis.

26. Bpk dan Ibu kost tercinta, terima kasih untuk kesediaan memberikan tumpangan

kepada penulis selama melakukan studi, ‘ma Sum dan mas Agus, terima kasih sudah

Page 9: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

ix

banyak membantu membersihkan lingkungan tempat tinggal penulis. Teman-teman

kost Bios tercinta, Madlyne, Esra, Vallen, Ge, Adis, Cili, Cece, Tata, Deli, Cindy, dan

Dinda, terima kasih untuk kebersamaan yang dijalin, berbagi suka dan duka bahkan

kejutan ulang tahun yang tidak pernah terlupakan. Ingin selalu seperti ini, teman-

teman.

27. Keempat saudara “Teletubbies”, Bu Jule, Usi Agnes, Ona Wenno, Taya; dan Ine,

terima kasih atas kebersamaan kita, ats segala bantuan, dan dukungan. Kalian yang

sangat memahamiku. Bersyukur bisa memiliki saudara seperti kalian. Sahabat terbaik

dalam hidupku, Ema Tanamal, Grace Renyaan, Lina Ohoira dan Windy Palisuan, atas

cinta kasih dan doa yang selalu menyertai perjuanganku.

28. Keluarga Prof.Dr.John A. Titaley, terima kasih ata pelayanan dan perhatian yang

diberikan ketika penulis melakukan pembimbingan tesis di rumah.

29. Keluarga Pdt N. Sedubun, M.Th, yang selama ini telah memberikan bimbingan,

arahan, dan nasehat kepada penulis.

30. Pdt Ny M. K. Tomasoa, bersama keluarga. Terima kasih atas dukungan doa dan

pelayanan yang diberikan kepada penulis.

31. Keluarga Sakalessy di Galala. Terima kasih untuk kata-kata rohani sebagai penguatan

yang selalu diberikan kepada penulis.

32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama Nona, Adik Itha, Adik Pendi, dan

Usi Essy, terima kasih atas cinta dan kasih sayang kepada penulis.

33. Keluarga besar penulis; keluargaku di Farmasi Atas: Mama Poppy, Usi Esty bersama

Bu Ming Ira dan Ria, Usi Meike bersama Kareen, Usi Debbie bersama Bu Viktor dan

Denny; Mama Lien dan Mei, papa Tom dan keluarga di Kopertis, Papa Meki di Dobo,

Usi Welly di Jogja, Bu Neles di Kairatu; Bu Echon, Usi Ike serta Acha, Rizky dan

Menda di Kairatu, keluarga A. Warkey di Tual, Leon dan Toz, serta keluarga besar

Page 10: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

x

Anmama/Tiven di Dobo, Tepa, Tual, Ambon, dan di mana saja. Terima kasih atas

cinta dan kasih sayang serta doa yang telah diberikan kepada penulis. Oma terkasih

Josina Anmama (alm), terima kasih oma sayang atas doa dan kasih sayang kepada

cucumu ini.

34. Papaku tersayang, Pdt O. G. Tiven S.Th (alm), papa .... keberhasilan ini tidak akan di

raih tanpa doa dan kasih sayang serta dorongan darimu. Perjuangan ini diawali

dengan air mata dan diakhiri juga dengan air mata menangisi kepergianmu papa.

Semangat, perjuangan, teladan, dan nasehatmu akan selalu menjadi bagian dalam

hidupku.

35. Keluarga Saptenno/Ferdinandus di Lateri; mama, Bu Donald, Gino, Bu Richo dan

keluarga di Manado, Bu Stevie dan keluarga di Papua, Bu Nyong dan keluarga di

Soya; Keluarga R. Ferdinandus (om Nat, Tante Sun dan Yano), Keluarga Mahupale

(papa Nus, mama yo, puteri dan Berryl), Keluarga Bakarbessy (bu Boy, usi Yeni,

ella), Keluarga Ferdinandus (bu Entho, usi An, Gwen, Eno, bu Stenly dan usi Ve); bu

Dani, usi Vera dan Valdo di Bandung; terima kasih atas kasih sayang, perhatian dan

doa kepada penulis.

36. Keluargaku yang sangat ku cintai; Papa No yang berjuang bersama penulis dengan

cinta dan kasih sayang bersama-sama menempuh jauhnya Kei Kecil Barat dengan

tiada pernah mengeluh lelah; Mama Thien dengan kasih sayang dan cinta seorang ibu

yang luar biasa. Tuhan serta mama dalam perjuangan studi; Usi Ivone, bu Idho dan

Junior di Waihatu, Jessy, Jizwy di Tual dan Usi Nelly, Bu Mitro dan Shiera di

Kupang, keluarga Borolla; om Ade (alm), Usi Omi tersayang serta Danny. Terima

kasih atas cinta, kasih sayang, pengorbanan serta motivasi yang begitu besar, untuk

bantuan dan dukungan dana bagi pembiayaan studi serta memenuhi seluruh

kebutuhan penulis.

Page 11: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

xi

37. Secara khusus buat seseorang yang menjadi semangat dalam hidupku, “Herman

Saptenno”. Terima kasih untuk cinta, perhatian, dukungan, kasih sayang dan

pengorbanan yang diberikan kepada penulis. Kau adalah anugerah terindah yang

pernah ku miliki.

38. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu demi

satu, yang banyak membantu penulis. Tete manis memberkati katong samua.

Salatiga, Februari 2013

Penulis

Page 12: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

xii

Tesis ini kupersembahkan sebagai ungkapan syukur dan

terima kasihku kepada:

“Tuhan Yesus Kristus”

sebagai sumber pengetahuan, kekuatan dan berkat

Papa, mama, adik, kakak, dan keluargaku tercinta

yang telah memberikan perhatian, cinta kasih dan

semua yang kubutuhkan

dia yang terkasih dan tercinta

sebagai pemberi motifasi dan semangat untukku

serta

masyarakat Nufit Haroa (Tuun En Fit)

inilah persembahanku bagi kalian semua

sebagai wujud cinta dan kasih sayang yang tulus

Page 13: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

xiii

MOTTO

(Matthew 19:26)

I can do all things through Christ who strengthens me.

Philipians 4:13

Page 14: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ………………………………………………………………… i

Halaman Pengesahan …………………………………………….……………. ii

Kata Pengantar …………………………………...……………………............. iii

Persembahan ...................................................................................................... xii

Moto …………………………………………………………………………… xiii

Daftar Isi ……………………………………………………………………….. xiv

Daftar Gambar ………………………………………………………............... xviii

Daftar Tabel ………………………………………………………………….… xx

Abstrak ………………………………………………………………............... xxi

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ………...…………………………….………………........ 1

1.1.1 Identifikasi Masalah ……..……………………...…….................... 1

1.1.2 Alasan Pemilihan Judul …………………………...……..…......... 4

1.2. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 7

1.3. Tujuan Penelitian …………………………………..……………............. 8

1.4. Manfaat Penelitian ……………………...………………..………............ 8

1.4.1 Secara Teoritis .............................................................................. 8

1.4.2 Secara Praktis ............................................................................... 8

1.5. Metode Penelitian …………..……...….....………...…............................. 8

1.5.1. Jenis Penelitian …………………………………...……...…..... 8

1.5.2. Lokasi Penelitian ………………………………………..…...... 9

1.6. Teknik Pengumpulan Data …………………………….......……............. 9

1.6.1. Observasi/Pengamatan …………….…………....…………....... 10

1.6.2. Wawancara Mendalam (in depth interviewing) ……..………….. 10

1.6.3. Study Kepustakaan ........................................................................ 10

Page 15: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

xv

1.7. Teknik Analisa Data .................................................................................. 10

1.8. Defenisi Istilah-Istilah ............................................................................... 10

1.9. Garis Besar Penulisan ................................................................................ 13

BAB II : SAKRAL DAN PROFAN MENURUT EMILE DURKHEIM DAN

MIRCEA ELIADE

2.1 Sakral dan Profan Menurut Emile Durkheim…………………...……...… 15

2.1.1 Totemisme ...................................................................................... 21

2.1.2 Konsep Durkheim Tentang Taboo ................................................. 30

2.2 Pandangan Mircea Eliade Mengenai Sakral dan Profan ………...…..…... 33

2.2.1 Wujud Dari Yang Sakral ................................................................ 38

2.2.2 Sakralitas Ruang (Space) ............................................................... 38

2.2.3 Sakralitas Waktu (Time) dan Mitos ............................................. 40

2.2.4 Sakralitas Alam (Nature) ............................................................ 48

2.3 Perbedaan Konsep Mircea Eliade dan Emile Durkheim Tentang Sakral dan Profan

……………..................…............................................................. 49

BAB III : TABOB DAN MASYARAKAT NUFIT HAROA (TUUN EN FIT)

3.1 Gambaran Umum Kecamatan Kei Kecil Barat ……................................. 52

3.1.1 Kondisi Geografis ……….………………………………............ 52

3.1.2 Iklim ....………………………………………………………….. 53

3.1.3 Penduduk ...................................................................................... 53

3.1.4 Pendidikan Masyarakat ................................................................. 54

3.1.5 Transportasi dan Komunikasi ....................................................... 55

3.1.6 Hukum Adat ................................................................................. 56

3.1.7 Agama ........................................................................................... 58

3.2 Gambaran Ohoi Madwaer ......................................................................... 61

Page 16: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

xvi

3.2.1 Luas dan Batas Wilayah ................................................................ 61

3.2.2 Penduduk ........................................................................................ 62

3.2.3 Pendidikan dan Kesehatan ............................................................. 63

3.2.4 Mata Pencaharian dan Ekonomi Masyarakat ................................. 64

3.2.5 Agama ............................................................................................ 66

3.2.6 Sistem Pemerintahan ..................................................................... 67

3.2.7 Sosial Budaya ................................................................................ 68

3.3 Gambaran Ohoi Ohoiren ........................................................................... 70

3.3.1 Luas dan Batas Wilayah ............................................................... 71

3.3.2 Penduduk ...................................................................................... 71

3.3.3 Pendidikan dan Kesehatan ............................................................ 72

3.3.4 Mata Pencaharian .......................................................................... 73

3.3.5 Agama ............................................................................................ 73

3.3.6 Sistem Pemerintahan ...................................................................... 74

3.4 Nufit ............................................................................................................ 75

3.5 Pemahaman Masyarakat Nufit Haroa Tentang Tabob ................................ 76

3.5.1 Sejarah Asal Mula Tabob di Wilayah Nufit .................................. 76

3.5.2 Tradisi Pencarian Tabob ............................................................... 80

3.5.3 Tabob Sebagai Makanan Pusaka yang Dianggap Sama Dengan Ub/Leluhur

.................................................................................... 95

3.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Masyarakat Nufit Haroa

(Tuun En Fit) Terhadap Tabob .................................................................. 103

3.6.1 Faktor Sejarah dan Budaya …………………………………… 105

3.6.2 Faktor Kepercayaan/Religi …………………………………….... 107

3.6.3 Faktor Solidaritas ………………………………………………… 110

Page 17: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

xvii

3.6.4 Faktor Pengalaman ......................................................................... 112

BAB IV : SAKRAL DAN PROFAN DALAM PEMAHAMAN MASYARAKAT

NUFIT HAROA (TUUN EN FIT) TENTANG TABOB

4.1 Pemisahan Antara Sakral dan Profan Dalam Kehidupan Masyarakat Nufit Haroa

(Tuun En Fit).................................................................................... 115

4.2 Tabob: Totem Masyarakat Nufit Haroa (Tuun En Fit) .............................. 117

4.3 Tabob: Manifestasi Dari “Yang Sakral” ..................................................... 127

BAB V : KESIMPULAN .................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta wilayah Kecamatan Kei Kecil Barat ….…….………............. 51

Gambar 2 Ngutun Rit di Ohoi Madwaer .......................................................... 79

Gambar 3 Tenan Bes di ohoi Faan ................................................................... 79

Gambar 4 Daun Dab untuk memanggil Tabob ............................................... 79

Gambar 5 Tokong/tongkat yang menjadi batu di Arat .................................... 79

Gambar 6 Abwavan, tanjung tempat keberadaan tabob .................................. 79

Gambar 7 Pagar batu yang dibongkar oleh tabob ........................................... 79

Gambar 8 Telaga El ........................................................................................ 79

Gambar 9 El/Siput Kecil ................................................................................. 79

Gambar 10 Puntung rokok menjadi ikan serseran di Ohoiren ......................... 79

Gambar 11 Pulau Nur Nguva ........................................................................... 80

Gambar 12 Pulau Uut ....................................................................................... 80

Gambar 13 Pulau yang terbentuk akibat lemparan ketupat ............................. 80

Gambar 14 Pertemuan di rumah pejabat .......................................................... 82

Gambar 15 Tokoh adat yang membagikan pinang .......................................... 82

Gambar 16 Bentuk pemberian yang akan dibawa ke tempat-tempat khusus ... 83

Gambar 17 Tembikar ......................................................................................... 83

Gambar 18 Woma Tar Walek di ohoi Madwaer ................................................. 83

Gambar 19 Beberapa orang warga yang akan berangkat untuk mencari tabob. 85

Gambar 20 Enbal dan air sebagai bekal .............................................................. 85

Gambar 21 Tarkihin, alat untuk menikam tabob ................................................ . 86

Gambar 22 Horan kakak dan adik serta tali (horantal) ........................................ 86

Page 19: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

xix

Gambar 23 Tabob yang berhasil dibunuh oleh masyarakat Madwaer ................. 89

Gambar 24 Beberapa warga beramai-ramai menarik tubuh tabob ke tempat pemotongan

........................................................................................ 89

Gambar 25 Tabob yang telah mati diberi makan enbal ....................................... 90

Gambar 26 Seorang tetua adat yang berbicara sambil mengelus kepala tabob ... 90

Gambar 27 Pemotongan pertama tubuh tabob ..................................................... 91

Gambar 28 Penyerahan pemotongan selanjutnya kepada beberapa orang warga .. 91

Gambar 29 Pemotongan bagian-bagian “terlarang”/pamali ................................. 91

Gambar 30 Bagian terlarang yang dikhususkan kepada rombongan pencari ....... 92

Gambar 31 Aktivitas pemotongan daging tabob................................................... 92

Gambar 32 Aktivitas pembagian daging tabob ..................................................... 92

Gambar 33 Peneliti juga mendapat bagian daging tabob ....................................... 93

Gambar 34 Kegiatan mengolah daging tabob secara tradisional yaitu umun (bakar batu)

..................................................................................................... 94

Gambar 35 Sebuah keluarga yang sedang makan daging tabob dan enbal hasil dari bakar

batu, secara bersama di rumah ................................................... 94

Page 20: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Data Penduduk Kecamatan Kei Kecil Barat ………………………… 52

Page 21: 'TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4066/1/T2_752011007_Judul.pdf · 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama

xxi

ABSTRAK

Tabob atau yang dikenal dengan penyu belimbing adalah hewan yang mendapat

perlakukan khusus dan memiliki hubungan dengan masyarakat Nufit Haroa yaitu Tuun En Fit

yang terdiri dari ohoi Madwaer, Somlain, Ohoiren, Ohoira, Ur, Tanimbar Kei dan Warbal; di

Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara. Ketujuh ohoi inilah yang memiliki

hak untuk mencari dan mengkonsumsi daging hewan tersebut setiap musim yaitu bulan

September-Desember. Hak istimewa ini diperoleh berdasarkan kepercayaan dan keyakinan

mereka terhadap cerita legenda yang menceritakan asal mula tabob dibawa oleh dua orang

yang bernama Tobi dan Tobai sebagai imbalan atas kemenangan mereka ketika berperang

dengan Raja di Papua. Dari sinilah leluhur/moyang mereka menjadikan hewan ini sebagai

makanan dan memberi nama/gelar Ub (dari kata Ubnus yang artinya moyang/leluhur)

kepadanya. Bagi kita sekarang hal seperti ini sangat tidak rasional apalagi dalam berbagai

perkembangan dan kemajuan yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pemahaman masyarakat Nufit Haroa (Tuun En Fit) tentang tabob serta perilaku

yang menunjukkan pemahaman tersebut.

Penelitian ini hanya difokuskan di dua ohoi yaitu Ohoiren dan Madwaer. Alasan

dipilihnya dua tempat ini karena Madwaer merupakan pusat raschap dan keberadaan bukti-

bukti mitos tabob sedangkan di Ohoiren terdapat siran atau tempat pertemuan adat

masyarakat Nufit. Pengamatan juga dilakukan di tiga ohoi lainnya yaitu Ohoira, Madwaer dan

Ur.Untuk menjawab berbagai hal tersebut, dilakukan teknik wawancara dengan beberapa

informan seperti Raja Mantilur, tokoh adat, tokoh masyarakat, Badan Saniri, perangkat ohoi,

dan beberapa anggota masyarakat terutama yang bertugas untuk mencari dan menikam tabob,

juga dilakukan obervasi/pengamatan. Penelitian tidak dapat dilakukan di Warbal dan

Tanimbar Kei karena kondisi alam yang tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan ke

daerah tersebut.

Tabob dalam masyarakat Nufit Haroa ternyata merupakan hewan milik bersama yang

disakralkan dan merupakan makanan pusaka yang terus di cari dan dimakan setiap musim,

dengan kewajiban menjalankan berbagai aturan dan syarat-syarat serta larangan-larangan

dalam menjalankan tradisi tersebut. Jika tidak dipatuhi dan dilakukan, tabob akan sulit

ditemukan. Oleh karena itu harus dilakukan ritual penebusan/pemulihan yang ditujukan

kepada leluhur/moyang untuk memohon maaf atas kesalahan yang dilakukan. Tabob juga

dianggap sama dengan moyang/leluhur karena itu mereka sangat menghormati dan

menghargainya yang ditunjukkan melalui pelaksanaan syarat-syarat dan aturan yang

ditetapkan, serta tidak mengeluarkan kata-kata secara sembarangan tentangnya. Tabob di

dalam masyarakat ini ternyata merupakan totem, dan salah satu alasan pertama adalah karena

kepercayaan asli mereka adalah Totemisme.

Kata Kunci : Tabob, Nufit Haroa (Tuun En Fit), makanan pusaka, moyang/leluhur, totem.