Takhrijul Hadits
Transcript of Takhrijul Hadits
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 1/14
1
MAKALAH
“TAKHRIJUL HADITS”
(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Ulum al-Hadits)
Dosen: Misbahudin. M.Th.I
Disusun Oleh:
Muhammad Latief
Siti Barokah
PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SULTAN AMAI GORONTALO
2011
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 2/14
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT., yang telah menciptakan segala sesuatu lalu
menyempurnakannya, yang kemudian mengutus Rasul-Nya Muhammad SAW. Dengan
membawa agama Islam ini, yang tujuan utamanya adalah menyempurnakan dan menjelaskan
dengan bahasa yang rasional, lalu kemudian beliau yang mengubah peradaban dari peradaban
yang jahiliyah menjadi peradaban yang modern.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
utusan dan manusia pilihan-Nya. Yang dengan perjuangan beliaulah kita sebagai umatnya bisa
menikmati dan merasakan keindahan ilmu pengetahuan yang beliau ajarkan kepada kita semua
selaku umatnya yang selalu konsisten dan komitmen terhadap ajarannya.
Pembahasan dalam makalah ini adalah menguraikan tentang bagaimana Metode-metode
Penelitian Hadits, salah satunya adalah Takhrijul Hadits Yang mana mereka mampu membuat
sebuah hasil yang sangat gemilang yang kemudian hasil kerja kerasnya dirasakan oleh kita
semua.
Dalam hal ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, kepada seluruh teman pada umumnya dan pada
khususnya kepada dosen mata kuliah Ulumul al-Hadits. Penulis sangat menyadari bahwa
masih sangat banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik
dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk perbaikan dihari-hari selanjutnya.
Gorontalo, 21 Desember 2011
Penyusun
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 3/14
3
DAFTAR ISI
KATA PE NGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Pengertian Takhrij Hadits.......................................................................... 2
B. Metode Men-Takhrij Hadits.............................................................................. 3
C. Faedah Men-takhrij Hadits................................................................................ 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 4/14
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, dengan dua sumber hukum yang
harus ditaati oleh setiap pemeluknya, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadist. Al-Qur’an adalah kalam
Allah yang mengandung mu’jizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., diriwayatkan
secara mutawatir, tertulis dalam mushaf dan membacanya bernilai ibadah, diawali dengan surat
Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas. Al-Hadist adalah segala sesuatu yang berasal
dari Nabi Muhammad saw. baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapanya atau
persetujuannya yang mana ada sangkut pautnya dengan hukum syari’at Islam.1 Mengingat
begitu pentingnya hadist sebagai sumber hukum Islam maka perlu adanya suatu ilmu yang bisa
menjelaskan hadist, baik mengenai tentang sanadnya, kualitasnya maupun asal-usulnya.
Karena hadits memiliki dua unsur yang secara integral tidak dapat dipisahkan yakni sanad dan
matan.2
Dalam perkembangan keilmuanya kitab-kitab hadist yang menjadi sumber hukum Islam
kedua mengalami berbagai masalah terkait dengan sanad, kualitas (tingkatan), maupun asal-
usulnya. Dari sinilah muncul di antara para ulama yang mulai membicarakan hal ini. Mereka
mengutip dalam kitab-kitab dengan merujuk kepada sumbernya, didalamnya juga menyebutkan
tentang kualitas ke-shahih-annya. Yang kemudian munculnya kitab-kitab takhrij.3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas terkait dengan takhrij al-hadits, maka penulis
dapat merumuskan suatu masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Takhrij al-Hadits?
2. Bagaimana cara atau metode Mentakhrij Hadits?
3. Apa faedah Mentakhrij Hadits?
1Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Ulumul Hadits, (Cet. VI; Jakarta: CV. Amzah, 2010), h. 2.
2Ibid., h. 97.
3Dr. Utang Ranuwijaya, M.A., Ilmu Hadits, (Cet. I; Jakarta: CV. Gaya Media Utama, 1996), h. 111.
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 5/14
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Takhrij Hadits
1. Pengertian menurut Bahasa
Kata “Takhrij”, dari kata “kharraja, yukharriju”, yang secara bahasa mempunyai
bermacam-macam arti. Menurut Mahmud ath-Thahhan, asal kata takhrij, ialah:
ا ئ ف ي ه يرها وخا
“ Berk umpulnya dua hal yang bertentangan dalam satu persoalan”.4
Dari sudut pandangan kebahasaan ini, kata takhrij sering diartikan sebagai: a) al-istinbat
(mengeluarkan dari sumbernya); b) al-tadrib (latihan); c) al-tawjih (pengarahan); at-taufih
(pengarahan, menjelaskan duduk persoalan).5
Dari sini takhrij al-hadits dapat diartikan yaitu
mengeluarkan hadits. Menurut pengertian asal bahasanya, Ibnu manzur mengatakan bahwa
takhrij ialah kumpulan dua perkara yang saling berlawanan dalam satu masalah.6
2. Pengertian secara Terminologi
Para ulama Hadits dalam hal ini mengemukakan beberapa definisi, yaitu sebagai berikut:
a. Takhrij menurut ulama Hadits adalah sama dengan al-ikhraj, yaitu ibraz al-hadits li an-
nas bidzikri mahrajih (mengungkapkan atau mengeluarkan Hadits kepada orang lain
dengan menyebutkan para perawi yang berada dalam rangkaian sanadnya, sebagai yang
mengeluarkan Hadits tersebut). Misalnya dikatakan : Hadza Hadits akhrajahu al-
Bukhari (Hadits ini dikeluarkan oleh al-Bukhari). Arti takhrij menurut definisi ini
banyak dipakai oleh para ulama dalam mengutip atau menyebutkan suatu Hadits.7
b. Takhrij menurut ulama Hadits yaitu mengungkapkan Hadits yang telah dikemukakan
oleh para guru Hadits atau berbagai kitab yang disusun berdasarkan riwayat sendiri,
para gurunya atau orang lain, dengan menerangkan periwayatnya dari para penyusun
kitabnya dijadikan sumber pengambilannya.8
4Mahmud ath-Thahan, Ushul at-Takhrij wa Dirasah al-Asanid., dikutib oleh Dr. Utang Ranuwijaya, M.A.,
op. cit., h. 111.
5 Ibid., h. 112.
6Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, M.A., Menembus Lailatul Qadr; Perdebatan Interpretasi Hadits
Tekstual dan Kontektual, (Cet. I; Makassar: Melania Press, 2004), h. 36.
7Dr. Utang Ranuwijaya, M.A., loc. cit.
8 Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, M.A., loc. cit.
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 6/14
6
c. Menunjukan asal usul Hadits dan mengemukakan sumbernya dan berbagai kitab Hadits
yang disusun oleh para mukharrijnya langsung yakni para periwayat yang juga sebagai
penghimpun bagi Hadits yang mereka riwayatkan.9
d. Takhrij menurut ulama Hadits yang lain yaitu menunjukan asal beberapa Hadits pada
kitab-kitab yang ada (kitab induk Hadits) dengan menerangkan hukum atau
kualitasnya.10
Definisi ini dilakukan oleh penyusunnya atau orang lain ingin
menyebutkan sumber pengambalin suatu Hadits, seperti diberbagai buku Hadits atau
syarahnya.
e. Menunjukan letak asal Hadits pada sumbernya, yakni berbagai kitab, yang didalamnya
dikemukakan Hadits itu secara lengkap dengan sanadnya masing-masing, kemudian
guna kepentingan penelitian maka dijelaskan kualitas Hadits yang bersangkutan. 11
Tampaknya pengertian Takhri al-Hadits yang relevan untuk kegiatan penelitian Hadits
lebih lanjut adalah pengertian Hadits lebih lanjut adalah pengertian yang disebutkan terakhir
(pada butir e). Bertolak dari pengertian itu, maka yang dimaksud dengan takhrij al-hadits
dalam makalah ini adalah penelusuran atau pencarian Hadits pada berbagai kitab sebagai
sumber asli dari Hadits, yang didalamnya dikemukakan secara lengkap matan dan sanad Hadits
yang bersangkutan.
D. Metode Mentakhrij Hadits
Sebelum seseorang melakukan takhrij suatu Hadits, terlebih dahulu ia harus mengetahui
metode atau langkah-langkah dalam takhrij sehingga akan mendapatkan kemudahan-
kemudahan dan tidak ada hambatan. Pertama yang dimaklumi adalah bahwa teknik pembukuan
buku-buku Hadits yang telah dilakukan oleh para ulama dahulu memang beragam dan banyak
sekali macam-macamnya. Diantaranya ada yang secara tematik, pengelompokan Hadits
berdasarkan pada tema-tema tertentu seperti kitab Al- Jami’ Ash-Shahih al-Bukhari dan Sunan
Abu Dawud. Diantaranya lagi ada yang didasarkan pada nama perawi yang paling atas yakni
para sahabat, seperti kitab musnad Ahmad bin Hambal. Buku lain lagi didasarkan pada huruf
permulaan matan Hadits diurutkan sesuai dengan alpabet Arab seperti kitab Al- Jami’ Ash-
Shaghir karya As-Suyuthi dan lain-lain. Semua itu dilakukan oelh para ulama dalam rangka
memudahkan umat islam untuk mengkajinya sesuai dengan kondisi yang ada.12
9 Ibid.
10Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., op. cit., h. 116-117.
11
Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, M.A., loc. cit.
12Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., op. cit., h. 119.
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 7/14
7
Karena banyaknya teknik dalam mengkodifikasikan buku Hadits, maka sangat diperlukan
beberapa metode takhrij, yang sesuai dengan teknik buku Hadits yang ingin diteliti. Paling
tidak ada 5 metode takhrij dalam arti penelusuran Hadits dari sumber buku Hadits yaitu
sebagai berikut.13
a. Takhrij dengan kata (bi al-lafzhi)
Metode takhrij pertama ini penelusuran hadits melalui kata/lafal matan Hadits baik dari
perlmulaan, pertengahan, atau akhiran. Kamus yang diperlukan metode takhrij adalah salah
satunya yang paling mudah adalah kamus Al-Mu’jam Al -Mufahras li Al-fazh Al-hadits An-
Nabawi yang disusun oleh A.J. Wensinck dan kawan-kawannya sebanyak 8 jilid.
Maksud takhrij dangan kata adalah takhrij dengan kata benda (kalimah isim) atau kata
kerja (kalimah fi’il) bukan kata sambung (kalimah huruf). Dalam bahasa Arab yang
mempunyai asal akar kata 3 huruf. Kata itu diambil dari salah satu bagian dari teks Hadits yang
mana saja selain kata sambung/kalimah huruf, kemudian dicari akar kata asal dalam bahasa
Arab yang hanya 3 huruf yang disebut dengan fi’il tsulatsi. Jika kata dalam teks Hadits yang
dicari kata : هن misalnya, maka harus dicari asal akar katanya yaitu dari kata setelah ituن
baru membuka kamus bab bukan babس . Demikian juga jika kata yang dicari itu kata و
maka akar katanya adalah : و kamus yang dibuka adalah pada bab bukab bab dan begitu
seterusnya.14
Kamus yang digunakan untuk mencari Hadits adalah kamus Al-Mu’jam Al -Mufahras li
Al-fazh Al-hadits An-Nabawi yang disusun oleh A.J. Wensinck dan kawan-kawannya sebanyak
8 jilid. Beliau adalah seorang Profesor bahasa-bahasa semit termasuk bahasa Arab di Leiden
Belanda. Timnya telah berhasil menyusun urutan dengan baik berkat kerja sama dengan
Muhammad Fuad Abdul Baqi.15
Untuk kegiatan takhrij dalam arti kegiatan penulusuran Hadits
dapat diketahui melalui periwayatan dalam kitab-kitab yang ditunjuknya. Lafal-lafal Hadits
yang dimuat dalam kitab Al-Mu’jam ini bereferensi pada kitab induk Hadits sebanyak 9 kitab
yaitu sebagai berikut :
a. Shahih Al-Bukhari dengan diberi lambing:
b. Shahih Muslim dengan diberi lambang:
13 Ibid.
14 Ibid.
15
Prof. Dr. M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Cet. II; Jakarta: Bulan Bintang, 1992),h. 49-50.
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 8/14
8
c. Sunan Abu Dawud dengan lambang:
d. Sunan At-tirmidzi dengan lambang: ث
e. Sunan An- Nasa’i dengan lambang: ى
f. Sunan Ibnu Majjah dengan lambang: خ
g. sunan Ad-Darimi dengan lambang:
h. Al-Muwattha Malik dengan lambang:
i. Musnad Ahmad dengan lambang: ن
Contoh Hadits yang ingin di-takhrij adalah:
ثاىاجىةثث ؤىاثاؤىاثث باا
Pada penggalan teks diatas dapat ditelusuri melalui kata-kata yang digaris bawahi.
Andaikata dari kata ا dapat dilihat bab dalam kitab Al-Mu’jam karena kata itu berasal dari
kata . Setelah ditelusuri kata tersebut dapat ditemukan di Al-Mu’jam juz 1 hlm. 408 dengan
bunyi :
,54ث طت اهت , 131اب, 93اوى
Maksud ungkapan di atas adalah:
a. 93 اوى = Shahih Muslim kitab iman nomor urut hadits 93.
b. 131 اب = Sunan Abu Dawud kitab Al-Adab nomor urut bab 131.
c. 54 ث طت اهت = Sunan At-Tirmidzi kitab sifat al-qiyamah nomor urut bab 54 dan
kitab istidzan nomor urut bab I.
Pengertian nomor-nomor dalam Al-Mu’jam secara ringkas dapat dikemukakan sebagai
berikut :
a. Semua angka sesudah nama-nama kitab atau bab pada Shahih Al-Bukhari, Sunan Abu
Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An- Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, dan Sunan Ad -
Darimi menunjukan angka bab bukan angka Hadits.
b. Semua angka sesudah nama-nama kitab atau bab Shahih Muslim dan Muwattha
Malik menunjukan angka urut Hadits bukan angka bab.
c. Dua angka yang ada pada kitab Musnan Ahmad angka lebih besar menunjukkan
halaman.
b. Takhrij dengan tema (bi al-mawdhu’i)
Arti takhrij kedua ini adalah penelusuran Hadits yang didasarkan pada topik, misalnya
bab Al-kalam, Al-khadim, Al-Ghusl, Ad-Dhahiyah, dan lain-lain. Seorang peneliti hendaknya
sudah mengetahui topik suatu Hadits kemudian ditelusuri melalui kamus Hadits tematik.
Salah satu kamus Hadits tematik adalah Miftah min Kunuz As-Sunnah oleh Dr. Fuad Abdul
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 9/14
9
Baqi, terjemahan dari aslinya bahasa inggris A Handbook of Early Muhammadan karya A.J.
Wensinck pula.16
Dalam kamus Hadits ini dikemukakan berbagai topik berkenaan dengan
petunjuk – petunjuk Rasulullah maupun berkaitan dengan nama. Untuk setiap topik biasanya
disertakan subtopik dan untuk setiap subtopik dikemukakan data Hadits dan kitab yang
menjelaskannya.
Kitab-kitab yang menjadi referensi kamus Miftah tersebut sebanyak 14 kitab lebih
banyak dari pada Takhrij bi Lafdzi diatas yaitu 8 kitab sebagaimana diatas ditambah 6 kitab
lain. Masing-masing diberi singkatan yang spesifik yaitu sebagai berikut:
a. Shahih Al-bukhari dengan diberi lambang: د
b. Shahih Muslim dengandiberi nama: ه
c. Sunan abu Dawud dengan diberi lambang:
d. Sunan At-Tirmidzi dengan diberi lambang: ر
e. Sunan An- Nasa’i dengan diberi lambang:
f. Sunan Ibnu Majah dengan diberi lambang: هح
g. Sunan Ad-Darimi dengan diberi lambang:ه
h. Muwattha Malik dengan diberi lambang: ه
i. Musnad Ahmad dengan lambang: ن
j. Musnad Abu Dawud Ath-Thayalisi dengan diberi lambang:
k. Musnad Zaid bin Ali: ز
l. Sirah Ibnu Hisyam: ش
m. Maghazi Al-Waqidi:
n. Thabaqat Ibnu Sadim:
Kemudian arti singkatan-singkatan lain dipakai dalam kamus ini adalah sebagai berikut:
a. Kitab : ك
b. Hadits :
c. Jus : ج
d. Bandingkan (Qabil):
e. Bab : ب
f. Shahifah : ص
g. Bagian (qismun): ق
Misalnya ketika ingin men-takhrij Hadits yaitu:
ه ه ا ةط
16 Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., op. cit., h. 122.
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 10/14
10
Hadits tersebut temanya shalat malam. Dalam kamus Miftah dicari pada bab Al-Layl
tentang shalat malam yaitu d halaman 403. Disana dicantumkan yaitu sebagai berikut:17
a. 10ب19ك,1ب145ك,84ب8ك-د
b. ه-ك6145-148
c. -ك5ب26
d. 204ب2ك-ر
e. 172ب2ك – هح
f. ه – ك2ب15521
g. ه – ك7 13 h
h. 5910ى ص – ن
Diantara kelebihan metode ini, peneliti mengetahui makna Hadits saja tidak diperlukan
harus menguasai asal-usul akar kata dan tidak perlu juga mengetahui sahabat yang
meriwayatkan. Disamping itu peneliti terlatih berkemampuan menyingkap makna kandungan
Hadits. Sedang diantara kesulitannya adalah terkadang peneliti tidak memahami isi kandungan
Hadits atau kemungkinan Hadits memiliki topik berganda.18
3. Takhrij dengan permulaan matan
Takhrij dengan menggunakan permulaan matan dari segi hurufnya, misalnya awal suatu
matan dimulai dengan huruf mim maka bab yang dicari adalah pada bab mim, ketika diawali
dengan huruf ba maka yang dicari bab ba dan seterusnya.
Takhrij seperti ini di antaranya dengan menggunakan kitab Al- Jami’ Ash-Shaghir atau
Al- Jami’ Al -Kabir kitab ini adalah karangan ulama tafsir yaitu Imam Jalaludin Abdurrahman
As-Suyuthi yang wafat pada tahun 91 H.19
Dan Al-Mu’jam Jami’ Al -Ushul fi Ahadits Ar-
Rasul, karya Ibnu Katsir.20
Misalnya ketika kita ingin mencari hadits populer di tengah-tengah santri dan mahasiswa:
ع ان فرت م هن
Kita buka kitab Al-Jami bab kita temukan pada juz 2 hlm. 54 ada 4 tempat periwayatan
disebutkan yaitu sebagai berikut:
17 Ibid., h. 122-123.
18Abdul Muhdi, Thuruq Takhrij Hadits Rasulullah, yang dikutib oleh Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.,
Ibid.
19Drs. M. Agus Solahuddin, M.Ag., dan Agus Suyadi, Lc. M.Ag, Ulumul Hadits, (Cet. 1; Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2009), h. 195.
20Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., op. cit., h. 118.
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 11/14
11
,ي اي س(ع)ي اي ي (عض ذظ )ي ا ( )ع ان فرت م هن
(ط)ي ا (ع )ي (ذظ )ي اي ه(ع)وى ي اي ور
Keterangan lambang-lambang diatas adalah :
a. : Ibnu Adi dalam kitab Al-Kamil.
b. عض ذظ : Ath-Thabrani dalam kitabnya, Ash-Shaghir, ظذ : Al-Katib;
c. ع : Ath-Thabrani dalam kitabnya Al-Uwsath,
d. ع : Ath-Thabrani dalam kitab Al-Kabir,
e. ط : Hadits Shahih.
Dari hasil Takhrij diatas ditemukan bahwa seluruh Hadits hanya menyebutkan sampai
هن tidak ada yang menyebutkan توه akan tetapi yang beredar selalu menyebutkan seperti itu,
mungkin ada rujukan asal dalam kitab Hadits yang dapat dipedomani.21
4. Takhrij melalui sanad pertama.
Takhrij ini menelusuri Hadits melalui sanad yang pertama atau yang paling atas yakni
para sahabat atau tabi’in. berart peneliti harus mengetahui terlebih dahulu siapa sanadnya
dikalangan sahabat atau tabi’in. dan dicari dalam kitab-kitab Musnad, seperti Musnad Ahmad
bin Hambal, dan sebagainya.
Kemudian bagaimana cara men-takhrij sebuah hadits dengan menggunakan metode ini?,
berikut contoh Hadits dalam Musnad Ahmad:
ي ا ي هل اهر اى ااى راهت
Sahabat perawi sudah diketahui yaitu Anas bin Malik, terlebih dahulu Anas bin Malik itu
dilihat dalam daftar isi sahabat dalam kitab Musnad, maka didapati adanya sahabat Anas pada
juz 3 h. 98. Bukalah kitab dan halaman tersebut didalam kitab Musnad Anas, dicari satu
persatu hadits yang ingin dicari sampai ditemukan, maka ditemukan pada hlm. 103. Dari
pentakhrijan ini dapat dikatakan : Hadits itu ditakhrij oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya
Juz 3, h. 103.22
5. Takhrij dengan sifat.
Telah banyak disebutkan sebagaimana pembahasan diatas tentang metode takhrij.
Seorang dapat memilih metode mana yang tepat untuk ditentukan sesuai dengan kondisi orang
tersebut. Jika suatu Hadits sudah diketahui sifatnya, apakah dia maudu’, shahih, hasan, dha’if,
qudsi, mursal, dan lain-lain sebaiknya di-takhrij dengan melalui kitab-kitab yang telah
menghimpun sifat-sifat tersebut.
21 Ibid., h. 125.
22 Ibid., h.126.
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 12/14
12
Misalnya Hadits Maudhu’ akan lebih mudah di-takhrij dengan melalui kitab-kitab
himpunan Hadits Maudhu’ seperti Al-Mawdhu’at karya Ibnu Al-Jauzi, dan sebagainya.23
E. Faedah Men- takhrij al-Hadits Faedah dari pada men-takhrij adalah sebagai berikut:
1. Dapat diketahui kuat atau tidaknya periwayatan akan menambah kekuatan riwayat.
Sebaliknya tampa dukungan periwayatanyang lain, kekuatan periwayatannya tidak
bertambah.24
2. Mengetahui referensi beberapa buku Hadits. Dengan takhrij seseorang dapat
mengetahui siapa perawi suatu Hadits yang diteliti dan di dalam kitab hadits apa saja
Hadits tersebut didapatkan.25
3. Dapat ditemukan status Hadits Shahih atau hasan, dan juga akan diketahui istilah
Hadits mutawatir, masyhur, aziz, dan gharib-nya.26
4. Menguatkan keyakinan bahwa suatu Hadits adalah benar-benar berasal dari Rasulullah
yang harus diikuti karena adanya bukti-bukti yang kuat tentang kebenaran Hadits
tersebut, baik dari segi sanad maupun matan.27
5. Memberikan kemudahan bagi orang yang mengamalkan setelah mengetahui bahwa
Hadits tersebut adalah makbul (dapat diterima). Sebaliknya, orang juga tidak akan
mengamalkan apabila diketahui bahwa Hadits tersebut mardudu (ditolak).28
23 Ibid., h. 127.
24 Drs. M. Agus Solahuddin, M.Ag., dan Agus Suyadi, Lc. M.Ag, op. cit., h. 192.
25Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., op. cit., h. 118.
26Ahmad Zarkasyi Chumaidy, Takhrij al-Hadits ; Mengkaji dan Meneliti hadits,(Bandung: IAIN Sunan
Gunung Djati, 1990), h. 7.
27Drs. M. Agus Solahuddin, M.Ag., dan Agus Suyadi, Lc. M.Ag., op. cit., h. 192.
28 Ibid.
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 13/14
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas terkait dengan materi Takhri al-Hadits, maka penulis dapat
menyimpulkan yaitu sebagai berikut.
Pertama, Kata takhrij memiliki beberapa arti, yaitu pertama, berarti al-istinbath
(mengeluarkan dari sumbernya). Kedua berarti at-tadrib (latihan ) ketiga berarti at-taujih
(pengarahan, menjelaskan duduk persoalan). Sedangkan menurut istilah Takhrij sama dengan
Al-ikhraj yaitu Ibraz Al-Hadits li an-nas bidzikri mahrajih (mengungkapkan atau
mengeluarkan Hadits kepada orang lain dengan menyebutkan para perawi yang berada dalam
rangkaian sanadnya sebagai yang mengeluarkan hadits).
Kedua, Dalam men-Takhrij Hadits dapat dilakukan dengan lima cara atau jalan untuk
mentakhrij hadis, yaitu diantaranya: Melalui pengenalan nama sahabat perawi hadis, melalui
pengenalan awal lafaz, melalui pengenalan kata-kata yang tidak banyak beredar atau dikenal
dalam pembicaraan, melalui pengenalan topik yang terkandung dalam matan hadis dan melalui
pengamatan tertentu terhadap apa yang terdapat dalam suatu hadis, baik matan atau sanadnya.
Ketiga,yaitu manfaat dari Takhrijul Hadist antara lain memberikan informasi bahwa
suatu Hadist termasuk hadist sahih, hasan, ataupun da’if , setelah diadakan penelitian dari segi
matan maupun sanadnya, memberikan kemudahan bagi orang yang mau mengamalkan setelah
tahu bahwa suatu Hadist adalah hadist makbul (dapat diterima). Dan sebaliknya tidak
mengamalkannya apabila diketahui bahwa suatu Hadist adalah mardud (tertolak).
Dari uraian ini juga penulis memberikan tambahan terkait dengan manfaat Takhrij yang
juga sangat relevan yaitu ketika melakukan Takhrij al-Hadits adalah untuk mengetahui
bagaimana para Imam Hadits sangat ketat ketika menilai suatu kualitas Hadits, dan para Imam
Hadits juga sangat berhati-hati ketika mengambil suatu Hadits untuk dijadikan pedoman.
5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 14/14
14
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bani, Muhammad Nashiruddin. Takhrij Kitab Sunnah. Cet. I; Melayu: Najla Press, 2003.
Al-khatib, Muhammad ‘Ajaj. Ushul Hadits; Pokok-Pokok Ilmu Hadits. Cet. I: Jakarta, PT.
Gaya Media Pratama, 1998.
Amin , Muhammadiyah. Menembus Lailatul Qadr; Perdebatan Interpretasi Hadits Tekstual dan
Kontektual. Cet. I; Makassar: Melania Press, 2004.
. Ilmu Hadits. Cet. I; Gorontalo: Sultan Amai Press, 2008.
Chumaidy, Ahmad Zarkasyi. Takhrij al-Hadits ; Mengkaji dan Meneliti hadits. Bandung: IAIN Sunan
Gunung Djati, 1990.
Ismail , Muhammad Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadits Nabi. Cet. II; Jakarta: Bulan Bintang, 1992.
Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadits. Cet. VI; Jakarta: CV. Amzah, 2010.
Mudatsir. Ilmu Hadits. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999.
Ranuwijaya, Utang. Ilmu Hadits. Cet. I; Jakarta: CV. Gaya Media Utama, 1996.
Rahman, Fazlur, dkk. Wacana Studi Hadits Kontemporer . Cet. I; Yogyakarta:PT. Tiara
Wacana, 2002.
Solahuddin, M. Agus., dan Agus Suyadi. Ulumul Hadits. Cet. I; Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009.
Tasbih. Ilmu Hadits; Dasar-dasar Kajian Kontekstual Hadits Nabi SAW. Cet. I; Gorontalo: Sultan
Amai Press, 2009.