Takhrijul Hadits

14
 1  M A K A L A H TAKHRIJUL HADITS (Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Ulum al-Hadits)  Dosen: Misbahudin. M.Th.I Disusun Oleh: Muhammad Latief Siti Barokah PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SULTAN AMAI GORONTALO 2011

Transcript of Takhrijul Hadits

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 1/14

1

 MAKALAH 

“TAKHRIJUL HADITS” 

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Ulum al-Hadits) 

Dosen: Misbahudin. M.Th.I

Disusun Oleh:

Muhammad Latief 

Siti Barokah

PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SULTAN AMAI GORONTALO

2011

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 2/14

2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., yang telah menciptakan segala sesuatu lalu

menyempurnakannya, yang kemudian mengutus Rasul-Nya Muhammad SAW. Dengan

membawa agama Islam ini, yang tujuan utamanya adalah menyempurnakan dan menjelaskan

dengan bahasa yang rasional, lalu kemudian beliau yang mengubah peradaban dari peradaban

yang jahiliyah menjadi peradaban yang modern.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

utusan dan manusia pilihan-Nya. Yang dengan perjuangan beliaulah kita sebagai umatnya bisa

menikmati dan merasakan keindahan ilmu pengetahuan yang beliau ajarkan kepada kita semua

selaku umatnya yang selalu konsisten dan komitmen terhadap ajarannya.

Pembahasan dalam makalah ini adalah menguraikan tentang bagaimana Metode-metode

Penelitian Hadits, salah satunya adalah Takhrijul Hadits Yang mana mereka mampu membuat

sebuah hasil yang sangat gemilang yang kemudian hasil kerja kerasnya dirasakan oleh kita

semua.

Dalam hal ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut

membantu dalam menyelesaikan makalah ini, kepada seluruh teman pada umumnya dan pada

khususnya kepada dosen mata kuliah Ulumul al-Hadits. Penulis sangat menyadari bahwa

masih sangat banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik 

dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk perbaikan dihari-hari selanjutnya.

Gorontalo, 21 Desember 2011

Penyusun

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 3/14

3

DAFTAR ISI

KATA PE NGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A.  Latar belakang ............................................................................................ 1 

B.  Rumusan masalah ....................................................................................... 1 

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

A.  Pengertian Takhrij Hadits.......................................................................... 2 

B.  Metode Men-Takhrij Hadits.............................................................................. 3

C.  Faedah Men-takhrij Hadits................................................................................ 9

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 11

A.  Kesimpulan .......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 4/14

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, dengan dua sumber hukum yang

harus ditaati oleh setiap pemeluknya, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadist. Al-Qur’an adalah kalam

Allah yang mengandung mu’jizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., diriwayatkan

secara mutawatir, tertulis dalam mushaf dan membacanya bernilai ibadah, diawali dengan surat

Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas. Al-Hadist adalah segala sesuatu yang berasal

dari Nabi Muhammad saw. baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapanya atau

persetujuannya yang mana ada sangkut pautnya dengan hukum syari’at Islam.1 Mengingat

begitu pentingnya hadist sebagai sumber hukum Islam maka perlu adanya suatu ilmu yang bisa

menjelaskan hadist, baik mengenai tentang sanadnya, kualitasnya maupun asal-usulnya.

Karena hadits memiliki dua unsur yang secara integral tidak dapat dipisahkan yakni sanad dan

matan.2 

Dalam perkembangan keilmuanya kitab-kitab hadist yang menjadi sumber hukum Islam

kedua mengalami berbagai masalah terkait dengan sanad, kualitas (tingkatan), maupun asal-

usulnya. Dari sinilah muncul di antara para ulama yang mulai membicarakan hal ini. Mereka

mengutip dalam kitab-kitab dengan merujuk kepada sumbernya, didalamnya juga menyebutkan

tentang kualitas ke-shahih-annya. Yang kemudian munculnya kitab-kitab takhrij.3 

B.  Rumusan Masalah 

Berdasarkan uraian latar belakang diatas terkait dengan takhrij al-hadits, maka penulis

dapat merumuskan suatu masalah yaitu sebagai berikut:

1.  Apa pengertian dari Takhrij al-Hadits?

2.  Bagaimana cara atau metode Mentakhrij Hadits?

3.  Apa faedah Mentakhrij Hadits?

1Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Ulumul Hadits, (Cet. VI; Jakarta: CV. Amzah, 2010), h. 2.

2Ibid., h. 97. 

3Dr. Utang Ranuwijaya, M.A., Ilmu Hadits, (Cet. I; Jakarta: CV. Gaya Media Utama, 1996), h. 111.

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 5/14

5

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Takhrij Hadits

1.  Pengertian menurut Bahasa

Kata “Takhrij”, dari kata “kharraja, yukharriju”, yang secara bahasa mempunyai

bermacam-macam arti. Menurut Mahmud ath-Thahhan, asal kata takhrij, ialah:

ا ئ ف ي ه يرها وخا

“ Berk umpulnya dua hal yang bertentangan dalam satu persoalan”.4 

Dari sudut pandangan kebahasaan ini, kata takhrij sering diartikan sebagai: a) al-istinbat 

(mengeluarkan dari sumbernya); b) al-tadrib (latihan); c) al-tawjih (pengarahan); at-taufih

(pengarahan, menjelaskan duduk persoalan).5

Dari sini takhrij al-hadits dapat diartikan yaitu

mengeluarkan hadits. Menurut pengertian asal bahasanya, Ibnu manzur mengatakan bahwa

takhrij ialah kumpulan dua perkara yang saling berlawanan dalam satu masalah.6 

2.  Pengertian secara Terminologi

Para ulama Hadits dalam hal ini mengemukakan beberapa definisi, yaitu sebagai berikut:

a.  Takhrij menurut ulama Hadits adalah sama dengan al-ikhraj, yaitu ibraz al-hadits li an-

nas bidzikri mahrajih (mengungkapkan atau mengeluarkan Hadits kepada orang lain

dengan menyebutkan para perawi yang berada dalam rangkaian sanadnya, sebagai yang

mengeluarkan Hadits tersebut). Misalnya dikatakan :   Hadza Hadits akhrajahu al-

 Bukhari (Hadits ini dikeluarkan oleh al-Bukhari). Arti takhrij menurut definisi ini

banyak dipakai oleh para ulama dalam mengutip atau menyebutkan suatu Hadits.7 

b.  Takhrij menurut ulama Hadits yaitu mengungkapkan Hadits yang telah dikemukakan

oleh para guru Hadits atau berbagai kitab yang disusun berdasarkan riwayat sendiri,

para gurunya atau orang lain, dengan menerangkan periwayatnya dari para penyusun

kitabnya dijadikan sumber pengambilannya.8 

4Mahmud ath-Thahan, Ushul at-Takhrij wa Dirasah al-Asanid., dikutib oleh Dr. Utang Ranuwijaya, M.A.,

op. cit., h. 111.

5  Ibid., h. 112.

6Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, M.A., Menembus Lailatul Qadr; Perdebatan Interpretasi Hadits

Tekstual dan Kontektual, (Cet. I; Makassar: Melania Press, 2004), h. 36.

7Dr. Utang Ranuwijaya, M.A., loc. cit.

8 Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, M.A., loc. cit.

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 6/14

6

c.  Menunjukan asal usul Hadits dan mengemukakan sumbernya dan berbagai kitab Hadits

yang disusun oleh para mukharrijnya langsung yakni para periwayat yang juga sebagai

penghimpun bagi Hadits yang mereka riwayatkan.9 

d.  Takhrij menurut ulama Hadits yang lain yaitu menunjukan asal beberapa Hadits pada

kitab-kitab yang ada (kitab induk Hadits) dengan menerangkan hukum atau

kualitasnya.10

Definisi ini dilakukan oleh penyusunnya atau orang lain ingin

menyebutkan sumber pengambalin suatu Hadits, seperti diberbagai buku Hadits atau

syarahnya.

e.  Menunjukan letak asal Hadits pada sumbernya, yakni berbagai kitab, yang didalamnya

dikemukakan Hadits itu secara lengkap dengan sanadnya masing-masing, kemudian

guna kepentingan penelitian maka dijelaskan kualitas Hadits yang bersangkutan. 11 

Tampaknya pengertian Takhri al-Hadits yang relevan untuk kegiatan penelitian Hadits

lebih lanjut adalah pengertian Hadits lebih lanjut adalah pengertian yang disebutkan terakhir

(pada butir e). Bertolak dari pengertian itu, maka yang dimaksud dengan takhrij al-hadits

dalam makalah ini adalah penelusuran atau pencarian Hadits pada berbagai kitab sebagai

sumber asli dari Hadits, yang didalamnya dikemukakan secara lengkap matan dan sanad Hadits

yang bersangkutan.

D.  Metode Mentakhrij Hadits

Sebelum seseorang melakukan takhrij suatu Hadits, terlebih dahulu ia harus mengetahui

metode atau langkah-langkah dalam takhrij sehingga akan mendapatkan kemudahan-

kemudahan dan tidak ada hambatan. Pertama yang dimaklumi adalah bahwa teknik pembukuan

buku-buku Hadits yang telah dilakukan oleh para ulama dahulu memang beragam dan banyak 

sekali macam-macamnya. Diantaranya ada yang secara tematik, pengelompokan Hadits

berdasarkan pada tema-tema tertentu seperti kitab Al- Jami’ Ash-Shahih al-Bukhari dan Sunan

 Abu Dawud. Diantaranya lagi ada yang didasarkan pada nama perawi yang paling atas yakni

para sahabat, seperti kitab musnad Ahmad bin Hambal. Buku lain lagi didasarkan pada huruf 

permulaan matan Hadits diurutkan sesuai dengan alpabet Arab seperti kitab  Al-  Jami’ Ash-

Shaghir karya As-Suyuthi dan lain-lain. Semua itu dilakukan oelh para ulama dalam rangka

memudahkan umat islam untuk mengkajinya sesuai dengan kondisi yang ada.12

 

9  Ibid.

10Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., op. cit., h. 116-117. 

11

Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, M.A., loc. cit. 

12Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., op. cit., h. 119.

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 7/14

7

Karena banyaknya teknik dalam mengkodifikasikan buku Hadits, maka sangat diperlukan

beberapa metode takhrij, yang sesuai dengan teknik buku Hadits yang ingin diteliti. Paling

tidak ada 5 metode takhrij dalam arti penelusuran Hadits dari sumber buku Hadits yaitu

sebagai berikut.13

 

a.  Takhrij dengan kata (bi al-lafzhi) 

Metode takhrij pertama ini penelusuran hadits melalui kata/lafal matan Hadits baik dari

perlmulaan, pertengahan, atau akhiran. Kamus yang diperlukan metode takhrij adalah salah

satunya yang paling mudah adalah kamus  Al-Mu’jam Al -Mufahras li Al-fazh Al-hadits An-

 Nabawi yang disusun oleh A.J. Wensinck dan kawan-kawannya sebanyak 8 jilid.

Maksud takhrij dangan kata adalah takhrij dengan kata benda (kalimah isim) atau kata

kerja (kalimah fi’il) bukan kata sambung (kalimah huruf). Dalam bahasa Arab yang

mempunyai asal akar kata 3 huruf. Kata itu diambil dari salah satu bagian dari teks Hadits yang

mana saja selain kata sambung/kalimah huruf, kemudian dicari akar kata asal dalam bahasa

Arab yang hanya 3 huruf yang disebut dengan   fi’il tsulatsi. Jika kata dalam teks Hadits yang

dicari kata : هن misalnya, maka harus dicari asal akar katanya yaitu dari kata  setelah ituن

baru membuka kamus bab  bukan babس . Demikian juga jika kata yang dicari itu kata و  

maka akar katanya adalah : و kamus yang dibuka adalah pada bab bukab bab dan begitu

seterusnya.14

 

Kamus yang digunakan untuk mencari Hadits adalah kamus  Al-Mu’jam Al -Mufahras li

 Al-fazh Al-hadits An-Nabawi yang disusun oleh A.J. Wensinck dan kawan-kawannya sebanyak 

8 jilid. Beliau adalah seorang Profesor bahasa-bahasa semit termasuk bahasa Arab di Leiden

Belanda. Timnya telah berhasil menyusun urutan dengan baik berkat kerja sama dengan

Muhammad Fuad Abdul Baqi.15

Untuk kegiatan takhrij dalam arti kegiatan penulusuran Hadits

dapat diketahui melalui periwayatan dalam kitab-kitab yang ditunjuknya. Lafal-lafal Hadits

yang dimuat dalam kitab  Al-Mu’jam ini bereferensi pada kitab induk Hadits sebanyak 9 kitab

yaitu sebagai berikut :

a.  Shahih Al-Bukhari dengan diberi lambing:  

b.  Shahih Muslim dengan diberi lambang:  

13  Ibid.

14  Ibid.

15

Prof. Dr. M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Cet. II; Jakarta: Bulan Bintang, 1992),h. 49-50.

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 8/14

8

c.  Sunan Abu Dawud dengan lambang:  

d.  Sunan At-tirmidzi dengan lambang:  ث

e.  Sunan An- Nasa’i dengan lambang:  ى

f.  Sunan Ibnu Majjah dengan lambang: خ 

g.  sunan Ad-Darimi dengan lambang:  

h.   Al-Muwattha Malik dengan lambang:  

i.   Musnad Ahmad dengan lambang:  ن

Contoh Hadits yang ingin di-takhrij adalah:

ثاىاجىةثث ؤىاثاؤىاثث باا

Pada penggalan teks diatas dapat ditelusuri melalui kata-kata yang digaris bawahi.

Andaikata dari kata ا dapat dilihat bab dalam kitab Al-Mu’jam karena kata itu berasal dari

kata  . Setelah ditelusuri kata tersebut dapat ditemukan di Al-Mu’jam juz 1 hlm. 408 dengan

bunyi :

,54ث طت اهت , 131اب, 93اوى

Maksud ungkapan di atas adalah:

a.  93 اوى   = Shahih Muslim kitab iman nomor urut hadits 93.

b.  131 اب = Sunan Abu Dawud kitab Al-Adab nomor urut bab 131.

c.  54  ث طت اهت  = Sunan At-Tirmidzi kitab sifat al-qiyamah nomor urut bab 54 dan

kitab istidzan nomor urut bab I.

Pengertian nomor-nomor dalam  Al-Mu’jam secara ringkas dapat dikemukakan sebagai

berikut :

a.  Semua angka sesudah nama-nama kitab atau bab pada Shahih Al-Bukhari, Sunan Abu

  Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-  Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, dan Sunan Ad -

 Darimi menunjukan angka bab bukan angka Hadits.

b.  Semua angka sesudah nama-nama kitab atau bab Shahih Muslim dan Muwattha

 Malik menunjukan angka urut Hadits bukan angka bab.

c.  Dua angka yang ada pada kitab   Musnan Ahmad angka lebih besar menunjukkan

halaman.

b.  Takhrij dengan tema (bi al-mawdhu’i) 

Arti takhrij kedua ini adalah penelusuran Hadits yang didasarkan pada topik, misalnya

bab  Al-kalam, Al-khadim, Al-Ghusl, Ad-Dhahiyah, dan lain-lain. Seorang peneliti hendaknya

sudah mengetahui topik suatu Hadits kemudian ditelusuri melalui kamus Hadits tematik.

Salah satu kamus Hadits tematik adalah  Miftah min Kunuz As-Sunnah oleh Dr. Fuad Abdul

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 9/14

9

Baqi, terjemahan dari aslinya bahasa inggris  A Handbook of Early Muhammadan karya A.J.

Wensinck pula.16

Dalam kamus Hadits ini dikemukakan berbagai topik berkenaan dengan

petunjuk  – petunjuk Rasulullah maupun berkaitan dengan nama. Untuk setiap topik biasanya

disertakan subtopik dan untuk setiap subtopik dikemukakan data Hadits dan kitab yang

menjelaskannya.

Kitab-kitab yang menjadi referensi kamus  Miftah tersebut sebanyak 14 kitab lebih

banyak dari pada Takhrij bi Lafdzi diatas yaitu 8 kitab sebagaimana diatas ditambah 6 kitab

lain. Masing-masing diberi singkatan yang spesifik yaitu sebagai berikut:

a.  Shahih Al-bukhari dengan diberi lambang: د   

b.  Shahih Muslim dengandiberi nama:  ه  

c.  Sunan abu Dawud dengan diberi lambang:  

d.  Sunan At-Tirmidzi dengan diberi lambang: ر   

e.  Sunan An- Nasa’i dengan diberi lambang:  

f.  Sunan Ibnu Majah dengan diberi lambang:  هح

g.  Sunan Ad-Darimi dengan diberi lambang:ه 

h.   Muwattha Malik dengan diberi lambang: ه 

i.   Musnad Ahmad dengan lambang:  ن

 j.   Musnad Abu Dawud Ath-Thayalisi dengan diberi lambang:  

k.   Musnad Zaid bin Ali: ز   

l.  Sirah Ibnu Hisyam:  ش

m.  Maghazi Al-Waqidi:  

n.  Thabaqat Ibnu Sadim:  

Kemudian arti singkatan-singkatan lain dipakai dalam kamus ini adalah sebagai berikut:

a.  Kitab :  ك

b.  Hadits :  

c.  Jus : ج   

d.  Bandingkan (Qabil):  

e.  Bab :  ب

f.  Shahifah :  ص

g.  Bagian (qismun):  ق

Misalnya ketika ingin men-takhrij Hadits yaitu: 

ه ه ا ةط

 16 Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., op. cit., h. 122.

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 10/14

10

Hadits tersebut temanya shalat malam. Dalam kamus  Miftah dicari pada bab  Al-Layl

tentang shalat malam yaitu d halaman 403. Disana dicantumkan yaitu sebagai berikut:17

 

a.  10ب19ك,1ب145ك,84ب8ك-د  

b.  ه-ك6145-148  

c.  -ك5ب26  

d.  204ب2ك-ر  

e.  172ب2ك – هح  

f.  ه – ك2ب15521  

g.  ه – ك7 13 h

h.  5910ى ص – ن  

Diantara kelebihan metode ini, peneliti mengetahui makna Hadits saja tidak diperlukan

harus menguasai asal-usul akar kata dan tidak perlu juga mengetahui sahabat yang

meriwayatkan. Disamping itu peneliti terlatih berkemampuan menyingkap makna kandungan

Hadits. Sedang diantara kesulitannya adalah terkadang peneliti tidak memahami isi kandungan

Hadits atau kemungkinan Hadits memiliki topik berganda.18 

3.  Takhrij dengan permulaan matan

Takhrij dengan menggunakan permulaan matan dari segi hurufnya, misalnya awal suatu

matan dimulai dengan huruf mim maka bab yang dicari adalah pada bab mim, ketika diawali

dengan huruf ba maka yang dicari bab ba dan seterusnya.

Takhrij seperti ini di antaranya dengan menggunakan kitab  Al- Jami’ Ash-Shaghir atau

 Al- Jami’ Al -Kabir  kitab ini adalah karangan ulama tafsir yaitu Imam Jalaludin Abdurrahman

As-Suyuthi yang wafat pada tahun 91 H.19

Dan  Al-Mu’jam Jami’ Al -Ushul fi Ahadits Ar-

 Rasul, karya Ibnu Katsir.20

 

Misalnya ketika kita ingin mencari hadits populer di tengah-tengah santri dan mahasiswa:

ع ان فرت م هن

Kita buka kitab Al-Jami bab  kita temukan pada juz 2 hlm. 54 ada 4 tempat periwayatan

disebutkan yaitu sebagai berikut:

17  Ibid., h. 122-123.

18Abdul Muhdi, Thuruq Takhrij Hadits Rasulullah, yang dikutib oleh Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.,

 Ibid.

19Drs. M. Agus Solahuddin, M.Ag., dan Agus Suyadi, Lc. M.Ag, Ulumul Hadits, (Cet. 1; Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2009), h. 195.

20Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., op. cit., h. 118.

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 11/14

11

,ي اي س(ع)ي اي ي (عض ذظ )ي ا ( )ع ان فرت م هن

(ط)ي ا (ع )ي (ذظ )ي اي ه(ع)وى ي اي ور

Keterangan lambang-lambang diatas adalah :

a.  : Ibnu Adi dalam kitab Al-Kamil. 

b.  عض ذظ  : Ath-Thabrani dalam kitabnya, Ash-Shaghir, ظذ : Al-Katib; 

c.  ع : Ath-Thabrani dalam kitabnya Al-Uwsath, 

d.  ع : Ath-Thabrani dalam kitab Al-Kabir, 

e.  ط : Hadits Shahih.

Dari hasil Takhrij diatas ditemukan bahwa seluruh Hadits hanya menyebutkan sampai

هن tidak ada yang menyebutkan توه akan tetapi yang beredar selalu menyebutkan seperti itu,

mungkin ada rujukan asal dalam kitab Hadits yang dapat dipedomani.21 

4.  Takhrij melalui sanad pertama.

Takhrij ini menelusuri Hadits melalui sanad yang pertama atau yang paling atas yakni

  para sahabat atau tabi’in. berart peneliti harus mengetahui terlebih dahulu siapa sanadnya

dikalangan sahabat atau tabi’in. dan dicari dalam kitab-kitab Musnad, seperti Musnad Ahmad

bin Hambal, dan sebagainya.

Kemudian bagaimana cara men-takhrij sebuah hadits dengan menggunakan metode ini?,

berikut contoh Hadits dalam Musnad Ahmad:

 ي ا ي هل اهر اى ااى راهت 

Sahabat perawi sudah diketahui yaitu Anas bin Malik, terlebih dahulu Anas bin Malik itu

dilihat dalam daftar isi sahabat dalam kitab Musnad, maka didapati adanya sahabat Anas pada

  juz 3 h. 98. Bukalah kitab dan halaman tersebut didalam kitab Musnad Anas, dicari satu

persatu hadits yang ingin dicari sampai ditemukan, maka ditemukan pada hlm. 103. Dari

pentakhrijan ini dapat dikatakan : Hadits itu ditakhrij oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya

Juz 3, h. 103.22

 

5.  Takhrij dengan sifat.

Telah banyak disebutkan sebagaimana pembahasan diatas tentang metode takhrij.

Seorang dapat memilih metode mana yang tepat untuk ditentukan sesuai dengan kondisi orang

tersebut. Jika suatu Hadits sudah diketahui sifatnya, apakah dia maudu’, shahih, hasan, dha’if,

qudsi, mursal, dan lain-lain sebaiknya di-takhrij dengan melalui kitab-kitab yang telah

menghimpun sifat-sifat tersebut.

21  Ibid., h. 125. 

22  Ibid., h.126.

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 12/14

12

Misalnya Hadits Maudhu’ akan lebih mudah di-takhrij dengan melalui kitab-kitab

himpunan Hadits Maudhu’ seperti Al-Mawdhu’at karya Ibnu Al-Jauzi, dan sebagainya.23

 

E.  Faedah Men- takhrij al-Hadits Faedah dari pada men-takhrij adalah sebagai berikut:

1.  Dapat diketahui kuat atau tidaknya periwayatan akan menambah kekuatan riwayat.

Sebaliknya tampa dukungan periwayatanyang lain, kekuatan periwayatannya tidak 

bertambah.24

 

2.  Mengetahui referensi beberapa buku Hadits. Dengan takhrij seseorang dapat

mengetahui siapa perawi suatu Hadits yang diteliti dan di dalam kitab hadits apa saja

Hadits tersebut didapatkan.25 

3.  Dapat ditemukan status Hadits Shahih atau hasan, dan juga akan diketahui istilah

Hadits mutawatir, masyhur, aziz, dan gharib-nya.26

 

4.  Menguatkan keyakinan bahwa suatu Hadits adalah benar-benar berasal dari Rasulullah

yang harus diikuti karena adanya bukti-bukti yang kuat tentang kebenaran Hadits

tersebut, baik dari segi sanad maupun matan.27 

5.  Memberikan kemudahan bagi orang yang mengamalkan setelah mengetahui bahwa

Hadits tersebut adalah makbul (dapat diterima). Sebaliknya, orang juga tidak akan

mengamalkan apabila diketahui bahwa Hadits tersebut mardudu (ditolak).28 

23  Ibid., h. 127.

24 Drs. M. Agus Solahuddin, M.Ag., dan Agus Suyadi, Lc. M.Ag, op. cit., h. 192.

25Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., op. cit., h. 118.

26Ahmad Zarkasyi Chumaidy, Takhrij al-Hadits ; Mengkaji dan Meneliti hadits,(Bandung: IAIN Sunan

Gunung Djati, 1990), h. 7.

27Drs. M. Agus Solahuddin, M.Ag., dan Agus Suyadi, Lc. M.Ag., op. cit., h. 192.

28  Ibid.

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 13/14

13

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas terkait dengan materi Takhri al-Hadits, maka penulis dapat

menyimpulkan yaitu sebagai berikut.

Pertama, Kata takhrij memiliki beberapa arti, yaitu pertama, berarti al-istinbath 

(mengeluarkan dari sumbernya). Kedua berarti at-tadrib (latihan ) ketiga berarti at-taujih

(pengarahan, menjelaskan duduk persoalan). Sedangkan menurut istilah Takhrij sama dengan

 Al-ikhraj yaitu  Ibraz    Al-Hadits li an-nas bidzikri mahrajih (mengungkapkan atau

mengeluarkan Hadits kepada orang lain dengan menyebutkan para perawi yang berada dalam

rangkaian sanadnya sebagai yang mengeluarkan hadits).

Kedua, Dalam men-Takhrij Hadits dapat dilakukan dengan lima cara atau jalan untuk 

mentakhrij hadis, yaitu diantaranya: Melalui pengenalan nama sahabat perawi hadis, melalui

pengenalan awal lafaz, melalui pengenalan kata-kata yang tidak banyak beredar atau dikenal

dalam pembicaraan, melalui pengenalan topik yang terkandung dalam matan hadis dan melalui

pengamatan tertentu terhadap apa yang terdapat dalam suatu hadis, baik matan atau sanadnya.

Ketiga,yaitu  manfaat dari Takhrijul  Hadist  antara lain memberikan informasi bahwa

suatu Hadist termasuk hadist sahih, hasan, ataupun da’if , setelah diadakan penelitian dari segi

matan maupun sanadnya, memberikan kemudahan bagi orang yang mau mengamalkan setelah

tahu bahwa suatu Hadist adalah hadist makbul (dapat diterima). Dan sebaliknya tidak 

mengamalkannya apabila diketahui bahwa suatu Hadist adalah mardud (tertolak).

Dari uraian ini juga penulis memberikan tambahan terkait dengan manfaat Takhrij yang

  juga sangat relevan yaitu ketika melakukan Takhrij al-Hadits adalah untuk mengetahui

bagaimana para Imam Hadits sangat ketat ketika menilai suatu kualitas Hadits, dan para Imam

Hadits juga sangat berhati-hati ketika mengambil suatu Hadits untuk dijadikan pedoman.

5/12/2018 Takhrijul Hadits - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/takhrijul-hadits-55a4d7beb1b9e 14/14

14

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bani, Muhammad Nashiruddin. Takhrij Kitab Sunnah. Cet. I; Melayu: Najla Press, 2003.

Al-khatib, Muhammad ‘Ajaj. Ushul Hadits; Pokok-Pokok Ilmu Hadits. Cet. I: Jakarta, PT.

Gaya Media Pratama, 1998.

Amin , Muhammadiyah.   Menembus Lailatul Qadr; Perdebatan Interpretasi Hadits Tekstual dan

Kontektual. Cet. I; Makassar: Melania Press, 2004.

. Ilmu Hadits. Cet. I; Gorontalo: Sultan Amai Press, 2008.

Chumaidy, Ahmad Zarkasyi. Takhrij al-Hadits ; Mengkaji dan Meneliti hadits. Bandung: IAIN Sunan

Gunung Djati, 1990.

Ismail , Muhammad Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadits Nabi. Cet. II; Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadits. Cet. VI; Jakarta: CV. Amzah, 2010.

Mudatsir. Ilmu Hadits. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999.

Ranuwijaya, Utang.  Ilmu Hadits. Cet. I; Jakarta: CV. Gaya Media Utama, 1996.

Rahman, Fazlur, dkk. Wacana Studi Hadits Kontemporer . Cet. I; Yogyakarta:PT. Tiara

Wacana, 2002.

Solahuddin, M. Agus., dan Agus Suyadi. Ulumul Hadits. Cet. I; Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009.

Tasbih.   Ilmu Hadits; Dasar-dasar Kajian Kontekstual Hadits Nabi SAW. Cet. I; Gorontalo: Sultan

Amai Press, 2009.