TEKNIK COUNTER PARU - siato.uwhs.ac.id
Transcript of TEKNIK COUNTER PARU - siato.uwhs.ac.id
TEKNIK COUNTER PARU
DISUSUN OLEH: Yeti Kartikasari, ST, M.Kes
PENGERTIAN
Teknik counter paru / sidik paru :
Pemeriksaan penyakit paru
Menggunakan Radio Isotop
Untuk mengetahui keadaan perfusi, terutama di dalam
menentukan diagnosa emboli paru
ANATOMI PARU-PARU
Terletak di samping kanan dan kiri
mediastinum dan terpisah satu sama
lain oleh jantung dan organ lainnya
dalam mediastinum
Setiap paru memiliki bentuk kerucut
yang terdiri dari bagian puncak
(apeks), dasar (basis), tiga
perbatasan, dan dua permukaan
Dibungkus oleh selaput tipis yaitu
pleura. Pleura terbagi menjadi pleura
viseralis (selaput yang langsung
membungkus paru), dan pleura
parietal (selaput yang menempel pada
rongga dada).
FISIOLOGI
Fungsi utama paru-paru yaitu untuk
penukaran gas antara darah dan
atmosfer. Penukaran gas tersebut
bertujuan untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbondioksida.
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi fungsi paru adalah:
Usia
Jenis kelamin
Tinggi badan dan berat badan
Indikasi Pemeriksaan
1. Emboli pada Paru
Adalah sumbatan aliran darah
pada paru karena gumpalan
darah, tumor, atau lemak.
Gejala umum emboli paru
adalah nyeri dada, sesak
nafas, batuk darah,
berkeringat, dan detak jantung
cepat.
2. Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS) / Sindrom Gawat Nafas
pada usia dewasa
ARDS adalah bentuk penyakit paru yang menyeluruh hingga
menyebabkan beberapa variasi dari kondisi klinis. Pada dasarnya
adalah kenaikan permeabilitas yang menyeluruh dari pembuluh darah
kapiler alveoli, karena rangsangan pada kapiler pelapis alveoli dan
endotel kapiler
3. Atelektasis
Atelektasis adalah ekspansi paru yang
tidak sempurna pada saat lahir
(atelektasis neonatorum) atau kolaps
sebelum alveoli berkembang
sempurna. Atelektasis neonatorum
yang berarti bahwa respirasi belum
pernah terjadi sepenuhnya.
4. Tuberkulosis
Merupakan penyakit menular
granulomaltosa yang disebabkan oleh
mikrobacterium tuberculosis.
Ate
lekta
sis
5. Emfisema
Suatu pelebaran normal dari ruang-ruang
udara paru yang disertai dengan
destruksi dari dindingnya.
6. Asma Bronkial
Asma bronkial adalah asma yang
ditandai dengan respon bronkoreseptor
yang berlebihan terhadap banyak stimuli
yang menyebabkan limitasi (kesulitan)
aliran udara, terutama saat ekspirasi
dengan ditandai sesak nafas dan
wheezing (mengi).
7. Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah peradangan nekrosis kronis, yang
menyebabkan dilatasi abnormal dari bronki
8. Penyakit Paru Interstitial (ILD)
ILD merupakan penyakit paru restriktif karena dapat membuat paru
menjadi ‘kaku’ dan mengurangi kapasitas vital dan kapasitas paru.
Radiofarmaka
Menyiapkan bahan-bahan sebagai berikut:
Tc-99m MAA
MAA kit
Lead pot
10 mL spuit dengan jarum 21G
Tc-99m pertechnetat
Memindahkan logam dari botol MAA.
Teknik Pemeriksaan
Pencitraan perfusi dilakukan dengan penempatan radiofarmaka
yang ditangkap oleh kapiler-kapiler paru.
Radiofarmaka disuntikkan melalui intravena.
Radiofarmaka yang digunakan adalah Technetium 99m (Tc-99m)
yang dilabel dengan nama Macroaggregates Human Serum
Albumin (MAA).
Pengambilan gambar dilakukan selama enam kali: Anterior,
posterior, lateral kanan dan kiri, RPO dan LPO.
1. Teknik Perfusi Paru
Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
Radiofarmaka dan dosis
Menggunakan TC-99m-MAA atau 99mTc-Phytate, dosis 2-5 mCi,
diberikan dengan cara intravena melalui mediana kubiti. Dosis
standart orang dewasa harus mengandung 400.000 counts partikel
aktifitasnya 70-200 MBq
Posisi pasien
Pasien berdiri atau duduk menempel kamera. Pasien yang tidak dapat
berdiri atau duduk dapat dengan posisi supine
Teknik Injeksi pada Perfusi Paru
Kocok botol sebelum mengambil radiofarmaka. Radiofarmaka
seharusnya tidak ditarik dalam suntikan untuk beberapa waktu
sehingga partikelnya bergerak ke ujung suntikan
Gunakan jarum 21G untuk mengambil dan menyuntikkan
radiofarmaka.
Pasien diposisikan supine untuk injeksi agar memastikan distribusi
partikel melewati kedua paru
Balikkan suntikan yang berisi MAA beberapa menit untuk
mencampur
Pancarkan spuit 3x.
2. Teknik Ventilasi Paru
Fungsi : untuk melihat obstruksi paru menahun seperti bronchitis
kronis, emfisema, dan asma.
Persiapan pasien
Tidak ada persiapan pasien
Radiofarmaka dan dosis
99mTc-DPTA dosis 15-20 mCi, diberikan perinhalasi
Peralatan
Gamma kamera dipastikan dengan kolimator general purpose.
Posisi pasien
Pemeriksaan dengan posisi duduk dengan punggung dekat atau
menempel pada gamma kamera hanya posisi posterior yang direkam.
Teknik Pemeriksaan pada Ventilasi Paru
Pastikan camera multiformatter dan computer diatur pilih window 20%
dan pusatkan ini pada 81keV dari Xe 133.
Posisi pasien termasuk keseluruhan lapangan paru.
Jelaskan prosedur kepada pasien. Pakaikan face mask dan mulai
pemeriksaan. Saat pasien sudah mengerti apa yang dijelaskan,
suntukkan Xe 133 kedalam sambil pasien menahan nafas selama
mungkin.
Setelah itu, pasien bernafas secara normal ke dalam system dan
rekam gambar equilibrium pada film sebaik komputer selama 300.000
counts. Intensitas kamera harus dikurangi untuk gambaran ini.
Contoh Hasil
Scanning Paru
Radiofarmaka yang digunakan:
4,4 Mci dan 2,8 Mci Tc-99m Macro-
Aggregated Albumin I.V.; 18.2 Mci Xe-133
Inhaled Gas.
Yang ditemukan pada gambar:
Gambar perfusi awal yang tampak suram,
dengan beberapa cacat kecil perfusi
bilateral. Studi ventilasi normal. Gambar
berulang perfusi adalah normal.
Hasil gambaran sidik paru
dengan emboli paru
Ventilasi normal dan perfusi
mengalami cacat pada superior
segment pads lobus kanan.
Abnormal perfusi lebih banyak
daripada ventilasinya.
Ventilasi cocok dan perfusi
abnormal dimana kelainan perfusi
lebih besar daripada kelainan
ventilasi biasanya ditafsirkan
sebagai rasio kemungkinan tinggi
untuk emboli paru.
TERIMA
KASIH