TINJAUAN PUSTAKA ALL

download TINJAUAN PUSTAKA ALL

of 27

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA ALL

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    1/27

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1. Definisi

    Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik

    pada satu atau banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari sel yang normal

    akan tertekan pada waktu sel leukemia bertambah banyak sehingga akan

    menimbulkan gejala klinis.13,14

    Keganasan hematologik ini adalah akibat dari proses neoplastik yang

    disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk hematopoetik

    sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok sel ganas tersebut dalam sumsum

    tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik.1,1!

    Leukemia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering

    disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal dengan jumlah yang berlebihan

    dapat menyebabkan kegagalan sumsum tulang dan sel darah putih sirkulasinya

    meninggi.13,14,1!

    II.2. Epidemiologi

    "i negara berkembang, #3$ LL% lebih tinggi pada anak kulit putih

    dibanding kulit hitam. "i %sia, kejadian leukemia pada anak kulit hitam lebih

    tinggi dari pada kulit putih. &asio laki'laki dan perempuan adalah 1,1. Puncak

    kejadian pada umur (' tahun. Kemungkinan puncak tersebut merupakan

    pengaruh faktor'faktor lingkungan di )egara industri yang belum diketahui.13

    3

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    2/27

    Leukemia akut pada masa anak'anak merupakan 3*'4*$ dari keganasan.

    +nsidens rata'rata 4 ' 4, kasus pertahun per 1***** anak dibawah 1 tahun. "i

    negara berkembang #3$ leukemia limfoblastik akut, 1$ leukemia mieloblastik

    akut, lebih tinggi pada anak kulit putih dibandingkan dengan kulit hitam. "i

    -epang mencapai 4 per 1***** anak dan diperkirakan tiap tahun terjadi 1***

    kasus baru. edangkan di -akarta pada tahun 1//4 insidennya mendapai (,! per

    1***** anak usia 1 0 4 tahun. Pada tahun 1//! didapatkan 0 ! pasien leukemia

    baru setiap bulan di &P "r. ardjito 2ogyakarta, sementara itu di & "r.

    oetomo sepanjang tahun (**( dijumpai * kasus leukemia baru.13

    Leukemia akut pada anak mencapai /$ dari semua leukemia akut pada

    anak dan terdiri dari ( tipe yaitu leukemia limfoblastik akut LL% sebanyak #($

    dan leukemia mieloblastik akut L5% sebanyak 1#$. Leukemia kronik

    mencapai 3$ dari seluruh leukemia pada anak. "i &P "r. ardjito LL% /$,

    L5% /$, dan sisanya leukemia kronik. ementara itu, di & "r. oetomo pada

    tahun (**( LL% ##$ dan, L5% #$, dan leukemia kronik 4$.13

    II.3. Etiologi

    Penyebab leukemia masih belum diketahui, namun anak'anak dengan

    cacat genetik 6risomi (1, sindrom 7loom, anemia 8anconi, dan ataksia

    telangiektasia mempunyai kerentanan yang tinggi untuk menderita

    leukemia.13,1,1#

    tudi faktor lingkungan difokuskan pada paparan in utero dan postnatal.

    5oskow melakukan studi kasus kelola pada (*4 pasien dengan paparan paternal

    atau maternal terhadap pestisida dan produk minyak bumi. 6erdapat peningkatan

    4

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    3/27

    risiko leukemia pada keturunannya. Penggunaan marijuana maternal juga

    menunjukkan hubungan yang signifikan.13

    &adiasi dosis tinggi merupakan leukemogenik, seperti yang dilaporkan di

    9iroshima dan )agasaki sesudah ledakan bom atom. 5eskipun demikian paparan

    radiasi dosis tinggi in utero secara signifikan tidak mengarah kepada peningkatan

    insidens leukemia, demikan juga halnya dengan radiasi dosis rendah namun hal

    ini masih merupakan perdebatan. Pemeriksaan :'&ay abdomen selama trimester +

    kehamilan menunjukkan peningkatan kasus LL% sebanyak kali. elama 4*

    tahunan metode ini digunakan secara rutin, tetapi saat ini pemeriksaan tersebut

    amat jarang dan hanya sedikit kasus yang bias dijelaskan hubungannya dengan

    faktor ini.13,14,1#

    Kontro;ersi tentang paparan bidang elektromagnetik masih tetap ada.

    7eberapa studi tidak menemukan peningkatan, tapi studi terbaru menunjukkan

    peningkatan ( kali diantara anak'anak yang tinggal di jalur listrik tegangan tinggi,

    namun tidak signifikan karena jumlah anak yang terpapar sedikit.13,1#

    9ipotesis yang menarik saat ini mengenai etiologi leukemia pada anak'

    anak adalah peranan infeksi ;irus dan atau bakteri %da ( langkah mutasi pada

    sistem imun. Pertama selama kehamilan atau awal masa bayi dan kedua selama

    tahun pertama kehidupan sebagai konsekuensi dari respons terhadap infeksi pada

    umumnya.13

    6ahun'tahun terakhir, perhatian khusus dilakukan terhadap L5% sekunder

    setelah kemoterapi yang agresif. &isiko L5% setelah penyakit 9odgkin

    disebabkan oleh obat pengalkilasi. Kloning leukemia sering menunjukkan adanya

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    4/27

    kelainan kromosom nomer dan dan memiliki 8%7 tipe 51 atau 5(. 6erdapat

    pula hubungan antara penggunaan epipodofilotoksin dengan L5% sekunder.

    "iperkirakan bahwa anak'anak dengan LL% yang mendapat terapi

    epipodofilotoksin dosis tinggi

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    5/27

    sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada

    jaringan.13,14,1#

    ?ambar 1. Proses 9ematopoesis )ormal

    ?ambar (. Proses Proliferasi %bnormal pada Leukemia

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    6/27

    %nalisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi

    kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom

    dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh

    kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi penyusunan kembali,

    delesi, in;ersi dan insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah

    bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan

    mulainya proliferasi sel abnormal.13

    Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah

    putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.

    Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari

    kromosom bahan genetik sel yang kompleks. 6ranslokasi kromosom

    mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah

    tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel'sel ini menguasai sumsum

    tulang dan menggantikan tempat dari sel'sel yang menghasilkan sel'sel darah

    yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya termasuk

    hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak.13,1#

    II. Klasifi!asi

    LL% merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi

    dan akumulasi sel'sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan

    organomegali pembesaran alat'alat dalam dan kegagalan organ. 13,1#

    LL% lebih sering ditemukan pada anak'anak #($ daripada umur dewasa

    1#$. +nsiden LL% akan mencapai puncaknya pada umur 3' tahun. 6anpa

    #

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    7/27

    pengobatan sebagian anak'anak akan hidup ('3 bulan setelah terdiagnosis

    terutama diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum tulang.13,1#

    ?ambar 3. Leukemia Limfositik %kut

    Penelitian yang dilakukan pada leukemia limfoblastik akut menunjukkan

    bahwa sebagian besar LL% mempunyai homogenitas pada fenotip permukaan sel

    blas dari setiap pasien. 9al ini member dugaan bahwa populasi sel leukemia itu

    berasal dari sel tunggal. @leh karena homogenitas itu maka dibuat klasifikasi LL%

    secara morfologik untuk lebih memudahkan pemakaiannya dalam klinik sebagai

    berikut A13

    L01 terdiri dari sel limfoblas kecil serupa, dengan kromatin homogen,

    anak inti umumnya tidak tampak dan sitoplasma sempit

    L0( pada jenis ini sel limfoblas lebih besar tetapi ukurannya ber;ariasi,

    kromatin lebih kasar dengan satu atau lebih anak inti

    L03 terdiri dari sel limfoblas besar, homogen dengan kromatin berbercak,

    banyak ditemukan anak inti serta sitoplasma yang basofilik dan ber;akuolisasi

    /

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    8/27

    %kibat terbentuknya populasi sel leukemia yang makin lama makin

    banyak akan menimbulkan dampak yang buruk bagi produksi sel normal, dan bagi

    faal tubuh maupun dampak karena infiltrasi sel leukemia ke dalam organ tubuh.13

    II.". #e$ala Klinis

    ?ejala klinis dari leukemia pada umumnya adalah anemia,

    trombositopenia, neutropenia, infeksi, kelainan organ yang terkena infiltrasi,

    hipermetabolisme. ?ejala klinis LL% sangat ber;ariasi. mumnya

    menggambarkan kegagalan sumsum tulang. ?ejala klinis berhubungan dengan

    anemia mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada, infeksi dan perdarahan.

    elain itu juga ditemukan anoreksi, nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme.

    )yeri tulang bisa dijumpai terutama pada sternum, tibia dan femur.13,14

    ?ejala klinis dan pemeriksaan darah lengkap dapat dipakai untuk

    menegakkan diagnosis leukemia. )amun untuk memastikannya harus dilakukan

    pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, dan dilengkapi dengan pemeriksaan

    radiografi dada, cairan serebrospinal, dan beberapa pemeriksaan penunjang yang

    lain. >ara ini dapat mendiagnosis sekitar /*$ kasus, sedangkan sisanya

    memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu sitokimia, imunologi, sitogenetika,

    dan biologi molekuler.13,14,1!,1/,(*

    Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan anemia, kelainan jumlah

    hitung jenis leukosit dan trombositopenia. 7isa terdapat eosinofilia reaktif. Pada

    pemeriksaan preparat apus darah tepi didapatkan sel'sel blas. 7erdasarkan

    protokol BK'%LL dan protokol )asional protokol -akarta pasien LL%

    dimasukkan dalam kategori risiko tinggi bila jumlah lekosit C****DEL, ada

    1*

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    9/27

    massa mediastinum, ditemukan leukemia susunan saraf pusat P serta jumlah

    sel blas total setelah 1 minggu diterapi dengan deksametason lebih dari 1***Dmm 3.

    5assa mediastinum tampak pada radiografi dada. ntuk menentukan adanya

    leukemia P harus dilakukan aspirasi cairan serebrospinal pungsi lumbal dan

    dilakukan pemeriksaan sitologi.13

    "i negara berkembang, diagnosis harus dipastikan dengan aspirasi

    sumsum tulang 75% secara morfologis, immunofenotip dan karakter genetik.

    Leukemia dapat menjadi kasus gawat darurat dengan komplikasi infeksi,

    perdarahan atau disfungsi organ yang terjadi secara sebagai akibat leukostasis.

    13,14,1!,1/,(*

    Pada saat diagnosis leukemia ditegakkan akan menimbulkan beberapa

    permasalahan, baik karena tindakan yang in;asif maupun kondisi psikologis orang

    tua atau keluarga. %spirasi sumsum tulang dan pungsi lumbal dapat menimbulkan

    nyeri dan ketakutan pada anak dan kekhawatiran pada orang tua, sehingga perlu

    penjelasan dan edukasi, pemberian obat penenang dan pendekatan psikologi.

    6indakan tersebut juga perlu dilakukan pada saat menge;aluasi perkembangan

    penyakit atau kemajuan pengobatan, sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

    Fdukasi dan pendampingan orang tua pada saat dilakukan tindakan aspirasi

    sumsum tulang dan pungsi lumbal adalah langkah yang bertujuan untuk

    mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rasa percaya diri pasien.13

    II.% Peme&i!saan Pen'n$ang

    Pada pemeriksaan awal, sebagian besar penderita mengalami anemia,

    meski hanya sekitar ($ yang mempunyai kadar hemoglobin kurang dari ! gDdL.

    11

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    10/27

    -umlah eritrosit dan hematokrit biasa juga mengalami penurunan. Fritrosit

    umumnya menunjukkan anisositosis, poikilositosis, dan sering disertai dengan

    adanya polikromasia yang ringan.13,(1,((

    6rombositopenia yang terjadi dapat ber;ariasi. mumnya berat dengan

    jumlah trombosit kurang dari *.*** DuL, namun pada saat onset jumlahnya

    kadang'kadang normal atau hanya sedikit berkurang. ekuel yang biasa menyertai

    defisiensi trombosit adalah waktu perdarahan yang memanjang.(1,(3

    -umlah total lekosit secara khas berkisar antara (*.***'*.***DuL, meski

    pada peningkatan progresif jumlah lekosit yang biasa terjadi, jumlahnya dapat

    melebihi 1**.***DuL, khususnya pada stadium akhir. 6etapi pada sekitar 3* $

    kasus, darah yang diperiksa pada saat onset berisfat sub'leukemik yaitu lekosit

    berjumlah kurang dari 1*.***DuL. -umlah lekosit ini berkurang, seringnya

    berkisar antara 1.***'3.*** DuL. Pada kasus'kasus tersebut, jumlah netrofil yang

    matur berkurang dan mayoritas lekosit adalah limfosit matur.(1,((,(3

    Pada darah tepi penderita LL% ditemukan sel blas tipikal dan atipikal, juga

    jumlah sel dalam berbagai tahap perkembangan antara limfoblas dan limfosit

    matur yang ber;ariasi. -umlah limfosit matur dapat ber;ariasi, namun umumnya

    hanya ditemukan dalam jumlah sedikit. )etrofil segmen berkurang jumlahnya dan

    kadang'kadang dapat sama sekali tidak ditemukan. Pada sebagian besar kasus

    sub'leukemik, pemeriksaan darah tepi akan menunjukkan adanya sel blas, namun

    karena hanya berjumlah sedikit, diperlukan pemeriksaan yang teliti untuk mencari

    sel'sel tersebut.(1

    1(

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    11/27

    "apat terjadi beberapa kelainan metabolik yang ber;ariasi pada penderita

    LL%, di antaranya adalah peningkatan kadar asam urat, kalium, fosfor, kalsium,

    dan laktat dehidrogenase. "erajat kelainan yang ada ini menunjukkan adanya

    beban dan destruksi dari sel leukemia.(4

    %danya sel blas pada hapusan darah tepi memberi kesan diagnosis ke arah

    leukemia, hal ini diperkuat dengan pemeriksaan dari sumsum tulang. umsum

    tulang biasanya hiperseluler, dengan jumlah sel blas yang mencapai *'/ $.

    ebaliknya, akan terdapat proporsi yang kecil dari seri sel yang menjadi asal sel

    blas. -aringan eritropoietik berkurang dan kadang'kadang hampir tidak

    ditemukan. %bnormalitas perkembangan eritrosit sering didapatkan. Fritrosit

    dapat berukuran lebih besar dari normal dan nukleusnya menunjukkan adanya

    abnormalitas. 5egakariosit dapat berkurang atau tidak ditemukan.13,(1,((

    Pemeriksaan kromosom sumsum tulang menunjukkan adanya kelainan

    pada hampir sekitar * $ kasus. )ampaknya terdapat hubungan antara jenis

    morfologi leukemia dan kelainan kromosom, bila didapatkan. 9iperploidi jumlah

    kromosom lebih dari 4! kromosom pada tiap sel nya adalah hal yang paling

    umum dijumpai pada penderita LL%.(1

    &adiografi toraks diperlukan untuk mencari apakah terdapat massa

    mediastinal. ltrasonografi testis sebaiknya dikerjakan apabila ditemukan

    pembesaran testis pada pemeriksaan fisik. >airan serebrospinal diperiksa untuk

    mencari adanya sel leukemik, karena adanya keterlibatan awal sistem saraf pusat

    P mempunyai makna prognosis yang penting.13,(4

    13

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    12/27

    II.( Penatala!sanaan

    Penanganan leukemia meliputi kuratif dan suportif. Penanganan suportif

    meliputi pengobatan penyakit lain yang menyertai leukemia dan pengobatan

    komplikasi antara lain berupa pemberian transfusi darah atau trombosit,

    pemberian antibiotik, pemberian obat untuk meningkatkan granulosit, obat anti

    jamur, pemberian nutrisi yang baik, dan pendekatan aspek psikososial.13,14,1!,1#,1/

    6erapi kuratif atau spesifik bertujuan untuk menyembuhkan leukemianya

    berupa kemoterapi yang meliputi induksi remisi, intensifikasi, profilaksis susuan

    saraf pusat dan rumatan. Klasifikasi risiko normal atau risiko tinggi akan

    menentukan protokol kemoterapi. aat ini di +ndonesia pengobatan yang laGim

    digunakan untuk pasien LL% yaitu protokol %LL +ndonesia (*13.13,(

    6erapi induksi berlangsung 4'! minggu dengan dasar 3'4 obat yang

    berbeda deksametason, ;inkristin, L'asparaginase dan atau antrasiklin.

    Kemungkinan hasil yang dapat dicapai remisi komplit, remisi parsial, atau gagal.

    +ntensifikasi merupakan kemoterapi intensif tambahan setelah remisi komplit dan

    untuk profilaksis leukemia pada susunan saraf pusat. 9asil yang diharapkan

    adalah tercapainya perpanjangan remisi dan meningkatkan kesembuhan. Pada

    pasien risiko sedang dan tinggi, induksi diintensifkan guna memperbaiki kualitas

    remisi. Lebih dari /$ pasien akan mendapatkan remisi pada fase ini. 6erapi P

    yaitu secara langsung diberikan melalui injeksi intratekal dengan obat

    metotreksat, sering dikombinasi dengan infus berulang metotreksat dosis sedang

    ** mgDm( atau dosis tinggi pusat pengobatan 3' grDm(. "i beberapa pasien

    risiko tinggi dengan umur C tahun mungkin lebih efektif dengan memberikan

    14

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    13/27

    radiasi cranial 1#'(4 ?y disamping pemakaian kemoterapi sistemik dosis tinggi.

    13,14,1!,1#,1/

    6erapi lanjutan rumatan dengan menggunakan obat merkeptopurin tiap

    hari dan metotreksat sekali seminggu, secara oral dengan sitostatika lain selama

    perawatan tahun pertama. Lamanya terapi rumatan ini pada kebanyakan studi

    adalah ( 0 (, tahun dan tidak ada keuntungan jika perawatan sampai dengan 3

    tahun. "osis sitostatika secara indi;idual dipantau dengan melihat leukosit atau

    monitor konsentrasi obat selama terapi rumatan.13

    Pasien dinyatakan remisi komplit apabila tidak ada keluhan dan bebas

    gejala klinis leukemia, pada aspirasi sumsum tulang didapatkan jumlah sel blas

    kurang $ dari sel berinti, hemoglobin lebih dari 1(gDdL tanpa transfusi, jumlah

    leukosit lebih dari 3***DEL dengan hitung jenis leukosit normal, jumlah granulosit

    lebih dari (***DEL, jumlah trombosit lebih dari 1*****DEL, dan pemeriksaan

    cairan serebrospinal normal.13

    "engan terapi intensif modern, remisi akan tercapai pada /#$ pasien, ('

    3$ dari pasien anak akan meninggal dalam >>& continuous complete remission

    dan ('3*$ akan kambuh. ebab utama kegagalan terapi adalah kambuhnya

    penyakit. &elaps sumsun tulang yang terjadi dalam 1# bulan sesudah diagnosis

    memperburuk prognosis 1*'(*$ long-term survival sementara relaps yang

    terjadi kemudian setelah penghentian terapi mempunyai prognosis yang lebih

    baik, khususnya relaps testis dimana long-term survival *'!*$. 6etapi relaps

    harus lebih agresif untuk mengatasi resistensi obat.13

    Kemote&api

    1

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    14/27

    Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase

    yang digunakan untuk semua orang.

    ?ambar 4. %lur Penggunaan Protokol %LL +ndonesia (*13.(

    a. 6ahap 1 terapi induksi

    6ujuan dari tahap pertama pengobatan adalah untuk membunuh sebagian

    besar sel'sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. 6erapi induksi

    kemoterapi biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang karena

    obat menghancurkan banyak sel darah normal dalam proses membunuh sel

    leukemia. Pada tahap ini dengan memberikan kemoterapi kombinasi yaitu

    daunorubisin, ;incristin, prednison dan asparaginase.

    1!

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    15/27

    ?ambar . Protokol 8ase +nduksi &isiko 7iasa %LL.(

    RISIKO TINGGI

    ?ambar !. Protokol 8ase +nduksi &isiko 6inggi %LL.(

    1

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    16/27

    b. 6ahap ( terapi konsolidasiD intensifikasi

    etelah mencapai remisi komplit, segera dilakukan terapi intensifikasi

    yang bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah relaps

    dan juga timbulnya sel yang resisten terhadap obat. 6erapi ini dilakukan setelah !

    bulan kemudian.

    ?ambar . Protokol 8ase Konsolidasi &isiko 7iasa %LL.(

    RISIKO TINGGI

    ?ambar #. Protokol 8ase Konsolidasi &isiko 6inggi %LL13

    1#

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    17/27

    ?ambar /. Protokol 8ase +ntensifikasi &isiko 6inggi %LL.(

    c. 6ahap 3 profilaksis P

    Profilaksis P diberikan untuk mencegah kekambuhan pada P.

    Perawatan yang digunakan dalam tahap ini sering diberikan pada dosis yang lebih

    rendah. Pada tahap ini menggunakan obat kemoterapi yang berbeda, kadang'

    kadang dikombinasikan dengan terapi radiasi, untuk mencegah leukemia

    memasuki otak dan sistem saraf pusat.

    d. 6ahap 4 pemeliharaan jangka panjangDrumatan

    Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi. 6ahap

    ini biasanya memerlukan waktu ('3 tahun.

    1/

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    18/27

    ?ambar 1. Protokol 8ase &umatan %LL.(

    %ngka harapan hidup yang membaik dengan pengobatan sangat dramatis.

    6idak hanya /$ anak dapat mencapai remisi penuh, tetapi !*$ menjadi sembuh.

    ekitar #*$ orang dewasa mencapai remisi lengkap dan sepertiganya mengalami

    harapan hidup jangka panjang, yang dicapai dengan kemoterapi agresif yang

    diarahkan pada sumsum tulang dan P.

    )adiote&api

    &adioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel'sel

    leukemia. inar berenergi tinggi ini ditujukan terhadap limpa atau bagian lain

    dalam tubuh tempat menumpuknya sel leukemia. Fnergi ini bisa menjadi

    gelombang atau partikel seperti proton, elektron, H'ray dan sinar gamma.

    Pengobatan dengan cara ini dapat diberikan jika terdapat keluhan pendesakan

    karena pembengkakan kelenjar getah bening setempat.

    (*

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    19/27

    T&ansplantasi S'ms'm T'lang

    6ransplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang

    yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat. umsum tulang yang rusak dapat

    disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. elain itu,

    transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel'sel darah yang

    rusak karena kanker. Pada penderita L5K, hasil terbaik *'#*$ angka

    keberhasilan dicapai jika menjalani transplantasi dalam waktu 1 tahun setelah

    terdiagnosis dengan donorHuman Lymphocytic Antigen 9L% yang sesuai. Pada

    penderita L5% transplantasi bisa dilakukan pada penderita yang tidak

    memberikan respon terhadap pengobatan dan pada penderita usia muda yang pada

    awalnya memberikan respon terhadap pengobatan.

    Te&api S'po&tif

    6erapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat'akibat yang ditimbulkan

    penyakit leukemia dan mengatasi efek samping obat. 5isalnya transfusi darah

    untuk penderita leukemia dengan keluhan anemia, transfusi trombosit untuk

    mengatasi perdarahan dan antibiotik untuk mengatasi infeksi.

    II.*. Kompli!asi

    Komplikasi dibagi menjadi dua macam yaitu akibat dari penyakitnya

    sendiri dan akibat dari pengobatan. Komplikasi dari penyakit A Perdarahan

    akibat dari trombositopenia yang sering berakibat fatal apabila terjadi

    perdarahan otak. +nfiltrasi sel leukemia ke otak pun dapat menyebabkan gejala'

    gejala peninggian tekanan intrakranial.(!

    (1

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    20/27

    Komplikasi terapi adalah terjadinya gejala akibat pemberian

    kortikosteroid dalam jangka waktu lama berupa A mooface. hipertensi,

    osteoporosis , diabetes , gangguan keseimbangan elektrolit dan masking effect

    terhadap adanya infeksi. Komplikasi akibat pemberian terapi dengan terapi

    dengan antimetabolik menimbulkan ulserasi traktus digesti;us sehingga

    mengakibatkan lebih mudah infiltrasi dengan berbagai macam bakteri dan

    jamur.(

    ((

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    21/27

    Protokol Kemoterapi %LL'tandard &isk +nduksi 0 Konsolidasi

    Protokol Kemoterapi %LL'tandard &isk 5aintenance

    (3

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    22/27

    (4

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    23/27

    Protokol Kemoterapi %LL'9igh &isk +nduksi, Konsolidasi, +ntensifikasi

    (

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    24/27

    Protokol Kemoterapi %LL'9igh &isk 5aintenance

    (!

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    25/27

    II. 11 P&ognosis

    "alam menilai respon terhadap terapi, dikenal istilah remisi sempurna dan

    remisi parsial. Keduanya dapat dibedakan dari keadaan klinis dan hematologisnya.

    Kriteria remisi sempurna dapat dinilai sebagai berikut A secara klinis, tidak

    ditemukan pemeriksaan fisik yang abnormal sehubungan dengan leukemia dan

    penderita kembali ke keadaan fisik yang sehat, secara hematologis, hemoglobin,

    jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, dan trombosit darah tepi kembali pada nilai

    normalnya, tidak ditemukan sel leukemik pada sumsum tulang, dan secara

    morfologis hanya didapatkan kurang dari $ sel blas normal pada sumsum

    tulang dengan selularitas yang normal. &emisi parsial didefinisikan sebagai

    berikut A secara klinis, kembalinya penderita pada kesehatan fisik yang layak

    dengan perbaikanabnormalitas fisik sehubungan dengan leukemia yang signifikan,

    kembalinya minimal ( dari 3 elemen darah tepi ke dalam nilai normal, dan

    berkurangnya derajat infiltrasi sel leukemik pada sumsum tulang yang

    signifikan.(1

    &espon terhadap terapi pada tiap'tiap indi;idu ber;ariasi, dan tidaklah

    mungkin untuk memprediksi sifat dasar atau durasi respon pada tiap'tiap indi;idu.

    )amun, usia penderita dan jenis morfologi leukemia merupakan faktor yang

    penting untuk menilai kemungkinan keberhasilan respon. "ua faktor ini ternyata

    juga berhubungan, yaitu bahwa leukemia akut pada anak'anak yang paling sering

    adalah jenis limfoblastik, di mana ini mempunyai respon terhadap terapi yang

    paling baik. %nak'anak usia kurang dari ( tahun tidak mempunyai respon sebaik

    (

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    26/27

    anak'anak yang berusia lebih tua. &emisi dapat diharapkan pada lebih dari /* $

    anak'anak dengan LL%.13,(1

    Pada LL% yang didapatkan pada anak'anak, terapi yang intensif ,baik

    untuk mencapai remisi dan untuk mengatasi penyakit yang berhubungan dengan

    P, dengan radiasi atau dengan kombinasi radiasi'kemoterapi intratekal telah

    membuat perubahan dramatis lama harapan hidup dari penderita. Lima puluh

    persen penderita dapat melewati tahun. Laporan'laporan yang ada menunjukkan

    bahwa banyak dari anak'anak ini yang bebas dari penyakit setelah tahun mereka

    tidak mengalami relaps, meski banyak dari mereka yang rentan terhadap infeksi

    sehubungan dengan imunosupresi akibat terapi yang mereka peroleh.(1

    ampai saat ini leukemia masih merupakan penyakit yang fatal. 7iasanya

    bila serangan pertama dapat diatasi dengan pengobatan induksi, penderita akan

    berada dalam keadaan remisi untuk beberapa bulan. 5asa remisi akan menjadi

    lebih pendek sampai akhirnya penyakit ini resisten terhadap pengobatan dan

    penderita akan meninggal. Kematian biasanya disebabkan perdarahan akibat

    trombositopenia, leukemia serebral atau infeksi.13.

    7erdasarkan faktor prognostik, maka pasien dapat digolongkan ke dalam

    kelompok risiko biasa dan risiko tinggi. Para ahli telah melakukan penelitian dan

    membuktikan faktor prognostik itu ada hubungannya dengan in vitro drug

    resistence. 8aktor'faktor prognostik LL% 13A

    1. -umlah leukosit awal

    9al ini merupakan faktor prognosis yang bermakna tinggi. "itemukan

    adanya hubungan linier antara jumlah leukosit awal dan perjalanan pasien

    (#

  • 7/25/2019 TINJAUAN PUSTAKA ALL

    27/27

    LL% pada anak yaitu pasien dengan jumlah leukosit lebih dari

    *.***Dmm3, biasanya mempunyai prognosis yang buruk.(. mur

    Pasien dengan umur di bawah 1# bulan atau di atas 1* tahun mempunyai

    prognosis lebih buruk dibandingkan dengan pasien berumur di antara

    umur tersebut. Khusus pasien di bawah 1 tahun terutama di bawah ! bulan

    mempunyai prognosis paling buruk. 9al ini karena disebabkan kelainan

    biomolekuler.

    3. -enis kelamin%nak laki'laki mempunyai prognosis lebih buruk karena dihubungkan

    dengan adanya relaps testis, hiperleukositosis dan organomegali serta

    massa mediastinum. Penyabab pastinya belum jelas tapi diketahui pula

    adanya perbedaan metabolisme merkaptopurin dan metotreksat.

    4. &espon terhadap terapi

    &espon terhadap terapi dapat diukur dari jumlah sel blas di darah tepi

    sesudah 1 minggu. %danya sisa sel blas pada sum'sum tulang pada induksi

    hari ke' sampai hari ke'14 menunjukkan prognosis buruk.

    . Kelainan jumlah kromosom.

    LL% hiperpolid lebih dari * kromosom yang biasa ditemukan pada ($

    kasus mempunyai prognosis yang baik. LL% hipodiploid 3'$ memiliki

    prognosis intermediate seperti t1I1/. 6ranslokasi t/I(( pada $ anak

    atau t4I11 pada bayi berhubungan dengan prognosis buruk.13