Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

download Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

of 20

Transcript of Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    1/20

    1 BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengelolaan Sampah Secara Umum

    Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,

    menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan

    dan penanganan sampah. Sampai saat ini paradigma

    pengelolaan sampah yang digunakan di kebayakan kota di

    Indonesia adalah kumpul-angkut-buang. Gambar 2.1  berikut

    merupakan skema pengelolaan sampah secara umum di

    Indonesia.

    Gambar 2.1 Skema pengelolaan sampah secara umum di

    Indonesia

    Berdasarkan data tahun 2008, jenis penanganan sampah yang

    berlangsung di Indonesia adalah sebagai berikut

    • Pengurugan !8,8!"

    • Pengomposan #,$%"

    &pen burning ',#%"• (ibuang ke sungai 2,%%"

    • Insinerator skala kecil !,)%"

    • *on-pengurugan %,)8"

    +ndalan utama sebuah kota dalam menyelesaikan masalah

    sampahnya adalah pemusnahan dengan landflling pada sebuah

     empat Pemrosesan +khir P+. Pengelola kota cenderung

    kurang memberikan perhatian yang serius pada P+ tersebut,

    +ngkutPindah/umpulSumber

    Buang+ngkut

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    2/20

    sehingga muncullah kasus-kasus kegagalan P+. Pengelola kota

    tampaknya beranggapan baha P+ yang dipunyainya dapat

    menyelesaikan semua persoalan sampah, tanpa harus

    memberikan perhatian yang proporsional terhadap sarana

    tersebut.

    2.2 Timbulan Sampah

     imbulan sampah merupakan banyaknya sampah dalam

    satuan tertentu. Satuan tersebut dinyatakan dalam satuan berat

    atau satuan 1olume. Satuan berat antara lain kilogram per orang

    perhari kgoh, kilogram per meter-persegi bangunan perhari

    kgm2h atau kilogram per tempat tidur perhari kgbedh.

    Sementara, satuan 1olume, yaitu literoranghari 3oh, liter per

    meter-persegi bangunan per hari 3m2h, atau liter per tempat

    tidur perhari 3bedh. /ota-kota di Indonesia umumnya

    menggunakan satuan 1olume (amanhuri 4 Padmi, 20$0.

    5ata-rata timbulan sampah biasanya akan ber1ariasi dari

    hari ke hari, antara satu daerah dengan daerah lainnya, jugaantara satu negara dengan negara lainnya. 6ariasi ini terutama

    disebabkan oleh perbedaan, antara lain (amanhuri 4 Padmi,

    20$0

     7umlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya  ingkat hidup makin tinggi tingkat hidup masyarakat, makin

    besar timbulan sampahnya usim di negara Barat, timbulan sampah akan mencapai

    angka minimum pada musim panas 9ara hidup dan mobilitas penduduk Iklim di negara Barat, debu hasil pembakaran alat pemanas

    akan bertambah pada musim dingin 9ara penanganan makanannya.

    Beberapa studi memberikan angka timbulan sampah kota di

    Indonesia berkisar antara 2-: literoranghari dengan densitas

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    3/20

    200-:00 kgm:  dan komposisi sampah organik #0-80". Pada

    Tabel 2.1 menunjukkan in;ormasi terakit timbulan sampah yang

    berasal dari kota Bandung pada tahun $%%'.

    Tabel 2.1 imbulan sampah kota Bandung tahun $%%'

    *o. Sumber Sampah Satuan imbula

    n$. 5umah permanen 3oranghari 2,0'

    2.5umah semi

    permanen3oranghari $,##

    :.5umah non-

    permanen3oranghari 2,$'

    '. /antor 3unithari 8),)). Pasar 3m2hari ),:)!. 7alan 3kmhari )$!,%'#. oko 3unithari 2',08. /antor 3unithari 8),)%. 5umah akan 3unithari :)!,:

    $0.

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    4/20

    yang cepat terdegradasi cepat membusuk, terutama yang

    berasal dari sisa makanan. Sampah yang membusuk garbage

    adalah sampah yang dengan mudah terdekomposisi karena

    akti1itas mikroorganisme. (engan demikian pengelolaannya

    menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan,

    pembuangan, maupun pengangkutannya. Pembusukan sampah

    ini dapat menghasilkan bau tidak enak, seperti ammoniak dan

    asam-asam 1olatil lainnya. Selain itu, dihasilkan pula gas-gas

    hasil dekomposisi, seperti gas metan dan sejenisnya, yang dapat

    membahayakan keselamatan bila tidak ditangani secara baik.

    Penumpukan sampah yang cepat membusuk perlu dihindari.

    Sampah kelompok ini kadang juga dikenal sebagai sampah

    basah. /elompok inilah yang berpotensi untuk diproses dengan

    bantuan mikroorganisme, misalnya dalam pengomposan atau

    gasi=kasi.

    Sampah yang tidak membusuk atau reuse pada umumnya

    terdiri atas bahan-bahan kertas, logam, plastik, gelas, kaca, dan

    lain-lain. Sampah kering reuse sebaiknya didaur ulang, apabila

    tidak maka diperlukan proses lain untuk memusnahkannya,

    seperti pembakaran. *amun pembakaran reuse ini juga

    memerlukan penanganan lebih lanjut, dan berpotensi sebagai

    sumber pencemaran udara yang bermasalah, khususnya bila

    mengandung plastik P69. /elompok sampah ini dikenal pula

    sebagai sampah kering, atau sering pula disebut sebagai sampah

    anorganik. Pada Tabel 2.2 dijabarkan terkait komposisi sampah

    kota Bandung pada tahun $%%8.

    Tabel 2.2 /omposisi sampah kota Bandung berdasarkan sumber

    " berat basah

    /omposisi PasarPertoko

    an

    Sapua

    n PS P+

    Sampah 8!,:! !#,0: '2,2: 82,#! 8#,#8

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    5/20

    basah

    (aun-daun $,2) 0,0) 2%,:0 :,#! -

    /ertas ),## 0,0) $8,$! ',%' ',!0

     ekstil 0,') $#,:8 0,$% $,0: 0,#!

    /aret 0,$' 2,8% - 0,0# 0,:)

    Plastik ),!# - 8,$! ',8) ',#$

    /ulit - $$,%! - 0,0! 0,$0

    /ayu - 0,2% - 0,': $,$:

    /aca 0,$% 0,2% - 0,28 0,$0

    3ogam 0,0% 0,$0 - 0,$% 0,$2

    3ain-lain 0,08 0,0$ $,%! $,$! $,:)

    Sumber (amanhuri 4 Padmi, 20$0

    /omposisi sampah cendrung tidak stabil. /omposisi sampah

    dipengaruhi oleh beberapa ;aktor, antara lain

     

    uaca

    (aerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah

     juga akan cukup tinggi. 

    !re"uensi pengumpulan

    Semakin sering sampah dikumpulkan maka semakin tinggi

    tumpukan sampah terbentuk. etapi sampah organik akan

    berkurang karena membusuk, dan yang akan terus

    bertambah adalah kertas dan dan sampah kering lainnya

    yang sulit terdegradasi.

     

    #usim 7enis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan

    yang sedang berlangsung. 

    Ting"a$ sosial e"onomi

    (aerah ekonomi tinggi pada umumnya menghasilkan

    sampah yang terdiri atas bahan kaleng, kertas, dan

    sebagainya. 

    Pen%apa$an per "api$a

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    6/20

    asyarakat dari tingkat ekonomi rendah akan menghasilkan

    total sampah yang lebih sedikit dan homogen dibanding

    tingkat ekonomi lebih tinggi.

     

    Kemasan pro%u" /emasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan

    mempengaruhi. *egara maju cenderung tambah banyak

    yang menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan

    negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan

    plastik sebagai pengemas.

    2.& Pengan$ar #engenai '(!

    Reuse derived uel  memiliki cakupan yang luas dari

    material sampah yang ada, namun 5(> yang digunakan harus

    mengikuti petunjuk, peraturan, juga spesi=kasi yang dibutuhkan

    industri terutama terkait nilai kalor yang harus tinggi. +dapun

    material sampah tersebut termasuk residu dari daur ulang,

    sampah industriperdagangan, lumpur pembuangan kotoran,

    sampah berbahaya, biomassa, an lain-lain.

    Istilah Reuse Derived Fuel  5(> di Inggris biasanya

    menjelaskan mengenai ;raksi dari sampah perkotaan yang telah

    terpilah dan memiliki nilai kalor yang tinggi. +dapun istilah lain

    yang juga sering digunakan, yakni terms Recovered Fuel  5?>,

    Packaging Derived Fuel  P(>, Paper and Plastic Fraction  PP>,

    dan Processed Engineered Fuel P?>.

    Istilah Secondary Fuel, Substitute Fuel, dan Substitute

    Liquid Fuel  S3> lebih biasa digunakan untuk ;raksi sampah di

    indusrti, seperti ban atau pelarut yang diproses untuk

    mendapatkan kualitas yang konsisten dan cocok dengan

    keterangan proses yang yang dibutuhkan.

    /arakteristik penting untuk 5(> sebagai bahan bakar

    antara lain nilai kalor, kadar air, kadar abu, kandungan sul;ur,

    dan kandungan klorin. Setiap negara menetapkam kriteria yang

    cukup ketat terhadap kualitas 5(>.

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    7/20

    heterogenitas dari Municipal Solid Waste S@. Antuk menjaga

    homogenitas kualitas sampah masih sangat sulit karena S@

    berasal dari sumber yang beragam dan pengelolaan yang

    dilakukan belumlah ideal. endebien, 200:.

    +da dua jenis material yang terdapat dalam 5(>, material

    dengan nilai kalor tinggi dan nilai kalor rendah. aterila dengan

    nilai kalor tinggi adalah kertas dan produk kertas serta platik

    dengan nilai kalor rata-rata $8.!00 7gram. Sedangkan bahan

    anorganik seperti kaca halus dan bahan organik basah memiliki

    nilai kalor yang relati; rendah, yakni $0.800 7gram. 7ika kedua

    material tersebut dicampur, nilai kalor 5(> secara keseluruhan

    akan menurun. Penghilangan bahan material bahan kaca dan

    bahan organik basah akan meningkatkan nilai kalor 5(> sebesar

    20". Sementara, penurunan nilai kalor dapt dikontrol melalui

    pengaturan komposisi campuran Putri, 20$:.

    2.) Jenis*+enis '(!

    Secara umum terdapat dua dasar proses 5(> yang masing-

    masing memproduksi produk khusus yang dikenal sebagai

    densifed  5(> d5(> dan coarse 5(; c5(>. d5(> diproduksi

    sebagai pelet yang biasanya berukuran dan berbentuk seperti

    gabus pada botol minuman kerasanggur. Sebelum proses

    pemeletan dilakukan pengeringan terlebih dahulu supaya relati; 

    stabil dan dapat dipindahkan, ditangani, serta disimpan seperti

    bahan bakar padat lainnya. ipe 5(> ini dapat dibakar sendiri,

    atau dengan bantuan bahan bakar lain misal batubara,

    sehingga dibutuhkan persyarataan tertentu dalam pemrosesan

    energi. Sedangkan c5(> hadir dengan produk yang tercabik-

    cabik dan lebih kasar. c5(> membutuhkan pemrosesan sedikit

     juga tidak dibutuhkan pegeringan, namun tidak dapat disimpan

    dalam periode aktu yang lama. Berdasarkan tingkatan

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    8/20

    pemrosesannya, 5(> tipe ini cocok untuk pembakaran

    kon1ensional atau sistem uidised bed c(ougall et.al, 200$.

    Berdasar pada  !"erican Society or #esting and Material

    +S ? 8)! mengenai Standard Defnitions o #er"s and

     !bbreviations Relating to P$ysical and %$aracteristic o Reused

    Derived Fuel terdapat tujuh tipe 5(> yang diklasi=kasikan

    9aputo 4 Pelagagge, 2002C *ithikul, 200#.

    • 5(>-$

    5(>-$ adalah 5(> yang berasal dari berasal dari sampah

    yang digunakan langsung dari bentuk terbuangnya.

    5(>-25(>-2 berasal dari sampah yang diproses menjadi partikel

    kasar dengan atau tanpa logam besi ;errous metal dimana %)"

    berat aal akan meleati saringan berukuran ! inch persegi.

    5(>-2 biasa disebut dengan %oarse 5(>.

    • 5(>-:5(>-: merupakan bahan bakar yang dicacah yang berasal

    dari S@ dan diproses untuk memisahkan logam, kaca, dan

    bahan anorganik lainnya, dengan ukuran partikel %)" berataal yang dapat meleati saringan berukuran 2 inch

    persegi disebut juga sebagai Flu&  5(>.

    • 5(>-'5(>-' merupakan ;raksi sampah mudah terbakar

    combustible yang diolah menjadi serbuk, %)" berat aal

    dapat melalui saringan $0 "es$ 0,0:) inch persegi. 5(>-'

    disebut juga sebagai Dust  5(> atau p-5(>.

    5(>-)5(>-) dihasilkan dari ;raksi sampah yang dapat dibakar

    yang kemudian dipadatkan menjadi !00 kgm:  menjadi

    bentuk pellet, slags, cubettes, briket, dan sebagainya

    disebut juga dengan Densifed 5(> atau d-5(>.

    • 5(>-!

    5(>-! adalah 5(> dalam bentuk cair atau liDuid 5(>. 5(>-!

    disebut juga sebagai 5(> slurry.

    • 5(>-#

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    9/20

    5(>-# adalah 5(> yang berasal dari sampah yang dapat

    dibakar. 5(>-# disebut juga sebagai 5(> syntethic gas

    syngas.

    2., Kara"$eris$i" Bahan Ba"u '(!

    Pada umumnya sampah yang diolah menjadi 5(> dilihat

    berdasarkan beberapa karkteristik seperti nilai kalor, kadar air,

    kadar abu, kadar 1olatil, kandungan sul;ur, kandungan klorin,

    dan sebagainya. +dapun karakteristik yang paling utama adalah

    nilai kalor. Pada Tabel 2.3 ditunjukkan beberapa jenis sampah

    yang dapat dijadikan bahan baku 5(> beserta nilai kalor darimasing-masing jenis sampah.

    Tabel 2.3 *ilai /alor Bahan Baku 5(>

     7enis Sampah3o

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    10/20

    Tabel 2.& /arakteristik 5(>

    Sumber

    *ilai

    /alor

    7kg

    /adar

    +bu "

    /andung

    an /lorin

    "

    /andung

    an Sul;ur

    "

    /adar +ir

    "

    5umah

     angga$2 E $! $) E 20 0,) E $ $0 E :)

    /omersia

    l$! E 20 ) E #

    F 0,$ E

    0.2F 0,$ $0 E 20

    Industri $8 E 2$ $0 E $) 0,2 E $ : E $0/onstruk

    si$' E $) $ E ) F 0,$ F 0,$ $) E 2)

    Sumber ?uropean 9ommission, 200:

    +dapun karakteristik tersebut akan dijelaskan lebih rinci

    pada sub - sub bab sebagai berikut.

    &.&.1Nilai Kalor

    Supaya berman;aat, terus dapaat berjalan, dan e;ekti; 

    sebagai bahan bakar tambahan atau pengganti, 5(> akan

    membutuhkan nilai kalor yang cukup tinggi atau setidaknya

    konsisten berada pada rentang nilai kalor yag tinggi dan

    diproduksi pada spesi=kasi yang akan menghasilkan pembakaran

    yang e;ekti; dan e=sien. Selain itu, kecocokan dan e=siensi

    pembakaran dari ;asilitas penggunaan 5(> termasuk teknologi

    tungku pembakaran and pemantauan polusi harus ditujukan.

    Beberapa penggunaan bahan bakar standar bisa jadi masih

    membutuhkan pengoptimalan proses pembakaran untuk

    memastikan baha keluaran emisi secara konsisten mencapai

    suatu kondisi yang baik, sebagai produk dari pembakaran tidak

    sempurna yangmana polutan akan mendominasi terutama saat

    aal memulai juga pada akhir operasi.

    &.&.2Ka%ar Air

    /adar air dalam sampah lebih dikenal dengan istilah

    humiditas. /eberadaan air dalam sampah sangat menentukan

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    11/20

     jenis pengolahan sampah, terutama bila sampah diolah secara

    biologi atau secara termal.

    /adar air yang terkadung dalam 5(> dapat menurunkan

    e;ekti1itas pembakaran pada tahap aal, sebagaimana energi as

    energy is taken up by the creation o; steam. (emikian pula

    dengan nilai kalor atau nilai pemabakaran dan e=siensi

    pembakaran harus diperhitungkan untuk kadar air yangmana

    akan mengurangi sejumlah dari kesuluruhan energi yang bisa

    diekstrak, sehingga dinyatakan sebagai nilai kalor bersih. Selain

    itu, kandungan air yang lebih tinggi berarti material akan dibakar

    pada temperatur yang lebih rendah, jadi memungkinkan

    terjadinya pembentukan dioksin dan ;uran.

    *ilaikalor umumnya dinyatakan dengan istilah %alorifc

    (alue  atau )eating (alue. *ilai kalor terbagi atas 2 jenis, yakni

    )ig$ )eating (alue 

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    12/20

    /eterangan

    @ G Persentse berat uap air "

    < G Persentase hidrogen 4d

    &.&.3Ka%ar Abu

    Abu adalah residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi

    komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari suatu bahan menunjukkan total

    mineral yang terkandung dalam bahan tersebut (Aprilianto, 1988). Mineral itu

    sendiri terbagi menjadi 4, yaitu

    1. !aram organik garam"garam asam malat, oksalat, asetat, pektat

    2. !aram anorganik garam #os#at, karbonat, klorida, sul#at, nitrat

    3. $enya%a komplek kloro#il"Mg, pektin"&a, mioglobin"'e, dll

    4. Kandungan abu dan komposisinya tergantung maam bahan dan ara

     pengabuannya.

    enentuan kandungan mineral dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan

    dua ara yaitu dengan penentuan abu total dan penentuan indi*idu komponen

    mineral (makro +trace mineral) menggunakan titrimetrik, spektro#otometer, AA$(atomic absorption spectrofotometer ) ( Aprilianto, 1988).

    &.&.&Ka%ar ola$il

    ateri 1olatil merupakan materi yang akan menguap bila

    dipanaskan pada temperatur !0009 dan dikon1ersi menjadi 9&2.

    Selain itu, materi 1olatil adalah materi yang mudah dikomposisi

    oleh bakteri.

    &.&.)Kan%ungan Sul/ur %an Klorin

    /andungan klorin dan sul;ur serta hasil emisi dari

    pembakaran 5(> perlu dijadikan sebagai pertimbangan.

    isalnya, kandungan klorin dapat berkontribusi pada

    pembentukan dioksin. eknologi terbaik secara ekonomi dan

    per;orma atau -est !vailable #ec$nology Econo"ically 

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    13/20

     !c$ievable  B+?+ harus disediakan dan diimplementasikan

    untuk memastikan e;ekti1itas penangkapan gas klorin dan emisi

    polutan lainnya. /ebanyakan klorin terkandung dalam residu

    inert. Selain itu, 5(> tidak boleh mengandung klorin dalam

     jumlah tinggi, dengan batas maksimal pada umumnya ialah

    sebesar $". /andungan klorin yang tinggi dapat mempengaruhi

    kualitas semen yang dihasilkan oleh industri semen. Semen

    dengan kadungan klorin tinggi bisa memperlemah kuat tekan

    beton dalam aktu 2, #, dan 28 hari.

    &.&.,(is$ribusi U"uran Par$i"el

    /onsistensi karakteristik =sik seperti distribusi ukuran

    partikel akan dibutuhkan agar e=siensi pembakaran mencukupi

    dan sesuai dengan yang diharapkan. Akuran diameter saringan

    harus mengikuti standar +S. +dapun ukuran saringan yang

    standar dapat dilihat pada Tabel 2.).Tabel 2.) Akuran diameter saringan berdasarkan +S

    *omor Saringan Standar Akuran mm2 inci )0$ inci 2)

    :8 inci %,2)*o.' ',#)*o.$0 2,0*o.'0 0,'2)*o.$00 0,0#)

    2.0 Pro%u"si '(!

    Reuse derived uel  5(> dapat diproduksi dari berbagai

    sumber mulai dari limbah padat perkotaan, industri, dan

    komersial. (engan demikian harus ada beberapa tahapan yang

    berbeda dari pengelolaan sampah yang kerap

    diimplementasikan. +dapun tahapan tersebut antara lain

    Pemilahan di sumber Pemisahan secara mekanis

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    14/20

    5eduksi ukuran sampah pencacahan, pemotongan, dan

    penggilingan Pemilahan dan penyaringan

    Pencampuran Pengeringan Penyajian Penyimpanan

    Antuk memproduksi 5(>, terdapat beberapa jenis sampah

    yang tidak dapat dimasukkan ke dalam proses pengolahan,

    antara lain

    $. +sbestos2. 3imbah Bahan Berbahaya dan Beracun B::. 3imbah medis'. 3imbah radioakti;  ). Sampah yang bisa digunakkan kembali atau didaur ulang!. Sampah yang memiliki kandungan mineral tinggi, misal

    tanah#. Sampah yang memiliki kandungan sul;ur dan klorin ?P+,

    20$0.

    2.9 Biodrying

    -iodrying  yang belakangan ini berkembang di lapangan

    sebagai perujudan upaya pengelolaan sampah, merupakan

    perlakuan yang meman;aatkan proses aerasi yang menghasilkan

    panas melalui biokonser1asi aerobik secara alami. -iodrying

    bertujuan untuk mengeringkan sampah dengan meman;aatkan

    material organik sebagai nutrisi mikroorganisme. Sebagian besar

    panas yang dihasilkan digunakan untuk menge1aporasi

    permukaan dan ikatan air yang terasosiasi dalam matriks

    sampah.

    /euntungan yang paling nyata dari biodrying  adalah

    mereduksi bau, 1olume, dan berat dari sampah, yangmana bisa

    merubah penanganan, transportasi, dan pembuangan dari

    sampah organik ketika 1olume sampah yang besar menjadi suatu

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    15/20

    isu. Selanjutnya, biodrying  juga menaarkan solusi sebagai

    langkah e;ekti; untuk mengeliminasi beberapa bakteri patogen.

      Penyediaan udara secara terkontrol dapat digunakan

    untuk menignkatkan kecepatan pengeringan melalui

    meningkatnya pula kecepatan e1aporasi. Bahkan kecepatan dan

    temperatur udara pun harus dikontrol agar terus mencukupi,

    karena tujuan utama dari biodrying  adalah untuk

    memaksimalkan kehilangan air agar kandungan sampah menjadi

    lebih homogen, stabil, dan menjadi produk yang dapat

    digunakan. Biodrying secara khas diterapkan melalui teroongan

    atau reaktor biologis, dimana udara disediakan dan dalam

    kondisi temperatur ideal, serta kelembaban dijaga untuk

    emmastiakn kesetimbangan antara kecepatan pengeringan dan

    kecepatan degradasi materi organik secara aerob artiHen et.al,

    20$2.

    2.1 Efective Microorganisme &

    1.1.1 Penger$ian Efective Microorganisme &

    E&ective Microorganis". /EM.0 merupakan

    mikroorganisme bakteri pengurai yang dapat membantu dalam

    pembusukan sampah organik Suparman, $%%'. E&ective

    Microorganis". /EM.0 berisi sekitar 80 genus mikroorganisme

    ;ermentasi, di antaranya bakteri ;otositetik, Lactobacillus sp1'

    Strepto"yces sp1' !ctino"ycetes sp1 dan ragi +gromedia, 200#.

    EM. digunakan untuk pengomposan modern. EM. diaplikasikan

    sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi

    mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman yang selanjutnya

    dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kualitas dan

    kuantitas produksi tanaman Suparman, $%%'. /ompos yang

    dihasilkan dengan cara ini ramah lingkungan berbeda dengan

    kompos anorganik yang berasal dari Hat-Hat kimia. /ompos ini

    mengandung Hat-Hat yang tidak dimiliki oleh pupuk anorganik

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    16/20

    yang baik bagi tanaman. ?' terdiri dari berbagai komposisi

    seperti mikroba dan unsur hara. +dapun komposisi dari dapat

    dilihat pada Tabel 2.,.

    Tabel 2., /omposisi Bioakti1ator EM.

    *o. 7enis ikroba dan Ansur

    os;at #,) $0!

    :. 5agi2east  8,) $0!

    '.  !ctino"ycetes J

    ). Bakteri >otosintetik J!. 9a ppm $,!#)#. g ppm )%#8. >e ppm ),)'%. +l ppm 0,$$0. Kn ppm $,%0$$. 9u ppm 0,0$$2. n ppm :,2%$:. *a ppm :!:$'. B ppm 20$). * ppm 0,0#$!. *i ppm 0,%2$#. / ppm #,!#)$8. P ppm :,22$%. 9l ppm '$',:)20. 9 ppm 2#,0)2$. p< :,%

    Sumber 3aboratorium 7apan, 200#

    1.1.2 Si/a$*si/a$ Efective Microorganisme &

    E&ective Microorganis". /EM.0 adalah suatu larutan kultur

    biakan dari

    mikroorganisme yang hidup secara alami di tanah yang

    subur serta berman;aat untuk peningkatan produksi Suparman,

    $%%'. enurut aman Suparman, si;at-si;at dari EM. adalah

    sebagai berikut

    $. EM. adalah suatu cairan berarna coklat dengan bau yang

    enak. +pabila baunya busuk atau tidak enak, berarti

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    17/20

    mikroorganisme-mikroorganisme tersebut telah mati dan

    harus dicampur dengan air untuk menghentikan tumbuhnya

    gulma rumput liar.

    2. EM. harus disimpan di tempat teduh dalam adah yang

    ditutup rapat.

    :. -a$an-bahan organik dapat di;ermentasikan dalam aktu

    yang singkat oleh EM.1

    '. Makanan-makanan untuk EM. termasuk bahan organik,

    molase, rabuk hijau, kotoran hean, dan bekatul.

    ). EM. mampu bekerja secara e=sien tanpa bahan kimia.

    1.1.3 Peman/aa$an Efective Microorganisme &

    E&ective Microorganis". /EM.0 dapat ditambahkan dalam

    pengomposan sampah organik karena ia dapat mempercepat

    proses pengomposan. EM. diaplikasikan sebagai inokulan untuk

    meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam

    tanah dan tanaman. Selain itu, EM. dapat digunakan untuk

    mempercepat dekomposisi sampah organik juga dapat

    meningkatkan pertumbuhan serta dapat meningkatkan kualitas

    dan kuantitas produksi tanaman Suparman, $%%'.

    2.11 Peman/a$aan '(!

    /on1ersi sampah menjadi energi merupakan suatu hal

    yang sangat potensial di masa yang akan mendatang. +dapun

    beberapa kegunaan 5(> ialah sebagai berikut

    •  pengolahan setempat on3site pada perlengkapan kon1ersi

    termal teringrasi termasuk grate or uidised bed

    co"bustion' gasi=kasi atau pirolisis

    •  pengolahan o&3site pada re"ote acility berupa grate or 

    uidised bed co"bustion' gasi=kasi atau pirolisis

    •  co-pembakaran pada boiler  batu bara

    •  co-insenerasi pada alat pembakaran dan pengeringan

    produsen semen

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    18/20

    •  co-gasi=kasi dengan batu bara atau biomassa.

    +dapun penjelasan lebih rinci terkait penggunaan Reused

    Drived Fuel 5(> sebagai berikut.

    a. Insinera$or

    Insinerator uidised bed merupakan perkembangan dari

    penemuan aplikasi untuk pembakaran 5(>, dengan beberapa

    keuntungan yang diberikan seperti mengurangi emisi pada saat

    pembakaran. Insinerator ini juga sensiti; terhadap 1ariasi nilai

    kalor yang berasal dari bahan bakar. Proses pra-pengolahan

    sampah misal pemisahan dan pencacahan meningkatkan

    tingkat konsistensi dari nilai kalor. Pembakaran, energi yang

    dihasilkan, dan operasi dari insinerator ini dapat menjadi lebih

    e=sien. Selain itu, dengan ukuran partikel yang kecil, maka

    peralatan pembakaran juga menjadi lebih kecil, lebih sehat

    namun sedikit mahal.

    +da satu negara di Anited /ingdom yang meman;aatkan

    5(> sebagai penerapan dari konsep +aste to energy   melauli

    ;asilitas pembakaraninsinerasi. Selain itu, Itali juga sedang

    dalam tahap pembangunan +aste to energy plants sejumlah dua

    bangunan. Sementara, beberapa bangunan +aste to energy 

    pada beberapa daerah di Sedia telah berhasil memproduksi

    panas melalui insinerator uidised bed.

    b. District heating plant 

    Scandina1ia juga merupakan negara yang meman;aatkan

    5(> sebagai andalan produksi panas melalui metode insinerasi

    dan co-insinerasi. Bangunan insinerator yang dioperasikan

    memiliki ukuran yang lebih kecil dari ukuran normal yang

    digunakan untuk menghasilkan listrik. Sementara peralatan

    pemantauan emisi tidak sekeras untuk insinerator sampah

    perkotaan.

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    19/20

    9o-incinerasi dari bahan bakar sampah dengan biomassa

    sampah misal tanah, sampah kayu, dan lain-lain pada skala

    kecil kurang diari 20 @ sebagai bangunan pemanas kaasan

    sudah mulai berkembang di >inlandia dan dipencaya sebagai

    teknologi pembakaran terintergrasi. +dapun jumlah 5(> yang

    biasa digunakan ialah sekitar $0 sampai :0" dari aliran massa

    bahan bakar yang digunakan pada boiler. Implementasi dari

    arahan baru mengenai insenerasi ini diekspektasikan untuk

    mengurangi ketertarikan terhadap co-pembakaran. yang bersumber sampah perkotaan.

    Sedangkan di >inlandia, sebagaian 9

    inlandia

    menggunakan lebih banyak yakni lebih dari 200.000 t per annum

    tpa sampah dan insdustri kertas juga menggunakan sekitar

    :00-'00.000 tpa lumpur.

    d. ement !iln

  • 8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying

    20/20

    Sebagaian besar pabrik semen tidak secara langsung

    membakar sampah yang tidak terpilah, namun seharusnya

    sampah heterogen yang berasal dari alam beserta komponen

    yang memiliki kualitas baik dan ramah lingkungan. Sampah

    perkotaan digunakan setelah ada proses pemisahan dan

    pembungkusan menjadi 5(> di ce"ent kilns di +ustria, Belgia,

    (enmark, Itali, dan Belanda. Pembengkusan secara khusus

    dilakukan pada kiln pertengahan atau pada tahap kalsinasi.

    Berdasarkan laporan, sekitar $$).000 tpa dari sampah perkotaan

    dilakukan co-insinerasi pada ce"ent kilns di ?ropa pada tahun

    $%%# 5(9 4 /ema, $%%%. Selain itu, diestimasikan pula baha

    lebih dari :00,000 tpa dari 5(> yang berasal sampah

    perkotaaan. (i Belgia dan (enmark co-insinerasi 5(> diproduksi

    setelah beberapa pemisahan secara mekanik dari sampah rumah

    tangga yang aalnya tercampur. Sementara di +ustria, 7erman,

    dan Itali residu dari proses pemisahan secara mekanik

    tersebutlah yang dijadikan 5(>. Sedangkan di Belanda, setelah

    dilakukan pemisahan dibuatlah pelet juga kertas dan plastik yang

    dikompres. *amun sangat disayangkan penggunaan 5(> dari

    sampah perkotaan pada pabrik semen di Inggris tidak berlanjut.

    e. ainna

    5(> dari sampah perkotaan juga dilaporkan digunakan

    pada sistem gasi=kasi atau pirolisis di beberapa negara seperti

    >inlandia, 7erman, Itali, Belanda, Sedia, dan Inggris. +da

    beberapa perencanaan juga untuk memproduksi arang dari

    sampah perkotaan di Perancis melalui termolisis.