Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
Transcript of Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
1/20
1 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelolaan Sampah Secara Umum
Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan
dan penanganan sampah. Sampai saat ini paradigma
pengelolaan sampah yang digunakan di kebayakan kota di
Indonesia adalah kumpul-angkut-buang. Gambar 2.1 berikut
merupakan skema pengelolaan sampah secara umum di
Indonesia.
Gambar 2.1 Skema pengelolaan sampah secara umum di
Indonesia
Berdasarkan data tahun 2008, jenis penanganan sampah yang
berlangsung di Indonesia adalah sebagai berikut
• Pengurugan !8,8!"
• Pengomposan #,$%"
•
&pen burning ',#%"• (ibuang ke sungai 2,%%"
• Insinerator skala kecil !,)%"
• *on-pengurugan %,)8"
+ndalan utama sebuah kota dalam menyelesaikan masalah
sampahnya adalah pemusnahan dengan landflling pada sebuah
empat Pemrosesan +khir P+. Pengelola kota cenderung
kurang memberikan perhatian yang serius pada P+ tersebut,
+ngkutPindah/umpulSumber
Buang+ngkut
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
2/20
sehingga muncullah kasus-kasus kegagalan P+. Pengelola kota
tampaknya beranggapan baha P+ yang dipunyainya dapat
menyelesaikan semua persoalan sampah, tanpa harus
memberikan perhatian yang proporsional terhadap sarana
tersebut.
2.2 Timbulan Sampah
imbulan sampah merupakan banyaknya sampah dalam
satuan tertentu. Satuan tersebut dinyatakan dalam satuan berat
atau satuan 1olume. Satuan berat antara lain kilogram per orang
perhari kgoh, kilogram per meter-persegi bangunan perhari
kgm2h atau kilogram per tempat tidur perhari kgbedh.
Sementara, satuan 1olume, yaitu literoranghari 3oh, liter per
meter-persegi bangunan per hari 3m2h, atau liter per tempat
tidur perhari 3bedh. /ota-kota di Indonesia umumnya
menggunakan satuan 1olume (amanhuri 4 Padmi, 20$0.
5ata-rata timbulan sampah biasanya akan ber1ariasi dari
hari ke hari, antara satu daerah dengan daerah lainnya, jugaantara satu negara dengan negara lainnya. 6ariasi ini terutama
disebabkan oleh perbedaan, antara lain (amanhuri 4 Padmi,
20$0
7umlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya ingkat hidup makin tinggi tingkat hidup masyarakat, makin
besar timbulan sampahnya usim di negara Barat, timbulan sampah akan mencapai
angka minimum pada musim panas 9ara hidup dan mobilitas penduduk Iklim di negara Barat, debu hasil pembakaran alat pemanas
akan bertambah pada musim dingin 9ara penanganan makanannya.
Beberapa studi memberikan angka timbulan sampah kota di
Indonesia berkisar antara 2-: literoranghari dengan densitas
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
3/20
200-:00 kgm: dan komposisi sampah organik #0-80". Pada
Tabel 2.1 menunjukkan in;ormasi terakit timbulan sampah yang
berasal dari kota Bandung pada tahun $%%'.
Tabel 2.1 imbulan sampah kota Bandung tahun $%%'
*o. Sumber Sampah Satuan imbula
n$. 5umah permanen 3oranghari 2,0'
2.5umah semi
permanen3oranghari $,##
:.5umah non-
permanen3oranghari 2,$'
'. /antor 3unithari 8),)). Pasar 3m2hari ),:)!. 7alan 3kmhari )$!,%'#. oko 3unithari 2',08. /antor 3unithari 8),)%. 5umah akan 3unithari :)!,:
$0.
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
4/20
yang cepat terdegradasi cepat membusuk, terutama yang
berasal dari sisa makanan. Sampah yang membusuk garbage
adalah sampah yang dengan mudah terdekomposisi karena
akti1itas mikroorganisme. (engan demikian pengelolaannya
menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan,
pembuangan, maupun pengangkutannya. Pembusukan sampah
ini dapat menghasilkan bau tidak enak, seperti ammoniak dan
asam-asam 1olatil lainnya. Selain itu, dihasilkan pula gas-gas
hasil dekomposisi, seperti gas metan dan sejenisnya, yang dapat
membahayakan keselamatan bila tidak ditangani secara baik.
Penumpukan sampah yang cepat membusuk perlu dihindari.
Sampah kelompok ini kadang juga dikenal sebagai sampah
basah. /elompok inilah yang berpotensi untuk diproses dengan
bantuan mikroorganisme, misalnya dalam pengomposan atau
gasi=kasi.
Sampah yang tidak membusuk atau reuse pada umumnya
terdiri atas bahan-bahan kertas, logam, plastik, gelas, kaca, dan
lain-lain. Sampah kering reuse sebaiknya didaur ulang, apabila
tidak maka diperlukan proses lain untuk memusnahkannya,
seperti pembakaran. *amun pembakaran reuse ini juga
memerlukan penanganan lebih lanjut, dan berpotensi sebagai
sumber pencemaran udara yang bermasalah, khususnya bila
mengandung plastik P69. /elompok sampah ini dikenal pula
sebagai sampah kering, atau sering pula disebut sebagai sampah
anorganik. Pada Tabel 2.2 dijabarkan terkait komposisi sampah
kota Bandung pada tahun $%%8.
Tabel 2.2 /omposisi sampah kota Bandung berdasarkan sumber
" berat basah
/omposisi PasarPertoko
an
Sapua
n PS P+
Sampah 8!,:! !#,0: '2,2: 82,#! 8#,#8
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
5/20
basah
(aun-daun $,2) 0,0) 2%,:0 :,#! -
/ertas ),## 0,0) $8,$! ',%' ',!0
ekstil 0,') $#,:8 0,$% $,0: 0,#!
/aret 0,$' 2,8% - 0,0# 0,:)
Plastik ),!# - 8,$! ',8) ',#$
/ulit - $$,%! - 0,0! 0,$0
/ayu - 0,2% - 0,': $,$:
/aca 0,$% 0,2% - 0,28 0,$0
3ogam 0,0% 0,$0 - 0,$% 0,$2
3ain-lain 0,08 0,0$ $,%! $,$! $,:)
Sumber (amanhuri 4 Padmi, 20$0
/omposisi sampah cendrung tidak stabil. /omposisi sampah
dipengaruhi oleh beberapa ;aktor, antara lain
uaca
(aerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah
juga akan cukup tinggi.
!re"uensi pengumpulan
Semakin sering sampah dikumpulkan maka semakin tinggi
tumpukan sampah terbentuk. etapi sampah organik akan
berkurang karena membusuk, dan yang akan terus
bertambah adalah kertas dan dan sampah kering lainnya
yang sulit terdegradasi.
#usim 7enis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan
yang sedang berlangsung.
Ting"a$ sosial e"onomi
(aerah ekonomi tinggi pada umumnya menghasilkan
sampah yang terdiri atas bahan kaleng, kertas, dan
sebagainya.
Pen%apa$an per "api$a
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
6/20
asyarakat dari tingkat ekonomi rendah akan menghasilkan
total sampah yang lebih sedikit dan homogen dibanding
tingkat ekonomi lebih tinggi.
Kemasan pro%u" /emasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan
mempengaruhi. *egara maju cenderung tambah banyak
yang menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan
negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan
plastik sebagai pengemas.
2.& Pengan$ar #engenai '(!
Reuse derived uel memiliki cakupan yang luas dari
material sampah yang ada, namun 5(> yang digunakan harus
mengikuti petunjuk, peraturan, juga spesi=kasi yang dibutuhkan
industri terutama terkait nilai kalor yang harus tinggi. +dapun
material sampah tersebut termasuk residu dari daur ulang,
sampah industriperdagangan, lumpur pembuangan kotoran,
sampah berbahaya, biomassa, an lain-lain.
Istilah Reuse Derived Fuel 5(> di Inggris biasanya
menjelaskan mengenai ;raksi dari sampah perkotaan yang telah
terpilah dan memiliki nilai kalor yang tinggi. +dapun istilah lain
yang juga sering digunakan, yakni terms Recovered Fuel 5?>,
Packaging Derived Fuel P(>, Paper and Plastic Fraction PP>,
dan Processed Engineered Fuel P?>.
Istilah Secondary Fuel, Substitute Fuel, dan Substitute
Liquid Fuel S3> lebih biasa digunakan untuk ;raksi sampah di
indusrti, seperti ban atau pelarut yang diproses untuk
mendapatkan kualitas yang konsisten dan cocok dengan
keterangan proses yang yang dibutuhkan.
/arakteristik penting untuk 5(> sebagai bahan bakar
antara lain nilai kalor, kadar air, kadar abu, kandungan sul;ur,
dan kandungan klorin. Setiap negara menetapkam kriteria yang
cukup ketat terhadap kualitas 5(>.
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
7/20
heterogenitas dari Municipal Solid Waste S@. Antuk menjaga
homogenitas kualitas sampah masih sangat sulit karena S@
berasal dari sumber yang beragam dan pengelolaan yang
dilakukan belumlah ideal. endebien, 200:.
+da dua jenis material yang terdapat dalam 5(>, material
dengan nilai kalor tinggi dan nilai kalor rendah. aterila dengan
nilai kalor tinggi adalah kertas dan produk kertas serta platik
dengan nilai kalor rata-rata $8.!00 7gram. Sedangkan bahan
anorganik seperti kaca halus dan bahan organik basah memiliki
nilai kalor yang relati; rendah, yakni $0.800 7gram. 7ika kedua
material tersebut dicampur, nilai kalor 5(> secara keseluruhan
akan menurun. Penghilangan bahan material bahan kaca dan
bahan organik basah akan meningkatkan nilai kalor 5(> sebesar
20". Sementara, penurunan nilai kalor dapt dikontrol melalui
pengaturan komposisi campuran Putri, 20$:.
2.) Jenis*+enis '(!
Secara umum terdapat dua dasar proses 5(> yang masing-
masing memproduksi produk khusus yang dikenal sebagai
densifed 5(> d5(> dan coarse 5(; c5(>. d5(> diproduksi
sebagai pelet yang biasanya berukuran dan berbentuk seperti
gabus pada botol minuman kerasanggur. Sebelum proses
pemeletan dilakukan pengeringan terlebih dahulu supaya relati;
stabil dan dapat dipindahkan, ditangani, serta disimpan seperti
bahan bakar padat lainnya. ipe 5(> ini dapat dibakar sendiri,
atau dengan bantuan bahan bakar lain misal batubara,
sehingga dibutuhkan persyarataan tertentu dalam pemrosesan
energi. Sedangkan c5(> hadir dengan produk yang tercabik-
cabik dan lebih kasar. c5(> membutuhkan pemrosesan sedikit
juga tidak dibutuhkan pegeringan, namun tidak dapat disimpan
dalam periode aktu yang lama. Berdasarkan tingkatan
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
8/20
pemrosesannya, 5(> tipe ini cocok untuk pembakaran
kon1ensional atau sistem uidised bed c(ougall et.al, 200$.
Berdasar pada !"erican Society or #esting and Material
+S ? 8)! mengenai Standard Defnitions o #er"s and
!bbreviations Relating to P$ysical and %$aracteristic o Reused
Derived Fuel terdapat tujuh tipe 5(> yang diklasi=kasikan
9aputo 4 Pelagagge, 2002C *ithikul, 200#.
• 5(>-$
5(>-$ adalah 5(> yang berasal dari berasal dari sampah
yang digunakan langsung dari bentuk terbuangnya.
•
5(>-25(>-2 berasal dari sampah yang diproses menjadi partikel
kasar dengan atau tanpa logam besi ;errous metal dimana %)"
berat aal akan meleati saringan berukuran ! inch persegi.
5(>-2 biasa disebut dengan %oarse 5(>.
• 5(>-:5(>-: merupakan bahan bakar yang dicacah yang berasal
dari S@ dan diproses untuk memisahkan logam, kaca, dan
bahan anorganik lainnya, dengan ukuran partikel %)" berataal yang dapat meleati saringan berukuran 2 inch
persegi disebut juga sebagai Flu& 5(>.
• 5(>-'5(>-' merupakan ;raksi sampah mudah terbakar
combustible yang diolah menjadi serbuk, %)" berat aal
dapat melalui saringan $0 "es$ 0,0:) inch persegi. 5(>-'
disebut juga sebagai Dust 5(> atau p-5(>.
•
5(>-)5(>-) dihasilkan dari ;raksi sampah yang dapat dibakar
yang kemudian dipadatkan menjadi !00 kgm: menjadi
bentuk pellet, slags, cubettes, briket, dan sebagainya
disebut juga dengan Densifed 5(> atau d-5(>.
• 5(>-!
5(>-! adalah 5(> dalam bentuk cair atau liDuid 5(>. 5(>-!
disebut juga sebagai 5(> slurry.
• 5(>-#
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
9/20
5(>-# adalah 5(> yang berasal dari sampah yang dapat
dibakar. 5(>-# disebut juga sebagai 5(> syntethic gas
syngas.
2., Kara"$eris$i" Bahan Ba"u '(!
Pada umumnya sampah yang diolah menjadi 5(> dilihat
berdasarkan beberapa karkteristik seperti nilai kalor, kadar air,
kadar abu, kadar 1olatil, kandungan sul;ur, kandungan klorin,
dan sebagainya. +dapun karakteristik yang paling utama adalah
nilai kalor. Pada Tabel 2.3 ditunjukkan beberapa jenis sampah
yang dapat dijadikan bahan baku 5(> beserta nilai kalor darimasing-masing jenis sampah.
Tabel 2.3 *ilai /alor Bahan Baku 5(>
7enis Sampah3o
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
10/20
Tabel 2.& /arakteristik 5(>
Sumber
*ilai
/alor
7kg
/adar
+bu "
/andung
an /lorin
"
/andung
an Sul;ur
"
/adar +ir
"
5umah
angga$2 E $! $) E 20 0,) E $ $0 E :)
/omersia
l$! E 20 ) E #
F 0,$ E
0.2F 0,$ $0 E 20
Industri $8 E 2$ $0 E $) 0,2 E $ : E $0/onstruk
si$' E $) $ E ) F 0,$ F 0,$ $) E 2)
Sumber ?uropean 9ommission, 200:
+dapun karakteristik tersebut akan dijelaskan lebih rinci
pada sub - sub bab sebagai berikut.
&.&.1Nilai Kalor
Supaya berman;aat, terus dapaat berjalan, dan e;ekti;
sebagai bahan bakar tambahan atau pengganti, 5(> akan
membutuhkan nilai kalor yang cukup tinggi atau setidaknya
konsisten berada pada rentang nilai kalor yag tinggi dan
diproduksi pada spesi=kasi yang akan menghasilkan pembakaran
yang e;ekti; dan e=sien. Selain itu, kecocokan dan e=siensi
pembakaran dari ;asilitas penggunaan 5(> termasuk teknologi
tungku pembakaran and pemantauan polusi harus ditujukan.
Beberapa penggunaan bahan bakar standar bisa jadi masih
membutuhkan pengoptimalan proses pembakaran untuk
memastikan baha keluaran emisi secara konsisten mencapai
suatu kondisi yang baik, sebagai produk dari pembakaran tidak
sempurna yangmana polutan akan mendominasi terutama saat
aal memulai juga pada akhir operasi.
&.&.2Ka%ar Air
/adar air dalam sampah lebih dikenal dengan istilah
humiditas. /eberadaan air dalam sampah sangat menentukan
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
11/20
jenis pengolahan sampah, terutama bila sampah diolah secara
biologi atau secara termal.
/adar air yang terkadung dalam 5(> dapat menurunkan
e;ekti1itas pembakaran pada tahap aal, sebagaimana energi as
energy is taken up by the creation o; steam. (emikian pula
dengan nilai kalor atau nilai pemabakaran dan e=siensi
pembakaran harus diperhitungkan untuk kadar air yangmana
akan mengurangi sejumlah dari kesuluruhan energi yang bisa
diekstrak, sehingga dinyatakan sebagai nilai kalor bersih. Selain
itu, kandungan air yang lebih tinggi berarti material akan dibakar
pada temperatur yang lebih rendah, jadi memungkinkan
terjadinya pembentukan dioksin dan ;uran.
*ilaikalor umumnya dinyatakan dengan istilah %alorifc
(alue atau )eating (alue. *ilai kalor terbagi atas 2 jenis, yakni
)ig$ )eating (alue
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
12/20
/eterangan
@ G Persentse berat uap air "
< G Persentase hidrogen 4d
&.&.3Ka%ar Abu
Abu adalah residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi
komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari suatu bahan menunjukkan total
mineral yang terkandung dalam bahan tersebut (Aprilianto, 1988). Mineral itu
sendiri terbagi menjadi 4, yaitu
1. !aram organik garam"garam asam malat, oksalat, asetat, pektat
2. !aram anorganik garam #os#at, karbonat, klorida, sul#at, nitrat
3. $enya%a komplek kloro#il"Mg, pektin"&a, mioglobin"'e, dll
4. Kandungan abu dan komposisinya tergantung maam bahan dan ara
pengabuannya.
enentuan kandungan mineral dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan
dua ara yaitu dengan penentuan abu total dan penentuan indi*idu komponen
mineral (makro +trace mineral) menggunakan titrimetrik, spektro#otometer, AA$(atomic absorption spectrofotometer ) ( Aprilianto, 1988).
&.&.&Ka%ar ola$il
ateri 1olatil merupakan materi yang akan menguap bila
dipanaskan pada temperatur !0009 dan dikon1ersi menjadi 9&2.
Selain itu, materi 1olatil adalah materi yang mudah dikomposisi
oleh bakteri.
&.&.)Kan%ungan Sul/ur %an Klorin
/andungan klorin dan sul;ur serta hasil emisi dari
pembakaran 5(> perlu dijadikan sebagai pertimbangan.
isalnya, kandungan klorin dapat berkontribusi pada
pembentukan dioksin. eknologi terbaik secara ekonomi dan
per;orma atau -est !vailable #ec$nology Econo"ically
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
13/20
!c$ievable B+?+ harus disediakan dan diimplementasikan
untuk memastikan e;ekti1itas penangkapan gas klorin dan emisi
polutan lainnya. /ebanyakan klorin terkandung dalam residu
inert. Selain itu, 5(> tidak boleh mengandung klorin dalam
jumlah tinggi, dengan batas maksimal pada umumnya ialah
sebesar $". /andungan klorin yang tinggi dapat mempengaruhi
kualitas semen yang dihasilkan oleh industri semen. Semen
dengan kadungan klorin tinggi bisa memperlemah kuat tekan
beton dalam aktu 2, #, dan 28 hari.
&.&.,(is$ribusi U"uran Par$i"el
/onsistensi karakteristik =sik seperti distribusi ukuran
partikel akan dibutuhkan agar e=siensi pembakaran mencukupi
dan sesuai dengan yang diharapkan. Akuran diameter saringan
harus mengikuti standar +S. +dapun ukuran saringan yang
standar dapat dilihat pada Tabel 2.).Tabel 2.) Akuran diameter saringan berdasarkan +S
*omor Saringan Standar Akuran mm2 inci )0$ inci 2)
:8 inci %,2)*o.' ',#)*o.$0 2,0*o.'0 0,'2)*o.$00 0,0#)
2.0 Pro%u"si '(!
Reuse derived uel 5(> dapat diproduksi dari berbagai
sumber mulai dari limbah padat perkotaan, industri, dan
komersial. (engan demikian harus ada beberapa tahapan yang
berbeda dari pengelolaan sampah yang kerap
diimplementasikan. +dapun tahapan tersebut antara lain
Pemilahan di sumber Pemisahan secara mekanis
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
14/20
5eduksi ukuran sampah pencacahan, pemotongan, dan
penggilingan Pemilahan dan penyaringan
Pencampuran Pengeringan Penyajian Penyimpanan
Antuk memproduksi 5(>, terdapat beberapa jenis sampah
yang tidak dapat dimasukkan ke dalam proses pengolahan,
antara lain
$. +sbestos2. 3imbah Bahan Berbahaya dan Beracun B::. 3imbah medis'. 3imbah radioakti; ). Sampah yang bisa digunakkan kembali atau didaur ulang!. Sampah yang memiliki kandungan mineral tinggi, misal
tanah#. Sampah yang memiliki kandungan sul;ur dan klorin ?P+,
20$0.
2.9 Biodrying
-iodrying yang belakangan ini berkembang di lapangan
sebagai perujudan upaya pengelolaan sampah, merupakan
perlakuan yang meman;aatkan proses aerasi yang menghasilkan
panas melalui biokonser1asi aerobik secara alami. -iodrying
bertujuan untuk mengeringkan sampah dengan meman;aatkan
material organik sebagai nutrisi mikroorganisme. Sebagian besar
panas yang dihasilkan digunakan untuk menge1aporasi
permukaan dan ikatan air yang terasosiasi dalam matriks
sampah.
/euntungan yang paling nyata dari biodrying adalah
mereduksi bau, 1olume, dan berat dari sampah, yangmana bisa
merubah penanganan, transportasi, dan pembuangan dari
sampah organik ketika 1olume sampah yang besar menjadi suatu
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
15/20
isu. Selanjutnya, biodrying juga menaarkan solusi sebagai
langkah e;ekti; untuk mengeliminasi beberapa bakteri patogen.
Penyediaan udara secara terkontrol dapat digunakan
untuk menignkatkan kecepatan pengeringan melalui
meningkatnya pula kecepatan e1aporasi. Bahkan kecepatan dan
temperatur udara pun harus dikontrol agar terus mencukupi,
karena tujuan utama dari biodrying adalah untuk
memaksimalkan kehilangan air agar kandungan sampah menjadi
lebih homogen, stabil, dan menjadi produk yang dapat
digunakan. Biodrying secara khas diterapkan melalui teroongan
atau reaktor biologis, dimana udara disediakan dan dalam
kondisi temperatur ideal, serta kelembaban dijaga untuk
emmastiakn kesetimbangan antara kecepatan pengeringan dan
kecepatan degradasi materi organik secara aerob artiHen et.al,
20$2.
2.1 Efective Microorganisme &
1.1.1 Penger$ian Efective Microorganisme &
E&ective Microorganis". /EM.0 merupakan
mikroorganisme bakteri pengurai yang dapat membantu dalam
pembusukan sampah organik Suparman, $%%'. E&ective
Microorganis". /EM.0 berisi sekitar 80 genus mikroorganisme
;ermentasi, di antaranya bakteri ;otositetik, Lactobacillus sp1'
Strepto"yces sp1' !ctino"ycetes sp1 dan ragi +gromedia, 200#.
EM. digunakan untuk pengomposan modern. EM. diaplikasikan
sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi
mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman yang selanjutnya
dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kualitas dan
kuantitas produksi tanaman Suparman, $%%'. /ompos yang
dihasilkan dengan cara ini ramah lingkungan berbeda dengan
kompos anorganik yang berasal dari Hat-Hat kimia. /ompos ini
mengandung Hat-Hat yang tidak dimiliki oleh pupuk anorganik
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
16/20
yang baik bagi tanaman. ?' terdiri dari berbagai komposisi
seperti mikroba dan unsur hara. +dapun komposisi dari dapat
dilihat pada Tabel 2.,.
Tabel 2., /omposisi Bioakti1ator EM.
*o. 7enis ikroba dan Ansur
os;at #,) $0!
:. 5agi2east 8,) $0!
'. !ctino"ycetes J
). Bakteri >otosintetik J!. 9a ppm $,!#)#. g ppm )%#8. >e ppm ),)'%. +l ppm 0,$$0. Kn ppm $,%0$$. 9u ppm 0,0$$2. n ppm :,2%$:. *a ppm :!:$'. B ppm 20$). * ppm 0,0#$!. *i ppm 0,%2$#. / ppm #,!#)$8. P ppm :,22$%. 9l ppm '$',:)20. 9 ppm 2#,0)2$. p< :,%
Sumber 3aboratorium 7apan, 200#
1.1.2 Si/a$*si/a$ Efective Microorganisme &
E&ective Microorganis". /EM.0 adalah suatu larutan kultur
biakan dari
mikroorganisme yang hidup secara alami di tanah yang
subur serta berman;aat untuk peningkatan produksi Suparman,
$%%'. enurut aman Suparman, si;at-si;at dari EM. adalah
sebagai berikut
$. EM. adalah suatu cairan berarna coklat dengan bau yang
enak. +pabila baunya busuk atau tidak enak, berarti
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
17/20
mikroorganisme-mikroorganisme tersebut telah mati dan
harus dicampur dengan air untuk menghentikan tumbuhnya
gulma rumput liar.
2. EM. harus disimpan di tempat teduh dalam adah yang
ditutup rapat.
:. -a$an-bahan organik dapat di;ermentasikan dalam aktu
yang singkat oleh EM.1
'. Makanan-makanan untuk EM. termasuk bahan organik,
molase, rabuk hijau, kotoran hean, dan bekatul.
). EM. mampu bekerja secara e=sien tanpa bahan kimia.
1.1.3 Peman/aa$an Efective Microorganisme &
E&ective Microorganis". /EM.0 dapat ditambahkan dalam
pengomposan sampah organik karena ia dapat mempercepat
proses pengomposan. EM. diaplikasikan sebagai inokulan untuk
meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam
tanah dan tanaman. Selain itu, EM. dapat digunakan untuk
mempercepat dekomposisi sampah organik juga dapat
meningkatkan pertumbuhan serta dapat meningkatkan kualitas
dan kuantitas produksi tanaman Suparman, $%%'.
2.11 Peman/a$aan '(!
/on1ersi sampah menjadi energi merupakan suatu hal
yang sangat potensial di masa yang akan mendatang. +dapun
beberapa kegunaan 5(> ialah sebagai berikut
• pengolahan setempat on3site pada perlengkapan kon1ersi
termal teringrasi termasuk grate or uidised bed
co"bustion' gasi=kasi atau pirolisis
• pengolahan o&3site pada re"ote acility berupa grate or
uidised bed co"bustion' gasi=kasi atau pirolisis
• co-pembakaran pada boiler batu bara
• co-insenerasi pada alat pembakaran dan pengeringan
produsen semen
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
18/20
• co-gasi=kasi dengan batu bara atau biomassa.
+dapun penjelasan lebih rinci terkait penggunaan Reused
Drived Fuel 5(> sebagai berikut.
a. Insinera$or
Insinerator uidised bed merupakan perkembangan dari
penemuan aplikasi untuk pembakaran 5(>, dengan beberapa
keuntungan yang diberikan seperti mengurangi emisi pada saat
pembakaran. Insinerator ini juga sensiti; terhadap 1ariasi nilai
kalor yang berasal dari bahan bakar. Proses pra-pengolahan
sampah misal pemisahan dan pencacahan meningkatkan
tingkat konsistensi dari nilai kalor. Pembakaran, energi yang
dihasilkan, dan operasi dari insinerator ini dapat menjadi lebih
e=sien. Selain itu, dengan ukuran partikel yang kecil, maka
peralatan pembakaran juga menjadi lebih kecil, lebih sehat
namun sedikit mahal.
+da satu negara di Anited /ingdom yang meman;aatkan
5(> sebagai penerapan dari konsep +aste to energy melauli
;asilitas pembakaraninsinerasi. Selain itu, Itali juga sedang
dalam tahap pembangunan +aste to energy plants sejumlah dua
bangunan. Sementara, beberapa bangunan +aste to energy
pada beberapa daerah di Sedia telah berhasil memproduksi
panas melalui insinerator uidised bed.
b. District heating plant
Scandina1ia juga merupakan negara yang meman;aatkan
5(> sebagai andalan produksi panas melalui metode insinerasi
dan co-insinerasi. Bangunan insinerator yang dioperasikan
memiliki ukuran yang lebih kecil dari ukuran normal yang
digunakan untuk menghasilkan listrik. Sementara peralatan
pemantauan emisi tidak sekeras untuk insinerator sampah
perkotaan.
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
19/20
9o-incinerasi dari bahan bakar sampah dengan biomassa
sampah misal tanah, sampah kayu, dan lain-lain pada skala
kecil kurang diari 20 @ sebagai bangunan pemanas kaasan
sudah mulai berkembang di >inlandia dan dipencaya sebagai
teknologi pembakaran terintergrasi. +dapun jumlah 5(> yang
biasa digunakan ialah sekitar $0 sampai :0" dari aliran massa
bahan bakar yang digunakan pada boiler. Implementasi dari
arahan baru mengenai insenerasi ini diekspektasikan untuk
mengurangi ketertarikan terhadap co-pembakaran. yang bersumber sampah perkotaan.
Sedangkan di >inlandia, sebagaian 9
inlandia
menggunakan lebih banyak yakni lebih dari 200.000 t per annum
tpa sampah dan insdustri kertas juga menggunakan sekitar
:00-'00.000 tpa lumpur.
d. ement !iln
-
8/18/2019 Tinjauan pustaka RDF & Biodrying
20/20
Sebagaian besar pabrik semen tidak secara langsung
membakar sampah yang tidak terpilah, namun seharusnya
sampah heterogen yang berasal dari alam beserta komponen
yang memiliki kualitas baik dan ramah lingkungan. Sampah
perkotaan digunakan setelah ada proses pemisahan dan
pembungkusan menjadi 5(> di ce"ent kilns di +ustria, Belgia,
(enmark, Itali, dan Belanda. Pembengkusan secara khusus
dilakukan pada kiln pertengahan atau pada tahap kalsinasi.
Berdasarkan laporan, sekitar $$).000 tpa dari sampah perkotaan
dilakukan co-insinerasi pada ce"ent kilns di ?ropa pada tahun
$%%# 5(9 4 /ema, $%%%. Selain itu, diestimasikan pula baha
lebih dari :00,000 tpa dari 5(> yang berasal sampah
perkotaaan. (i Belgia dan (enmark co-insinerasi 5(> diproduksi
setelah beberapa pemisahan secara mekanik dari sampah rumah
tangga yang aalnya tercampur. Sementara di +ustria, 7erman,
dan Itali residu dari proses pemisahan secara mekanik
tersebutlah yang dijadikan 5(>. Sedangkan di Belanda, setelah
dilakukan pemisahan dibuatlah pelet juga kertas dan plastik yang
dikompres. *amun sangat disayangkan penggunaan 5(> dari
sampah perkotaan pada pabrik semen di Inggris tidak berlanjut.
e. ainna
5(> dari sampah perkotaan juga dilaporkan digunakan
pada sistem gasi=kasi atau pirolisis di beberapa negara seperti
>inlandia, 7erman, Itali, Belanda, Sedia, dan Inggris. +da
beberapa perencanaan juga untuk memproduksi arang dari
sampah perkotaan di Perancis melalui termolisis.