toksisitas pestisida
Click here to load reader
-
Upload
gloria-chan -
Category
Documents
-
view
20 -
download
9
description
Transcript of toksisitas pestisida
TUGAS FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI I FARMASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas farmakologi dan toksikologi I
“ TOKSISITAS PESTISIDA”
KELOMPOK 5 FARMASI D
Fauziah Isnani 3311131140
Siti Aisyah Nurul Azizah 3311131146
Arina Risalah 3311131149
Agustina Intan Pertiwi 3311131156
Puri Purnama Sari 3311131165
Annisa Amalia Rizaldi 3311131171
Hendra Widyan Rachmatsyah 3311131174
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2014
SUMBER KERACUNAN
1.Insektisida
a. Organophosphat
Organophosphat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya
dan sering menyebabkan keracunan pada orang. Keracunan Organofosfat sering termakan
(terdapat dalam sayuran atau buah-buahan) , namun hanya dalam jumlah sedikit saja dapat
menyebabkan kematian, tetapi diperlukan lebih dari beberapa mg untuk dapat menyebabkan
kematian pada orang dewasa. Keracunan pestisida golongan organofosfat disebabkan oleh
asetilkolin yang berlebihan pada sayuran atau buah-buahan yg terkena cairan pestisida,
mengakibatkan perangsangan terus menerus saraf muskarinik dan nikotinik.
Pada keracunan organofosfat secara akut karena terjadinya stimulasi reseptor
muskarinik sehingga kandungan asetil kholin dalam darah meningkat pada mata dan otot
polos, pengeluaran cairan tubuh, saluran cerna, saluran napas, sistem saraf pusat dan
komplikasi.
b. Carbamate
Struktur karbamate seperti physostigmin, ditemukan secara alamia dalam kacang Calabar
(calabar bean). Insektisida karbamat berkembang setelah organofosfat. Racun ini
mengganggu pada sistem saraf pusat.
c. Organochlorin
Penyebabnya pestisida golongan organoklorin yang pada umumnya merupakan racun perut
dan racun kontak yang efektif terhadap larva, serangga dewasa dan kadang-kadang
juga terhadap kepompong dan telurnya.
Pada dasarnya pengaruh toksiknya terfokus pada neurotoksin dan pada otak.
2. Herbisida
Intoksikasi herbisida dapat terjadi karena kontaminasi dan cemaran pada air, tanah,
maupun pakan secara langsung. Keracunan dapat terjadi secara sengaja terhisap (inhalasi),
tertelan (oral), melalui kulit dan mata.
3. Fungisida
Fungisida sistemik yang bersifat protektif dan kuratif berwarna putih berbentuk tepung yang
dapat disuspensikan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman padi. Fungisida dapat
terjadi karena kontaminasi dan cemaran pada air, tanah, maupun pakan secara langsung.
Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernafasan serta dapat mematikan
jika tertelan.
4. Rodentisida
Dapat terjadi secara kebetulan maupun sengaja termakan sayuran atau buah-buahan melalui
mulut (oral), rodentisida bisa mengakibatkan keracunan yang serius terutama karena dosisnya
yang tinggi, sehingga menimbulkan gejala yang parah dan tidak ada antidotumnya. Mudah
terserap pada usus dan menginhibisi enzym, umumnya terhadap semua spesies yang termasuk
dalam metabolisme glukosa, akhirnya menimbulkan efek terhadap jaringan yang menyimpan
energi.
DAFTAR FUSTAKA
Anonimous, 1993. Prinsip-prinsip Pemahaman Pengendalian Hama Terpadu. Konsep
Pengendalian Hama Terpadu. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Bina
Perlindungan Tanaman.B.I. Jakarta
Untung K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Djojosumarto P. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.Yoagyakarta.2008.
CONTOH KASUS (gatau bener atau ngga)
Contoh Kasus Hipotiroidisme Sebagai Dampak Dari Penggunaan Pestisida
Penggunaan pestisida secara intensif di daerah pertanian, khususnya di daerah pantai
utara Jawa Tengah, ternyata mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelompok
wanita usia subur, yaitu usia sekitar 15-49 tahun. Penggunaan pestisida menimbulkan
hipotiroidisme, yakni keadaan di mana kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid
cukup bagi ibu hamil. Kasus ini juga ditemukan berkembang di daerah dataran rendah,
terutama di sentra pertanian dengan intensitas pemanfaatkan pestisida begitu yang tinggi
dalam pertaniannya.
Apabila terjadi pada wanita hamil, hipotiroidisme yang ringan sekalipun dapat
menyebabkan gangguan tumbuh kembang janin. Kondisi ini menyebabkan menurunnya
kecerdasan dan gangguan perkembangn fungsi motorik pada anak yang kelak dilahirkan.
Penyebab disfungsi tiroid sering terjadi di daerah dataran tinggi, hal ini dikarenakan
daerah dataran tinggi kekurangan yodium. Rendahnya kandungan yodium dalam air, tanah,
dan produk-produk pertanian di daerah itu menyebabkan asupan yodium kurang. Akibatnya,
kelenjar tiroid kekurangan bahan baku untuk sintesis hormon tiroid. Salah satu tanda
disfungsi tiroid adalah terjadinya pembesaran kelenjar tiroid atau sering disebut penyakit
gondok (goiter) atau gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI).
Selain itu, gangguan klinis hipotiroidisme antara lain kelelahan, lesu, intoleransi
dingin, gangguan menstruasi, penyakit gondok, dan sulit buang air besar.
Apabila terjadi pada wanita hami, hipotiroidisme dapat menyebabkan meningkatnya
kelahiran anak-anak yang menderita autisme, anak yang lemah perhatiannya. Hipotiroidisme
juga dapat menyebabkan infertilitas, abortus spontan, dan bayi yang lahir berat badannya
rendah,
Solusi Dari Penyusun dalam Menanggulangi Dampak Penggunaan Pestisida Secara
Berlebihan
Usaha atau tindakan yang dapat kita lakukan sebagai pencegahan terhadap bahaya
penggunaan pestisida secara berlebihan terhadap kesehatan reproduksi wanita adalah sebagai
berikut :
1. Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau
petugas penyuluh. Dosis yang berlebihan sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan
manusia, terutama kesehatan reproduksi perempuan.
2. Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada
penyuluh pertanian. Apabila pemberantasan hama dan gulma bisa diatasi dengan
menggunakan non-pestida, seperti menggunakan predator alami, maka jangan menggunakan
pestisida, karena jika tanah sering disemprot pestisida, tingkat kesuburan tanah juga menurun.
Selain itu juga bisa terjadi resistensi terhadapa serangga pengganggu.
3. Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan kadang-kadang
usia tanaman juga diperhatikan.
4. Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.
5. Pahami dengan baik cara pemakaian pestisida. Cara pemakaian harus benar-benar
diperhatikan guna keefektifan penggunaan pestisida.
6. Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai salah
berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya,
serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman telah terlanjur
tercemar.
7. Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunakannya.
Selain upaya diatas, ada beberapa langkah untuk mengurangi residu yang menempel
pada sayuran, antara lain dengan mencuci sayuran atau makanan yang terkontaminasi dengan
pestisida secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, bukan dengan air diam. Jika
yang kita gunakan air diam (direndam) justru sangat memungkinkan racun yang telah larut
menempel kembali ke sayuran.