Tugas Protozoa

47
MAKALAH TEKNOLOGI BIOPROSES PROTOZOA DISUSUN OLEH : KELOMPOK : 6 (Enam) NAMA : 1. Rahmawati Nursiam 2. Niken Widiyanti 3. Evi Kartika Tammu KELAS : 4 S-I Terapan DOSEN PENGAJAR : Marlinda S.T M.Eng JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 2014

description

makalah

Transcript of Tugas Protozoa

Page 1: Tugas Protozoa

MAKALAH TEKNOLOGI BIOPROSES

PROTOZOA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 6 (Enam)

NAMA : 1. Rahmawati Nursiam

2. Niken Widiyanti

3. Evi Kartika Tammu

KELAS : 4 S-I Terapan

DOSEN PENGAJAR : Marlinda S.T M.Eng

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

2014

Page 2: Tugas Protozoa

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul

“PROTOZOA”.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan kepada kita semua

tentang apa itu protozoa, cirri-ciri protozoa, cara hidup protozoa, peranan protozoa dalam

kehidupan, serta penyakit yang ditimbulkan oleh protozoa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

beserta saran dari semua pihak yang bersifat membangun akan kami terima demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah berperan serta

dalam menyelesaikan makalah ini dari awal hingga akhir. Kritik dan saran dari teman-teman

sekaligus dosen pengajar sangat kami butuhkan karena disini kami masih belajar untuk menjadi

lebih baik, semoga makalah yang sudah kami kerjakan dapat diterima oleh para pembaca baik

dari teman-teman ataupun dosen pengajar khususnya bagi kami pribadi, sekaligus bermanfaat

bagi semuanya.Amin.

Tim Penyusun

Kelompok 6

ii

Page 3: Tugas Protozoa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………...……………………….. ii

DAFTAR ISI…………………….………………………..……………………………… iii

BAB I : PENDAHULUAN..….………………………………………………………….. 1

1.1 Latar belakang ………………………………………………………..…… 11.2 Tujuan……..………………………………………………………………. 11.3 Manfaat……….............................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN……………..…………………………………..…………… 3

2.1 Definisi Protozoa …………………………………………………………….. 3

2.2 Ciri -ciri Umum Protozoa ………………………………. ……………….…. 4

2.2.1 Ciri-ciri tubuh …………………………………………………………. 4

2.3 Cara Hidup Protozoa………………………..……………………………….. 62.4 Klasifikasi Protozoa ……………………………….………………………… 13

2.4.1 Rhizopoda (Sarcodina)……………………………………………… 13

2.4.2 Ciliata (Ciliophora/Infusoria)…………………………………………. 15

2.4.3 Flagellata (Mastigophora) …………………………………………… 16

2.4.4 Sporozoa (Apicomplexa)……………………………………………… 17

2.5 Peran Protozoa Dalam Kehidupan………………………………..…………. 18

2.6 Penyakit yang disebabkan Protozoa……………………………………….….. 19

BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………...... 25

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………. 253.2 Saran …………………………………………………………………………. 26

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 27

iii

Page 4: Tugas Protozoa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada dasarnya dalam ilmu taksonomi, seluruh makhluk hidup

dikelompokkan ke dalam dua kerajaan (kingdom), yakni kingdom tumbuhan

(kingdom plantae) dan kerajaan hewan (kingdom animalia). Pengelompkan

tersebut didasarkan atas persamaan ciri-ciri atau persamaannya. Tumbuhan

mempunyai ciri-ciri tertentu, yakni mempunyai klorofil (zat hijau daun) dan

hewan mempunyai ciri-ciri tersendiri pula, yakni dapat bergerak.

Dalam sebuah penelitian ditemukan adanya beberapa makhluk hidup bersel

satu yang sekaligus mempunyai cirri-ciri tumbuhan dan ciri-ciri hewan

(mempunyai klorofil dan dapat bergerak leluasa). Akhirnya sebagian ahli

berpendapat bahwa bahwa makhluk-makhluk hidup ini sebaiknya dikelompokkan

ke dalam kingdom animali8a, filum protozoa. Di dalam uraian ini, kita mengikuti

pendapat yang kedua. Protozoa kita masukkan ke dalam kingdom animalia,

kelompok avertebrata.

Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai

ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah

penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain,

atau detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau

berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa

membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat

lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang

parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter). 

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan apa yang di maksud dengan protozoa.

2. Mahasiswa dapat menyebutkan Ciri-ciri protozoa.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan Cara hidup protozoa.

1

Page 5: Tugas Protozoa

4. Mahasiswa dapat menjelaskan Peranan protozoa bagi kehidupan.

5. Mahasiswa dapat mengetahui penyakit yang ditimbulkan protozoa

 1.3 Manfaat

Agar mahasiswa lebih mengetahui tentang ptozoa dan peranannya bagi

kehidupan.

2

Page 6: Tugas Protozoa

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Protozoa

Protozoa merupakan mikroorganisme yang menyerupai hewan yang

merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Protozoa berasal dari bahasa

Yunani, yaitu proto yang berarti pertama dan zoa yang berarti hewan. Protozoa

merupakan makhluk hidup bersel satu yang bersifat mikroskopis. Sifat umum

protozoa adalah uniselluler, heterotrofik, dan merupakan cikal bakal hewan yang

lebih kompleks. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan

menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan

mitokondria.

Bentuk dan ukuran protozoa bermacam-macam. Ada yang bentuk dan

ukurannya relatif tetap ada yang waktu aktif bentuknya berubah-ubah. Walaupun

ukuran dan bentuknya berbeda-beda, secara umum protozoa memiliki beberapa

persamaan. Protozoa mempunyai nucleus (inti) yang berisi kromosom dan

terletak dalam sitoplasma (protoplasma).

Pada beberapa protozoa di dalam nucleus ini terdapat satu atau beberapa

granula yang disebut nucleolus (karyosome). Jumlah nucleus ini ada yang satu

atau lebih dari satu. Bagian dalam dari cytoplasma disebut endoplasma. Di dalam

endoplasma ini terdapat nucleus, vakuola makanan, mitokondria. Bagian luar

cytoplasma yang membungkus endoplasma disebut ektoplasma. Fungsi

ektoplasma ini diduga sebagai alat gerak, untuk bernafas, membuang sisa-sisa

metabolisme dan sebagai alat perlindungan diri.

Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Alga dan protozoa

memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh. Kebanyakan Protozoa hanya dapat

dilihat di bawah mikroskop. Habitat hidupnya adalah hidup di air tawar (selokan,

parit, sungai, dan waduk), air laut, permukaan tanah yang lembap, rendaman

jerami, dan di dalam tubuh makhluk hidup lain atau di dalam jasad yang mati.

Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkan maka protozoa

akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista. Protozoa dapat

3

Page 7: Tugas Protozoa

berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual, secara aseksual dilakukan

dengan membelah diri dan secara seksual dengan konjugasi

Gambar 2.1 Protozoa

2.2 Ciri -ciri Umum Protozoa

Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar

(cillia) atau bulu cambuk (flagel).

Hidup bebas, saprofit atau parasit

Organisme bersel tunggal (uniseluler)

Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati

Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup. kista, merupakan bentuk sel

protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang

terjadi pada bakteri

Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.

Protozoa tidak mempunyai dinding sel

Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot

2.2.1 Ciri Tubuh

Ciri Protozoa meliputi ukuran dan bentuk, serta struktur dan fungsi tubuh.

1. Ukuran dan bentuk tubuh

4

Page 8: Tugas Protozoa

Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10 – 200 mikron

(πm). Bentuk selnya sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada yang

berubah-ubah. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak

secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia,

namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang

dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke

dalam 4 kelas.

Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam

Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam

Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam

Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan

maupun manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.

2. Struktur dan Fungsi Tubuh

Gambar 2.2 Struktur Tubuh Protozoa

Sel protozoa umumnya terdiri dari membrane sel, sitoplasma, vakuola

makanan, vakuola kontraktil (vakuola berdenyut), dan inti sel.

Membran Sel

Fungsi : sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan gas

Vakuola Makanan

Fungsi : mencerna makanan. Vakuola makanan terbentuk dari proses

makan sel atau sel dengan cara ‘menelan’ oleh setiap bagian membrane sel

atau melalui sitostoma (mulut sel). Zat-zat makanan hasil cernaan dalam

vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa

makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membrane plasma.

5

Page 9: Tugas Protozoa

Vakuola Kontraktil

Fungsi : mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui

membrane sel serta mengatur kadar air dalam sel. Vakuola kontraktil

merupakan vakuola yang selalu mengembang dan mengempis.

Inti Sel

Fungsi : mengatur aktivitas sel

Tabel 2.1 Sistem Protozoa

JENIS

SISTEMSISTEM PROTOZOA

Otot-rangka Protozoa tidak memiliki kerangka dalam atau luar. Mereka bergerak

dengan berbagai cara. Amoeba memiliki kaki palsu atau

pseudopodia yang meluas ketika bergerak. Paramecium ditutupi

dengan rambut yang disebut silia. Euglena viridis memiliki cambuk

seperti ekor yang disebut flagel untuk bergerak.

Pencernaan Protozoa mengambil makanan melalui air dan menyimpan makanan

di kantung yang disebut vakuola. Mereka memakan ganggang kecil

dan bakteri.

Saraf Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat rendah terhadap dunia

di sekitar itu dan tidak mempunyai sistem saraf. Mereka dapat

bereaksi terhadap cahaya dan perubahan suhu.

Sirkulasi Protozoa memiliki aliran air yang masuk melalui pori-pori. Air

berisi makanan dan kebutuhan oksigen protozoa.

Respirasi Protozoa mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida

melalui membran selnya.

Reproduksi Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual.

Ekskresi Protozoa memiliki kantung disebut vakuola yang berfungsi

mengambil dan membuang air.

Simetri Protozoa biasanya asimetris.

Warna Protozoa umumnya berwarna pucat.

6

Page 10: Tugas Protozoa

2.3 Cara Hidup Protozoa

Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan

sampah organisme. Sebagai pemangsa bakteri, protozoa berperan penting dalam

mengontrol jumlah bakteri di alam.

a. Habitat

Protozoa hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam Protozoa

hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup

bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa

spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang

bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai

vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh

di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Tetapi apabila

keadaan lingkungan kurang menguntungkan, hewan tersebut akan

mengatasinya dengan membungkus diri menjadi sista. Sama halnya dengan

bakteri yang membentuk endospora.

Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat

apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton.

Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.

Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau

genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di

dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.

Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat

menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka

memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan

lainnya.

b. Reproduksi

Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan

cara pembelahan biner. Pembelahan diawali deangan pembelahan inti yang

diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Sebagian protozoa melakukan

reproduksi seksual dengan penyatuan sel geaneratif (gamet) atau dengan

penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan penyatuan inti sel

disebut konyugasi.

7

Page 11: Tugas Protozoa

Dalam siklus hidupnya, beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif

yang disebut kista. Kista diselubungi oleh kapsul polisakarida yang

melindungi protozoa dari lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya

kekeringan. Jika kondisi lingkungan membaik, misalnya tersedia makanan

dan air maka dinding kista akan pecah dan protozoa keluar untuk memulai

hidupnya kembali.

Beberapa jenis protozoa membelah diri menjadi banyak sel

(schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti membelah beberapa kali

kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan.

Perkembangbiakan secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan

sitogami.

Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat

mempunyai beberapa cara perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies

Plasmodium dapat melakukan schizogony secara aseksual di dalam sel inang

manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi perkembangbiakan

secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam bentuk diploid.

Protozoa umumnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya

yang rusak atau terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya yang

tinggal 10 % dari volume sel asli asalkan inti selnya tetap ada.

Reproduksi Vegetatif dan Generatif Pada Protozoa

Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual (vegetatif)

dengan cara pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan pembelahan inti yang

diikuti dengan pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.

Pembelahan biner terjadi pada Amoeba, Paramaecium, Euglena.

Protozoa bersilia membelah dengan arah transversal setelah terlebih dahulu

melakukan konjugasi. Protozoa berflagel membelah dengan arah longitudinal.

Beberapa Protozoa lain akan membelah berulang kali (multipel fission) yang

menghasilkan banyak anak sel.

8

Page 12: Tugas Protozoa

Gambar 2.3 Beberapa macam proses reproduksi vegetatif  pada protozoa

Sebagian Protozoa melakukan reproduksi secara seksual (generatif) dengan

penyatuan sel generatif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi

seksual dengan peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya

disebut konjugasi.

2.4 Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa

protozoa dapat hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran

pencernaan manusia atau hewan ruminansia.

Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk

metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer

elektron dan atom hidrogen ke oksigen.

Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme

lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.

Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air maupun molekul-

molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel.

Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat

masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada

membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang

berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian

dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma.

Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang

bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi

oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan

9

Page 13: Tugas Protozoa

ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil

kemudian mengalami pengasaman.

Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk

mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan

makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang

tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk

memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan

sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan

dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian

dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping

sitosom.

2.5 Klasifikasi Protozoa

Protozoa yang sudah teridentifikasi berjumlah lebih dari 60 ribu species. Jenis

protozoa yang sangat beragam tersebut dapat dibedakan menjadi empat kelas

berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa.

2.5.1 Rhizopoda (Sarcodina)

Gambar 2.5 Rhizopoda

Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhizo = akar, dan podos =

kaki, atau Sarcodina (sarco = daging). Semua protozoa yang tergolong kelas

Rhizopoda bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk kaki

semu (pseudopodia). Bentuk pseudopodia beragam, ada yang tebal membulat

dan ada yang tipis meruncing. Pseupodia berfungsi sebagai alat gerak dan

10

Page 14: Tugas Protozoa

memangsa makanan. Hewan ini ada yang bercangkang, contohnya Globigerina

dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba proteus. Pada Rhizopoda yang

bercangkang, pseudopodia menjulur keluar dari cangkang. Cangkang tersusun

dari silica atau kalsium carbonat. Cangkang berukuran 0,5 mm.

Bentuk sel Rhizopoda berubah-ubah saat diam dan bergerak. Sitoplasma

terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah sel bagian luar

yang berbatasan dengan membrane plasma. Endoplasma adalah plasma sel

pada bagian dalam sel. Ektoplasma bersifat lebih kental daripada endoplasma.

Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan

penarikan pseudopodia. Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu

vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Pada proses makan, pseudopodia

mengelilingi makanan dan membentuk vakuola makanan. Di dalam valuola

makanan, makanan dicerna. Zat makanan hasil cernaan dalam vakuola

makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan

dikeluarkan dari vakuola keluar sel melalui membrane plasma.

Rhizopoda berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dengan

pembelahan biner, contohnya pada Amoeba sp. Amoeba dapat berkembang biak

dengan pembelahan biner tanpa melalui tahap-tahap mitosis. Pembelahan

dimulai dari membelahnya inti sel menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan

sitoplasma.

Pembelahan inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang

lama-lama akan putus sehingga terbentuklah dua sel anak Amoeba yang baru

yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula.

Kedua sel anak ini akan mengalami pembelahan biner sehingga menjadi empat

sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya.

Pada Amoeba apabila keadaan lingkungan kurang baik misalnya

kekeringan, maka Amoeba akan membentuk kista. Didalam kista Amoeba dapat

membelah menjadi amoeba-amoeba baru yang lebih kecil. Bila keadaan

menguntungkan maka amoeba-amoeba tadi dapat keluar dan selanjutnya

amoeba ini akan tumbuh. Setelah mencapai pada ukuran tertentu maka amoeba

tadi akan membelah diri seperti semula.

11

Page 15: Tugas Protozoa

Gambar 2.6 Pembelahan biner

pada Amoeba

Makananya dapat berupa ganggang, bacteri atau sisa-sisa organik.

Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup liar di luar tubuh organisme lain

(hidup bebas). Contohnya Amoeba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.

Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme ,

contohnya Entamoeba histolityca, dan Entamoeba coli.

Genus/Species Rhizopoda

1. Amoeba proteus

Tubuhnya bersel tunggal, di dalamnya

terdapat:

a. Nukleus, berperan dalam pengaturan aktivitas hidup.

b. Vakuola makanan, berperan dalam pencernaan makanan.

c. Vakuola kontraktil, berperan dalam memelihara tekanan osmosis sel.

d. Dinding sel atau plasmolemma dengan sitoplasma yang terdiri dari

ektoplasma dan endoplasma.

Hidup di tempat yang lembab yang kaya bahan organik, baik di darat, laut dan

air tawar, atau sebagai parasit pada manusia maupun hewan. Berkembang biak

dengan cara membelah diri.

2. Entamoeba disentri (Entamoeba histolitica)

Tubuh bersel tunggal, bentuknya tidak tetap

12

Gambar 2.7 struktur amoeba

Page 16: Tugas Protozoa

Hidup dalam jaringan usus (bersifat endoparasit)

Makanan eritrosit dan mampu membentuk cysta bila keadaan tidak

menguntungkan.

Gambar 2.8 struktur entamoeba histolytiva

Entamoeba histolytica mempunyai siklus hidup secara berurutan dari

trophozoite (bentuk vegetatif), prakisa, kista (dengan satu atau dua inti),

metatropozoite. Bentuk tropozoitenya aktif bergerak, ukurannya 10-60

mikron, sedangkan kistanya tidak bergerak ukurannya 5-20 mikron.

Bentuk tropozoitenya mudah mati di luar tubuh manusia. Bentuk

kistanya mudah mati dengan pengeringan atau pemanasan 550C, tetapi

tahan hidup sampai dua bulan di dalam air (selokan, kali, sawah) tidak mati

pada kadar chlor yang biasa dipakai dalam pengolahan air minum, tahan

terhadap desinfektan. Pada feses yang basah tahan sampai 12 hari.

3. Entamoeba coli

13

Page 17: Tugas Protozoa

Tubuh bersel tunggal, hidup pada usus besar, kadang-kadang bersifat

parasit sehingga dapat menimbulkan penyakit diarrhea. Berfungsi membantu

membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin

K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan

berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan

selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap

oleh dinding usus.

4. Arcella

Tubuh memiliki rangka luar zat tanduk (kitin) Berbentuk seperti piring, dengan

satu permukaan cembung dan permukaan lainnya cekung atau datar , yang

ditengahnya terdapat lubang tempat keluarnya kaki palsu.

5. Diflugia

Tubuh memanjang, hidup di air tawar. Tubuh memiliki kerangka yang terdiri

dari pasir.

6. Foraminifera

Tubuh memiliki kerangka yang terdiri dari zat kapur dan tanah yang

mengandung endapan tersebut dinamakan “tanah Globigerina”. Fosil

Foraminifera merupakan petunjuk adanya sumber minyak.

7. Radiolarian (Heliosphaera)

Hidup di laut dengan tubuh yang memiliki zat kersik, tanah yang memiliki

endapan rangka tersebut dinamakan tanah radiolarian yang berguna untuk

bahan penggosok.

2.5.2 Ciliata (Ciliophora/Infusoria)

Gambar 2.9 Ciliata

Ciliata berasal dari bahasa Latin, yaitu cilia = rambut kecil, atau ciliophora,

yaitu phora = gerakan, bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar).

14

Page 18: Tugas Protozoa

Ciliata juga disebut Infusoria (Infus = menuang) karena hewan ini ditemukan

juga pada air buangan atau air cucuran. Silia terdapat pada seluruh permukaan

sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga

merupakan alat Bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke

sitoplasma. Makanan yang terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam

sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke

sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.

Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti, yaitu

makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar daripada

mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi vegetatif, yaitu untuk

pertumbuhan dan perkembangbiakan yang mengendalikan fungsi hidup sehari-

hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual.

Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konyugasi. Ciliata juga

memiliki trikokis yang fungsinya untuk pertahanan dri dari musuh dan memiliki

dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi

untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator)..

Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut.

Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit.

Ciliata yang hidup bebas di alam contohnya adalah Paramecium caudatum,

Didinium, Stentor, Balantidium, dan vorticella. Jenis lainnya hidup

bersimbiosis dalam perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu

hewan tersebut mencerna sellulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit

jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit. Salah satunya adalah Balantidium coli.

Ciliata ini hidup pada usus besar ternak atau manusia dan dapat menyebabkan

diare (balantidiosis).

Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi

aseksual, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi

seksual dilakukan dengan konyugasi. Ciliata memiliki dua inti yaitu,

makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar

dibandingkan mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi vegetatif, yaitu

untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Mikronukleus memiliki fungsi

reproduktif, yaitu pada konjugasi. Contohnya pada Paramaecium sp.

15

Page 19: Tugas Protozoa

Ciliata melakukan reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif

(seksual). Reproduksi vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner membujur

(transversal) sepanjang selnya. Pembelahan diawali dengan pembelahan

mikronukleus dan diikuti dengan pembelahan makronucleus.

Gambar 2.10

Reproduksi generatif dilakukan dengan konjugasi yaitu dengan cara

penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua individu kemudian

terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi perpaduan sifat yang

dibawa oleh kedua individu tersebut dan menghasilkan satu individu baru.

Reproduksi generatif Paramaecium berlangsung sebagai berikut :

1. Dua Paramaecium saling mendekat dan menempel pada bagian mulut sel

untuk kawin, lalu terbentuk tabung konjugasi.

2. Mikronukleus masing-masing individu bermeosis 2 kali, lalu menghasilkan 4

mikronukleus haploid pada asing-masing individu.

3. Tiga mikronukleus melebur/hilang dan satu mikronukleus akan membelah

secara mitosis menjadi dua mikronukleus.

4. Pasangan tersebut kemudian mempertukarkan satu mikronukleusnya.

5. Mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan

makronukleus, terjadilah singami. Terbentuklah zigot nucleus yang diploid.

Kemudian pasangan Paramaecium memisah.

6. Zigot nucleus masing-masing membelah secara mitosis sebanyak 3 kali

berturut turut sehingga terbentuk 8 mikronukleus yang identic pada asing-

masing paramaecium.

7. Selanjutnya masing-masing makronukleus yang asli hancur. (kenapa hancur?

karena yang berperan dalam proses konjugasi hanya mikronukleus,

sedangkan makronukleus untuk proses metabolisme).

16

Page 20: Tugas Protozoa

8. Empat mikronukleus akan hilang sehingga tersisa akan tersisa empat

mikronukleus.

9. Tiga mikronukleus akan bergabung menjadi satu mikronukleus dan satu

mikronukleus lainnya akan tetap menjadi mikronukleus.

Gambar 2.11 Reproduksi secara konjugasi pada Paramecium

2.5.3 Flagellata (Mastigophora)

Gambar 2.12 Flagellata

Flagellata berasal dari flagell = cambuk, atau dengan menggunakan bulu

cambuk, phora = gerakan yang bergerak dengan menggunakan bulu cambuk

atau flagellum. Sebagian besar flagellata mempumyai dua flagellum. Letak

flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior) sehingga saat bergerak

seperti mendorong sel, dan ada yang di bagian depan sel (anterior) sehingga saat

bergerak seperti menarik sel. Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat 

berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis,  Noctiluca milliaris, Volvox

globator, Zooflagellata.

Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas). Contohnya : Trypanosoma

gambiens, Leishmania.

17

Page 21: Tugas Protozoa

Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner

membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata yang hidup bebas di

lingkungan berair, baik air tawar maupun air laut, dan ada yang hidup

bersimbiosis dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis, misalnya

Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu. Flagellata ini

membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut.

Flagellata yang hidup parasit antara lain adalah Trypanosoma brucei

menyebabkan penyakit tidur pada manusia di Afrika, Trypanosoma evansi

penyebab penyakit surra pada ternak. Trichomonas vaginalis penyebab

penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria, serta Leishmania

penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia. Trypanosoma

dan Leishmania dibawa oleh jenis lalat tertentu yang menghisap darah manusia,

contohnya lalat tsetse (Glossina moritans) yang menularkan penyakit tidur.

Penyakit ini merusak system saraf pusat dan pembuluh darah sehingga penderita

tidak dapat berbicara dan berjalan, tidur terus-menerus , dan akhirnya dapat

mengakibatkan kematian.

Gambar 2.13

2.5.4 Sporozoa (Apicomplexa)

18

Page 22: Tugas Protozoa

Gambar 2.13 Sporozoa

Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spore = biji, zoa = hewan;

Sporozoa adalah hewan uniselluler yang pada salah satu tahapan dalam

siklus hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Sporozoa tidak memiliki

alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan

tubuhnya. Seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai parasit pada hewan atau

manusia.

Sporozoa melakukan reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan

generatif (seksual). Sporozoa memiliki pergiliran antara fase seksual dan

aseksualnya. Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembentukan spora.

Reproduksi generatif dilakukan dengan pembentukan gamet dan

dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina. Misalnya pada

Plasmodium. Pada Plasmodium peleburan gamet jantan dan gamet betina

terjadi di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina.

Fase vegetatif / aseksual/ skizogoni

Berlangsung di dalam tubuh manusia.

a. Siklus Eksoeritrositer (EE).

Nyamuk Anopheles betina mengisap darah manusia, sporozoit

(bibit penyakit) dalam air liur nyamuk masuk ke dalam tubuh manusia.

Sporozoit menyerang butir-butir sel darah merah kemudian masuk ke

hati menjadi skizont kriptozoik. Skizont kriptozoik berkembang biak

secara vegetatif dengan membelah diri membentuk merozoit

cryptozoik.

b. Siklus Eritrositer (E).

Merozoit cryptozoik masuk ke dalam sel darah merah dan

berkembang menjadi bentuk tropozoit. Selanjutnya inti tropozoit

tersebut mengalami pembelahan secara berganda membentuk

merozoit . Kemudian sel darah merah pecah. Sebagian merozoit ada

yang berkembang membentuk gametofit, sedang sebagian yang lain

19

Page 23: Tugas Protozoa

ada yang menyerang sel darah merah yang lain. Proses merozoit

menyerang sel darah merah disebut sporulasi .

Fase generatif / seksual / sporogoni

Berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina

Saat nyamuk menghisap darah manusia, gametosit ikut terbawa

masuk ke dalam tubuh nyamuk. Gametofit tersebut akan berkembang

menjadi mikrogamet (gamet jantan) dan makrogamet (gamet betina). Jika

terjadi pembuahan (gamet jantan membuahi gamet betina) maka akan

terbentuk zigot yang menempel di dinding lambung nyamuk. Zigot akan

berkembang menjadi Ookinet. Ookinet menembus dinding lambung dan

menempel di sebelah luar. Ookinet selanjutnya tumbuh menjadi Ookista.

Ookista membelah menjadi banyak. Tiap Ookista akan membungkus diri

dengan sedikit sitoplasma membentuk Oosit . Oosit akan berkembang

membentuk sporozoit baru yang tersebar ke dalam jaringan tubuh nyamuk

Anopheles termasuk ke dalam kelenjar liur.

Gambar 2.14 Reproduksi vegetatif dan generatif pada Plasmodium

Contoh Sporozoa adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan

toksoplasmosis dan Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria

pada manusia. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia

melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista Toxoplasma dari

kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma terutama membahayakan ibu hamil

karena dapat membunuh embrio atau bayi yang dilahirkan menjadi cacat.

20

Page 24: Tugas Protozoa

Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk

Anopheles betina. Di dalam tubuh manusia, Plasmodium menyerang sel-

sel hati dan sel-sel darah merah (eritrosit). Ada empat jenis Plasmodium

yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium vivax,

Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium falciparum.

Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale menyebabkan malaria tertiana,

Plasmodium malariae meyebabkan malaria kuartana, dan Plasmodium

falciparum menyebabkan penyakit malaria yang paling berbahaya, yaitu

malaria tropiokana.

Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat tetap hidup,

meskipun tidak aktif di dalam sel hati penderita malaria selama berbulan-

bulan bahkan bertahun-tahun. Akibatnya, di kemudian hari penyakit

malaria dapat kambuh lagi. Pemberantasan penyakit malaria dapat

dilakukan dengan memotong siklus hidup Plasmodium, yaitu dengan cara

mencegah adanya genangan air atau menutup tempat penampungan air.

Cara ini menyebabkan nyamuk tidak dapat tumbuh menjadi dewasa. Cara

lainnya adalah dengan memberi obat (misalnya obat kina) kepada si

penderita.

Siklus hidup Plasmodium terbagi menjadi dua, yaitu di dalam tubuh

nyamuk Anopheles betina dan di dalam tubuh manusia.

2.6 Peran Protozoa Dalam Kehidupan

Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia. Protozoa

berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa

adalah pemangsa bakteri. Di perairan, protozoa juga merupakan zooplankton

dan bentos. Zooplankton dan bentos adalah sumber makanan hewan air

termasuk udang, kepiting, dan ikan yang secara ekonomi bermanfaat bagi

manusia.

Protozoa khusunya Flagellata yang bersifat saprofitik memainkan peran

baik sebagai  herbivora dan  konsumen dalam tingkatan  dekomposer dari rantai

makanan. Flagellata berperan sebagai phytoplankton dan zooplankton di dalam

lingkungan perairan yang berfungsi sebagai sumber pakan alami organisme lain.

Protozoa lain menguntungkan antara lain sebagai berikut :

21

Page 25: Tugas Protozoa

1. Foraminifera, cangkang atau kerangkanya merupakan petunjuk dalam

pencarian sumber daya minyak, gas alam, dan mineral.

2. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah

radiolarian yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.

2.6 Penyakit yang disebabkan Protozoa

Protozoa yang merugikan manusia,

yaitu menyebabkan penyakit antara lain :

1. Entamoeba histolytica, penyebab

disentri

Gambar 2.15 Entamoeba histolytica

Disentri merupakan penyakit pada gangguan pencernaan yang

ditandai dengan peradangan usus besar. Gejala : diare berat sehingga

timbul darah pada saat BAB, muntah yang dapat menimbulkan resiko

dehidrasi. Cara mengobati : dengan meminum air putih yang cukup dan

segera membawa penderita ke dokter.

2. Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur di Afrika.

Gambar 2.16 Trypanosoma brucei

22

Page 26: Tugas Protozoa

Gambar 2.17 siklus hidup Trypanosoma brucei

Penyakit ini ditimbulkan oleh gigitan lalat, yang dinamakan lalat tse-

tse. Gejala pertama yaitu adanya suatu benjolan kecil yang berwarna

merah. Apabila penyakit itu akan berkembang, tanda-tanda dan gejala-

gejala akan nampak lebih lanjut dalam waktu dua atau tiga minggu.

Kebanyakan dirasakan sakit kepala, nyeri urat syaraf, tidak dapat tidur

(insomnia), kehilangan kesanggupan untuk mempersatukan pikiran dan

denyut nadi yang cepat.

3. Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan saluran

kelamin laki-laki.

 

Trichomonas vaginalis merupakan penyakit menular lewat hubungan

seksual (PMS), seseorang beresiko terkena  PMS apabila melakukan hubungan

seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun

anal, bila tidak diobati dengan benar penyakit ini dapat berakibat serius bagi

kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang

baru lahir bahkan kematian.

Pada wanita : gejalanya Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau

hubungan seksual, rasa  nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir

pada vagina atau  alat kelamin, keputihan berwarna putih susu bergumpal

disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin dan sekitarnya, keputihan

yang berbusa, kehijauan, berbau busuk dan gatal, timbul bercak-bercak darah

setelah berhubungan seksual, bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada

alat kelamin.

23

Gambar 2.18 Trypanosoma Vaginalis

Page 27: Tugas Protozoa

Pada laki-laki : gejalanya Berupa bintil-bintil berisi cairan, lecet atau

borok pada penis atau alat kelamin, luka tidak sakit, keras dan berwarna merah

pada alat kelamin, rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, rasa sakit

yang hebat pada  saat kencing, bengkak, panas dan nyeri pada pangkal paha

yang kemudian berubah menjadi borok.

4. Balantidium coli, penyebab diare.

Gambar 2.19. Balantidium coli

Protozoa yang menginfeksi usus besar dan menyebabkan diare dan

muntah-muntah. Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan

konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit

3 kali dalam 24 jam.

Tanda tanda yang mudah untuk kita kenali pada penderita diare yaitu

Buang air besar encer (mencret), disertai rasa melilit (sakit perut), disertai rasa

perut kembung, kadang disertai suhu badan yang meningkat (demam) terutama

sering terjadi pada bayi dan anak.

5. Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis

Toxoplasma gondii bisa menyerang manusia dan semua hewan berdarah

panas terutama burung, ayam dan sejenisnya serta Hewan berkaki empat

seperti sapi, kambing, kerbau, domba dll.

Gejala akibat Toxoplasmosis pada orang sehat, antara lain demam, sakit

kepala, pembesaran kelenjar limfa (Getah bening), lemah, lesu, nyeri

tenggorokan, nyeri dan pegal di seluruh badan.

24

Page 28: Tugas Protozoa

6. Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria.

Gambar 2.21 plasmodium sp

Perkembangan Plasmodium dapat dibagi menjadi:

Schizogony; meliputi Sporozoit à Tropozoit à Merozoit

Sporogony; meliputi makrogamet dan mikrogamet à zygot à ookinet à

sporozoit

Gambar 2.22 Daur Hidup Plasmodium

Plasmodium sp. pada manusia menyebabkan penyakit malaria dengan

gejala demam, anemia dan spleomegali (pembengkakan spleen). Dan vektornya

nyamuk Anopheles betina, karena nyamuk Anopheles jantan makanannya

cairan tumbuhan.Dikenal empat jenis plasmodium, yaitu:

25

Gambar 2.20 Toxoplasma Gondii

Page 29: Tugas Protozoa

Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertian (malaria tertian benigna).

Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana.

Plasmodium facifarum menyebabkan malaria tropika (malaria tertian

maligna).

Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.

Reproduksi seksual dimulai ketika nyamuk Anopheles mengisap darah

penderita malaria, di mana gametocyte akan terisap ke dalam lambung nyamuk.

Di dalam lambung nyamuk, gametocyte jantan (mikrogamet) akan membuahi

gametocyte betina (makrogamet), sehingga terjadilah zygote. Dalam waktu 24

jam zygote tumbuh menjadi ookinete. Ookinete akan menembus dinding

lambung nyamuk dan tumbuh menjadi oocyst, kemudian berkumpul di dalam

bagian luar dan dinding lambung. Di dalam oocyst ini akan tumbuh banyak

sporozoite. Oocytst yang matang akan pecah dan sporozoitenya akan menyebar

ke seluruh tubuh nyamuk dan sebagian akan berkumpul di dalam kelenjar ludah

nyamuk. Sporozoite ini akan masuk ke aliran darah manusia bila nyamuk tadi

mengisap darah manusia.

Reproduksi aseksual dimulai ketika sporozoite keluar dari aliran darah dan

masuk ke dalam sel parencym hepar untuk memulai schizogoni exoerythrocytic

(schizogoni di luar erythrocyte) yang pada tahap selanjutnya akan diikuti

schizogoni erythrocyte (schizogoni di dalam erytrhocytic).

Masa inkubasi malaria bervariasi bergantung pada daya tahan tubuh dan

spesies plasmodiumya. Masa inkubasi Plasmodium vivax 14 - 17 hari,

Plasmodium ovale 11 – 16 hari, Plasmodium malariae 12 – 14, dan

Plasmodium falcifarum 10 – 12 hari.

Gejala Penyakit

Gejala utama malaria adalah demam yang periodik disertai menggigil dan

diakhiri dengan berkeringat, anemia, splenomegali dan leukopenia. Munculnya

demam yang periodik ini berkaitan dengan pecahnya sejumlah besar

erythrocyte, baik yang parasit maupun tidak.

26

Page 30: Tugas Protozoa

Interval (selang) waktu untuk terjadinya demam yang periodik,

bergantung pada lamanya waktu yang diperlukan untuk siklus schizogoni

erythrocytic. Misalnya, Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, siklus

schizogoni erythrocytic-nya memerlukan waktu 48 jam sehingga demamnya

akan terjadi selang 2 hari atau setiap hari ketiga (tertian). Plasmodium malariae

memerlukan waktu 72 jam sehingga demamnya muncul setiap hari keempat

(quartana) sedangkan Plasmodium falcifarum antara 36-48 jam sehingga

datangnya demam menjadi tidak teratur.

Infeksi oleh Plasmodium vivax, Plasmodium ovela dan Plasmodium

malariae gejalanya datang mendadak berupa demam tinggi (40 – 40,60C),

menggigil, sakit kepala, sakit otot, malaise, nausea dan setelah berlangsung

beberapa jam demamnya hilang berkeringat banyak. Pada peyakit yang berat

dapat terjadi coma, kejang-kejang dan kegagalan jantung, tetapi sangat jarang.

Infeksi oleh Plasmodium falcifarum demamnya berlangsung lebih lama

dan interval waktu terjadinya serangan lebih pendek. Plasmodium falcifarum

sering menimbulkan kematian, diantaranya “blacwater fever” yang ditandai

dengan demam yang tinggi, menggigil, urina berwarna kemerahan atau

kecoklatan, dan kadang-kadang terjadi anuria.

Malaria bisa juga menyerang otak (Malaria cerebralis). Pada penderita

yang pengobatannya tidak sempurna penyakitnya sering kambuh lagi (relapse)

terutama Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae.

 Penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan

golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk

Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik,

misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.

   Gejala : Penderita menggigil atau gemetar selama 15 menit sampai satu

jam, diikuti demam dengan suhu 40 derajat atau lebih. Penderita lemah,

kulitnya kemerahan dan menggigau. Demam berakhir serelah beberapa jam,

penderita mulai berkeringat dan suhunya menurun. Setelah serangan itu

berakhir, penderita merasa lemah tetapi keadaannya tidak mengkhawatirkan.

27

Page 31: Tugas Protozoa

28

Page 32: Tugas Protozoa

BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat kita simpulan bahwa :

1. Protozoa berarti hewan-hewan yang pertama. Protozoa merupakan kelompok

lain protista eukariotik

2. Ciri -ciri Umum Protozoa

Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia)

atau bulu cambuk (flagel).

Hidup bebas, saprofit atau parasit

Organisme bersel tunggal (uniseluler)

Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati

Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup. kista, merupakan bentuk sel

protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang

terjadi pada bakteri

Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.

Protozoa tidak mempunyai dinding sel

3. Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan

sampah organisme.

4. Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena

Protozoa adalah pemangsa bakteri.

5. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa adalah

Entamoeba histolytica, penyebab disentri

Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur di Afrika.

Trypanosoma evansi, penyebab penyakit pada hewan ternak

Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin

laki-laki.

Balantidium coli, penyebab diare.

29

Page 33: Tugas Protozoa

Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis

Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria

B. Saran

Diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya

agar terhidar dari segala sumber penyakit, karena lebih baik mencaegah dari pada

mengobati.

30

Page 34: Tugas Protozoa

Daftar Pustaka

Adhi, I Ketut D. 2008. Mengenal Protozoa. gurungeblog.com/2008/11/18/mengenal-

protozoa/

Anonim. caramengobatin.com/2012/07/mengatasi-penyakit-disentri-herbal-alami.html

Anonim. protozoabiologi.blogspot.com/p/peranan-protozoa.html

Ferdian, Ray. 2013. Pengertian protozoa ciri-ciri dan kelas.

raytkj.blogspot.com/2012/11/pengertian-protozoa-ciri-ciri-dan-kelas.html

H, Iswatun. 2011. Trypanosomiasis. iswatun-h--fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-35809-

Umum.html

Handa, Fitri. 2012. digilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-fitrihanda-5936-3-

babii.pdf

Hidayati, Nur. 2013. Reproduksi Vegetatif dan Generatif Pad Phylum

Protozoa.aghrywiranata.blogspot.com/2013/07/makalah-reproduksi-vegetatif-dan.html

31