tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

download tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

of 15

Transcript of tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    1/15

    TRANSUDAT EKSUDAT

    Oleh:

    Chenso Sulijaya 0818011053

    Febrina Dwiyanti 0918011044

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JEND. AHMAD YANI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNILA

    UNIVERSITAS LAMPUNG

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    2/15

    TRANSUDAT dan EKSUDAT

    Rongga-rongga serosa dalam badan normal mengandung sejumlah kecil cairan. Cairan

    itu terdapat dalam rongga perikardium, rongga pleura, rongga perut dan berfungsi sebagai

    pelumas agar membran-membran yang dilapisi mesotel dapat bergerak tanpa geseran. Jumlah

    cairan itu dalam keadaan normal hampir tidak dapat diukur karena sangat sedikit. Jumlah itu

    mungkin bertambah pada beberapa keadaan dan akan berupa transudat atau eksudat.

    Fungsi dari transudat dan eksudat adalah sebagai respon tubuh terhadap adanya gangguan

    sirkulasi dengan kongesti pasif dan oedema (transudat), serta adanya inflamasi akibat infeksi

    bakteri (eksudat).

    Transudat terjadi sebagai akibat proses bukan radang oleh gangguan kesetimbangan cairan

    badan (tekanan osmosis koloid, stasis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik, kerusakan endotel,

    dsb.), sedangkan eksudat bertalian dengan salah satu proses peradangan.

    Bila radang terjadi pada pleura, maka cairan radang juga dapat mengisi jaringan

    sehingga terjadi gelembung. Cairan yang terjadi akibat radang mengandung banyak protein

    sehingga berat jenisnya lebih tinggi dari pada plasma normal. Begitu pula cairan radang ini dapat

    membeku karena mengandung fibrinogen. Cairan yang terjadi akibat radang ini disebut eksudat.

    Jadi sifat-sifat eksudat ialah mengandung lebih banyak protein daripada cairan jaringan normal,

    berat jenisnya lebih tinggi dan dapat membeku. Cairan jaringan yang terjadi karena hal lain dari

    pada radang, misalnya karena gangguan sirkulasi, mengandung sedikit protein, berat jenisnya

    rendah dan tidak membeku, cairan ini disebut transudat. Transudat misalnya terjadi pada

    penderita penyakit jantung. Pada penderita payah jantung , tekanan dalam pembuluh dapat

    meninggi sehingga cairan keluar dari pembuluh dan masuk ke dalam jaringan.

    Berbagai jenis eksudat : eksudat ialah cairan dan sel yang keluar dari kapiler dan masuk

    ke dalam jaringan pada waktu radang. Bila cairan eksudat menyerupai serum darah dan hanya

    sedikit mengandung fibrin dan sel, maka eksudat bersifat cair sekali dan dinamai eksudat

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    3/15

    bening/jernih. Eksudat bening sering terjadi pada radang tuberculosis yang mengisi rongga

    pleura dapat berjumlah satu liter atau lebih.

    Eksudat fibrinosa mengandung banyak fibrin sehingga melekat pada permukaan pleura,

    merupakan lapisan kelabu/kuning yang ditemukan pada pneumonia. Mikroskopis eksudat ini

    mengandung serabut fibrin dan dalam selasela diantara serabut ini terdapat sel radang. Eksudat

    fibrinosa terjadi bila permeabilitas kapiler bertambah banyak, yaitu karena molekul molekul

    fibrin besar dapat keluar dari kapiler dan menjadi bagian daripada eksudat.

    Eksudat purulen ialah eksudat yang terjadi daripada nanah. Nanah ini terjadi pada radang

    akut yang mengandung banyak sel polinukleus yang kemudian musnah dan mencair karena lisis.

    Sisa jaringan nekrotik yang mengalami lisis bersama dengan sel polinukleus yang musnah dan

    limfe radang menjadi cairan yang disebut nanah. Eksudat hemoragik ialah eksudat radang yang

    berwarna kemerahmerahan karena mengandung banyak eritrosit.

    Pemeriksaan cairan badan yang tersangka transudat atau eksudat bermaksud untuk

    menentukan jenisnya dan sedapat-dapatnya untuk mendapatkan keterangan tentang causanya.

    Ciri-ciri transudat spesifik ; cairan jernih, encer, kuning muda, berat jenis mendekati 1010 atau

    setidak-tidaknya kurang dari 1018, tidak menyusun bekuuan (tak ada fibrinogen), kadar protein

    kurang dari 2,5 g/dl, kadar glukosa kira-kira sama seperti dalam plasma darah, jumlah sel kecil

    dan bersifat steril.

    Ciri-ciri eksudat spesifik ; keruh (mungkin berkeping-keping, purulent, mengandung darah,

    chyloid,dsb.), lebih kental, warna bermacam-macam, berat jenis lebih dari 1018, sering ada

    bekuan (oleh fibrinogen), kadar protein lebih dari 4,0 g/dl, kadar glukosa jauh kurang dari kadar

    dalam plasma darah, mengandung banyak sel dan sering ada bakteri.

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    4/15

    MEKANISME PEMBENTUKAN TRANSUDAT DAN EKSUDAT

    Di dalam rongga serosa dalam keadaan normal terdapat sedikit cairan yang berfungsi

    sebagai pergerakan alat-alat di dalam rongga tersebut. Dalam keadaan normal, cairan bergerak

    antara pembuluh darah dan cairan ekstravaskuler, disini terdapat keseimbangan antara tekanan

    koloid osmotic plasma dan tekanan hidrostatik yang mendorong cairan kedalam jaringan yang

    menyebabkan cairan tetap tinggal dalam pembuluh darah.

    Tetapi pada keadaan patologis tertentu, misalnya :

    a. Tekanan hidrostatik meningkat

    b. Tekanan koloid osmotic

    c. Kenaikan filtrate kapiler dan protein spesifik

    Keadaan-keadaan tersebut menyebabkan naiknya substansi tertentu dan pengumpulan cairan di

    ekstravaskuler, molekul-molekul kecil seperti air, elektrolit, dan kristaloid akan berdifusi secara

    cepat melewati plasma darah, sehingga terjadi penumpukan cairan, proses ini disebut dengan

    istilah ULTRAFILTRASI.

    Eksudat terjadi karena infeksi bakteri yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas dinding

    kapiler pembuluh darah.

    Transudat eksudat dapat terjadi pada :

    Sindroma nefrotik

    Sirosis hepatis

    Gagal jantung

    MEKANISME PENIMBUNAN CAIRAN PASIF

    Penimbunan cairan (efusi) terjadi akibat peningkatan tekanan hidrostatik, yang memaksa

    cairan menembus keluar kapiler untuk masuk ke jaringan. Tekanan hidrostatik cenderung

    mendorong cairan keluar, dan hal ini dilawan oleh tekanan dalam sirkulasi. Albumin dan protein-

    protein di dalam darah berperan menimbulkan tekanan onkotik. Tekan hidrostatik di ujung

    arterial biasanya sekitar 40 mmHg, dan tekanan onkotik 25 mmHg. Dengan demikian tekanan

    positive yang mendorong cairan keluar ke dalam rongga serosa adalah 15 mmHg. Apabila

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    5/15

    tekanan onkotik plasma berkurang, semakin banyak cairan yang didorong keluar, dan ini sering

    merupakan penyebab efusi serosa.

    Dalam keadaan normal, di ujung venosa kapiler tekanan hidrostatik turun menjadi sekitar

    10 mmHg, dan tekanan osmotic koloid tetap 25 mmHg, yang melawan tekanan hidrostatik ini.

    Dengan demikian terjadi tekanan negative sebesar 15 mmHg di ujung venosa, yang cenderung

    menarik cairan masuk ke dalam pembuluh cairan. Setiap proses yang meningkatkan tekanan

    hidrostatik di ujung venosa besar kemungkinannya menyebabkan penimbunan cairan secara

    pasif. selain itu, setiap penurunan tekanan onkotik plasma akan mengurangi jumlah cairan yang

    tertarik masuk ke dalam kapiler venosa.

    Mekanisme lain yang mempermudah penimbunan pasif cairan, yang mungkin bersifat

    local atau generalisata, adalah mekanisme alergi yang meningkatkan permeabilitas kapiler atau

    obstruksi limfe. Hal ini pada gilirannya, mengurangi jumlah cairan ekstravaskuler yang

    dibersihkan oleh system limfatik.

    Eksudat terbentuk apabila lapisan kapiler atau membrane rusak oleh proses peradangan

    atau neoplastik. Akibatnya protein berukuran besar dan konstituen darah lainnya bocor keluar

    untuk masuk ke jaringan dan rongga tubuh. Pada peradangan aktif, kandungan protein pada

    cairan ini meningkat.

    CARA MEMPEROLEH BAHAN

    Bahan (dari rongga perut, pleura, pericardium, sendi, kista, hidrocele,dsb.) didapat dengan

    mengadakan pungsi. Karena tidak dapat diketahui terlebih dulu apakah cairan itu berupa

    transudat atau eksudat, haruslah pertama-tama syarat bekerja steril diindahkan dan kedua untuk

    menyediakan anticoagulant. Sediakanlah pada waktu melakukan pungsi selain penampung biasa

    juga penampung steril (untuk biakan) dan penampung yang berisi larutan natrium citrat 20% atau

    heparin steril.

    Cairan yang diperoleh ditampung dalam 3 botol penampung :

    Botol I : Steril untuk pemeriksaan bakteriologi

    Botol II : Di tambah anticoagulant untuk pemeriksaan rutin

    Botol III : Tanpa anticoagulant untuk pemeriksaan kimia.

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    6/15

    Yang harus diperhatikan pada waktu pungsi adalah Pengambilan cairan tidak boleh seluruhnya

    karena :

    Untuk menghindari terjadinya shock

    Pada cairan ascites banyak mengandung protein

    Guna pemeriksaan :

    Untuk menentukan jenis cairan yang diperiksa

    Mengusahakan mencari penyebabnya

    Syarat pemeriksaan :

    Harus dilakukan dengan cepat karena mudah terjjadi desintegrasi, oleh karena itu

    pemeriksaan yang pertama kali dilakukan adalah pemeriksaan cytology.

    PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS

    1. Jumlah

    Ukurlah dan catatlah volume yang didapat dengan pungsi. jika semua cairan dikeluarkan jumlah

    itu memberi petunjuk tentang luasnya kelainan.

    2. Warna

    Mungkin sangat berbeda-beda. Agak kuning, kuning bercampur hijau, merah jambu, merah,

    putih serupa susu, dll. Bilirubin memberi warna kuning kepada transudat. darah menjadikannya

    merah atau coklat, pus memberi warna putih-kuning, chylus putih serupa susu, B.pyocyaneus

    biru-hijau. Warna transudat biasanya kekuning-kuningan, sedangkan eksudat dapat berbeda-beda

    warnanya dari putih melalui kuning sampai merah darah sesuai dengan causa peradangan dan

    beratnya radang. Warna eksudat oleh proses radang ringan tidak banyak berbeda dari warna

    transudat.

    3. Kejernihan

    Inipun mungkin sangat berbeda-beda dari jernih, agak keruh sampai sangat keruh. Transudat

    murni kelihatan jernih, sedangkan eksudat biasanya ada kekeruhan. Jika mungkin, kekeruhan

    yang menunjuk kepada sifat eksudat itu dijelaskan lebih lanjut sebagai umpamanya

    serofibrineus, seropurulent, serosanguineus, hemoragik, fibrineus, dll.

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    7/15

    Kekeruhan pada transudat eksudat terutama disebabkan oleh

    Leukosit : Kekeruhan yang sangat ringan sampai dengan seperti bubur.

    Erytrocyt : Kekeruhan berwarna kemerah-merahan

    Adanya kekeruhan pada transudat eksudat dinyatakan dengan:

    Serous

    Seropurulent

    Serosanguinis

    Putrid

    Purulent

    Serofibrinous

    4. Bau

    Biasanya baik transudat maupun eksudat tidak mempunyai bau bermakna, kecuali kalau terjadi

    pembusukan protein. Infeksi dengan kuman anaerob dan oleh E.coli mungkin menimbulkan bau

    busuk, demikian adanya bau mengarah ke eksudat.

    5. Berat Jenis

    Harus segera ditentukan sebelum kemungkinan terjadinya bekuuan. Penetapan ini penting untuk

    menentukan jenis cairan. Kalau jumlah cairan yang tersedia cukup, penetapan dapat dilakukan

    dengan urinometer, kalau hanya sedikt sebaiknay memakai refraktometer. Seperti sudah

    diterangkan, nilai berat jenis dapat ikut memberi petunjuk apakah cairan mempunyai ciri-ciri

    transudat atau eksudat.

    6. Bekuan

    Perhatikan terjadinya bekuan, dan terangkan sifatnya (renggang, berkeping, berbutir, sangat

    halus, dll). Bekuan itu tersusun dari fibrin dan hanya didapat pada eksudat. Kalau dikira cairan

    yang dipungsi barsifat eksudat, campurlah sebagian dari cairan itu dengan anticoagulant supaya

    tetap cair dan dapat dipakai untuk pemeriksaan lain-lain.

    Bekuan yang terjadi sangat lambat pada transudat karena kadar fibrinogen yang rendah disebut

    FIBRINOUS SWAB / PELICLE.

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    8/15

    PEMERIKSAAN KIMIA

    Pemeriksaan kimia biasanya dibatasi saja kepada kadar glukosa dan protein dalam cairan

    itu. Alasannya ialah cairan rongga dalam keadaan normal mempunyai susunan yang praktis

    serupa dengan susunan plasma darah tanpa albumin dan globulin-globulin. Transudat

    mempunyai kadar glukosa sama sperti plasma, sedangkan eksudat biasanya berisi kurang banyak

    glukosa teristimewa jika eksudat itu mengandung banyak leukosit.

    Protein dalam transudat dan eksudat praktis hanya fibrinogen saja. Dalam transudat

    kadar fibrinogen rendah, yakni antara 300-400 mg/dl dan dalam eksudat kadar protein 4-6 g/dl.

    Percobaan Rivalta

    Test yang sudah tua ini tetap masih berguna dalam upaya membedakan transudat dan eksudat

    dengan cara amat sederhana.

    Tujuan : Membedakan transudat dan eksudat

    Prinsip : Seromucin yang terdapat dalam eksudat dan tidak terdapat dalam transudat akan

    bereaksi dengan asam acetat encer membentuk kekeruhan yang nyata.

    Cara kerja :

    1. Kedalam becker glass 100 ml dimasukkan 100 ml aquadest.

    2. Tambahkan 1 tetes asam asetat glacial dan campurlah.

    3. Jatuhkan 1 tetes cairan yang diperiksa ke dalam campuran ini, dilepaskan kira-kira 1 cm dari

    atas permukaan.

    4. Perhatikan tetesan itu bercampur dan bereaksi dengan cairan yang mengandung asam asetat.

    ada tiga kemungkinan :

    a. Tetesan itu bercampur dengan larutan asam asetat tanpa menimbulkan kekeruhan sama

    sekali. Hasil test adalah negative.

    b. Tetesan itu mengadakan kekeruhan yang sangat ringan serupa kabut halus. Hasil test

    positive lemah.

    c. Tetesan itu membuat kekeruhan yang nyata seperti kabut tebal atau dalam keadaanekstrem satu presipitat yang putih. hasil test positive .

    Catatan :

    Cara ini berdasarkan seromucin yang terdapat dalam eksudat, tetapi tidak dalam transudat.

    Percobaan ini hendaknya dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang dapat diandali.

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    9/15

    Hasil positive didapat pada cairan yang bersifat eksudat. Transudat biasanya menjadikan test ini

    positive lemah. Kalau transudat sudah beberapa kalii dispungsi, maka transudatpun mungkin

    menghasilkan kekeruhan serupa yang dari eksudat juga. Cairan rongga badan normal, yaitu yang

    bukan transudat atau eksudat dalam arti klinik, menghasilkan test negative.

    Kadar protein

    Menentukan kadar protein dalam cairan rongga tubuh dapat membantu klinik dalam

    membedakan transudat dari eksudat. Kadar protein dalam transudat biasanya kurang dari 2,5

    g/dl sedangkan eksudat berisi lebih dari 4 g/dl. Penetapan ini tidak memerlukan cara yang teliti.

    Cara :

    1. Tetapkan lebih dahulu berat jenis cairan itu.

    2. Klau berat jenis 1010 atau kurang, adakanlah pengenceran 5-10 kali. Kalau berat jenis lebih

    dari 1010 buatlah pengenceran 20 kali.

    3. Lakukanlah penetapan menurut Esbach dengan cairan yang telah diencerkan itu. Dalam

    memperhitungkan hasil terakhir ingatlah pengenceran yang tadi dibuat.

    Catatan :

    Cara Esbach telah cukup teliti untuk dipakai dalam klinik. Pengenceran yang diadakan itu

    bermaksud agar kadar protein dalam cairan yang diencerkan mendekati nilai 4 g/liter, ialah kadar

    yang memberi hasil yang sebaik-baiknya pada cara Esbach.

    Dari berat jenis cairan bersangkutan juga sudah dapat didekati nilai protein dengan memakai

    rumus :

    (berat jenis1,007) x 343 = g protein/100 ml cairan. Maka atas perhitungan itu

    b.d. 1,010 sesuai dengan 1 g protein per 100 ml

    b.d. 1,015 sesuai dengan 2,5 g protein per 100 ml

    b.d. 1,020 sesuai dengan 4,5 g protein per 100 ml

    b.d. 1,025 sesuai dengan 6 g protein per 100 ml.Dalam rumus dan perhitungan di atas berat jenis air sama dengan 1,000.

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    10/15

    Zat lemak

    Transudat tidak mengandung zat lemak, kecuali kalau tercampur dengan chylus. Dalam eksudat

    mungkin didapat zat lemak, disebabkan oleh karena dinding kapiler dapat ditembus olehnya.

    Keadaan itu sering dipertalikan dengan proses tuberculosis.

    Kadang-kadang dilihat cairan yang putih serupa susu. Dalam hal itu perlu mengetahui apakah

    putihnya cairan itu disebabkan chylus atau oleh zat lain.

    Cara :

    1. Berilah larutan NaOH 0,1 N kepada cairan sehingga menjadi lindi.

    2. Lakukan ekstraksi dengan eter. Jika cairan itu menjadi jernih, putihnya disebabkan oleh

    chylus.

    3. Jika tidak menjadi jernih, puutihnya mungkin disebabkan oleh lecithin dalam keadaan emulsi.

    Untuk menyatakan lecithin dilakukan test sebagai berikut :

    a. Encerkanlah larutan itu 5x dengan etilalkohol 95%

    b. Panasilah berhati-hati dlam bejana air. Kalau cairan menjadi jernih, putihnya disebabkan oleh

    lecithin. Untuk lebih lanjut membuktikannya teruskanlah percobaan dengan :

    c. Saringlah cairan yang telah menjadi jernih itu dalam keadaan masih panas.

    d. Filtratnya ditampung dan diuapkan diatas air panas sampai volume menjadi sebesar semula

    (sebelum diberi etilalkohol) dan biarkan menjadi dingin lagi.

    e. Kalau menjadi keruh lagi, adanya lecithin terbukti. Kekeruhan itu bertambah kalau diberi

    sedikit air.

    PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

    Menghitung jumlah sel dalam cairan eksudat atau transudat tidak selalu mendatangkan

    manfaat. Jikalau sekiranya diperkirakan akan terjadi bekuan, perlulah cairan setelah pungsi di

    campur dengan anticoagulans, umpamanya larutan Na citrate 20% untuk tiap 1 ml cairan dipakai

    0,01 ml larutan citrate itu.

    Sel yang dihitung biasanya hanya leukosit (bersama sel-sel berinti lain seperti sel mesotel, sel

    plasma, dsb.0 saja. Menghitung jumlah erytrosit jarang sekali dilakukan karena tidak bermakna.

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    11/15

    Menghitung jumlah leukosit

    Kalau cairan berupa purulent, tidak ada gunanya untuk menghitung jumlah leukosit. Tindakan ini

    baiklah hanya dilakukan dengan cairan yang jernih atau yang agak keruh saja. Pada cairan jernih

    pakailah pengenceran seperti dipakai untuk menghitung jumlah leukosit dalam cairan otak.

    Untuk cairan yang agak keruh, pilihlah pengenceran yang sesuai. Bahan pengenceran sebaiknya

    larutan NaCl 0,9%, jangan larutan turk, Karena cairan turk itu mungkin menyebabkan terjadinya

    bekuan dalam cairan.

    Cairan yang berupa transudat biasanya mengandung kurang dari 500 sel/ul. semakin tinggi angka

    itu semakin besar kemungkinan cairan tersebut bersifat eksudat.

    Menghitung jenis sel

    Menghitung jenis sel biasanya hanya membedakan dua golongan jenis sel yaitu golongan yang

    berinti satu yang digolongkan dengan nama limfosit dan golongan sel polinuklear atau

    segment. Dalam golongan limfosit ikut terhitung limfosit, sel-sel mesotel, sel plasma, dsb.

    Perbandingan banyak sel dalam golongan golongan itu memberi petunjuk kearah jenis radang

    yang menyebabkan atau menyertai eksudat itu.

    Cara :

    1. Sedian apus dibuat dengan cara berlain-lainan tergantung sifat cairan itu :

    a. jika cairan jernih, sehingga diperkirakan tidak mengandung banyak sel, pusinglah 10-15 ml

    bahan. Cairan atas dibuang dan sediment dicampur dengan beberapa tetes serum penderita

    sendiri. Buatlah sediaan apus dari campuran itu.

    b. Kalau cairan keruh sekali atau purulent, buatlah sediaan apus langsung memakai bahan itu.

    Jika terdapat bekuan dalam cairan, bekuan itulah yang dipakai untuk membuat sediaan tipis.

    2. Pulaan sediaan itu dengan Giemsa atau Wright.

    3. Lakukan hitung jenis atas 100-300 sel. Hitung jenis itu hanya membedakan limfosit dari

    segmentCatatan :

    Hasil hitung jenis dapat memberikan keterangan tentang jenis radang yang menyertai proses

    radang akut hampir semua sel berupa segment. Semakin tenang proses itu semakin bertambah

    limfositnya, sedangkan radang dan rangsang menahun menghasilkan hanya limfosit saja dalam

    hitung jenis.

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    12/15

    Pemeriksaan sitologik terhadap adanya sel-sel abnormal, teristimewa sel-sel ganas sangat

    penting. Sitodiagnostik semacam itu tidak dapat dilakukan dengan cara seperti di atas, melainkan

    mewajibkan teknik khusus menurut Papanicolaou.

    Perbedaan Transudat dan Eksudat

    Parameter transudat eksudat

    BJ < 1.016 > 1,016

    Protein (mg/d) 3,0

    Rasio fkuid : serum < 0,5 >0,5

    LD IU 200Rasio fluid serum 0,6

    Rasio fluid diatas limit < 2:3 >2:3

    Normal serum 1000/mm3

    Jumlah lekosit rendah bervariasi rendah-gross

    Eritrosit sana dengan serum < serum

    Glukosa 55

    Parameter Transudat Eksudat

    Kolesterol (md/dl) 0,32

    PH 7,4-7,5 7,35-7,45 \

    Kekeruhan jernih keruh

    Warna kuning muda bervariasi

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    13/15

    Light's Criteria

    Determination of transudate versus exudate source of pleural effusion

    Fluid is exudate if one of the following Lights criteria is present:[1, 2, 3, 4]

    Effusion protein/serum protein ratio greater than 0.5

    Effusion lactate dehydrogenase (LDH)/serum LDH ratio greater than 0.6

    Effusion LDH level greater than two-thirds the upper limit of the laboratory's reference

    range of serum LDH

    Exudative effusions

    Abdominal fluid: Abscess in tissues near lung, ascites, Meigs syndrome, pancreatitis

    Connective-tissue disease: Churg-Strauss disease, lupus, rheumatoid arthritis, Wegener

    granulomatosis

    Endocrine: Hypothyroidism, ovarian hyperstimulation

    Iatrogenic: Drug-induced, esophageal perforation, feeding tube in lung

    Infectious: Abscess in tissues near lung, bacterial pneumonia, fungal disease, parasites,

    tuberculosis

    Inflammatory: Acute respiratory distress syndrome (ARDS), asbestosis, pancreatitis,

    radiation, sarcoidosis, uremia

    Lymphatic abnormalities: Chylothorax, malignancy, lymphangiectasia

    Malignancy: Carcinoma, lymphoma, leukemia, mesothelioma, paraproteinemia

    Transudative effusions

    Atelectasis: Due to increased negative intrapleural pressure

    Cerebrospinal fluid (CSF) leak into pleural space: Thoracic spine injury,

    ventriculoperitoneal (VP) shunt dysfunction

    Heart failure

    Hepatic hydrothorax

    Hypoalbuminemia

    Iatrogenic: Misplaced catheter into lung

    Nephrotic syndrome

    Peritoneal dialysis

    Urinothorax: Due to obstructive uropathy

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    14/15

    Exceptions

    These are processes that typically cause exudative effusions, but may cause transudative

    effusions.

    Amyloidosis

    Chylothorax

    Constrictive pericarditis

    Hypothyroid pleural effusion

    Malignancy

    Pulmonary embolism

    Sarcoidosis

    Superior vena cava obstruction

    Trapped lung

    Leading causes of pleural effusion

    Congestive heart failure (transudate), incidence 500,000/year

    Pneumonia (exudate), incidence 300,000/year

    Cancer (exudate), incidence 200,000/year

    Pulmonary embolus (transudate or exudate), incidence 150,000/year

    Viral disease (exudate), incidence 100,000/year

    Coronary-artery bypass surgery (exudate), incidence 60,000/year

    Cirrhosis with ascites (transudate), incidence 50,000/year

  • 8/11/2019 tugas TRANSUDAT EKSUDAT CHENSO FEBRINA.docx

    15/15

    Test sensitivity and specificity for exudate

    Table 1. Test Sensitivity and Specificity for Exudate(Open Table in a new window)

    Sensitivity, % Specificity, %

    Lights criteria 98 83

    Protein/serum protein ratio >0.5 85 84

    LDH/serum LDH ratio >0.6 90 82

    LDH >2/3 upper limits of serum normal 82 89

    Pleural-fluid cholesterol level >60 mg/dL 54 92

    Pleural-fluid cholesterol level >43 mg/dL 75 80

    Pleural-fluid/serum cholesterol ratio >0.3 89 81

    Serum/pleural-fluid albumin level 1.2 g/dL 87 92

    Referensi

    1. Light RW, Macgregor MI, Luchsinger PC, Ball WC Jr. Pleural effusions: the diagnostic

    separation of transudates and exudates.Ann Intern Med. Oct 1972;77(4):507-

    13.[Medline].

    2. Light RW, Erozan YS, Ball WC Jr. Cells in pleural fluid. Their value in differential

    diagnosis.Arch Intern Med. Dec 1973;132(6):854-60.[Medline].

    3. Ali HA, Lippmann M, Mundathaje U, Khaleeq G. Spontaneous hemothorax: a

    comprehensive review. Chest. Nov 2008;134(5):1056-65.[Medline].

    4. Light RW. Clinical practice. Pleural effusion.N Engl J Med. Jun 20 2002;346(25):1971-

    7.[Medline].

    http://reference.medscape.com/medline/abstract/4642731http://reference.medscape.com/medline/abstract/4642731http://reference.medscape.com/medline/abstract/4642731http://reference.medscape.com/medline/abstract/4757257http://reference.medscape.com/medline/abstract/4757257http://reference.medscape.com/medline/abstract/4757257http://reference.medscape.com/medline/abstract/18988781http://reference.medscape.com/medline/abstract/18988781http://reference.medscape.com/medline/abstract/18988781http://reference.medscape.com/medline/abstract/12075059http://reference.medscape.com/medline/abstract/12075059http://reference.medscape.com/medline/abstract/12075059http://reference.medscape.com/medline/abstract/12075059http://reference.medscape.com/medline/abstract/18988781http://reference.medscape.com/medline/abstract/4757257http://reference.medscape.com/medline/abstract/4642731