usaha pertanian

28
USAHA PERTANIAN ( MAKALAH SOSIOLOGI PERTANIAN ) Oleh : Kelompok 10 Chintara Andini 1314121027 Dina Yuliana 13114121048 Karina Zulkarnain 1314121095 Pri Angga Tri Atmaja 1014121145 Tabroni 1014121249 JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Transcript of usaha pertanian

USAHA PERTANIAN( MAKALAH SOSIOLOGI PERTANIAN )

Oleh :Kelompok 10Chintara Andini 1314121027Dina Yuliana 13114121048Karina Zulkarnain 1314121095Pri Angga Tri Atmaja 1014121145Tabroni 1014121249

JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG2 0 1 3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pertanian.Makalah ini berisi tentang teknologi, ekonomi, dan perkembangan sosiologi yang berkaitan dengan bidang pertanian. Dalam makalah ini juga terdapat beberapa definisi dan pendapat mengenai sosiologi pertanian.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat juga untuk pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan ekonomi yang berbasis pada tanaman pangan dan holtikultura merupakan kegiatan yang sangat penting (stategis)di Indonesia. Disamping imelibatkan tenaga kerja terbesar dalam kegiatan produksi, produkny juga merupakan bahan pangan pokok dalam komsumsi pangan di Indonesia. Sebagai kedudukannya sebagai bahan pangan pokok, produk tanaman pangan dan holtikultura menjadi faktor utama dalam menentukan biaya hidup di Indonesia sedemikian rupa, sehingga memungkinkan biaya tenaga kerja dalam stuktur biaya produksi barang dan jasa tergolong terendah di dunia. Dilihat dari sisi bisnis, kegiatan ekonomi yang berbasis tanaman pangan dan holtikultura merupakan kegiatan bisnis terbesar dan tersebar luas di Indonesia. Peranannya sebagai penghasil bahan pangan pokok, mnyebabkan setiap orang dari 200 juta lebihpenduduk Indonesia terlihat setiap hari dalam kegiatan ekonomi tanamanpangan dan holtikultuara.Ironisnya, para petani tanaman pangan dan holtikultura berada pada kegiatan bisnis terbesar, kehidupan sosial ekonomi mereka masih tetap tertinggal dari kelompok masyarakat lainnya. Bahkan ada kecenderungan bahwa petani tanaman panagn dan holtikultura terperangkap dalam lingkaran setan sosial- ekonomi bentuk modern. Bentuk modern lingkaran setan sosial- ekonomi ini berada dengan fenomena lingkaran setan sosial-ekonomi tradisional, yang umum di temui pada wilwyah-wilayah pertanian terbelakang. Bila pada fenomena lingkaran setan sosial- ekonomi tradisioanl ini disebabkan permodalan dan penguasaan teknologi yang rendah sehingga poduktifitas, pendapatan, dan pembentukan modal rendah, maka pada fenomena lingkaran setan sosial ekonomi modern justru terjadi pada kondisi permodalan, penguasaan tenologi, dan produktifias fisik yang relatif tinggi, namun nilai moneter prouktifitasnya rendah sebagai akibat harga yang diterima petani relatif renda. Akibatnya, pendapatan petani tetap rendah. Keadaan yang demikian ini dapat kita telusuri dari pembangunan ekonomi petaniyang berlangsung selama ini.1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :1. mengetahui arti sosiologi pertanian2. Mengetahui pengertian dan penjelasan usaha tani secara rinci3. Mengetahui berbagai macam sejarah sosiologi pertanian di indonesia4. Mengetahui fungsi ekonomi pertanian5. Mengetahui arti dari teknologi pertanian

BAB IIPEMBAHASAN

A.TEKNOLOGI PERTANIANSejarah Pendidikan Teknologi PertanianBidang teknologi pertanian secara keilmuan merupakan hibrida dari ilmu teknik dan ilmu pertanian. Sejarah lahirnya ilmu-ilmu dalam lingkup teknologi pertanian dipicu oleh kebutuhan untuk pemenuhan pembukaan dan pengerjaan lahan pertanian secara luas di Amerika Serikat maupun Eropa pada pertengahan abad ke-18. Perkembangan pendidikan tinggi teknologi pertanian di Indonesia yang dimulai awal tahun 1960-an tidak terlepas dari perkembangan pendidikan tinggi teknik dan pertanian sejak zaman pendudukan Belanda yang memang secara historis meletakkan dasarnya di Indonesia. Perang dunia I yang terjadi di Eropa telah menyebabkan gangguan hubungan internasional antara lain, armada sulit untuk masuk ke Samudra Hindia sehingga tenaga-tenaga ahli yang sebelumnya banyak didatangkan dari Eropa mengalami kesulitan. Pencetakan tenaga ahli teknik menengah dan tinggi (baik untuk bidang teknik dan pertanian) menjadi kebutuhan oleh pemerintah Hindia Belanda pada waktu pendudukan di Indonesia. Untuk mencukupi kebutuhan tenaga terampil bidang pertanian, peternakan dan perkebunan yang secara intensif dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda di Jawa dan Sumatra dalam program cultur stelseels pada awal abad ke-19. Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, maka di Bogor (Buitenzorg) didirikan beberapa lembaga pendidikan menengah untuk bidang pertanian dan kedokteran hewan, yakni Middlebare Landbouw Schooll, Middlebare Bosbouw Schooll dan Nederlandssch Indische Veerleeen Schooll.Lingkup Teknologi Pertanian1. Teknik PertanianTeknik pertanian merupakan pendekatan teknik (engineering) secara luas dalam bidang pertanian yang sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumberdaya alam secara efisien dan efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia. Dengan demikian dalam sistematika keilmuan, bidang teknik pertanian tetap bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk memecahkan berbagai permasalahan di bidang pertanian. Terminologi teknik pertanian sebagai padanan Agricultural Engineering diperkenalkan di Indonesia pada paruh 1990-an. Sebelumnya terminologi yang digunakan lebih sempit, yaitu mekanisasi pertanian yang diadopsi dari Agricultural Mechanization, sejak awal 1990-an bersamaan dengan pengenalan dan penggunaan traktor untuk program intensifikasi pertanian.Bidang cakupan teknik pertanian antara lain: alat dan mesin budidaya pertanian, mempelajari penggunaan, pemeliharaan dan pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian, teknik tanah dan air, menelaah persoalan yang berhubungan dengan irigasi, pengawetan dan pelestarian sumberdaya tanah dan air. Energi dan elektrifikasi pertanian mencakup prinsip-prinsip teknologi energi dan daya serta penerapannya dalam kegiatan pertanian. Lingkungan dan bangunan pertanian mencakup masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan konstruksi bangunan khusus untuk keperluan pertanian, termasuk unit penyimpanan tanaman dan peralatan, pusat pengolahan dan sistem pengendalian iklim serta sesuai keadaan lingkungan. Teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk menyiapkan hasil pertanian, baik untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau penggunan lainnya.Perkembangan ilmu sistem pada tahun 1980-an memberikan imbas pada bidang teknik pertanian, dengan berkembangnya ranah sistem dan manajemen mekanisasi pertanian yang merupakan penerapan manajamen dan analisis sistem untuk penerapan mekanisasi pertanian. Perkembangan berikutnya, pada abad ke-20 menuju abad ke-21 berkaitan dengan ilmu komputasi, teknologi pembantu otak dan otot lewat sistem kontrol, sistem pakar, kecerdasan buatan berupa penerapan robot pada sistem pertanian, menjadikan teknik pertanian berkembang menjadi sistem teknik pertanian (Agricultural System Engineering). Objek formal yang berupa kegiatan reproduksi flora dan fauna serta biota akuatik didekati lebih luas lagi sebagai sistem hayati/biologis dengan orientasi pemecahan masalah pertanian secara holistik. Dalam pendekatan ini sumberdaya hayati berupa mikroba/mikroorganisme turut dijadikan objek formal dalam produksi dan peningkatan biomassa. Di beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Jepang, program studi atau departemen yang dulu bernama Teknik Pertanian, kini berganti dengan nama Teknik Sistem Biologis (Biological System Engineering).

2. Teknologi Hasil Pertanian/ Teknologi Pangan

Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia sangat intensif dijadikan kajian sebagai objek formal ilmu teknik dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama di negara maju. Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika dan mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan. Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan beserta pemanfaatannya. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu pangan, kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik proses. Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari pegolahan pangan.

3. Teknologi Industri Pertanian Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustri. Sebagai paduan dari dua disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan hasil pertanian.Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut : Sistem teknologi proses industri pertanian, yaitu kegiatan pertanian yang berkaitan dengan perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan, sumber daya, peralatan dan energi pada pabrik agroindustri. Manajemen industri, yaitu kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri. Teknoekonomi agroindustri, yaitu kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri. Manajemen mutu, yaitu penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan perbaikan) pada bahan (dasar dan baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk mencapai taraf mutu yang ditetapkan.Kegiatan hilir dari pertanian berupa penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran yang semula secara sederhana dan tercakup dalam teknologi hasil pertanian, berkembang menjadi lebih luas dengan pendekatan dari sistem industri.B. EKONOMI PERTANIANEkonomi pertanian terdiri dari kata ekonomi dan pertanian. Banyak definisi dari ekonomi dan pertanian pada buku-buku. Namun secara singkat dapat diberikan pengertiannyasebagai berikut:

1. Ekonomi adalah ilmu yang menjelaskan hubungan manusia dengan kebutuhannya,baik dengan manusia atau dengan non-manusia. Sosial adalah hubungan manusia dengan manusia, tidak boleh hubungan antara manusia dengan materi (non-manusia)

2. Pertanian adalah salah satu cabang produksi biologis.Jadi ekonomi pertanian adalah bagian ilmu pertanian yang menjelaskan fenomenapertanian dari sudut ekonomi, atau bagian dari ilmu ekonomi yang diterapkan pada sektor pertanian.Produksi adalah setiap usaha manusia yang menambah guna atau utility dari suatu barang atau jasa (definisi menurut Meyers). Beribu macam produksi di dunia ini, akan tetapi semuanya itu berasal dari 4 (empat) cabang produksi yaitu:1. Pertanian2. Pertambangan3. Perindustrian4. Perdagangan/jasa

Ada dua esensi dalam ciri khas dari pertanian yaitu:1. terdapat perubahan zat-zat anorganik menjadi zat-zat organik2. terdapat sifat reproduksi atau berketurunan.

Berdasarkan ciri di atas maka usaha membuat tauge dari kedele tidak termasuk pertanian karena disitu tak ada sifat reproduksi, pada hal terdapat perubahan anorganik menjadi organik. Apakah ada usaha yang mempunyai sifat reproduksi tanpa ada perubahan anorganik menjadi organik?Berdasarkan esensi dalam ciri khas di atas maka peternakan, perikanan dan kehutanan termasuk pertanian (pertanian dalam arti luas). A.T.Mosher mengatakan bahwa pertanian itu terdiri dari usahatani (farm). Usaha tani adalah sebagian dari permukaan bumi tempat bercocok tanam atau memelihara ternak oleh seorang petani, atau satu lembaga atau badan tertentu lainnya. Usahatani itu adalah tanah. Usahatani itu dapat sebagai suatu cara hidup (a way of life), dapat sebagai perusahaan (the farm business).

2. Sejarah Ekonomi PertanianSecara singkat dapat diuraikan sejarah timbulnya Ekonomi Pertanian.

1. Di Eropah, lahirnya ekonomi pertanian berkaitan dengan lahirnya ilmu pertanian. Nama orang-orang yang tercatat pada zaman Romawi adalah: Cato, Varo, Paladius dan Columella, mereka ini telah mulai sedikit meninjau pertanian dari sudut ilmu. Kemudian Justus Moser, J.C.Shurbart, J.C.Bergen dianggap sebagai perintis dalam ilmu pertanian. Heinrich Gottlob von Justi (1702-1771), menulis buku Abhandlung von den Hindernissen einer blahenden Landwirtschaft. Dalam buku itu antara lain dianjurkan:1. Penghapusan kerja rodi,2. Hak bersama atas lapangan pangonan,3. Pembagian tanah-tanah luas dan pertukaran tanah.

Penulis lain adalah Johann Beckmann, bukunya adalah Grundsatze der deutschenLandwirtschaft. Kemudian Albrecht Thaer (1752-1828) menulis buku Grundsatze der rationeller Landwirtschaft, dia seorang dokter medis di Jerman yang mene-kuni ilmu pertanian, dia mendirikan sekolah tinggi pertanian diMoglin (1806), dan sejakinilah dianggap mula-mula timbul ilmu pertanian, belum ekonomi per-tanian.Akhirnya Von der Goltz menulis buku Handbuch der Landwirtschaftli- chenBetriebslehre pada tahun 1885, dan dialah sebagai bapak penggubah ilmu ekonomipertanian. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa di Eropah mula-mula timbul ilmu Pertanian dan dari ilmu Pertanian lahir ilmu Ekonomi Pertanian. Kalau pertanian (bukan ilmu pertanian) timbul sejak zaman Mesir Kuno.

2. Di Amerika Serikat, pada tahun 1890 terjadi depresi pertanian di USA, karena itu tahun 1892 buat pertama diajarkan Rural Economics di Universitas Ohio. Tahun 1901 diberikan mata pelajaran Agricultural Economics dan tahun 1903 mata pelajaran Farm Management di Universitas Cornell. Dari sini dapat diketahui Ekonomi Pertanian timbul dari ilmu Ekonomi. Ilmu Ekonomi telah lahir sejak lama, sebelum timbulnya ilmu ekonomi pertanian.

3. Di Indonesia, di Fakultas Pertanian IPB (tahun 1950-an IPB itu masih UniversitasIndonesia atau UI) dan di UGM diberikan kuliah Ekonomi Pertanian oleh IsoReksohadiprodjo dan Teko Sumodiwirjo. Mata pelajaran Ekonomi Pertanian berkembang pada Fakultas Pertanian di IPB, sedangkan di UGM berkembang di Fakultas Ilmu-ilmu Sosial.4. Di Sumatera Utara, pada tahun 1955 berdiri Fakultas Pertanian USU di Medan, kemudian setelah beberapa tahun kemudian dikuliahkan Ekonomi Pertanian yang dipelopori oleh D.H.Penny dan sejak itu berdiri jurusan Sosial Ekonomi Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

C. PERKEMBANGAN PERTANIANPertanian diIndonesiaberkembang sesuai dengan pengetahuan masyarakat. Pertama kalinya bercocok tanam dilakukan secara berpindah-pindah. Sistem perladangan berpindah kemudian berkembang menjadi sistem pertanian tradisional. Pengelolaan tanah baru dilakukan pada awal musim hujan dan ditanami satu jenis tanaman secara terus menerus dan menimbulkan masalah dimana kesuburan tanah menurun berakibat pada produksi yang rendah. Pertanian tradisional sebenarnya lebih akrab dengan alam karena tidak menggunakan pestisida akan tetapi produksinya tidak mencukupi kebutuhan (Pracaya, 2007).Sistem pertanian tradisional kemudian berkembang ke pertanian konvensional. Revolusi hijau merupakan salahsatu perkembangan pertanian konvensional. Revolusi hijaumenggambarkan perubahanfundamentaldalam pemakaian teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada tahun 1950-an hingga 1980-an dibanyaknegaraberkembang terutama diAsia. Revolusi hijau mendapat kritik sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan kelestarian lingkungan karena mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah. Kerusakan lingkungan tersebut tidak terlepas dari tiga pilar penting yang menjadi dasar dalam perkembangan revolusi hijau, yaitu : (1). penyediaan air melalui system irigasi; (2). pemakaian pupuk kimia; (3). penerapan pestisida untuk menjamin produksi, dan (4). penggunaan varietas unggul sebagai bahan baku berkualitas. Tampak jelas akibat dari penggunaan pupuk kimia dan penerapan pestisida merusak pada lingkunga, meskipun produksi meningkat dan memenuhi swasembada namun dampak yang diakibatkan sangatlah merugikan (Rahman, 2010). Periode revolusi hijau sudah menjadi masa lalu, peningkatan produktivitas hasil panen pada saat ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan tetapi meningkatkan produktivitas dan kualitas lingkungan hidup melalui pertanian organik yang ramah lingkungan (Purwati, 2010).Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem pertanian (bercocok tanam) yang tidak menggunakan bahan kimia namun menggunakan bahan-bahan organik. Bahan kimia dalam haliniberupa pupuk buatan, pestisida,hormonpertumbuhan dan lain sebagainya. Pupuk buatan dan pestisida merupakan bahan kimia yang paling berpengaruh dalam kerusakan lingkungan, meskipun pada dasarnya dapat meningkatkan produksi menjadi tiga kali lipat namun dampak yang di hasilkan sangat merugikan. Prinsip pertanian organik yaitu berteman akrab dengan lingkungan dan menjaga lingkungan agar terhindar dari keruskan ekosistem hidup, saat ini mungkin lebih ke perbaikan lingkungan (Pracaya ,2007).

Sejarah pembangunan pertanian berawal pada masa orde baru. Pada awal masa orde baru pemerintahan menerima beban berat dari buruknya perekonomian orde lama. Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baru berusaha keras untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannya inflasi, stabilitas politik tercapai yang berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Berikut penjelasan singkat tentang beberapa REPELITA.1. REPELITA I (1969-1974)Repelita I mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974. Repelita I ini merupakan landasan awal pembangunan pertanian di orde baru. Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhan ekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan adalah cukup pangan, cukup sandang, perbaikan prasarana terutama untuk menunjang pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanya perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Titik berat Repelita I ini adalah pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian. Pada repelita I ini muncul peristiwa Marali (Malapetaka Limabelas Januari) terjadi pada tanggal 15-16 Januari 1947 bertepatan dengan kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia. Peristiwa ini merupakan kelanjutan demonstrasi para mahasiswa yang menuntut Jepang agar tidak melakukan dominasi ekonomi di Indonesia sebab produk barang Jepang terlalu banyak beredar di Indonesia. Terjadilah pengrusakan dan pembakaran barang-barang buatan Jepang.2. REPELITA II (1974-1979)Repelita II mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya adalah sektor pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Selain itu sasaran Repelita II ini juga perluasan lapangan kerja. Repelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.3. REPELITA III (1979-1984)Repelita III mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1979 31 Maret 1984. Repelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.4. REPELITA IV (1984-1989)Repelita IV mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1984 31 Maret 1989. Repelita IV Adalah peningkatan dari Repelita III. Peningkatan usaha-usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian pendapatan yang lebih adil dan merata, memperluas kesempatan kerja. Prioritasnya untuk melanjutkan usaha memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri. Hasil yang dicapai pada Repelita IV antara lain swasembada pangan. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasilnya Indonesia berhasil swasembada beras. Kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan prestasi besar bagi Indonesia. Selain swasembada pangan, pada Pelita IV juga dilakukan Program KB dan Rumah untuk keluarga.5. REPELITA V (1989-1994)Repelita V mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1989 31 Maret 1994. Pada Repelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapakan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang ekspor. Pelita V adalah akhir dari pola pembangunan jangka panjang tahap pertama. Lalu dilanjutkan pembangunan jangka panjang ke dua, yaitu dengan mengadakan Repelita VI yang di harapkan akan mulai memasuki proses tinggal landas Indonesia untuk memacu pembangunan dengan kekuatan sendiri demi menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.6. REPELITA VI (1989-1994)Repelita VI mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1994 31 Maret 1999. Pada Repelita VI titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.Memasuki era globalisasi yang dicirikan oleh persaingan perdagangan internasional yang sangat ketat dan bebas, pembangunan pertanian semakin dideregulasi melalui pengurangan subsidi, dukungan harga dan berbagai proteksi lainnya. Kemampuan bersaing melalui proses produksi yang efisien merupakan pijakan utama bagi kelangsungan hidup usahatani. Sehubungan dengan hal tersebut, maka partisipasi dan kemampuan wirausaha petani merupakan faktor kunci keberhasilan pembangunan pertanian.Pemerintahan pada Kabinet Indonesia Bersatu telah menetapkan program pembangunannya dengan menggunakan strategi tiga jalur (triple track strategy) sebagai manifestasi dari strategi pembangunan yang lebihpro-growth,pro-employmentdanpro-poor. Operasionalisasi konsep strategi tiga jalur tersebut dirancang melalui hal-hal sebagai berikut:1. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di atas 6.5 persen per tahun melalui percepatan investasi dan ekspor.2. Pembenahan sektor riil untuk mampu menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru.3. Revitalisasi pertanian dan perdesaan untuk berkontribusi pada pengentasan kemiskinan.Revitalisasi pertanian diartikan sebagai kesadaran untuk menempatkan kembali arti penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual, melalui 26 peningkatan kinerja sektor pertanian dalam pembangunan nasional dengan tidak mengabaikan sektor lain. Revitalisasi pertanian dimaksudkan untuk menggalang komitmen dan kerjasama seluruhstakeholderdan mengubah paradigma pola piker masyarakat dalam melihat pertanian tidak hanya sekedar penghasil komoditas untuk dikonsumsi. Pertanian harus dilihat sebagai sektor yang multi-fungsi dan sumber kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.Kegiatan pembangunan pertanian tahun 2005-2009 dilaksanakan melalui tiga program, yaitu:1. Program peningkatan ketahanan panganOperasionalisasi program peningkatan ketahanan pangan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan, menjaga ketersediaan pangan yang cukup aman dan halal di setiap daerah setiap saat, dan antisipasi agar tidak terjadi kerawanan pangan.2. Program pengembangan agribisnisOperasionalisasi program pengembangan agribisnis dilakukan melalui pengembangan sentra/kawasan agribisnis komoditas unggulan.3. Program peningkatan kesejahteraan petani.Operasionalisasi program peningkatan kesejahteraan petani dilakukan melalui pemberdayaan penyuluhan, pendampingan, penjaminan usaha, perlindungan harga gabah, kebijakan proteksi dan promosi lainnya. Selama periode 2005-2009 pembangunan pertanian juga terus mencatat berbagai keberhasilan. Salah satu yang patut disyukuri dan membanggakan adalah Indonesia berhasil mencapai swasembada beras sejak tahun 2007, serta swasembada jagungdan gula konsumsi rumah tangga di tahun 2008.Pembangunan pertanian pada periode 2010-2014, Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) target utama, yaitu sebagai berikut:1. Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan.Dalam rangka peningkatan produksi pertanian pada periode lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian akan lebih fokus pada peningkatan 39 komoditas unggulan nasional. Komoditas unggulan nasional tersebut terdiri dari 7 komoditas tanaman pangan, 10 komoditas hortikultura, 15 komoditas perkebunan, dan 7 komoditas peternakan.2. Peningkatan Diversifikasi Pangan.Diversifikasi pangan atau keragaman konsumsi pangan merupakan salah satu strategi mencapai ketahanan pangan. Sasaran percepatan keragaman konsumsi pangan adalah tercapainya pola konsumsi pangan yang aman, bermutu, dan bergizi seimbang yang dicerminkan oleh tercapainya skor Pola Pangan Harapan (PPH) sekurang-kurangnya 93,3 pada tahun 2014. Konsumsi umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, pangan hewani ditingkatkan dengan mengutamakan produksi lokal, sehingga konsumsi beras diharapkan turun sekitar 3% per tahun.3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor.Peningkatan nilai tambah akan difokuskan pada dua hal yakni peningkatan kualitas dan jumlah olahan produk pertanian untuk mendukung peningkatan daya saing dan ekspor. Peningkatan kualitas produk pertanian (segar dan olahan) diukur dari peningkatan jumlah produk pertanian yang mendapatkan sertifikasi jaminan mutu (SNI, Organik,Good Agricultural Practices,Good HandlingPractices,Good Manucfacturing Practices). Peningkatan daya saing akan difokuskan pada pengembangan produk berbasis sumberdaya local yang bisa meningkatkan pemenuhan permintaan untuk konsumsi dalam negeri dan bisa mengurangi ketergantungan impor (substitusi impor). Peningkatan ekspor akan difokuskan pada pengembangan produk yang punya daya saing di pasar internasional, baik segar maupun olahan, yang kebutuhan di pasar dalam negeri sudah tercukupi. Indikatornya adalah pertumbuhan volume ekspor. Sedangkan indikator utama, strategi, dan rencana aksi dalam rangka peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor produk pertanian pada periode lima tahun ke depan (2010-2014).

4. Peningkatan Kesejahteraan Petani.Unsur penting yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani adalah tingkat pendapatan petani. Walaupun demikian tidak selalu upaya peningkatan pendapatan petani secara otomatis diikuti dengan peningkatan kesejahteraan petani, karena kesejahteraan petani juga tergantung pada nilai pengeluaran yang harus dibelanjakan keluarga petani serta faktor-faktor non-finansial seperti factor sosial budaya. Walaupun demikian, sisi pendapatan petani merupakan sisi yang terkait secara langsung dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, dalam kerangka peningkatan kesejahteraan petani, prioritas utama Kementerian Pertanian adalah upaya meningkatkan pendapatan petani.

BAB IIIKESIMPULAN

Adapun keismpulan dari makalah ini yaitu :

1. ekonomi pertanian adalah bagian ilmu pertanian yang menjelaskan fenomenapertanian dari sudut ekonomi, atau bagian dari ilmu ekonomi yang diterapkan pada sektor pertanian2. dalam ekonomi pertanain terdapat tiga hal, yaitu :harga, permintaan, dan penawaran.3. terdapat tiga lingkup teknologi pertanian, yaitu :a. Teknik Pertanian b. Teknologi Hasil Pertanian / Teknologi Pangan c. Teknologi Industri Pertanian4. sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan pertanian yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA).5. Kegiatan pembangunan pertanian di Indonesia tahun 2005-2009 dilaksanakan melalui tiga program, yaitu:1. Program peningkatan ketahanan pangan2. Program pengembangan agribisnis3. Program peningkatan kesejahteraan petani.6. Pembangunan pertanian pada periode 2010-2014, Kementerian Pertanian Indonesia mencanangkan 4 (empat) target utama, yaitu:1. Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan.2. Peningkatan Diversifikasi Pangan.3. Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor.4. Peningkatan Kesejahteraan Petani.

DAFTAR PUSTAKA

J.Cohen,Bruce.1983.Pengantar Ekonomi Pertanian.Rajawali Pers.Jakarta Safari Imam Asyari.1983.Teknologi Pertanian di Indonesia. Karya Anda. Surabaya Sajogyo dan Pudjiwati Sajogjo.1989.Sosiologi Pedesaan.Yogyakarta.Gajah Mada.University Press Santoso, Julio Adi.2006.Departemen Ilmu Komputer IPB.Bogor- Tilaar, H.A.R.2004.Multikulturalisme: Tantangan-tantangan global masa depan dan transformasi pendidikan nasional. Grassindo .Jakarta.- T.Sugihen,Bahrein.1996. Ekonomi Pertanian di Indonesia.Rajawali Pers.Jakarta