USU jurnal

5
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri punggung bawah (low back pain) merupakan keluhan yang sering dijumpai di praktek sehari-hari, dan diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri punggung paling kurangnya sekali semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari punggung bawah dapat berujuk ke daerah lain atau sebaliknya yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (refered pain). Walaupun nyeri punggung bawah jarang fatal namun nyeri yang dirasakan menyebabkan penderita mengalami suatu kekurangmampuan (disabilitas) yaitu keterbatasan fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam kerja terutama pada usia produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari pengobatan. Di Amerika Serikat diperkirakan lebih 15% orang dewasa mengeluh nyeri punggung bawah atau nyeri yang bertahan hampir dua minggu (Lawrence dkk, 1998). Nyeri punggung bawah adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada regio punggung bagian bawah dan merupakan work related musculoskeletal disorders. Nyeri punggung bawah telah teridentifikasi oleh Pan American Health Organization antara tiga masalah kesehatan pekerjaan yang dikenalpasti oleh WHO (Choi dkk, 2001). Menurut Punnett L dkk, prevalensi 37% daripada nyeri punggung bawah disebabkan oleh pekerjaan individu-individu tersebut, dengan pembahagian lebih banyak pada laki-laki berbanding wanita. Sedangkan penelitian Community Oriented Program for Controle of Rheumatic Disease (COPORD ) Indonesia menunjukan prevalensi nyeri punggung 18,2 % pada laki- laki dan 13,6 % pada wanita. National Safety Council pula melaporkan bahwa sakit akibat kerja yang frekuensi kejadiannya paling tinggi adalah sakit/nyeri pada punggung, yaitu 22% dari 1.700.000 kasus (Tarwaka, dkk, 2004). Di negara Universitas Sumatera Utara

description

jurnal kesehatan kedokteran

Transcript of USU jurnal

Page 1: USU jurnal

 

 

 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri punggung bawah (low back pain) merupakan keluhan yang sering dijumpai

di praktek sehari-hari, dan diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami

nyeri punggung paling kurangnya sekali semasa hidupnya. Nyeri punggung

bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan

nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal

dari punggung bawah dapat berujuk ke daerah lain atau sebaliknya yang berasal

dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (refered pain). Walaupun

nyeri punggung bawah jarang fatal namun nyeri yang dirasakan menyebabkan

penderita mengalami suatu kekurangmampuan (disabilitas) yaitu keterbatasan

fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam kerja terutama

pada usia produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari

pengobatan.

Di Amerika Serikat diperkirakan lebih 15% orang dewasa mengeluh nyeri

punggung bawah atau nyeri yang bertahan hampir dua minggu (Lawrence dkk,

1998). Nyeri punggung bawah adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada

regio punggung bagian bawah dan merupakan work related musculoskeletal

disorders. Nyeri punggung bawah telah teridentifikasi oleh Pan American Health

Organization antara tiga masalah kesehatan pekerjaan yang dikenalpasti oleh

WHO (Choi dkk, 2001). Menurut Punnett L dkk, prevalensi 37% daripada nyeri

punggung bawah disebabkan oleh pekerjaan individu-individu tersebut, dengan

pembahagian lebih banyak pada laki-laki berbanding wanita. Sedangkan

penelitian Community Oriented Program for Controle of Rheumatic Disease

(COPORD ) Indonesia menunjukan prevalensi nyeri punggung 18,2 % pada laki-

laki dan 13,6 % pada wanita. National Safety Council pula melaporkan bahwa

sakit akibat kerja yang frekuensi kejadiannya paling tinggi adalah sakit/nyeri pada

punggung, yaitu 22% dari 1.700.000 kasus (Tarwaka, dkk, 2004). Di negara

Universitas Sumatera Utara

Page 2: USU jurnal

 

 

 

industri keluhan nyeri punggung bawah merupakan keluhan kedua setelah nyeri

kepala. Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk mengeluh nyeri punggung

bawah dan biaya yang dikeluarkan tiap tahun untuk pengobatan berkisar 75 juta

dolar Amerika.

Prevalensi nyeri punggung bawah pada pemandu seperti supir, pengendara

sepeda motor, atau penarik becak lebih tinggi berbanding pekerjaan-pekerjaan

lain, berdasarkan penelitian Rahmat HS (2009) yang menunjukkan masalah nyeri

punggung bawah yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering

terjadi saat ini. 60% orang dewasa mengalami nyeri punggung bawah karena

masalah duduk yang terjadi pada mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya

lebih banyak dilakukan dengan duduk. Duduk lama dengan posisi yang salah

dapat menyebabkan otot-otot punggung menjadi tegang dan dapat merusak

jaringan lunak sekitarnya. Bila keadaan ini berlanjut, akan menyebabkan

penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang mengakibatkan hernia

nukleus pulposus. Beliau juga mengatakan, “Saat manusia duduk, beban maksimal

lebih berat 6-7 kali dari berdiri. Tulang atlas yang menyangga tengkorak

mengalami beban terberat. Jika riding position-nya salah, bagian tulang bawah

yakni vertebra lumbal 2-3 (mendekati tulang pinggul) akan terserang nyeri

punggung bawah. Jika salah terus, berulang-ulang apalagi ditambah getaran

kontinu, akan timbul radang (artrosis lumbalis) lalu pengapuran tulang bawah dan

terjepitnya syaraf tulang bawah. Jika sudah parah bisa terjadi fraktur atau patah”

(Rahmat HS, 2009).

Penarik becak merupakan pekerjaan beresiko tinggi dengan pelbagai

gangguan fisikal dan psikologis. Menurut penelitian Tamrin dkk (2006), paparan

penarik becak melalui pekerjaannya kepada whole body vibrations, stres postural

disebabkan posisi tubuh yang jangkal, serta harus mengekalkan posisi tubuh tetap

untuk waktu yang lama dapat menyebabkan peningkatan resiko menderita nyeri

punggung bawah. Whole body vibrations meningkatkan produksi enzim degradasi

matriks dan enzim proteolitik, berperan pada metabolisme cakram intervertebral

menyebabkan gangguan dan kerusakan. Juga, frekuensi getaran disebabkan

Universitas Sumatera Utara

Page 3: USU jurnal

 

 

 

kondisi jalan serta rigiditas suspensi becak mesin menyebabkan kelelahan

(fatigue) pada otot-otot punggung, menimbulkan rasa nyeri. Penelitian juga

menyatakan hubungan antara whole body vibration dengan dan nyeri punggung

bawah, dengan peningkatan resiko terjadinya gangguan jaringan spinal.

Dampak negatif nyeri punggung bawah dirasakan hampir semua orang di

seluruh dunia. Menurut penelitian WHO masyarakat bekerja di Amerika Serikat

mengeluarkan hampir lima puluh miliar dollar setahun untuk berobat masalah

nyeri punggung bawah mereka, serta merupakan penyebab utama mengambil cuti

sakit syarikat-syarikat besar yang turut menyebabkan produktivitas berkurang

(Waddell G, 1991). Nyeri punggung bawah juga lebih dampak pada negara-

negara sedang membangun. Di Indonesia, menurut Setyawati bahwa dari para

pegawai yang datang berobat ke Poliklinik, pada suatu perusahaan lebih daripada

57% pekerjanya mengeluh nyeri punggung bawah. Makanya diperkirakan bahwa

lebih 57% tenaga kerja di Indonesia menderita penyakit tersebut menyebabkan

gangguan pada ekonomi, seterusnya secara kaskade menggangu bidang- bidang

lainnya, menggugat ekonomi tempatan.

Penanganan nyeri punggung bawah secara umumnya bervariasi mengikut

studi, jenis-jenis pekerjaan, dan persekitaran lokal. Biasanya dalam kondisi biasa

nyeri tersebut akan hilang dengan sendirinya selepas beberapa hari tanpa

memerlukan pengobatan, tetapi tidak selalunya. Menurut Jellema dkk (2001),

fokus utama dalam penanganan nyeri punggung bawah berupa prevalensi untuk

masa hadapan agar tidak menderita nyeri punggung bawah ulang. Aturan

antarabangsa (International Guidelines) untuk penanganan nyeri ini secara

umumnya bisa ditangani oleh perawatan primer (Koes BW, dkk). Di Indonesia,

Departemen Kesehatan telahpun mengeluarkan upaya pelayanan kesehatan primer

pada masyarakat tersebut yang diatas meliputi, peningkatan kesehatan (promotif),

upaya pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif)

(Depkes RI, 1999). Menurut Hanung P (2008), fisioterapi dalam hal ini memegang

peranan untuk mengembalikan dan mengatasi gangguan impairment dan activity

limitation sehingga pasien dapat beraktivitas kembali. Namun menurut literatur

Universitas Sumatera Utara

Page 4: USU jurnal

 

 

 

33% pasien masih mengalami nyeri hilang-timbul atau nyeri persisten selepas satu

tahun, dan satu daripada lima pasien masih mempunyai kekurangan fungsi

gerakan. Hanya 25% telah sembuh total nyeri punggung mereka selepas satu

tahun, dengan ini pencegahan lebih diutamakan daripada pengobatan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan tentang nyeri punggung bawah (low back pain) pada

penarik becak di kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menilai pengetahuan penarik becak tentang nyeri punggung bawah.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini:

a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, status pendidikan,

dan jumlah jam bekerja dalam sehari.

b. Mengetahui pengetahuan penarik becak tentang penyebab, dampak, serta

cara penanganan penarik becak terhadap nyeri punggung bawah.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

a. Diharapkan dapat memberi masukan pada institusi pendidikan tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian nyeri punggung bawah

pada penarik-penarik becak sehingga informasi ini dapat digunakan untuk

menyusun langkah-langkah strategi dalam mencegah terjadinya nyeri

punggung bawah yang diakibatkan oleh lama berkendara melalui

pengembangan kurikulum yang memperhatikan dampak pada kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: USU jurnal

 

 

 

b. Diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkan informasi tentang faktor-

faktor yang paling berhubungan dengan terjadinya nyeri punggung bawah

sehingga dapat diminimalkan dengan metode yang efektif dan efisien.

c. Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan dan informasi yang sangat

berharga bagi peneliti untuk dapat berguna dalam melaksanakan tugas

nantinya.

d. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya oleh peneliti

lain.

Universitas Sumatera Utara