8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
1/22
Praktikum Sediaan Steril
1
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
SEDIAAN STERIL
SHOFIATUR ROKHMANIAH
13005034
AKADEMI FARMASI MITRA SEHAT MANDIRI
SIDOARJO-JAWA TIMUR
2014
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
2/22
Praktikum Sediaan Steril
2
TATA TERTIB PRAKTIKUM
Mahasiswa yang sedang melakukan praktikum sediaan Farmasetika II di
laboratorium diwajibkan mematuhi tata tertib sebagai berikut:
1. Sudah berada di ruang praktikum sesuai waktu yang telah ditentukan.
2. Menyerahkan tugas atau jurnal praktikum yang telah diisi sesuai dengan
tugas yang diberikan.
3. Membawa peralatan yang diperlukan yang tidak disediakan di
laboratorium.
4. Mengenakan baju praktikum beserta kelengkapannya (masker, tutup
kepala, sarung tangan) yang bersih.
5.
Bekerja pada tempat praktikum yang telah ditentukan.
6. Bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan.
7. Bekerja dengan jujur dan tertib.
8.
Berbicara seperlunya dan TIDAK GADUH.
9.
Selesai praktikum, semua peralatan dicuci bersih dan dikeringkan, serta
dibungkus.
10.
Bertanggung jawab atas hilang/rusaknya peralatan laboratorium dan segera
menggantinya dengan kualitas yang sama paling lambat satu minggu
sebelum ujian akhir semester.
11.
Menjaga kebersihan ruang praktikum.
12.Memberitahukan secara tertulis apabila tidak dapat mengikuti praktikum
dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
3/22
Praktikum Sediaan Steril
3
Alat-alat yang harus dibawa (untuk masing-masing kelompok) :
1. Lap bersih (Tidak untuk mengelap alat setelah dicuci, untuk mengambil
sediaan dari autoclave).
2. Sikat/korok
3. Gunting, klip dan staples
4. Penara (kelereng/isi staples)
5. Pipet tetes panjang 2 buah
6. Pipet tetes kecil 2 buah
7.
Kertas perkamen
8. Aluminium foil
9. wadah (botol infuse uk 100 ml dari kaca beserta tutup karet, vial uk 5 ml
dari kaca beserta tutup karet)
10.Label bersih dan steril
11.Spidol transparan
12.
Spuit injeksi 3 ml dan spuit 10 ml
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
4/22
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
5/22
Praktikum Sediaan Steril
5
c.
Pemeriksaaan :
- Periksa terhadap : noda, apabila terdapat noda perlakukan dengan
asam kromat.
-
Kerusakan/retak disingkirkan.
B. Pencucian Aluminium
1. Dididihkan 10 menit dalam detergent.
2. Bila perlu direndam larutan natrim karbonat 5 %, 5 menit (Tidak boleh
lebih dari 5 menit agar aluminium tidak melarut)
3.
Dibilas dengan air panas mengalir.
4. Dididihkan dalam air kran 15 menit, kemudian dibilas.
5. Dididihkan dalam aquadest 15 menit.
6.
Dibilas dengan aquadest tiga kali.
7. Dikeringkan terbalik dengan alas lempeng gelas dalam oven.
C.
Pencucian Karet
1.
Direndam dalam lar. HCl 2 % selama 2 hari.
2. Direndam dalam (larutan tepol 1 % Na karbunat 0,5 %) satu hari.
3.
Dididihkan dalam larutan tersebut diatas selama 15 menit.
4. Diulang dengan larutan yang baru.
5. Diulangi sampai didapat larutan yang jernih.
6.
Direndam dalam aquadest, autoclave 110 C 20 menit (1 kali atau 2
kali). Lihat air rendaman ad jernih.
7.
Dibilas dengan spiritus dilutus-air aa (dalam beker glas) ad jernih.
Catatan :
Karet dengan kualitas baik------- langkah 1 dan 2 tidak dilakukan.
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
6/22
Praktikum Sediaan Steril
6
D. Pembungkusan
Alat-alat yang telah dicuci dan dikeringkan, selanjutnya dibungkus dengan
pembungkus yang sesuai, minimal rangkap dua.
-
Sifat pembungkus untuk sterilisasi uap harus mudah ditembus oleh uap air.
- Pembungkus untuk sterilisasi panas kering harus dapat menghantarkan
panas dari udara panas dengan baik dan tahan pada suhu sterilisasi yang
dipilih.
1. Sterilisasi dengan pemanasan kering.
a.
Dengan udara panas.
Alat yang digunakan : lemari pengering (oven).
Alat yang dapat disterilkan dengan cara ini adalah alat gelas
(e=kecuali yang berskala), alat porselin, alat logam, tube dai timah.
b. Pemijaran dengan api langsung.
Digunakan api gas yang tidak berwarna atau pembakar spiritus.
Alat yang dapat disterilkan dengan cara ini adalah : pinset,
penjepit, alat gelas/logamyang berukuran kecil, batang pengaduk.
Sterilisasi mortir dan alu dilakukan dengan cara disiram dengan
sedikit etanol 95 % sehingga merata pada permkaan, kemudian
dibakar.
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
7/22
Praktikum Sediaan Steril
7
TABEL HUBUNGAN SUHU DAN WAKTU STERLISASI
Cara Sterilisasi Suhu (C) Waktu (menit) Alat yang disterilkan
Pemanasan basah
dengan autoklaf
115118
121124
126127
134138
30
15
10
5
Gelas ukur
Pipet ukur/tetes
Corong gelas
Kertas saring
Sudip
Alat karet
Alat plastik
Pemanasan kering
dengan oven
160
170
180
120
60
30
Gelas piala
Labu erlenmeyer
Corong gelas
Tube salep
Botol
Vial
Ampul
Pemanasan kering
dengan oven
untuk pembebasan
pirogen
250
200
30
60
Botol infus
Alat gelas/logam
Dipanaskan pada
api langsung
20 detik Sendok porselin
Spatel logam
Pinset logam
Batang pengaduk
Cawan penguap
Kaca arloji
Dibakar dengan
etanol 95 %
- - Mortir + alu
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
8/22
Praktikum Sediaan Steril
8
Waktu yang diperlukan untuk satu siklus sterilisasi meliputi:
1. Waktu pemanasan
2. Waktu tunggu
3.
Waktu sterilisasi
4. Waktu pendinginan
Dalam hal sterilisasi menggunakan autoklaf perlu diperhitungkan waktu
penghilangan udara dan waktu jatuh.
Lamanya waktu tersebut diatas tergantung dari suhu sterilisasi dan spesifikasi alat
yang digunakan. Untuk penentuannya diperlukan validasi.
TABEL HUBUNGAN VOLUME LARUTAN YANG DISTERILKAN
DENGAN WAKTU KESETIMBANGAN PADA PROSES STERILISASI
DENGAN AUTOKLAF (T=121C)
Volume (ml) Waktu kesetimbangan (menit)
2000
1000
500
200
125
50
20
15
8
3
2
1,5
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
9/22
Praktikum Sediaan Steril
9
TABEL HUBUNGAN BERAT ZAT PADAT YANG DISTERILKAN DENGAN
WAKTU KESETIMBANGAN PADA PROSES STERILISASI DENGAN
AUTOKLAF (T=121C)
Jumlah bahan Waktu kesetimbangan
(menit)
30 g serbuk, lapisan tipis
30 g vaselin, lapisan tipis
30 g serbuk, dalam botol
60 g serbuk, dalam botol
30 g vaselin, daalm botol
120 g serbuk, dalam botol
50 g vaselin, dalam botol
120 g vaselin, dalam botol
0
5
20
25
50
55
60
105
TABEL HUBUNGAN KELEBIHAN TEKANAN DENGAN SUHU PADA UAP
AIR JENUH
Tekanan Suhu (C)
KPa Atm
100
150
170
200
300
0,0
0,5
0,7
1,0
2,0
100,0
111,8
115,0
120,7
134,0
Pustaka :
Capita RecepturParenterale Medicatie : Prof. Dr. T. Huizinga, 1979.
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
10/22
Praktikum Sediaan Steril
10
TABEL KLASIFIKASI RUANGAN UNTUK PRODUKSI SEDIAAN STERIL
Kelas Jumlah partikel uap feet kubik
I
II
III
IV
100
10110.000
10.001100.000
> 100.000
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
11/22
Praktikum Sediaan Steril
11
TATA CARA MEMASUKI RUANG
Pada Ruang A
-
Lepas sepatu, letakkan pada rak
- Mencuci kedua belah telapak tangan sampai siku dengan sabun detergent
dengan 5 gerakan dasar:
Kedua telapak tangan
Kedua sela-sela jari bagian depan
Kedua punggung tangan
Kedua pergelangan tangan
- Membilas dengan air
-
Mengibaskan tangan dalam bak pencuci
- Mengeringkan
Pada Ruang B
Mengenakan pakaian kerja dengan urutan sebagai berikut :
- Mengenakan masker, penutup muluthidung
- Mengenakan tutup kepala
- Mengenakan sarung tangan
- Mengenakan jas praktikum
- Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alkohol 70 %
Pada Ruang C
-
Gunakan sandal yang tersedia
- Segera bekerja tanpa banyak bersuara
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
12/22
Praktikum Sediaan Steril
12
BEKERJA SECARA ASEPTIK
Dalam hal tidak dapat dilakukannya sterilisasi terhadap suatu bahan atau larutan,
maka proses pembuatan sediaan steril dilakukan secara aseptic. Pengerjaan secara
aseptik dilakukan di ruangan steril atau dalam suatu kotak yang dialiri udara steril
(Laminar Air Flow Cabinet).
Untuk bekerja di Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) perlu diperhatikan hal-hal
sbb :
Sebelum bekerja :
1. Sterilkan semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan
termasuk pakaian kerja.
2.
Setelah disterilkan, peralatan dimasukkan ke dalam passbox untuk
kemudian dimasukkan ke dalam LAFC.
3. Sebelum dimasukkan, peralatan didesinfeksi dengan alkohol 70 % secara
merata.
4.
Pengaturan penempatan alat, wadah dsb-nya dilakukan dengan
memperhatikan efektivitas kontak aliran udara steril dengan benda-benda
tersebut.
5. Periksa kelengkapan peralatan yang akan digunakan (jumlah dan
jenisnya).
Penyiapan Laminar Air Flow Cabinet
Siapkan LFAC 15 menit sebelum digunakan.
1.
Nyalakan AC ruangan dan nyalakan lamp LAFC
2. Desinfeksi lantai dan dinding kaca LAFC dengan alkohol 70 % atau
dengan desinfektan lain
3. Masukkan pembakar spiritus
4. Nyalakan blower LAFC
Saat bekerja
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
13/22
Praktikum Sediaan Steril
13
1.
Disinfeksi tangan dengan alkohol 70 %.
2. Selama bekerja tangan tidak boleh keluar dari LAFC dan hindarkan
gerakan tangan yang berlebihan.
3.
Tidak batuk, bersin atau berbicara selama bekerja.
4. Pada saat membuka dan menutup wadah gelas, mulut wadah disterilkan
dengan pemijaran.
5. Pada saat memegang wadah, jarak antara tangan dan mulut wadah dijaga
sejauh mungkin. Jangan memegang mulut wadah.
6. Bekerja dengan cekatan dan hati-hati untuk menghindari kontaminasi dan
kontak yang terlalu lama dengan udara.
7. Setelah digunakan, pinset, spatel logam, batang pengaduk direndam dalam
alkohol 70 %. Apabila digunakan alat tersebut dipijar.
8.
Sebelum mengakhiri pekerjaan, periksa sekali lagi sediaan yang dibuat.
(kemungkinan tutup wadah kurang rapat, aluminium foil sobek)
Setelah bekerja
1.
Keluarkan semua peralatan.
2. Bersihkan lantai dan dinding LAFC dengan alkohol 70 %.
3.
Matikan blower dan lampu.
4. Matikan AC ruangan.
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
14/22
Praktikum Sediaan Steril
14
PEMBEBASAN PIROGEN
Tujuan :
1.
Memahami cara pembebasan pirogen alat dan sediaan.
2. Melakukan pembebasan pirogen alat
3. Melakukan pembuatan sediaan bebas pirogen.
Tahap kerja :
1. Pencucian alat
2.
Pengeringan alat
3. Pembungkusan alat
4. Sterilisasi alat
5.
Pembebasan pirogen alat
6. Penimbangan bahan
7. Pelarutan dan pencampuran
8.
Pembebasan pirogen sediaan
9.
Klarifikasi sediaan
10.Pengisian dan penutupan
11.
Sterilisasi sediaan
Penjelasan :
1.
Alat dan wadah yang akan digunakan disiapkan sesuai dengan jenis dan
jumlahnya dan dicuci dengan sabun atau detergent atau pencuci sabun
lainnya. Kemudian dibilas dengan aquadest beberapa kali sampai bersih.
2.
Peralatan yang telah dicuci bersih kemudian dikeringkan dalam oven pada
suhu 100C.
3. Setelah kering, peralaan dibungkus dengan aluminium foil apabila akan
disterilkan dengan oven atau dimasukkan ke dalam kantong perkamen
rangkap apabila disterilkan dengan autoklaf.
4. Alat-alat yang tidak tahan panas tinggi disterilkan sebagaimana biasa.
Alat-alat dimasukkan ke dalam sterilisator sesuai dengan cara
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
15/22
Praktikum Sediaan Steril
15
sterilisasinya. Waktu sterilisasi dicatat. Setelah selesai, keluarkan alat dari
sterilisator dan dimasukkan ke dalam passbox, bungkus luar disemprot
secara merata dengan alcohol 70 %.
5.
Alat-alat yang tahan panas tinggi dapat langsung dibebas pirogenkan
dengan oven 250C selama 30 menit. Sedangkan alat yang tidak tahan
panas tinggi setelah disterilkan, dibebas pirogenkan dengan cara
membilasnya dengan aquadest steril bebas pirogen.
6. Bahan-bahan diambil dengan spatel steril dan ditimbang di atas kaca arloji
steril.
7.
Bahan-bahan yang telah ditimbang dilarutkan satu persatu, kecuali
dikehendaki lain sesuai dengan pertimbangan praformulasi. Bahan-bahan
dilarutkan dalam gelas piala steril dengan aquadest steril bebas pirogen.
Setelah dilarutkan, dilakukan pencampuran sesuai dengan pertimbangan
praformulasi atau cara kerja yang telah ditentukan.
8. Larutan dipanaskan sampai suhu 80C, kemudian ditambahkan norit.
Larutan diaduk selama 15 menit pada suhu 80C dan disaring dengan
kertas saring rangkap dua. Filtrat ditampung dalam wadah yang sesuai dan
dipanaskan lagi sampai suhu 80C selama 15 menit kemudian disaring
dengan kertas saring yang sama. Pada penyaringan kedua, diatas kertas
saring telah terdapat lapisan norit.
9. & 10 Larutan disaring dengan penyaring diameter pori-pori 0,45 m dan
langsung masuk ke dalam wadah steril bebas progen sesuai dengan
volume yang dikehendaki. Selanjutnya wadah ditutup dengan tutup steril
bebas pirogen.
12.
Sediaan disterilkan dengan autoklaf pada suhu dan waktu sesuai dengan
pertimbangan praformulasi.
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
16/22
Praktikum Sediaan Steril
16
STERILISASI PANAS BASAH
Tujuan :
1.
Memahami cara sterilisasi panas basah.
2. Melakukan sterilisasi alat dengan autoklaf
3. Melakukan pembuatan sediaan steril dengan sterilisasi panas basah dengan
menggunakan autoklaf.
Tahap kerja :
1.
Pencucian alat
2. Pengeringan alat
3. Pembungkusan alat
4.
Sterilisasi alat
5. Penimbangan bahan
6. Pelarutan dan pencampuran
7.
Klarifikasi larutan
8.
Pengisian dan penutupan
9. Sterilisasi sediaan
Penjelasan :
1. Alat dan wadah yang akan digunakan disiapkan sesuai dengan jenis dan
jumlahnya dan dicuci dengan sabun atau detergent atau pencuci sabun
lainnya. Kemudian dibilas dengan aquadest beberapa kali sampai bersih.
2.
Peralatan yang telah dicuci bersih kemudian dikeringkan dalam oven pada
suhu 100C.
3. Setelah kering, peralatan dibungkus dengan aluminium foil apabila akan
disterilkan dengan oven atau dimasukkan ke dalam kantong perkamen
rangkap apabila disterilkan dengan autoklaf.
4. Alat-alat yang tidak tahan panas tinggi disterilkan sebagaimana biasa.
Alat-alat dimasukkan ke dalam sterilisator sesuai dengan cara
sterilisasinya. Waktu sterilisasi dicatat. Setelah selesai, keluarkan alat dari
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
17/22
Praktikum Sediaan Steril
17
sterilisator dan dikeringkan dalam oven, kemudian dimasukkan ke dalam
passbox, bungkus luar disemprot secara merata dengan alcohol 70 %.
5. Bahan-bahan diambil dengan spatel steril dan ditimbang di atas kaca arloji
steril.
6. Bahan-bahan yang telah ditimbang dilarutkan satu persatu, kecuali
dikehendaki lain sesuai dengan pertimbangan praormulasi. Bahan-bahan
dilarutkan dalam gelas piala steril dengan aquadest steril bebas pirogen.
Setelah dilarutkan, dilakukan pencampuran sesuai dengan pertimbangan
praformulasi atau cara kerja yang telah ditentukan.
7.
Larutan disaring dengan penyaring diameter pori-pori 0,45 m dan
langsung ditampung pada Erlenmeyer steril.
8. Larutan sediaan yang telah disaring kemudian dimasukkan ke dalam
wadah dengan menggunakan alat pengukur yang ada. Kemudian dilakukan
penutupansesuai dengan wadah yang digunakan.
9. Sediaan disterilkan dengan autoklaf pada suhu dan waktu sesuai dengan
pertimbangan praformulasi. Sediaan dalam ampul disterilkan dengan
posisi terbalik di dalam gelas piala yang dialasi kasa steril. Waktu
sterilisasi dicatat.
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
18/22
Praktikum Sediaan Steril
18
STERILISASI PANAS KERING
Tujuan :
1.
Memahami cara sterilisasi panas kering.
2. Melakukan sterilisasi alat dengan oven.
3. Melakukan pembuatan sediaan steril dengan sterilisasi panas kering
dengan menggunakan oven.
Tahap kerja :
1.
Pencucian alat
2. Pengeringan alat
3. Pembungkusan alat
4.
Sterilisasi alat
5. Penimbangan bahan
6. Pengisian dan penutupan
7.
Sterilisasi sediaan
Penjelasan :
1.
Alat dan wadah yang akan digunakan disiapkan sesuai dengan jenis
dan jumlahnya dan dicuci dengan sabun atau detergent atau pencuci
sabun lainnya. Kemudian dibilas dengan aquadest beberapa kali
sampai bersih.
2. Peralatan yang telah dicuci bersih kemudian dikeringkan dalam oven
pada suhu 100C.
3.
Setelah kering, peralatan dibungkus dengan aluminium foil apabila
akan disterilkan dengan oven atau dimasukkan ke dalam kantong
perkamen rangkap apabila disterilkan dengan autoklaf.
4. Alat-alat yang tidak tahan panas tinggi disterilkan sebagaimana biasa.
Alat-alat dimasukkan ke dalam sterilisator sesuai dengan cara
sterilisasinya. Waktu sterilisasi dicatat. Setelah selesai, keluarkan alat
dari sterilisator dan dikeringkan dalam oven, kemudian dimasukkan ke
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
19/22
Praktikum Sediaan Steril
19
dalam passbox, bungkus luar disemprot secara merata dengan alcohol
70 %.
5. Bahan-bahan diambil dengan spatel steril dan ditimbang di atas kaca
arloji steril.
6. Bahan-bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke wadah dengan
bantuan spatel. Sterilkan mulut wdah kemudian tutup rapat dengan
tutup logam dan dilapisi dengan aluminium steril.
7. Sediaan disterilkan dengan oven pada suhu dan waktu sesuai dengan
pertimbangan praformulasi. Waktu sterilisasi dicatat.
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
20/22
Praktikum Sediaan Steril
20
STERILISASI FILTRASI
Tujuan :
1.
Memahami cara sterilisasi filtrasi.
2. Memahami pengerjaan secara aseptik.
3. Melakukan pembuatan sediaan steril dengan sterilisasi filtrasi dengan
menggunakan filter holder dan membrane filter.
4. Melakukan penegrjaan aseptik
Tahap kerja :
1. Pencucian alat
2. Pengeringan alat
3.
Pembungkusan alat
4. Sterilisasi alat
5. Penimbangan bahan
6.
Pelarutan dan pencampuran
7.
Klarifikasi larutan
8. Sterilisasi sediaan dan pengisian
9.
Penutupan wadah
10.Uji tekanan titik gelembung
Penjelasan :
1. Alat dan wadah yang akan digunakan disiapkan sesuai dengan jenis
dan jumlahnya dan dicuci dengan sabun atau detergent atau pencuci
sabun lainnya. Kemudian dibilas dengan aquadest beberapa kali
sampai bersih.
2. Peralatan yang telah dicuci bersih kemudian dikeringkan dalam oven
pada suhu 100C.
3. Setelah kering, peralatan dibungkus dengan aluminium foil apabila
akan disterilkan dengan oven atau dimasukkan ke dalam kantong
perkamen rangkap apabila disterilkan dengan autoklaf.
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
21/22
Praktikum Sediaan Steril
21
4.
Alat-alat dimasukkan ke dalam sterilisator sesuai dengan cara
sterilisasinya. Waktu sterilisasi dicatat. Setelah selesai, keluarkan alat
dari sterilisator dan dikeringkan dalam oven, kemudian dimasukkan ke
dalam passbox, bungkus luar disemprot secara merata dengan alcohol
70 %.
5. Bahan-bahan diambil dengan spatel steril dan ditimbang di atas kaca
arloji steril.
6. Bahan-bahan yang telah ditimbang dilarutkan satu persatu, kecuali
dikehendaki lain sesuai dengan pertimbangan praormulasi. Bahan-
bahan dilarutkan dalam gelas piala steril dengan aquadest steril bebas
pirogen. Setelah dilarutkan, dilakukan pencampuran sesuai dengan
pertimbangan praformulasi atau cara kerja yang telah ditentukan.
7.
Larutan disaring dengan penyaring diameter pori-pori 0,45 m dan
langsung ditampung pada Erlenmeyer steril.
8. Larutan sediaan yang telah disaring diambil dengan injection spuit
sebanyak volume yang diperlukan. Rapatkan sambungan filter holder,
kemudian pasangkan filter holder pada semprit injeksi (setelah
jarumnya dilepas) Isikan larutan sediaan ke dalam wadah dan segera
tutup wadah.
9. Setelah proses pengisian dan penutupan selesai, lakukan uji tekanan
titik gelembung (dijelaskan pada bab lain).
8/10/2019 BUKU PANDUAN PRAK-FARMASETIKA II-fix.docx
22/22
Praktikum Sediaan Steril
22
UJI TEKANAN TITK GELEMBUNG
Bubble poin t test
Uji tekanan titik gelembung dilakukan untuk mengetahui integritas dari pasangan
penyaring. Uji ini dilakukan sebelum dan atau sesudah proses penyaringan.
Cara kerja :
Untuk membrane penyaring berdiameter 13 mm dan 25 mm
1.
Isi spuit injeksi dengan 2 ml aquadest steril.
2. Pasang filter holder pada ujung spuit, kemudian tekan spuit hingga
membrane penyaring dalam filter holder terbasahi.
3.
Lepas filter holder dari spuit injeksi.
4. Isi spuit injeksi dengan udara sampai tanda 5 ml.
5. Pasang filter holder pada ujung spuit.
6.
Siapkan gelas piala 100 ml, isi dengan aquadest steril.
7.
Letakkan filter holder sampai tercelup di bawah air.
8. Tekan spuit dan catat kedudukannya pada saat gelembung udara pertama
keluar dari ujung filter holder. Volume udara yang tersisa dalam spuit (V)
harus lebih kecil dari bilangan tercantum dalam tabel.
Tabel Hubungan diameter membrane ukuran pori dan volume udara sisa
pada uji tekanan titik gelembung dengan menggunakan spuit injeksi 5 ml
Diameter (mm) Ukuran pori (m) Volume (ml)
13 0,2 0,8
25 0,2
0,45
1,2
0,7
1,0
2,3
Top Related