KATARAK SENILISMarlin Yulianti
Anatomi Mata
Anamnesis
• Adakah gangguan atau kerusakan pengelihatan?• Adakah mata perih?• Adakah mata merah?• Adakah pengelihatan ganda?• Apakah gejala mengenai salah satu mata atau kedua mata?• Apakah onsetnya mendadak atau berangsur-angsur?• Adakah gejala penyerta (nyeri bola mata, nyeri kepala, sekret,
dsb)?• Adakah riwayat masalah pengelihatan sebelumnya?
Anamnesis
• Adakah riwayat hipertensi?• Adakah riwayat penyakit neurologis?• Pernahkah pasien menjalani terapi mata tertentu (mis; laser)?• Adakah riwayat obat yang memungkin kan penyebab gejala
gangguan pengelihatan atau pemakaian obat untuk obati penyakit mata (mis; tetes mata untuk glaukoma)?
• Adakah riwayat masalah pengelihatan turunan dalam keluarga?
• Adakah riwayat gejala gangguan mata dalam keluarga (mis; penularan konjungtivitis infektif)?
Pemeriksaan
• Fisika. Pemeriksaan visus (Tajam pengelihatan)b. Pemeriksaan refraksi sederhanac. Memeriksa organ mata secara sistematis.d. Funduskopi e. Pemeriksaan lapang pandang dengan tes konfrontasif. Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan visus (Tajam pengelihatan)
• Menentukan visus tiap mata:• Optotip Snellen : 6/50 6/6• Menghitung jari : 1/60 6/60• Gerakan tangan : 1/300• Pemeriksaan proyeksi cahaya dari segala arah (atas, bawah, nasal,
temporal).• Membedakan terang gelap 1/~• Pemeriksaan proyeksi cahaya bertujuan menilai fungsi retina.
Contoh: bila arah atas tidak dapat membedakan terang gelap. Misal 1/300/ 1/~ proyeksi atas (-)
Pemeriksaan refraksi sederhana
Tentukan jarak antara pupil mata kanan dan kiri (PD):• Pegang penggaris didepan kedua mata.• Sinar senter diarhkan ke tengah-tengah antara kedua mata
pasien. Perhatikan reflex cahaya pada kornea mata.• Ukur jarak antara kedua reflex tersebut dalam mm, maka
didapat PD untuk jarak dekat. Tambah 2mm untuk PD jauh.
Memeriksa organ mata secara sistematis
• Bentuk posisi dan gerak bola mata, alis, bulu mata dan kelopak mata atas dan bawah. Area lakrimalis konjungtiva bulbi. Melihat kelopak mata untuk menilai konjungtiva tarsalis.
• Sistem optik mata1. Sinari kornea2. Bilik mata depan (BMD) dan iris3. Pupil 4. Lensa
Funduskopi
Sebaiknya dilakukan di ruangan relatif gelap. Bila mata kanan yang akan diperiksa, pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, oftalmoskop dipegang dengan tangan kanan, pemeriksaan dengan mata kanan. Bila mata kiri akan diperiksa, pemeriksaan dari sebelah kiri dengan mata kiri.Pertama kali perhatikan reflek fundus melalui oftalmoskop dilihat lewat pupil pada jarak pemeriksaan 30cm.
• Bila media refraksi jernih: reflek fundus berwarna merah kekuningan pada seluruh lingkaran pupil.
• Bila media refraksi keruh(kornea, lensa, badan kaca): terlihat adanya bercak hitam didepan latar belakang yang merah kekuningan.
Pemeriksaan lapang pandang dengan tes konfrontasi
• Pemeriksa dan pasien berhadapan kurang lebih 60cm.• Bila mata kiri yang akan diperiksa, mata kanan pasien ditutup• Mata kiri pasien berhadapan/ berpandangan dengan mata
kanan pemeriksa.• Gerakan jari/benda dari segala arah, dari luar kedalam.• Catat bila ada bagian lapang pandang, yang masih terlihat
oleh pemeriksa, tetapi tidak oleh pasien.• Ulangi dengan cara yang sama pada mata kanan.
Pemeriksaan tambahan
• Pemeriksaan anel : menyuntikan cairan garam fisiologin melalui pungtum lakrimalis dengan jarum bengkok yang tumpul.
• Bila cairan masuk ke dalam hidung/tenggorokan disebut anel+. Berarti saluran lakrimal berfungsi baik. Bila tidak berarti ada sumbatan saluran lakrimal (anel -)
• Pemeriksaan buta warna mempergunakan buku ishihara. Ditetapkan buta warna total atau sebagian.
Penunjang
• Pemeriksaan gula darah sewaktu• Pemeriksaan gula darah puasa• Pemeriksaan gula darah post prandial• Tes toleransi glukosa : kontrol DM• Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi
sistemik / infeksi• EKG, kolesterol serum, lipid
Differential Diagnosis
Retinopati Diabetika>> Gejala: Pandangan kabur, Floaters (benda yang melayang-layang pada penglihatan)
>> Tanda Retinopati DiabetikDengan pemeriksaan funduskopi didapatkan:
• Mikroaneurisma• Edema makula• Perdarahan retina• Neovaskularisasi• Proliferasi jaringan fibrosis retina
Katarak Senilis Mature• Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. • Terjadi kekeruhan seluruh lensa. • Tekanan cairan di dalam lensa sudah dalam keadaan
seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa akan menjadi normal kembali.
• Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi normal, bilik mata depan normal, sudut bilik mata depan terbuka normal, uji bayangan iris negatif.
• Tajam penglihatan sangat menurun dan dapat hanya tinggal proyeksi sinar positif.
Katarak Senilis Hipermature
• Terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam dalam korteks lensa (katarak Morgagni).
• Pada stadium ini jadi juga degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa ataupun korteks yang cair keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan.
• Pada stadium matur akan terlihat lensa yang lebih kecil daripada normal, yang akan mengakibatkan iris tremulans, dan bilik mata depan terbuka.
• Pada uji bayangan iris terlihat positif walaupun seluruh lensa telah keruh sehingga stadium ini disebut uji bayangan iris pseudopositif.
• Akibat bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan timbul reaksi jaringan uvea berupa uveitis.
• Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata sehingga timbul glaukoma fakolitik.
Working Diagnosis
Katarak berasal dari yunani katarrhakies, inggris cataract, dan latin cataracta yang
berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti
tertutup air terjun. Katarak adalah kekeruhan lensa yang mengarah kepada penurunan
ketajaman visual dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien.
Senilis Imature
sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Volume lensa bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan degeneratif lensa. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder
Katarak Diabetika
Katarak diabetika merupakan perubahan lensa subkapsular progresif, bilateral, pada pasien dengan diabetes mellitus yang tidak terkontrol.
Faktor resiko:-presbiopia lebih cepat,-penurunan kemampuan akomodasi,-perubahan refraksi transien (biasanya miopia)
Epidemologi
Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, biasanya akibat proses degenatif. Pada penelitian yang dilakukan di amerika serikat didapatkan adanya 10% orang menderita katarak, dan prevalensi ini meningkat sampai 50% pada mereka yang berusia 65-75 tahun dan meningkat lagi sekitar 70% pada usia 75 tahun. Katarak congenital, katarak traumatic dan katarak jenis jenis lain lebih jarang ditemukan .
Klasifikasi
Katarak dapat terjadi sebagai akibat dari penuaan atau sekunder oleh faktor herediter, trauma, inflamasi, metabolisme atau kelainan nuntrisi, atau radiasi. Tiga jenis umum katarak
adalah nuleus, cortical, dan posterior subcapsular.
Stadium
Katarak ini dibagai ke dalam 4 stadium, yaitu: • Katarak insipien • Katarak imatur • Katarak matur • Katarak hipermatur
Insipiens Immatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagai Seluruh Massif
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulns
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test (-) (+) (-) (+/-)
Visus (+) < << <<<
Penyulit (-) Glaucoma (-) Uveitus + glaukoma
Katarak berdasarkan waktunya:
• Katarak senilis dengan penyakit sistemikmellitus - Galaktosemia - Isufisiensi ginjal - Wilson disease
• Katarak sekunder dan komplikasiKatarak dengan retinitis pigmentosa - Katarak dengan heterokromia - Dll
Berdasarkan lokasi, katarak senilis dapat dibagi menjadi :
• Nuclear sclerosis, merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna biru.
• Kortical, terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior.
EtiologiFaktor keturunan.– Cacat bawaan sejak lahir.– Masalah kesehatan, misalnya diabetes.– Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.– gangguan metabolisme seperti Diabetus Melitus– gangguan pertumbuhan,– Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu
yang cukup lama.– Rokok dan Alkohol– Operasi mata sebelumnya.– Trauma atau kecelakaan pada mata.– Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
Patofisiologi Perubahan lensa pada usia lanjut:
Kapsul: # Menebal dan kurang elastic (1/4 diabnding anak)
# Mulai presbiopia# Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
# Terlihat bahan granular
Epitel – makin tipis: # Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
# Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
Serat lensa Lebih irregular
Pada korteks jelas kerusakan serat selBrown sclerotic nucleus Korteks tidak berwarna
Katarak pada usia lanjut terjadi melalui dua proses, yaitu :
– Penumpukan protein di lensa mata– Perubahan warna pada lensa mata yang terjadi
perlahan-lahan seiring dengan pertambahan usia
Gejala Klinis• Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien
dengan katarak senilis. • Silau, Keluhan ini termasuk seluruh spectrum dari penurunan sensitivitas
kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga silau ketika endekat ke lampu pada malam hari.
• Perubahan miopik, Progesifitas katarak sering meningkatkan kekuatan dioptrik lensa yang menimbulkan myopia derajat sedang hingga berat. Sebagai akibatnya, pasien presbiop melaporkan peningkatan penglihatan dekat mereka dan kurang membutuhkan kaca mata baca, keadaan ini disebut dengan second sight.
• Diplopia monocular. Kadang-kadang, perubahan nuclear yang terkonsentrasi pada bagian dalam lapisan lensa, menghasilkan area refraktil pada bagian tengah dari lensa, yang sering memberikan gambaran terbaik pada reflek merah dengan retinoskopi atau ophtalmoskopi langsung.
• Noda, berkabut pada lapangan pandang. • Ukuran kaca mata sering berubah.
Penatalaksanaan• Medika
Sampai sekarang belum ditemukan pengobatan katarak dalam bentuk tablet, salf, tetes mata, dan gizi tertentu untuk mencegah perkembangan katarak. Beberapa agen yang mungkin dapat memperlambatkan katarak adalah penurun kadar sorbitol, penurunan aspirin, antioksidan vitamin C dan E.
• Non medikaKatarak senilis penanganannya harus dilakukan pembedahan atau operasi. Tindakan ini dilakukan bila telah ada indikasi bedah pada katarak senil, seperti katarak telah mengganggu pekerjaan sehari-hari walapun katarak belum matur, katarak matur, karena apabila telah menjadi hipermatur akan menimbulkan penyulit (uveitis atau glaukoma) dan katarak telah telah menimbulkan penyulit seperti katarak intumesen yang menimbulkan glaukoma.
Preventif
Pada saat ini dijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan:• Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan
meningkatnya radikal bebas dalam tubuh, sehingga resiko katarak akan bertambah.
• Atur makanan sehat, makan yang banyak buah dan sayur• Lindungi mata dari sinar matahari, karena sina UV
mengakibatkan katarak pada mata.• Jaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit
lainnya.
Komplikasi
Komplikasi dari pembedahan katarak antara lain:• Ruptur kapsul posterior• Glaukoma• Uveitis• Endoftalmitis• Perdarahan suprakorodial• Prolaps iris
Prognosis
Prognosis fungsi vital ditentukan oleh ada tidaknya dan berat ringannya komplikasi yang terjadi. Pada pasien ini, derajat penyakitnya masih ringan dan belum ada komplikasi sehingga prognosisnya baik. Kebanyakan kasus katarak berespon baik dengan adanya diagnosis awal yang cepat dan pengobatan yang tepat. Prognosis pada mata diperkirakan baik karena pada katarak umumnya hanya mengalami gangguan hanya pada lensanya.