TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
LAPORAN KELUARGA BINAAN
TUBERCULOSIS PARU
Disusun Oleh :
Baiq Indah Kusumawaty
H1A 004 007
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
PUSKESMAS NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT
2013
KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
I. DATA KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
Tanggal 10-02-2013 diisi oleh
Nama: Baiq Indah Kusumawaty NIM : H1A004007
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada
Data pasien keluarga Binaan
Pasien Keterangan
Nama Amaq Sonem Suami ny, Riadah
Umur / tgl. Lahir 50 tahun /
Alamat Karang Duntal, Desa Gerimak
Indah, Kecamatan Narmada,
Lombok Barat
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status perkawinan Menikah
Telah diobati sebelumnya
OAT
Alergi obat -
II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga . Amaq Sonem. Amaq
sonem merupakan suami dari ny. Riadah Keluarga inti dari amaq sonem terdiri dari istri dan
anak. Amaq sonem tinggal bersama dengan keluarganya dalam satu rumah di wilayah Dusun
Karang Duntal, Desa Gerimak Indah, Kecamatan Narmada, Lombok Barat sejak tahun 2000.
Dalam keluarga binaan ini terdapat tiga orang anggota keluarga. Berikut ini adalah identitas
anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama yang tinggal serumah dengan
amaq sonem.
Data Anggota Keluarga:
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Ny.Riadah Istri amaq sonem
Umur 25 Tahun
Alamat Dusun Karang Duntal, Desa Gerimak
Indah, Kecamatan Narmada, Lombok
Barat
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Buruh tani
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. Nia Anak amaq sonem
Umur 4 tahun
Alamat Dusun Karang Duntal, Desa Gerimak
Indah, Kecamatan Narmada,
Lombok Barat
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status Belum Menikah
Kelurga amaq sonem secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga /
ikhtisar keluarga sebagai berikut:
A.SonemI.Surni I.Tini riadah
Surni
Martini
Tiniati
Karsiman
Kardiansah
Riadi
Nia
Keterangan:
Perempuan
Laki-Laki
Meninggal
Keluarga Binaan
Ikhtisar Keluarga amaq sonem :
III. DATA STATUS KESEHATAN KELURGA
Status Kesehatan dalam laporan ini dinilai berdasarkan Berat Badan (BB), Tinggi
Badan (TB), Tekanan Darah (TD), Frekuensi Nadi (N), Respirasi (RR) dan Suhu (T). Data
kesehatan awal, diambil saat pertemuan pertama dengan masing-masing anggota keluarga
binaan.
IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
a. Anamnesis
Keluhan Utama:
Batuk
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh batuk sejak 1 bulan yang lalu, batuk berdahak, dahak kadang bercampur
dengan bercak darah, pasien juga mengeluh badan lemas, sering berkeringat dimalam hari,
berat badan menurun di keluhkan oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami keluhan yang sama beberapa bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga
Aspek Pemeriksaansuami
Aq. S, 50th
Ibu
Ny.R, 25th
Anak
An.N, 4 th
BB 50 kg 45 kg 13,5 kg
TB 169 cm 154 cm 82 cm
TD 120/80 110/80 -
N 80x/mnt 84x/mnt 104x/mnt
RR 18x/mnt 20x/mnt 30x/mnt
T 36,8 36,6 36,7
Ada anggota anggota keluarga lain yang mengalami keluhan yang serupa saat ini. Riwayat
asma disangkal, dan penyakit lainnya dalam keluarga disangkal.
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah diterapi sebelumnya
Riwayat sosial
Pasien merupakan seorang perokok aktif,pasien mengaku merokok sejak 30 tahun yang
lalu, rata-rata merokok 8-10 batang sehari menggunakan rokok pilitan, akan tetapi setelah
mengeluh batuk bercampur darah pasien mengaku sudah tidak merokok lagi
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum & tanda-tanda vital :
Kesan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmhg
HR : 80 x/mnt
RR : 18 x/menit
Tax : 36,5 ºC
Status Generalis
Kepala : kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-),
Rambut : normal
Mata :Konjungtiva : anemis (-/-), ikterus (-/-)
Telinga : bentuk normal, nyeri tekan (-/-), serumen (-/-)
Hidung : Bentuk normal, nyeri tekan (-/-), perdarahan (-), sekret (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thoraks :
o Inspeksi : kelainan bentuk (-), pergerakan dinding dada simetris, retraksi
dinding dada (-)
o Auskultasi : Pulmo: bronkovesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki(-/-)
Cor: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
o Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-)
o Auskultasi :Peristaltik usus : normal
o Palpasi : Hepar: tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
o Perkusi : suara timpani
Anggota Gerak :
Kelainan bentuk : (-)
Edema : (-)
Akral hangat : + +
+ +
Uro-genital : tidak dievaluasi
Vertebrae : Kelainan yang ada : (-); tanda-tanda fraktur : (-)
c. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan BTA
d. Diagnosis Kerja
Tuberculosis
e. Terapi
OAT
f . Prognosis Pasien
Dubia ad Bonam
g . Konseling
Konseling yang diberikan pada pasien:
- Pasien diterapi dengan OAT selama 6 bulan, karna dari hasil pemeriksaan, pasien +
TB
- Pasien teratur mengkonsusmsi OAT dan harus ada yang mengawasi pasien minum
obat.
- Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat
- Pada saat bersin, pasien hendaknya menutup muluk atau menggunakan masker
agar tidak menularkan kepada anggota keluarga yang lain
- agar tidak berludah sembarangan karna itu dapat menjadi sumber penularankan
- Agar setiap harinya ventilasi rumah dibuka, dimaksudkan supaya cahaya matahari
bisa masuk sehingga ruangan tidak menjadi lembab
V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN
BUDAYA KELUARGA
V.1. Keadaan Lingkungan
Keluarga amaq sonem tinggal di Dusun Karang duntal Desa Gerimak Indah,
Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat sejak tahun 2000. Tempat tinggal
tersebut merupakan rumah yang di tempati oleh pasien sejak lahir. Luas bangunan ±
3x4m, yang terdiri dari 1 kamar tidur, dan teras. Rumah pasien ini beratap genteng,
tidak ada flavon, dan dinding terbuat dari semen. Terdapat 1 pintu pada bagian depan
rumah, tanpa ada jendela, Rumah ini berlantai semen. Untuk keperluan tidur, pasien
dan keluarga tidak memakai kasur, pasien beserta istri dan anaknya tidur
menggunakan tikar. Dapur terletak di samping rumah. Keluarga pasien memasak
dengan menggunakan kayu bakar,
Rumah pasien tidak memiliki kamar mandi, untuk keperluan mandi, mencuci
dan buang air, pasien dan keluarga pasien kadang-kadang melakukannya di sumur
depan rumah pasien maupun selokan yang berada di belakang rumah pasien.
Terkadang BAB juga dilakukan di selokan yang terdapat di timur rumah pasien.
Untuk kebutuhan minum sehari-hari keluarga pasien mengambil air bersih dari
sumur di depan rumahnnya. Air tersebut kadang langsung dikonsumsi dan kadang
juga dimasak terlebih dahulu. Untuk lingkungan luar rumah pasien, jarak rumah
pasien dengan rumah tetangga tetangga cukup dekat ±1 m, bahkan berdempet pada
rumah tetangga di depan rumah pasien.
Rumah amaq sonem tidak mempunyai halaman, rumah dipisahkan dengan
tetangga oleh sebuah jalan setapak yang kecil selebar ±2 meter. Sebelah timur rumah
Amaq Sonem adalah rumah tetangga dengan jarak ±3 meter. Batas sebelah barat
rumahnya adalah rumah tetangga yang berdempetan dengan rumah pasien, Dibagian
depan rumah berbatasan dengan rumah tetangga yang dipisahkan oleh jalan setapak
yang kecil selebar ±2 meter Di depan rumah Amaq Sonem adalah dapur dan tempat
mandi serta mencuci
Keluarga Amaq Sonem mengatakan untuk kebutuhan air bersih sehari-hari
menggunakan air yang diambil dari sumur di yang ada di depan rumahnya. Air
Rumah tetangga
Rumah pasien
Rumah tetangga
Dapur pasien
Tempat mandi/ sumur
Rumah tetangga
Rumah tetangga
tersebut digunakan sebagai air minum, air untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari
lainnya.
Untuk pengelolaan sampah, keluarga pasien biasanya membuangnya di tempat
pembuangan sampah diluar rumah yang berjarak ±4 meter dari rumah pasien, tepat di
samping bagian depan rumah pasien.
Berikut adalah denah secara skematis rumah keluarga amaq sonem:
Skema Denah Rumah Pasien:
Dokumentasi hasilpenelusuran kasus
Kamar tidur pasien
Teras rumah
Dapur
Kandang ayam dan kandang burung
Kandang ayam dan tempat mandi,mencuci
V.2. Sosial Ekonomi
Penghasilan dalam keluarga Amaq Sonem diperoleh dari istrinya yang bekerja
sebagai buruh tani, sedangkan amaq sonem sendiri tidak bekerja. Penghasilan perhari
keluarga ini tidak menentu, istri pasien mengatakan rata-rata penghasilan yang
didapatkannya adalah Rp.15.000 - Rp.30.000 perhari.
VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN
VI.1. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama terhadap
keluarga binaan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam keluarga Amaq
Sonem tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan
dalam tabel sebagai berikut
No. Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Kemungkinan Penyebab
Masalah Kesehatan
Keterangan
1. Amaq Sonem TB Kurangnya pengetahuan tanda
dan gejala TB
Kurangnya pengetahuan
pasien mengenai PHBS,
seperti:
- Kebiasaan berludah
sembarangan akan
menjadi sumber
penularan
- Pasien kurang
memperhatikan keadaan
lingkungan sekitar.
- Kurang mengerti syarat
rumah sehat
Masalah
diketahui saat
kunjungan
pasien ke
Puskesmas dan
saat kunjungan
rumah
2. Istri Susp.TB Batuk lama
Kurangnya ventilasi di dalam
rumah.
Tidur menggunakan alas tikar
Kondisi rumah dengan
pencahayaan yang kurang
menyebabkan rumah menjadi
lembab
Asap kayu bakar dari dapur
yang masuk ke dalam rumah
Masalah
diidentifikasi
saat kunjungan
pertama ke
rumah pasien
3 Nia ISPA Kurangnya ventilasi di dalam
rumah.
Tidur menggunakan kasur
tipis di lantai dengan
beralaskan tikar
Kondisi rumah dengan
pencahayaan yang kurang
menyebabkan rumah menjadi
lembab
Asap kayu bakar dari dapur
yang masuk ke dalam rumah
Masalah
diidentifikasi
saat kunjungan
pertama ke
rumah pasien
Dari tabel di atas, saat kunjungan rumah pertama diperoleh data masalah kesehatan
yang dialami oleh Amaq Sonem dan anggota keluarga tersebut. Semua anggota keluarga
masih memilki masalah kesehatan. Melalui wawancara, dapat diketahui beberapa penyebab
masalah yang dianggap menjadi kemungkinan penyebab masalah dalam keluarga tersebut.
Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan yang
dialami oleh semua anggota keluarga Amaq Sonem tersebut di atas terkait dengan determinan
kesehatan yang ada yaitu aspek biologis/genetik, lingkungan, aspek perilaku/gaya hidup, dan
aspek pelayanan kesehatan. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pasien (amaq sonem) à TBC
Berdasarkan determinan kesehatan, Amaq Sonem memiliki masalah kesehatan yang
terutama terkait pada perilaku, aspek lingkungan
2. istri (Riadah) àsusp TB
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama
disebabkan oleh aspek perilaku dan lingkungan.
3. Nia (anak)à ISPA
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama disebabkan
oleh aspek perilaku dan lingkungan.
Masalah kesehatan yang pertama kali diidentifikasi berasal dari Amaq Sonem dengan
keluhan Batuk lama . Dari kunjungan tersebut, pembina mulai mengidentifikasi masalah
kesehatan anggota keluarga lainnya, yang diperoleh melalui kunjungan ke rumah pasien pada
tanggal 10 februari 2013. Dari kunjungan rumah pertama mulai diperoleh masalah kesehatan
masing-masing anggota keluarga dan memperkirakan rencana upaya intervensi yang akan
dilakukan.
VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan
No.Anggota
Keluarga
Masalah Kesehatan
Anggota Keluarga
Rencana Upaya
IntervensiKet
1. Amaq
Sonem
Batuk lama
(TBC)
Menjelaskan mengenai penyakit
TBC, faktor resiko, dan
pencegahannya.
Penyuluhan mengenai PHBS
kepada keluarga:
- Menyarankan untuk menutup
mulut bila bersin atau batuk .
- Menyarankan untuk tidak
berludah pada sembarang
tempat.
- Memberikan informasi
mengenai pentingnya
ventilasi di dalam rumah.
Penyuluhan tentang cara
mencegah penularan.
- Menyarankan untuk rutin
memeriksakan kesehatan.
2. Ny. Riadah Susp TB Menjelaskan mengenai penyakit
TB, faktor resiko, dan
pencegahannya
Penyuluhan mengenai Pola
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Menyarankan agar membuka
pintu dipagi hari agar terjadi
pertukaran udara dirumah
tersebut
3. Nia ISPA Menjelaskan pada orang tua
mengenai penyakit ISPA, faktor
resiko dan pencegahan
Menyarankan agar membuka
pintu dipagi hari agar terjadi
pertukaran udara dirumah
tersebut
Menyarankan kepada orang tua
untuk tidak terlalu sering
melakukan kontak langsung
dengan pasien.
BIOLOGIS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
DIABETESMELITUS
Usia Dan ImunitasUsia 69 tahun termasuk usia dengan resiko penyakit infeksi (virus, bakteri) yang besar karena imunitas pada usia lanjut makin rendah.
Jenis KelaminLaki-laki lebih beresiko untuk menderita TB daripada perempuan
VI.3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga
Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Amaq Sonem bila terdapat
anggota keluarga yang sakit adalah mencari pengobatan. Selama ini menurut amaq sonem (,
masalah kesehatan sehari-hari dalam keluarga juga kadang-kadang diatasi dengan membeli
obat yang dijual di warung atau dengan berobat ke perawat yang berada di dusun tempat
tinggal pasien. Namun jika keluarga merasa sakitnya tidak membaik, maka keluarga akan
berobat ke puskesmas.
VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
VII.1. Kerangka Konsep Masalah Pasien
VII.2. Diagnostik Holistik
Aspek Personal
Pasien mengeluh batuk sejak 1 bulan yang lalu, batuk berdahak, dahak kadang bercampur
dengan bercak darah, pasien juga mengeluh badan lemas, sering berkeringat dimalam hari,
berat badan menurun di keluhkan oleh pasien.
Aspek Klinik
Tuberculosis
Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan seorang perokok aktif sehingga pasien termasuk dalam faktor resiko
yang rentan untuk mengalami penyakit terutama penyakit paru-paru. Hal ini disebabkan
karena asap yang ditimbulkan oleh rokok akan menyebabkan menurunkan fungsi kerja
paru-paru.
Aspek Psikososial Keluarga
Kurangnya pengetahuan menganai tuberculosis faktor resiko dan pencegahannya.
Kurangnya mengenai rumah sehat, dan prilaku hidup bersih dan sehat.
VII.3. Rencana Penatalaksanaan Pasien
No.
Kegiatan Rencana intervensi Sasaran WaktuHasil yang diharapkan
1. Aspek personal Evaluasi: Keluhan, harapan, dan
kekhawatiran pasienIntervensi: Edukasi kepada pasien
mengenai TB, bagaimana gejalanya, penularannya, dan pengobatannya serta bahaya yang di timbulkan
Memberikan informasi tentang rumah sehat
Pasien dan keluarga pasien
1 minggu
2. Aspek klinik
tuberculosis Evaluasi:- Pemantauan perbaikan
kondisi klinis pasien- Keteraturan dalam
mengkonsumsi obat TBC
- Keteraturan dalam pemberian obat
Pasien dan keluarga
Perbaikan kondisi klinis pasien
teratur dan disiplin dalam pemberian obat pasien
Dapat mencegah komplikasi
Dilakukan kontrol
- Pemantauan keteraturan mengkonsumsi obat
Terapi: Non Farmakologis:
- Menghindarkan dari faktor resiko
- Menjaga kebersihan lingkungan
Farmakologis :OAT Menjelaskan tentang
TBC,bagaimana penularannya, apa bahayanya bila tidak diobati serta cara pencegahannya
Pentingnya terapi non farmakologi
kesehatan secara teratur
3. Aspek resiko internal
Edukasi: Mengenai keadaan
kesehatan pasien Pentingnya
menghindarkan faktor resiko
Aspek perilaku pasien keluarga serta aspek lingkungan memiliki peranan penting terhadap terjadinya penyakit
Pasien dan keluarga
I minggu
Pasien dan keluarga dapat mengerti bahwa merokok merupakan faktor resiko yang rentan menyebabkan terjadinya TBC
4. Aspek psikososial
Kurangnya pengetahuan mengenai TBC.
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat, dan prilaku hidup bersih dan sehat
Edukasi:- Mengenai TBC, faktor
resiko TBC, pencegahan serta tatalaksana dan bahaya TBC
- Edukasi mengenai pentingnya PHBS
Pasien dan keluarga
1 minggu
Pasien dan keluarga pasien mengerti dan mampu memahami mengenai TBC
Pasien dan keluarga pasien dapat menerapkan PHBS di rumah
Pada pasien ini yang bertindak sebagai PMO adalah Riadi,anak laki-lakipasien dari
pernikahan keduanya, PMO memiliki fungsi untuk mengawasi pasien dalammengkonsumsi
OAT, agar pasien teratur dan disiplin mengkonsumsi OAT.Pada kasus ini,PMO sudah cukup
baik dalam melakukan tugasnya, selalu mengawasi dan mengingatkan pasien untuk
meminum obat dan kapan harus kembali ke puskesmas untuk memeriksakan diri serta
mendapat tambahan obat.
VII.4. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien
Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana SelanjutnyaKunjungan pertama(10-02-2013)
Evaluasi: Apa saja keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status
kesehatan keluarga secara umum Melakukan evaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien,
keteraturan meminum obat yang diberikan, bagaimanaPHBS keluarga pasien, serta faktor resiko terjadinya TBC pada pasien
Hasil : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, anggota keluarga pasien yang memiliki
masalah kesehatan anak dan istri pasien. Pasien meminum obat yang telah diberikan oleh pihak puskesmas Mengenai prilaku hidup bersih dan sehat keluarga pasien :
- Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai di balik pintu kamar.
- Keluarga pasien jarang membuka pintu setiap pagi untuk sirkulasi udara dan jarang membersihkan rumahnya.
- Keluarga masih tidak mencuci tangan pakai sabun.- Dapur ibu pasien terletak diluar rumah dan masih menggunakantungku
sebagai alat masak Keluarga pasien masih belum mengetahui mengenai penyakit TBC, faktor
resiko, pencegahan, dan mengenali tanda bahaya penyakit tersebut.
Kunjungan kedua(17-02-2013)
Evaluasi: Kondisi klinis pasien Evaluasi dari intervensi sebelumnya
Hasil: Kondisi pasien membaik, keluhan batuk berkurang Pasien sudah habis meminum obat yang telah diberikan.
Evaluasi PHBS :- Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai
dibalik pintu kamar .- Keluarga pasien jarang membersihkan rumahnya.- Keluarga pasien sudah membuka pintu rumah setiap pagi hari
Intervensi:Melakukan edukasi mengenai : Kedisiplinan minum obat Menghindarkan kontak langsung dengan anggot keluarga yang lain Edukasi tentang pemanfaatan dan pentingnya ventilasi rumah
Kunjungan ketiga(22-02-2013)
Evaluasi: Pasien sudah tidak batuk lagi Pasien mengkonsumsi obat dengan teratur Istri pasien masih mengeluh batuk.Evaluasi PHBS : Keluarga pasien telah meletakan pakaian dengan tertata rapi, dilipat, dan
diletakan kedalam keranjang pakaian Rumah sudah di bersihkan dan lebih tertata rapi di bandingkan saat kunjungan
pertama dan kedua
Kunjungan keempat(25-102-2013)
Evaluasi: Kondisi kesehatan anggota keluarga Mengevaluasi hasil intervensi yang dilakukan pada kunjungan-kunjungan
sebelumnya
Hasil : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit, dan tidak ada keluhan
lagi Anggota keluarga tetap menjalankan edukasi yang telah di berikan.
Edukasi:Menganjurkan ke pasien dan keluarga agar tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat seperti yang telah diedukasikan selama beberpa minggu belakngan ini.
VII.5. Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama
Aspek Personal
Pasien mengeluh batuk sejak 1 bulan yang lalu, batuk berdahak, dahak kadang bercampur
dengan bercak darah, pasien juga mengeluh badan lemas, sering berkeringat dimalam hari,
berat badan menurun di keluhkan oleh pasien.
Aspek Klinik
Tuberculosis
Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan seorang perokok aktif sehingga pasien termasuk dalam faktor resiko
yang rentan untuk mengalami penyakit terutama penyakit paru-paru. Hal ini disebabkan
karena asap yang ditimbulkan oleh rokok akan menyebabkan menurunkan fungsi kerja
paru-paru.
Aspek Psikososial Keluarga
Kurangnya pengetahuan menganai tuberculosis faktor resiko dan pencegahannya.
Kurangnya mengenai rumah sehat, dan prilaku hidup bersih dan sehat.
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan pembina.
Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan anggota keluarga lainnya.
Kesadaran keluarga untuk hidup lebih sehat
Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:
Kondisi sosio-ekonomi yang kurang mendukung.
Kondisi lingkungan rumah pasien yang tidak memiliki ventilasi, lingkungan pemukiman yang
merupakan pemukiman padat penduduk
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:
Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang PHBS.
Edukasi untuk selalu selalu disiplin mengkonsumsi obat sampai waktu terapi selesai guna
menghindari putus berobat
Edukasi untuk melakukan pemeriksaan anggota keluarga lain yang memiliki faktor resiko.