PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
iLAPORAN PENDAHULUAN
Buku Laporan Pendahuluan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai
Kecamatan Ngapa ini merupakan tahap awal pelaporan dari rangkaian proses
pekerjaan penyusunan ”Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai Kecamatan
Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara”, Tahun Anggaran 2015.
Urgensi dari Laporan Pendahuluan ini adalah agar semua pihak yang
terkait mempunyai persepsi yang sama terhadap substansi kegiatan ini,
utamanya mengenai lingkup materi serta hasil akhir (Output) kegiatan.
Atas dasar kepentingan tersebut di atas maka dalam Laporan
Pendahuluan ini akan diuraikan mengenai Latar Belakang, Pendekatan
Metodologi, Tinjauan Kebijakan Kabupaten Kolaka Utara dan Mekanisme
Kerja serta Hasil kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai Kecamatan
Ngapa.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini.
Lapai , Mei 2015
Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Kolaka Utara
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
iiLAPORAN PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR .................................................................... iDAFTAR ISI .............................................................................. iiDAFTAR TABEL ......................................................................... ivDAFTAR GAMBAR ....................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................
1.1. LATAR BELAKANG ..................................................... I - 11.2. MAKSUD DAN TUJUAN ................................................. I - 31.3. MANFAAT................................................................ I - 4
1.4. RUANG LINGKUP........................................................ I - 41.5. HASIL /OUTPUT ........................................................ I - 6
BAB 2 PENDEKATAN DAN METODOLOGI
2.1 UMUM.................................................................... II- 12.2 PENDEKATAN GIS....................................................... II- 2
A. DATA SPASIAL........................................................... II- 3B. SISTEM KOORDINAT .................................................... II- 5C. SUMBER DATA SPASIAL ................................................ II- 6
D. KOMPONEN GIS ......................................................... II- 7E. SUMBER-SUMBER DATA GIS ........................................... II- 8
2.3 KARTOGRAFI DAN PEMETAAN ........................................ II- 9A. DEFINISI ................................................................. II- 9B. JENIS JENIS PETA....................................................... II-11
C. MANFAAT PETA ......................................................... II-13D. SIMBOL-SIMBOL PETA .................................................. II-15E. PENGGUNAAN INFORMASI PETA ...................................... II-16
2.4 PETA DIGITAL........................................................... II-232.5 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN........................... II-25
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
iiiLAPORAN PENDAHULUAN
A. PERSIAPAN .............................................................. II-25B. PEMBUATAN PETA DASAR DIGITAL ................................... II-25
C. PENGUMPULAN DATA .................................................. II-29D. PENGOLAHAN DATA PRIMER .......................................... II-29E. PEMBUATAN SISTEM.................................................... II-31
F. GIS DALAM PENATAAN KAWASAN .................................... II-32G. PENYUSUNAN LAPORAN ............................................... II-34
BAB 3 TINJAUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
3.1 TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNANKABUPATEN KOLAKA UTARA.......................................... III- 1
A. TUJUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA ............ III- 1B. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA ...... III- 1
C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA.. III- 1D. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA III- 8
BAB 4 MEKANISME KERJA DAN RENCANA HASIL PEKERJAAN
4.1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................. IV- 1
4.2 LAYANAN KEAHLIAN ................................................... IV- 2A. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN............................. IV- 2
B. PERSONIL (TENAGA AHLI & TANGGUNG JAWABNYA).............. IV- 34.3 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI ................................. IV- 34.4 HASIL PEKERJAAN...................................................... IV- 7
A. LAPORAN PENDAHULUAN ............................................. IV- 7B. LAPORAN AKHIR ........................................................ IV- 7C. ALBUM PETA ............................................................ IV- 7
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
ivLAPORAN PENDAHULUAN
Tabel 2.1 Perbedaaan Fungsi Umum dan Appropriate function
pada raster dan vector ............................................. II - 31
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ................................... IV - 2
Tabel 4.2 Tenaga Ahli .......................................................... IV - 3
Tabel 4.3 Jadwal Penugasan................................................... IV - 6
Gambar 2.1 Data Vektor ....................................................... II - 4Gambar 2.2 Data Raster ....................................................... II - 4
Gambar 2.3 Skema Pembuatan Digital 1 .................................... II - 28
Gambar 2.4 Skema Pembuatan Digital 2 .................................... II - 28
Gambar 2.5 Pembuatan Peta Berbasis Digital Melalui Interpretasi Citra II - 30
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan..................... IV - 2
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
I-1LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai Kecamatan Ngapa
merupakan sarana komunikasi yang sangat efektif untuk
mengetahui/memahami batas-batas administrasi kawasan perkotaan,
penggunaan lahan kawasan perkotaan, sebaran prasarana dan sarana
perkotaan Lapai di Kecamatan Ngapa Kabupaten Kolaka Utara.
Sejalan dengan hal itu, kemampuan daerah dalam menyiapkan
data-data yang berkenaan dengan pembangunan mutlak untuk
ditingkatkan, sebagai pondasi dasar perencanaan pembangunan. Data
akan terasa sangat penting mengingat perencanaan wilayah akan lebih
terarah bila didukung oleh ketersediaan data yang up to date.
Adanya informasi pemetaan, untuk digunakan sebagai salah
satu sumber informasi yang akan memberikan bukti-bukti otentik
tentang batas-batas administrasi kawasan perkotaan, penggunaan lahan
kawasan perkotaan, sebaran prasarana dan sarana perkotaan Lapai di
Kecamatan Ngapa secara umum dalam pelaksanaan pembangunan dan
evaluasi hasil kegiatan kebutuhan dalam pembangunan yang telah
dicapai sehingga memiliki posisi penting untuk mendorong dan
memajukan kelayakan sistem prasarana perkotaan terutama fungsi dan
perannya dalam menjaga keseimbangan lingkungan perkotaan.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
I-2LAPORAN PENDAHULUAN
Kondisi pemetaan Kawasan perkotaan Lapai saat ini masih relative
konvensional dalam menyajikan data dan informasi khususnya yang
terkait dengan pemetaan berbasis gis.
Pemetaan Kawasan perkotaan Lapai merupakan suatu paket
program berbasis Sistem informasi Geografis yang memuat data dan
informasi spasial mengenai batas-batas administrasi kawasan perkotaan,
penggunaan lahan kawasan perkotaan, sebaran prasarana dan sarana
perkotaan Lapai secara lengkap dan terpadu.
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut di atas, diperlukan suatu
sistem informasi data dengan pemanfaatan teknologi informasi yang
tepat, serta didukung oleh tenaga-tenaga perencana dan pelaksana
operasional yang handal. Teknologi Informasi berbasis komputer yang
dimaksud merupakan suatu paket program yang dirancang khusus untuk
penyusunan Pemetaan Kawasan perkotaan Lapai.
Sistem Informasi Geografi merupakan suatu sistem yang dibangun
menjadi aplikasi database yang lengkap tentang batas-batas
administrasi kawasan perkotaan, penggunaan lahan kawasan perkotaan,
sebaran prasarana dan sarana perkotaan Lapai sehingga nantinya
terbentuk dalam suatu paket program berbasis komputer. Data kondisi
pemetaan kondisi aktual yang ada saat ini menjadi bahan referensi
dalam mendukung penyusunan informasi pemetaan Kawasan Perkotaan
Lapai.
Sistem Informasi Geografi tidak hanya menangani peta atau
gambar, tetapi SIG menangani database. Konsep database merupakan
pusat dari SIG dan merupakan perbedaan utama antara SIG dan sistem
drafting sederhana atau sistem pemetaan komputer yang hanya dapat
memproduksi keluaran berupa grafik yang baik.
Dalam rangka mengantisipasi terjadinya perubahan atau
perkembangan data yang sangat cepat, diperlukan suatu sistem
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
I-3LAPORAN PENDAHULUAN
pengembangan dan pemeliharaan database yang telah terbangun.
Idealnya sistem pengembangan dan pemeliharaan database harus
dilakukan secara teratur dan berkesinambungan, sehingga semua bentuk
informasi database yang terbangun dalam sistem ini merupakan data
terkini yang bersifat akurat untuk dijadikan referensi dalam menyikapi
kebijakan-kebijakan pembangunan yang akan dilakukan terutama untuk
memudahkan para penentu kebijakan dalam merumuskan dan menyusun
kerangka perencanaan secara obyektif dan realistis, serta membantu
dalam mengevaluasi berbagai kegiatan pembangunan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Secara umum, maksud dan tujuan dari kegiatan Pemetaan Kawasan
Perkotaan Lapai Kecamatan Ngapa adalah untuk mengidentifikasi batas-
batas administrasi kawasan perkotaan, penggunaan lahan kawasan
perkotaan, sebaran prasarana dan sarana perkotaan Lapai serta
pemetaan tematik dasar Kawasan Perkotaan Lapai.
Dengan adanya kegiatan ini, out-put yang dihasilkan dapat
memberikan gambaran mengenai kondisi riil kawasan perkotaan Lapai.
Dengan demikian, secara tidak langsung kegiatan ini dapat memberikan
gambaran kepada Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara dalam aspek
pengelolaan perencanaan dan pemanfaatan wilayah perkotaan Lapai
kedepan.
Adapun tujuan Penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai
Kecamatan Ngapa ini secara prinsip adalah :
Menyajikan suatu sistem informasi mengenai Pemetaan Kawasan
Perkotaan Lapai Kecamatan Ngapa secara lengkap, detail, terpadu,
komprehensif, bersifat interaktif dan realistis.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
I-4LAPORAN PENDAHULUAN
Memberikan kemudahan, kecepatan dan akurasi dalam menganalisis
Sistem Informasi Geografis, baik untuk kepentingan evaluasi,
perencanaan, pengendalian dan pemantauan.
Membangun database Kawasan Perkotaan Lapai yang baku (standar) dan
bersifat terbuka, terutama untuk keperluan perencanaan, pemantauan dan
pengembangan.
1.3 MANFAAT
Manfaat penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai
Kecamatan Ngapa sebagai berikut :
1) Memiliki database pemetaan kawasan perkotaan Lapai yang cermat
dan akurat terkait batas-batas administrasi kawasan perkotaan,
penggunaan lahan kawasan perkotaan, sebaran prasarana dan sarana
perkotaan Lapai ;
2) Dapat melakukan monitoring setiap saat;
3) Sebagai basis data spasial yang berbasis GIS secara akurat dan
dokumen terkait dengan kegiatan pemetaan perkotaan Lapai;
4) Dapat melakukan updating bila ada penambahan, pengurangan dan
perubahan.
1.4 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai
Kecamatan Ngapa berupa ;
1) Penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai Kecamatan Ngapa
yang terdiri atas kegiatan-kegiatan meliputi:
Penyediaan Data Digital (Spasial dan Atribut) Kawasan Perkotaan
Lapai yang lengkap yang berbasis Geographic Information System
(vektor) yang memuat informasi data yang lengkap, yang akan
digunakan sebagai acuan dasar dalam pengambilan data Sistem
Informasi Geografi Kawasan Perkotaan Lapai.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
I-5LAPORAN PENDAHULUAN
Survey Data, baik data primer maupun data sekunder atau data
instansional.
Pengolahan Data Lapangan
2) Pembuatan Basis Data, Layout Dan Pencetakan Peta
Pembuatan basis data dimulai dari penetapan informasi spasial yang
akan digunakan, disebut dengan layer data spasial (spatial data
layers). Layer data spasial adalah semua fitur atau unsur dari peta
dan citra yang akan diintegrasikan dalam SIG/GIS.
Setelah layer-layer ditetapkan, tahapan selanjutnya adalah
menentukan atribut yang akan dikaitkan pada fitur disetiap layer.
Misalnya untuk layer penggunaan lahan, atribut yang akan digunakan
sesuai dengan tutupan lahan yang terekam oleh ketersediaan citra
Kawasan Perkotaan Lapai. Penetapanklasifikasi atribut dilakukan
bersamaan dengan pengkodean masing-masing kelas, Data spasial
yang digunakan sebagai masukan dalam penyusunan SIG/GIS berasal
dari berbagai sumber dan dibuat dengan metoda yang berbeda-beda.
Oleh karenanya sebelum data dapat diintegrasikan dalam satu
sistem, koordinatnya harus disesuaikan.
Untuk memudahkan penggunaan basis data spasial yang akan
dihasilkan, maka harus pula disusun sistem penamaan file dan
(sub) direktorinya pada komputer (GIS workstation).
Pembuatan layout untuk pemetaan kawasan perkotaan Lapai
dilakukan melalui perangkat lunak GIS. Sesuai kebutuhan, layout
akan dibuat baik untuk peta yang menggambarkan keseluruhan
wilayah perkotaan Lapai, dengan sekala besar/rinci.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
I-6LAPORAN PENDAHULUAN
1.5 HASIL/ OUT PUT
Hasil dari kegiatan penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai
Kecamatan Ngapa adalah :
1. Laporan Pendahuluan ukuran A4 sebanyak 10 Eksemplar.
2. Laporan Akhir ukuran A4 sebanyak 15 Eksemplar.
3. Album Peta A1 sebanyak 5 eksemplar
4. Back up CD sebanyak 5 keping CD
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-1LAPORAN PENDAHULUAN
2.1. UMUM
SIG mulai dikenal pada awal 1980-an. Sejalan dengan
berkembangnya perangkat komputer, baik perangkat lunak maupun
perangkat keras, SIG berkembang sangat pesat pada era 1990-an.
Menurut Puntodewo, Dewi, dan Taringan (2003:8) Secara harafiah,
SIG dapat diartikan sebagai :
”suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat
lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama
secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki,
memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,
menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis
geografis”
Informasi spasial memakai lokasi, dalam suatu sistem koordinat
tertentu, sebagai dasar referensinya. Karenanya SIG mempunyai
kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik
tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya
memetakan hasilnya. Aplikasi SIG menjawab beberapa pertanyaan
seperti: lokasi, kondisi, trend, pola, dan pemodelan. Kemampuan inilah
yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. Dilihat dari
definisinya, SIG adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai
komponen yang tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Memiliki perangkat
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-2LAPORAN PENDAHULUAN
keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya belum berarti
bahwa kita sudah memiliki SIG apabila data geografis dan sumberdaya
manusia yang mengoperasikannya belum ada. Sebagaimana sistem
komputer pada umumnya, SIG hanyalah sebuah ‘alat’ yang mempunyai
kemampuan khusus. Kemampuan sumberdaya manusia untuk
memformulasikan persoalan dan menganalisa hasil akhir sangat
berperan dalam keberhasilan sistem SIG.
2.2. PENDEKATAN GIS
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS)
yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis
komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau
informasi geografis (Aronoff, 1989).
Secara umum pengertian SIG sebagai berikut :
” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat
lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama
secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki,
memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,
menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis
geografis ”.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data
pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan
akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG
merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis
dan merupakan lokasyang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai
dasar referi ensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa
pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-3LAPORAN PENDAHULUAN
A. DATA SPASIAL
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data
spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki
sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyaI
dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu
informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang
dijelaskan berikut ini :
a) Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik
koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ,
termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi.
b) Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu
lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan
dengannya, contohnya : eksisting tutupan lahan, sebaran fasilitas
dan jenisnya, kelurahan, jaringan jalan dan sebagainya.
Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan
kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan
lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua
format, yaitu :
Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke
dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang
berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes
(merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-4LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 2.1 : Data Vektor
Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan
dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal
ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan
posisi, misalnya pada basisdata batas-batas kadaster. Contoh
penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial
dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah
ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
Data Raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang
dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek
geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut
dengan pixel (picture element).
Gambar 2.2:Data Raster
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-5LAPORAN PENDAHULUAN
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran
pixel-nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran
sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel
pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data
raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang
berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah,
vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari
data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi
grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung
pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada
tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang
dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam
analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file
dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan
dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya
membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi
lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara
matematis.
B. SISTEM KOORDINAT
Informasi lokasi ditentukan berdasarkan sistem koordinat, yang di
antaranya mencakup datum dan proyeksi peta. Datum adalah
kumpulan parameter dan titik kontrol yang hubungan geometriknya
diketahui, baik melalui pengukuran atau penghitungan. Sedangkan
sistem proyeksi peta adalah sistem yang dirancang untuk
merepresentasikan permukaan dari suatu bidang lengkung atau
spheroid (misalnya bumi) pada suatu bidang datar. Proses
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-6LAPORAN PENDAHULUAN
representasi ini menyebabkan distorsi yang perlu diperhitungkan
untuk memperoleh ketelitian beberapa macam properti, seperti
jarak, sudut, atau luasan.
C. SUMBER DATA SPASIAL
Sebagaimana telah kita ketahui, SIG membutuhkan masukan data
yang bersifat spasial maupun deskriptif. Beberapa sumber data
tersebut antara lain adalah :
a) Peta analog (peta topografi, peta tanah, dsb.) Peta analog
adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog
dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai
referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan
sebagainya. Referensi spasial dari peta analog memberikan
koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang
dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format
vektor.
b) Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit,
foto-udara dan sebagainya) Data Pengindraan Jauh dapat
dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena
ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacam-
macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-
masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk
beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan
dalam format raster.
c) Data hasil pengukuran lapangan. Contoh data hasil pengukuran
lapang adalah data batas-batas rencana badan jalan, batas
administrasi, batas bidang tanah, batas kepemilikan lahan, batas
persil dan sebagainya yang dihasilkan berdasarkan teknik
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-7LAPORAN PENDAHULUAN
perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan
sumber data atribut.
d) Data GPS. Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam
menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin
tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya
direpresentasikan dalam format vektor.
D. KOMPONEN GIS
Secara garis besar GIS terdiri dari 5 komponen yang saling terkait
antara satu komponen dan komponen lainnya. Komponen-komponen
tersebut haruslah tersedia kalau kita ingin membangun GIS. Kelima
komponen tersebut adalah:
a. Hardware
Hardware terdiri dari sistem komputer dan perangkat lain seperti
printer, plotter, scanner dan lain-lain yang diperlukan untuk
mengoperasikan GIS mulai dari input, proses dan output.
b. Software
Software menyediakan fungsi dan tools untuk menyimpan,
menganalisa, dan menampilkan informasi geografis. Disamping
software komersial seperti ArcGIS, MapInfo dan lainnya. GIS dapat
mengintegrasikan data geografis dengan sumber data lain yang
tersimpan dalam DBMS. Integrasi data spasial dan tabular dalam yang
tersimpan dalam DBMS adalah salah satu kemampuan utama dalam
GIS.
c. Sumberdaya Manusia
Teknologi GIS akan mengalami kendala tanpa adanya sumberdaya
manusia yang dapat mengelola sistem ini dan mengembangkan
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-8LAPORAN PENDAHULUAN
perencanaan untuk menggunakan GIS dalam mengatasi permasalahan
yang sebenarnya. Tingkat pemakaian GIS terdiri dari beragam
spesifikasi mulai dari user yang menggunakan GIS untuk membantu
tugas sehari-hari sampai dengan programmer yang mendesain GIS
untuk aplikasi tertentu.
d. Metode atau Prosedur
GIS bisa dioperasikan dengan baik bila ada rencana implementasi
yang telah dirancang dengan baik beserta aturan mainnya. Seperti
halnya dalam semua organisasi yang berhadapan dengan teknologi,
peralatan baru hanya dapat digunakan secara efektif jika terintegasi
kedalam strategi bisnis dan operasional. Untuk melakukan hal ini
dengan baik, digabungkan dengan penggunaan GIS sebagai tools. GIS
Partisipatif merupakan pendekatan yang mengintegrasikan
pendekatan partisipatif dengan metode dan teknik GIS sebagai suatu
pendekatan baru.
E. SUMBER-SUMBER DATA GIS
Dalam sebuah proyek GIS data memegang perananan penting untuk
memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan bisa berhasil dan sesuai
dengan pencapain yang ditargetkan. Ketersediaan data menjadi
faktor penting, kualitas data serta perbaharuan data menjadi
penentu informasi spatial yang menjadi output. Misalnya pada
pekerjaan penataan ruang, sangat tergantung pada kualitas serta
update data yang dijadikan acuan. Sumber-sumber data GIS dibagi
atas:
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-9LAPORAN PENDAHULUAN
a. Data Spatial Primer
Didapatkan melalui survey primer yang dilakukan dengan
menggunakan GPS dan juga pengukuran manual.
b. Data Spatial Sekunder
Data sekunder bisa didapatkan dari Foto Udara dan Citra Satelit
(ecw, geotiff, img, dll), Digital Elevation Model atau DEM (misalnya
SRTM) serta data dari format lain CAD, MapInfo,dll. Data sekunder ini
bisa berupa imagery (citra/raster) atau vector (polygon, polyline dan
point). Data sekunder bisa juga berasal dari data tabular koordinat
yang mengharuskan adanya proses konversi.
2.3. KARTOGRAFI DAN PEMETAAN
A. DEFINISI
1) Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang
pembuatan peta-peta (International Cartographic Association,
1973). Sedang teknik pembuatan peta terutama adalah berkaitan
dengan pengumpulan, manipulasi/koreksi dan mendesain output
peta (Robinson in Fisher dan Linberg, 1989). Memperhatikan hal
tersebut, batasan mengenai kartografi (Cartography) adalah ilmu
yang mempelajari pembuatan peta dengan segala aspek yang
berkaitan dengan peta, termasuk teknik penggunaan peta, sejarah
pembuatan peta, koleksi, pembuatan katalog dan perawatan peta.
2) Peta adalah suatu representasi/gambaran unsur-unsur atau
kenampakan-kenampakan abstrak objek-objek yang dipilih dari
permukaan bumi, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi,
dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar yang
diperkecil/diskalakan (International Carto-graphic Association,
1973). Dari definisi di atas terdapat tiga hal penting yang harus
dipahami, yaitu:
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-10LAPORAN PENDAHULUAN
a. Adanya penggambaran objek yang terdapat dimuka bumi (melalui
simbolisasi).
b. Adanya proyeksi dari permukaan bumi yang berbentuk tidak datar
kedalam bidang datar
c. objek-objek yang digambarkan diperkecil (dengan skala)
3) Skala adalah perbandingan antara ukuran sesungguhnya dengan
ukuran model. Skala misalnya digunakan dalam peta.
4) Atlas adalah kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku,
tetapi juga ditemukan dalam bentuk multimedia. Atlas dapat
memuat informasi geografi, batas negara, statisik geopolitik, sosial,
agama, serta ekonomi.
5) Peta Dasar adalah peta yang secara umum menyajikan data dan
informasi keruangan berbagai unsur rupa bumi, baik unsur alam
(garis ketinggian, pantai, sungai, danau) maupun buatan (jalan,
perkampungan/pemukiman), vegetasi dan penutupan lahan yang
dibuat secara sistematis dan berkesinambungan berdasarkan pada
datum dan sistem proyeksi tertentu
6) Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan
penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan
menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan
hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor
maupun raster.
7) Vektor dapat merujuk pada: Vektor (spasial), suatu objek yang
didefinisikan dengan besaran dan arah.
8) Raster dalam dunia komputer merupakan format penyimpanan data
dalam bentuk piksel-piksel.
9) Data adalah bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin
yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-11LAPORAN PENDAHULUAN
data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya.
Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu
variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
10) Datum adalah posisi pada sferoida rujukan yang digunakan sebagai
acuan horisontal suatu daerah dan dibatasi oleh : (1) posisi (lintang
dan bujur) salah satu stasiun di daerah itu, dan (2) asimut dari
stasiun tertentu ke stasiun berikutnya.
B. JENIS-JENIS PETA
1) Menurut jenisnya peta dapat dibedakan menjadi :
a. Peta Planimetrik; menyajikan gambar seperti sungai dan tipe
habitat tetapi tidak memperlihatkan relief areal.
b. Peta Topografi; menyajikan dataran dan bentuk lahan dalam bentuk
yang terukur. Peta ini yang paling umum digunakan dalam survey
lapangan.
c. Photomap; reproduksi dari foto udara atau foto mosaic. Biasanya
digunakan untuk melihat suatu areal terbatas secara detail.
d. Foto Satelit; Menyajikan areal yang sangat luas untuk evaluasi
sumberdaya secara regional. Peta ini berguna untuk meng-evaluasi
tipe-tipe habitat, pola penggunaan lahan, monitoring gangguan
terhadap habitat.
2) Menurut skalanya, peta dapat dibedakan menjadi :
a. Peta skala sangat besar (>1:10.000)
b. Peta skala besar (1:10.000 - < 1:100.000)
c. Peta skala sedang (1:100.000 - < 1:1.000.000)
d. Peta skala kecil (≥1 : 1.000.000)
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-12LAPORAN PENDAHULUAN
3) Menurut Isinya, peta dapat dapat dibedakan menjadi :
a. Peta hidrografi: memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan
dasar laut serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi
pelayaran.
b. Peta geologi: memuat informasi tentang keadaan geologis suatu
daerah, bahan-bahan pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya
juga menyajikan unsur peta topografi.
c. Peta kadaster: memuat informasi tentang kepemilikan tanah
beserta batas-batasnya.
d. Peta irigasi: memuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu
wilayah.
e. Peta jalan: memuat informasi tentang jaringan jalan pada suatu
wilayah
f. Peta Kota: memuat informasi tentang jaringan transportasi,
drainase, sarana kota dan lainnya.
g. Peta Relief: memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan
kondisinya.
h. Peta Teknis: memuat informasi umum tentang keadaan permukaan
bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk
pekerjaan perencanaan teknis skala 1 : 10 000 atau lebih besar.
i. Peta Topografi: memuat informasi umum tentang keadaan
permukaan bumi beserta informasi ketinggiannya menggunakan garis
kontur. Peta topografi juga disebut sebagai peta dasar.
j. Peta Geografi: memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat
berwarna dengan skala lebih kecil dari 1 : 100 000.
4) Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan, terdiri dari:
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-13LAPORAN PENDAHULUAN
a. Peta dasar, digunakan untuk membuat peta turunan dan
perencanaan umum maupun pengembangan suatu wilayah. Peta
dasar umumnya menggunakan peta topografi.
b. Peta tematik, dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan
memuat tema-tema tertentu, seperti peta administrasi, peta
kelerengan, peta penggunaan lahan, peta sebaran prasarana dan
sarana perkotaan, peta jaringan drainase, peta jaringan listrik dan
lain sebagainya.
C. MANFAAT PETA
1) Alat bantu untuk mengetahui gambaran kawasan yang akan disurvei
atau diteliti
2) Membantu menentukan lokasi-lokasi yang mungkin akan ditempatkan
petak percobaan, lokasi penelitian, rute jalan, base camp dan lain-
lain.
3) Membantu untuk menuju lokasi/letak tempat-tempat (petak contoh,
lokasi penelitian) yang akan dituju.
4) Sebagai alat untuk memasukan data yang dijumpai di lapangan.
Untuk data-data yang terkait dengan keruangan, seperti lokasi
temuan spesies, lokasi kawasan yang terganggu (bekas kebakaran,
longsor, areal illegal logging, perambahan) sangat membantu apabila
datanya langsung dimasukan kedalam peta.
5) Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian atau survei.
Namun demikian manfaat peta hanya akan ada artinya apabila
pengguna peta memahami makna gambar yang terdapat dalam peta.
Untuk memudahkan membaca dan memahami peta, maka aneka
ragam informasi peta pada skala tertentu disajikan dengan cara-cara
berikut :
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-14LAPORAN PENDAHULUAN
a. Simbol-simbol dan warna dalam peta
Peta digambarkan dalam bentuk simbol-simbol yang umumnya sudah
baku, seperti sungai digambarkan dengan garis dua berisi warna biru,
anak sungai dengan garis berwarna biru, jalan dengan garis merah,
ketinggian dengan titik, gunung dengan tanda ▲ , dan lain
sebainya.Untuk membedakan dan merincikan lebih jauh dari simbol
suatu objek, misalnya laut yang lebih dalam diberi warna lebih
gelap, berbagai kelas jalan diberi warna yang berbeda, dan sungai
berwarna biru. Daftar kumpulan simbol dalam suatu peta disebut
legenda peta.
b. Informasi tepi peta (marginal information)
Informasi tepi adalah merupakan keterangan yang dicantumkan pada
setiap lembar peta agar pengguna peta dengan mudah dapat
memahami isi dan arti dari informasi yang disajikan. Informasi tepi
antara lain memuat :
Judul PetaSkala
Arah Utara
Legenda
Angka Koordinat Geografis
Diagram Lokasi/Peta Situasi
Sumber Data
Pembuat Peta
Kumpulan simbol dan notasi pada suatu peta umumnya disusun
dalam suatu kelompok legenda peta yang selalu disajikan dalam
setiap lembar peta. Unsur legenda peta biasa dibakukan agar
memudahkan pembacaan dan interpretasi oleh berbagai pemakai
dengan berbagai keperluan.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-15LAPORAN PENDAHULUAN
D. SIMBOL-SIMBOL PETA
1) Bentuk dan Kenampakan Geografi
Berdasarkan bentuk atau kenampakan geografi yang diwakilinya,
simbol peta diklasifikasi-kan sebagai berikut :
a. Simbol titik
Kenampakan-kenampakan geografi yang tidak memiliki dimensi
(0 D) seperti titik ketinggian, lokasi kota, pelabuhan, mercusuar,
lokasi tambang, hot spot, dan lain-lain, dinyatakan dengan
simbol titik.
b. Simbol garis
Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi satu (1D)
seperti jalan, jalan kereta api, jalur penerbangan, sungai, arah
angin, dan lain-lain, dinyatakan dengan simbol garis.
c. Simbol area
Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi dua (2D)
seperti areal HPH, perkebunan, wilayah administrasi, dll,
dinyatakan dengan simbol area.
2) Wujud Peta
Berdasarkan wujudnya, simbol peta dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Simbol piktorial
Simbol piktorial yaitu suatu simbol yang dalam kenampakan
wujudnya ada kemiripan dengan wujud unsur yang diwakili.
b. Simbol geometrik
Simbol geometrik yaitu: simbol yang dalam wujudnya tidak ada
kemiripan dengan unsur yang digambarkan.
c. Simbol Huruf
Simbol huruf yaitu simbol yang dalam wujudnya berbentuk huruf
atau angka, biasanya diambil dari hurufnpertama dan atau kedua
dari nama unsur yang digambarkan. Simbolisasi dapat merupakan
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-16LAPORAN PENDAHULUAN
gabungan dari bentuk, wujud, text, dan warna. Hubungan antar
simbol berdasarkan bentuk dengan berdasarkan wujud.
3) Komposisi Peta
Komposisi peta adalah cara menempatkan informasi lain (informasi
tepi) di samping peta itu sendiri. Informasi tepi tersebut antara lain
berupa :
a. Judul Peta
Judul peta dibuat secara singkat dan jelas serta sesuai dengan
tema peta. Antara isi peta dan judul harus ada hubungan yang
jelas, terutama unsur-unsur yang disajikan.
b. Skala peta
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang
di peta dengan jarak horisontal kedua titik tersebut di
permukaan bumi (dengan satuan ukuran yang sama).Peta tanpa
skala akan kurang berarti atau bahkan tidak berguna. Skala peta
menunjukan ketelitian dan kelengkapan informasi yang tersaji
dalam peta. Peta skala besar (angka penyebutnya kecil) lebih
teliti dan lengkap dibandingkan peta skala kecil (angka penyebut
besar).
E. PENGGUNAAN INFORMASI PETA
Dengan memahami simbol-simbol dalam peta dan ditambah informasi
tepi peta, maka beberapa informasi yang dapat dikemukakan
diantaranya adalah :
1) Jarak
Jarak merupakan garis terpendek antara dua titik. Sebenarnya jarak
ini dapat berarti horizontal maupun vertikal, namun bagian ini hanya
akan membahas jarak horizontal, sedangkan jarak vertikal akan
dibahas pada bagian kontur.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-17LAPORAN PENDAHULUAN
Dengan bantuan peta yang diketahui skalanya, jarak antara dua titik
di permukaan bumi dapat diperkirakan dengan jalan mengukur
panjang jarak dua titik yang dicari jaraknya dengan menggunakan
penggaris, kemudian hasilnya dikalikan dengan skala. Contoh :
Misalnya jarak A B adalah 5 cm, maka jarak datar di lapangannya
adalah : 5 cm X 50.000 = 250.000 cm = 2,5 km
Untuk memperkirakan panjang garis yang tidak teratur, misalnya
panjang batas kawasan hutan, panjang sungai, panjang jalan dan
panjang garis pantai dapat dilakukan dengan menggunakan curve
meter atau planimeter digital. Pengukuran panjang garis dengan
menggunakan planimeter digital, dapat langsung menghasilkan angka
panjang dengan memasukan nilai skala dari peta yang dikur
panjangnya, dan satuan outputnya sudah langsung dapat disesuaikan.
2) Arah
Dengan menggunakan satu titik tertentu (yang sudah kita ketahui
letaknya) kita dapat menentukan arah titik lain.
a. Sudut arah (bearing)
Sudut arah diukur dengan garis pangkal utara atau selatan
terhadap arah timur atau barat, dengan nilai sudut antara 0º– 90º
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-18LAPORAN PENDAHULUAN
b. Azimuth
Arah diukur mulai dari utara searah jarum jam, dengan besar
sudut antar 0° - 360°
3) Letak
Penentuan suatu titik, letak atau posisi suatu objek di peta dapat
didasarkan atas beberapa cara, yaitu :
a. Berdasarkan koordinat geografis (lintang dan bujur).
b. Berdasarkan jarak dan arah
Menentukan letak titik dengan cara ini, dilakukan dengan
menggunakan suatu titik yang tentu (P) dan dengan garis lurus
yang tentu pula (PQ), maka letak suatu titik (A) tersebut
ditentukan dengan jarak titik itu dari titik yang tentu tadi (P)
dan dengan sudut yang dibuat oleh PA dan PQ (sudut α). Sudut α
adalah sudut jurusan yang dimulai dari arah Utara dan berputar
dengan jalannya jarum jam, sehingga sudut jurusan yang
bersangkutan dapat mempunyai semua harga dari 0º - 360º.
Notasi untuk menyatakan letak titik tersebut dinyatakan dengan
A (d,α).
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-19LAPORAN PENDAHULUAN
QA
D
c. Berdasarkan jarak dan jarak
Lokasi suatu titik ditentukan berdasarkan jarak dan jarak dari
titik tertentu yang dianggap titik O (0,0). Penentuan lokasi
dengan jarak dan jarak, ini lebih mudah jika dilakukan pada peta
topografi dengan sistem proyeksi UTM.
Pada titik tertentu O tersebut seolah merupakan perpotongan
dari dua garis yang saling tegak lurus. Garis yang mendatar
dinamakan absis atau sumbu X dan garis yang tegak lurus
dinamakan ordinat atau sumbu Y, sedangkan titik O yang
merupakan titik porong dua sumbu dinamakan titik asal O.
Berdasarkan gambar di bawah ini, maka letak titik T adalah
(500m,500m) dari titik O.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-20LAPORAN PENDAHULUAN
d. Berdasarkan arah dan arah
Dasar penentuan letak lokasi suatu titik adalah dengan
mengikatkan titik tersebut kepada dua buah titik lain yang sudah
diketahui letaknya, misalnya titik P pada gambar di bawah ini
ditentukan berdasarkan dua puncak bukit dengan mengukur
azimuth titik P dengan kedua puncak bukit tersebut.
e. Berdasarkan garis kontur
Untuk beberapa kepentingan, seringkali kita membutuhkan letak
suatu titik dari permukaan laut. Dengan peta topografi yang
dilengkapi dengan garis kontur, maka tinggi titik tersebut dapat
diperkirakan dengan bantuan garis kontur tersebut.
4) Luas
Suatu kawasan dalam peta digambarkan dalam bentuk polygon. Pada
umumnya kawasan- kawasan tersebut berbentuk tidak teratur,
sehingga untuk menentukan luasan kawasan tersebut diperlukan
pendekatan-pendekatan tertentu. Cara yang paling umum dan
mudah dilakukan adalah dengan grid, yaitu dengan bantuan kotak-
kotak bujur sangkar. Untuk melaksanakan pengukuran ini bisa
dilakukan dengan cara membuat kotak-kotak bujur sangkar pada
lembaran peta atau dengan bantuan kertas milimeter blok transfaran
yang dioverlay di atas peta tersebut.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-21LAPORAN PENDAHULUAN
D: iabaikanDihitung
Dari overlay tersebut kemudian dihitung bujur sangkar yang utuh di
dalam areal polygon. Bujur sangkar yang tidak utuh apabila kurang
dari setengah kotak diabaikan dan apabila lebih dari setengah kotak
dihitung 1 kotak. Jumlah kotak yang diperoleh, misal N, maka ;
Luas kawasan tersebut = N X 1 cm2 X penyebut sekala
Disarankan untuk menggunakan kertas milimeter transparan, karena
didalamnya terdapat kotak-kotak 1 mm2 , sehingga sangat
membantu dalam memutuskan kotak yang tidak penuh untuk
dihitung atau tidak, disamping mempercepat penghitungan (tidak
perlu menggaris).
Cara yang paling cepat dan mudah adalah dengan bantuan
planimeter, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur luasan
polygon yang tidak teratur pada bidang datar. Terdapat dua macam
planimeter, yaitu manual dan digital. Pengukuran luas dengan
planimeter digital memungkinkan untuk dilakukan pilihan dalam
beberapa satuan, seperti m2, ha, dan lain-lain.
5) Ketinggian dan Kemiringan Lereng
Ketinggian pada peta pada umumnya direpresentasikan oleh titik
tinggi dan kontur, sedangkan kemiringan lereng merupakan
representasi dari perbedaan tinggi dan jarak antara dua titik.
a. Ketinggian (altitude)
Perubahan besar dalam komposisi jenis terjadi bersamaan
dengan adanya peralihan dari habitat dataran rendah ke habitat
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-22LAPORAN PENDAHULUAN
pegunungan. Semakin tinggi letaknya, komposisi jenis dan
struktur hutan berubah menjadi terbatas. Demikian juga halnya
pengaruh perubahan terhadap suhu udara dimana setiap
kenaikan 100 meter mengakibatkan penurunan suhu 1 ºC.
Demikian besarnya pengaruh ketinggian suatu kawasan, maka
ketinggian merupakan salah satu parameter yang sangat penting
untuk diketahui.
b. Kontur
Garis kontur adalah garis dalam peta yang meghubungkan
ketinggian yang sama. Garis-garis ini biasanya digambarkan
dengan menghubungkan ketinggian yang diketahui di lapangan,
yang disebut titik tinggi (Spot heights).
Perbedaan tinggi diantara garis kontur disebut interval kontur
(Interval contour) yang nilainya tetap untuk peta yang berbeda.
Dalam peta, interval kontur umumnya dinyatakan dalam meter
namun ada juga dalam feet.
6) Kondisi Kawasan
Bagi para perencana sebelum melakukan pengambilan data ke lokasi,
sangatlah penting untuk mencari dan mengumpulkan data awal lokasi
target sebanyak mungkin namun tetap terkait dengan tujuan survey
ataupun penelitian. Selain informasi dasar seperti sungai, jalan
kontur, perkampungan, titik tinggi dan lain-lain, peta juga
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-23LAPORAN PENDAHULUAN
menyajikan informasi pokok sesuai dengan thema dan keperluannya.
Peta-peta tema menyajikan berbagai informasi seperti peta tanah,
peta iklim, peta hidrologi, penutupan vegetasi, perkembangan tata
batas,lokasi-lokasi perambahan, illegal logging, pertambangan,
penggunaan kawasan, type ekosistem, status pengelolaan dan lain
sebagainya.
Informasi yang dapat disajikan dalam setiap peta tema sangat
terbatas, sehingga informasi sebagaimana disebutkan di atas
terekam pada beberapa lembar peta. Untuk menghimpun berbagai
informasi yang dibutuhkan tersebut biasanya dilakakukan teknik
overlay. Dengan teknik sederhana ini berbagai data dari beberapa
peta dapat disatukan dan dianalisa sesuai dengan kepentingannya.
Dengan menghimpun berbagai informasi tersebut seorang surveyor
atau peneliti akan dapat membayangkan kondisi kawasan. Namun
demikian dalam menggunakan informasi peta sangat penting untuk
memperhatikan pembuat dan waktu pembuatan, agar informasi yang
digunakan benar- benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan.
2.4. PETA DIGITAL
Peta digital adalah peta yang data grafis, data tekstual dan segala
atributnya tersimpan dalam bentuk softcopy (file) pada komputer. Peta
ini dihasilkan dari proses digitasi dengan menggunakan meja digitizer
ataupun onscreen digitasi dari hasil scan sebuah peta. Dalam pembuatan
peta digital ini diperlukan perangkat-perangkat keras seperti komputer
beserta kelengkapannya, dan perangkat lunak baik perangkat lunak
untuk sekedar membuat peta digital seperti Autocad ataupun perangkat
lunak untuk tujuan analisis yang biasa disebut sistem informasi geografis
seperti ArcGIS, ArcView, Mapinfo, Geomedia dll. Jenis peta ini mulai
dikembangkan pada era 80-an sejalan dengan berkembangnya teknologi
komputer dan perangkat lunak untuk penggambaran dengan bantuan
komputer (Computer Assisted Drawing/CAD) serta perangkat lunak SIG
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-24LAPORAN PENDAHULUAN
itu sendiri.
Fungsi SIG seringkali diasumsikan hanya untuk pembuatan peta
digital, sebenarnya SIG berfungsi lebih daripada pembuatan peta digital.
Pengelompokan data atau klasifikasi data, pencarian data, penrhitungan
secara statistik untuk jumlah penduduk pada kawasan tertentu dapat
dilakukan oleh SIG. Sementara untuk pembuatan peta digital selain
perangkat lunak SIG seperti ArcGIS, ArcView, Map Info, Geomedia juga
cukup digunakan perangkat lunak lain seperti autocad.
Data yang diperlukan untuk mebentuk SIG terdiri atas data spasial
yang hal ini berupa peta digital, serta data tekstual (atribut,
keterangan, atau angka-angka) yang masing- masing melekat pada data
spasialnya. Data tekstual biasanya tersusun atas sebuah basis data
dalam format tertentu dan masing-masing terhubung (linked) dengan
baik terhadap data spasialnya. Dengan demikian dalam SIG data tekstual
akan memiliki kaitan posisi geografis, demikian pula setiap bagian dari
data grafis peta memiliki informasi tekstual. Lain halnya dengan
perangkat lunak CAD, perangkat ini umumnya hanya dapat menampilkan
data grafis (peta) walupun mampu menampilkan data tekstual tapi satu
sama lain terpisah, tidak saling berkaitan.
Data peta digital umumnya terdiri atas dua jenis data yaitu data
vektor dan raster. Kedua data ini dihasilkan dari proses yang berbeda.
Untuk vektor biasanya dihasilkan melalui proses pengubahan dari
hardcopy atau print out gambar (peta) menjadi bentuk digital dengan
menggunakan alat yang disebut meja digitizer. Yang mana setiap
titik/point dari gambar hasil digitasi tersebut mempunyai koordinat X
dan Y. Sedangkan data raster dapat dihasilkan dari hasil scan sebuah
gambar atau peta dengan menggunakan scaner ataupun hasil dari digital
kamera atau photo udara atau citra satelit yang mana gambar yang
dihasilkan tersusun atas pixel-pixel yang berupa kotak-kotak bujur
sangkar.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-25LAPORAN PENDAHULUAN
2.5. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Metodologi pelaksanaan yang akan digunakan dalam kegiatan
Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai merupakan metodologi konsep
desain yang dianggap sesuai adalah metodologi Sistem Informasi
Geografis, fokus utama metodologi ini ialah data dimana dunia nyata
digambarkan dalam bentuk entitas, atribut data serta hubungan antar
data tersebut. Diagram yang digunakan dalam metodologi ini tersusun
sebagai berikut:
1. Persiapan
2. Pembuatan Peta Dasar Digital
3. Pengumpulan Data
4. Pembuatan Sistem
5. Penyusunan Laporan
A. PERSIAPAN
Pada tahap persiapan survey beberapa hal yang akan dilakukan
konsultan sebagai berikut :
Persiapan administrasi
Pemahaman substansi kegiatan Kawasan Perkotaan Lapai.
Penyiapan peta kerja, formulir dan tabel data yang akan digunakan
Persiapan personil pelaksana
Persiapan alat dan bahan, serta peralatan penunjang lainnya
Perencanaan waktu pelaksanaan pekerjaan.
B. PEMBUATAN PETA DASAR DIGITAL
Untuk membentuk peta digital dengan menggunakan SIG
dibutuhkan masukan data baik yang berbentuk spasial maupun tekstual.
Beberapa sumber data tersebut antara lain adalah:
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-26LAPORAN PENDAHULUAN
a. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dan
sebagainya)
Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya
peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah
mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata
angin dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan
berbagai cara yang akan dibahas pada bab selanjutnya.
Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat
sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang
dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format
vektor.
b. Data dari sistem Penginderaan Jauh (a.l. citra satelit, foto-
udara, dsb.)
Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data
yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala.
Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa
dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima
berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian.
Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
c. Data hasil pengukuran lapangan.
Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas
administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak
pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik
perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan
sumber data atribut.
d. Data GPS.
Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam
menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS
semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini
biasanya direpresentasikan dalam format vektor.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-27LAPORAN PENDAHULUAN
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk memasukkan data
spasial dan tekstual (membuat peta digital) dari sumber-sumber
di atas ke dalam SIG, antara lain : 1) Digitasi, 2) Penggunaan
GPS, dan 3) Konversi dari sistem lain.
Penyediaan peta digital Kawasan Perkotaan Lapai inset lokasi kerja
dengan skala 1 : 5.000, meliputi layer-layer :
Layer Jaringan Jalan
Layer Sungai Utama
Layer Anak Sungai
Layer Batas Administrasi Kecamatan
Layer Batas Administrasi Kelurahan/Desa
Layer Ibukota Kecamatan
Layer Polygon Kecamatan
Layer Polygon Kelurahan/Desa
Layer Penggunaan Lahan
Layer Sebaran Prasarana dan Sarana Perkotaan
Peta digital yang dimaksud adalah peta hasil digitasi citra satelit
resolusi tinggi. Hasil digitasi tersebut nantinya akan memuat informasi
beberapa data-data tekstual maupun data numerik.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-28LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 2.3 :Skema Pembuatan Peta Digital 1
Gambar 2.4 :Skema Pembuatan Peta Digital 2
Layer peta sungaiLayer peta jalan
Layer peta tataguna lahanLayer peta dasar (topografi)
123 Sungai121 Jalan312 Hutan322 Danau331 KP201 Desa203 Sumur
123 Bengawan Solo X3121 Jalan Propinsi ke Medan 32312 Hutan Jati 43322 Danau Toba F2331 Aneka Tambang H6201 Kaliandu d1203 Sumur
Peta LapanganDatabase Grafis
Database Teks( Atribut)
TAG / LINK
Lokasi dan Dimensi Spasial
Lokasi Spasial- Lintang / Bujur- UTM- Lokal
Dimensi Spasial- Titik- Penggal Garis- Poligon (areal)
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-29LAPORAN PENDAHULUAN
C. PENGUMPULAN DATA
Berbagai jenis data yang akan dikumpulkan sebagai data primer
(primary data) maupun data penunjang atau tambahan (secondary
data) dalam pengembangan basis data, dapat ditempuh dengan
melakukan survey data yang meliputi :
Survey Instansional
Yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data
yang ada pada berbagai instansi terkait, seperti Biro Pusat
Statistik (BPS), Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Bappeda,
Kantor Kecamatan Ngapa serta berbagai instansi lain yang
terkait.
Survey Lapangan
Kegiatan Survey lapangan meliputi :
Melakukan pendataan mengenai jumlah kelurahan dan atau
desa Kawasan Perkotaan Ngapa
Melakukan identifikasi Sebaran Prasarana dan Sarana
Perkotaan
Melakukan identifikasi tutupan lahan kawasan perkotaan
Lapai
D. PENGOLAHAN DATA PRIMER
Selama kegiatan survei lapangan berlangsung, semua data hasil
pengamatan dan pengukuran yang telah dikumpulkan setiap
harinya harus segera di olah di basecamp. Pengolahan data lapangan
meliputi:
Proses entri dan digitasi data dari hasil pengukuran dan
pengamatan dari berbagai unsur informasi objek pemetaan.
Proses adjusment hasil entri digitasi dan data tersebut ke dalam
peta dasar digital (master maps) yang telah terdigitasi sebelumnya
dalam komputer.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-30LAPORAN PENDAHULUAN
Melakukan pengklasifikasian hasil entri dan digitasi data untuk
keperluan updating Master File Data Numerik dan Master File
Data Grafis (SIG).
Melakukan pemberkasan data hasil pengukuran dan pengamatan
lapangan dengan cara memeriksa kelengkapan isinya, pengaturan
kembali dan penjilidan.
Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai dapat dibagi dalam dua tahapan,
yang satu dengan lainnya merupakan kegiatan yang tidak
terpisahkan. Kedua tahapan ini adalah tahap kompilasi, termasuk
interpretasi citra satelit dan tahap penyusunan format databasenya.
Gambar 2.5 :Pembuatan Peta Berbasis Digital Melalui Interpretasi Citra
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-31LAPORAN PENDAHULUAN
Fungsi Raster Vector
Umum
Model data sederhana Ruang descrete Koleksi data mudah Mudah diproses Berorientasi sel Aplikasi lingkungan Densitas ‘fiexed’ Tanpa proses topologi
Model data komplex Ruang kontinyu Koleksi data sukar Pemrosesan rumit Orientasi luasan Aplikasi non-fisik Densitas bervariasi Dengan Proses
Topologi
Appropriatefunction
Analisa proximitas Pemodelan dan simulasi Overlay Boolean
Analisis Network Penggambaran
Kartografi Kordinat geometri
Tabel 2.1: Perbedaan Fungsi Umum dan Appropriate function
Pada Data Raster dan vector
E. PEMBUATAN SISTEM
Digitasi peta hasil kompilasi data lapangan (primary data) dan
data pendukung (secondary data) kedalam bentuk master file
basis data grafis.
Entry data-data tekstual hasil kompilasi data lapangan (primary
data) dan data pendukung (secondary data) kedalam master file
basis data numerik.
Editing basis data (grafis & numerik)
Setup basis data (grafis & numerik)
Customize basis data (grafis & numerik)
Integrasi (link system) basis data grafis & numerik
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-32LAPORAN PENDAHULUAN
F. GIS DALAM PENATAAN KAWASAN
a) Memetakan Letak
Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam
beberapa layer dengan setiap layernya merupakan representasi
kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan,
contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer customer
Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan
urutannya. Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti
halnya melakukan query terhadap database, untuk kemudian
dilihat letaknya
b) Memetakan Kuantitas
Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang
berhubungan dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak
atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran
kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat yang sesuai
dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk
pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan
dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih
memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding
database biasa. Sebagai contoh, sebuah perusahaan pengembang
perumahan yang akan menyebarkan brosurnya akan terbantu
dengan mengetahui daerah-daerah mana yang punya banyak
keluarga yang masih banyak membutuhkan perumahan dan
mempunyai pendapatan yang tinggi.
c) Memetakan Kuantitas
Sewaktu orang melihat konsentasi dari penyebaran lokasi dari
feature-feature, di wilayah yang mengandung banyak feature
mungkin akan mendapat kesulitan untuk melihat wilayah mana
yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-33LAPORAN PENDAHULUAN
Peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi kedalam
unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan seragam, misal
membagi dalam kotak-kotak selebar 10 km2, dengan
menggunakan perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas
kerapatan. Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data
yang berjumlah besar seperti sensus atau data statistik daerah.
Dalam data sensus seperti gambar 2 misalnya, sebuah unit sensus
yang mempunyai jumlah keluarga diatas 40 diberi warna hijau,
30-40 hijau muda dan seterusnya. Dengan cara ini orang akan
lebih mudah melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya
tinggi dan mana yang kepadatan penduduknya rendah. Penduduk
dengan kepadatan yang tinggi perlu ditata ulang, dengan
berbagai sarana dan prasarana yang memadai. Sehingga tidak
terjadi kesalah pahaman antara pemerintah dengan penduduk
yang tinggal didaerah yang padat.
Peta ini bisa digunakan untuk pengembang, yaitu membuat
sarana rumah tinggal yang cocok untuk pemukiman padat
penduduk, seperti pembuatan apartemen atau rumah susun.
d) Memetakan Perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, GIS dapat dibuat untuk
peta historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi
keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk
evaluasi kebijaksanaan.
e) Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area
GIS digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan
keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang
ada pada suatu area dan apa yang ada diluar area. Sebagai
contohnya, pada gambar 4 adalah peta perumahan, jalan, sirene
dan lainnya dalam jarak radius 10 km dari laut. Peta ini
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
II-34LAPORAN PENDAHULUAN
digunakan untuk dasar rencana apabila terjadi keadaan darurat
apabila terjadi tsunami. Jadi penduduk atau pengguna
perumahan di villa atau hotel yang ada di pinggir pantai bisa
dengan mudah lari dari terjangan tsunami.
Pada sebuah aplikasi GIS, terdapat beberapa fasilitas yang
merupakan standar untuk melengkapi peta yang tampil di layar
monitor. antara lain : Legenda , Skala, Pan, zoom in / out,
Searching, Pengukuran, Informasi, Link Setiap feature dilengkapi
dengan informasi yang dapat dilihat jika feature tersebut diKlik.
Misal pada suatu GIS jaringan jalan, jika diklik pada suatu ruas
jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan,
perumahan yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang
berhubungan dengan jalan itu. Pada fasilitas Link dan informasi
inilah yang banyak membantu dalam mencari data-data yang
diperlukan.
G. PENYUSUNAN LAPORAN
a) Penyusunan Laporan Pendahuluan
b) Penyusunan Laporan Akhir
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-1PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
3.1. TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA
Pembahasan yang terkait dengan tinjauan kebijakan pembangunan
Kabupaten Kolaka Utara pada uraian berikut ini pada dasarnya memuat
hal-hal yang berhubungan dengan tujuan pembangunan Kabupaten
Kolaka Utara, visi – misi dan strategi pembangunan Kabupaten Kolaka
Utara yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Derah (RPJMD) Kabupaten Kolaka Utara.
A. TUJUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan Kabupaten Kolaka
Utara sesuai dengan yang tercantum di dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kolaka Utara tahun 2006-
2026 adalah “Menjadikan Kolaka Utara sebagai salah satu pintu
gerbang ekonomi di wilayah Sulawesi Tenggara yang memiliki daya
sebar (spread effect) yang tinggi dalam mewujudkan masyarakat yang
sejahtera, adil dan beradab”.
B. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN KOLAKA UTARA
1) Visi
Visi Kabupaten Kolaka Utara adalah “Terwujudnya masyarakat
daerah Kabupaten Kolaka Utara yang damai, demokratis, berkeadilan
sosial, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam bingkai Otonomi
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-2PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
Daerah yang didukung oleh sumber daya manusia daerah yang sehat,
mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,
berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi serta memiliki etos kerja tinggi dan berdisiplin”.
Masyarakat Kolaka Utara Yang Damai, dimaksudkan sebagai suatu
kondisi masyarakat yang mampu menjaga stabilitas daerah yang
tenteram, jauh dari gangguan keamanan yang disebabkan oleh masalah
suku, ras, dan agama (sara), serta masalah politik, sosial, budaya, dan
ekonomi.
Masyarakat Kolaka Utara Yang Demokratis, dimaksudkan bahwa,
dalam pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun kedepan semua proses
pengambilan keputusan didasarkan pada demokrasi Pancasila yang
mengedepankan musyawarah dan mufakat yang dilakukan secara
transparan dan bertanggung jawab. Selain itu demokratis juga
dimaksudkan terjalinnya hubungan yang baik antara eksekutif dan
legislatif serta masyarakat, sehingga roda pembangunan berjalan lancar
sebagaimana yang disepakati oleh para pihak.
Masyarakat Kolaka Utara Yang Berkeadilan Sosial, dimaksudkan
bahwa penyelenggaraan pembangunan dan hasilnya dilakukan dan
dinikmati oleh masyarakat secara merata dan adil sesuai dengan
kontribusi masing-masing masyarakat dalam pembangunan. Pada sisi lain
keadilan sosial juga dimaksudkan bahwa sistem perekonomian yang
diterapkan adalah berpihak kepada yang lemah sehingga terjalin
hubungan yang harmonis antara pelaku ekonomi kuat dan menengah
dengan pelaku ekonomi mikro dan kecil, termasuk didalamnya koperasi
Masyarakat Kolaka Utara Yang Berdaya Saing, dimaksudkan
sebagai kondisi masyarakat yang berkualitas mampu menghasilkan
produk barang dan jasa yang dapat bersaing dalam era transparansi dan
pasar global.
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-3PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
Masyarakat Kolaka Utara Yang Maju, dimaksudkan sebagai kondisi
masyarakat yang mampu mengikuti perkembangan dan perubahan
paradigma pembangunan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta perubahan kebudayaan dan peradaban, tanpa tercabut dari akar
budaya masyarakat Kolaka Utara beradab dan agamais.
Masyarakat Kolaka Utara Yang Sejahtera, dimaksudkan sebagai
kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara
baik, terbebas dari kemiskinan dan pengangguran, bebas
menyelenggarakan aktivitas hidup dan kehidupan yang baik berkaitan
dengan kebutuhan materi maupun kebutuhan rohani.
2) Misi
Dalam upaya mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka misi
pembangunan daerah Kabupaten Kolaka Utara (untuk 5 tahun pertama)
adalah:
a. Mewujudkan sistem politik yang demokratis dalam bingkai otonomi
daerah.
b. Mewujudkan supremasi hukum dan tata kelola pemerintahan oleh
pemerintah yang baik (good goverment governance) yang bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme.
c. Mewujudkan ekonomi yang berkeadilan sosial, berbasis pada
sumberdaya lokal, yang memiliki daya saing tinggi melalui
pendekatan wawasan lingkungan.
d. Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan produksi dan
pendapatan hasil perkebunan dan perdagangan.
e. Mewujudkan kualitas kehidupan beragama dan ketahanan budaya.
f. Mewujudkan kualitas sumberdaya manusia dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
g. Mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal.
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-4PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
Mewujudkan sistem politik yang demokratis dalam bingkai
otonomi daerah adalah upaya membangun sistem pendidikan politik
dan pelaksanaan politik yang maju dan berkembang dalam
mempercepat laju pembangunan di Kabupaten Kolaka Utara melalui
kerja sama yang harmonis antara eksekutif dengan legislatif dalam
menghasilkan produk-produk kebijakan dan aturan yang sesuai dengan
perkembangan kemajuan daerah
Mewujudkan supremasi hukum dan tata kelola pemerintahan
oleh pemerintah yang baik (good goverment governance) yang bebas
dari KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) adalah upaya-upaya yang akan
dilakukan pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan yang
optimal kepada masyarakat secara transparan dan bertanggung jawab
melalui aparat pemerintahan yang profesional, disipilin dan tidak
melakukan KKN.
Mewujudkan ekonomi yang berkeadilan sosial, berbasis pada
sumberdaya lokal, yang memiliki daya saing tinggi melalui pendekatan
wawasan lingkungan adalah upaya optimal yang akan dilakukan
pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran melalui aplikasi
ekonomi kerakyatan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat berupaya
meningkatkan produksi dan produktivitas, namun tetap menjaga
lingkungan agar tetap lestari, sehingga terhindar dari dampak buruk dari
kerusakan lingkungan sebagai akibat dari perkebunan yang tidak tertata
dengan baik.
Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan produksi
dan pendapatan hasil perkebunan dan perdagangan merupakan upaya
pemerintah daerah untuk terus meningkatkan hasil produksi pertanian
khususnya perkebunan dengan jalan mengurangi faktor penghambat
menurunnya produksi perkebunan rakyat dan pendapatan pelaku
ekonomi lokal.
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-5PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
Mewujudkan kualitas kehidupan beragama dan ketahanan
budaya adalah upaya pemerintah untuk terus mengembangkan
pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dan budaya dalam semua
aspek kehidupan masyarakat, sehingga terwujud masyarakat madani
yang tentram dan sejahtera.
Mewujudkan kualitas sumberdaya manusia dalam penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah upaya pemerintah daerah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga pembangunan akan berjalan
dengan baik yang didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas,
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan dilakukan
dengan biaya yang seminimum mungkin yang ditanggung oleh
masyarakat, pemerintah akan secara terus menerus memberikan bantuan
pendidikan terutama bagi masyarakat yang kurang mampu.
Mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal
adalah upaya maksimal yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk
memanfaatkan potensi sumber daya alam di Kolaka Utara, tidak hanya
di sektor perkebunan, tetapi juga di sektor pertanian tanaman pangan,
perikanan, kehutanan, pertambangan dan pariwisata.
C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA
1) Kebijakan Fungsi Pelayanan Umum
a. Meletakkan dan menata pusat pemerintahan (ibukota kabupaten)
pada kawasan strategis;
b. Meningkatkan sarana dan prasarana pemerintahan dan pelayanan
umum masyarakat;
c. Menciptakan keseimbangan dan keselarasan pembangunan antar
wilayah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kolaka Utara;
d. Melaksanakan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good
Government Governance), jujur, bertanggungjawab dan transparan;
e. Meningkatkan disiplin dan etos kerja karyawan;
f. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme aparat pemerintah.
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-6PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
2) Kebijakan Fungsi Ketertiban Dan Ketentraman
a. Membangun prasarana dan sarana penunjang stabilitas keamanan
daerah sesuai standar yang diperlukan;
b. Membangun sistem pertahanan keamanan masyarakat yang kokoh;
c. Menciptakan dan meningkatkan kemampuan ketahanan dan
ketertiban, mengembangkan sistem keamanan dan ketertiban
masyarakat dengan sistem keamanan lingkungan swakarsa dan
pemantapan wawasan kebangsaan.
3) Kebijakan Fungsi Ekonomi
a. Meningkatkan jumlah dan kualitas infrastruktur fisik dan ekonomi
wilayah;
b. Meningkatkan peran pusat dan sub pusat pertumbuhan;
c. Meningkatkan kegiatan ekonomi untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi melalui pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya;
d. Meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi jumlah
penduduk miskin;
e. Menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui pemberdayaan
ekonomi masyarakat, menarik investor dalam menggali potensi
ekonomi daerah, menyiapkan infrastruktur dan suprastruktur
ekonomi serta dukungan sistem regulasi yang kondusif;
f. Meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerah atas kekuatan diri
sendiri dan kemandirian lokal tanpa menghambat masuknya investor
di wilayah Kabupaten Kolaka Utara;
g. Meletakkan fundamen ekonomi yang kokoh agar tidak mudah
tergoyahkan oleh perubahan ekonomi nasional dan internasional;
h. Meningkatkan peran dan kontribusi sektor perkebunan sebagai
leading sector.
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-7PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
4) Kebijakan Fungsi Lingkungan Hidup
a. Meningkatkan rehabilitasi lingkungan yang rusak;
b. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya
lingkungan hidup;
c. Meningkatkan pengawasan terhadap lingkungan.
5) Kebijakan Fungsi Perumahan Dan Fasilitas Umum
a. Meningkatkan daya dukung sanitasi lingkungan dan kawasan
permukiman;
b. Menyiapkan prasarana dan sarana pos dan telekomunikasi;
c. Meningkatkan penyediaan informasi yang valid dan reliabel;
d. Membangun sistem informasi dan komunikasi yang baik, lancar dan
beretika.
6) Kebijakan Fungsi Kesehatan
a. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui penyediaan
sarana dan prasarana kesehatan yang memadai baik tingkat
kecamatan maupun ibukota kabupaten;
b. Meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan;
c. Meningkatkan ketersediaan tenaga medis dan paramedis, dan
memfungsikan klinik-klinik kesehatan di tingkat desa;
d. Meningkatkan penyuluhan kesehatan secara periodik.
7) Kebijakan Fungsi Pariwisata dan Budaya
e. Meningkatkan publikasi pariwisata daerah
a. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung
kepariwisataan;
b. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan ketahanan budaya
yang dilaksanakan melalui pembangunan pada fungsi-fungsi tersebut.
8) Kebijakan Fungsi Pendidikan
a. Meningkatkan sumber daya manusia melalui penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai.
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-8PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
b. Meningkatkan penyiapan dan pengembangan tenaga pendidik yang
berbasis kompetensi;
c. Meningkatkan penyempurnaan kurikulum berorientasi pasar kerja.
9) Kebijakan Fungsi Perlindungan Sosial
d. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan melalui
pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender;
a. Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui
kesadaran politik;
b. Meningkatkan penegakan supremasi hukum secara adil dalam
masyarakat dan mengembangkan sistem politik yang demokratis;
c. Meningkatkan peran serta kepemudaan dan keolah-ragaan serta
peningkatan sarana dan parasana kepemudaan dan keolah-ragaan.
D. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA
Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Kolaka Utara merupakan
penjabaran visi misi, yang akan ditempuh dalam mengimplementasikan
dan mewujudkan visi dan misi kepala daerah. Strategi pembangunan
daerah juga merupakan payung dalam merumuskan kebijakan dasar,
program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada setiap
satuan kerja perangkat daerah.
1) Strategi Pemantapan Stabilitas Bidang Politik, Sosial dan Keamanan
Upaya peningkatan fungsi dan peran lembaga sosial kemasyarakatan
untuk berpartisipasi secara bersama-sama dengan lembaga eksekutif,
legislatif dan yudikatif serta komponen lainnya dalam menciptakan
kondisi stabilitas politik, sosial dan keamanan yang kondusif bagi
pelaksanaan pembangunan. Strategi ini meliputi program :
a. Peningkatan pendidikan politik masyarakat.
b. Peningkatan kemitraan antara eksekutif dan legislatif dalam
menghasilkan produk hukum dan kebijakan pembangunan daerah.
c. Peningkatan sarana dan prasarana sosial.
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-9PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
d. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
e. Peningkatan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
2) Strategi Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia
Strategi peningkatan kualitas sumberdaya manusia dilaksanakan
melalui program :
a. Peningkatan pemberdayaan sumberdaya manusia daerah ditempuh
melalui upaya peningkatan peran serta seluruh komponen
masyarakat yang ada di daerah dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan pembangunan.
b. Peningkatan pemberdayaan gender melalui upaya peningkatan
peranan wanita dalam berbagai bidang pembangunan.
c. Peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat melalui
peningkatan disiplin dan etos kerja aparat sebagai pelayan dan
pengayom masyarakat.
d. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan
kelestarian sumberdaya alam;
e. Mendorong terciptanya perilaku masyarakat yang mencerminkan
masyarakat agamis dan berbudi luhur melalui contoh teladan.
f. Peningkatan daya dukung sarana prasarana pendidikan mulai dari
tingkat pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi
(pembangunan universitas/sekolah tinggi dan akademi).
g. Mendorong terciptanya sumberdaya manusia yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta terampil mengimplementasikannya
melalui pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
h. Memberikan kesempatan seluas-seluasnya kepada semua komponen
masyarakat untuk mengembangkan kualitas pengetahuannya melalui
jaringan pendidikan formal, pelatihan dan magang.
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-10PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
i. Mewujudkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pengawasan program-program pembangunan,
pendidikan antara jenjang jalur dan jenis maupun antar daerah.
j. Meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberian dukungan kepada
guru-guru serta murid yang berprestasi.
3) Strategi Pemberdayaan Sosial-Ekonomi Kerakyatan
Strategi pemberdayaan sosial ekonomi kerakyatan
diimplementasikan melalui program :
a. Pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi yang
berlandaskan sistem ekonomi rakyat yang berkeadilan sosial.
b. Pengembangan sarana dasar perekonomian rakyat seperti jaringan
listrik dan telekomunikasi sehingga dapat menjangkau seluruh
kantong-kantong produksi agribisnis dan pertambangan.
c. Membina dan memfasilitasi kelompok tani dan nelayan untuk
menjamin kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara
petani dan nelayan, pemerintah dan dunia usaha serta
mengembangkan kemitraan dengan asosiasi pemasaran dan
komoditas.
d. Menumbuhkan legalisasi (melalui Perda) penerapan prinsip-prinsip
tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dalam upaya
mengentaskan kemiskinan dan pengangguran guna meningkatkan
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
e. Menghidupkan kelembagaan sosial ekonomi dalam upaya masyarakat
menolong diri sendiri dan memberikan kebebasan kepada masyarakat
untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri.
f. Pelaksanaan secara konsisten dan terencana konsep ekonomi
kerakyatan yang berintikan : community base, community manage,
community oriented, artinya pemberdayaan ekonomi rakyat harus
berdasarkan pada potensi dan keinginan masyarakat, direncanakan
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-11PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
dan dikelola oleh masyarakat untuk kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat.
4) Strategi Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Strategi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
diimplementasikan melalui program :
a. Program peningkatan peran serta masyarakat dengan jalan
menempatkan masyarakat sebagai salah satu komponen dalam
perencanaan, pengelolaan dan pengawasan penyelenggaraan
pembangunan. Hal ini sesuai dengan prinsip pembangunan dari
rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
b. Meningkatkan etos kerja, produksi dan produktivitas masyarakat.
c. Meningkatkan disiplin nasional/daerah.
5) Strategi Peningkatan Supremasi dan Kepatuhan Hukum
Strategi peningkatan supremasi hukum diimplementasikan melalui
program :
a. Peningkatan penyuluhan hukum secara intensif dalam rangka
memberikan kesadaran dan pengetahuan terhadap peraturan
perundangan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
b. Menghidupkan sistem nilai, norma dan adat istiadat dalam
masyarakat untuk mendorong kepatuhan terhadap hukum.
c. Meningkatkan daya dukung lembaga eksekutif dan legislatif dalam
menegakkan hukum dan pemberantasan KKN di semua sektor
pembangunan.
d. Meningkatkan profesionalisme aparat dan transparansi
penyelenggaraan pemerintahan serta mengurangi sekecil mungkin
terjadinya primordialisme dan nepotisme dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan.
e. Mendukung mekanisme peradilan dan praktek peradilan untuk
mewujudkan rasa keadilan dalam masyarakat.
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-12PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
6) Strategi Peningkatan Kemandirian Lokal Dalam Otonomi Daerah
Strategi peningkatan kemandirian lokal diimplementasikan melalui
program :
a. Meningkatkan profesionalisme dan kemampuan manajemen aparat
pemerintahan daerah sesuai dengan kebutuhan guna mendukung
penyelenggaraan Otonomi Daerah dan penciptaan pemerintahan
daerah yang bersih.
b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah yang
menyangkut mekanisme kerja, struktur organisasi, dan peraturan
perundang-undangan guna menjamin pelaksanaan Otonomi Daerah.
c. Meningkatkan kemampuan daerah dalam pengelolaan keuangan
daerah secara profesional, efisien, transparansi dan bertanggung
jawab.
d. Memperkuat lembaga non pemerintah dalam rangka memantapkan
penyelenggaraan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung
jawab, dan meningkatkan kemampuan peranan lembaga-lembaga
non pemerintah.
e. Mempercepat pengembangan daerah dengan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah dengan memperhatikan keunggulan
komparatif dan keunggulan daerah melalui peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap faktor-faktor produksi, peningkatan
kemampuan kelembagaan ekonomi lokal dalam menunjang proses
kegiatan produksi pengolahan dan pemasaran serta menciptakan
iklim yang mendukung bagi investor di daerah yang menjamin
berlangsungnya produktivitas dan kegiatan usaha masyarakat dan
peningkatan penyerapan tenaga kerja.
f. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
g. Peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun
luar negeri dalam rangka peningkatan investasi.
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-13PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
7) Strategi Revitalisasi Pembangunan Perkebunan
Strategi revitalisasi pembangunan perkebunan Kabupaten Kolaka
Utara ini diimplementasikan melalui program :
a. Penguatan dan pemanfaatan teknologi yang modern dan tepat guna
yang berbasis pada masyarakat dengan pola kemitraan dalam
meningkatkan produksi dan pendapatan sub sektor tanaman pangan,
perikanan, peternakan, kehutanan dan perkebunan sehingga sub
sektor perkebunan dapat diandalkan sebagai lokomotif pembangunan
daerah Kabupaten Kolaka Utara.
b. Mengedepankan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat dan
kemitraan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para petani dalam
memanfaatkan teknologi yang modern dan tepat guna melalui
penyuluhan dan pelatihan.
d. Peremajaan perkebunan kakao, cengkeh dan kelapa.
e. Menjamin terwujudnya lingkungan yang lestari.
8) Strategi Peningkatan Kesejahteraan Pegawai dan Pelayanan Kepada Masyarakat
Salah satu prioritas pembangunan di bidang pemerintahan adalah
melalui upaya penyediaan prasarana dan sarana pemerintahan yang
dibarengi dengan peningkatan kualitas aparatur pemerintahan melalui
pendekatan meritokrasi. Strategi meritokrasi diharapkan akan
menimbulkan :
a. Terwujudnya pemerintah dan kepemerintahan yang baik (good
goverment governance).
b. Kapasitas dan jangkauan pelayanan pemerintah kepada masyarakat
menjadi optimal.
c. Stabilitas daerah relatif terjamin.
d. Hubungan kerja antar unit-unit dan antara eksekutif dengan legislatif
semakin harmonis dan lebih dinamis.
e. Meningkatnya kesejahteraan pegawai.
LAPORAN AKHIRDINAS PEKERJAAN UMUMKAB. KOLAKA UTARA
III-14PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI, KEC. NGAPAKABUPATEN KOLAKA UTARA
f. Berkurangnya praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.
9) Strategi Pengembangan Infrastruktur dan Daerah Tertinggal
Program utama yang akan dilaksanakan adalah :
a. Pengembangan ekonomi lokal berupa pertanian dalam arti luas
(perikanan dan kelautan, perkebunan, peternakan, tanaman pangan,
kehutanan), pariwisata dan pertambangan, serta pengembangan
UKMK.
b. Upaya pemberdayaan masyarakat pesisir dan pedalaman yang kurang
mendapat akses terhadap pengembangan ekonomi dan sosial.
c. Pengembangan sarana dan prasarana ekonomi, sosial, keamanan,
politik, serta pencegahan dan rehabilitasi daerah-daerah kritis dan
bencana alam.
Prinsip dasar dalam pelaksanaan strategi ini adalah berorientasi
pada masyarakat (people centered), berdasarkan kebutuhan masyarakat
(social accepted), berdasarkan kearifan lokal (culturally appropriate),
berwawasan lingkungan (environmentally sound), dan tidak diskriminatif
(non discriminative).
Implementasi program dalam strategi pengembangan infrastruktur
dan daerah tertinggal meliputi :
a. Pembangunan infrastruktur fisik, sosial, ekonomi dan pemerintahan.
b. Pengembangan usaha mikro dan usaha menengah.
c. Pengentasan penduduk miskin
d. Penciptaan lapangan kerja melalui perluasan investasi.
e. Pengembangan pusat-pusat dan sub pusat pertumbuhan ekonomi
baru.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
IV-1LAPORAN PENDAHULUAN
4.1 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai berlangsung selama
90 (sembilan puluh) hari kalender. Waktu pelaksanaan tersebut
didasarkan pada estimasi waktu yang dibutuhkan mulai dari tahap
persiapan, pelaksanaan observasi, pengolahan data sampai pada
tahapan pelaporan hasil-hasil kegiatan. Untuk mengefektifkan
pelaksanaan kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai, maka
penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan
Lapai dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
No Jenis Kegiatan
WaktuPelaksanaan
(Bulan)
I II III
1 Persiapan XX
2 Pengadaan Citra & Peta-Peta __XX
3 Digitasi Peta-Peta dan Analisis Citra __XX XXXX
4Penyusunan GIS & Survey Uji Petik Lapang &Informasi Dasar Permukiman XXXX
5 Penulisan Laporan Akhir/Pencetakan peta __XX XXXX XX
6 Penyerahan Laporan __XX
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
IV-2LAPORAN PENDAHULUAN
4.2 LAYANAN KEAHLIAN
A. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Untuk menjalin kelancaran kerja, maka perlu disusun penetapan tim
kerja yang terdiri atas tim tenaga ahli (profesional) dan tenaga
penunjang/pendukung yang dikepalai oleh Team Leader, guna
menghindari terjadinya kevakuman dan overlaping, dan apabila
terjadi gap/kevakuman terhadap suatu jenis kegiatan dikarenakan
tidak adanya kejelasan tugas dan tanggung jawab dari unit kerja
yang harus menangani, maka akan terjadi tindakan menanganinya.
Sebaliknya apabila terjadi overlaping pekerjaan dalam penugasan
yang berakibat pada terbengkalainya pekerjaan maka tugas dan
tanggung jawab diambil alih oleh Team Leader.
Adapun struktur organisasi pelaksana pekerjaan pada penyusunan
Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai dapat dilihat pada diagram
berikut (terlampir).
DINAS PUKAB. KOLAKA UTARA
TEAM LEADER
TENAGA PROFESIONAL (TIM AHLI)
TENAGA PENUNJANG1. Asisten GIS2. Operator Komputer3. Surveyor
Keterangan :Garis Komando
Garis Koordinasi
KONSULTANPENYUSUN
Gambar 4.1:Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
IV-3LAPORAN PENDAHULUAN
B. PERSONIL (TENAGA AHLI & TANGGUNG JAWABNYA)
Tenaga ahli yang dilibatkan akan dibantu oleh beberapa tenaga
penunjang. selanjutnya akan diuraikan secara jelas tugas dan
tanggung jawab tenaga ahli dalam melaksanakan setiap pekerjaan
mengacu kepada jadwal pelaksanaan pekerjaan dalam
menyelesaikan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai.
Tenaga ahli yang dilibatkan oleh konsultan dalam penyusunan
Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai, terdiri dari berbagai disiplin
ilmu yang memiliki kompetensi dan kapabilitas dibidangnya masing-
masing. Adapun rincian tenaga ahli yang dilibatkan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Tenaga AhliTenaga Ahli (Profesional)
No Posisi Penugasan1.2.3.4.
Ketua Tim / Ahli Planologi (Team Leader)Ahli Transportasi dan Prasarana WilayahAhli EkonomiAhli GIS/Kartografi
Untuk melaksanakan pekerjaan penyusunan Pemetaan Kawasan
Perkotaan Lapai, dibutuhkan suatu Tim Konsultan yang bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai
dengan lingkup/cakupan kegiatan dan berdasarkan substansi
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Adapun uraian masing-masing
tugas tim ahli konsultan sebagai berikut :
a. Team Leader (Ahli Perencanaan Kota & Wilayah)
Team Leader adalah minimal sarjana S-1 dibidang perencanaan Kota
dan wilayah (Planologi) dengan pengalaman dibidangnya minimal 5
(lima) tahun dalam menangani proyek-proyek perencanaan kota dan
perencanaan wilayah serta pernah mengerjakan proyek sejenis
dengan tugas sebagai Team Leader.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
IV-4LAPORAN PENDAHULUAN
Team Leader bertugas sebagai koordinator tenaga ahli dan
bertanggung jawab penuh kepada pihak Pengguna Jasa serta
terhadap pelaksanaan pekerjaan dan memberikan arahan teknis
kepada setiap anggota tim untuk melakukan serangkaian pekerjaan
perencanaan sesuai ketentuan dan bidang keahlian masing-masing
tenaga ahli.
Tugas dan tanggung jawab team leader sebagai berikut :
Mengkoordinir tenaga ahli.
Bertanggung jawab penuh terhadap operasional pelaksanaan
pekerjaan dan kepada Pemberi Kerja.
Menyusun jadwal kerja penugasan tenaga ahli sesuai dengan
disiplin ilmu masing-masing.
Memberikan arahan-arahan dan masukan yang bersifat teknis,
mengambil keputusan dan menerima berbagai masukan.
Keterlibatan team leader mulai awal hingga akhir pelaksanaan
pekerjaan.
b. Ahli Transportasi/Prasarana Perkotaan
Ahli transportasi dan prasarana perkotaan adalah seorang sarjana S-
1 di bidang sipil yang berpengalaman di bidangnya, dengan
pengalaman dibidangnya 3 (tiga) tahun dengan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai berikut :
Bekerjasama dengan Team Leader dalam menyusun program
kerja.
Melakukan identifikasi transportasi dan prasarana perkotaan.
Melakukan analisis transportasi dan prasarana perkotaan yang
ada serta prospeknya.
Menganalisis tingkat pertumbuhan transportasi dan prasarana
perkotaan
Senantiasa bekerjasama dalam satu tim yang utuh.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
IV-5LAPORAN PENDAHULUAN
c. Ahli Ekonomi
Ahli ekonomi adalah seorang sarjana S-1 di bidang ekonomi yang
berpengalaman di bidangnya serta mampu membaca situasi
ekonomi makro dan mikro, serta mampu merumuskan program
pembiayaan pembangunan dan alokasi pendanaan pembangunan
serta menganalisis tingkat pendapatan masyarakat dan lapangan
usaha, dengan pengalaman dibidangnya 3 (tiga) tahun dengan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai berikut :
Bekerjasama dengan Team Leader dalam menyusun program
kerja.
Melakukan identifikasi ekonomi masyarakat dan potensi ekonomi
wilayah.
Melakukan analisis ekonomi makro dan ekonomi masyarakat yang
ada serta prospeknya.
Menganalisis tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Senantiasa bekerjasama dalam satu tim yang utuh.
d. Ahli GIS
Ahli GIS adalah seorang sarjana S-1 di bidang
kartografi/geologi/GIS/penginderaan jauh yang berpengalaman di
bidangnya serta mampu menginterprtasikan data-data sekunder
maupun primer, serta mampu melakukan konstruksi database dari
sumber menjadi file digital, dengan pengalaman dibidangnya 3
(tiga) tahun dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:
Bekerjasama dengan Team Leader dalam menyusun program
kerja.
Melakukan identifikasi lapangan serta mengetahui titik-titik
kontrol tanah atau Control Ground point.
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
IV-6LAPORAN PENDAHULUAN
Menginterpretasikan data-data yang masuk dari surveyor untuk
dijadikan acuan pengelolaan GIS
Membuat file digital dari peta, foto udara, tabel, dan sumber
lain dan mengorganisasi file digital dalam GIS database.
Menyusun laporan tentang penganalisaan data-data yang
berhubungan dengan pemetaan.
C. Perincian Pekerjaan Tenaga Sub Profesional (Tenaga Penunjang)
Selain tenaga ahli yang dilibatkan terdapat juga tenaga penunjang yang
bertugas mendampingi tenaga ahli dalam mengerjakan semua
pekerjaan yang bersifat teknis operasional baik di lapangan maupun
pelaksanaan pekerjaan di kantor/studio. Adapun tenaga penunjang
yang dibutuhkan adalah tenaga operasional komputer, dan tenaga
lapangan.
4.3 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Jadwal penugasan personil (tenaga ahli dan tenaga pendukung)
dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang mengacu kepada jadwal
pelaksanaan pekerjaan (Time Schedule) dalam menyelesaikan pekerjaan
penyusunan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai. Adapun jadwal
penugasan yang dimaksud disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Jadwal Penugasan
No Kompetensi PersonilBulan
I II IIIA. Tenaga Ahli (Profesional)
1 Team Leader (Planologi)2 Ahli Transportasi/Prasarana Perkotaan3 Ahli Ekonomi4 Ahli GIS
B. Tenaga Penunjang (Sub-Profesional)1 Asisten GIS2 Tenaga Lapangan/Surveyor3 Op. Computer & CAD
PEMETAAN KAWASAN PERKOTAAN LAPAI KECAMATAN NGAPA, KAB. KOLAKA UTARA
IV-7LAPORAN PENDAHULUAN
4.4 HASIL PEKERJAAN
Kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai, terdiri dari 2 (dua)
dokumen utama, yaitu Laporan Pendahuluan dan Laporan Akhir serta
Album Gambar Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai.
A. Laporan Pendahuluan
Materi dasar Laporan Pendahuluan adalah latar belakang, maksud,
tujuan, manfaat dan ruang lingkup dan hasil atau output.
Pencapaian tujuan pelaksanaan pekerjaan disajikan pendekatan
Sistem Informasi Geografi, kartografi, dan metodologi pelaksanaan
pekerjaan serta mekanisme pelaksanaan pekerjaan terkait jadwal
kegiatan dan penugasan, struktur organisasi pelaksanaan serta
uraian tugas dan tanggung jawab tenaga ahli serta penyajian
laporan kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai.
B. Laporan Akhir
Laporan Akhir dari kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai ini
adalah merupakan hasil penyempurnaan dari laporan sebelumnya,
yang berisikan tentang: Gambaran hasil identifikasi obyek-obyek
yang menjadi sasaran studi, yaitu: luas kawasan, fungsi kawasan dan
berbagai aktifits ruang didalamnya.
Keseluruhan isi Laporan Akhir ini dibuat dalam bentuk dokumen
laporan dan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai. Selain itu data-
data yang diambil dibuat dalam bentuk tabulasi dan diagram serta
peta-peta tematik dan peta dasar (digitasi) Lansat/Iconos dengan
format GIS. Substansi materi yang disajikan dalam Laporan Akhir.
C. Album Peta
Album Peta dari kegiatan Pemetaan Kawasan Perkotaan Lapai terdiri
dari beberapa peta tematik dengan ukuran A1 sebanyak 5
eksemplar.