Laporan Sementara
Praktikum Laboratorium Teknik Kimia II
REAKSI SAPONIFIKASI ETHYL ACETATE (CH3COOC2H5)
dengan SODIUM HYDROXIDE (NaOH) pada REAKTOR CSTR
Disusun oleh:
FEUBY LADY MARIANA (0607134881)
JOKO SULISTYANTO (0607120426)
NYOMAN KURNIAWAN (0607120710)
YULIA FERANITA (0607134453)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Untuk menentukan konstanta laju reaksi pada reaksi saponifikasi ethyl acetate
(CH3COOC2H5) dengan sodium hydroxide (NaOH) pada CSTR(Continuous Stirred Tank
Reactor).
1.2 Dasar Teori
Reaktor tubular terdiri dari pipa silinder dan biasanya dioperasikan untuk keadaan
steady state sebagai CSTR. Kegunaan reaktor ini pada bahan, kita harus
mempertimbangkan sistem aliran tinggi yang acak dan aliran dasar yang mungkin
dicontohkan dari aliran sumbat. Perbedaan lingkaran dalam konsentrasi dan reaktor
adalah untuk menghubungkan reaktor dalam aliran sumbat (PFR).
Dalam reaktor tubular pada gambar 1.1 dibawah ini, reaktan terus menerus
dipakai sebagai reaktan yang alirannya lambat tapi terus mengalir dalam reaktor. Dalam
pengoperasian reaktor tubular, kita mengambil jenis konsentrasi terus-menerus dalam
arah aksial melalui reaktor. Oleh karena itu, aliran reaksi berfungsi sebagai penyedia
seluruh konsentrasi, yang juga akan dihasilkan secara aksial.
Reaktan
Produck
Gambar 1.2.1. Continuous Stirred Tank Reactor(CSTR)
Operasi isotermal Continuous Stirred Tank Reactor pada kondisi ideal memiliki
laju alir tetap sehingga neraca energi yang dibutuhkan diperkirakan pada temperatur
tetap. Panas reaksi sufficient (pertukaran panas antara lingkungan dan reaktor
insuffecient) disebabkan oleh perbedaan antara umpan dan temperatur reaktor.
Reaksi saponifikasi ethyl acetate dengan sodium hydroxide merupakan contoh
reaksi order dua dengan batasan konsentrasi 0 – 0,1 M dan temperatur 20 – 40oC. adapun
reaksinya sebagai berikut:
NaOH + CH3COOC2H5 CH3COONa + C2H5OH
sodium hydroxide ethyl acetate sodium acetate ethyl alcohol
Reaksi ini dapat dilakukan pada CSTR ataupun Tubular sampai kondisi steady
state. Kondisi steady state ini akan bervariasi tergantung pada kondisi reagen, flowrate,
volume reaktor dan temperatur reaksi.
Pengukuran Konduktivitas
Konduktivitas larutan yang bereaksi dalam reaktor tergantung pada tingkat
konversi dan hal ini memberikan suatu metode yang cocok untuk memonitor
perkembangan reaksi. Konsentrasi umpan dapat dihitung sebagai berikut:
Konsentrasi sodium hydroxide dalam umpan campuran:
(1)
Konsentrasi ethyl acetate dalam umpan campuran:
(2)
Jika diberikan waktu tak hingga, reaksi akan berlangsung kontinyu sehingga salah satu
atau kedua reagen tersebut terkonversi sempurna. Sehingga, konsentrasi sodium acetate
dalam reaktor pada waktu tak hingga menjadi:
jika (3)
atau
jika (4)
dan konsentrasi sodium hydroxide dalam reaktor setelah waktu tak hingga:
jika (5)
atau
jika (6)
Hubungan konduktivitas sodium acetate pada waktu tak hingga dengan konsentrasinya
dapat dinyatakan melalui persamaan berikut:
untuk T 294 (7)
dengan cara yang sama, hubungan konduktivitas sodium hydroxide pada waktu tak
hingga dengan konsentrasinya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
untuk T 294 (8)
Konduktivitas larutan setelah waktu tak hingga:
(9)
dan konduktivitas sodium hydroxide dalam umpan campuran:
(10)
konduktivitas awal larutan dapat juga dihitung dengan asumsi bahwa sodium acetate
sama dengan nol:
asumsi c0 = 0 (11)
Perhitungan Faktor Konversi
Dengan perhitungan dari persamaan-persamaan di atas maka harga konsentrasi
sodium hydroxide dalam reaktor pada waktu t (a1) dan konsentrasi sodium acetate pada
waktu t (c1) serta tingkat konversi (Xa dan Xc) untuk masing-masing sampel
konduktivitas yang dilakukan tiap periode waktu selama percobaan dapat dihitung
dengan persamaan-persamaan berikut:
Konsentrasi sodium hydroxide dalam reaktor pada waktu t:
(12)
Dengan cara yang sama, konsentrasi sodium acetate pada waktu t adalah:
untuk c0 = 0 (13)
dimana 1 merupakan konduktivitas pada waktu t. Konversi sodium hydroxide dapat
didefinisikan sebagai jumlah yang bereaksi, yang dinyatakan sebagai persentase jumlah
awal. Jumlah yang sama dapat didefinisikan untuk produksi sodium acetate, sebagai
jumlah yang dihasilkan yang dinyatakan sebagai persentase jumlah total yang diharapkan
setelah waktu tak hingga:
(14)
untuk c0 = 0 (15)
Perhitungan Konstanta Laju
Konstanta laju spesifik (k), dapat dihitung dari konsentrasi sodium hydroxide pada
kondisi steady state dalam reaktor (a1). Neraca massa keseluruhan untuk reaktor dapat
ditulis sebagai:
Laju perubahan dalam reaktor = Input – Output + Akumulasi (16)
Untuk reaktan a dalam reaktor dengan volume V, dapat ditulis:
(17)
Untuk reaktor kontinyu yang beroperasi pada keadaan steady state, laju perubahan dalam
reaktor adalah nol dan volume dapat diasumsikan konstan, sehingga:
(18)
maka
(19)
Perhitungan Waktu Tinggal
Pengaruh tahap perubahan input membuat kita dapat melakukan perhitungan
waktu tinggal rata-rata jika A merupakan konsentrasi dalam tangki pada waktu t setelah
tahap perubahan dan E adalah konsentrasi input, kemudian :
(20)
Dan :
(21)
Maka dapat diplot :
(22)
Terhadap waktu untuk tiap periode waktu selama percobaan, dimana merupakan
konsentrasi sodium hydroxide pada waktu t1 dan adalah konsentrasi awal. Slope
merupakan rata-rata waktu tinggal yang sama dengan dimana V merupakan volume
reaktor dan F adalah laju aliran total masuk reaktor.
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Bahan dan Alat2.1.1 Bahan :
Ethyl acetate
NaOH
HCl
Air Deion/Aquadest
2.1.2 Alat :
Reaktor CSTR dan kelengkapannya (lihat Gambar 2.1.1.)
Stopwatch
Gelas ukur
2.1. Deskripsi Alat
Alat ini terdiri dari beberapa bagian:
1. Tangki Reaktan (2)
Tangki reaktan ini terdiri dari dua buah dengan kapasitas volume masing-masing
5 liter. Pada bagian bawah tangki dilengkapi dengan drain valve yang berfungsi
untuk pengosongan tangki.
2. Pompa Umpan (6) dan (7)
Tipe pompa peristaltik dengan kemampuan pada range 0 – 95 ml/menit. Operasi
normal dilakukan dengan switch toggle (16) pada posisi manual. Untuk
pengaturan kecepatan pompa dapat diatur dengan memutar potensio meter.
3. Sirkulator Air Panas (11)
Sirkulator air panas ini digunakan jika reaktor dioperasikan diatas temperatur
kamar. Air dipanaskan dengan elemen pemanas dalam sirkulator, dipompa
dengan pompa sirkulasi yang terletak dalam sirkulator. Air dikembalikan ke
priming vessel (21) setelah dipanaskan. Sistem sirkulasi dioperasikan pada
tekanan sub-atmospherik untuk meningkatkan keamanan. Priming vessel ini
digunakan untuk mengisi awal sirkulator dan reaktor serta untuk menghembuskan
udara.
4. Control Temperatur Automatik
Control temperatur dijalankan dengan sirkulasi pemanas atau pendingin air
melalui coil yang terletak dalam CSTR. Sensor temperatur (13) dirancang dalam
reaktor yang berhubungan dengan pengontrol temperatur otomatis. Temperatur
proses diset dengan menekan tombol (23) bersamaan dengan tombol (24), jika
untuk menaikkan temperatur. Sedangkan untuk menurunkan temperatur dengan
menekan tombol (23) bersamaan dengan tombol (25). Untuk menghidupkan
sirkulator dengan cara menekan switch toggle (26) pada posisi “1”.
5. Pengukur Konduktivitas
Konduktivitas ditunjukkan pada monitor (27) dalam satuan miliSiemen. Selama
bereaksi, konduktivitas dari larutan berubah. Dari data ini dapat digunakan untuk
menentukan tingkat konversi dan kecepatan konversi.
Gambar 2.1.1. Reaktor CSTR dan kelengkapannya
2.3. Prosedur percobaan
2.3.1. Persiapan Percobaan
1. Kalibrasi Pompa Feed
a) Isi kedua tangki feed reagen dengan air.
b) Hidupkan pompa nomor (1) dan set kontrol kecepatannya sampai 2.
c) Kumpulkan air yang terpompa tersebut pada periode waktu tertentu (tiap
menit).
d) Ukur volume air tersebut dengan gelas ukur.
e) Ulangi percobaan di atas pada setting 4, 5, 6, 7 dan 9.
f) Buatlah grafik hubungan flowrate vs speed setting.
g) Ulangi langkah di atas untuk pompa feed no. 2.
2. Pembuatan Larutan Umpan
a) Buatlah larutan NaOH dan ethyl acetate masing-masing 0,03 M sebanyak
5 liter untuk masing-masing run. Gunakan persamaan berikut untuk
membuat larutan 0,03 M ethyl acetat sebanyak 1 liter.
b) Tambahkan 2.934 ml konsentrat ethyl acetat(untuk kadar 100%) ke
dalam 900 ml air deion pada labu takar 1000 ml. Kemudian tambahkan
air deion sampai volumenya 1 liter.
2.3.2. Pelaksanaan Percobaan
a. Masukkan reaktan yang telah dibuat masing-masing ke dalam tangki reaktan
sampai dengan kira-kira 5 cm dari batas atas tutup tangki reaktan.
b. Set pengatur kecepatan pompa pada kecepatan yang menghasilkan aliran
masing-masing 30 ml/menit.
c. Set pengatur suhu pada temperatur 30oC
d. Catat konduktivitas hasil reaksi pada konduktivitimeter setiap 2 menit
sampai tercapai keadaan steady, kira-kira memakan waktu 30 menit.
Sebaiknya pengambilan data dilakukan selama 45 menit. Hitung konversi
dengan data konduktivitas tiap interval tersebut.
e. Bersihkan alat dengan dialiri air demin.
2.4. Pengolahan Data
2.4.1. Data-data yang dicatat
1. Laju alir NaOH (Fa), L/s
2. Laju alir CH3COOC2H5 (Fb), L/s
3. Konsentrasi NaOH dalam tangki (a), mol/L
4. (b), mol/L
5. Temperatur reaktor (T), K
6. Volume reaktor (V): 0,4 L
2.3.3. Data-data yang dihitung
1. Konsentrasi NaOH dalam umpan campuran (a0), mol/L
pers. (1)
2. Konsentrasi CH3COOC2H5 dalam umpan camp. (b0),
mol/L pers. (2)
3. Konsentrasi sodium acetate pada t (c), mol/L
pers.(3)&(4)
4. Konduktivitas sodium acetate pada t ()
pers. (7)
5. Konduktivitas NaOH dalam umpan campuran (a0)
pers. (10)
6. Konduktivitas awal larutan (0)
pers. (11)
7. Konsentrasi NaOH dalam reaktor setelah waktu t (a)
pers.(5)&(6)
8. Konduktivitas NaOH setelah waktu t (a)
pers.(8)
9. Konduktivitas larutan setelah waktu t ()
pers. (9)
10. Konsentrasi NaOH dalam reaktor pada waktu t (a1), mol/L
pers. (12)
11. Konsentrasi natrium acetate pada waktu t (c1), mol/L
pers. (13)
12. Konversi sodium hidroxide (Xa)
pers. (14)
13. Konversi sodium acetate (Xc)
pers. (15)
14. Konstanta laju spesifik (k)
pers. (19)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Perhitungan
3.1.1 Hubungan antara waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi steady state
dengan konstanta laju reaksi
Dari data yang diperoleh, didapat hasil perhitungan konstanta terhadap waktu pada
berbagai setting pengadukan yang dapat dilihat pada tabel 3.1.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1.1 Hubungan antara waktu vs konstanta laju reaksi hingga mencapai kondisi steady state
t(menit) k (L mol/menit) k (L mol/menit) k (L mol/menit) k (L mol/menit)
pada setting
pengadukan 3pada setting
pengadukan 4pada setting
pengadukan 5pada setting
pengadukan 6
2 1,1148 4,1174 4,2997 2,0829
4 1,1148 3,8560 4,1174 2,02906 1,1540 3,6894 3,7719 2,02908 1,1938 3,5286 3,6083 1,976010 1,1938 3,2979 3,3735 1,923912 1,2342 3,0790 3,1507 1,872614 1,2753 2,9392 3,0085 1,872616 1,2753 2,8041 2,8711 1,822118 1,8726 2,7383 2,5474 1,772520 1,9239 2,6100 2,4859 1,772622 1,9760 2,4859 2,4254 1,723624 1,9760 2,4254 2,3075 1,723626 2,0290 2,3075 2,3075 1,723628 2,0829 2,1933 2,1933 1,723630 2,0829 2,1933 2,1933 32 2,0829 2,1933 2,1377
34 2,1377 2,1933 2,0829
36 2,1933 2,0290
38 2,1933 2,0290
40 2,2499 2,0290
42 2,2499 2,0290
44 2,2499
46 2,2499
48 2,2499
Dari data tabel di atas di dapatkan grafik hubungan waktu dengan konstanta laju reaksi
pada gambar 3.1.2 sebagai berikut:
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Waktu (menit)
Kons
tant
a La
ju R
eaks
i(L
mol
/men
it)
Setting Pengadukan 3
Setting Pengadukan 4
Setting Pengadukan 5
Setting Pengadukan 6
Gambar 3.1.2. Grafik hubungan waktu dengan konstanta laju reaksi
Dari persamaan, , pada grafik di atas dapat dilihat dengan jelas
hubungan antara konsentrasi produk dalam reaktor pada waktu t (a1) dengan nilai k
berbanding terbalik, yaitu semakin besar konsentrasi produk dalam reaktor dimana waktu
yang dibutuhkan semakin lama (mencapai steady state) maka semakin kecil nilai k yang
dihasilkan. Jika ditinjau dari berdasarkan harga konstanta larutan yang diperoleh dari data
percobaan, teori ini terbukti. Hal ini dapat dilihat pada data hasil percobaan dan grafik
hubungan di atas dimana waktu 2 menit sampai 20 menit, konstanta yang didapatkan
pada setting 6 semakin besar yaitu dari nilai 2.0829-1.7726 L mol/menit dan penambahan
selanjutnya dicapai nilai konstanta tetap yaitu 1.7726 L mol/menit.
3.1.2 Hubungan konstanta laju spesifik terhadap kecepatan pengadukan berdasarkan
pada titrasi produk dengan menggunakan pentiter HCL
Dari data yang diperoleh, didapat hasil perhitungan konstanta terhadap waktu pada
berbagai setting pengadukan yang dapat dilihat pada tabel 3.2.1 sebagai berikut:
Tabel 3.2.1 Hubungan konstanta laju spesifik terhadap kecepatan pengadukan berdasarkan pada titrasi produk dengan menggunakan pentiter HCL
Setting Volume Volume HCl 0,02 M (ml) a0 a1 k
PengadukanProduk
(ml) V1 (ml) V2 (ml) Vav (ml) mol/dm3 mol/dm3 L.mol/menit
3 20 7,5 6,8 7,15 0,0265 0,0029 434,41614 20 8,4 7,7 8,05 0,0265 0,0032 337,50145 20 7,6 7,8 7,7 0,0265 0,0031 371,09446 20 9 8,2 8,6 0,0265 0,0034 292,9244
Dari data tabel di atas di dapatkan grafik hubungan waktu dengan konstanta laju reaksi
pada gambar 3.1.2 sebagai berikut:
050100150200250300350400450500
0 2 4 6 8
Kecepatan Pengadukan
Kon
stan
ta L
aju
Sp
esif
ik
Gambar 3.1.2. Grafik hubungan konstanta laju spesifik terhadap kecepatan pengadukan
berdasarkan pada titrasi produk dengan menggunakan pentiter HCl
Variabel berubah pada kecepatan pengadukan 3; 4; 5 dan 6 dimana kondisi steady
lebih cepat tercapai pada kecepatan pengadukan yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat
pada data hasil percobaan dimana pada set kecepatan pengadukan 5 pada rentang waktu
36 menit baru mencapai kondisi steady sedangkan pada set kecepatan pengadukan 9
hanya membutuhkan waktu 22 menit untuk mencapai kondisi steady. Hal ini disebabkan
oleh fungsi dari pengadukan itu sendiri yaitu untuk membantu mempercepat proses
pencampuran dari masing-masing reaktan, dimana semakin tinggi kecepatan
pengadukannya maka pencampuran akan lebih cepat terjadi. Dan jika pencampuran
sudah sempurna maka dianggap telah mencapai kondisi steady. Ini dapat dilihat pada data
percobaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kecepatan pengadukan akan
mempercepat proses pencampuran yang juga akan mempercepat tercapainya kondisi
steady.
3.3 Perbandingan nilai k dari percobaan dengan k pada titrasi HCl
Dari data yang diperoleh, didapat hasil perhitungan konstanta laju reaksi
percobaan rata dan konstanta laju reaksi titrasi pada berbagai setting pengadukan yang
dapat dilihat pada tabel 3.3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.3.1 Perbandingan nilai k dari percobaan dengan k pada titrasi
Setting k percobaan rata-rata k titrasiPengadukan L mol/menit L mol/menit
3 1,8065 434,41614 2,8619 337,50145 2,7142 371,09446 1,8605 292,9244
Dari data tabel di atas didapatkan grafik hubungan setting pengadukan dengan
konstanta laju reaksi pada data percobaan rata-rata dan titrasi pada gambar 3.3.1 sebagai
berikut:
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
2 3 4 5 6 7
Setting Pengadukan
k (L
mol
/men
it)
k percobaan rata-rata
k titrasi
Gambar 3.3.1. Grafik hubungan setting pengadukan dengan konstanta laju reaksi
Dari grafik 3.3.1, terlihat bahwa konstanta laju spesifik secara titrasi dipengaruhi
oleh kecepatan pengadukan dan volume pentiter dimana semakin besar dimana nilai k
yang dihasilkan berfluktuasi (berubah-ubah) karena bergantung dari volume pentiter
dengan kecepatan pengadukan tertentu. Semakin besar volume maka nilai k semakin
kecil. Sedangkan konstanta laju spesifik percobaan rata-rata memiliki nilai yang jauh
lebih kecil dibanding konstanta laju spesifik titrasi, hal ini karena banyaknya volume
pentiter yang didapatkan pada saat titrasi sehingga didapatkan hasil konstanta laju reaksi
secara titrasi lebih besar daripada konstanta laju reaksi pada percobaan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Semakin tinggi kecepatan pengadukan akan mempercepat proses pencampuran
yang juga akan mempercepat tercapainya kondisi steady dan konstanta laju reaksi
juga semakin besar.
2. Range nilai k pada set pengadukan 3 sampai 6 pada suhu 300C dan laju alir 25
ml/menit adalah 1.7872-1.8605 L/mol.menit.
3. Dari persamaan , didapat hubungan bahwa semakin besar
konduktivitas semakin kecil konstanta laju reaksi.
4.2 Saran
Dari praktikum reaksi safonifikasi Ethyl Acetate dengan NaOH dalam CSTR yang
telah kami lakukan sebelumnya, maka saran yang kami berikan untuk praktikan
selanjutnya adalah:
Lebih hati-hati dan teliti dalam kalibrasi pompa mengingat peralatan CSTR yang
digunakan sudah tidak optimal lagi.
Agar sabar menunggu tercapainya steady state dan ini memerlukan waktu yang
Cukup lama/ tidak sebentar.
Pada saat titrasi, agar lebih teliti dan hati-hati karena setetes HCl dalam buret bisa
mempengaruhi hasil titrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Suminar, “Kimia Organik”, Edisi keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1990
Bailey, Alton Edward, “Bailey’s Industrial Oil and Fat Products, 5th edition, Jhon-Wiley
& Sons,Inc, 1996
Coulson, Richardson’s. Chemical Engineering, Volume 6, 3th edition. R.K. Sinnot,
Chemical Engineering Design.
Fogler, H. Scott, “Element of the Chemical Reaction Engineering, Prentice-Hall, 1999.
Levenspiel, Oktave, “Chemical Reaction Engineering”, Jhon Wiley and Son, United
State: 1999.
Tim Penyusun, “Penuntun Praktikum Laboratorium Teknik Kimia II”, Prodi S-1 Teknik
Kimia, Pekanbaru: 2009.
Smith,J.M, “Chemical Engineering Kinetics”, Third Editions, McGraw-Hill
International: 1981.
URL: http://www.armfield.co.uk, USA Office:Armfield Inc.436 West Commodore Blvd (#2) Jackson NJ 08527.
LAMPIRAN A
DATA SEMENTARA
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN
Larutan NaOH (0.03 M) dan etil asetat (0.03 M) dipompa dengan laju alir masing-masing
30ml/menit dengan setting kecepatan pengadukan 4 dan suhu 30 oC. konstanta laju reaksi
yang dihitung pada waktu 4 detik.
Massa NaOH yang digunakan dalam 5 liter =
Volume konsentrasi Ethyl Asetat dalam 5 liter=
ml
Konsentrasi NaOH dititrasi dengan HCl 0.008N
Dari data, pada saat t=4 detik, Λ1=2.89 ms = 0.00289 siemen
1. Konsentrasi NaOH dalam campuran (ao)
Pada laju alir 30 ml/menit
2. Konsentrasi CH3COOC2H5 dalam umpan campuran
3. Konsentrasi CH3COONa pada t (c)
nilai bo ao, maka nilai c = ao
c = mol/dm3
4. Konduktivitas CH3COONa pada t (c)
5. Konduktivitas NaOH dalam umpan campuran (ao)
6. Konduktivitas awal larutan (o)
Nilai o = ao
ao = 0.003019 siemen
7. Konsentrasi NaOH dalam reactor setelah waktu t (a)
jika nilai ao < bo maka a = 0
8. Konduktivitas NaOH setelah waktu t (a)
9. Konduktivitas larutan setelah waktu t ()
10. Konsentrasi NaOH dalam reaktor pada waktu t (a1)
11. Konsentrasi CH3COONa pada waktu t (c1)
12. Konversi NaOH (Xa)
13. Konversi CH3COONa (Xc)
14. konstanta laju spesifik (k)
LAMPIRAN C
HASIL PERHITUNGAN
Fa = Fb = 30 ml/menitkonsen NaOH = 0.026549 mol/dm3konsen CH3COOCH2 = 0.03 mol/dm3volume reaktor = 0.4 dm3 = 400 cm3suhu = 30 oC = 303 K
untuk setting pengadukan 4
waktu Λ a0 b0 c~ T Λc~ Λa0 Λ0 a~ Λa~ Λ~ Λ1 a1 c1 Xa Xc Fa+Fb k
(menit) (mS) (mol/dm3) (mol/dm3) (mol/dm3) (K) (siemen) (siemen) (siemen) (mol/dm3) (siemen) (siemen) (siemen) (mol/dm3) (mol/dm3) (ml/menit) (L/mol.menit)
2 2.98 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00298 0.012999 0.000275 0.020745 0.020745 60 0.244454495
4 2.89 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00289 0.012364 0.00091 0.068556 0.068556 60 0.892897757
6 2.81 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00281 0.011800 0.001474 0.111054 0.111054 60 1.588016275
8 2.76 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00276 0.011448 0.001827 0.137615 0.137615 60 2.090915651
10 2.72 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00272 0.011166 0.002109 0.158864 0.158864 60 2.537268492
12 2.7 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.0027 0.011025 0.00225 0.169489 0.169489 60 2.776658175
14 2.67 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00267 0.010813 0.002461 0.185425 0.185425 60 3.157770897
16 2.66 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00266 0.010743 0.002532 0.190738 0.190738 60 3.291023112
18 2.65 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00265 0.010672 0.002602 0.19605 0.19605 60 3.427533182
20 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
22 2.62 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00262 0.010460 0.002814 0.211987 0.211987 60 3.85757824
24 2.62 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00262 0.010460 0.002814 0.211987 0.211987 60 3.85757824
26 2.62 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00262 0.010460 0.002814 0.211987 0.211987 60 3.85757824
28 2.61 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00261 0.010390 0.002885 0.217299 0.217299 60 4.008104805
30 2.61 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00261 0.010390 0.002885 0.217299 0.217299 60 4.008104805
32 2.61 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00261 0.010390 0.002885 0.217299 0.217299 60 4.008104805
untuk setting pengadukan 5
waktu Λ a0 b0 c~ T Λc~ Λa0 Λ0 a~ Λa~ Λ~ Λ1 a1 c1 Xa Xc Fa+Fb K
(menit) (mS) (mol/dm3) (mol/dm3) (mol/dm3) (K) (siemen) (siemen) (siemen) (mol/dm3) (siemen) (siemen) (siemen) (mol/dm3) (mol/dm3) (ml/menit) (L/mol.menit)
2 2.43 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00243 0.009121 0.004154 0.31292 0.31292 60 7.490163422
4 2.47 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00247 0.009403 0.003872 0.291671 0.291671 60 6.568944572
6 2.51 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00251 0.009685 0.00359 0.270422 0.270422 60 5.740777908
8 2.53 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00253 0.009826 0.003449 0.259797 0.259797 60 5.358039936
10 2.55 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00255 0.009967 0.003308 0.249173 0.249173 60 4.994513315
12 2.55 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00255 0.009967 0.003308 0.249173 0.249173 60 4.994513315
14 2.56 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00256 0.010037 0.003237 0.24386 0.24386 60 4.819591587
16 2.57 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00257 0.010108 0.003167 0.238548 0.238548 60 4.649048014
18 2.57 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00257 0.010108 0.003167 0.238548 0.238548 60 4.649048014
20 2.58 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00258 0.010178 0.003096 0.233236 0.233236 60 4.482751608
22 2.58 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00258 0.010178 0.003096 0.233236 0.233236 60 4.482751608
24 2.58 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00258 0.010178 0.003096 0.233236 0.233236 60 4.482751608
26 2.59 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00259 0.010249 0.003026 0.227924 0.227924 60 4.320576079
28 2.59 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00259 0.010249 0.003026 0.227924 0.227924 60 4.320576079
30 2.59 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00259 0.010249 0.003026 0.227924 0.227924 60 4.320576079
32 2.59 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00259 0.010249 0.003026 0.227924 0.227924 60 4.320576079
untuk setting pengadukan 6
waktu Λ a0 b0 c~ T Λc~ Λa0 Λ0 a~ Λa~ Λ~ Λ1 a1 c1 Xa Xc Fa+Fb K
(menit) (mS) (mol/dm3) (mol/dm3) (mol/dm3) (K) (siemen) (siemen) (siemen) (mol/dm3) (siemen) (siemen) (siemen) (mol/dm3) (mol/dm3) (ml/menit) (L/mol.menit)
2 2.56 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00256 0.010037 0.003237 0.24386 0.24386 60 4.819591587
4 2.57 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00257 0.010108 0.003167 0.238548 0.238548 60 4.649048014
6 2.58 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00258 0.010178 0.003096 0.233236 0.233236 60 4.482751608
8 2.59 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00259 0.010249 0.003026 0.227924 0.227924 60 4.320576079
10 2.59 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00259 0.010249 0.003026 0.227924 0.227924 60 4.320576079
12 2.6 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.0026 0.010319 0.002955 0.222611 0.222611 60 4.162399637
14 2.6 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.0026 0.010319 0.002955 0.222611 0.222611 60 4.162399637
16 2.6 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.0026 0.010319 0.002955 0.222611 0.222611 60 4.162399637
18 2.6 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.0026 0.010319 0.002955 0.222611 0.222611 60 4.162399637
20 2.6 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.0026 0.010319 0.002955 0.222611 0.222611 60 4.162399637
untuk setting pengadukan 8
waktu Λ a0 b0 c~ T Λc~ Λa0 Λ0 a~ Λa~ Λ~ Λ1 a1 c1 Xa Xc Fa+Fb K
(menit) (mS) (mol/dm3) (mol/dm3) (mol/dm3) (K) (siemen) (siemen) (siemen) (mol/dm3) (siemen) (siemen) (siemen) (mol/dm3) (mol/dm3) (ml/menit) (L/mol.menit)
2 2.5 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.0025 0.009614 0.00366 0.275734 0.275734 60 5.939734823
4 2.54 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00254 0.009896 0.003378 0.254485 0.254485 60 5.173949092
6 2.56 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00256 0.010037 0.003237 0.24386 0.24386 60 4.819591587
8 2.58 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00258 0.010178 0.003096 0.233236 0.233236 60 4.482751608
10 2.59 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00259 0.010249 0.003026 0.227924 0.227924 60 4.320576079
12 2.61 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00261 0.010390 0.002885 0.217299 0.217299 60 4.008104805
14 2.62 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00262 0.010460 0.002814 0.211987 0.211987 60 3.85757824
16 2.62 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00262 0.010460 0.002814 0.211987 0.211987 60 3.85757824
18 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
20 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
22 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
24 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
26 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
untuk setting pengadukan 9
waktu Λ a0 b0 c~ T Λc~ Λa0 Λ0 a~ Λa~ Λ~ Λ1 a1 c1 Xa Xc Fa+Fb K
(menit) (mS) (mol/dm3) (mol/dm3) (mol/dm3) (K) (siemen) (siemen) (siemen) (mol/dm3) (siemen) (siemen) (siemen) (mol/dm3) (mol/dm3) (ml/menit) (L/mol.menit)
2 2.58 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00258 0.010178 0.003096 0.233236 0.233236 60 4.482751608
4 2.6 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.0026 0.010319 0.002955 0.222611 0.222611 60 4.162399637
6 2.61 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00261 0.010390 0.002885 0.217299 0.217299 60 4.008104805
8 2.62 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00262 0.010460 0.002814 0.211987 0.211987 60 3.85757824
10 2.62 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00262 0.010460 0.002814 0.211987 0.211987 60 3.85757824
12 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
14 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
16 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
18 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
20 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
22 2.63 0.013275 0.015 0.013275 303 0.001137 0.003019 0.003019 0 0 0.001137 0.00263 0.010531 0.002744 0.206674 0.206674 60 3.710710561
LAMPIRAN DDAFTAR DAN ARTI LAMBANG
A = Luas penampang reactor tubular (cm2)
a = Konsentrasi NaOH dalam tangki umpan (mol/dm3)
ao = Konsentrasi NaOH dalam pencampur umpan (mol/dm3)
a1 = Konsentrasi NaOH excess atau sisa (mol/dm3)
a = Konsentrasi NaOH dalam reactor (mol/dm3)
b = Konsentrasi Ethyl acetat dalam tangki umpan (mol/dm3)
bo = Konsentrasi Ethyl acetat dalam pencampur umpan (mol/dm3)
b1 = Konsentrasi Ethyl acetat excess atau sisa (mol/dm3)
Fa = Laju alir NaOH (mol/dm3)
Fb = Laju alir Ethyl acetate (mol/dm3)
Ft = Laju alir total (mol/dm3)
Xa = Konversi NaOH
= Konduktivitas siemens
o = Koduktivitas awal
1 = Koduktivitas waktu t
= Koduktivitas waktu
Top Related