Click to edit Master subtitle style
ORTHODONT IC CASE REPORTNama : Fadhilah Utami, S.KG. NIM : 04094707003
4/22/12
PASIEN 1IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Ina Audina dari : Datang sendiri : 14 tahun : Sumatera kelamin : Wanita Kawin : Belum Kawin : Islam
Rujukan Umur Suku Jenis
Status4/22/12
Agama
PEMERIKSAAN KLINISA.Pemeriksaan Subjektif (Anamnesa)
Keluhan Utama : pasien mengeluh gigi taring rahang atas sebelah kiri terlihat lebih maju dibandingkan dengan gigi sebelahnya. Pasien malu saat tertawa, sehingga ingin giginya dirawat agar menjadi rapi. kesehatan : baik dan tidak ada penyakit berat yg diderita yg mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi. keluarga (berkaitan dg keluhan pasien) :
Riwayat
Riwayat 4/22/12
PEMERIKSAAN KLINISRiwayat Gigi (pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi)Periode gigi deciduiSemua
gigi decidui tumbuh dan berkembang dengan sempurna, gigi tanggal dengan sendirinya.
ada keluhan berarti pada saat 4/22/12 periode gigi decidui.
Tidak
PEMERIKSAAN KLINISB. Pemeriksaan Objektif 1. Umum Jasmani : Baik
pasien dalam keadaan sehat dan siap menerima perawatan.
Mental : Baik
pasien kooperatif saat komunikasi dan menjawab pertanyaan.
Status gizi
: Kurang : 1,55 m berat badan (BB) : 40
4/22/12 Tinggi
Badan (TB)
PEMERIKSAAN KLINIS2. Lokal a. Ekstra Oral Bentuk Simetri Proporsi Tonus Tonus4/22/12
1) Wajah depan kepala : Mesocephaly : Normal : Normal : Asimetris
otot mastikasi : Normal otot bibir
Bibir
posisi istirahat : Tertutup
PEMERIKSAAN KLINISb. Intra Oral 1) Jaringan lunak
Gingiva Frenulum labii Tonsil Lidah
: Normal : Normal : Normal : Normal
Palatum : Normal I II III IV V 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
2) Gigi-gigi V IV III II I4/22/12
8
7
6
5
4
ANALISAA. Analisa Fotografi
4/22/12
ANALISAB. Analisa Model 1. Rahang Atasa. Arah Sagital Inklinasi gigi insisivus
: 13 (distobuccoversi)
22 (palatoversi) 23 (ektopik) Pergeseran gigi posterior: tidak ada
b. Arah Transversal4/22/12 Terdapat pergeseran midline ke kiri
ANALISA2. Rahang Bawaha. Arah Sagital Inklinasi gigi insisivus : 31 (mesiolinguoversi),
41 (mesiolabioversi) Pergeseran gigi posterior : tidak ada
b. Arah Transversal Tidak ada pergeseran midline.4/22/12
ANALISA3. Model dalam Keadaan Oklusia. Arah sagital Overjet
11 : 3 mm 41 31
21
: 3
mmRelasi kaninus permanen : kanan :
4/22/12
ANALISAPERHITUNGAN
Rahang atas membutuhkan ruang sebesar 9,5 mm (kanan : 4,0 mm dan kiri : 5,5 mm) bawah membutuhkan ruang sebesar 3,25 mm (kanan : 1,25 mm dan kiri : 2,0 mm)
Rahang
metode Pont, pertumbuhan lengkung gigi pd regio inter P1 4/22/12
Pada
ANALISA RONTGEN FOTO
4/22/12
DIAGNOSA ORTHODONTI
Maloklusi Angle Klas II. gigi individual : Rahang Bawah 31 : mesiolinguoversi 35 : 41 :
Malposisi
Rahang Atas 15 : rotasi 13 : distobuccoversi distolinguoversi 22 : palatoversi mesiolabioversi4/22/12
RENCANA PERAWATAN
Menggunakan alat ortodonti lepasan (removable appliance)
Rahang Atas Pencabutan gigi 24, agar ada ruang
untuk gigi 23.4/22/12
Labial bow dari gigi 14 sampai 24,
PROGNOSISBaik Keterangan: pesawat lepasan (removable appliance) akan memberikan hasil yang memuaskan, karena usia pasien masih muda dan pasien kooperatif dalam perawatan, serta kelainan gigi geligi yang diderita pasien tidak terlalu berat. 4/22/12Penggunaan
JADWAL KEGIATANNo Kegiatan 1 Persetujuan pasien 2 Anamnesis dan pemeriksaan klinis 3 Mencetak dan mengisi gips 4 Membuat work model dan studi model 5 Diskusi I 6 Diskusi II 7 Persetujuan rencana perawatan dan desain alat 8 Pembuatan alat 9 Insersi alat Tanggal 23 April 2010 23 April 2010 23 April 2010 23 April 2010 29 April 2010 29 April 2010 29 April 2010 3 Mei 2010 5 Mei 2010
4/22/12
KONTROLKontrol 1 31 Mei 2010
Aktivasi C-retraktor pada gigi 23 untuk menggeser gigi 23 ke distal. Terdapat celah bekas pencabutan gigi 24, sehingga diaktivasi C-retraktor untuk menggeser gigi 23 ke celah bekas pencabutan tersebut.
Kontrol 2 14 Juni 2010
Aktivasi C-retraktor pada gigi 23 untuk menggeser gigi 23 ke distal. Terdapat perubahan, gigi 23 sudah sedikit bergeser ke arah distal, 1 mm.
4/22/12
KONTROLKontrol 4 19 Juli 2010
Dilakukan pergantian alat orthodonti lepasan pada Rahang Atas. Aktivasi C-retraktor pada gigi 23 untuk menggeser gigi 23 ke distal. Terdapat perubahan, gigi 23 sudah sedikit bergeser ke arah distal, 5 mm.
Kontrol 5 10 Agustus 2010
Aktivasi C-retraktor pada gigi 23 untuk menggeser gigi 23 ke distal. Aktivasi simple spring pada gigi 22, untuk mendorong gigi
4/22/12
KONTROLKontrol 7 30 Agustus 2010
Aktivasi C-retraktor pada gigi 23 untuk menggeser gigi 23 ke distal. Aktivasi simple spring pada gigi 22, untuk mendorong gigi 22 ke labial. Masih terdapat diastema antara gigi 23 & 25, 1 mm.
Kontrol Overjet Overbite Gigi 22 sudah sedikit terdorong ke labial 1 mm. Sebelum 3 mm 2 mm Sesudah 3 mm 2 mm Koreksi -
4/22/12
PERBANDINGAN MODEL STUDISebelum Sesudah
perawatan
perawatan
4/22/12
PERBANDINGAN MODEL STUDISebelum Sesudah
perawatan
4/22/12
PEMBAHASANDidapatkan
4/22/12
relasi molar pertama sebelah kiri tidak normal, dimana cusp mesiobukal dari molar pertama atas terletak lebih ke mesial dari bukal groove molar pertama bawah. Relasi molar pada kasus ini tidak dapat dinilai dengan tepat, karena terjadi karies profunda pada gigi 36 dan sisa akar gigi 46. Oleh karena itu, maloklusi dilihat berdasarkan
PEMBAHASAN
Malposisi gigi pada pasien ini dimungkinkan karena pada periode gigi bercampur terdapat gigi desidui yang persistensi sehingga menyebabkan pertumbuhan gigi permanen yang tidak baik posisinya. Kadang-kadang, malposisi dari benih gigi permanen dapat menyebabkan ektopik erupsi. Ektopik erupsi dari gigi kaninus rahang atas, biasanya disebabkan oleh jalan erupsi yang berubah karena kekurangan ruang. Pada kasus ini dilakukan pencabutan gigi 24, agar ada ruang untuk gigi 23. Pencabutan dilakukan pada tanggal 29 April 2010. Rencana perawatan yang akan dilakukan adalah menggunakan alat orthodonsi lepasan (removable appliance). Perawatan hanya dilakukan pada rahang atas karena keinginan pasien. Untuk rahang atas, digunakan
4/22/12
PEMBAHASAN
Pada tanggal 5 Mei 2010 dilakukan insersi alat orthodonti lepasan pada rahang atas. Selama perawatan dilakukan 7 kali kontrol, dan kontrol terakhir adalah pada tanggal 2 Februari 2011. Terjadi perubahan, dimana diastema antara gigi 23 dan 25 timggal 1 mm , dan terlihat bahwa gigi 22 sudah terdorong ke arah labial 1 mm. Pada kontrol ini, perawatan tetap diteruskan dengan melakukan aktivasi C-retraktor pada gigi 23 dan simple spring pada gigi 22, karena walaupun pasien sudah cukup puas dengan hasil perawatan, namun perawatan ini belum mencapai hasil maksimal, sehingga masih perlu dilanjutkan dengan alat yang sama sampai didapatkan
4/22/12
KESIMPULANPasien bersikap kooperatif selama perawatan orthodonsi. Pemakaian alat orthodonti rutin setiap hari, baik pada siang dan malam hari. Kasus malposisi gigi pasien sudah terkoreksi, namun perawatan belum maksimal. Hal ini dikarenakan sejak beberapa bulan yang lalu, pasien mulai sulit datang untuk kontrol ke poliklinik gigi RSMH karena 4/22/12
PERAWATAN LANJUTANPasien
tetap diberikan informasi dan himbauan untuk terus disiplin dalam pemakaian alat maupun melakukan kontrol ke rumah sakit. Rencana perawatan selanjutnya adalah meneruskan koreksi malposisi gigi pasien dengan alat yang sama sampai didapatkan hasil yang diharapkan.
4/22/12
TERIMA KASIH4/22/12