Post on 20-Jul-2015
i | P a g e
Table of Contents PENDAHULUAN ........................................................................................................ iii
Mengapa Allah Menciptakan Manusia? ................................................................... 1
Dosa dan Maut........................................................................................................ 16
Allah Memperlihatkan Kasih-Nya ........................................................................... 34
Apakah Anda Membutuhkan Allah? ....................................................................... 40
Apa itu Hidup yang Kekal dan Maut? ..................................................................... 57
Akibat dan Dampak Dosa ........................................................................................ 77
Pembebasan dari Dosa ........................................................................................... 86
Delapan Jenis Belenggu yang Merantai Manusia ................................................... 96
Hal yang menghambat pengenalan akan Tuhan? ................................................ 103
Bagaimana untuk mengetahui dan menyingkirkan dosa dari hidup kita? ........... 109
Arti Percaya ........................................................................................................... 125
Bagaimana Menerapkan kepercayaan kita? ......................................................... 132
Apakah Allah itu Nyata? ....................................................................................... 145
Bukti Tentang Kenyataan Allah ............................................................................. 148
Apakah Anda Mencintai Kebenaran? ................................................................... 163
Akankah Anda Meresponi Kebenaran? ................................................................ 167
Aku Punya Impian! ................................................................................................ 180
Aku tetap berharga di mata-Mu ........................................................................... 191
Apa akar dari Penyakit Tidak Percaya? ................................................................. 220
Ketidak-Setiaan ..................................................................................................... 237
Apakah Anda Orang yang Bijak? ........................................................................... 255
Bagaimana Seharusnya Hubungan di antara Sesama Jemaat? ............................ 277
Berbahagialah Orang Yang Suci Hatinya (Rahasia Kebahagiaan) ......................... 284
Hidup Adalah Kristus............................................................................................. 295
Ia Bukanlah Allah Orang Mati, Tetapi Allah Orang Hidup ..................................... 315
Kehidupan Kristen Yang Tak Terkalahkan ............................................................. 339
ii | P a g e
Keselamatan Dan Kelemahan ............................................................................... 357
Makna Salib di dalam Kehidupan Seorang Murid ................................................. 378
"Membenci": Mempersembahkan apa yang Anda Kasihi .................................... 397
Memiliki Allah Sebagai Sahabat ............................................................................ 421
5 alat untuk memupuk kedewasaan rohani .......................................................... 436
Sebuah Hidup Yang Berkelimpahan ...................................................................... 438
Sepuluh Langkah Doa ............................................................................................ 450
Siapa itu orang bijak? ............................................................................................ 469
Sikap kita Sehubungan dengan Hal Memikul Salib ............................................... 484
Yesus, Tanda Yang Menimbulkan Perbantahan (Sebuah Pesan Natal) ................ 509
Tiga prinsip yang merangkum segenap ajaran Injil ............................................... 524
Tinggal di dalam Hadirat Allah .............................................................................. 529
Untuk Apakah Anda Hidup? .................................................................................. 531
PENUTUP ............................................................................................................... 542
iii | P a g e
PENDAHULUAN
Apakah Injil itu? Kabar baik.
Apakah artinya bagiku?
Apakah itu penting bagiku?
Apa maknanya bagi dunia?
Bagaimana hidup tanpa Injil Kristus?
Siapakah Yesus? Apa yang Dia ajarkan? Apakah tujuanNya datang ke dunia?
Kiranya pengenalan kita akan Injil dan Kristus menjadikannya sangat berharga dan
bernilai, sehingga sama seperti rasul Paulus & Petrus kita dapat berkata:
II Korintus 2
2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di
jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman
pengenalan akan Dia di mana-mana.
II Korintus 10
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang
dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.
Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
Filipi 3
3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus
Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku
telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku
memperoleh Kristus,
II Petrus 1
1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan
Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.
II Petrus 3
3:18 Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan
Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan
sampai selama-lamanya.
1 | C A H A Y A I N J I L
Mengapa Allah Menciptakan Manusia?
oleh Pendeta Mark Lee
Kita akan memulai satu seri yang baru hari ini - seri tentang
pengenalan Injil. Seri ini akan dibagi menjadi 10 sesi. Saya akan
memulai dari kitab Kejadian, mengikuti urut-urutan kitab di dalam
Alkitab. Kitab yang pertama di dalam Alkitab disebut 'Kejadian'. Kitab
Kejadian adalah catatan tentang bagaimana Allah menciptakan alam
semesta dan isinya, termasuk umat manusia.
Pertanyaan yang sering diajukan oleh orang banyak adalah - "Mengapa
Allah menciptakan manusia?" Mengapa Allah menciptakan manusia
setelah Dia menciptakan alam beserta isinya? Apakah tujuannya?
Dapatkah penciptaan ini diibaratkan seperti suatu eksperimen dengan
tikus percobaan di dalam laboratorium? Apakah Dia menciptakan
sekumpulan manusia, menempatkan mereka di bumi ini untuk
mengamati bagaimana mereka mencari tempat berlindung di tengah
hutan, bagaimana degup jantung mereka saat mendengarkan suara
guntur, bagaimana mereka bereaksi terhadap berbagai keadaan, dan
bagaimana mereka mengutarakan berbagai macam perubahan isi
hatinya? Atau mungkin, seperti yang dikatakan oleh beberapa orang,
bahwa alam semesta ini, termasuk Anda dan saya, bermula dari satu
ledakan besar yang terjadi milyaran tahun yang lalu? Dengan kata lain,
segala sesuatunya berlangsung secara kebetulan.
Pertanyaan tentang mengapa Allah ingin menciptakan manusia secara
erat terkait dengan pertanyaan mengenai makna kehidupan. Apakah
arti dari keberadaan Anda dan saya? Menurut teori Big Bang (teori
ledakan besar alam semesta) jawabannya sangat sederhana. Hidup
Anda dan saya hanyalah suatu hasil dari peristiwa kebetulan. Nah, jika
kita eksis hanya karena kebetulan, itu berarti hidup ini tidak ada
maknanya!
2 | C A H A Y A I N J I L
Apakah hidup Anda terasa Kosong?
Filsafat Nihilisme berasal dari teori Big Bang. Aliran ini menyatakan
bahwa kita tidak perlu mencari makna hidup ini. Ada pepatah Tionghoa
yang mengatakan minumlah selagi masih ada anggur untuk dinikmati.
Mari kita nikmati sepuas-puasnya hari-hari kita. Persoalan tentang
mengapa kita hidup dan apa tujuannya hidup ini - semua itu, tidak
perlu kita renungkan, apalagi dipersoalkan. Jika hidup Anda dan saya
hanyalah hasil dari suatu peristiwa kebetulan, maka rencana yang
paling bijak adalah nikmati saja selagi bisa.
Banyak orang yang berkata, manusia berjuang dari fajar hingga
petang, hanya sekadar untuk bisa hidup. Apakah hidup ini sedemikian
sengsara? Sedemikian tak berarti? Apakah kita ini tidak sedang
merendahkan diri kita sampai ke tingkatan binatang? Bukankah
pencarian makanan itu yang membuat hewan-hewan berjuang siang
dan malam? Bukankah anjing dan kucing liar menjalani hidup mereka
hanya untuk mencari makanan? Apakah kita hidup hanya demi
makanan? Jika memang demikian halnya, lalu apa bedanya manusia
dengan binatang?
Ada perbedaan yang sangat nyata antara manusia dengan binatang!
Manusia punya visi! Jika Anda merasa bahwa hidup Anda sangat hampa
dan kosong, hal itu terjadi bukan karena kekurangan materi tetapi
karena adanya kekosongan batin. Tidak peduli sekaya apapun
seseorang, dan sepenuh apapun jadwal kegiatan sosialnya, kekosongan
itu tetap ada. Perasaan hampa ini akan meningkat tajam saat setelah
kesenangan dan kegembiraan dilewati. Hal-hal material dan juga
hiburan duniawi tidak dapat mengisi kekosongan di dalam hati ini.
Seperti yang tertulis di dalam Alkitab, "Manusia tidak hidup hanya dari
roti saja." Manusia memerlukan visi, dia memerlukan tujuan. Hanya
mereka yang hidup dengan visi, dengan tujuan, yang tahu bagaimana
harus berjuang. Melalui perjuanganlah kehidupan seseorang menjadi
penuh dan bermakna. Dalam terang pemahaman ini, mari kita cermati
pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah tujuan dari keberadaan ini?
Apakah makna hidup ini? Mengapa Anda dan saya eksis? Apakah
tujuan Allah menciptakan Anda dan saya?
3 | C A H A Y A I N J I L
Ada satu poin yang aneh yang diutarakan di dalam pasal pertama dari
kitab Kejadian - pernyataan bahwa Allah menciptakan manusia
menurut gambar dan rupa Dia! Dengan kata lain, manusia memiliki
gambaran Allah; manusia dan Allah itu mirip! Mari kita melakukan
pengamatan yang lebih teliti atas pertanyaan-pertanyaan yang
ditimbulkan di atas dari sudut ini.
Mengapa Manusia diciptakan dalam Gambar dan Rupa Allah?
Allah menciptakan manusia dalam gambar dan rupa Dia, dan mengapa
Dia tidak melakukan hal yang sama pada binatang-binatang? Mengapa
Dia tidak menciptakan monyet, singa, atau bahkan malaikat di dalam
gambaran dan rupa-Nya? Mengapa hanya di dalam penciptaan manusia
saja Dia memakai gambar-Nya yang menjadikan kita mirip dengan Dia?
Apakah keistimewaan dari penciptaan menurut gambar dan rupa Dia?
Banyak orang, khususnya yang tinggal di pedesaan, senang
memelihara anjing. Saat saya masih muda, saya tinggal dengan
kerabat yang mencintai anjing. Karena anak anjing yang baru lahir
tidak bisa menggigit tulang, maka saudara saya ini membeli bakso
ikan, memotong-motongnya, lalu merebusnya di dalam susu untuk
dimakan oleh anak anjing itu. Bayangkan betapa istimewa perhatian
yang dia berikan kepada anjingnya itu. Kebanyakan waktu luangnya
digunakan untuk mengurusi anjingnya. Belakangan, saudara saya itu
pindah tempat dari rumah kayunya di atas gunung ke sebuah
apartemen yang tinggi di kota. Pemilik bangunan tidak mengizinkan
anjing di gedungnya, maka dia terpaksa meninggalkan anjingnya.
Anjing yang disayanginya itu seolah-olah tahu bahwa tuannya akan
pergi, matanya berkaca-kaca seperti tidak rela melihat kepergian
tuannya.
Anjing adalah hewan yang sangat perhatian dan sangat setia - itu
sebabnya mengapa banyak orang yang lebih memilih anjing ketimbang
kucing. Kucing cenderung lebih angkuh, tidak seperti anjing yang bisa
membangun hubungan yang akrab dengan manusia. Saat Anda pulang
kerja, mungkin tidak ada anggota keluarga Anda yang menyahut
seruan, "Aku pulang!" dari Anda. Akan tetapi anjing Anda akan
memberi sambutan yang paling hangat, sambil menggoyang-
goyangkan ekornya, dia akan melompat ke pangkuan Anda. Jika
4 | C A H A Y A I N J I L
dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain, sambutan anjing
jelas jauh lebih hangat.
Di samping itu, anjing akan membela tuannya! Mereka yang tinggal di
rumah-rumah pedesaan yang terpencil sangat tahu akan hal ini.
Gonggongan anjing berfungsi sebagai isyarat tentang adanya orang
asing di sekitar rumah. Banyak orang yang senang bepergian bersama
anjing. Sekalipun mereka dihadang penjahat, mereka tidak takut.
Anjing akan sekuat tenaga melindungi tuannya. Jika teman perjalanan
Anda bukanlah anjing, tetapi teman Anda, maka situasinya bisa sangat
berbeda. Teman Anda bisa saja lari lebih kencang daripada Anda dan
meninggalkan Anda menghadapi bahaya sendirian! Kesetiaan anjing
terhadap tuannya adalah hal yang sudah diketahui secara luas. Banyak
anjing yang akan berkelahi untuk membela tuanya sekalipun itu dapat
mengakibatkan dia kehilangan nyawanya.
Banyak pemilik anjing yang begitu mencintai anjing sehingga mereka
bersedia membayar harga yang sangat mahal untuk bisa memelihara
anjing. Mereka bahkan rela mengorbankan sebagian kebebasan mereka
demi anjing-anjing mereka. Tentu saja, ada banyak masalah yang
timbul sehubungan dengan hal memelihara anjing ini. Anda perlu
mengajak mereka berjalan-jalan pada saat-saat tertentu, mereka akan
kencing dan buang hajat sembarangan, melolong di rumah tanpa
sebab, dan membuat Anda pusing.
Sekalipun memang banyak orang yang sangat mencintai anjing, tetapi
komunikasi yang mendalam tidak akan dapat dijalin dengan anjing
karena anjing dan manusia adalah spesies yang berbeda. Saat Anda
pulang ke rumah, si anjing akan menggoyang-goyangkan ekornya, dan
Anda bisa bermain-main dengannya, akan tetapi Anda tidak akan dapat
berbagi beban perasaan Anda dengannya. Sebagai contoh, Anda
menghadapi hari yang sangat berat di kantor dan setelah pulang ke
rumah, Anda berkata kepada anjing Anda, "Oh Doggie, Doggie,
tahukah kamu, hari ini bos aku sangat menyebalkan! Tahukah kamu
betapa kesalnya aku hari ini?" Apakah yang akan dilakukan oleh si
anjing? Dia akan menatap Anda dengan matanya yang lugu, sama
sekali tidak mengerti apa yang Anda inginkan dari dia. Atau mungkin
Anda sedang putus dengan pacar Anda, si anjing tidak akan mampu
memberi hiburan atau saran karena dia bahkan tidak mengerti
bagaimana perasaan Anda. Tak peduli seberapa keras upaya Anda
5 | C A H A Y A I N J I L
untuk berkomunikasi dari hati ke hati dengan anjing Anda, dia tidak
akan dapat memahami Anda. Ini adalah karena Anda dan dia bukan
dari spesies yang sama. Hanya mereka yang berasal dari satu jenis
yang bisa memahami perasaan terdalam Anda.
Sekalipun anjing setia dan memiliki perasaan, mereka tidak akan
mampu memahami isi hati Anda. Ada perbedaan yang tak dapat
dijembatani. Mereka berasal dari jenis yang berbeda dengan Anda. Jika
mereka tidak mirip dengan Anda, bukan spesies yang sama dengan
Anda, maka Anda dan anjing itu, tidak akan dapat saling mencurahkan
isi hati.
Manusia diciptakan untuk Menjadi Sahabat Allah
Sekarang dapatkah Anda memahami tujuan Allah menciptakan
manusia? Mengapa Dia tidak menciptakan kita seperti kuda, yang bisa
bergerak cepat? Seperti sapi, yang kuat dan bisa membajak sawah?
Seperti burung, yang bisa melayang-layang tinggi di udara? Makhluk-
makhluk itu tidak mampu menyelami isi hati Allah karena mereka dari
jenis yang berbeda. Allah menciptakan manusia sesuai dengan
gambaran-Nya, sesuai dengan rupa-Nya dalam rangka menciptakan
komunikasi yang mendalam dengan manusia! Tuhan melakukan semua
itu dengan tujuan untuk membangun persahabatan yang paling
mendalam dengan manusia!
Sebelum Allah menciptakan manusia, Dia sudah memiliki segalanya -
singa, harimau, semua ciptaan, bahkan malaikat. Walau pun demikian,
Dia tetap ingin menciptakan manusia, dan yang satu ini ingin Dia
ciptakan dalam gambar dan rupa Dia. Dan apakah tujuan-Nya? Dia
berharap untuk membangun keakraban dengan manusia.
Kata 'kawan akrab (confidantes)' adalah kata yang sangat indah. Hati
mereka sudah sangat selaras dengan kita - Anda mengenal dia dengan
baik, dan dia mengenal Anda dengan baik. Tentu saja, jika Anda bukan
dari jenis yang sama dengan dia, atau tidak memiliki keserupaan,
maka Anda tidak akan bisa menjadi kawan akrab. Sama seperti kerabat
saya, tak peduli seberapa besar kasihnya pada anjingnya, sekalipun ia
menghidangkan bakso ikan yang dimasak dengan susu kepada
anjingnya, mereka tetapi tidak dapat menjadi kawan akrab.
6 | C A H A Y A I N J I L
Dapatkah Anda menangkap gambarannya? Apa tujuan Allah
menciptakan manusia? Tujuannya adalah untuk membangun
persahabatan dengan Allah. Ini juga menjawab pertanyaan tentang
makna hidup. Allah menciptakan manusia dengan harapan agar
manusia dapat bersahabat dengannya. Ini bukan sekadar tujuan dari
penciptaan manusia, tetapi juga tujuan dari penyelamatan manusia.
Mengapa Allah ingin menyelamatkan Anda dan saya? Apakah supaya
kita segera memberitakan Injil? Ini juga benar, akan tetapi bukan
alasan yang utama. Yang paling penting bagi Allah adalah harapan-Nya
agar kita dapat menjadi sahabat-Nya! Sedihnya, manusia
meninggalkan Dia, menolak untuk bersahabat dengan-Nya.
Demikianlah, Allah ingin mencari kembali manusia, untuk memulihkan
tujuan pertama dari penciptaan manusia. Allah ingin membangun
kembali persahabatan dengan manusia.
Aku Menyebut kamu "Sahabat"
Mari kita lihat sebuah ayat - di Yohanes pasal 15, ayat 15. Yesus
berkata kepada para muridnya, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba,
sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku
menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada
kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." Dapatkah
Anda memahami isi hati Allah yang diungkapkan oleh Yesus Kristus di
sini? Dia memanggil kita untuk mengikut dan melayani dia. Akan tetapi
dia tidak menginginkan kita menjadi budaknya, di mana kita hanya
akan menunggu dan menerima perintah saja. Dia bermaksud
menjadikan Anda dan saya sebagai sahabatnya - "Aku menyebut kamu
sahabat."
Apakah arti dari "Aku menyebut kamu sahabat"? Yesus Kristus
menjelaskan, "Hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya..."
Seorang hamba hanya tahu bahwa dia harus menjalankan perintah
tuannya. Jika sang tuan ingin agar dia menyediakan makanan, maka
dia akan menyediakan makanan; jika tuannya ingin agar dia berbelanja
sesuatu, maka dia segera berbelanja. Dia tidak akan memiliki
pemahaman yang sempurna akan isi hati tuannya. Akan tetapi Yesus
Kristus berkata, "Aku telah memberitahukan kepada kamu segala
sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." Apa yang disampaikan
oleh Yesus kepada para muridnya adalah rahasia isi hati Allah! Inilah
persahabatan! Saat dua sahabat duduk bersama, mereka akan saling
7 | C A H A Y A I N J I L
memberitahukan isi hati mereka. Inilah tujuan utama Allah memanggil
kita dan menyelamatkan kita.
Seringkali, kita mendengar orang menggabarkan Injil dengan berbicara
tentang keselamatan Allah atau tentang karya luar biasa yang telah
Allah kerjakan melalui Yesus Akan tetapi kita jarang mendengar
penjelasan tentang mengapa Allah menyelamatkan manusia.
Keselamatan dari Allah tidak sama dengan regu penyelamat atau
kepolisian. Mereka menolong orang-orang yang terjebak di tanah
longsor atau yang menjadi korban kecelakaan kapal laut. Penyelamatan
yang semacam ini hanya merupakan suatu pelaksanaan tugas, dan
mereka yang terlibat tidak akan menjalin hubungan lebih lanjut setelah
tugas tersebut diselesaikan. Paling-paling mereka hanya menerima
kartu ucapan selamat Natal. Sangat sedikit petugas penyelamat yang
akan menjalin hubungan persahabatan dengan mereka yang menerima
pertolongan. Bagi kebanyakan petugas penyelamat, menolong orang
tak lebih dari pelaksanaan tugas, sesuatu yang merupakan bagian dari
pekerjaan mereka. Jika tugas sudah selesai, maka dia tidak lagi
memiliki kepentingan pribadi dengan orang yang sudah
diselamatkannya.
Keselamatan dari Allah bukan sekadar pelaksanaan tugas - demikian
pula halnya dengan pemberitaan Injil. Apakah Anda memandang
pemberitaan Injil sebagai suatu tugas? Apakah penugasan Anda
berakhir setelah Anda membawa seseorang ke gereja untuk
mendengarkan khotbah? Apakah itu berarti Anda telah menyerahkan
PR Anda? Atau tugas seterusnya adalah menunjukkan keprihatinan saat
yang bersangkutan tidak masuk ke gereja dan mungkin harus terus
bertugas sampai orang tersebut dibaptiskan? Apakah ini yang kita
lakukan?
Apakah Anda benar-benar ingin membangun persahabatan dengan
orang itu? Atau apakah Anda memandang bahwa ini hanyalah suatu
tugas yang tercakup di dalam pekerjaan pemberitaan Injil? Anda masih
belum mengerti isi hati Allah jika Anda memandang bahwa
pemberitaan Injil adalah semacam pekerjaan. Niat hati Allah adalah
untuk membangun persahabatan yang kekal dan tak berubah. Jika Dia
sekadar menyelamatkan Anda dan berhenti di titik itu, maka hidup ini
tidak ada tujuan atau maknanya.
8 | C A H A Y A I N J I L
Indahnya Persahabatan
Pernahkah Anda merasakan indahnya persahabatan? Pernahkah Anda
memiliki sahabat sejati, seorang kawan akrab? Jika belum, maka Anda
kehilangan satu bagian yang terindah di dalam hidup Anda. Tak ada
yang lebih berharga daripada persahabatan di dunia ini. Hal apakah
yang sedang Anda kejar sekarang ini? Apakah Anda mengejar rumah
yang lebih mewah, mobil model terakhir, atau gelar akademis yang
lebih tinggi? Apakah Anda yakin bahwa hal yang Anda kejar itu
memang berharga? Anda perlu tahu bahwa di dunia ini, di dalam hidup
ini, tak ada yang lebih penting, tak ada yang lebih indah, dan tak ada
yang lebih memuaskan daripada persahabatan. Sangatlah
menyedihkan jika Anda belum pernah merasakan persahabatan, dan
Anda juga tidak akan mengerti apa yang sedang saya bicarakan ini.
Saya telah merasakan persahabatan yang akrab, itu sebabnya saya
mengerti. Saya memiliki seorang kawan karib ketika saya masih duduk
di kelas satu SMP. Kami segera menjadi sahabat setelah saling
berkenalan. Saat itu, kami tinggal sangat berjauhan. Tapi bagi kami,
jarak bukanlah masalah.
Suatu kali, teman saya mengalami masalah di saluran pencernaan yang
parah dan dirujuk ke Rumah Sakit yang lokasinya agak jauh dan
terpencil. Pada masa itu, saya baru berusia sekitar sebelas atau dua
belas tahun, dan sekalipun saya sangat jarang pergi sendirian, saya
bersedia dan berani menempuh jarak yang jauh itu untuk
mengunjunginya di rumah sakit. Perjalanan menuju ke rumah sakit
pada masa itu adalah perjalanan yang jauh. Sarana transportasi tidak
sebagus yang ada sekarang. Jadi, pertama-tama saya harus naik bus
ke pelabuhan, kemudian naik kapal feri kecil menyeberang laut, lalu
naik bus lagi ke jurusan lain. Dan dari sana, saya masih harus naik truk
menuju rumah sakit itu (tidak ada kendaraan umum yang menuju ke
rumah sakit itu pada waktu itu). Truk itu dari jenis yang berbobot satu
setengah atau dua ton - ukuran yang cukup besar, dengan sebuah
papan tanda yang menunjukkan jurusan ke Rumah Sakit. Tidak ada
tempat duduk di truk tersebut, Anda harus berdiri dan berpegangan
erat pada palang-palang besi yang ada.
Sekalipun saya baru berusia sekitar sepuluhan tahun, saya tidak
memandang bahwa perjalanan menjenguk sahabat saya ini
9 | C A H A Y A I N J I L
melelahkan. Begitulah, saya sendiri memiliki pengalaman pribadi
mengenai persahabatan. Bahkan sampai sekarang ini, jika saya
mengenangnya, hati saya terasa hangat.
Saya bersyukur kepada Tuhan - saya masih memiliki beberapa sahabat
yang lain. Setiap kali menyebutkan tentang para sahabat ini, hati saya
dipenuhi sukacita dan kehangatan. Para kawan akrab membuat hidup
kita lebih berwarna-warni. Mereka memberi gizi dan memuaskan jiwa
kita. Saat Anda berada bersama sahabat baik, Anda tidak memerlukan
segala macam barang-barang atau hiburan untuk memuaskan Anda.
Secangkir teh dan obrolan santai sudah memenuhi semua itu. Anda
tidak perlu membeli tiket bioskop atau menonton film bagus untuk
melewatkan waktu.
Jika Anda belum pernah menikmati persahabatan yang nyata, izinkan
saya memakai gambaran yang lain untuk membantu Anda
memahaminya. Pernahkah Anda jatuh cinta? Saat seseorang dilanda
asmara, sekalipun langit runtuh, hal itu tidak akan membuatnya
berhenti memikirkan tentang si dia, karena perasaan jatuh cinta
menimbulkan semacam kepuasan di dalam diri seseorang. Bagi orang
yang sedang jatuh cinta, dia tidak akan tertarik pada kesempatan
untuk mendapatkan uang lebih banyak karena kepuasan yang
sempurna telah memenuhi kekosongan di dalam batinnya.
Ada banyak poin yang mirip antara persahabatan dengan percintaan.
Saat seseorang sedang jatuh cinta, ia akan merasakan suatu gairah
dan sukacita yang tak terkirakan, sama seperti jika dua sahabat
bertemu, atau saat kawan lama bertemu. Persahabatan benar-benar
membawa sukacita yang awet.
Akan tetapi, ada beberapa perbedaan antara percintaan dengan
persahabatan. Sangat sedikit hubungan romantis yang bisa bertahan -
ini adalah suatu hal yang dapat dipahami dengan baik oleh mereka
yang telah menikah. Sebaliknya, persahabatan itu lebih murni, lebih
awet. Jika Anda tidak mengubah dasar hubungan Anda dengan kekasih
Anda melampaui daya tarik jasmani menuju hubungan jiwa, dan
membangun persahabatan yang akrab, maka hubungan Anda tidak
akan bertahan lama.
10 | C A H A Y A I N J I L
Apa yang Paling Penting dalam Hidup ini?
Saya ingin mengajukan satu pertanyaan kepada Anda - menurut Anda
apakah hal yang penting bagi hidup Anda? Hal apakah yang Anda
kejar? Apakah hal-hal yang fana? Benarkah anggapan bahwa Anda
akan bisa mendapatkan banyak sahabat jika Anda memiliki uang
banyak; mobil mewah yang meluncur mulus di jalanan; jam tangan
emas di pergelangan Anda; rantai emas di leher yang memamerkan
status Anda?
Benar, hal-hal tersebut jelas akan menarik banyak perhatian. Akan
tetapi, apakah Anda mengejar semua itu untuk bisa mendapatkan
perhatian dari orang lain? Jika memang demikian, maka Anda adalah
orang yang kurang percaya diri. Hanya orang yang kurang percaya diri
yang membutuhkan segala macam hal tersebut untuk memikat orang
lain. Sesungguhnya, apa yang benar-benar diperlukan oleh seseorang
adalah persahabatan yang tulus, persahabatan yang mendalam antara
Anda dengan teman Anda.
Janganlah berpikir bahwa Anda akan dipuji dan dikagumi karena
memberi kesempatan kepada orang lain untuk menaiki kendaraan
mewah Anda. Tidak tahukah Anda bahwa pujian bisa berubah menjadi
cercaan dalam sekejap saja? Orang itu bisa saja berkomentar, "Dia
mengantarkan kita hanya untuk memamerkan kekayaannya!" Tahukah
Anda bahwa daya tarik jasmaniah tidak ada gunanya? Yang Anda
inginkan adalah membangun persahabatan yang saling memberi
manfaat.
Sekalipun kita bisa menikmati persahabatan antar manusia yang cukup
awet, yang sangat murni, semua itu tidak bisa dibandingkan dengan
persahabatan dengan Allah. Hari ini, Alkitab memberitahu kita bahwa
Allah ingin bersahabat dengan kita! Mengapa Allah mencitpakan kita?
Mengapa kita hadir di dunia ini? Bagaimana bisa Anda sampai
mendengarkan khotbah hari ini? Allah punya rencana. Dia sangat ingin
agar Anda mengenal Dia. Dia sangat ingin agar Anda tahu isi hati-Nya.
Dia benar-benar ingin menjadi sahabat Anda.
Mengapa Allah mau Bersahabat dengan kita?
Pikirkanlah hal itu... siapakah kita ini? Kita bukanlah pimpinan dari
sebuah perusahaan; kita tidak punya kekayaan yang melimpah; kita
11 | C A H A Y A I N J I L
tidak punya banyak rumah atau tanah yang luas. Mengapa Allah ingin
berteman dengan makhluk seperti kita? Mengapa Allah begitu tertarik
pada orang-orang kecil yang tidak penting seperti kita ini? Manusia
memang berbeda - saat seseorang sedang jatuh dan tak bisa berbuat
apa-apa, tak ada orang yang mau berkawan dengannya; tetapi saat
seseorang berada di puncak apakah dari segi kekayaan atau status,
segerombolan besar orang akan mengelilinginya dan dengan penuh
semangat menunggu untuk melakukan kehendaknya.
Mengapa Allah ingin menjadi sahabat kita? Inilah inti dari pesan hari
ini. Allah tidak sekadar ingin menjadi sahabat Anda, Dia bahkan
mengambil inisiatif untuk berinteraksi dengan manusia. Hal ini dapat
kita lihat di seluruh kitab Suci. Terlebih lagi, Dia benar-benar ingin
mengundang Anda untuk datang ke rumahNya! Ini adalah suatu hal
yang sangat unik!
Jika ratu Inggris ingin bertemu dengan Anda, maka dia akan
mengeluarkan undangan kepada Anda. Jika Presiden ingin mengundang
Anda ke istana, maka dia juga akan mengirimkan undangan kepada
Anda. Saat Anda menerima undangan semacam itu, Anda mungkin
merasa seperti sudah terbang ke surga ketujuh. Mungkin Anda akan
segera membingkai undangan tersebut dan memajangnya di ruang
tamu. Suatu kehormatan yang luar biasa mendapat undangan dari
orang penting semacam itu!
Cara Allah mengerjakan sesuatu sangatlah berbeda. Dia tidak
mengutus Yesus ke istana Raja. Yesus lahir di Nazaret, sebuah kota
kecil yang tidak penting. Tahukah Anda apa yang Alkitab katakan
tentang reaksi orang-orang saat para murid memperkenalkan Yesus
sebagai orang Nazaret? "Dapatkah hal yang baik datang dari Nazaret?"
Belum pernah seorang penting pun yang berasal dari Nazaret. Tinggal
di Nazaret seperti tinggal di daerah pinggiran. Bukan daerah yang bisa
Anda banggakan kepada orang lain.
Saat saya masih kecil, saya tinggal di daerah kumuh. Daerah itu
biasanya disebut "Kandang Ayam". Daerah kumuh itu telah dibongkar
dan diganti dengan satu blok apartemen dengan nama yang lebih
modern - Emerald Way Garden. Jika Anda berkata kepada seseorang,
"Aku dilahirkan di Kandang Ayam," maka orang itu akan meremehkan
Anda. Akan tetapi jika Anda memperkenalkan diri Anda sebagai orang
12 | C A H A Y A I N J I L
yang dilahirkan di "Emerald Way Garden", maka reaksi orang juga
berbeda.
Nazaret adalah tempat yang biasa-biasa saja. Yesus lahir dan menetap
di desa yang sangat miskin dan tidak ada keistimewaannya ini, dan
menjalankan pekerjaan kelas rendahan sebagai seorang tukang kayu.
Yesus tidak pernah belajar di universitas atau bekerja di perusahaan
besar seperti Microsoft. Dia hanya seorang tukang kayu. Dalam
pemahaman zaman sekarang ini, dia mungkin adalah salah satu dari
sekian banyak buruh. Dia datang ke lingkungan ekonomi dan sosial
semacam ini untuk bisa menjalin hubungan dengan Anda dan saya.
Inilah cara kerja Allah yang dicermikan oleh seluruh kehidupan Yesus.
Yesus merendahkan dirinya ke tingkatan kita untuk mencari kita untuk
bisa berteman dengan kita. Tidaklah sukar untuk membayangkan
bahwa jika Presiden RI datang, mungkin Anda tidak akan punya
kesempatan untuk menjabat tangannya atau bercakap-cakap
dengannya. Para pengawal dan ajudannya akan mengelilingi dia.
Bayangkan jika Anda baru selesai memperbaiki sebuah mobil, dan
Anda masih dilumuri oleh kotoran dan oli, bagaimana mungkin Anda
bisa berjabat tangan dengan seorang penting semacam itu, apalagi jika
dia berpakaian resmi? Situasinya sangatlah tidak memungkinkan. Tidak
akan dapat dijalin suatu persahabatan. Jurang perbedaan status terlalu
jauh untuk dapat dijembatani.
Tetapi cara kerja Allah sangat berbeda. Yesus diutus ke tengah-tengah
masyarakat biasa. Dia bertumbuh di suatu daerah pinggiran yang
miskin sebagai seorang tukang kayu yang sederhana. Dia duduk di
salah satu sudut warung dan berbagi isi hati dengan kita sambil
ditemani secangkir teh. Dia tidak akan menjumpai Anda di hotel
berbintang lima atau tempat-tempat mewah lainnya, tetapi dia akan
menjumpai Anda di warung mie di pinggir jalan atau di tempat minum-
minum. Seperti inilah Yesus yang ingin berteman dengan kita.
Mari kita pelajari ayat lain yang merujuk tentang persahabatan.
Yohanes pasal 15 ayat 13. Yesus di sini berkata, "Tidak ada kasih yang
lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya." Yesus tidak sekedar berbicara tentang hal
persahabatan dengan kita. Dia menyerahkan nyawanya untuk
menyatakan ketulusannya! Tentu saja, sangatlah menyenangkan bisa
13 | C A H A Y A I N J I L
makan, minum dan bercakap-cakap sebagai sahabat. Tidak ada kasih
di dunia ini yang bisa melampaui kasihnya. Tak ada harga yang terlalu
mahal bagi Yesus untuk dibayar demi sahabat-sahabatnya. Allah,
melalui Yesus, mengungkapkan kedalaman dari ketulusannya untuk
bisa berteman dengan kita, bahkan sampai rela menyerahkan
nyawanya. Dia memang Allah yang sangat menghargai persahabatan!
Persahabatan dengan Allah dapat Dialami
Tentu saja, kita tahu bahwa ada banyak macam sahabat. Ada beberapa
orang yang hanya sekadar kenal dengan Anda. Mereka mungkin
bahkan tidak ingat siapa nama Anda. Ada orang yang memiliki
hubungan lebih dekat dengan Anda. Mereka mungkin akan
mengunjungi Anda di hari raya, dan mungkin akan bertukar kado
dengan Anda di Natal. Mereka, misalnya, mungkin akan memberi kita
parsel di tahun baru, atau memberi anak-anak kita 'ang pao' di tahun
baru Cina. Akan tetapi, yang sedang kita bahas sekarang ini
sebenarnya adalah sahabat sejati. Persahabatan yang paling dalam.
Tak ada persahabatan yang lebih akrab daripada yang satu ini. Dan
Yesus bersedia mati demi para sahabatnya, untuk menawarkan kepada
kita persahabatan semacam ini.
Saya mengenal Yesus secara akrab selama sekitar dua puluhan tahun.
Sejak saat saya mengenalnya, saya telah mengalami persahabatannya.
Di dalam hal ini, saya masih berada di tingkat yang dangkal. Akan
tetapi apa yang dikatakan oleh Alkitab sangatlah jelas bagi saya -
Persahabatan dan kasih Allah lebih berharga daripada hidup! Jika Anda
tidak mengalami hal ini secara pribadi, maka Anda tidak akan dapat
memahaminya. Tak banyak hal di dunia ini yang lebih berharga, dan
yang lebih indah daripada hidup. Akan tetapi persahabatan Allah jauh
melampaui nilai hidup itu sendiri! Tentu saja, saya tidak sedang
merujuk kepada berbagai macam berkat dan hal-hal lainnya yang telah
Dia berikan kepada saya.
Sebenarnya, di dalam masa dua puluhan tahun saya mengikut Tuhan,
saya banyak sekali mengalami Allah. Ya, Dia memang banyak
memberkati saya, entah secara keuangan, kesehatan atau pun dalam
pendidikan. Akan tetapi saya tidak mau mengutamakan semua berkat
itu. Persahabatan jauh melampaui berkat, dan inilah hal yang
paling penting. Jika Anda seorang pimpinan dari sebuah perusahaan
14 | C A H A Y A I N J I L
besar, atau mungkin pimpinan perusahaan media, akan ada banyak
orang yang ingin menjadi sahabat Anda karena ada banyak keuntungan
yang bisa diperoleh dari persahabatan ini. Akan tetapi, inikah jenis
persahabatan yang Anda inginkan? Apakah Anda mau berteman
dengan seseorang yang ingin bersahabat dengan Anda hanya supaya
dia bisa bekerja di perusahaan Anda? Tidak, saya rasa Anda tidak akan
menyukai persahabatan semacam ini.
Inilah hal yang sangat vital. Saat Anda mengejar Allah, janganlah
menekankan pada apa yang dapat Anda peroleh atau berkat-berkat
yang akan Anda dapatkan. Ya, Allah akan memberkati kita. Akan
tetapi, jika Anda menempatkan penekanan Anda di aspek itu saja,
maka Anda masih belum memahami apa arti persahabatan. Bagi saya,
yang paling penting bukanlah berkatnya. Allah boleh saja memberi
saya berkat, akan tetapi Dia juga boleh menarik kembali semua berkat
itu. Dia pernah menarik sebuah berkat dari saya pada masa lalu; saat
itu Dia menguji apakah saya menghargai persahabatan dengan Dia di
atas segalanya.
Apakah Anda menghargai persahabatan dari orang lain? Tahukah Anda
bagaimana cara menghargai persahabatan yang Allah berikan kepada
Anda? Hari ini, Anda beroleh kesempatan untuk mendengarkan
pesannya - Allah sekarang ini sedang mengulurkan tangan-Nya untuk
bersahabat dengan Anda, Dia memberitahu Anda bahwa Dia ingin
menjadi sahabat Anda. Jadi, apakah respons Anda?
Maukah Anda Menjadi Sahabat Allah?
Dalam pesan tersebut di atas, kita bisa mengerti mengapa Allah
menciptakan kita, apa arti keberadaan kita, dan sebagainya. Inti dari
semua itu adalah bahwa kita boleh berkenalan dengan Allah. Kita boleh
membangun persahabatan dengan Dia, persahabatan yang paling
mendalam. Di dalam hidup ini, tak ada hal yang lebih berharga, dan
tak ada hal yang bisa memberikan kepuasan melebihi persahabatan.
Persoalannya adalah: sudahkah Anda menanggapi? Sangatlah penting
untuk memberi tanggapan.
Ada beberapa orang yang telah bergabung dengan gereja untuk waktu
cukup lama. Ada yang mungkin sudah menghadiri gereja sekitar
setahun, atau mungkin lebih lama lagi. Mereka semua telah
15 | C A H A Y A I N J I L
mendengarkan beberapa khotbah. Hanya ada satu penjelasan jika Anda
masih belum mengalami kemajuan rohani, walaupun Anda sudah
mendengarkan khotbah-khotbah ini - yaitu bahwa Anda tidak memberi
tanggapan. Jika Anda ingin maju, maka Anda harus memberi respons!
Anda perlu merenungkan dengan serius permasalahan ini. Jika hari ini
Anda sudah tahu persis bahwa Allah ingin menjadi sahabat Anda, maka
Anda harus memberi tanggapan di dalam hati Anda. Apakah Anda
benar-benar ingin menjadi sahabat Allah? Apakah Anda ingin menerima
persahabatan ini? Anda tidak akan melangkah maju jika Anda tidak
berminat untuk menanggapi. Tak peduli seberapa banyak khotbah yang
telah Anda dengarkan, selama Anda tidak menanggapi, maka tidak
akan ada manfaatnya bagi hidup Anda. Jika Anda pikir bahwa khotbah
ini cukup menarik, tidak terlalu membosankan, akan tetapi Anda tetap
tidak memberi respons, maka yang pasti terjadi adalah Anda akan
segera melupakan isi khotbah ini dalam satu atau dua hari.
Di sisi lain, jika Anda ingin menerima persahabatan dari Allah, Anda
bisa berkata kepada Allah di dalam hati Anda, "Ya Allah, saya
memahami isi hati-Mu. Engkau tidak sekadar menciptakan saya,
Engkau sendiri telah datang ke dunia ini, merendahkan diri-Mu ke
tingkatan saya untuk mencari saya, untuk memperkenalkan diri-Mu
dengan harapan bisa membangun persahabatan ini dengan saya. Ya
Allah, saya bersedia. Saya bersedia mengenal-Mu. Datang dan
bangunlah persahabatan ini." Jika hati Anda memberi tanggapan yang
tulus dan Anda berharap bisa berbuat sesuatu dalam hal ini, beritahu
kami, karena Anda memerlukan pertolongan. Izinkanlah kami
membantu Anda untuk melangkah maju. Allah telah mengutus kami
untuk memberitakan pesan ini kepada Anda. Untuk memberitahu Anda
tentang isi hati dan rencana-Nya, yaitu mengajak setiap orang masuk
ke dalam persahabatan yang lebih berharga ketimbang hidup!
16 | C A H A Y A I N J I L
Dosa dan Maut
oleh Pendeta Mark Lee
Hari ini, kita sampai pada pesan yang ketiga dari seri pengenalan Injil
dan kita akan membahas permasalahan dosa. Apakah sebenarnya dosa
itu? Banyak orang berpikir bahwa dosa adalah hal yang mudah
ditangani. Persoalan lainnya adalah, dapatkah seseorang menahan diri
dari berbuat dosa?
Apa itu Dosa?
Sebelum kita dapat menjawab pertanyaan ini, kita perlu tahu apa itu
dosa. Seperti apa rupa dosa? Beberapa orang percaya bahwa
melakukan sesuatu hal yang bertentangan dengan hati nurani sudah
merupakan dosa. Ya, hati nurani adalah pengukur yang bagus. Akan
tetapi, setiap orang memiliki standar yang berbeda jika sudah berbicara
tentang hati nurani. Tuan A mungkin menilai sesuatu sebagai dosa
akan tetapi Tuan B tidak menilainya demikian. Jadi, hati nurani bukan
jawaban yang memadai untuk memecahkan masalah ini. Kita perlu
meneliti persoalan ini lebih jauh lagi.
Beberapa waktu yang lalu, ada sebuah debat panas mengenai legalisasi
perjudian di beberapa negara, misalnya di Singapore dan Hong Kong.
Ada dua kubu yang bertentangan: yang satu menilai bahwa tidak ada
masalah dengan perjudian karena bidang ini akan menambah
pendapatan pemerintah. Bagi mereka, kegiatan ini tidak bisa
dipandang sebagai dosa. Di sisi lain, kubu penentang berkata bahwa
judi adalah dosa dan tidak boleh dijadikan kegiatan legal. Di sini kita
melihat orang-orang yang berbeda dengan masing-masing pendapat
yang berbeda pula. Lalu bagaimana kita akan memahami persoalan
dosa ini?
Contoh lain adalah masalah pengguguran kandungan atau aborsi. Di
Amerika perdebatan besar tentang hal ini tidak pernah berhenti, dan
para presiden Amerika selama ini tidak berani berurusan dengan
masalah yang sangat sensitif ini. Orang-orang kembali terbelah
17 | C A H A Y A I N J I L
menjadi dua kelompok. Yang satu menekankan bahwa aborsi sama
dengan pembunuhan, dan membunuh janin bayi termasuk dalam
kategori dosa yang membawa maut. Di pihak lain, ada yang percaya
bahwa orang tua memiliki hak penuh untuk menentukan apakah
mereka akan membiarkan bayi tersebut hidup atau tidak. Situasinya
begitu memanas sampai ada yang menyerang klinik aborsi dan dokter-
dokter yang sedang melakukan aborsi. Bahkan pernah terjadi peristiwa
di mana para pelaku aborsi ditembak mati. Bukankah pembunuhan
tersebut sangat ironis, mengambil nyawa seseorang, untuk
menyelamatkan hak bayi untuk hidup?
Kita juga menghadapi masalah homoseksualitas. Perilaku ini dipandang
legal di beberapa tempat, dan dipandang illegal di tempat-tempat yang
lainnya. Masyarakat barat memegang pandangan Liberal untuk
persoalan ini, sementara masyarakat timur berpandangan konservatif.
Di Taiwan, kaum homoseks bebas menikah. Ada berbagai pandangan
yang bertentangan mengenai persoalan ini.
Jadi, apakah sebenarnya dosa itu? Apa yang bukan dosa? Tampaknya
setiap orang berpegang pada pendapatnya sendiri, dan sangat sulit
untuk mencapai kesepakatan. Di dalam kenyataannya, akan selalu ada
pandangan positif dan negatif tentang segala sesuatu, dari masalah
yang sekadar main-main sampai yang penting. Mengapa begitu banyak
pandangan yang muncul jika pembahasannya menyangkut masalah
dosa? Tampaknya sulit bagi orang untuk memberi jawaban yang tepat
tentang apa itu dosa, dan apa yang bukan dosa. Apakah penyebab dari
munculnya pemahaman yang kacau balau tentang dosa?
Ciri-ciri Dosa
Pertama-tama, kita perlu memahami beberapa ciri unik dari dosa. Hal
pertama yang perlu kita pahami adalah bahwa dosa akan menipu kita!
Sangat sulit mengungkapkan wajah asli dari dosa karena dosa memang
sifatnya memperdaya! Dosa itu seperti penjual obat di pinggir jalan
yang punya berbagai muslihat. Jika kita tidak berhati-hati, maka kita
akan tertipu oleh dosa. Hal yang aneh adalah walaupun sudah tertipu,
kita mengira bahwa kita telah memperoleh suatu manfaat. Alasan
mengapa kita tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang dosa
adalah karena dosa itu sifatnya menipu. Dosa memakai tipuan yang
jauh lebih canggih ketimbang yang dipakai oleh pedagang kaki lima
18 | C A H A Y A I N J I L
yang berjualan obat palsu itu. Karena itu memang sulit untuk memilah
persoalan dosa.
Pembenaran
Pada dasarnya, dosa menggunakan dua cara untuk menipu. Pertama
adalah saat kita melakukan sesuatu hal yang tidak benar, kita akan
berusaha mencari alasan untuk membenarkan hal itu. Kita akan
menjelaskan mengapa kita melakukan suatu hal dan mengapa kita
harus melakukannya. Dengan demikian, yang salah menjadi benar,
karena Anda menemukan alasan untuk mendukungnya. Ambillah
kegiatan merokok sebagai contoh. Mereka yang merokok tentu telah
melihat iklan peringatan yang menunjukkan bahwa rokok bisa
menimbulkan kanker. Akan tetapi, saat Anda mencoba untuk
menasehati seorang perokok, dia akan berkata kepada Anda, "Tidak
mungkin. Orang tua yang tinggal di seberang jalan itu berusia sekitar
80 atau 90 tahun dan dia merokok sekitar satu atau dua bungkus
sehari. Saya tidak melihat ada masalah dengan dirinya. Coba lihat
pemimpin Tiongkok, Deng Xiao Ping. Dia merokok seperti cerobong
asap, dan masih hidup sampai di usianya yang ke delapan puluh! Jadi,
jangan khawatir - tak ada yang salah dengan kegiatan merokok."
Sekali kita mendapatkan alasan, kita akan melanjutkan perbuatan kita
dengan tenang. Ini sebabnya mengapa saya katakan bahwa dosa itu
sifatnya menipu.
Kita lihat laporan setoran pajak sebagai contoh lainnya, ada sebagian
orang yang melakukan penggelapan pajak. Ketika diperiksa, mereka
berkata, "Mengapa membesar-besarkan masalah, padahal setiap orang
melakukan hal ini?" Atau, pimpinan perusahaan akan berkata, "Saya
harus melakukan hal ini, kalau tidak, kami terpaksa gulung tikar."
Mereka akan menemukan banyak alasan untuk menjelaskan, sambil
terus melanjutkan perbuatannya. Pemahaman mereka tentang dosa
menjadi sangat kacau.
Jadi, inilah hal pertama yang perlu kita ketahui berkaitan dengan
masalah dosa ini. Dan kita juga perlu menguji diri kita sendiri dengan
bertanya, "Apakah aku ini termasuk orang yang suka mencari alasan
untuk membela tindakan aku?"
19 | C A H A Y A I N J I L
Mengalihkan Tanggungjawab
Cara kedua yang dipakai dosa untuk menipu kita adalah dengan
mengalihkan tanggung jawab. Saat kita tahu bahwa kita telah berbuat
salah, kita masih - secara naluriah - mencoba untuk mengalihkan
sebanyak mungkin tanggung jawab ke pundak orang lain. Saya anggap
setiap orang di sini sudah tahu tentang kisah yang sangat terkenal
yaitu tentang Adam dan Hawa di dalam Alkitab. Apakah yang terjadi
setelah mereka makan buah yang sudah diperintahkan oleh Allah untuk
tidak dimakan itu? Ketika Allah bertanya kepada Adam, "Apakah kamu
telah memakan buah terlarang itu?" Ingat bagaimana Adam menjawab
Allah? Dia berkata, "Perempuan yang Kau berikan padaku, dia yang
memberiku buah dari pohon itu sehingga aku memakannya." Adam
menimpakan kesalahan kepada Allah dan perempuan itu! Dengan kata
lain, dia sedang berkata, "Mengapa Engkau memberi aku perempuan
ini? Jika Engkau tidak menciptakan perempuan ini sebagai
pendampingku, hal ini tidak akan terjadi." Kemudian, Allah menanyai
Hawa, "Apa yang telah kau lakukan?" Jawabnya, "Ular ini telah menipu
aku sehingga aku memakannya." Hawa mengalihkan kesalahan itu
kepada ular. Tentu saja, Allah tidak akan menerima penjelasan
semacam itu. Walaupun ular itu memang menggoda mereka, mereka
tetap bisa memilih untuk tidak mendengarkannya.
Dari Adam dan generasi-generasi seterusnya, umat manusia memupuk
kebiasaan mengalihkan tanggung jawab. Sifat saling menyalahkan
nyaris menjadi penyakit yang menulari seluruh masyarakat. Pada masa
itu, Adam hanya bisa menyalahkan Allah dan Hawa, dan Hawa
menyalahkan ular. Di zaman sekarang ini, ada banyak sasaran yang
bisa dituding sebagai pihak yang bersalah. Ada masyarakat,
lingkungan, orang-orang tertentu dan masih banyak lagi.
Adakah yang pernah mendengar nama Polpot? Dia adalah pimpinan
Khmer Merah dan dia memerintah Kamboja selama empat tahun.
Beberapa tahun yang lalu, Khmer Merah kehilangan kekuasaannya, dan
organisasi ini sudah tidak lagi eksis sekarang. Tetapi tahukah Anda
berapa banyak nyawa yang mati karena pemerintahan Polpot? Sekitar
dua sampai tiga juta! Saya kenal seorang perempuan China asal
Kamboja yang berkata bahwa pada masa itu rata-rata setiap keluarga
kehilangan dua atau tiga anggota keluarganya. Beberapa anaknya mati
20 | C A H A Y A I N J I L
di Kamboja dan beberapa yang lainnya mati ketika berusaha melarikan
diri.
Pada akhirnya, Polpot disingkirkan dan tertangkap, lalu diadili. Saat dia
diwawancarai oleh para wartawan dan penulis, dia dengan tegas
menyatakan bahwa dia tidak merasa bersalah atas semua yang telah
dia lakukan. Ketika para wartawan bertanya, "Banyak dari antara
pemimpin politik dengan pandangan yang berbeda yang ditangkap dan
dibunuh pada masa pemerintahan Anda. Apakah Anda juga tidak
merasa bersalah akan hal ini?" Jawabannya adalah, "Ya." Dia berkata
bahwa dia melakukan semua itu demi perjuangan melawan
ketidakadilan sosial. "Perjuangan melawan ketidakadilan sosial" adalah
kalimat yang lazim dipakai oleh kaum komunis. Mereka percaya bahwa
membunuh orang adalah hal yang tak terhindarkan dalam rangka
revolusi untuk perjuangan melawan ketidakadilan sosial. Itu sebabnya
Polpot menyatakan bahwa dia tidak merasa bersalah.
Kita lihat betapa dosa bisa menipu orang sampai sedemikian jauhnya!
Polpot membunuh begitu banyak orang tetapi dia bisa berkata bahwa
semua itu demi revolusi, demi perjuangan melawan ketidakadilan
sosial, demi kepentingan rakyat Kamboja! Dia menekankan bahwa
sekalipun ada kekeliruan di dalam pelaksanaan dalam menegakkan
pemerintahan Khmer Merah, dia berhasil menahan agresi dari Vietnam
(pada waktu itu, Vietnam mencoba untuk mengambil alih Kamboja di
tengah-tengah kekacauan tersebut). Dia benar-benar mencoba
mengklaim bahwa ia sebenarnya sudah berjasa kepada Kamboja! Kalau
dia bisa mendapatkan alasan untuk membela dirinya tentang
pembunuhan yang ia lakukan, apalagi untuk kejahatan lain yang telah
ia lakukan? Apakah Anda terkejut melihat ada orang yang bisa berpikir
seperti ini?
Akan tetapi, orang macam apakah Polpot itu? Dia dilahirkan di sebuah
pedesaan di Kamboja. Dia menyelesaikan pendidikan dasarnya di
sebuah biara (pada masa itu, tidak banyak sekolah umum dan anak-
anak biasanya dikirim ke biara-biara untuk belajar di bawah bimbingan
para bhiksu). Lalu dia melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi, bahkan sampai belajar ke luar negeri. Belakangan, dia memulai
karir politiknya dan bergabung dengan Khmer Merah. Saat dia mulai
memiliki kekuasaan, dia menyamar dan kembali ke desanya. Dia juga
berkunjung ke biara tempatnya belajar dulu. Bhiksu yang pernah
21 | C A H A Y A I N J I L
mengajar Polpot pada saat itu sudah lanjut usianya. Namun daya
ingatnya masih cukup baik dan dia masih bisa mengingat masa lalu
Polpot. Setelah kunjungannya itu, Polpot memerintahkan anak buahnya
untuk membunuh bhiksu tersebut! Alasannya adalah karena ingatan
bhiksu ini masih jelas! Dia masih ingat hal-hal yang tidak dikehendaki
oleh Polpot untuk tersebar luas. Setelah kunjungan itu, Polpot tidak
hanya memerintahkan pembunuhan atas bhiksu tersebut, tetapi juga
termasuk beberapa kerabat dan teman-temannya. Mereka tahu banyak
hal yang ingin dirahasiakan oleh Polpot. Namun, setelah melakukan
semua kejahatan ini, dia masih bisa menyatakan bahwa dia tidak
merasa bersalah! Di manakah hati nurani orang semacam ini?
Hati manusia sangat licik
Mari kita lihat sebuah ayat - Yeremia 17:9-10 "Betapa liciknya hati,
lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah
yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang
menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal
dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." Ayat
ini berbicara tentang kondisi manusia. Ia berbicara tentang persoalan
yang sangat serius, tentang hati manusia yang lebih licik dari segala
yang lainnya. Alkitab mengungkapkan kondisi sesungguhnya dari hati
manusia kepada kita. Mengapa Polpot dan orang-orang yang lainnya di
dunia ini bisa sampai pada kesimpulan semacam itu? Karena hati
memang lebih licik daripada segala yang lain. Kita tahu bahwa ada
banyak binatang yang cerdik di dunia ini, seperti rubah, musang,
bunglon dan sebagainya. Akan tetapi Alkitab memberitahu kita bahwa
manusia lebih licik daripada segala binatang. Manusia sesungguhnya
sangat melarat dan tidak dapat diselami hatinya. Siapa yang bisa
mengetahui apa yang terdapat di dalam hati seseorang? Ini adalah hal
yang sangat sulit untuk dilakukan.
Secara umum, orang menutup dirinya terhadap orang lain. Kita tidak
akan mudah percaya kepada teman baru, sampai dia menjadi kawan
akrab kita. Sayangnya, bahkan orang yang paling akrab dengan kita
pun bisa membuat kita syok berat, saat kita mendapati bahwa mereka
mampu melakukan hal-hal yang tak terbayangkan oleh kita.
Hati manusia sangatlah tidak sederhana itu. Ada semacam kelicikan di
dalamnya. Perhatikan sekali lagi lanjutan dari ayat, "lebih licik dari
22 | C A H A Y A I N J I L
pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu"? Lanjutannya adalah,
"Siapakah yang dapat mengetahuinya?" Kita bukan saja tidak bisa
mengetahui isi hati orang lain, kita bahkan tidak tahu isi hati kita
sendiri. Sangatlah mungkin bahwa Polpot sendiri tertipu ketika dia
menyatakan bahwa hati nuraninya bersih! Sangatlah mungkin bahwa
dia mengira tak ada yang salah dengannya dan bahwa dia melakukan
semuanya itu demi negara, demi rakyat dan demi revolusi. Mao Ze
Dong adalah contoh lainnya. Dia menipu dirinya sendiri dan menipu
orang lain pada saat yang bersamaan.
Demikianlah, Alkitab menyatakan, "Siapa yang bisa mengetahuinya?"
Inilah pertanyaan yang menusuk langsung ke dalam batin kita - siapa
yang bisa mengetahui isi hatinya sendiri? Mungkinkah terjadi bahwa
ketika kita mengira kita ini orang baik-baik, ternyata kita ini tertipu
oleh diri kita sendiri? Ini adalah hal yang perlu direnungkan secara
mendalam.
Dosa berasal dari Dalam
Mari kita perhatikan sekali lagi Yeremia 17:10. Di sini dikatakan
tentang Allah? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin,
untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah
langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." Dikatakan bahwa
Allah menyelidiki hati dan menguji apa yang di dalam kita. Tentu saja
hati dan batin mengacu kepada bagian terdalam pada diri manusia.
Ayat ini memberitahu kita bagaimana Allah menilai manusia. Dia
melihat ke dalam diri kita! Di sini terlihat perbedaan besar dari cara
Allah melihat manusia dengan cara manusia melihat sesamanya. Orang
melihat sesamanya berdasarkan tampilan luarnya. Berdasarkan
penampilannya, kita menilai apakah orang tersebut adalah orang baik-
baik atau perampok yang paling jahat. Dalam kenyataannya, tampilan
luar tidak dapat mewakili seseorang secara sepenuhnya. Beberapa
orang tampil rapi tetapi ternyata munafik. Beberapa orang terlihat
kasar tetapi ternyata sangat baik. Itu sebabnya sangatlah susah untuk
menilai seseorang dari penampilannya.
Namun ayat ini memberitahu kita bahwa Allah itu berbeda. Allah
melihat ke isi hati manusia dan bukan pada tindakan lahiriahnya. Allah
meneliti isi hati dan menguji batin. Poin ini sangat erat berkaitan
dengan masalah dosa yang sedang kita bicarakan - dosa adalah
23 | C A H A Y A I N J I L
sesuatu yang tersimpan di dalam. Tentu saja, dosa terwujud dalam
tindakan. Akan tetapi akan terlalu dangkal jika menilai apakah kita
berdosa atau tidak hanya dengan melihat pada perbuatan lahiriah.
Allah tidak melihat pada yang lahiriah tetapi pada yang batiniah! Jika
kita ingin tahu apakah seseorang berdosa atau tidak, kita tidak boleh
melihat perbuatan lahiriahnya melainkan melihat sikap hatinya. Ini hal
yang sangat penting. Kita tidak akan mengerti tentang dosa tanpa
memahami prinsip ini. Dosa itu ada di dalam!
Alkitab memakai kata penyakit untuk menggambarkan dosa. Dosa
disamakan dengan penyakit, suatu penyakit rohani. Jika orang terkena
penyakit jasmani, mereka harus pergi ke dokter. Jika mereka
mengalami sakit jiwa, mereka pergi ke psikiater. Ada jenis penyakit
ketiga selain yang dua itu. Itulah penyakit di tingkat roh yakni dosa!
Ketiga penyakit itu bisa saling mempengaruhi antara satu dengan yang
lain. Ada beberapa orang yang mengalami sakit di badan akan tetapi
tidak ditemukan penyakit jasmani apapun dalam pemeriksaannya.
Akhirnya, didapati bahwa mereka ternyata mengalami penyakit
kejiwaan. Menurut beberapa dokter, diperkirakan dua per tiga dari
penyakit manusia berasal dari masalah kejiwaan dan hanya sepertiga
yang benar-benar murni penyakit jasmani.
Jika membahas tentang penyakit, kita dapat mengerti mengapa kita
perlu melihat dosa sebagai sesuatu di dalam dan bukannya di luar.
Secara eksternal kita hanya tahu kita sakit jika penyakit itu sudah
menunjukkan gejala yang nyata. Padahal kita sudah mengidap penyakit
itu di waktu ia mulai bersarang dan bertumbuh di dalam tubuh kita.
Beberapa orang menunggu sampai gejala-gejala penyakit terlihat
sebelum mereka ke dokter. Akan tetapi seringkali sudah terlambat.
Penyakit kanker sifatnya seperti ini. Pada tahap awalnya, tidak terlihat
gejala apapun. Namun bukan berarti bahwa Anda tidak mengidap
penyakit itu. Ketika Anda sudah berada dalam kondisi kritis, sudah
sangat terlambat dan dokter tak bisa lagi berbuat sesuatu bagi Anda.
Itu sebabnya mengapa ketika dokter mendiagnosa penyakit, mereka
meneliti bagian dalam tubuh seseorang. Mereka menggunakan alat
yang disebut stetoskop untuk mendengarkan suara nafas dari paru-
paru Anda. Mereka menggunakan alat berfrekuensi tinggi seperti
roentgen atau USG untuk melihat organ di dalam tubuh Anda. Jadi,
mereka meneliti keadaan di dalam tubuh Anda. Ini sangat mirip dengan
cara Allah melihat manusia. Jika hal ini diterapkan pada penyakit
24 | C A H A Y A I N J I L
jasmani, apalagi dalam hal penyakit rohani! Itu sebabnya Anda harus
memahami poin ini, yaitu jangan melihat dosa dari tampilan luar saja.
Saya akan memberi beberapa contoh untuk membantu Anda
memahami apa arti melihat dosa dari sisi dalam. Jika kita berbicara
tentang dosa, banyak orang yang percaya bahwa mereka tidak begitu
berdosa. "Aku tidak mencuri, tidak merampok, tidak menculik, tidak
berbohong, dan aku tidak merugikan orang lain demi kepentingan
sendiri - aku tidak berbuat dosa apapun." Diagnosa pribadi semacam
ini salah. Mengapa? Karena diagnosa ini dilandaskan pada sisi luar saja.
Mungkin masih ada masalah di dalam yang belum terlihat.
Mari kita lihat Matius 5:21-22 - "Kamu telah mendengar yang
difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa
yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap
orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang
berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah
Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam
neraka yang menyala-nyala."
Bagian awal ayat ini berbicara tentang ajaran lama yaitu, jangan
membunuh. Mereka yang membunuh harus diadili! Setiap orang tahu
persis akan hal ini. Akan tetapi, penekanan Yesus Kristus bukan pada
masalah ini. Dia ingin memberitahu kita bahwa bukan saja mereka
yang membunuh harus dihukum, tetapi mereka yang marah kepada
saudaranya juga harus dihukum! Ayat ini berkata, "Siapa yang berkata
kepada saudaranya, 'Raca'" - "Raca" di dalam bahasa Yunani berarti
"tidak berotak"; ayat ini juga berkata bahwa barangsiapa yang berkata,
"Bodoh," - "Bodoh" di sini bermakna "dungu". Yesus berkata bahwa
barangsiapa yang berkata kepada saudaranya bahwa dia tidak berotak
dan dungu, orang itu layak untuk diadili dan layak dilemparkan ke
dalam neraka yang menyala-nyala! "Mahkamah Agama" di sini bisa kita
samakan dengan pengadilan negeri. Barangsiapa yang menghina orang
lain sudah layak untuk diadili! Di mata Allah, bukan hanya pembunuhan
yang bisa disebut sebagai dosa; menghina orang lain juga merupakan
dosa yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah!
Pada awalnya, mungkin baru sekadar kemarahan yang tersimpan di
dalam hati. Akan tetapi, kemarahan sudah menumbuhkan dosa di
dalam hati, dan berawal dari kejengkelan, ia berubah menjadi
25 | C A H A Y A I N J I L
kebencian dan kemurkaan. Mungkin orang lain pernah melukai hati
Anda. Sebagai contoh, dia mengadukan Anda kepada atasan, atau dia
menjatuhkan Anda di depan orang lain. Dan setelah itu, Anda mulai
tidak menyukainya dan membencinya setengah mati. Tentu saja, Anda
tidak akan membunuhnya. Akan tetapi, sangat mungkin alasan Anda
tidak membunuhnya adalah karena Anda takut dihukum sebagai
pembunuh. Saya teringat ketika saya masih mengajar di sebuah
sekolah, seorang guru bercerita kepada saya tentang perseilisihannya
dengan guru yang lain. Dia sangat membenci guru tersebut dan dia
berkata kalau saja dia memiliki pistol, maka dia akan menembak mati
orang tersebut. Tentu saja, sangatlah susah mendapatkan senjata api.
Begitulah keadaannya jika di dalam hati ini terdapat kebencian yang
mendalam terhadap orang lain. Kita sangat menghendaki agar orang
tersebut dilenyapkan dari muka bumi ini. Dan karena hukum melarang
Anda, maka Anda tidak atau belum melaksanakannya.
Juga di dalam Matius 5:27-29 disebutkan, "Kamu telah mendengar
firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang
yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah
dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan
menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik
bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu
dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka." Ayat-ayat tersebut juga
berkata bahwa akar dari dosa terdapat di dalam hati!
Dunia punya hukum yang menentang perzinahan, yang juga terdapat
di dalam Sepuluh Perintah Allah. Akan tetapi, Yesus berkata kepada
kita bahwa kita berdosa bukan saja setelah tindakan itu terjadi tetapi
juga di saat kita menatap seorang perempuan dengan penuh berahi.
Dosa yang satu ini dapat mengakibatkan kita dilemparkan ke dalam
neraka, dibinasakan di dalam neraka! Alkitab berkata bahwa Allah
melihat ke dalam hati manusia. Sekalipun seseorang tidak
menggerayangi orang lain atau pun melakukan tindakan kriminal
lainnya, di mata Allah, mengkhayalkan perzinahan di dalam hati saja
sudah merupakan dosa perzinahan itu sendiri. Jika Anda mewujudkan
hal ini ke dalam tindakan, maka hukum negara akan menindak Anda.
Seringkali kita tidak berani berbuat karena kita takut menanggung
akibat hukumnya. Jika ada kesempatan untuk melakukan tanpa takut
pada peraturan hukum, atau jika tidak ada orang lain yang tahu,
26 | C A H A Y A I N J I L
apakah Anda akan melakukannya? Itu sebabnya mengapa kita harus
tahu persis bagaimana keadaan batin kita.
Mari kita ambil contoh yang lain. Adakah dari antara Anda yang pernah
berwisata ke Jepang? Seperti apakah orang Jepang itu? Bukankah
mereka sangat sopan, sangat tertib, sangat taat hukum? Dapatkah
Anda membayangkan hal tersebut di masa Perang Dunia II, ketika
tentara Jepang menyerang China dan melakukan berbagai macam
kejahatan? Segala kejahatan mereka lakukan - perampokan,
pembakaran, pemerkosaan dan pembunuhan seperti yang terjadi di
Nanking. Orang-orang macam apakah yang melakukan semua ini?
Mereka adalah orang-orang Jepang biasa! Orang-orang yang tidak
berbeda dengan yang kita jumpai di Jepang. Mereka yang tergabung
dalam angkatan perang Kekaisaran Jepang bisa saja bekerja sebagai
guru dan pekerja kantor sebelum perang.
Pertanyaannya adalah, mengapa mereka berperilaku seperti hewan
buas ketika sampai di Tiongkok? Dan kemudian, setelah perang,
bagaimana mereka dapat kembali menjadi warga biasa yang beradab
dan sopan? Ini sebabnya mengapa saya berkata - hal yang sangat
mengerikan adalah dosa bersarang di dalam hati! Ketika masanya tiba,
dosa ini akan menampilkan dirinya. Tentu saja orang Jepang bukanlah
masyarakat yang paling jahat di dunia. Orang-orang dari berbagai
negara juga sama saja. Jika kejadian di dalam Perang Dunia II terulang
kembali, dan para perwira pasukan sekali lagi mengizinkan
bawahannya untuk melakukan apa pun yang mereka mau,
pembantaian yang tak berperi kemanusiaan pasti terjadi lagi.
Di Perang Dunia II, di Yangzhou pernah terjadi pembantaian 10 hari
yang sangat ngeri. Pada waktu itu, untuk menghukum warga daerah
Yangzhou yang melakukan perlawanan terhadap pasukan Jepang, para
perwira mengeluarkan perintah bahwa para prajurit tidak akan
dipersalahkan atas apa pun tindakan yang mereka lakukan selama
sepuluh hari itu. Dalam keadaan di mana aturan hukum dan rintangan-
rintangan eksternal disingkirkan, Anda akan melihat betapa licik dan
jahatnya hati ini. Kita tidak dapat melihatnya sekarang karena hukum
membatasi kita. Banyak hal mengerikan yang bisa terjadi jika
seseorang tidak berada di bawah kendali hukum dan lingkungan.
Sebagian orang akan melakukan hal-hl yang tidak akan berani mereka
kerjakan di negara asal mereka. Kejahatan yang sama juga akan
27 | C A H A Y A I N J I L
muncul jika terjadi kerusuhan. Jika tidak ada hukum, tidak ada tekanan
yang mengekang seseorang, tak ada orang lain yang mengawasi dan
tak ada rasa takut harus menanggung hukuman atas tindakannya,
maka kejahatan di dalam hati akan tampil keluar. Dan ketika hal itu
terjadi, peristiwanya akan begitu mengerikan sehingga Anda sendiri
akan sulit percaya pada apa yang telah Anda lakukan!
Dosa bukankah hal yang baru
Apa yang ada di dalam adalah wajah asli manusia dan di sanalah Allah
melihat, bukan di sisi luarnya. Itu sebabnya, kita harus memulai dari
dalam jika kita ingin mengenal baik seseorang. Pada zaman Adam dan
Hawa masih belum ada peraturan hukum. Lalu apakah kejahatan di
dalam hati mereka termanifestasi? Alkitab memberitahu kita bahwa
segera setelah Allah menciptakan Adam dan Hawa, mereka
memberontak terhadap-Nya. Dan pada generasi selanjutnya, kita
menemukan kejadian pembunuhan pertama. Kain membunuh adiknya,
Habel. Beberapa generasi kemudian, Allah menghakimi penduduk di
Timur Tengah yang dipenuhi oleh kejahatan dengan membinasakan
mereka dengan air bah. Kemudian, Allah menjatuhkan hujan api ke
atas dua kota yaitu Sodom dan Gomorah. Mengapa? Karena mereka
melakukan dosa homoseksual. Dari sini kita mendapati bahwa
homoseksualitas bukanlah sesuatu hal yang baru, tetapi sudah ada
sejak zaman kuno. Malahan, sudah begitu tersebar luas sehingga Allah
sendiri harus turun tangan membinasakan dua kota itu!
Janganlah berpikir bahwa masyarakat kuno adalah masyarakat yang
baik. Tentu saja, di antara umat manusia di zaman itu, pasti ada
beberapa orang baik. Namun, hal yang kita bahas adalah keadaan
secara umum. Kita punya kecenderungan untuk mengira bahwa yang
hidup di zaman kuno lebih baik daripada orang yang hidup di zaman
modern dalam hal kelicikan dan kebusukan di dalam hati manusia.
Buku-buku sejarah yang kita baca kebanyakan terisi dengan dua hal
ekstrim - yaitu catatan tentang orang besar atau perang. Tidak banyak
terdapat catatan tentang kehidupan rakyat biasa. Buku sejarah
Tiongkok umpamanya mencatat tentang orang-orang hebat seperti
Konfusius, Sun Tze, Lao Tze dan sebagainya. Janganlah berpikir bahwa
hanya karena ada beberapa orang yang luar biasa itu maka mereka
bisa mewakili kemurnian masyarakat pada zaman itu. Pada zamannya,
Konfusius tidak diterima dengan baik masyarakat dan dia harus pergi
28 | C A H A Y A I N J I L
dari satu tempat ke tempat yang lain sekalipun ajaran dan
kehidupannya sangat luhur. Kita bisa melihat dari sini generasi macam
apa yang hidup pada zamannya. Sangat sedikit orang yang mau
mengikuti ajarannya. Belakangan, dia malah nyaris kehilangan
nyawanya.
Mengapa Dosa Bisa Membawa Maut?
Selain memahami bahwa akar dari dosa itu berada di dalam hati, kita
juga perlu memahami apa saja yang termasuk dosa yang membawa
maut - dosa yang hukumannya adalah mati. Kita sekarang tahu bahwa
manusia punya dosa, dan dosa berawal dari dalam hati. Akan tetapi,
dosa macam apakah yang layak dihukum mati? Apakah tidak terlalu
berlebihan jika seseorang harus dihukum mati karena telah berbohong?
Banyak orang akan mengakui bahwa mereka tidaklah sempurna dan
mereka telah melakukan beberapa hal yang buruk seperti berbohong
dan marah. Bagaimana mungkin kita harus mati hanya karena pernah
beberapa kali marah? Lalu, dosa macam apakah yang berhujung pada
maut?
Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus Kristus mati di kayu salib bagi
dosa Anda dan saya. Akan tetapi, kita mungkin merasa bahwa
kematian tidak sepadan dengan dosa yang pernah kita buat dan bahwa
Yesus seharusnya tidak perlu mati bagi kita. Jika hukuman yang patut
bagi saya adalah tiga puluh cambukan, maka Yesus hanya perlu
menanggung tiga puluh cambukan bagi saya. Jika dosa saya membuat
saya dihukum enam bulan di penjara, maka dia bisa masuk penjara
selama enam bulan untuk saya. Akan tetapi Alkitab berkata bahwa
Yesus mati di kayu salib bagi dosa kita. Itu berarti bahwa dosa-dosa
kita layak mendapat hukuman mati! Dosa apakah yang telah kita buat
sehingga layak mendapat hukuman mati? Bagaimana mungkin
beberapa kebohongan dan kemarahan layak untuk dihukum mati?
Apakah ini masuk akal?
Itu sebabnya, kita perlu melanjutkan pada pemahaman akan sesuatu
hal lain yang berkaitan dengan dosa. Di dalam Yoh 8:34, "Kata Yesus
kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang
yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.'" Ada satu kebenaran yang
sangat penting yang disampaikan di sini - perbuatan dosa itu bukanlah
persoalan yang sederhana. Begitu Anda berbuat dosa, maka Anda
29 | C A H A Y A I N J I L
menjadi budak dosa! Apakah artinya menjadi budak dosa? Artinya
adalah bahwa Anda tidak akan dapat lepas dari belenggu dosa itu
sekalipun Anda ingin lepas.
Saya percaya bahwa banyak orang yang pernah bertekad untuk
meninggalkan beberapa kebiasaan buruknya. Mereka berkata, "Ini
terakhir kalinya, aku tidak mau melakukannya lagi." Akan tetapi, sering
kali, kita melakukannya lagi dan lagi dan kata 'terakhir kalinya' itu
selalu diulangi lagi. Apa yang Yesus katakan sangatlah benar! Saat
Anda menjadi budak dosa, maka Anda tidak akan pernah mengalami
apa yang disebut 'yang terakhir kalinya' itu. Apapun yang Anda
kerjakan sebelumnya, Anda akan kembali meneruskannya, dan Anda
benar-benar tidak akan dapat menghentikannya.
Tadi kita menanyakan apakah Allah memiliki sifat yang keras karena
menuntut hukuman mati atas kebohongan. Pahamkah Anda sekarang
bahwa persoalannya tidak terletak pada beberapa kebohongan tersebut
melainkan karena kita akan terus melakukan kebohongan dan tidak
berhenti karena kita tidak akan mampu menghentikannya? Pahamkah
Anda akan keseriusan masalah ini? Begitu seseorang memulai
perbuatan dosa, maka dosa akan terus bertumbuh sampai orang itu
tidak mampu menolong dirinya sendiri. Tentu saja, masing-masing dari
kita memiliki kelemahan yang berbeda. Tak peduli di bidang apa
kelemahan itu - dusta, judi, menyukai tontonan porno, atau mudah
marah, kita akan terus melakukannya dan tidak dapat
menghentikannya.
Alkitab berkata di Yakobus 1:14-15, "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh
keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan
apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila
dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." Di sini dikatakan bahwa
alasan seseorang melakukan dosa berkaitan dengan keinginan di dalam
hati kita sendiri. Harap diperhatikan bahwa arahnya adalah dari dalam
ke luar! Ketika hasrat itu sudah muncul, ia melahirkan sesuatu, dan
yang dilahirkan ini adalah 'dosa'. Ketika dosa dilanjutkan sampai pada
kedewasaannya/kematangannya, ia akan berakhir pada maut. Ada
gambaran yang dipakai di sini, dosa disamakan dengan sesuatu yang
hidup -hidup dalam kejahatan yang bertumbuh secara bertahap. Ia
akan tumbuh terus sampai akhirnya menghasilkan buah, dan buah itu
adalah kematian!
30 | C A H A Y A I N J I L
Tadi kita sudah melihat apa yang dikatakan oleh Yesus, "Engkau sudah
cukup bersalah dan layak dilemparkan ke dalam neraka yang menyala-
nyala." Hal ini bukan berarti bahwa kita akan segera dilemparkan ke
dalam neraka. Kita dapat menghindari api neraka dengan bertobat! Jika
orang itu ditebus, maka, selanjutnya dia berubah, dosanya bisa
diampuni, dan dia bisa lolos dari penghakiman. Akan tetapi, jika
seseorang menolak untuk berubah, dan terus membangun dosa, akan
sulit baginya untuk menghindari api neraka. Dosa adalah suatu
kehidupan jahat yang bertumbuh. Di sinilah letak persoalannya. Sama
halnya dengan virus, mereka memulai dari yang kecil. Diawali dengan
masuknya virus yang kecil ke dalam tubuh Anda. Jika tubuh Anda
memiliki cukup kekebalan, Anda akan bisa menangkal virus tersebut.
Jika tidak, bahkan virus yang paling kecil seperti virus flu sekalipun
dapat menyebabkan kematian. Ada orang yang dilahirkan dengan
sistem kekebalan tubuh yang kacau dan tidak mampu menangkal virus.
Dengan demikian, virus tersebut akan bertumbuh dan menyusup ke
organ tubuh yang vital sampai akhirnya menyebabkan kematian. Itu
sebabnya, kita perlu memahami bahwa dosa itu bersifat menular dan
mampu menyebar luas.
Kematian yang berlangsung secara pelahan-lahan
Jawaban atas pertanyaan "dosa macam apakah yang berujung pada
maut"? Sangatlah sederhana - semua dosa berujung pada maut! Sama
seperti contoh kita yang tadi, jika Anda tidak memiliki kekebalan di
dalam tubuh Anda, maka semua virus mampu membunuh Anda. Jika
Anda tidak memiliki kekebalan untuk menangkalnya, mereka akan
bertumbuh terus dan pada suatu hari, mereka akan menyebabkan
kematian Anda. Di sinilah letak persoalannya, dan di sisi inilah Alkitab
memandang dosa. Malahan semakin perlahan kematiannya, maka akan
semakin berbahaya. Ini adalah hal yang sangat bertentangan dengan
pemikiran manusia - kita berpikir bahwa semakin cepat kematiannya
maka semakin berbahaya persoalannya.
Ada dua macam virus yang sangat menakutkan di dunia ini - virus
AIDS dan virus E. Boli. Akan tetapi, jika Anda bandingkan keduanya,
banyak petugas medis yang akan berkata bahwa virus AIDS jauh lebih
menakutkan ketimbang virus E. boli. Ini karena E. Boli mengakibatkan
kematian yang sangat cepat. Setelah Anda terkena virus ini, Anda akan
segera mati. Anda akan mati bahkan sebelum sempat menularkan virus
31 | C A H A Y A I N J I L
ini ke orang lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah kehati-hatian di
dalam menangani jenazah.
Di sisi lain, masa inkubasi virus AIDS berlangsung antara tujuh sampai
sepuluh tahun. Anda bisa bayangkan ada berapa banyak orang lain
yang mungkin ditulari pada kurun waktu tersebut! Sangatlah mungkin
bahwa penyakit ini menunjukkan wujudnya setelah menulari puluhan
ribu orang. Jadi, virus mana yang menurut Anda lebih menakutkan?
Tentu saja virus AIDS, yang tidak langsung menunjukkan gejalanya itu.
Demikian pula, kita bisa bandingkan rokok dengan daging sapi yang
terkontaminasi. Tak ada orang yang berani makan daging yang
kandungan virusnya berjumlah 0.157, akan tetapi banyak orang yang
masih suka merokok, padahal mereka tahu bahwa merokok bisa
mengakibatkan kanker. Mengapa? Karena kita mati secara perlahan
jika kita merokok. Sebenarnya, kita mungkin saja tidak mati sekalipun
kita makan daging sapi yang kandungan virusnya sebesar 0.157 itu,
akan tetapi orang tidak berani memakannya. Di sisi lain, tak ada orang
yang takut pada rokok. Seringkali kita mengabaikan faktor waktu -
yang cepat dan yang lambat dalam menunjukkan gejalanya.
Saya beritahu Anda sebuah perumpamaan, yang sebenarnya
merupakan suatu fakta. Setiap orang tahu bahwa kodok adalah hewan
berdarah dingin. Tidak seperti manusia, kodok tidak mampu
menyesuaikan suhu tubuhnya secara otomatis. Ia hanya bisa
mengubah suhu tubuhnya mengikuti suhu udara atau air di sekitarnya.
Sekelompok ilmuwan telah melakukan suatu percobaan di mana
sekumpulan kodok ditempatkan dalam sebuah bak air yang besar. Dan
suhu air itu dinaikkan satu derajat setiap beberapa waktu. Kodok-
kodok itu mati setelah suhu air mencapai tingkat tertentu. Mereka tidak
mampu mendeteksi serta menyesuaikan diri terhadap perubahan suhu
air yang berlangsung secara bertahap dan perlahan. Sebenarnya, bak
air tersebut tidak ditutup rapat. Kodok-kodok itu bisa saja melompat
keluar, akan tetapi mereka tidak melakukannya karena mereka tidak
menyadari bahwa suhu air telah meningkat.
Namun jika air itu telah dipanaskan sebelum kodok-kodok tersebut
dimasukkan ke dalamnya, maka mereka akan tahu bahwa air itu panas
dan akan segera melompat keluar. Mereka akan mendeteksi adanya
perubahan suhu yang mendadak (tubuh mereka dingin dan suhu air itu
32 | C A H A Y A I N J I L
panas) dan mereka akan berusaha melarikan diri. Akan tetapi, karena
peningkatan suhu itu dilakukan secara perlahan, kodok-kodok itu tidak
tahu bagaimana harus bereaksi.
Kondisi manusia sama saja. Kita akan menjadi sangat cemas jika
terjadi suatu peristiwa yang mendadak, akan tetapi kita tidak
menanggapi dengan serius pertumbuhan kejahatan di dalam diri yang
berlangsung secara perlahan. Sama seperti kebanyakan orang tua yang
membiarkan anak mereka bebas berkeliaran. Anak-anak itu bebas
pergi kemana pun mereka suka, dan makan apapun yang mereka mau.
Para orang tua tidak melihat dampak serius yang bertumbuh secara
perlahan. Masalah itu mungkin tidak segera kelihatan sampai bertahun-
tahun kemudian, dan pada saat masalah itu terlihat, sudah sangat
terlambat untuk mengusahakan perbaikannya. Banyak orang tua yang
tidak mengerti bahwa memanjakan anak justru akan mencelakakan
mereka.
Kembali ke masalah para kodok ini, yang kita bahas bukanlah seekor
kodok saja, tetapi sekumpulan kodok. Mereka tidak mati secara
bersamaan karena setiap kodok memiliki daya tahan yang berbeda.
Dan karena proses yang berlangsung secara perlahan, mereka benar-
benar tidak bisa mendeteksi adanya bahaya, dan mereka juga tidak
mengerti mengapa rekan-rekan mereka mati satu demi satu secara
perlahan-lahan. Mereka benar-benar tidak siap menghadapi dampak
yang muncul secara perlahan dan mereka tidak tahu bahwa mereka
harus lari untuk menyelamatkan hidup mereka.
Manusia juga seperti itu. Mereka melihat orang lain yang dipenuhi oleh
berbagai persoalan. Dan mereka tidak merasa perlu untuk bermawas
diri untuk melihat apakah mereka harus mengambil suatu keputusan
untuk mengatasi persoalan mereka sendiri. Jika Anda melihat orang
lain bergumul dengan persoalan berat yang menimpa mereka, akan
tetapi Anda tidak memanfaatkan pengetahuan itu untuk menangani
persoalan Anda sendiri, maka Anda akan seperti para kodok itu, yang
mati pada saat suhu air secara perlahan-lahan menjadi panas.
Apakah Anda Mau Berobat?
Pokok utama yang ingin saya sampaikan kepada Anda hari ini, adalah
persoalan tentang dosa dan maut. Tidaklah mudah menangani dosa.
33 | C A H A Y A I N J I L
Untuk bisa mengatasi persoalan ini, pertama-tama kita perlu
memahami ciri uniknya, dan baru setelah itu kita tahu bagaimana
mengatasinya. Kita juga perlu tahu bagaimana cara menyelidiki dosa-
dosa kita sendiri. Jika kita memiliki dosa di dalam diri ini, sama seperti
yang dikatakan oleh Alkitab, bahwa kalau kita sakit maka kita perlu
kesembuhan. Langkah pertama di dalam penyembuhan itu adalah
menyadari bahwa kita ini sakit. Jika kita tidak mengakui hal ini,
penyakit kita tidak akan dapat disembuhkan. Itu sebabnya Anda harus
mengakuinya dan Anda harus tahu persis apa penyakit Anda.
Selanjutnya, Anda harus datang kepada Dokter yang terkenal ini dan
membiarkan Dia menyembuhkan Anda. Biarkan Dia mengampuni dosa
Anda, jika tidak maka Anda akan mati.
Bisa dikatakan bahwa saya sekarang ini sedang menguraikan cara
memahami laporan kesehatan. Yang kita bicarakan sekarang ini
merupakan isi dari laporan tersebut dan dengan pemahaman ini, Anda
bisa melihat betapa kritisnya kondisi Anda dan sudah pada tahap mana
penyakit Anda berlangsung. Saat kita menyadari bahwa kita sudah
tertular, kita perlu segera meminta pertolongan dari Sang Dokter, dan
jangan menunggu sampai penyakit itu menjadi kritis.
Saya teringat pada sebuah artikel yang mengisahkan tentang seorang
pasien yang menyerang dokter beberapa waktu yang lalu. Persoalan ini
berujung ke pengadilan karena si pasien memukul dokter tersebut
ketika diberitahu bahwa dia mengidap suatu penyakit. Sangatlah tidak
menyenangkan jika kita diberitahu bahwa kita sedang sakit. Dan lebih
menyakitkan lagi jika penyakit itu ternyata tidak bisa disembuhkan.
Pada umumnya, sekalipun kita tidak akan memukul sang dokter seperti
yang dilakukan oleh pasien tersebut, kita juga tidak bersedia
menghadapi persoalan ini. Sebagai contoh, banyak orang yang tidak
suka pergi ke dokter. Banyak kerabat saya yang tidak suka pergi ke
dokter jika mereka sakit. Tak peduli seberapa keras usaha Anda
merayu agar mau berobat, tetapi mereka lebih suka menunggu dengan
harapan penyakit itu sembuh sendiri. Begitulah kondisi manusia.
Hari ini, jika Anda telah mendengar pesan ini, Anda perlu memberi
tanggapan secepatnya. Tanyalah diri Anda, apakah hal yang telah
disampaikan pada hari ini memang terjadi pada diri Anda. Jika memang
demikian, maka Anda perlu mengambil tindakan, bangkit dan mengaku
kepada Allah bahwa Anda mengalami masalah. Anda perlu mengakui
34 | C A H A Y A I N J I L
dosa Anda, mintalah Allah untuk menyelamatkan Anda dan menolong
Anda menyingkirkan semua dosa itu. Dosa harus disingkirkan dan Allah
memiliki kuasa serta kewenangan yang mutlak untuk mengampuni
dosa-dosa kita.
Kita akan melanjutkan seri pengenalan Injil ini pada waktu-waktu
selanjutnya. Anda akan memahami dengan lebih baik lagi tentang
bagaimana Allah dapat menolong kita menyingkirkan dosa. Pertama-
tama, kita perlu mencari Dia. Dan selanjutnya, kita perlu memberi
tanggapan. Jika kita tidak memberi tanggapan setelah mendengar
kebenaran, maka hati kita akan menjadi semakin keras nantinya. Saat
pertama kali mendengarkan, Anda akan merasa tertusuk di dalam hati.
Akan tetapi jika hal ini tidak dilanjutkan dengan tindakan yang tepat,
maka kelanjutannya adalah kita menjadi kebal pada waktu
mendengarkan bagian yang berikutnya. Itu sebabnya, sangatlah
penting bagi kita untuk melanjutkan dengan mengambil tindakan
setelah kita mendengarkan! Jika tidak, sama seperti menghadapi
bakteri, kita akan membangun semacam kekebalan. Jika kita tidak
mengambil tindakan setelah dosis terakhir dari obat telah diberikan,
maka obat yang sama tidak akan berdampak apa-apa lagi bagi Anda
jika Anda meminumnya. Prinsip yang berlaku dalam pengobatan
jasmani juga berlaku di dalam pengobatan rohani. Kehidupan jasmani
seringkali mencerminkan kehidupan rohani, karena keduanya
diciptakan oleh Allah yang satu dan keduanya memiliki prinsip yang
sama.
Allah Memperlihatkan Kasih-Nya
oleh Pendeta Mark Lee
Pengampunan dan Penebusan
Pada bagian yang lalu, kita membahas tentang keadaan manusia,
bagaimana manusia berada di bawah belenggu dosa dan bagaimana
35 | C A H A Y A I N J I L
dia harus memilih antara hidup yang kekal atau maut. Allah telah
menciptakan manusia untuk menjadikan kita sahabat-Nya tetapi
kelihatannya Allah tidak berhasil mencapai tujuan-Nya. Dosa telah
membuat manusia menjauh dari Allah. Lalu, apa yang telah Allah
lakukan karena manusia tidak dapat mengatasi persoalan dosa itu
sendiri?
Allah mengutus Yesus Kristus ke dunia untuk mati dan menebus dosa
kita. (Sebenarnya Allah telah bekerja tanpa henti selama 4.000 tahun
sebelum Yesus datang ke dunia dan segala yang Ia lakukan
disimpulkan di dalam Yesus Kristus). Tetapi mungkin kita bertanya jika
Allah ingin memaafkan dosa kita, Dia hanya perlu membuat pernyataan
pengampunan dan hal itu pasti terlaksana. Mengapa Dia sampai
memerlukan kematian Yesus?
Di dalam Injil, dosa kerap kali dilambangkan dengan hutang (Mat 6:12;
Luk 7:40-50). Sebagai contoh, jika ada orang yang berhutang kepada
Anda sebesar 100 dolar - Anda mengampuninya dan Anda tidak
menuntutnya untuk membayar hutang tersebut, tetapi apakah hal itu
menyelesaikan masalah? Tidak, karena sekalipun Anda telah
mengampuninya, hutang 100 dolar itu masih tetap ada. Hutang itu
masih perlu dibayar. Siapa yang akan membayarnya? Entah dia harus
membayarnya atau Anda yang harus menutupi jumlah tersebut. Dosa,
sama halnya dengan hutang, tak dapat dituntaskan sekadar dengan
pengampunan. Ada yang harus menutupi hutang tersebut.
Satu lagi contoh yang lain - jika Anda menyinggung hati seseorang dan
setelahnya Anda mengaku di hadapan Allah. Apakah persoalannya
selesai saat Allah mengampuni Anda? Tidak, sekalipun Allah telah
mengampuni Anda, orang tersebut belum mengampuni Anda. Luka hati
yang dia alami harus ditebus. Dan dia akan pergi kepada Allah dan
menuntut keadilan.
Itulah sebabnya mengapa Yesus Kristus harus membayar hutang
tersebut. Hutang itu harus ditebus dan Yesus memakai nyawa-Nya
sebagai pembayaran dan membayarnya buat kita. Karena setelah kita
berbuat dosa, sekadar pengampunan oleh Allah saja tidaklah cukup.
Keadilan dan Kasih
36 | C A H A Y A I N J I L
Dari Injil Lukas 15:18, yaitu Perumpamaan tentang Anak yang hilang,
kita melihat adanya dua aspek dosa yang dijalankan: satu adalah dosa
terhadap Allah dan yang satunya adalah dosa terhadap manusia.
Bagaimana cara kita membayar hutang dosa terhadap Allah? Melalui
pengakuan dan pertobatan. Akan tetapi, kita masih harus melakukan
pelunasan atas dosa terhadap manusia. Sebagai contoh, seseorang
pernah mencuri uang orang dan sekarang ia mau bertobat. Pada
tingkat ilahi, Allah sudah mengampuni dia di saat dia bertobat dan
mengakui dosanya. Akan tetapi, pada tingkat manusiawi, dia juga
harus melunasi kerugian orang yang telah menjadi korban itu. Tentu
saja, ada beberapa keadaan yang membuat pelunasan ini menjadi
mustahil. Sebagai contoh, jika seseorang membunuh orang lain,
tidaklah mungkin bagi dia membuat pelunasan - dalam keadaan ini
hanya Yesus Kristus yang dapat melakukan restitusi.
Dengan demikian, ada dua aspek dari perwujudan kasih Allah: yang
satu adalah kasih Allah dan yang satunya lagi adalah keadilan Allah.
Jika kita hanya membahas tentang kasih, maka Yesus tidak perlu mati.
Kita hanya membutuhkan pengampunan dari Allah. Akan tetapi karena
Dia adalah Allah yang adil, maka Yesus perlu mati untuk melunasi
hutang dosa.
Kita melihat kasih dan keadilan Allah di Roma 8:32, "Ia, yang tidak
menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi
kita semua." Dari sudut kasih Allah - Dia sangat mengasihi orang-orang
di dunia sehingga Dia bahkan memberikan Anak-Nya. Anak-Nya harus
mati untuk membayar tebusan, Dia tidak menyayangkan Anak-Nya.
Mengutus anak sendiri untuk mati bukanlah tindakan yang mudah. Dari
sini, kita dapat melihat betapa seriusnya Allah memandang dosa.
Dalam hal penyaliban Yesus, banyak orang yang hanya memandang
kepada kasih kebaikan Allah dan tidak melihat keseriusan Allah
menangani dosa. Allah akan bertindak adil atas semua dosa. Allah tidak
akan memberi keringanan bagi Anda hanya karena Anda adalah
seorang Kristen. Dia adil terhadap setiap orang. Dia adalah Hakim yang
adil.
Yesus dan Musuhnya
Pertanyaan yang muncul seringkali adalah: mengapa Yesus harus mati
di kayu salib? Apakah perbedaannya antara mati di kayu salib dengan
37 | C A H A Y A I N J I L
mati dengan cara yang lain? Seperti apakah yang disebut mati di kayu
salib itu? Jika kematian Yesus bertujuan menebus dosa, maka dia tidak
perlu sampai mati di kayu salib, bukankah begitu? Lalu mengapa dia
sampai mati di kayu salib?
Selama masa perang teluk, saat Irak menyerbu Kuwait, tentara Irak
menangkap orang-orang asing sebagai sandera dan memakai mereka
sebagai tameng manusia di berbagai fasilitas militer sehingga Amerika
Serikat tidak berani membom tempat-tempat tersebut. Untuk
menghindari penangkapan, para warga Amerika bersembunyi di
rumah-rumah penduduk Kuwait, akan tetapi angkatan perang Irak
melarang keras warga Kuwait untuk menampung orang asing,
mengancam bahwa mereka yang tidak taat akan dihukum mati. Pernah
ada satu keluarga Kuwait yang tertangkap karena memberi tumpangan
kepada orang asing. Semua laki-laki di keluarga itu dihukum mati oleh
regu tembak. Inilah contoh dari pengorbanan nyawa seseorang. Jika
Anda, sebagai orang asing, ditampung oleh warga Kuwait, apakah
perbedaan antara pengorbanan nyawa mereka bagi Anda dengan
pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib bagi keselamatan Anda?
Adakah perbedaan antara keduanya?
Roma 5:6-8 berkata bahwa sulit bagi seseorang untuk mau mati bagi
orang yang benar, akan tetapi bagi orang yang baik, mungkin masih
ada yang mau. Itulah tepatnya hal yang dilakukan oleh orang-orang
Kuwait tersebut, mereka menolong orang-orang asing itu karena
mereka merasa bahwa orang-orang yang ditolong adalah orang-orang
yang baik. Akan tetapi, kematian Kristus sepenuhya berbeda.
Perbedaannya dapat kita lihat di ayat 10. Dikatakan di ayat itu, Yesus
mati bagi musuh-musuhnya.
Ada beberapa contoh di dalam sejarah Tiongkok tentang orang-orang
yang rela mati bagi para sahabat dan keluarganya. Ada juga contoh
mereka yang mati bagi kebenaran atau orang yang mereka kasihi.
Akan tetapi kasih Kristus melampaui semua itu, dia rela mati bagi
musuh-musuhnya. Apakah menurut Anda gampang untuk mati bagi
musuh-musuh Anda? Tentu saja ini bukanlah hal yang mudah untuk
dilakukan, akan tetapi seberapa sulitkah tindakan ini?
Cobalah untuk memaafkan musuh Anda. Sangatlah sulit untuk
memberi maaf itu, apalagi untuk mati bagi dia? Biasanya, saat orang
38 | C A H A Y A I N J I L
menyinggung hati Anda, maka Anda menjadi sangat marah, dan akan
menuntut keadilan. Anda bahkan mungkin ingin menuntut pembalasan
- itu sebabnya, banyak film Kung Fu yang berkisah tentang balas
dendam. Niatnya adalah untuk membuat impas kerugian Anda. Seperti
inilah tanggapan manusia. Kematian Kristus itu spesial karena dia tidak
sekadar mati untuk seseorang, tetapi ia mati bagi para musuhnya. Saat
kita masih menjadi musuh Allah, saat kita masih memberontak kepada-
Nya, Dia telah merencanakan keselamatan bagi kita yang yang
melibatkan kematian Yesus. Dengan demikian, yang dibicarakan di sini
bukanlah sekadar pengampunan tetapi suatu pengorbanan nyawa.
Mati bagi musuh-musuh berarti mati bagi orang-orang berdosa.
Bagaimana Anda bereaksi ketika Anda bertemu dengan orang berdosa?
Kita cenderung tidak ingin bertemu dengan mereka karena kita melihat
mereka sebagai menjijikkan. Sebagai contoh, Anda mungkin akan
enggan bertemu dan berteman dengan pelacur atau kaum homoseks.
Anda akan merasa tidak nyaman karena dosa menimbulkan rasa jijik.
Sebaliknya, kita senang memeluk bayi karena mereka begitu murni dan
manis dan mereka memberi rasa bersih kepada kita.
Mengapa Kristus harus disalibkan di kayu salib? Alasannya adalah
karena dia mati bagi musuh-musuh-nya. Mati bagi seorang sahabat
bisa berarti kematian yang nyaman, seperti mati dengan cara dibius
sampai mati. Tetapi jika ada orang yang harus mati di tangan
musuhnya, ia pasti akan disiksa. Dan sang musuh pasti akan
memikirkan cara yang paling kejam untuk menyiksanya. Itu sebabnya
mengapa Yesus dipaku di kayu salib, karena ia ditangani musuhnya.
Musuhnyalah yang memaku dia di sana, bukan Allah. Kita tahu bahwa
tidak ada proses kematian yang lebih menyakitkan ketimbang
penyaliban. Dikatakan di Ibrani 12:2-3 bahwa salib melambangkan
penganiayaan yang sangat hebat.
Dia bukan saja disalibkan tetapi sebelumnya, musuh-musuhnya turut
menghina dia di depan publik. Matius 26:66-67 - Imam Besar bertanya
kepada orang-orang Yahudi di Mahkamah Agama tentang apakah
tuntutan mereka, dan mereka menjawab bahwa Yesus layak untuk
mati. Mereka tidak sekadar menginginkan kematiannya, mereka juga
meludahi, meninju dan menampari dia. Mungkin kita bisa menolerir
pukulan, akan tetapi sangatlah sukar bagi kita untuk menerima
penghinaan sampai diludahi. Musuh-musuhnya lebih memilih untuk
39 | C A H A Y A I N J I L
membebaskan seorang penjahat bernama Barrabas ketimbang Yesus
yang tidak bersalah (Matius 27:15-17). Di Lukas 23:13[14] - sang
hakim memutuskan bahwa Yesus tidak bersalah akan tetapi hati
musuhnya begitu dipenuhi kebencian dan mereka menuntut
kematiannya. Dan memang merupakan suatu hal yang biasa bagi para
prajurit untuk mencambuki penjahat (Matius 27:26-31), akan tetapi hal
selanjutnya yang mereka kerjakan bukanlah hal yang lazim. Tak ada
yang memerintahkan mereka untuk melakukannya akan tetapi mereka
tampaknya memendam kebencian yang sangat serta rasa muak yang
ekstrim terhadap Yesus. Lukas 23:33-34 menambahkan bahwa
sekalipun Yesus disiksa dengan kejam oleh mereka, tanggapan yang
Yesus berikan adalah berdoa buat mereka, meminta Allah untuk
memaafkan mereka. Tak ada jejak kebencian di dalam hatinya.
Dari sini, kita bisa melihat perbedaan antara kasih yang berisi
pengorbanan ini dengan kasih manusia. Pikirkanlah hal itu - akankah
Anda mengorbankan diri Anda bagi orang-orang semacam itu? Sangat
mustahil bagi manusia untuk berkorban demi musuhnya. Bahkan di
saat Yesus tergantung di kayu salib, dalam penderitaannya yang paling
berat, dia tidak memikirkan penderitaan dan kesakitannya, Yesus
memikirkan keperluan orang lain, berdoa bagi mereka dan memohon
Allah untuk mengampuni mereka.
Kita baca di Roma 5:8 bahwa Kristus mati bagi kita di saat kita masih
orang dalam dosa. Dia tidak mati bagi kita karena kita adalah orang-
orang baik. Dia tidak mati bagi kebenaran. Allah memperlihatkan kasih-
Nya kepada kita melalui kematian Yesus. Tidaklah cukup bagi kita
hanya mengetahui kasih Allah bagi kita, yang diungkapkan lewat
pengorbanan Yesus, tetapi kita dituntut untuk memberi tanggapan
kepada kasih Allah, entah itu berupa penerimaan atau penolakan. Jika
Anda tidak membuat keputusan itu, hal tersebut sama artinya dengan
penolakan.
Inilah pokok penting lainnya untuk kita renungkan. Apakah dampak
dari kematian Kristus bagi manusia? Dampak penebusannya tidak
kepada semua orang. Jika berlaku untuk semua orang, maka semua
orang di dunia ini tidak akan dihakimi lagi. Kematian ini hanya
berdampak kepada mereka yang memiliki hubungan dengan Allah,
hubungan yang dibangun melalui pertobatan dan pengakuan dosa.
Apakah Anda termasuk orang yang sudah ditebus oleh kematian Yesus?
40 | C A H A Y A I N J I L
Apakah Anda Membutuhkan Allah?
oleh Pendeta Mark Lee
Tujuan Allah Menciptakan Manusia
Tema diskusi yang sebelumnya adalah tentang tujuan Allah dalam
menciptakan manusia. Apakah tujuan Allah dalam menciptakan
manusia? Saat kita menelaah masalah ini dari sudut pandang Alkitab,
kita menyadari bahwa Allah tidak sekadar menciptakan sekumpulan
orang lalu membuat pengamatan dari atas untuk melihat bagaimana
cara orang-orang itu menjalani kehidupannya, seperti peneliti yang
melakukan pengamatan di laboratorium.
Niat Allah menciptakan manusia adalah untuk bersahabat dengannya!
Untuk membangun hubungan yang hidup dengan manusia! Untuk
menjalin persahabatan yang sangat akrab! Allah tidak menciptakan kita
supaya kita berjuang mempertahankan hidup ini selama beberapa
puluh tahun lalu lenyap begitu saja. Dia ingin menjadi sahabat kita.
Kita juga melihat bahwa banyak orang di dunia ini yang masih belum
tahu apa itu persahabatan. Banyak orang yang masih belum
merasakan apa arti persahabatan yang sejati. Tidak masalah, kita
punya kesempatan untuk melakukannya. Kita punya peluang untuk
bersahabat bukan hanya dengan manusia tetapi dengan Allah di surga.
Pencipta langit dan bumi bersedia mengulurkan tangan-Nya untuk
bersahabat dengan kita!
Sebenarnya pesan ini tidak melulu ditujukan kepada orang yang belum
kenal Tuhan. Pesan ini juga tertuju kepada orang-orang yang sudah
percaya. Apakah tujuan menjadi orang percaya jika bukan untuk
bersahabat dengan Allah? Jika Anda sudah menjadi orang percaya,
sudahkah Anda menjadi sahabat Allah? Seberapa dekat Allah dengan
Anda?
Ada seorang pengabar Injil terkenal yang bernama John Sung di China.
Dia berkata bahwa Yesus Kristus berdiri tepat di sampingnya saat dia
41 | C A H A Y A I N J I L
berlutut untuk berdoa setiap hari. Dia bukan sedang berdusta. Setiap
hari, saat dia berdoa, Yesus Kristus akan berdiri di sampingnya. Apakah
ini juga merupakan pengalaman Anda? Inilah maksudnya Allah
bersahabat dengan manusia. Persahabatan Allah dengan manusia
bukanlah persahabatan jarak jauh. Bukan seolah-olah kita harus
menggunakan telepon jarak jauh. Berhubungan dengan Allah tidaklah
seperti itu. Dia bisa sangat dekat. Dia bisa berada di sisi Anda setiap
hari.
Sahabat mendampingi Anda di saat Anda dalam kesusahan. Pernahkah
Anda mengalami persahabatan semacam ini? Inilah isi hati Allah. Dia
ingin berhubungan sedekat itu dengan kita. Saya harap Anda tidak
menampik hasrat Allah ini. Janganlah mengira sudah cukup hanya
dengan datang ke gereja mendengarkan khotbah, percaya kepada
Yesus, dan dibaptiskan. Allah menginginkan lebih dari itu, Ia ingin
bersahabat dengan kita.
Mengapa sedikit yang menjadi Sahabat Allah?
Apakah Anda sahabat akrab Allah? Tentu saja, kita tahu bahwa hanya
sedikit orang yang dapat menjadi sahabat Allah. Alkitab dengan
sejujurnya mengakui hal ini. Sekalipun Allah menginginkan setiap
orang bisa menjadi sahabat-Nya, tetapi berapa orang dari kita yang
telah menjadi sahabat-Nya? Ada berapa orang dari kalian yang dapat
disebut sebagai sahabat Allah? Atau, dengan kata lain, apakah Allah itu
sahabat Anda? Tanya pada diri Anda - apakah ada hubungan
persahabatan antara Anda dengan Allah? Jika tidak, lalu mengapa tidak
ada? Allah ingin bersahabat dengan kita, menjadi sahabat kita, lantas
mengapa kita tidak bisa menjadi sahabat-Nya? Apa alasannya?
Apakah karena dosa? Tentu saja jawaban ini benar akan tetapi masih
terlalu kabur. Banyak orang yang berkata bahwa dosa membuat kita
terpisah dari Allah. Ini bukanlah jawaban yang salah. Akan tetapi, jika
hanya karena dosa, maka akan ada beberapa persoalan yang tidak
akan dapat dijelaskan.
Contohnya dalam persahabatan antara Anda dengan kawan Anda,
apakah yang akan Anda lakukan jika kawan itu menyinggung hati
Anda? Apakah Anda tidak mau lagi berurusan dengannya? Apakah
Anda akan memutuskan hubungan? Begitukah cara Anda
42 | C A H A Y A I N J I L
memperlakukan teman Anda? Hanya karena dia telah menyinggung
hati Anda, lalu Anda tidak mau lagi berurusan dengannya? Tidakkah
persahabatan semacam ini terlalu dangkal?
Apakah penyebab mengapa banyak orang tidak dapat menjadi sahabat
Allah walaupun Dia sungguh-sungguh ingin bersahabat dengan kita?
Apakah karena kita telah menyinggung hati-Nya, lalu Dia tidak mau
peduli lagi dengan kita? Saya kira bukan.
Saya mau bertanya apakah reaksi yang lazim dari orang-orang ketika
Anda mengundang mereka untuk mendengar Injil? Bukankah reaksi
mereka umumnya adalah, "Aku sibuk, tidak ada waktu?" Sebagai
contoh, hari ini topik kita adalah Pengenalan Injil, dan Anda
mengundang teman Anda untuk bergabung. Anda bertanya, "Apakah
Anda punya waktu luang? Kami ada acara khusus untuk
memperkenalkan Injil pada hari Minggu ini." Atau, Anda mengundang
orang lain untuk kegiatan diskusi Injil, "Apakah Anda punya waktu?"
Bagaimanakah tanggapan normal dari kawan Anda itu? "Oh. Kebetulan
sekali ini adalah hari ulang tahun Ibu saya. Saya tidak ada waktu
walaupun sebenarnya saya ingin sekali untuk hadir. Seluruh keluarga
kami akan keluar makan-makan. Maaf, saya benar-benar tidak ada
waktu." Atau, "Saya harus kerja lembur minggu ini. Ada banyak urusan
yang harus dikerjakan di kantor. Saya benar-benar tidak ada waktu."
Mereka selalu sibuk. Dengan demikian, jika Anda mencoba untuk
mengundang kawan-kawan Anda ke gereja, reaksi mereka bukan
karena mereka tidak mau mendengarkan khotbah melainkan karena
mereka tidak ada waktu. Tentu saja ada beberapa orang yang memang
tidak mau mendengarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan Yesus,
akan tetapi mereka itu jumlahnya tidak banyak. Banyak orang yang
mau mendengar akan tetapi sayangnya mereka terlalu sibuk. Mereka
harus bekerja selama lima hari dan hanya punya hari Sabtu dan
Minggu untuk bersama keluarga. "Anak-anak perlu kehadiran saya, dan
jika sekolah sudah masuk lagi, saya harus mencari buku pelajaran dan
buku-buku latihan buat mereka. Saya benar-benar tidak punya waktu."
Orang-orang di kota besar menjalani kehidupan yang sangat sibuk,
sedemikian sibuknya sehingga mereka tidak punya waktu untuk
bersahabat dengan Allah! Itu sebabnya, bagi beberapa orang, pergi ke
gereja adalah suatu kesempatan istimewa yang hanya dapat dinikmati
43 | C A H A Y A I N J I L
oleh para pensiunan. Setelah pensiun, kita tinggal di rumah dari Senin
sampai Minggu, dan karena kita tidak punya kegiatan untuk dikerjakan,
maka sebaiknya kita pergi ke gereja untuk mendengarkan khotbah.
Manusia Menolak Allah
Hari ini, saya ingin bagikan kepada Anda sebuah perumpamaan dari
Yesus Kristus. Silakan buka Lukas 14:15
Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus:
"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."
Pada waktu itu, Yesus Kristus sedang makan bersama beberapa orang,
dan salah satu dari orang itu berkata, "Berbahagialah orang yang akan
dijamu dalam Kerajaan Allah." Gambaran tentang perjamuan adalah
hal yang biasa ditemukan dalam Alkitab. Gambaran jamuan makan
bersama Allah melukiskan keakraban hubungan antara Allah dengan
manusia. Ini menggambarkan satu hubungan yang sangat santai,
seperti para sahabat lama yang sedang duduk mengitari meja sambil
mengobrol. Gambaran tentang perjamuan juga dipakai untuk
menjelaskan tentang perjamuan keselamatan. Orang ini berkata,
"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Lalu,
bagaimanakah tanggapan Yesus Kristus? Kita lanjutkan dengan melihat
Lukas 14:16-24
Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan
perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang
perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada
para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi
mereka bersama-sama meminta maaf.
Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku
harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku
harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.
Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat
datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu
kepada tuannya.
44 | C A H A Y A I N J I L
Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah
dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari
orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan
orang-orang lumpuh.
Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu
sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.
Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan
lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena
rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada
seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati
jamuan-Ku."
Yesus Kristus menggunakan gambaran ini untuk menyatakan betapa
Allah sangat ingin mengundang orang-orang untuk masuk ke dalam
hidup kelimpahan, untuk bersahabat dengan-Nya, untuk menikmati
perbincangan dan makan bersama. Perjamuan besar ini mirip dengan
pesta pernikahan. Setiap orang akan berpartisipasi dengan penuh
semangat dan sukacita. Di perjamuan, para tamu akan makan
sepuasnya, sampai mereka benar-benar kekenyangan. Tidaklah sukar
untuk memahami, bahwa perjamuan ini melambangkan keselamatan
Allah yang berkelimpahan. Allah dengan setulus hati mengundang
manusia untuk berpartisipasi di dalam perjamuan besar keselamatan.
Dari perumpamaan ini kita melihat bahwa tak seorang pun dari mereka
yang telah diundang itu mau datang sekalipun pesta itu sudah siap
untuk dilaksanakan. Yang satu berkata, "Aku baru saja membeli tanah,
dan aku harus memeriksanya, maafkan." Jika Anda baru saja membeli
sebuah apartemen, saya rasa Anda ingin segera melihat apartemen itu.
Itu sebabnya, jawabannya adalah "Maafkan saya, saya tidak bisa
datang." Orang yang kedua baru saja membeli lima pasang lembu
kebiri. Dia tentunya seorang pengusaha; jika tidak, dia tidak akan
membeli lima pasang lembu sekali beli. Dia tidak dapat menunda untuk
segera mencoba hewan belanjaannya itu, untuk melihat seberapa
bagus hewan-hewan itu, untuk melihat apakah mereka dapat
melakukan pekerjaan yang perlu dilakukan; kalau tidak, maka dia perlu
membeli beberapa pasang lagi!
45 | C A H A Y A I N J I L
Apakah orang-orang ini berminat untuk pergi ke perjamuan tersebut?
Tentu saja mereka mau, mereka tidak berkata bahwa mereka tidak
ingin hadir. Mereka semua agak malu mengakui bahwa mereka tidak
dapat hadir di perjamuan itu. Mereka merasa tidak ada pilihan lain
kecuali meminta maaf, dan mereka sangat berat hati. Mereka benar-
benar tidak ada waktu. Mungkin lain kali. Mereka akan hadir di lain
kesempatan! Mereka tidak mengarang alasan. Mereka tidak berkata,
"Kami tidak mau menghadiri perjamuan Anda. Kami harus menempuh
perjalanan jauh. Di samping itu, kami juga tidak tahu apakah akan ada
hidangan yang sesuai dengan selera kami. Perjamuan itu tentu akan
selesai pada larut malam, dan esok harinya kami masih harus bekerja
lagi. Begitulah, kami bahkan tidak akan dapat pulang jika sudah terlalu
larut malam! Terlalu banyak kerugiannya...kami tidak mau datang!"
Mereka bukan jenis orang seperti itu. Mereka benar-benar ingin hadir di
perjamuan. Masalahnya adalah mereka harus mengurusi hal yang lain
di waktu yang bersamaan. Mereka tidak mengarang alasan untuk
menolak undangan tersebut. Saya pikir, kita semua pernah
menghadapi keadaan seperti itu.
Orang yang terakhir disebutkan di dalam perikop ini bahkan memiliki
alasan yang sangat kuat. Dia baru saja menikah, jadi, dia bahkan tidak
menunjukkan rasa penyesalan sama sekali. Dia cukup terus terang
dalam memberi jawaban dan berkata, "Aku baru saja menikah, jadi aku
tidak dapat datang! Apakah kamu akan bersikap kejam dengan
memaksa aku mengabaikan istriku?" Secara umum, jika ada orang
yang baru saja menikah di hari Sabtu, maka dia tidak akan hadir di
ibadah hari Minggu. Hal pertama yang dilakukan setelah menikah
adalah menikmati bulan madu. Bagaimana mungkin kita bisa hadir di
kebaktian hari Minggu! Pasti tidak cukup waktu! Aku mengambil cuti
selama lima hari, ditambah dengan akhir minggu, berarti aku hanya
punya 7 hari! Dengan begitu, Allah pasti akan memaafkanku, dan pasti
akan memahami keadaan-ku. Belum terlambat untuk hadir jika aku
sudah ada waktu nanti. Ada banyak orang yang berpikir seperti itu.
Kita sering mendengar, "Aku harus kerja lembur minggu ini. Aku tidak
dapat datang. Kita perlu penghasilan untuk hidup! Aku akan dipecat
kalau menolak kerja lembur. Kebanyakan orang menempatkan
makanan sebagai prioritas utamanya. Hal yang paling penting adalah
makanan. Tak ada asalan bagiku untuk kehilangan pekerjaan hanya
karena aku ingin pergi ke gereja. Tingkat pengangguran sekarang ini
46 | C A H A Y A I N J I L
tinggi sekali. Jika aku kehilangan pekerjaanku, aku mungkin harus
menunggu sampai setengah tahun lagi sebelum mendapatkan
pekerjaan lain. Bagaimana aku bisa hidup tanpa pekerjaan?" Bagi
orang semacam ini, akan ada satu alasan minggu ini, dan alasan lain
lagi di minggu berikutnya. Jadi, sekalipun dia benar-benar ingin datang,
sangat susah buatnya untuk dapat datang beribadah.
Apakah Anda Membutuhkan Allah?
Mari kita lihat ayat yang terakhir di dalam perumpamaan ini - "Sebab
Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang
telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.." Sang tuan berkata,
"Sesungguhnya kukatakan kepadamu, tak seorang pun dari mereka
yang telah diundang itu, yang telah menolak undanganku, tak seorang
pun dari mereka yang akan menikmati jamuanku, tak satu pun!" Jika
Anda merasa bahwa perjamuan-Nya tidak penting, maka Dia tidak
akan memaksa Anda untuk datang. Akan tetapi, harap jangan berpikir
bahwa Anda bisa mendapatkan yang terbaik dari dunia dan akhirat.
Tak ada hal semacam itu!
Apakah yang akan Anda lakukan jika Anda merupakan salah satu dari
orang yang di dalam perumpamaan ini, dan Anda menghadapi keadaan
yang sama, apakah Anda akan hadir atau tidak hadir di perjamuan itu?
Anda akan pergi atau tidak? Anda baru saja membeli sebuah
apartemen dan Anda ingin melihat tempatnya untuk memperkirakan
hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki; atau mungkin Anda seorang
pengusaha, dan waktu yang tersedia bagi klien Anda untuk bertemu
dengan Anda adalah pukul 8 pagi di hari Minggu, dan jika Anda tidak
menemuinya, maka dia akan mencari rekan bisnis yang lain. Apa yang
akan Anda pilih? Akan lebih berat lagi jika Anda baru saja menikah.
Pernahkah Anda melihat pasangan Kristen yang baru menikah
menghadiri acara PA? Sangat jarang bisa melihat yang seperti itu. Jika
Anda adalah satu dari mereka, bagaimana pilihan Anda?
Demikianlah, perumpamaan yang disampaikan Yesus Kristus bukan
perumpamaan yang sederhana. Mungkin Anda akan berkata, "Ya Allah,
apakah hal yang Kau ingin aku kerjakan? Apakah Engkau ingin agar
aku menjadi bangkrut atau menganggur? Apakah Kau ingin agar
bisnisku gagal? Apakah Kau ingin agar aku bertengkar dengan istriku?
Apakah menghadiri ibadah adalah satu-satunya hal yang akan
47 | C A H A Y A I N J I L
membuat-Mu senang? Apakah Engkau ingin membuat aku sengsara?
Ya Allah, apakah sebenarnya yang Engkau mau?"
Apakah yang Allah kehendaki dari Anda? Sangat sederhana. Anda
hanya perlu meneliti perumpamaan ini dan Anda akan mengerti. Begitu
mereka berkata tidak punya waktu untuk datang, sang tuan menyuruh
para hambanya untuk mengundang orang-orang lain. Siapa orang lain
itu? Para hamba pergi ke berbagai tempat, jalan raya dan lorong-
lorong, untuk mengundang orang-orang miskin, orang buta dan orang
lumpuh ke pesta perjamuan. Tidakkah Anda mendapati bahwa hal ini
aneh? Mengapa mengundang orang-orang semacam itu? Tak ada satu
pun dari antara kita yang memiliki cacat tubuh seperti itu, akan tetapi
jika berbicara tentang kemiskinan, mungkin Anda akan berkata, "Aku
orang miskin." Di beberapa negara, pemerintah menetapkan garis
batas kemiskinan dan mereka yang berada di bawah garis itu boleh
menerima tunjangan dan tidak perlu membayar pajak. Apakah Anda
termasuk yang berada di bawah garis kemiskinan? Apakah yang
dimaksudkan oleh Alkitab saat berbicara tentang hal menjadi miskin?
Kemiskinan yang dibahas di dalam Alkitab jauh berbeda artinya dengan
kemiskinan yang kita pahami. Definisi kemiskinan di Hong Kong dan
Amerika mungkin masih kaya bagi ukuran kita. Kenyataannya, sudah
sekitar dua puluh tahun saya hidup di bawah garis kemiskinan. Saya
tidak perlu membayar pajak. Pemerintah tidak menuntut saya untuk
membayar pajak. Jika digabungkan dengan penghasilan istri saya juga,
kami tetap tidak perlu membayar pajak, karena gabungan penghasilan
kami berdua tidak akan melewati garis kemiskinan. Akan tetapi, ini
bukan kemiskinan yang dimaksud oleh Alkitab.
Orang-orang miskin, menurut Alkitab, adalah para pengemis. Saya
tidak perlu meminta-minta, jadi saya tidak dianggap miskin. Saya pikir
Anda juga tidak pernah merasakan bagaimana menjadi pengemis.
Orang miskin di dalam Alkitab adalah para pengemis. Sebagai contoh,
di dalam perumpamaan tentang orang Kaya dan Lazarus di dalam
Lukas pasal 16, si orang kaya sangatlah makmur, sementara Lazarus
sangatlah miskin. Bagaimana orang miskin digambarkan di dalam
Alkitab? Mereka digambarkan sebagai orang yang meminta-minta
makanan di depan rumah orang kaya, harus mengharapkan belas
kasihan orang lain. Kata 'miskin' dan 'pengemis' di dalam Alkitab,
memiliki arti yang sama.
48 | C A H A Y A I N J I L
Dengan demikian, orang miskin yang dibicarakan di dalam Alkitab
berbeda dengan orang miskin yang kita bayangkan. Mungkin pada
awalnya Anda akan mengira, "Aku ini cuma pekerja biasa, untuk
kebutuhan makanku saja sudah susah. Aku harus bangun sebelum
fajar dan berdesakan di angkutan umum untuk berangkat kerja."
Alkitab tidak berbicara tentang orang miskin yang semacam ini; yang
dibicarakan adalah mereka yang bahkan tidak punya pekerjaan. Orang
cacat, orang buta dan orang lumpuh merupakan orang-orang yang
tidak punya pekerjaan. Mereka semua pengemis. Mereka yang memiliki
cacat tubuh pada zaman dulu berbeda dengan yang kita lihat di zaman
sekarang ini. Orang cacat di zaman sekarang menikmati berbagai
perlakuan istimewa. Ada penampungan buat mereka. Bagi yang
bermasalah dengan kakinya, tersedia kursi roda atau angkutan khusus
yang mengantarkan mereka pergi dan pulang kerja. Mereka juga
menerima tunjangan orang cacat. Dan juga, sebagian besar orang
cacat sekarang ini memiliki sikap hati yang kurang baik yaitu, "Seluruh
dunia berhutang kepadaku." Mereka merasa bahwa semua orang harus
menolong mereka dan mereka ingin menerima semua pertolongan
secara gratisan. Sementara itu, orang cacat di masa Yesus tidak akan
memiliki sikap hati semacam ini. Taka ada orang yang mau
mempekerjakan mereka. Hanya ada jalan buntu bagi mereka. Satu-
satunya harapan adalah jika ada seseorang yang mau memberi mereka
makanan.
Tahukah Anda mengapa sang tuan ini mengundang semua orang yang
cacat itu? Karena hanya merekalah yang mau datang ke pesta itu!
Hanya orang-orang seperti itu yang tidak akan ragu untuk menerima
undangan ini! Mereka akan segera bergegas datang jika ada orang
yang mengundang mereka ke pesta perjamuan atau makan besar.
Yang timpang akan berusaha merangkak datang, yang buta akan
berpegangan pada pundak orang lain dan dibimbing ke sana...begitu
semangatnya mereka untuk datang ke pesta perjamuan tersebut. Bagi
mereka, tidak akan ada alasan, "Aku tidak punya waktu."
Waktu, bukan Masalahnya
Apakah sekarang Anda mengerti arti perumpamaan itu? Apakah yang
sedang disampaikan oleh perumpamaan ini kepada kita? Apakah hal
yang mau disampaikan oleh perumpamaan ini? Apakah bahwa karena
49 | C A H A Y A I N J I L
kita tidak punya waktu maka kita tidak pergi ke gereja, tidak
mendengarkan pengajaran Yesus Kristus dan tidak bersahabat dengan
Allah? Apakah kita harus menunggu sampai pensiun baru kita bisa
punya waktu? Apakah kita harus menunggu sampai setiap orang di
dunia ini kehilangan pekerjaannya atau sampai tingkat pengangguran
mencapai 100% baru kita punya waktu untuk pergi ke gereja? Lantas,
apakah seluruh dunia akan mempercayai Yesus Kristus pada waktu itu?
Masalahnya bukanlah hal waktu. Masalahnya adalah banyak orang
tidak melihat bahwa mereka tidak punya arah tujuan dalam hidup ini.
Masalahnya adalah Anda tidak merasa bahwa Anda sedang berada di
jalan buntu! Itu sebabnya Anda merasa tidak begitu memerlukan Allah.
Anda tidak bersedia meluangkan waktu untuk mengejar Allah.
Persoalannya tidak terletak pada ketersediaan waktu, melainkan pada
apakah Anda merasa punya kebutuhan. Apakah Anda merasa
membutuhkan Allah?
Orang dunia senang dengan kesibukan. Mengapa? Karena kesibukan
adalah lambang dari kesuksesan. Pernahkah Anda perhatikan hal itu?
Setiap orang membawa handphone. Saat mereka sibuk menjawab
panggilan demi panggilan telepon, mereka akan merasakan suatu
kebanggaan yang tersembunyi - "Lihat betapa sibuknya aku! Semua
orang memerlukanku!" Anda lihat, kesibukan menimbulkan rasa sukses
pada diri seseorang.
Di Jepang, orang tidak langsung pulang setelah bekerja. Jika langsung
pulang, maka istri mereka akan berkata bahwa mereka tidak berguna.
"Mengapa kamu tidak pergi menjalin hubungan kerja dengan orang
lain? Apakah kamu tidak punya janji pertemuan dengan seseorang?
Mengapa kamu begitu tidak berguna?" Itu sebabnya, beberapa pria
Jepang tidak berani langsung pulang setelah bekerja, walaupun
sebenarnya mereka sudah tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan
lagi. Mereka akan pergi makan-makan bersama, dan kumpul-kumpul
sampai menjelang pagi baru mereka berani pulang. Jika tidak, jika
mereka terlihat oleh tetangga mereka pulang terlalu awal, mereka akan
kehilangan muka. Jika seseorang pulang terlalu awal, sebagian orang
akan menilai bahwa mereka orang yang tidak berguna. Mereka juga
memperkirakan bahwa orang ini tak lama lagi akan dipecat atau jatuh
bangkrut. Itu sebabnya mengapa banyak pria Jepang yang harus
memainkan 'peran sebagai orang sibuk' agar terlihat seolah-olah
50 | C A H A Y A I N J I L
banyak orang yang membutuhkannya, karena kesibukan adalah
lambang kesuksesan.
Apakah Anda seorang yang sukses? Anda mungkin berkata, "Tentu
saja! Perusahaan membutuhkanku, keluarga membutuhkanku, aku
dibutuhkan di mana-mana - aku orang yang sangat sukses!" justru
karena masalah inilah, maka Anda jadi tidak membutuhkan Allah!
Untuk apa lagi Anda membutuhkan Allah? Anda sudah sangat sukses!
Tak ada kebutuhan akan Allah sama sekali!
Orang macam apakah Anda? Orang yang sukses? Atau orang yang
jatuh bangun? Jika Anda orang yang sukses, menghadiri ibadah
mungkin menjadi sesuatu yang tidak penting. Mungkin Anda
memandang ikut beribadah di hari Minggu hanya sebagai kesempatan
untuk bersantai. Anda sudah muak melihat wajah atasan Anda selama
enam hari. Setidaknya, saat Anda datang ke gereja di hari Minggu,
Anda akan menerima senyuman bersahabat dari pendeta dan saudara-
saudari seiman. Tidak seperti yang Anda terima dari rekan kerja Anda
di kantor yang kerjanya hanya mempergunjingkan orang di balik
punggung.
Kita sering mendengar ucapan orang yang tidak percaya seperti ini,
"Kamu mau supaya aku percaya kepada Allah? Sederhana. Minta Allah
muncul di hadapan saya! Kalau Allah muncul di hadapan saya, maka
saya akan percaya kepada-Nya." Banyak orang yang berpikir seperti
ini. Hal yang menyedihkan adalah, Allah tidak akan pernah
menunjukkan diri-Nya kepada orang semacam itu! Tahukah Anda
mengapa? Karena orang-orang semacam itu tidak benar-benar
memerlukan Allah. Jika Anda tidak membutuhkan Allah, hal apakah
yang akan Anda lakukan? Anda akan membuat persyaratan kepada
Allah - "Nah, Engkaulah yang membutuhkanku agar percaya kepadaMu.
Dan karena Engkau yang membutuhkanku untuk percaya kepadaMu,
dengarkan baik-baik persyaratanku. Malam ini, pukul delapan malam,
tolong tunjukkan diriMu kepadaku. Apakah aku akan puas dengan
penampakan-Mu itu, akan kukabarin besok pagi."
Negosiasi adalah prinsip bisnis. Akan tetapi negosiasi bukanlah prinsip
dalam mengenal Allah. Allah tidak akan menunjukkan diri-Nya kepada
orang semacam itu. Karena orang-orang itu tidak membutuhkan Allah
51 | C A H A Y A I N J I L
di dalam hidup mereka. Percuma saja memperlihatkan diri-Nya kepada
mereka.
Faktor yang sangat menentukan apakah Anda mengenal Allah atau
tidak bukanlah apakah Allah muncul di hadapan Anda atau tidak,
melainkan apakah Anda membutuhkan Dia? Apakah hadir ke gereja itu
hanya merupakan kegiatan bersantai-santai? Jika demikian halnya,
maka kita bisa datang di saat kita ada waktu dan tidak datang di saat
kita tidak ada waktu. Sama seperti mengunjungi bioskop, jika kita ada
waktu, maka kita bisa bersenang-senang di bioskop. Jika kita tidak ada
waktu, maka kita bisa menyewa film dan menontonnya di rumah saja.
Pergi ke gereja sama seperti itu juga. Jika kita tidak ada waktu, maka
kita hanya perlu meminjam beberapa rekaman dan mendengarkan
khotbah di rumah.
Kapan kita Sadar bahwa kita Membutuhkan Allah?
Masalahnya adalah: Apakah Anda orang yang sukses? Atau apakah
Anda seorang yang merasa hidup ini kosong? Jika Anda adalah orang
yang sukses, maka Anda tidak membutuhkan Allah. Maka, Anda akan
pergi ke gereja dengan niat bersantai saja. Anda datang jika Anda ada
waktu tetapi menghilang jika Anda tidak punya waktu. Jika demikian
halnya, maka Anda tidak akan pernah mengenal Allah sebelum Anda
jatuh dalam kesusahan. Orang-orang yang putus asa tidak akan
menetapkan syarat untuk Allah. Mereka tidak akan meminta Allah
untuk muncul di hadapan mereka. Malahan, mereka akan merendahkan
diri mereka di hadapan Allah, memohon belas kasihan-Nya. Jadi, hal itu
bergantung kepada kondisi hati Anda, bergantung pada sikap Anda.
Apakah di dalam hati Anda, Anda membutuhkan Allah?
Ada pepatah Inggris yang mengatakan, "Tak ada ateis di parit
perlindungan." Apakah parit perlindungan itu? Parit perlindungan di
medan perang adalah parit yang digali oleh pasukan di garis depan.
Biasanya, mereka yang berada di parit perlindungan tersebut adalah
orang-orang yang paling duluan mati. Mereka bisa disebut sebagai
umpan peluru. Mereka tidak punya tempat untuk melarikan diri jika
diserang, atau jika ada bom yang menghantam. Jika mereka telah
keluar dari parit perlindungan itu, mereka akan menjadi sasaran empuk
penembak lawan. Demikianlah, tidak ada ateis di parit perlindungan.
Jika Anda tanyakan kepada mereka yang pernah bertahan di parit
52 | C A H A Y A I N J I L
perlindungan, mereka akan berkata, "Sebaiknya ada Allah, jika Allah
tidak ada, maka aku mungkin akan mati."
Itu sebabnya, yang menjadi persoalan adalah apakah Anda memang
benar-benar membutuhkan Allah? Sayangnya, jika orang tidak sedang
dalam keadaan terdesak, masih mampu, tidak cacat, tidak buta,
mereka tidak bisa melihat kebutuhan ini. Hal apakah yang membuat
orang tidak merasa memerlukan Allah? Atau, hal apakah yang
membuat Anda merasa tidak memerlukan Allah? Pekerjaan Anda,
kesehatan Anda, keluarga Anda, segala yang Anda miliki! Semua itu
akan membuat Anda merasa tidak ada yang kurang dan Anda berkata,
"Aku punya pekerjaan yang bagus, rumah yang bagus. Aku tidak cacat,
tidak buta. Aku tidak merasa memerlukan Allah di dalam hati ini."
Dalam kenyataannya, apakah kebutuhan itu ada atau tidak, sangat
bergantung pada apakah Anda bisa melihat kebutuhan itu!
Beberapa tahun yang lalu, saya membagikan Injil kepada seorang
teman. Dia adalah seorang perempuan yang sangat cerdas. Ketika
kami membicarakan tentang Injil, dan saya menjelaskan tentang
beberapa prinsip alkitabiah kepadanya, dia bersedia ikut dalam
kelompok Pendalaman Alkitab. Dia mempelajari Perjanjian Lama dan
Baru. Dia mengajukan banyak pertanyaan setiap kali datang ke
kelompok diskusi Alkitab kami. Sebagai contoh, "Mengapa Allah ingin
membasmi bangsa lain di dalam Perjanjian Lama? Mengapa harus
membunuh semua, termasuk orang tua dan anak-anak? Mengapa laki-
laki boleh masuk ke dalam Bait Allah sedangkan perempuan tidak?
Mengapa Allah memperlakukan perempuan seperti itu?" Dalam dua
tahun, dia terus saja mengajukan banyak pertanyaan. Mengapa dia
mengajukan banyak pertanyaan? Alasannya sangat sederhana - karena
dia tidak membutuhkan Allah! Bagi dia, Allah hanyalah sekadar bahan
diskusi yang menarik. Dia tidak membutuhkan Allah dalam hidupnya.
Setelah setahun berlalu, dia tetap mengikuti diskusi Alkitab setiap
minggu. Di tahun kedua, dia masih bertahan. Di tahun yang ketiga, dia
mengalami perampokan. Dalam perjalanan pulang, seorang pria
berkulit hitam merampoknya. Pria itu merampas tas tangannya dan
mendorongnya jatuh ke tanah. Pada saat itu, kepalanya terbentur
keras dan mengalami sedikit gegaran otak. Setelah peristiwa itu,
seluruh kepribadiannya berubah!
53 | C A H A Y A I N J I L
Melalui kejadian ini Allah mengingatkan dia, "Jangan mengandalkan
dirimu sendiri. Segala yang kamu anggap sebagai hal yang bisa kau
andalkan itu adalah hal yang semu. Apakah kamu pikir karena kamu
punya pekerjaan yang bagus, keluarga yang bagus, tubuh yang sehat,
kecerdasan dan kecantikan, lalu engkau tidak membutuhkan Allah?
Semua itu telah mengelabui pikiranmu, semua itu semu! Saat bencana
terjadi, semua itu tidak bisa menolongmu." Setelah kejadian ini, dia
benar-benar tersadar. Sesudah itu, sikapnya benar-benar berbeda
dalam mempelajari Firman Allah. Semua yang tadinya dia anggap baik
ternyata memang tidak berguna di saat yang sangat menentukan. Hal-
hal yang ia anggap penting benar-benar tidak bisa menolongnya. Dia
tahu sekarang bahwa satu-satunya yang bisa menolong dia di dalam
hidup ini adalah Allah!
Banyak orang yang seperti perempuan ini. Mereka merasa bahwa
segala sesuatunya berada di dalam kendali mereka, dan mereka
berkata, "Aku punya ini, aku punya itu, semuanya tidak ada yang
buruk, aku tidak membutuhkan Allah." Akan tetapi, di dalam keadaan
tertentu, dalam hitungan detik muncul kesadaran bahwa semua yang
dimiliki itu kosong belaka. Rasanya seperti jatuh ke lembah yang
kelam. Di saat seperti itu, baru dia menyadari bahwa segala
sesuatunya itu hanya semu belaka. Tak ada satupun hal yang bisa
diandalkan.
Setahun yang lalu, salah satu saudari dirampok. Tahun ini, ada saudari
lainnya lagi yang dijambret. Tampaknya peristiwa penjambretan
sekarang ini sering sekali terjadi. Pernahkah Anda berpikir tentang apa
yang akan Anda lakukan jika Anda yang mengalami hal tersebut?
Kemarin, saya mendengar seorang saudari yang bersaksi - malam
sebelumnya, sekitar tengah malam, dia dirampok di dalam sebuah lif
sepulangnya dari kantor. Kedua perampok itu merampas tasnya dan
salah satu perampok itu memukul kepalanya berkali-kali dengan botol
Coca Cola. Dia berkata bahwa dia sangat bersyukur kepada Allah.
Petugas polisi berkata bahwa dia beruntung karena perampok itu
menggunakan botol Coca Cola dan bukannya botol bir. Botol bir mudah
pecah. Jika dipukulkan ke kepala seseorang, maka orang itu pasti akan
menderita luka-luka, dan bahkan bisa cacat. Sementara botol Coca
Cola tidak mudah pecah. Botol Coca Cola baru akan pecah kalau
dilemparkan sekuat tenaga dari tempat yang tinggi.
54 | C A H A Y A I N J I L
Hidup tidak berada di dalam kendali Anda atau saya - inilah
perlindungan dan peringatan dari Allah! Di permukaannya, kita
mungkin terlihat memiliki segala banyak hal akan tetapi, pada saat-
saat yang genting, Anda akan menyadari semua hal tersebut tidak bisa
menolong Anda. Semua yang Anda miliki di dunia ini kosong
melompong.
Jepang adalah negara dengan penelitian tentang gempa bumi yang
paling maju di dunia. Setiap hari, mereka membelanjakan sekitar satu
milyar dolar AS untuk riset pencegahan gempa bumi. Sasaran
penelitian mereka mencakup perkiraan gempa bumi, bagaimana
mencegah runtuhnya bangunan selama terjadi gempa bumi dan
sebagainya. Menurut suatu penelitian, 50% orang Jepang percaya
bahwa gempa bumi dapat dicegah dengan kemajuan teknologi. Mereka
juga percaya dengan kemampuan perkiraan tentang tempat dan waktu
akan terjadinya gempa bumi.
Siapakah yang tahu bahwa gempa di Kobe akan terjadi? Tak ada yang
tahu. Gempa di Kobe tak hanya menghancurkan seluruh kota, tetapi
juga menghancurkan mitos bahwa teknologi bisa melakukan keajaiban,
bahwa teknologi bisa menjamin keselamatan. Orang Jepang tidak lagi
berpikir seperti itu sekarang dan mimpi indah mereka tentang
kemampuan teknologi sudah berantakan.
Dua hari yang lalu, di awal bulan September, merupakan hari latihan
penanganan gempa di Jepang. Jumlah pesertanya jauh lebih banyak
daripada yang sebelumnya. Jumlah peserta pada tahun-tahun
sebelumnya sangatlah sedikit. Setiap orang tahu mengapa ada begitu
banyak peserta di dalam latihan tahun ini. Karena gempa yang terjadi
di Kobe baru-baru ini.
Saya tidak tahu apakah Anda sampai membutuhkan terjadi sesuatu
dengan hidup Anda, sampai Allah menarik Anda dari tempat yang tinggi
untuk menempatkan Anda pada kedudukan sebagai orang miskin, tidak
mampu, buta dan cacat. Saat hal-hal tersebut terjadi, Anda akan
melihat bahwa Anda benar-benar membutuhkan Allah! Saya harap
Anda tidak perlu sampai mengalami hal-hal semacam itu baru Anda
mau melihat kebutuhan Anda. Jika Anda bisa melihat, Anda akan
menemukan bahwa kenyataannya Anda berada dalam kondisi yang
sama dengan orang-orang yang miskin itu. Segala sesuatu yang Anda
55 | C A H A Y A I N J I L
kira bisa menolong Anda pada kenyataannya hampa dan tidak bisa
menolong Anda. Apakah Anda mampu melihat dengan jelas?
Tahukah Anda Keadaan Anda yang sebenarnya?
Terakhir, saya ingin menyimpulkan khotbah hari ini dengan satu ayat.
Mari kita buka Wahyu 3:17
Yesus Kristus berkata, "Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku
telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan
karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin,
buta dan telanjang."
Ayat ini dengan tepat menjelaskan tentang jenis orang yang sedang
kita bicarakan tadi. Ayat ini juga merangkum perumpamaan tentang
perjamuan besar.
Apakah Anda pikir bahwa Anda kaya dan bahwa Anda terpuaskan
sehingga Anda tidak membutuhkan apa-apa? Kadang kala, saat
seorang teman berulang tahun dan Anda ingin membeli kado buat dia,
Anda memeras otak Anda dan berpikir keras tanpa hasil tentang apa
yang harus Anda berikan padanya. Karena, dia tidak kekurangan apa-
apa, dia memiliki segalanya. Sama seperti yang dikatakan oleh ayat ini,
kamu kaya, kamu makmur, dan tidak membutuhkan apa-apa. Anda
tidak membutuhkan apa-apa; Anda tidak membutuhkan keselamatan
Allah. Anda datang ke gereja hanya sekadar untuk mengisi waktu dan
bersantai saja. Keselamatan bukanlah suatu pilihan.
Bagaimana bunyi bagian akhir ayat itu? Yesus Kristus berkata, "dan
karena engkau tidak tahu..." Persoalan terbesarnya adalah bahwa Anda
tidak tahu. Anda tidak tahu apa yang akan terjadi, Anda tidak tahu
Anda sekarang ini berada dalam kondisi apa. Banyak hal yang tidak
Anda ketahui.
Sama seperti orang yang merasa tidak sehat dan mereka pergi
memeriksa kesehatannya di rumah sakit. Jika tidak ada pemeriksaan
kesehatan, maka mereka tidak akan tahu. Setelah mereka diperiksa,
mereka menjadi ketakutan karena diberitahu doktor bahwa kanker
telah menggerogoti tubuhnya. Masalah terbesar dari umat manusia
adalah ini: Anda tidak tahu bahwa Anda "melarat, dan malang, miskin,
56 | C A H A Y A I N J I L
buta dan telanjang." Apakah arti dari semua itu? Semuanya itu dapat
dijelaskan dengan satu kata, yaitu belenggu.
Apakah yang terjadi pada seseorang yang lumpuh? Bagaimana rasanya
duduk di kursi roda? Apakah terasa sakit? Tidak, tidak terasa sakit. Jika
Anda duduk di kursi roda dan Anda melihat orang lain bebas bergerak,
anak-anak berlarian dengan gembira, Anda akan merasa terbelenggu.
Tahukah Anda bahwa ketika seseorang mengalami kelumpuhan,
segenap dirinya berada dalam belenggu? Tahukah Anda bahwa hidup
Anda berada dalam belenggu? Apakah Anda manusia yang merdeka?
Ada berapa dari kita yang merdeka? Anda bisa saja kaya. Anda bisa
makmur, namun di saat yang sama, Anda juga bisa menjadi budak
uang. Uang tidak bisa membeli kemerdekaan. Kemerdekaan tak bisa
ditukar dengan uang. Orang miskin bisa menjadi budak uang; orang
kaya lebih rawan lagi terhadap perbudakan oleh uang. Apakah Anda
sekarang ini orang yang merdeka? Atau apakah Anda seorang budak?
Sangatlah mungkin bahwa Anda adalah budak uang kelas kakap (dalam
perbudakan ada juga perbedaan kelas).
Alkitab berbicara tentang berbagai macam belenggu. Kita tidak punya
waktu untuk membahas semuanya hari ini. Pada dasarnya, ada delapan
macam belenggu. Pertama, belenggu kekayaan, yang membuat
seseorang menjadi budak uang. Kedua, belenggu kedagingan, yang
membuat seseorang menjadi budak nafsu (ada berapa banyak orang
dari antara kita yang masih menjadi budak nafsu? Anda dibuat
melakukan apa yang tidak Anda kehendaki). Ketiga adalah belenggu
dosa. Manusia tidak punya kuasa untuk berhenti berbuat dosa. Kita
terus saja berbuat dosa dan terus saja menjadi budak dosa tak peduli
sekeras apapun usaha kita. Keempat, belenggu ketakutan, banyak
orang di dunia ini yang menjadi budak dari rasa takut. Anda perlu tahu
bahwa obat yang paling laris terjual adalah obat penenang, banyak
orang yang tidak dapat tidur tanpa obat penenang - ketakutan dan
kekhwatiran saling berhubungan. Kelima adalah belenggu manusia.
Banyak orang yang menjadi budak orang lain. Mereka begitu takut
kalau-kalau orang lain tidak menyukai mereka. Dan mereka berjuang
untuk bisa tampil baik di hadapan orang lain dengan harapan mendapat
penghormatan dari orang lain. Mereka tersanjung oleh pujian orang
lain tetapi mundur jika dikecam oleh orang lain. Mereka dibelenggu
manusia. Yang keenam adalah budak peraturan. Sangat terikat pada
57 | C A H A Y A I N J I L
berbagai macam peraturan - tentang apa yang harus dan yang tidak
boleh dilakukan. Mereka sangat kaku dan tidak bisa luwes. Ketujuh,
belenggu roh jahat, penyembahan berhala. Ada orang yang tidak
berani keluar di jalan pada Hari Perayaan Hantu (All Souls Day) karena
mereka pikir hari itu sangatlah angker. Mereka hidup di dalam bayang-
bayang ketakutan pada roh jahat. Mereka menjadi budak
penyembahan berhala. Terakhir, yang kedelapan, adalah belenggu
maut. Apakah hidup Anda masih dicekam ketakutan pada maut?
Apakah Anda yakin dengan hidup Anda? Apakah Anda merasa yakin
pada hidup yang kekal? Hari ini, Anda perlu memikirkannya dengan
jelas. Apakah Anda memiliki kebutuhan akan Allah atau tidak, sangat
bergantung pada keadaan Anda sendiri. Jangan mengandalkan hal-hal
yang jasmaniah. Yang jasmaniah akan segera berlalu. Semua itu tidak
akan bertahan menghadapi ujian. Akan sangat terlambat jika Anda
menyadari bahwa Anda salah pada Hari Penghakiman!
Apa itu Hidup yang Kekal dan Maut?
oleh Pendeta Mark Lee
Apa itu hidup Kekal
Kita akan membahas topik yang sangat penting di dalam pesan
keempat seri pengenalan Injil ini. Topik tentang hidup yang kekal.
Alkitab berkata di Yohanes 3:16, "setiap orang yang percaya kepada-
Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Mari kita lihat
apa arti hidup yang kekal. Apa yang sebenarnya Anda peroleh ketika
dikatakan bahwa Anda beroleh "hidup yang kekal"? Apakah itu berarti
bahwa kita tidak akan masuk ke neraka, bahwa kita akan hidup
selamanya dan tidak pernah mati?
Lalu apa arti tidak pernah mati itu? Apakah roh atau tubuh jasmani kita
yang tidak akan mati? Apakah kita ini seperti orang yang ingin
58 | C A H A Y A I N J I L
mendapatkan ramuan hidup abadi? Dan setelah meminum ramuan itu
kita tidak akan mati? Akan tetapi, jawaban ini tampaknya tidak tepat.
Ada sebuah film yang berjudul 'Mencintaimu Selama Tiga Ratus Enam
Puluh Lima Tahun (Loving You For Three Hundred And Sixty-Five
Years)'. Film ini berkisah tentang seseorang yang tidak ingin mati.
Suatu hari, dia bertemu dengan peri yang memberinya kekuatan sihir;
bukan untuk hidup selamanya, tetapi untuk dapat hidup sampai 365
tahun. Selama tiga ratus enam puluh lima tahun, orang ini bekerja dan
membangun bisnisnya. Dia menjadi sangat kaya raya. Dengan
berlalunya waktu, teman-temannya menjadi semakin tua dan mati satu
demi satu. Istrinya juga menjadi tua dan merasa tidak cocok lagi
dengan suaminya, yang masih terlihat muda dan tampan. Lalu sang
istri menjalani operasi plastik. Sayangnya, operasi ini gagal, dan dia
lalu bunuh diri. Pria ini semakin lama semakin merasa kesepian.
Akhirnya, hanya dia saja yang tersisa dari kumpulan para sahabat ini.
Dia juga merasa tidak ingin hidup lebih lama lagi, dan dia mencoba
berbagai macam upaya untuk bunuh diri. Dia melompat dari atas
gedung yang tinggi, tetapi dia malah mendarat di atas truk beratap
kain kanvas yang kebetulan sedang melintas. Sang peri
mengingatkannya bahwa selama365 tahun itu dia tidak akan dapat
mati. Sebab jika dia mati dalam masa itu, berarti kekuatan sang peri
terbukti tidak manjur!
Mungkinkah hidup yang kekal seperti itu? Bahwa seseorang tidak akan
dapat mati sekalipun dia menginginkannya? Itukah konsep yang benar
mengenai hidup yang kekal, yaitu bahwa kita tidak akan mati?
Apa pandangan firman tentang persoalan ini? Wahyu 20:10, "Dan Iblis,
yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan
belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa
siang malam sampai selama-lamanya." Ayat ini membahas tentang
iblis yang dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang di mana dia
akan disiksa sampai selama-lamanya. Ini berarti bahwa dia tidak akan
pernah mati, karena jika dia mati maka dia tidak akan dapat disiksa!
Jadi karena iblis tidak dapat mati, apakah itu berarti bahwa iblis juga
memiliki hidup yang kekal? Jika definisi hidup yang kekal adalah bahwa
seseorang tidak akan pernah mati, maka iblis juga memiliki hidup yang
kekal. Tentunya sangat jelas, konsep ini tidak bisa dipertahankan. Ini
pemahaman yang salah.
59 | C A H A Y A I N J I L
Hidup yang kekal bukan berarti bahwa seseorang tidak akan mati.
Tidak pernah mati juga bukan berarti bahwa memiliki hidup yang kekal.
Ini adalah poin pertama yang perlu kita tegaskan. Hidup yang kekal
jelas bukan berarti bahwa kita tidak akan pernah mati. Memiliki
keberadaan yang bersifat selamanya tidak dapat disamakan dengan
hidup yang kekal. Kita harus jelas dalam berpikir. Kehidupan dan
keberadaan jelas tidak dapat disamakan. Dengan demikian, hidup
selamanya tidak sama dengan eksis selamanya. Keberadaan tidak
harus menunjukkan adanya kehidupan. Hidup sebagaimana yang
dibicarakan oleh Alkitab jelas tidak memiliki makna keberadaan atau
tidak mati.
Yang dimaksudkan oleh hidup di dalam firman Tuhan sangatlah
berbeda. Jika kita mengacaukan konsep hidup dalam firman Tuhan,
maka kita akan mendapatkan konsep yang kacau tentang hidup yang
kekal. Banyak orang yang memiliki keberadaan di dunia ini akan tetapi
tidak berarti mereka memiliki hidup sebagaimana yang dimaksud oleh
Injil! Ada orang yang dapat digambarkan sebagai "mayat berjalan."
Pada umumnya, ungkapan ini menggambarkan orang yang hatinya
seolah-olah sudah mati, yang tidak lagi punya semangat untuk hidup,
namun secara jasmani dia masih hidup.
Di perumpamaan tentang anak yang hilang di Injil Lukas 15:32,
dikatakan, "Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah
mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Mereka yang sudah akrab dengan perikop ini tahu bahwa anak yang
bungsu di dalam perumpamaan ini tidaklah mati. Dia hanya mengambil
warisan dari ayahnya, meninggalkan ayahnya, dan hidup bersenang-
senang. Jadi, mengapa sang ayah berkata bahwa dia tadinya mati dan
sekarang hidup kembali? Di sini, sang ayah tidak bermaksud berkata
bahwa anaknya sudah tidak ada lagi, tetapi anaknya tidak lagi memiliki
hidup sebagaimana seharusnya. Tidak memiliki hidup sama dengan
mati, akan tetapi tidak berarti bahwa dia tidak lagi memiliki
keberadaan jasmani. Keberadaan dan hidup adalah dua hal yang
berbeda.
Kematian dan Dosa
Saya ingin bertanya tentang peristiwa Adam memakan buah terlarang
di dalam kitab Kejadian - apakah Adam akan mati jika dia tidak
60 | C A H A Y A I N J I L
memakan buah itu? Apakah dia akan hidup terus di dalam taman Eden?
Apakah tubuhnya tidak akan mengalami penuaan? Apa yang dikatakan
oleh Allah? Dia berkata bahwa Adam pasti mati pada hari dia memakan
dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Menurut Anda apakah Adam nantinya akan mati juga sekalipun dia
tidak memakan buah itu? Jika makan atau tidak makan tetap
membawa kematian buatnya, lalu apa artinya Allah berkata, "Pada hari
kamu memakannya, kamu pasti mati."? Allah berkata bahwa dia pasti
mati pada hari dia memakan buah itu. Maka tentunya dia tidak perlu
mati jika dia tidak memakan buah itu.
Jadi, apakah penyebab kematian itu? Di dalam firman Tuhan, hal
apakah yang mengakibatkan kematian? Hanya ada satu penyebab,
yaitu dosa. Tak ada penyebab lain selain ini. Firman Tuhan berkata,
"Upah dosa ialah maut." Di mana ada dosa, di sana ada maut.
Perhatikanlah Adam - dia masih hidup selama sekitar sembilan ratusan
tahun lagi setelah melakukan dosa itu. Jika dia tidak berbuat dosa,
tentunya tidak akan ada masalah baginya untuk hidup seberapa lama
pun. Ciptaan Allah yang mula-mula sangatlah hebat - Adam tidak perlu
khawatir pada kerutan di kulit atau harus memakai kaca mata setelah
rabun tua. Satu-satunya penyebab merosotnya hidup adalah dosa.
Sampai sekarang ini, kita sudah terbiasa melihat kematian. Kita bahkan
tidak bisa membayangkan bahwa manusia memiliki potensi untuk tidak
mati. Kita tidak berani berharap akan hal itu.
Mengapa manusia harus mati? Manusia yang pada dasarnya diciptakan
oleh Allah tidak harus mati! Tentu saja ada beberapa contoh nyata
tentang manusia yang tidak mati. Sebagai contoh, Elia dan Henokh.
Mereka selalu melangkah bersama Allah dan mereka tidak melewati
kematian. Pada akhirnya Allah mengangkat mereka ke surga. Mari kita
sekali lagi lihat pada Adam. Tidak ada petunjuk sedikitpun bahwa dia
akan mati jika dia tidak berbuat dosa. Tak ada petunjuk atau bukti di
dalam Alkitab yang menyatakan bahwa seseorang harus mati jika dia
tidak berbuat dosa. Alkitab secara konstan berkata bahwa akibat dari
dosa adalah maut. Jika tidak ada dosa, maka kesimpulannya tentu
adalah tidak ada akibat yang bernama maut. Dengan demikian, kita
melihat bahwa pada awalnya tidak ada masalah bagi Adam untuk tetap
hidup; artinya, untuk memiliki hidup yang kekal, untuk hidup
selamanya tanpa harus mengalami kematian. Persoalan muncul setelah
61 | C A H A Y A I N J I L
dia berbuat dosa dan kehilangan hidup yang kekal itu. Dosa membawa
kematian.
Pernahkah Anda mendengarkan ajaran yang mengatakan, "Sekali
selamat tetap selamat"? Pemahaman yang umum dari ajaran ini adalah
bahwa jika kita memiliki hidup yang kekal, maka kita tidak akan mati.
Dan kita akan diselamatkan selamanya. Sekali kita menerima hidup
yang kekal, maka kita akan terus memiliki hidup yang kekal itu.
Tetapi ajaran ini tidak sejalan dengan ajaran Alkitab. Konsep bahwa
memiliki hidup yang kekal itu berarti bahwa seseorang tidak akan
pernah mati adalah konsep yang salah. Adam, yang mulanya memiliki
hidup yang kekal itu, harus menghadapi maut sebagai akibat berbuat
dosa. Sama seperti orang yang memiliki hidup yang kekal pada
tingkatan rohani lalu melakukan bunuh diri dengan menghirup asap
beracun yakni dosa. Dia membunuh dirinya dengan berbuat dosa! Dia
pasti mati! Sama seperti Adam, yang awalnya memiliki hidup yang
kekal dan tidak harus menghadapi maut, akan tetapi dia berbuat dosa
dan akibatnya dia harus menanggung akibat dari dosa - maut!
Lalu mengapa orang-orang beranjak tua? Menurunnya fungsi tubuh
sejalan dengan usia adalah fenomena menuju kematian. Ada dua
kekuatan yang bekerja di hidup kita. Pertama adalah yang mengarah
ke atas, yang bertumbuh secara perlahan dan meningkatkan
kesegaran. Yang kedua adalah yang mengarah ke bawah, yang
menurunkan kemampuan dan meningkatkan usia. Sama seperti
menaiki dan menuruni bukit. Ada dua kekuatan yang bekerja di sana.
Yang satu adalah kekuatan dari kehidupan dan yang satunya adalah
kekuatan dari maut. Semua penurunan kemampuan dan penuaan
adalah bagian dari kekuatan maut.
Lalu kapan kuasa maut itu mulai bekerja? Kuasa maut mulai bekerja
dengan masuknya dosa. Saat dosa belum masuk ke dalam hidup
seseorang, yaitu, ketika seseorang masih harus belajar untuk secara
aktif memilih antara yang baik dan yang jahat, kehidupan orang itu
mengalami pertumbuhan. Anda akan tahu hal ini dengan mengamati
anak-anak. Pada sekitar usia 10, atau mungkin sedikit di atas itu,
mereka mulai tahu bagaimana memilih antara yang baik dan yang
jahat. Banyak, sayangnya, yang memilih untuk berbuat dosa. Sejak
saat itu, dosa menyusup ke dalam kehidupan manusia dan membawa
62 | C A H A Y A I N J I L
mereka secara perlahan menuju maut. Setiap dari kita, seperti Adam,
begitu melakukan dosa, kita masuk ke jalan menuruni bukit, mengarah
kepada maut. Dengan kata lain, kapankah seseorang mulai melangkah
menuju maut? Dimulai sejak saat kita berbuat dosa. Mungkin pada usia
sembilan, sebelas atau tiga belas tahun kuasa maut itu mulai bekerja
dan menimbulkan kerusakan dalam hidup kita.
Hidup kekal dan Kebinasaan
Mungkin seseorang akan bertanya, bagaimana kita akan menjelaskan
ayat-ayat yang disampaikan di Yohanes 10:28-29, "dan Aku
memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak
akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan
merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka
kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak
dapat merebut mereka dari tangan Bapa." Apakah Anda
memperhatikan bahwa ayat yang sebelum ini berkata, "Domba-domba-
Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka
mengikut Aku"? Ada hubungan yang erat antara hidup yang kekal
dengan mendengarkan suara Allah. Hanya mereka yang mendengarkan
suara Allah dan yang mengikut Allah yang akan memiliki hidup yang
kekal. Mereka tidak akan binasa.
Ada poin lain yang ditekankan lebih jauh oleh Yesus. Yesus berkata,
"seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku" dan
"seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa." Hal ini
sangat penting dan Yesus sampai mengulang-ulanginya karena ini
berkaitan dengan perkara hidup dan mati seseorang. Jika seseorang
tidak akan binasa setelah memperoleh hidup yang kekal, bagaimana
mungkin dia dapat direbut? Seseorang tidak akan dapat direbut jika ia
tidak akan dapat binasa! Jika seseorang itu tidak dapat direbut, apa
maknanya Yesus mengulangi menggunakan kata "rebut" sampai dua
kali. Ini menunjukkan kepada kita, walaupun setelah kita memperoleh
hidup kekal, masih ada masalah yang akan timbul untuk mengancam
kita. Anda bisa direbut oleh orang lain, atau oleh iblis!
Saya ulangi lagi - dengan memiliki hidup yang kekal bukan berarti
bahwa seseorang tidak akan binasa. Karena kita akan binasa jika kita
sampai direbut! Di sini kita melihat bahwa hidup yang kekal ternyata
tidak sama dengan tidak akan pernah binasa. Jika memiliki hidup yang
63 | C A H A Y A I N J I L
kekal itu sama dengan tidak akan binasa, maka, tidak akan menjadi
masalah apakah kita sampai direbut oleh iblis karena kita tidak akan
pernah binasa sekalipun kita sudah bersama iblis. Tentu saja,
penalaran semacam ini tidak sejalan dengan firman Tuhan.
Ada syarat penting lainnya yang dikaitkan dengan hal tidak akan binasa
- orang itu harus selalu mengikut Tuhan dan memiliki hubungan
dengan-Nya. Hanya dengan begitu maka dia tidak akan binasa.
Sekadar memiliki hidup yang kekal tidak menjamin bahwa dia tidak
akan binasa. Agar tidak binasa, ia harus selalu mengikut Tuhan. Bagi
orang seperti itu, tak ada satu pun kuasa yang bisa memisahkannya
dari Tuhan. Firman Tuhan berkata bahwa jika seseorang adalah domba
Allah dan dia mendengarkan suara Allah, maka dia tidak akan binasa.
Tak pernah disebutkan bahwa orang yang memiliki hidup lalu
meninggalkan Allah tidak akan binasa. Alkitab tidak pernah
mengatakan hal itu. Tak peduli seberapa besar jaminan hidup yang
kekal yang Anda miliki, Anda akan binasa pada hari Anda meninggalkan
Allah. Jadi, syaratnya adalah Anda harus mengikut Allah. Jika Anda
mengikut Allah dan Anda memiliki hubungan yang akrab dengan Dia
(tanpa ada sesuatu pun yang menjadi penghalang), Allah tidak akan
pernah membiarkan siapapun merebut Anda. Itu sebabnya Anda tidak
akan pernah binasa.
Kita mengawali pembahasan dengan mengatakan bahwa hidup yang
kekal bukan berarti tidak akan pernah mati. Poin yang kedua adalah
bahwa kehidupan itu tidak sama dengan keberadaan. Apakah Anda
memiliki hidup sekarang ini? Atau Anda sekadar ada dan menjalani
keberadaan Anda? Kehidupan dan keberadaan adalah dua hal yang
berbeda. Mungkin, selama ini Anda memang memiliki keberadaan di
dunia ini, akan tetapi dibandingkan dengan keberadaan orang lain,
apakah ada sesuatu yang layak disebut sebagai kehidupan di dalam diri
Anda?
Apa itu Kehidupan?
Apakah kehidupan itu? Seseorang bisa saja "ada" tetapi tanpa memiliki
hidup. Lalu apakah arti hidup itu? Mari kita buka 1 Yoh 1:1-2 - "Apa
yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami
lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami
raba dengan tangan kami tentang Firman hidup itulah yang kami
64 | C A H A Y A I N J I L
tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah
melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada
kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan
yang telah dinyatakan kepada kami."
Susunan tata bahasanya memang rumit akan tetapi maknanya jelas.
Apakah yang dimaksudkan dengan, "Apa yang telah ada sejak semula,
yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang
telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami"?
Apa itu Firman hidup yang dinyatakan oleh Bapa kepada kita? Apa arti
raba, dengar dan lihat? Tentu saja, yang disebutkan di sini adalah
Yesus sendiri. Jadi, bukannya memakai sebutan "Yesus", tetapi sebutan
yang dipakai adalah 'Hidup kekal'! Kata 'hidup kekal' dipakai untuk
menggambarkan Yesus Kristus! Hidup kekal ini mewujudkan diri dan
murid-murid telah melihat, mendengar dan meraba-nya.
Hidup yang kekal adalah hal yang sangat abstrak bagi kebanyakan
orang. Kita tidak tahu persis bagaimana menggambarkan seperti apa
itu percaya kepada Yesus dan memiliki hidup yang kekal. Dimana hidup
kekalnya? Suatu kata yang sangat kabur dan tidak bisa kita lihat. Akan
tetapi, Alkitab memberitahu kita bahwa bukan saja hidup kekal yang
diberikan oleh Bapa itu bisa dilihat, malahan bisa didengar dan diraba.
Alkitab adalah buku yang sangat praktis dan apa yang disampaikannya
sangatlah nyata: hidup yang kekal itu bisa dilihat, didengar dan diraba!
Hal apa yang lebih nyata dari sesuatu yang bisa didengar dan diraba?
Artinya, hidup yang kekal sama nyatanya dengan bunga dan
pepohonan! Konsep ini harus kita pahami dengan jelas: bahwa hidup
yang kekal itu bukanlah sesuatu yang abstrak. Hidup kekal adalah hal
yang sangat nyata - bisa dilihat, bisa didengar, dan bisa disentuh!
Memang tidak salah jika dikatakan bahwa hidup yang kekal itu adalah
Yesus Kristus. Akan tetapi bagaimana kita bisa menguraikan
pemahaman ini agar bisa dimengerti oleh orang lain? Tentu saja, ketika
Yesus masih hidup bersama para muridnya, Dia bisa dilihat, didengar
dan dijamah. Dapatkah kita merabanya sekarang saat kita memiliki
Yesus? [Ingatlah bahwa Yesus itu hidup kekal] Di ayat tadi dikatakan,
"memberitakan kepada kamu". Tata bahasanya adalah dalam bentuk
sekarang (present time), bukan dalam bentuk lampau (past). Ini
berarti kita masih dapat melakukannya sekarang.
65 | C A H A Y A I N J I L
Hidup, sebagaimana yang dimaksudkan dalam Alkitab, adalah kualitas
hidup, bukan filsafat. Hidup menurut filsafat sangatlah abstrak. Sebagai
contoh, jika kita menangkap serta membedah seekor kodok yang
masih hidup, dia akan kehilangan nyawanya. Akan tetapi, apakah
sebenarnya yang hilang itu? Tampaknya semua organnya masih berada
pada tempatnya: hati, paru-paru, ginjal, dan bahkan darah di dalam
urat-uratnya. Jika kita masukkan darah yang tercecer selama
pembedahan dan menjahit kodok itu lagi, bahkan bobotnya tidak
berubah. Lalu unsur apakah yang hilang jika dibandingkan dengan
keadaan kodok itu sebelumnya? Apanya yang hilang? Apakah persisnya
hidup itu? Kita tidak tahu! Hidup, sebagaimana yang kita lihat dari
dalam Alkitab, bukanlah sesuatu yang abstrak. Ia merupakan kualitas
kehidupan, ciri-ciri khusus dari kualitas kehidupan! Tadi saya katakan
bahwa dengan memiliki keberadaan tidak berarti bahwa seseorang
memiliki hidup. Keberadaan di dunia ini tanpa ciri khusus kualitas
kehidupan tidak dipandang sebagai memiliki hidup.
Kualitas hidup dapat dilihat dan didengar. Dapatkah Anda melihat
kualitas hidup seseorang? Apa yang Anda lihat dari kualitas hidup
seseorang? Bisakah Anda melihat apakah seseorang itu lemah lembut
atau pemarah? Tentu saja Anda bisa melihatnya dengan jelas. Bisakah
Anda mendengar apakah orang tersebut cerewet atau pendiam? Tentu
saja Anda bisa mendengarnya. Hidup yang kekal yang bisa didengar
dan dilihat adalah hal yang baru bagi kita. Anda salah jika mengira
bahwa sangatlah susah mengetahui apakah seseorang memiliki hidup
yang kekal atau tidak. Sama sekali tidak susah. Jika Anda mengerti
konsep ini, bahkan hal yang paling abstrak berubah menjadi sangat
praktis.
1 Yoh 3:14-15 berkata, "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari
dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita.
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang
yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan
kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki
hidup yang kekal di dalam dirinya."
Di sini dikatakan bahwa hidup yang kekal tidak ada dalam diri seorang
pembunuh. Juga ditambahkan bahwa mereka yang membenci
disamakan dengan pembunuh. Dapatkah Anda melihat dan mendengar
apa arti membenci serta tidak mengampuni orang lain? Tentu saja
66 | C A H A Y A I N J I L
Anda bisa. Bisa diketahui bahwa seseorang tidak memiliki hidup yang
kekal dalam dirinya, tak ada hidup Allah di dalam dirinya, jika dia
masih membenci dan tidak mau mengampuni orang lain. Sia-sia dia
membual, menipu dirinya sendiri dan orang lain dengan menyatakan
bahwa dia memiliki hidup yang kekal.
Hidup yang kekal adalah kualitas hidup Allah. Bisa langsung dilihat oleh
siapa saja. "Barangsiapa tidak mengasihi ia tinggal di dalam maut"
bukan berarti bahwa orang ini secara jasmani telah mati dan tidak ada
lagi. Dikatakan bahwa orang ini hidup di dalam maut, hidup tanpa kasih
dan tidak sesungguhnya hidup. Akan tetapi, ketika seseorang
berpindah dari kebencian dan hatinya dipenuhi oleh kasih Allah, kita
bisa tahu bahwa dia sudah melangkah dari maut ke dalam hidup. Dia
telah meninggalkan maut, dan masuk ke dalam hidup yang kekal. Jadi,
saya harap semua orang bisa menangkap makna konsep ini dengan
jelas.
Apakah Anda memiliki Hidup Kekal?
Kita bisa mengamati diri kita sendiri dan melihat apakah kita memiliki
hidup yang kekal atau tidak, yaitu, dengan melihat apakah kita
memiliki kualitas hidup Yesus. Kita tidak berbicara tentang hal
mencapai kesempurnaan yang menyamai Yesus Kristus. Namun
setidaknya, apakah kita memiliki jenis kualitas hidup yang sama?
Sekalipun ada perbedaan dalam tingkatannya, akan tetapi dengan
memiliki jenis kualitas hidup yang serupa berarti memiliki hidup yang
kekal. Beberapa pengabar Injil berkata bahwa untuk percaya kepada
Yesus cukup dengan mengacungkan tangan dalam menjawab panggilan
altar, maka orang itu akan memiliki hidup yang kekal. Entah dia
memiliki hidup yang kekal atau tidak, dapat dilihat dari kualitas
hidupnya keesokan harinya. Janganlah menipu diri Anda sendiri dan
orang lain. Jika Anda tidak memiliki hidup dari Yesus Kristus di dalam
diri Anda, akan sia-sia saja sekalipun ada pendeta terkenal yang
memberi kesaksian bahwa Anda memiliki hidup yang kekal. Karena hal
tersebut tidak sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab.
Seperti apakah kualitas hidup Yesus Kristus itu? Mungkinkah pokok ini
dijelaskan lebih jauh lagi? Ayat-ayat yang baru saja kita baca itu
berbicara tentang kasih, barangsiapa mengasihi berarti dia telah pindah
dari maut dan masuk ke dalam hidup. Dan barangsiapa yang tidak
67 | C A H A Y A I N J I L
mengasihi, yang membenci orang lain, masih marah dan menolak
untuk mengampuni; dia masih tinggal di dalam maut. Orang jenis ini
tidak tahu sama sekali apa arti hidup itu. Tak peduli seberapa lama dia
telah beribadah di gereja dan seberapa banyak pelatihan yang telah dia
jalani, semua itu tidak ada gunanya. Tak ada hidup yang kekal di
dalam dirinya.
Alkitab berkata di Galatia 5:22-23, "Tetapi buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang
hal-hal itu." Kesemuanya itu adalah buah Roh dan buah Roh adalah
kualitas hidup. Dapatkah Anda melihat, mendengar dan meraba
kualitas hidup? Bagaimana Anda tahu bahwa seseorang memiliki
kesabaran? Saat Anda melihat dia marah-marah, maka Anda akan tahu
bahwa dia bukan orang yang sabar. Bagaimana Anda tahu bahwa
seseorang itu lemah lembut? Anda akan tahu itu dengan berinteraksi
dengan dia. Anda akan melihat dari nada suara dan sikapnya. Ini
bukanlah sesuatu yang abstrak. Semua ini adalah hidup kekal yang
dimaksudkan oleh Alkitab. Apakah kita memiliki kualitas-kualitas ini?
Jika kita memilikinya, maka kita memiliki hidup yang kekal. Jika Anda
tidak memilikinya, maka saya benar-benar tidak tahu di manakah
hidup kekal Anda itu?
Mengapa saya katakan bahwa kualitas-kualitas tersebut adalah hidup
yang kekal? Mari kita lihat bukti yang lebih khusus. Galatia 6:8 "Sebab
barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan
dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan
menuai hidup yang kekal dari Roh itu." Barangsiapa menabur dalam
Roh akan menuai hidup yang kekal dari Roh - bagaimana hubungan
antara kedua bagian tersebut? Mengapa saya katakan bahwa buah Roh
Kudus adalah hidup yang kekal? Apakah yang kita tuai dengan
menabur dalam Roh? Tentu saja, kita menuai buah dari roh. Orang
yang menabur dalam Roh, akan menuai buah dari Roh. Kita sudah
mendapat penjelasan tentang buah Roh tadi. Tidak bisa lagi dibuat
pernyataan yang lebih tegas daripada yang terdapat di dalam ayat ini -
"menuai hidup yang kekal dari Roh itu". Jadi, hidup yang kekal adalah
perkara yang sangat praktis, yang bisa diamati dari kehidupan
seseorang.
68 | C A H A Y A I N J I L
Pernahkah Anda melihat seseorang yang memiliki kualitas hidup yang
kekal? Ada banyak orang Kristen di dunia ini akan tetapi tidak banyak
yang memiliki kualitas hidup yang kekal. Kebanyakan orang jatuh
dalam penipuan diri sendiri. Saya bersyukur kepada Allah karena
sebelum saya datang kepada-Nya, saya mengenal seseorang yang
memiliki kualitas hidup yang kekal. Orang ini sangat spesial, sangat
berbeda dari kebanyakan orang lain yang saya kenal. Dia memiliki daya
tarik yang luar biasa yang membuat saya ingin bercakap-cakap dan
membina hubungan dengannya. Saya merasa sangat nyaman berada di
dekatnya. Tadinya saya tidak tahu, akan tetapi sekarang saya tahu -
dia memiliki kualitas dari Yesus Kristus! Pada waktu itu, saya mengenal
banyak orang Kristen akan tetapi hanya orang ini yang memiliki
kualitas hidup yang menonjol.
Kualitas hidup seperti - kasih, sukacita dan damai sejahtera. Damai
sejahtera - pernahkah Anda melihatnya? Apakah Anda memilikinya?
Apakah orang di sekitar Anda memilikinya? Apakah orang-orang di
dunia ini memilikinya? Apakah lawan dari damai sejahtera? Tidak
damai. Apa artinya tidak memiliki damai sejahtera? Kekhawatiran.
Perhatikanlah seseorang. Mungkin dengan segera Anda akan tahu
apakah dia orang yang mudah khawatir atau orang yang dipenuhi oleh
damai sejahtera. Tak ada tempat bagi kekhawatiran jika hati ini
dipenuhi oleh damai sejahtera.
Tahukah Anda bahwa penjualan obat penenang di Amerika Utara
sangat tinggi jumlahnya? Banyak orang yang tidak dapat tidur tanpa
menelan obat penenang. Terlalu banyak hal yang membuat mereka
khawatir. Apakah Anda memiliki kehidupan yang penuh dengan
kekhawatiran, atau Anda memiliki kehidupan yang penuh damai
sejahtera? Anda lihat, hidup yang kekal itu sangatlah praktis. Bukan
saja Anda sendiri tahu tetapi orang lain juga bisa melihatnya. Apakah
Anda memiliki damai sejahtera yang seperti ini? Jika tidak, dan Anda
masih dibebani dengan banyak kekhawatiran, di manakah hidup yang
kekal milik Anda itu?
Yesus berkata bahwa dia memberi damai sejahteranya kepada Anda
dan tak seorang pun yang bisa merampasnya. Dalam keadaan apa pun
Yesus tidak akan meninggalkan kita dalam keadaan apa pun. Ia akan
selalu bersama kita - inilah hidup yang kekal. Tentu saja, ini bukanlah
jenis kedamaian sementara yang bisa dimiliki oleh setiap orang, tetapi
69 | C A H A Y A I N J I L
jenis kedamaian yang tidak bisa dirampas oleh siapa pun, damai
sejahtera yang selalu ada bersama Anda.
Ada juga kasih dan sukacita di dunia ini. Sebagai contoh, Anda pulang
dari liburan ke luar negeri, dan Anda berada dalam keadaan yang
gembira. Tak lama kemudian, seseorang mengatakan sesuatu yang
tidak Anda sukai. Wajah Anda langsung muram dan kegembiraan Anda
hilang. Saya tidak sedang berbicara tentang kegembiraan yang sesekali
saja, yang bisa dimiliki oleh setiap orang. Yang saya bicarakan adalah
tentang damai sejahtera dan sukacita yang tak dapat dirampas oleh
orang lain - inilah hidup yang kekal. Apakah Anda memilikinya?
Dulu ada seorang penginjil yang terkenal bernama John Wesley. Dia
mendirikan Gereja Methodist Wesley. Suatu hari, ketika dia sedang
dalam pelayarannya dari Inggris ke Amerika, terjadi satu badai yang
hebat di Samudera Atlantik, badai ini melontarkan kapal tersebut ke
sana kemari, sehingga kapal itu terasa akan tenggelam. Wesley sangat
ketakutan, sukacita dan damai sejahteranya musnah. Akan tetapi, ada
sekelompok orang Kristen dari Jerman di atas kapal yang terlihat
sangat tenang, benar-benar bebas dari kekhawatiran. Mereka
menyanyikan lagu pujian dan berdoa bersama. Bukannya doa yang
penuh ketakutan melainkan doa yang penuh sukacita. Tangan
pemusiknya sama sekali tidak gemetar. Lalu Wesley datang untuk
menanyai kumpulan orang-orang ini, "Apakah kalian tidak merasa
takut?" jawaban mereka adalah, "Tak satupun dari kami yang
ketakutan - baik yang dewasa maupun yang anak-anak." Inilah damai
sejahtera. Sekalipun Wesley sudah menjadi Kristen pada saat itu, dia
tidak memiliki hidup yang kekal. Dia tidak memiliki damai sejahtera
yang mampu bertahan dalam keadaan seperti itu seperti yang dimiliki
oleh orang Kristen dari Jerman itu.
Jika seseorang menghabiskan hari-harinya dengan meratapi dirinya,
mengkhawatirkan hal ini dan itu, maka dia tidak hidup dalam apa yang
Alkitab maksudkan sebagai kehidupan. Dia berada dalam keadaan yang
digambarkan oleh Kitab Suci sebagai kematian. Bagaimana mungkin
seseorang yang berwajah muram sepanjang hari, dan dibebani oleh
banyak kekhawatiran bisa memiliki sukacita dan damai sejahtera? Jelas
sekali bahwa dia harus menyeret kakinya untuk melangkah di
sepanjang hidupnya. Dia menggertakkan gigi dan merayap di jalan
hidupnya. Ini jelas bukanlah hidup.
70 | C A H A Y A I N J I L
Saya pernah mengunjungi saudara-saudara seiman yang berada di
dalam penjara. Hal yang paling tidak lazim adalah bahwa sekalipun
mereka secara jasmani di penjara, mereka memiliki hidup yang kekal;
mereka dipenuhi oleh hidup! Salah satu saudara kita ini sangatlah unik.
Dia memiliki damai sejahtera dan keteguhan yang berasal dari luar
dunia ini. Banyak orang di dalam penjara itu yang senang bercakap-
cakap dengannya serta meminta nasehat darinya. Mereka semua
berada dalam keadaan yang sama, akan tetapi karena dia mengenal
Tuhan di dalam penjara, Tuhan memberinya hidup, hidup yang kekal.
Dan ini adalah sesuatu yang sangat jelas terlihat oleh orang-orang di
sekitarnya. Mereka akan mencari dia untuk meminta nasehat setiap
kali mereka menghadapi masalah. Anda dapat bayangkan betapa
sibuknya dia. Seseorang yang memiliki vitalitas seperti dia ini akan
memiliki daya tarik. Orang ini sangat spesial dan orang-orang di
sekitarnya tertarik kepadanya. Mereka mau tahu apa yang dimilikinya
yang membuatnya spesial dan mereka juga ingin memiliki hidup yang
semacam itu! Inilah hidup yang kekal! Jika seseorang tak pernah
melihat hidup yang kekal, Anda bisa mengundangnya ke gereja di
mana dia bisa melihat orang yang memilikinya.
Saya rasa, setiap orang seharusnya sudah jelas akan konsep hidup
yang kekal sekarang ini. Mulai dari sekarang, seharusnya Anda sudah
paham tentang apa itu hidup yang kekal, dan tidak lagi merasa bahwa
hidup yang kekal adalah sesuatu yang tidak jelas.
Apa itu Maut?
Baiklah, sekarang Anda telah mengetahui apa itu hidup yang kekal,
tahukah Anda apa itu maut? Balikkan saja pengertian hidup yang kekal
dan Anda akan mengetahui apa itu maut. Dalam sesi sebelumnya, kita
berbicara tentang bagaimana seseorang menjadi budak dosa saat dia
melakukan dosa. Tentu saja, terbelenggu oleh dosa, diperbudak oleh
dosa bukanlah persoalan kecil. Mari kita lihat Roma 6:23 - "Sebab upah
dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita."
Upah dosa ialah maut; tetapi apakah maut itu? Apakah maut berarti
akhir dari keberadaan kita? Tak heran jika banyak orang yang tidak
takut pada maut. Kemungkinan yang terburuk adalah, tidak memiliki
keberadaan lagi! Tetapi tidak, ini bukanlah definisi maut yang
71 | C A H A Y A I N J I L
alkitabiah. Definisi kita tentang hidup dan mati tidak berkaitan dengan
masalah ada atau tidak ada. Mungkin Anda akan bertanya, "Lalu apa
itu? Tidak ada atau tidak eksis sama artinya dengan sudah berakhir.
Jika yang dimaksudkan tidak berhubungan dengan hal tidak ada atau
tidak eksis, lalu apa yang menjadi makna sebenarnya dari maut itu?"
Mari kita lihat Efesus 2:1 - "Kamu dahulu sudah mati karena
pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu." Apa itu artinya "mati
karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa"? Secara logika, jika
seseorang tidak eksis lagi, maka dia tidak berbuat dosa, jadi
bagaimana dia bisa mati karena pelanggaran dan dosa-dosa? Makna
dari mati bukanlah tidak eksis melainkan menjalani hidup di dalam
pelanggaran dan dosa! Lalu apa itu artinya hidup di dalam pelanggaran
dan dosa? Apakah itu berarti tenggelam dalam kebejatan moral?
Apakah makna yang konkrit dari kata mati ini?
Mati juga bisa dilihat, didengar dan dijamah. Sangat sederhana karena
mati adalah lawan dari hidup. Tadi kita sudah berbicara tentang hidup
dalam arti kualitas hidup. Makna mati juga berkaitan dengan kualitas
yang berlawanan dengan yang ada di dalam hidup. Balik saja semua
yang baru saja kita bahas tentang hidup dan Anda akan tahu apa itu
mati! Apakah lawan dari kasih? Kebencian. Hidup di dalam kebencian
dan permusuhan adalah mati! Orang semacam itu akan selalu tidak
suka terhadap orang ini atau orang itu dan hidup menjadi sangat
melelahkan! Apakah lawan dari sukacita? Kekhawatiran, kesedihan,
kepahitan. Hidup dalam keadaan seperti itu sama saja dengan mati!
Banyak sekali kepahitan yang muncul akibat membenci orang lain dan
marah kepada mereka. Banyak ketidak-bahagiaan datang menyusul -
ia hidup dalam kekhawatiran dan tidak memiliki damai sejahtera.
Orang semacam ini tidak hanya kekurangan damai sejahtera di dalam
hatinya, dia tidak akan menemukan perdamaian dalam berhubungan
dengan orang lain juga. Sama seperti api yang tidak bisa
berdampingan dengan air, dia akan selalu marah terhadap orang lain di
sekitarnya. Suasana menyedihkan semacam ini adalah makna mati
yang dimaksudkan oleh Alkitab.
Lebih jauh lagi, lawan dari sukacita adalah kehampaan. Ketika
seseorang dipenuhi sukacita, dia tidak membutuhkan berbagai hiburan.
Dia akan gembira mengerjakan apa saja. Sebaliknya, hanya mereka
yang mengalami kehampaan di dalam batin yang membutuhkan
72 | C A H A Y A I N J I L
berbagai macam hiburan. Jadi, apakah Anda sedang menjalani hidup
yang kekal? Atau Anda menjalani hidup di dalam kematian?
Surga dan Neraka
Terakhir, mari kita telaah ajaran firman Tuhan tentang surga dan
neraka. Di manakah surga itu? Di atas langit? Tidak! Bagaimana saya
bisa tahu bahwa di atas sana benar-benar ada surga jika surga hanya
terdapat di atas langit? Apakah saya harus berkelana ke sana seperti
para pemburu emas di zaman dulu? Mereka pergi ke Amerika dan
Kanada untuk mencari emas dan setelah sampai baru mereka tahu
betapa besarnya penderitaan yang menunggu mereka. Apa yang
menantikan mereka di sana bukanlah gunung emas, melainkan kerja
keras yang melumatkan tulang - membangun jalur rel kereta dan
menggali bukit-bukit batu. Mereka baru tahu bahwa mereka telah
ditipu setelah mereka sampai di sana.
Surga dan neraka dalam Alkitab bukanlah suatu tempat. Surga dan
neraka bukanlah tempat yang bisa Anda datangi setelah Anda melewati
berlapis-lapis langit, atau menuruni lapisan-lapisan di bumi. Mari kita
lihat Efesus 2:6 - "dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan
kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga."
Kita perlu tahu bahwa kedua kata kerja di dalam "mati karena
pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu" dan "memberikan
tempat bersama-sama dengan Dia" ditulis dalam bentuk lampau (past
tense). Allah telah mengerjakan hal ini. Dia sudah membangkitkan kita
bersama-sama dengan Yesus Kristus, membangkitkan kita dari
kematian, dari maut masuk ke dalam hidup yang kekal, untuk
diberikan tempat bersama dengan Allah di surga. Semua itu
merupakan hal yang sudah terlaksana.
Jika Anda mengerti makna 'surga', maka Anda akan tahu bahwa kita
sekarang ini sedang duduk bersama dengan Allah di surga! Memiliki
hidup yang kekal sama maknanya dengan diberikan tempat di surga.
Memiliki hidup yang kekal sama artinya dengan surga. Itu sebabnya,
surga di dalam Alkitab bukanlah tempat yang ingin kita tuju. Kami tidak
tahu bagaimana orang bisa sampai pada ungkapan 'pergi ke surga'
karena istilah tersebut tidak ada di dalam Kitab Suci. Kita tidak perlu
pergi ke atas untuk mencapai surga yang dimaksudkan oleh Alkitab.
Jika kita memilikinya - surga itu ada di dalam diri kita. Kitab Suci
73 | C A H A Y A I N J I L
berbicara tentang hidup yang kekal dan memiliki hidup yang kekal itu
berarti surga.
Karena surga bukanlah suatu tempat, lalu apakah surga itu? Surga
adalah suatu keadaan. Ya, kita semua sedang eksis sekarang, akan
tetapi dalam keadaan seperti apakah eksistensi Anda itu? Apakah
dalam keadaan surga? Atau dalam keadaan neraka? Itu sebabnya,
neraka juga bukan merupakan tempat. Kita tidak perlu turun sampai
18 tingkatan neraka untuk sampai di tempat di mana lidah kita
dipotong, dan sebagainya - ini adalah konsep orang Buddha tentang
neraka. Surga di dalam Alkitab adalah keadaan diri Anda dan neraka
juga demikian.
Tadi kita melihat bahwa iblis akan berada dalam keadaan di mana dia
akan disiksa selama-lamanya. Itu adalah suatu keadaan, bukannya
tempat. Lalu keadaan apakah itu? Surga adalah keadaan yang berisi
kehidupan sedangkan neraka adalah keadaan yang berisi kematian.
Akan tetapi, akan ada perbedaan tingkat dalam keadaan yang berisi
kehidupan dan kematian itu. Sebagai contoh, kita memiliki hidup yang
kekal dan kita memiliki kualitas kehidupan dari Yesus Kristus, akan
tetapi kita ini berada dalam tingkatan yang jauh sekali dari kualitas
kehidupan Yesus. Sekalipun jenis kualitasnya sama, akan tetapi
tingkatannya berbeda. Kita memang memiliki hidup ini tetapi hidup ini
masih harus bertumbuh dan akan terus dibangun, untuk menjadi
semakin berkelimpahan sampai kita mencapai tingkatan terakhir, dan
tingkatan terakhir itu adalah surga.
Anda mungkin belum banyak memiliki kasih dan sukacita saat ini akan
tetapi jika Anda lipat-gandakan kasih dan sukacita ini sepuluh kali atau
seratus kali - itulah surga. Ada sukacita besar di surga. Surga tidak
seperti gambaran tentang pulau yang indah di Pasifik Selatan dengan
banyak pepohonan kelapa, pantai yang indah - sangat memuaskan
panca indera Anda. Tentu saja Anda akan bergembira menikmati
liburan di tempat semacam itu selama seminggu, karena memang
terasa seperti surga akan tetapi saya yakin bahwa Anda akan bosan
jika Anda harus tinggal di sana selama beberapa bulan.
Memiliki sukacita atau tidak, tidak bergantung pada tempatnya
melainkan pada keadaan Anda sendiri. Lipat-gandakanlah sedikit
sukacita yang telah Tuhan berikan kepada Anda sampai seratus kali
74 | C A H A Y A I N J I L
atau berapapun itu, dan itulah surga. Sebaliknya, lipat-gandakanlah
kepedihan, kebencian, kecemburuan sampai seratus kali lipat - dan
itulah neraka. Kehidupan tersedot keluar ketika seorang rekan
mendapat promosi dan Anda merasa bahwa hal tersebut sangat tidak
adil. Anda merasa bahwa bos Anda bersikap berat sebelah atau dia
meremehkan Anda. Cemburu lahir di dalam hati dan jika Anda melipat-
gandakannya sampai seratus kali, dan terus melakukannya - itulah
neraka.
Jika kita masih belum merasakan surga atau neraka di dalam
keberadaan kita sekarang ini, bagaimana kita bisa percaya bahwa
surga itu begitu baik dan neraka itu adalah siksaan? Catatan alkitabiah
tentang hal ini juga tidak akan berarti apa-apa bagi kita. Neraka
bukanlah tempat pembakaran di mana orang-orang dipanggang seperti
babi. Neraka adalah suatu keadaan.
Sebagai contoh, di dalam kehidupan Anda sekarang ini di dunia, Anda
mungkin telah melalui kematian, dan kepedihan, atau Anda memiliki
perselisihan dengan orang lain. Anda mungkin berada di tengah
keluarga yang berantakan, dalam pernikahan yang berantakan - semua
itu menimbulkan banyak kesengsaraan. Setiap hari, Anda bertemu
dengan obyek atau sumber kesedihan Anda, dan Anda tidak bisa bebas
dari semua luka di hati Anda. Lipat-gandakanlah perasaan semacam ini
sampai lima puluh kali, atau seratus kali. Secara bertahap Anda akan
sampai pada kebencian terhadap orang itu. Sekalipun orang itu berbuat
sedikit hal saja, itu sudah menimbulkan luka hati yang besar bagi
Anda. Pada bulan pertama, mungkin Anda baru sekadar tidak suka
dengannya. Pada bulan kedua, Anda mulai membencinya. Pada bulan
ketiga, Anda sudah ingin membunuhnya. Jika tingkat kebencian Anda
meningkat terus, Anda akan mencapai tingkatan neraka.
Lukas 15:18 mengandung kata 'surga' di dalamnya - "Aku akan bangkit
dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah
berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa;" kata anak bungsu di
dalam perumpamaan tentang anak yang hilang itu. "Aku telah berdosa
terhadap surga". Lalu kata 'surga' di sini mengacu kepada apa? Apakah
artinya berdosa terhadap surga? Artinya adalah berdosa terhadap
Allah! Di dalam Alkitab, surga adalah nama lain bagi Allah. Ada juga
pembicaraan tentang kerajaan Surga, yang berarti kerajaan Allah.
Sama seperti surga melambangkan Allah, kerajaan Surga juga
75 | C A H A Y A I N J I L
melambangkan kerajaan Allah. Artinya, Allah adalah surga. Berada di
tempat di mana Allah berada, berarti bersama dengan Allah, dan itu
adalah surga.
Jika hidup yang Anda jalani sekarang ini benar-benar bersama dengan
Allah, maka Anda berada di surga. Tentu saja, ada perbedaan tingkatan
di dalam surga ini, sekalipun Anda bersama dengan Allah, kedalaman
hubungan itu mungkin saja berbeda. Akan tetapi, Anda dapat berkata
bahwa Anda telah menikmati rasa awal dari surga, sedangkan rasa
tertingginya masih harus terus dibangun. Dengan demikian, ada suatu
proses yang terlibat di sini, entah itu menuju ke surga atau ke neraka.
Pertama, Anda menikmati sedikit rasa surga, atau neraka. Dan
kembangkan sampai ke ujung tertinggi dari salah satu keadaan itu, dan
itulah surga atau neraka.
1 Yohanes pasal 4 berkata bahwa barangsiapa hidup di dalam kasih
berarti hidup di dalam Allah, dan hidup di dalam Allah berarti hidup di
surga. Pernyataan ini berbicara tentang keadaan dari kehidupan yang
dijalani seseorang. Kembangkanlah sukacita sampai ke tingkat
maksimalnya, dan itulah surga. Demikian pula halnya, kembangkanlah
kepedihan sampai ke tingkat maksimalnya, dan itulah neraka. Ketika
seseorang mencapai titik ekstrim dari kepedihan, maka dia tidak akan
mau hidup lagi. Setiap hari, ada begitu banyak orang yang ingin mati
dan yang ingin bunuh diri. Itu sebabnya mengapa kepedihan itu seiring
dengan kematian.
Tetapi, mengapa harus menambahi kepedihan? Jika Anda tidak
mengambil kesempatan yang ada sekarang ini untuk mengubah sikap
Anda dan malah menunggu sampai kepedihan itu menjadi permanen,
maka Anda akan sampai kepada titik ujungnya. Berbagai penyesalan,
kepedihan dan keputus-asaan akan berkembang sedemikian besarnya,
melampaui kemampuan Anda untuk membayangkannya. Itulah neraka!
Itu sebabnya, kita perlu berubah selagi masih ada kesempatan untuk
melakukannya - yaitu dengan kasih karunia Allah mengubah kepedihan
menjadi tawa ria, mengubah kutuk menjadi berkat, mengubah
perselisihan dengan keselarasan. Harap jangan menunggu sampai
perubahan itu menjadi mustahil dan akan sangat terlambat untuk
menyesal!
76 | C A H A Y A I N J I L
Semoga setiap orang bisa memahami secara jelas akan kedua poin ini.
Perhatikanlah kemana arah hidup Anda - ada yang mengarah kepada
kehidupan, ada yang mengarah kepada kematian. Hasil akhir dari
kedua arah tujuan itu adalah surga atau neraka. Dengan demikian,
yang disebut sebagai tempat penyucian (purgatory)itu tidak ada. Hidup
itu seperti ini - jika baik, maka akan menjadi semakin baik; jika jahat,
maka akan menjadi semakin jahat. Hidup bukanlah sesuatu yang
bersifat tetap.
Sebagian orang dewasa dan tua memiliki sifat yang sangat buruk.
Mereka egois dan keras kepala. Kondisi ini akan meningkat dalam hal
kekerasannya seiring dengan peningkatan usia karena hal ini bersifat
akumulatif (bertambah terus). Mungkin kita sekarang ini masih muda
dan masih belum mengalami hal ini sepenuhnya.
Di sisi lain, jika kita terus membangun hidup, maka kita membangun
ke arah surga. Itu sebabnya, kedua hal itu memiliki arah tujuannya
masing-masing. Tak ada keadaan di tengah-tengah di mana seseorang
bisa diam tetap. Kebencian yang Anda miliki terhadap seseorang akan
meningkat jika Anda berhubungan dengannya setiap hari, kecuali jika
Anda berniat untuk tidak pernah bertemu lagi dengannya. Hanya
dengan cara itu kebencian bisa berkurang. Itu sebabnya, bagi
kebanyakan orang, keluarga dan hubungan rumah tangga sama
buruknya dengan neraka.
Ringkasan
Pesan-pesan dalam seri ini akhirnya membawa kita kepada fokus yang
semakin tajam. Pertama, kita berbicara tentang tujuan Allah
menciptakan manusia, dan bahwa Dia ingin bersahabat dengan
manusia. Akan tetapi manusia tidak mau bekerjasama dalam tujuan ini
dan malah meninggalkan Allah. Alasan di balik itu adalah dosa. Dosa
membawa belenggu dan tidak ada kemerdekaan jika seseorang
menjadi budak dosa. Kemudian, dalam pesan yang keempat ini - dosa
membawa kepada keadaan mati, yang akan terus berkembang
mengarah ke neraka, dan berakhir di sana.
Lalu bagaimana dengan Allah sendiri? Dia telah menciptakan manusia
dengan harapan untuk bersahabat dengan manusia. Namun, orang-
orang meninggalkan-Nya dan secara berangsur-angsur menuju
77 | C A H A Y A I N J I L
kematian, dan bahkan neraka. Akankah Allah menyerah? Apakah yang
telah Dia perbuat untuk menghadapi hal ini? Ini akan menjadi topik
selanjutnya. Sejauh ini, yang kita bicarakan adalah keadaan manusia,
selanjutnya nanti kita akan melihat sisi Allah. Akankah Dia membiarkan
manusia mati secara perlahan? Mengapa Allah mengutus Yesus?
Mengapa Yesus harus mati? Mengapa Mesias harus dibunuh di kayu
salib? Ini bukanlah pertanyaan yang sederhana. Kita akan
membahasnya nanti. Kita akhiri pembahasan ini sampai di sini.
Akibat dan Dampak Dosa
oleh Pendeta Mark Lee
Matius 5.21-22
Kita memulai dengan ayat Matius 5.21-22.
"Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita:
Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku
berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya
harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus
dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus
diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala."
Yesus memulai dengan berbicara tentang orang yang membunuh akan
mendapat hukuman yang pantas. Ini bukan suatu ajaran yang baru.
Tetapi setelah itu, Yesus melanjutkan dengan berkata bahwa
barangsiapa marah kepada saudaranya dan berkata, 'Raca!'
(menyatakan bahwa saudaranya itu orang yang bodoh atau berotak
kosong) harus diserahkan kepada mahkamah agama.
Saya ditanya, "Apakah mengatakan bahwa seseorang itu tidak berotak
atau berotak miring sudah membuat saya masuk neraka? Saya sudah
sering berkata kepada seseorang bahwa dia gila. Apakah saya akan
78 | C A H A Y A I N J I L
masuk neraka untuk perbuatan itu?" Mari kita membahas secara
singkat tentang masalah ini.
Sengaja menyakiti orang lain
Ada dua macam ejekan - yang satu adalah ejekan tanpa niat buruk,
hanya sekadar bercanda; yang satunya lagi adalah ejekan dengan niat
memfitnah. Ayat ini mengacu pada jenis ejekan yang kedua.
Kadang kala, jika kita sudah berkawan lama dengan seseorang, kita
cenderung ceroboh dalam memilih kata-kata saat bercanda, dan kita
bisa saja mengucapkan sesuatu yang berlebihan tanpa disertai niat
untuk merendahkan atau mempermalukan orang itu. Hal ini tidak
termasuk dalam batasan makna ayat ini. Namun, tentu saja kita perlu
berhati-hati di saat bercanda, janganlah mencari kesenangan dengan
cara melukai perasaan orang lain.
Ayat ini berbicara tentang niat menyakiti hati orang lain secara
sengaja, sesuatu yang dilakukan dalam kebencian dan kemarahan. Ini
adalah dosa di mata Allah! Ini adalah poin pertama yang ingin saya
uraikan.
Pandangan kita tentang dosa
Hal lain adalah tentang betapa seriusnya masalah dosa. Ini adalah poin
yang sangat ditekankan oleh Yesus di dalam ayat ini.
Setiap orang dapat mengakui bahwa dia berdosa tetapi saya belum
bertemu dengan orang yang punya cukup nyali untuk berkata bahwa
dia tidak berdosa. Akan tetapi, jika kita tanyakan seberapa berat dosa
yang telah diperbuat, responnya pasti, dosa yang kecil saja.
Banyak orang yang akan mengakui bahwa mereka memiliki dosa,
tetapi menurut pandangan mereka semuanya adalah dosa-dosa kecil
yang tidak penting, dan mereka tidak memandang persoalan dosa
dengan serius. Apa yang dinyatakan oleh ayat ini sangatlah
bertentangan.
Perhatikan kontras antara ayat 21 dengan ayat 22. Ayat 21 berbicara
tentang hal pembunuhan, perbuatan yang disepakati sebagai dosa
yang besar oleh semua orang. Jika ayat ini berhenti sampai di situ saja,
maka kita tidak perlu membaca Alkitab lagi, karena kita sudah tahu
79 | C A H A Y A I N J I L
bahwa membunuh itu dosa tanpa perlu membaca Alkitab. Alkitab ingin
memberitahu kita sesuatu yang tidak kita ketahui dan itulah yang
dinyatakan oleh Yesus di dalam ayat 22.
Ayat 22 dapat dibagi menjadi tiga bagian.
Bagian yang pertama berbicara tentang kemarahan terhadap saudara.
Ketika seseorang menyinggung hati Anda dan Anda marah dan
kehilangan kendali emosi. Hal ini akan membuat Anda berada dalam
bahaya harus berhadapan dengan pengadilan setempat.
Bagian yang kedua berbicara tentang hal mengatai seorang saudara
sebagai bodoh atau raca. Orang semacam ini berada dalam bahaya
harus berhadapan dengan mahkamah agama atau Sanhedrin.
Mahkamah agama bisa disamakan dengan pengadilan tingkat yang
tertinggi pada zaman ini, yaitu mahkamah agung. Sangat jelaslah
bahwa hakekat dari tuntutannya akan lebih serius, dan hakekat
dosanya juga lebih serius. Bagian yang ketiga adalah tentang mengatai
seorang saudara sebagai jahil, yang merupakan suatu pelecehan
terhadap diri pribadi seseorang. Pada bagian sebelumnya, dengan
mengatakan bahwa seseorang itu bodoh atau otak kosong (raca) maka
yang diserang adalah kemampuan orang tersebut untuk berpikir atau
kecerdasan orang tersebut. Mengatakan bahwa seseorang itu jahil
atau fool berarti mempersoalkan kepribadiannya. Ini adalah pelecehan
terhadap moralitas dan nama baik seseorang. Tentu saja akibat dari
tindakan ini sangatlah serius. Itulah sebabnya, Yesus berkata, "harus
diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala."
Saya percaya bahwa sebelum membaca Alkitab, Anda tidak akan
berpikir bahwa hal itu sampai seserius itu! Ada perbedaan yang sangat
besar antara cara Allah menilai dosa dengan cara kita menilainya. Kita
biasanya memandang remeh dosa yang telah kita perbuat dan tidak
begitu memikirkannya. Akan tetapi, Allah memandang dosa sebagai
sesuatu yang sangat serius dan Dia ingin membuat kita mengerti
tentang keseriusan hal itu lewat ajaran-Nya di dalam firman.
Jika Anda belum menyadari akan beratnya dosa, maka pesan yang
sebelumnya (Allah Memperlihatkan Kasih-Nya) tidak ada artinya buat
Anda. Masihkah Anda ingat tentang hal yang dibahas dalam pesan yang
sebelumnya? Kita berbicara tentang Yesus yang disalibkan untuk
80 | C A H A Y A I N J I L
menebus dosa-dosa kita. Jika kita tidak menyadari beratnya persoalan
dosa, maka kita tidak akan sadar bahwa sebuah dosa yang sangat kecil
bisa memberi kerusakan yang sangat besar. Dan jika kita gagal melihat
beratnya persoalan dosa maka penyaliban Yesus di kayu salib tidak
akan ada kaitannya dengan kita.
Kata-kata dapat membunuh
Beberapa tahun yang lalu, terdapat berita tentang seorang pelajar
sekolah menengah atas yang berpacaran dengan seorang gadis.
Karena cintanya kepada sang gadis, pelajar ini mengganti namanya
menjadi sama dengan nama gadisnya. Tentu saja sangatlah aneh bagi
seorang pria untuk memakai nama perempuan, dan kawan-kawan
sekelasnya terus saja menggoda dia akan hal ini.
Setelah beberapa waktu, dia tidak tahan lagi dengan rasa sakit di
dalam hatinya dan ia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. "Wah!
Apa mungkin separah itu? Bagaimana seseorang sampai bunuh diri
hanya untuk masalah sekecil itu?" - mungkin inilah reaksi Anda.
Akan tetapi, ketika mereka yang mengejek remaja ini akhirnya sadar
akan dampak perbuatan mereka, mereka merasa sangat sedih dan
menyesal. Mereka tidak menyangka bahwa kata-kata yang dilontarkan
dalam canda bisa berakhir dengan kematian seorang teman. Memang
susah bagi seorang remaja untuk menerima ejekan yang terus
menerus dari teman-teman sekelasnya, karena pendapat orang lain
terhadap dirinya adalah hal yang sangat penting baginya. Sangatlah
disayangkan bahwa nyawa seorang yang masih muda harus berakhir
dengan cara ini.
Seringkali, kita menilai dosa-dosa yang kita lakukan sebagai dosa-dosa
kecil. Sering kita tidak perhatikan betapa besar kepedihan akibat dari
dosa-dosa kecil ini terhadap orang lain! Sama seperti para pelajar yang
mengira bahwa mereka hanya sekadar bercanda dan setelah selesai
tertawa, mereka pulang ke rumah dan tidak ingat lagi dengan semua
itu. Akan tetapi, berbeda dengan orang yang disakiti hatinya, yang
tidak akan pernah lupa pada setiap kata hinaan yang dilontarkan. Kata-
kata yang menimbulkan kepedihan dan membuat korban memendam
perasaan sakit. Yang menghina pasti akan merasa bahwa hal itu tidak
81 | C A H A Y A I N J I L
akan berdampak apa-apa sementara yang menjadi korban akan
merasa bahwa besarnya persoalan itu melebihi langit!
Dampak dosa kita ke atas orang lain
Izinkan saya menyampaikan kisah lain kepada Anda. Peristiwa ini
terjadi pada seorang pemuda yang berusia sekitar dua puluhan tahun.
Orang tua dari pemuda ini sudah tidak rukun sejak dia masih kecil (hal
yang lazim ditemui pada masyarakat zaman sekarang) dan akhirnya
mereka bercerai. Dengan demikian, sejak masa mudanya, dia tinggal
bersama kerabatnya dan berada di bawah asuhan kakek serta paman
dari pihak ibunya. Tentu saja, kakek serta pamannya itu harus bekerja
dan tidak memiliki banyak waktu untuk mengasuhnya. Oleh sebab itu,
dia terbiasa berkeliaran di jalanan dan akhirnya berkenalan dengan
beberapa berandalan. Dia terlibat dalam kenakalan para berandalan itu
seperti berkelahi dan pemakaian obat-obat terlarang. Dia sering
ditahan oleh polisi akan tetapi segera dibebaskan karena dia masih
belum dewasa. Sekalipun dia sudah dibebaskan, akan tetapi tidak ada
orang yang dapat mendidik dan mengasuh dia sepenuhnya. Jadi,
kenakalan yang sama terus berlanjut dan akhirnya dia menjadi
'pengunjung tetap' di penjara. Pada akhirnya, dia merasa bahwa dia
sudah tidak punya masa depan lagi, tidak ada harapan, dan bahwa
peluang untuk berubah sudah tidak mungkin ada lagi dalam keadaan
seperti itu. Lalu, dia mengisi suntikan dengan minyak tanah, menyuntik
dirinya sendiri dengan minyak tanah itu, dan mati. Demikianlah, dia
mengakhiri riwayatnya.
Menurut Anda, siapakah yang telah berbuat dosa besar dalam kejadian
ini? Orang tua yang tidak dapat akur, yang selalu bertengkar dan
akhirnya bercerai? Kakek dan paman yang tidak punya waktu untuk
mendidik si anak? Para siswa yang bergabung untuk mengejek teman
mereka? Saya mengutip contoh-contoh ini dengan harapan agar setiap
orang dapat mengerti bahwa beratnya masalah dosa ini jauh
melampaui apa yang pernah kita bayangkan pada waktu kita
melakukannya. Tidak seorang pun yang dapat memperkirakan apa
akibat yang bisa ditimbulkan oleh dosa.
Orang tua si pemuda itu, mereka tidak pernah mengira bahwa
percekcokan mereka akan berhujung pada perceraian dan
mendatangkan efek yang sedemikian pada anak mereka. Tidak seorang
82 | C A H A Y A I N J I L
pun yang dapat memperkirakannya. Kita biasanya menilai dosa sebagai
sesuatu yang sangat remeh. Ini adalah karena jarak pandang kita yang
terlalu pendek, terlalu dangkal, terlalu sempit, dan kita tidak bisa
memperkirakan dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh dosa!
Dalam kenyataannya, kita memang jarang memikirkan dampak dosa-
dosa yang kita perbuat hari ini. Masalahnya tidak dapat dikatakan
sederhana seolah-olah segala sesuatunya akan beres setelah kita tidur.
Renungkanlah hal ini - jika Anda telah menyinggung perasaan
seseorang hari ini, akankah segala sesuatunya menjadi beres besok
hari? Tentu saja tidak. Sangatlah sulit untuk menutupi jurang yang
tercipta antara Anda dengan orang yang telah Anda sakiti hatinya!
Dua contoh yang saya sampaikan tadi berakhir dengan kematian.
Mungkin Anda mulai dapat sedikit menyadari betapa beratnya urusan
dosa ini dari kedua contoh tersebut. Saya ingin bertanya - apakah
harus ada orang yang mati dulu baru sesuatu hal akan dipandang
serius? Saya tidak yakin dengan ketentuan semacam ini.
Ada begitu banyak pertengkaran di tengah keluarga, persoalan rumah
tangga dan perpecahan antar generasi di zaman modern ini. Itu semua
beserta masalah-masalah lainnya mengakibatkan banyak orang hidup
dalam penderitaan setiap hari. Akan tetapi, sebagian besar dari mereka
yang hidup dalam kepedihan itu tidak mengambil keputusan untuk
bunuh diri. Dapatkah hal ini dikatakan sebagai sesuatu yang baik?
Sebagai contoh, Anda menyakiti hati seseorang dan menimbulkan
banyak sakit hati serta siksaan kepadanya sehingga dia terus menerus
berada dalam keadaan sedih. Sekalipun luka hati yang Anda timbulkan
itu tidak membuatnya bunuh diri, dapatkah tindakan melukai ini
dipandang sebagai hal yang sepele? Mungkin siksaan jangka panjang
menimbulkan kepedihan yang lebih berat bagi orang-orang
dibandingkan dengan maut!
Dapatkah Anda mulai mengerti mengapa Allah memandang masalah
dosa secara sangat serius? Kita terlalu memandang enteng dosa! Saat
kita berbuat dosa, kita selalu berpikir bahwa itu hanya masalah kecil,
bukan persoalan besar. Justru karena kita memandang remeh masalah
dosa maka ada begitu banyak orang yang melakukan dosa. Sangat
sedikit orang yang akan berbuat dosa secara sengaja setelah
mengetahui bahwa hal itu akan berujung pada akibat yang berat.
83 | C A H A Y A I N J I L
Secara umum, jika Anda adalah seorang pembuat onar, maka Anda
adalah orang yang memandang remeh dosa itu. Jika Anda ganti posisi
dan menilai dosa dari sudut pandang si korban, tidak akan sulit untuk
memahami betapa berat masalah dosa itu. Anda tidak berpikir bahwa
kata yang sama yang Anda lontarkan kepada seseorang, akan
menimbulkan perasaan yang sangat menyakitkan jika dilontarkan oleh
orang lain terhadap Anda. Satu kata, hanya satu kata, seringkali bisa
tertancap di hati Anda, dan membuat Anda membenci seseorang
sampai selama-lamanya. Kita dapat melihat dari sini betapa besar
kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh dosa itu. Ini jelas bukan masalah
yang kecil!
Efek dosa bersifat menimbun
Terlebih lagi, dosa perbuatan kita yang dipandang kecil itu akan terus
berlanjut tahun demi tahun. Tak seorang pun yang dapat secara
otomatis berhenti berbuat dosa setelah melakukannya satu atau dua
kali. Pikirkan ada berapa banyak orang yang telah Anda sakiti hatinya
entah dengan sengaja ataupun tidak selama seminggu atau sebulan
terakhir. Atau, sudah seberapa sering Anda melukai hati orang yang
sama? Bagaimana Anda mau menghitung penimbunan sakit hati itu?
Sekarang ini banyak orang yang memakai kartu kredit. Di zaman ini,
kartu kredit telah menjadi mode. Banyak bank yang mempromosikan
pemilikan dan pemakaian kartu kredit. Ada orang yang memiliki lima
sampai enam kartu kredit di dompetnya. Mungkin Anda akan berkata,
"Aku bukan orang jenis itu. Aku sangat berhati-hati dalam memakai
kartu kreditku. Aku tidak akan mau berbelanja melampaui seribu dolar
sebulan."
Mari kita buat sedikit perhitungan - kita berhutang seribu dolar
sebulan, lantas berapa banyak hutang kita dalam setahun? Secara
kumulatif, jumlahnya dua belas ribu dolar. Mungkin Anda akan berkata,
"Aku mampu menanggung beban hutang sebanyak dua belas ribu
dolar."
Akan tetapi, jangan lupa bahwa apa yang sedang kita bicarakan di sini
adalah masalah dosa. Mungkin Anda tidak berbuat banyak dosa setiap
harinya. Anggaplah bahwa dosa-dosa Anda itu jika dikumpulkan dalam
setahun tidak terlalu banyak, akan tetapi Anda tidak pernah membayar
84 | C A H A Y A I N J I L
hutang dosa itu! Mungkin angka dua belas ribu dolar itu kecil bagi Anda
(sama seperti Anda menilai bahwa Anda tidak pernah berbuat dosa
yang besar) akan tetapi masalahnya adalah bahwa jika Anda memakai
kartu kredit Anda untuk berbelanja tanpa membuat pelunasan sama
sekali dan sekarang Anda diminta untuk membayar lunas semuanya -
dengan cara bagaimana Anda akan melunasinya? Apa yang dapat kita
pakai untuk melunasinya?
Katakanlah sekarang ini Anda berusia tiga puluh tahun. Anda
berhutang rata-rata dua belas ribu dolar setiap tahun. Tiga puluh tahun
berarti hutang itu berjumlah tiga ratus enam puluh ribu dolar. Jika kita
terus saja menumpuk hutang seperti ini, angka terakhirnya akan
sangat besar sekali. Lagi pula, saya belum menghitung bunganya! Anda
tahu bahwa perusahaan yang menerbitkan kartu kredit mengenakan
bunga dan jika Anda belum mulai membayar hutang Anda, maka
perhitungan bunganya akan sangat mengerikan! Jumlah bunga yang
harus dibayar untuk masa puluhan tahun dapat melampaui jumlah
hutang aslinya!
Beratnya masalah dosa adalah karena bunga pasti ditambahkan ke
atasnya. Mengapa harus ada bunga yang ditambahkan? Karena dosa
akan melahirkan dosa, sama halnya dengan hutang yang beranak
hutang saat Anda meminjam uang. Jangan berpikir bahwa Anda hanya
perlu membayar hutang lima ribu dolar kepada perusahaan penerbit
kartu kredit. Jika Anda tidak cepat melunasinya, maka jumlah uang
yang harus Anda bayarkan akan meningkat sejalan dengan waktu.
Sama seperti contoh yang kita angkat - pada awalnya dosa itu berupa
ketidak-cocokan antara suami dan istri, yang akhirnya berlanjut
dengan menimbulkan dampak pada generasi berikutnya. Lalu apa yang
terjadi dengan generasi berikutnya? Dia berkeliaran di jalanan, terlibat
dalam perkelahian antar gang, dan terlibat narkoba. Jadi kita dapat
melihat bahwa dosa beranak dosa. Dosa akan meluas dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Dosa itu juga akan bertumbuh
menjadi semakin besar dan semakin jahat. Sebagai contoh, Anda
mungkin tidak banyak memanfaatkan kartu kredit Anda ketika pertama
kali memilikinya. Belakangan, saat Anda sudah terbiasa memakainya,
Anda akan semakin sering menggunakannya.
85 | C A H A Y A I N J I L
Dosa-dosa yang berkaitan dengan kemarahan juga demikian. Pada
awalnya, hal itu terjadi karena kita sedang dalam keadaan kesal dan
kita hanya melontarkan beberapa patah kata saja sebagai pelampiasan.
Kemudian, kita menjadi semakin pemarah dan mungkin dapat
berkembang sampai tidak terkendali. Karena dosa itu mirip dengan
hutang, ia akan bertumbuh dan menjadi semakin buruk sejalan dengan
waktu. Sekarang apakah Anda mengerti mengapa Alkitab memberitahu
kita untuk tidak meremehkan "dosa-dosa kecil"?
Hal yang menakutkan adalah penumpukan jumlah yang kecil itu selama
bertahun-tahun. Bagaimana kita dapat melunasi hutang ini setelah
sepuluh, dua puluh atau lima puluh tahun? Adakah jalan bagi kita
untuk melunasi hutang ini tanpa pertolongan? Tidak bisa. Tidak ada
orang yang dapat melunasi hutang dosanya!
Manusia tidak dapat membersihkan dosanya sendiri
Persoalan yang paling serius dari dosa adalah bahwa sangatlah
mustahil bagi seseorang untuk membersihkan dosanya sendiri. Anda
tidak akan dapat membersihkan diri sepenuhnya dari dosa, entah itu
dosa besar atau pun kecil. Sama seperti sehelai kertas yang mulus,
sekali terlipat, ia tidak dapat lagi kembali kepada keadannya yang
semula, walaupun Anda coba menyeterikanya.
Contoh yang lain adalah pakaian yang indah dan putih seputih salju,
sekali ternoda, tak peduli sekuat apa usaha Anda mencucinya, ia tidak
akan dapat kembali pada keadaannya yang seputih semula. Saat
seseorang berbuat dosa, hati nuraninya terusik dan tak peduli seberapa
keras usahanya melakukan perbuatan baik, tetaplah mustahil untuk
dapat kembali pada keadaan nurani yang bersih seperti sebelum
berbuat dosa.
Satu lagi contoh adalah tindakan melukai hati sesama manusia. Paling
tidak, di permukaannya, setiap orang tidak begitu peduli akan hal itu,
dan berlaku seolah-olah tidak ada masalah. Namun secara perlahan,
Anda akan melihat bahwa persoalan itu bukannya menghilang, tetap
ada bayang-bayang yang menghantui Anda, sama seperti luka yang
meninggalkan bekas. Inilah persoalan utama yang ditimbulkan oleh
dosa. Tidak dapat dikatakan bahwa jika kita ingin kembali pada
keadaan yang sebelumnya maka kita dapat melakukannya.
86 | C A H A Y A I N J I L
Di saat masalah antar pribadi muncul, Anda akan sangat takut untuk
mempercayai orang lain lagi, dan Anda tidak akan dapat bersikap
terbuka lagi dengan dia. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah
tidak mengungkit masa lalu dan tidak berusaha untuk menyinggung
persoalan tersebut. Akan tetapi, kedua belah pihak sangat menyadari
bahwa bayang-bayang itu ada dan bekas luka itu juga ada.
Kita melihat anak-anak yang berusia empat atau lima tahun dan
mereka tampak sangat menyenangkan dan murni. Namun setiap kita
yang dewasa telah melewati masa-masa tanpa dosa itu. Saya memiliki
foto diri saya ketika berusia sekitar empat sampai enam tahun. Saya
mengenakan sesuatu yang sangat saya sukai dan foto itu menonjolkan
suasana yang menyenangkan dan murni. Ketika saya bertumbuh
semakin tua, dan masuk ke dalam kawah dunia, kemurnian itu hilang.
Seolah-olah seperti pakaian putih yang seputih salju, namun telah
dinodai oleh banyak kotoran. Tak peduli seberapa keras usaha
mencucinya, tetap saja tersisa bekas-bekas noda itu. Ketika saya
mencapai usia sekitar tujuh sampai delapan tahun, saya sudah tahu
cara mencuri, berbohong dan mengambil keuntungan dari orang lain.
Karena dosa, kemurnian itu cepat sekali menghilang. Dosa ini tidak
sekadar tercermin dalam tindakan di permukaan, ia bahkan lebih
tercermin lewat banyaknya kenajisan di dalam hati.
Jadi bagaimanakah kita dimerdekakan dari dosa dan dibersihkan dari
dosa? Apakah mungkin untuk kita kembali pada keadaan tanpa dosa?
Kita akan membahas hal ini di pesan yang berikutnya, "Pembebasan
dari Dosa?" Ubahlah cara pandang Anda tentang dosa. Janganlah
menganggapnya masalah yang sepele.
Pembebasan dari Dosa
oleh Pendeta Mark Lee
87 | C A H A Y A I N J I L
Hari ini kita akan melihat topik bagaimana kita bisa dimerdekakan dari
dosa. Bagaimana kita dapat kembali pada keadaan tanpa dosa?
Mari kita lihat sebuah kutipan dari 1 Yoh 1:7-9 - "Tetapi jika kita hidup
di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita
beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus,
Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata,
bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan
kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka
Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."
Selama hidup ini, kita sudah begitu banyak menimbun dosa. Kita
menumpuk keserakahan, kebencian, kecemburuan, nafsu berahi dan
sebagainya di dalam hati kita. Siapa yang dapat mengatasi dosa-dosa
itu? Kita jelas tidak dapat mengatasinya sendiri. Dari ayat di atas, satu-
satunya cara di mana dosa-dosa kita dapat dibersihkan adalah dengan
darah Yesus! Hanya darah Anak Allah, Yesus, yang dapat
membersihkan kita dari segala dosa! Inilah satu-satunya jalan yang
tersedia di muka bumi ini. Tak ada jalan lainnya!
Sekarang, dapatkah Anda melihat apakah hubungan antara kematian
Yesus dengan kita?
Apakah arti dari darah Yesus itu? Darah Yesus merujuk kepada
kematiannya! Darah yang mengalir ketika dia dipaku ke kayu salib
melambangkan kematiannya. Hanya kematian Yesus yang dapat
menebus dosa-dosa kita dan melunasi hutang-hutang dosa kita.
Sama seperti orang yang tidak mampu membayar hutang yang telah
menggunung selama bertahun-tahun karena pemakaian kartu kredit.
Kita tidak dapat membayar hutang dosa kita. Jika Yesus tidak mati
untuk menebus hutang dosa itu kita tidak akan mampu membayarnya.
Tentu saja setiap hutang akan dihapuskan seiring dengan kematian. Itu
sebabnya, kematian Yesus di kayu salib mewakili kita untuk
menghapus semua dosa-dosa kita dan membuat kita menjadi bersih
kembali tanpa noda.
Dua tahap pertolongan Allah
88 | C A H A Y A I N J I L
Ada dua bagian di dalam kutipan ini. Bagian yang pertama adalah ayat
delapan - Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita
menipu diri kita sendiri. Kita harus memahami dengan jelas poin ini.
Hati nurani kita memberitahu kita bahwa kita memiliki dosa, dan bukan
sekadar dosa yang remeh. Bagian yang kedua ada di dalam ayat
sembilan - Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita
dari segala kejahatan.
Dengan cara bagaimana Allah menolong kita?
Pertama-tama, Dia akan mengampuni dosa-dosa kita, lalu Dia
membersihkan kita dari segala kejahatan kita. Ada dua hal yang
berbeda di sini. Allah menolong kita dalam dua tahapan.
Tahap yang pertama adalah dengan mengampuni dosa-dosa kita, yaitu,
semua hutang dosa kita dilunasi lewat kematian anak domba Allah. Ini
mirip dengan skenario tentang pemakaian kartu kredit - ada orang-
orang yang terbiasa memakai kartu kredit mereka dan menumpuk
hutang yang sangat besar. Akan tetapi tak peduli seberapa besar
hutang kita itu, nyawa Anak Allah cukup untuk membayarnya lunas.
Dengan demikian, Allah mengampuni dosa-dosa kita, dan melupakan
dosa-dosa kita - inilah tahapan yang pertama.
Apa yang akan terjadi dengan orang yang semua hutangnya telah
diampuni dan dihapuskan? Pernahkah Anda mencoba menolong
seseorang melunasi hutangnya? Seringkali setelah Anda melunasi
hutangnya, apa yang akan dia lakukan? Dia akan pergi dan memakai
lagi kartu kreditnya - bukankah begitu? Jadi, tidaklah cukup bagi Anda
sekadar menolong dia melunasi hutang tersebut. Dia akan terus
meminjam uang dan kembali terjerat dalam lingkaran yang menjebak
ini. Itu sebabnya, tidaklah cukup bagi Yesus untuk sekadar menolong
Anda melunasi hutang dosa Anda.
Jadi, bagian yang kedua sangatlah penting. Dikatakan bahwa darah
Yesus tidak sekadar mengampuni segala dosa kita di masa lalu tetapi
juga menolong kita merdeka dari kendali dosa di saat ini. Ia tidak
sekadar mengampuni tapi Ia mencuci semua kejahatan kita. Tidak ada
lagi dosa-dosa dari masa lalu di dalam diri kita. Kita tidak lagi berada di
dalam belenggu kendali dosa.
89 | C A H A Y A I N J I L
Bagian yang kedua ini sangatlah penting. Bagian yang pertama adalah
bahwa Allah akan mengampuni semua dosa yang telah Anda perbuat,
dan melunasi semua dosa itu bagi Anda. Bagian yang kedua adalah
bahwa Dia menolong Anda untuk merdeka dari kendali dosa dan Anda
memiliki kuasa untuk tidak berbuat dosa lagi. Kedua hal itu sama
pentingnya - yang satu tidak dapat jalan tanpa yang lainnya. Ada dua
hal penting yang Allah kerjakan di dalam diri kita - Dia telah
mengampuni hutang dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan kita sehingga kita memiliki kuasa untuk berhenti dari
melakukan segala macam dosa!
Bagaimana kita tahu Allah itu Ada?
Masih banyak orang yang masih meragukan apakah Allah itu benar-
benar ada? Kita tidak dapat melihat atau meraba-Nya jadi bagaimana
saya dapat percaya kepada-Nya?
Saya telah mendiskusikan masalah intelektul ini dengan banyak orang.
Pertanyaan demi pertanyaan diajukan. Jawaban demi jawaban
diberikan. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan ada akhirnya.
Karena Allah bukanlah obyek ilmu pengetahuan, Ia bukan bahan
pelajaran. Dia tidak dapat dipelajari dengan pikiran Anda dan dengan
cara Anda memanfaatkan pengetahuan serta informasi. Jika ini adalah
persoalan matematika, maka akan ada akhir dari semua pertanyaan itu
karena matematika adalah obyek pelajaran. Akan tetapi, Allah tidak
seperti itu. Tidaklah mungkin kita sampai kepada kesimpulan bahwa
Allah itu memang ada hanya dengan mengandalkan akal pikiran.
Bagaimana kita bisa tahu bahwa Allah itu ada? Kita akan tahu jika kita
kembali kepada ayat-ayat yang sedang kita pelajari sekarang ini.
Pertama-tama, kita perlu tahu bahwa kita ini berdosa - ini adalah poin
yang diketahui oleh setiap orang jauh di lubuk hati mereka. Kedua, kita
perlu datang ke hadapan Allah untuk mengakui semua dosa kita.
Kemudian, Dia akan mengampuni kita, dan menyucikan kita dari segala
kejahatan kita, dan membebaskan kita dari dosa.
Anda akan tahu apakah Allah itu nyata atau tidak jika Anda mengalami
kemerdekaan dari dosa di dalam hidup Anda. Bukankah ini jalan yang
lebih langsung untuk membuktikan bahwa Allah itu ada? Jika Allah itu
tidak nyata, bagaimana mungkin kita dapat merdeka dari dosa? Anda
90 | C A H A Y A I N J I L
tidak akan lagi meragukan realitas Allah jika Anda telah mengalami apa
artinya dimerdekakan dari dosa.
Apakah Allah itu nyata? Ini bukanlah sesuatu hal yang dapat kita
analisa dengan pikiran kita - Anda dapat bertanya dan saya akan
memberikan jawaban. Akan tetapi, tak peduli seberapa keras usaha
saya untuk menjelaskan, keraguan Anda tidak akan hilang. Jika Anda
tidak mengalami Allah secara langsung seperti yang dikatakan oleh
ayat-ayat Alkitab ini, maka Dia hanya akan menjadi semacam
kesimpulan dari akal pikiran Anda saja.
Rasa bersalah
Dalam kenyataannya, kita bukan sekadar dapat mengalami
kemerdekaan dari dosa, kita juga dapat mengalami pengampunan dari
Allah! Anda akan tahu, jika Anda telah mencobanya, bahwa memang
mungkin untuk mengalami kedua aspek tersebut.
Ketika seseorang berbuat dosa, dia akan mengalami rasa bersalah yang
besar. Kebanyakan orang akan segera merasa bersalah di dalam
hatinya sekalipun ada juga orang yang membungkam hati nurani
mereka dan tidak merasa bersalah setelah berbuat dosa. Rasa bersalah
ini tak dapat disingkirkan dan akan terus membelit di hati sampai lama
khususnya jika kita melakukan dosa yang serius, jika kita melukai hati
seseorang secara parah.
Beberapa orang mengalami insomnia [penyakit susah tidur] ketika
mereka melakukan dosa yang berat, dan hati nurani mereka mengusik
mereka. Mereka menjalani kehidupan mereka dalam tekanan berat.
Jika Anda telah mengalami pengampunan dari Allah, maka Allah sendiri
yang akan menyingkirkan rasa bersalah dan beban di dalam hati Anda
itu. Anda secara pribadi akan mengalami rasa lega yang tak terkirakan
ketika Allah memerdekakan Anda. Itu sebabnya, tidak perlu bertanya
apakah Allah telah mengampuni dosa Anda. Anda pasti akan tahu jika
Anda telah mengalaminya. Anda akan tahu persis ketika Allah telah
benar-benar mengampuni dosa Anda, dan menyingkirkan balok beban
dan menyucikan Anda dari segala kenajisan dosa. Ini adalah perasaan
yang sangat nyata sama nyatanya dengan perasaan ketika Anda
berganti pakaian dari yang jorok dan kotor ke yang bersih. Pakaian
91 | C A H A Y A I N J I L
yang bersih akan membuat Anda merasa enteng dan nyaman. Pakaian
yang kotor membuat Anda merasa sangat tidak nyaman.
Alamilah pembebasan dari Allah
Saya tahu akan hal ini karena saya telah mengalaminya. Rasa
ringannya seperti ketika sebuah batangan besi seberat puluhan kilo
yang tadinya Anda panggul tetapi sekarang Anda tidak perlu lagi
berjalan sambil memanggul besi tersebut. Anda sudah bebas melompat
ke sana kemari. Adalah mungkin untuk mengalami pengampunan dosa,
dan lebih jauh lagi, Anda dapat mengalami kemampuan untuk berhenti
berbuat dosa. Jika kemerdekaan dari penguasaan dan belenggu dosa
adalah bagian dari pengalaman pribadi Anda, maka tentu saja Anda
telah tahu bahwa Allah itu nyata. Hal ini juga merupakan cara yang
paling cepat dan langsung yang disediakan oleh Alkitab untuk
mengalami realitas Allah.
Anda boleh mengundang Allah untuk melakukan hal-hal tersebut di
dalam hidup Anda sampai hidup Anda berubah dan Anda akan tahu
bahwa Allah itu nyata. Dengan demikian, persoalan apakah Allah itu
nyata atau tidak bukanlah persoalan analisa intelektual. Injil juga
demikian. Anda tidak dapat memperlakukannya sebagai semacam
bahan pelajaran di mana Anda tinggal duduk dan mendengar, dan
menilai bahwa khotbah yang satu ini tidak buruk, sementara khotbah
yang satunya lagi tidak meyakinkan. Bukan begitu caranya memahami
Injil.
Apakah Injil itu benar atau salah? Apakah Allah itu nyata atau tidak?
Semua itu perlu dibuktikan dalam pengalaman pribadi Anda dan tidak
bergantung kepada kemampuan berbicara orang lain. Kemampuan
berbicara bergantung kepada keahlian seseorang untuk berpidato akan
tetapi ini bukanlah sarana untuk membuktikan bahwa sesuatu itu nyata
karena hanya berupa hasil dari kepandaian berbicara - sama seperti
yang sering Anda alami ketika Anda ditipu oleh lidah si penjual yang
begitu lihai merayu Anda untuk membeli sebuah produk.
Memahami Injil tidak bergantung pada seberapa pintar si pembicara
melainkan pada seberapa besar kesediaan Anda untuk mengalami
sendiri realitas Allah, kesediaan Anda untuk melihat bagaimana Dia
akan mengubah Anda. Saya sangat yakin akan hal ini karena saya
92 | C A H A Y A I N J I L
telah mengalaminya. Jika seseorang telah menyerahkan segenap
hidupnya ke dalam tangan Allah, maka Allah pasti akan mengubah
Anda dan membebaskan Anda dari dosa yang telah membelenggu Anda
selama ini.
Contoh pembebasan sejati
Saya ingin menyampaikan tentang contoh dari kehidupan nyata supaya
Anda dapat menjadi lebih paham lagi. Suatu kali, seorang pendeta di
gereja kami berkunjung ke Eropa dan kemudian bertemu dengan
seorang dokter yang membagikan pengalaman dan kesaksiannya. Dia
adalah seorang asing yang datang ke Swiss setelah menyelesaikan
kuliah di bidang kedokteran. Dia mendapat banyak penghasilan dari
karir yang bagus ini dan kemudian, dia membawa semua keluarganya
untuk menetap di Swiss. Tempat tinggalnya merupakan penghasil
anggur [iklim di sana sangat cocok untuk bertanam anggur] dan
anggur yang dihasilkan sangat bagus untuk dibuat minuman keras.
Karena melimpahnya produksi anggur di sana, maka harga buah
anggur dan minumannya menjadi sangat murah.
Dokter itu mulai gemar minum anggur, dan dia menjadi semakin sering
minum sampai-sampai dia ketagihan. Seperti yang telah disampaikan
sebelumnya - dosa akan bertumbuh sama seperti kebiasaan minum itu.
Pada awalnya, hanya satu atau dua gelas. Secara perlahan, dengan
meningkatnya kemampuan untuk minum, beberapa gelas besar anggur
tidak lagi mencukupi ketagihannya akan anggur. Dia mencapai tahapan
di mana segelas anggur harus selalu ada di tangannya dan dia selalu
berbau alkohol. Apakah ada pasien yang mau terus berlangganan
dengan dokter yang berbau minuman keras setiap waktu? Pasien pasti
akan kaget dan meragukan apakah dokter ini akan mampu
mendiagnosa penyakit dengan benar. Prakteknya segera saja ambruk
akibat keadaan ini.
Kecanduan alkoholnya malah semakin parah saja dan semakin banyak
uang dia hamburkan untuk meinuman keras. Minuman anggur biasa
tidak lagi memuaskan kecanduannya dan dia ingin minuman yang lebih
keras serta lebih mahal, sehingga uang dari praktek kedokterannya
dihabiskan untuk membeli minuman keras.
93 | C A H A Y A I N J I L
Teman-temannya mengingatkan dia bahwa kebiasaan minumnya sudah
terlalu berlebihan dan menganjurkan dia untuk berhenti. Akan tetapi,
dia tidak punya keberanian untuk mengakui bahwa dia telah kecanduan
alkohol dan menjawab bahwa dia hanya sekadar menyukai alkohol
saja. Dia berkata bahwa kebiasaan minumnya masih terkendali dan dia
dapat berhenti kapan saja dia mau. Untuk menolong dia, kawan-
kawannya bertaruh dengannya - jika dia dapat berhenti minum untuk
satu hari saja, maka mereka akan memberinya dua puluh dolar. Dia
segera setuju.
Kawan-kawannya menunggu sampai esoknya untuk melihat bagaimana
keadaannya. Esoknya dia membayar dua puluh dolar kepada mereka
karena dia kalah. Dia bahkan tidak mampu lepas dari minuman keras
itu untuk sehari saja. Sebenarnya, kawan-kawannya itu tidak
menginginkan uangnya. Mereka hanya ingin agar dia tahu sudah
sampai di mana keadaan kecanduannya! Akan tetapi, apa yang dapat
dia lakukan setelah dia tahu keadannya itu? Dia memang akhirnya tahu
akan keadaan yang dihadapi, akan tetapi untuk menghentikan
kebiasaan itu adalah masalah lain lagi. Malahan sebenarnya dia sudah
tahu sejak sebelumnya, tetapi dia tetap dia tidak dapat berhenti. Suatu
hari, istrinya meminta uang kepadanya untuk membeli susu bubuk
buat anak-anak. Dia tidak punya uang untuk diberikan, tidak satu sen
pun.
Dia sangat terpukul dan terus saja bertanya-tanya mengapa dia bisa
sampai sejauh itu? Dia lalu kembali ke klinik kosongnya, mengunci
pintu, dan duduk linglung di mejanya. Ada sebuah pistol kecil yang
tersimpan di laci bawah mejanya untuk berjaga-jaga. Dikeluarkannya
pistol itu dan dia bersiap-siap untuk bunuh diri. Dia tahu persis bahwa
tak ada seorang pun yang akan bisa menolongnya mengatasi masalah
kecanduan alkohol ini dan bahwa dia memang sudah tidak dapat
menanggalkan kecanduannya. Dalam jangka panjang, dia akan
menjadi beban bagi keluarganya dan akan mengakibatkan mereka
tenggelam dalam beban hutang. Dia bahkan tidak mampu membeli
susu bubuk untuk anak-anaknya. Bagaimana dia dapat berhadapan lagi
dengan anak dan istrinya? Bunuh diri adalah satu-satunya jalan.
Ketika dia mengeluarkan pistol tersebut, dia menemukan Alkitab di
bawah pistol itu. Sebenarnya, dia adalah seorang Kristen. Dia dibaptis
ketika masih kecil dan sedikit memahami tentang kekristenan
94 | C A H A Y A I N J I L
(mungkin orang tuanya pernah mengajarkan sewaktu dia masih kecil).
Dia tahu bahwa Allah itu ada akan tetapi dia tidak pernah pergi ke
gereja dan Alkitabnya itu juga hadiah dari orang lain. Ketika dia melihat
Alkitab itu, dia berpikir bahwa lebih baik dia baca dulu sebelum mati,
karena toh dia juga akan mati sebentar lagi! Kemudian, dibukanya
Alkitab itu - Alkitab itu sangatlah tebal sehingga dia bingung mau
memulai dari bagian mana. Dia membuka sembarangan dan tiba-tiba
matanya tertarik secara kuat ke arah sebuah ayat - "Akulah TUHAN
Allahmu yang menebus dan menyelamatkanmu". Dia sangat yakin
bahwa kata-kata, "Akulah Allahmu, Tuhan yang menyelamatkanmu,"
adalah komunikasi langsung dari Allah! Pada saat itu, dia menyadari,
"Allah bisa menyelamatkanku. Mengapa aku harus bunuh diri? Allah ini
pasti benar-benar bisa menyelamatkanku!"
Lalu, dia berlutut di lantai kliniknya, dan untuk pertama kalinya ia
berdoa dengan setulus hatinya. Dia meminta kepada Allah, dan
memohon kepada-Nya agar melepaskan dia dari belenggu kecanduan
alkohol. Ajaibnya, Allah benar-benar mendengarkan doanya dan
menjawab permohonannya. Pada waktu dia berlutut untuk berdoa,
Allah memerdekakan dia dari belenggu alkohol di dalam dirinya. Ini
adalah sesuatu pengalaman yang benar-benar dia rasakan.
Ketika dia selesai berdoa dan berdiri, dia sudah menjadi orang yang
telah sepenuhnya merdeka! Kemerdekaan yang sejati telah bekerja di
dalam dirinya! Mulai saat itu, dia tidak lagi berada di bawah kendali
alkohol dan menjadi orang yang telah diselamatkan oleh Allah! Ketika
dia pulang ke rumah dan melihat alkohol lagi, dia benar-benar tidak
tergoda. Dia bahkan tidak tertarik pada alkohol itu. Itu adalah hal yang
tidak pernah terjadi sebelumnya sejak dia mulai kecanduan alkohol!
Saya percaya bahwa dia mungkin sudah bunuh diri sejak lama jika
Allah tidak berbicara langsung kepadanya pada saat itu serta
menyelamatkan dia.
Sama seperti yang sudah saya sampaikan dalam pesan yang lalu -
Allah tidak sekadar mengampuni dosa kita, Dia juga membuat kita
merdeka dari kekuasaan dosa. Kecanduan alkohol adalah salah
satunya. Kecanduan ini mengakibatkan orang menghambakan diri
mereka, menjadi terikat sepenuhnya, dan tidak dapat meloloskan diri
dari sana. Ini adalah salah satu akibat dari berbuat dosa. Anda akan
dikendalikan oleh berbagai hal.
95 | C A H A Y A I N J I L
Rencana Pembebasan Allah bagi kita
Apa tujuan atau sasaran dari rencana Allah? Tujuan dari rencana Allah
adalah untuk memerdekakan semua orang yang telah menjadi budak
dosa serta terbelenggu olehnya! Renungkan hal ini - apakah sekarang
ini Anda dapat melihat bahwa Anda berada dalam kendali dosa?
Apakah Anda rindu untuk dimerdekakan dari dosa-dosa ini? Jika
jawaban atas kedua hal tersebut adalah 'ya', maka Injil akan sangat
berarti bagi Anda. Jika jawabannya adalah 'tidak', maka Injil tidak akan
berarti apa-apa bagi Anda. Anda perlu memahami bahwa sasaran
utama dari Injil adalah membebaskan kita dari dosa. Saat Allah
membebaskan Anda dari dosa, akan ada perubahan yang sangat besar
dalam hidup Anda.
Mengapa Yesus harus mati di kayu salib? Kematian Yesus bukan untuk
memuaskan pengetahuan intelektual kita melainkan untuk
membebaskan kita dari dosa! Saya harap setiap orang bisa melihat
pokok ini. Jika tidak, maka apa yang telah kita bahas hari ini tidak ada
artinya bagi Anda. Injil bukanlah bahan pelajaran buat Anda, seperti
bahan penelitian, tetapi untuk memerdekakan Anda dari dosa.
Setiap manusia berada di bawah belenggu. Setidaknya terdapat
delapan jenis belenggu yang lazim merantai manusia. Kita akan
membahas kedelapan jenis belenggu itu di pesan yang akan datang.
Tetapi tidak kira apa yang sedang membelenggu Anda, yakinlah bahwa
sejak semula memang sudah menjadi rencana Tuhan untuk
membebaskan kita dari segala macam belenggu. Semoga kita semua
mengalami pembebasan sejati yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan!
96 | C A H A Y A I N J I L
Delapan Jenis Belenggu yang Merantai Manusia
oleh Pendeta Mark Lee
Kebanyakan manusia dirantai dan ditawan oleh berbagai jenis
belenggu. Saya akan memberi uraian singkat mengenai delapan jenis
belenggu. Tentu saja saya tidak berkata bahwa setiap orang pasti
terikat oleh kedelapan jenis belenggu itu, akan tetapi satu, dua atau
beberapa belenggu itu mungkin sedang mengikat Anda.
Belenggu dosa
Belenggu jenis yang pertama adalah kita ditawan dosa dan itu
menjadikan kita budak dosa. Dikatakan di Yohanes 8:34 - "Kata Yesus
kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang
yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.'" Dikatakan di sini bahwa
setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Menjadi budak
berarti masuk ke dalam keadaan tidak dapat menolong diri sendiri -
sangatlah mustahil untuk berhenti berbuat dosa sekalipun Anda
menginginkannya. Berdasarkan kekuatan kehendak Anda, Anda
mungkin dapat berhenti berbuat dosa satu atau dua kali, akan tetapi
Anda tidak dapat berhenti terlalu lama karena pada akhirnya Anda
akan tetap menjadi tawanan "penguasa" ini. Ini adalah jenis pertama
dari belenggu itu, yang juga merupakan belenggu yang paling parah -
yaitu menjadi budak dosa.
Belenggu Mamon
Belenggu jenis yang kedua dapat kita lihat di Matius 6:24 - "Tak
seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia
akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan
setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu
tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Mamon
adalah kekayaan, status dan uang - berarti segala sesuatu yang
bersifat materialistis. Jadi, belenggu jenis yang kedua adalah
diperbudak oleh uang dan hal-hal materi - dimanipulasi oleh hal-hal ini.
97 | C A H A Y A I N J I L
Bagaimana Anda tahu bahwa seseorang adalah budak harta? Hal ini
dapat dilihat dari beberapa tanda dan gejala. Ayat ini dilanjutkan
dengan ayat 25 - "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah
khawatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau
minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang
hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada
makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"
Salah satu gejala orang yang menjadi budak uang adalah
kekhawatiran. Mereka dikuasai kekhawatiran yang tak terkendali akan
banyak hal di dunia ini. Itu sebabnya, kutipan ini berlanjut dengan -
"Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat
menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" jawabannya tentu
saja adalah "Tidak". Tak seorang pun yang bisa menambah umurnya
karena kekhawatirannya. Persoalannya adalah mengapa kita terus saja
khawatir padahal kita tahu bahwa kekhawatiran itu tidak ada gunanya?
"Aku memang tidak mau khawatir!" Akan tetapi ternyata kehawatiran
adalah suatu jenis emosi yang tak terkendali.
Jadi salah satu gejala yang timbul akibat diperbudak oleh harta adalah
kekhawatiran. Banyak orang yang terus saja cemas akan berbagai hal
dalam hidupnya. Beberapa orang cemas kalau-kalau dia menjadi
miskin. Kenyataannya, kekhawatiran tidak dapat mencegah Anda dari
menjadi miskin. Dan mengapa Anda khawatir akan hal itu sementara
Anda belum miskin?
Jadi, kekhawatiran sebenarnya bukanlah masalah penalaran.
Kekhawatiran tidak dapat disingkirkan hanya dengan penalaran. Alasan
dari kekhawatiran itu adalah karena orang yang khawatir itu
diperbudak oleh harta dan hal-hal material dan dia sangat ketakutan
kalau-kalau dia nanti kehilangan apa yang dia miliki sekarang. Inilah
jenis belenggu yang kedua.
Belenggu Nafsu dan Keinginan
Jenis belenggu yang ketiga dapat dilihat dari Titus 3:3 - "Karena dahulu
kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba
berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan
kedengkian, keji, saling membenci." Dikatakan di sini "hamba berbagai-
98 | C A H A Y A I N J I L
bagai nafsu dan keinginan" - kata "menjadi hamba" berarti kita
menjadi budak dari berbagai nafsu dan keinginan.
Orang memiliki berbagai keinginan atau hasrat. Sangatlah banyak jenis
keinginan. Sebagai contoh, nafsu seksual, mirip dengan rantai, telah
mengikat banyak orang di dalamnya. Orang-orang itu tidak dapat
mengelak dari keterlibatan dalam perkara-perkara seksual karena
mereka telah menjadi budak nafsu seksual. Mereka tidak dapat
menghindar dari belenggu yang telah merantai mereka ini. Contoh
lainnya adalah kesenangan-kesenangan jasmani. Bukan berarti bahwa
menikmati kesenangan itu tidak baik, melainkan bahwa sangatlah
disesali jika seseorang akhirnya menjadi budak dari kesenangan-
kesenangan itu.
Ada beberapa orang yang begitu menyukai kegiatan merakit mainan
sampai-sampai menjadi kecanduan pada kegiatan ini. Sekalipun
rumahnya sudah dipenuhi oleh berbagai macam mainan rakitan, dia
tidak bisa berhenti untuk merakit yang baru lagi. Mereka telah menjadi
budak dari kesenangan merakit mainan itu. Banyak hal yang juga bisa
menimbulkan ketagihan. Contoh lainnya termasuk membaca komik dan
bermain game komputer.
Pernah ada seseorang yang harus dirawat di rumah sakit akibat kram
saat bermain game komputer. Bermain game komputer atau membaca
komik itu sendiri bukanlah hal yang buruk, masalahnya adalah jika
orang yang melakukannya sampai pada tingkatan ia sepenuhnya
berada di bawah kendali dan menjadi budak kegiatan ini.
Sebagai contoh, beberapa orang menjadi budak internet - mereka tidak
dapat melewatkan harinya tanpa tersambung ke internet; sebagian lagi
menjadi budak rokok dan alkohol - mereka juga tidak dapat
melewatkan harinya tanpa minuman keras atau rokok. Bukan berarti
bahwa kita tidak boleh menjamah minuman beralkohol, akan tetapi ada
perbedaan yang besar antara sekadar minum dengan kecanduan
alkohol. Inilah yang dimaksudkan dengan ayat tadi sebagai menjadi
hamba dari berbagai nafsu dan keinginan.
Belenggu Perasaan
Masih ada jenis belenggu yang lainnya - yang disebutkan di dalam
bagian kedua dari ayat itu: persoalan kedengkian dan kebencian, yaitu,
99 | C A H A Y A I N J I L
belenggu emosi. Belenggu jenis ini mengikat orang-orang pada emosi.
Mereka sering cemburu pada sesamanya. Orang yang selalu cemburu
atau iri dirinya sangatlah tersiksa. Hal yang sama berlaku juga pada
kebencian. Jika Anda membenci seseorang, yang akan mengalami
kerugian paling besar bukanlah orang yang Anda benci tetapi diri Anda
sendiri. Sakit hati yang meracuni diri akan tumbuh dari kebencian
dalam hidup Anda, sementara orang yang Anda benci mungkin bahkan
tidak tahu apa-apa tentang hal itu.
Ada sebagian orang yang sangat mudah tersinggung. Mereka bahkan
dapat menjadi emosi hanya karena perubahan cuaca - ini mungkin
masalah yang lebih mudah menyerang para wanita, jika dibandingkan
dengan pria. Ini juga jenis belenggu yang membuat Anda tidak
merdeka.
Belenggu pada Rasa Takut
Mari kita lihat Ibrani 2:15 untuk jenis belenggu yang kelima - "dan
supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur
hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada
maut." Di sini dikatakan bahwa Yesus datang untuk membebaskan
mereka yang akibat takutnya kepada maut telah diperbudak oleh maut.
Belenggu atas orang-orang semacam ini adalah rasa takut, rasa takut
yang ditimbulkan oleh ketakutan akan maut. Ketakutan adalah
belenggu yang sangat berat. Sebagian orang takut pada kegelapan.
Saya yakin bahwa rasa takut pada kegelapan ini dilandasi oleh
ketakutan terhadap maut.
Sebagian orang takut terbang. Sekalipun perjalanan yang harus
ditempuh itu jauh, mereka akan memilih untuk naik kereta api dan
tidak pernah memilih pesawat terbang. Mereka hidup di bawah
belenggu ketakutan. Selanjutnya, ada orang yang takut pada hewan-
hewan kecil. Ketika hewan-hewan itu muncul, orang-orang ini benar-
benar dicekam oleh rasa takut mereka. Inilah belenggu jenis yang
kelima - ketakutan.
Dibelenggu Manusia
Belenggu yang keenam bisa dilihat dari 1 Korintus 7:23 - "Kamu telah
dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu
menjadi hamba manusia." Di sini, Allah memberitahu kita untuk tidak
100 | C A H A Y A I N J I L
menjadi hamba manusia. Apakah artinya menjadi hamba manusia?
Artinya Anda berada di bawah pengaruh dan kendali orang-orang di
sekitar Anda. Anda akan menemui bahwa banyak di antara kita berada
dalam belenggu ini. Banyak orang yang hilang kemerdekaannya karena
mereka ingin mendapat pujian dan penghargaan dari orang lain, atau
karena mereka takut dikecam oleh orang lain, atau karena mereka
tidak mau diremehkan oleh orang lain. Akibatnya, mereka tidak mampu
melakukan hal-hal yang mereka pikir seharusnya mereka kerjakan.
Contohnya, di tempat kerja banyak orang yang ingin disukai oleh
atasan dan rekan kerja mereka. Mereka bekerja, mungkin, bukan
karena uang melainkan untuk mendapat pujian dari supervisor mereka
- "Perusahaan kita tidak dapat jalan tanpa Anda!" Sebagian orang
bahkan mendapati bahwa sangatlah layak mengorbankan nyawa demi
pujian. Untuk itu, mereka dengan bahagia bekerja sampai mati-matian
demi kepentingan perusahaan. Sayangnya, semua hal tersebut hanya
angan saja. Ketika perusahaan memerlukan Anda, mereka akan
memuji Anda. Ketika perusahaan tidak memerlukan Anda, mungkin
orang pertama yang akan dipecat adalah Anda.
Salah satu teman saya bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar
dan kelihatannya sangat disayang oleh bosnya. Dia dikirim ke luar
negeri untuk menjalankan tugas perintisan dan diberi akomodasi, gaji
serta tunjangan yang sangat bagus. Ketika tugasnya telah diselesaikan
dengan baik, bosnya cepat sekali berubah dan menjadi dingin
terhadapnya. Orang mudah berubah. Saya rasa segala sesuatunya
akan sia-sia jika Anda mengejar pujian dan pengakuan dari orang yang
mudah berubah. Sebagian orang dapat saja memperlakukan Anda
dengan baik hari ini, akan tetapi sikap mereka dapat berubah
sepenuhnya dalam waktu bahkan seminggu saja. Akan tetapi, banyak
orang yang diperbudak oleh hal ini.
Ada juga orang yang sangat takut menghadapi kecaman, celaan dan
penolakan. Itu sebabnya, apapun yang mereka lakukan, mereka
mengerjakannya demi mengikuti arus - apapun yang dilakukan oleh
banyak orang, aku ikut saja. Mereka sangat takut bertindak melawan
arus, takut didiskriminasi dan diremehkan. Situasi semacam ini sangat
terlihat jelas di kalangan remaja. Mereka sangat takut ditolak oleh
kawan-kawannya. Itu sebabnya, mereka ikut saja apa yang dikerjakan
101 | C A H A Y A I N J I L
oleh teman-teman mereka. Jika kita juga berperilaku seperti ini, berarti
kita masih diperbudak oleh orang lain.
Dibelenggu Takhyul dan Berhala
Untuk belenggu jenis yang ketujuh, mari kita lihat Galatia 4:8 -
"Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan
diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah." Ini adalah
perbudakan oleh berhala dan takhyul. Banyak orang yang terikat oleh
hal-hal seperti ini. Jangan mengira bahwa mereka yang berpendidikan
bukan orang yang terikat takhyul. Kenyataannya, mereka juga
mempercayai Feng Shui, dan akan mencemaskan arah kemujuran.
Orang yang belum mengenal Allah akan mudah disuruh taat kepada
takhyul karena mereka masih belum dimerdekakan. Banyak aturan-
aturan yang akan mengikat hidup kita.
Sebagai contoh, sangatlah tabu bagi orang Tionghoa untuk
mengucapkan kata "mati". Seolah-olah orang yang mengatakan hal
tersebut akan segera berada di dalam bayang-bayang kematian jika
sampai mengucapkan kata itu. Banyak orang tidak menyukai nomor 4
atau 13. Di gedung yang tinggi, kita jarang bertemu dengan lantai 13.
Inilah belenggu takhyul.
Belenggu Kesia-siaan
Untuk belenggu yang terakhir, mari kita lihat Roma 8:20 - "Karena
seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh
kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah
menaklukkannya,." Belenggu yang kedelapan adalah kesia-siaan -
berada dalam kendali kesia-siaan dan hidup di dalam kesia-siaan.
Hal ini dilanjutkan di ayat 21 - "tetapi dalam pengharapan, karena
makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan
kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak
Allah." Kesia-siaan berjalan seiring dengan kebinasaan (corruption =
kerusakan, pent.). Mengapa sia-sia? Karena segala sesuatu di dunia ini
akan berlalu, akan binasa, dan tidak dapat bertahan.
Pernahkah Anda memperhatikan bahwa budaya "momen ini" sudah
menjadi trend sekarang ini? Orang makan, minum dan bermain
sepuasnya. Bagaimana perasaan Anda setelah Anda makan, minum
102 | C A H A Y A I N J I L
dan bermain sepuasnya? Mungkin Anda akan segera merasakan
kekosongan yang luar biasa! Penyebabnya adalah karena setelah Anda
membenamkan diri Anda sampai melumpuhkan kepekaan [panca
indera] Anda, maka Anda akan benar-benar merasa hampa. Anda tidak
akan mendapatkan kepuasan yang sejati. Tak ada satu hal pun yang
bisa memuaskan kita.
Anda tentu pernah mengalami perasaan seperti ini, "Kalau saja aku
bisa mendapatkan barang itu, aku akan puas!" Akan tetapi, akan
puaskah Anda setelah memperolehnya? Anda akan mendapati bahwa
Anda masih belum puas. Jika Anda mengejar sesuatu, Anda berpikir
Anda akan sangat puas setelah memperolehnya. Namun, setelah
mencapainya, Anda akan mendapati bahwa kekosongan ini masih
belum terisi. Ini adalah suatu jenis belenggu juga.
Demikianlah belenggu-belenggu yang umum mengikat kebanyakan
orang. Ketika seseorang berkubang di dalam dosa, berbagai jenis
belenggu akan mengikat dia. Masalahnya tidak sesederhana apakah
Anda dibelenggu oleh satu atau dua jenis ikatan itu. Anda bisa saja
diikat oleh berbagai jenis belenggu di waktu yang bersamaan. Oleh
karena itu, jika Anda belum benar-benar mengalami keselamatan dan
kemerdekaan dari Allah, Anda hanya akan melanjutkan peranan Anda
sebagai budak dosa di dalam hidup Anda - tanpa kemerdekaan dan
dikendalikan oleh berbagai masalah, hal, orang, dan bahkan berhala,
emosi, dan sebagainya.
Namun, Alkitab berkata kepada kita bahwa Anak Allah telah mati bagi
kita. Keselamatan dan pembebasan telah disediakan bagi kita. Kalau
saja kita datang kepada-Nya, maka dia akan memerdekakan kita dan
kemerdekaan ini adalah hal yang dapat langsung kita alami! Jika Anda
telah mengalaminya, Anda akan tahu bahwa semua yang disampaikan
di sini adalah benar.
Kebenaran dan kesesatan tidak dapat dipastikan hanya dengan
mengandalkan akal pikiran kita - diperlukan pengalaman pribadi untuk
memastikan hal-hal tersebut. Jika Anda telah mengalaminya, maka
Anda akan tahu bahwa semua yang telah Anda alami itu benar dan tak
dapat diragukan lagi. Demikianlah, saya dengan setulus hati
mengundang setiap orang untuk mengalami kemerdekaan ini.
103 | C A H A Y A I N J I L
Hal yang menghambat pengenalan akan Tuhan?
oleh Pendeta Mark Lee
Pengenalan akan Allah bukan melalui sarana akal budi
Saat kita berbicara tentang hal mengenal Allah, cara pembahasannya
tidaklah sama dengan penelitian ilmiah atau pembahasan tentang
pengetahuan teoritis. Berbicara tentang mengenal Allah juga bukan
dengan cara rayuan, diskusi atau debat di mana kita akhirnya sampai
pada suatu kesimpulan. Adalah sia-sia coba meneliti Allah dengan
menggunakan akal pikiran atau melalui berbagai macam penelahaan
teoritis! Ini adalah karena perkara mengenal Allah itu berkaitan
dengan hal menjalin hubungan dengan Dia! Mengenal Allah berkaitan
dengan Hidup! Hidup tidak dapat dipahami dan dijangkau sepenuhnya
dengan akal budi. Jika Anda tidak mengalaminya sendiri, maka apa
yang telah Anda dengarkan ini tidak akan memanfaatkan Anda.
Renungkanlah - hal manakah yang Anda inginkan? Apakah Anda ingin
mengalami realitas Allah atau Anda sekadar menginginkan
pengetahuan tentang Allah? Yang manakah yang Anda hendaki?
Manakah yang lebih penting dan yang lebih nyata?
Pengetahuan sangatlah terbatas. Bahkan pengetahuan yang kita miliki
sekarang ini, tidak peduli di bidang ilmu apapun, apakah tentang tubuh
manusia, meja, alat-rekaman atau apa saja sangatlah terbatas. Ahli
fisika terkenal, Isaac Newton pernah berkata bahwa pengetahuan kita
bahkan tidak mencapai satu persen dari pengetahuan yang ada.
Sebagai contoh, Anda sedang duduk di sebuah kursi. Apa yang Anda
mengetahui tentang logam atau plastik yang merupakan bahan baku
kursi itu? Bagaimana dengan kertas yang ada di tangan Anda? Berapa
banyak yang Anda ketahui tentang kualitas kertas, komposisi kertas
dan sebagainya? Newton dengan jelas menyatakan bahwa
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia tentang segala sesuatu,
bahkan tidak mencapai satu persen dari apa yang harus diketahui.
Dengan demikian, Anda dapat membayangkan bahwa jika pengetahuan
104 | C A H A Y A I N J I L
kita tentang apa yang telah Allah ciptakan saja tidak mencapai satu
persen, apa lagi pengetahuan kita tentang Penciptanya?
Inilah faktanya. Setiap ilmuwan tahu bahwa semakin banyak yang kita
ketahui tentang sesuatu, maka semakin banyak pertanyaan yang
muncul tanpa ada jawabannya. Sebagai contoh, di dalam penelitian di
bidang kedokteran, semakin banyak penelitian yang dilakukan, maka
akan semakin banyak pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Itu
sebabnya, apa yang diketahui oleh orang-orang sangatlah sedikit, apa
lagi jika menyangkut pengetahuan tentang Allah.
Alkitab berkata bahwa pengenalan akan Allah tidak melalui sarana akal
budi. Kita dapat melihatnya di Matius 11:25 - "Pada waktu itu
berkatalah Yesus: 'Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan
bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan
orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.'"
Di sini Yesus berkata kepada Allah, "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa,
Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan" -
hal apakah yang Yesus maksudkan? Hal apa yang disembunyikan
Allah? Tentu saja, hal-hal rohani, yaitu hal-hal tentang Allah. Yesus
bersyukur kepada Allah karena telah menyembunyikan perkara-perkara
rohani itu dari orang-orang bijak, pandai dan sangat berpengetahuan!
Lalu kepada siapa Allah mengungkapkan perkara-perkara rohani itu?
Kepada orang kecil (babes = bayi-bayi). Kepada mereka yang belum
lama dilahirkan! Tentu saja, kata 'bayi' di sini dipakai sebagai lawan
dari kata 'orang-orang bijak'. Bayi-bayi adalah mereka yang tidak
memiliki banyak pengetahuan, tidak tahu apa-apa. Kadang kala kita
berkata kepada anak-anak, "Diam, kamu tidak tahu apa-apa." Akan
tetapi, cara Allah mengerjakan sesuatu sangatlah spesial. Dia
menyembunyikan hal-hal rohani tersebut dari orang bijak, namun Dia
mengungkapkannya kepada mereka yang tidak tahu apa-apa.
Apa artinya ini? Artinya adalah bahwa Allah menyatakan diri-Nya
kepada mereka yang rendah hati. Orang bijak mengira bahwa dia
memiliki pengetahuan tentang banyak hal, dan memakai akal
pikirannya untuk mempelajari Allah dan untuk mencari tahu apakah
Allah itu nyata. Anda akan menemukan bahwa pencarian seperti ini
tidak akan ada membuahkan hasil karena memang mustahil untuk
105 | C A H A Y A I N J I L
mendapatkan jawaban dengan memakai akal pikiran manusia. Allah
menyembunyikan semua itu dari orang-orang semacam ini. Dia hanya
menyatakan diri-Nya kepada mereka yang bersedia untuk
merendahkan dirinya!
Mungkin Anda akan berkata, "Ah celaka! Aku sudah bersekolah sampai
sepuluh, dua puluh tahun - apakah itu berarti aku tidak akan pernah
mengenal Allah? Apakah itu berarti bahwa lebih baik aku tidak
sekolah?" Bukan itu yang dimaksudkan. Alkitab berbicara tentang
masalah sikap hati. Mereka yang mengira dirinya bijak dan berhati
sombong tidak akan pernah menemukan Allah. Bagi seseorang seperti
Newton, orang yang rendah hati, sekalipun dia sangat terpelajar dan
merupakan ilmuwan kelas satu, namun dia dapat mengerti bahwa di
hadapan Allah yang maha kuasa, dia tak lebih dari seorang bayi yang
tidak tahu apa-apa. Dia mengakui bahwa pengetahuannya tidak lebih
dari satu persen dan dapat dikatakan tidak tahu apa-apa. Justru karena
dia memiliki kerendahan hati dan bersedia diajar oleh Allah, maka
Newton menemukan Allah.
Pada dasarnya, saya tidak akan menguraikan kepada Anda tentang hal
'mengapa' melainkan tentang hal 'bagaimana' karena perkara
'bagaimana' ini lebih penting daripada perkara 'mengapa'! Anda harus
memahami bahwa dalam hal mengenal Allah dan dalam hal
mempelajari Alkitab, perkara 'bagaimana' itu yang penting! Anda harus
berpikir, "Bagaimana supaya aku dapat mengenal Allah?" dan
bukannya, "Mengapa aku harus mengenal Allah?" Karena ada banyak
hal yang tidak dapat dijelaskan secara pasti. Sebagai contoh, mengapa
bulan tetap berada di atas langit sana? Mengapa matahari terus saja
menyinarkan terangnya? Pertanyaan "mengapa" tidak selalunya
berarti.
Bagaimana mengenal Allah? Bagaimana mengalami Allah? Inilah isi dari
apa yang ingin saya sampaikan pada hari ini. Setelah mendengar
tentang hal 'bagaimana' ini, maka Anda perlu menindak-lanjutinya,
dengan mengambil tindakan yang sesuai. Ini perbedaan di antara
'bagaimana' dengan 'mengapa'.
Jika kita berbicara tentang perkara "mengapa", yang akan muncul
hanyalah uraian yang tiada akhirnya dan tidak ada pembahasan
tentang apa yang harus kita lakukan. Namun, jika saya menyampaikan
106 | C A H A Y A I N J I L
kepada Anda tentang hal 'bagaimana', maka Anda dapat menindak-
lanjuti dengan mengambil tindakan yang perlu. Itu sebabnya, perkara
'bagaimana' ini lebih penting dan lebih praktis ketimbang perkara
'mengapa'.
Marilah kita belajar mengalami Allah dan bagaimana mengikut Dia.
Yang paling penting adalah bahwa Anda mengikut Dia dan
mengerjakannya dengan benar! Jika Anda tidak melakukannya dengan
benar, sekalipun Anda mendengarkan banyak khotbah, tidak akan ada
gunanya bagi Anda. Itu sebabnya, kerjakanlah apa yang telah Anda
pelajari dan dengar!
Jadi, mari kita lihat bagaimana seseorang dapat mengalami Allah.
Mungkin kita dapat melihatnya dari sudut yang berlawanan - apa saja
yang menghalangi seseorang dari pengenalan akan Allah? Pertama-
tama, kita perlu mengetahui di mana letak persoalannya, maka, kita
dapat menyingkirkan rintangan dan halangan tersebut. Kemudian, kita
dapat masuk ke dalam hubungan dengan Allah.
Hambatan dalam Mengenal Allah
Apa saja hal yang menghambat seseorang dari pengenalan akan Allah?
Kesombongan adalah penyebab yang paling utama. Demikianlah,
Alkitab berkata, bahwa mereka yang bijak dan pandai tidak dapat
memiliki pengenalan akan Allah. Jadi, ini adalah salah satu
penghalangnya.
Mari kita melihat hambatan utama yang lain dengan membaca dari
Perjanjian Lama, kitab Yesaya 59:1-3, "Sesungguhnya, tangan TUHAN
tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya
tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah
antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang
membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak
mendengar, ialah segala dosamu. Sebab tanganmu cemar oleh darah
dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu
menyebut-yebut kecurangan."
Di sini dikatakan bahwa tangan Allah tidak kurang panjang untuk
menyelamatkan dan membantu. Tangan melambangkan kuasa Allah.
Artinya, jika Anda tidak mendapatkan keselamatan dari Allah, itu bukan
karena kuasa Allah tidak mencukupi. Juga bukan karena telinga-Nya
107 | C A H A Y A I N J I L
tidak cukup tajam untuk mendengarkan doa Anda. Lalu apakah
penyebabnya? Mengapa kadang kala doa kita tidak didengarkan oleh
Allah? Mengapa tidak ada tanggapan atau reaksi dari Dia? Jawabannya
adalah karena dosa-dosa kita! Dosa memisahkan kita dari Allah.
Dosa bersifat seperti alat penyekat. Saat seseorang berkubang di
dalam dosa, jalur hubungan kedua pihak tertutup, sehingga terjadilah
pemisahan yang membuat kita tidak dapat berhubungan dengan Allah.
Penyebab yang paling utama di balik ketidakmampuan kita untuk
berhubungan dengan Allah adalah dosa. Demikianlah, Alkitab
menjabarkan kebenaran itu bagi. Kita tidak mengenal Allah bukan
karena pengetahuan kita terlalu sedikit atau karena kita kurang belajar,
tetapi melainkan karena dosa! Pembelajaran yang sebanyak mana pun
tidak akan ada gunanya jika Anda tidak menuntaskan [atau]
menangani persoalan dosa ini. Jika Anda belum menyingkirkan dosa,
Anda tidak akan dapat berhubungan dengan Allah, tak peduli seberapa
banyak pengetahuan yang Anda miliki. Dosa seperti alat penyekat yang
memisahkan Anda dari Allah.
Lalu, bagaimana agar kita dapat mengenal Allah? Berdasarkan Alkitab,
langkah pertama adalah menyingkirkan semua dosa Anda! Ketika Anda
menyingkirkan semua dosa Anda, pembungkus yang melingkupi Anda
akan tergusur, dan Anda akan mulai dapat berhubungan dengan Allah,
Anda akan dapat memulihkan jalan masuk menuju Allah ini..
Ayat tiga dalam kutipan ini berbicara tentang dosa, termasuk dosa
perbuatan tangan - perilaku yang jahat; dosa perkataan -
mengucapkan dusta, menyakiti hati orang lain dengan kebohongan.
Jadi kita dapat melihat bahwa dosa-dosa perbuatan dan ucapan
membuat kita tidak dapat berhubungan dengan Allah. Itu sebabnya,
dalam prakteknya, jika kita ingin berhubungan dengan Yesus, jika kita
ingin mengikut Dia, langkah pertama yang perlu Anda ambil, adalah
mengatasi dosa-dosa Anda sepenuhnya! Adalah mustahil berhubungan
dengan Allah tanpa sepenuhnya mengatasi dosa-dosa kita.
Baru-baru ini, saya membaca buku tentang seorang penginjil Tiongkok.
Nama penginjil ini adalah Song Shang Jie atau yang lebih dikenal
sebagai John Sung. Dia adalah seorang penginjil yang sangat terkenal
di zaman gereja Tiongkok modern. Buku ini mencatat tentang kisah-
kisah di sepanjang pelayanannya.
108 | C A H A Y A I N J I L
Dia pernah datang ke sebuah desa yang sangat kecil yang bernama
desa Dong Chang. Kepala desanya adalah seorang yang percaya pada
Tuhan. John Sung berdoa untuk kepala desa ini agar dipenuhi Roh
Kudus. Sekalipun dia berdoa berulang kali, Roh Kudus tidak
memenuhinya. Pendetanya lalu menumpangkan tangannya ke atas
kepala desa ini dan berdoa baginya, akan tetapi tetap tidak ada respon.
Akhirnya, pendetanya meminta dia untuk pulang [ke rumah] dan
bertanya kepada Allah apakah masih ada hal yang menghalang
hubungannya dengan Tuhan.
Si kepala desa ini mengikuti petunjuk dari pendetanya dan menghadap
Allah di dalam doa. Selama doa itu, muncullah di dalam benaknya,
gambaran tentang sebuah pohon. Ketika dia melihat ke arah pohon itu,
dia teringat bahwa itu adalah pohon milik tetangganya yang telah dia
tebang lima belas tahun yang lalu. Buku ini tidak memberi perincian
tentang kisah lama itu; hanya disebutkan bahwa dia pernah menebang
pohon milik tetangganya. Ketika Allah mengingatkan dia tentang
persoalan ini, dia segera pergi mendatangi tetangganya, meminta maaf
dari si tetangga, dan memberinya pembayaran ganti rugi atas pohon
tersebut, karena pohon agak bernilai di daerah pedesaan.
Ketika dia pulang ke rumah, dia melanjutkan doanya. Kali ini, Allah
mengingatkan dia akan sebuah cangkir teh. Beberapa waktu
sebelumnya, dia membawa pulang sebuah cangkir dari kereta. Para
penumpang kereta diberi cangkir untuk minum di kereta akan tetapi
dia malah membawa cangkir itu pulang. Jadi, pergilah dia menuju ke
stasiun kereta, berniat untuk mengembalikan cangkir tersebut.
Sebenarnya, rumahnya cukup jauh dari stasiun kereta. Perlu waktu dua
hari untuk berjalan kaki ke sana. Ketika dia telah mengembalikan
cangkir tersebut, membayar ganti rugi, dan meminta maaf, dia harus
berjalan kaki lagi selama dua hari untuk kembali ke gereja. Ketika dia
sampai di gereja, dia meminta si penginjil untuk menumpangkan
tangan ke atasnya dan berdoa buat dia, sebagaimana lazimnya
dilakukan oleh seorang penginjil. Ajaibnya, sebelum doa itu
dipanjatkan, dia sudah dipenuhi oleh Roh Kudus - Allah telah
memenuhi seluruh dirinya.
Karena itulah, saya menekankan bahwa hidup tanpa dosa adalah
landasan yang paling penting. Adakah sesuatu yang menjadi
penghalang di antara Anda dengan Allah? Yang terutama adalah dosa
109 | C A H A Y A I N J I L
di dalam hidup kita. Jika dosa sudah dibersihkan dengan tuntas dan
rintangan yang menghalangi sudah disingkirkan, maka Anda akan
menemukan, seperti yang disampaikan di dalam kisah ini, bahwa
bahkan sebelum doa dilakukan, Roh Kudus sudah turun dan memenuhi
diri Anda.
Untuk alasan ini, apa yang sudah saya sampaikan tadi, bukanlah
sekadar teori, atau doktrin, melainkan sesuatu yang harus Anda alami
sendiri, sesuatu yang sangat praktis, sesuatu yang dapat Anda
lakukan. Jika Anda mengikuti dan melakukan dengan benar, maka
Anda akan dapat mengalami realitas Allah. Jadi, saya tidak ingin Anda
sekadar membuktikan apakah sebuah teori dapat dibuktikan atau tidak,
tetapi agar Anda mengalami karya Allah di dalam hidup Anda!
Demikianlah, mengalami Allah tidak berada dalam ruang lingkup
pengetahuan. Ia berada dalam ruang lingkup praktek - ia menuntut
Anda untuk memprakteknya. Pertama-tama, kita tahu bahwa dosa
menghalangi hubungan kita dengan Allah. Jika kita ingin mengalami
Allah dan berhubungan dengan Dia, Alkitab menyatakan dengan jelas
kepada kita, misalnya di Yesaya pasal 59, bahwa langkah pertamanya
adalah menyingkirkan dosa kita.
Tetapi bagaimana kita menyingkirkan dosa dari hidup kita? Di pesan
yang akan datang, kita akan melihat bagaimana kita dapat mengetahui
apa saja dosa yang ada di dalam hidup kita dan selanjutnya,
bagaimana kita menyingkirkan dosa dari hidup kita.
Bagaimana untuk mengetahui dan menyingkirkan dosa
dari hidup kita?
oleh Pendeta Mark Lee
Dosa disingkapkan oleh Roh Kudus
110 | C A H A Y A I N J I L
Banyak orang yang belum dapat memahami dengan pasti apa dosa-
dosa mereka. Jika kita tidak tahu dosa apa yang ada dalam diri kita
maka akan sulit sekali menanganinya. Jadi, apa yang harus kita
lakukan dalam keadaan seperti ini? Jika kita tidak tahu persis apa dosa
kita, dan kita sungguh-sungguh ingin tahu, Allah akan memberitahu
kita. Inilah karya penting dari Roh Kudus.
Salah satu pekerjaan Roh Kudus adalah mengingatkan orang akan
dosa. Injil Yohanes pasal 16:8 di dalam Perjanjian Baru berkata - "Dan
kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran
dan penghakiman". Kata 'Dia' ini mengacu kepada Roh Kudus. Yesus
berkata kepada para muridnya bahwa Roh Kudus akan datang. Ketika
Roh Kudus datang, Dia akan mengingatkan setiap orang di dunia
mengenai hal-hal dosa, kebenaran dan penghakiman. Ini berartinya
Roh Kudus akan menerangi hati orang-orang untuk melihat dosa-dosa
mereka. Itulah pekerjaan Roh Kudus, yaitu memberitahu kita akan
dosa-dosa kita!
Satu-satunya hal yang memisahkan kita dari Allah adalah dosa. Itu
sebabnya, hal pertama yang Allah lakukan adalah menangani
permasalahan dosa. Tuhan juga tahu bahwa seringkali kita tidak
melihat dengan jelas dosa kita dan karena itu kita memerlukan terang
dari Roh Kudus. Keadaan ini sama seperti jika kita memasuki ruangan
yang gelap. Dalam ruangan yang gelap itu, kita tidak dapat melihat
lantai yang kotor atau debu-debu di perabotan rumah dan sampah-
sampah di dalamnya. Hanya setelah ada cahaya baru Anda menyadari
seberapa kotor ruangan itu. Setelah Anda menyadari betapa kotornya
ruangan itu, baru Anda akan melakukan kegiatan pembersihan.
Mazmur pasal 139 di dalam Perjanjian Lama berbicara tentang sikap
hati yang harus kita milikiMazmur 139:23-24 berbunyi, "Selidikilah aku,
ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang
kekal!"
Jika kita serius dalam menangani persoalan dosa, kita harus memiliki
hati yang mengizinkan Allah untuk menyelidiki hati kita. Bukan sekadar
mengizinkan Allah menyelidiki hati kita, tetapi juga memohon pada Dia
untuk menguji kita, untuk melihat apakah keadaan di dalam hati kita
ini lurus [benar] atau bengkok [menyimpang]; untuk melihat yang ada
111 | C A H A Y A I N J I L
di dalam, bukan yang di luar! Adakah terdapat pikiran yang jahat di
dalam lubuk hati yang terdalam? Apakah ada kesesatan di dalam hati
kita? Dan kemudian, kita memohon Allah untuk memimpin kita di jalan
yang kekal.
Jika Anda sama sekali tidak dapat melihat apa dosa mereka, mintalah
Allah untuk membantu Anda untuk dapat melihatnya. Jika kita benar-
benar ingin tahu di mana letak persoalan kita, maka berdoalah seperti
ini: "Ya Allah! Selidikilah aku, ujilah aku, lihatlah apakah terdapat
kejahatan di dalam diriku. Nyatakanlah hal itu kepadaku supaya aku
benar-benar bisa menanganinya dan memisahkan diri darinya!" Tentu
saja, jika Anda sudah melihat persoalannya, maka mulailah menangani
hal tersebut.
Sikap peka terhadap dosa merupakan ciri utama orang-orang yang
dipakai secara luar biasa oleh Tuhan. Contohnya, John Sung, penginjil
besar. Dia sering menguji apakah ada dosa di dalam dirinya. Dia sering
memohon, "Ya Allah! Adakah sesuatu yang tidak bersih di dalam
hatiku? Apakah aku telah melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
kehendak-Mu?"
Suatu kali, saat ia berdoa Allah mengingatkan dia akan dosanya.
Kejadian itu terjadi sehari sebelum ia berdoa. Dia sedang bekerja
dengan beberapa orang penginjil di sebuah daerah. Mereka adalah para
rekan sekerja, dan sangat akrab antara satu dengan yang lain. Salah
satu dari antara mereka, seorang pendeta yang bernama Ji, perlu
menghubungi seseorang di tempat lain dengan telegram. Pendeta Ji
bertanya kepadanya, "Apakah kamu punya uang?" John Sung
menjawab, "Tidak." Sebenarnya, dia punya sedikit [uang]. Dalam doa
itu, Allah mengingatkan dia akan dosa kebohongannya.
Setelah diingatkan oleh Allah, John Sung segera mencari Pendeta Ji dan
mengaku kepadanya kan dosa kebohongannya - "Kemarin, ketika kamu
ingin meminjam uang untuk mengirim telegram, aku berkata bahwa
aku tidak punya uang. Sebenarnya, aku punya uang. Ini pengakuan
dosaku dan aku ingin meminta maaf darimu."
Mungkin Anda akan merasa bahwa ini bukanlah perkara yang besar.
Karena sekalipun Anda punya uang tapi uang Anda tidak banyak. Atau
walaupun Anda mengambil pulang sebuah cangkir yang digunakan di
112 | C A H A Y A I N J I L
kereta, tapi bukankah itu hanya barang kecil yang nilainya tidak
seberapa. Mungkin Anda akan merasa bahwa setidaknya, semua itu
hanyalah dosa yang kecil saja. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa dosa
itu akan bertumbuh?
Yang perlu kita persoalkan adalah - "mengapa kita menginginkan
cangkir yang bukan milik kita?" Tentu saja tindakan ini dilakukan
karena adanya keserakahan di dalam hati Anda. Mengambil cangkir
adalah keserakahan, mencuri jam emas juga adalah keserakahan. Jika
Anda bisa mencuri cangkir, Anda juga bisa mengambil jam Rolex atau
sebuah kalung berlian milik orang lain. Sumbernya sama saja -
keserakahan!
Karena yang perlu kita lihat adalah apa sumber dosa itu? Polisi tentu
saja akan menjatuhkan hukuman yang berbeda di antara mengambil
cangkir dan mengambil jam tangan emas milik orang lain. Akan tetapi,
Allah melihat apa yang ada di dalam kita! Sekalipun dosa yang
diperbuat oleh orang-orang mungkin memiliki derajat yang berbeda,
akar dari persoalannya sama saja. Satu dosa kebohongan yang Anda
ucapkan sudah menyatakan bahwa Anda tidak jujur. Sama saja dengan
orang yang mengucapkan seratus dusta - keduanya termasuk dalam
kategori berdusta.
Sama seperti dalam hal penanganan penyakit.. Hal yang ingin kita
tangani adalah penyakit yang ada di dalam, dan bukannya gejala yang
terlihat di luar. Anda tidak boleh berkata bahwa kebohongan kecil tidak
dapat dimasukkan ke dalam kelompok dusta. Yang perlu dipertanyakan
adalah, "Mengapa Anda harus berdusta? Mengapa sampai perlu
menutupi sesuatu kebenaran?" Bukankah benar jika dikatakan bahwa
ada kebohongan di dalam hati Anda? Inilah bagian yang perlu Anda
lihat. Penanganan dosa menuntut penanganan pada akarnya.
Yesus sangat mengenal manusia, ia berkata di Injil Markus, pasal
7:21-23, "Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran
jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan,
kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan,
kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan
orang."
113 | C A H A Y A I N J I L
Dari manakah dosa timbul menurut Yesus? Dari dalam hati kita. Jika
kita memiliki bibit kejahatan yang tersimpan di dalam hati kita maka
secara perlahan ia akan mulai bertumbuh. Bibit kejahatan yang terus
berkembang di dalam hati kita akan mencemari kita.
Sama seperti orang yang sedang sakit. Beberapa penyakit tidak banyak
menunjukkan gejala. Akan tetapi, seorang dokter yang terampil dapat
melihat kondisi di dalam tubuh seseorang sejak saat gejala itu muncul.
Dari gejala berbohong kita dapat melihat bahwa sangatlah jelas bahwa
masih ada dusta di dalam hati mereka. Itu sebabnya pula mengapa
mereka mengucapkan kebohongan. Dari gejala mengambil barang
yang bukan menjadi miliknya, ini memberitahu kita bahwa masih ada
keserakahan di dalam hati orang itu. Karena jika masih ada pikiran
jahat di dalam benak seseorang, suatu saat pikiran jahat itu pasti akan
mewujudkan dirinya. Hal yang sama juga berlaku dalam hal
kesombongan, keserakahan, iri hati dan lain-lain.
Yesus memakai gambaran tentang membersihkan cangkir dalam
sebuah perumpamaan. Anda tentunya pernah membersihkan mangkok
atau cangkir. Bagian manakah yang paling penting untuk kita
bersihkan? Anda tentu tidak bisa membersihkan bagian luarnya saja
dan menganggap bahwa cangkir itu sudah bersih. Hal yang sama juga
berlaku dalam 'mencuci' seseorang - yang paling penting adalah bagian
dalamnya harus dicuci. Itu sebabnya, janganlah terlalu meremehkan
dosa kecil karena yang perlu ditangani adalah akar dosa itu bukan
hanya gejala yang kelihatan di luar. Gejala yang terlihat bisa saja
berbeda karena tingkatan pengendalian diri orang berbeda-beda.
Sebagian orang bisa tampil sangat baik. Akan tetapi, jika akar dosa
belum disingkirkan, maka persoalan tersebut masih belum dituntaskan.
Jadi, sekali lagi, saya ulangi - kita harus memulai dengan menangani
akar dosanya.
Langkah-langkah untuk menangani dosa
Dua aspek pengakuan
Apakah langkah selanjutnya jika kita sudah tahu bahwa kita telah
berbuat dosa dan terdapat masalah di dalam hidup kita? Bagaimana
caranya kita untuk menangani dosa? Langkah pertama adalah, kita
perlu mengakui bahwa ada dosa di dalam diri kita. Poin ini sangatlah
114 | C A H A Y A I N J I L
penting. Mari kita cermati dengan teliti sebuah kutipan dari 1 Yohanes
supaya kita dapat dengan jelas memahami langkah-langkah yang
perlu kita ambil.
1 Yohanes 1:9, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan." Alkitab berkata bahwa jika kita benar-
benar bersedia mengakui dosa-dosa kita, Allah itu adil dan setia - Dia
akan mengampuni dosa-dosa kita, dan membersihkan kita dari segala
kejahatan. Akan tetapi, persyaratannya adalah kita harus mengakui
dosa-dosa kita.
Sama seperti yang disampaikan dalam pasal yang itu juga, 1 Yoh 1:7,
"Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam
terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan
darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa."
Jika kita hidup di dalam terang, darah Yesus yang berharga itu akan
membersihkan kita dari segala dosa. Di sini ada lagi persyaratan yang
lainnya, dan syarat itu adalah [agar] 'hidup di dalam terang'. Apakah
artinya 'hidup di dalam terang'? itulah 'mengakui dosa kita'
sebagaimana yang dikatakan di dalam ayat sembilan.
Lawan dari terang adalah kegelapan. Bagaimana rasanya berada dalam
kegelapan? Kegelapan memberikan gambaran berada di bawah
selubung dan tersembunyi. Keadaan ini membuat kita tidak dapat
melihat dosa-dosa kita, dan kita juga tidak mengizinkan orang lain
melihat dosa-dosa kita. Bukankah sangat alami di saat kita berbuat
dosa, kita akan menyembunyikannya. Apa yang akan Anda lakukan jika
Anda menemukan bahwa terdapat noda atau lubang di pakaian Anda
saat Anda sedang berada di tempat umum? Lazimnya, Anda akan
mencoba untuk menutupi dan menyembunyikan noda itu atau lubang
itu. Anda menutupinya atau berdiri di belakang orang lain. Sama
halnya dengan orang yang berbuat dosa. Dosa mendorong orang untuk
hidup di dalam kegelapan untuk menutupi dan menyembunyikan
dosanya.
Itu sebabnya Alkitab memberitahu kita agar tidak menjadi seperti ini.
Alkitab meminta kita untuk hidup di dalam terang dan membiarkan
terang itu mengungkapkan dosa kita. Setelah melihatnya maka kita
harus dengan tegas menanganinya. Sama seperti kegiatan menyapu
115 | C A H A Y A I N J I L
lantai. Anda memerlukan cahaya yang memadai untuk bisa menyapu
sampai bersih. Jika kita tidak menyukai terang dan kita tetap lebih suka
untuk menutupi serta menyembunyikan dan berjalan dalam kegelapan,
maka dosa kita tidak akan bisa ditangani, apalagi diampuni. Itu
sebabnya Allah ingin agar kita mengakui dosa-dosa kita.
Kepada siapa kita harus mengaku? Kepada Allah. Dan juga kepada
orang yang telah menjadi korban dosa kita. Setelah mencuri milik
orang lain, maka kita perlu mengembalikan barang tersebut dan
mengaku kepadanya. John Sung mengucapkan dusta dan dia juga
harus mengaku kepada orang-orang itu.
Demikianlah, ada dua aspek di dalam pengakuan dosa: mengaku
kepada Allah dan kepada manusia. Kedua aspek itu sama pentingnya.
Jangan berpikir bahwa mengaku kepada Allah saja sudah cukup. Anda
juga perlu untuk secara pribadi mengaku kepada orang yang telah
menjadi korban perlanggaran Anda itu. Anda perlu bertanggungjawab
atas perlanggaran Anda. Ini bukanlah perkara yang mudah untuk
dijalankan. Sangatlah sulit untuk membuka mulut Anda. Dari sini bisa
dilihat apakah kita memiliki tekad untuk menangani dosa.
Seorang ibu pernah bersaksi tentang hubungannya dengan anak
perempuannya, bahwa pada suatu ketika, hubungan tersebut sudah
menjadi begitu parah dan mereka sudah tidak dapat saling menerima.
Ada satu periode di mana mereka sama-sama saling membenci, di
mana mereka bahkan tidak dapat secara normal bercakap-cakap. Sang
ibu merasa bahwa anaknya terlalu memberontak dan bahwa si anak
tidak bersungguh-sungguh belajar serta berlatih piano. Si anak merasa
bahwa ibunya tidak memberi dia kebebasan karena sang ibu terlalu
ingin ikut campur dalam segala hal.
Karena hubungan si anak dengan keluarganya tidak begitu baik, dan
dia tidak dapat mendapatkan kehangatan yang seharusnya ada di
dalam sebuah keluarga, akhirnya dia terlibat dalam kelompok anak-
anak yang nakal. Pada usianya yang masih sangat muda, dia telah
melakukan berbagai hal yang jahat seperti memalsukan tanda tangan
orang tua dan sebagainya. Pemalsuan tanda tangan adalah suatu
pelanggaran yang sangat berat, jadi, ketika pihak sekolah akhirnya
mengetahui hal tersebut, anak ini dihukum dengan diberi catatan
tentang kelakuan yang tidak baik. Catatan semacam ini ditulis di dalam
116 | C A H A Y A I N J I L
ijazah dan berlaku seumur hidup. Dengan kata lain, situasinya menjadi
semakin gawat.
Selama ini, ibu tersebut tidak menyadari akan adanya masalah di
dalam dirinya sendiri karena dia selalu bersikap lemah lembut. Pada
masa lalunya, semua teman sekelasnya berkata bahwa dia adalah
orang yang sangat lemah lembut dan bahwa orang yang akan
menikahinya nanti pastilah sangat beruntung. Itu sebabnya, dia jadi
ikut menilai bahwa dia adalah orang yang lemah lembut, dan mengira
bahwa semua kesalahan berada di pundak anaknya.
Dia tetap bersikap seperti ini sampai persoalan ini akhirnya menjadi
sangat buruk dan dia mencari pertolongan dari pimpinan jemaat. Dia
juga meminta pendapat dari pekerja sosial di sekolah dan tentu saja,
dia berdoa kepada Allah. Kita dapat melihat bahwa dia sangat serius
dalam menangani persoalan ini.
Dari pertolongan yang dia terima dari berbagai pihak dan peringatan
yang datang dari Allah, dia melihat kesalahannya sendiri. Dia melihat
bahwa ternyata dia salah dalam beberapa hal. Lalu, dia kumpulkan
keberaniannya dan mengakui kesalahannya kepada anaknya. Ini
bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, dia tahu bahwa
dia salah dan bahwa dia harus memberi contoh yang baik kepada
anaknya, jadi, dia memberanikan diri untuk mengaku kesalahannya.
Belakangan, terjadi perselisihan ketika dia sedang mengajar anaknya
bermain piano, dan dia benar-benar ingin menegur anaknya. Akan
tetapi, dia berdoa dan Allah berkata kepadanya, "Kamu tidak boleh
berbuat begitu, sikapmu itu tidak baik. Bukan karena kamu tidak dapat
mengajar anakmu tetapi seharusnya kami tidak kehilangan
kesabaranmu dan tidak seharusnya kamu mengucapkan hal yang tidak
baik." Demikianlah, sekali lagi dia meminta maaf kepada anaknya.
Anehnya, si anak segera mengakui kesalahannya juga, dan mengakui
bahwa semua pertengkaran itu muncul akibat pemberontakan dan
kemalasannya untuk belajar.
Sering kali itulah hal yang terjadi. Jika kita mengakui kesalahan kita
sesuai dengan kebenaran, maka pihak yang lain juga akan tersentuh
dan melihat kesalahan mereka. Jika Anda berkeras menekan orang
lain, maka orang tersebut juga akan berkeras menekan Anda. Orang
117 | C A H A Y A I N J I L
lain itu mirip dengan cermin. Jika Anda menatap cermin dan mengolok-
olok bayangan di cermin itu, maka tindakan itu sama saja dengan
mengolok-olok diri Anda sendiri.
Ibu ini bertindak sesuai dengan prinsip alkitabiah. Ketika dia memiliki
keberanian untuk secara terus terang mengakui kesalahannya kepada
anaknya, kesembuhan dari Allah terjadi. Ketika persoalan terus
berlanjut, dia mengubah caranya dan Allah juga mengubah hubungan
mereka. Dia juga bersaksi bahwa belakangan hubungan di antara
mereka benar-benar menjadi baik. Begitu baiknya sehingga pihak
manajer di apartemen tempat tinggal mereka itu memuji mereka
karena sangatlah jarang bisa melihat hubungan seharmonis itu antara
ibu dan anak perempuan. Mereka sering berjalan bergandengan,
tertawa dan bercanda. Sangatlah jarang memiliki hubungan antara
generasi muda dengan orang tuanya yang semacam ini.
Itu sebabnya, kita harus berperilaku sesuai dengan ajaran yang
alkitabiah. Janganlah berpikir bahwa sebagai orang yang lebih tua,
sangatlah memalukan untuk mengaku kepada yang lebih muda jika
Anda tahu bahwa Anda telah berbuat salah. Justru jika Anda berbuat
demikian Anda akan memperoleh penghormatan dari orang lain.
Mereka akan tahu Anda adalah orang yang serius dalam mengasihi
kebenaran.
Demikianlah, bagian pengakuan dosa ini sangatlah penting. Bukan saja
kita perlu mengaku kepada Allah akan dosa-dosa kita (hal ini akan
lebih mudah karena tak ada orang lain yang melihatnya), kita juga
perlu mengaku kepada orang lain. Memang hal ini lebih susah
dilakukan). Kedua aspek itu harus dilakukan karena ini adalah
perwujudan dari tekad kita untuk menyangkal diri setiap hari.
Tahukah Anda di mana letak persoalan yang menyangkut dosa?
Masalahnya terletak pada diri sendiri. Semua dosa adalah akibat dari
usaha untuk mengejar keuntungan bagi diri kita sendiri. Dosa terjadi
karena kita egois. Jika kita mengusut lebih jauh, kita akan melihat
bahwa akar dari dosa terletak pada kepentingan pribadi. Anda merasa
bahwa jika Anda mengakui dosa Anda, maka tindakan itu akan
membuat Anda sangat kehilangan muka. Itu sebabnya, ketika Anda
mengaku kepada seseorang dan meminta maaf, apa yang terjadi
adalah Anda seolah-olah sedang menghancurkan ego Anda sendiri.
118 | C A H A Y A I N J I L
Alkitab memberitahu kita bahwa kita harus mengakui dosa kita dulu,
kemudian, barulah dosa kita diampuni.
Restitusi
Ada hal lain lagi yang perlu kita lakukan selain mengakui dosa kepada
orang yang menjadi korban kita. Di dalam Injil Lukas, pasal 19:1-10
kita dapat membaca suatu contoh orang yang bertobat.
Di sini dikisahkan tentang pemungut cukai bernama Zakheus. Dalam
istilah zaman sekarang ia sejajar dengan pejabat tinggi bidang
perpajakan. Mereka yang bekerja di bidang ini sangtlah kaya karena
sistem perpajakan pada zaman itu tidak sempurna - pajak yang akan
ditarik hanya didasarkan pada perkiraan. Itu sebabnya, orang-orang
mengambil kesempatan untuk memungut lebih banyak uang dan
menimbun keuntungan bagi diri mereka sendiri di dalam proses itu.
Dengan cara itulah Zakheus menjadi kaya. Dia adalah seorang pejabat
tinggi pemerintah yang sangat kaya dan berkuasa.
Ketika dia mendengar bahwa Yesus lewat di kotanya, dia mencoba
berbagai macam cara untuk dapat melihat Yesus. Sayangnya, dia
bertubuh pendek sehingga tidak dapat melihat wajah Yesus di tengah
orang banyak. Lalu dia memanjat sebuah pohon. Yesus berbaik hati
kepadanya. Disebutkan di dalam Injil Lukas pasal 19:5 "Ketika Yesus
sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: 'Zakheus,
segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.'"
Yesus mengambil inisiatif untuk menawarkan kepada Zakheus bahwa ia
mau menginap di rumah Zakheus! Segera saja, dikatakan di dalam
ayat 6 bahwa Alkitab berkata, "Lalu Zakheus segera turun dan
menerima Yesus dengan sukacita."
Pada masa itu, banyak orang yang mengenal Zakheus sebagai pejabat
yang serakah dan korup. Dia dicap sebagai orang berdosa. Ketika
orang-orang melihat apa yang terjadi, mereka sangat tidak senang
akan hal itu dan mengecam Yesus karena menginap di rumah orang
berdosa. Apa yang dikatakan oleh Zakheus? Perhatikan baik-baik Lukas
19:8 - "Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: 'Tuhan,
setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan
sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan
empat kali lipat.'"
119 | C A H A Y A I N J I L
Empat kali lipat! Empat kali lipat adalah bunga yang sangat tinggi.
Tentu saja, hal itu bergantung pada seberapa banyak uang yang telah
Anda gelapkan. Jika Anda menipu sebanyak 500 dolar sepuluh tahun
yang lalu, dan Anda kembalikan 500 dolar itu sepuluh tahun kemudian,
tentu saja pembayaran itu tidak memadai. Akan tetapi, jika Anda
membayarnya empat kali lipat dari jumlah sebelumnya, maka jumlah
itu sudah lebih dari cukup. Dan empat kali lipat memang merupakan
ketentuan yang ditetapkan oleh hukum Taurat dalam kasus penipuan.
Apa yang mau disampaikan kepada kita lewat perumpamaan ini? Satu
hal yang dapat kita lihat adalah kita tidak boleh sekadar beromong
kosong. Tidak cukup sekadar meminta maaf kepada orang lain. Anda
harus memberi ganti rugi, sesuai kemampuan Anda dan juga sesuai
dengan kerugian yang diderita oleh orang tersebut. Tentu saja, kita
tahu bahwa ada beberapa kerugian yang tidak dapat diganti. Sebagai
contoh, jika Anda menyakiti hati orang, Anda tidak dapat membayar
gantirugi akan hal tersebut. Atau jika Anda telah melukai tangan
seseorang, Anda tidak bisa memotong tangan Anda dan
menyambungkannya ke orang tersebut. Semua kerugian ini tidak dapat
diganti kerugiannya. Akan tetapi, Alkitab menuntut agar kita
mengusahakan yang terbaik, sesuai dengan kemampuan kita. Ini
adalah prinsip yang adil. Anda tidak boleh berkata, "Aku hanya perlu
meminta maaf kepadamu, dan semua hutangku akan terhapus." Tidak
semudah itu.
Kita baru saja mengamati kasus Zakheus, si pemungut cukai. Ketika
Allah memancarkan terang padanya, dia benar-benar melihat dosanya.
Di samping itu, dia juga merasa sangat menyesal atas segala dosa
yang telah dia lakukan. Ia merasa bersalah terhadap semua orang
yang telah dia tipu dan peras. Begitu mendalam penyesalannya
sehingga dia bersedia mengganti kerugian mereka.
Hal yang sama berlaku pada kita. Menurut prinsip di dalam Alkitab, kita
bukan hanya perlu mengaku kepada Allah, kita juga perlu mengaku
kepada manusia, dan mengganti kerugian sampai batas kemampuan
kita sehingga kita tidak berhutang lagi kepada siapapun.
Bertobat
120 | C A H A Y A I N J I L
Selain mengaku dosa dan mengganti kerugian, langkah selanjutnya
adalah bertobat. Jadi, setelah kita melihat dosa kita, kita mengakuinya,
di hadapan Allah dan manusia. Setelah membereskan akibat dari dosa
kita terhadap orang lagi, hal yang harus kita lakukan adalah bertobat.
Di Kisah para Rasul 2:37-38, dikatakan, "Ketika mereka mendengar hal
itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus
dan rasul-rasul yang lain: 'Apakah yang harus kami perbuat, saudara-
saudara?' Jawab Petrus kepada mereka: 'Bertobatlah dan hendaklah
kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus
Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima
karunia Roh Kudus.'"
Di sini disebutkan tentang pertobatan. Sebagian orang, setelah
mendengarkan khotbah Petrus, mereka merasa sangat terharu.
Perasaan terharu berarti mereka merasa sangat tersentuh dan mereka
menyadari akan kesalahan dan dosa mereka. Lalu apa yang
diperintahkan oleh Petrus? Petrus meminta mereka untuk bertobat.
Apa artinya bertobat? Makna bertobat adalah berpaling kepada Allah.
Mengubah jalan hidup Anda supaya selaras dengan kehendak Allah.
Harap diperhatikan bahwa pertobatan yang dimaksudkan oleh Alkitab
tidak berkaitan dengan hal memperbaiki diri di mana mulai dari hari
itu, kita berhenti untuk melakukan dosa-dosa yang tertentu.
Dikarenakan oleh sifat dan ciri dosa, kita tahu bahwa tidak begitu
mudah untuk begitu saja berhenti dari berbuat dosa.
Sama seperti para penjudi dan pemabuk. Di saat mereka kehabisan
uang, mereka akan berjanji untuk tidak pernah berjudi atau minum
lagi. Beberapa orang bahkan bersedia memotong jari mereka untuk
berhenti dari kecanduan mereka. Akan tetapi, akhirnya apa yang
terjadi? Mereka tetap saja meneruskan kebiasaan mereka berjudi dan
bermabuk-mabukan.
Itu sebabnya mengapa saya katakan bahwa pemahaman makna
pertobatan yang semacam ini tidaklah memadai. Anda berkata, "Saya
tidak akan pernah melakukan dosa ini lagi!" Sangatlah mudah untuk
diucapkan, tetapi dalam prakteknya, Anda tidak dapat melakukannya.
Anda perlu mengalami perubahan dalam segenap hidup Anda sebelum
semua itu terlaksana! Anda harus mengalihkan jalan hidup Anda
kepada Allah! Hanya jika Anda mengizinkan Allah mengubah hidup
121 | C A H A Y A I N J I L
Anda dan menganugerahkan hidup baru kepada Anda baru Anda dapat
terlepas dari belenggu dosa.
Yang perlu kita lakukan adalah mengaku dan bertobat. Jika Anda
mempraktekkan kedua hal tersebut, maka Anda akan mengalami
sendiri apa itu pengampunan Allah atas dosa. Dan Anda akan tahu apa
itu kelegaan saat dilepaskan dari beban-beban. Anda akan memahami
perubahan seperti apa yang dapat dikerjakan oleh Allah dalam diri
manusia. Dengan kata lain, Anda akan mengalami mukjizat di dalam
hidup Anda!
Saat seseorang hidup di dalam dosa, hati nuraninya akan membuat dia
merasa sangat tidak nyaman, sepertinya sedang memikul beban yang
sangat berat. Hidup dalam damai sejahtera yang sejati merupakan
suatu perasaan yang agak menakutkan.
Pernahkah Anda perhatikan bahwa sebagian besar orang di zaman
sekarang mengalami berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh
tekanan di dalam batin mereka? Ada yang menderita sakit kepala,
depresi, insomnia dan sebagainya. Jadi, jangan mengira bahwa beban
di dalam hati adalah sesuatu yang boleh dipandang ringan. Ketika
beban ini sepenuhnya terangkat, Anda akan mengalami kemerdekaan
yang luar biasa. Baru setelah itu Anda akhirnya tahu betapa besarnya
damai sejahtera yang berasal dari Allah!
Jika Anda belum mengalami kemerdekaan ini, Anda akan sulit sekali
tersentuh saat seseorang berbicara tentang kematian Yesus di kayu
salib bagi Anda. Anda tidak akan mendapat manfaat apa-apa dari salib,
dan Anda tidak dapat mengalami besarnya kasih karunia Allah. Hanya
jika seseorang menyadari betapa sakitnya hidup di dalam dosa, dan dia
mengalami sukacita dan damai sejahtera dari kemerdekaan atas dosa,
barulah dia dapat dengan tepat mengalami betapa besar kasih karunia
Allah itu!
Anda perlu memahami satu hal - tak ada jalan untuk menyingkirkan
kenajisan dosa. Tak ada jalan untuk mengganti kerugian atas buah dari
kejahatan akibat perbuatan dosa karena waktu tidak dapat dibalikkan.
Hakekat dosa itu sedemikian hingga suatu perbuatan, sekali dilakukan,
tidak akan dapat dihapuskan. Akan tetapi, Yesus telah menolong kita
122 | C A H A Y A I N J I L
dengan memberi kita jalan keluar atas masalah yang sebenarnya tak
terpecahkan ini. Begitu besar kasih karunia ini!
Saya sendiri telah mengalaminya. Hal ini terjadi bertahun-tahun yang
lalu. Saya pernah menyakiti hati orang lain. Dapat dikatakan bahwa
saya sangat menyakitinya. Hubungan kami menjadi sangat buruk
setelah kejadian itu, kami tidak lagi saling berhubungan satu dengan
yang lain.
Saya merasa sangat menyesal atas hal ini. Saya telah berbuat salah,
menyinggung dan melukai perasaannya. Saya benar-benar ingin
meminta maaf kepadanya tetapi saya tidak tahu di mana orang itu.
Persoalan ini sangat membebani hati saya dan hati saya menjadi tidak
tenang untuk jangka waktu yang cukup lama. Selama masa itu, saya
merasa sangat tidak damai, sangat aneh jika saya pergi ke gereja.
Saya tidak berani maju dan berbuat sesuatu bagi Allah secara terbuka.
Ini diakibatkan perasaan bersalah saya. Saya tahu bahwa ada sesuatu
yang tidak benar di dalam hidup saya yang harus ditangani.
Suatu hari, ketika saya sedang membaca Alkitab, saya melihat ayat di
dalam Injil Matius, pasal 5:23-24, "Sebab itu, jika engkau
mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau
teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap
engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan
pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk
mempersembahkan persembahanmu itu."
Allah memberitahu kita di sini, "Kalau kamu masih memiliki dosa yang
belum ditangani, janganlah mempersembahkan sesuatu kepada-Ku.
Kamu harus selesaikan dulu persoalan antara kamu dengan saudaramu
sebelum datang untuk mempersembahkan sesuatu kepada-Ku. Kalau
kamu sudah melakukannya, maka Aku akan menerima
persembahanmu." Saat saya membaca kedua ayat tersebut hari itu,
saya merasa bahwa Allah ingin agar saya menyelesaikan masalah ini.
Saya tidak mau urusan ini berlarut-larut karena saya merasa sangat
terganggu dengan persoalan ini sampai sekitar 2 bulan. Selama dua
bulan itu, tekanan yang saya hadapi sangatlah mengerikan.
Akan tetapi, masalahnya adalah bahwa saya sudah kehilangan kontak
dengan orang tersebut, dan saya tidak bisa menghubungi dia. Lalu
123 | C A H A Y A I N J I L
bagaimana cara saya untuk dapat meluruskan persoalan ini?
Bagaimana cara agar saya dapat mengatasi persoalan ini? Setelah saya
selesai membaca Alkitab, saya berlutut di dalam doa dan berkata
kepada Allah bahwa saya benar-benar ingin menghadapi dosa ini, dan
memohon Allah untuk membuka jalan bagi saya agar mendapat
kesempatan mengatasi persoalan ini.
Saya bangkit setelah menyampaikan doa tersebut. Saat saya berdiri,
ada suara yang menyuruh saya keluar. Allah berkata kepada saya,
"Pergilah keluar." Pergi keluar? Untuk apa? Peristiwa ini terjadi di
tengah musim dingin di Kanada. Di luar sedang hujan salju dan suhu
sedang berada di bawah nol derajat jadi tentunya saya tidak akan mau
keluar tanpa tujuan.
Pada waktu itu, saya hanya tahu bahwa Allah yang menyuruh saya
untuk keluar dari apartmen saya. Lalu saya segera berangkat keluar.
Saya mengenakan baju hangat, jaket, sarung tangan dan sepatu bot.
Pada waktu itu, saya tinggal di lantai dua atau tiga. Saya harus turun
tangga untuk menuju ke lantai dasar dan membuka gerbang utama.
Ketika saya sampai di luar, saya melihat orang yang telah saya lukai itu
sedang melintas! Pada waktu itu, cuacanya bersalju dan sangat dingin,
sangat sedikit orang yang bepergian ke luar rumah. Saya cukup
terkejut ketika melihat dia! Kalau saja saya keluar setengah menit
kemudian, maka saya tidak akan melihatnya. Kalau saya setengah
menit lebih awal, saya juga tidak akan dapat melihatnya. Penetapan
waktu Allah sangatlah tepat sehingga Dia bahkan menghitung waktu
yang saya butuhkan untuk berpakaian, kecepatan saya menuruni
tangga, dan kecepatan langkah orang itu - semuanya bertautan dengan
sangat tepat seperti sarung tangan. Ketika saya melihatnya, saya tahu,
jauh di dalam hati saya bahwa Allah memberi saya kesempatan ini
untuk mengatasi persoalan dengan orang ini. Saya lalu menemuinya
dan membuat pengakuan kepadanya.
Sulit untuk membayangkan sukacita yang dirasakan ketika dosa yang
telah menimbulkan tekanan yang sangat berat itu dibersihkan. Ini
adalah suatu hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Hati saya penuh
dengan sukacita dan rasa syukur yang luar biasa. Di satu sisi, saya
bersyukur kepada Allah karena memberi saya kesempatan untuk
menangani dosa yang telah begitu membebani hati saya. Di sisi lain,
124 | C A H A Y A I N J I L
saya juga dapat menyaksikan bahwa Allah itu nyata. Dia tidak pernah
memandang dosa secara gampangan. Dia sangat serius terhadap dosa
sehingga Dia sendiri turun tangan membuka jalan untuk saya
mengatasi masalah dosa saya.
Sangatlah sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaan saya
setelah saya mengakui kesalahan itu karena berbagai macam perasaan
bercampur baur di dalam hati saya. Saya sangat gembira sehingga
saya menangis sambil berdiri di jalan dan menangis tak terkendali
(walaupun saya ini laki-laki). Perasaannya cangat campur aduk. Saya
sangat bersyukur karena Allah begitu peduli kepada saya, dan saya
sangat bersyukur karena Allah menyucikan saya dari dosa.
Saya ingin agar setiap orang tahu bahwa Anda akan merasa sesuatu
yang sangat berbeda di dalam hidup Anda jika Anda mengalami
penyucian ini. Ini adalah hal yang harus Anda alami sendiri. Saya telah
mengalami hal ini sebelumnya, tetapi Anda perlu untuk mengalaminya
sendiri untuk bisa mengetahui apakah ini hal yang nyata atau tidak.
Allah sangat serius. Dia sangat serius terhadap dosa! Jika Anda juga
serius terhadap dosa, maka Dia akan menolong Anda! Anda dapat
mengalami Allah secara pribadi. Anda dapat mengalami bagaimana Dia
menyingkirkan dosa Anda sehingga Anda tidak lagi terganggu olehnya.
Anda dapat mengalami penyucian, terang, dan damai sejahtera yang
sempurna setelah Dia membersihkan dosa Anda. Anda dapat juga
mengalami kedalaman sukacita yang mengalir dari damai sejahtera ini.
Sukacita ini bukan sukacita yang dangkal melainkan sukacita yang
dalam dan teduh jauh di dalam lubuk hati.
Pada waktu itulah Anda akan tahu bagaimana caranya bersyukur
kepada Allah! Karena semua itu tidak dapat dikerjakan oleh siapapun
kecuali Dia. Anda tidak dapat sekadar berkata, "Maafkan aku, aku telah
berbuat salah," dan menutup persoalan jika Anda telah melukai hati
seseorang. Dosa kita telah ditangani karena Yesus telah mati bagi kita
di kayu salib dan telah menolong kita membayar lunas hutang dosa. Itu
sebabnya, kita dapat merdeka dari beban berat kita dan mengalami
penyucian, dami sejahtera dan sukacita di dalam batin ini. Jika Anda
telah mengalami ini maka Anda akan benar-benar dapat bersyukur
kepada Yesus karena dia telah mati bagi kita dan menganugerahkan
kita hidup yang baru.
125 | C A H A Y A I N J I L
Saya harap Anda tidak akan menganggap apa yang telah disampaikan
hanya sebagai semacam pengetahuan saja. Tetapi Anda akan
menindak-lanjuti apa yang telah disampaikan. Hanya dengan cara ini
Anda akan tahu apakah semua yang disampaikan oleh Alkitab itu benar
atau tidak! Allah itu nyata tetapi Anda hanya akan tahu jika Anda telah
mengalami-Nya! Saya harap Anda akan termasuk orang yang telah
mengalami Tuhan secara pribadi. Saya harap ketika Anda mengerti
akan apa yang harus Anda lakukan, maka Anda benar-benar akan
melakukannya. Allah akan membantu Anda. Jika saja Anda bersedia,
maka Allah akan benar-benar menolong Anda. Saya harap agar setelah
Anda membaca pesan ini, Anda dapat berkata dengan penuh
keyakinan, "Aku telah melakukan sesuai yang dianjurkan Injil, dan aku
telah secara langsung mengalami realitas-Nya!"
Arti Percaya
oleh Pendeta Mark Lee
Bagaimana seseorang dapat diselamatkan? Jawaban yang umumnya
diberikan adalah dengan percaya pada Yesus. Lalu apa artinya percaya
pada Yesus? Kita akan memusatkan perhatian pada apa artinya
percaya pada Yesus.
Anda sering diminta untuk percaya kepada Yesus. Mungkin Anda akan
bertanya, "Apa yang harus saya percaya?" Jawaban yang umum
adalah, "Percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, bahwa dia telah
turun dari surga ke dunia untuk mati bagi dosa-dosa kita di kayu salib
dan selanjutnya, percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang
mati".
Saya mau katakan bahwa kepercayaan semacam ini tidaklah memadai.
Yakobus pasal 2:19 berkata - "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu
Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu
126 | C A H A Y A I N J I L
dan mereka gemetar." Di sini disampaikan sesuatu hal yang sangat
aneh - memang bagus jika Anda percaya kepada Allah, akan tetapi
setan-setan juga percaya akan adanya satu Allah. Lalu, apakah setan-
setan itu diselamatkan juga? Tidak. Mengapa? Mereka yang percaya
diselamatkan akan tetapi Alkitab memberitahu kita dengan gamblang
bahwa setan-setan percaya namun tidak diselamatkan.
Apakah ini suatu bentuk diskriminasi? Semua yang percaya
diselamatkan, tetapi setan-setan percaya namun tidak diselamatkan.
Bukankah ini suatu bentuk diskriminasi terhadap setan? Mengapa
mereka tidak dapat diselamatkan?
Mari kita lihat penjelasannya pada ayat yang berikutnya di Yakobus
2:20. Di manakah letak persoalannya? Apakah kekurangan dari setan?
Alkitab berkata bahwa iman menuntut adanya tindakan. Seperti yang
dikatakan dalam Yakobus 2:17 - di sini, disebutkan tentang dua macam
iman: yang satu adalah iman yang hidup dan yang satunya lagi adalah
iman yang mati. Iman yang hidup dapat menyelamatkan sedangkan
iman yang mati tidak. Jadi menurut Alkitab, hanya iman yang hidup
yang menyelamatkan. Iman yang mati tidak dapat menyelamatkan.
Jadi, ini bukanlah diskriminasi terhadap setan melainkan karena setan
memiliki iman yang mati. Mereka percaya, dan isi dari kepercayaan
mereka sangatlah tepat. Sayangnya, kepercayaan mereka itu mati
karena hanya merupakan iman tanpa perbuatan. Itu sebabnya,
bukannya Allah yang bias, dan mendiskriminasikan setan. Setiap orang
yang memiliki iman yang mati tidak akan diselamatkan.
Apakah perbedaan antara iman yang hidup dan iman yang mati?
Di sini dikatakan, perbedaannya terletak pada masalah perbuatan atau
tindakan. Perbuatan macam apakah yang perlu kita miliki? Tindakan
macam apakah yang perlu kita ambil?
Saya akan menyajikan satu contoh. Pernahkah Anda mencoba kegiatan
terjun payung? Kita dibawa naik pesawat terbang sampai pada
ketinggian sekitar 3.000 meter dan Anda semua diberikan parasut, lalu
Anda ditanya, "Apakah Anda percaya pada parasut ini? Apakah parasut
ini menjamin Anda sampai dengan selamat ke darat?" Banyak orang
akan percaya pada parasut tersebut. Malahan, setiap orang akan
127 | C A H A Y A I N J I L
memeriksa parasutnya dengan sangat teliti, memastikan bahwa
parasut itu adalah buatan pabrik yang terpercaya dari Jerman. Itu
sebabnya, banyak orang saat ditanya "Apakah Anda percaya bahwa
parasut ini dapat menjamin Anda selamat sampai di bawah?"
Jawabannya adalah, "Ya, aku percaya."
Lalu apa artinya percaya tanpa tindakan?
Artinya adalah ketika Anda berada pada ketinggian sekitar 3.000
meter, lalu sang pelatih berkata, "Satu, dua, tiga, lompat!" Tetapi Anda
tidak bergerak sama sekali. Dia berulang kali menghitung tetapi Anda
tetap tidak mau melompat. Inilah yang disebut sebagai iman tanpa
tindakan atau iman yang mati. Iman yang hidup adalah Anda percaya
pada sesuatu dan kepercayaan Anda itu terwujud di dalam kehidupan
Anda dalam bentuk tindakan.
Setan memiliki iman semacam ini. Apakah mereka percaya bahwa Allah
itu ada? Apakah mereka percaya bahwa Yesus itu Anak Allah? Mereka
percaya pada semua itu. Di dalam Injil Anda akan melihat bahwa
seringkali, ketika setan dan roh jahat bertemu dengan Yesus, mereka
akan berkata, "Engkau adalah Anak Allah. Engkau adalah Yang Kudus."
Setan-setan juga tahu akan hal ini.
Apakah Anda percaya bahwa Yesus telah diutus sebagai Mesias untuk
menggenapi rencana Allah bagi umat manusia? Tentu saja Anda
percaya. Setan juga percaya karena dia ada di tempat kejadian. Setan
menyaksikan ketika Yesus dipaku di kayu salib. Setan juga tahu bahwa
Yesus telah dibangkitkan. Setan percaya akan semua hal itu. Itu
sebabnya Alkitab berkata bahwa memang baik jika Anda percaya akan
semua hal itu, tetapi setan juga percaya pada semua hal itu. Anda bisa
saja percaya pada semua itu tetapi kepercayaan itu tidak akan
menyelamatkan Anda. Anda bisa saja percaya namun tidak
diselamatkan karena iman Anda adalah iman yang mati.
Jika iman Anda tidak dapat diterapkan ke dalam hidup Anda, maka
iman Anda tidak akan menyelamatkan Anda. Setan, sekalipun dia
percaya, dia tidak menerapkan kepercayaan itu di dalam hidupnya.
Lalu apa sesungguhnya arti percaya kepada Yesus? Apakah Yesus itu?
Jika saya bertanya, "Apa itu nyamuk?"
128 | C A H A Y A I N J I L
Anda akan menjawab, "Nyamuk adalah sejenis serangga".
Lalu, apa itu Yesus?
Anda akan menjawab, "Seorang manusia".
Jadi, pertama-tama, mari kita pahami apa makna percaya kepada
manusia.
Izinkan saya bertanya, "Apakah Anda percaya kepada teman baik
Anda?"
"Ya, Aku percaya kepadanya".
Hal apa dari dia yang Anda percayai? Apakah Anda percaya bahwa dia
tidak akan mengkhianati Anda?
"Ya, itu benar".
Sebagai contoh, Anda bisa mempercayakan sesuatu yang penting
kepadanya. Apakah Anda khawatir jika Anda memberikan dompet Anda
kepadanya? Jika Anda percaya kepada seseorang, Anda dapat
memberikan kartu ATM Anda kepadanya berserta nomor PIN Anda dan
meminta dia untuk menarik uang buat Anda.
Mungkin jika orang yang lain, maka Anda tidak akan mempercayainya
karena Anda belum mengenalnya dengan baik. Arti kepercayaan
adalah, misalnya, Anda bisa mempercayakan sesuatu pada seseorang.
Akankah Anda mengizinkan teman baik Anda memakai komputer
Anda? Jika Anda percaya kepada seseorang, Anda akan mengizinkan
dia memakai komputer Anda. Jika Anda tidak mempercayai seseorang,
Anda akan khawatir jangan-jangan dia akan merusak komputer Anda,
atau Anda mungkin tidak ingin dia tahu isi komputer Anda. Jika Anda
tidak percaya pada seseorang, Anda tidak akan mempercayakan milik
Anda kepadanya. Itu sebabnya, tidaklah sulit untuk memahami apa arti
percaya pada seseorang.
Lalu apakah artinya percaya kepada Yesus? Dengan menggunakan
contoh di atas, apa yang bisa Anda perbuat jika Anda percaya kepada
Yesus? Apa yang bisa Anda lakukan? Anda dapat mempercayakan
hidup Anda dan segala sesuatunya kepada dia dan merasa tenang. Jika
Anda telah mempercayakan sesuatu kepadanya akan tetapi Anda masih
129 | C A H A Y A I N J I L
sering cemas akan hal itu, ini menunjukkan bahwa Anda belum
memiliki kepercayaan yang besar kepadanya. Jadi, tidaklah susah
untuk memahami apa arti percaya kepada Yesus.
Anda bisa mempercayakan segalanya kepada dia, merasa tenteram,
dan merasa aman. Dia tidak akan mengecewakan Anda. Anda akan
taat jika dia menyuruh Anda melakukan sesuatu. Anda akan menurut
karena Anda tahu bahwa dia tidak akan memimpin Anda ke jalan yang
salah. Apapun yang dia kehendaki adalah demi kebaikan Anda, adalah
baik buat Anda. Inilah artinya percaya kepada seseorang.
Jika Anda harus merangkum dalam satu kata tentang semua yang telah
kita bicarakan mengenai iman, apa yang Anda katakan? Iman artinya
adalah percaya kepada seseorang. Ini juga yang merupakan makna
alkitabiah dari iman, yaitu percaya. Pada umumnya, kebanyakan dari
kita berpikir bahwa makna percaya menurut Alkitab mengacu pada
pokok mempercayai kebenaran dari sepotong informasi. Pemahaman
ini sangat menyesatkan. Kita tidak sedang membahas pokok tentang
hal mempercayai suatu data - hal percaya ini berbeda dengan hal
mempercayai apakah ada kelembaban di planet Mars dan apakah ada
lapisan es di bagian inti bumi. Itu hanya sekadar mempercayai data.
Mempercayai seseorang tidak sekadar masalah mempercayai
kebenaran suatu data. Saat Anda mempercayai teman baik Anda,
apakah itu berarti bahwa Anda mempercayai bahwa dia dilahirkan pada
tahun 1974? Hal percaya yang kita bahas ini bukan sekadar mengacu
pada masalah data biografi atau latar belakangnya. Mempercayai Yesus
juga tidak seperti ini. Bukan tentang masalah anak siapa dia, bukan
masalah biografinya - atau apa yang terjadi di sepanjang hidupnya,
atau bahwa dia akhirnya ditangkap dan dibunuh. Yang Anda percayai
bukanlah informasi mengenai orang tersebut tetapi ini masalah apakah
Anda percaya kepada orang tersebut.
Kita harus memahami hal ini dengan jelas karena ajaran gereja zaman
sekarang sangatlah kabur. Sedemikian kaburnya sehingga banyak
orang yang mengira bahwa mereka adalah orang percaya karena
mereka telah memeriksa semua data, dan mereka percaya bahwa apa
yang dikatakan oleh Alkitab adalah benar. Tetapi hanya dengan
percaya akan semua fakta itu tidak akan menyelamatkan jika mereka
130 | C A H A Y A I N J I L
tidak menerapkan semua fakta itu sehingga terwujud menjadi iman
kepercayaan kepada Yesus.
Tadi, kami menyatakan bahwa setan-setan percaya dan gemetar. Anda
harus percaya untuk bisa gemetar. Jika Anda menilai bahwa Yesus itu
hanya bahan olokan, dan Anda tidak percaya bahwa dia itu ada maka
Anda tidak akan gemetar saat namanya disebut. Itu sebabnya, hal ini
membuktikan bahwa setan-setan juga percaya. Akan tetapi, mereka
tidak beriman kepadanya. Mereka percaya bahwa Yesus itu ada,
mereka percaya bahwa dia memiliki kuasa; itu sebabnya, mereka takut
akan masa depan mereka, takut akan penghakiman yang akan datang.
Itu sebabnya mereka gemetar.
Percaya kepada Yesus berarti percaya kepada seseorang - sama halnya
seperti Anda percaya kepada ayah, guru, atau dokter Anda. Anda
mempercayai semua orang itu bukan karena Anda percaya pada
biodatanya mereka sekalipun menelaah riwayat hidup mereka bisa
membantu Anda untuk menentukan apakah akan mempercayainya
mereka atau tidak.
Sebagai contoh, Anda menemui seorang dokter, Anda melihat bahwa
dia adalah lulusan dari Universitas yang kurang bagus, Anda mungkin
akan sedikit cemas walaupun dia mestinya tidak harus merupakan
seorang dokter yang buruk. Akan tetapi, Anda akan merasa lebih
nyaman jika Anda melihat bahwa dia adalah lulusan dari sebuah
universitas ternama di Inggris. Informasi ini akan menolong Anda
untuk memastikan apakah Anda akan mempercayainya, namun
kesembuhan Anda tidak ditentukan oleh pengetahuan Anda tentang
kualifikasinya, bukankah begitu? Tidak. Lalu apa yang Anda perlukan?
Anda harus menghabiskan obat dari resep yang dia tetapkan, dan
bertindak sesuai dengan apa yang dia perintahkan untuk Anda sebelum
Anda bisa sembuh - inilah artinya mempercayai dokter tersebut. Anda
tidak akan sembuh hanya dengan mengamati riwayat hidupnya. Anda
perlu benar-benar mempercayainya, mengerjakan apa yang dia
suruhkan buat Anda, baru Anda bisa sembuh.
Ada seorang perempuan yang tidak mau percaya sekalipun suaminya
telah bertahun-tahun menjadi Kristen. Dia merasa bahwa ajaran
Kristen yang meminta agar kita percaya akan serangkaian fakta
sangatlah aneh. Dia merasa bahwa ini semua konyol dan aneh, yaitu
131 | C A H A Y A I N J I L
bahwa kita akan diselamatkan setelah mempercayai semua itu. Dan
baginya, ini merupakan kriteria aneh untuk menentukan apakah
seseorang itu akan diselamatkan atau tidak. Percayalah kepada semua
fakta ini dan Anda akan diselamatkan; jika Anda tidak percaya pada
semua fakta ini, maka Anda tidak akan diselamatkan.
Ini memang sangat aneh. Mengapa Allah harus memakai cara ini untuk
menentukan siapa yang akan diselamatkan? Tak ada bedanya apakah
Anda percaya atau tidak kepada fakta-fakta tersebut. Tidak terlihat
hubungan antara iman dan keselamatan.
Akan tetapi, jika Anda tahu bahwa iman itu memiliki makna percaya
kepada satu pribadi, maka Anda akan memahami sepenuhnya
hubungan antara iman dan keselamatan. Jadi Anda harus
mempercayainya seperti mempercayai seorang dokter yang baik. Anda
perlu untuk percaya kepada sang dokter untuk bisa disembuhkan. Anda
tidak akan dapat disembuhkan tanpa mempercayai sang dokter. Anda
mempercayakan hidup Anda kepadanya, dan dia akan memberi Anda
kesembuhan. Anda meminum obatnya sekalipun Anda tidak pernah
belajar tentang farmasi, dan Anda juga tidak tahu apa nanti hasil dari
meminum obat tersebut. Ini sangat mendasar bagi kesembuhan Anda.
Anda tidak akan dapat disembuhkan jika Anda tidak percaya pada
dokter ini dalam pengertian ini.
Alkitab berkata bahwa Allah mengasihi dunia, dan menyerahkan Anak-
Nya yang tunggal kepada kita supaya semua yang percaya kepada
Yesus tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Perhatikan bahwa yang dikatakan adalah percaya kepadanya, bukan
percaya kepada fakta, doktrin atau konsep.
Jika seseorang berkata, "Aku percaya kepada Yesus" - bagaimana Anda
tahu bahwa dia benar-benar percaya kepada Yesus? Tentu saja kita
akan tahu dengan mengamati kehidupannya karena kepercayaan ini
harus diwujudkan di dalam kehidupannya.
Sama seperti kisah tentang parasut tadi - Anda boleh saja berkata
sampai ribuan kali bahwa Anda sangat percaya bahwa parasut itu akan
membantu Anda mendarat dengan aman, akan tetapi Anda tetap tidak
melompat. Itu berarti Anda sedang menipu diri Anda sendiri. Jika Anda
132 | C A H A Y A I N J I L
benar-benar percaya, maka Anda akan memiliki keberanian untuk
melompat.
Apakah Anda sesungguhnya percaya pada Yesus?
Bagaimana Menerapkan kepercayaan kita?
oleh Pendeta Mark Lee
Di pesan yang lalu, kita telah melihat apa arti percaya. Di pesan ini kita
akan melihat bagaimana kita menerapkan kepercayaan kita pada
Yesus?
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir akan hidupmu,
akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah
khawatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu
lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit,
yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal
dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?" (Matius 6.25-26)
Di kedua ayat ini Yesus sedang mengajarkan murid-muridnya tentang
makna iman. Di sini dikatakan untuk jangan khawatir akan hidup,
makan, minum dan pakaian kita. Kita disuruh untuk melihat burung-
burung di udara dan bunga di padang yang dipelihara Allah. Burung-
burung di udara yang sangat sehat dan bunga bakung di padang yang
sangat indah berkat pemeliharaan Allah. Bukankah manusia lebih
berharga dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan?
Kepercayaan kepada Yesus harus terwujud di dalam kehidupan Anda.
Jika Anda benar-benar mempercayai Allah, Anda tidak akan khawatir.
Anda tidak akan khawatir akan hidup Anda, sekolah dan pekerjaan
Anda. Kehidupan di zaman sekarang ini memang sangat berat yang
mengakibatkan orang-orang khawatir.
133 | C A H A Y A I N J I L
Tetapi kedua hal ini, iman dan kekhawatiran tidak mungkin hadir
bersamaan. Jika Anda benar-benar memiliki iman, Anda tidak akan
khawatir. Jika Anda khawatir, itu berarti bahwa Anda tidak memiliki
iman yang sejati. Itu sebabnya, dengan melihat pada diri kita, kita
akan tahu apakah kita beriman atau tidak
Selama lebih dari dua puluh tahun mengikut Yesus sebagai Raja atas
hidup saya, saya benar-benar bebas dari kekhawatiran. Bukan karena
saya tidak pernah mengalami kesulitan atau masalah. Saya juga
pernah mengalami banyak kesulitan, akan tetapi saya tidak khawatir
sama sekali. Ini bukan karena saya ini orang yang spesial. Ini adalah
karena saya percaya pada janji Allah yang disampaikan lewat Yesus.
Dialah yang spesial.
Dia adalah Allah yang menciptakan alam semesta dan segala sesuatu di
dalamnya. Dia yang menciptakan alam semesta ini yang jaraknya dari
timur ke barat belum selesai diukur oleh para ilmuwan. Tidak ada
ilmuwan yang dapat memastikan di mana batas pinggir alam semesta
ini. Jika alam semesta yang Dia ciptakan itu tak terukur, apalagi
dengan Dia sendiri yang adalah Sang Pencipta? Tahukah Anda sebesar
mana Allah kita?
Jika Anda berkata bahwa Anda percaya kepada Allah, akan tetapi Anda
khawatir akan hidup Anda, maka Anda sebenarnya sedang mengolok-
olok iman Anda. Apakah Allah yang besar ini tidak mampu
menyediakan sesuap nasi bagi Anda? Bukankah Anda sedang
membohongi diri sendiri?
Iman harus diterapkan ke dalam hidup kita. Saya memulai dari aspek
ini ketika saya mulai mengenal Allah. Saya mengenal Allah waktu saya
sedang belajar di Kanada. Saya lahir di tengah keluarga yang agak
miskin, kebanyakan dari kami bekerja sebagai buruh kasar.
Berdasarkan tingkat penghasilan keluarga, mereka tak akan pernah
mampu membiayai pendidikan bagi saya. Setelah lulus SMA, saya
bekerja sekitar satu atau dua tahun untuk menabung uang cukup untuk
membayar tahun pertama kuliah dan tiket pesawat terbang.
Sama seperti mahasiswa asing yang lain, saya harus bekerja sambilan
untuk bisa hidup. Sebenarnya, bekerja adalah kegiatan yang ilegal
karena visa pelajar bukanlah izin untuk bekerja. Akan tetapi, saya tidak
134 | C A H A Y A I N J I L
bisa sekadar kuliah saja karena saya harus membiayai hidup saya
sendiri. Pada masa itu, saya kuliah dari hari Senin sampai Jumat.
Setelah kuliah hari jumat, saya bekerja di restoran masakan Chinese
hingga hari Minggu. Jadi, saya punya cukup uang untuk makan,
akomodasi dan keperluan hidup lainnya. Di musim panas, saya bekerja
full-time. Jadi, saya mendapatkan hasil yang lebih dari cukup, saya
bahkan mendapatkan cukup uang untuk membeli mobil. Pada waktu
itu, saya merasa bahwa hidup ini cukup indah dan nyaman - saya
bukan saja mendapat kesempatan untuk kuliah tapi saya juga dapat
bersenang-senang.
Belakangan, ada orang yang mulai memberitakan Injil kepada saya.
Saya pernah mendengar tentang Allah dan berdoa kepada-Nya
sebelum itu. Akan tetapi, saya tidak benar-benar mempercayai-Nya.
Selanjutnya, saya dan teman sekelas saya belajar Alkitab bersama, dan
secara perlahan-lahan saya sampai pada kesadaran bahwa Allah langit
dan bumi itu memang ada. Saya ingin percaya kepadaNya dan
mengikut Dia. Tentu saja, Anda akan mau mengikut Dia jika Anda
percaya kepadaNya - lalu apa lagi yang terjadi jika kita berhubungan
dengan Allah yang hidup ini?
Ujian datang ketika saya sampai di tahap ini. Saudara itu berkata
kepada saya, "Kamu percaya dan ingin ikut Allah, akan tetapi kamu
harus tahu bahwa Allah adalah Allah yang kudus. Jika kamu mau ikut
Dia, kamu tidak boleh berbuat dosa dan hidup di dalam dosa."
Dia berkata bahwa saya bekerja secara ilegal pada saat itu. Akan
sangat susah untuk mengaku kepada orang lain bahwa saya adalah
orang Kristen, jika saya sedang melakukan hal yang terang-terang
melanggar hukum. Saya akan kehilangan kesaksian saya sebagai
seorang Kristen. Pada waktu itu, saya setuju dengan teman saya. Saya
tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan hati-Nya jika
saya ingin ikut Dia.
Namun di sisi lain, saya baru masuk tahun pertama kuliah. Sebelum
itu, saya harus mengikuti kuliah persamaan. Siapa yang akan memberi
saya makan jika saya harus berhenti bekerja? Saya tidak ada saudara
di sana dan orang tua saya di Hong Kong tidak akan mungkin
membiayai hidup saya di Kanada. Itu berarti bahwa saya harus
berkemas dan pulang tanpa menyelesaikan kuliah saya.
135 | C A H A Y A I N J I L
Pulang ke rumah tanpa menyelesaikan kuliah jelas membutuhkan kulit
muka yang tebal. Bagaimana saya akan menghadapi semua kawan dan
keluarga saya - semua orang tahu bahwa saya telah berangkat ke luar
negeri untuk kuliah dan mereka bahkan mengantarkan saya ke
bandara. Saya sangat menyadari bahwa ini adalah kesempatan yang
sangat langka karena tak seorang pun dari keluarga saya (selain saya)
yang mendapatkan kesempatan untuk kuliah ke luar negeri. Di antara
semua saudara kandung dan sepupu saya, tidak ada yang beroleh
kesempatan untuk masuk ke universitas. Sayalah satu-satunya. Jadi,
ini adalah suatu pergumulan yang sangat berat buat saya. Pada masa
itu, saya menghadapi tantangan yang sangat besar.
Setelah saya tahu tentang persyaratan untuk mengikut Allah Yang
Kudus. Saya terus menerus merenungkannnya. Saya ragu - apakah
saya harus menjalaninya atau tidak? Saya tidak dapat tidur di malam
hari. Sekalipun saya tertidur, benak saya tetap dipenuhi oleh persoalan
ini di saat saya bangun. Berhenti atau tidak? Mampu atau tidak? Saya
bergumul selama dua hari dan dua malam.
Akhirnya, saya merasa yakin sepenuhnya bahwa Allah nyata. Lalu saya
berpikir, "Jika Allah ada, maka dia dapat menolong saya jika saya
bertindak sesuai dengan kehendakNya." Jika Allah yang Anda percayai
tidak dapat menolong Anda ketika Anda bertindak sesuai dengan
kehendak-Nya, maka Anda tidak perlu percaya kepada-Nya karena Dia
adalah Allah yang tidak berguna.
Saya tahu bahwa Allah eksis, dan saya memiliki keyakinan bahwa Dia
pasti mampu menolong saya jika saya mengikut Dia. Oleh sebab itu,
saya bertindak berdasarkan keyakinan ini. Inilah makna kepercayaan -
yaitu Dia dapat dipercayai.
Lalu saya pergi ke restoran dan mengundurkan diri. Jika Anda
menyerahkan segalanya ke dalam tangan-Nya dan Dia tidak dapat
menjaga apa yang Anda percayakan, maka lupakan saja semuanya.
Akan tetapi, iman adalah keyakinan bahwa Allah tidak akan
mengecewakan. Dengan demikian, pada saat itu, saya benar-benar
menyerahkan segalanya ke dalam tangan-Nya, dan selanjutnya, saya
hidup berdasarkan iman, yaitu hidup yang sepenuhnya bergantung
kepada Allah sebagaimana yang dijelaskan di dalam Alkitab.
136 | C A H A Y A I N J I L
Banyak orang yang telah membaca ayat ini tetapi persoalannya adalah
apakah mereka telah mengalaminya. Anda dapat saja membacanya
dan percaya akan apa yang disampaikan tetapi kepercayaan itu tetap
mati jika Anda belum menerapkannya. Sudahkah Anda menerapkan hal
ini di dalam hidup Anda
Saya benar-benar mengalami apa yang disampaikan di sini. Selama
dua puluh bulan, sejak saat saya mengundurkan diri sampai saat saya
lulus sarjana muda saya hanya bergantung pada Allah yang kekal.
Saya tidak memiliki penghasilan atau segala macam bentuk dukungan
keuangan dari keluarga dan teman-teman saya. Ternyata tidak ada
masalah untuk melalui periode tersebut. Ini membuat saya benar-
benar melihat realitas Allah.
Penting untuk dicatat bahwa saya tidak memberitahukan orang-orang
di sekitar saya tentang hal ini sekalipun saya tetap dengan setia
beribadah ke gereja. Saya bisa saja menceritakan hal ini dan
memperoleh simpati dan membiarkan orang lain menolong saya. Tetapi
hidup di dalam iman, berarti dibimbing menuju Allah, bukan manusia.
Jadi, pada waktu itu, saya bertekad di dalam hati untuk hidup oleh
iman. Saya hanya bergantung kepada Allah. Dan saya mendapati
bahwa Allah selalu peduli pada saya dan saya tidak kekurangan apa-
apa.
Ini adalah hal yang ajaib - Allah benar-benar bisa menghidupi
seseorang selama dua puluh bulan tanpa kekuarangan apa pun. Bukan
karena Allah memberi Anda setumpuk uang - tidak ada orang tua yang
bijaksana yang mau melakukan hal tersebut. Allah tidak berbuat
seperti itu. Dia menyediakan dengan perlahan dan Dia memimpin
dalam berbagai cara.
Pernah, saya sedang mengerjakan sesuatu di pusat kegiatan
mahasiswa. Ketika saya sampai, saya mendengar seseorang berkata
bahwa mereka dapat mengusahakan agar para mahasiswa
dipekerjakan di rumah-rumah sebagai pengasuh anak-anak dan tinggal
bersama keluarga tersebut. Baru saat itu saya mengetahui akan
adanya hal semacam ini. Tak ada pembayaran yang diberikan.
Tugasnya hanyalah tinggal bersama keluarga tersebut dan semua
kebutuhan makan dan akomodasi akan disediakan. Karena pekerjaan
ini tidak dibayar maka pemerintah mengizinkan kegiatan ini. Jadi, saya
137 | C A H A Y A I N J I L
menemui salah satu keluarga ini dan dipercayakan untuk mengasuh
dua anaknya di jam-jam saya selesai kuliah. Saya hidup seperti ini
selama sekitar setengah tahun. Pada liburan musim panas berikutnya,
salah seorang anaknya pulang setelah kuliah di Amerika. Saat itu saya
tinggal di kamarnya, jadi mereka tidak dapat lagi menampung saya dan
saya harus keluar.
Pada saat itu saya mendengar dari gereja bahwa mereka memerlukan
seorang petugas keamanan. Gereja itu berlantai tiga dan merupakan
bangunan yang berdiri sendiri. Gedungnya cukup besar. Pada
umumnya tidak ada orang yang pergi ke sana selain di waktu ada PA
atau ibadah di hari Minggu. Lebih sering gedung itu berada dalam
keadaan kosong. Jadi, pendeta menganjurkan untuk mencari penjaga
gedung. Saya menawarkan diri untuk pekerjaan itu karena saya tidak
punya tempat tinggal. Setelah membicarakan hal ini dengan
pendetanya, saya mendapati bahwa pekerjaan ini cocok dan saya
pindah ke gereja.
Bukan saja masalah akomodasi saya bisa diatasi, keperluan makan
saya juga dipenuhi. Seringkali ada acara makan-makan setelah selesai
ibadah. Seringkali banyak hidangan lezat yang tersisa. Saya teringat,
satu kali, mungkin di hari Thanksgiving atau di hari Natal, jemaat
memasak ayam kalkun yang besar, separuhnya masih tersisa. Hal
pertama yang saya lakukan adalah memotong dan membekukannya.
Selanjutnya itu, selama hampir sebulan saya bisa menikmati ayam
kalkun goreng, rebus, panggang, dan nasi goreng ayam kalkun.
Sungguh luar biasa. Demikianlah, Allah mencukupi terus menerus.
Seringkali, saya berada dalam keadaan tanpa uang dan akhirnya saya
menutup rekening bank saya. Akan tetapi, hal yang luar biasa adalah,
Allah secara terus menerus membimbing saya di sepanjang dua puluh
bulan itu sehingga saya tak pernah kekurangan.
Pernah suatu kali, pada akhir masa libur musim panas, banyak
universitas di Kanada menyelenggarakan perkemahan musim panas.
Ini adalah acara besar dan yang hadir ada enam ratus mahasiswa,
termasuk saya. Saya berharap untuk bisa belajar dari acara
perkemahan yang berjalan selama satu minggu. Saya kuliah di
Montreal, dan lokasi perkemahan ada di tempat yang bernama Trent,
jaraknya sekitar sepuluh jam perjalanan dengan bus. Jadi, saya bayar
138 | C A H A Y A I N J I L
ongkos perkemahan itu, dan membeli tiket bus karena saya punya
cukup uang di tangan, dan berangkat ke sana dengan bus antar kota.
Saya merasa mendapat banyak manfaat dari acara perkemahan itu.
Khotbah-khotbah yang disampaikan sangat menguatkan saya. Pada
hari terakhir dari perkemahan, pimpinan acara mengumumkan bahwa
siapa yang ingin menyumbangkan dana untuk perkemahan ini dapat
melakukannya. Karena acara perkemahan ini diselenggarakan terutama
untuk para mahasiswa, jadi ongkos perkemahan ditetapkan sangat
rendah, kegiatan ini banyak mengandalkan bantuan dana.
Pada saat itu, saya ingin memberi respon kepada Allah dengan apapun
yang saya miliki, sekecil apapun itu nilainya. Sekalipun saya tidak
punya banyak uang, saya merasa bahwa saya harus ikut menyumbang
karena saya telah memperoleh begitu banyak manfaat dari acara ini.
Jadi, saya mengeluarkan sisa uang di kantong saya dan
memasukkannya ke dalam kotak persembahan tanpa berpikir tentang
bagaimana saya bisa pulang nantinya.
Hari itu adalah hari terakhir. Saya benar-benar tidak khawatir karena
tak ada yang akan menjadi masalah jika Anda kenal siapa yang Anda
percayai. Kesulitan-kesulitan yang Anda hadapi tidak akan menjadi
masalah. Saya yakin bahwa Allah akan memimpin dan akan memenuhi
keperluan saya.
Setelah semua acara berakhir, saat tiba waktunya untuk berpisah,
seorang saudara yang lebih tua, yang juga berasal dari Montreal,
mendatangi saya. Dia bertanya apakah saya akan pulang ke Montreal,
karena ada tempat kosong di mobilnya. Dia datang dengan
keluarganya, tetapi mereka tidak ikut pulang karena mereka masih
ingin menikmati liburan di Trent. Tentu saja saya menerima
tawarannya. Begitulah cara Allah mengatur kepulangan saya.
Ketika kami sedang berada di dalam mobil dan siap-siap untuk
berangkat, penyelenggara perkemahan mendatangi mobil kami dengan
membawa sebungkus besar ayam goreng KFC. Dia tahu bahwa kami
akan menempuh perjalanan sekitar sepuluh jam dan pada saat kami
sampai nantinya, mungkin sudah tengah malam. Dia khawatir kalau-
kalau nanti kami kelaparan di tengah jalan jadi dia membelikan kami
satu bungkus besar ayam goreng KFC. Saya tidak punya uang sama
139 | C A H A Y A I N J I L
sekali - bukan saja tidak punya uang untuk ongkos bus, saya bahkan
tidak ada uang untuk membeli makanan. Di dalam pengaturan Allah,
ongkos pulang dan makan malam telah ditanggung.
Jadi, yang ajaibnya adalah bahwa seringkali saya berada dalam
keadaan tanpa uang, tetapi saya tidak pernah kelaparan. Allah sangat
jeli menyediakan setiap porsi makanan, sama seperti ayah Anda yang
akan menyediakan makanan tepat pada waktunya. Dia tidak akan
membiarkan anak-anak-Nya kelaparan.
Di dalam Yohanes 11:40, dikatakan "Jikalau engkau percaya engkau
akan melihat kemuliaan Allah". Kalau Anda percaya kepada Allah dan
Anda benar-benar hidup dengan mempercayainya, maka Anda akan
melihat kemuliaan Allah.
Hal ini sangat bersifat interaktif. Saat seseorang percaya kepada-Nya,
maka orang itu akan melihat kemuliaan dan kuasa Allah bekerja. Apa
yang akan terjadi jika Anda melihat kemuliaan dan kuasa Allah? Anda
tentu akan menjadi lebih percaya lagi kepada-Nya. Jika Anda semakin
percaya kepada-Nya, maka Anda akan melihat lebih banyak lagi
kemuliaan-Nya. Seiring dengan langkah maju Anda, maka Anda akan
melihat semakin banyak, dan menjadi semakin percaya kepada-Nya.
Sayangnya, banyak orang Kristen yang tidak tahu apa itu kemuliaan
Allah. Mereka juga tidak mengalami kuasa Allah di dalam hidup
mereka. Hal ini karena mereka tidak melangkah di jalur mempercayai
Allah ini. Tidak ada gunanya memiliki sekumpulan aturan yang mati
dan beberapa doktrin. Anda tidak akan melihat kuasa-Nya.
Sama seperti ketika saya mengambil langkah yang pertama, dan
selanjutnya saya terus mengalami Dia. Semakin saya mengalami
mengalami realitas-Nya semakin saya bertindak sesuai kehendak-Nya,
dan oleh karena itu kepercayaan saya terhadap-Nya juga semakin
bertumbuh. Sama seperti kepercayaan Anda kepada seseorang. Anda
perlu lebih mengakrabkan diri dengan orang itu. Anda tidak akan serta-
merta mempercayai orang tersebut hanya dengan duduk di dekatnya
tanpa mengadakan kontak atau interaksi apapun dengan dia.
Jika Anda terus berhubungan dengan Dia, dan semakin mempercayai-
Nya, maka Anda akan mendapatkan bahwa Dia sangat layak
diandalkan. Anda dapat membayangkan berapa besar peningkatan
140 | C A H A Y A I N J I L
iman saya di masa dua puluh bulan itu ketika Allah mengajarkan saya
banyak hal tentang iman. Jadi, saya tidak lagi mengenal kekhawatiran
karena Allah telah terbukti sangat bisa diandalkan dan dipercayai. Hal
ini sudah terbukti di dalam kehidupan saya. Jadi apa lagi yang harus
dikhawatirkan?
Setelah saya selesai kuliah dan pulang ke negara asal saya. Karena
kerinduan saya untuk memberitakan Injil, saya akhirnya berangkat ke
suatu tempat untuk melayani Tuhan. Saya ke tempat itu dengan tujuan
memberitakan Injil bersama dengan rekan-rekan yang lain. Pekerjaan
di tempat itu gajinya tidaklah banyak. Hanya sekitar beberapa ratus
sampai seribu dolar per bulan tapi sekarang saya sudah bernikah dan
harus menghidupi dua orang, Itu sebabnya, kadang kala, gaji saya
tidak cukup dan kami membawa mata uang asing tabungan kami untuk
mencukupinya.
Jadi, pernah sekali saya pergi menukar uang di dekat stasiun. Saat itu
saya memegang uang tujuh ratus dolar. Setelah menukarnya, saya
pulang dan mendapati bahwa jumlahnya berselisih lima ratus dolar.
Penukar uang entah bagaimana telah menipu saya sebanyak lima ratus
dolar. Nilai uang yang ada di tangan saya hanya setara dengan dua
ratus dolar. Akibatnya kami tidak mempunyai uang untuk membayar
uang sewa bulan itu.
Lalu bagaimana kami dapat bertahan kalau kami tidak mampu
membayar uang sewa? Saat itu sudah akhir bulan dan saya masih ingat
bahwa hari itu adalah hari Jumat. Istri saya bertanya, "Apa yang harus
kita lakukan? Sudah tiba waktunya untuk membayar uang sewa" Saya
berkata, "Jika kamu kenal Allah yang satu ini, percayakanlah masalah
ini kepada Dia." Saya meneruskan persiapan PA untuk malam itu dan
mempercayakan persoalan ini hanya kepada Tuhan - "Ya Tuhan,
Engkau tahu kebutuhan aku, mohon sediakanlah." Selanjutnya, saya
tidak memusingkan lagi urusan itu.
Setelah akhir minggu, saya kembali bekerja. Saya bekerja di bagian
pelatihan di sebuah pabrik. Saya mengajar bahasa Inggris bagi para
pekerja. Ketika saya masuk ke kantor untuk mengurus sesuatu, saya
melihat pengajar bahasa Inggris yang lain sedang berbicara dengan
bagian personalia mengenai suatu perhitungan.
141 | C A H A Y A I N J I L
Guru bahasa Inggris itu memberitahu saya bahwa dia telah mengatur
jadwal dengan empat siswanya akan tetapi salah satu dari mereka
tidak bisa datang karena sangat sibuk dengan pekerjaan di
departemennya. Lalu, saya berkata bahwa ia tidak akan menerima
bayaran karena siswanya tidak datang. Akan tetapi, dia berkata bahwa
masalahnya tidak demikian. Siswa itu memang tidak dapat datang
akan tetapi dia sudah membuat kesepakatan jadwal belajar dan guru
itu harus menunggu dia di kelas. Jika dia memang membatalkan jadwal
itu, berarti guru yang menungguhnya itu tetap menerima bayaran
untuk itu. Saya menanyakan hal ini ke kepala bagian personalia,
apakah memang ada pengaturan semacam itu. Bagian personalia
menjawab, "Ya. Karena Anda telah mempersiapkan bahan-bahan
pelajaran untuk kelas itu dan sudah menunggunya, jadi Anda berhak
untuk mengklaim bayaran untuk kelas itu." Sebelumnya, saya tidak
pernah melakukan klaim semacam itu. Saya hanya menerima bayaran
untuk siswa yang hadir saja. Kemudian, saya pulang dan menghitung
uang yang dapat saya klaim. Jumlahnya mencapai lebih dari lima ratus
dolar.
Jadi, jika Anda benar-benar kenal dengan Allah yang hidup ini, maka
Anda akan tahu bahwa tak ada hal yang mustahil bagi Dia. Sangatlah
sulit bagi Anda untuk dilanda kekhawatiran jika Anda telah mengalami
dan mengenal seperti apa kuasa dan kemuliaan Allah itu. Saya telah
melalui berbagai macam situasi. Seperti dengan di Kanada. Hal yang
sama terjadi juga di ladang misi. Tidak kira di mana, kedaulatan Allah
tidak berkurang sedikitpun. Tak ada satu wilayah pun di muka bumi ini
yang tidak berada di bawah pemeliharaan dan kedaulatan Allah. Itu
sebabnya, jika kita terus mengalaminya, dan semakin melihat
kemuliaan Allah, maka iman Anda akan terus bertumbuh.
Akan tetapi, ada syarat yang harus Anda ketahui. Matius 6:31-33
sangatlah penting. Ini adalah syarat yang sangat penting yang bisa
dipakai untuk melihat apakah kita mempercayai Allah atau sekadar
mau memanfaatkan-Nya. Ya, Allah akan mengurus kebutuhan kita.
"Apakah yang akan kita makan? Apakah yang akan kita minum?" -
semua orang memerlukan hal tersebut. Bapa Surgawi Anda tahu akan
hal itu. Dia adalah Bapa Anda. Jika kita terlebih dulu mencari kerajaan
serta kebenaran-Nya, maka Dia akan menambahkan semuanya kepada
kita.
142 | C A H A Y A I N J I L
Syaratnya adalah bahwa kita tidak memanfaatkan Allah melainkan
percaya penuh kepada-Nya. Itu sebabnya mengapa kita bertindak
sesuai dengan kehendak-Nya dan mendengarkan segala perintah-Nya.
Jika kita benar-benar mengejar Allah, maka Dia akan menolong kita,
dan menyediakan segala yang kita butuhkan. Jadi hal mengejar Allah
ini adalah perkara yang amat penting.
Dari kesaksian yang disampaikan menunjukkan bahwa saya tidak
malas dan saya hanya duduk diam saja dan tidak mau bekerja. Allah
tidak akan menolong orang-orang semacam itu. Mengapa saya bisa
sampai mengalami kesulitan-kesulitan itu? Karena saya bertindak
sesuai dengan kehendak Allah. Tanggung jawab saya adalah bertindak
sesuai dengan kehendak Allah. Jika kesulitan datang, maka itu adalah
bagian dari tanggung jawab-Nya. Allah akan mengatasi persoalan yang
tidak dapat kita atasi. Dengan demikian, ini bukanlah tindakan
memanfaatkan Allah melainkan tindakan bergantung sepenuhnya
kepada Allah.
Barangsiapa tidak percaya kepada Allah, tetapi percaya kepada hal-hal
yang lain, dapat dikatakan sebagai orang yang telah membuat
kekeliruan yang paling bodoh. Tak ada yang lebih bodoh daripada ini.
Kalau tidak percaya kepada Allah, berarti mempercayai diri sendiri saja.
Anda keliru jika Anda mengira bahwa diri Anda muda dan kuat, dan
masih mampu mengerjakan berbagai hal karena Anda sangat
berpendidikan dan sangat cerdas. Jika Anda percaya akan semua hal
ini, Anda akan mendapati bahwa akan tiba masanya di mana
kemudaan, kekuatan, pengetahuan, pendidikan dan hikmat duniawi
Anda tidak dapat menolong Anda. Kalau sudah begitu, sudah sangat
terlambat.
Atau mungkin, Anda percaya pada dunia ini. Jika demikian halnya,
maka Anda juga merupakan orang yang sangat bodoh. Minggu yang
lalu, saya menghubungi seorang sahabat lama saya. Dia berkerja di
sebuah jaringan super market yang terkenal sebagai kepala cabang. Ia
telah bekerja selama lebih dari sepuluh tahun. Tetapi jaringan super
market ini sangat menentang pegawai yang telah bekerja lebih dari
sepuluh tahun di tingkat manajer karena orang-orang ini pada
umumnya telah mencapai tingkat gaji yang sangat tinggi. Pertama-
tama, mereka akan mencoba membicarakan ulang isi kontrak Anda,
yaitu, mereka ingin memotong gaji Anda. Jika tidak berhasil Anda akan
143 | C A H A Y A I N J I L
diberhentikan dengan diberi pesangon. Teman saya merasa bahwa
semuanya sia-sia. Seringkali dia harus bekerja keras sampai larut
malam atau mungkin malah sampai subuh. Pada awalnya, dia
beribadah di gereja tetapi akhirnya ia tidak beribadah lagi karena
pekerjaannya sangat menyibukkan dan melelahkan. Lalu apa yang dia
dapatkan setelah lebih dari sepuluh tahun? Dia tidak mendapatkan
Allah dan perusahaannya memperlakukan dia seperti itu. Hatinya
menjadi pahit dan dingin.
Demikianlah, jika Anda mempercayai dunia ini, dunia ini justru sangat
tidak layak dipercaya. Janganlah mempercayai dunia, dunia sangat
tidak dapat diandalkan. Allah adalah Allah yang paling layak dipercaya.
Sering kali, orang-orang membuat keputusan yang bodoh akan tetapi
Allah tidak pernah membuat keputusan semacam itu. Jalan-Nya selalu
merupakan yang terbaik. Akan tetapi, jika Anda tidak mengikut Dia dan
memilih jalan Anda sendiri, Anda akan sangat menyesal di kemudian
hari. Mungkin Anda bahkan harus menebusnya dengan mahal sekali
karena telah memilih jalan sendiri.
Izinkan saya menyampaikan kisah nyata yang lain sebelum kita tutup.
Hal ini diceritakan oleh seorang dokter yang bernama Dehanan. Pada
suatu malam dia mendapat panggilan darurat dari seorang janda di
sebuah kota. Janda itu lalu menceritakan bahwa lebih dari sepuluh
tahun yang lalu, anak perempuannya yang berusia tiga tahun sakit
parah. Pada waktu itu, suaminya sudah meninggal. Banyak dokter yang
dia datangi tidak bisa menangani penyakit anaknya dan menganjurkan
dia untuk merelakan kepergian anaknya. Dia sangat sedih karena dia
tidak bisa menerima mengapa anaknya harus menghadapi kematian di
usia yang begitu muda. Dia tadinya adalah orang percaya, dan
akhirnya hatinya mulai memberontak. Dia sangat marah kepada Allah
dan mengecam-Nya. Di sisi lain, dia memohon kepada Allah untuk
menyembuhkan anak perempuannya. Dia bahkan sampai menyatakan
bahwa dia tidak mau lagi menjadi Kristen jika anaknya tidak
disembuhkan.
Belakangan, kondisi anaknya mendadak berbalik, dan secara ajaib ia
disembuhkan dari penyakitnya. Anak itu bertumbuh besar. Ketika anak
itu berusia tiga belas tahun, dia bergaul dengan anak-anak nakal dan
melakukan banyak hal jahat yang menyakiti hati ibunya. Pada usianya
yang ketujuh belas, dia melakukan sesuatu hal yang sangat keliru yang
144 | C A H A Y A I N J I L
membuatnya nekat untuk membunuh diri. Anak perempuan itu
gantung diri di rumah. Malam ketika dokter ini mendapat panggilan
darurat, adalah malam kejadian itu. Anak itu telah mati ketika
diturunkan dari tali gantungannya. Dalam kondisi seperti itulah si ibu
menceritakan kisah ini kepada sang dokter. Ibu ini berkata kepada
dokter dengan air mata berlinangan bahwa dia lebih memilih jika Allah
mengambil anaknya, Jenny, ke rumah surgawi ketika dia berusia tiga
tahun. Akan lebih baik dari pada harus berakhir seperti ini.
Demikianlah, dia dipenuhi oleh penyesalan ketika menyadari bahwa
jalan Allah adalah yang terbaik. Karena kebebalan kita, dan ketidak-
taatan kita kepada Allah, kita berkeras menolak jalan Allah dan memilih
jalan kita. Pada akhirnya, kita harus menghadapi begitu banyak
persoalan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Pada waktu itu, ibu ini
begitu menyesal - dia membesarkan anak perempuannya sampai usia
belasan, tetapi anak itu harus berakhir hidupnya dengan cara seperti
itu. Suatu akhir yang sangat tragis. Lalu, ibu itu berlutut dan mengakui
bahwa dia telah menyadari betapa salahnya dia.
Melalui kisah ini, saya ingin berkata bahwa jalan yang telah disediakan
oleh Allah adalah yang terbaik sekalipun Anda mungkin belum dapat
memahaminya saat ini. Jika Anda berkeras mengambil jalan Anda
sendiri, Anda akan menjadi orang yang harus menebus akibatnya
nanti. Anda harus mengerti bahwa tidak ada satupun hikmat manusia
yang dapat dibandingkan dengan hikmat Allah dan tak ada kasih yang
dapat melebihi kasih Allah. Dia akan melakukan yang terbaik buat Anda
sekiranya Anda mau melangkah di jalan-Nya.
Tentu saja, Anda perlu mempercayai-Nya. Mempercayai Allah yang
tidak saja menciptakan saya, tetapi juga bersedia mengorbankan
nyawa-Nya bagi saya. Allah yang satu ini mutlak layak dipercaya. Tak
seorang pun yang akan mau mengorbankan nyawanya bagi Anda
sampai ke tingkat dipakukan di kayu salib. Tak ada lagi hal yang layak
dipercaya jika Anda mendapati bahwa Allah yang ini tidak layak
dipercaya.
145 | C A H A Y A I N J I L
Apakah Allah itu Nyata?
oleh Pendeta Mark Lee
Hari ini kita telah sampai pada bagian ke kedua belas dari seri
pengenalan akan Injil. Pesan kali ini mengenai apakah Allah itu nyata.
Tidak ada hal yang lebih penting dari ini. Apakah Allah benar-benar
ada? Pernahkah Anda melihat Dia? Saya rasa Anda tidak pernah! Lalu
bagaimana kita bisa tahu apakah Allah itu ada? Pernahkah Anda
bertemu secara fisik denganNya? Pernahkah Anda bercakap-cakap
denganNya? Anda belum mengalami semua itu, lalu bagaimana Anda
bisa tahu bahwa Allah itu nyata?
Persoalan keberadaan Allah adalah masalah yang sangat mendasar.
Jika Allah itu tidak ada, tidak kira betapapun indahnya pesan saya,
semua itu hanya omong kosong belaka. Alkitab berkata bahwa jika
Allah itu tidak ada, maka orang Kristen adalah orang yang paling
malang di dunia ini. Jika Allah benar-benar tidak ada, maka kita ini
memang orang-orang yang paling malang di dunia.
Sebagai contoh, apakah yang sedang saya kerjakan di sini jika Allah itu
tidak ada? Apakah kami melayani di gereja ini hanya sekadar untuk
mencari penghasilan? Apakah saya melayani di gereja sekadar untuk
menghindari pengangguran karena dunia sedang dilanda resesi
ekonomi dan tingkat pengangguran sangat tinggi? Kalau saya benar-
benar ingin bekerja, hal itu tentunya sudah saya lakukan bertahun-
tahun yang lalu. Jika saya bekerja di sekuler saya yakin bahwa tidaklah
susah bagi saya untuk mendapatkan satu atau dua properti. Saya
adalah seorang guru dan istri saya bekerja sebagai asisten peneliti di
Chinese University of Hong Kong. Belum pernah ada kejadian tentang
adanya pekerja yang diberhentikan di Chinese University, atau di
sekolah. Jadi, tidak sulit bagi kami untuk bekerja dan mendapatkan
uang. Mengapa kami bersedia melepaskan pekerjaan kami, melepaskan
kesempatan untuk menghasilkan uang, dan menghabiskan sebagian
besar waktu kami untuk melayani Tuhan?
146 | C A H A Y A I N J I L
Saya telah melayani Tuhan selama sekitar 13 atau 14 tahun. Anda
dapat bayangkan berapa banyak penghasilan yang bisa saya dapatkan
jika saya bekerja. Tapi mengapa saya tidak mengejar penghasilan itu?
Mungkinkah itu karena saya ini begitu bodohnya? Benar! Jika Allah itu
tidak ada, maka saya ini benar-benar bodoh, sangat bodoh malahan.
Namun persoalannya adalah, apakah Allah itu ada? Itulah sebabnya
mengapa Alkitab berkata bahwa semua orang Kristen lebih malang
daripada setiap orang di dunia ini jika Allah itu tidak ada.
Saya sempat melayani Tuhan di suatu tempat yang terpencil. Saya
kehilangan berat badan sampai lebih dari lima kilo. Anda tidak akan
mengenal saya jika melihat saya pada saat itu. Lingkungan dan kondisi
kehidupan di sana sangatlah buruk, saya begitu kurus sehingga saya
perlu mengikat sabuk sekencang mungkin agar celana saya tidak jatuh.
Karena lingkungan dan sanitasi yang sangat buruk, saya harus minum
antibiotik setiap hari sampai sekitar satu tahun. Saya harus terus saja
meminumnya karena saya akan merasa sakit di tenggorokan, seolah-
olah ada sekumpulan bakteri yang akan menyerang jika saya berhenti
meminumnya. Saya tinggal di lingkungan seperti itu sampai sekitar dua
tahun. Untuk apa semua itu? Kalau Allah tidak nyata, mengapa saya
harus menderita seperti itu? Mengapa saya harus mengorbankan
kesempatan untuk mencari kehidupan yang lebih nyaman? Jika Allah
tidak nyata, maka saya adalah orang yang paling malang - bukan saja
saya tidak punya apa-apa, bukan saja saya menjadi miskin dan
menderita, pada akhirnya, saya sendiri ternyata tidak tahu apa yang
akan terjadi dengan hidup saya.
Jadi, persoalan tentang keberadaan Allah sangatlah penting. Jika Allah
itu tidak nyata, maka saya ini adalah orang yang sangat idiot. Akan
tetapi, renungkan - bagaimana jadinya kalau Allah itu nyata?
Tahukah Anda bahwa Anda sedang menaruh hidup Anda di dalam suatu
perjudian jika Allah itu ternyata ada dan Anda tidak percaya
kepadaNya? Saya sendiri juga mempertaruhkan hidup saya.
Sebenarnya tidak ada bedanya antara Anda dengan saya, masalahnya
adalah kita memasang taruhan di tempat yang berbeda. Saya
mempertaruhkan hidup saya, dan saya akan kehilangan segalanya jika
Allah ternyata tidak ada.
147 | C A H A Y A I N J I L
Sama halnya dengan Anda - jika Allah itu ada, akan kemanakah jalan
hidup Anda? Pada saat Anda tahu bahwa Anda telah memasang
taruhan di tempat yang salah, maka Anda akan tahu betapa bodohnya
Anda. Pada saat itu, ketika Anda harus berdiri di hadapan Allah dan
Anda tahu bahwa Allah itu nyata, Anda akan teringat bahwa Anda
pernah membaca pokok perbahasan ini pada hari ini dan Anda akan
berkata pada diri sendiri, "Mengapa aku tidak percaya akan kenyataan
Allah? Mengapa aku melewatkan kesempatan yang sebagus itu?
Mengapa kubiarkan semua itu berlalu dengan gampangnya?" Pada saat
itu Anda akan berkata bahwa Anda sangat bodoh. Pada saat itu, Anda
akan dipenuhi oleh penyesalan.
Jadi, Anda perlu menyimak pertanyaan ini dengan cermat - adakah
Allah di dunia ini? Apakah Allah itu nyata? Ini adalah pertanyaan yang
sangat penting. Jika Anda menggampangkan persoalan ini, saya bisa
beritahu Anda bahwa Anda telah berbuat salah terhadap diri Anda
sendiri. Pada masa itu nanti, tidak akan ada orang yang menyalahkan
Anda, Andalah yang akan menyalahkan diri sendiri karena tidak
mempercayai - "Mengapa kubiarkan kesempatan itu berlalu?"
Allah yang saya percayai, dan Allah yang dibicarakan di dalam Alkitab,
adalah Allah yang sangat adil. Dia tidak akan meminta Anda untuk
percaya kepada-Nya jika Anda tidak tahu apakah Dia itu ada. Dia
sangat adil. Dia pasti akan memberikan bukti yang cukup mengenai
keberadaan-Nya supaya ketika Anda berdiri di hadapan kursi
penghakiman nanti Anda tidak akan dapat memberi alasan bahwa Anda
tidak tahu apakah Dia itu ada atau tidak.
Allah akan memberi Anda banyak sekali bukti - pertanyaannya adalah,
apakah Anda membuka mata Anda untuk melihat atau Anda justru
menutup mata Anda, dan menyumpal mata dan telinga Anda sehingga
Anda tidak dapat melihat dan mendengar. Dia memanggil Anda untuk
percaya kepada-Nya, maka Dia pasti akan memberikan bukti yang
cukup buat Anda sehingga Anda tidak dibiarkan berada dalam keadaan
tanpa kepastian.
Di pesan yang berikutnya (Seri Pengenalan Injil 9.2) kita akan melihat
setidaknya tiga bukti yang telah Allah berikan.
148 | C A H A Y A I N J I L
Bukti Tentang Kenyataan Allah
oleh Pendeta Mark Lee
Allah sangat adil. Dia telah memanggil kita untuk percaya kepada-Nya,
maka Dia pasti akan memberikan kita bukti yang cukup supaya kita
tidak bingung dan meragukan kenyataan-Nya. Di sini kita akan melihat
pada tiga macam bukti.
Renungkan hal ini dengan saksama karena hal ini berkaitan dengan
hidup Anda.
Ciptaan
Alam semesta ini merupakan bukti yang paling sederhana yang telah
Allah sediakan. Bukti fisik ini tersedia bagi semua orang. Di saat kita
melihat pada gunung, sungai-sungai dan keindahan alam di sekeliling
kita, kita akan segera merasa bahwa semua itu tidak hadir begitu saja.
Mengapa alam bisa seajaib dan seindah itu?
Ilmu pengetahuan manusia telah berkembang sampai pada tingkatan di
mana kita bukan sekadar bisa mengamati planet bumi saja, kita dapat
juga mengamati seluruh alam semesta yang tanpa batas ini. Adakah
orang yang tahu seberapa besarnya alam semesta ini?
Dibutuhkan waktu satu milyar tahun cahaya, untuk melakukan
perjalanan dari planet bumi untuk mencapai sisi lain dari alam semesta
ini. Seberapa lama satu milyar tahun cahaya itu? Kecepatan yang
paling tinggi di dunia ini adalah kecepatan cahaya. Satu tahun cahaya
adalah jarak yang bisa ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun.
Cahaya dapat mengelilingi bumi sebanyak delapan kali dalam satu
detik. Hanya diperlukan seperdelapan detik untuk mengelilingi bumi.
Ini berarti ketika Anda mengedipkan mata Anda, cahaya sudah
melintas mengelilingi bumi sekali putaran. Cahaya bergerak sangat
cepat. Walaupun demikian tetapi masih diperlukan waktu satu milyar
tahun untuk bisa mencapai pinggiran alam semesta! Dan ini baru
149 | C A H A Y A I N J I L
bagian yang diketahui oleh manusia. Para ilmuwan masih belum tahu
ada apa di bagian yang lebih jauh dari satu milyar tahun cahaya itu..
Bertahun-tahun yang lalu, Rusia meluncurkan pesawat luar angkasa
yang dapat membawa manusia ke angkasa luar. Pada waktu itu
mereka masih belum dapat mendarat di bulan. Namun mereka dengan
sangat bangga berkata, "Allah itu tidak ada karena kami telah sampai
di bulan dan tidak bertemu dengan Allah." Ilmu pengetahuan pada
masa itu belum memungkinkan bagi mereka untuk mengetahui
seberapa luas alam semesta ini. Itu sebabnya, ketika mereka pergi ke
bulan dan tidak bertemu dengan Allah, mereka menyimpulkan bahwa
Allah itu tidak ada. Mereka mengira bahwa tidak ada Allah, padahal
mereka baru mencapai bulan saja.
Alam semesta ini bukan sekadar luar biasa besarnya, tetapi juga
sangatlah teratur. Rakyat Tiongkok tahu persis bahwa seringkali hujan
turun sebelum dan sesudah perayaan "Qing Ming" [perayaan
memperingati leluhur yang berlangsung sekitar bulan April dan Mei]
jadi mereka selalu membawa payung. Segenap alam semesta ini
sangatlah teratur. Para ilmuwan dapat memperkirakan sejak jauh hari
bintang-bintang mana yang akan bertabrakan. Sejak ratusan tahun
yang lalu mereka sudah dapat menghitung posisi bintang dengan tepat.
Namun kita bahkan tidak pernah dapat mengukur waktu dengan tepat
jika kita bepergian dengan angkutan umum. Struktur alam semesta
yang dikelola Allah begitu rapi tertata dibandingkan dengan angkutan
umum yang dikelola oleh manusia. Itu sebabnya, orang Tiongkok bisa
mengembangkan perhitungan kalendar 'Yin' dan 'Yang' didasarkan
pada pergerakan bulan dan perubahan musim. Perhitungannya sangat
akurat, mengapa bisa demikian? Karena adanya keteraturan dalam
segala sesuatu.
Hal-hal yang kejadiannya tidak beraturan sangatlah susah
diperhitungkan. Seluruh alam semesta bergerak dalam suatu
keteraturan. Dapatkah alam semesta yang terjadi akibat dari suatu
'ledakan besar' akan menjadi begitu teratur? Tidak mungkin! Dari
berbagai film kita melihat bahwa setelah terjadinya ledakan besar,
keadaan justru menjadi kacau balau dan berantakan, sama sekali tidak
ada keteraturan.
150 | C A H A Y A I N J I L
Bagaimana mungkin dunia dan alam semesta ini bergerak sedemikian
teratur jika tidak ada yang mencipta dan mengaturnya? Kita tahu
kapan datangnya musim semi, dan kapan musim gugur. Mungkinkah
semua itu tertata tanpa ada yang mengelolanya dan semua itu berjalan
secara sendiri-sendiri? Itu sebabnya, jika kita amati betapa ajaibnya
alam semesta ini, kita akan melihat bahwa pasti ada Penciptanya.
Kita juga dapat mengetahui bahwa Pancipta itu ada dengan mengamati
keajaiban biologis planet ini. Para ahli biologi sangat mengetahui hal
ini. Sebagai contoh, ada satu jenis laba-laba yang sebesar biji kedelai
yang tinggal di tepi pantai. Laba-laba ini memiliki cara hidup yang
sangat tidak lazim. Mereka akan mengerumuni kulit kepiting dan
membungkus kepiting tersebut dengan jaring-jaring mereka. Lalu
mereka akan menariknya sekitar satu atau dua meter dari permukaan
tanah, untuk menghindari serangan hewan lain dan terjangan air laut.
Bayangkan laba-laba yang ukurannya hanya sebesar biji kedelai, akan
tetapi ia mampu menarik kulit kepiting sampai sekitar satu atau dua
meter dari pemukaan tanah. Sangatlah sulit membayangkan betapa
beratnya pekerjaan ini. Sebanding dengan upaya seseorang yang ingin
mengangkat besi seberat satu ton sampai setinggi hampir dua
kilometer dari permukaan tanah. Dapatkah manusia melakukan ini?
Lalu bagaimana laba-laba tersebut dapat melakukan pekerjaan yang
berat ini?
Tentu saja mereka memiliki caranya. Pertama, mereka akan mencari
dahan yang kokoh di antara ranting-ranting pohon. Kemudian mereka
memanjat lokasi itu dan mengulurkan jaring mereka ke kulit kepiting.
Tetapi mungkinkah makhluk kecil itu menarik kulit kepiting yang jauh
lebih besar dan berat darinya? Sebenarnya, apa yang terjadi adalah
jaring yang diulurkan oleh laba-laba itu berada dalam keadaan basah.
Dan setelah jaring itu berangsur kering, jaring itu akan mengerut dan
dengan demikian menarik kulit kepiting itu ke atas, mungkin sekitar
lima atau sepuluh milimeter. Kemudian, laba-laba itu akan memanjat
ke bagian yang lebih tinggi dan mengulurkan rangkaian jaring yang
berikutnya. Setelah jaring itu kering, kulit kepiting itu akan diangkat ke
lokasi yang lebih tinggi. Demikianlah hal ini dilakukan berulang-ulang.
Sebagai sentuhan akhirnya ia akan mengeluarkan rangkaian jaring-
jaringnya untuk mengokohkan kedudukan kulit kepiting itu. Tidakkah
ini hal yang ajaib? Manusia saja mungkin tidak secerdas mereka.
151 | C A H A Y A I N J I L
Dapatkah evolusi mengajarkan hal semacam itu kepada laba-laba ini?
Bagaimana laba-laba itu bisa tahu cara untuk mengerjakan hal
semacam itu jika bukan karena Allah yang menciptakan dan menaruh
kemampuan itu di dalam dirinya? Bagaimana dia bisa berevolusi
sampai ke tingkatan ia tahu cara untuk mengerjakannya? Generasi
leluhur yang mana yang mengajarkan hal itu kepada laba-laba itu??
Ada contoh lain lagi di samping laba-laba. Ada berbagai macam lebah.
Di antara sekian macam itu, ada jenis tawon yang memiliki ciri-ciri
yang unik. Tawon ini akan mati setelah berkembang biak. Persoalan
terbesarnya adalah bagaimana keturunannya bisa dirawat setelah ia
mati? Tawon jantan tidak peduli. Ia akan pergi begitu saja. Hanya
tawon betina yang mau merawat keturunannya. Namun masalahnya
adalah, ia akan segera mati setelah selesai bertelur. Lalu bagaimana ia
bisa menyimpan makanan supaya anak-anak tawon yang baru lahir itu
tidak akan mati kelaparan?
Sebelum sang induk bertelur, ia akan menangkap beberapa serangga
dan menyuntiknya dengan sengatnya. Jumlah racun yang disuntikkan
cukup untuk sekadar membuat korbannya pingsan. Kemudian, induk
tawon itu akan bertelur dan terbang ke tepat lain untuk mati. Ketika
bayi-bayi tawon itu keluar dari kepompongnya, makanan yang
berlimpah sudah disediakan bagi mereka. Jumlahnya cukup untuk
mereka makan sampai mereka cukup dewasa dan mampu untuk
berburu mangsa mereka sendiri. Bukankah ini hal yang ajaib? Induk
tawon tahu bagaimana menyimpan persediaan makanan, dan yang
paling aneh adalah ketepatan takaran pembius yang dia gunakan -
cukup untuk menidurkan tetapi tidak sampai membunuh. Jika serangga
itu mati, maka ia tidak akan dapat dimakan karena akan membusuk
dalam beberapa hari, dan bayi-bayi tawon tidak akan mendapatkan
persediaan makanan saat mereka lahir.
Diperlukan penelitian bertahun-tahun bagi kita untuk bisa menakar
dosis yang tepat. Sudah ada kasus-kasus medis di mana jumlah obat
bius yang dipakai doktor terlalu banyak sehingga pasien yang dibius
tidak bangun setelah operasi. Akan tetapi, tawon ini sangat tepat
dalam mengukur dosisnya sehingga serangga yang dibiusnya tidak
mati dan juga tidak mendadak terbangun karena kurangnya dosis bius.
Jika serangga-serangga itu terbangun sebelum bayi-bayi tawon itu
lahir, mungkin malah bayi-bayi tawon itu yang menjadi santapannya!
152 | C A H A Y A I N J I L
Hal yang ajaib adalah, siapakah yang mengajarkan hal itu kepada
mereka? Apakah sumber dari keajaiban itu kalau bukan Allah Yahweh
yang maha pencipta?
Itu sebabnya, jika kita mengamati ilmu pengetahuan, entah itu
astrologi, astronomi, atau biologi, kita akan melihat bahwa semuanya
mengarah kepada Allah yang tidak sekadar memiliki kuasa, tetapi juga
hikmat yang tidak ada batasnya. Anda dan saya tidak akan sampai
pada kemampuan membuat rancangan semacam itu, akan tetapi Dia
maha kuasa, maha tahu, dan maha pengasih. Dia adalah Allah yang
sangat mengasihi dan kebesaran-Nya terletak pada perlindungan-Nya
atas semua makhluk-makhluk ciptaan-Nya termasuk serangga-
serangga kecil itu.
Ilmu pengetahuan dan Alkitab tidak saling bertentangan. Semakin
lama, ilmu pengetahuan semakin membuktikan kebenaran dan
ketepatan Alkitab. Semakin banyak penelitian ilmiah yang
mengungkapkan bahwa makhluk hidup tidak mungkin berasal dari
evolusi.
Firman Tuhan
Jenis bukti yang kedua adalah Alkitab. Alkitab ini membuktikan bahwa
Allah itu ada. Bagaimana cara Alkitab membuktikan bahwa Allah itu
ada? Alkitab di Yesaya pasal 44, ayat 6 dan 7 berkata, "Beginilah
firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: 'Akulah
yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain
dari pada-Ku.'" Anda mungkin bertanya, "Bagaimana bisa?" Dia
berkata, "Adakah Allah lain yang dapat memberitahukan hal-hal yang
akan datang selain Aku?"
Peristiwa-peristiwa yang akan datang sudah diberitahukan sebelumnya
- Allah sudah sejak dahulu kala menuliskan semua itu di dalam Alkitab
dan Dia sudah memberitahu Anda - "Sebab memang dari dahulu telah
Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-
Ku." Jika Anda membaca Alkitab dan Anda melihat bahwa peristiwa-
peristiwa yang dinubuatkan sejak dahulu telah digenapi, maka Anda
akan mengetahui bahwa "Tak ada Allah lain selain Aku, tak satu pun."
Banyak orang akan bertanya, "Ada begitu banyak agama di dunia ini,
mengapa saya harus percaya pada yang satu ini? Semuanya menyuruh
153 | C A H A Y A I N J I L
orang untuk menjadi baik dan membimbing orang ke jalan yang baik,
jadi bagaimana kita bisa tahu mana Allah yang benar?" Kita diberitahu
satu cara untuk menguji di sini. Jika Dia adalah Allah yang benar, maka
Dia pasti bisa memberitahukan apa yang akan terjadi di masa depan.
Sebagai alat pembuktian-Nya, Ia dapat memberitahu Anda apa yang
akan terjadi. Bukankah ini ujian yang adil?
Jumlah nubuat di dalam Alkitab bukan sekadar sepuluh atau dua puluh
buah. Ada lebih dari seribu atau dua ribu nubuat di dalam Alkitab. Jika
hanya ada satu atau dua nubuat, maka kegenapan mungkin terjadi
secara kebetulan. Sebagian orang, dalam rangka menentang
kebenaran Alkitab, menyatakan bahwa Alkitab ditulis setelah terjadinya
peristiwa-peristiwa tersebut. Akan tetapi, penelitian arkeologi
menunjukkan bahwa Alkitab ditulis sebelum peristiwa-peristiwa itu
berlangsung.
Saya akan membagikan beberapa contoh. Nubuat di dalam Alkitab
tidak kabur seperti yang biasa dibuat oleh para peramal. Apa yang
diucapkan oleh si peramal bisa diartikan sesuka hati Anda karena
ucapannya sangatlah kabur, bukan yang ini juga bukan yang itu. Akan
tetapi, jika Anda perhatikan isi Alkitab, Anda akan tahu bahwa apa
yang disampaikan sangatlah berbeda.
Yeremia pasal 51 ditulis sebelum tahun 1000 Sebelum Masehi. Ia
berbicara tentang akhir dari negara kuno Babel. Apa nubuat Allah
tentang negara ini? Yeremia 51:58 - "Beginilah firman TUHAN semesta
alam: Tembok-tembok tebal Babel akan disamaratakan, dan pintu-
pintu gerbangnya yang tinggi akan dibakar dengan api, sehingga
bangsa-bangsa bersusah-susah untuk yang sia-sia dan suku-suku
bangsa berlelah untuk api saja." Nasib akhir dari Babel dinubuatkan di
sini. Sangat jelas, bahkan bagaimana nasib tembok kotanya juga
dinubuatkan. Dengan sangat jelas dituliskan bahwa tembok kota itu
akan dihancurkan sepenuhnya (utterly broken) dan dalam beberapa
terjemahan lain diterjemahkan dengan kata diratakan dengan tanah
(completely razed). Segenap tempat itu akan diratakan dengan tanah,
tidak ada yang akan tersisa. Demikianlah apa yang dinubuatkan oleh
Alkitab sebelum hal itu terjadi.
Kota macam apakah Babilon itu? Ini adalah kota yang paling besar dan
paling tidak bisa ditembus sejak awal sejarah umat manusia. Tembok
154 | C A H A Y A I N J I L
kotanya setinggi sekitar 65 meter yang sebanding dengan bangunan
bertingkat 14 atau 15 di zaman ini. Kota ini dibangun dengan teknologi
yang sangat mengagumkan untuk ukuran zaman dahulu. Bagian dasar
dari tembok kota itu tebalnya sekitar 60 meter. Ada ruang-ruang di
dalamnya untuk keperluan tempat tinggal, pos jaga, tangga-tangga
dan sebagainya. Ia merupakan kota yang paling kokoh
perlindungannya dalam sejarah umat manusia.
Pemandangan di balik tembok kota itu juga sangatlah indah. Kota
Babilon adalah salah satu dari sepuluh keajaiban dunia zaman purba.
Di dalamnya terdapat taman gantung Babilon yang sangat terkenal,
telaga-telaga, paviliun dan bangunan-bangunan lainnya. Kota-kota
modern sekalipun akan sulit dapat bersaing dengannya.
Allah berkata bahwa kota yang aman dan megah itu akan dimusnahkan
sepenuhnya dan tembok kota yang tidak bisa ditembus itu akan
diratakan dengan tanah. Mungkin Anda akan berkata, "Babilon adalah
kota yang ada pada sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu. Tentu
saja, kota kuno itu akan diratakan dengan tanah, karena sekarang
adalah tahun 2000 Sesudah Masehi."
Benarkah? Apakah persoalannya sesederhana itu?
Seberapa tua tembok besar di China? Apakah ia sudah diratakan
dengan tanah? Jangan berpikir bahwa semua tembok tua akan hancur
sejalan dengan waktu. Tembok besar China tidak sebesar tembok kota
Babilon dan tembok besar China dibangun melintasi pegunungan.
Walaupun demikian, tetapi ia bisa bertahan menghadapi angin dan
hujan tanpa runtuh. Tembok besar China berusia lebih tua daripada
kota Babilon dan masih berdiri teguh. Jadi, janganlah berpikir bahwa
kota-kota kuno pasti sudah rubuh sekarang. Tentu saja ia akan
mengalami kerusakan akan tetapi tentunya masih akan ada sisa-sisa
keberadaannnya.
Ambillah contoh Tembok Ratapan yang sangat terkenal di Yerusalem.
Bait Allah yang asli sudah rubuh dan hanya menyisakan tembok bagian
barat. Oleh karena itu, Tembok Ratapan ini juga disebut Tembok Barat.
Tembok kuno ini masih bertahan sejak lebih dari dua ribu tahun yang
lalu. Jadi, janganlah berpikir bahwa kota-kota kuno pasti sudah runtuh
155 | C A H A Y A I N J I L
sekarang. Belum tentu runtuh. Hanya kota Babilon ini yang hancur
lebur karena Allah sudah menubuatkannya.
Keruntuhan tembok kota ini tidak langsung terjadi. Tentara Persia
mengepung Babel sekitar tahun 500 Sebelum Masehi dan berhasil
merebut kota itu. Sejak saat itu, Babel tidak lagi menjadi suatu negara.
Tetapi bangsa Persia tidak menghancurkan kota Babilon. Kota itu tetap
ada dan tembok kota itu bahkan masih bertahan sampai pada zaman
Yunani selama masa pemerintahan Aleksander Agung di tahun 300
Sebelum Masehi. Belakangan, tampillah Kekaisaran Roma yang
mengambil alih kota itu di masa Yesus Kristus, sekitar tahun 0 Masehi.
Pada zaman ini, bahkan setelah lewat 500 tahun, kota itu masih ada
berikut tembok kotanya.
Di tahun 300 Masehi, salah satu kaisar Roma, Julian, berperang dengan
raja-raja Persia dan peperangan itu berlangsung di kota Babilon. Para
musuhnya memanfaatkan reruntuhan tembok kota itu sebagai kubu
pertahanan, dan kaisar Julian, di dalam kemarahannya,
memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan reruntuhan kota itu
sepenuhnya sehingga pihak musuh tidak lagi memiliki kubu pertahanan
dan Julian berhasil mengalahkan mereka. Demikianlah, baru di dalam
peperangan di tahun 300 M inilah reruntuhan kota Babilon benar-benar
dihancurkan.
Memerlukan waktu sekitar 800 tahun sebelum nubuatan ini digenapi.
Lalu kapankah nubuatan ini dituliskan jika anggapan bahwa nubuatan
ini ditulis setelah peristiwa itu terjadi? Sangatlah mustahil nubuatan itu
ditulis setelah kejadian karena kita tahu bahwa Perjanjian Lama sudah
ada jauh sebelum Yesus datang ke dunia. Perjanjian Baru ditulis di
sekitar jaman Yesus, jadi sangatlah mustahil kalau nubuatan ini ditulis
setelah itu. Apa yang tertulis Kitab Suci sangatlah tepat.
Mari kita lihat pasal 51:26 - "Orang tidak akan mengambil batu penjuru
atau batu dasar dari padamu, tetapi engkau akan menjadi tempat
tandus yang kekal, demikianlah firman TUHAN." Ini adalah nubuatan
lain yang tidak sekadar berbicara tentang penghancuran tetapi juga
tentang ketandusan tempat itu selamanya. Ini sangat berbeda dengan
kota-kota kuno lainnya. Sekalipun banyak kota kuno yang dihancurkan
tetapi setelah itu kotanya dibangun kembali. Ada beberapa kota kuno
yang sampai lebih dari 10 kali dibangun. Akan tetapi, ayat ini berkata
156 | C A H A Y A I N J I L
bahwa Babilon tidak akan pernah dibangun kembali, bahwa ia akan
tandus selamanya.
Pernyataan ini sangatlah serius dan dapat dengan mudah untuk
dibatalkan karena orang-orang yang tidak percaya pada Alkitab bisa
dengan sengaja menentang nubuatan ini dan mengumpulkan segala
sumber daya untuk membangun kembali kota ini. Pernah ada satu
orang yang berniat seperti itu. Pada zaman itu, sekalipun kota Babilon
belum diratakan dengan tanah dan keadaannya sudah tidak bisa
diperbaiki lagi tetapi penguasa dunia pada waktu itu, Aleksander Agung
mengeluarkan perintah untuk memindahkan ibu kota kekaisarannya ke
kota Babilon. Ia memilih lokasi itu karena ia sangat strategis.
Sungai Efrat menyediakan sumber air yang berlimpah dan letaknya
juga sangat sesuai dengan kepentingan militer. Jadi, Aleksander Agung
memilih untuk pindah ke sana dan berniat untuk membangun kembali
kota Babilon. Tetapi, apakah dia berhasil? Tidak, dia gagal karena dia
mati muda. Dia mati oleh suatu penyakit, dua minggu setelah
mengeluarkan perintah itu. Dia gagal mewujudkan niatnya.
Sampai dengan sekarang ini, Anda tidak akan menemukan apa-apa jika
Anda mengunjungi lokasi bekas kota Babilon. Pemandu wisata akan
memberitahu Anda bahwa lokasi itu adalah bekas kota purba Babilon.
Tapi yang terlihat sekarang hanyalah padang pasir belaka. Sesuai
nubuat Alkitab, tandus selama-lamanya dan tidak ada orang yang
akan tinggal di sana.
Di dalam pasal yang sama, ayat 42-43 dikatakan, "Laut telah naik
meliputi Babel, gelombang-gelombangnya yang menderu telah
melingkupinya. Kota-kotanya sudah menjadi tempat tandus, menjadi
negeri yang kering dan padang belantara, negeri yang tidak didiami
oleh seorangpun dan yang tidak dilewati oleh seorang manusiapun."
Apanya yang spesial dari kedua ayat ini? Yang pertama berkata tentang
laut yang meliputi kota Babel, yang belakangan berkata tentang Babel
yang menjadi negeri yang kering dan padang belantara. Keduanya
bertolak belakang. Lalu manakah yang benar? Ia akan diliputi oleh air
laut atau menjadi padang belantara?
Demikianlah, jika Anda membaca Alkitab dengan teliti, Anda akan
melihat banyak keganjilan seperti ini. Jangan pernah menganggap
157 | C A H A Y A I N J I L
bahwa ini adalah suatu kontradiksi. Kita memiliki pandangan semacam
ini hanya karena pengetahuan kita yang terlalu dangkal. Anda tidak
akan berani mengkritik Alkitab jika Anda melakukan penelitian yang
lebih mendalam lagi.
Sekarang ini, ada masa dua bulan di mana sungai Efrat mengalami
banjir. Banjir itu akan meliputi segenap daerah di sekitarnya dan
menenggelamkan Babilon, dan mengubah daerah itu menjadi rawa-
rawa, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab - air laut akan
naik dan meliputinya. Akan tetapi, banjir itu hanya akan berlangsung
selama dua bulan di dalam setahun, dan pada bulan-bulan yang lainnya
tanah itu menjadi kering karena cuaca di tempat itu kering dan panas.
Retakan-retakan muncul di permukaan tanah dan memperlihatkan
tanah yang tandus dan kering. Bukankah ini ajaib?
Allah menubuatkan dengan ketepatan yang sempurna dan sangat jelas
setiap perincian sampai yang paling kecil. Pada permukaannya, terlihat
seperti ada kontradiksi akan tetapi jika Anda meneliti kenyataannya,
maka Anda akan melihat bahwa tidak ada pertentangan.
Saya ingin bertanya, jika Allah itu tidak ada, lalu siapakah yang
menuliskan semua ini? Bagaimana orang itu bisa tahu bahwa semua ini
akan terjadi? Sampai dengan hari ini, tidak ada satu orang pun dan
tidak ada satu bukti arkeologi pun yang bisa memastikan bahwa
nubuatan Alkitab itu salah. Tentu saja, tidak semua nubuatan sudah
terlaksana. Bahkan nubuatan yang baru saja kita bicarakan
memerlukan waktu 800 tahun untuk digenapi.
Sebenarnya, Alkitab juga menubuatkan tentang Mesir di dalam
Yehezkiel 29:14-15 - "Dan Aku akan memulihkan keadaan Mesir dan
mengembalikan mereka ke tanah Patros, yaitu tanah asal mereka, dan
di sana mereka menjadi kerajaan yang lemah. Di antara kerajaan-
kerajaan ia akan yang paling lemah dan tidak akan dapat meninggikan
dirinya lagi di atas bangsa-bangsa lain. Aku akan membuat mereka
begitu lemah, sehingga mereka tidak akan memerintah bangsa-bangsa
lagi." Perhatikanlah keadaan dunia sekarang ini. Anda akan mendapati
bahwa Mesir sekarang ini hanya sebuah negara kecil tanpa pengaruh
yang berarti di kancah politik dunia. Nubuatan di dalam Alkitab
sangatlah akurat. Tidak dinubuatkan bahwa Babel akan menjadi negara
kecil dan Mesir akan kosong tidak berpenghuni. Demikianlah, Anda
158 | C A H A Y A I N J I L
akan mendapati bahwa Alkitab sangatlah tepat. Sekarang ini, segala
nubuat yang ditetapkan mengenai Babel dan Mesir sudah menjadi
kenyataan. Bagaimana mungkin Allah itu tidak nyata?
Mukjizat
Karena keterbatasan waktu, kita akan masuk segera ke dalam jenis
bukti yang ketiga. Jenis bukti ini adalah tanda dan mukjizat yang masih
terjadi sampai sekarang ini. Ini membuktikan bahwa Allah tidak
berhenti bekerja. Sampai dengan sekarang, Allah tetaplah Allah yang
hidup. Allah masih mengerjakan berbagai tanda dan mukjizat untuk
membuktikan keberadaan-Nya kepada kita.
Saya akan mengutip satu contoh yang nyata. Contoh ini dimuat di
dalam majalah 'Times'. Saya sengaja mengambil contoh yang ini dari
majalah 'Times' dan bukan dari buku-buku Kristen, yang mungkin
memiliki bias tertentu. Majalah Times adalah salah satu majalah di
dunia ini yang tingkat penjualannya termasuk yang tertinggi. Majalah
ini yang beredar secara internasional dan tentunya memiliki ketepatan
dan keterbukaan, sebagaimana yang telah menjadi ciri utamanya. Ia
tidak akan berat sebelah dan memihak pada kekristenan.
Pada tahun lalu, Times menuliskan suatu artikel tentang sebuah
keluarga di North Carolina. Keluarga ini memiliki bayi yang berusia
empat bulan yang bernama Elizabeth. Ayahnya melihat bahwa mata
kanan bayi ini selalu saja berair dan tidak bertenaga. Hal ini bukan
karena si bayi sedang mengantuk melainkan karena bola matanya tidak
bereaksi terhadap cahaya. Kakeknya, seorang ahli bedah lulusan
Harvard, merasa khawatir dan menganjurkan agar orang tua Elizabeth
membawa anak mereka ke dokter.
Demikianlah, mereka lalu membawa bayi itu ke dokter mata. Dokter
mata lalu menyarankan mereka untuk mendatangi dokter anak.
Kemudian si dokter anak menyuruh mereka mendatangi dokter syaraf.
Keadaan semakin lama tampaknya semakin buruk saja, dari sekadar
masalah bola mata sampai ke masalah kelainan fisik, sampai ke
masalah gangguan syaraf. Pada akhirnya, Elizabeth divonis menderita
tumor otak yang mungkin mempengaruhi penglihatannya.
Orang tuanya adalah orang Kristen dan mereka berdoa dengan
sepenuh hati. Mereka memohon kepada Allah untuk menyembuhkan si
159 | C A H A Y A I N J I L
anak. Belakangan, para dokter menyarankan mereka untuk menjalani
operasi pemeriksaan. Operasi di otak sangatlah berbahaya karena
banyaknya jaringan syaraf maka mereka tidak berani melakukan
operasi yang bersifat luas. Para dokter menyarankan untuk melakukan
operasi pemeriksaan yang memiliki 20% peluang untuk menimbulkan
kerusakan otak yang berdampak pada kehilangan sebagian ingatan
atau bahkan sebagian kemampuan yang lain. Namun mereka tidak
punya pilihan lain kecuali menjalani operasi ini sekalipun ada 20%
resiko kerusakan otak. Mereka melakukan operasi itu dan mengambil
sedikit contoh dari tumor itu untuk diteliti.
Hasilnya menunjukkan bahwa kondisinya jauh lebih buruk dari yang
diperkirakan sebelumnya. Tumor itu ternyata adalah jenis tumor yang
sangat jarang dan sangat mematikan. Dalam sejarah kedokteran, tak
seorang pun yang mengidap tumor jenis ini yang dapat bertahan hidup.
Anda bisa bayangkan bagaimana perasaan orang tuanya
mendengarkan laporan tersebut. Para dokter meramalkan bahwa bayi
ini akan mengalami penurunan kondisi sampai ke tingkat lumpuh dan
akhirnya mati.
Demikianlah, keluarganya menjadi sangat sedih dan berdoa sepenuh
hati buatnya. Mereka juga meminta segenap jemaat untuk berdoa bagi
dia. Di pihak lain, secara kejiwaan, mereka mempersiapkan diri untuk
menerima rencana Allah seandainya dia tidak disembuhkan. Kakeknya
telah menjadi dokter bedah selama tiga puluh tahunan. Dia tahu
tentang penyakit ini dan setelah memeriksa laporan medis, dia bersaksi
bahwa dia tidak memiliki keyakinan untuk berdoa bagi kesembuhan
bagi cucunya. Karena dia tahu betapa ganasnya sel-sel tumor jenis ini,
dia tidak yakin bahwa penyakit itu akan sembuh. Jadi, dia hanya bisa
berdoa agar Allah merawat cucunya dan mengurangi tingkat
penderitaan yang harus dia lalui.
Setelah beberapa waktu, kondisinya menjadi semakin buruk. Nanah
mulai menumpuk di otaknya dan kanker itu sudah bertumbuh sampai
menekan beberapa jaringan syaraf. Dia tidak bisa melihat apapun
dengan mata kanannya, sehingga para dokter harus mengeluarkan
nanah tersebut untuk mengurangi tekanan di otaknya. Kemudian,
mereka menilai bahwa tindakan mengeluarkan nanah ini sudah tidak
memadai lagi. Jadi, satu-satunya alternatif mereka adalah melakukan
operasi yang lebih besar. Resikonya sangatlah tinggi, akan tetapi tidak
160 | C A H A Y A I N J I L
ada lagi pilihan lain karena tumor itu telah mempengaruhi kerja organ
tubuh Elizabeth. Dia terus muntah setiap hari sehingga mereka
merencanakan untuk melakukan operasi ini pada hari Senin berikutnya.
Pada akhir pekan sebelum operasi ini, keluarganya menerima seorang
tamu yang sedang melewati kota mereka. Dia adalah seorang pelayan
full-time. Keluarga ini menampungnya di rumah selama akhir pekan
itu, lalu dia ikut berdoa bersama mereka. Orang tua si anak juga
meminta hamba Tuhan ini untuk mendoakan kesembuhan bagi si anak
menurut ajaran Alkitab, yaitu dengan mengurapi dahi anak dengan
minyak zaitun. Lalu hamba Tuhan ini melakukannya, mengurapi si bayi
dengan minyak dan berdoa kepada Allah. Dia juga meninggalkan sisa
minyak itu supaya keluarganya bisa melanjutkan doa pengurapan itu
jika mereka memerlukannya nanti.
Sehari sebelum operasi, ketika doktor sedang melakukan tindakan rutin
membuang nanah, mereka menemukan bahwa tidak ada tanda-tanda
sama sekali bahwa ada nanah di dalam otak. Karena merasa aneh
dengan hal ini, sekumpulan dokter mendiskusikannya sampai cukup
lama, lalu memutuskan untuk melanjutkan operasi. Setelah membuka
bagian otak, mereka tidak menemukan adanya tumor. Sungguh ajaib,
akan tetapi, para dokter tetap dengan rencana mereka membuang
sebagian dari otak si bayi. Tentu saja mereka tahu bahwa dengan
memotong bagian tersebut bisa berakibat kebutaan bagi mata kanan si
bayi. Demikianlah, mata kanan Elizabeth lalu menjadi buta. Ketika
bagian otak yang diangkat itu diperiksa ternyata tidak ada tanda-tanda
adanya tumor. Sayangnya, mereka telah mengambil keputusan yang
sangat salah. Belakangan, ketika mereka memakai alat ultrasound
[MRI] untuk memeriksa otaknya, tidak ditemukan adanya sel tumor
atau kanker.
Tahun ini, Elizabeth telah berusia tiga belas tahun. Sekalipun mata
kanannya buta sampai sekarang tetapi dia sangatlah sehat. Sayangnya
dia kehilangan penglihatan di mata sebelah kanannya akibat para
dokter tidak memahami kuasa Allah. Akan tetapi, setiap kali
keluarganya berbicara tentang masalah ini, mereka bersyukur kepada
Allah karena telah mendengar doa mereka dan bukannya meratapi
hilangnya penglihatan mata kanan itu. Allah adalah Allah yang ajaib.
Dapatkah Anda memberitahu saya bagaimana persoalan ini bisa
dijelaskan?
161 | C A H A Y A I N J I L
Kisah ini ditemukan di dalam majalah "Times", bukan kisah yang
dikarang oleh saya atau salah satu dari para pengikut Kristus yang
fanatik. Apakah kesembuhan itu terjadi sebagai suatu kebetulan yang
alami? Kita tidak melihat adanya kebetulan lain yang serupa, bukankah
begitu? Allah itu nyata. Sampai dengan saat ini, Allah masih
menggunakan berbagai bentuk bukti untuk menyatakan bahwa Dia ada
supaya kita bisa mencari dan mengenal Dia.
Tentu saja Anda akan bertanya mengapa Dia tidak menyembuhkan
orang lain. Tidaklah penting bagi Dia untuk melakukan hal itu. Allah
hanya ingin menyediakan bukti bagi kita. Dia hanya perlu
melakukannya sesekali saja untuk membuktikan bahwa Dia itu nyata.
Dia tidak perlu melakukannya berulang kali untuk menyatakan
realitasNya - sekali saja sudah cukup. Keinginan Allah bukanlah untuk
menyembuhkan semua orang di dunia ini, kalau demikian, maka semua
dokter di dunia ini akan menganggur dan Allah akan punya masalah
baru untuk diurus!
Allah tidak berminat untuk merusak kehidupan normal manusia di bumi
ini. Dia hanya ingin mengerjakan beberapa mukjizat untuk memberi
bukti bagi kita akan realitas-Nya. Sebenarnya, satu atau dua bukti
sudah lebih dari cukup untuk menyatakan keberadaan-Nya.
Saya telah melihat orang mati yang dibangkitkan kembali. Saya telah
berbicara dengan orang yang dibangkitkan dari kematian. Jadi
bukannya saya tidak pernah melihat hal-hal semacam itu. Bagi saya,
mengapakah saya merelakan segala-galanya demi Tuhan? Karena saya
tahu pasti bahwa Allah yang ini nyata. Saya mempertaruhkan hidup
saya untuk ini. Memang benar bahwa orang mati bisa dibangkitkan -
saya telah melihat kejadian ini dengan mata saya sendiri.
Yang lebih penting bukanlah perkara bahwa orang mati telah
dibangkitkan, tetapi kehidupan orang-orang yang diubahkan. Mukjizat
terbesar adalah melihat hidup orang dibalikkan sepenuhnya. Di masa
lalunya, dia adalah seorang penjudi, di masa lalunya, dia adalah
pecandu obat bius, di masa lalunya, dia adalah pecandu alkohol, di
masa lalunya, dia seorang pemarah yang telah membuat keluarganya
berantakan. Satu demi satu, saya melihat bagaimana mereka diubah
oleh Allah. Mukjizat ini jauh lebih berharga ketimbang penyakit yang
162 | C A H A Y A I N J I L
disembuhkan. Saya telah menyaksikan banyak kejadian ini selama
lebih dari sepuluh tahun saya melayani Tuhan.
Apa yang akan Anda lakukan?
Persoalannya terletak pada diri Anda, bukan pada diri saya. Seperti
yang telah saya katakan, Allah adalah Allah yang sangat adil. Dia ingin
agar Anda percaya kepada-Nya. Dia akan memberikan bukti yang tidak
sekadar mencukupi bagi Anda, tetapi bukti yang berlimpah.
Sebenarnya satu jenis bukti saja sudah memadai akan tetapi Dia
berulang kali menyediakan begitu banyak bukti kepada kita. Anda
boleh mengutarakannya jika Anda merasa semua ini masih belum
cukup. Anda boleh sebutkan bukti macam apa yang Anda inginkan dan
jika apa yang Anda inginkan itu memang wajar, maka Allah akan
menyediakan bukti itu bagi Anda. Allah sangatlah adil dan berbelas
kasih. Persoalannya adalah apakah Anda ingin mengenal Dia atau
tidak? Anda akan punya kesempatan untuk menjawab pertanyaan ini di
hadapan Allah nanti.
Di manakah kedudukan Anda sekarang? Apa tanggapan Anda setelah
mendengarkan semua ini dan setelah mengetahui begitu banyak hal?
Mengapa Anda tidak bersedia mengamati semua fakta itu dengan jelas?
Mungkin Anda akan berkata bahwa Anda sangat sibuk dan tidak punya
waktu untuk memeriksa semua bukti itu..
Apakah Anda pikir Allah akan menerima jawaban semacam itu? Jadi
pokok persoalannya terletak pada Anda. Sebenarnya, keberadaan Anda
itu juga merupakan suatu bukti, akan tetapi saya tidak punya waktu
untuk menguraikannya. Anda adalah bukti bahwa Allah itu nyata.
Renungkanlah persoalan ini. Banyak orang yang hati nuraninya akan
mengatakan bahwa ada Satu Pribadi di balik langit dan di bumi ini
sekalipun mereka tidak yakin sepenuhnya siapa Pribadi itu. Jika Anda
menanyakan hati nurani Anda, Anda akan tahu bahwa ada
penghakiman atas dunia ini. Penulis skrip drama dan film tahu akan hal
ini. Tidak ada drama yang berakhir dengan semua orang baik mati dan
semua orang jahat lolos dari penghakiman. Drama semacam itu tidak
akan laris di pasaran. Orang-orang tahu bahwa ada sebab dan akibat di
dunia ini.
163 | C A H A Y A I N J I L
Akan tetapi bagaimana mungkin ada pembalasan jika Allah tidak ada?
Bagaimana ada pembalasan jika dunia ini tercipta akibat dari sebuah
ledakan besar (Bing Bang)? Anda sendiri adalah saksi - tanyakanlah
hati nurani Anda dan Anda akan menemukan jawabannya.
Jadi, saya berharap Anda bersedia memeriksa apa yang telah saya
sampaikan. Anda harus memeriksa lebih jauh lagi perkara ini, sama
seperti kasus di pengadilan, di mana dasar-dasar dari bukti yang
memadai telah disampaikan. Paling sedikit, saya telah memberikan
Anda bukti-bukti itu. Entah Anda akan menindak-lanjutinya dengan
suatu perbuatan atau tidak, terserah pada Anda. Namun hal ini akan
mempengaruhi kehidupan Anda ke depannya.
Allah tidak takut diuji. Jika Anda ingin mencari tahu, Anda pasti akan
mengerti bahwa Dia itu nyata. Pertanyaannya adalah - apakah Anda
berani menerima tantangan ini?
Apakah Anda Mencintai Kebenaran?
oleh Pendeta Mark Lee
Saya akan memulai dengan mengajukan satu pertanyaan - coba
tanyakan kepada diri Anda apakah Anda orang yang mencintai
Kebenaran? Bagaimana menurut Anda? Apakah selama ini Anda orang
yang mencintai Kebenaran? Apakah Anda memiliki hati yang mengasihi
Kebenaran?
Seperti apakah orang yang mengasihi Kebenaran itu? Apa ciri orang
yang mencintai Kebenaran? Sangat sederhana. Lihat reaksinya saat
orang menunjukkan kesalahannya.
Apa reaksi Anda saat orang menunjukkan kesalahan Anda? Apakah
Anda akan sangat senang dan berkata, "Terima kasih! Saya tidak
melihat kesalahan ini sebelumnya. Baru sekarang ini saya tahu. Terima
kasih karena tidak takut untuk memberitahu saya!"
164 | C A H A Y A I N J I L
Namun kebanyakan orang tidak seperti itu. Banyak orang akan marah
saat kesalahan mereka diungkapkan. Mereka tidak mau lagi berbicara
dengan orang yang telah menyinggung hati mereka, atau mereka akan
menghindari orang itu seperti menghindari penyakit menular.
Orang itu telah mengambil resiko besar untuk jujur dengan Anda.
Bukankah kerelaan dia menanggung resiko itu menunjukkan bahwa dia
adalah seorang sahabat yang baik? Atau Anda justru berkata, "Tahukah
kamu bahwa kamu keliru? Kamu tidak kenal aku. Kamu tidak mengerti
siapa aku. Apa yang kamu katakan semuanya itu omong kosong!"
Apakah Anda akan bereaksi seperti ini?
Di Amsal 12.1 berkata, "Siapa mencintai didikan, mencintai
pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu."
Jadi Alkitab memberitahu kita bahwa orang yang pandai dan berhikmat
akan bersyukur dan mengasihi orang yang mengungkapkan
kesalahannya. Dan karena ini dia akan menjadi lebih bijak lagi. Dia
menjadi lebih pandai karena dia mendengarkan koreksi dari orang lain.
Namun Kitab Suci mengatakan bahwa orang yang bodoh justru
bersikap sebaliknya. Orang bodoh akan membenci mereka yang
mengungkapkan kesalahannya. Demikianlah, Alkitab menyuruh kita
agar jangan pernah memberitahu si bodoh akan kesalahannya. Karena
dia akan membenci Anda sampai mati.
Jadi, apakah Anda seorang yang bijak atau yang bodoh?
Apakah Anda dapat dengan cepat menerima kesalahan Anda? Atau
apakah Anda termasuk yang harus bergumul setengah mati, nyaris
seperti sedang berperkara di pengadilan, mengumpulkan para saksi,
menanyai banyak orang sampai akhirnya Anda tidak punya pilihan lain
kecuali mengakui bahwa Anda memang salah? Anda termasuk orang
yang bagaimana?
Saya pernah menemukan orang semacam ini dulu. Saat saya masih di
sebuah gereja di Amerika. Pada waktu itu, ada dua orang yang
mendatangi saya dan membicarakan tentang niat mereka untuk
kembali ke suatu tempat, dan kami menyajikan manfaat serta kerugian
jika mereka melakukannya. Yang satu dengan cepat memahami apa
yang kami maksudkan serta melihat bahwa mungkin tidak baik bagi dia
165 | C A H A Y A I N J I L
untuk pulang ke tempat itu. Bagaimana dengan yang satunya lagi?
Situasi mereka kurang lebih sama. Akan tetapi, yang satu ini tidak
segera mengerti. Keesokan harinya, ia tetap saja dia tidak bisa melihat.
Dia tetap saja berpikir bahwa apa yang disampaikan itu masih belum
pasti benar atau salahnya!
Apakah Anda termasuk orang yang mudah paham jika Anda salah dan
orang lain memberi Anda sedikit petunjuk kepada Anda, atau Anda
termasuk orang yang cenderung mengajak orang lain untuk berdebat
lalu Anda baru akan mengakui kesalahan setelah merasa kalah. Jika
demikian halnya, maka akan sedikit orang yang mau menunjukkan
kepada Anda di mana letak kesalahan Anda.
Alkitab juga memberitahu kita di Kejadian pasal 6 bahwa Roh Kudus
juga tidak mau berlama-lama bergumul dengan manusia. Dia akan
berusaha mengingatkan Anda untuk beberapa waktu, dan jika Dia
mendapati bahwa Anda termasuk yang jenis ini, maka Dia akan
membiarkan Anda karena tidak ada gunanya buat Dia untuk
melanjutkan hal itu.
Ada juga orang yang bisa mengerti dengan cepat. Cukup dengan
sedikit peringatan, ia sudah tahu bahwa dia salah. Sebagian lagi malah
lebih maju - Anda tidak perlu memberitahu dia, dia akan memeriksa
dirinya sendiri serta mencari tahu apakah dia telah melakukan suatu
kesalahan yang sama saat dia melihat seseorang melakukan kesalahan.
Dia tidak akan menuding orang tersebut. Dia belajar setiap kali dia
melihat orang lain melakukan kesalahan. Orang jenis ini memiliki
kerohanian yang lebih dewasa.
Memang ada berbagai tingkatan. Saya tidak tahu Anda sekarang
berada di tingkatan yang mana. Seberapa peka Anda terhadap
kesalahan Anda sendiri? Hal ini, tentu saja, akan mencerminkan tingkat
kerohanian Anda.
Bagaimana jika seseorang mengatakan bahwa Anda salah sedangkan
apa yang dia ucapkan itu tidak sepenuhnya tepat - bagaimana Anda
akan bersikap? Sebagai contoh, kita memberitahu seseorang, "Kamu
salah karena memperlakukan orang ini dengan cara itu." Lalu reaksinya
adalah, "Kamu yang salah paham. Tahukah kamu hal yang
sebenarnya? Kamu tidak tahu? Biar aku aku ceritakan!"
166 | C A H A Y A I N J I L
Sekalipun teguran yang disampaikan mungkin tidak sepenuhnya benar,
tetapi seorang yang rohani tidak mempersoalkan hal-hal itu. Yang dia
utamakan adalah apakah ada kebenaran di dalam teguran itu. Yang
penting baginya adalah, "Apakah aku salah juga? Besarnya kesalahan
orang lain tidak penting buatku. Mungkin salah aku hanya 10%, tetapi
aku perlu memperbaiki yang 10% ini." Beginilah cara orang yang bijak
bertindak.
Akan tetapi, orang yang bodoh tidak seperti itu. "Jangan salahkan aku,
lihat kesalahanya dulu. Selama kesalahannya tidak dibenahi, jangan
salahkan aku." Orang bijak tidak peduli seberapa besar tingkat
kebenaran pernyataan orang lain, dan seberapa banyak bagian yang
tidak tepat. Dia hanya peduli pada bagian yang akurat, bagian yang
memang benar, sehingga dia bisa segera membuat perubahan.
Seberapa besar cinta Anda pada kebenaran? Seberapa peka Anda
terhadap kesalahan Anda? Atau Anda hanya memperhatikan betapa
tidak adilnya sikap orang lain terhadap Anda karena telah mencoba
mengoreksi diri Anda? Ini bukan masalah keadilan. Seseorang
mengungkapkan kesalahan Anda dalam rangka mengingatkan Anda,
dengan harapan agar Anda berubah menjadi lebih baik. Mengapa Anda
menuntut keadilan padahal dia tidak sedang menyeret Anda ke
pengadilan? Jadi, penekanannya salah. Ini bukan persoalan keadilan.
Apakah Anda orang yang sangat mencintai Kebenaran? Mungkin Anda
akan bertanya, "Mengapa Anda berbicara tentang hal ini? Apa
kaitannya dengan Injil?" Hal ini sangat berkaitan dengan Injil. Banyak
orang yang telah mendengarkan Injil. Akan tetapi, berapa banyak
orang yang diselamatkan? Penentuannya ada di sini - entah Anda
termasuk orang yang mencintai Kebenaran atau tidak.
Sebagai contoh, di dalam 2 Tesalonika 2:10. Orang macam apakah
yang akan diselamatkan? Mereka yang mengasihi Kebenaran! Alkitab
berkata karena mereka tidak mau menerima kasih akan Kebenaran,
maka mereka tidak diselamatkan. Anda tidak akan diselamatkan jika
Anda bukan orang yang mengasihi Kebenaran, tidak kira apakah Anda
sudah Kristen atau belum. Anda hanya akan menipu diri sendiri.
Dari pengalaman Anda sendiri, Anda tentunya tahu bahwa hanya
sedikit orang di dunia ini yang mengasihi Kebenaran. Mayoritas orang
167 | C A H A Y A I N J I L
melindungi dan mempertahankan kepentingan mereka. Mereka tidak
bersedia menghadapi Kebenaran dan tidak bersedia mengakui dosa-
dosa mereka.
Jika Anda katakan bahwa Anda ingin mempercayai Injil, apa
maksudnya? Injil berbicara tentang dosa-dosa. Apa reaksi Anda
terhadap firman yang membahas tentang dosa-dosa? Apakah Anda
bereaksi membela diri? Apakah Anda merasa bahwa hal ini tidak ada
kaitannya dengan Anda? Jadi, persoalannya terletak pada kenyataan
apakah Anda mengasihi Kebenaran. Mampukah Anda menerima jika
ada orang yang memberitahu Anda bahwa Anda salah? Jika Anda
bersedia menerimanya, maka Anda akan bersedia merendahkan diri
Anda, mengakui kesalahan Anda dan mengakui bahwa kita ini adalah
budak dosa seperti yang digambarkan di dalam Alkitab. Apakah Anda
adalah orang yang mencintai Kebenaran akan menentukan apakah
Anda akan dapat menerima Injil.
Hanya orang yang mencintai Kebenaran yang akan dapat menerima
pesan Injil yang menuntut kita untuk melihat diri kita apa adanya,
termasuk dosa-dosa dan semua hal yang tidak beres di dalam hati kita.
Tanpa cinta yang sejati pada Kebenaran, kita hanya akan melihat pada
hal-hal yang menyenangkan daging kita dan bukannya pada Kebenaran
itu sendiri.
Akankah Anda Meresponi Kebenaran?
oleh Pendeta Mark Lee
Kita ini sudah masuk ke bagian yang terakhir dari seri pengenalan Injil.
Jadi sudah waktunya kita membuat suatu keputusan dan suatu pilihan.
Ada sebagian orang yang datang untuk mendengarkan Injil tetapi
mereka tidak pernah membuat tanggapan. Sepuluh tahun berlalu dan
keadaan rohani mereka tetap sama saja. Saya khawatir, jika hal ini
berlangsung terus, mereka akan menjadi fosil.
168 | C A H A Y A I N J I L
Di Injil Matius 11:16-17 - "Dengan apakah akan Kuumpamakan
angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar
dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu,
tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu
tidak berkabung."
Yesus mengatakan bahwa angkatan itu seperti anak-anak yang sedang
bermain di jalanan. Anak-anak pada zaman itu tidak punya banyak
mainan. Karena itu, mereka akan meniru apa yang dilakukan oleh
orang-orang dewasa. Beberapa anak akan bermain masak-masakan,
atau meniru gaya dokter, perawat dan yang lainnya. Anak-anak sangat
suka bermain seperti itu.
Di sini disebutkan tentang anak-anak yang sedang menirukan dua hal
yang dilakukan oleh orang dewasa. Mereka melihat orang dewasa
bermain seruling, dan mereka ikut bermain seruling. Seruling adalah
alat musik yang lazimnya dipakai dalam upacara-upacara pada zaman
itu. Di zaman dulu, terdapat sangat sedikit alat musik, jadi seruling
dipakai untuk acara pernikahan dan juga di acara pemakaman. Yang
membedakan adalah nada lagu-lagu yang dimainkan.
Menari yang dibicarakan di sini, tentu saja, mengacu pada suasana
pernikahan. Di sini digambarkan suasana pesta pernikahan yang penuh
sukacita dan lagu-lagu yang gembira dimainkan. Akan tetapi, ada
beberapa anak yang duduk saja dan tidak tergerak sama sekali. Anda
ingin dia ikut menari, tetapi dia tidak menari, ada yang malah meniru
upacara pemakaman!
Acara pemakaman di kalangan Yahudi adalah suatu upacara besar.
Keluarga yang sedang berduka cita akan menyewa para juru tangis
bayaran. Ini karena mereka mengira bahwa dengan ratap tangis yang
hebat akan menunjukkan betapa besarnya penghormatan terhadap
orang yang sudah mati itu. Terutama jika jumlah anggota keluarga itu
kecil, atau mereka sebenarnya tidak terlalu bersedih, maka mereka
akan menyewa para juru tangis profesional untuk menangis dan
meratap di sepanjang upacara pemakaman. Anak-anak melihat hal ini
sebagai suatu hiburan sehingga mereka gemar menirunya.
Di sini disebutkan tentang mereka yang sedang menyanyikan lagu-lagu
sedih di pemakaman, akan tetapi Anda tidak mau ikut meniru mereka
169 | C A H A Y A I N J I L
yang sedang menangis keras itu. Keadaan di zaman sekarang sangat
mirip dengan yang di zaman Yesus dulu. Sering kali, kita hanya mau
duduk dan menyaksikan dan tidak mau ikut terlibat. Kita hanya mau
menjadi penonton saja. Orang-orang di zaman sekarang tidak mau
mengkomitkan diri. Oleh sebab itu, kumpul kebo sangat populer
sekarang ini. Tidak perlu bertanggungjawab. Anda datang jika Anda
suka, dan Anda pergi jika ada yang tidak beres. Anda bahkan tidak
perlu repot mengisi formulir perceraian nantinya.
Pemikiran angkatan zaman sekarang ini adalah mereka tidak mau
memberikan diri mereka. Mereka tidak mau berkomitmen. Yesus
dengan tepat menggambarkan keadaan generasi sekarang yang tidak
mau memberikan respon. Anda perlu membuat tanggapan setelah
Anda mendengarkan Injil. Apakah Anda termasuk orang yang tidak
memberi tanggapan? Saat Anda mendengarkan hal-hal yang
menggembirakan di dalam Injil, tentang kabar baik yang terdapat di
dalamnya: apakah Anda memberikan respons? Atau Anda justru
mematung, tidak bereaksi terhadap tragedi, atau kepada hal-hal yang
menyedihkan seperti dosa dan kejahatan? Anda tidak tergerak melihat
keadaan orang-orang yang hidup di dalam dosa dan tidak terharu
melihat persoalan yang ditimbulkan oleh dosa seperti kematian,
kesedihan dan kesakitan.
Kebiasaan membuat kita puas diri
Persoalan dengan generasi zaman sekarang ini sama saja - mereka
sebenarnya mendengarkan, bukannya tidak mendengarkan. Minggu
demi minggu mereka datang ke gereja untuk mendengarkan khotbah,
namun mereka tidak pernah memberikan respons. Di sinilah letak
kesulitannya. Mengapa tidak ada reaksi? Apakah in semacam
kemalasan? Mereka tidak merasa tergerak. Banyak orang yang seperti
itu. Mereka sudah sangat terbiasa dengan cara hidup seperti ini. Atau
mungkin mereka tidak mampu memandang lebih jauh lagi, dan puas
berada di tempat mereka sekarang.
Beberapa waktu yang lalu, saya menyimak satu berita yang sangat
menarik tentang sebuah tempat yang terkenal di Filipina yang disebut
Smoky Mountain atau dapat disebut sebagai "Gunung Sampah" juga.
Tempat itu adalah gunung yang terdiri dari tumpukan sampah yang
170 | C A H A Y A I N J I L
sudah ada sejak zaman Marcos. Ia melambangkan sisi yang paling
gelap dan jahat dari Filipina. Tempat yang sangat mengerikan.
Yang mengejutkan adalah, ada sekitar 15.000 orang yang tinggal di
gunung sampah itu. Situasi ini sangat menarik untuk diamati. Apa yang
mereka lakukan di sana? Mereka memunguti sampah dan tinggal serta
makan di sana. Mengapa mereka mau tinggal di gunung sampah ini?
Karena pekerjaan mereka mengharuskan mereka untuk berkeliaran di
tumpukan sampah itu. Banyak truk sampah yang datang dan
menambah tinggi tumpukan itu setiap harinya, dan orang-orang ini
akan pergi ke puncak gunung itu untuk melihat apakah ada sesuatu
yang masih berharga untuk dimanfaatkan.
Lima belas ribu orang tinggal di gunung sampah. Tentu saja, udara di
sana sangat terpolusi, dipenuhi dengan berbagai bau busuk. Anda
dapat membayangkan seperti apa kondisi di tempat itu dengan
timbunan sampah yang tertumpuk selama bertahun-tahun.
Belakangan Ramos menjadi presiden dan dia memutuskan untuk
menyingkirkan tempat itu. Dia merasa bahwa tempat itu tidak layak
untuk ditempati dan juga tempat itu mempermalukan bangsa Filipina.
Jadi, di tahun 1994 ia mengadakan rencana pemindahan warga tempat
itu yang memerlukan biaya 6,5 milyar dolar Amerika. Suatu mega
proyek yang sangat mahal.
Sebuah fasilitas pembakaran sampah dan sebuah perumahan yang
cukup bagus dibangun untuk mengakomodasi kelima belas ribu orang
itu. Rencana ini mencakup kursus-kursus pengembangan karir untuk
memperlengkapi para pemulung yang tinggal di situ untuk tahu
berdagang atau mencari sumber pendapatan yang baru. Juga akan
tersedia fasilitas perpustakaan, klinik dokter, dan pusat lowongan
pekerjaan.
Di tahun 1995, Presiden mendatangi gunung sampah itu untuk
mengumumkan rencananya. Bagaimana sambutan warga terhadap
Presiden Ramos? Warga melempari dia dengan batu! Saya sangat
heran ketika membaca berita ini. Awalnya, saya kira mereka kecewa
karena sang Presiden mungkin seharusnya sudah sejak dulu
menjalankan rencana ini, bukannya menunggu sampai sekarang!
Tetapi ternyata tidak. Mereka enggan pindah. Akhirnya, polisi
171 | C A H A Y A I N J I L
dikerahkan untuk memindahkan penduduk dari gunung sampah itu.
Tetapi perselisihan timbul di antara masyarakat dengan polisi dan
bentrokan pun terjadi yang mengakibatkan satu korban jiwa dan 20
orang luka-luka.
Bayangkan, mereka diundang untuk pindah dari tumpukan sampah ke
sebuah apartemen yang bagus. Lalu, apa yang terjadi? Mereka
menolak untuk pindah dan malah bentrok dengan polisi. Setelah itu
para pekerja sosial diminta untuk membujuk mereka pindah. Tetapi
para petugas sosial ini juga gagal.
Apakah orang Filipina ini orang-orang yang aneh? Mengapa mereka
menolak untuk pindah? Jawabannya tidak sulit. Menjadi pemulung
sampah memberikan penghasilan yang cukup bagus. Rata-rata
penghasilan mereka adalah sekitar US $11. Padahal seorang pekerja
terampil, misalnya tukang las dan tukang bangunan hanyalah diupah
US $6 sehari. Jika Anda adalah bagian dari mereka, maukah Anda
pindah? Apakah Anda lebih memilih untuk pindah, belajar keterampilan
baru, dan kemudian menerima penghasilan US $6 sehari? Atau
mungkin Anda akan berkata, "Tidak, terima kasih. Tak jadi masalah
apakah keadaan di sini jorok, yang penting saya mendapat 11 dolar
sehari."
Apa yang akan Anda lakukan jika Anda adalah mereka? Mungkin kita
tidak akan jauh berbeda dengan orang-orang Filipina itu! Jadi, Anda
tentu dapat memaklumi perasaan mereka. Mungkin kalau kita adalah
mereka, sangatlah sulit untuk meninggalkan gunung sampah itu.
Demikianlah, judul berita itu tertulis sebagai berikut "Susahnya
Berpisah Dengan Tumpukan Sampah". Ini memang merupakan suatu
perpisahan yang sulit. Sebagian dari pemulung itu memamerkan
kalung emas mereka, jam tangan Rolex berlapis emas, dan cincin emas
kepada wartawan ketika mereka diwawancarai. Dan mereka berkata,
"Beritahu saya - mengapa saya harus pindah?" Jawabannya sangat
jelas. Mengapa mereka harus pindah kalau di sana ada emas yang
dapat digali?
Tetapi tentu saja, masalahnya tidak sesederhana itu. Memang benar
bahwa di sana ada emas yang bisa didapatkan, akan tetapi
pengorbanannya terlalu tinggi karena polusi di lingkungan itu
mengakibatkan anak-anak mereka diancam berbagai macam jenis
172 | C A H A Y A I N J I L
penyakit. Mereka juga tidak mendapatkan persediaan air bersih dan
listrik. Jadi apa pilihan Anda?
Manusia adalah makhluk yang sangat menarik. Mengapa orang-orang
itu tidak mau berubah? Mengapa mereka puas tinggal di dalam kondisi
mereka yang seperti itu?
Kita tahu bahwa dunia ini sangat tercemar, seperti tumpukan sampah.
Dunia sangat tercemar, penuh dengan dosa dan segala kejahatan.
Akan tetapi, kita tetap mentolerirnya. Karena kita bisa memperoleh
emas dari sana. Kita tidak dapat lagi mendapatkan emas jika kita
meninggalkan tempat ini, jadi kita puas dalam keadaan demikian! Mari
kita tetap tinggal di sini dan melanjutkan hidup kita seperti apa
adanya, sekalipun ini akan membuat kita jatuh sakit, sekalipun
kesehatan tubuh dan roh kita terancam, sekalipun kita dicemari oleh
kenajisan dunia dan roh kita menjadi sakit!
Jika ada orang yang menganjurkan Anda untuk pindah ke tempat yang
lebih baik, Anda mungkin menjawab, "Tidak. Ada emas yang bisa
didapat di sini. Tidak masalah kalau aku jatuh sakit. Hal yang paling
penting adalah uang." Apakah itu berarti bahwa kita bersedia
mempertaruhkan nyawa kita demi itu? Sekalipun aku harus menutupi
hidung dan setiap hari mengorek-ngorek sampah dan tinggal di
lingkungan yang sangat jorok, tetapi aku tetap mau karena ada
sesuatu yang dapat diperoleh.
Bagi kita, orang-orang ini berada dalam keadaan yang jauh lebih baik.
Karena, setidaknya, mereka sudah menetapkan pendirian. Mereka
memutuskan untuk tidak pindah. Tetapi banyak di antara kita yang
sulit membuat keputusan. Aku sepertinya ingin mempercayai Yesus,
tetapi rasanya bukan pilihan yang terbaik, tetapi kalau tidak
mempercayai Yesus juga sepertinya bukan hal yang tepat. Mengapa
Anda tidak langsung saja memilih untuk tidak percaya kepada Yesus
dan tidak usah kembali lagi setelah itu? Akan tetapi, Anda tetap datang
selama satu bulan, dua bulan, setengah tahun, setahun, dua tahun,
dan terus saja datang beribadah ke gereja. Kalau ditanya, "Apakah
engkau percaya?" Anda masih belum dapat memberikan respon.
Mengapa Anda tidak melupakan saja persoalan ini dan tidak usah pergi
ke gereja lagi? Akan tetapi Anda tidak sanggup. Anda takut kalau-kalau
173 | C A H A Y A I N J I L
terjadi sesuatu di masa depan. Sama seperti ketika Anda mau
memasang taruhan. Lalu Anda ragu, "Bagaimana kalau Anda salah?"
Akhirnya Anda tidak memasang sama sekali karena Anda benar-benar
tidak dapat mengambil keputusan. Keadaan tidak mampu mengambil
keputusan ini jelas jauh lebih menyedihkan.
Ada satu peristiwa di Perjanjian Lama di mana Elia, nabi kepada bangsa
Israel bertanya kepada bangsa Israel, "Berapa lama lagi engkau tidak
mau mengambil keputusan? Berapa lama lagi waktu yang kalian
perlukan? Berapa lama lagi?" Orang-orang itu tidak menjawab.
Saya ingin mengajukan pertanyaan yang sama terhadap Anda, "Berapa
lama lagi waktu yang Anda perlukan untuk mempertimbangkannya?
Anda tidak mengambil keputusan, tidak memberi tanggapan -
kapankah Anda berniat untuk melakukannya?" Anda harus menjawab
pertanyaan ini. Anda berkata, "Aku ingin melakukannya hari ini." Bagus
sekali. Atau Anda tidak mau melakukannya hari ini. Kalau begitu
kapan. Dapatkah Anda menentukan tenggat waktunya?
Mengapa tidak Anda beritahukan apa alasan Anda tidak dapat
mengambil keputusan? Atau, mengapa tidak katakan saja hal-hal yang
dapat membantu Anda dalam mengambil keputusan? Katakan saja -
"Ya Allah, jika Engkau dapat melakukan hal ini, atau hal itu, maka aku
akan membuat keputusan."
Sayangnya, Anda seperti orang Israel, diam membisu, tak sepatah
katapun.
Mintalah dan hal itu akan diberikan. Anda dapat mengatakan kepada
Allah jika Anda merasa ada sesuatu yang harus ditegaskan sebelum
Anda mengambil keputusan. Jika hal itu memang wajar, maka Allah
akan menjawab permintaan Anda. Dia akan menolong Anda.
Akan tetapi, masalahnya adalah Anda tidak pernah memberitahu Dia
tentang hal-hal yang menjadi penghalang bagi Anda. Jika Anda berkata
kepada Allah, "Kalau saja masalah ini dapat diselesaikan, maka aku
akan membuat keputusan." Dia akan menolong Anda, akan tetapi,
sama halnya dengan umat Israel, persoalannya terletak pada
keengganan Anda mengungkapkan hal itu. Jika demikan tidak ada
orang yang dapat menolong Anda.
174 | C A H A Y A I N J I L
Demikianlah, sang nabi berkata bertanya kepada mereka, kapan
mereka dapat memutsukan. Berapa lama lagi? Pertanyaan ini diajukan
dalam konteks peristiwa pertentangan antara sang nabi dengan para
nabi palsu di Gunung Karmel dalam rangka menunjukkan siapa nabi
sejati dan siapa Allah yang sejati. Elia berkata, "Berapa lama lagi kamu
berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah
Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Setidaknya persoalan ini sangat
sederhana, - Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia! Kalau tidak ada Allah
di muka bumi ini, maka pergilah makan dan bersenang-senang.
Bersenang-senang sampai Anda jatuh mabuk di karaoke. Jawabannya
sangat sederhana. Ini bukanlah persoalan yang rumit.
Anda hanya perlu merenungkan persoalan ini dengan cermat di dalam
hati Anda. Tentu saja hal yang terjadi selanjutnya berbeda. Lalu Elia
berseru agar diturunkan api dari langit. Sudah pasti, saya akan segera
percaya jika saya melihat api turun dari langit. Akan tetapi, Anda harus
ingat bahwa Elia menyampaikan perkataan tersebut kepada mereka
sebelum ia memanggil api turun dari langit, bukan sesudahnya. Dia
tidak perlu bertanya lagi sesudah peristiwa itu terjadi karena semua
orang tentunya akan segera berlutut dan percaya. Adakah orang yang
tidak mau percaya setelah melihat api yang turun dari langit? Namun
perhatikanlah, bahwa ucapan tersebut disampaikan sebelum mukjizat
terjadi. Apakah maksud dari sang nabi dengan berbuat seperti itu? Dia
tidak ingin mereka percaya karena mukjizat. Kepercayaan yang timbul
setelah melihat mujizat bisa jadi tidak ada gunanya.
Saya telah bertemu dengan orang-orang yang sudah pernah melihat
berbagai macam mukjizat lalu mereka jadi percaya. Akan tetapi
kepercayaan sedemikian tidak selalunya berdasarkan pada landasan
yang kokoh. Apakah yang diinginkan oleh sang nabi dari mereka? Elia
ingin agar mereka memiliki kepercayaan yang berdasarkan hati nurani
mereka, kepercayaan yang timbul atas tanggapan terhadap Kebenaran.
Mengapa di pesan lalu kita melihat pada persoalan apakah Anda benar-
benar mencintai Kebenaran? Ini adalah karena kepercayaan kita harus
muncul karena Kebenaran dan bukan karena kita telah melihat
mukjizat.
Dengan cara yang sederhana inilah saya mempercayai Tuhan untuk
pertama kalinya. Pada saat itu, teman sekelas saya memberitakan Injil
175 | C A H A Y A I N J I L
kepada saya. Suatu malam, dia mengundang saya ke rumahnya untuk
bercakap-cakap. Ia mulai berbicara tentang Alkitab dan Injil. Lalu saya
menjadi percaya dalam waktu 30 menit. Dia juga merasa bahwa
kejadian itu sangat cepat dan berkata, "Kalau saja semua orang seperti
kamu, maka aku hanya perlu meluangkan waktu 30 menit saja, dan
tidak harus memboroskan nafasku." Dalam waktu 30 menit, saya
memutuskan untuk mengikut Dia dan menyerahkan hidup saya kepada
Tuhan. Sejak saat itu, sekitar 20 tahun yang lalu, saya tidak pernah
membatalkan keputusan saya.
Sangat sederhana. Tak ada hal yang rumit. Saya memahaminya ketika
ia menyampaikan tentang persoalan dosa saya. Saya mengakui hal itu
ketika dia mulai bericara - saya tahu bahwa saya hidup di dalam dosa.
Hati nurani saya memberitahu saya bahwa ini semua adalah
kenyataan. Ini adalah Kebenaran.
Dia lalu melanjutkan dengan berkata bahwa ada Allah di dunia ini dan
Dia adalah Allah Maha pencipta - dan hal ini juga, dapat saya pahami.
Dunia dan segala isinya tidak mungkin muncul begitu saja dari
bebatuan. Tidaklah mungkin manusia berasal dari makhluk bersel
tunggal. Ini sangat bertentangan dengan logika ilmu pengetahuan. Jika
Anda melakukan sedikit penelitian ilmiah, Anda akan tahu bahwa para
ilmuwan modern mengalami kesulitan dalam menjelaskan teori Evolusi.
Mereka masih berpegang pada teori ini karena mereka belum
mendapatkan teori yang lebih bagus.
Saya mengerti semua ini. Sangat sederhana - tanyakan saja hati
nurani Anda. Anda tahu itu semua - Anda tahu tentang dosa-dosa Anda
tanpa perlu dinyatakan oleh orang lain. Anda tahu bahwa pasti ada
Tuhan, karena bagaimanapun juga, harus ada yang menguasai semua
ini. Anda tahu ini. Saya juga tahu bahwa Dia adalah Allah, Dialah yang
telah menciptakan saya, karena inilah saya melayani Dia. Jadi, kita
bahkan tidak memerlukan waktu sampai 30 menit. Setiap pertanyaan
adalah pertanyaan yang logis dengan jawaban yang sederhana. Apakah
menurut Anda ini semua sangat sulit? Di manakah letak kesulitannya?
Persoalannya adalah apakah Anda taat pada Kebenaran, apakah Anda
mendengarkan apa yang dikatakan oleh hati nurani Anda. Anda boleh
saja berkata, "Aku tidak tahu yang manakah Allah yang benar. Kalau
saja aku tahu, maka aku pasti akan mengikut dan melayani Dia seumur
176 | C A H A Y A I N J I L
hidupku." Dia akan memberitahu Anda siapa Dia. Anda tidak perlu
khawatir dan bersusah payah mencari Dia.
Masalah yang terbesar tidak terletak pada pengetahuan. Tidak peduli
apakah saya tahu mana yang benar-benar Allah - apakah Buddha itu
Tuhan atau siapakah nabi Muhammad itu. Bukan itu persoalannya.
Masalah yang terbesar tidak terletak pada aspek pengetahuan,
melainkan pada aspek sikap hati.
Allah yang ini adalah Allah yang bersedia menghadapi tantangan. Anda
tidak perlu khawatir. Dia adalah Allah yang mampu mengungkapkan
dengan jelas kepada Anda bahwa Dia adalah Allah yang sejati. Untuk
yang satu ini, saya tidak perlu menjelaskan lebih jauh. Yang penting
adalah apakah Anda memiliki sikap hati yang mengasihi Kebenaran
atau Anda mungkin malah berkata kepada Allah, "Pertama-tama,
izinkan aku melihat-Mu dulu, untuk mengetahui bahwa Engkau
memang nyata, selanjutnya aku akan mempertimbangkan apa yang
akan kulakukan, entah akan mengikut Engkau atau tidak." Pengaturan
semacam ini tidak akan berjalan karena Anda tidak memiliki sikap hati
yang jelas dalam mentaati Kebenaran di dalam hati Anda.
Kebenaran berbicara dengan sangat jelas, "Jika Dia adalah Allah, kalau
Dia adalah Tuhan yang telah menciptakan Anda, apakah hati nurani
Anda tidak akan mengarahkan Anda untuk mentaati Firman-Nya?"
Tidakkah Anda harus melayani Dia dalam sepanjang hidup Anda? Dia
adalah Allah yang telah menciptakan Anda! Pokok ini ditegaskan
dengan sangat nyata oleh Kebenaran.
Jadi persoalannya terletak pada sikap hati kita, bagaimana cara kita
menilai Kebenaran. Ini bukanlah persoalan pengetahuan. Masalahnya
bukan pada seberapa lama kita perlu menyimak tentang Kebenaran.
Jika Anda bertanya, "Berapa lama kita perlu datang ke gereja untuk
mendengarkan khotbah-khotbah sebelum kami bisa membuat
keputusan? Setengah tahun? Setahun?" Jawabannya adalah, "Anda
tidak perlu menunggu. Anda dapat membuat keputusan dengan segera
jika Anda bisa bereaksi terhadap Kebenaran." Sama seperti hari ketika
saya mendengarkan selama 30 menit dan dengan segera memahami
apa yang sedang terjadi. Saya segera tahu bahwa saya ingin mengikut
Allah yang satu ini, bahwa Dia adalah Tuan dan Raja di dalam hidup
177 | C A H A Y A I N J I L
saya. Apa lagi yang Anda tunggu? Jika Anda bereaksi pada Kebenaran,
Anda bisa membuat keputusan itu sekarang juga.
Ya, Alkitab juga mengajarkan kita untuk duduk tenang dan memikirkan
ongkosnya dengan cermat. Bagaimana pun juga, Anda harus camkan
bahwa Yesus ingin agar Anda bersikap tenang, jangan terburu-buru,
dan memikirkan harga yang harus dibayar dengan cermat. Tapi berapa
lama waktu yang Anda perlukan untuk membuat perhitungan? Satu
atau dua tahun? Lima tahun? Apakah Anda punya waktu selama itu?
Apa yang dilakukan oleh para murid ketika Yesus memanggil mereka?
Apakah mereka berkata, "Tunggu sebentar. Kami akan datang padamu
minggu depan dengan jawabannya"? Tidak. Mereka memberikan
respons yang jelas. Para murid dengan segera ikut ketika Yesus
memanggil mereka. Mereka membuat keputusan di tempat dan saat itu
juga. Yesus tidak perlu menunggu. Dia tidak harus mencari bangku
untuk duduk menunggu sampai mereka memberikan tanggapan. Para
murid dengan segera datang. Yesus memanggil Petrus, Yakobus,
Yohanes dan Andreas - mereka semua menanggapi dengan segera.
Pada saat itu, beberapa dari mereka sedang menebar jala,
memperbaiki jaring, atau sedang menangkap ikan. Akan tetapi mereka
segera membuat keputusan dengan segera, meninggalkan jala mereka
dan pergi!
Alkitab mencatat adanya tanggapan dalam bentuk keikutsertaan dan
juga penolakan yang bersifat langsung. Seperti pada catatan tentang
Yesus dan orang muda yang kaya. "Tinggalkan semua kekayaanmu dan
ikutlah Aku" - akan tetapi orang kaya ini tidak mampu melakukannya,
jadi dia memilih untuk meninggalkan Yesus. Jika dia tidak mau
berpisah dari harta kekayaannya, maka dia harus mengucapkan
selamat tinggal kepada Yesus. Orang muda yang kaya itu tidak
berkata, "Tolong beri saya waktu untuk pulang dan
mempertimbangkannya lagi. Saya akan memberi jawabannya nanti.
Beri saya nomor HP Anda, dan saya akan menghubungi Anda jika saya
sudah mendapatkan jawabannya!" Tidak, kita tidak melihat itu.
Ada banyak kejadian seperti itu di dalam Kitab Suci. Yesus memanggil
murid-muridnya, dan ada yang menjawab, "izinkan aku pulang dulu,
untuk menyelesaikan semua urusan, dan mengucapkan selamat tinggal
178 | C A H A Y A I N J I L
kepada ayahku." Yesus berkata, "Tidak. Engkau harus membuat
keputusan sekarang juga.
Melalui semua ini, Yesus mau menyampaikan pesan bahwa Anda harus
membuat keputusan segera bagi Kebenaran tanpa penundaan. Kita
punya kebiasaan menunda sesuatu - "Hari ini bukanlah hari baik.
Tunggu sampai besok." Besok dan besok lagi. Ada berapa banyak hari
esok? Saya yakin bahwa setiap orang sudah tahu fakta bahwa sekali
Anda menunda sesuatu, maka Anda akan terus menundanya tanpa
akhir.
Sama seperti beberapa orang yang sudah bertahun-tahun hadir di
gereja. Apa yang membuat Anda berpikir bahwa Anda pasti akan
membuat keputusan suatu hari nanti jika Anda tidak dapat membuat
keputusan itu sejak awal? Sekali Anda menundanya, maka Anda akan
menundanya lagi.
Kami tidak ingin memaksa Anda untuk membuat keputusan. Keputusan
itu harus berupa suatu tanggapan dari dalam hati Anda kepada Allah.
Saya tidak bertanya apakah Anda berminat untuk menjadi orang
Kristen atau berencana untuk dibaptiskan setelah mendengarkan
pesan-pesan di seri pengenalan injil ini. Ini bukan suatu keputusan
dangkal, melainkan keputusan dari dalam hati. Keputusan apakah yang
akan Anda buat, tanggapan apakah yang akan Anda berikan setelah
mendengarkan Kebenaran?
Dunia ini fana dan tidak kekal. Bagaimana reaksi Anda pada
pernyataan ini? Apakah Anda akan pulang dan memeriksa hubungan
Anda dengan dunia ini secara cermat? Apakah Anda hanya
menginginkan ketenaran, kekayaan dan kesenangan duniawi? Jika
memang demikian, apakah gunanya Anda datang ke gereja dan
mendengarkan khotbah?
Jika Anda telah mendengar pesan hari ini dan mengetahui dengan jelas
bahwa dunia ini fana dan tidak dapat diandalkan, akan tetapi Anda
masih mengandalkan kebahagiaan Anda pada semua itu, maka
keadaan Anda sama seperti bursa saham, bahagia hari ini, sengsara
bulan depan. Inilah Kebenaran.
Izinkan saya bertanya, "Apakah tanggapan Anda?" Renungkan dan
bertindaklah sesuai dengan suara hati Anda. Inilah respons dari dalam
179 | C A H A Y A I N J I L
batin yang sedang saya bicarakan. Bukannya tindakan yang Anda
pertontonkan kepada orang.
Jika Alkitab berbicara tentang masalah dosa, sudahkah Anda pulang
dan mengakui dosa Anda? Sudahkah Anda bertobat dari dosa Anda?
Sudahkah Anda meresponi Kebenaran ini.
Anda harus mengerti bahwa satu-satunya orang yang dapat menolong
Anda selain Allah adalah diri Anda sendiri. Apakah Allah dapat
menolong Anda, hal itu bergantung pada apakah Anda mau menolong
diri Anda sendiri. Hal ini bergantung pada reaksi Anda kepada
Kebenaran.
Hanya ada satu penjelasan mengapa saya percaya kepada Yesus -
karena saya tahu bahwa ini adalah Kebenaran dan saya meresponi itu.
Bukan karena saya tahu apa itu surga atau neraka, dan sebagainya.
Ada orang yang berkata, "Saya tidak begitu paham tentang apa itu
surga dan neraka. Saya tidak percaya kalau kedua hal itu ada." Tidak,
kedua hal itu sangat abstrak, Anda tidak akan dapat memahami kedua
hal itu dengan sepenuhnya sekarang ini. Ada lagi yang berkata, "Aku
belum mengalami kasih Allah." Saya sendiri juga belum mengalami hal
tersebut pada saat itu. Saya hanya mendengarkan selama 30 menit.
Pada saat itu saya tidak merasakan seberapa besar kasih Allah kepada
saya.
Belakangan, selama dua puluh tahun melayani Dia, saya mengalami
banyak hal yang tidak saya alami pada saat pertama itu. Jika Anda
tanyakan bagaimana perasaan saya saat itu, saya tidak mengalami
suatu perasaan khusus, hanya sekadar keyakinan bahwa semua itu
benar pada saat itu. Anda tidak harus mengalami sesuatu hal. Terlebih
lagi, saat itu pengetahuan dan kemampuan berpikir saya masih sangat
sedikit. Buku-buku arkeologi yang menjelaskan tentang seperti apa
makam Yesus dan seperti apa batu yang menutup makam itu belum
saya baca saat itu. Saya juga tidak menelaah naskah-naskah Alkitab
dalam bahasa aslinya.
Saya tidak memiliki semua pengetahuan itu, akan tetapi saya tahu
bahwa ada satu hal yang sangat jelas di dalam hati nurani saya - inilah
Kebenaran, ini semua nyata. Lalu saya ikut, begitu saja. Yesus hanya
peduli pada respons Anda terhadap hati nurani Anda - akankah Anda
180 | C A H A Y A I N J I L
taat atau menolaknya? Jika Anda menentang, tak akan ada gunanya
bagi Anda untuk datang mendengarkan lebih banyak lagi. Anda hanya
akan semakin jauh masuk ke dalam posisi menentang.
Jadi saya harap Anda dapat menegaskan sikap hati dan tanggapan
Anda sehingga Anda tidak datang hanya untuk mendengarkan saja.
Apakah Anda seorang yang mengasihi Kebenaran?
Aku Punya Impian!
Pesan ke tiga dari seri khotbah tentang "Kualitas Hidup" oleh Pdt. Eric
H. H. Chang
Pesan ini disampaikan di Chinese Gospel Church di Montreal, PQ,
Kanada
"Aku punya impian (I have a dream)!" Apakah kata-kata ini
kedengarannya tidak asing lagi bagi anda? Ini adalah kata-kata
terkenal dari Pdt. Martin Luther King. Seorang aktivis Amerika
keturunan Afrika, beliau menyampaikan pidato yang menggebu-gebu
ini sewaktu berkampanye melawan diskriminasi ras di Amerika. Demi
impian itu beliau harus menyerahkan nyawanya dengan dibunuh.
Apakah anda mempunyai impian? Apakah impian anda itu? Apakah
anda siap mati demi impian anda seperti Pdt. Martin Luther King?
Ketika saya berkunjung ke Amerika, saya merasakan hal yang luar
biasa melihat banyak sekali kota-kota dimana jalan-jalannya diberi
nama Martin Luther King. Kelihatannnya impian beliau itu mempunyai
dampak yang besar terhadap masyarakat Amerika. Beliau telah
menjadi suatu lambang pengharapan, seorang idola bagi masyarakat
Amerika. Karena impian beliau itulah sekarang ini orang-orang
Amerika keturunan Afrika mempunyai status dan posisi yang jauh lebih
baik di Amerika. Apakah impian itu begitu berharganya sehingga
pantas untuk mengorbankan nyawa? Di sini kelihatan jelas kalau
kematian Pdt. Martin Luther King merupakan faktor yang berpengaruh
kuat di dalam penggenapan impian tersebut.
Impian Anda Menentukan Hidup Anda
Impian anda menentukan arah hidup anda. Jika anda tidak
181 | C A H A Y A I N J I L
mempunyai impian, ini berarti anda tidak mempunyai arah hidup. Jika
impian anda adalah agar dapat memiliki rumah dan mobil yang bagus,
hal itu akan menjadi segala-galanya di dalam hidup anda. Bila pada
akhirnya anda memiliki rumah dan mobil tersebut, anda tidak akan
mempunyai impian lagi. Impian anda telah terkabul dan berakhir.
Saya ingin membicarakan mimpi-mimpi anda yang indah itu. Dan saya
juga ingin membicarakan kenyataan hidup yang keras yang dapat
merubah impian indah menjadi impian buruk.
Sebagai orang-orang Kristen, kita harus menjadi tukang mimpi. Allah
menjanjikan kita menjadi tukang mimpi di saat Dia memberikan Roh
Kudus kepada kita. "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku
akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anak-anakmu
laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua
akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-
penglihatan" (Yoel 2:28, Kisah Para Rasul 2:17). Yang menjadi beban
pikiran bagi saya adalah kenyataan begitu sedikitnya orang Kristen
yang mempunyai penglihatan atau mimpi. Allah mengilhamkan mimpi
kepada kita. Tidak ada hal yang lebih menjenuhkan atau
membosankan selain daripada orang Kristen yang tidak mempunyai
penglihatan atau impian. Mereka adalah orang-orang Kristen tanpa
Roh Allah. Bila orang-orang tidak mempunyai penglihatan, Alkitab
berkata, orang-orang tersebut binasa.
Mengapa Impian Kita Gagal?
Namun di dalam kenyataan hidup yang keras ini, mimpi indah dapat
berubah menjadi mimpi buruk. Ambil sebuah contoh misalnya negara
Cina saat ini. Cina sekarang ini adalah sebuah negara tanpa
penglihatan (visi). Pada satu masa lalu mereka pernah mempunyai
impian komunisme sosialisme yang ideal bagi negara mereka. Tetapi
sekarang impian ideal itu telah berubah menjadi impian buruk.
Meskipun kita harus menjadi tukang mimpi, kita perlu mempunyai
pengertian jelas akan kerasnya kenyataan hidup jikalau kita ingin
mewujudkan impian kita.
Mengapa impian kita gagal? Impian itu gagal karena kita tidak bisa
bertahan menghadapi tantangan kekerasan hidup. Inilah yang disebut
dosa dalam hati kita. Dosa selalu merubah impian indah menjadi
182 | C A H A Y A I N J I L
impian buruk. Kita mengetahui hal ini melalui pengalaman kita
sendiri. Di dalam pernikahan, kedua mempelai memulai hidup baru
mereka dengan memasuki sebuah impian yang indah. Lihatlah cara
mereka memandang satu sama lain, cara mereka tersenyum dikala
berbincang-bincang satu sama lain. Upacara pemberkatan pernikahan
di gereja, alunan musik organ, rangkaian bunga-bunga, pengantin
wanitanya dengan gaun putih, pengantin prianya dengan jas hitam
yang elegan - benar-benar sebuah impian! Saya telah memimpin
banyak upacara pemberkatan pernikahan, dan saya selalu berdoa,
"Semoga mimpi ini tidak akan berakhir." Tetapi dengan tidak
tersangka sama sekali, mereka seolah-olah terbangun dari mimpinya
dan mulai bertengkar serta berkelahi. Tidak lama kemudian pasangan
yang sama itu datang kepada saya untuk konseling perkawinan.
Bagaimanakah Sebuah Impian Indah Berubah Menjadi Impian
Buruk?
Apa yang terjadi dengan mimpi indah tersebut yang sekarang telah
menjadi mimpi buruk? Suatu kali saya dipanggil malam-malam oleh
sepasang suami-istri yang meminta konseling perkawinan. Selama dua
jam saya mendengarkan impian indah mereka yang sekarang telah
menjadi impian buruk. Sang istri tidak berhenti-hentinya menangis.
Benar-benar mimpi yang buruk!
Tetapi anda berkata hidup kekristenan itu sendiri adalah sebuah mimpi
buruk. Ada mimpi indah apa lagi yang tersisa di dalam hidup itu? Kita
mempunyai Allah yang kudus dan benar yang memperhatikan setiap
gerak-gerik kita, yang siap untuk menghukum setiap kali kita gagal.
Setiap hari kita bergumul dengan dosa, seringkali tanpa kemenangan.
Jika hal ini belum menjadi mimpi buruk, sedikitnya hal ini sudah cukup
untuk membuat kita sakit kepala. Pada akhirnya, kita harus
merangkak ke hadapan Allah dan memohon berulang-ulang, "Ampuni
aku, ampuni aku, ampuni aku." Sepertinya seluruh hidup kekristenan
kita itu penuh dengan kesalahan. Jadi bila kita baca Filipi 4:4 dan 1
Timotius 6:17 yang terdapat di dalam kedua pesan yang lalu, dimana
Paulus membicarakan tentang kesukacitaan dan Allah yang memberi
kita segalanya untuk dinikmati, kelihatannya hal tersebut adalah hal
kekristenan yang berbeda yang kita tidak mengerti sama sekali.
Dosa Menghancurkan Impian Kita
Dosalah yang menghancurkan impian kita. Kalau kita lihat kata "dosa"
183 | C A H A Y A I N J I L
ini, kita tidak boleh melihatnya seolah-olah Allah selalu ingin
mengingatkan kita bahwa kita adalah orang-orang berdosa dan
mengancam kita dengan kengerian neraka. Kadang-kadang kita
membayangkan Allah itu seperti ayah kita sendiri, yang bisa jadi
seorang yang sangat keras dan tidak masuk akal. Tetapi Allah tidaklah
demikian. Sebaliknya, kita harus memandang hal ini dari segi kasihNya
untuk kita sebagai keinginanNya untuk menyelamatkan kita dari dosa.
Dia ingin kita mengerti kasihNya, dan dengan penuh kasih Dia
memberitahu kita, "Aku mengasihimu, Aku ingin memberitahukan
kasihKu kepadamu."
Dosa merusak kualitas hidup kita. Dosa menghilangkan kesukacitaan
meskipun dosa dapat memberikan kesenangan sementara (Ibrani
11:25). Kalau dosa tidak mampu memberikan kesenangan kepada
kita, tak ada seorangpun yang akan berdosa. Manusia melakukan
sesuatu karena mereka sedang mencari kualitas hidup yang lebih baik.
Jadi kalau dosa bisa memberi sedikit kesenangan meskipun hanya
untuk sementara saja, mengapa tidak? Tetapi anda harus memikirkan
konsekuensinya lebih jauh lagi. Anda menginginkan kesukacitaan
jangka panjang, bukan kesenangan jangka pendek. Demi kesenangan
karena mendapatkan sesuatu dengan cuma-cuma, banyak orang yang
mencuri di toko-toko. Di Kanada saja, kasus pencurian toko memakan
biaya $2,4 milyar setahun. Dapatkah anda bayangkan hal ini? Ini
bukan hanya sejuta dollar ataupun seribu juta (semilyar) dollar. Ini
adalah 2,4 milyar dollar! Satu milyar ada 9 nol-nya! Betul-betul tidak
masuk akal. Kalau dipukul rata ini berarti 83 dollar untuk setiap laki-
laki, perempuan dan anak-anak di Kanada. Ini berarti anda dan saya
membayar jauh lebih banyak daripada 83 dollar setahun (karena anak-
anak tidak perlu membayar) untuk barang-barang yang dicuri oleh
orang lain. Jadi dosa tidak hanya disinggung di dalam gereja saja.
Dosa adalah mereka para pencuri toko di Kanada, dan pada akhirnya
kitalah yang membayarnya. Ada beberapa pencuri toko yang
tertangkap dan akibatnya masa depan mereka hancur oleh karena
catatan kriminal mereka. Dosa macam inilah yang mengubah impian
indah menjadi impian buruk bagi setiap orang.
Dosa memutuskan tali perkawinan. Perkawinan yang hancur
membawa penderitaan kepada kedua belah pihak dan anak-anak serta
keluarga. Hal apakah yang menghancurkan sebuah perkawinan?
Sikap yang menuntut, egois, atau dosa-dosa yang lain menghancurkan
184 | C A H A Y A I N J I L
perkawinan. Untuk pasangan yang saya sebut diatas tadi dimana sang
istri menangis sampai dua jam lebih, sang suami berkali-kali
menegaskan, "Aku punya hak! Akulah suaminya, jadi aku punya hak!"
Saya merasa capai mendengar perkataan itu, jadi saya beberkan
persoalan dengan dirinya: keegoisannya yang bukan main. Dimatanya,
istrinya tidak mempunyai hak apapun. Saya tidak mengerti mentalitas
seperti ini dimana suami dan istri bertengkar demi hak mereka masing-
masing.
Apakah Mimpi Ini?
Apakah mimpi ini? Saya adalah seorang yang sangat praktis. Bila kita
membicarakan pembangunan sebuah gereja, kita harus mempunyai
sebuah impian, sebuah konsep. Benar kita harus bekerja-sama, tetapi
apa tujuannya? Jika kita ingin membangun struktur yang indah,
terlebih dahulu kita harus bisa melihat struktur tersebut di dalam
pikiran kita. Kita harus mempunyai konsep yang jelas di dalam hati
kita.
Kita dipanggil untuk membangun gereja sebagai suatu masyarakat
baru. Sayangnya, apabila kita merenungkan kata "gereja" sekarang
ini, yang terpikir adalah sebuah bangunan, atau sekelompok manusia,
besar ataupun kecil. Kita tidak memikirkan gereja sebagai suatu
masyarakat baru yang dirancang oleh Allah.
Kita lihat negara Cina, contohnya, kita melihat bahwa negara Cina
sudah tidak lagi mempunyai impian untuk menjadi masyarakat baru.
Jikalau negara Cina tidak mempunyai impian, negara itu akan musnah.
Kalau kita peduli dengan negara Cina, kita harus membawa kembali
sebuah impian bagi negara itu. Sewaktu saya beberapa kali
berkunjung ke negara Cina, hati saya terasa sangat berat. Kebanyakan
orang di Cina sudah tidak lagi mempunyai tujuan, terutama di kalangan
kaum muda yang masih mempunyai suatu idealisme. Beberapa
mahasiswa yang berbincang-bincang dengan saya di sana sepertinya
sudah tidak berpengharapan lagi atas masa depan studi mereka. Hal
ini mengandung beberapa arti. Arti pertama, bagi para kaum muda,
negara Cina sudah kehilangan arah. Orang-orang tidak tahu lagi
mereka sedang menuju ke arah mana. Arti kedua, penghasilan
seorang tamatan akademis sangatlah kecil. Penghasilan seorang
pedagang kecil-kecilan atau penjual kaos baju di jalanan malah jauh
lebih besar. Jadi apa gunanya studi itu? Lagi pula, kelihatannya tak
185 | C A H A Y A I N J I L
ada lagi seorangpun yang peduli melakukan sesuatu bagi negara
mereka. Korupsi yang meraja-lela menghancurkan segala impian yang
masih tersisa. Mungkin orang-orang Komunis ini dulunya mempunyai
suatu impian masyarakat baru. Tetapi sekarang mereka telah
kehilangan impian tersebut. Setiap dari mereka menggunakan
posisinya untuk menjadi kaya. Jikalau hal ini terus berlangsung,
tahukah anda apa yang akan terjadi dengan negara Cina kita? Kita
yang duduk santai diluar negeri berkata, "Kita tidak bisa melakukan
apa-apa." Ini tidak benar. Ada yang bisa kita lakukan jika kita
mempunyai impian. Itulah sebabnya saya berkata bahwa Allah kita
adalah Allah yang memberi impian. Di hari Pentakosta, Yoel 2 dipenuhi
(sebenarnya tercatat di Kisah Para Rasul 2) - pencurahan Roh.
Sudahkah Anda Tangkap Visi Itu?
Apakah anda telah menerima Roh itu? Apakah anda telah menangkap
visiNya? Oleh karena visi tersebut anda mampu menahan segala
macam penderitaan. Itu adalah unsur yang penting dalam visi seorang
Kristen. Seorang Kristen menyadari kenyataan hidup yang keras itu,
tetapi ia maju terus dan mampu mengatasi semuanya. Bila seorang
Kristen selalu jatuh setiap kali menghadapi masalah, kita tahu orang itu
tidak mempunyai visi. Sayangnya, terlalu banyak orang seperti itu ada
di dalam gereja. Untuk menjadi seorang prajurit Kristus dan mampu
menahan segala macam penderitaan, anda harus mempunyai impian
dimana anda siap untuk mati demi impian itu.
Saya berdoa agar anda dapat menangkap impian tersebut bila Roh
Allah datang ke atas anda. Penderitaan akan selalu ada, karena dosa
dan mereka yang mendukung dosa akan menentang anda kemanapun
anda pergi. Bersiap-siaplah untuk hal ini dimana bila anda mempunyai
impian, beberapa dari musuh terbesar anda adalah orang-orang Kristen
sendiri. Ini akan menjadi keterkejutan paling besar di dalam hidup
anda, karena mereka yang mempunyai impian selalu ditentang oleh
mereka yang tidak mempunyai impian. Mereka akan menertawakan
anda. Mereka akan menentang anda. Di dalam Perjanjian Lama kita
lihat Yusuf, seorang tukang mimpi besar. Karena mimpi-mimpinya,
bahkan saudara-saudaranya sendiri ingin membunuhnya. Hanya
campur tangan Allahlah yang menyelamatkan nyawanya.
Mencengangkan, bukan?
186 | C A H A Y A I N J I L
Sewaktu para Komunis masih mempunyai impian, dan hal ini sudah
lama berselang, mereka bersedia melakukan Long March. Mereka
menahan segala macam penderitaan. Banyak yang mengorbankan
nyawa mereka demi impian itu. Tetapi sekarang impian itu telah
musnah. Tak ada seorangpun yang bersedia untuk menderita segala
apapun. Sekarang adalah saat korupsi. Dengan cara yang sama, bila
gereja tidak mempunyai impian lagi, korupsi merembes ke dalam
gereja. Maka akan terjadi kekurangan kasih, bahkan juga
pertentangan atas kebenaran. Itulah kenyataan keras yang dihadapi
setiap pemimpi.
Dosa Menghancurkan Impian
Dosa ada di dalam dunia. Betapa mengerikannya kuasa dosa! Baru-
baru ini di dalam siaran berita, saya mendengar kabar tentang seorang
anak yang menyewa seorang pembunuh untuk membunuh kedua
orang-tuanya sendiri demi harta warisan. Dia ingin menikmati
kesenangan dosa dengan menggunakan harta warisan orang-tuanya.
Tetapi dia hanya dapat menikmati harta warisan tersebut dalam waktu
singkat saja karena sekarang dia akan menghabiskan hampir seluruh
sisa hidupnya di penjara dimana dia akan mempunyai banyak waktu
untuk merenungkan tindakan keji yang telah dia lakukan. Hasrat egois
untuk bersenang-senang begitu kuatnya sampai-sampai nyawa orang-
tuanya sendiripun dikorbankan. Rasa kasih dan hormat antara orang-
tua dengan anak-anaknya adalah prinsip yang penting agar impian kita
bisa terwujud, tetapi dosa akan menghancurkan setiap prinsip dan
kualitas hidup. Anda kira dosa hanyalah suatu konsep theologi di
dalam Alkitab? Bukan, dosa adalah kenyataan hidup: anak membunuh
orang-tua, orang-tua membunuh anak. Sungguh mengerikan!
Karena itu, untuk mewujudkan sebuah impian, kita harus mempunyai
kekuatan untuk menguasai dosa. Dan dosa haruslah menjadi hal
pertama yang kita kuasai, karena dosa ada di dalam setiap dari kita.
Biarlah kita menjadi orang-orang yang praktis. Bagaimana kita dapat
mempunyai impian yang realistis, jikalau kita tidak dapat menjalin
hubungan rumah-tangga sendiri dengan harmonis. Saya hanya tahu
sejumlah kecil saja rumah-tangga yang harmonis. Bagi kebanyakan
pasangan suami-istri, yang ada hanyalah ketegangan terus-menerus.
Jikalau perkawinan kita tidak lain daripada suatu kesengsaraan yang
mendalam, bagaimana akan ada kesukacitaan untuk sebuah impian
indah? Jikalau kuasa Allah tidak cukup untuk menangani kesulitan di
187 | C A H A Y A I N J I L
dalam perkawinan, bagaimanakah kuasa itu akan cukup untuk
medirikan sekelompok masyarakat baru? Kita hanya berbicara omong
kosong saja.
Saya seorang pemimpi, tetapi saya juga seorang realis. Saya
menyadari sepenuhnya kesulitan-kesulitan di muka. Kita mengetahui
kenyataan dosa, tetapi kita mempunyai kekuatan untuk menguasainya.
Isi dari Mimpi Kita
Apakah impian kita? Apakah prinsip daripada masyarakat baru ini?
Apakah yang sedang kita bangun bersama? Marilah kita mulai dengan
melihat prinsip yang sangat dasar yang ditemukan di Roma 15:1-5:
Kita yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat
dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di
antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya
untuk membangunkannya. Karena Kristus juga tidak mencari
kesenanganNya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan
mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai Aku." Sebab segala
sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi
kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan
dan penghiburan dari Kitab Suci. Semoga Allah, yang adalah sumber
ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu,
sesuai dengan kehendak Kristus Yesus.
Saya ingin anda memperhatikan penggunaan dari ungkapan "mencari
kesenangan" di ayat-ayat ini. Ungkapan ini tertulis di ayat pertama,
"jangan kita mencari kesenangan kita sendiri", dan di ayat kedua, "kita
harus mencari kesenangan sesama kita", dan di ayat ketiga, "Kristus
juga tidak mencari kesenanganNya sendiri". Kemudian muncul kata
"penghiburan" di ayat keempat dan kelima. Ayat-ayat ini menolong
kita untuk mengerti bahwa tujuan mencari kesenangan sesama kita
adalah untuk menghibur dan membangun orang lain. Sekarang mari
kita bayangkan suatu masyarakat dimana orang-orangnya tidak lagi
mempedulikan kesenangan mereka, tetapi selalu memikirkan
bagaimana caranya untuk menghibur dan membangun orang lain.
Cobalah terapkan hal ini ke dalam kehidupan perkawinan kita. Kenapa
perkawinan menjadi hancur? Kenapa sebuah perkawinan yang diawali
dengan masa pacaran sampai ke bulan madu berjalan begitu baik
188 | C A H A Y A I N J I L
kemudian dengan sangat cepat berubah menjadi buruk? Jawabannya
sangat mudah. Rahasianya ada disini, mudah tetapi betul. Kita tidak
boleh berpikir bahwa kebenaran itu harus penuh dengan komplikasi
untuk menjadi benar. Kebenaran adalah hal yang mudah akan tetapi
penerapannya sulit sekali. Anda lihat saja, sebelum kita menikah, kita
berusaha untuk menyenangkan pasangan kita. Kita selalu bertanya:
"Apa yang kamu ingin lakukan? Kamu ingin pergi kemana? Sukakah
kamu dengan ini atau itu?" Kedua belah pihak selalu mencoba untuk
menyenangkan satu sama lain. Ah, betapa manisnya saat kita
memasuki jenjang perkawinan!
Tetapi apa yang terjadi setelah pernikahan? Begitu selesai berbulan
madu, mulai terjadi perubahan pokok di dalam prinsip kita. Sekarang
kamulah yang harus menyenangkan saya! Berdasarkan prinsip ini,
setiap hubungan manusia akan retak. Hal yang sama berlaku di dalam
hubungan antara orang-tua dengan anak-anaknya. Kita memanggil
persoalan ini dengan nama yang keren seperti "generasi gap", akan
tetapi persoalannya sebenarnya tidak berbelit-belit. Orang-tua
menuntut anak-anaknya untuk menyenangkan mereka, karena mereka
adalah orang-tua. Di sisi yang lain, anak-anak itu berpikir :"Kenapa
saya harus menyenangkan kalian jikalau kalian tidak menyenangkan
saya terlebih dahulu?" Itulah sebabnya hubungan manusia bisa
menjadi begitu tegang.
Apa yang terjadi bila kita mengikuti prinsip "menyenangkan sesama"?
Apabila dua sejoli menikah, mereka seharusnya mempunyai impian
bersama. Jikalau impian tersebut hanya berpusat kepada hal-hal untuk
mencari kesenangan bersama, impian itu kurang berarti. Tetapi jika
mereka mempunyai tujuan dan arah hidup bersama, maka dengan
bersama-sama mereka akan menghasilkan sesuatu bagi Allah. Dengan
demikian pernikahan tersebut mempunyai tujuan dan impian
didalamnya. Tetapi tujuan itu harus dibagi bersama. Kalau hanya satu
pihak saja yang mempunyai impian, pernikahan itu tidak akan sukses.
"Mencari kesenangan" bukan berarti memuji-muji atau menyanjung
orang lain. Ini bukan berarti mengatakan hal-hal yang mereka suka
dengar untuk "menyenangkan" hati mereka. Ini berarti menghibur
sesama untuk maju terus mencapai tujuan bersama tersebut.
Masalah Yang Sama Di Dalam Gereja
Sama halnya dengan masalah yang timbul di gereja. Kita mempunyai
189 | C A H A Y A I N J I L
tuntutan terhadap satu sama lain. Kita menuntut bahwa sebagai
seorang Kristen, ia harus jauh lebih mengerti, ia harus begini dan
begitu. Ia kurang rohaniah. Ia tidak mencapai standar Allah menurut
pengertian saya. Sebagai akibat dari tuntutan tersebut, kita memberi
tekanan kepada sesama.
Tetapi impian itu sebenarnya adalah untuk memberi inspirasi kepada
orang-orang. Dimana ada impian, orang-orang akan tertarik. Anda
tidak perlu memaksa mereka. Jika diberi motivasi, orang-orang akan
dengan senang hati melakukannya. Namun bila impian itu musnah,
anda bisa saja memarahi orang-orang tersebut setiap hari, tetapi tidak
akan ada gunanya. Malahan masalahnya akan menjadi lebih buruk.
Saya waktu dulu pernah menjadi seorang pelatih tim sepak-bola.
Sebagai seorang pelatih, kalau tidak memaksa para pemainnya dengan
keras ia dapat mendorong mereka secara halus. Ia dapat memberi
kecaman keras agar mereka bisa bermain dengan lebih baik, atau
sebaliknya ia dapat mendorong mereka dengan menunjukkan
bagaimana cara bermain yang lebih baik agar bisa menang. Ia
memberikan suatu impian kepada mereka, dan kemudian mendorong
mereka untuk mencapainya. Itu adalah suatu cara yang berbeda, dan
pengaruh dari dorongan yang membangun itu sungguh hebat!
Secara pribadi saya sendiri harus lebih banyak belajar tentang hal ini.
Saya adalah seorang yang sangat pelit dalam memberikan pujian.
Tahun lalu, seusai kebaktian gereja, saya berkata kepada salah
seorang rekan kerja saya bahwa dia telah memberikan khotbah yang
sangat baik. Ia begitu terkesiapnya sampai-sampai mulutnya hampir
terbuka lebar. Dia menjawab, "Komentar seperti ini sungguh sangat
sulit datang darimu." Sesudah itu saya merenungkan pernyataanya,
dan saya merasa insaf. Saya menyadari kalau di tahun-tahun
belakangan ini saya memberikan sedikit sekali pujian. Mungkin hal ini
karena saya sedang mencoba untuk meninggikan standar rekan-rekan
kerja kami. Tetapi saya belum cukup memberikan dorongan yang
membangun dan itulah kekurangan saya.
Masyarakat Baru Berdasarkan Kasih
Hanya atas satu butir ini saja, bayangkanlah suatu masyarakat baru
berdasarkan impian yang telah Allah berikan kepada kita. Misalnya,
bagaimanakah seharusnya masyarakat baru ini memelihara orang-
190 | C A H A Y A I N J I L
orang miskin ditengah-tengah kita? Di Hong Kong, kami mencoba
melakukannya di gereja-gereja kami. Di masyarakat barat,
pemerintahlah yang melakukannya. Pemerintah-pemerintah Kristen
ini, yang Kristen dinamanya saja, telah mengambil alih ide daripada
masyarakat baru yang ada di dalam Alkitab. Setiap hal yang dulunya
dikerjakan oleh gereja (seperti rumah-sakit, rumah yatim-piatu, rumah
jompo) untuk memenuhi macam-macam kebutuhan, sekarang
dikerjakan oleh pemerintah-pemerintah Kristen itu. Akan tetapi di
Hong Kong tidaklah demikian. Jadi di gereja-gereja kami, kami
memperhatikan orang-orang miskin dan jompo di tengah-tengah kami.
Kami menolong mereka yang dalam kesulitan dan memelihara para
janda. Tak ada seorangpun di gereja kami yang akan kelaparan.
Jadi masyarakat baru ini bukanlah suatu angan-angan belaka. Kami
mempedulikan siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Kadang-
kadang ada orang yang memerlukan uang untuk melanjutkan studi
mereka, dan kami akan mencoba untuk menolong mereka. Orang-
orang sakit akan dijenguk dan dirawat. Setiap kebutuhan di gereja
akan dipenuhi. Pada saat Roh Kudus turun ke atas gereja di Yerusalem
di Kisah Rasul 2, masyarakat baru itu dengan segera berfungsi.
Mereka yang kaya memberi dengan penuh kedermawanan untuk
memastikan agar mereka yang miskin tidak kekurangan. Setiap orang
hidup berkecukupan.
Mencari kesenangan sesama kita berarti memikul beban mereka, tidak
peduli apakah itu penyakitnya, kesunyian hatinya, ataupun banyak
masalah lainnya, seperti yang dikatakan di Galatia 6:2: "Bertolong-
tolonganlah menanggung bebanmu!" Inilah konsep masyarakat baru
itu, yaitu peduli satu terhadap yang lain. Apabila anda termasuk ke
dalam masyarakat ini, masalahnya bukanlah tentang berapa banyak
yang dapat anda peroleh, tetapi berapa banyak yang dapat anda
berikan. Jikalau setiap orang mencoba untuk memberi, kita akan
memperoleh dengan penuh berkelimpahan.
Kekuasaan Untuk Mengerjakan Semua Ini
Agar supaya bisa melakukan semuanya ini, harus ada suatu kuasa
untuk mengubah hati manusia. Kuasa itu adalah kuasa kebangkitan,
seperti yang dikatakan di Efesus 1:19-20.
191 | C A H A Y A I N J I L
Dan betapa hebat kuasaNya bagi kita yang percaya, sesuai dengan
kekuatan kuasaNya, yang dikerjakanNya di dalam Kristus dengan
membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di
sebelah kananNya di sorga.
Kuasa untuk membangkitkan Yesus dan kuasa untuk membangkitkan
anda dan saya dari antara orang mati, itulah kehebatan dari kuasa
tersebut. Paulus tidak hanya membicarakan tentang masa depan,
tetapi juga tentang masa kini. Untuk mewujudkan impian ini anda
harus mempunyai kuasa untuk mengubah hati manusia, dari seseorang
yang ingin diberi kesenangan untuk diri sendiri ke seseorang yang ingin
memenuhi kebutuhan orang lain. Saya pernah dihampiri beberapa
orang Kristen yang ingin mempersembahkan uang mereka untuk
Kerajaan Allah. Uang ini bukan dalam jumlah yang kecil, tetapi jumlah
yang melebihi $100.000 uang Kanada. Bagaimana mungkin?
Hal ini adalah karena kuasa Allah yang ajaib: mengubah kita dari
seseorang yang hanya mencari apa yang bisa kita peroleh ke seseorang
yang mencari apa yang bisa kita beri. Orang-orang Kristen tersebut
tidak peduli banyak akan mobil-mobil bagus dan pakaian-pakaian
mewah yang dapat mereka peroleh. Mereka mempunyai impian yang
berbeda, dan kuasa kebangkitan itu telah mengubah mereka.
Bagaimana dengan anda? Apakah impian anda?
Aku tetap berharga di mata-Mu
H.Ying
Setelah empat
tahun
berpacaran
selama kuliah,
192 | C A H A Y A I N J I L
M dan saya mendaftarkan pernikahan kami di catatan sipil. M pulang ke
kota kelahirannya dan saya mendaftar untuk mengikuti program pendidikan
untuk menjadi seorang guru. Saya yakin setelah saya lulus, saya akan diutus
ke kota kelahiran M. Setelah bekerja di sana, kami akan mengadakan pesta
pernikahan dan mulai meniti kehidupan bersama. Inilah ambisi sederhana
saya.
Namun yang terjadi tidak sesuai dengan perencanaan saya. Bukannya diutus
ke kota kelahiran M, saya malah diutus ke tempat yang lain yang jauh dari
keluarga saya. Dua minggu setelah saya pindah ke kota kecil itu di saat saya
masih berusaha untuk beradaptasi di tempat kerja yang baru dan kolega
baru, saya mendapat kabar yang mengejutkan. Ternyata M mempunyai
seorang pacar di tempat kerjanya dan mereka sudah berpacaran bahkan
sebelum kami mendaftarkan pernikahan kami! Yang membuat kesal adalah
M bahkan tidak merasa bersalah. Dia berkata dia akan memutuskan
hubungan dengan pacarnya kalau saya sudah dipindahkan ke kotanya.
Saya tidak dapat menerima ketidak-setiaannya dan memutuskan untuk
mengakhiri hubungan kami. Saya mulai mencari nasehat hukum. Setiap
pengacara yang saya datangi berkata bahwa penikahan saya itu legal dari
segi hukum karena saya sudah melakukan catatan sipil. Saya harus
mengajukan permohonan cerai dan status saya akan menjadi janda. Saya
tidak dapat menerima bahwa saya harus menyandang status seorang janda.
Pada waktu itu, saya merasa lebih baik mati dari menjadi seorang janda.
Saya marah besar karena semua itu adalah ulah M mengapa saya harus
menderita akibatnya?
Setiap akhir pekan saya akan menempuh perjalanan selama tiga jam untuk
pulang ke keluarga saya dan mencari orang untuk curhat. Namun saya
menemukan setiap kali saya membagikan kesedihan saya, orang yang
mendengarkan akan menangis karena mereka sangat mengasihani saya.
Mereka bahkan lebih sedih dari saya. Lama-kelamaan saya merasa bersalah
karena telah menyebarkan kesedihan ke semua orang. Lalu, saya menahan
diri untuk tidak lagi membagikan pergumulan saya dengan orang lain dan
berusaha menanggung semuanya sendiri.
Sewaktu saya di SMA, teman sekelas saya yang baru dibaptis mengundang
saya ke gerejanya. Waktu itu saya sangat tertekan dengan studi dan saya
juga sedang mencari makna kehidupan. Jadi saya mengiyakan undangannya.
193 | C A H A Y A I N J I L
Saya menghadiri kebaktian selama satu atau dua bulan dan menjadi sangat
tertarik dengan kehidupan orang Kristen. Saya merasakan sukacita di dalam
kehidupan mereka. Suatu hari, saya dengan senang memberitahu ibu bahwa
saya mau menjadi orang Kristen. Karena pengakuan saya itu, orang tua saya
langsung melarang saya ke gereja lagi! Setelah itu karena disibukkan
dengan kehidupan, saya melupakan urusan menjadi orang Kristen ini.
Di titik terendah di dalam hidup saya, entah mengapa saya teringat sesuatu
yang pernah saya dengar saat saya menghadiri gereja dulu. "Saat Anda tidak
dapat berbicara kepada orang, Anda bisa berbicara kepada Allah." Jadi saya
mulai berbicara kepada Allah setiap hari, saat saya sedih atau saat saya tidak
bisa tidur. Saya merasa nyaman berbicara dengan Tuhan, dan saya tidak
perlu khawatir akan membebani Allah karena Dia pasti dapat
menanggungnya.
Hal-hal yang menakjubkan mulai terjadi saat saya mulai berbicara kepada
Allah. Sekalipun Allah tidak kelihatan, tetapi saya dapat merasakan Dia
nyata karena Dia menjawab doa-doa saya. Sebagai contoh, ada kalanya saya
akan berkata bahwa Tuhan, "Saya tahu Engkau mendengarkan, tetapi Anda
tidak berbicara. Saya sangat sedih sekarang dan sangat membutuhkan orang
untuk berbicara kepada saya." Langsung setelah itu telpon saya akan
berdering.
Pada waktu itu, saya bahkan belum kembali ke gereja dan belum pernah
membaca Alkitab. Saya tidak kenal siapa itu Allah dan Yesus. Namun Allah
telah menjadi sahabat baik saya. Bercakap-cakap dengan Allah telah
menjadi kebiasaan saya. Selesai pekerjaan, saya akan bercakap-cakap
dengan Dia.
Pada waktu itu, urusan perceraian saya belum selesai. Setiap hari saya
memberitahu Allah, "Saya tidak tahu mengapa saya harus menderita
semuanya ini. Saya tidak dapat menerima bahwa saya harus menyandang
status seorang janda." Lewat pengaturan Allah, saya menemukan seorang
pengacara yang berkata dia akan berusaha untuk dapat membantu saya
membatalkan pernikahan saya dan saya tidak perlu mengajukan perceraian.
(Pembatalan pernikahan atau anulmen adalah pengajuan kepada pengadilan
untuk mendeklarasi bahwa pernikahan itu tidak terjadi secara teknis dan
karena itu tidak valid). Prosesnya memang tidak sederhana, tetapi setelah
satu setengah tahun, pengadilan memutuskan pernikahan saya tidak valid.
194 | C A H A Y A I N J I L
Saya mendapat kembali status saya sebagai belum pernah bernikah. Yang
aneh adalah setelah kasus saya berhasil, seorang teman saya berada dalam
situasi yang sama dan saya memperkenalkan dia kepada pengacara ini.
Pengacara memberitahu saya tidak mengambil kasus seperti itu. Lalu,
mengapa dia mengambil kasus saya? Sangat aneh cara Allah bekerja!
Sekalipun urusan ini sudah selesai namun, saya masih dihantui oleh sikap
tidak mengampuni. Kekosongan dan kepahitan mengisi hati saya; saya tidak
mempunyai tujuan hidup. Saya menyibukkan diri dengan banyak kegiatan.
Saya mengikuti kelas aerobik, yoga, dansa dan giat bermain bulutangkis.
Saya juga mencari penghasilan tambahan dengan memberi les. Semua
penghasilan akan saya hamburkan dengan berbelanja. Saya benar-benar
orang yang kehilangan arah dan tujuan hidup. Saya melakukan apa saja
yang saya inginkan namun di momen-momen saya berdiam diri dan
sendirian, saya dapat melihat dengan jelas, manusia batin saya tidak
bahagia. Jiwa saya kosong dan kering.
Tidak lama setelah itu saya mulai berkenalan dengan seorang cowok dan
saya jatuh ke dalam dosa. Pada waktu itu, saya sebenarnya tidak tahu saya
sudah berbuat dosa. Namun, hati nurani saya sangat terganggu dan saya
merasa sangat bersalah. Sejak itu, saya merasakan suatu perbedaan yang
cukup besar saat saya berdoa. Allah tidak ada lagi di sekitar saya. Selama
berminggu-minggu saya tidak dapat tidur, dan saya tidak lagi merasakan
hadirat Allah. Hidup saya sangat melarat pada waktu itu. Pada akhirnya,
saya memutuskan untuk putus dengan pacar saya karena saya menemukan
dia bukan orang yang benar.
Saya mulai berdoa dengan serius dan tanpa henti-henti kepada Allah. "Saya
tidak pasti apakah saya telah berbuat dosa terhadap Engkau, tetapi saya
merasa saya telah berbuat salah karena hati nurani saya sangat tidak tenang.
Saya meminta pengampunan."
Jauh di dalam lubuk hati saya, saya tidak dapat mengampuni diri saya
sendiri. Jadi saya mulai berkata kepada Allah, "Tuhan, saya mau bertemu
orang. Saya membutuhkan teman-teman, dan saya mau hidup seperti orang
yang normal." Lewat seorang teman dari teman saya, saya diajak bermain
bulutangkis dengan sekelompok orang Kristen. Mereka semua anggota
sebuah jemaat. Pada waktu itu, saya mulai melihat Allah mau saya bertemu
dengan umat-Nya!
195 | C A H A Y A I N J I L
Saat saya mulai bergabung dengan jemaat ini, saya melihat bagaimana
suami dan istri saling menghormati dan mengasihi. Kehidupan keluarga
mereka terlihat bahagia dan penuh kasih. Hati saya yang dingin mulai
mencair. Walaupun jemaat terdiri dari orang yang dari latar belakang yang
berbeda, mereka saling menerima dan bergaul. Mereka tidak dipisahkan
oleh status sosial. Saya merasa nyaman berada di tengah-tengah mereka.
Setelah agak lama ke gereja, ada seorang teman yang memberikan Alkitab
kepada saya. Setiap hari saya akan membacanya dan air mata akan
mengalir, tetapi saya terus membaca. Semakin saya membaca, hati saya
semakin tersentuh, karena saya menemukan diri saya orang yang sangat
berdosa. Terkandung di dalam buku ini, ajaran yang sangat menakjubkan.
Saya sangat menyesal, saya tidak membacanya lebih awal.
Tanggal yang sangat berarti bagi saya adalah 11 November 2011. Terdapat
enam angka '1' di tanggal itu. Hal yang penuh kenangan bagi saya karena di
hari itu, saya buat kedua kalinya mengikuti kelas pendalaman Alkitab (PA).
Di akhir PA itu, Pendeta itu berbicara tentang dosa. Sepulang saya ke rumah
pada malam itu, saya menangis tanpa henti-henti. Saya berkata kepada
Allah, "Aku tahu aku telah berbuat salah di mata Engkau, tetapi apa yang
sudah terjadi, tidak bisa dibalikkan lagi. Bukankah Engkau telah
mengampuni aku? Tetapi mengapa saat orang berbicara tentang dosa, hati
nurani aku menjadi tidak tenang? Jika Engkau tidak memberitahu aku,
bagaimana aku akan tahu bahwa Engkau telah mengampuni aku? Apa yang
harus aku lakukan sekarang??"
Setelah hati saya mulai tenang, saya membaca Alkitab seperti biasa. Yang
membuat saya takjub adalah Allah menjawab saya lewat Yohanes 8.11
Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi
mulai dari sekarang." (Yoh 8:11 ITB)
Di malam itu, jiwa saya yang dirantai oleh dosa untuk sekian lama
dibebaskan! Sejak itu, Firman Allah menjadi sangat atraktif bagi saya.
Hanya Firman yang dapat memuaskan kehausan saya.
Belakangan saya menemukan ayat 2 Korintus 5.17
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Ko 5:17 ITB)
196 | C A H A Y A I N J I L
Karena janji ini, saya membuat keputusan untuk berpegang kepada Allah,
karena firman-Nya berkata, "di dalam Kristus, saya memperoleh hidup
baru."
Di hidup lama saya, saya didorong oleh ketakutan, kemarahan, kebencian
dan rasa bersalah. Saya merasa hidup itu begitu melelahkan dan tanpa
tujuan. Allah telah satu per satu menghancurkan rantai yang membelenggu
saya – dan telah mengizinkan saya untuk mencicipi sedikit dari
kemerdekaan yang akan datang.
Satu minggu sebelum baptisan saya, saat saya sedang membenahi rak buku,
foto mantan tunangan saya jatuh dari salah satu buku. Foto itu memaparkan
wajahnya yang tersenyum gembira. Saat saya masih menyimpan dendam di
dalam hati saya, saya sudah pasti akan mencabik-cabik foto itu.Tetapi pada
momen itu, saat saya melihat foto itu, saya bisa tersenyum. Dari lubuk hati
saya yang paling dalam, saya berharap dia menjalani hidup yang bahagia.
Saya sendiri tidak menyangka saya dapat berpikiran positif terhadapnya
karena saya tahu saya orang yang pendendam, tidak mudah untuk
mengampuni. Di saat itu saya tahu, kasih Allah Yahwehlah yang telah
memenuhi hati saya dan menyingkirkan semua kebencian.
Saya sangat mengagumi hikmat Allah. Dulu saya tidak pernah mengerti
kenapa, kalau dia mengasihi saya, Dia mengizinkan saya melewati semua
penderitaan ini. Yang lebih berat adalah, mengapa Allah mengutus saya ke
kota yang begitu jauh dari keluarga dan saya harus menghadapi semua
masalah sendirian. Awalnya saya sering menuduh Allah tidak mengasihi
saya. Tetapi sekarang, saya dapat melihat hikmat Allah dengan jelas. Dia
begitu memperhatikan kehidupan saya, mengatur semua dengan sempurna
setiap detil kehidupan saya, agar pada akhirnya saya lewat darah Yesus
dapat kembali kepada Dia. Sekarang dosa saya sudah diampuni dan saya
sudah diperdamaikan dengan Dia!
Hanya di saat saya berada di dalam situasi tanpa jalan keluar, saya dengan
sungguh-sungguh dan sepenuh hati mencari Allah. Allah juga terbukti
sangat setia mendampingi saya di saat-saat penderitaan saya. Saya tidak
pernah ditinggalkan sendirian, Dia selalu ada bersama saya. Dia
mendengarkan, dan Dia adalah kekuatan dan penopang saya. Yang lucu
adalah, pada saat saya terpuruk, bulutangkis adalah satu-satunya hal yang
mendatangkan sukacita di dalam hidup saya. Dan Allah memakai
197 | C A H A Y A I N J I L
kegemaran saya bermain bulutangkis untuk membawa saya ke gereja. Kasih
karunia-Nya yang telah memimpin saya langkah demi langkah sampai ke
hari ini. Saya telah memutuskan untuk mengkomitkan kehidupan saya ke
dalam tangan-Nya. Mengenal Allah Yahweh adalah berkat yang paling
besar di dalam hidup saya!
Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati
untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Rom 5:8 ITB)
http://www.cahayapengharapan.org/kesaksian_hidup/texts/aku_tetap_berharga
_di_matamu.htm
Anak Domba Atau Serigala?
Yang Pertama dari serangkaian khotbat-khotbah penafsiran 2 Korintus
12:9
"Dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna"
Disampaikan oleh Pastor Eric Chang
Di Gereja Christian Disciples Pulau Pinang (Malaysia), Kebaktian
Permulaan
Apakah Kita Melihat Keadaan Yang Menyedihkan Di Sekeliling
Kita?
Di sekitar tempat tinggal kami yang baru di Hong Kong, ada orang yang
sedang membangun jalan yang baru yang mana di kedua sisi jalan itu
ditanami pohon-pohon guna untuk menarik lebih banyak orang supaya
pindah ke daerah itu. Sayangnya, usaha itu hanya sebagian saja yang
berhasil. Saya suka berjalan-jalan di sekitar tempat itu. Saya perhatikan
bahwa pohon-pohon yang masih muda ini sangat kurus dan hanya
mempunyai beberapa dahan yang jarang; pohon-pohon itu berusaha
keras untuk tumbuh di dalam satu lingkungan yang tidak bersahabat.
Mengapa saya mengatakan satu lingkungan yang tidak bersahabat?
Karena sangat sulit bagi pohon-pohon tersebut untuk tumbuh subur
dalam keadaan yang demikian. Pemerintah setempat telah memasang
pipa air di sepanjang sisi jalan. Pipa tersebut diberi lubang kecil di setiap
tempat yang ditanami pohon dengan tujuan sebagai persediaan air bagi
198 | C A H A Y A I N J I L
pohon-pohon tersebut selama musim panas di Hong Kong. Lubang-
lubang di atas pipa air tersebut mungkin tersumbat sehingga pengairan
tidak berjalan lancar. Bila saya melihat pohon-pohon yang kecil itu, saya
merasa sangat sedih karena saya melihat bahwa kebanyakan dari
pohon-pohon kecil itu layu. Daun-daunnya kering dan warnanya sudah
berubah menjadi coklat tua. Usaha mereka untuk melangsungkan
kehidupannya kelihatannya telah gagal.
Yang paling menyedihkan, pohon-pohon tersebut tidak mendapatkan air
sekalipun terdapat satu aliran air yang besar melewati ujung-ujung akar
mereka. Mereka sedang layu, sedangkan air segar mengalir dengan
deras di atas mereka. Kehidupan sesungguhnya begitu dekat, akan
tetapi pada kenyataannya begitu jauh. Bayangkan jika hal ini terjadi
pada kita, kalau kita adalah salah satu dari pohon ini: melihat air
mengalir dengan limpahnya di atas kita dan sementara itu kita sekarat
dalam kehausan, terbakar di bawah terik matahari dan merindukan
beberapa tetesan air; Dan air itu hanya mengalir melewati kita begitu
saja. Di suatu tempat lebih jauh di bawah di sepanjang pipa tersebut,
beberapa pohon mendapat air dan mereka tampak tumbuh dengan
subur sekali dengan daun-daunnya yang berwarna hijau. Namun,
kebanyakan dari pohon-pohon yang ada sedang sekarat tepat di bawah
pipa air itu juga. Saya berpikir: "Di mana pengurus taman ini? Apa yang
sedang dikerjakannya? Apakah ia sedang menunggu sampai mereka
semua mati?"
Jadi, setiap kali saya berjalan di sepanjang jalan tersebut, saya berpikir
bahwa terdapat banyak hal yang dapat dipelajari dari situasi ini.
Sebagai umat Allah, di dalam diri kita terdapat aliran-aliran air hidup ini.
Seperti yang dikatakan Paulus di dalam 2Korintus 4:7, kita mempunyai
harta ini (air hidup ini) di dalam bejana tanah liat (2 Korintus 4:7)
Saya tidak tahu berapa banyak orang yang berada di sekeliling kita akan
menengadah sambil berkata, "Berikan kami sedikit air, kami sedang
binasa! Jika tidak cepat, mungkin akan terlambat!" Apakah kita begitu
disibukkan dengan hal-hal yang lain sehingga kita mengabaikan
mereka yang berada di sekeliling kita dan membiarkan mereka untuk
binasa? Seringkali kita terlalu sibuk menyalurkan air itu ke tempat lain
yang lebih jauh dan lupa untuk membagikan pada mereka yang ada di
dekat kita. Barangkali kita mengucap selamat pada diri sendiri dan
199 | C A H A Y A I N J I L
mengatakan: "Ya, di sebelah sana, terdapat beberapa pohon yang
bertumbuh subur karena perhatian kita. Pipa kita masih berfungsi."
Tetapi bagaimana dengan kebanyakan orang yang sedang mati
kehausan dan sedang binasa di sepanjang jalan?
Di Manakah Air Hidup Itu?
Di manakah gereja? Di manakah gereja yang berfungsi? Di sana sini
terdapat satu dua pohon kecil yang bertumbuh, dan kita merasa bangga
dengan diri kita sendiri dan berkata bahwa karena kita, pohon-pohon
kecil ini bertumbuh. Dan lihat di sebelah sana, ada satu lagi!
Tetapi bagaimana dengan sejumlah besar orang yang sedang binasa?
Kita tidak mempunyai waktu untuk memikirkan mereka. Kita hanyalah
satu pipa air. Bagaimanapun, berapa banyak pohon yang dapat kita
perhatikan? Di dalam pipa air dekat rumah saya tersebut, terdapat
cukup air untuk semua pohon, andai saja terdapat kerelaan untuk
membuka diri sedikit. Andai saja tukang kebun mau memastikan bahwa
lubang-lubang di pipa tersebut tidak tersumbat maka semua pohon tadi
dapat diairi.
Saya bertanya-tanya apakah kita seperti pipa air yang tersumbat
tersebut?
Hari ini di Pulau Pinang, kita memiliki satu aliran air yang baru. Saya
berharap, oleh anugerah Allah, orang-orang yang haus dan bersungguh-
sungguh merindukan air dapat menemukannya di sini.
Saya Menemukan Banyak Orang Yang Kehausan Di Mana-Mana
Beberapa bulan yang lalu, dalam penerbangan kembali ke Montreal dari
Timur Tengah, saya duduk di samping seorang pria. Sementara kami
berbicara, saya mendapati bahwa pria tersebut telah mencari kebenaran
sejak masa mudanya. Ia berusaha mencari jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang timbul tentang kehidupan, namun sia-sia. Ia tidak
pernah menemukan apa-apa, dan tidak ada orang yang dapat
memberitahukan apa artinya kehidupan itu. Dia duduk di samping
putranya, pemuda yang tampan dan merupakan seorang ahli ilmu
purbakala. Saya berbicara dengan pria ini dan bertanya tentang
kehidupannya. Ia bercerita kepada saya, "Sebenarnya dulu aku adalah
seorang mahasiswa kedokteran dan hatiku rindu untuk mengetahui apa
artinya kehidupan ini. Aku berusaha mencari jawaban untuk pertanyaan-
200 | C A H A Y A I N J I L
pertanyaanku yang begitu banyak." Akhirnya, iapun meninggalkan studi
kedokterannya untuk beberapa waktu untuk mempelajari ilmu filsafat,
dengan harapan dapat menemukan jawaban untuk pertanyaan-
pertanyaannya. Namun, bukan jawaban yang ia temukan tetapi
sebaliknya timbul lebih banyak pertanyaan lagi yang tidak ada
jawabannya. Dia sekarang menjadi seorang Profesor Filsafat di McGill
University dan ia juga membuka praktek sebagai dokter penyakit jiwa,
karena sebelumnya, ia mengambil studi kedokteran umum tetapi
kemudian beralih profesi ke ilmu penyakit jiwa. Sementara itu, dia juga
mengajar filsafat di Universitas.
Dua puluh tahun kemudian, saya duduk di sampingnya dan bertanya,
"Bagaimana pandangan kamu terhadap kehidupan sekarang, apakah
hingga saat ini kamu masih belum menemukan jawabannya juga?" Dan
ia berkata, "Aku sudah menyerah dan menerima kenyataan bahwa
kehidupan ini tidak ada jawabannya, tidak ada jawaban yang dapat
ditemukan. Yang ada hanya pertanyaan, dan kita cuma perlu menerima
keadaan itu."
Lalu saya bertanya lagi, "Apa yang kamu ajarkan selama ini, mengingat
kamu hanya mempunyai pertanyaan dan tidak ada jawabannya?" Dan ia
menjawab, "Baik, aku mengajar mereka untuk melihat pertanyaan-
pertanyaan itu." Saya bertanya lagi, "Tetapi bagaimana dengan orang-
orang yang datang untuk mencari jawaban?" Ia menjawab, "Seperti aku,
mereka harus mengerti bahwa tidak ada jawabannya." Saya berkata
kepadanya, "Apakah pernah terlintas di pikiranmu bahwa mungkin ada
jawabannya?" Katanya, "Oh iya, tetapi di mana?" Saya berkata, "Apakah
kamu tidak keberatan kalau saya menceritakan sedikit tentang
kehidupan saya?" Ia berkata, "Oh, silakan saja, ceritakan."
Jadi saya menceritakan kepadanya dan ia sangat tertarik. Ia berkata,
"Sungguh? Kamu benar-benar bertemu dengan Allah? Apakah mungkin
untuk seseorang mengenal Allah?" Suatu wawasan yang baru mulai
terbuka bagi dia. Bangkit di dalam dirinya satu semangat yang baru. Dan
ia berkata, "Mungkin masih ada jawabannya." Setibanya kami di
Montreal, saya mengatakan bahwa saya akan menghubunginya lagi,
sambil memberi padanya beberapa kopian dari kesaksian saya, dan
beberapa buku lagi yang menceritakankan tentang pekerjaan-pekerjaan
Allah yang ajaib dan nyata. Karena saya harus melanjutkan perjalanan
201 | C A H A Y A I N J I L
ke Timur jauh, kami sepakat untuk bertemu lagi bila saya kembali lagi
akhir tahun ini. Bila Tuhan mengizinkan, kami akan bertemu lagi.
Kisah ini menggambarkan seseorang yang rela meninggalkan
kedokterannya untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
tentang kehidupan, tetapi dia tetap tidak menemukan jawabannya.
Orang tersebut diumpamakan sebagai sebatang pohon, satu pohon yang
muda, seorang mahasiswa kedokteran yang muda yang sedang mencari
air kehidupan. Pada saat yang bersamaan, kehidupan rohaninya sudah
layu karena kehausan. Ia menjadi seorang yang sinis: karena terdapat
terlalu banyak pertanyaan, tetapi tidak menemukan jawaban. Dan ia
menerima kenyataan itu dengan berani.
Dalam perjalanan dari Montreal ke Hong Kong, sekali lagi saya berada di
atas pesawat. Kali ini saya duduk berdampingan dengan seorang pria
Thai dari Bangkok. Kami bercakap-cakap dan ia menceritakan kepada
saya tentang kehidupannya. Ia baru saja kembali dari satu tour keliling
Eropa. Ia telah mengambil pensiun lebih awal dan ia berkata kepada
saya: "Tidak ada gunanya bekerja sampai mati, bukan? Apa tujuannya
kehidupan ini? Apakah ada artinya kehidupan ini? Saya sudah mencapai
puncak karir, sebagai seorang eksekutif perusahaan Shell di Thailand,
dan saya memutuskan untuk mengambil pensiun lebih awal. Saya telah
memiliki semua uang yang saya butuhkan dan jika saya melanjutkan
bekerja seperti itu maka pernikahan saya akan berantakan karena saya
jarang sekali berada di rumah, terlalu sibuk dengan pekerjaan. Bahkan
kesehatan sayapun akan terganggu. Jadi bagi saya sekarang, semua
keinginan saya sudah tercapai, dan itu sudah cukup. Sekarang saya
ingin menikmati apa yang tersisa dari hidup ini." Bagi dia, menikmati
hidup berarti melakukan perjalanan keliling Eropa, meskipun kewalahan
untuk mengunjungi 7 negara dalam 10 hari. Itulah cara orang ini
menikmati hidup. Saya dapat memikirkan cara yang lebih baik untuk
menikmati hidup. Bagi saya, mengadakan perjalanan sangat
melelahkan. Bahkan hanya berpikir untuk melakukan perjalanan keliling
7 negara dalam 10 hari saja sudah cukup melelahkan saya.
Bagaimanapun, mungkin hal itu merupakan sesuatu yang baru baginya.
Saat kami bercakap-cakap, ia memberikan kartu namanya kepada saya.
Saat mengeluarkan kartu namanya, tampak pula kartu emas American
Expressnya. Kami berbicara tentang tujuan hidup. Bagi dia, kehidupan
202 | C A H A Y A I N J I L
ini tidak ada tujuan. Saya berpikir sendiri bahwa orang ini telah
mencapai usia pensiun, dan telah memanjat tangga kehidupan sampai
ke atas, namun masih belum mengerti apa artinya kehidupan. Orang ini
merupakan salah satu dari pohon yang ditanam di tepi jalan itu. Andai
saja pada masa mudanya, seseorang telah membawakan sedikit air
padanya. Maka sekarang, dengan mengadakan sedikit perjalanan saja
sudah cukup untuk memuaskannya. Saya bertanya, "Apakah kamu tidak
bosan; bagaimana kamu menghabiskan waktumu?" Dia berkata, "Saya
bermain golf."
Coba bayangkan; jika tidak ada lagi yang tersisa di dalam kehidupan ini
selain golf, sebenarnya kehidupan ini tidak berarti lagi. Kehidupan
macam apa itu? Menyedihkan sekali! Tragis sekali! Tidak berarti! Tetapi
apa yang dapat kita katakan? Kehidupan rohaninya sudah layu dan mati.
Tidak ada lagi yang tertinggal. Sekarang ia menghabiskan sisa hidupnya
dengan memukul bola golf seminggu dua kali. Dan saya tidak
melanjutkan untuk bertanya kegiatan apa lagi yang ia lakukan dengan
hari-harinya yang lain. Mungkin ia hanya berbaring di serambi dan tidur.
Sungguh mengerikan!
Kita harus membawa air kehidupan kepada orang-orang seperti ini. Apa
yang terjadi kepada jiwa, roh, potensi-potensi kekal yang ada dalam
orang-orang ini? Menjadi layu tanpa air? Alangkah besar sukacitanya
karena air hidup ini dapat dibawa ke Pulau Pinang!
Di dalam waktu yang sisa ini, saya ingin membahas sedikit lagi
mengenai air kehidupan ini. Bagaimana kita dapat memenuhi misi ini?
Dengan jalan apakah supaya misi itu dapat digenapi? Apakah karakter
gereja; Dan mengapa kita sebagai gereja dan sebagai orang-orang
Kristen, sering gagal?
Mungkin kita sendiri masih belum memahami dengan baik tentang pesan
dari Injil yang sebenarnya. Kita tidak mengetahui apakah Injil itu. Bila
saya berbicara tentang air kehidupan, tentu saja, saya berbicara tentang
Injil Kristus. Tetapi apakah Injil itu? Mungkin anda sudah lama menjadi
orang Kristen, tetapi apakah anda yakin anda tahu apakah Injil itu?
Tahukah anda bagaimana untuk menyampaikan Injil kepada orang yang
haus jika anda tidak tahu apakah Injil itu! Tidak heran bila anda belum
dapat memberikan air kehidupan itu kepada siapapun. Apakah karakter
Injil yang paling penting? Dan bagaimana Injil seharusnya disampaikan?
203 | C A H A Y A I N J I L
Saya akan membahas dari Lukas 10:3. Kepada tujuh puluh murid yang
akan diutus-Nya, Yesus berkata: "Pergilah, sesungguhnya Aku
mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala."
Ayat ini begitu kaya dalam arti. Lebih banyak saya merenungkan ayat
ini, semakin ragu-ragu saya untuk mengkhotbahkannya. Kekayaan
yang terdapat di dalam ayat ini dapat dikatakan berkelimpahan.
Mengapa ayat ini begitu penting? Karena pada ayat ini terletak inti Injil,
apa yang ia lakukan dan bagaimana ia harus memberitakannya. Lebih
dari itu, ayat ini juga mudah diingat karena ayat ini membandingkan
dua gambaran yang bertentangan: serigala dan anak domba, atau lebih
tepat lagi, sekelompok serigala dan sekelompok anak domba.
Tuhan Yesus berkata: "Pergilah sekarang, Aku mengutus kamu seperti
anak domba ke tengah-tengah serigala." Lebih banyak anda
merenungkan gambaran ini, lebih mengherankan. Anda tidak perlu
menggunakan imajinasi (daya khayal) yang baik untuk melihat apa
yang akan terjadi kepada anak-anak domba yang diutus ke tengah-
tengah serigala. Dapatkah anda bayangkan berapa lama anak-anak
domba itu dapat bertahan hidup? Apakah mereka dapat bertahan
selama 5 menit? Atau 10 menit? Anak-anak domba yang malang dan
tidak berdaya tersebut akan segera dicabik-cabik. Bahkan Tuhan Yesus
tidak menyebut "domba", setidak-tidaknya, domba lebih besar, hampir
sebesar serigala. Tetapi anak domba! Anak domba melawan serigala?
Ini benar-benar anak-anak domba yang diutus untuk dibantai.
Di sini Yesus berkata, "Aku akan mengutus kamu keluar, dan kamu
akan berhadapan dengan lawan yang tidak sebanding." Apakah tujuan
dari semua ini? Apakah terdapat semacam strategi di sini? Apakah ini
sekedar satu lelucon? Jika ini sekedar satu lelucon, ini adalah satu
lelucon yang kejam terhadap anak-anak domba itu. Jadi apakah yang
ingin disampaikan Yesus kepada kita?
Bila anda membaca Alkitab, saya bertanya-tanya apakah dampak dari
gambaran yang dipakai membangkitkan imajinasi (daya khayal) anda.
Marilah kita bersama-sama meneliti ayat ini dan menguraikannya ke
dalam beberapa poin yang singkat.
Apakah Karakter (Sifat) Serigala?
Pertama-tamanya, kita harus memahami karakter (sifat) serigala.
204 | C A H A Y A I N J I L
Tahukah anda tentang serigala? Bangsa Palestina tahu banyak tentang
serigala karena mereka adalah pengembara. Domba adalah nafkah
penghidupan mereka. Mereka harus melindungi domba-domba mereka,
dan ancaman yang paling besar yang harus dihadapi tentu saja adalah
serigala.
Baru-baru ini, saya membaca satu artikel yang menarik di dalam
majalah National Geographic terbitan tahun 1989 mengenai serigala,
terutamanya serigala Arktik. Serigala Arktik sama saja seperti serigala
di tempat-tempat lain, hanya mereka tinggal di benua Arktik. Beberapa
penyelidik berhasil mendekati serigala-serigala tersebut, dan
membiarkan serigala-serigala tersebut membiasakan diri dengan
mereka, supaya mereka dapat memperhatikan tingkah laku serigala-
serigala itu dari dekat.
Dari penelitian itu, mereka menyimpulkan karakter (sifat) serigala
dalam tiga kata: agresif, menuntut dan sangat egois. Itulah sifat dasar
serigala. Artikel ini tidak ditulis oleh seorang Kristen demi kepentingan
khotbah saya. Mereka menulis artikel ini sebagai hasil dari penelitian
mereka tentang serigala-serigala tersebut dari jarak yang dekat.
Masyarakat serigala terdiri dari satu masyarakat yang berdisiplin, yang
berdasarkan kepimpinan dan penguasaan dari satu serigala jantan.
Sistem kehidupan adalah satu sistem di mana satu memerintah yang
lain. Yang kuat (tentu saja, serigala yang lebih besar, yang lebih
berkuasa, yang memiliki gigi lebih tajam, yang lebih licik, yang lebih
kejam) menguasai seluruh kelompok dan memimpin kelompok itu ke
mana saja ia ingin pergi. Masyarakat serigala berjalan berdasarkan pola
ini. Sangat menarik.
Masyarakat manusia juga berjalan dengan cara yang sama, sekalipun
kadang-kadang dengan cara yang lebih halus. Itulah sebabnya Tuhan
Yesus berkata di Matius 20:25,
Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-
pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Masyarakat manusia berjalan berdasarkan prinsip yang sama seperti
masyarakat serigala. Siapa pada akhirnya yang lebih berkuasa? Pada
kebiasaannya orang yang bersaing, orang yang berinisiatif, orang yang
205 | C A H A Y A I N J I L
cerdik dan dapat mempengaruhi orang lain, orang yang pandai
memikat hati dan memenangkan suara. Orang seperti inilah yang
menjadi pemenang, apakah ia melakukannya dengan senyuman, atau
dengan kekerasan. Pada akhirnya orang jahatlah yang menang. Ia
ingin memberikan satu kesan bahwa ia adalah seorang yang baik,
seorang penyelamat dunia, penyelamat bangsa, dan lebih lagi,
penyelamat anda. Selama anda mengikutinya, anda tidak akan lapar.
Ia akan melindungi anda dan ia akan melakukan yang terbaik untuk
anda - ia adalah seorang manipulator yang hebat. Orang seperti inilah
yang akan menjadi pemimpin.
Saat Tuhan berbicara mengenai serigala dan kelompoknya, Ia
sebenarnya berbicara tentang masyarakat dunia sebagaimana adanya.
Setiap kita yang hidup di dalam masyarakat ini tahu siapa yang
berpengaruh. Di perusahaan umpamanya, hanya ada satu orang saja
yang dapat mencapai puncak atau hanya ada satu orang saja yang
dapat menambatkan ekornya untuk mencoba mencapai puncak. Jadi
kalau anda tidak dapat menjadi nomor satu, anda dapat menjadi nomor
dua dengan menjilat orang yang memegang posisi nomor satu untuk
dapat mencapai puncak. Kehidupan manusia berjalan dengan cara
seperti ini. Itulah caranya seseorang mendapatkan kekuasaan.
Jadi apabila Tuhan mengatakan, "Aku mengutus kamu ke tengah-tengah
serigala", Yesus sebetulnya berkata, "Inilah masyarakat dunia dan
lihatlah bagaimana bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah berfungsi?
Mereka menguasai satu sama lain." Mereka semua ingin menjadi bos
besar. Para bandit tidak begitu halus dan lebih terang-terangan: "Mari
sini. Pergi sana. Aku tembak kamu jika kamu tidak mengikut perintah
aku." Banyak politikus melakukan hal yang sama tetapi dengan cara
yang lebih sopan. Di dalam perebutan kuasa di perusahaan, hal yang
sama terjadi, bukan? Di mana-mana sama saja, sama seperti
masyarakat serigala.
Jadi apabila Tuhan berkata, "Aku mengutus kamu keluar", Ia sebetulnya
berkata, "Aku mengutus kamu keluar ke dalam dunia serigala".
Bagaimana perasaan anda masuk ke dalam kelompok seperti ini?
Bagaimana perasaan murid-murid-Nya saat mendengar, "Aku akan
mengutus kamu pergi dan kamu akan dibantai oleh serigala." Atau,
206 | C A H A Y A I N J I L
benarkah mereka akan dibantai? Kita akan datang pada itu sebentar
lagi.
Menjadi Seorang Kristen Yang Sejati Berarti
DITRANSFORMASIKAN Dari Seekor Serigala Menjadi Anak Domba
Tetapi mungkin anda berkata, "Tunggu dulu, sebelum kita pergi sejauh
itu, bukankah kita semuanya serigala sebelum kita menjadi orang
Kristen?" Memang benar. Sebelum saya menjadi seorang Kristen, saya
ialah seekor serigala. Kalau bukan karena anugerah Allah, saya ialah
seekor serigala, dan mampu melenyapkan semua lawan dan merebut
tempat tertinggi sama seperti semua yang lain. Biar setiap orang
menantang, saya tidak akan takut. Sebelum saya menjadi orang
Kristen, cita-cita saya adalah bergerak dalam bidang militer. Untuk
mencapai puncak di dalam bidang militer, anda dituntut untuk bersikap
kejam. Saya siap melakukan apa saja yang diperlukan untuk mencapai
puncak dengan alasan demi menyelamatkan negara, belum lagi
menjadikan diri saya sebagai kepala negara.
Kesombongan yang sangat mendalam namun tersembunyi. Seringkali
kita menyembunyikan motif kita. Dahulu saya memang adalah seekor
serigala.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku mengutus kamu keluar
sebagai anak domba." Di manakah anak-anak domba tersebut? Jadi,
pertama-tama, mereka harus menjadi anak-anak domba dulu sebelum
mereka diutus keluar. Dalam pernyataan yang menakjubkan ini, Tuhan
sedang mengatakan: untuk menjadi seorang Kristen yang sejati berarti
harus ditransformasikan terlebih dahulu dari seekor serigala menjadi
anak domba. Prinsip transformasi disimpulkan di dalam ayat ini. Allah
harus melakukan sesuatu pada saya. Ia harus menangkap serigala ini
dengan gigi-giginya yang tajam, dengan semua kelicikannya dan
kekejamannya, dan mengubah karakternya (sifatnya) secara
menyeluruh menjadi seekor anak domba.
Seringkali kita berkata, "Tunggu sebentar, saya suka menjadi serigala.
Saya suka gigi yang tajam. Tanpa gigi yang tajam, siapa yang akan
melindungi saya? Tidak ada yang akan membela saya. Anda baru saja
menyatakan bahwa masyarakat dunia ini adalah masyarakat serigala.
Saya merasa nyaman hidup di tengah-tengah masyarakat ini. Saya telah
mendapatkan tempat saya di dalam masyarakat ini. Sekarang anda
207 | C A H A Y A I N J I L
ingin mengubah saya menjadi seekor domba, dan akhirnya,
menjadi steak domba? Semua serigala ini akan menghabisi saya dengan
segera. Saya tidak menyukai hal ini. Saya ditinggalkan tanpa
pertahanan. Saya tidak mau diubahkan."
Dan tahukah anda, bahwa masih ada banyak orang Kristen yang tidak
mau diubahkan karena alasan yang saya sebutkan diatas, karena anda
ditinggalkan dalam keadaan mudah diserang. Masih terdapat banyak
juga orang yang hanya berubah di kulit luarnya saja, menjadi serigala
dengan kulit domba. Dan anda menjadi anak domba sebatas kulitnya
saja, tetapi di dalam diri anda masih tetap menjadi seekor serigala.
Saya berharap anda memahami kiasan ini. Itulah gambaran yang
dipakai oleh Tuhan Yesus di Matius 7:15.
Seringkali kita menemukan banyak orang di dalam gereja yang kelihatan
seperti anak domba. Tatkala kita menyinggung perasaan mereka, kita
akan terkejut betapa tajamnya gigi "anak-anak domba" ini. Mereka akan
mengigit dan anda berpikir, "Aku tidak tahu anak domba mempunyai gigi
yang tajam. Aku pikir hanya serigala yang mempunyai gigi setajam itu."
Pernahkah anda melihat orang-orang Kristen yang selalu bertengkar?
Ketika mereka berlumuran darah dan luka-luka, anda ingin tahu di mana
anak-anak domba itu? Inikah kelompok domba?
Berbicara tentang anak domba, saya dapati hal yang menarik karena
salah satu lambang favorit orang-orang Kristen adalah "rajawali". Saya
seringkali diberi ayat yang indah ini dari Yesaya 40:31, "mereka yang
menanti-nantikan Tuhan itu seumpama rajawali yang naik terbang
dengan kekuatan sayapnya". Kadang-kadang kita lupa bahwa bagian
yang berlaku bagi kita bukanlah paruh dan cakar rajawali (yang dapat
mengoyakkan bahkan seekor serigala muda), tetapi "naik terbang
dengan kekuatan sayapnya". Tidak ada cakar pada sayap. Tidak ada
paruh yang tajam pada sayap.
Kita menyukai lambang kekuatan. Bila anda melihat lambang
kebangsaan, apakah anda melihat anak domba di sana? Tentu tidak. Apa
yang anda lihat? Seekor naga. Lambang ini sangat populer di Hong
Kong, begitu juga di Negeri Cina. Yang saudara lihat adalah singa, atau
kuda bertanduk (unicorn), binatang-binatang yang tangkas dan cerdas.
Siapa yang mau anak domba sebagai lambang? Sulit sekali untuk
208 | C A H A Y A I N J I L
menemukan orang-orang Kristen yang tertarik untuk menjadi anak
domba.
Paulus menggunakan gambaran tentang "saling menggigit dan saling
menelan." Ia berkata kepada Jemaat Galatia, "tetapi jikalau kamu saling
menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling
membinasakan." (Galatia 5:15) Tahukah anda apa yang ingin Paulus
sampaikan kepada Jemaat Galatia? "Aku meragukan bahwa kamu
semua adalah anak domba. Kamu masih serigala di dalam." Banyak
orang membaca pernyataan yang cerdik dari Paulus kepada Jemaat
Galatia ini, tetapi tidak memahami artinya dengan sempurna.
Apakah anda sudah diubahkan? Apakah gigi anda masih terlalu lancip?
Ketika kita menjadi anak domba, kita berkata, "Semua gigi serigala saya
sudah hilang." Kemudian kita mengeluarkan kikiran kuku dan
menajamkan gigi sambil berkata, "Aku masih membutuhkan semacam
pertahanan supaya saat serigala menyerang, aku dapat membalas
dengan beberapa gigitan." Jadi benarkah kita sudah berubah?
Yesus Disebut Sebagai Anak Domba
Adalah sangat luarbiasa bahwa Tuhan Yesus sendiri disebut Anak Domba
(Yohanes 1:29, Kisah 8:32, 1 Petrus 1:19). Dalam kitab Wahyu, Ia
disebut "Anak Domba" sebanyak 28 kali! Lebih dari itu, Ia adalah Anak
Domba yang disembelih (Wahyu 5:6). Dapatkah kamu bayangkan
seekor anak domba yang terluka, seekor anak domba yang telah
disembelih? Apakah ia masih mempunyai kekuatan? Seekor anak
domba yang sehat saja cukup lemah, bagaimana dengan seekor anak
domba yang terluka dan telah disembelih? Inilah gambaran untuk
transformasi atau perubahan yang sempurna. Jika anda tidak suka
menjadi seekor anak domba, jangan pernah berpikir untuk menjadi
seorang Kristen. Kalau tidak, anda akan salah dalam memberitakan
Injil.
Anak Domba Diutus Keluar Ke Tengah-Tengah Serigala
Ini adalah "mission impossible" - misi yang mustahil. Seperti saya
katakan tadi, anak domba tidak dapat bertahan lebih dari beberapa detik
di tengah-tengah serigala. Pergilah ke kebun binatang dan lemparkan
beberapa anak domba dan lihat berapa lama mereka dapat bertahan.
Saya tidak yakin mereka dapat bertahan lama. Serigala dengan rahang
209 | C A H A Y A I N J I L
yang tajam dan kuat itu akan segera melahap mereka. Apakah anda
takut anda tidak dapat bertahan?
Apakah rahasianya? Apakah strategi yang dipakai oleh Tuhan?
Beberapa hari yang lalu saya meminum kopi yang panas. Saya merasa
sangat haus. Tetapi bagaimana saya harus meminumnya, terutamanya
di negara yang panas seperti ini? Maka istri saya, Helen, pergi ke
pelayan dan meminta sedikit es batu. Kami memasukkan es itu ke dalam
kopi dan dengan segera kopi tersebut menjadi dingin. Seperti inikah
strategi Tuhan?
Apakah kita melepaskan anak-anak domba di tengah-tengah serigala,
supaya serigala akan kehilangan sifat agresifnya dan menjadi anak
domba? Itu tidak akan berhasil. Serigala tidak akan menjadi anak domba
dengan memakan habis anak-anak domba. Anda mungkin pernah
mendengar ungkapan, "anda menjadi seperti apa yang anda makan."
Jika itu benar, maka strategi itu mungkin akan berhasil: lebih banyak
anak domba yang dimakan, semakin mereka menjadi seperti anak
domba. Tapi sayangnya, kenyataan tidak berfungsi seperti itu, bukan?
Maka, itu tidak mungkin strateginya.
Jadi, apa strateginya? Apa gunanya mengutus anak domba ke tengah-
tengah serigala?
Sekarang kita sampai pada gagasan kunci: strateginya adalah untuk
mengandalkan kuasa Allah. Yaitu, kuasa Allah bekerja melalui anak
domba itu untuk mengubah serigala itu. Hal ini tidak akan berhasil dalam
kehidupan alami. Jika strateginya bukan untuk mengubah serigala
melalui anak domba, jadi apa tujuannya mengutus anak domba untuk
dibunuh? Tentu saja anak domba manapun yang diutus ke tengah-
tengah serigala harus siap untuk mati, dan memang ada yang benar-
benar akan dibunuh oleh serigala. Tetapi serigala tidak diubahkan hanya
dengan melakukan apa yang alamiah bagi mereka - seperti memakan
anak domba. Jelaslah di sini hanya kuasa Allah yang bekerja melalui
anak domba itu yang dapat mengubah serigala itu.
Injil - Harus Diberitakan Dengan Nyawa Kita
Murid-murid diutus Yesus untuk memberitakan Injil. Jadi, Injil
diberitakan kepada serigala dengan nyawa anak domba sebagai korban.
Sejak dulu anak domba dipersembahkan sebagai kurban persembahan di
210 | C A H A Y A I N J I L
dalam Alkitab. Makanya, kita dapat melihat bahwa Injil harus diberitakan
dengan nyawa kita sebagai korban. Tidak ada jalan yang murah dan
mudah untuk membawa Injil kepada orang lain. Anda mungkin tidak
mempercayainya mengingat cara Injil diberitakan hari ini. Anda mungkin
berpikir bahwa memberitakan Injil merupakan pekerjaan yang paling
mudah di dunia ini. Persatuan Uni-Sovyet baru saja membuka diri dan
dari berita kita melihat bahwa banyak orang bergegas masuk, dan
mereka berdiri di tengah-tengah Red Square untuk memberitakan Injil.
Banyak orang berkumpul untuk mendengarkan khotbah mereka.
Tampaknya, tidak ada hal yang lebih mudah dari memberitakan Injil.
Tidak ada pekerjaan yang lebih mudah daripada mengubah serigala
menjadi anak domba, hanya bicara dan bicara saja. Lebih fasih anda
berbicara, maka lebih berhasil anda. Menurut pepatah Cina, "semuanya
bergantung pada lidah sepanjang tiga inci." Anda dapat berbicara
sehingga seluruh dunia tunduk kepada anda: anak domba berbicara
kepada serigala sehingga serigala menjadi anak domba.
Tetapi itu bukan gambarannya. Itulah sebabnya saya mengatakan tadi
bahwa mungkin kita masih belum mengerti bagaimana Injil harus
diberitakan. Lebih buruk lagi, mungkin kita juga masih belum mengerti
apakah karakter Injil. Tolonglah mengerti bahwa Injil menuntut supaya
anda mengalami transformasi, dan anda pribadi yang tahu apakah anda
sudah diubahkan atau belum. Seringkali kita tidak rela diubahkan
karena kita tahu saat kita diubahkan, kita tidak dapat lagi menggunakan
cara kita sendiri untuk hidup di dunia ini. Itulah yang menjadi sebab
mengapa banyak orang Kristen tidak mau diubahkan. Kita akan
kehilangan tempat tengah-tengah serigala. Yang pasti, tidak ada anak
domba yang memiliki status di tengah-tengah serigala.
Dengan bahasa yang sederhana, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
sangat sedikit orang Kristen yang benar-benar sudah diubahkan.
Pahamilah hal ini dengan jelas. Tuhan Yesus mengatakan hal itu sendiri,
bahwa hanya sedikit yang akan diselamatkan (Matius 7:14; 22:14; cf 1
Petrus 3:20).
Saya sering merenungkan hal itu dan saya mengerti sekarang. Mengapa
hanya sedikit yang akan diselamatkan? Karena kebanyakan tidak mau
menjadi anak domba. Jika anda menjadi seekor anak domba, anda tidak
dapat bertahan hidup di dunia ini (yakni, di tengah-tengah serigala)
211 | C A H A Y A I N J I L
kecuali dengan satu cara tertentu, dan hal inilah yang akan kita tangani
sekarang.
Bagaimana Injil Diberitakan?
Prinsip apa yang digunakan oleh Tuhan? Ini adalah satu prinsip yang
menakjubkan, akan tetapi, harga yang harus dibayar juga sangat mahal.
Itulah sebabnya mengapa terdapat begitu sedikit orang Kristen yang
sejati. Percayalah, terdapat hanya sedikit. Jika anda dapat menemukan
seorang Kristen yang sejati, pergilah kepadanya dan minumlah air yang
tak ternilai itu. Jangan membiarkan air itu berlalu, karena anda sulit
untuk mencari di seluruh dunia untuk satu tempat di mana Injil
diberitakan sebagaimana harusnya; Anda akan mengalami kesulitan
menemukannya. Bukan karena orang tidak mau memberitakannya,
tetapi entah bagaimana, Injil yang sejati telah hilang. Injil terlalu sukar
untuk dimengerti.
Saya akan menutup khotbah saya dengan poin ini: bagaimana Injil harus
diberitakan? Apakah sifat Injil?
Inti dari Injil adalah Yesus sendiri. Pertimbangkan bagaimana Injil
diberitakan oleh Tuhan Yesus. Ketika Yesus datang ke dunia ini, Ia tidak
datang sebagai raja yang mulia yang lahir di istana. Bahkan Yesus tidak
mempunyai tempat yang layak untuk dilahirkan. Ia dilahirkan bukan di
tempat manusia lahir, tetapi di tengah-tengah binatang. Dengan kata
lain, Yesus dilahirkan dalam kelemahan.
Ketika Yesus memulai pelayanan-Nya, bagaimana Ia menjalankan
kehidupan-Nya? Ia berkata, "Aku tidak dapat mengerjakan sesuatu dari
diri-Ku sendiri." Ia hidup dalam kelemahan yang total. Ia memilih untuk
menjadi lemah. Itulah sebabnya di Yohanes 5:19, Yesus mengatakan,
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat
mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia
melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa,
itu juga yang dikerjakan Anak.
Dan sekali lagi di Yohanes 5:30,
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku
menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan
212 | C A H A Y A I N J I L
penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku
sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
Yesus berkata: "Aku tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Ku
sendiri. Apa saja yang Ku-lihat yang dikerjakan Bapa, Aku kerjakan. Apa
saja yang Ku-dengar dari Dia, itulah yang Ku-perbuat. Aku hidup hanya
oleh kehendak-Nya. Aku tidak ada kekuatan dari diri-Ku sendiri. Aku
tidak ada kuasa di dalam diri-Ku sendiri. Aku tidak berfungsi dari
kekuatan diri-Ku sendiri. Aku tidak berarti apa-apa dan Dialah
segalanya." Yesus dilahirkan dalam kelemahan dan Ia hidup dalam
kelemahan.
Tahukah anda apa yang terjadi di Taman Getsemani? Apakah anda
melihat Dia dalam kekuatan? Dalam keagungan? Dalam jubah imam
besar yang mulia? Tidak. Yang anda lihat di Taman Getsemani adalah
seseorang dengan muka-Nya sampai ke tanah, air mata tangisan
membasahi muka-Nya sambil berseru, "Ya Bapa-Ku, kalau boleh,
biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tolonglah biarlah cawan ini lalu.
Aku tidak dapat meminumnya. Aku tidak dapat." Apakah orang ini
seorang pahlawan? Apakah orang ini, yang berlinangan air mata, akan
menakluk dunia ini? Sangat memalukan. Ia tergeletak di atas tanah,
seorang pria dewasa yang menangis. Dalam tradisi kami, sesuatu yang
sangat memalukan jika seorang pria menangis. Dan di Taman
Getsemani Yesus sedang menangis dengan muka-Nya sampai ke
tanah.
Dalam Ibrani 5:7, kita baca:
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan
doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada
Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena
kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Apa? Menyelamatkan-Nya dari maut? Memalukan! Lihat pada prajurit-
prajurit kita yang berbaris maju dengan berani menuju kematian.
Pantang mundur! Mulia! "Serbu!" - dan mereka maju ke dalam medan
perang. Rebah dan rubuh ke atas tanah, tanpa ratapan dan tanpa satu
keluhanpun mereka mati. Orang-orang seperti inilah memang pahlawan!
Itulah pria sejati. Tetapi bagaimana dengan Yesus? Sang Anak domba.
Lemah! Pernahkah anda melihatnya seperti itu? Itulah kenyataannya.
213 | C A H A Y A I N J I L
"Ratap tangis dan keluhan" - gambaran bagi kelemahan yang dahsyat.
Apakah Ia didengarkan karena keberanian-Nya? Tidak. Ia didengarkan
karena "ketakutan-Nya".[Kata 'takut' diambil dari teks Yunani yang
berarti "ketakutan, kekuatiran" secara umum, tetapi banyak sarjana
teologia berpikir bahwa di sini dan di beberapa tempat yang lain dalam
Perjanjian Baru, kata itu memiliki arti yang khusus, yaitu "takut akan
Allah, kesalehan"] Yesus bukan seorang pahlawan, dan Ia sendiri tidak
bermaksud untuk menjadi seorang pahlawan. Ia adalah Anak Domba,
yang lemah dan tidak berdaya, dilahirkan dalam kelemahan dan hidup
dalam kelemahan atas pilihan-Nya sendiri. Di Taman Getsemani, anda
tidak dapat melihat apa-apa melainkan kelemahan. Tidak ada kekuatan
yang dapat dilihat. Inginkah anda mengikut pahlawan seperti ini?
Kemudian pada akhirnya, disalib, apa yang anda lihat di situ? Seorang
pahlawan yang mulia tersalib tanpa mengeluh sedikitpun? Bukankah
kedengaran Yesus berkata: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?" Tidakkah ini kedengaran seperti satu keluhan
terhadap Allah? Apa yang terjadi di sini? Apakah orang-orang yang
berada di sekitar salib pada waktu itu tahu bahwa Yesus sedang
mengutip Mazmur 22? Apakah anda mengetahui bahwa mazmur ini,
sebenarnya adalah satu seruan dari hati dalam kelemahan total,
sementara masih tetap percaya hanya kepada Allah untuk pembelaan
dan kemenangan pada akhirnya?
Paulus menyimpulkan semua ini dengan kata-kata ini di 2 Korintus 13:4,
Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan,
namun Ia hidup karena kuasa Allah.
Yesus tidak pernah hidup oleh kekuatan-Nya sendiri. Ia disalibkan
dalam kelemahan. Tanamkan hal ini dalam pikiran kita. Ia lemah dari
awal sampai akhir, sejak dilahirkan sehingga disalibkan. Seumur hidup-
Nya hanya sebagai anak domba. Tidak ada sifat serigala di dalam diri-
Nya. Hanya seekor anak domba yang lemah, tetapi kuat di dalam
kuasa Allah. Sangat menakjubkan bahwa di Wahyu 5:5, Yesus disebut
sebagai Raja dengan satu gelar yang deskriptif, "Singa dari Suku
Yehuda", sedangkan dalam ayat yang berikutnya, Ia digambarkan
sebagai "Anak Domba", dan kemudian tiga kali lagi (5:8, 12, 13) di
dalam fasal yang singkat ini, Ia digambarkan sebagai "Anak Domba"
yang disembah oleh semua yang setia kepada Allah.
214 | C A H A Y A I N J I L
Apakah Gambaran Yesus Ini Mengecewakan Anda?
Mungkin anda berkata, "Aku tidak pernah tahu Yesus begitu lemah.
Sekarang aku akan mencari pemimpin yang lebih kuat." Ini
menunjukkan bahwa anda masih terbiasa dengan masyarakat serigala,
masih mencari "serigala alpha" (serigala #1) untuk diikuti. Anda tidak
tahu bagaimana untuk mengikut Yesus yang lemah seperti ini.
Masalahnya, saudara-saudaraku, adalah anda masih belum memahami
sifat dasar dari Injil. Apakah saya membuat anda bingung? Saya pikir
demikian karena anda belum pernah memahami Injil dengan cara ini.
Apakah Injil itu? Injil adalah kelemahan Kristus, tetapi Injil juga adalah
kekuatan Allah di dalam Kristus.
Bacalah dengan teliti sekali lagi. Terdapat banyak perikop di dalam
Alkitab yang tidak dapat anda mengerti sehingga anda menangkap
prinsip ini dengan jelas. Jika anda melihat 2 Korintus 12, anda dapat
mempelajari rahasia bagaimana Injil berfungsi. Cara berfungsinya dapat
kita lihat dalam pribadi rasul Paulus. Apakah rasul Paulus seorang
karismatik yang penuh kuasa? Ia memang seorang yang sangat pintar.
Tetapi menurut laporan yang ada dari jemaat mula-mula, Paulus adalah
seorang yang bertubuh pendek, botak dan tidak mengesankan. Ia bukan
serigala yang karismatik seperti anggapan kita, tetapi hanya satu lagi
anak domba. Kalau kita membaca surat-surat Paulus, kita dapat melihat
bahwa pada kenyataannya, dia memiliki pikiran yang tiada
tandingannya. Tetapi jemaat di Korintus berkata bahwa ketika Paulus
berada di tengah-tengah mereka ia tampak lemah (2Kor. 10:10; 1Kor.
2:3; 4:10), sehingga mereka menghinanya (2Kor. 11:5, 6, 16). Mereka
berani menggertaknya, menghakiminya (1Kor. 4:3, 5). Aneh, semua
kesan dan anggapan kita mengenai Paulus ternyata keliru. Dan tahukah
anda, bahwa itulah yang diinginkan Paulus. Ia memilih untuk menjadi
"lemah" (1 Korintus 2:1-3). Sudah pasti sifat kedagingan Jemaat
Korintus sangat mendukakan hati Paulus. Meskipun demikian, ia tetap
memilih untuk menjadi "hambamu karena kehendak Yesus" (2Kor. 4:5).
Itulah caranya Paulus berfungsi, karena ia mengetahui satu-satunya
rahasia yang tidak kita ketahui.
Apakah Sifat Dasar Dari Injil?
Saya akan membacakan untuk anda 2 Korintus 12:10,
215 | C A H A Y A I N J I L
Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam
siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan
kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku
kuat.
Jika anda tidak dapat mengingat apa-apa dari khotbah yang sudah
disampaikan ini, ingatlah kata-kata ini. Inilah intisari dari Injil - "sebab
jika aku lemah, maka aku kuat". Apakah anda memahami kata-kata
itu? Saya pikir tidak. Bahkan saya sendiri membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk memahaminya, karena pada dasarnya saya tidak
lemah, dan karena itu sulit bagi saya untuk memahaminya. Tetapi saya
harus memahaminya dan saya harus melakukannya, kalau tidak saya
tidak dapat berfungsi dalam kuasa Allah. Dan jika saya membawa
seseorang kepada Tuhan, apa yang saya lakukan adalah hanya sekedar
menyakinkan serigala tersebut untuk setuju menjadi orang Kristen.
Saya menyakinkan mereka dengan satu ideologi yang lebih baik, akan
tetapi mereka masih tetap serigala. Mereka masih belum berubah di
dalam. Mereka enggan menjadi lemah. Mereka mau tetap kuat. Mereka
menginginkan satu ideologi yang lebih baik. Saya dapat memenangkan
seluruh dunia dengan cara ini. Sayangnya, gereja sebenarnya telah
memenangkan dunia persis dengan cara ini. Dengan cara demikian,
gereja telah mengkristenkan dunia dan menghasilkan satu masyarakat
serigala yang sudah dikristenkan. Gereja sudah menjadi serigala yang
paling berkuasa. Gereja menjadi organisasi yang paling kaya, paling
berpengaruh, dan menurut ukuran apapun, merupakan institusi yang
paling terorganisir. Gereja di Amerika menguasai negara itu. Mereka
dapat menggoyangkan pemerintah. Setiap Presiden Amerika harus
berjaga-jaga dalam berbicara, karena gereja dapat menurunkan dia
kapan saja. Kalau kita perhatikan, setiap Presiden Amerika akan
mengaku sebagai orang Kristen, kalau tidak ia tidak akan pernah dapat
dipilih menjadi Presiden.
Pada dasarnya dunia ini sekarang dipenuhi oleh serigala-serigala yang
telah dikristenkan. Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa anda akan
menghadapi kesulitan menemukan Injil yang diberitakan dengan benar
di mana saja di dunia ini. Kita dapat mengkristenkan seluruh dunia
dengan mengatakan: "Anda boleh tetap sebagai serigala." Hanya saja
bersikap lebih baik sedikitlah terhadap sesama, hanya perlu lebih
bermoral sedikit, atau percaya saja pada beberapa doktrin tertentu.
Percaya sajalah bahwa Yesus telah datang ke dalam dunia ini, dan Ia
216 | C A H A Y A I N J I L
menjalankan satu kehidupan yang suci di dunia ini, dan bahwa Yesus
telah mati untuk kita. Selama Ia yang mati untuk saya, saya tidak perlu
mati. Jadi biarlah Dia yang mati dan saya yang hidup. Karena Ia telah
membayar hukuman bagi dosa saya, saya dapat terus hidup dalam dosa.
Sesudah itu, saya hanya perlu kembali dan melakukan pengakuan. Saya
akan mendapat pengampunan dan saya dapat melanjutkan kehidupan
saya. Saya merasa aman begini. Kehidupan kekristenan sangat cocok
bagi saya. Saya akan melahap beberapa anak domba lagi dan hari
Minggu berikutnya, saya akan bertobat dan berkata, "Bapa, (atau,
Pendeta), saya minta maaf saya menelan beberapa anak domba
kelmarin". "Oh ya? Kamu serigala jelek, atau kamu domba jelek (kamu
tampak seperti anak domba untuk saat), pergilah dan tebuslah dosamu,
dan saya akan memberikan beberapa disiplin kepada kamu. Kamu
berdoa dengan berlutut selama 15 menit setiap hari selama beberapa
bulan. Dan pergilah dan menjadi domba (atau apapun kamu itu) yang
lebih baik."
Seperti inilah kekristenan pada masa kini. Jadi minggu yang berikutnya,
anda menelan seekor anak domba yang lain dan anda berkata, "Bapa
Pendeta, saya menyesal, saya agak lapar. Saya masih belum belajar
makan rumput. Saya membutuhkan sedikit waktu lagi untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan diet. Saya sudah berusaha untuk
memakan rumput, tetapi tidak terlalu cocok dengan pencernaan saya."
Rahasia Kehidupan Kristen: Kuasa Melalui Kelemahan
Kita tidak tahu bahwa rahasia kehidupan Kristen adalah kuasa melalui
kelemahan - kuasa Allah melalui kelemahan kita. "Jika aku lemah, maka
aku kuat." Saya tidak tahu apakah saya berhasil menyampaikan pesan
ini kepada anda. Saya hampir tidak mau mengkhotbahkannya karena
saya tahu betapa sulitnya untuk dimengerti. Saya curiga setelah anda
keluar dari tempat ini hari ini, anda akan berkata, "Saya tidak tahu harus
berbuat apa dengan khotbah itu. Saya tidak dapat mengubah diet saya.
Saya suka makan daging domba. Saya masih belum bisa makan rumput,
masih belum terbiasa hanya makan sayuran." Dan anda dengan senang
hati tetap menyebut diri sebagai orang Kristen sekalipun dengan sifat
serigala di dalam. Dan pada Hari itu, saat anda bertemu dengan Tuhan
Yesus, anda akan malu sekali.
Anda akan berhadapan dengan Anak Domba, dan Ia akan
menatap anda dan berkata, "Mengapa kamu ada di sini?"
217 | C A H A Y A I N J I L
"Aku orang Kristen, dan aku memanggil Engkau 'Tuhan'", anda
menjawab.
"Kamu bukan milik-Ku karena kamu mempunyai sifat yang
berbeda. Kamu seekor serigala."
"Aku sekali-sekali makan rumput, Tuhan," anda membela diri.
Itu tidak cukup untuk membuat perbedaan.
Kita akan tutup khotbah ini sebentar lagi. Kita harus mengerti rahasia
ini. Seluruh kehidupan kekristenan, sama seperti Tuhan Yesus sendiri,
diawali dalam kelemahan dan ditempuh dalam kelemahan. Anda harus
mengaku bahwa anda adalah seorang yang berdosa dan bertobat dari
dosa-dosa anda. Adakah hal yang lebih lemah dan lebih memalukan dari
pada menjadi seorang berdosa yang merendahkan diri, merangkak di
atas lutut dan bertobat? Sebelumnya, anda berdiri tegak, tetapi saat ini
anda merendahkan diri di atas lutut dalam kelemahan untuk
menyatakan pertobatan. Dalam baptisan, seseorang mengangkat anda
dan membenamkan anda ke dalam air, basah, dan air menetes di semua
tempat. Bukankah ini satu penghinaan? Jika seseorang berbuat seperti
itu kepada saya sewaktu saya masih non-Kristen, saya akan meninju
matanya. Tetapi di sini anda menundukkan diri kepada seseorang yang
memegang leher anda dan membenamkan anda ke dalam air. Apakah
ini bukan kelemahan?
Pertobatan merupakan suatu ekspresi kelemahan yang paling sempurna.
Jika tidak ada ekspresi kelemahan, maka tidak ada pertobatan.
Sebelumnya, mungkin orang lain memandang kepada anda untuk
mendapatkan belas kasihan. Andalah yang membagikan belas kasihan,
kalau tidak anda menancapkan gigi yang runcing pada mereka. Tetapi
sekarang, anda harus pergi kepada orang-orang yang anda sakiti dan
meminta belas kasihan, dengan kata-kata, "Tolong ampunilah aku."
Tetapi bagaimana selanjutnya? Apakah anda dapat melanjutkan dalam
kelemahan? Seringkali tidak. Anda masih belum melihat banyak
perubahan terjadi dalam hidup anda. Anda masih orang yang sama
seperti dulu. Anda masih berpikir dengan cara yang sama dan
bertingkah laku dengan cara yang sama. Tujuan anda menjadi orang
Kristen adalah untuk menjadi kuat. Tidakkah Yesus sendiri berkata Ia
akan memberikan kehidupan yang berkelimpahan dan damai sejahtera
218 | C A H A Y A I N J I L
dan sukacita? Bukankah damai dan sukacita kekuatan? Di mana lagi
saya harus berubah?
Hal ini juga merupakan salah satu misteri kepada saya: saya sering
melihat banyak orang berada di gereja selama bertahun-tahun dan saya
tidak melihat adanya perubahan pada diri mereka. Jika anda masih
belum menjadi samasekali lemah, anda tidak akan pernah mengalami
kuasa-Nya. Pengalaman pertama saya dengan Allah merupakan juga
saat dimana saya menjadi lemah untuk pertama kalinya. Pada saat
itulah saya merendahkan diri secara total di hadapan Allah, rela
menyembah-Nya di dalam debu, rela menjadi tidak berarti di hadapan-
Nya, dan saat itulah Ia menyatakan hadirat-Nya kepada saya. Itulah
sebabnya saya menjadi seorang Kristen sampai saat ini, karena Tuhan
menunjukkan kemuliaan-Nya dan keagungan-Nya kepada saya. Sejak
saat itu, saya tidak pernah mau berbalik lagi. Setiap kali saya menjadi
lemah dan rela merendahkan diri di hadapan-Nya, Ia terus-menerus
menyatakan diri-Nya kepada saya. Saya sudah membagikan di dalam
kesaksian saya keajaiban demi keajaiban yang saya alami ketika Ia
memelihara saya di dalam kelemahan, seperti kekurangan makanan.
Demikianlah caranya Tuhan membuat saya menjadi lemah supaya saya
dapat mengalami-Nya setiap saat.
Itulah sebabnya mengapa Paulus berkata, "Aku akan bermegah di dalam
kelemahan," karena justru dengan cara itulah, ia mendapat pengalaman
dengan Allah. Anda terlalu kaya. Anda terlalu kuat. Anda memiliki
kedudukan yang tinggi. Itulah sebabnya anda tidak mendapat
pengalaman dengan Allah. Saya dapat menjamin hal ini: jika anda kaya,
anda tidak akan mengalami dimana Allah mencukupi dan menyediakan
segala kebutuhan anda. Anda tidak membutuhkan Dia untuk
memelihara anda. Jika anda mempunyai kedudukan yang tinggi, anda
merasa puas dengan diri sendiri. Sebagai seorang yang puas dengan diri
sendiri, apakah anda akan membutuhkan Allah? Saya jamin tidak. Anda
mungkin berkomat-kamit menyaksikan sedikit pengalaman dengan
Tuhan di sana-sini, tetapi anda pribadi tahu bahwa semua itu bukan
pengalaman yang mendalam. Jika anda ingin mempunyai pengalaman
Allah dengan cara yang lebih mendalam, anda harus turun ke dalam
kelemahan.
Turun Ke Dalam Kelemahan
"Jika aku lemah, maka aku kuat." Mengapa? Karena dalam beberapa
219 | C A H A Y A I N J I L
ayat sebelumnya, Tuhan berkata kepada Paulus: "dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna." Tuhan tidak pernah gagal. Setiap kali
anda menjadi benar-benar lemah, menjadi anak domba, dan
merendahkan diri ke dalam debu, Allah akan menyatakankan kekuatan
dan kemuliaan-Nya. Anda dapat mencobanya. Jika prinsip ini tidak
berhasil, maka Alkitab tidak menyatakan kebenaran. Jika Alkitab tidak
menyatakan kebenaran, maka lebih baik jangan menjadi orang Kristen.
Jangan pernah datang ke gereja lagi, karena semua ini omong kosong.
Apakah Injil itu benar atau tidak? Ini adalah persoalan yang berkaitan
dengan kekuatan Allah yang menjadi nyata melalui kelemahan kita.
Persoalan ini adalah persoalan hidup atau mati. Janganlah bermain-
main dengan Injil. Saya tidak mempunyai waktu untuk hal yang
dangkal. Apakah Allah nyata atau kita sedang menyia-yiakan waktu
kita dengan khotbah ini? Itulah kenyataannya.
Sebagai kesimpulan, kita telah menyimpulkan tiga poin yang
berhubungan dengan Injil.
1.
Diselamatkan - kita telah diselamatkan dan keselamatan berarti
perubahan (transformasi).
2. Diutus - kita diutus sebagai anak-anak domba ke tengah-tengah
serigala. Hal ini tersendiri adalah satu keajaiban, karena di
dalam kelemahan anak domba, kuasa Allah dinyatakan. Anak
domba akan mengalahkan serigala oleh kuasa Allah (Roma
12:21; 1 Yohanes 5:4).
3. Kekuatan - pengalaman yang terus-menerus hidup di dalam
kekuatan Allah sementara kita menerima dengan senang hati
kelemahan kita. Dengan cara demikian kita mengalami
kenyataan Allah setiap hari. Itulah caranya kita dapat menjadi
seorang Kristen yang dinamis: seekor anak domba yang dapat
mengalahkan serigala-serigala. Seluruh dunia akan melihat dan
menjadi heran. Anak domba yang menaklukkan seluruh dunia
dengan kuasa Allah (Yohanes 16:33). Anak domba Allah
mengalahkan segala sesuatu (Wahyu 17:14).
220 | C A H A Y A I N J I L
Apa akar dari Penyakit Tidak Percaya?
(Akankah Yesus Menemukan Iman 1?)
Lukas 18:8b
Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Dapatkah kita mempercayai Pancaindra kita?
Dapatkah mata Anda melihat dengan jelas? Atau apakah penglihatan
Anda agak kabur? Baiklah, saya kira mata Anda dapat melihat segala
sesuatu di sekeliling Anda. Sekarang perhatikan indra Anda. Dan jika
Anda memiliki indra yang keenam sekalipun, gunakan juga indra itu
untuk merasakan dan mengamati lingkungan Anda. Apakah Anda
merasakan bahwa kita sedang bergerak-gerak dalam kecepatan yang
tinggi? Apakah Anda merasakan adanya gerakan? Dapatkah Anda
melihatnya?
Anda mungkin akan berkata, "Sebenarnya apa yang sedang ingin Anda
sampaikan?"
Tidak, saya bukan sedang memainkan permainan psikologis dengan
Anda. Saya bukanlah seorang psikolog. Saya hanya meminta Anda
untuk melatih pancaindra Anda. Apakah semuanya berfungsi dengan
baik?
Anda mungkin berkata, "Saya mungkin sedikit lelah tetapi saya tidak
sebegitu lelahnya atau bodohnya sampai-sampai saya tidak dapat
melihat sesuatu yang sedang bergerak. Tidak ada yang bergerak di sini
selain dari bibir Anda. Gerakan seperti apa yang Anda maksudkan?
Saya sama sekali tidak merasakan adanya gerakan. Mungkin tirai yang
bergerak-gerak karena tiupan angin. Tetapi kalau tentang sensasi
kecepatan, saya tidak merasakannya."
Kita tidak merasa seperti sedang berada di atas kapal di mana segala
sesuatunya bergerak-gerak. Indra kita memberitahu kita bahwa kita
sedang berada di atas terra firma yaitu di atas dataran yang solid.
Tetapi dari pelajaran fisika di sekolah, kita tahu bahwa bumi sedang
bergerak lebih dari 1.000 mil per jam. Ini berarti bahwa kita sedang
bergerak-gerak dengan kecepatan 1.000 mil saat ini.
221 | C A H A Y A I N J I L
Manakah yang benar? Ternyata ada yang salah dengan pancaindra kita.
Pancaindra kita tidak memberitahu kita bahwa pada kenyataannya kita
sedang bergerak. Mengapa kita tidak merasakan adanya gerakan?
Mengapa indera-indera kita tidak terus-menerus memberikan informasi
bahwa kita sedang bergerak pada kecepatan lebih dari 1.000 mil per
jam pada saat ini? Pada saat saya berbicara, kita sudah bergerak
ratusan mil.
Bumi ini berputar pada porosnya dengan kecepatan lebih dari 1.000 mil
per jam. Ini suatu fakta yang sudah diketahui secara umum. Namun
ternyata kita tidak mampu merasakan sensasi gerakan itu sedikitpun.
Indra-indra kita dan seluruh persepsi kita bahkan indra keenam kita
pun tidak mampu memberitahukan kita bahwa kita sedang bergerak-
gerak pada saat ini. Bukankah hal ini benar? Itulah fakta yang ada.
Saya berusaha untuk membantu Anda memahami dengan
mempergunakan ilustrasi ini, bahwa pancaindra kita sama sekali tidak
memberikan kepada kita informasi yang sangat penting ini. Indra kita
hanya dapat memberitahukan kita apa yang sedang terjadi dalam
lingkungan kita saat ini. Tetapi mereka tidak benar-benar
memberitahukan kepada kita tentang semua yang sedang terjadi.
Sensasi kecepatan
Ketika Anda mengemudi mobil, Anda mungkin melaju dengan
kecepatan 140 km per jam. Pada saat Anda mengemudi dengan
kecepatan 140 km per jam atau 100 km per jam, apakah Anda
merasakan sensasi dari kecepatan tersebut? Tentu saja Anda
merasakan. Anda mendengar bunyi deruan angin jika jendela
diturunkan. Anda harus berteriak-teriak untuk berbicara antara satu
dengan yang lainnya. Telinga Anda memberitahukan adanya gerakan
yang disebabkan suara angin itu. Tentu saja apabila Anda tidak melihat
ke speedometer, mungkin Anda tidak akan menyadari kecepatan Anda.
Pancaindra kita tidak dapat memberitahu kita kecepatan itu dengan
akurat. Kita memerlukan speedometer untuk memberitahu kita. Itulah
sebabnya ada kalanya Anda mendengar sirene polisi di belakang Anda
dan Anda akan bertanya, "Kesalahan apa yang telah aku lakukan?"
Ternyata Anda telah melebihi batas kecepatan. Jadi, karena Anda tidak
melihat "speedo" itu, Anda ditilang. Anda seharusnya memperhatikan
"speedo' itu untuk memastikan diri Anda tidak ditilang, karena
pancaindra Anda tidak dapat memberitahu kecepatan kendaraan Anda.
222 | C A H A Y A I N J I L
Pernahkah Anda mengemudikan mobil dengan kecepatan 170 km per
jam? Saya pernah lebih dari sekali mengemudikan mobil melebihi 170
km per jam. Dapatkah Anda mengalami sensasi gerakan dengan
kecepatan setinggi itu? Tentu saja, tergantung pada jenis mobil yang
Anda kendarai. Yang pertama saya menguji coba mobil sport Fiat, dan
ketika mobil itu melaju sampai 170 km per jam, saya mendapatkan
sebuah sensasi kecepatan yang luar biasa, mungkin karena mobil itu
agak rendah. Jadi saya merasakan saya begitu dekat dengan tanah
sehingga segala sesuatu terasa bergerak dengan sangat cepat di
semua sisi. Hal itu agak mirip ketika Anda memainkan sebuah video
game di mana segala sesuatu bergerak-gerak dan Anda mulai
kebingungan mencari cara untuk menghindari tabrakan dengan benda
yang ada di depan. Begitulah rasanya.
Pada kesempatan yang lain, saya mengendarai mobil rancangan Opel
dari Jerman. Walaupun dengan kecepatan di atas 170 km per jam,
saya hampir tidak mendapatkan sensasi kecepatan. Dengan kecepatan
yang sama di kedua mobil tersebut, ternyata pancaindra saya telah
memberikan saya informasi yang berbeda. Hal ini disebabkan karena
desain kedua mobil tersebut berbeda. Sekali lagi pancaindra kita tidak
dapat diandalkan. Kita tidak dapat bergantung padanya untuk
memberikan kita informasi yang akurat karena terlalu banyak faktor
lainnya yang terlibat.
Di pesawat udara
Saya yakin sebagian besar dari Anda sudah pernah naik pesawat
udara. Pada saat Anda naik ke pesawat, pancaindra Anda semuanya
aktif. Anda melihat ke pramugari untuk melihat apakah dia orang yang
menarik atau galak. Dia tersenyum, khususnya di pesawat Singapore
Airlines, dan dengan ramah ia berkata, "Boleh saya menawarkan Anda
sesuatu? Apakah Anda mau membaca surat kabar? Bagaimana kalau
manisan? Permen karet?"
Lalu Anda melirik jam tangan Anda, "Katanya pesawat ini akan lepas
landas pukul 10. Mengapa pesawat ini belum juga berangkat? Ada apa
dengan pesawat ini?" Perasaan cemas mulai muncul. Kemudian Anda
mendengar sebuah pengumuman yang mengatakan pesawat itu sedikit
tertunda karena pengawas lalu lintas udara mengatakan harus
223 | C A H A Y A I N J I L
menunggu kira-kira lima menit. Suara merdu si pembaca pengumuman
itu membuat Anda merasa sedikit lebih tenang.
Kemudian telinga Anda mendengar bunyi mesin pesawat. Anda mulai
merasa gugup dan berdoa, "Tuhan, tolong, saya harus bertemu ibu
saya. Ibu saya akan menjadi sangat sedih apabila ada kecelakaan yang
terjadi pada saya. Dia menunggu saya di bandara dan dia memang
sudah banyak menderita. Lindungilah penerbangan ini, jangan
membuat ibu saya sedih." Selesai doa Anda mengunyah permen karet
yang sedikit membantu mengendurkan tekanan pada telinga.
Hal ini kedengarannya lucu, tetapi bukankah itu yang kita lakukan?
Ayolah, jujur saja. Hidup kita akan menjadi sangat lucu apabila orang-
orang dapat melihat apa yang kita kerjakan dari hari ke hari. Cara
hidup yang menggelikan dari "Kekristenan" yang kita anut bahkan
sangat lucu bagi diri kita sendiri. Tentu saja Anda tidak menginginkan
orang di sebelah Anda mengetahui bahwa Anda sedang berdoa. Anda
memegang majalah di depan Anda seolah-olah sedang membaca dan
bukannya berdoa.
Pesawat itu mulai meluncur secara pelahan-lahan dan kemudian
akhirnya berbelok di sudut menuju landasan pacu. Kemudian pesawat
itu melaju di landasan pacu dan Anda melihat segala sesuatu mulai
bergerak dengan kecepatan yang semakin tinggi.
Saat pesawat itu melaju dengan kecepatan 170 km per jam, semuanya
terasa sedang bergerak dengan sangat cepat. Dan kemudian pesawat
itu melaju sampai 250 km, 350 km, dan tiba-tiba hidung pesawat mulai
terangkat, badan Anda terdorong serta kaki Anda terangkat. Dan tiba-
tiba pesawat itu lepas landas dan mengudara. Kita menarik napas lega
dan berkata, "Terima kasih Tuhan. Engkau sudah mendengarkan
doaku. Sekarang saya bisa santai, nanti saya akan berdoa lagi untuk
pendaratan ketika kita sudah mendekati bandara tujuan."
Setelah pesawat itu mengudara, Anda tiba-tiba kehilangan sensasi
kecepatan. Apa yang terjadi pada saat pesawat itu mencapai ketinggian
35.000 kaki? Pancaindra Anda tidak lagi memberikan informasi tentang
kecepatan pesawat. Setelah itu Anda diperbolehkan melepaskan sabuk
pengaman Anda. Bukankah aneh, pada kecepatan 170 km per jam di
daratan, Anda akan merasakan sensasi kecepatan yang sangat luar
224 | C A H A Y A I N J I L
biasa. Sekarang, kecepatan Anda sebenarnya sudah tiga kali lipat atau
mungkin empat kali lipat kecepatan mobil. Pesawat itu sekarang ini
melaju dengan kecepatan 1200 km per jam tetapi Anda tidak
merasakan sensasi kecepatan sedikitpun. Anda dapat berjalan keliling
dan Anda tidak jatuh di antara deretan tempat duduk. Anda dapat
mengambil secangkir kopi dan dengan tenang meminumnya. Tidak
terasa adanya pergerakan.
Apakah yang terjadi? Anda berjalan keliling di ketinggian 35.000 kaki
dengan cara yang sama seperti yang Anda lakukan di daratan. Satu-
satunya perbedaan adalah Anda berada di kelas ekonomi dan siku
orang di sebelah Anda menempel di tulang rusuk Anda. Tetapi terlepas
dari semuanya itu, suasananya benar-benar seperti di daratan. Apakah
Anda paham apa yang saya katakan? Selama ini Anda telah begitu
mempercayai pancaindra Anda, tetapi ternyata pancaindra itu tidak
dapat diandalkan.
Bumi itu datar atau melengkung?
Untuk periode waktu yang lama, umat manusia mempercayai bahwa
bumi ini adalah datar, benar? Lihatlah pada danau atau laut, apakah
kelihatannya melengkung? Tidak, danau itu kelihatannya datar. Jika
danau itu melengkung, maka akan lebih melelahkan untuk berenang
"ke puncak" menuju ke tengah danau dan kemudian Anda dengan
mudah dapat meluncur turun di sisi lainnya. Tetapi yang terjadi tidak
demikian. Sama lelahnya menuju ke tengah-tengah danau dan
berenang ke tepian. Bagaimana mungkin danau itu melengkung?
Jangan bodoh, danau itu tidak melengkung.
Sepanjang sejarah manusia, kita telah percaya bahwa bumi ini datar
karena pancaindra kita memberitahukan kita seperti itu. Tentu saja
terdapat bukit-bukit dan lembah-lembah, tetapi berbicara secara
umum, bumi ini datar, benar? Kemudian beberapa orang bodoh datang
dan memberitahu kita bahwa bumi ini bulat. Ini adalah jenis orang-
orang yang akan Anda masukkan ke rumah sakit jiwa! Tetapi mereka
diperlakukan lebih buruk dari itu. Di dalam sejarah manusia, orang-
orang seperti itu dijatuhkan hukuman mati karena telah menyampaikan
omong kosong semacam itu. Kita, orang-orang yang terpelajar, pintar,
dengan daya indra kita yang sangat sempurna selalu melihat bahwa
225 | C A H A Y A I N J I L
bumi itu datar! Dan kita mempercayai apa yang disampaikan oleh mata
kita!
Dapatkah Anda mendengar gelombang suara?
Apakah Anda memiliki sebuah radio di mobil atau di rumah Anda?
Apakah Anda senang mendengarkan program-program yang disiarkan
oleh radio tersebut? Udara di sekeliling kita selalu dipenuhi dengan
gelombang-gelombang suara. Dapatkah Anda mendengarnya?
Pasanglah telinga Anda, apakah Anda dapat mendengarnya? Mungkin
ada dua puluhan stasiun yang sedang memancarkan siaran sekarang
dalam frekuensi-frekuensi yang berbeda-beda dan gelombang-
gelombang tersebut sedang memenuhi setiap sudut ruangan ini. Tetapi
yang dapat Anda dengar hanyalah suara saya yang membosankan.
Mungkin Anda berharap untuk dapat mendengarkan saluran dengan
musik pop. Tetapi justru Anda harus mendengarkan pesan saya yang
memberitahukan Anda bahwa pancaindra Anda tidak berfungsi. Siapa
yang ingin mendengarkan hal itu?
Saya tidak sedang mempermainkan Anda. Saya barangkali berbicara
dengan suatu cara yang mungkin membuat orang tertawa dari waktu
ke waktu, tetapi saya ingin menyampaikan suatu pokok yang vital.
Pokok ini penting karena jika Anda tidak memahaminya, Anda tidak
akan pernah berkembang secara rohani. Anda tidak akan
pernah memiliki iman. Dan Anda akan berada di antara orang-orang
yang tidak beriman. Alasannya akan menjadi jelas begitu kita
melanjutkan ke bagian berikutnya.
Dapatkah Anda melihat sebuah atom?
Saya ingin membantu Anda untuk melihat permasalahan dengan indra-
indra fisik kita. Sebagai contoh, kita telah mempelajari bahwa setiap
benda di dunia ini terdiri dari atom-atom. Apa yang kita ketahui
tentang atom? Suatu atom adalah suatu ruangan dengan beberapa
neutron dan elektron serta beberapa benda-benda lainnya berputar-
putar mengelilinginya. Atom itu pada dasarnya hanyalah ruangan
kosong. Apabila Anda memadatkan ruangan itu, contohnya jika kita
menghilangkan semua ruangan di antara atom di dalam tubuh kita,
maka kita akan menjadi tidak kelihatan. Tetapi pancaindra kita tidak
memberitahu kita bahwa segala sesuatu itu adalah ruangan.
226 | C A H A Y A I N J I L
Tembok ini terdiri dari atom, tetapi ia kelihatan sangat solid. Coba
benturkan kepala Anda pada tembok tersebut. Anda tidak akan dapat
menembusinya. Para ahli fisika memberitahu kita bahwa atom itu
hanyalah ruangan kosong. Mungkin Anda berpikir, "omong kosong apa
lagi ini?" Pasti mereka itu salah lagi. Teori-teori mereka ini sangatlah
menggelikan. Apakah masuk akal untuk menyatakan bahwa segala
sesuatu adalah energi dan ruang? Indra-indra kita memberitahukan
kita bahwa hal tersebut mustahil.
Tetapi bukankah itu yang kita pelajari di sekolah? Kita percaya teori
mengenai atom tersebut. Tetapi sudah pernahkah Anda melihat sebuah
atom? Sudah pernahkah Anda mendengarkan bunyi yang dihasilkan
sebuah atom? Sudah pernahkah Anda mencium bau atom? Sudah
pernahkah indra-indra Anda behubungan dengan sebuah atom? Tidak
pernah, bahkan kebanyakan ahli fisika nuklir pun tidak pernah. Lalu
mengapa kita percaya semua omong kosong yang disampaikan oleh
ahli fisika tentang atom dan ruang hampa ini? Anda tidak melihatnya.
Saya tidak pernah melihat sebuah atom. Kemungkinan besar tidak
seorang pun di ruangan ini yang sudah pernah melihat sebuah atom,
tetapi meskipun demikian kita mempercayainya.
Sekarang kita dapat melihat bahwa pancaindra kita tidak dapat
menyampaikan informasi seperti ini kepada kita. Ilmuwan itu benar
tetapi ia mendapatkan informasi tentang atom itu dari sumber yang
lain. Kita bahkan tidak memahami sumber tersebut karena melibatkan
berbagai macam perhitungan yang rumit.
Lewat semua contoh di atas, saya berharap Anda dapat melihat bahwa
indra-indra kita benar-benar tidak dapat memberitahu kita banyak
kenyataan. Kita perlu memakai aturan-aturan, peralatan, perhitungan-
perhitungan lain yang jauh di luar kekuatan indra-indra kita untuk
menentukannya.
Sebagai contoh, pernahkah Anda melihat kuman? Kebanyakan orang
belum pernah melihatnya. Mungkin ada yang pernah melihatnya di
bawah mikroskop. Walaupun kita tidak pernah melihat, merasa atau
mencium kuman atau bakteri, tetapi kuman-kuman tersebut nyata dan
bahkan sudah sering mengancam kesehatan kita.
Akal Budi kita
227 | C A H A Y A I N J I L
Baru-baru ini saya mempelajari tulisan dari seorang ahli penyakit jiwa
Kristen. Sebagai seorang ahli penyakit jiwa, dengan spesialisasinya
adalah studi mengenai pikiran manusia, dan dia menulis bahwa pikiran
sadar manusia merupakan persentase yang sangat kecil dari seluruh
akal budi kita. Sebagian besar akal budi kita terdiri dari pikiran tidak
(atau bawah) sadar. Itulah sebabnya mengapa tugas dari seorang
doktor jiwa adalah untuk membantu orang-orang menggali ke dalam
aspek bawah sadar pikirannya. Tahukah Anda bahwa 95% dari akal
budi Anda adalah pikiran bawah sadar, dan barangkali hanya 5% yang
merupakan pikiran sadar? Dengan kata lain, Anda bahkan tidak
mengetahui diri Anda sendiri karena 95% dari pikiran Anda merupakan
pikiran di bawan kesadaran Anda!
Di awal usia remaja saya, saya bersekolah di Swiss karena saat itu,
ayah saya mewakili Cina di Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa.
Pada saat itu Perserikatan Bangsa-Bangsa belum dipindahkan ke New
York. Saya bersekolah di bagian negara Swiss yang berbahasa Jerman
di mana putra-putra para diplomat dari berbagai negara bersekolah.
Dan di sana, saya belajar bahasa Jerman hanya untuk satu tahun.
Kemudian kami kembali ke Cina setelah masa kerja ayah saya berakhir
dan saya tidak berbicara sepatah katapun dalam bahasa Jerman paling
tidak selama sepuluh atau dua belas tahun. Tidak sepatah kata pun.
Dua belas tahun kemudian, saya kembali ke Swiss dan saya berpikir,
"Tentu saja saya tidak dapat berbahasa Jerman kecuali mungkin
mengucapkan 'terima kasih' dan 'selamat tinggal'. Setelah sepuluh atau
dua belas tahun, bahasa Jerman saya pasti sudah lenyap." Tetapi yang
sangat mengherankan saya dan orang-orang di sekitar saya, saya
dapat berbahasa Jerman dalam waktu beberapa hari. Saya dapat
memahami apa yang sedang dibicarakan. Pada hari pertama atau
kedua, percakapan saya masih sedikit terbata-bata tetapi selang
beberapa hari saya berbicara bahasa Jerman seolah-olah saya tidak
pernah berhenti memakai bahasa itu. Di mana informasi ini tersimpan
dalam otak saya? Pikiran sadar saya memberitahu saya bahwa saya
tidak dapat mengingat bahasa Jerman lagi. Tetapi ternyata
pengetahuan akan bahasa Jerman itu tersembunyi di pikiran bawah
sadar saya, seolah-olah semuanya terekam dalam disket, dan entah
bagaimana semua yang pernah saya pelajari muncul kembali setelah
saya mendengar orang lain menggunakan bahasa itu. Menakjubkan!
228 | C A H A Y A I N J I L
Demikianlah doktor jiwa ini memberitahu kita bahwa pikiran bawah
sadar memiliki kapasitas yang sangat luar biasa. Ia berkata bahwa
manusia hanya mempergunakan sekitar 10% dari kapasitas mental
kita. Tetapi indra kita bahkan tidak sadar akan adanya pikiran di bawah
kesadaran kita. Jadi kita melihat bahwa pancaindra kita tidak dapat
dengan tepat menginformasikan kepada kita hal-hal yang fisik, mental,
dan terlebih lagi hal-hal spiritual.
Apa Akar dari Penyakit Tidak Percaya?
Apa tujuan saya mengatakan semua ini? Kita hidup dengan
mengandalkan indra-indra kita. Kelima indra kita merupakan sumber
informasi utama yang diterima oleh otak kita. Kita mengandalkan
sepenuhnya pada indra-indra kita untuk memberikan masukan
informasi yang eksternal. Tetapi ternyata sumber ini tidak dapat
diandalkan. Dan kita belum pernah mencoba untuk mempergunakan
sumber-sumber informasi lainnya. Kita sudah begitu terbiasa
mengandalkan pancaindra fisik ini dan di saat kita berusaha untuk
memahami atau merasakan hal-hal spiritual, kita menemukan bahwa
kita berada di jalan buntu.
Pola pendidikan kita telah mengajarkan kita untuk mempergunakan
indra-indra kita: mata, telinga, hidung, lidah dan otak kita yang mungil
ini. Kita selalu membayangkan bahwa kita memiliki kehebatan
intelektual yang luar biasa. Kita sudah terbiasa memproses informasi
yang diperoleh lewat mata dan telinga kita. Berdasarkan pengetahuan
dan daya pikir kita, kita menjadi terlalu percaya diri dan merasa yakin
bahwa kita mengetahui semua fakta-fakta yang ada.
Namun saya baru saja memperlihatkan kepada Anda bahwa seluruh
pancaindra Anda, bahkan jika kemampuannya digabungkan menjadi
satu pun tidak dapat memberitahukan kepada Anda bahwa Anda
sekarang ini sedang bergerak dengan kecepatan lebih dari 1.000 mil
per jam. Ras manusia (dengan mempergunakan seluruh kecerdasan
dan indranya) baru beberapa abad terakhir ini mengetahui bahwa pada
kenyataannya bumi ini sedang berputar. Hal itu baru diketahui dengan
menggunakan beberapa proses lainnya, bukan dengan mengandalkan
kedua proses standar dari pancaindra kita yaitu persepsi dan observasi.
229 | C A H A Y A I N J I L
Ketika orang pertama berkata bahwa bumi ini berputar pada sebuah
poros, yang lainnya menjawab, "Benar-benar tolol!" Dari sejarah
Gereja kita tahu bahwa orang-orang ini bahkan dikecam Gereja. Gereja
telah membuat kesalahan yang sama seperti orang-orang lainnya.
Mereka berfungsi menurut persepsi indranya. Marilah berbicara
mengenai kebodohan Gereja, artinya kita semua yang ada di
dalamnya. Kita bodoh karena kita tetap mengandalkan indra-indra kita.
Tema pesan ini adalah, "Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia
mendapati iman?" yang diambil dari bagian kedua ayat Lukas 18:8. Itu
adalah sebuah pertanyaan retoris yang bermakna bahwa jawaban
kepada pertanyaan ini adalah 'tidak'. Yesus tidak akan mendapatkan
iman pada saat Dia datang kembali.
Dan ketika Dia mengamati kita, kumpulan jemaat di sini, akankah Dia
mendapatkan iman? Jawabannya mungkin adalah tidak bagi 90%
orang. Jenis iman yang Dia cari tidak ada di sini. Anda mungkin berkata
Anda memiliki iman tetapi kita bukanlah hakim atas iman kita. Dia
yang akan memutuskan apakah kita memiliki iman atau tidak. Dan
mungkin perkiraan bahwa 10% dari kita yang ada di sini memiliki jenis
iman yang Yesus cari merupakan perkiraan yang terlalu optimis.
Saya ingin bertanya, "Apakah patologi dari ketidak-percayaan? Apakah
akar dari penyakit tidak percaya? Mengapa orang-orang tidak percaya?
Injil menyebut kita sebagai "manusia duniawi (carnal man)". Ini
berarti, kita berfungsi menurut daging kita, mengikuti kehendak mata
dan bukan menurut jiwa. Kita tidak berfungsi menurut apa yang Injil
sebut sebagai "manusia rohani". Bagaimana hal yang jasmani dapat
merasakan hal yang rohani?
Banyak orang bertanya kepada saya, "Saya tidak tahu bagaimana
caranya berdoa." Saat Anda berdoa, apa yang Anda lakukan? Anda
berkata, "Tuhan, saya sedang mendengarkan. Lihatlah, saya sudah
berbicara kepada Engkau selama 25 menit tetapi saya belum
mendengar sepatah kata pun dari-Mu. Saya akan menunggu 25 menit
lagi." Kemudian kita memasang telinga. Apakah Anda mendengar Allah
mengatakan sesuatu kepadamu? Tidak. Tidak terjadi apa-apa. Saya
ditanya lagi, "Bagaimana saya dapat tetap berdoa? Setiap kali saya
membuka mata, yang saya lihat hanyalah tembok itu, dan setiap kali
saya menutup mata, saya tidak melihat apa-apa."
230 | C A H A Y A I N J I L
Mengapa Anda mengalami kesulitan untuk berdoa? Karena Anda
melihat melalui indra-indra jasmani Anda. Anda ingin merasa,
mendengar atau melihat sesuatu!
Sepanjang sejarah manusia, indra kita memasukkan informasi yang
kita pikir akurat tetapi belakangan kita mengetahui bahwa ternyata
semuanya itu salah. Tetapi kita masih tetap mempercayai indra kita.
Jika kita bahkan tidak memahami apa yang sedang terjadi dalam dunia
fisik dengan mengandalkan indra kita, bagaimana kita dapat
memahami apa yang sedang terjadi dalam dunia spiritual? Tetapi tetap
kita bersikeras untuk hidup mengandalkan pancaindra kita.
Bagaimana untuk menjadi bagian di antara orang-orang yang
beriman?
Di 2 Korintus 4:18, Rasul Paulus berkata, kami tidak memperhatikan
yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan. Hal ini tampaknya
seperti sebuah pernyataan yang disampaikan secara kontradiksi.
Bagaimana kita dapat melihat pada apa yang tidak dapat dilihat? Tentu
saja Paulus tahu apa yang sedang ia katakan karena Paulus melihat
pada apa yang tidak terlihat tetapi bukan dengan menggunakan mata
fisiknya.
Masing-masing dari kita memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal
rohani. Kita dapat melihat yang tidak terlihat. Kita dapat memahami
yang rohani tetapi kita harus belajar bagaimana caranya. Tetapi jika
kita tidak mempelajari bagaimana caranya untuk hidup tanpa
mengandalkan indra-indra fisik, maka kita tidak akan ditemukan di
antara orang-orang yang memiliki iman.
2 Korintus 5:7 mengatakan, sebab hidup kami ini adalah hidup karena
percaya, bukan karena melihat. Melihat adalah yang paling penting di
antara pancaindra fisik kita. Tetapi Paulus berkata, "Apabila Anda
terbiasa hidup dengan melihat, Anda tidak dapat hidup dengan iman.
Untuk hidup dengan iman, Anda harus berhenti dari mengandalkan
penglihatan fisik Anda." Hal tersebut menuntut pengorbanan akan
banyak hal. Seluruh kehidupan kita mengandalkan pada pancaindra
kita. Kebanyakan orang Kristen hidup dengan mata fisiknya. Tanyakan
diri Anda sendiri dengan jujur pada saat ini, "Apakah saya hidup
dengan iman atau dengan mata?" Anda akan berkata, "Jawabannya
231 | C A H A Y A I N J I L
mudah! Saya menjalani hidup dengan keduanya." Itulah yang namanya
ketidak-setiaan! Hal tersebut membawa saya ke poin yang kedua.
Kita orang yang sangat cerdik. Dengan kokohnya kita menempatkan
satu kaki di dunia ini dan kemudian kita berpikir bahwa kaki yang
lainnya dapat kita tempatkan di dalam Kerajaan Allah. Kita telah
mendapatkan yang terbaik dari kedua dunia itu. Kita tidak seperti
orang-orang bodoh yang tidak percaya itu. Kita berpikir, "Pada saat
Yesus datang, paling tidak Dia menemukan saya berdiri di sisi
Kerajaan-Nya, walaupun hanya dengan satu kaki, tetapi saya dapat
dengan mudah ditarik ke dalam Kerajaan itu. Apabila Dia tidak datang,
tidak masalah. Saya masih memiliki kaki yang lainnya yang dengan
teguh berdiri di dalam dunia ini. Apabila Yesus datang atau tidak
datang, tidak akan terlalu mempengaruhi saya. Saya sudah memiliki
tempat saya yang aman di kedua dunia tersebut."
Apa yang Paulus katakan lagi di dalam 2 Korintus 5:7? Apakah kita
hidup baik dengan penglihatan maupun dengan iman? Tidak, itu
bukanlah apa yang dikatakan Paulus. Di dalam dunia rohani, Anda
harus memilih untuk hidup dengan penglihatan ataupun dengan iman
tetapi tidak dengan keduanya.
Bukan maksud saya bahwa setelah ini Anda berkata, "Puji Tuhan,
sekarang saya hanya akan hidup dengan iman, dan saya akan menutup
mata saya." Inilah yang dilakukan oleh seorang teman saya di
Cambridge. Dia memutuskan bahwa dia harus menutup matanya pada
saat dia berdoa walaupun ia sedang berjalan. Jadi ia berjalan di jalanan
di Cambridge dengan mata tertutup. Dia adalah seorang ahli
matematika yang sangat pintar. Hal itu memperlihatkan bahwa
kepintaran di dalam ilmu pengetahuan, tidak membantu Anda untuk
hidup dengan baik secara rohani.
Setelah dia melakukan hal yang lucu itu dengan penuh kegembiraan ia
menemui saya dan berkata, "Indah sekali! Engkau tahu, saya berdoa
dan saya berjalan di sepanjang jalan yang sempit ini dengan mata
tertutup tetapi saya tidak pernah menabrak pohon!" Dan saya pun
senang dia tidak menabrak apa-apa atau dia tidak akan dapat
menceritakan hal itu kepada saya. Jalan itu adalah jalan yang sangat
sempit dengan tembok di satu sisinya dan banyak pepohonan di sisi
yang lainnya. Dia lebih khawatir menabrak pohon daripada menabrak
232 | C A H A Y A I N J I L
tembok karena apabila dia bersentuhan dengan tembok ia tidak akan
terluka, tetapi apabila dia menabrak pohon, maka kaca matanya yang
mahal akan pecah.
Saya tidak menyuruh Anda hidup di dalam dunia ini dengan mata Anda
tertutup. Saya berbicara tentang kehidupan rohani. Pada saat Anda
datang untuk berdoa, Anda harus memahami bahwa di dalam hal
berdoa, Anda harus belajar hidup dengan roh dan bukan dengan
pancaindra Anda. Tahukah Anda bahwa Anda memiliki roh?
Anda mungkin berkata, "Ya, mungkin saya memiliki roh tetapi rasanya
seperti saya tidak memilikinya karena roh itu sudah mati!" Apabila
Anda tahu hal itu, terpujilah Allah! Karena sekarang Anda dapat
meminta Tuhan untuk memberi Anda kehidupan. Dan apabila roh Anda
dibutakan oleh Iblis sebagaimana yang Paulus katakan dalam 2
Korintus 4:4, maka berkatalah seperti orang buta dalam Kitab Injil,
"Tuhan, pulihkanlah pandangan saya. Sembuhkanlah pandangan rohani
saya sehingga saya dapat melihat seperti Musa yang tetap hidup
setelah melihat Dia Yang tidak terlihat."
Ada beberapa orang yang berkeinginan untuk melihat tetapi tidak
dapat. Kita tidak dapat membuat diri kita menjadi melihat.
Keselamatan berasal dari kasih karunia. Kita tergantung pada-Nya
untuk memberikan kita penglihatan yang tidak kita miliki.
Sesungguhnya apabila Anda mengandalkan mata Anda, Anda tidak
akan dapat bertahan saat kedatangan Tuhan.
Indra fisik kita menghambat jalan keselamatan
Mari kita kembali ke perumpamaan tentang hakim yang lalim di dalam
Lukas 18:1-8 yang menjadi dasar bagi tema pesan ini. Apakah janda
yang meminta pembelaan dari hakim itu mendapatkan keadilan pada
awalnya? Tidak. Yang ia dapatkan adalah ketidakadilan. Apakah
persamaan di antara Allah dengan hakim di dalam perumpamaan ini?
Pernahkah Anda, seperti janda ini, memiliki perasaan bahwa Anda telah
berulang kali memohon pada Allah tetapi Allah tidak pernah menjawab?
Anda mengerahkan seluruh pancaindra Anda. Tetapi Anda merasa
seperti janda yang malang ini. Anda merayu dan merintih, "Saya
hanyalah seorang janda yang malang. Janganlah memperlakukan saya
233 | C A H A Y A I N J I L
seperti ini. Saya adalah seorang yang lemah. Tolonglah, jawablah
saya?"
Bahkan dalam Mazmur, si pemazmur itu telah mengalami hal ini. Dia
berkata, "Ketakutan menyertai saya siang dan malam. Saya
membasahi bantal saya dengan air mata. Hati saya meleleh bagaikan
lilin." Dia sangat menderita. Dia memohon dengan sangat kepada
Allah, Hakim dari seluruh bumi untuk membantu, "Mengapa Engkau
diam, o Allahku? Dapatkah Engkau mendengarkan aku? Apakah karena
banyak dosa yang tersembunyi di dalam hatiku dan aku tidak
menyadarinya? Aku sudah menyatakan penyesalan dengan air mata
dihadapan-Mu. Tidakkah Engkau mendengarkan hamba-Mu? (Mzm.
22:1-21, Mzm. 28:1-5). Anda lihat, ia memandang Allah seperti Hakim
yang tidak adil.
Ayub bertanya, "Kesalahan apa yang telah saya perbuat? Anak-anakku
telah meninggal. Istriku bahkan memberontak melawan-Mu. Harta
milikku telah habis. Aku sudah tidak punya apa-apa!" Dia sudah putus
asa. Dia sudah menjerit tetapi Surga bagaikan kuningan, bumi
bagaikan besi. Allah tidak memberikan jawaban. Dan dalam keadaan
seperti itu, kebanyakan dari kita berhenti. Itulah bagian pokok dari
perumpamaan ini. Kita berhenti terlalu awal.
Tetapi dalam keadaan tersebut, bukankah setiap detik seperti berjalan
lambat sekali? Setiap menit kita berdoa tampaknya seperti 10.000
tahun dan Allah tidak memberikan jawaban. Pada saat Anda berdoa
dan Allah tidak langsung menjawab, hal itu seperti bayi yang menangis
meminta susu. Ibunya hanya memerlukan waktu dua menit untuk
menghangatkan susu itu, tetapi bagi bayi tersebut, rasanya seperti
sudah 10.000 tahun. Bayi itu mungkin berpikir, "Aku mati kelaparan.
Seberapa lama ibuku memanaskan susu itu? Ibu macam apa ini?
Mengapa aku memiliki seorang ibu seperti ini? Dia tidak memberikan
perhatian kepada bayi yang lemah seperti aku. Bukankah aku patut
dikasihani?"
Bukankah itu yang kita lakukan. "Aku sudah menjerit di hadapan-Mu
sepanjang hari. Sudah satu hari suntuk! Kehidupan aku hanya sekitar
70 tahun, dan aku sudah menunggu sepanjang hari dan Engkau belum
menjawab aku."
234 | C A H A Y A I N J I L
Indra kita memberontak melawan Allah karena kita ingin
mendengarkan sesuatu. Kita ingin melihat sesuatu. Kita ingin
merasakan sesuatu. Tuhan memberitahukan kita dalam perumpamaan
ini bahwa jika Anda berfungsi seperti ini, Anda tidak akan bertahan
hidup. Pada akhirnya, Anda akan menjadi seorang Kristen yang tidak
fungsional, yang nominal dan yang berkompromi. Allah muncul untuk
Anda sebagai seorang Hakim yang tidak adil.
Tetapi Dia tidak seperti itu. Anda perlu bertekun. Tekun dalam berdoa.
Tetapi hal ini tidak dapat kita lakukan karena indra kita memberontak.
Kita merasa bosan. Kita menginginkan sebuah jawaban secara
langsung, saat itu juga! Kita menginginkan Allah sama seperti kita
menginginkan kopi instan atau mie instan. Apabila Anda harus
menunggu dua puluh menit untuk mie Anda, Anda akan mati
kelaparan. Anda perlu waktu untuk memakan mie itu dalam waktu
rata-rata satu menit setelah Anda menuangkan air ke dalamnya. Dan
kita berharap bahwa Allah akan turut bekerja dengan cara yang sama
dengan arus zaman modern yang serba instan ini. Tetapi rencana
keselamatan Allah tidak berfungsi dengan cara itu. Rencana
keselamatan Allah menuntut kita untuk belajar bertekun sampai pada
akhirnya.
Jika kita tidak memahami bahwa kita sudah disalibkan bagi dunia dan
mati bagi kelima atau keenam indra yang berusaha menguasai kita,
maka kita tidak pernah dapat belajar untuk berhubungan mesra
dengan Allah dan juga untuk dipimpin oleh Roh-Nya.
Dari kitab Kejadian, kita tahu bahwa dari awal Allah menciptakan
manusia dengan tujuan untuk berkomunikasi dengan kita. Setiap hari,
Dia berjalan dengan Adam dan berbicara dengannya. Dia memang
berencana untuk dapat berbicara dengan Anda sekarang ini. Tetapi
sudahkah Dia berbicara kepada Anda? Sudahkah Anda mendengar-
Nya? Andalah yang tahu jawabannya. Dia sudah berbicara dengan
saya, dan dengan banyak orang yang lain. Orang yang mendengarkan
Allah itu bukanlah orang-orang khusus, mereka hanyalah orang yang
biasa-biasa saja. Allah ingin berbicara kepada setiap dari kita. Tetapi
apabila Anda tetap mengandalkan pancaindra fisik Anda, maka Anda
sudah berada di jalan yang salah. Kita harus belajar untuk hidup secara
rohani.
235 | C A H A Y A I N J I L
Jadi hal pertama yang harus kita pahami adalah bahwa yang penting
bukanlah bahwa kita percaya pada salib Yesus, tetapi apakah salib
Yesus itu sudah masuk ke dalam hidup kita dan menyalibkan kita.
Dapatkah kita berkata seperti Paulus, misalnya, di Galatia 2:20 dan
6:14 bahwa dengan salib Kristus aku telah disalibkan bagi dunia dan
dunia bagi aku. Aku tidak lagi berfungsi pada tingkat ini. Aku berfungsi
pada sebuah tingkatan yang baru. Pikirkanlah dengan serius persoalan
ini. Belajarlah untuk berhenti hidup dalam tingkat jasmaniah dan
hiduplah secara rohani.
Tidak mungkin kita dapat melihat Allah dengan indra fisik kita
Pancaindra kita tidak akan pernah mampu untuk mempercayai cara
Allah menyelamatkan orang-orang. Mungkin kita berpikir bahwa kita
mempercayai hal ini, tetapi sesungguhnya kita tidak mempercayainya.
Ada sejenis iman yang merupakan penipuan diri sendiri dan Karl Marx
benar bahwa jenis iman itu menjadi candu bagi orang banyak. Itu
adalah penipuan terhadap diri sendiri karena berpura-pura menerima
sesuatu yang sebenarnya sangat tidak dapat kita terima.
Saya berikan satu contoh. Bagaimana Allah menyelamatkan dunia ini di
zaman Nuh? Sebelum Ia mendatangkan air bah Allah memberi ide yang
menggelikan pada Nuh, yaitu membangun sebuah bahtera.
Perlu diketahui bahwa yang dibangun Nuh itu bukanlah sebuah kapal.
Bahtera (Ark) bukanlah sebuah kapal. Alkitab tidak mengatakan bahwa
Nuh membuat sebuah kapal. Dia membuat sebuah kotak karena
sebuah ark adalah sebuah kotak kayu yang sangat besar dengan dua
buah pintu dan hanya ada sedikit jendela. Mungkin kita akan bertanya-
tanya apakah dunia akan diselamatkan dengan benda yang
kelihatannya menggelikan ini. Lagipula Nuh bukanlah seorang tukang
kayu. Dia tidak mengetahui apa-apa tentang hal bangunan atau
arsitektur.
Bagaimana orang-orang itu akan diselamatkan? Bagaimana seluruh
dunia dapat dimasukkan ke dalam kotak ini? Kotak itu tidaklah cukup
besar untuk menempatkan seluruh dunia ini ke dalamnya. Demikianlah,
Allah mengirim Nuh beserta keluarganya dan banyak pasangan
binatang yang berbeda-beda ke dalam kotak ini. Apabila saya ingin
diselamatkan, saya tidak mungkin akan mau membuat sebuah kotak
236 | C A H A Y A I N J I L
seperti itu. Desain bahtera ini akan hancur berkeping-keping pada saat
badai datang. Setiap orang yang tahu sedikit tentang pertukangan
mengetahui bahwa desain yang berbentuk seperti sebuah kotak itu ini
tidak akan pernah dapat menahan beban yang harus ditanggungnya.
Seluruh bahtera itu akan pecah dan menenggelamkan semua isinya.
Lagi pula Anda akan berpikir, "Tidaklah higenis bagi anak-anakku untuk
masuk ke dalam tempat ini. Ada berbagai jenis hewan di dalam sana,
termasuk singa, macan dan ular. Apakah Engkau ingin agar bayiku
hidup bersama dengan singa-singa dan beruang-beruang?" Nuh jelas
bukan orang yang waras. Ia sama seperti orang-orang konyol yang lain
yang berkata bahwa bumi ini bulat!
Cara keselamatan Allah benar-benar tidak masuk akal jika kita
memandang dari sudut pandang intelektual atau menilai menurut indra
kita. Bagaimana mungkin kita diminta untuk menyakini bahwa bahtera
itu merupakan sarana untuk menyelamatkan dunia?
Tetapi jika bagi Anda ide bahtera Nuh itu konyol, tunggu sampai Anda
melihat pada salib. Sekarang ini Anda sudah terbiasa mendengarkan
tentang salib. Bagi Anda salib itu sudah menjadi suatu kehormatan.
Dua ribu tahun yang lalu, ide bahwa salib itu mulia tidak pernah
terlintas di benak orang banyak. Tidak ada sesuatu apa pun di dalam
salib yang dapat dianggap mulia. Salib adalah alat eksekusi. Ide bahwa
salib merupakan sarana keselamatan manusia sangatlah tidak masuk
akal. Semua indra kita memberontak.
Yesus, pada kenyataannya, tidak disalibkan dalam keadaan yang mulia.
Dia direndahkan, diludahi dan dibunuh di depan semua musuh-Nya.
Mereka melihat kelemahan dalam wajah-Nya. Darah-Nya mengucur
deras. Kematian-Nya tidaklah seindah yang digambarkan. Apa yang
terjadi di Kalvari? Suatu hal yang sangat mengerikan. Saya tidak akan
terkejut apabila ada wanita yang pingsan di tempat itu. Pandangan
penyaliban dan penyiksaan yang terjadi sangatlah mengerikan! Darah
dan ludah melekat pada-Nya. Dapatkah Anda membayangkan hal itu?
Dia bahkan sudah tidak kelihatan seperti seorang manusia lagi. Dia
terlalu lemah sehingga Dia bahkan tidak dapat memikul salib-Nya
menuju tempat penyaliban. Dia sudah tidak lagi memiliki kekuatan. Dia
terjatuh ke tanah, hampir tidak mampu untuk berdiri di atas kaki-Nya.
Dia lemah, lelah dan tidak berdaya. Apakah masih ada kehormatan
saat Ia didera dan diludahi?
237 | C A H A Y A I N J I L
Kalau saja kita dapat masuk ke dalam jiwa Sang Penyelamat pada
waktu itu! Siapa yang dapat membayangkan apa yang ada dalam
pikiran-Nya? Eli Eli, lama sabachthani. Itulah kata-kata yang terekam
untuk kita di Matius 27:46. Eli Eli atau Allah-Ku, Allah-Ku. Saya dapat
mendengar bisikan dari bibir-Nya, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa
Engkau mengabaikan Aku? Mengapa Engkau meninggalkan-Ku? Adakah
Aku melakukan sesuatu yang jahat? Adakah Aku membuat-Mu tidak
senang?" Hakim yang tidak adil. Dia menggunakan kata-kata dalam
Mazmur 22. Dapatkah Anda memahami hal ini?
Saya tidak meminta Anda untuk menjadi emosional. Saya tidak tertarik
dalam emosionalisme. Saya hanya meminta Anda untuk memahami
secara rohani apa yang terjadi dalam pikiran-Nya. Apa yang sudah
terjadi pada Ayub tidak dapat dibandingkan dengan hal tersebut.
Apakah ada orang yang menderita ketidakadilan lebih dari yang
menimpa Yesus? Dan dengan kekuatan-Nya yang terakhir, Dia berkata,
"Bapa, ampunilah mereka."
Inikah Sang Penyelamat dunia? Ini pasti sebuah lelucon yang bahkan
tidak lucu! Bagaimana bisa orang yang tergantung pada kayu seperti
seorang penjahat Romawi - yang ditolak oleh Allah (dalam kata-kata-
Nya, "Mengapa Engkau meninggalkan Aku?"), ditentang oleh pemimpin
agama dan ditolak oleh penguasa sipil, kaum Romawi - dapat menjadi
Penyelamat dunia ini?
Semua indra kita memberitahu kita bahwa ini adalah hal yang
mustahil. Tidak mungkin orang ini dapat menjadi Sang Penyelamat.
Lalu bagaimana kita tahu bahwa Dia adalah Sang Penyelamat? Kita
memang tidak akan tahu. Kita tidak akan tahu sebelum salib itu
menyentuh kita dan mencelikkan mata rohani kita. Jadi jika hal ini
belum terjadi, berdoalah kepada-Nya, "Tuhan, tolong berikan aku
penglihatan sehingga aku dapat melihat apa yang tidak dilihat oleh
pancaindra fisik-ku."
Ketidak-Setiaan
(Akankah Yesus Menemukan Iman di Bumi - bagian 2?)
238 | C A H A Y A I N J I L
Lukas 18:8b
Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Bagian pertama dari pesan "Akankah Yesus menemukan Iman di Bumi"
telah membuka wawasan baru bagi banyak orang. Banyak yang
menyukai isi pesannya. Namun perlu diketahui bahwa Firman Allah
adalah seperti pedang bermata dua dan pedang bukanlah sekadar
untuk dikagumi. Selalunya kita hanya akan mengagumi sebilah pedang
karena kita masih belum merasakan tikamannya.
Kompromi orang Kristen
Tema pesan ini diambil dari Lukas 18.8b, "Akan tetapi, jika Anak
Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Akankah Ia
mendapati iman?
Tentu saja Dia tidak mengharapkan untuk mendapati iman di kalangan
orang dunia, karena mereka tidak peduli sama sekali akan Allah dan
kerajaan-Nya. Orang dunia tidak peduli pada Alkitab dan pada hal-hal
rohani. Perhatian mereka disita oleh hal-hal duniawi seperti mobil
mewah dan hal-hal semacam itu.
Orang dunia akan berkata, "Aku tidak mengharap terlalu banyak. Aku
tidak bermimpi untuk memiliki mobil mewah seperti Mercy. Cukup
mobil apa saja asal dapat dibanggakan." Lalu kita menguras tenaga,
bekerja delapan jam sehari untuk membayar cicilan mobil dan kredit
rumah. Tidak ada waktu untuk berbicara tentang Alkitab, Allah atau
hal-hal rohani seperti malaikat, hidup yang kekal dan sebagainya. Kaki
ini harus terus berpijak di bumi. Kita tidak boleh terlalu berkhayal.
Kami adalah orang-orang praktis yang tidak punya waktu untuk
dongeng-dongeng semacam itu. Biar orang-orang Kristen saja yang
mengurusi hal-hal yang tidak penting itu. Mereka orang-orang yang
punya banyak waktu untuk berkutat dengan urusan semacam itu
karena mereka sudah jenuh dengan kehidupan ini. Kami harus
memusatkan perhatian pada perkara-perkara yang lebih penting.
Apakah kalimat-kalimat semacam itu terdengar akrab di telinga Anda?
Saat Anda menjadi orang Kristen dan mulai berbicara kepada teman-
teman Anda, bahkan teman yang beragama Kristen, mereka akan
berkata, "Janganlah terlalu fanatik. Sedikit iman dicampur dengan
sedikit keduniawian akan lebih menyenangkan. Sedikit iman dicampur
239 | C A H A Y A I N J I L
dengan sedikit pragmatisme. Hidupmu harus seimbang. Satu mata
ditujukan kepada iman dan yang satunya lagi biarkan bebas. Jangan
mengarahkan kedua matamu hanya pada iman saja." Lalu Anda
berpuas diri, dan berkata, "Kami tidak sama dengan orang duniawi
yang lain. Kami masih punya satu mata yang tertuju pada iman. Dan
sama dengan orang dunia yang lain, kami juga harus bersikap
realistis."
Jadi tekanan untuk berkompromi akhirnya membuat kita tidak setia
kepada firman Allah, namun kita tidak mengakuinya. Kita berkilah
bahwa kita masih mempunyai sedikit iman. Inilah jenis kekristenan
yang sering kita temukan sekarang, termasuk di antara hamba-hamba
Tuhan yang melayani full time. Persoalannya adalah bagaimana
mungkin orang-orang yang telah berkompromi dengan dunia berbicara
tentang salib?
Apakah Yesus mati supaya kita boleh bersenang-senang? Apakah
penderitaan merupakan bagian-Nya dan bagian kita adalah untuk
menikmati dunia ini saja? Ini bukanlah ajaran yang berasal dari Alkitab.
Saya menantang Anda untuk meluangkan waktu sepuluh hari untuk
membaca Perjanjian Baru dan menandai ayat-ayat yang berbicara
tentang penderitaan. Setelah membaca sepuluh halaman Anda akan
berkata, "Sepertinya marker saya sudah mulai kehabisan tinta. Terlalu
banyak ayat-ayat yang menyentuh penderitaan!" Dapatkah Anda
menemukan halaman yang tidak ada kaitannya dengan pembahasan
tentang penderitaan?
Apakah Anda termasuk orang yang munafik?
Gereja dipenuhi oleh orang-orang munafik. Bagaimana kita
mengetahuinya? Perhatikan orang yang akan meninggal dan Anda akan
mengetahui apakah dia itu orang Kristen atau bukan. Orang yang
berkata, "Tuhan, jangan biarkan aku cepat mati. Aku masih muda. Aku
baru berusia 75 tahun. Aku masih belum meraih semua yang
kuimpikan. Aku belum sempat ke Australia dan belum lagi ke benua
Afrika. Berilah aku sedikit waktu lagi. Aku harus bertemu dengan cucu
dari cucu-ku. Aku baru sempat bertemu dengan cucuku saja. Aku mau
bertemu dengan cucunya. Seperti apa rupanya? Aku masih ingin hidup
lebih lama di dunia ini. Aku tidak ingin mati sebelum pertemuan itu.
Cepat, suruh pendeta datang dengan segera! Ah, ternyata pendeta ini
240 | C A H A Y A I N J I L
kurang bagus, doanya kurang mapan. Panggil pendeta yang lain. Nah,
yang itu tampaknya punya cukup kuasa. Ia dapat membantu supaya
aku tidak segera mati."
Lalu Anda menggaruk-garuk kepala sambil berkata, "Bukankah orang
ini mengasihi Allah? Atau mungkin aku yang salah dengar. Tidakkah ia
sering berbicara tentang kasihnya pada Allah. Mengapa di saat akan
bertemu dengan Allah yang dikasihinya, ia justru tidak mau
melangkah?" Munafik! Apakah kita termasuk orang yang seperti ini?
Jika Tuhan memberi Anda kesempatan, perhatikanlah cara saya
meninggal. Saya harap yang akan Anda lihat adalah orang yang
dipenuhi sukacita dan harapan. Saya akan berkata, "Tuhan, aku
datang. Sudah lama aku menantikan hal ini." Inilah hal yang dikatakan
oleh rasul Paulus. Dia orang yang aneh, bukankah begitu? Ia berkata,
"Jika Engkau memberiku pilihan untuk tinggal atau pergi, pilihanku
adalah aku ingin pergi. Aku tidak mau tinggal di sini. Aku tidak sabar
untuk bertemu dengan Tuhan-ku. Namun aku akan tinggal di sini
Tuhan, jika itu adalah kehendak Engkau bagiku."
Hati saya sedih ketika melihat seorang pendeta yang saya kenal baik
dan cukup ternama di gereja-gereja barat mendekati saat-saat
akhirnya. Pendeta ini berjuang sekuat tenaga untuk bertahan hidup.
Ketika doktor sudah menyerah ia berkeliling ke berbagai negara,
mencari orang-orang yang memiliki karunia penyembuhan untuk
berdoa bagi kesembuhannya. Cukup banyak orang dan gereja yang
berdoa bagi dia, namun ia tidak disembuhkan juga. Ia takut ketika
harus berhadapan dengan maut.
Saya berpikir, "Anda memberitakan Injil yang menyatakan tentang
indahnya berjalan bersama Allah yang hidup, tetapi Anda ternyata tidak
mau bertemu dengan-Nya." Kami para pendeta juga merupakan orang-
orang munafik, bukankah begitu? Sungguh memalukan. Dan saya ingin
berkata kepada Anda, dengan kasih karunia Allah, perhatikanlah saat-
saat ajal menjemput saya. Semoga kehidupan saya menyatakan
kemuliaan yang lebih lagi di saat menjelang kematian saya
dibandingkan dengan di saat saya masih hidup sehat. Itulah yang
dikatakan oleh rasul Paulus, "Kami senantiasa membawa kematian
Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi
241 | C A H A Y A I N J I L
nyata di dalam tubuh kami." (2 Kor 4:10). Apakah Anda juga akan
berkata seperti itu?
Tidak ada iman tanpa salib
Di pesan ini saya akan menguraikan tentang mengapa kita menjadi
tidak setia. Apa gunanya mencari tahu apakah kita akan tetap setia
saat Yesus datang nanti kalau sekarang ini saja kita sudah tidak setia?
Jika Anda tidak setia sekarang, maka Anda tidak akan setia di Hari itu.
Saya rasa kita tidak perlu menjadi seorang jenius untuk memahami hal
itu. Untuk memastikan bahwa kita akan tetap setia di Hari itu, maka
kita sudah harus setia sejak sekarang, bukankah begitu?
Di pesan yang lalu, Apakah Akar dari Penyakit tidak percaya, kita
melihat bahwa kita menjadi tidak setia karena kita tidak berfungsi
secara rohani. Kita mengandalkan pada apa yang dapat kita lihat dan
dengar dengan indra kita. Penglihatan dan pendengaran yang baik
memang sangat berguna. Indra kita sangat berharga karena ia
memberikan kita informasi tentang hal-hal di sekeliling kita. Tetapi
indra kita tidak memberitahu kita segala kenyataan yang ada. Indra
kita bahkan dapat menyesatkan kita. Kita dibesarkan untuk
mengandalkan pancaindra kita, dan kita tidak pernah diajar untuk
mengenal anggota tubuh kita yang bersifat rohani.
Anda mungkin berkata, "Ah, aku mengerti sekarang. Bagaimana kalau
kita coba bermeditasi seperti yang diajarkan oleh guru-guru Hindu?"
Yang ini memang jauh lebih mudah. Anda tinggal duduk santai dan
menarik nafas dalam-dalam, untuk memusatkan pikiran Anda. Dan
kalau cara ini kurang berhasil, Anda dapat mencoba berbagai macam
gaya yoga. Sebagai kegiatan olah raga, yoga memang bisa
bermanfaat. Saya sendiri pernah mendalaminya. Namun percayalah,
hal-hal seperti ini, tidak akan memberi kita pemahaman akan perkara-
perkara rohani ataupun kuasa rohani.
Satu-satunya jalan menuju kuasa rohani dan pemahaman tentang
perkara rohani adalah jalan iman. Dan jalan iman adalah jalan salib.
Namun kita senang sekali berhenti hanya di titik iman. "Jalan menuju
hidup kekal, kuasa dan pemahaman rohani adalah iman." Bagi kita ini
adalah kalimat yang sangat indah! Tetapi kita jarang sekali mau
242 | C A H A Y A I N J I L
mengakui bahwa "Jalan iman adalah jalan salib!" Kita hanya berhenti di
titik iman tanpa berbicara mengenal salib.
Seperti apakah pemahaman rohani Anda sekarang ini? Apakah Anda
memahami perkara-perkara rohani? Dapatkah Anda berkata seperti
Paulus di dalam 2 Korintus 4:18 bahwa kami tidak memperhatikan
yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan
adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal? Apakah
kalimat itu nyata di dalam kehidupan Anda? Atau apakah kalimat itu
hanya dapat Anda ucapkan di bibir saja? Mengapa Anda tidak melihat
pada apa yang tidak kelihatan? Tahukah Anda apa alasannya? Akan
saya katakan kepada Anda, Anda tidak melihat karena Anda tidak
mengerti apa itu iman. Hal ini bukanlah suatu persoalan nalar, dogma
ataupun filsafat. Tapi suatu realitas kehidupan rohani yang dapat
dialami.
Di dalam Firman Allah, tidak ada iman tanpa salib. Sama sekali tidak
ada! Yang saya bicarakan adalah iman yang menyelamatkan. Iman
yang membuat Anda mampu untuk berkata seperti Paulus, "Aku juga
memperhatikan hal yang tidak kelihatan, yang kemuliaannya jauh
melebihi yang kelihatan sehingga yang kelihatan ini hanya tampak
seperti bayang-bayang saja. Hal-hal yang kekal adalah kenyataan yang
sesungguhnya." Apakah Anda mengalami semua hal itu sebagai
kenyataan? Pertanyaan yang sejajar dengan ini adalah, "Apakah Anda
dapat berkata bahwa di dalam kehidupan Anda salib itu nyata?"
Mengapa saya menjadi orang Kristen. Saya menjadi orang Kristen
karena saya mempedulikan dunia ini. Anda mungkin bertanya, "Apa
saya tidak salah dengar?" Benar, saya mengasihi dunia ini, saya tidak
suka mengurung diri di 'atas awan'. Berdiam di atas awan dalam arti
hanya menikmati sendiri persekutuan yang indah dengan Allah
sementara umat manusia menderita setiap harinya. Sebagai contoh,
ada jutaan orang Kamboja yang dibantai di ladang-ladang
pembantaian, lalu ada sekitar 6 juta orang Yahudi dan sekitar 3 sampai
4 juta orang Kristen dan yang lainnya yang dibunuh oleh kaum Nazi.
Apakah kita memiliki hak untuk terbang ke awan dan menikmati
persekutuan yang indah dengan Allah tanpa harus peduli dengan umat
manusia yang lain?
243 | C A H A Y A I N J I L
Salib berarti melibatkan diri dengan penderitaan umat manusia.
Kekristenan bukanlah candu yang menolong Anda untuk melarikan diri
dari persoalan dan penderitaan ke alam khayal. Kekristenan yang tidak
membawa salib bukanlah jenis yang diajarkan dalam Alkitab.
Kalimat di Lukas 18:8b, "Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang,
adakah Ia mendapati iman di bumi?" adalah suatu pertanyaan retorik.
Pertanyaan retorik berarti bahwa jawaban kepada pertanyaan itu
adalah, "Tidak, Ia tidak akan mendapati iman." Akankah Dia mendapati
iman di antara kita? Jawabannya mungkin lebih dari 90% dari kita tidak
memilikinya. Kita tidak memiliki iman dari jenis yang diinginkan-Nya.
Anda bisa saja berkata bahwa Anda memiliki iman. Namun kita
bukanlah hakim atas iman masing-masing. Dialah yang menghakimi
apakah kita memiliki iman atau tidak. Saya pikir perkiraan saya tidak
meleset jauh, bahwa tidak banyak orang Kristen yang memiliki iman
yang dicari oleh Yesus.
Apakah penyakit yang melandasi ketidak-percayaan? Apakah akar dari
penyakit tidak percaya? Mengapa orang tidak percaya? Karena kita
secara alami adalah manusia duniawi (carnal) atau menurut Alkitab kita
adalah manusia yang dikuasai oleh daging. Kita bertindak menuruti
kemauan daging, mengikuti pandangan mata jasmani, dan bukannya
menuruti roh atau mengikuti apa yang disebut oleh Alkitab sebagai
'manusia batiniah' (inner man). Mana mungkin yang jasmani dapat
memahami yang rohani?
Dalam batas-batas tertentu, kita semua adalah kaum 'intelektual',
bukankah begitu? Kita sudah melewati bangku pendidikan dasar. Dan
beberapa dari antara kita berhasil melewati jenjang universitas, dan
keluar dengan membawa selembar kertas yang menyatakan bahwa kita
berhak menyandang predikat sebagai sarjana. Dan kita mengira bahwa
kita sudah menjadi 'intelektual'. Semua pendidikan kita telah
membentuk kita untuk bergantung pada pancaindra kita - pada mata,
telinga, hidung, lidah, kulit dan otak kita yang mungil ini. Lalu kita
menganggap bahwa kita bisa memproses informasi tentang iman yang
tidak melibatkan salib. Kita bahkan menolak 'perbuatan baik' yang
merupakan perwujudan dari iman itu.
Di dalam Alkitab, tidak ada iman yang menyelamatkan tanpa salib. Dan
jika Anda dapat membuktikan bahwa saya telah menyatakan hal yang
244 | C A H A Y A I N J I L
salah, maka saya akan mengaku di hadapan umum bahwa saya telah
melakukan kesalahan. Saya berjanji, bahwa saya akan menerbitkan
pengakuan tentang kesalahan ini dan menanggung akibatnya. Saya
menantang semua teolog atau pendeta untuk membuktikan bahwa
saya telah melakukan kesalahan dengan menyatakan bahwa iman di
dalam pengajaran Yesus, di dalam pengajaran Paulus, Petrus, atau
siapapun itu di dalam Perjanjian Baru, melibatkan penderitaan.
Penjelasan mengapa gereja kita sekarang ini telah menjadi munafik
adalah karena kita telah menyaring unsur penderitaan dari iman. Kita
membiarkan Yesus menderita sendirian di kayu salib.
Sudahkah Anda disalibkan bersama dengan Dia? Banyak teolog yang
berkata, "Biarlah Yesus saja yang menanggung penderitaan-Nya,
bagian kita adalah merentangkan sayap dan terbang menuju rumah
surgawi tanpa harus memikul salib."
Begitu banyak pengkhotbah yang dengan fasih berkata bahwa
kehidupan Kristen adalah kehidupan yang bebas dari segala macam
tekanan. Ini bukan kehidupan yang diajarkan oleh Alkitab. Jika pendeta
Anda menyatakan hal yang seperti itu, dari gereja manapun Anda
berasal, katakan padanya untuk membaca kembali isi Alkitab dan
mengerjakan PR yang sama dengan Anda. Ajak dia untuk membeli
sebuah marker dan mencari kata 'penderitaan' serta uraian yang
berkaitan dengan penderitaan di dalam Perjanjian Baru.
Sudahkah kita mati bersama dengan Dia?
Saya percaya kepada Yesus. Saya percaya pada salib. Dapatkah Anda
menyatakan kedua hal itu sekaligus? Bukan salib-Nya saja, tapi
termasuk salib Anda. Yesus berkata, "Barangsiapa tidak memikul
salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku" (Luk
14:27). Maksud Yesus adalah, "Kamu tidak akan dapat menjadi orang
Kristen kalau tidak mematuhi perintah-Ku untuk memikul salibmu,
(bukan salib-Ku), dan mengikut Aku." (Kata 'Kristen' hanya sekadar
istilah lain bagi kata 'murid', hal ini dapat dilihat di Kis.11:26; 1 Pet.
4:16).
Mengapa? Telusuri saja akar persoalannya. Bagaimana jika suatu hari
nanti dokter mendiagnosa bahwa Anda terkena kanker. Hal ini bisa
terjadi pada siapa saja, bukankah begitu? Nah, anggaplah Anda
245 | C A H A Y A I N J I L
ternyata mengidap kanker tahap akhir, dan yang termasuk jenis ganas,
tetapi masih dapat diobati.
Lalu dokter berkata kepada Anda, "Sobat, jangan khawatir. Telanlah
beberapa butir aspirin ini, maka rasa sakitnya akan berlalu, dan Anda
akan merasa lebih sehat besok pagi."
Lalu Anda berkata, "Saya tidak keberatan menelan aspirin ini. Tetapi
bagaimana dengan kanker saya?"
"Kanker? Ya, telan saja beberapa butir aspirin lagi. Itu akan
menyelesaikan semua persoalan Anda."
Dan Anda berkata, "Saya tidak pernah mendengar bahwa aspirin bisa
menyembuhkan kanker."
"Ah, jangan khawatir sobat. Yang perlu Anda lakukan adalah
menambah takaran aspirin jika Anda masih merasa kurang tenang."
Nah, bagaimana penilaian Anda terhadap dokter yang seperti itu? Anda
tentu akan berpikir, "Keterlaluan! Apa betul orang itu dokter? Lulusan
dari mana dia? Siapa yang pernah mendengar bahwa aspirin dapat
menyembuhkan kanker? Aku lebih pintar dari dokter itu. Kalau aku
yang menjadi dokter, aku akan lebih paham bagaimana menanganinya
ketimbang orang itu."
Lalu bagaimana cara menangani dosa? Tidak masalah! Nyanyikanlah
beberapa lagu rohani. Kita akan merasa lebih baik.
Anda mungkin akan berkata, "Jangan bercanda! Kita sedang berbicara
tentang masalah dosa."
Tunggu, ada seorang Dokter yang pernah melakukan satu karya besar,
tahukah Anda apa yang Ia kerjakan? Ia mati bagi kanker Anda. Ia mati
bagi dosa Anda.
Anda berkata, "Permisi, tapi saya tidak sedang membicarakan tentang
kematian-Nya karena kanker. Yang punya kanker adalah saya! Sayalah
pasiennya."
246 | C A H A Y A I N J I L
Nah, yang perlu Anda lakukan adalah percaya dengan segenap hati
Anda bahwa Ia telah mati dan kanker yang membuat Ia mati itu
sebenarnya adalah kanker Anda.
"Oh! Ini pasti teori kedokteran yang baru. Saya harus memikirkannya
dulu."
Ya, sang Dokter memang berkata seperti itu. Jadi alasan mengapa
Anda tidak sembuh-sembuh juga adalah karena Anda kurang percaya
bahwa Dokter besar ini mati bagi kanker Anda.
Apakah hal tersebut terdengar seperti lelucon? Mengapa kita
sedemikian buta? Tidakkah Anda melihat bahwa pernyataan ini tidak
masuk akal? Bahwa yang perlu dilakukan adalah sekadar percaya
kepada Yesus saja. Percaya bahwa Ia telah mengangkut semua dosa
dunia ini dan bahwa Ia mati bagi dan karena dosa.
Tetapi justru banyak sekali orang Kristen yang berkata, "Ya. Hanya itu
yang perlu Anda lakukan. Pendeta mengajarkan itu kepada saya sejak
saya masih di sekolah minggu. Ia memberitahu saya bahwa iman
adalah percaya kepada Yesus." Sebagian besar gereja di dunia ini
mengajarkan hal ini. Anda tinggal percaya bahwa Yesus menanggung
kanker dari dosa Anda dan Haleluya, itu saja! Dia yang menderita, dan
cukup Dia saja!
Anda mungkin berkata, "Hey, tunggu dulu! Apakah Anda bermaksud
mengajarkan sesuatu yang berbeda? Jangan-jangan ini ajaran sesat."
Saya sudah mempelajari teologi. Saya tahu hal-hal yang terkait dengan
pernyataan saya ini baik secara teologi maupun alkitabiah. Dan saya
menantang Anda, dan juga setiap orang yang mungkin membaca pesan
ini, termasuk para pendeta untuk menilai apakah hal yang saya
katakan ini suatu ajaran yang sesat.
Kebenaran di akhir zaman ini telah diputar-belitkan menjadi kesesatan,
seperti yang dikatakan oleh Yeremia, "Yang gelap dijadikan terang dan
yang terang dijadikan gelap" (Yer. 13:16). Saya tidak khawatir apakah
seluruh dunia akan menentang saya, seperti yang terjadi pada
Yeremia. Pada akhir pelayanannya, Yeremia dituduh sebagai
pengkhianat oleh kaum sebangsanya. Malahan, mereka berusaha
membunuhnya berulang kali.
247 | C A H A Y A I N J I L
Memang benar bahwa Yesus menanggung dosa-dosa kita di salib. Ini
hal yang benar dan penting. Di pokok ini, analogi saya dengan kisah
dokter tersebut memang tidak sejajar. Tetapi memang ada beberapa
peneliti di bidang kedokteran yang menguji obat temuan mereka ke diri
mereka sendiri. Mereka meresikokan nyawa mereka untuk mengetahui
apakah obat itu memang mujarab atau tidak. Jika obat itu ternyata
tidak manjur, maka mereka mati. Mereka rela menanggung resiko
maut untuk menyelamatkan kita. Dan mereka adalah para pahlawan
besar di bidang kedokteran. Orang yang menemukan radium, akhirnya
meninggal akibat radiasi. Radium telah menjadi salah satu barang
penting di dalam perawatan kanker. Si penemu meninggal oleh bahan
temuannya. Di dalam pengertian ini, kita bisa melihat adanya paralel
dengan Yesus.
Akan tetapi, mempercayai bahwa mereka mati bagi kita tidak berarti
bahwa obat itu tidak perlu kita minum. Anda harus jelas dalam
memahami hal ini. Yesus mati bagi Anda dan saya, dan kematian ini
bukanlah dalam rangka menjalankan suatu eksperimen, melainkan Ia
mati mewakili kita. Ia mengambil semua dosa kita dan menaruh di
dalam hati-Nya, dan Ia mati di kayu salib bagi kita. Saya percaya akan
hal ini dengan sepenuh hati karena saya sudah mengalami kuasa dari
kematian-Nya yang memberikan keselamatan. Saya tidak akan bebas
dari kuasa dosa jika bukan karena kematian-Nya. Itu adalah bagian
yang mendasar dalam penebusan.
Akan tetapi jika kita berhenti di titik ini, berarti kita sudah
menyelewengkan ajaran Yesus dan juga ajaran di dalam Perjanjian
Baru. Kematian-Nya di kayu salib memang menebus dosa-dosa kita,
akan tetapi di dalam pengalaman hidup kita, kematian-Nya di kayu
salib tidak akan pernah membebaskan kita dari kuasa dosa jika kita
hanya sekadar percaya akan hal itu di dalam otak saja.
Apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus di kitab Roma? Kita akan hidup
bersama Dia dan oleh Dia hanya jika kita mati terlebih dahulu
bersama-Nya. Jika Anda membuang pernyataan yang terakhir, berarti
Anda telah merusak Injil, hal yang sayangnya, telah dilakukan oleh
gereja. Yesus telah mati di kayu salib. Lalu apa yang Yesus katakan
kepada kita? Ia berkata, "Ikutlah Aku." Jadi bukan sekadar percaya
dalam kapasitas intelektual bahwa Yesus telah mati. Yang terpenting
adalah mengikuti jejak langkah-Nya.
248 | C A H A Y A I N J I L
Bersediakah Anda menderita bagi Dia?
Bukti tentang pokok ini banyak ditemukan di dalam Alkitab. Mari kita
baca tulisan Rasul Petrus, di 1 Petrus 2:21, "Sebab untuk itulah kamu
dipanggil (Untuk apa Allah memanggil kita?), karena Kristuspun telah
menderita untuk kamu (Ini adalah bagian di mana kita semua percaya.
Tetapi apa kelanjutan dari ucapan rasul Petrus? Mengapa Kristus
menderita? Untuk apa kita dipanggil?) karena Kristuspun telah
menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya
kamu mengikuti jejak-Nya" (Jejak penderitaan-Nya). Itulah yang
dengan jelas tertulis di Alkitab.
Bersediakah Anda mengikuti jejak-Nya? Jika Anda tidak bersedia, maka
tidak ada pesan bagi Anda di sini. Tak ada hal yang layak untuk
dibicarakan. Lupakan tentang perkara hidup yang kekal, Allah yang
hidup dan perkara mengenal serta berjalan bersama Dia. Tidak ada
jalan yang mudah dan murah untuk itu. Saya bukan penjual obat
palsu. Tidak ada jalan lain.
Apakah hanya Petrus yang berkata seperti itu? Bagaimana dengan
Paulus? Penderitaan adalah salah satu unsur terkuat di dalam tulisan-
tulisan Paulus. Contohnya, di Filipi 1:29, "Sebab kepada kamu (kita
semua) dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus
melainkan juga untuk menderita untuk Dia. Jadi, bukan sekadar iman
saja. Yang dikaruniakan kepada kita bukan sekadar untuk percaya saja,
melainkan juga untuk menderita.
Ingatlah hal ini, iman menurut Perjanjian Baru adalah respons kepada
Yesus yang mencakup kesediaan untuk menderita bagi Dia. Nah,
penting untuk ditegaskan bahwa yang dikatakan di sini
adalah menderita untuk Dia. Bukan asal menderita saja. Saya bisa saja
menderita karena teman saya telah bersikap tidak baik terhadap saya.
Saya bisa saja menderita karena tekanan rasa rendah diri. Saya bisa
saja menderita karena tingkat pendidikan yang rendah, miskin, dan
sebagainya. Semua hal itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan
Injil. Yang kita bicarakan adalah iman kepada Dia yang mencakup
kesediaan untuk menderita bagi Dia karena Injil.
Saya percaya pada salib Yesus. Saya percaya bahwa Ia mati bagi dosa-
dosa saya. Saya percaya bahwa agar Ia membebaskan saya dari dosa-
249 | C A H A Y A I N J I L
dosa saya, maka saya tidak boleh hanya sekadar mempercayai
peristiwa itu saja, tetapi juga percaya bahwa salib-Nya berlaku di
dalam kehidupan saya, sehingga saya mampu untuk berkata seperti
Paulus, "Aku telah disalibkan bersama Kristus. Hidup yang kujalani
sekarang ini bukan hidupku lagi." Paulus berbicara tentang kehidupan,
bukannya tentang doktrin. "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah,
selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah
disalibkan bagiku dan aku bagi dunia" (Gal 6:14). Telah terjadi
perubahan mendasar dalam diriku. Aku sekarang berhubungan dengan
Kristus dan tidak berhubungan lagi dengan dunia". Dapatkah Anda
mengucapkan hal itu?
Saya percaya pada salib Yesus karena itulah satu-satunya jalan keluar
bagi persoalan umat manusia. Apa maksud pernyataan saya?
Maksudnya adalah bahwa salib dapat mengubah seseorang yang
berdosa menjadi ciptaan baru, akan tetapi hal itu baru terjadi bila salib
diterapkan dalam hidup Anda. Ini bukan teori. Saya sudah cukup lama
menjadi pelayan Firman Allah dan saya berani berkata dengan pasti
bahwa tidak pernah ada orang yang diubah dengan sekadar
mempercayai bahwa Yesus telah mati bagi dia. Ia memang harus
percaya akan hal itu. Saya juga percaya akan hal itu. Akan tetapi ia
tidak boleh berhenti di titik itu. Anda harus percaya bahwa Yesus telah
mati bagi Anda dan bahwa kematian itu juga harus terjadi di dalam
hidup Anda. Itulah yang dilambangkan oleh baptisan.
Apa makna dari baptisan? Baptisan adalah lambang bagi kematian.
Anda mati dan bangkit lagi di dalam hidup yang baru. Peristiwa itu
melambangkan sesuatu yang telah terjadi jauh di dalam hati Anda. Jika
peristiwa di dalam hati itu tidak terjadi, Anda dapat saja keluar-masuk
air sampai ratusan atau ribuan kali, tetapi Anda tetap manusia yang
lama, masih sama seperti yang dulu. Orang lain yang mengamati
kehidupan Anda akan berkata, "Saya tidak melihat ada perubahan
dalam hidupmu." Iman Anda tidak menghasilkan apa-apa.
Apakah Yesus mendapati iman sekarang ini?
Apakah kita setia sekarang? Tidak, karena Gereja telah mengubah Injil.
Paulus mengingatkan kita di dalam Galatia 1:7, "Jika ada orang yang
datang padamu dan memberitakan Injil yang lain, Injil tanpa
melibatkan salib atas hidupmu, janganlah percaya padanya." Tetapi
250 | C A H A Y A I N J I L
Injil tanpa salib sudah menjadi standar Injil di gereja zaman sekarang,
bukankah begitu? Jadi, ketika Yesus datang kembali, akankah Dia
mendapati kesetiaan? Kita sudah tahu jawabannya. Tidak, Dia tidak
akan menemukan itu. Akankah Dia mendapati iman yang tidak
terpisahkan dari salib? Tidak. Kita sekarang ini bahkan tidak
memberitakan hal itu lagi, lalu bagaimana Yesus akan mendapatkan
iman semacam itu?
Ketidak-setiaan adalah hal yang paling memuakkan, bahkan di dalam
penilaian manusia duniawi sekalipun, apalagi bagi Allah. Dan Yesus
berkata, "Aku telah mati bagimu. Namun jika Aku kembali lagi nanti,
akankah kamu tetap setia kepada-Ku di dalam kehidupan-mu? Akankah
kamu menjadi orang yang setia?" Ia sendiri sudah menyatakan
jawaban atas pertanyaan bergaya retorik ini. Tidak, Ia tidak akan
menemukan iman.
Baru-baru ini, saya melihat sebuah buku berjudul Spy Catcher di toko
buku. Buku ini ditulis oleh Peter Wright yang adalah mantan Asisten
Direktur pada Dinas Rahasia Inggris (MI5). Badan ini dapat kita
samakan dengan FBI di AS. Pemerintah Inggris berusaha keras untuk
menghentikan peredaran buku ini. Mengapa pemerintah Inggris tidak
mau buku ini beredar?
Dalam buku ini Peter Wright berusaha untuk membuktikan bahwa dinas
rahasia Inggris (MI5) telah disusupi oleh agen-agen Rusia. Di tahun
1950 hingga 60an terdapat banyak agen yang berkebangsaan Inggris,
yang merangkap sebagai agen Uni Soviet. Posisi mereka cukup tinggi.
Setidaknya ada sekitar 4 atau 5 agen top Rusia yang menyusup ke
dalam dinas rahasia Inggris, di MI5 dan juga MI6 (yang dapat
disamakan dengan lembaga CIA di AS). Walaupun kedok orang-orang
itu terungkap, Peter Wright yakin bahwa masih ada banyak lagi hal
yang belum terungkap karena para agen top tersebut berhasil
meloloskan diri sebelum ditangkap. Jadi Wright yakin bahwa ada orang
yang memiliki akses ke bagian informasi di dalam dinas rahasia yang
ikut bermain di dalam urusan ini. Para agen yang terungkap sebagai
agen Rusia memegang jabatan penting seperti kepala bagian, maka
orang yang meloloskan mereka tentulah memiliki kedudukan yang lebih
tinggi lagi. Lalu Peter Wright menyimpulkan bahwa bos-nya sendirilah,
yaitu direktur MI5, yang merupakan agen ganda yang meloloskan
251 | C A H A Y A I N J I L
mereka. Jadi, Anda tentunya paham mengapa pemerintah Inggris tidak
mau buku ini beredar luas.
Roger Hollis, direktur MI5, telah berkarir di dalam dinas rahasia Inggris
dalam jangka waktu yang sangat panjang, bisa dikatakan seluruh
karirnya dihabiskan di sana. Ia telah menjadi pimpinan M15 selama
sekitar dua atau tiga dekade. Ia mengetahui segala rahasia MI5. Peter
Wright sendiri bukanlah seorang agen rahasia, ia adalah seorang
ilmuwan. Ia belajar elektronika di Cambridge dan tidak pernah bercita-
cita untuk menjadi seorang agen rahasia. Ia dimasukkan ke dalam
dinas rahasia untuk bekerja di bagian penyadapan dengan
menggunakan berbagai macam peralatan yang canggih. Dan ia
menjumpai kejutan besar di sana. Dinas rahasia tempatnya bekerja
ternyata telah disusupi oleh agen pihak lain. Lewat kerja kerasnya,
dengan menggunakan berbagai peralatan yang dikembangkan secara
canggih beberapa agen ganda terungkap kedoknya. Namun sayangnya
mereka berhasil meloloskan diri. Malahan belum lama ini, salah satu
dari yang lolos itu sempat muncul dalam wawancara di stasiun TV milik
Soviet. Pengkhianatan semacam ini membuat kita muak, bukankah
begitu? Orang-orang itu mengkhianati negaranya sendiri, mereka tidak
punya moral dan bekerja untuk kepentingan musuh. Sungguh
menjijikkan.
Tapi kita jangan terburu-buru merendahkan mereka. Sebenarnya,
ketidak-setiaan semacam itulah yang akan Yesus temui di dalam diri
kebanyakan orang yang menyebut dirinya 'orang Kristen'. Janganlah
berpuas diri dan berkata, "Kami tidak akan berbuat seperti itu." Pihak
berwenang di Inggris berusaha untuk menyeret Roger Hollis ke
pengadilan. Akan tetapi penyelidikan terhadap kasus ini memakan
waktu yang terlalu lama, dan di waktu itu Roger Hollis sudah memasuki
masa pensiunnya, dan ada pihak-pihak yang menyembunyikan
berbagai bukti. Akhirnya, upaya menyeret Roger Hollis ke pengadilan
menjadi tidak bernilai lagi. Hal itu hanya akan menimbulkan ketidak-
percayaan yang meluas terhadap dinas rahasia Inggris, baik oleh
rakyat maupun oleh agen-agennya sendiri.
Mengapa manusia duniawi dikuasai oleh ketidaksetiaan? Mengapa
Roger Hollis dan agen ganda yang lainnya melakukan hal yang bisa
disebut sebagai tindakan menjual bangsa sendiri? Motivasinya adalah
uang. Mengapa para agen mau bekerja? Bisa juga karena rasa
252 | C A H A Y A I N J I L
pengabdian kepada negaranya, suatu hal yang bisa saja terjadi pada
agen-agen Soviet. Itu pun masih berupa kemungkinan. Setiap orang
tentunya akan muak melihat tingkah laku para agen yang menjual
negaranya demi uang. Mereka adalah para 'Yudas'.
Tapi bagaimana dengan Anda? Apakah Anda setia sekarang ini? Saya
bahkan tidak akan menjawab pertanyaan apakah Yesus akan
mendapati iman kalau datang kembali nanti. Akankah Ia mendapati
iman di antara kita sekarang ini? Atau mungkinkah kita justru
merupakan para "pengkhianat" yang menyusup ke dalam gereja? Apa
yang kita lakukan saat kita menyusup ke dalam gereja? Kita tetap
mengutamakan kepentingan duniawi. Demi mobil, demi rumah dan
demi uang kita akan menjual Tuhan kita. Sudahkah kita
mempermalukan nama-Nya dengan cara kita menjalani hidup ini?
Saya percaya pada salib karena jika salib tidak masuk ke dalam hidup
saya dan memotong kanker dosa seperti layaknya pisau bedah, maka
saya tidak akan pernah bisa bebas dari kuasa dosa yang mematikan
itu. Salib harus memotong habis dosa-dosa. Adalah hal yang sangat
penting mempercayai bahwa Yesus telah mengambil alih beban dosa,
tetapi itu baru langkah pertama. Langkah selanjutnya adalah
mengijinkan kuasa penyembuhan itu masuk ke dalam diri Anda. Terang
salib atau pedang salib (bentuk salib memang menyerupai pedang)
harus masuk ke dalam diri Anda dan menyingkirkan kuasa dosa.
Mungkin Anda bukanlah seorang agen ganda, akan tetapi Anda tidak
ada bedanya dengan para agen ganda tersebut jika Anda masuk ke
dalam gereja tanpa kesetiaan yang sejati kepada Yesus. Kesetiaan
iman kepada Yesus berarti Anda bersedia untuk menderita bagi Dia.
Baru-baru ini koran melaporkan sebuah pembunuhan yang sadis. Ada
sepasang suami istri yang sudah menikah sekitar dua puluh atau tiga
puluh tahunan. Dan si istri mendapati bahwa sang suami telah
menyeleweng dengan wanita lain. Setelah lewat sekian waktu, sang
istri sudah tidak tahan lagi dan hatinya menjadi semakin pahit karena
merasa telah dikhianati. Ketidak-setiaan memang membuat kita semua
merasa pedih, bukankah begitu? Kepahitan dan kemarahan hati
perempuan ini mendorongnya untuk membunuh suaminya yang telah
hidup bersamanya selama tiga puluhan tahun itu. Ini masih belum
253 | C A H A Y A I N J I L
seberapa. Setelah membunuhnya, wanita ini memotong-motong mayat
suaminya.
Bagaimana cara dia melakukannya? Ia membeli sebuah gergaji mesin!
Dipotong-potongnya mayat suaminya sampai menjadi potongan yang
kecil-kecil. Kemudian ia merebus semua potongan itu di dalam panci.
Apakah hal ini membuat Anda merasa muak? Setelah selesai merebus
potongan-potongan tersebut, ia lalu membuang semuanya ke dalam
tong sampah. Nasib suaminya berakhir di dalam panci dan tong
sampah!
Suatu hari, anaknya merasa heran mengapa ayahnya lama tidak
muncul. Sang ayah menghilang begitu saja. Cukup banyak orang yang
hilang di kota besar, akan tetapi biasanya mereka adalah anak kecil
atau remaja. Jarang ada orang yang berminat untuk menculik kakek
tua berusia sekitar 60 tahunan melainkan ia seorang yang kaya raya.
Si anak ini juga curiga dengan beberapa hal di dalam rumah. Ia juga
bertanya-tanya mengapa ibunya membeli sebuah gergaji mesin?
Apakah ibunya ingin menjadi tukang kayu? Jadi ia meminta pihak
kepolisian untuk menyelidiki hilangnya sang ayah. Dan akhirnya,
seluruh kisah itu terungkap. Ini adalah salah satu peristiwa
pembunuhan yang paling tragis dan mengerikan yang terjadi di antara
orang-orang yang seharusnya memiliki jalinan cinta. Sang suami
mengkhianati cinta istrinya dan istrinya membalas dengan
membunuhnya secara sadis!
Peristiwa ini memberitahu kita tentang seberapa busuknya hati
manusia yang egois. Si suami terkena kanker dosa yang sangat parah.
Dan si istri juga menderita kanker dosa yang sama parahnya. Setiap
orang menderita kanker dosa yang sangat parah. Apakah menurut
Anda semua itu bisa disembuhkan dengan 'aspirin spiritual' atau
dengan menyanyikan beberapa lagu rohani di gereja?
Saya ingin tutup dengan suatu pertanyaan: Apakah Anda
menginginkan iman? Apakah Anda menginginkan iman yang
menyelamatkan? Apakah setelah menjadi orang Kristen Anda
mendapati bahwa semua yang dijanjikan oleh sang pengkhotbah
kepada Anda ternyata tidak benar? Ia menjanjikan damai sejahtera dan
sukacita dan sebagainya, namun apa yang Anda dapatkan ketika Anda
masuk ke dalam kehidupan Kristen? Yang Anda dapatkan adalah sakit
254 | C A H A Y A I N J I L
kepala yang tidak dapat disembuhkan oleh aspirin. Segala sesuatunya
menjadi serba salah. Dunia Anda serasa runtuh. Segala sesuatunya
berbalik menentang Anda, dan Anda mengeluh, "Apa sebenarnya yang
dijanjikan oleh si pengkhotbah dulu? Di mana damai sejahtera dan
sukacitanya? Aku tidak mendapatkannya. Yang terjadi justru hidupku
menjadi semakin kacau setelah menjadi Kristen."
Tentu saja hal-hal itu terjadi karena Anda hanya sekadar mempercayai
bahwa Yesus telah mati bagi dosa Anda tetapi Anda belum mengijinkan
pedang salib memotong kanker dosa dan manusia lama untuk
membebaskan Anda dari kuasa dosa!
Salib Yesus harus bekerja di dalam hidup Anda untuk mematikan
manusia lama Anda, dan memutuskan keterikatan Anda dengan dunia.
Lewat salib Anda akan diubah dari seorang pendosa menjadi manusia
baru yang menjalin hubungan yang hidup dengan Kristus. Kemudian
hidup yang berisi watak memberi dari Kristus dan juga kehendak
Kristus akan tumbuh lewat manusia baru Anda. Dan hidup baru ini
berisi kesediaan untuk menderita bagi Dia. Inilah iman menurut
Perjanjian Baru.
Apakah Anda masih benar-benar menginginkan iman yang
menyelamatkan? Yesus berkata di dalam Lukas 18:8b, "Aku mati
bagimu, akan tetapi kalau Aku kembali lagi nanti, akankah kamu tetap
setia pada-Ku di dalam hidup yang kau jalani? Apakah Anda akan
setia?"
Apakah Anda setia sekarang?
255 | C A H A Y A I N J I L
Apakah Anda Orang yang Bijak?
(Melepaskan apa yang tak bisa Anda pertahankan untuk
memperoleh apa yang tak akan hilang dari Anda)
Lukas 9:23-27
Pendeta Eric Chang
Di zaman ini, kita menghadapi sangat banyak gunung. Kita semua
menghadapi gunung dalam kehidupan kita; dunia ini penuh dengan
gunung; dan Gereja juga penuh dengan gunung. Hari ini hati saya
terasa sangat berat. Ini karena adanya gunung-gunung yang
mengepung kita dan juga yang berada di dalam Gereja. Jadi kita butuh
iman dalam memanjatkan doa ini: Berilah aku iman yang dapat
memindahkan dan meruntuhkan gunung menjadi tanah datar dan juga
untuk menyingkirkan gunung-gunung.
Saudara, bagi Gereja hal ini mungkin sudah terlambat. Namun saya
harap masih belum terlambat bagi Anda secara pribadi. Khotbah ini
akan terdiri dari dua bagian: bagian yang pertama berkaitan dengan
Anda secara individu; bagian yang kedua berkaitan dengan Gereja
Kristus, di mana Anda dan saya berada di dalamnya.
Jika masih ada setitik harapan bagi Gereja, maka Andalah harapan itu,
harapan bagi Gereja Kristus di hari-hari akhir ini. Kita hidup di zaman
yang sangat penting. Jika yang Anda pikirkan di sepanjang hidup Anda
adalah bagaimana meneruskan pekerjaan Anda, bagaimana
mengumpulkan lebih banyak uang, bagaimana mengejar gelar yang
lebih tinggi, izinkan saya memberitahu Anda, bahwa Anda masih belum
tahu di zaman apa Anda sedang menjalani hidup ini. Dan Anda akan
berada di antara kelima gadis bodoh yang terkunci di luar serta
kehilangan saat-saat yang menjadi kesempatan mereka.
Apakah Anda memiliki hubungan yang hidup dengan Allah?
Bagian pertama dari khotbah ini adalah bagaimana kita bisa masuk ke
dalam hubungan yang hidup dengan Batu Karang keselamatan kita.
Kira-kiranya berapa orang di dalam Gereja yang memiliki hubungan
yang hidup dengan Allah dalam seharian mereka. Saya tahu, sebagai
orang yang telah bertahun-tahun menjalani tugas pastoral, saya tahu
bahwa sangat sedikit sekali orang di dalam setiap gereja yang memiliki
256 | C A H A Y A I N J I L
hubungan yang hidup dan mendalam dengan Allah. Tentu saja, Gereja
terdiri dari para individu, dan jika benar bahwa jumlah orang Kristen
yang punya hubungan dengan Tuhan itu sangat sedikit, maka apakah
yang akan terjadi dengan Gereja?
Apakah Anda terjaga secara rohani atau sedang tertidur?
Pertanyaannya adalah bagaimana dengan Anda? Secara rohani, apakah
Anda sedang tidur atau terjaga? Apa arti 'terjaga' itu? Kata 'terjaga'
memiliki arti bahwa Anda sadar akan apa yang sedang berlangsung di
sekitar Anda. Jika Anda tertidur secara jasmani, maka Anda tidak tahu
apa yang sedang berlangsung di sekitar Anda. Jika Anda tertidur secara
rohani, itu berarti Anda tidak akan tahu peristiwa-peristiwa rohani yang
terjadi di sekitar Anda. Anda tidak tahu makna rohaniah dari dekade
terakhir di mana Anda sedang menjalani hidup Anda. Lebih buruk lagi,
Anda tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Anda secara rohani,
apalagi pada diri orang lain. Anda bahkan tidak tahu bahwa Anda telah
mati ketika sedang tertidur. Gereja penuh dengan orang-orang yang
tidak memahami perkara-perkara rohani. Gereja penuh dengan orang-
orang yang tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Gereja. Mereka
bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan kehidupan rohani
mereka, lebih buruk lagi, mereka ternyata tidak peduli.
Saya yakin bahwa Anda semua mampu membaca dan menulis. Alasan
apa yang akan Anda berikan pada saya, jika saya membacakan ayat-
ayat dari Alkitab pada Anda dan Anda berkata pada saya, "Saya tidak
mengerti apa artinya itu karena saya tidak menguasai Alkitab; saya
tidak paham Alkitab"? Atau, apakah Anda akan berkata, "Maafkan saya,
pendidikan saya tidak memadai; isi Alkitab terlalu mendalam bagi saya;
hanya cocok untuk orang-orang yang lebih pandai." Atau, mungkinkah,
alasan yang sebenarnya mengapa Anda tidak bisa memahami isi
Alkitab, adalah karena Anda sedang tertidur? Secara rohani Anda tidak
peka terhadap Firman Allah. Kita bahkan belum masuk ke dalam
tingkatan hikmat rohani. Hikmat adalah perkara yang terlalu tinggi bagi
kita. Saat ini saya sekadar berbicara tentang keadaan terjaga atau
tertidur; tak bisa lebih rendah dari bahan ini. Jika saya membahas
pengajaran yang alkitabiah tentang hikmat, Anda mungkin malah akan
bingung. Mari kita berbicara hal yang paling sederhana saja bagi orang-
orang semacam kita ini. Mari kita berbicara tentang keadaan terjaga
dan tertidur, lupakan masalah bijak atau bodoh.
257 | C A H A Y A I N J I L
Anggaplah Anda adalah orang-orang yang sedang terjaga, dan mari
kita baca Lukas 9:23-27. Jika Anda terjaga, maka beritahukan saya apa
arti ayat-ayat ini:
Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan
mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang
memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan
dirinya sendiri? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena
perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila
Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan
malaikat-malaikat kudus. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di
antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum
mereka melihat Kerajaan Allah."
Ini adalah perikop yang saya yakin tentunya sudah sering Anda baca.
Apakah masalah pemahaman atas ayat-ayat ini merupakan persoalan
kecerdasan? Yaitu, jika yang membaca adalah orang pandai maka dia
akan berkata, "Ya, aku bisa memahami ayat-ayat itu," namun bagi kita
yang tidak memadai kepandaiannya, saat kita membacanya kita
berkata, "Aku tidak tahu artinya." Atau apakah yang menjadi masalah
sebenarnya adalah persoalan apakah Anda terjaga secara rohani atau
sedang tertidur? Anda tahu, Yesus tidak pernah memakai teka-teki
sekadar untuk membingungkan orang-orang sehingga mereka tidak
tahu apa yang sedang dia bicarakan. Yang Yesus mau adalah agar
Anda mengenal Allah yang hidup dan membangun kehidupan Anda di
atas Batu Karang. Dia ingin memberi Anda petunjuk di jalan menuju
hidup yang kekal.
Akar dari tidur rohani: kita tidak mau menyimak apa yang telah
kita dengar
Kebanyakan dari keadaan tertidurnya kita secara rohani adalah karena
kita cenderung tidak mau menyimak apa yang telah kita dengar. Dan
saya sering perhatikan bahwa ketika isi khotbah mulai benar-benar
menusuk ke dalam hati orang, mereka mulai menutup matanya karena
hal itu mulai menimbulkan rasa tidak nyaman. Apakah yang sedang
disampaikan oleh Yesus? Bahasanya sederhana, "Setiap orang yang
258 | C A H A Y A I N J I L
mau mengikut Aku..." - tentu saja, jika Anda tidak berminat untuk
mengikut dia, Anda bisa mulai tidur sekarang. "...ia harus menyangkal
dirinya." - oh, aku tidak suka menyangkal diriku. "...memikul salibnya
setiap hari." - Apa arti salib itu? Memikulnya setiap hari? Oh tidak!
Yang berikut ini kalimat yang menarik: "Karena barangsiapa mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya.""Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya" - apakah ada
orang yang tidak mau menyelamatkan nyawanya? Tampaknya, setiap
orang mau menyelamatkan nyawanya. Tapi Yesus berkata,
"Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya," itu berarti bahwa setiap orang di sini akan kehilangan
nyawanya karena semua orang mau menyelamatkan nyawanya.
"Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
menyelamatkannya." Apakah benar, kata-kata ini disampaikan oleh
Yesus? Anda terbelalak.
Perhatikanlah sekali lagi: jika Anda kehilangan nyawa Anda, maka Anda
menyelamatkan nyawa Anda. Apakah itu yang Yesus maksudkan?
Tidak. Tetapi yang dikatakan Yesus adalah, "barangsiapa kehilangan
nyawanya," lalu disambung dengan kata-kata yang penting, "karena
Aku, ia akan menyelamatkannya." Artinya, jika segenap arah hidup
Anda berubah dan Anda hidup demi dan untuk Dia, maka Anda akan
diselamatkan. Itulah kata-kata hikmat.
Tidaklah bodoh orang yang melepaskan apa yang tidak bisa dia
pertahankan
Bisakah kita menyatakannya lewat cara lain? Saya pernah mendengar
kata-kata tersebut dinyatakan dalam bentuk lain yang sangat memberi
pencerahan, sungguh ucapan dari orang yang sangat bijak. Isinya
sama persis dengan kata-kata tersebut: Tidaklah bodoh orang yang
melepaskan apa yang tidak bisa dia pertahankan, demi memperoleh
apa yang tidak akan hilang darinya. Kabarnya, ini adalah ucapan dari
Jim Elliot, orang yang menjadi martir bagi Kristus di Amerika Selatan.
Mungkin tidak ditulis olehnya akan tetapi ditemukan tertulis di dalam
journalnya setelah mereka menemukan mayatnya di tepi sungai di
pendalaman Ekuador.
259 | C A H A Y A I N J I L
Renungkanlah kata-kata tersebut. Segala sesuatu yang Anda peroleh
akan direnggut dari Anda. Gelar Anda tidak akan ada artinya jika Anda
mati, prestasi Anda tidak akan bertahan, kekayaan Anda tidak akan
bertahan. Alkitab berkata bahwa Anda datang ke dunia ini dengan
telanjang dan Anda akan meninggalkan dunia ini dengan telanjang
juga; Anda tidak bisa membawa apapun bersama Anda. Anda bekerja
sangat keras, tetapi tak ada satupun yang bisa Anda bawa! Pikirkanlah
tentang segala sesuatu yang Anda sukai dan Anda akan mendapati
bahwa tak ada satupun dari semua itu yang bisa Anda pertahankan.
Kesehatan Anda pernah sangat baik, bukankah begitu? Seiring dengan
berlalunya tahun demi tahun, Anda bahkan tidak bisa mempertahankan
kesehatan Anda; makin lama makin memburuk. Demikianlah, sama
halnya dengan diri saya, apa yang akan Anda lakukan? Kita bisa
mencoba latihan kungfu and Taichi untuk manula, dan mungkin jenis
latihan yang lebih berat untuk yang berusia muda. Akan tetapi kita
tetap tak bisa mempertahankan kesehatan kita. Hari-hari gemilang di
masa lalu telah hilang.
Tapi bagaimana dengan hasil pendidikan Anda? Tentunya, Anda bisa
mempertahankan hasil pendidikan dan pengetahuan Anda.
Sebagaimana yang pernah saya sampaikan, ayah saya lulus dengan
berbagai penghargaan, di tengah usia dua puluhan tahun, di saat
masih muda sudah memiliki dua gelar Doktor; dan saya masih
menyimpan ijazah Doktornya itu. Dapatkah ayah saya membawa mati
ijazahnya? Tidak. Setiap kali saya melewati Hawaii, tempat ayah saya
dikuburkan, di luar kota Honolulu, saya berdiri hening dan mengamati
makam ayah saya, dan saya terkenang akan ayah saya sebagai orang
besar, tetapi dia tak bisa membawa apa-apa bersamanya -
pasukannya, pendidikannya, apapun itu, bahkan rambut di kepalanya
tidak bisa dia bawa bersamanya.
Saya kembali pada pertanyaan ini, "Apa yang bisa Anda bawa bersama
Anda? Apa yang bisa Anda pandang sebagai sesuatu yang benar-benar
milik Anda sekarang ini yang bisa Anda bawa pergi saat Anda mati
nanti?" Tidaklah bodoh orang yang melepaskan apa yang tak bisa dia
pertahankan, dengan satu syarat yaitu untuk memperoleh apa yang
tidak akan hilang darinya. Itulah hikmat! Itulah orang yang bijak! Dia
melepaskan segalanya karena dia tidak bisa mempertahankan apapun,
dan karena - sebagai gantinya, dia memperoleh apa yang tidak akan
hilang darinya.
260 | C A H A Y A I N J I L
Sekarang Anda bisa memahami apa maksud Yesus dengan perkataan,
"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku." Anda bahkan tidak
bisa mempertahankan nyawa Anda, Anda harus kehilangan nyawa
Anda, mengapa tidak melepaskan saja sesuatu yang memang layak
dilepaskan? "Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
menyelamatkannya dalam kekekalan." Akan tetapi orang-orang yang
bodoh secara rohani, masih mencoba untuk mempertahankan hal-hal
yang sudah jelas tak mampu mereka pertahankan. Mereka akan
berakhir dalam kehampaan. Termasuk yang manakah Anda? Apakah
Anda orang yang bijak? Dapatkan Anda memahami arti ayat-ayat itu?
Para pekerja full-time adalah orang-orang bijak
Saya berpikir, "Allah telah mengerjakan karya yang ajaib di dalam diri
kami semua di gereja dan saya memandang itu sebagai suatu
kesempatan istimewa untuk bisa bekerja bersama dengan ratusan
pekerja full time. Semuanya ini adalah atas kasih karunia Allah. Setiap
orang dari mereka adalah tenaga ahli di bidang pekerjaan mereka
sebelumnya. Saya pikir setidaknya 98% dari mereka memiliki gelar
sarjana, para sarjana dari berbagai universitas di seluruh dunia. Dan
banyak pula dari mereka yang memegang gelar yang lebih tinggi.
Jemaat di gereja kita benar-benar sangat beruntung. Umpamanya di
Melbourne ini. Ada 3 pekerja full time. Dan setiap dari mereka memiliki
dua gelar dari universitas ternama, karena masing-masing dari mereka
memiliki ijazah S2. Akan tetapi, apakah mereka mencari uang banyak?
Saya memperkirakan bahwa dalam satu tim, jika penghasilan mereka
digabungkan, maka jumlahnya masih lebih kecil jika dibandingkan
dengan apa yang bisa diperoleh oleh setiap dari mereka jika mereka
bekerja untuk dunia. Akan tetapi mereka melayani penuh dengan
sukacita dan kepuasan.
Gereja kita yang di Shatin memiliki 10 pekerja full-time; dari 10 orang
itu, 5 di antaranya memegang gelar S2. Secara umum, semua mitra
full-time kita sangat terdidik dalam ilmu pengetahuan. Dan di dalam
tim pelatihan yang ke-5 kali ini, ada 27 orang yang ikut, kebanyakan
dari mereka ahli komputer dari berbagai bidang. Banyak dari antara
mereka yang pernah memegang jabatan tinggi di bidang administrasi
dan penelitian. Namun jika Anda kunjungi kami di Shatin, Anda akan
lihat bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka. Mereka telah
261 | C A H A Y A I N J I L
meninggalkan rumah mereka yang besar, mobil mereka yang mewah
dan mereka berebut kesempatan untuk tinggal di kamar yang paling
kecil. Dan saya sendiri harus terlibat dalam pengaturan untuk
memastikan bahwa setiap orang mendapat tempat yang nyaman untuk
tidur. Mereka adalah orang yang sangat sangat bijak; akan tetapi di
mata dunia, mereka adalah orang bodoh!
Jika semua pekerja full time meninggalkan pelayanan dan bekerja
sesuai dengan bidang keahlian mereka, saya yakin penghasilan
tahunan mereka akan sangat besar. Mereka memang orang-orang yang
bijak. Mengapa? Karena mereka telah melepaskan apa yang tak dapat
mereka pertahankan untuk memperoleh apa yang tak akan hilang dari
mereka. Dan apa yang tak akan hilang dari mereka adalah sesuatu
yang akan mereka dapatkan suatu hari nanti. Bahkan sekarang ini
mereka sudah mengalami apa artinya memperoleh sesuatu yang tak
akan hilang dari mereka, karena mereka mengalami realitas Allah yang
hidup! Bukankah ini hal yang mengesankan?
Mereka semuanya adalah orang-orang merdeka. Setiap orang bisa saja
memutuskan untuk meninggalkan tim mereka setiap saat. Tak ada
kontrak, tak ada ikatan atas mereka, mereka boleh melangkah keluar
pintu dan tak pernah kembali lagi. Saya berkata pada mereka, "Hanya
ada satu hal yang mengikat kita semua, yaitu kasih Kristus dan tugas
yang telah dibebankan-nya ke dalam hati kita. Jika ada mitra kerja
yang kehilangan visi atau tidak berminat untuk melanjutkan, Anda
bebas untuk keluar dan tidak perlu kembali lagi."
Di sisi lain, jika ada dari antara mitra kerja kita yang gagal memenuhi
standar kesempurnaan yang tertinggi - dan standar kesempurnaan
yang sudah ada saja sudah cukup untuk membuat pusing kebanyakan
orang - maka saya akan berbicara padanya dari hati ke hati dan
berkata, "Maafkan saya, saya pikir Anda kurang cocok bagi pekerjaan
Allah. Kembalilah ke dunia. Kembalilah pada profesi yang telah Anda
tinggalkan. Perolehlah penghasilan di dunia, bangunlah rumah
bagusmu, belilah mobil idamanmu, namun tinggalkanlah tim."
Salah satu tantangan terberat di dalam tim pelayanan adalah
kegagalan di dalam memenuhi standar kesempurnaan. Bagi yang
gagal, mereka akan dikeluarkan buat sementara dari tim. Mereka akan
diminta untuk meninggalkan tim untuk masa 2 atau 3 tahun, atau
262 | C A H A Y A I N J I L
bahkan secara permanen. Mereka telah mengorbankan segalanya bagi
Tuhan, akan tetapi bahkan dari antara mereka ada yang tidak bisa
memenuhi standar yang ditetapkan oleh Allah bagi kita. Dan standar
itu berlaku tidak hanya atas semua mitra kerja tetapi juga atas saya.
Jika saya gagal - kiranya Allah menolong saya agar hal itu tidak terjadi
- maka saya juga keluar.
Allah mengerjakan perkara-perkara yang ajaib. Demikianlah, jika saya
menatap para mitra kerja yang terkasih, jika saya amati cara mereka
hidup di hadapan Allah, saya melihat kemuliaan Allah di dalam hidup
mereka. Dan jika saya tidak bisa melihatnya, saya beritahu Anda, tak
mungkin saya bisa melanjutkan hidup sampai sekarang ini. Saya tahu
bahwa Allah itu nyata karena saya bisa melihat kuasa karya-Nya dia
dalam kehidupan mereka dalam cara di mana mereka sendiri tidak bisa
melihatnya. Hal inilah yang membuat saya bisa bertahan hari demi
hari, walau kadang kala saya begitu kelelahan akibat beban pekerjaan
sehingga saya nyaris tidak bisa bangun dari tempat tidur di pagi hari.
Saya rasa beberapa dari antara Anda mulai bisa membayangkan
bagaimana rasanya melayani sebagai semacam supervisor bagi
puluhan gereja, sambil memberikan pelatihan untuk melatih pekerja
full-time minggu demi minggu.
Mari kita simpulkan pernyataan tersebut sekali lagi. Tidaklah bodoh
orang yang melepaskan apa yang tidak bisa dia pertahankan, demi
memperoleh apa yang tidak akan hilang darinya. Inilah prinsip di balik
ajaran Yesus ketika dia berkata, "Jangan menimbun hartamu di bumi,
di mana pencuri, pembobol, perampok, perang atau apapun itu, akan
merampasnya darimu." Anda tak akan mampu mempertahankan harta
kekayaan itu. Tetapi transfer-lah harta kekayaan itu ke tempat di
mana Anda tidak akan kehilangan.
Saya pernah hidup di tengah dua masa peperangan di China: masa
Perang Jepang dan Perang Komunis. Saya pernah melihat orang-orang
yang memiliki uang jutaan dolar mengemis di jalanan demi sepiring
nasi. Mereka tak cukup bijak untuk memahami tentang hal apa saja
yang tak mungkin bisa mereka pertahankan; semestinya mereka bisa
saja menukar uang mereka dengan hal-hal yang tak akan hilang dari
mereka. Mereka orang-orang yang bodoh! Mereka tidak mengerti dunia
macam apa yang sedang mereka tinggali.
263 | C A H A Y A I N J I L
Sekarang ini di dalam rekening bank Anda, mungkin Anda memiliki
uang sampai jutaan dolar, tapi jangan terkejut, mungkin dibutuhkan
tidak lebih dari beberapa bulan untuk Anda kehilangan semuanya. Ada
seorang kenalan saya di masa saya masih sekolah di London, seorang
multi-jutawan, namun ketika pasar modal ambruk, ia menjadi
bangkrut. Hari ini dia adalah orang kaya, besok dia sudah tidak punya
apa-apa. Dan saya juga teringat pada sabda Yesus kepada orang kaya
yang bodoh, "Hai kamu orang bodoh! Malam ini nyawamu akan diambil
darimu." Bahkan nyawa Anda sekalipun akan lenyap, lantas apa yang
akan Anda kerjakan dengan uang jutaan Anda?
Bagaimana cara kita menukar apa yang tak bisa kita pertahankan
dengan apa yang tak akan hilang dari kita? Yesus memberitahu kita
bagaimana melakukan hal ini. Seperti yang sudah saya sampaikan,
Yesus bukan Pribadi yang gemar membuat bingung orang-orang. Saya
akan merangkumnya dengan kata Royal.
'R' di dalam Royal Law (hukum Raja) adalah untuk
kata repentance (pertobatan)
Langkah yang pertama di dalam hukum Royal, hukum Raja - jika
diterjemahkan secara harfiah, adalah repentance (pertobatan).
Anda tentu sudah mendengar kata "bertobat". Akan tetapi, tahukah
Anda apa arti pertobatan itu? Salah satu masalah terbesar di dalam
pengajaran adalah mengajar orang yang mengira bahwa mereka
tahu sesuatu yang sebenarnya tidak begitu mereka ketahui. Di saat
kita menyebutkan kata 'pertobatan', setiap orang berkata, "Oh, aku
tahu apa arti pertobatan itu." Apakah Anda telah sampai pada
pemahaman tentang apa arti pertobatan itu?
Di dalam Matius 4:19, kata pertama yang Yesus khotbahkan adalah
kata "bertobat." Mengapa bertobat? Karena Kedaulatan Allah akan
dijalankan. Allah akan mulai memerintah sebagai Raja di bumi ini. Dan
lagi, Alkitab tidak mengajarkan bahwa Allah akan menjadi hanya Raja
di Surga. Itu bukanlah ajaran yang Alkitabiah. Dia memang Raja di
Surga, akan tetapi kenyataan itu bukan pokok utama dari Alkitab. Poin
penting dari Alkitab adalah bahwa Allah akan memerintah di sini, di
tempat ini; Allah akan memerintah sebagai Raja di bumi. Dan Yesus
264 | C A H A Y A I N J I L
berkata, karena Allah akan segera memerintah, sebaiknya kalian
bertobat.
Dalam rangka memasuki hubungan yang hidup dengan Allah, Anda
harus bertobat, artinya Anda harus mengubah arah tujuan hidup Anda.
Bertobat tidak cukup sekadar berkata "Maaf," dan kemudian Anda
mengulanginya lagi. Itu bukanlah pertobatan. Bertobat menurut artinya
di dalam Alkitab berarti seluruh arah tujuan hidup Anda berubah. Inti
yang sejati dari pertobatan adalah memahami bahwa sekarang saya
melepaskan apa yang tak bisa saya pertahankan, untuk memperoleh
apa yang tak akan hilang dari saya. Ada pembalikan sepenuhnya dari
arah dan tujuan hidup.
'O' untuk kata Obedience (ketaatan)
Yang kedua adalah hal 'ketaatan'. Jika Anda ingin mengenal Allah yang
hidup, Anda harus belajar apa arti ketaatan. Dan di dalam Alkitab,
ketaatan tidak diartikan sebagai ketaatan sambil menggerutu. Ketaatan
di dalam Alkitab mencakup unsur sukacita. Seperti yang kita baca di
dalam surat Ibrani, "Aku bersukacita, ya Tuhan, dalam melakukan
kehendak-Mu." Jika Anda datang pada saya dan berkata, "Sejak saat
ini, saya akan mentaati Tuhan," namun wajah Anda cemberut dan Anda
menggerutu, maka saya akan berkata, "Lupakan saja." Akan tetapi jika
Anda berkata, "Bolehkah saya memperoleh kesempatan istimewa dan
sukacita untuk taat pada-Nya dan untuk hidup dalam ketaatan pada-
Nya?" maka saya dapat melihat bahwa Anda telah mulai memahami
kebenaran. Alkitab berbicara tentang mentaati Injil; Injil sekarang ini
dikhotbahkan di gereja-gereja seperti sesuatu yang boleh Anda
percayai sebagai bahan pelajaran saja: percaya dan Anda sudah
selamat. Injil itu tidak sekadar untuk dipercayai saja, ia juga harus
ditaati, seperti yang Anda baca di dalam 1 Petrus 4:17 dan di dalam
banyak ayat yang lainnya.
'Y' untuk kata 'yoked' (memikul kuk)
Poin yang ketiga adalah 'memikul kuk'. 'Memikul kuk' berarti dikenakan
ikatan, disatukan dengan Tuhan. Saat Anda dibaptis, Anda dikuk-kan
bersama Kristus. Sama seperti dua orang yang akan menikah, mereka
di-kuk-kan satu dengan yang lain; mereka terikat dan menjadi satu
melalui pernikahan. 'Memikul kuk' berarti komitmen; saya
265 | C A H A Y A I N J I L
berkomitmen pada Tuhan dan Tuhan berkomitmen pada saya. Dan kuk
ini sangatlah penting karena itulah sumber kekuatan kita. Jika satunya
menjadi lemah; maka orang yang satunya lagi bisa membantunya
tetap teguh.
Apakah tujuan orang menikah? Apakah tujuan menikah itu agar Anda
bisa saling menjambak? Apakah tujuan dari pernikahan itu agar Anda
bisa bekerja keras seharian, dan sesudahnya Anda bertengkar satu
dengan yang lain? Apakah tujuan Anda menikah adalah untuk saling
melemparkan piring satu dengan yang lain? Apakah tujuannya saling
mengenakan kuk? Pada saat dua hewan dikenakan satu kuk di ladang,
tujuannya adalah agar keduanya saling membantu dalam menarik
beban; beban dibagi kepada dua orang; bukan yang satu saja yang
mengangkut beban itu, keduanya mengangkut beban bersama-sama.
Akan tetapi di dalam kebanyakan rumah tangga sekarang ini,
tampaknya kuk itu sudah patah entah di bagian yang mana, sampai-
sampai yang satu ingin melangkah maju tetapi yang satunya justru
ingin melangkah mundur. Hal ini mengingatkan saya pada mobil yang
dipakai di sekolah mengendara mobil di mana instrukturnya memiliki
pedal remnya sendiri dan sang siswa juga memiliki pedal rem dan
gasnya sendiri. Kemudian sang siswa menekan pedal gas dan terheran-
heran mengapa mobil itu tidak mau bergerak. Dia tidak tahu bahwa
sang instruktur sedang menginjak pedal rem di tempatnya. Dan
begitulah kejadian yang berlangsung di banyak rumah tangga,
bukankah begitu?
Izinkan saya untuk meyakinkan Anda bahwa Tuhan tidak ingin kita
mengikatkan diri dengannya supaya kita boleh bertengkar dengannya
setiap hari. Saya yakin masih banyak urusan yang lebih berguna yang
perlu Tuhan kerjakan ketimbang mengurusi hal yang semacam ini.
Tuhan ingin kita melangkah maju bergandengan tangan bersama Dia di
dalam persekutuan yang manis, saling bercakap-cakap, membicarakan
persoalan masing-masing, dan saling menguatkan satu dengan yang
lain.
'A' untuk kata 'All, Absolute' (semua, mutlak)
Yang berikutnya adalah huruf 'A' untuk kata 'all (semua)' atau
'absolute (mutlak)'. Bagian ini sangatlah penting di dalam pengajaran
266 | C A H A Y A I N J I L
Yesus. Di titik inilah sebagian besar orang Kristen mengalami
kemacetan. Dan saya tidak tahu sudah berapa ribu jam konseling yang
sudah saya luangkan dengan orang-orang yang tidak mengerti prinsip
dasar bagaimana seseorang harus berkomitmen kepada Tuhan. Ada
orang yang berkata, "Aku berkomitmen 75% kepada Tuhan, bolehkah
aku dibaptis?" Dan kami berkata, "Tidak, tidak cukup. 75% tidak
diterima." "80%?" "Tidak." "85%?" Rasanya saya seperti sedang
berada di sebuah pasar dan sedang tawar menawar harga barang.
Mereka tampaknya tidak mengerti bahwa yang Tuhan minta
adalah semua, semua atau tidak sama sekali. Itulah pengajaran yang
alkitabiah; ini bukan ajaran ciptaan kami sendiri. Dan bagi Anda yang
telah mengikuti Commitment Training tahu tentang hal ini, jadi saya
tidak perlu meluangkan waktu untuk poin ini. Anda harus mengasihi
Allah dengan segenap hati Anda, segenap jiwa Anda, segenap pikiran
Anda, segenap kekuatan Anda, dengan segala sesuatu yang ada pada
diri Anda, Anda harus mengasihi Dia dengan segalanya.
Kata-kata Yesus malah semakin mengerikan di dalam Lukas 14:33 -
"Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak
melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-
Ku." Hal ini tidak selalu berarti bahwa Anda pulang ke rumah dan
segera menjual mobil dan rumah Anda dan tidur menggelandang di
pinggir jalan. Yang dimaksud ayat itu adalah, mulai sekarang, terhadap
segala sesuatu yang Anda miliki, Anda berkata, "Tuhan, semua ini
milik-Mu karena Engkau telah telah menebusku; aku ini milik-Mu. Itu
sebabnya, segala milikku sekarang adalah milik-Mu."
Sama seperti di dalam pernikahan. Semua yang saya miliki, termasuk
jaket yang indah ini, menjadi milik istri saya. Anda lihat, saya telah
menyerahkan segalanya karena ketika saya menikahinya dalam kuk
tersebut, maka jika dia menginginkan sapu tangan saya, dia bisa
memilikinya, jika kebetulan dia suka dengan sepatu saya, dia bisa
memakai sepatu saya. Tak bisa saya berkata, "Ini punyaku, jangan
sentuh ini, ini milikku." Hal yang sama berlaku dalam arah yang
sebaliknya, dia memiliki sepasang sepatu putih yang indah, dan jika
saya ingin memakainya, tak masalah. Dia akan berkata, "Kamu boleh
memakai sepatuku." Lalu mengapa kita memandang ajaran Tuhan
sebagai sangat menakutkan? Mengapa Tuhan berkata, "Jika seseorang
belum melepaskan dirinya dari segala miliknya, dia tidak bisa menjadi
murid-ku"? Tentu saja, saat saya menikahi istri saya, saya melepaskan
267 | C A H A Y A I N J I L
segala-galanya - diri dan segala milik saya ini menjadi miliknya, dan
dia menjadi milik saya.
'L' untuk kata 'Launch (berangkat)'
Sekarang poin yang terakhir. Huruf 'L' berarti 'launch (berangkat)',
yaitu diluncurkan. Poin ini juga sangatlah penting, tetapi karena
keterbatasan waktu, saya hanya akan menyinggungnya sekilas saja.
Salah satu alasan mengapa orang-orang Kristen tidak masuk ke
hubungan yang mendalam dengan Allah adalah karena mereka
penakut. Dibutuhkan keberanian untuk mau menikah. Jika Anda belum
menikah, maka Anda tidak akan tahu persoalan seluruhnya. Maksud
saya, Anda akan menyerahkan hidup Anda pada seseorang untuk sisa
waktu hidup Anda, ini membutuhkan keberanian yang besar. Akan
tetapi dibutuhkan keberanian yang jauh lebih besar lagi untuk menjadi
orang Kristen. Masalah yang dihadapi banyak orang Kristen adalah
bahwa mereka tidak punya keberanian untuk masuk ke sesuatu yang
baru.
Pernikahan adalah sesuatu yang baru, akan tetapi menjadi orang
Kristen adalah sesuatu yang jauh lebih baru lagi. Amerika menjadi
besar karena semangat pionirnya; Pergi ke barat, anak muda!
Berangkat menuju tanah yang masih asing! Itulah yang dimaksudkan
dengan berangkat atau launch. Itulah jenis sikap yang Anda temukan
dalam diri rasul Petrus. Yesus menguji dia dan berkata, "Bertolaklah ke
tempat yang dalam. Arahkan perahumu ke tempat yang dalam." Anda
bisa baca itu di dalam Lukas 5:4 sebagai contoh. Di dalam Lukas 8:22,
Yesus menyuruh murid-murid untuk melayari Danau Galilea. Dan jika
Anda baca perikop itu, Anda akan melihat apa yang terjadi setelah
mereka bertolak. Mereka bertolak langsung menuju badai. Tentu saja,
Yesus tahu bahwa badai akan datang, akan tetapi Yesus berkata
kepada murid-murid itu, "Marilah berlayar." Dan di tengah badai itulah
mereka melihat kemuliaan Tuhan, namun hal ini terjadi hanya setelah
mereka berlayar. Menjadi orang Kristen, sebagaimana yang telah saya
katakan, tidak cocok bagi orang penakut. Dibutuhkan keberanian untuk
berangkat menuju sesuatu yang baru. Dan tentu saja, dibutuhkan
keberanian yang sangat besar untuk melepaskan apa yang sebenarnya
tidak bisa Anda pertahankan - untuk memperoleh apa yang tidak akan
hilang dari Anda.
268 | C A H A Y A I N J I L
Gereja Kristus telah berakhir; ia telah mati
Izinkan saya untuk masuk ke bagian terakhir dari khotbah ini. Bagian
yang pertama berkaitan dengan tiap-tiap kita secara individual;
tentang bagaimana kita bisa masuk ke dalam hubungan yang hidup
dengan Allah. Dan menurut Alkitab, hubungan yang hidup dengan Allah
adalah hikmat. Di dalam menit-menit yang terakhir ini, mari kita bahas
tentang Gereja. Di saat berbicara tentang Gereja, hati saya menjadi
sangat berat. Saya tidak sedang berbicara tentang gereja-gereja lain;
saya tidak sedang menjelek-jelekkan gereja-gereja lain sambil memuji
gereja sendiri. Setiap orang yang memahaminya seperti ini berarti
belum memahami apa yang sedang saya bicarakan, karena Anda dan
saya, jika kita semua ini orang Kristen sejati, kita semua adalah bagian
dari segenap Gereja Kristus, yang tersebar di seluruh tempat. Saya
tidak sedang berbicara tentang gereja Anda atau gereja saya; saya
sedang berbicara tentang Gereja Kristus di zaman sekarang ini, di
seluruh bumi.
Gereja induk kita di Montreal, adalah anggota dari Persekutuan Gereja-
gereja Baptis Injili di Kanada. Saya sendiri diberi kartu identitas khusus
dari Persekutuan Gereja-gereja Baptis Injili yang menyatakan bahwa
saya diakui oleh Persekutuan Gereja-gereja Baptis Injili di Kanada
sebagai seorang pendeta di Persekutuan tersebut. Jadi, pada dasarnya,
kita ini termasuk dalam gereja Baptis. Jadi, saya tekankan sekali lagi
poinnya, saat saya berbicara tentang situasi gawat yang dihadapi oleh
Gereja sekarang ini, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa gereja-
gereja lain itu jahat dan gereja kita baik. Kita adalah bagian dari
seluruh situasi yang buruk ini.
Apakah masalah yang dihadapi oleh Gereja? Sangat sulit bagi saya
untuk berbicara tentang poin ini karena hati saya rasanya menjadi
semakin berat saja setiap kali memikirkannya. Masalah itu dapat kita
ucapkan dengan satu kalimat, Gereja sudah tidak menjadi Gereja yang
dimaksudkan oleh Tuhan. Gereja yang kita sebut sebagai Gereja
Kristus sekarang ini, bukanlah Gereja yang dibangun oleh Kristus
dengan mengorbankan nyawanya. Bangkit dan amatilah situasi yang
ada jika Anda memang belum tertidur secara rohani. Gereja sudah
dibusukkan dan dikorsupsi sepenuhnya oleh dunia. Saya ulang, Gereja
sudah dibusukkan sepenuhnya oleh dunia. Jika Anda memang benar-
269 | C A H A Y A I N J I L
benar melangkah bersama Tuhan, maka situasi ini akan menyakiti hati
Anda seperti hati saya.
Gereja tidak sekadar tertidur, Gereja mengalami kebutaan! Jika
sekadar tertidur, hal itu tidak akan menjadi masalah besar. Gereja
sedang buta! Gereja tidak mengerti bahaya yang sedang dihadapi.
Lebih buruk lagi, Gereja sudah berakhir! Ucapan saya ini direkam. Saya
mempertaruhkan reputasi saya sebagai seorang hamba Allah, pada
ucapan tersebut. Gereja Kristus di bumi ini sudah berakhir. Ia sudah
mati. Sudah menjadi bangkai. Dan penghakiman Allah yang akan
dijalankan terhadap Gereja-Nya.
Gereja telah dibusukkan oleh dunia
Saya selalu memantau perkembangan terakhir dalam berita-berita, dan
saya juga mengumpulkan bahan-bahan bacaan yang menarik. Di salah
satu koran saya menemukan gambar ini. Saya rasa Anda bisa melihat
bahwa di gambar ini ada ular yang sangat besar, ular piton. Ular piton
membunuh mangsanya dengan melilitnya sampai mati remuk sebelum
ditelannya. Potongan koran ini memberitahu kita bahwa ular piton ini
panjangnya 7 meter, artinya, sekitar 22-23 kaki panjangnya.
Bayangkanlah seberapa panjang ular itu, panjangnya mulai dari ujung
ke ujung ruangan ini. Dan jika Anda perhatikan gambar itu, di sana
terlihat ada seorang anak kecil yang sedang bermain-main dengan ular
ini. Anak itu masih kecil dan ular tersebut kadang-kadang
melingkarinya. Dan anak itu bisa bersantai-santai dengan ular tersebut.
Ular ini bisa saja memakan anak kecil ini hanya dalam waktu sekitar 3
menit, kalau dia kebetulan sangat lapar. Dan ular ini tentunya tidak
sedang kelaparan saat itu. Ular sepanjang 7 meter sanggup menelan
seekor sapi bulat-bulat, apalagi anak kecil berusia 6 tahun.
Saat saya melihat di gambar ini, tahukah Anda apa yang saya lihat?
Saya melihat Gereja dan dunia. Ular di dalam Alkitab melambangkan
setan, namun, ia punya daya tarik yang besar. Perhatikanlah foto ular
di sini; ada pola-pola yang indah di kulitnya. Dan ular ini sangat
bersahabat, sangat lembut dan sangat jinak, karena itu orang tua anak
itu berani membiarkan anak mereka bermain dengannya. Anak itu
sama sekali tidak tahu apa yang bisa dilakukan oleh ular itu padanya,
sama seperti Gereja, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan oleh dunia
padanya. Ini menjadi semacam perumpamaan bagi saya. Dan saya
270 | C A H A Y A I N J I L
bertanya, "Tuhan, apakah hal ini sudah terjadi pada Gereja?" Si ular,
musuh Gereja yang paling mematikan telah menjadi sahabat Gereja.
Telah terjadi hal yang sangat aneh.
Kami yang menjadi pendeta di Gereja menerima penghormatan dari
dunia. Saat saya diundang untuk menggembalai gereja di Kanada, saya
mengajukan permohonan imigrasi di Kanada. Dan karena saya adalah
seorang pendeta, mereka memajukan saya dari belakang ke depan.
Setiap orang harus antri, akan tetapi pendeta boleh langsung ke depan.
Ular sudah menjadi sahabat saya! Apakah yang telah terjadi pada
Gereja? Gereja telah terkorupsi.
Tuhan mengharapkan Gereja-Nya menjadi seperti apa?
Mari kita lihat beberapa poin dari apa yang Allah harapkan bagi Gereja-
Nya. Mari kita simpulkan secara ringkas saja:
Gereja itu adalah satu
Gereja itu adalah satu. Di bagian Alkitab manapun yang Anda baca
tentang Gereja, Anda akan membaca kata 'satu'. Kita dibaptiskan oleh
satu Roh ke dalam satu tubuh. Di dalam 1 Korintus pasal 12 sampai 14,
disebutkan, "Kita semua ini, yang terdiri dari banyak orang, adalah
anggota dari satu tubuh di dalam Kristus." Dan Paulus meminta Gereja
untuk memelihara kesatuan di dalam Roh melalui ikatan kasih,
sehingga melalui kesatuan Gereja, maka dunia bisa melihat keesaan
Allah. Satu bukan berarti satu lembaga, melainkan ada harmoni, ada
kasih dan ada damai dalam hubungan antara satu dengan yang lain.
Ada kerjasama dan kepedulian. Tak peduli apakah Anda dari gereja
Baptis, Methodist atau Anglikan, kita semua satu. Anda bahkan tak
perlu menjadi seorang Kristen untuk bisa melihat bahwa Gereja itu
tidak menunjukkan kesatuan. Sudah sejak lama Gereja berhenti
menjadi satu. Bukan saja tidak ada kesatuan, malahan mereka juga
berkelahi antara satu dengan yang lain. Setiap orang saling mencela.
Inikah yang disebut Gereja Kristus? Itu sebabnya mengapa saya
katakan bahwa ini bukanlah Gereja Kristus. Apakah Yesus mati untuk
Gereja semacam ini? Sungguh memalukan! Gereja sudah menjadi noda
bagi nama Allah, mari kita berterus terang saja! Jika Anda pernah
menghadiri pertemuan para hamba Tuhan, Anda akan keluar dari sana
dengan hati sekeras batu. Mungkin tidak ada hal di dunia ini yang lebih
271 | C A H A Y A I N J I L
memalukan daripada pertemuan para hamba Tuhan! Saat mereka
berkumpul, dan tidak ada jemaat di sana, hanya ada para pendeta,
sungguh mengerikan! Saya beritahu Anda, rapat para pengusaha
mungkin lebih harmonis, lebih damai, lebih positif ketimbang rapat
mereka yang menyebut dirinya 'pendeta'. Bukan untuk Gereja seperti
ini Kristus mengorbankan nyawa!
Gereja adalah terang
Hal apa lagi yang seharusnya ada pada Gereja? Tuhan berkata, "Kamu
seperti kota yang terletak di atas bukit dan yang menyinarkan
terangnya untuk dilihat oleh semua orang." Gereja adalah terang,
dahulunya Anda adalah kegelapan, kata Paulus kepada jemaat di
Efesus, sekarang kamu adalah terang di dunia (Efe 5:8). Izinkan saya
bertanya pada Anda, bahkan pada Anda yang bukan Kristen, menurut
Anda, apakah Gereja itu terang? Ia sudah menjadi cela! Memalukan!
Saya malu menjadi anggota Gereja. Bukalah surat kabar: pendeta ini
melarikan uang, pendeta itu melarikan perempuan, dan pendeta yang
lainnya membuat onar yang lain... saya sangat muak membaca hal-hal
semacam itu. Dan ketika para hamba Tuhan itu berbuat dosa, apakah
yang dilakukan oleh Gereja? Tak ada. Dosa tidak dianggap masalah
penting di Gereja. Inikah Gereja Kristus? Coba lihat Perjanjian Baru,
seperti apa itu Gereja Perjanjian Baru? Coba lihat Gereja di sekitar
Anda, maka Anda akan melihat bahwa keduanya jauh berbeda.
Gereja adalah satu keluarga
Mari kita bahas hal yang paling mendasar sebelum kita tutup. Gereja
adalah satu keluarga. Itulah yang diajarkan oleh Alkitab kepada kita.
Itu sebabnya mengapa kita saling memanggil "saudara atau saudari."
Kita saling menyayangi. Namun saat Anda masuk ke sebuah gereja,
Anda mendapati bahwa tak seorangpun yang menyapa Anda. Jika Anda
masuk ke dalam rumah dan tak seorangpun yang menyapa Anda, Anda
tentu akan berpikir, "Aku salah masuk. Apakah ini rumahku?" Tak
seorang pun yang menyapa Anda di dalam kumpulan yang menyebut
dirinya 'tubuh Kristus' itu. Itukah Gereja Kristus? Kemudian Anda
bertemu dengan pendetanya. Oh! Dia orang yang disegani. Seperti
saya, dia memakai kaca mata berkerangka emas. Dan tindak
tanduknya seolah-olah dengan angkuh menyatakan, "Tahukah kamu
siapa aku? Akulah pendeta di sini." Maka Anda akan berkata, "Maafkan
272 | C A H A Y A I N J I L
saya. Maaf kalau saya tidak mengenal Anda." Di manakah kita dapat
menemukan keindahan, kerendahan hati dan kemuliaan Kristus? Jika
Gereja Allah dipimpin oleh orang-orang semacam ini, maka apakah
yang akan terjadi pada Gereja? Ya Allah, tolonglah kami!
Gereja tidak munafik
Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa saya lebih baik daripada
mereka semua. Akan tetapi saudara-saudariku, ada satu hal yang tak
tahan saya melihatnya, yaitu kemunafikan. Izinkan saya memberitahu
Anda, ada banyak kelemahan di dalam diri saya; akan saya
beritahukan pada Anda segala sesuatu yang berkaitan dengan
kelemahan saya itu. Datanglah mengunjungi saya sewaktu-waktu. Jika
saya tak bisa mengingatnya, maka saya akan minta istri saya untuk
menceritakannya pada Anda tentang kelemahan-kelemahan saya itu.
Jangan ragu untuk bertanya tentang kelemahan-kelemahan saya.
Namun saya percaya bahwa ada satu hal yang tidak menjadi
kelemahan saya, dan hal itu adalah kemunafikan. Satu hal yang tidak
bisa saya pahami adalah kemunafikan yang terdapat pada para hamba
Tuhan; benar-benar tak terjangkau oleh akal pikiran saya.
Saya teringat ketika saya pergi ke Toronto, ke gereja, yang
pendetanya tiada hentinya menjelek-jelekkan saya di balik punggung
saya. Dia adalah seorang pendeta yang terkenal do Toronto. Dan suatu
hari, sepasang calon pengantin, pindahan dari gereja kami di Montreal,
bersikeras agar saya yang berkhotbah dalam upacara pernikahan
mereka di gereja di Toronto, tempat pendeta ini menggembalai. Jadi,
demi sepasang pengantin baru ini, saya pergi berkhotbah di sana.
Ketika saya tiba di gereja besar di Toronto itu, sang pendeta segera
menyambut saya, "Ah, Pendeta Chang, bagaimana kabar Anda?
Apakah Anda baik-baik saja?" Saya menatapnya dan tidak berkata
apapun. Dia mengulurkan tangannya ke arah saya tetapi saya tidak
mau berjabat tangan dengannya. Anda tidak tahu bahwa saya ternyata
seburuk itu, bukankah begitu? Sekarang Anda tahu. Tahukah Anda
mengapa? Karena saya tidak tahan dengan kemunafikan. Pendeta ini,
yang, di balik punggung saya, telah menjelek-jelekkan saya selama
bertahun-tahun, ketika berhadapan muka dengan saya, apa yang
dilakukannya? Dia menjadi aktor yang sempurna; maksud saya,
bintang film Hollywood tak akan mampu menyaingi kualitasnya! Saat
itu saya hanya berkata padanya, "Selamat pagi."
273 | C A H A Y A I N J I L
Saya beritahu Anda, saudara-saudari, kalau dia itu bukan hamba
Tuhan, dan dia mengabarkan hal yang buruk-buruk tentang saya,
maka saya justru mau berjabat tangan dengannya; saya akan
menunjukkan kasih Kristus padanya; dan jika memungkinkan, saya
akan membersihkan sepatunya sekalian. Akan tetapi saya tidak tahan
jika melihat kemunafikan pada hamba Tuhan. Saya tidak akan
mentolerir pendeta yang pembohong dan munafik. Jadi, setelah
berkata, "Selamat pagi," padanya, tanpa senyum di muka, saya
berjalan melewatinya. Dia mencoba ikut di belakang saya untuk bisa
berbicara dengan saya, tetapi saya tidak mau berbicara dengannya.
Saya tidak mau berbicara dengan orang munafik karena Tuhan saya
tidak suka dengan kemunafikan. Anda bisa baca sendiri di dalam Matius
pasal 23, Yesus berbicara kepada para pemimpin agama, para pendeta
di dalam lingkungan umat Yahudi, "Celakalah kamu, orang-orang
Farisi, kamu yang munafik! Kamu seperti orang yang dilabur putih di
luarnya, seperti kuburan, tetapi di dalamnya, kamu cuma tulang
belulang orang mati!" Allah muak melihat Gereja dan kemunafikannya,
hal ini saya beritahukan pada Anda, saudara-saudaraku, sama seperti
saya, Anda mungkin punya banyak kelemahan, namun saya mohon,
semoga kemunafikan bukan salah satu dari kelemahan Anda itu.
Jadilah orang yang jujur; orang yang murni. Dunia mungkin akan
membenci Anda karena hal itu. Pendeta yang terkenal di Toronto itu
terus saja bercerita ke sana kemari, bahwa saya tidak pernah
tersenyum padanya selama saya berada di gerejanya. Yah, memang
begitu kejadiannya. Saya tidak pernah tersenyum padanya, dan tidak
akan, sampai suatu hari nanti dia bertobat dari kebohongan dan
kemunafikannya di hadapan Tuhan. Itulah penyakit yang melanda
Gereja. Apa yang akan terjadi pada gereja jika dipimpin oleh orang
semacam ini? Mari kita bersikap adil pada orang ini, dia bukan satu-
satunya orang munafik di dalam Gereja; dia bukan satu-satunya orang
munafik yang menjadi pendeta.
Saya adalah hamba Allah; saya bukan politisi gereja; minimal saya
adalah seorang nabi kecil Allah. Dan itulah sebabnya mengapa gereja-
gereja di banyak tempat sangat membenci saya, karena saya tidak
bersikap ramah pada mereka, karena saya akan membongkar dosa
mereka, karena saya akan menelanjangi kejahatan mereka di depan
muka mereka.
274 | C A H A Y A I N J I L
Tapi saya akan memberitahu Anda sisi lain dari diri saya, sekiranya
Anda berpikir, "Wah! Orang ini menakutkan!" Saya berusaha untuk
menjadi satu macam orang; menjadi sahabat orang-orang berdosa,
menjadi sahabat mereka yang lemah, melayani mereka yang miskin,
menjadi sahabat mereka yang lemah lembut dan rendah hati. Jika
Anda termasuk di antara mereka yang lemah lembut dan rendah hati,
maka saya ingin berkata, saya bukan sekadar ingin menjadi sahabat
Anda, saya ingin menjadi pelayan Anda, karena Yesus berkata, "Aku
datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani."
Allah membinasakan Gereja-Nya yang tidak bertobat, yang
mengejar dunia
Sebagai penutup, saya ingin membagikan kepada Anda sebuah mimpi
yang saya dapatkan di Kuala Lumpur, tepat sebelum saya datang ke
acara perkemahan ini. Saya sudah membaginya dengan para mitra kita
di Kuala Lumpur. Sangat jarang saya bermimpi, dan jika saya sampai
bermimpi, itupun biasanya saya tidak ingat lagi setelah itu. Mimpi yang
saya dapatkan pada saat itu adalah mimpi tentang saya sedang
berjalan di tepi kolam, sebuah kolam yang sangat besar, kolam yang
sangat tua, mungkin berasal dari zaman Kristus. Kolam itu terletak di
luar Yerusalem. Saya pernah belajar di Yerusalem di masa kuliah dulu
di Hebrew University, dan itulah sebabnya saya bisa mengenali kolam
yang ada di dalam mimpi itu. Sekarang ini, kolam itu sudah dipagari
oleh pagar besi, karena sudah menjadi obyek wisata. Kolam itu
menyediakan air bagi kota Yerusalem, dan di dalam mimpi itu saya
sedang berjalan di dekat Kolam Mamila itu. Dii dalam mimpi itu, saya
ingat bahwa saya sedang berada di Yerusalem. Dan saat saya sedang
berjalan kaki di sana, saya berpikir, "Mengapa aku ada di Yerusalem?"
Lalu saya mengangkat mata saya dan menatap sekeliling dan yang
mengejutkan saya adalah bahwa semua bangunan di sana terlihat
seperti baru saja dihantam bom atom. Segala sesuatunya mati. Tak
ada air di dalam kolam, bangunan-bangunan rusak, Yerusalem hancur.
Dan tiba-tiba, saya merasa hati saya menjadi sangat berat. Kemudian,
saya melihat ada terowongan, lalu saya melangkah ke arah terowongan
itu. Hati saya sangat berat. Yerusalem mati! Saya ingat bahwa saat itu
saya tidak bisa lagi berjalan tegak karena beban berat di dalam hati
saya. Saya berlutut, dan saya melangkah dengan lutut saya. Saya
melangkah di dalam terowongan itu dengan lutut saya, permukaannya
275 | C A H A Y A I N J I L
sangat kasar, berbatu-batu. Permukaan yang kasar itu mengoyak lutut
saya, tetapi saya tidak menyadarinya.
Lalu saya perhatikan terowongan itu, di dalam terowongan itu ada
banyak orang. Kota yang di atas sudah mati, Yerusalem sudah mati,
tetapi di bawah, ada terowongan-terowongan dan orang-orang hidup di
sana. Dan saya pikir saya akan melihat pertobatan dalam diri mereka
karena penghakiman Allah telah tertimpa atas mereka, kita tahu dari
Alkitab bahwa jika penghakiman Allah tercurah atas satu bangsa, maka
bangsa itu akan binasa. Akan tetapi saya tidak melihat adanya
pertobatan. Malahan, sungguh mengejutkan hati saya, saya melihat
pertunjukan film, dan orang-orang berebutan merangkak untuk
menonton film. Saya menatap ke arah lain, dan di sana juga ada
pertunjukan film, dan orang-orang di sana juga berebutan untuk bisa
menikmati hiburan tersebut. Lalu saya berkata, "Ya Allah! Penghakiman
sudah tertimpa atas Yerusalem tetapi orang-orang ini tidak bertobat!"
Hati orang-orang itu tertuju pada dunia. Mereka mencari hiburan dan
kesenangan di tengah kebinasaan dan kematian. Mereka mencoba
melupakan masalah yang tengah menghimpit mereka.
Saya akan persingkat saja kesaksian tentang mimpi ini, tentang
penglihatan ini. Saya terbangun dan kepedihan memenuhi hati saya.
Yerusalem di dalam Alkitab melambangkan gereja dan penghakiman
Allah di dalam penglihatan itu berarti penghakiman sudah dijatuhkan
pada Gereja, akan tetapi adakah orang yang bertobat? Gereja
diharapkan untuk menjadi tubuh yang mulia, Paulus berbicara tentang
Gereja sebagai kemuliaan Kristus, sesuatu yang indah yang
mewujudkan terang Allah ke seluruh dunia, agar bangsa-bangsa di
dunia berdatangan ke Gereja hanya dengan membawa satu
permintaan: Ajarilah aku bagaimana mengenal Allah, Allah yang hidup.
Itulah uraian tentang Gereja yang Anda temukan di Alkitab. Akan tetapi
Gereja sudah mati. Ia sudah terpecah belah. Ia sudah dipimpin oleh
orang-orang munafik. Tak ada kasih, tak ada kebenaran; kebenaran
sudah ditolak dan dibuang. Untuk Gereja semacam inikah Kristus mati?
Allah akan mengumpulkan sisa-sisa orang bijak. Apakah Anda
termasuk orang bijak?
Jika saya merenungkan tentang Yesus yang tergantung di kayu salib,
dan darahnya mengalir bagi kita agar kita bisa membangun
276 | C A H A Y A I N J I L
masyarakat yang baru; masyarakat baru yang benar dan yang hidup
dalam kebenaran bahwa Allah adalah Raja, dan kemuliaan Tuhan
memancar darinya, di manakah Gereja itu? Tunjukkan kepada saya, di
manakah Gereja itu? Apakah Kristus telah mati secara sia-sia? Jika
masih ada harapan yang tersisa, saudara-saudariku, maka Andalah
harapan itu. Dapatkah Anda menyatakan kemuliaan Allah yang
terpancar melalui kehidupan Anda dalam hari-hari sebelum Gereja
nantinya disingkirkan oleh Allah? Saya beritahu Anda, Allah akan
membinasakan Gereja. Bacalah Alkitab Anda dan Anda akan tahu hal
itu. Allah tidak bisa mentoleransi hal-hal semacam ini, akan tetapi Dia
akan mempertahankan yang tersisa, sama seperti yang pernah Dia
lakukan di dalam Perjanjian Lama, ada sisa orang bijak. Itulah yang
disebut dalam Alkitab sebagai orang bijak; orang bijak adalah mereka
yang bertahan sampai pada akhirnya, sisa-sisa yang setia. Apakah
Anda termasuk sisa-sisa itu, di mana jika orang lain melihat Anda maka
mereka akan berkata, "Sekarang aku telah melihat kemuliaan Allah
dengan mata kepalaku sendiri! Aku telah melihatmu dan aku telah
melihat kemuliaan-Nya di dalam dirimu." Waktu yang tersisa bagi dunia
ini sudah sangatlah singkat, dan jika memang masih ada harapan yang
tersisa, maka kalianlah harapan itu. Apakah Anda orang bijak?
Doa penutup
Ya Tuhan dan Raja kami, Bapa dan Allah kami, kami tidak tahu
bagaimana berdoa sebagaimana yang seharusnya. Bagi kami yang
telah mengerahkan segenap tahun-tahun terbaik di dalam hidup kami
untuk membangun Gereja-Mu, dan yang kami lihat ternyata Gereja-Mu
membusuk dan korup, kami tidak tahu apa yang harus kami katakan.
Tetapi yang terlebih penting lagi, kami menyadari bahwa kematian
Yesus di kayu salib adalah untuk memunculkan ciptaan baru, tetapi sia-
sia kami mencari di sekeliling dunia, di manakah ciptaan baru itu? Dan
jika hati kami dirundung kepedihan akan hal ini, tak dapat kami
bayangkan seberapa pedihnya hati-Mu melihat seluruh masalah ini.
Kami hanya bisa berdoa untuk satu hal: kiranya Engkau menemukan
sukacita karena kehidupan kami, kiranya Engkau masih menemukan
sukacita di dalam kumpulan orang-orang setia yang sangat sedikit ini,
dan kumpulan-kumpulan kecil orang-orang setia di seluruh gereja yang
ada di seluruh dunia. Kami percaya bahwa dari beribu-ribu gereja di
segenap penjuru dunia ini, akan tersisa beberapa yang setia dari setiap
277 | C A H A Y A I N J I L
gereja itu. Kami berdoa kiranya Engkau menemukan sukacita karena
mereka.
Dengarlah doa kami. Berbelaskasihlah atas kami. Ampunilah dosa dan
kegagalan kami. Berilah kami kekuatan, ya Bapa, untuk sekali lagi di
akhir zaman ini, dengan kasih karunia dan kuasa-Mu, untuk
membangun gereja di mana pun kami berada, tak peduli seberapa
besar atau kecil; gereja sebagai persekutuan orang-orang yang
bijaksana yang dipenuhi oleh hikmat-Mu, yang akan memberi sukacita
bagi hati-Mu. Kami memohon demi kemuliaan-Mu, Amen.
Bagaimana Seharusnya Hubungan di antara Sesama
Jemaat?
Efesus 5.21-33
Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Hubungan antara sesama bermodelkan hubungan antara suami
dengan istri. Ini dapat dilihat di Efesus 5:21-33 yang berkata,
"rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan
Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada
Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah
kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh .Karena itu
sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri
kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu
sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan
diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya
dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan
demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya
jemaat kudus dan tidak bercela.
Perhatikan bahwa di saat Paulus berbicara tentang hal pernikahan,
pembahasannya melebar ke sana kemari. Di satu saat dia berbicara
tentang pernikahan, di saat berikutnya dia berbicara tentang Jemaat.
278 | C A H A Y A I N J I L
Bagi Paulus, pernikahan itu dimaksudkan sebagai gambaran dari
realitas rohani tentang bagaimana semestinya hubungan di antara
Kristus dengan Jemaat-Nya, dan bagaimana hubungan di tengah
Jemaat. Ini adalah hal yang mudah untuk dipahami. Mengapa? Karena
sebagaimana cara Allah menangani kita, sebagaimana cara Kristus
menangani Jemaat-Nya, maka seperti itu pulalah cara kita saling
berurusan. Demikianlah kita menjadi peniru-peniru Kristus.
Di ayat 28: Demikian juga suami harus mengasihi isterinya (perhatikan
kata-kata berikut ini) sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang
mengasihi isterinya (perhatikan lagi kata-kata berikut ini) mengasihi
dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri,
tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap
jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki
akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini
besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah
isterimu (perhatikan lagi) seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah
menghormati suaminya.
Saya akan menarik tiga poin di sini.
1. Mengasihi "sesama seperti dirimu sendiri". Kita tentunya
sangat akrab dengan ungkapan, "Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri." Tapi Anda mungkin bingung, "Bagaimana saya bisa
mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri?" Dia adalah orang lain,
bukan diri saya sendiri. Saya tidak bisa mengasihi dia karena dia bukan
diri saya. Saya bisa mengasihi dia sampai pada batas-batas tertentu,
akan tetapi saya tidak bisa mengasihi dia 'seperti diri sendiri' karena
dia bukanlah saya. Masalahnya memang begitu.
Siapa sesama manusia bagi orang Yahudi? Kata 'sesama manusia'
di dalam Kitab Suci tidak memiliki arti siapa saja. Kata 'sesama
manusia' sebenarnya merupakan terjemahan kata Ibrani 'rea', yang
berarti teman atau sekutu. Kata ini tidak berarti siapa saja. Kata
'sesama manusia' di dalam Perjanjian Lama secara khusus mengacu
pada orang yang merupakan teman Anda, yakni orang yang memiliki
hubungan pertemanan dengan Anda, walaupun secara jasmani dia
tinggal di tempat yang cukup jauh dari Anda. Kata ini memiliki arti
279 | C A H A Y A I N J I L
bahwa Anda dan dia merupakan bagian dari suatu kumpulan
masyarakat tertentu. Kata 'sesama manusia' bagi orang-orang Yahudi
tidak termasuk orang asing, atau orang yang kebetulan berdekatan
dengan Anda, tapi tidak Anda kenal.
Sesama manusia, dalam pengertiannya yang paling minimum adalah
sesama orang Israel. Orang tersebut paling tidak harus termasuk ke
dalam bangsa Israel. Atau bisa saja orang yang bukan Israel akan
tetapi sudah menganut agama mereka (orang-orang proselit). Ini
adalah hal yang sangat penting untuk dipahami, bahkan di dalam
ajaran Yesus kata 'sesama manusia' ini tidak sembarangan diartikan
sebagai orang yang kebetulan berada dekat dengan Anda.
Sebagai contoh, ada orang Yahudi yang bertanya, "Siapakah sesamaku
manusia?" Dan Yesus menjawab di perumpamaan tentang orang
Samaria yang baik hati itu bahwa orang Samaria itulah sesamamu
manusia. Cukup tepat. Orang-orang Samaria berhak untuk disebut
sebagai sesama manusia bagi orang Yahudi, bukan karena secara
jasmaniah mereka tinggal berdekatan melainkan juga karena mereka
menyembah Allah yang sama dan membaca Kitab yang sama. Malahan,
pada dasarnya, mereka memiliki iman yang sama. Orang-orang
Samaria adalah umat yang teguh berpegang pada kelima Kitab Musa.
Musa adalah pemberi hukum bagi orang-orang Samaria. Jadi, mereka
juga beriman pada Allah yang sama. Sesungguhnya, mereka memang
adalah sesama manusia bagi orang Yahudi, sekalipun orang-orang
Yahudi begitu membenci mereka.
Sebagaimana yang telah Anda ketahui, tidak ada kebencian yang
melebihi kebencian dengan alasan agama. Kebencian antara kaum
Prostestan dengan Katholik, bahkan kebencian di dalam kalangan
Prostestan, di antara berbagai denominasi memang sangat mengakar
dan memuakkan! Demikianlah, begitu mendalamnya kebencian orang
Yahudi terhadap orang Samaria, dan juga sebaliknya. Akan tetapi,
entah kita suka atau tidak, orang yang tergabung dalam gereja Metodis
atau Injili atau apapun itu, mereka adalah sesama manusia bagi kita.
Mereka memiliki iman kepada Allah yang sama. Mereka membaca
Alkitab yang sama. Mungkin saja kita tidak suka dengan struktur
jemaat mereka, namun itu bukan urusan kita. Kita tidak berhak
meniadakan mereka dari makna sesama manusia bagi kita. Jadi,
280 | C A H A Y A I N J I L
sesama manusia menurut Alkitab, pertama-tama mengacu pada orang
yang berhubungan dengan kita di dalam iman yang sama.
Siapa 'sesama manusia' di dalam Perjanjian Baru? Di PB, sesama
manusia berarti sesama orang Kristen, anggota gereja lokal yang
sama. Di dalam Efesus 4:25 disebutkan, "Karena itu buanglah dusta
dan berkatalah benar seorang kepada yang lain," lalu ayat ini
melanjutkan dengan berkata, "karena kita adalah sesama anggota."
Surat Efesus ini tentunya berbicara tentang anggota gereja sebagai
'sesama anggota'. Sebagai anggota dari tubuh yang sama.
Dua kali di Efesus pasal 5 dikatakan kepada pihak suami untuk
mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri. Ayat di Efesus 5:33 berbunyi,
"Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah
isterimu seperti dirimu sendiri.
Mengapa Anda sanggup mengasihi istri Anda seperti diri sendiri? Paulus
sudah menjelaskan di ayat yang sebelumnya. Dia berkata karena Anda
berdua telah menjadi satu tubuh, satu daging. Demikian juga kita
sebagai Jemaat adalah anggota satu tubuh. Itulah sebabnya mengapa
Anda seharusnya bisa mengasihi sesama manusia seperti diri Anda
sendiri. Tentu saja, jika Anda tidak memandang sesama manusia
sebagai satu tubuh dengan Anda, maka Anda tidak akan mengasihinya
seperti diri Anda sendiri. Itulah pokok intinya.
Dua kali di dalam ayat-ayat ini disebutkan adanya kesejajaran antara
hubungan yang diharapkan dari kita terhadap sesama manusia dengan
yang diharapkan untuk hubungan di antara suami dengan istri.
Dapatkah Anda melihat kesejajarannya?
Parallel ini begitu mengakar di dalam Kitab Suci. Parallel ini
mengejutkan saya karena selama ini tak pernah memandang sesama
orang Kristen sebagai orang-orang yang sedemikian rupa disatukan
dengan saya, secara rohani, sama seperti bagaimana istri saya
disatukan dengan saya.
Dapatkah Anda menatap setiap orang di sekeliling Anda dan berkata,
"Saya mengasihi orang itu karena saya telah disatukan dengan orang
itu"? Anda tidak merasa disatukan dengan orang tersebut. Mengapa?
Karena Anda belum berkomitmen kepada orang tersebut. Dan orang
tersebut juga belum memberikan komitmennya kepada Anda, jadi
281 | C A H A Y A I N J I L
adakah Anda merasakan adanya komitmen? Tak ada. Dengan
demikian, karena kurangnya komitmen antara yang satu dengan yang
lain, maka kita tidak memiliki rasa kesatuan, kita tidak memiliki kasih.
Kasih ini hanya bisa timbul jika kita menyadari bahwa kita semua ini
adalah satu tubuh.
2. Saling menerima sebagai satu tubuh. Hal ini dimungkinkan
hanya jika kita taat dan menerima satu sama lain sebagai anggota
tubuh yang sama - satu tubuh. Sekali lagi, di Efesus 5:31, ayat ini
adalah dasar bagi hubungan pernikahan. Mereka berdua bukan lagi
merupakan dua orang akan tetapi menjadi satu daging, satu tubuh.
Akan tetapi, di dalam perikop yang sama ini, berulang kali Paulus
menyebutkan Jemaat sebagai 'satu tubuh', persis sama seperti
pernikahan yang membentuk satu tubuh, satu daging.
Kata di dalam Perjanjian Lama yang diterjemahkan dengan istilah 'satu
daging', basar, secara harfiah bermakna tubuh. Jika Anda buka kamus
bahasa Ibrani, umpamanya kamus karangan Brown, Driver & Briggs,
artinya adalah tubuh. Jadi suami dan istri disebutkan menjadi satu
tubuh. Demikian pula halnya dengan kita, Jemaat adalah satu tubuh.
Itulah inti keseluruhannya. Berulangkali Paulus berkata bahwa Jemaat
adalah satu tubuh.
Namun apakah Anda menyadari dan merasakan bahwa kita ini satu
tubuh? Mungkin tidak. Kekristenan kita terlalu dangkal untuk komitmen
semacam itu. Komitmen kita antara satu dengan yang lain sangatlah
dangkal. Komitmen kita satu sama lain baru sebatas komitmen sopan
santun. Tak ada kedalaman di sana. Kita tidak menyadari bahwa
dengan dibeli oleh darah Kristus, berarti kita telah dibaptis oleh Roh
Kudus ke dalam satu tubuh supaya kita menjadi demikian tersatukan
dan terhubungan antara yang satu dengan yang lain sama seperti
suami dan istri yang menjadi satu tubuh. Uraian yang mengejutkan,
bukankah begitu?
3. Tunduk kepada sesama. Di dalam hubungan suami istri, istri
dipernitahkan untuk tunduk kepada suami dan suami yang harus
mengasihi istri. Jenis hubungan semacam ini persisnya adalah jenis
hubungan yang menggambarkan hubungan antar anggota gereja.
Perhatikan ayat 21, rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di
dalam takut akan Kristus. Akan tetapi ayat ini, sebagaimana yang telah
282 | C A H A Y A I N J I L
kita lihat, merupakan bagian dari ayat-ayat sebelumnya, yang
menguraikan tentang hubungan di kalangan sesama orang Kristen.
Pernyataan ini diulangi di sepanjang surat-surat yang ditulis oleh
Paulus. Paulus, berulangkali menyuruh orang-orang Kristen untuk
menempatkan orang lain lebih tinggi, untuk tunduk kepada sesama dan
itu sama saja artinya dengan saling merendahkan diri, dan ungkapan
ini justru dipakai juga di dalam kaitannya dengan hubungan antara
suami dan istri.
Namun jika dibalik, pemahamannya juga benar. Dikatakan bahwa
suami harus mengasihi istri dengan cara bagaiamana? Sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya
baginya, demikian dikatakan di dalam ayat 25. Dengan cara bagaimana
suami harus mengasihi istrinya? Sampai dengan mengorbankan nyawa
bagi istrinya. Dan pernyataan ini sejajar dengan perintah yang
diberikan kepada orang Kristen di dalam berhubungan antara satu
dengan yang lain. Di dalam 1 Yohanes 3:16 dikatakan bahwa kita harus
saling mengasihi sampai ke tingkat mengorbankan nyawa. Dengan kata
lain, apa yang seharusnya diperbuat oleh suami kepada istri adalah hal
yang juga berlaku bagi orang Kristen terhadap sesama Kristen. Tidak
ada bedanya; perintah yang persis sama. Bukankah hal ini luar biasa?
Memang luar biasa!
Sekarang kita bisa melihat dari bukti-bukti alkitabiah yang ada bahwa
jika kita meneliti poin-poin ini, maka kita aka melihat
bahwa hubungan pernikahan menggambarkan hubungan
spiritual di antara anggota gereja. Dengan cara inilah kita saling
berhubungan dengan sesama anggota gereja.
Memberikan yang terbaik kepada Allah berarti saling memberi
diri. Kita diminta untuk memberikan yang terbaik bagi Allah. Apa yang
harus kita perbuat untuk bisa memberikan yang terbaik? 'Memberikan
yang terbaik' ternyata berarti saling memberikan diri kita, dan hal ini
ternyata bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena Anda
mungkin akan memandang ke arah orang lain dan berkata, "Aku, harus
memberikan diriku kepada orang itu? Oh tidak! Mungkin aku bisa
melakukannya terhadap satu atau dua orang. Terhadap orang-orang
tertentu bisa saja - akan tetapi terhadap yang lain, tidak akan bisa."
283 | C A H A Y A I N J I L
Jika Kristus telah mengasihi kita secara itu, lalu apakah kita akan
selamat? Jika Kristus memandang ke arah kita dan berkata, "Aku lihat
ada beberapa orang yang baik di sini, Aku mau mati bagi mereka.
Tetapi untuk yang lainnya, mereka tidak layak untuk menerima
pengorbanan sampai mati. Singkirkan mereka."
Jika kita memperlakukan orang lain dengan cara seperti ini, maka Allah
- pada hari Penghakiman - akan memperlakukan kita sama seperti cara
kita memperlakukan orang lain. Apa yang akan terjadi pada diri kita
pada hari Penghakiman nanti? Saya harap Anda mau memahaminya.
Allah akan menolak kita berdasarkan sikap penolakan kita terhadap
orang lain, bukankah begitu? Kita akan disingkirkan pada hari
penghakiman nanti.
Jadi saya harap kita semua bisa menangkap gambaran yang luar biasa
tentang seperti apa seharusnya gereja itu! Kita memang masih jauh
dari gambaran itu. Saya rasa, Anda dan saya sama-sama
mengetahuinya. Akan tetapi setidaknya kita sekarang memiliki satu
tujuan di hadapan kita. Kita tahu apa yang harus kita tuju. Dan saat
kita berkata bahwa kita akan memberikan yang terbaik dari kita
dengan kasih karunia Allah, maka kita tahu apa yang harus kita
perbuat, kita tahu apa yang harus kita perjuangkan di tengah angkatan
ini, bahwa gereja akan kembali menjadi sebagaimana seharusnya.
Di dalam rencana Allah, pernikahan itu direncanakan untuk
mengajar kita. Allah menghendaki agar hubungan pernikahan itu
menjadi suatu titik awal di mana dua orang mulai belajar untuk saling
memberi diri. Sebagai contoh, jika Anda tidak bisa memberi diri kepada
satu orang, bagaimana bisa Anda memberi diri kepada segenap
Jemaat? Anda bisa memulainya dengan satu orang. Jadi pernikahan
dimaksudkan untuk mengajar kita langkah awal menuju masyarakat
tersebut. Itulah keindahan dari rencana Allah.
Jika Anda teliti isi kitab Kejadian, di sana terlihat sekali seperti apa
rencana Allah itu. Apakah alasan dari suatu pernikahan? Kejadian 2:18
berkata, "Tidaklah baik bagi manusia itu jika dia sendirian." Tidaklah
baik bagi kerohanian Anda jika Anda sendirian.
Lalu bagaimana? Jadi Anda harus memulai dengan membangun
hubungan dengan orang lain. Anda memulainya dengan satu orang
284 | C A H A Y A I N J I L
saja. Dan inilah model yang akan kita tiru di dalam gereja. Membangun
hubungan antara saudara atau saudari seiman, lalu membangun
hubungan lagi dengan saudara atau saudari yang lain. Yang lainnya
lagi, dan begitu seterusnya sehingga komunitas ini berkembang.
Demikianlah, "Tidaklah baik jika manusia itu sendirian," akan tetapi
sekalipun Anda berdua, dalam hal tertentu Anda tetap bisa merasa
sendirian juga. Allah lalu menunjukkan hal ini di dalam Kejadian 1:28,
"Berkembang-biaklah." Pernikahan dimaksudkan sebagai suatu titik
awal dari suatu komunitas yang baru. "Berkembang-biaklah." Jangan
sekadar tetap menjadi dua saja, akan tetapi bertambah-tambahlah
sampai terbentuk suatu komunitas. Inilah tujuan yang dimaksudkan
dari pernikahan.
Dengan cara yang sama, kita diperintahkan untuk mulai membangun di
dalam gereja ini suatu jenis komitmen yang diawali dari kepada satu
orang, lalu berlanjut kepada orang-orang lainnya. Hal ini bermula
dengan tim kepemimpinan, ke anggota tim pelatihan dan untuk terus
mengembangkannya sampai pada penerapan komitmen ke setiap
tingkat Jemaat.
Berbahagialah Orang Yang Suci Hatinya (Rahasia
Kebahagiaan)
Pesan ke dua dari seri khotbah tentang "Kualitas Hidup" oleh Pdt. Eric
H. H. Chang
Pesan ini disampaikan di Gospel Disciples Church di Toronto, Kanada
Bagaimanakah Kualitas Hidup Anda Sebagai Seorang Kristen?
Akhir-akhir ini saya banyak berpikir tentang 'kualitas hidup'. Di
khotbah saya yang lalu, saya menunjukkan bahwa setiap hal di dalam
kehidupan ini ada sangkut-pautnya dengan kualitas hidup. Hal ini
termasuk keputusan kita untuk menjadi seorang Kristen.
Bayangkan anda mendengar kesaksian seorang Kristen sebagai berikut,
"Sewaktu aku belum menjadi orang Kristen, aku hidup dengan penuh
kebahagiaan. Setiap hari aku mempunyai sukacita di dalam hatiku.
285 | C A H A Y A I N J I L
Kesukacitaanku begitu penuhnya sehingga akhirnya aku merasa sudah
tiba saatnya untuk menjadi sengsara. Lalu aku berkeputusan untuk
menjadi seorang Kristen."
Saya tidak pernah mendengar kesaksian seperti ini. Pernahkah anda
mendengar kesaksian seperti ini? Walaupun kita tidak pernah
mendengarnya, namun kelihatannya dalam kenyataan sehari-hari
itulah yang terjadi dengan orang Kristen. Memang saya tidak tahu
kalau mereka itu benar-benar bahagia atau tidak sebelum menjadi
orang Kristen, tetapi kelihatannya sesudah menjadi orang Kristen,
mereka menjadi sengsara. Meskipun mereka mencoba dengan
sepenuh hati untuk kelihatan bahagia, kadang-kadang mereka gagal
melakukannya.
Apakah masalahnya? Inilah pertanyaan yang ingin saya bahas: Seperti
apakah kualitas hidup kekristenan anda?
Kenapa seseorang ingin datang kepada Kristus pada mulanya? Apakah
karena ia ingin menjadi sengsara? Mungkin beberapa di antara kita
telah menyadari pada saat kita belum menjadi orang Kristen, bahwa
untuk menjadi seorang Kristen itu memerlukan komitmen, dan bahwa
kehidupan kekristenan adalah kehidupan yang sulit. Akan tetapi kita
juga tidak mau menjadi seperti orang muda yang kaya yang berkata
kepada Tuhan Yesus, "Tidak, tidak. Aku rasa persyaratanMu terlalu
tinggi. Lain kali lagi saja." Lalu kenapa kita masih tetap mau menjadi
orang Kristen setelah mengetahui dengan jelas harga yang harus
dibayar dan komitmen yang diminta?
Semangat Seorang Pendaki Pegunungan Himalaya
Tahun lalu saya berkunjung ke Nepal. Ketika pesawat sedang menuju
ke Nepal dari India, setiap orang di pesawat begitu inginnya melihat
pegunungan Himalaya sampai-sampai hampir seluruh penumpang
menggeser ke satu sisi pesawat untuk melihat dengan sekilas
pegunungan itu. Ini membuat saya berpikir jangan-jangan pesawatnya
akan terbalik. Setiap orang begitu terpesona dengan keindahan dan
keagungan pegunungan Himalaya. Enak juga bisa melihat pegunungan
itu dari jauh, sejauh kabin pesawat yang terbang tinggi diatasnya.
Tetapi ada orang yang tidak puas dengan cara melihat seperti ini. Apa
yang mereka lakukan? Mereka datang sendiri ke Nepal lalu mendaki
286 | C A H A Y A I N J I L
pegunungan itu, dengan menantang hawa dingin, penderitaan, dan
bahaya yang luar biasa.
Kenapa mereka melakukan hal itu? Ada pendaki yang merasa tidak
puas dengan hanya mendaki bagian yang rendah dari jajaran
pegunungan Himalaya. Mereka ingin mendaki puncaknya yang
tertinggi. Mereka benar-benar mempertaruhkan nyawanya dan banyak
orang yang akhirnya kehilangan nyawa mereka karena mendaki.
Mungkin definisi kita akan kualitas hidup ialah suatu gaya hidup yang
santai, tetapi bagi para pendaki itu kualitas hidup berarti mendaki
gunung tinggi dan melihat dunia dari atas puncak gunung, meskipun
hal itu berarti pelatihan pendakian yang keras selama bertahun-tahun,
dan kerelaan memikul penderitaan menghirup udara yang tipis. Bagi
mereka kualitas hidup bukan berarti mempunyai waktu untuk
bermalas-malasan, tetapi mempunyai waktu yang berkualitas. Hanya
para pendaki itulah yang memahami arti kepuasan atas keberhasilan
mendaki puncak tertinggi, memandangi dunia yang terhampar di
bawahnya. Pelatihan yang bertahun-tahun itu adalah suatu persiapan
untuk saat yang telah dinanti-nantikan. Bagi mereka, kualitas hidup
adalah suatu penaklukan, suatu kemenangan atas tantangan-
tantangan luar biasa.
Mungkin orang-orang seperti inilah yang sedang dicari oleh Tuhan
Yesus. Karena Dia berkata kalau kita ingin menjadi murid-muridNya,
caranya tidak gampang. Dia suka mencari orang-orang yang
memahami kualitas hidup sebagai suatu kesiagaan untuk menaklukan
puncak-puncak gunung rohani, dan bukan sebagai waktu untuk
bersantai-santai.
Seluruh Aspek Kehidupan Adalah Tentang Pengejaran Kualitas
Hidup Yang Lebih Baik
Setiap aspek kehidupan adalah tentang kualitas hidup, tidak peduli
bagaimana pengertian kita. Kalau kita pergi ke shopping mal atau
toko-toko, kita bisa melihat banyak sekali toko-toko yang menjual
pakaian. Kadang saya bertanya-tanya siapa yang akan membeli begitu
banyak pakaian, karena kebanyakan pakaian yang saya miliki
cenderung bertahan sangat lama. Di sini jelas sekali dapat kita lihat
bahwa untuk kebanyakan orang, pakaian berarti kualitas hidup.
Mereka harus membeli pakaian. Bagi mereka, itulah pengertian
mereka akan kualitas hidup.
287 | C A H A Y A I N J I L
Satu contoh lagi. Apakah anda mempunyai televisi di rumah? Tentu
saja, setiap orang mempunyainya. Apakah televisinya hitam putih?
Tentu saja tidak. Itu barang kuno. Saya tanya anda lagi, apa salahnya
dengan televisi hitam putih? Kalau anda menonton siaran berita lewat
TV hitam putih, apakah berita yang anda dengar itu menjadi salah?
Apakah penting bagi anda untuk melihat warna pakaian yang dipakai
oleh sang penyiar? Tidak juga! Kalau begitu kenapa kita semua
membeli televisi berwarna? Kita berkata bahwa yang berwarna lebih
baik, lebih bagus kelihatannya. Akan tetapi hal ini sedikit sekali
kaitannya dengan kualitas berita. Seluruh kaitannya adalah dengan
kualitas hidup. Agar supaya kita bisa terus-menerus meningkatkan
kualitas hidup ini, riset jutaan dolar Amerika sedang dilaksanakan
untuk memperoleh mutu warna yang lebih tinggi dan kecanggihan
teknis yang lebih unggul, sehingga mereka bisa mengorek lebih banyak
uang dari kantong baju kita.
Mengapa kita melakukan riset medis? Karena kita ingin mencari obat
penyembuhan untuk penyakit-penyakit seperti kanker. Tetapi apakah
kita pernah bertanya: apa salahnya kalau menderita penyakit kanker?
Apa persoalannya, terlebih lagi sekarang ini banyak sekali orang yang
menderita penyakit kanker. Untuk menanyakan hal seperti ini
kedengarannya bodoh sekali, karena bagi kita hal ini sudah jelas
dengan sendirinya. Untuk kebanyakan dari kita, menderita penyakit
kanker itu adalah suatu hal yang serius karena kanker dapat
membunuh kita. Seperti yang kita ketahui kematian berarti akhir dari
kualitas hidup. Berapa banyak di antara kita yang mampu hidup secara
demikian di mana kanker tidak mempengaruhi kualitas hidup kita?
Karenanya banyak sekali uang dan tenaga kerja yang telah dicurahkan
ke dalam riset medis, untuk mencoba mencari jalan keluar agar kita
dapat mempertahankan kualitas hidup. Kita melihat banyak sekali
bentuk dan ragam obat penghilang rasa sakit dan obat batuk di apotik,
karena kita tahu bahwa penyakit dan batuk merusak kualitas hidup
kita. Kita tidak lagi dapat menikmati hidup kita.
Apakah Tuhan Ingin Kita Hidup Sengsara?
Sekarang kita bisa lihat dengan cukup jelas bahwa jika kualitas hidup
itu penting untuk kehidupan jasmani, maka demikian jugalah halnya
untuk kehidupan rohani. Janganlah kita mempunyai mentalitas yang
berbeda tentang Allah, misalnya kita menjadi curiga jangan-jangan Dia
mempunyai pandangan yang berbeda akan kualitas hidup rohaniah.
288 | C A H A Y A I N J I L
Mungkin bagi Dia, seorang Kristen yang baik adalah seorang Kristen
yang sengsara. Semakin sengsara, semakin rohaniah. Apakah ini
kedengarannya tidak asing lagi? Jalan pikiran kita kadang seperti ini:
karena dunia orang tidak percaya banyak membicarakan tentang
kesenangan hidup, maka kita berkesimpulan bahwa segala bentuk
kesenangan hidup tentu saja bersifat kedagingan. Hal sebaliknya pasti
benar: menjadi sengsara berarti menjadi rohaniah. Maka kita merasa
bersalah kalau kadang-kadang kita merasa senang, karena kita berpikir
bahwa kita telah melakukan sesuatu hal yang tidak rohaniah.
Lihatlah para biarawan di biara-biara. Bukankah mereka menganggap
kesengsaraan suatu kerohanian? Mereka mengenakan pakaian dari
bahan yang kasar dengan corak sangat sederhana, makan makanan
yang bersahaja, hidup tanpa kenikmatan duniawi sama sekali. Mereka
juga harus hidup di dalam kebungkaman, karena di kebanyakan biara,
mereka telah disumpah untuk menjadi bungkam. Jadi kalau berbicara
dengan sesama mereka saja tidak diizinkan, bayangkan apa
hukumannya kalau mereka tertawa. Segala bentuk kesenangan telah
dilarang. Bagi kita mereka kelihatannya sedang mencari
kesengsaraan.
Mungkin kita telah menyalahfahami mereka. Sama seperti para
pendaki Himalaya itu, mereka sedang mencari suatu kualitas hidup
yang lain. Para pendaki itu tidak memerlukan pakaian yang indah
sewaktu mendaki Himalaya. Mereka tidak bisa menikmati 'Kentucky
Fried Chicken' sewaktu menggantung di lereng yang terjal. Jadi
kenikmatan hidup yang normal harus disisihkan disaat mereka sedang
mencoba untuk menjangkau tujuan mereka yaitu mencapai puncak
gunung tertinggi. Jika seorang biarawan benar-benar sedang mencari
kesukacitaan di dalam Allah, itu adalah hal yang baik; ia tahu bahwa ia
sedang mencari suatu kualitas hidup yang lain. Tetapi jika ia berpikir
bahwa ia akan mendapatkan keselamatan hanya dengan cara hidup
dalam kesengsaraan, dan jalan menuju keselamatan adalah dengan
menjadi sengsara, ia telah salah menanggapi.
Paulus Memiliki Kualitas Kesukacitaan
Rasul Paulus mengatakan sesuatu hal yang sangat penting di 1
Timotius 6:17, "Allah yang dalam kekayaanNya memberikan kepada
kita segala sesuatu untuk dinikmati." Rasul Paulus adalah seorang yang
begitu mengenal penderitaan dan kesengsaraan. Ia adalah seorang
289 | C A H A Y A I N J I L
prajurit Kristus sejati. Tetapi jika anda pernah tinggal dengannya,
anda akan menemukan kualitas kesukacitaan di dalam hidupnya.
Bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah orang-orang yang
mengenal kita melihat sesuatu di dalam hidup kita? Kualitas hidup
macam apakah yang mereka temukan di dalam hidup kita? Apakah
mereka melihat buah Roh di dalam hidup kita?
Kita semua tahu buah Roh (Galatia 5:22-23). Apabila kita mengamati
kesembilan buah Roh itu, kita akan melihat bahwa setiap buah itu
bersangkut-paut dengan kualitas hidup. Apakah pesannya masih
belum jelas bagi kita? Allah memberikan Roh Kudus kepada kita
supaya kita dapat memiliki kualitas hidup yang istimewa: kehangatan
kasih, kesukacitaan yang meluap-luap, ketenangan damai sejahtera.
Daftarnya berlanjut dengan kesabaran dan kelemah-lembutan dan
segala hal lainnya yang indah. Itu berarti jika Roh Kudus memenuhi
hidup kita, kita akan hidup di dalam kualitas hidup yang demikian. Jika
kita dipenuhi dengan semuanya ini, apakah kita bisa merasa sengsara?
Sebaliknya, jika anda merasa sengsara, apakah mungkin anda dipenuhi
oleh Roh? Lihatlah kehidupan anda. Lihatlah situasi kehidupan anda
sekarang ini. Seperti apakah kualitas hidup anda sekarang ini?
Tuhan Peduli Akan Kebahagiaan Kita
Di mana saja di kitab Suci, akan anda temukan bahwa keprihatinan
Allah berkaitan dengan kualitas hidup. Sewaktu Tuhan Yesus memulai
pelayananNya, Dia mengajarkan apa yang kita kenal sebagai Ucapan-
ucapan Bahagia (Matius 5:3-11). Alkitab Cina menyebutnya 'Delapan
Ucapan Bahagia', tetapi sebenarnya ada sembilan ucapan dengan kata
'berbahagialah', cocok sekali dengan kesembilan buah-buah Roh. Hal
yang menarik juga adalah kata "berbahagialah" yang berarti
'bergembiralah'. Jadi kita bisa terjemahkan Ucapan Bahagia yang
pertama sebagai: "Bergembiralah orang yang miskin di hadapan
Allah." Saya lebih suka ucapan itu diterjemahkan dengan demikian,
karena kata "berbahagialah" tidak mempunyai banyak arti lagi. Jadi
kita lihat di Matius sembilan kali Tuhan berkata: "Bergembiralah
orang".
Satu hal menarik lagi untuk dicatat ialah Tuhan memulai pelayananNya
dengan menekankan kegembiraan sembilan kali. Apakah anda
gembira? Apakah saya gembira? Jika tidak, maka pelayananNya
masih belum menjangkau kita.
290 | C A H A Y A I N J I L
Hati Yang Suci - Rahasia Kegembiraan
Apakah rahasia kegembiraan?
Marilah kita lihat salah satu dari ayat-ayat ini: "Bergembiralah
(Berbahagialah) orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat
Allah" (Matius 5:8). Di sini kita melihat bahwa Allah akan memberi kita
kegembiraan kalau hati kita bersih, dan kegembiraan itu adalah karena
akan melihat Allah. Menurut ayat ini, prinsipnya adalah kita tidak akan
bisa bergembira di dalam Tuhan jika hati kita tidak suci. Kata yang
diterjemahkan sebagai 'suci' secara harfiah berarti 'bersih'. Jika ada
ketidak-bersihan di hati anda, anda tidak akan memiliki kesukacitaan.
Ini bukan hanya sekedar teori. Ini adalah hal yang praktis. Jika kita
mempunyai semacam kepahitan, misalnya, di dalam hati kita, atau jika
kita iri hati kepada seseorang, apakah kita masih bisa bergembira?
Tidak bisa, karena dosa atau kotoran itu telah mencemarkan seluruh
batin kita. Ambillah contoh sederhana seperti keserakahan. Selama
keserakahan itu ada di dalam hati kita, kita tidak akan dapat menjadi
gembira, karena kita tidak akan pernah puas dengan apa yang kita
miliki. Jadi kalau saya iri hati dengan mobil yang dikendarai seorang
jemaat gereja, kegembiraan saya akan lenyap. Kegembiraan itu tidak
akan ada karena hati saya yang tidak bersih. Ini bukanlah teori yang
abstrak. Hal ini bisa diuji, seperti tes yang dilakukan di laboratorium.
Kita bisa mengetahuinya dari kehidupan kita sendiri.
Biarlah Roh Allah Menyelidiki Hati Kita
Itulah sebabnya, jika kita menginginkan kegembiraan dan kesukacitaan
di dalam Tuhan, kita harus membiarkan Roh Allah menyelidiki setiap
ketidak-bersihan di hati kita. Karena meskipun hanya sedikit saja
ketidak-bersihan di hati itu masih tetap akan merampas kesukacitaan
kita. Ingatlah bahwa Allah menginginkan kita untuk menikmati hidup
dengan sepenuhnya. Tetapi ini bukanlah hanya untuk kepuasan diri
sendiri, tetapi supaya kita bisa menjadi terang dunia! Sayangnya
untuk menjadi terang bagi diri sendiri saja seringkali sulit apalagi
menjadi terang dunia. Kita hampir tidak bisa melihat kemana arah
tujuan kita, apalagi menolong orang lain menujukan arah tujuan
mereka.
Kita semua mengerti jikalau saya memeras jeruk, sari jeruk yang akan
keluar. Anak kecilpun tahu. Tetapi bagaimana kalau saya memeras
291 | C A H A Y A I N J I L
jeruk itu dengan sekuat tenaga, apakah sari apel yang akan keluar?
Bagaimana kalau saya memerasnya dengan lemah-lembut sambil
berkata: "Tomat, tomat, tomat!", apakah saya akan mendapatkan sari
tomat? Kita tahu sendiri jawabannya. Tetapi untuk kebanyakan orang
Kristen, kita melihat fenomena yang menarik. Kalau anda 'memeras'-
nya dengan lemah-lembut, dengan hanya memberi sedikit tekanan,
yang keluar masih kelihatan mirip seorang murid Kristus, masih
kelihatan mirip sari jeruk. Tetapi kalau hidup menghantam mereka
dengan keras, misalnya kecelakaan mobil, yang akan keluar mungkin
lebih jelek dari sari tomat!
Jika rekan kerja anda dengan tidak sengaja menumpahkan kopi
sehingga membasahi anda besok pagi di kantor, bagaimanakah reaksi
anda? Apakah yang akan keluar itu sari jeruk, atau sari tomat, atau
sari buah lain yang lebih jelek? Apakah anda akan melompat dari
tempat duduk anda dan menarik kerah bajunya seraya berkata: "Kamu
ini bagaimana? Buta ya matamu? Lihat bajuku, rusak semua!" Rekan
kerja anda mungkin berpikir gereja anda melatih singa-singa sebagai
murid-muridnya!
Belajar Melihat Diri Kita Sendiri Melalui Sari Buahnya
Apa yang dapat kita pelajari dari semuanya ini? Jika hati kita suci dan
tanpa ketidak-murnian, reaksi kita tidak akan berbeda meskipun kita
di-'peras' dengan sekuat tenaga atau dielus-elus dengan lemah-
lembut. Tentu saja kita bisa berdalih; kalau kita tidak dikagetkan
seperti itu, kita tidak akan bereaksi demikian. Saya bertanya-tanya
bagaimana reaksi anda kalau tiba-tiba saya kagetkan. Suatu hari saya
akan menyamar dan kemudian menubruk anda sampai jatuh.
Bagaimana reaksi anda? Apakah anda akan berkata: "Kamu ini
bagaimana? Buta ya matamu?" Mungkin anda akan memberi
beberapa hantaman kepada saya.
Namun hanya dengan cara inilah Allah mencari tahu apa yang
terkandung di dalam hati kita. Pernahkan anda memperhatikan bila
Tuhan memberi anda sebuah sentakan secara mendadak, reaksi anda
akan menyatakan siapa anda sesungguhnya?
Apakah reaksi anda jika tiba-tiba seseorang menanyakan tentang
kehidupan perkawinan anda? Atau tentang anak-anak anda? Apakah
anda mencoba menghindari topik itu? Apakah anda mendadak teringat
292 | C A H A Y A I N J I L
akan janji pertemuan yang sudah terlambat? Hal-hal sensitif apakah
yang tidak mau kita bicarakan? Kalau kita mempunyai hal-hal sensitif
seperti ini, tidaklah mengherankan bila kita tidak mempunyai
kesukacitaan.
Tuhan Ingin Kita Menjadi Bahagia
Apa yang saya katakan adalah suatu hal yang praktis. Allah
menginginkan kita untuk mempunyai kesukacitaan. Tidak hanya agar
anda bisa menjadi gembira, tetapi karena kesukacitaan itu
mempengaruhi orang lain. Pernahkan anda memperhatikan jikalau kita
merasa tidak senang , kita membuat setiap orang di dalam keluarga
dan di gereja juga tidak senang? Kalau ada seseorang yang hadir di
persekutuan dengan wajah murung, maka dalam waktu singkat setiap
orang akan menatapnya, dan setiap orang akan mulai merasa tidak
senang. Akhirnya ketidaksenangan itu mempengaruhi gereja secara
menyeluruh.
Kita dipanggil untuk menjadi 'terang dunia'. Ini kedengarannya sangat
rohaniah. Tetapi apa arti kerohanian itu sebenarnya? Dapatkah kita
memberi definisinya? Banyak orang yang mempunyai dugaan kalau
seorang yang rohaniah adalah seorang yang kelihatan sakit berat,
dengan punggung terbungkuk karena kerendahan-hatinya, dan
mempunyai citarasa yang buruk atas pakaian yang dipakainya karena
dia tidak mempunyai waktu untuk hal-hal duniawi. Dia juga bersikap
sangat serius di gereja, tersenyum hanya sedikit saja, tidak terlalu
banyak, karena dia tahu sikap yang terlalu gembira bukanlah sikap
yang pantas ditunjukkan di gereja. Apakah ini arti kerohanian yang
benar? Saya percaya kalau kita mengerti Tuhan dengan lebih baik, kita
akan banyak merubah ide-ide kita tentang kerohanian.
Apakah Kualitas Hidup Anda Membuat Orang Lain Tertarik?
Di tempat kerja kita, apakah rekan kerja kita tertarik kepada kita
karena kita selalu mengacung-acungkan Alkitab kita? Apakah mereka
tertarik kepada Tuhan karena kita mempunyai lencana yang bertuliskan
"Aku milik Yesus"? Atau apakah karena kualitas hidup kita yang
membuat mereka berkata: "Wah! Orang ini sungguh berbeda. Ada
kasih, kesukacitaan, kedamaian. Saya tidak mengerti, tetapi yang
jelas orang itu mempunyai sesuatu." Kualitas seperti ini adalah suatu
kualitas yang tidak bisa dibuat-buat. Kualitas seperti ini memberi
kesan yang mendalam karena diri kita begitu dipenuhi dengan kualitas
293 | C A H A Y A I N J I L
itu sehingga meluap keluar dengan sendirinya, tanpa mempedulikan
bagaimana cara kita di-'peras'.
Orang-orang yang mengenal Tuhan Yesus menceritakan kepribadian
Tuhan Yesus supaya kita bisa menjadi seperti Dia. Seperti apakah Dia
itu? Kita bisa membacanya di Yohanes 1:14, "Kita telah melihat
kemuliaanNya, ... penuh dengan kasih karunia dan
kebenaran." Perhatikan kata 'penuh'. Kasih karunia adalah ekspresi
lain dari kasih. Dimana ada kasih, disitu ada kasih karunia. Dimana
ada kasih karunia, disitu ada kasih. Kedua-duanya tidak terpisahkan.
Lalu ada kata 'kebenaran', dan kebenaran itu selalu bersih. Kebenaran,
kesucian, dan kebersihan juga tidak terpisahkan.
Karena Yesus itu penuh dengan kasih karunia dan kebenaran, 'sari
buah' yang keluar dariNya tidak akan pernah mengejutkan kita. Apa
yang sudah penuh di dalam akan meluap keluar. Meskipun Dia
dikejutkan, dipukul dan dicemooh, yang keluar masih tetap kasih
karunia dan kebenaran. Inilah sebabnya ketika Yesus sedang dicaci-
maki, Dia tidak membalasnya. Begitu juga dengan rasul Paulus yang
berkata: "Kalau kami dimaki, kami memberkati" (1Korintus 4:12).
Ketika mereka menyalibkan Tuhan Yesus, kualitas hidupNya masah
tetap sama: "Bapa, ampunilah mereka" (Lukas 23:34). Penuh dengan
kasih karunia dan kebenaran. Ketika tombak menembus sisi tubuhNya,
darah dan air mengalir keluar: lambang atas kasih karunia dan
kebenaran.
Segala apa yang terkandung di dalam anda dan saya akan mengalir
keluar. Dan saya berdoa agar apa yang mengalir keluar akan sama
seperti apa yang dikatakan oleh rasul Paulus: "Kami adalah bau harum
dari Kristus yang menghidupkan" (2 Korintus 2:16). Jika anda ambil
sehelai daun peppermint dan kemudian anda remas, anda dapat
mencium bau harumnya. Kalau anda 'diremas', apa yang keluar?
Apakah yang keluar itu suatu reaksi yang keji atau tetap kemanisan
Yesus?
Perhatikan Stres Batiniah Kita
Saya ingin praktis dalam menolong kita semua meneliti reaksi batin
kita. Perhatikanlah diri anda sewaktu anda beristirahat di rumah atau
di tempat kerja. Perhatikanlah ketegangan di dalam tubuh anda,
karena hal ini menyatakan sesuatu akan 'sari buah' kita. Di saat anda
294 | C A H A Y A I N J I L
menjadi tegang, anda tidak dapat mempunyai kesukacitaan. Ada
orang-orang yang menggertakkan gigi sewaktu mereka tidur.
Temukan dan tanganilah sumber-sumber dari ketegangan itu. Apakah
sumbernya itu kecemasan? Contohnya, kita mempunyai banyak
kekuatiran kalau tiba saatnya bagi kita untuk ber-'sharing' di dalam
grup. Menjadi kuatir adalah hal yang biasa/ alamiah karena adalah
alamiah bagi kita untuk peduli dengan pendapat orang lain tentang
'sharing' kita. Di segi lain, jikalau kita benar-benar mengasihi satu
sama lain di dalam grup, ketakutan dan kecemasan itu akan lenyap.
Ketakutan melahirkan kecemasan, dan kecemasan melahirkan
ketegangan. Telitilah diri kita untuk melihat kalau sumber ketegangan
itu berasal dari ketakutan akan manusia atau kekurangan akan kasih.
Menjaga Hidup Kita Supaya Tidak Bernoda
Setiap dari kita mempunyai noda-noda yang berbeda di dalam hidup
kita yang perlu dibersihkan supaya hati kita dapat menjadi suci. Kalau
hanya 1% dari air di botol itu tercemar, maka kita tidak akan
mempunyai air yang murni lagi. Bagian 1% yang tercemar itu akan
mencemari 99% yang lainnya. Untuk menjadi bersih berarti harus
bersih total, kalau tidak maka tidak akan bersih. Seperti kalau ada
noda kecil di atas sprei putih, sprei itu tidak bersih lagi.
"Berbahagialah orang yang suci hatinya" berarti hati itu harus suci,
tidak boleh ada noda didalamnya. Karena itu Daud berdoa kepada
Tuhan seperti ini: "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku. Ujilah
aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong,
dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23-24). Daud
ingin melihat apakah ada kejahatan atau ketidak-bersihan dalam
kehidupannya betapapun kecilnya. Mengapa Daud begitu peduli akan
hal ini? Bukankah ini adalah hal yang biasa bagi kita semua jika ada
sedikit noda di dalam kehidupan kita? Tidak bisa, terutama kalau anda
menginginkan kesukacitaan, kalau anda ingin menikmati hidup yang
penuh di dalam Kristus. Bersamaan dengan maksud itu, kita berseru
kepada Tuhan: "Bersihkanlah aku, ya Allah, dan aku akan menjadi
bersih!"
Maka dengan sungguh-sungguh saya berdoa agar setiap dari anda
dapat memasuki tahun yang baru ini dengan suatu pengalaman seperti
apa yang dikatakan rasul Paulus: "Allah yang dalam kekayaanNya
memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati". Paulus juga
295 | C A H A Y A I N J I L
berkata di 1 Korintus 11:28: "Hendaklah tiap-tiap orang menguji
dirinya sendiri" di saat perjamuan kudus, tetapi tidak hanya di saat
perjamuan kudus saja. Dia meneruskan dengan berkata bahwa ada
beberapa di antara mereka yang sakit, dan ada beberapa yang telah
meninggal. Sedikit ketida-bersihan akan meracuni seluruh sistim hidup
kita secara jasmaniah dan rohaniah.
Malam ini sebelum anda tidur, biarkanlah Tuhan menyelidiki hati anda
dan anda juga menyelidikinya dengan Tuhan untuk melihat jikalau ada
sesuatu (kebencian, kepahitan, atau hal lain yang mungkin telah anda
lupakan) yang Tuhan ingin keluarkan. Dengan demikian anda dapat
tidur nyenyak nanti malam, dan anda tidak akan menggertakkan gigi
anda sewaktu tidur.
Hidup Adalah Kristus
Yang ketiga dari serangkaian khotbah-khotbah penafsiran 2 Korintus
12:9
"Dalam Kelemahanlah Kuasa-Ku Menjadi Sempurna"
Disampaikan oleh Pastor Eric Chang
Kamp Gereja CDC Singapura
Bagaimana Menerapkan Tema Kamp Ini?
Sebagai bagian dari tema kamp ini "Hidup adalah Kristus", pokok yang
ditugaskan kepada saya hari ini adalah: "Strategi untuk menerapkan
tema kamp ini".
Dengan "strategi", saya mengira bahwa kita ingin tahu "bagaimana"
kita seharusnya menghidupi hidup ini yang adalah Kristus. Sebelum
kita dapat sampai pada pokok tentang "bagaimana" menghidupi hidup
ini, kita harus mengerti lebih dahulu tentang hidup ini yang harus kita
jalani. Tetapi di sinilah masalah saya dimulai, karena untuk
menguraikan "hidup adalah Kristus", saya mungkin perlu memberikan
satu uraian yang lebih cocok untuk tingkat pelatihan sepenuh waktu
dari pada khotbah kamp seperti yang satu ini.
Jadi saya telah mempertimbangkan bagaimana menyederhanakan hal
ini. Tetapi dalam menyederhanakan bahan mungkin berarti saya harus
296 | C A H A Y A I N J I L
berbicara berputar-putar dan pada akhirnya tidak menjelaskan apa
yang sesungguhnya yang dimaksudkan dengan tema ini. Izinkan saya
mencoba untuk menerangkan sesederhana mungkin.
Pentingnya "Nothingness" (Kekosongan)
Saya akan memulai dengan berbicara tentang "nothingness"
(kekosongan).Untuk mengerti tema ini, kita harus mengerti sedikit
tentang "nothing" (kosong). Saya tidak mencoba untuk berfilosofi.
Sehubungan dengan tema kamp ini, saya akan memusatkan pada arti
"nothing" (kosong) dalam Perjanjian Baru.
Mengapa kita harus membicarakan hal ini dengan pokok pembicaraan
"nothing" (kosong)? Karena tema kamp kita diambil dari Filipi 1:21
"karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan", dan
kita harus memahami kalimat "mati adalah keuntungan" jika kita ingin
memahami apa artinya "hidup adalah Kristus". Kedua kalimat ini sama
seperti dua sisi dari koin yang sama. Jika "mati adalah keuntungan"
tidak berarti apa-apa buat anda, sudah pasti tema dari kamp ini "hidup
adalah Kristus" juga akan tidak berarti apa-apa buat anda.
Mati Adalah Keuntungan
"Mati adalah keuntungan" - apakah ini berarti apa-apa kepada anda
sekarang? Bagaimana mungkin "mati" adalah keuntungan? Ketika anda
mati, anda kehilangan segala-galanya. Sejak kapan kematian berarti
keuntungan bagi seseorang? Mati secara harfiah berarti menjadi
"nothing" (kosong). Jika anda tidak ada lagi, anda telah menjadi
"nothing" (kosong). Anda telah menjadi nol. Jika anda adalah seorang
pimpinan sebuah perusahaan, ketika anda mati, apakah anda masih
pimpinan bagi perusahaan tersebut? Tentu saja tidak. Tempat anda di
perusahaan itu tidak ada lagi. Anda sudah selesai. Jika anda
dijadualkan untuk mengambil ujian dan anda mati, apakah itu berarti
anda lulus ujian itu? Tentu saja tidak! Anda tidak perlu menjadi
seorang jenius untuk memahami hal ini. Jika anda mati, anda tidak
dapat menghadiri ujian itu, makanya anda tidak lulus. Jika anda akan
berkawin dan anda mati, perkawinan itu dibatalkan. Semuanya
dibatalkan. Jika anda hampir mewarisi kekayaan yang besar dan anda
mati, anda tidak akan mendapat satu senpun. Nama anda akan
dihapuskan dari surat wasiat. Anda tidak ada lagi.
297 | C A H A Y A I N J I L
Mati adalah keuntungan? Sedang berbicara tentang apa kita ini? Mati
adalah menjadi "nothing" (kosong). Sejauh berkenaan dengan dunia,
anda telah habis. Hilang. Kematian menghapus bersih papan tulis
sejauh ada hubungannya dengan anda. Nama anda mungkin pernah
ada disitu, mungkin sebagai direktur atau eksekutif, atau apa saja,
ketika anda mati, nama anda dikeluarkan. Jika anda akan mewarisi
sesuatu, nama anda akan dikeluarkan dari daftar wasiat. Mati adalah
menjadi "nothing" (kosong). Bagaimana mungkin kematian menjadi
keuntungan?
Hal ini sungguh merupakan satu pertentangan (paradoks). Kalau kita
tidak mengerti pertentangan (paradoks) ini, bagaimana kita dapat
mengerti "hidup adalah Kristus? Dalam ayat ini, kita menemukan dua
bagian dalam kalimat yang sama: "hidup adalah Kristus" dan "mati
adalah keuntungan". Kalau satu bagian tidak benar, maka bagian yang
lain juga tidak benar. Ini merupakan logika dasar. Kalau bagian "mati
adalah keuntungan" tidak benar, maka bagian "hidup adalah Kristus"
juga tidak benar.
Nol
Mari kita melihat arti secara alkitabiah tentang menjadi "nothing"
(kosong). Anda semua pasti pernah melihat angka nol. Bayangkan
sebuah lingkaran di sini dan saya akan bertanya kepada anda: Sebuah
lingkaran melambangkan apa? Sebuah lingkaran melambangkan nol.
Tetapi, sebagai sebuah simbol, apakah lingkaran mempunyai arti yang
lain?
Dalam sebuah pernikahan, pasangan yang baru biasanya memberikan
kepada masing-masing pasangan sebuah cincin pernikahan sebagai
jaminan. Sebuah cincin adalah sebuah lingkaran. Apa artinya ini?
Apakah itu berarti bahwa sebagai janji dalam pernikahan untuk tidak
memberikan apa-apa kepada pasangan yang lain? Sumpahnya
seharusnya berbunyi: Dengan ini saya memberikan kepadamu sebuah
cincin yang melambangkan dalam pernikahan ini bahwa saya tidak
memberikan apa-apa kepada anda. Nah, ini merupakan ide yang baru!
Anda membuat angka nol itu dari emas yang menyaksikan bahwa anda
tidak memberikan apa-apa kepada masing-masing pasangan. Anda
berjanji untuk tidak memberikan apa-apa. Itukah arti dari cincin itu?
Mungkin dalam kehidupan nyata itulah yang terjadi, bahwa anda tidak
298 | C A H A Y A I N J I L
memberikan apa-apa kepada masing-masing pasangan kecuali sakit
kepala.
Apakah yang ditandakan oleh cincin pernikahan itu? Itu merupakan
lambang kesempurnaan. Sebuah lingkaran menjadi lambang kasih
yang sempurna. Sebuah lingkaran, yang tidak memiliki awal dan akhir,
melambangkan kesempurnaan, bahwa dengan komitmen yang total,
anda tidak mempertahankan apa-apa dari pasangan anda.
Karena itu kita mempunyai arti ganda yang luar biasa: lingkaran yang
melambangkan "nothing" (kosong), dan di lain pihak, juga
melambangkan kesempurnaan. Tidakkah ini menakjubkan? Hal ini
menyimpulkan ajaran Alkitab tentang pokok ini dengan sempurna.
Tujuh poin tentang "nothingness" (kekosongan) yang juga berarti
"perfection" (kesempurnaan)
Saya akan membawa anda untuk mempelajari ajaran Perjanjian Baru
tentang tujuh "nothingness" yang melambangkan kesempurnaan.
1. "I Am Nothing" - Aku Tidak Berarti Apa-Apa
Kita menemukan pernyataan ini "I am nothing" atau "Aku tidak berarti
sedikitpun" di 2 Korintus 12:11, "Sungguh aku telah menjadi bodoh;
tetapi kamu yang memaksa aku. Sebenarnya aku harus kamu puji.
Karena meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam segala
hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu." Disini,
"nothing" muncul dua kali (di dalam teks Yunani). Disini kita
menemukan pernyataan yang penting ini - "Aku tidak berarti
sedikitpun".
Juga di Galatia 6:3, rasul Paulus berkata: "Sebab kalau seorang
menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia
menipu dirinya sendiri." Ini adalah orang yang tidak mengerti bahwa
dia tidak berarti apa-apa ketika dia berpikir dia adalah sesuatu.
Lagi di 1 Korintus 13:2, "........tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
aku sama sekali tidak berguna." Sisi sebaliknya dari pernyataan ini
berarti bahwa hanya kasih yang menjadikan kita sesuatu dalam
pandangan Allah. Anda tidak menjadi sesuatu dalam pandangan Allah
karena anda dapat berbicara dengan bahasa lidah, atau anda dapat
bernubuat, atau anda mengetahui segala sesuatu tentang rahasia-
299 | C A H A Y A I N J I L
rahasia rohani. Tidak satupun dari hal-hal ini yang akan menjadikan
anda sesuatu dalam pandangan Allah. Satu-satunya hal yang
diperhitungkan sebagai berarti dalam pandangan Allah adalah kasih.
Kalau anda dikuasai oleh kasih Allah, dengan demikian anda menjadi
sesuatu. Apabila hal itu tidak menjadi bagian dalam hidup anda, di
pandangan Allah anda tidak berarti apa-apa.
Ingatlah hal ini apabila kita berbicara tentang Filipi 1:21. Terdapat dua
cara untuk memahami dua tipe "nothingness" dalam Perjanjian Baru.
Ada "nothing" dalam arti positif, dan ada juga "nothing" dalam arti
negatif. Itu berarti, ada arti yang baik dan arti yang jelek tentang
"nothingness".
Contoh dari arti yang baik adalah ketika Paulus berkata bahwa dia
menyadari bahwa dia tidak berarti apa-apa. Tanpa kesadaran itu,
secara rohani anda tidak akan menjadi apa-apa. Dengan kata lain,
anda hanya dapat menjadi sesuatu dalam pandangan Allah ketika anda
siap untuk menjadi tidak berarti. Bagaimana dapat mengerti hal ini?
Hal ini merupakan prinsip pembalikan atau prinsip dwipolaritas. Saya
tidak akan membahas hal ini sekarang.
"Nothingness" (Kekosongan) Dan Keselamatan Kita
Sebelum saya melanjutkan, saya perlu menerangkan apa hubungannya
semua ini dengan keselamatan. Banyak dari anda telah dibesarkan
dalam bentuk kekristenan yang mengatakan bahwa anda diselamatkan
melalui percaya kepada Yesus, tanpa dijelaskan lebih lanjut tentang
apa artinya percaya kepada Yesus. Apabila seseorang bertanya kepada
anda: "Apakah Yesus mati untuk anda?" Anda berkata, "Ya". "Apakah
anda percaya Yesus mengasihi anda?" "Ya, tentu saja. Jika Ia mati
untukku, pasti Ia mengasihiku." "Jadi anda percaya Yesus, benar?"
"Ya." "Anda telah diselamatkan, haleluya." Nah, itu cepat sekali. Hanya
membutuhkan beberapa detik untuk menerima keselamatan.
Sekarang, ketika sampai pada persoalan tentang pemuridan, kita
berhadapan dengan suatu masalah yang lebih besar. Apakah
pengajaran yang standar di gereja masa kini? Dimanakah pemuridan
dapat disesuaikan dalam hal ini? Mengapakah Alkitab berkata bahwa
anda harus menjadi seorang murid sebelum anda diselamatkan?
"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat
menjadi murid-Ku." Dapatkah anda diselamatkan tanpa menjadi murid?
300 | C A H A Y A I N J I L
Jika jawabannya adalah "tidak", kalau begitu apa yang terjadi kepada
pernyataan sebelumnya yang mengatakan bahwa anda diselamatkan
melalui percaya kepada Yesus? Apabila jawabannya adalah "ya", maka
apa yang harus kita lakukan dengan tuntutan Yesus yang mutlak untuk
menjadi murid-muridNya? Untuk diselamatkan, anda harus menjadi
murid dan memikul salib anda untuk mengikuti Dia. Memikul salib
artinya berada di jalan menuju penyaliban. Disalibkan berarti mati, dan
itu berarti menjadi "nothing" (tidak berarti) bagi dunia (Galatia 6:14).
Tetapi kehilangan nyawa dengan jalan ini adalah menemukannya
(Matius 10:39, Markus 8:35, Lukas 9:24) dan menemukannya adalah
sungguh-sungguh memperolehnya. Oleh karena itu, kematian adalah
keuntungan.
Persoalan disini adalah Paulus berkata bahwa dia tidak berarti apa-apa.
Mengapa? Supaya Yesus menjadi segalanya. Apakah artinya "Bagiku
hidup adalah Kristus"? Artinya adalah aku tidak berarti apa-apa dan
Kristus adalah segala-galanya. Buat saya, "hidup" tidak berarti apa-apa
kecuali itu berarti Kristus. Apakah itu yang diartikan? Dapatkah anda
menyatakan kepada saya arti lain dari ini? Dalam menafsirkan firman
Tuhan dengan prosedur eksegese yang teliti, kalimat "hidup adalah
Kristus" tidak berarti apa-apa kecuali kalau artinya Kristus menjadi
segala-galanya bagi saya, sehingga bagi saya hidup adalah Kristus dan
saya tidak berarti apa-apa.
Apakah Ajaran Ini Sangat Tidak Masuk Akal?
Anda mungkin berkata, "Wow! Ini pelajaran yang mengerikan.
Bagaimana kalau sedikit Dia dan sedikit aku? Ayo, ini lebih masuk akal.
Apakah itu berarti ketika aku menjadi orang Kristen, aku hilang?"
Jawabannya, temanku, adalah ya. Masihkah anda ingin dibaptis?
Pikirkan hal ini hati-hati. Kalau ada yang salah dengan eksegese saya,
tolong tunjukkan pada saya.
"Hidup adalah Kristus" berarti bahwa Kristus adalah segalanya dalam
hidup saya. Hidup adalah Kristus. Tidak ada yang lain adalah hidup.
"Bagi saya hidup" berarti, sama dengan "Kristus". Kalau kita berkata
hidup adalah Kristus, kita artikan hidup sama dengan Kristus dan
Kristus sama dengan hidup. Mundur dan maju berada dibawah tanda
persamaan . Hal ini merupakan persamaan logika yang sederhana. Itu
berarti bahwa saya tidak berarti apa-apa jikalau hidup sama dengan
301 | C A H A Y A I N J I L
Kristus. Apakah anda mengerti maksud saya? Apakah sulit untuk
dimengerti?
Apa yang dikatakan oleh Paulus disini? Tidakkah Filipi 1:21 berlaku
untuk semua orang Kristen, untuk anda dan untuk saya? Mungkin di
benak kita, moga-moga tidak. Tetapi jika dia sungguh mengatakannya,
maka kita ada dalam kesulitan karena kita tidak tahu bagaimana
menghidupi ayat ini. Kalau ayat ini tidak berlaku untuk anda dan saya,
mengapa ayat itu ada di Perjanjian Baru? Mengapa tidak dicoret saja?
Mungkin hal ini untuk orang Kristen yang super. Saya hanya ingin
menjadi seorang murid biasa dan saya sudah selangkah lebih maju dari
kebanyakan orang Kristen. Jangan meminta lebih banyak dari saya.
Dalam pemuridan, saya dapat memiliki definisi saya sendiri. Saya
dapat menentukan "bagi aku hidup adalah" sedikit saya dan sedikit
Kristus. Dengan rumus ini, saya bisa tenang. Mungkin 70% saya dan
30% Kristus. Kalau tidak cukup, kita dapat mengubahnya menjadi 50%
saya dan 50% Kristus.
Secara tepat bagaimana hal ini dapat dipadankan kedalam kehidupan
kekristenan? Paulus adalah seorang Kristen yang radikal. Bahkan dia
adalah orang yang sangat ekstrim. "Aku tidak berarti apa-apa dan
Kristus adalah segalanya". Bagi kita, hal ini tidak praktis dalam
kehidupan kekristenan setiap hari, bukan? Lebih praktislah. Dapatkah
kita menentukan 50-50? Bagaimana anda dapat menyesuaikan hal ini
dengan pernyataan yang lain: "percayalah kepada Tuhan Yesus, maka
kamu akan diselamatkan, kamu dan seisi rumahmu" (Kisah Para Rasul
16:31)? Apakah kedua kalimat ini saling ekslusif atau kita harus
menerangkan satu dengan yang lain? Jika demikian, yang mana
menerangkan yang mana?
Anda berkata hal ini menjadi makin membingungkan. Saya sedang
mencoba untuk menjelaskan dengan sesederhana mungkin. Apakah
yang saya maksudkan dengan satu menerangkan yang lain?
Pertanyaan saya ialah: dapatkah kita mengunakan kalimat dalam Kisah
Para Rasul 16:31 untuk menerangkan Filipi 1:21, atau sebaliknya? Jika
kita menggunakan Filipi 1:21 untuk menerangkan Kisah 16:31, maka
"percaya kepada Tuhan Yesus" mempunyai arti "hidup adalah Kristus".
Anda tidak dapat berkata "aku percaya Tuhan Yesus" kecuali anda
dapat juga berkata "bagiku hidup adalah Kristus". Definisi dari
302 | C A H A Y A I N J I L
"percaya" berarti "hidup adalah Kristus". Itulah yang saya maksudkan
dengan mengambil ayat ini untuk menerangkan yang lain.
Bagaimana kalau sebaliknya? Dapatkah kita menemukan hasil yang
lebih menyenangkan? Sayang sekali jawabannya adalah tidak. Anda
mencoba menggunakan kalimat yang satu lagi untuk menerangkan
yang satu ini. Mari kita lihat kalau ada cara untuk meringankan
pernyataan "hidup adalah Kristus". Bagaimana kita melakukannya?
Perhatikan baik-baik kalau ada cara lain untuk meringankan sampai
"kepercayaan yang biasa". Anda bisa memakai cara yang mana saja,
kalau anda menghubungkan kedua ayat tersebut bersama-sama,
hasilnya selalu sama. Kita harus memilih arti yang lebih tinggi. Yang
lebih tinggi tidak boleh diturunkan kepada yang lebih rendah. Sangat
penting untuk kita menangkap prinsip ini, karena kita berbicara tentang
hal yang bersangkutan dengan keselamatan kita.
Apakah Definisi Kita Tentang "Percaya" Cukup Memadai?
Kalau anda berpikir bahwa untuk diselamatkan adalah semata-mata
percaya bahwa Yesus mati untuk anda dan ternyata definisi itu tidak
memadai, maka keselamatan anda akan hilang. Anda sedang
mendasari harapan anda untuk keselamatan dengan dasar yang salah.
Anda telah mengizinkan dasar itu dipalsukan untuk disesuaikan dengan
definisi anda dan anda sedang menipu diri sendiri.
Seperti yang rasul Paulus katakan, kalau anda berpikir bahwa anda itu
sesuatu, yakni anda berpikir anda telah diselamatkan tetapi sebenarnya
tidak, maka sesungguhnya anda harus dikasihani. Berapa banyak orang
pada masa kini yang berpikir bahwa mereka telah diselamatkan namun
pada kenyataannya tidak? Anda dapat mengetahuinya dari kehidupan
mereka bahwa mereka belum diselamatkan. Anda tahu dari percakapan
mereka bahwa mereka belum. Anda tahu dari cara mereka melakukan
segala sesuatu. Meskipun demikian untuk beberapa alasan yang
misterius, mereka berpikir bahwa mereka selamat Mereka berpikir
bahwa mereka adalah sesuatu, yaitu menjadi milik Kristus, meskipun
mereka bukan milikNya. Pada hari terakhir, seperti disebutkan di
Matius 7:21, "Aku akan menyuruh mereka enyahlah daripadaKu, Aku
tidak mengenal kamu." "Selama ini aku sudah memanggil Engkau
Tuhan, Engkau kenal aku." "Tidak, Aku tidak mengenalmu." Mereka
berpikir mereka adalah sesuatu.
303 | C A H A Y A I N J I L
Mari kita memikirkan tentang hal ini dengan lebih berhati-hati lagi.
Bagaimana kalau definisi kita tentang keselamatan salah? Kita
mendengar pengajaran ini terus menerus di dalam gereja bahwa
keselamatan adalah semata-mata "percaya dan diselamatkan",
sedangkan definisi "percaya" tidak ditetapkan oleh Perjanjian Baru,
tidak oleh Filipi 1:21, tetapi oleh mereka sendiri semata-mata sebagai
suatu kepercayaan bahwa Yesus mati untuk anda. Tidakkah hal ini
kedengarannya biasa bagi anda? Bagaimana kalau definisi ini benar-
benar tidak selaras dan bahkan salah, saya bertanya kepada anda lagi?
Keselamatan anda tergantung pada hal ini. Anda jawablah pertanyaan
itu sendiri. Bukan saya yang harus memberitahu anda bagaimana
menjawabnya. Saya hanya meminta anda untuk melihat pada Alkitab.
Hanya Ada Satu Macam Orang Kristen Di Dalam Alkitab
Apakah anda yakin dengan jawaban bahwa ada dua level kekristenan?
Yang satu adalah orang Kristen kelas rendah yang biasa, orang Kristen
yang berkeliling dengan kelas Ekonomi. Anda tetap dapat sampai ke
tempat tujuan tetapi anda duduk di kelas Ekonomi. Sedikit tidak
nyaman tetapi pada akhirnya anda akan tetap sampai disana. Orang
percaya yang biasa-biasa berada dalam kelas Ekonomi ini. Yang satu
lagi adalah orang Kristen yang memilih untuk dimuridkan dan memilih
kursi empuk. Apakah hal ini menyelesaikan masalah kita? Tentu saja
tidak. Tidak ada dua kelas orang Kristen yang berbeda di dalam
Alkitab. Saya tidak pernah menemukannya. Jika anda menemukan dua
kelas orang Kristen yang berbeda, tolong tunjukkan kepada saya
dimana. Saya pasti kehilangan sesuatu dari Alkitab. Ada orang-orang
Kristen yang lemah dan yang duniawi, tetapi mereka tidak pernah
dibenarkan: mereka dimarahi.
Sebagaimana telah saya tunjukkan, Paulus selalu menggambarkan
orang percaya yang benar sebagai orang kudus. Dia tidak mengenal
orang Kristen kelas dua. Saya kuatir bahwa kita mereka-reka sendiri
orang Kristen yang semacam itu. Jika anda menanyakan kepada
gereja, mereka akan berkata bahwa terdapat orang Kristen yang kelas
lebih tinggi. Tetapi izinkan saya bertanya kepada anda pertanyaan
yang semula: "Jika saya dapat sampai ke Beijing dari Hong Kong
dengan memakai kelas Ekonomi, mengapa saya harus merepotkan diri
dengan kelas yang lebih tinggi? Apakah karena lebih nyaman?" Jika
analogi (kiasan) itu digunakan, hal ini memang tidak masuk akal
menurut Perjanjian Baru, karena setiap orang tahu bahwa Perjanjian
304 | C A H A Y A I N J I L
Baru menunjukkan bahwa orang-orang Kristen "kelas pemuridan"
memikul kehidupan yang lebih keras. Tentu saja hanya orang Kristen
macam itulah yang dikenal dalam Perjanjian Baru. Kalau kita memutar-
balikkan analogi (kiasan) itu dan berkata bahwa anda dapat sampai di
Beijing dengan dua kelas, satu adalah kelas Ekonomi (pemuridan), dan
yang lain adalah kelas mewah (orang percaya yang mudah), kalau
demikian siapa yang ingin pergi dengan kelas Ekonomi dan membayar
lebih? Anda pasti gila jika anda memilih kelas ini.
2. "I Have Nothing" - Aku Tidak Punya Apa-Apa
Murid yang sejati tidak mempunyai apa-apa. Murid yang palsu memiliki
segala sesuatu yang dia inginkan. Mari kita melihat pada 2 Korintus
6;10, "sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita;
sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai
orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu." Hal ini
merupakan satu paradoks dengan kebenaran dwikutub yang penting.
Jika anda memiliki segala sesuatu secara rohani, maka anda dapat
berkata bahwa anda benar-benar kaya. Tetapi anda tidak memiliki
segala sesuatu kecuali anda juga tidak memiliki apa-apa. Mengertikah
anda hal itu? Paulus berkata secara harfiah dia miskin dan meskipun
demikian dia selalu membuat orang lain kaya. Bagaimana anda dapat
menjadi miskin namun memperkaya banyak orang? Itu adalah
kekayaan rohani yang anda berikan. Orang yang kaya adalah sangat-
sangat miskin secara rohani. Mereka tidak memiliki apa-apa untuk
diberikan. Tetapi, bagi murid yang benar, apakah yang telah dia
lakukan? Dia melihat dirinya sendiri tidak memiliki apa-apa. Dia
semata-mata seorang pengurus kepada semua yang ada padanya. Dia
tidak melihat dirinya sendiri memiliki apa-apa. Seperti murid-murid
dalam Kisah Para Rasul, mereka tidak menganggap milik mereka
sendiri sebagai milik mereka. Mereka hanyalah pengurus dari apa yang
mereka punya. Hanya orang-orang yang memiliki mental seperti ini
adalah murid-murid yang sejati. Orang-orang seperti itulah yang kaya
secara rohani.
Kita melihat dalam Alkitab sisi negatif dan positif dari tidak memiliki
apa-apa. Ada sisi negative di Wahyu 3:17 yang mana sangat cocok
sebagai gambaran kondisi rohani zaman ini. "Karena engkau berkata
"Aku kaya dan telah memperkaya diriku, dan tidak kekurangan apa-
apa", dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat dan
malang, buta dan telanjang." Mereka menyangka mereka tidak
305 | C A H A Y A I N J I L
membutuhkan apa-apa. Pada kenyataannya, mereka tidak memiliki
apa-apa. Itu merupakan satu situasi yang tragis. Banyak orang Kristen
yang tidak memiliki apa-apa secara rohani. Ada juga orang Kristen
yang memiliki segala sesuatu. Hanya membutuhkan beberapa menit
saja untuk menemukan orang Kristen macam apakah yang sedang
berbicara dengan anda. Anda berbicara kepada satu macam orang
Kristen dan anda melihat kekayaan dalam hidup mereka, dinamika
kehidupan mereka. Anda tahu kehidupan mereka penuh. Mereka
mungkin tidak memiliki banyak uang dalam dompet mereka. Bukan
karena mereka tidak dapat memilikinya. Tetapi karena mereka telah
berpaling dari hal-hal itu. Bukan karena mereka tidak bisa memilikinya
tetapi mereka melihat diri mereka hanya sebagai pengurus kepada apa
saja yang mereka miliki. Semuanya itu ada pada pengendalian Tuhan.
Apabila Tuhan berkata untuk menggunakannya untuk tujuan tertentu,
dengan senang hati diberikan. Dan meskipun mereka tidak memiliki
apa-apa, mereka memiliki kekayaan-kekayaan rohani yang membuat
orang lain kaya.
Apakah kehidupan anda memperkaya siapa saja ataukah membuat
orang lain miskin? Apabila anda tinggal satu rumah dengan orang lain,
apakah kehadiran anda membuat orang lain miskin, membuat orang-
orang lain capek, mengambil sukacita dari orang lain, menjengkelkan
mereka, dan melelahkan orang lain, atau kehadiran anda di dalam
rumah tangga itu memperkaya orang lain? Anda tahu bagaimana
menjawab pertanyaan itu. Dari itu, anda tahu apakah tema kamp ini
mempunyai arti bagi anda atau tidak. Bagi seseorang yang hidup
dengan sedemikian sehingga Kristus menjadi hidupnya, orang itu
selalu akan memperkaya orang lain. Setelah bersama dengan orang
seperti itu, anda pergi dengan perasaan yang diperkaya. Anda
merasakan sudah menerima banyak. Tetapi ada orang lain yang kalau
anda bersama dengan mereka sebentar saja, anda merasa capek
sekali. Mereka mengeringkan anda. Seringkali saya melihat bahwa
pemimpin-pemimpin gereja terlalu capek dan lelah. Pasti ada banyak
orang-orang miskin secara rohani di dalam gereja yang sudah
mengeringkan mereka itu. Dimanakah orang-orang yang baginya
"hidup adalah Kristus?" Anda tahu sendiri. Apakah anda macam orang
yang memperkaya orang-orang lain atau anda membuat mereka
kecapekan?
306 | C A H A Y A I N J I L
3. "I Do Nothing" - Aku Tidak Berbuat Apa-Apa
Ya, aku tidak berbuat apa-apa. Apakah artinya ini? Untuk mengerti hal
itu, kita dapat membuka dalam Yohanes 8:28, "Maka kata
Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu
tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari
diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana
diajarkan Bapa kepada-Ku." Aku tidak berbuat apa-apa, tentu saja
tidak dari diriku sendiri. Itu sangatlah penting. Itu merupakan prinsip
dasar yang mengendalikan seseorang yang hidupnya adalah Kristus.
Jadi siapakah yang memegang peranan penting dalam mengendalikan
hidup kita? Siapakah yang menjadi peran utama yang mengendalikan
kehidupan Yesus? Bapa, "Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku
sendiri." Dorongan yang mengontrol hidup kita adalah Kristus. Itulah
yang dimaksudkan. "Bagiku hidup adalah Kristus" berarti Kristuslah
yang mengarahkan seluruh segi hidup anda sampai ke hal-hal yang
terkecil. Itu tidak berarti anda menjadi robot. Anda tidak dapat menjadi
robot karena anda dengan sadar, menurut pilihan anda sendiri,
meminta Dia mengarahkan anda. Dengan kata lain, mencari pimpinan
merupakan suatu tindakan menurut kehendak anda sendiri. Tidak
pernah secara otomatis. Apakah anda melakukannya? Apakah anda
bertanya kepada Tuhan apa yang harus anda lakukan, atau apakah
anda semata-mata melakukan apa yang anda inginkan dan membuat
keputusan-keputusan anda sendiri?
Menjadi orang Kristen pada tingkatan ini dalam Perjanjian Baru
merupakan kekristenan dasar. Yaitu menjalani suatu kehidupan yang
diarahkan oleh Tuhan sendiri. Itulah yang memerdekakan anda. Itu
merupakan sumber kuasa anda. Dia adalah hidup anda karena Dia
mengarahkan cara berpikir anda, cara anda melakukan sesuatu, dan
apa yang harus anda lakukan. Dapatkah anda berkata dengan jujur
bahwa: Aku tidak berbuat apa-apa dari diriku sendiri?
Mungkin anda berkata bahwa "aku tidak melakukan apa-apa dengan
betul". Di dalam rumah tangga, anda menyinggung perasaan setiap
orang, dan anda membuat malu setiap orang dalam rumah itu.
Memang anda tidak dapat melakukan sesuatu pun dengan betul. Ada
orang Kristen yang tidak melakukan apa-apa sama sekali karena, jika
mereka melakukan sesuatu, mereka melakukan hal-hal yang salah.
Mereka benar-benar membuat orang lain gusar karena mereka tetap
307 | C A H A Y A I N J I L
melakukan hal yang salah. Anda mau berkata, "Tolonglah, aku
memohon agar kamu jangan melakukan apa-apa. Dengan cara ini,
paling sedikit, kamu tidak akan menjengkelkan orang lain. Kamu tidak
akan menghanguskan nasi, atau merusakkan perabotan. Kamu tidak
akan menjatuhkan piring. Tolong jangan melakukan apa-apa. Paling
sedikit dengan cara ini, anda tidak berbuat dosa." Setidak-tidaknya,
pada tingkatan ini, kita dapat belajar untuk tidak berbuat apa-apa.
Tentu saja menjadi seorang murid berarti lebih daripada tidak
melakukan apa-apa dalam pengertian itu. Saya secara pribadi akan
sangat puas jika beberapa orang Kristen tertentu mau untuk tidak
melakukan apa-apa. Jauh lebih damai jika mereka tidak berbuat apa-
apa. Setiap kali mereka membuka mulut mereka, mereka menyatakan
hal yang salah. Sangat luarbiasa. Mungkin kita sendiri telah melakukan
hal yang sama. Bayangkan betapa damainya dalam suatu pernikahan
jika kedua pihak mau menutup mulut. Setidak-tidaknya anda tidak
dapat bertengkar jika anda berdua tutup mulut. Setiap kali mereka
membuka mulut, mereka bertengkar. Kadang-kadang merupakan
berkat untuk menjadi bisu. Anda tidak mendengar dua orang bisu
bertengkar. Betapa indahnya.
Coba bayangkan kehidupan orang Kristen yang hidup diatas prinsip
tidak melakukan apa-apa dari dirinya sendiri. Tuhan mau kita
mengambil satu langkah ke depan dan disitulah masalah kita dimulai.
"Aku tidak melakukan apa-apa kecuali apa yang dikatakan Bapa untuk
Aku lakukan." Itu tingkat yang terlalu tinggi, bukan? Namun itulah
kehidupan kekristenan yang dasar. Itulah yang dimaksudkan dengan
percaya kepada Yesus, mempercayai bahwa Dia dapat mengarahkan
anda. Untuk mengatakan bahwa saya percaya Yesus yang telah mati
untuk saya adalah sama dengan berkata bahwa saya percaya suatu
kejadian yang terjadi pada 2000 tahun yang lalu. Apakah Dia masih
melakukan sesuatu hari ini? Ya, Dia masih. Dia mengarahkan hidup
saya setiap saat dari setiap hari. Beranikah anda menyatakan hal itu?
Mari saya katakan pada anda bahwa Yesus anda benar-benar hidup.
Beberapa orang percaya pada Yesus yang mati yang telah meninggal
2000 tahun yang lalu. Ia seharusnya telah bangkit dan naik ke surga
namun sejak itu tidak melakukan apa-apa.
Kalau kita tidak melakukan apa-apa dari diri sendiri, maka Dialah yang
melakukan segala sesuatu. Kalau Dia melakukan segala sesuatu, maka
308 | C A H A Y A I N J I L
Dia adalah hidup saya. Itulah yang dimaksud dalam Filipi 1:21. Saya
berharap setelah khotbah ini, tidak ada yang akan berkata saya belum
menjelaskan ayat ini dengan rinci. Jika anda tidak dapat
menghidupinya, jangan salahkan saya.
"Aku tidak melakukan apa-apa". Dalam Yohanes 5:30, Yesus berkata,
"Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri." Itu lagi. Itu
tidak berarti bahwa Dia tidak mampu melakukannya. Dia telah memilih
untuk tidak melakukannya. "Tidak dapat berbuat apa-apa" itu adalah
atas kehendak-Nya, atas pilihan-Nya sendiri. "Aku tidak dapat berbuat
apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang
Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti
kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku."
"Tidak dapat berbuat apa-apa" disini justru diartikan sebagai tidak
melakukan apa-apa menurut kehendak pribadi kita. Sangat jelas sekali,
kehendak Bapalah yang Dia lakukan. Jadi kita terus memakai cara ini di
dalam Yohanes 5:19, "Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa
mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang
dikerjakan Anak." Apa yang dikerjakan Bapa, Anak juga
mengerjakannya. Itulah yang dimaksudkan dengan "Hidup adalah
Allah." Tuhan adalah hidup saya dan Dia mendefinisikan hidup saya.
Saya tidak mau melakukan apa-apa selain dari kehendak-Nya.
Dapatkah anda menyatakannya dengan jujur? Seperti itukah kehidupan
Kristen yang anda hidupi, atau apakah anda berharap untuk
diselamatkan oleh semacam pengakuan yang dangkal tentang
kepercayaan bahwa Yesus mati untuk anda? Kekristenan semacam ini
tidak ada dalam Perjanjian Baru.
Apakah ini terlalu radikal untuk anda? Jika Yesus adalah hidup saya,
maka itulah caranya saya harus hidup. Kalau tidak demikian, Yesus
bukan hidup saya. Dan kalau Dia bukan hidup saya, maka beritahukan
pada saya bagaimana saya dapat diselamatkan! Kita sedang berbicara
tentang kehidupan. Hidup adalah keselamatan dan keselamatan adalah
hidup. Hanya ini satu-satunya macam keselamatan, satu-satunya
macam kehidupan, yang dapat saya lihat dalam Perjanjian Baru.
4. "I Know Nothing" - Aku Tidak Mengetahui Apa-Apa
"Aku tidak mengetahui apa-apa!" - kita bergerak dari satu
309 | C A H A Y A I N J I L
"nothingness" ke satu "nothingness" yang lain! Kehidupan Kristen
adalah tidak mengetahui apa-apa. Sungguh indah, bukan? 1 Korintus
2:2 adalah prinsip yang menuntun kehidupan rasul Paulus, rahasia
bagaimana dia hidup. Apa yang ia tahu? Izinkan ia menjawab
pertanyaan itu sendiri dari 2 Korintus 2:2, "Sebab aku telah
memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain
Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. (1 Korintus 2:2).
Paulus selanjutnya mengatakan bahwa dia telah mempelajari filsafat
dunia ini. Paulus adalah orang yang terpelajar, begitu terpelajar
sehingga ketika dia diadili, hakim itu berkata kepadanya: "Engkau gila,
Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila. Engkau
mengetahui terlalu banyak. Engkau terlalu banyak belajar dan
kepandaianmu sudah membuat engkau gila!" (Kisah Para Rasul 26:24).
Paulus berkata bahwa ia tidak gila (ayat 25). Ia tahu dengan jelas apa
yang dia bicarakan. Mengapa mereka mengira dia gila? Lihatlah ini.
Baginya, sejak ia datang kepada Tuhan, satu-satunya hal yang berarti
baginya adalah Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Bagian yang
menyangkut "Yesus Kristus" kita masih dapat mengerti, tetapi "Dia
yang disalibkan", seorang yang mati? Apakah ini? Mungkin ia benar-
benar sudah gila. Paulus selanjutnya berkata bahwa Kristus yang
disalibkan itu adalah kuasa Allah yang menyelamatkan! Apa? Kristus
yang disalibkan? Apa yang sedang ia bicarakan?
Saya tidak akan menjabarkan hal itu sekarang. Cukuplah dengan
menyatakan bahwa orang yang hidup menurut prinsip "hidup adalah
Kristus" juga memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa. Hal itu
tidak berarti bahwa anda akan meninggalkan pengetahuan sekular
anda, seperti halnya jika anda dilatih dalam bidang computer, anda
tidak akan dengan tiba-tiba tidak mengerti computer sama sekali.
Maksudnya adalah pengetahuan semacam itu tidak lagi menentukan
cara hidup anda. Sebelumnya itu merupakan segalanya. Anda bangga
karena kepandaian dan pengetahuan anda. Anda menganggap diri
anda itu sesuatu. Sekarang prinsip yang menuntun kehidupan anda
bukan hal-hal itu lagi. Bagi anda, prinsip yang beroperasi dalam hidup
anda (yang menentukan pengetahuan anda dan segala sesuatu yang
lain) adalah Yesus Kristus. Yesus Kristus yang ini tidak dipandang
terutamanya sebagai Raja dari alam semesta ini. Ia memang seorang
Raja tetapi bukan itu yang ditekankan di Perjanjian Baru. Yang
ditekankan ialah Yesus Kristus yang rendah hati dan lemah lembut.
310 | C A H A Y A I N J I L
Itulah yang dimaksudkan dengan "Yesus, yang disalibkan". Bagaimana
rendah diri-Nya dan bagaimana lemah lembut-Nya? Ingat kita sedang
membicarakan Filipi 1:21. Filipi 2 menyatakan bahwa Ia sama dengan
Allah, Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan. Apa
yang telah Ia lakukan? Ia merendahkan diri-Nya untuk turun ke dalam
dunia ini. Ia dilahirkan dalam palungan. Itu bukan yang paling rendah.
Ia turun jauh lebih rendah lagi dari pada itu. Ia mati dengan kematian
sebagai seorang penjahat di atas kayu salib. Begitulah rendahnya Ia
merendahkan diri-Nya. Yesus yang inilah, bukan Raja di atas segala
raja dengan suatu mahkota di atas kepala, yang kita sedang bicarakan.
Yesus sebagai Raja, secara mengherankan, tidak menjadi pusat dari
pengetahuan Paulus. Apa yang menjadi pusat? Yesus yang tidak
memakai mahkota di kepala-Nya kecuali mahkota duri. Dapatkah anda
mengerti hal ini? Hal ini membawa kita masuk kepada hal-hal yang
dalam. Adalah mudah untuk memuliakan Tuhan yang bertakhta di atas
alam semesta ini. Itu bukanlah Tuhan yang dimuliakan Paulus. Ia
memuliakan Allah yang merendahkan diri-Nya sampai menjadi seorang
hamba. Bayangkan apa yang akan terjadi jikalau pikiran seperti ini
menguasai pikiran anda. Anda akan menjadi seorang Kristen dengan
kualitas yang berbeda, bukanlah semacam orang Kristen yang disebut
"power Christian", atau "glory Christian" yang membanggakan Allah
sebagai Raja di atas segala raja (meskipun Ia memang demikian),
tetapi semacam orang Kristen yang membanggakan Allah yang telah
merendahkan diri-Nya lebih rendah dari seorang hamba.
Mentalitas semacam ini menentukan seluruh proses cara berpikir
Paulus. Ini adalah semacam kualitas, semacam kerendahan hati,
semacam keramahan, semacam kelemah-lembutan di dalam kehidupan
seseorang yang tidak dapat dilukiskan. Saya masih mencoba untuk
belajar hal ini.
Setiap hari saya merenungkan salib Kristus. Saya tidak merenungkan
pada Yesus sebagai Raja di atas segala raja karena hal itu mudah
untuk dimengerti. Hal yang membuat saya sulit untuk mengerti adalah
Yesus sebagai seorang yang lebih rendah dari seorang hamba, yang
membasuh kaki murid-murid-Nya, dan mau mati untuk semua murid-
murid-Nya dan untuk kita semua yang telah menjadi murid-murid-Nya,
dan yang untuk selamanya berada di surga dengan bekas paku pada
tangan-Nya, bekas-bekas luka pada kening-Nya, dan luka tikaman
311 | C A H A Y A I N J I L
pada hati-Nya. Yesus seperti inilah yang saya berusaha untuk
mengerti. Sangat lambat sekali untuk saya mengerti namun saya
masih berusaha. Dan Paulus berkata bahwa Yesus seperti inilah yang ia
ingin kenal. Mengenal Dia adalah mengerti seluruh rahasia yang ada,
dan ia tidak ingin mengetahui yang lainnya lagi.
5. "I Fear Nothing" - Aku Tidak Takut Apa-Apa
Poin yang kelima: aku tidak takut apa-apa. "I fear nothing." Sekarang
kekuatan dari manusia rohani mulai muncul. Aku tidak takut apa-apa.
Ini adalah hal yang menarik. Di sini sekali lagi, saya mempunyai begitu
banyak ayat. Terdapat banyak ayat tentang "jangan takut". Filipi 1:28
"dan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu." Seorang yang
memiliki sifat seperti ini adalah orang yang tidak mempunyai rasa
takut. Di masa remaja saya, tahukah anda nama apa yang saya pilih
untuk tim bola saya? Namanya ialah "Dreadnought". Saya sangat
tertarik dengan pengetahuan kemiliteran dan ada sebuah kapal perang
yang sangat terkenal namanya "Dreadnought" (artinya "Tidak Gentar")
yang dikatakan tidak dapat tenggelam. Jadi dalam bahasa Cina tim
kami bernama "Da Wu Wei".
Orang Kristen yang benar tidak takut apa-apa untuk suatu alasan yang
sangat sederhana, karena satu-satunya pribadi yang dia takuti adalah
Allah. Di Lukas 8:24, ketika Tuhan Yesus berada ditengah-tengah badai
dan kapalnya sedang tenggelam, apakah anda melihat sedikit
ketakutan pada diri-Nya? Ia sedang tidur dengan nyenyak, tanpa
ketakutan. Di sini anda melihat kualitas tidak takut apa-apa. John
Wesley begitu terkesan dengan sekelompok orang Kristen yang naik
kapal berlayar ke Amerika Utara. Pada waktu itu, seperti begitu banyak
dari kita, ia masih belum lahir baru, dan ia melihat orang-orang Kristen
ini (yang dikenal sebagai 'pietists' oleh orang-orang Jerman) yang
memiliki keyakinan yang demikian rupa di dalam Yesus Kristus
sehingga mereka tidak memiliki rasa takut. Kepercayaan mereka
menghapuskan rasa takut. Seperti inikah percaya anda kepada Yesus?
Apakah ujian sekolah membuat anda cemas? Atau, kesehatan anda
membuat anda cemas? Atau, pernikahan anda membuat anda cemas?
Segala sesuatu membuat anda cemas. Anda adalah orang Kristen yang
takut dan cemas. Kalau anda hidup seperti itu, anda tidak tahu apa
artinya menjadi orang Kristen. "Hidup adalah Kristus" berarti anda
tidak memiliki rasa takut karena Ia hidup di dalam anda. Tanggung
jawab ada pada-Nya.
312 | C A H A Y A I N J I L
Saya dapat berbicara tentang hal ini dari pengalaman saya sendiri.
Saya hidup hampir tiga tahun di Cina dalam keadaan kemiskinan hina
papa. Saya kehilangan segalanya semenjak kedatangan kaum komunis.
Tidak satu senpun yang tinggal. Setiap hari, saya harus mempercayai
Tuhan untuk memenuhi kebutuhan saya. Saya akan bangun setiap pagi
tanpa mengetahui sama sekali dari mana saya akan mendapat
makanan selanjutnya. Bayangkan hal itu. Saya tidak memiliki uang
sama sekali dan hampir tiga tahun hidup seperti itu.
Jika anda bangun pagi tanpa satu sen dalam saku anda, tanpa makan
siang apalagi makan malam di hadapan anda untuk minggu-minggu
dan bulan-bulan yang akan datang, bagaimanakah kondisi anda?
Dapatkah anda rileks dan penuh dengan damai dan sukacita? Hanya
kalau Kristus adalah hidup anda. Saya akan bangun pagi dan berkata
"Tuhan, inilah anak-Mu. Aku lapar dan tidak ada apa-apa untuk
dimakan dan aku juga tidak memiliki uang untuk membeli makan
siang. Aku tidak takut. Aku tahu bahwa bagaimanapun Engkau akan
mencukupi kebutuhanku hari ini." Pernahkah Ia gagal? Tidak pernah.
Mengapa saya memberitakan Injil dengan keyakinan? Karena saya tahu
bahwa Allah yang memberi makan dua juta orang di padang gurun
dengan manna dari surga, adalah Allah yang sama, yang memberi saya
makan setiap hari dan mengatur supaya saya tidak mati kelaparan.
Begitulah praktisnya Tuhan saya itu. Kalau seseorang bertanya kepada
saya, "Apakah Allah memberi kamu makan ketika kamu lapar?"
Jawaban saya ialah: tentu saja. Apakah mungkin Allah yang
menciptakan surga dan bumi tidak dapat membuat cukup makanan
untuk memberi makan anda? Tidak takut. Saya dapat menjelaskan hal
ini dalam waktu yang panjang tapi waktu saya terlalu cepat berlalu.
6. "I Lack Nothing" - Aku Tidak Kekurangan Apa-Apa
Aku tidak kekurangan apa-apa. Apakah secara jasmani atau rohani,
orang yang hidup di dalam Kristus memiliki segalanya. Tidak memiliki
apa-apa meskipun memiliki segalanya. Ia tidak kekurangan apa-apa. 1
Tesalonika 4:12 "bahwa kamu tidak kekurangan sesuatu apapun."
Hiduplah sedemikian sehingga anda tidak kekurangan suatu apapun.
Tidak kekurangan apa-apa ini bisa saja karena pemeliharan Tuhan
secara langsung, atau apabila situasi mengizinkan, anda juga dapat
bekerja dengan tangan anda sendiri (seperti yang dilakukan oleh rasul
Paulus) dan mencukupi kebutuhan anda sendiri. Perhatikan bahwa
Allah mencukupi kebutuhan saya di China karena tidak ada jalan lain
313 | C A H A Y A I N J I L
bagi saya untuk memperoleh pendapatan. Tetapi di kemudian hari
ketika ada kesempatan bagi saya untuk memperoleh pendapatan saya
sendiri, saya tidak begitu manja dan bergantung kepada Tuhan dan
berkata, "Engkau dapat mencukupi aku dengan makanan, jadi aku
tidak perlu bekerja lagi." Tidak, saya keluar untuk bekerja. Ketika
pertama kali saya menjadi gembala sidang di Liverpool, gereja terlalu
kecil sehingga mereka tidak dapat membantu saya. Saya katakan
kepada mereka bahwa hal itu tidak menjadi masalah buat saya, saya
akan mencari pekerjaan. Maka saya keluar untuk mengajar. Saya
mengajar dari Senin sampai Jumat dan saya bekerja di gereja hari
Sabtu dan Minggu. Sangat tidak Alkitabiah! Saya bekerja tujuh hari
dalam seminggu tanpa satu hari pun untuk beristirahat. Setelah enam
bulan, Allah di dalam kebaikan-Nya membuat gereja itu bertumbuh
dalam jumlah yang cukup besar sehingga mereka mampu memberi
saya jumlah yang sama dengan yang saya terima melalui mengajar.
Apakah Allah mencukupi secara langsung atau melalui pekerjaan kita
sendiri, yang lebih penting, kita tidak kekurangan sesuatu pun di
tingkat rohani. Bagaimana kondisi rohani anda? Apakah anda merasa
ada kekosongan dalam batin anda? Apakah anda merasa bahwa setiap
hari anda kekurangan sesuatu dalam hidup anda tetapi anda tidak tahu
apa kekurangannya? Jawabannya sangat sederhana. Apa yang anda
kurang justru adalah tema Kamp ini. Anda belum menerapkan
kebenaran rohani ini bahwa Kristus adalah hidup anda. Selama Kristus
tidak menjadi hidup anda, percayalah pada saya, anda dapat mencoba
semampu anda untuk memenuhi kekosongan dalam hidup anda, itu
tidak akan berhasil. Anda akan selalu dihantui oleh kekosongan yang
menggangu itu. Tetapi setelah menerima pesan hari ini, jangan pernah
berkata anda tidak mengetahui bagaimana mengisi kekosongan itu.
Saya telah mengatakan kepada anda apa yang Alkitab ajarkan. Tidak
ada cara mudah. Tidak ada cara murah. Tetapi ada cara yang ajaib.
Kristus akan memenuhi hidup anda sampai melimpah dan anda tidak
akan kekurangan apapun sama sekali.
7. "I Withhold Nothing" - Aku Tidak Menahan Apa-Apa
Karena anda tidak kekurangan apa-apa, anda juga seharusnya tidak
menahan apa-apa. Anda memiliki begitu banyak untuk diberikan
sehingga anda tidak perlu menahan suatu apapun. Pernahkah anda
bertemu orang Kristen yang kelihatannya memiliki sumber-sumber
yang tidak ada batasnya? Mereka selalu mempunyai sesuatu untuk
314 | C A H A Y A I N J I L
diberikan. Mereka begitu kaya sehingga mereka tidak harus menahan
apapun. Mereka tidak perlu menjadi kikir.
Kisah Para Rasul 20:20, "dan sekarang aku tidak pernah melalaikan
(atau, menahan) apa yang berguna bagi kamu, baik dimuka umum
maupun dalam perkumpulan perkumpulan di rumah kamu." Pernahkah
anda menahan sesuatu dari Tuhan? Apakah anda mempunyai sesuatu
untuk diberikan kepada Tuhan atau kepada sesama? Apakah kehidupan
anda sebuah kehidupan yang kaya? Apakah kehidupan anda kehidupan
yang berkuasa? Ketika rasul Paulus berkata kepada jemaat di Efesus di
Kisah Para Rasul 20 bahwa dia tidak menahan apa-apa, kualitas apakah
yang ada pada orang ini sehingga Tuhan menggoncangkan dunia
melaluinya? Kehidupan Kekristenan yang bagaimana yang ingin anda
jalani?
Kesimpulan
Sebagai penutup, saya ingin bertanya kepada anda: Kehidupan
Kekristenan yang bagaimana yang ingin anda hidupi? Apakah anda
ingin menjadi yang biasa, Kristen yang rata-rata, yang tidak begitu
baik tapi juga tidak begitu jelek? Atau anda ingin membuat hidup anda
dihitung dalam generasi ini, sebagai seseorang yang melaluinya Tuhan
dapat mengoncang bukan saja Singapura tetapi seluruh dunia? Allah
sedang mencari orang yang seperti ini. Saya kuatir berapa banyak
orang Kristen yang hidup menurut pelajaran yang telah kita dapatkan
di sini: "bagiku hidup adalah Kristus".
Paulus begitu berkelimpahan sehingga ia berkata adalah suatu sukacita
baginya untuk menjadi korban bagi orang lain. Itulah mentalitasnya
saat dia menulis 2 Korintus 12:15, "Aku suka mengorbankan segala
milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu." Di Roma 9:3,
Paulus begitu rela tidak mempertahankan apa-apa, bahkan sampai
pada keselamatannya sendiri. Beberapa orang mungkin mau untuk
memberikan segala sesuatu kepada anda - kecuali keselamatan
mereka. Paulus berkata bahkan keselamatannya sendiri tidak berharga
baginya, jika, melalui kebinasaannya, orang lain dapat diselamatkan.
Roma 9:3 membuat saya meneteskan air mata: di mana Paulus
berkata bahwa jika, melalui kebinasaannya, kaum sebangsanya dapat
diselamatkan, ia dengan senang hati akan menyerahkan
keselamatannya bagi kesejahteraan kekal mereka. Apa sebenarnya
yang sedang dikatakan Paulus? Paulus sedang berkata bahwa ia mau
315 | C A H A Y A I N J I L
pergi ke neraka kalau bangsa Yahudi dapat pergi ke surga. Berapa
banyak dari anda yang berani berkata di sini bahwa anda mau pergi ke
neraka kalau orang-orang di Singapore dapat pergi ke surga? Berapa
banyak dari kita yang berani berkata kami mau ke neraka kalau orang-
orang Indonesia dapat mendengar Injil dan diselamatkan? Dimanakah
Allah dapat menemukan orang seperti ini?
Semuanya itu merupakan bagian dari "hidup adalah Kristus". Ini
bukanlah semacam kekristenan yang super. Itu hanyalah sebagian dari
definisi dari artinya "hidup adalah Kristus".
Ia Bukanlah Allah Orang Mati, Tetapi Allah Orang Hidup
Matius 22:23-33 - Khotbah oleh Pdt. Eric Chang
Mari kita lanjutkan mempelajari firman Tuhan di dalam Matius 22:23-
33. Di sini kita melihat orang-orang Saduki bertanya kepada Tuhan
Yesus sebuah pertanyaan tentang Kebangkitan, dan alasannya adalah
orang-orang Saduki tidak percaya akan hal Kebangkitan. Mereka
adalah sekelompok orang-orang Yahudi yang memiliki kuasa politik
yang sangat penting di Israel, tetapi tidak seperti orang-orang Farisi
yang percaya akan Kebangkitan, orang-orang Saduki kebanyakan
adalah keturunan bangsawan dari masyarakat Yahudi, termasuk juga
pegawai-pegawai pemerintahan mereka. Mereka tidak percaya tentang
hal Kebangkitan.
Orang-orang Saduki Tidak Mempercayai Kebangkitan, Mencobai
Yesus
Orang-orang Saduki memiliki satu keanehan; mereka mendasari iman
mereka pada dasarnya atas kelima buku pertama dari Perjanjian Lama
yang disebut Pentateukh - kelima buku pertama - dari Kejadian sampai
Ulangan. Bagi mereka ini adalah otoritas tertinggi dalam hal iman dan
mereka mempertahankan bahwa di dalam Pentateukh mereka tidak
dapat menemukan ajaran tentang Kebangkitan. Iman orang Saduki
pada dasarnya didasari oleh Pentateukh, bahwa itulah dokumen
otoritas yang tertinggi bagi mereka, karena itu mereka tetap
mempertahankan bahwa apabila mereka tidak dapat menemukan
316 | C A H A Y A I N J I L
pengajaran yang eksplisit tentang Kebangkitan di dalam kelima buku
pertama itu, makanya mereka tidak percaya akan hal itu.
Di sini mereka menyampaikan pertanyaan itu dengan tujuan untuk
memperdayakan: bahwa jikalau Kebangkitan itu benar, maka keadaan-
keadaan yang tidak mungkin akan muncul, seperti situasi yang akan
mereka ceritakan kepada Tuhan Yesus. Mereka berharap bahwa dengan
pertanyaan yang memperdayakan semacam ini, mereka dapat
menjebak Tuhan Yesus dan dapat membawa Dia ke dalam posisi
terjepit, yang mana Dia tidak dapat memberikan sebuah bantahan
perlawanan.
Jadi inilah yang menjadi latar belakang dari pasal ini kalau kita
membacanya dari ayat 23 dari Matius pasal 22.
Mat 22:23-38 Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa
orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan.
Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa mengatakan, bahwa
jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya
harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan
bagi saudaranya itu. Tetapi di antara kami ada tujuh orang
bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan
karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya
itu bagi saudaranya. Demikian juga yang kedua dan yang ketiga
sampai dengan yang ketujuh. Dan akhirnya, sesudah mereka
semua, perempuan itupun mati. Siapakah di antara ketujuh
orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari
kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."
"Ah," mereka berpikir, "ini adalah pertanyaan yang mematikan, yang
satu ini sungguh akan mematikan semua perlawanan." [Kita lanjutkan
membaca:]
Tetapi Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak
mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! Karena pada waktu
kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan
hidup seperti malaikat di surga. Tetapi tentang kebangkitan
orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan
Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan
Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah
317 | C A H A Y A I N J I L
orang hidup." Dan orang banyak yang mendengar itu takjub
akan pengajaran-Nya.
Bagi Tuhan Yesus, jawaban kepada pertanyaan ini terdiri dari dua
bagian. Yang pertama, berbicara tentang isteri siapakah perempuan
ini: Anda lihat, situasinya dapat dilihat kemudian di surga, apabila
mereka sampai di surga nanti, semua ketujuh saudara laki-lakinya
akan menuntut bahwa perempuan ini adalah isteri mereka. Mungkin
mereka akan bertarung tinju di surga dan mengakibatkan kebingungan
yang besar dan memalukan di pengadilan surga, di mana tujuh orang,
bertengkar tentang siapa yang berhak atas perempuan itu sebagai
isterinya pada waktu itu karena mereka semua pada suatu waktu
pernah mengawininya. Tentu saja hal ini merupakan bagian dari
Hukum Musa, karena apabila saudara laki tertua mati dengan tidak
meninggalkan warisan, itu akan menyebabkan bermacam-macam
persoalan. Yang pertama adalah garis keturunannya akan terhenti, dan
ini juga berarti tidak akan ada ahli waris atas miliknya, atas tanah-
tanah yang dia miliki. Jadi, hal ini dianggap oleh orang-orang Yahudi
sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima. Oleh karena itu,
saudaranya akan mengawini isteri saudaranya yang telah mati itu dan
anak-anak dari istrinya yang ini akan dianggap anak-anak dari
saudaranya itu, bukan dirinya sendiri. Anak-anak itu akan menjadi
warisan-warisan bagi saudaranya yang telah meninggal itu. Dia akan
membesarkan anak-anak itu bagi saudaranya. Itu merupakan suatu
kewajiban bagi seseorang untuk melakukan sesuatu untuk meneruskan
garis keturunan dari saudaranya yang telah meninggal itu. Jikalau
begitu kasusnya, mereka mempunyai pemikiran secara hipotesis
tentang apa yang akan terjadi apabila saudara yang kedua juga mati
tanpa meninggalkan satu anakpun bagi saudaranya yang telah lebih
dahulu mati sebelum dia, dan demikian juga sampai kepada saudara
yang ketujuh. Hal ini akan menciptakan suatu keadaan yang sangat
membingungkan dan memalukan di surga, apabila anda menemui tujuh
orang laki-laki bertengkar mengenai isteri siapakah sebenarnya
perempuan itu.
Tuhan Yesus berkata, "Kamu sungguh-sungguh tidak mengerti
mengenai kenyataan perkara-perkara ini di surga. Pada kenyataannya,
di surga tidak seorangpun mengawini siapapun di surga, bahwa
kematian merupakan akhir dari perkawinan. Perkawinan diakhiri
dengan kematian. Di surga kamu tidak lagi menjadi isteri dari
318 | C A H A Y A I N J I L
siapapun, dari segi hukum. Oleh karena itu, persoalan ini sebenarnya
tidak akan muncul. Tetapi yang kedua, apakah kamu tidak membaca di
dalam Pentateukh? Kamu berkata bahwa Pentateukh merupakan
otoritas terakhir bagi kamu. Karena itu, izinkan Aku menunjukkan
sesuatu kepada kamu dari Pentateukh. Di dalam Keluaran 3:6 Tuhan
berbicara kepada Musa pada waktu Dia menampakkan DiriNya kepada
Musa di dalam semak belukar yang terbakar, dan berkata kepada
Musa, "Akulah Allah Abraham dan Allah Ishak dan Allah Yakub.'" Itulah
yang Dia katakan.
Mengerti Kitab Suci Berarti Memahami Rohnya
Mari kita lihat beberapa hal. Tuhan Yesus berkata, "Kamu sesat, sebab
kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah." [ayat 29] Ini
adalah suatu pernyataan yang mengejutkan karena mereka sungguh-
sungguh mengira bahwa mereka sendiri telah mengerti Kitab Suci
dengan sangat baik. Ketika Tuhan Yesus berbicara tentang mengerti
Kitab Suci, Dia tidak bermaksud berapa tahun anda sudah
mempelajarinya di Sekolah Alkitab. Anda dapat saja menghabiskan
waktu yang sangat panjang di sekolah Alkitab dan tidak mengerti Kitab
Suci. Pada kenyataannya, anda dapat belajar teologia dan tidak
mengerti Kitab Suci. Ini tentu saja bukanlah sesuatu yang
mengherankan. Ketika saya berada di Institut Alkitab, di tengah-tengah
kami ada seseorang dari Oxford - lulusan dari Oxford - sedang
mengikuti pelajaran di Institut Alkitab tersebut. Kami semua bertanya
kepadanya, "Bukankah saudara telah lulus dari jurusan teologia di
Oxford? Buat apa saudara datang ke sini, ke Institut Alkitab ini?" Dia
menjawab, "Saya datang untuk belajar Alkitab, untuk itulah saya
datang. Ketika saya berada di Oxford, saya belajar teologia. Saya tidak
mengerti Alkitab. Sekarang saya ingin mengerti Alkitab." Tetapi biarkan
saya mengatakan kepada anda bahwa anda dapat menghabiskan
seluruh waktu anda di Institut Alkitab dan sedikitpun tidak mengerti
Kitab Suci juga. Adalah satu hal untuk mengetahui tentang Kitab Suci,
mengetahui cukup banyak hal yang dikatakan Alkitab; tetapi
merupakan hal yang berbeda untuk mengerti apa yang
dimaksudkannya. Jadi untuk mengerti Kitab Suci menurut Tuhan Yesus,
adalah berbicara tentang pengertian akan rohnya, memahami apa yang
dikatakannya, bukan hanya sekedar memiliki pengetahuan yang
banyak tentang hal itu.
319 | C A H A Y A I N J I L
Seorang profesor theologia - seorang professor! - boleh saja
mengetahui banyak tentang Alkitab. Dia dapat memberitahu anda
fakta-fakta dan angka-angka mengenai hal ini dan latar belakang dari
hal itu dan latar belakang dari hal ini. Itu tidak berarti dia mengerti
Alkitab. Mengerti Alkitab adalah mengerti pikiran Tuhan. Anda dapat
saja belajar Alkitab sebagai kesusasteraan. Sebenarnya, anda dapat
menemukan di banyak toko buku, sebuah buku yang benar-benar
berjudul 'Alkitab Sebagai Kitab Kesusasteraan'. Anda dapat mengetahui
Alkitab sebagai hasil sastra dengan sangat baik. Itu tidak berarti anda
telah mengerti Kitab Suci; itu tidak berarti bahwa anda memahami
semangat dari apa yang dikatakannya.
Mengerti Kuasa Allah Berarti Mengalami KuasaNya
Hal yang kedua secara langsung berhubungan dengannya: 'maupun
kuasa Allah'. Anda tidak mengerti Kitab Suci; anda juga tidak akan
mengerti kuasa Allah. Jadi satu hal yang penting di dalam mengerti
Kitab Suci adalah mengerti kuasa Allah, dan mengerti kuasa Allah ada
hubungannya dengan mengalami kuasaNya. Itulah sebabnya mengapa
seorang professor teologia tidak semestinya mengerti Kitab Suci,
karena dia tidak mengerti kuasa Allah. Jikalau dia tidak mengerti kuasa
Allah, maka pengetahuannya tentang Kitab Suci secara mendasar
hanyalah mengetahui Kitab Suci sebagai hasil sastera, yaitu
mengetahui Kitab Suci sebagai semacam filsafat, atau mengetahui
Kitab Suci sebagai sejarah. Alkitab memang berisi sejarah dan juga
berisi kesusasteraan dan ia juga berisi, kalau anda suka menyebutnya,
suatu filsafat keagamaan atau suatu filsafat tentang agama. Alkitab
berisi semuanya ini. Anda juga dapat mempelajarinya dari sudut
pandangan ilmu purbakala. Anda dapat mempelajarinya dari sudut
pandangan linguistik (ilmu bahasa). Anda dapat mempelajarinya dari
sudut pandangan ilmu asal mula bahasa-bahasa (filologi). Dan semua
ahli-ahli ini, dalam bidang filologi, dalam bidang ilmu purbakala, atau
dalam bidang sejarah, semuanya dapat mengklaim bahwa mereka
mengetahui Alkitab dengan baik dari sudut pandang mereka masing-
masing. Namun, itu bukanlah mengerti Alkitab. Mengerti Alkitab
berdasarkan pada, dan tidak dapat dipisahkan dari pengertian akan
kuasa Allah. Mengerti kuasa Allah, bagaimanapun juga, berhubungan
dengan suatu persekutuan yang hidup dengan Allah. Dan apabila anda
tidak memiliki persekutuan yang hidup dengan Allah ini, bagaimana
mungkin anda dapat mengalami kuasaNya? Dan apabila anda tidak
320 | C A H A Y A I N J I L
mengalami kuasaNya, anda juga tidak akan dapat mengerti Kitab Suci.
Ini berarti bahwa cara terbaik untuk mempelajari Kitab Suci bukanlah
di suatu seminari teologia, tetapi di dalam kehidupan sehari-hari,
dengan mempraktekkan firman Tuhan di dalam setiap keadaan yang
terjadi hari demi hari.
Tetapi tidak ada salahnya kalau kita mengambil studi di sebuah
seminari untuk mempelajari sesuatu tentang sejarah dan sesuatu
tentang ilmu purbakala dan sesuatu tentang hal ini dan itu. Beberapa
dari kita telah melakukan semua hal-hal ini dan kita lulus dari sana
dengan suatu kesadaran yang sangat dalam tentang betapa bodohnya
kita dalam pengertian Kitab Suci. Ketika saya keluar, saya menyadari
diri saya sebagai orang yang sangat bodoh tentang firman Tuhan. Saya
telah belajar linguistiknya (ilmu bahasanya); saya telah belajar ilmu
purbakalanya; saya belajar sejarahnya; saya belajar filsafatnya; namun
saya masih tidak mengerti firman Tuhan. Kalau anda tanya kepada
saya di manakah pasal-pasal ini dan itu, mungkin saya dapat
mengatakan kepada anda di mana. Saya tahu Kitab Suci dengan
sangat baik secara eksternal. Saya tidak mengerti apa yang terdapat di
dalamnya. Hal itulah yang membuat saya sengsara. Dan saya mulai
mencari bagaimana dapat lebih dalam lagi masuk ke dalam Kitab Suci,
bagaimana untuk memahami artinya dengan memahami arti
rohaninya. Kemudian saya menyadari bahwa cara untuk melakukannya
adalah dengan menghidupinya. Cara untuk melakukannya adalah hidup
di dalam persekutuan yang hidup dengan Allah, dan mengalami
kuasaNya.
Sebagai contoh, dalam pasal 8 di Kisah Para Rasul, dikatakan bahwa
Tuhan berbicara kepada Filipus tentang hal ini dan itu. Bagaimana anda
dapat mengerti hal ini secara akademis atau secara linguistik (ilmu
bahasa)? Anda tidak dapat mengerti sama sekali arti rohani dari
semuanya itu kecuali jika Tuhan telah pernah berbicara kepada anda.
Maksud saya, urusan mengenai Tuhan berbicara kepada para nabi,
atau Tuhan mengatakan kepada Filipus untuk pergi ke sini, ke sana,
dan menemui seseorang di padang gurun, semua hal ini tidak masuk
akal. Anda mengerti apa yang dimaksudkannya. Anda tahu apa yang
dimaksudkan dari kata-kata itu secara linguistik (ilmu bahasa). Anda
dapat mempelajari tata bahasa Yunani bagi ayat-ayat itu; anda dapat
mempelajari sejarahnya; anda dapat mempelajari tentang seperti
apakah sida-sida itu; anda dapat mempelajari tentang apa yang terjadi
321 | C A H A Y A I N J I L
dengan gereja di Samaria, dan lain sebagainya. Hal ini dapat anda
lakukan, tetapi anda masih tidak mengerti apa yang dimaksudkan
ketika Tuhan berbicara kepada Filipus, "Pergi dan temuilah sida-sida
itu." Anda tidak mempunyai bayangan, karena anda belum
mengalaminya. Anda tidak mengerti apa yang dimaksudkannya.
Roh Tuhan turun pada hari Pentakosta - apa artinya itu? Anda tidak
dapat mengerti apa yang dimaksudkan dengan mempelajari sejarahnya
atau dengan menyelidiki bahasa Yunaninya. Anda tidak mengerti apa
yang dimaksudkannya. Apakah artinya Roh Allah masuk ke dalam
kehidupan seseorang? Anda lihatlah, tidak ada cara untuk mengerti hal
ini kecuali anda telah mengalaminya, mengalami kuasa Allah masuk ke
dalam hidup anda.
Kita Dapat Mengerti Kebangkitan Apabila Kita Mengalaminya
Tetapi apakah artinya Kebangkitan itu? Apa artinya hal itu? Bagaimana
anda akan menjelaskan hal ini dari sudut pandangan sejarah, dari segi
linguistik, dan sebagainya? Anda dapat berdebat tentang historisnya
Kebangkitan, itu hal yang baik, dan ada banyak orang yang melakukan
hal ini. Tetapi meskipun anda menyetujui bahwa Kebangkitan itu, dari
segi sejarah memang benar, anda tetap tidak dapat mengerti hal itu,
bukan? Anda masih belum masuk ke dalam arti rohaninya. Anda masih
tidak mengerti. Tetapi apabila kuasa Tuhan masuk ke dalam hidup
anda dan membangkitkan anda, maka anda akan mengerti apa itu
Kebangkitan karena sekarang anda sudah mengalaminya. Sekarang
baru kita memahami apa arti semuanya itu.
Ketika Tuhan mengangkat anda, orang yang mati rohaninya, dan
membangkitkan anda ke dalam kehidupan rohani, dan mengubahkan
anda menjadi suatu ciptaan yang baru, anda mulai mengerti tentang
apa artinya Kebangkitan itu karena sekarang anda sudah mengalami
Kebangkitan. Anda sudah mengalami apa artinya menjadi manusia
baru oleh kuasa Allah. Ketika anda mengalaminya, anda mengerti
Kebangkitan lebih baik daripada profesor teologia siapapun yang belum
pernah mengalami kuasa Tuhan yang dapat menciptakan manusia baru
dari seseorang, bukan? Hal itu mudah untuk dipahami. Dia tidak
mengerti Kebangkitan. Dia tahu bahasa Yunani lebih baik daripada
anda, tetapi karena dia belum pernah mengalami kuasa Tuhan yang
dapat mengubah dia, membangkitkan dia dari kematian rohani masuk
ke dalam kehidupan rohani, dia tidak mengerti Kebangkitan. Bagi dia,
322 | C A H A Y A I N J I L
Kebangkitan merupakan sesuatu yang dapat diperdebatkan di tingkat
ilmu filsafat. Dia hanya dapat melakukan itu oleh karena dia tidak
mengerti apa yang dimaksudkannya; dia belum mengalaminya. Kalau
demikian Kebangkitan adalah suatu hal yang harus kita alami - di
dalam batin kita - sehingga dapat menghargai bagaimanakah kuasa itu,
dan kemudian anda dapat melanjutkan untuk melihat apa artinya
dibangkitkan secara jasmani.
Saya mengenal seorang dokter yang suatu kali berkata kepada saya
bagaimana Tuhan telah membangkitkan seorang yang telah mati, mati
jasmani, melaluinya, melalui doa-doanya. Melalui doa permohonannya
dan doa syafaatnya, orang yang mati jasmani ini hidup kembali. Orang
itu mengerti arti Kebangkitan. Saudara itu, yaitu dokter itu dapat
memberitahu anda apa artinya Kebangkitan itu. Dia melihatnya dengan
matanya sendiri. Maksud saya dia itu seorang dokter; dia tahu kalau
seseorang itu mati. Mungkin anda tidak mengetahui apakah seseorang
itu benar-benar mati atau tidak, mungkin orang lain tidak mengetahui,
tetapi dia tahu. Paling tidak, walaupun dia tidak mengerti hal-hal yang
lain, dia tahu seperti apa orang yang mati itu. Tetapi melalui doa,
memohon kepada Tuhan, meratapi - dia berlutut di samping orang mati
ini dan meratap dan memohon kepada Tuhan - tiba-tiba, orang itu
bangkit dari kematian, dia yang telah mati selama kira-kira satu jam.
Ini luarbiasa sekali. Orang-orang seperti ini yang mengalami kuasa
Tuhan mengerti apa artinya Kebangkitan. Dokter ini mengerti
Kebangkitan jauh lebih baik daripada seorang profesor teologia karena
seorang professor teologia, yang duduk di dalam menara akademisnya,
belum pernah mengalaminya.
Kitab Suci Dan Kuasa Allah Itu Terikat Bersama-sama Dan Tidak
Terpisahkan
Sekarang, inilah yang dikatakan Tuhan, kamu tidak mengetahui Kitab
Suci sama sekali sebab kamu tidak mengerti kuasa Allah. Kedua hal ini
- Kitab Suci dan kuasa Allah - terikat bersama-sama dan tak
terpisahkan. Anda tidak dapat hanya belajar yang satu dan
mengabaikan yang lain. firman Tuhan berhubungan dengan kehidupan,
dan mengalami kuasa Allah dalam kehidupan kita sehari-hari
merupakan jalan untuk mengerti Kitab Suci. Semakin anda berjalan
bersama Tuhan, semakin lebih anda akan mengerti Kitab Suci. Inilah
sebabnya mengapa ada banyak orang yang rendah hati yang tidak
pernah kuliah di institusi-institusi akademis yang mengetahui firman
323 | C A H A Y A I N J I L
Tuhan lebih daripada beberapa pengkhotbah, bahkan lebih daripada
beberapa profesor, karena mereka telah lama hidup bergaul dengan
Allah. Hal ini sangatlah penting! Di sini saya tidak berkata bahwa
tidaklah penting untuk mengerti ilmu purbakala dan sejarah dan yang
lainnya; ada tempatnya masing-masing untuk semuanya itu. Tetapi
hal-hal ini tidak dapat menuntun anda masuk ke dalam kedalaman
yang sepenuhnya dari Firman Kehidupan, kecuali anda hidup bergaul
dengan Allah.
Hal lain yang dapat kita lihat ketika kita berbicara tentang Kebangkitan
adalah pengertian Tuhan Yesus yang amat sangat dalam akan Firman
Allah. PengertianNya akan Firman Allah begitu dalam sekali sehingga
para penafsir seringkali mendapatkan masalah besar untuk
menerangkan perkataan-perkataan Tuhan Yesus. Ajaran Tuhan Yesus
tidak mudah untuk diterangkan, kecuali anda dapat masuk ke dalam
pemikiranNya, masuk ke dalam RohNya, masuk dengan hidup bergaul
denganNya ke dalam suatu pengertian yang lebih dalam akan cara
kerja akal budi Tuhan Yesus, cara Dia berpikir, untuk mengerti pikiran
Allah. Inilah sebabnya saya mendapatkan bahwa saya dapat mengerti
firman Tuhan lebih banyak dengan bergulirnya waktu, seraya saya
belajar hidup bergaul lebih dekat dengan Tuhan. Itulah caranya untuk
mengerti firman Tuhan dengan lebih baik.
Untuk Membuktikan Kebangkitan, Yesus Mengutip: "Akulah
Allah Abraham, Ishak dan Yakub"
Bagi bagian yang penting ini, kita akan berkonsentrasi pada ayat 32
pada hari ini. Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang Saduki bahwa
justru di dalam buku yang berotoritas bagi mereka, yaitu Pentateukh,
kelima buku yang pertama dari Musa, "Tuhan Allah berkata
kepadamu." Perhatikan kata-kata ini: "Tidakkah kamu baca apa yang
difirmankan Allah kepadamu...". Kata-kata itu sebenarnya ditujukan
kepada Musa, namun Firman Kehidupan selalu tetap berlaku bagi
setiap orang. Dan Dia berkata bahwa perkataan-perkataan ini ditujukan
kepada anda sama seperti kepada Musa. Di dalam semak belukar yang
terbakar, Allah memperlihatkan diriNya kepada Musa dan berkata
kepadanya, "Akulah Allah Abraham dan Allah Ishak dan Allah Yakub."
Itulah yang Dia katakan. Kebangkitan ada justru di dalam perkataan-
perkataan itu. Di dalam perkataan-perkataan itu? Di mana? Hmm?
Anda membacanya berulang-ulang dan anda masih tidak dapat melihat
adanya Kebangkitan. Bagaimana hal itu dapat membuktikan
324 | C A H A Y A I N J I L
Kebangkitan? Saya yakin berulangkali anda telah melihat ayat ini, dan
bertanya-tanya, "Bagaimana hal ini dapat membuktikan Kebangkitan?"
Dia hanya berkata, "Akulah Allah Abraham, dan Allah Ishak, dan Allah
Yakub." Di manakah terdapat Kebangkitan di situ? Kadang-kadang,
terdapat suatu kedalaman di dalam Kitab Suci yang dengan begitu saja
kita melewatkan tanpa melihat kedalaman artinya. Kita melihatnya dan
melihatnya berulang kali dan kita sama sekali tidak melihat adanya
Kebangkitan di sana. Namun, Tuhan hanya berkata kepada orang-
orang Saduki, tanpa menerangkannya, "Itulah yang Allah katakan.
Tidakkah kamu melihat? Di sanalah ada Kebangkitan." Dan anda
menggaruk kepala anda dan berkata, "Kebangkitan? Di mana? Aku
tidak melihatnya." Saya bertanya-tanya apakah orang-orang Saduki
dapat melihatnya?
Sekarang, bagaimana kita dapat mengerti pernyataan ini? Pernyataan
ini sering kali menantang hati saya, dan ini merupakan salah satu
bagian yang lebih sulit dari pengajaran Tuhan untuk dipahami dan
dijelaskan. Dan oleh karena kebutaan kita sendiri, kita menemui
kesulitan yang besar untuk memahami hal ini. Jadi apa sebenarnya
yang diterangkan di sini? Sejak awalnya di Gereja mula-mula, hal itu
diterangkan demikian: "Akulah Allah Abraham." Jadi, tekanannya
terdapat pada perkataan "Aku adalah" (I am), bukan "Aku dahulu Allah
Abraham" (I was), tetapi "Aku adalah Allah Abraham." (I am the God of
Abraham...., bukan I was the God of Abraham......) Melihat bahwa
pernyataan ini adalah katakerja masa kini, hal ini menunjukkan bahwa
karena Allah berkata, "Akulah Allah mereka," maka Abraham, Ishak
dan Yakub masih hidup karena jika mereka mati, orang akan mengira
bahwa Allah akan berkata, "Aku dahulu adalah Allah Abraham, Ishak
dan Yakub." (I was the God of Abraham, Isaac and Jacob.) Karena
sekarang mereka tidak ada lagi. Mereka telah mati. Mereka telah
lenyap. Oleh karena itu, "Aku adalah" menunjukkan bahwa mereka
juga masih tetap hidup. Penafsiran ini telah dipakai sejak masa Gereja
mula-mula, tetapi penafsiran ini belum benar-benar memuaskan,
karena dua alasan.
Yang pertama adalah bahwa Bahasa Ibrani tidak memiliki kata 'adalah'
: "Aku Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub." Itulah yang ditemukan
di dalam kitab bahasa Ibrani. Kitab Septuaginta (*Alkitab yang ditulis
dalam Bahasa Yunani), tentu saja, karena mirip dengan bahasa Inggris,
anda harus memasukkan katakerja di suatu tempat. Anda tidak boleh
325 | C A H A Y A I N J I L
mengadakan satu kalimat tanpa suatu katakerja. Anda boleh begitu di
dalam bahasa Ibrani; tetapi anda tidak boleh di dalam bahasa Yunani.
Septuagint memang menterjemahkan "Aku adalah" - dalam katakerja
masa kini. Tetapi sudah tentu, itu hanya terjemahan. Dalam bahasa
Ibrani, yaitu bahasa aslinya, tidak memiliki hal itu. Tetapi sudah jelas
mereka harus menterjemahkan suatu katakerja di dalamnya dan
Septuagint dapat dibenarkan kalau menterjemahkannya dengan
katakerja masa kini.
Tetapi yang kedua, cara penjelasannya saja sudah salah, jikalau anda
memperdebatkannya dengan cara ini. Mengatakan bahwa "Aku adalah
Allah Abraham, Ishak dan Yakub" belum tentu dapat membuktikan
bahwa Abraham, Ishak dan Yakub masih hidup, bukan? Sekarang,
jikalau anda menggunakan perkataannya seperti ini, "Aku adalah guru
x, y, dan z", itu dapat menyatakan secara tidak langsung bahwa x, y,
dan z bisa saja masih hidup karena saya telah mengatakan bahwa saya
guru mereka. Tetapi kalau mereka telah mati, anda akan mengira saya
akan mengatakan, "Aku dahulu adalah guru mereka" karena mereka
tidak lagi hidup. Hal itu sebenarnya belum tentu demikian. Anda masih
menjadi guru mereka, walaupun anda sebenarnya sudah tidak
mengajar mereka lagi. Lebih dari itu, pada kenyataannya tetap benar
bahwa anda adalah guru mereka, meskipun mereka tidak hidup lagi.
Hal ini lebih jelasnya demikian. Saya dapat berkata, "Saya adalah
bapanya x, y, dan z." Kalimat ini tidak salah meskipun jikalau x, y dan
z tidak hidup lagi. Sayalah bapa mereka, mereka sudah mati, tetapi
saya tidak perlu mengatakan, "Saya dahulu adalah bapa mereka."
Sejak itu anda sudah menjadi apa? Maksud saya, sementara ini,
apakah anda sudah berhenti menjadi bapa mereka? Anda masih: "Saya
adalah bapanya x, y dan z." Itu hanya membuktikan bahwa saya masih
hidup. Hal itu tidak membuktikan bahwa mereka masih hidup. Maka
pernyataan bahwa "Akulah Allah Abraham, Ishak dan Yakub" akan
membuktikan bahwa Allah itu hidup; ia tidak membuktikan secara
logika bahwa Abraham, Ishak dan Yakub masih hidup, bukan? Tidak
demikian secara logika. Oleh karena itu, perdebatan mereka dan cara
pemikiran mereka tidak dapat diikuti. Terdapat terlalu banyak
penafsiran yang adalah salah karena cara pemikiran yang salah. Kita
berpikir bahwa kita sudah membuktikan sesuatu padahal kita belum
benar-benar membuktikan apa-apa sama sekali.
326 | C A H A Y A I N J I L
Jikalau kita tidak dapat mengikuti cara ini dan mendasari perdebatan
kita atas cara pemikiran ini, maka di manakah Kebangkitan itu dapat
terlihat? Kalau kita tidak dapat menafsirkan dengan menggunakan
kalimat ini, "Aku adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub," lalu
bagaimanakah kita dapat membuktikan hal itu? Justru di sinilah letak
masalahnya. Sudah tentu, bagian ini telah memberi para komentator
sakit kepala yang tidak ada habisnya, melihat bahwa mereka tidak
berhasil memperoleh penjelasannya. Tetapi mari kita membuktikannya
dengan cara lain.
Andainya kita mendekati persoalan ini dengan cara ini: seandainya kita
hanya membaca pernyataan ini sebagai, "Aku dahulu adalah Allah
Abraham, dan Allah Ishak dan Allah Yakub." Apa yang dapat kita
peroleh sebagai pengertiannya? Andaikata untuk sementara ini kita
membacanya seperti ini, berarti Allah berkata, "Aku adalah Allah
Abraham, Ishak dan Yakub ketika mereka masih hidup. Ketika mereka
masih hidup, Aku adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub yang mereka
pernah kenal." Jadi kurang lebih itulah artinya kalimat tersebut. Benar?
Tetapi pernyataan semacam itu akan menghasilkan sebuah balasan
seperti ini: "Jika demikian halnya, apakah manfaat yang telah diperoleh
oleh Abraham, Ishak dan Yakub karena pengenalan mereka akan Allah?
Kebaikan apakah yang telah diperoleh mereka? Engkau mengatakan
kepada saya bahwa Engkau adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub
dan mereka semua telah mati dan dikuburkan, jadi manfaat apakah
telah diperoleh mereka karena mempunyai Engkau sebagai Allah
mereka?"- jikalau kita dapat mengatakannya seperti ini.
Kita sedang beralasan dengan cara yang agak tidak memberi hormat
yang sepatutnya, tetapi sekalipun demikian, kita sedang mengejar
kebenaran tentang hal ini. Jikalau percaya kepada Allah hanya berakhir
pada kematian, sama seperti yang dialami oleh Abraham, Ishak dan
Yakub, jadi beritahukan kepada saya apakah perbedaannya antara
percaya kepada Allah dan tidak percaya kepada Allah? Apakah
perbedaannya antara mengenal Allah atau tidak mengenal Allah?
Adakah perbedaannya? Perbedaan apakah yang dihasilkan? Apakah
penting kalau kita percaya kepada Allah atau tidak percaya kepada
Allah? Ini merupakan pertanyaan yang menentukan bagi kita sekarang.
Jikalau tidak ada perbedaan penting, jikalau orang-orang yang beriman
binasa sama seperti orang-orang yang tidak beriman, maka tidak ada
artinya percaya kepada Allah, bukan? Apakah itu berarti bahwa percaya
327 | C A H A Y A I N J I L
kepada Allah membuat hidup ini sedikit lebih mudah? Sebenarnya,
kenyataannya tidak demikian, ya kan? Saya tidak menganggap bahwa
menjadi orang Kristen menjadikan hidup lebih mudah dari pada tidak
menjadi Kristen. Ya kan? Dan di dalam Perjanjian Lama juga, tidak
pernah ada argumen bahwa menjadi orang Kristen berarti hidupnya
lebih mudah dari pada tidak menjadi Kristen. Untuk melihat hal ini,
anda hanya perlu membaca Kitab Mazmur untuk mendapati bahwa
orang-orang yang beriman selalu dianiaya oleh orang-orang yang tidak
beriman, bahwa orang-orang benar selalu berada di bawah penindasan
dan tekanan di dalam kehidupan ini. Orang benar tidak memiliki hidup
yang lebih mudah daripada mereka yang tidak benar. Pada
kenyataannya, seringkali, sebagaimana yang dinyatakan oleh Kitab
Mazmur, orang-orang yang tidak beriman kelihatannya memiliki
keberadaan yang lebih baik. Mereka kelihatannya dapat lolos dari
segala sesuatu, sementara orang beriman selalu dibuat menderita. Jadi
apakah untungnya percaya kepada Allah?
Orang yang tidak percayapun dapat mengalami kehidupan yang sama
seperti orang yang percaya dalam hal kesejahteraan. Keuntungan
apakah yang diperoleh karena mempercayai Tuhan? Jadi intinya
kembali kepada hal ini: ketika Tuhan berbicara kepada Musa, "Aku
adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub," apakah sebenarnya yang
dimaksudkan Dia? Yang telah Dia katakan hanyalah ini: "Aku adalah
Allah dari beberapa orang mati." Dan apakah pentingnya bagi saya
untuk mengetahui hal itu? Atau anda dapat mengatakan bahwa Dia
adalah Allah dari beberapa orang benar, tetapi bagaimanapun juga,
mereka semua telah mati dan dikuburkan, jadi apakah gunanya
mengetahui hal itu? Hal itu membawa kita tepat kepada pertanyaan
yang telah saya katakan, bahwa percaya kepada Allah sebenarnya
tidak membawa perbedaan, karena itu apakah anda percaya kepada
Dia atau tidak menjadi suatu pilihan. Oleh sebab itu, pernyataan itu
masih tinggal mengambang tanpa pengertian yang khusus.
Lagi pula, Abraham, Ishak dan Yakub, pada kenyataannya tidak
mewarisi janji-janji yang Allah telah berikan kepada mereka. Jadi justru
mereka mengakhiri dengan tidak mendapatkan apa-apa sama sekali.
Anda bertanya, "Apakah maksud anda?" Nah, hal inilah yang dikatakan
Kitab Ibrani. Izinkanlah saya membacakan untuk anda di dalam Ibrani
pasal 11. Di dalam kitab Ibrani pasal 11, kita membaca persis tentang
hal ini. Ibrani 11:13 berbunyi demikian: "Hal-hal ini" - hal-hal ini
328 | C A H A Y A I N J I L
menunjukkan kepada Abraham, secara khusus, dan juga kepada Ishak
dan Yakub dalam ayat 9. "Dalam iman mereka semua ini telah mati
sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang telah dijanjikan
itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai
kepadanya dan yang mengakuinya, bahwa mereka adalah orang asing
dan pendatang di bumi ini." Mereka mati tanpa memperoleh janji-janji
mereka. Mengapa? Karena mereka mencari janji-janji mereka di luar
kehidupan ini. Perhatikan lagi. Mari kita membaca lagi sedikit lebih
lanjut. Kita membaca mengenai Abraham, yang disebut di dalam ayat
8, "Oleh iman Abraham taat", Ishak dan Yakub disebut dalam ayat 9,
"turut menjadi ahli waris" - bahwa Ishak dan Yakub bersama-sama
Abraham mewarisi janji yang sama. Dalam ayat 10, "Sebab ia" -
Abraham - "menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang
direncanakan dan dibangun oleh Allah." Dan selanjutnya kita baca
dalam ayat 14, "Sebab mereka yang berkata demikian" - yaitu mereka
yang mengakui bahwa mereka adalah orang-orang asing dan orang-
orang buangan di dalam dunia ini, dalam ayat 13 - "Sebab mereka
menyatakan demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu
mencari suatu tanah air. Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka
ingat akan tanah asal yang telah mereka tinggalkan," yaitu, warisan
duniawi yang sudah mereka tinggalkan, "maka mereka cukup
mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ." Mereka dapat kembali
kepada kehidupan mereka yang lama di sana yang pernah mereka
miliki. Tetapi ayat 16 membaca, "Tetapi sekarang, mereka merindukan
tanah air yang lebih baik, yaitu, satu tanah air surgawi. Sebab itu Allah
tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan
sebuah kota bagi mereka", yang disebut, Yerusalem baru.
Anda lihat, mereka mencari sebuah tanah air surgawi. Mereka mencari
janji-janji mereka di dalam tanah air surgawi itu. Mereka adalah
peziarah-peziarah dan pendatang-pendatang di atas bumi ini. Mereka
tidak mencari janji-janji duniawi. Mereka mencari Allah yang akan
menunaikan janji-janji-Nya kepada mereka di tanah air surgawi. Di
bumi ini mereka adalah peziarah-peziarah dan pendatang-pendatang,
orang-orang asing. Abraham tidak mempunyai warisan di dalam dunia
ini. Dia tidak memiliki sedikitpun tanah di Tanah Perjanjian, seperti
yang kemudian disebut oleh bangsa Israel. Abraham tidak mewarisi
sedikitpun tanah dari padanya. Dia tidak memperoleh Tanah Perjanjian.
Dia tidak memiliki apa-apa kecuali satu bidang tanah di mana Sarah
329 | C A H A Y A I N J I L
dikuburkan. Hanya itu yang dia miliki. Dia membeli satu bidang tanah
yang sempit karena dia tidak mempunyai tempat untuk menguburkan
istrinya, Sarah, dan oleh karena itu dia bertanya apakah dia boleh
membeli satu bidang tanah kecil untuk menguburkan istrinya di dalam
tanah itu. Lebih dari itu dia tidak menginginkannya. Dia tidak memiliki
tanah yang dapat disebut sebagai miliknya. Dan oleh karena itu,
apakah yang telah dia perolehi dari mengikuti Tuhan? Dia telah
meninggalkan tanah kelahirannya; dia pergi sebagai seorang
pendatang di mana saja; dia tidak menerima tanah yang dijanjikan.
Tetapi ia mencari sebuah kota, kota surgawi.
Jikalau demikian, Allah adalah Allah Abraham, dan Abraham tidak akan
mendapatkan janji-janjinya, dan jikalau Abraham tidak memiliki
sedikitpun warisan, jadi apa gunanya mengatakan bahwa Allah
Abraham menampakkan diriNya kepada Musa? Apakah keuntungannya
bahwa Abraham memiliki Allah sebagai Allahnya? Apakah yang
diperoleh oleh Abraham dari ikat-janjinya (kovenannya) dengan Allah?
Anda dapat berkata, sebenarnya apa yang telah dia peroleh hanyalah
kematian, sama seperti semua orang juga mati. Dia juga mati, dan
berakhirlah di situ. Oleh karena itu, menurut orang-orang Saduki,
ketika Allah berdiri di hadapan Musa, tidak berkata, "Aku adalah Allah
Abraham," ketika Abraham tidak ada lagi, karena pernyataan itu
bagaimanapun juga tidak memiliki arti. Itu adalah pernyataan yang
tidak ada artinya. Apakah anda melihat adanya manfaat di dalamnya?
Itu adalah pernyataan yang tidak berarti. Yang ada di sana hanyalah
kekecewaan.
Apakah Yang Disampaikan Allah Kepada Musa dan Israel secara
Keseluruhan?
Anda lihat, kunci untuk memahami ayat ini berkisar pada satu
pengertian yang penting. Pengertian yang penting itu adalah: Apakah
yang dinyatakan Allah kepada Musa, dan kepada Israel secara
keseluruhan melalui Musa? Apakah yang telah diproklamasikan oleh
Allah ketika Dia berkata, "Aku adalah Allah Abraham, Ishak dan
Yakub"? Penjelasannya mudah sekali dimengerti jika anda telah dapat
melihatnya. Secara sederhana artinya begini: hanya ada dua
kemungkinan: apakah Abraham, Ishak dan Yakub masih hidup atau
mereka semua telah mati. Hanya ada dua kemungkinan: Apakah
mereka hidup atau mereka mati. Pilihan ada di tangan anda. "Menurut
kamu, hai orang-orang Saduki, mereka mati." Oleh karena itu, jikalau
330 | C A H A Y A I N J I L
mereka mati, maka apa yang telah dinyatakan Allah adalah ini: "Aku
adalah Allah Abraham yang telah mati; Aku adalah Allah Ishak yang
telah mati; Aku adalah Allah Yakub yang telah mati." Benar? Apakah
yang telah dinyatakan oleh Allah? Dia memproklamasikan DiriNya
sebagai Allah orang mati. Itukah yang dinyatakan oleh Allah? Apakah
yang anda percaya ialah Allah seperti itu? Sekarang, anda mulai dapat
melihat betapa dalamnya perkataan-perkataan Tuhan ini.
Kita masih dapat mempelajarinya lebih lanjut untuk memahami apa
yang Tuhan Yesus maksudkan. "Jikalau kamu, orang-orang Saduki,
percaya kepada Allah orang mati, melihat bahwa Abraham, Ishak dan
Yakub sudah mati, maka izinkan Aku menjelaskan kepadamu seperti
ini: 'entah apakah Tuhan tidak mau, atau Tuhan tidak mampu untuk
membangkitkan Abraham, Ishak dan Yakub.' Kamu hanya mempunyai
dua pilihan. Kamu mengira dengan mengatakan kepada Aku bahwa di
surga, akan terjadi suatu situasi yang memalukan, izinkan Aku
mengatakan kepada kamu, posisi kamu jauh lebih buruk karena kamu
percaya pada Allah orang mati. Dan jikalau Dia adalah Allah orang
mati, Dia adalah Allah orang mati hanya karena dua alasan yang
memungkinkan. Tidak ada pilihan yang ketiga. Salah satunya yaitu Dia
tidak mau membangkitkan mereka, atau Dia tidak mampu
membangkitkan mereka, dan kedua-dua dari pilihan-pilihan ini akan
meninggalkan anda dalam suatu posisi yang tanpa harapan. Jikalau
Allah tidak mau membangkitkan Abraham, Ishak dan Yakub, maka Dia
bukanlah Allah yang berbelas kasihan. Dan juga Dia bukanlah Allah
yang adil."
Allah macam apakah ini yang melihat seseorang yang Dia kasihi dan
yang telah mengikat janji denganNya, mati dan hanya membiarkan
mereka tinggal dalam kematian? Anda menyebut itu sebagai belas
kasihan? Dan Dia juga bukan Allah yang adil karena tidak adil kalau
orang yang benar dan orang yang fasik menerima akhir yang sama
persis. Oleh karena itu, tidak ada keuntungannya menjadi orang benar
jikalau akhir mereka sama persis dengan orang fasik. Tentu saja, justru
disinilah di mana orang kafir berharap untuk menang; mereka berkata,
"Kamu percaya kepada Tuhan, baiklah. Tetapi akhir hidupmu akan
sama dengan aku. Kita berdua akan berakhir 6 kaki di bawah tanah.
Kamu akan mendapatkan batu kubur kecil di sana. Batu kuburku bisa
saja kelihatan lebih indah daripada batu kuburmu karena, ya, aku
sudah dapat menipu lebih banyak uang selama hidupku dan oleh
331 | C A H A Y A I N J I L
karena itu, aku mampu mendapatkan batu kubur yang lebih baik.
Sementara bagi kamu, karena kamu begitu jujur dan membayar semua
pajak pendapatan dan membayar semua ini dan itu, dan ketika orang
mengembalikan sisa uang yang salah, kamu bahkan
mengembalikannya kepada mereka, maksudku kamu agak tidak waras.
Tidak heran kalau kamu pantas mendapatkan batu kubur yang lebih
buruk daripada batu kuburku. Dan aku akan mendapatkan bidang
tanah yang lebih besar dan lebih baik dan aku bahkan akan mempunyai
tukang kebun yang akan meletakkan bunga-bunga indah di sana setiap
waktu. Tentu saja kamu tidak mampu mendapatkan semua ini. Jadi
akhir dari keadaan orang-orang fasik bahkan lebih baik daripada orang-
orang benar. Jadi apa keuntungannya percaya pada Allah?"
Entah apakah Allah enggan membangkitkan Abraham, Ishak dan
Yakub, (dan jika demikian Dia bukanlah Allah yang berbelas kasihan
maupun Allah yang adil, yang memperlakukan orang benar dan orang
fasik dengan sama), atau Dia tidak sanggup. Sekarang apa yang
dikatakan Alkitab? Alkitab menyatakan kepada kita bahwa Allah itu
berbelas kasihan dan Dia itu adil. Oleh karena itu, jikalau anda
mengerti Kitab Suci, anda harus membuang kemungkinan itu: bahwa
Allah enggan membangkitkan Abraham, Ishak dan Yakub. Hal itu hanya
meninggalkan bagi kita satu pilihan saja: yaitu Dia tidak mampu untuk
membangkitkan Abraham, Ishak dan Yakub. Dia tidak mampu
melakukannya. Dia tidak memiliki kuasa; Dia sebenarnya ingin sekali
melakukannya. Dia sangat berbelas kasihan dan Dia adil; Dia tidak
ingin memperlakukan orang benar dan orang fasik dengan cara yang
sama, tetapi Dia tidak memiliki kuasa. Oleh karena itu, Dia tidak
mampu. Sekarang di sinilah anda melihat Tuhan Yesus berkata, "Kamu
tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah." "Oleh karena jikalau
kamu mengerti Kitab Suci," Dia berkata kepada orang-orang Saduki,
"Kamu tidak akan menuduh Dia sebagai Allah yang tidak berbelas
kasihan dan tidak adil. Tetapi jikalau kamu mengerti kuasa Allah, kamu
tidak akan pernah berkata bahwa Dia tidak sanggup karena dengan
mengatakan bahwa Allah tidak sanggup membangkitkan orang mati
adalah sama dengan mengatakan bahwa kematian itu lebih berkuasa
daripada Allah; kalau begitu Allah bukanlah yang Maha Kuasa.
Kematianlah yang Maha Kuasa; Allah bukanlah yang Maha Kuasa
karena kematianlah yang ternyata lebih berkuasa daripada Allah. Allah
332 | C A H A Y A I N J I L
tidak dapat mengalahkan kematian. Dia tidak dapat membangkitkan
yang mati."
Kepentingan Kebangkitan - Bukti Bahwa Allah Itu Adil, Penuh
Belas Kasihan Dan Penuh Kuasa
Sekarang anda dapat melihat mengapa Kebangkitan itu sangat penting
- yaitu Kebangkitan Kristus. Hal itu membuktikan bahwa Allah adalah
kedua-duanya adil dan penuh belas kasihan dan juga bahwa Dia penuh
kuasa, dan Dia mau membangkitkan orang mati dan Dia sanggup
membangkitkan orang mati. Itulah kepentingan Kebangkitan. Sekarang
anda dapat melihat kedalaman pengertian yang menakjubkan dari
perkataan-perkataan Tuhan Yesus. Di dalamnya terdapat suatu
pengertian yang dalam dan ruwet yang dinyatakan dengan sederhana
dan mudah sekali. Kalau anda tidak memiliki pengertian yang dalam
tentang apa yang Dia maksudkan, anda akan terhenti. Anda tidak
memahami apa yang sedang Dia katakan. Oh ya, sekarang kita mulai
dapat melihat apa artinya perkataan-perkataan ini, seperti yang
dijelaskan oleh Tuhan Yesus sendiri, apakah Dia adalah Allah dari orang
mati atau Dia adalah Allah dari orang hidup. Oleh sebab itu, Dia
menyimpulkan pernyataanNya dengan perkataan-perkataan ini, "Ia
bukanlah Allah orang mati; melainkan Allah orang hidup."
Dapatkah anda melihat keindahannya? Tuhan Yesus memberikan kunci
dari apa yang Dia katakan hanya dalam perkataan-perkataan itu. Anda
harus membuat pilihan: apakah Dia Allah orang mati atau Dia Allah
orang hidup. Jikalau Dia adalah Allah orang hidup, maka Dia mau dan
juga sanggup untuk membangkitkan orang-orang yang percaya
kepadaNya, terutama orang-orang seperti Abraham. Di sini anda
melihat pengertiannya. Dapatkah anda melihat Kebangkitan di sana?
Sekarang sudah jelas. Hanya ada dua cara supaya anda dapat mengerti
isi Alkitab, dan tergantung pada iman anda, anda akan mengambil
yang satu atau yang lainnya. Orang-orang Saduki, secara tersimpul,
mempercayai Allah yang adalah Allah orang mati, sebab mereka
percaya bahwa Abraham dan yang lainnya telah mati, dan mati dalam
arti untuk selama-lamanya, karena tidak ada Kebangkitan. Tetapi
Tuhan Yesus menunjukkan bahwa jikalau demikian keadaannya, iman
mereka kepada Allah sia-sia saja. Tidak ada maknanya sama sekali jika
percaya kepada Allah. Tepat seperti yang Paulus katakan di dalam 1
Korintus pasal 15, bahwa: "Jikalau tidak ada Kebangkitan, jikalau
kematian merupakan yang terakhir," kemudian Paulus berkata, "kita
333 | C A H A Y A I N J I L
pelayan-pelayan Allah adalah orang-orang yang paling celaka." Untuk
apakah dia bertahan dalam semua penderitaan? Mengapa kita
membelakangi dunia ini? Untuk apa kita melalui semuanya ini? Untuk
kesia-siaan! Karena semuanya akan berakhir dalam kematian. Segala
sesuatu sudah selesai. "Jadi marilah kita," Paulus berkata di dalam 1
Korintus, mengutip dari Perjanjian Lama, "lebih baik kita pergi dan
makan, dan minum dan bersenang-senang." [1 Korintus 15:32] Mari
kita menyenangkan diri kita sendiri di dunia ini, di dalam dosa, secara
maksimal. Mari kita pergi ke sana dan berdansa. Mari kita pergi dan
mengunjungi ke tempat pelacuran. Mari kita pergi dan bermain-main
menghabiskan hidup kita ini. Paling sedikit kita mati dalam
kebahagiaan." Mungkin. "Nikmati saja sebanyak kamu dapat. Mari kita
jangan seperti orang-orang Kristen ini, selalu berpuasa. Kalau ada
makanan enak di sana, mereka tidak memakannya. Mereka semakin
kurus dengan berpuasa terus-menerus, menghancurkan bagian lutut
dan kaki dari celana mereka karena berdoa, karena berjalan ke gereja,
karena menghabiskan uang mereka membeli Alkitab-Alkitab, percaya
kepada Allah yang adalah Allah orang mati. Siapa mau membaca hal
semacam ini? Akibatnya, kamu harus memakai kacamata di mukamu
karena membaca cetakan-cetakan kecil di dalam Alkitab. Tidak ada
artinya! Semuanya tidak berarti apa-apa."
Kalau Tidak Ada Kebangkitan, Kita Orang-orang Percaya Adalah
Yang Paling Bodoh
Itulah yang Paulus katakan: bahwa jikalau tidak ada Kebangkitan, kita
adalah orang-orang yang paling bodoh. Kita sungguh-sungguh bodoh.
Anda bisa menjadi seperti itu. Jadi implikasinya, tentu saja, orang-
orang Saduki adalah bodoh; mereka percaya kepada Allah orang mati.
Untuk apa anda percaya kepadaNya? Mereka membangun sebuah
tempat ibadah yang sangat besar di sana untuk Dia. Untuk apa? Anda
dapat saja pergi membeli beberapa bahan dan membangun rumah-
rumah untuk orang-orang miskin daripada sebuah tempat ibadah yang
besar dan megah untuk satu Allah yang adalah Allah orang mati." Tidak
ada gunanya! Anda harus membuat pilihan ini hari ini. Macam apakah
Allah anda? Apakah Allah anda Allah orang-orang Saduki, atau apakah
Allah anda Allah Tuhan Yesus? Apakah Allah anda Allah orang mati,
atau apakah Allah anda Allah orang hidup? Yang mana satu Allah anda?
Jujur, seperti yang sering saya katakan berulang-ulang kepada orang-
orang Kristen, entah Allah adalah nyata, dan karena itu anda hidup
334 | C A H A Y A I N J I L
bergaul dengan Dia dan melayani Dia, atau jikalau Allah tidak nyata,
mengepak saja dan pulanglah! Lupakan saja segalanya. Jangan pergi
ke gereja lagi. Tidak ada gunanya hidup dalam khayalan. Tidak ada
gunanya menggunakan agama sebagai candu yang memberi anda
sedikit kenyamanan, yang pada kenyataannya merupakan khayalan
belaka karena jikalau Allah adalah Allah orang mati, kenyamanan
apakah yang dapat anda peroleh pada akhirnya? Hal itu benar-benar
membuang waktu.
Agama seperti ini tidak ada harganya. Tidak ada gunanya kita
berusaha, tidak ada gunanya kita berdoa. Tidak berarti sama sekali.
Apa yang anda dapatkan hanyalah rasa bersalah yang sangat ruwet;
setiap kali anda berbuat dosa, anda merasa sangat bersalah. Maksud
saya, bagi seseorang yang tidak mempunyai hati nurani, dia berbuat
dosa dan dia tetap tersenyum. Dia masih merasa bahagia. "Aku
mencuri uang orang itu. Ah, hebat! Sekarang aku bertambah kaya. Aku
tidak suka orang ini; aku bunuh dia. Sekarang, musuhku berkurang
satu! Sekarang aku harus melihat dia setiap minggu dan mencoba
untuk mengasihi dia, mencoba untuk mengasihinya. Kamu melelahkan
dirimu untuk mengasihi seseorang yang tidak layak dikasihi. Hidup
kekristenan seperti ini menjadi bahan tertawaan. Maksudku, bayar saja
beberapa orang, beberapa penjahat untuk menghabiskan dia pada
tengah malam. Bayarlah orang itu beberapa ratus dolar dan pikiran
tenang yang anda dapatkan, tanpa perlu melihat orang itu lagi,
sungguh sangat menyenangkan sekali. Jadi, anda lihat, anda tidak
perlu membiarkan hati nurani anda mengganggu anda terus dengan
perasaan bersalah yang ruwet dan yang tidak ada akhirnya tetapi yang
akan menghancurkan hidup anda. Anda berbuat dosa dan nikmatilah.
"...makan dan minumlah, karena besok kita mati."" [1 Korintus 15:32]
Jadi, ada siapa yang peduli?
Oleh karena itu, jikalau tidak ada Kebangkitan, maka anda dan saya
adalah orang-orang yang paling bodoh. Kita tidak seharusnya berada di
sini membuang-buang waktu setiap orang. Nikmatilah terang cahaya
matahari yang indah. Berjalan-jalanlah di taman. Hiruplah udara segar
dan dapatkanlah sedikit vitamin D dari sinar matahari daripada duduk
di sini di dalam bangunan yang agak aneh ini mendengarkan orang ini
berbicara terus. Tidak ada gunanya. Saya tidak mengerti mengapa
orang senang menyiksa diri mereka sendiri. Orang ini berbicara terus,
lama dan panjang sekali selama satu jam, membuat saya kelelahan
335 | C A H A Y A I N J I L
total. Saya harus bekerja sepanjang satu minggu itu dan kemudian
harus mendengarkannya selama satu jam. Jelas sekali, kita ini orang-
orang bodoh jikalau tidak ada Kebangkitan. Maksud saya, kita benar-
benar bodoh. Jadi anda harus mengambil keputusan dalam pikiran
anda. Anda harus menangkap hal ini benar-benar dalam pikiran anda.
Apakah Allah adalah Allah orang mati, atau Allah orang hidup? Karena
jikalau Dia adalah Allah orang mati, walaupun Dia nyata, hal itu
sungguh-sungguh tidak berarti sama sekali. Kita tidak perlu menjadi
orang atheis, kita dapat saja berkata, "Pasti, pasti Allah itu hidup!"
Sama seperti orang-orang Saduki, "Allah itu nyata. Sesungguhnya Allah
ada, dan karena itu saya masih tergolong sebagai seorang yang
beragama karena saya percaya pada Allah. Tetapi Dia adalah Allah
orang mati, makanya hal itu tidak berarti apa-apa."
Dia Adalah Allah Orang Hidup, Demikianlah Kita Hidup Di
Hadapan Dia
Atau ini adalah pilihan yang lain: bahwa Allah adalah Allah orang hidup.
Dan oleh karena Dia adalah Allah orang hidup, kita harus menghadap
Dia. Itulah yang dikatakan Kitab Suci, bahwa sesungguhnya Dia akan
membangkitkan bukan hanya orang-orang percaya, tetapi bahkan
orang-orang yang tidak percaya akan dibangkitkan untuk menghadap
penghakiman. Itulah yang diajarkan Kitab Suci. Setiap orang akan
mati, tetapi setiap orang akan dibangkitkan untuk menghadapi
penghakiman Allah. Tidak ada yang dapat lolos dari penghakimanNya.
Sebenarnya, dalam perikop yang sejajar dengan perikop ini di Lukas,
kita membaca dengan jelas, satu pernyataan penutup di sana. Dalam
Lukas 20:38, pernyataan yang sama dibuatnya. Inilah yang kita baca di
sana: "Sekarang Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang
hidup; sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Apakah artinya, "di
hadapan Dia semua orang hidup"? Pernyataan ini, dalam kasus datif
bahasa Yunani, berarti bahwa setiap orang hidup oleh kuasaNya dan
hidup memberi pertanggungan-jawab kepada Dia. Setiap orang hidup
bagi Dia. Pernyataan ini, singkatnya, menyimpulkan kenyataan bahwa
segala sesuatu dari kehidupan ini berada dalam tangan Allah. Hidup
anda ada di dalam tangan Tuhan. Anda akan hidup atau mati, bukan
karena kematian itu lebih berkuasa untuk dikendalikan Tuhan, tidak
sama sekali; hidup dan mati ada di tangan Allah. Dia membangkitkan
siapa saja yang Dia mau dan Dia akan mematikan siapa saja yang Dia
kehendaki.
336 | C A H A Y A I N J I L
Inilah yang dikatakan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya di dalam
Matius pasal 10, "Janganlah takut kepada manusia. Jangan takut
kepada mereka yang dapat membunuh tubuh dan tidak dapat
membunuh jiwa, tetapi takutlah kepada Dia, yaitu, Allah yang dapat
membinasakan, baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." Allah adalah
satu-satunya yang memegang segala sesuatu yang hidup di dalam
tanganNya. Kehidupan ada di tangan Allah. Kehidupan bukanlah di
tangan kematian, tetapi di dalam tangan Allah. Dia adalah satu-satunya
yang menentukan siapa yang hidup dan siapa yang mati. Semua yang
hidup akan memberi pertanggungan-jawab kepada Dia. "... di hadapan
Dia semua orang hidup." Jadi Kitab Suci mengatakan kepada kita
bahwa bahkan orang-orang berdosa, bahkan penjahat-penjahat, bos-
bos mafia, mereka tidak dapat lari dari apa yang telah mereka lakukan
karena orang-orang jahatpun akan dibangkitkan untuk
mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Hal ini dapat kita baca
dalam kitab Wahyu, bahwa di sana terdapat dua kebangkitan:
kebangkitan yang pertama dan kebangkitan yang kedua. Anda
membaca tentang kebangkitan yang kedua di dalam Wahyu pasal 20,
ketika Tuhan akan membangkitkan semua orang yang pernah hidup.
Dia akan membangkitkan semua orang besar dan kecil untuk memberi
pertanggungan-jawab di hadapanNya karena kita semua hidup
bertanggungjawab kepadaNya. Anda lihat, Allah tidak hanya akan
membangkitkan orang-orang benar, melainkan Dia juga akan
membangkitkan orang-orang jahat karena orang-orang yang jahat
tidak dapat lari dari perbuatan mereka. Hal ini sangat penting untuk
dimengerti. Dia adalah Allah Kebangkitan. Dia adalah satu-satunya
yang memegang segala sesuatu dari hidup ini di dalam tanganNya.
Mengenal Allah Adalah Hidup Yang Kekal
Sampai di sini kita dapat menyimpulkan dua pokok yang penting dan
setelah itu kita harus mengakhiri. Saya harap, sampai di sini, anda
sudah mulai dapat mengerti apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di
sini, bahwa Allah adalah Allah orang hidup. Tetapi lebih lanjut lagi,
prinsip yang satu lagi dalam Kitab Suci kita harus mengerti adalah:
bahwa mengenal Allah adalah hidup yang kekal. Mengenal Allah adalah
hidup yang kekal. Mengenal Allah berarti berada di dalam suatu
persekutuan dengan Dia seperti Abraham, Ishak dan Yakub. Berada di
dalam suatu persekutuan dengan Allah, berarti berada di dalam suatu
hubungan kovenan dengan Allah seperti yang dilakukan oleh Abraham,
337 | C A H A Y A I N J I L
Ishak dan Yakub. Itulah kehidupan yang kekal. Ini adalah satu prinsip
dasar dalam Kitab Suci.
Anda ingat ketika pemuda yang kaya bertanya kepada Tuhan Yesus,
"Bagaimanakah aku dapat masuk ke dalam kehidupan yang kekal?"
Apakah jawaban Tuhan Yesus kepadanya? "Kamu mengetahui perintah-
perintah Allah. Turutilah segala perintah itu dan kamu akan hidup."
Turutilah itu dan kamu akan hidup! Perintah-perintah dalam Pentateukh
adalah perintah-perintah kehidupan. Orang-orang yang hidup oleh
kuasa Allah, oleh kasih karunia Allah yang memampukan kita - karena
kita tidak dapat melakukannya dengan kekuatan kita sendiri - tetapi
apabila dengan kasih karunia dan kuasa Allah, oleh Roh KudusNya, kita
dapat hidup di dalam FirmanNya, di situlah akan terdapat kehidupan.
Abraham, Ishak dan Yakub adalah orang-orang yang hidup menurut
Firman Allah. Mereka hidup - menurut firman yang ada di dalam
Ulangan 8:3 - mereka hidup oleh firman Tuhan: "Manusia hidup bukan
dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan."
Jadi Abraham, Ishak dan Yakub adalah orang-orang yang hidup
menurut FirmanNya, oleh karena itu mereka akan hidup. Mengenal
Allah adalah hidup yang kekal. Itulah yang Rasul Yohanes katakan di
dalam 1 Yohanes 5:20, "Mengenal Yesus Kristus, adalah mengenal
hidup yang kekal."
Tidak Ada Sesuatupun Yang Dapat Memisahkan Kita Dari Allah -
Tidak Juga Kematian!
Pokok bahasan yang terakhir sebagai penutup adalah: kematian dapat
memisahkan antara manusia dengan manusia. Tetapi kematian tidak
dapat memisahkan antara Allah dan manusia. Sesungguhnya kematian
akan memisahkan kita pada suatu ketika, ia akan memisahkan kita dari
orang yang kita cintai untuk sementara waktu. Tetapi kematian, seperti
yang kita lihat di waktu yang lalu, tidak dapat memisahkan antara Allah
dan manusia. Kita telah melihat bahwa pada saat seorang Kristen
mati, dia pergi bersama-sama Kristus. Kematian tidak pernah dapat
memisahkannya dari Allah untuk satu detikpun. Itulah keindahannya.
Bukankah hal itu mengherankan? Inilah dasarnya. Inilah yang
dikatakan Rasul Paulus di dalam Roma 8:38. Bagian firman itu sangat
indah dan saya ingin bacakan untuk anda. Inilah yang dikatakan Rasul
Paulus di sini:
338 | C A H A Y A I N J I L
"Sebab aku yakin bahwa baik maut maupun hidup," - yaitu, tidak ada
sesuatupun yang dapat terjadi dalam hidup ini - "baik malaikat-
malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang,
maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas,
maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan
dapat memisahkan kita dari kasih Allah di dalam Yesus Kristus Tuhan
kita."
Inilah sebuah prinsip dasar: kematian tidak dapat memisahkan antara
Allah dan manusia. Orang yang hidup di dalam persekutuan itu, suatu
hubungan kovenan (ikat janji) dengan Allah seperti Abraham, Ishak
dan Yakub lakukan, kematian tidak dapat memisahkannya. Tidak ada
sesuatupun, Paulus berkata, yang dapat memisahkan antara Dia dan
kita, antara mereka yang Dia kasihi dan yang mengasihi Dia. Tidak ada
suatupun yang dapat memutuskan di antara anda dengan Dia dan
merebut anda dari Dia berlawanan dengan pilihan anda dan kehendak
anda sendiri. Tidak ada! Itu juga merupakan satu prinsip dasar.
Jadi, sampai di sini, saya berharap kita sungguh-sungguh telah
mengerti dengan jelas pengajaran Tuhan Yesus dan juga belajar dari
hal ini bagaimana dapat menembus lebih dalam lagi ke dalam firman
Tuhan. Sebab saya mengaku bahwa sebagai seorang Kristen yang baru
bertobat, ketika saya berulang kali melihat ayat ini, saya tidak dapat
mengerti bagaimana firman ini dapat membuktikan Kebangkitan.
Sesungguhnya beberapa sarjana mengusulkan bahwa dalam ayat ini,
Tuhan Yesus sedang menggunakan suatu cara perdebatan yang, di
zaman modern ini, tidak dapat diterima, yaitu semacam perdebatan
rabinik Yahudi tentang Kebangkitan.
Tetapi sudah jelas bahwa dengan mengatakan hal itu, mereka
menunjukkan mereka tidak mengerti apa yang Tuhan Yesus katakan.
Bukan, bukan! Ketika anda memahami apa yang dikatakan Tuhan
Yesus, artinya begitu jelas. Hal itu sangat amat dalam sehingga tidak
ada pilihan lain yang dapat saudara ambil karena kita hanya punya dua
pilihan. Apakah Allah adalah Allah orang hidup atau Dia adalah Allah
orang mati. Anda hanya memiliki dua pilihan itu dan orang yang
beriman akan mengetahuinya. Dia mengenal kuasa Allah. Dia tahu
bahwa Allah adalah Allah orang hidup. Dan diberkatilah anda, jika anda
dapat berkata seperti yang Rasul Paulus katakan, "Aku tahu kepada
siapa aku percaya, dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan
339 | C A H A Y A I N J I L
apa yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan." [2
Timotius 1:12] Saya telah mempercayakan diri saya kepada Dia dan
saya tahu bahwa Dia akan membangkitkan saya pada hari terakhir.
Tubuh jasmani ini akan dibangkitkan, tetapi lebih daripada itu, bahkan
pada saat kematian, saya akan langsung masuk ke dalam hadiratNya.
Kematian tidak akan dapat memisahkan saya dari Dia untuk sedetikpun
karena saya tahu Dia adalah Allah yang hidup. Kiranya anda juga
mengenal Dia pada Hari Kebangkitan ini!
Kehidupan Kristen Yang Tak Terkalahkan
Bagian keempat dan terakhir dari satu seri khotbah yang terpusat pada
2 Korintus 12:9
"KuasaKu menjadi sempurna dalam kelemahan" Khotbah oleh Pdt. Eric
Chang
Gereja Central CDC Hongkong
Mari kita membuka satu pasal yang penting dari firman Tuhan di 2
Korintus 12:7b-10.
Maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang
utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan
meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru
kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku
bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi
sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas
kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena
itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan,
di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh
karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Perhatikan setiap kata. Apabila anda memperhatikan dengan saksama,
anda akan melihat bahwa tanpa melebih-lebihkan, pasal ini merupakan
satu pasal yang terpenting. Kapan anda pernah merasakan bahwa
kelemahan anda merupakan sesuatu yang dapat dibanggakan? Kapan
anda pernah berpikir bahwa masalah-masalah, kesulitan-kesulitan,
340 | C A H A Y A I N J I L
kesukaran-kesukaran, dan aniaya-aniaya, merupakan hal-hal yang
dapat membuat kita bersukacita?
Kekristenan Yang Bagaimana?
Kita sedang hidup dalam suatu masa dimana banyaknya pengajar-
pengajar yang mengatakan bahwa Tuhan sedang memberkati anda
apabila tidak ada kesukaran-kesukaran, apabila semuanya berjalan
dengan lancar. Tetapi Paulus berbicara tentang kesukaran-kesukaran,
penderitaan-penderitaan dan semua jenis kehinaan yang menimpa
dirinya sebagai sesuatu yang dapat membuat ia bersukacita dan
bangga. Kekristenan semacam ini dapat disebut sebagai kekristenan
yang tak dapat dikalahkan, tidak mudah untuk menyerah. Kekristenan
semacam ini sangat sulit ditemukan pada zaman ini.
Jenis khotbah-khotbah yang kita dengar hari-hari ini di Amerika Utara
dan berbagai tempat lainnya adalah apabila anda mengalami
penderitaan-penderitaan dan kesukaran-kesukaran, itu bukanlah dari
Tuhan. Apabila anda miskin, itu bukanlah kehendak Allah. Apabila anda
menderita sakit penyakit, itu juga bukanlah kehendak Allah. Semua
penyakit harus disembuhkan. Setiap kemiskinan harus disingkirkan.
Apabila anda miskin, itu karena anda tidak memiliki iman. Kalau anda
memiliki iman anda dapat meminta sebuah mobil Cadillac, atau
Mercedes. Kalau anda tidak mendapatkan Cadillac, berarti anda tidak
memiliki iman. Kekristenan semacam inilah yang sedang dikabarkan di
seluruh dunia.
Dengan kekristenan semacam ini, anda heran apakah anda membaca
Alkitab yang sama dengan yang dibaca oleh rasul Paulus. Kalau saja
dia mendengarkan semuanya ini, ia akan heran kalau-kalau tidak ada
seorangpun yang dapat mengerti tentang apa yang ia sudah tuliskan.
Apakah Anda Sedang Menjalani Kehidupan Kekristenan Yang
Berkemenangan?
Hari ini, saya ingin membahas sesuatu yang amat penting - yaitu,
intisari dan sifat kehidupan Kekristenan. Apakah kehidupan Kekristenan
yang berkemenangan itu? Apakah anda hidup di dalamnya? Apakah
rahasia kekuatan rohani? Apakah anda memiliki kekuatan rohani dalam
hidup anda? Apakah kerohanian yang sejati itu? Kalau saya meminta
anda untuk mendefinisikannya, tahukah anda apa itu kerohanian?
341 | C A H A Y A I N J I L
Pertanyan-pertanyan ini sangat penting. Tanpa kuasa rohani, kita tidak
dapat menjalankan kehidupan kekristenan.
Ketika Aku lemah Maka Aku Kuat
Saya ingin menarik perhatian anda pada 2 Korintus 12:10, "Ketika aku
lemah, maka aku kuat". Perhatikan setiap kata. Sudah jelas ada dua
bagian dalam kalimat ini. Bagian terakhir dalam kalimat ini adalah:
"Aku kuat". Apakah anda kuat? Apakah anda merasa anda kuat?
Sepanjang minggu ini, apakah anda memiliki kekuatan untuk
mengatasi semua masalah yang anda hadapi? Kalau kita melihat pada
kalimat ini, kita cenderung ingin menekankan bagian keduanya, bukan?
"Aku kuat" - inilah bagian yang menarik bagi kita.
Anda dapat memikirkan pasal-pasal yang sejajar yang Rasul Paulus
gunakan, seperti Filipi 4:13, "Aku dapat melakukan segala sesuatu di
dalam Kristus." Ah, inilah kehidupan Kekristenan yang indah "Aku
dapat melakukan segala perkara". Paulus memiliki kemampuan untuk
bertahan dalam setiap kesukaran. Anda dapat melemparkan segala
sesuatu kepadanya dan ia tetap kuat. Ia seorang Kristen semacam itu.
Bagaimana dengan anda dan saya? Kita ditimpa masalah sedikit saja
dan kita jatuh. Sayangnya hidup ini penuh dengan masalah. Sebagai
akibatnya, kita menemukan diri kita sendiri sering kali jatuh. Kapan
kita dapat bangkit? Barang kali ketika kita ke gereja. Jadi selama 6 hari
kita jatuh, dan pada hari ke-7, kita mengumpulkan sedikit kekuatan
untuk bangkit. Tetapi dengan kondisi yang demikian, kita akan
mengalami defisit yang tak terbatas. Saya takut kalau pada waktu yang
akan datang apabila saya datang untuk berkhotbah lagi, saya tidak
akan melihat anda lagi, karena defisit itu telah mengakibatkan
kebangkrutan rohani.
Hal-hal Apakah Yang Dibanggakan Oleh Rasul Paulus?
Tetapi kemampuan Paulus untuk bertahan sangat mengagumkan.
Bacalah saja daftar yang panjang di 2 Korintus 11:22-30. Apakah anda
melihat hal-hal yang Paulus lihat sebagai sesuatu yang layak
dibanggakan? Inilah sungguh-sungguh seorang yang hebat benar.
Silakan anda melihat daftar tersebut. Yang mana satu dapat
ditanggung anda? Ia mengalami karam kapal tiga kali, dan terkatung-
katung di tengah-tengah laut Mediterranian yang dingin. Maukah anda
mencobanya? Mungkin Paulus itu seorang perenang yang baik,
sehingga ketika kapal mulai tenggelam, itu tidak menjadi masalah.
342 | C A H A Y A I N J I L
Tetapi kalau anda tidak tahu bagaimana untuk berenang, barangkali
Tuhan tidak akan menguji anda dengan cara ini?
Jika anda seorang missionari yang melayani Tuhan, sepenuh waktu
bekerja sebagai pemberita Injil, tentu saja anda akan berpikir bahwa
Tuhan akan meratakan jalan-Nya bagi anda. Tetapi apa yang Ia
lakukan? Ia mengizinkan kapal anda tenggelam. Anda boleh saja
protes: "Tetapi Tuhan, maafkan aku, itu bukan caranya
memperlakukan hamba-Mu. Yang penting bukan aku bisa berenang
atau tidak, tetapi menggantung-gantungkan hamba-Mu di tengah air
laut seperti ini pasti bukan caranya untuk memperlakukan hamba-Mu!
Tuhan, kalau Engkau melakukan hal ini sekali saja kepadaku, aku
masih dapat memaafkan-Mu. Tetapi tiga kali!? Ini tidak dapat diterima.
Pada waktu pertama kali aku sudah punya cukup banyak masalah,
tetapi tiga kali, aku tidak sanggup menerimanya. Bukan saja karena
Alkitabku basah dan hancur, tetapi semua catatan khotbahku hilang
dan aku tidak dapat mengingat apa yang akan kukhotbahkan."
Saya ragu-ragu apakah iman kekristenan anda cukup kuat untuk
mengatasi hal ini. Saya percaya iman anda tidak sanggup untuk
mengatasinya, jika kekristenan anda adalah semacam ini, bahwa Tuhan
tidak akan pernah mengizinkan satu perkara buruk pun terjadi kepada
anda. "Inilah aku hamba-Mu, siap untuk diutus dan memberitakan
Firman-Mu. Tentu saja Tuhan akan meratakan jalan-Nya bagiku,
benarkah?" Dan apa yang terjadi? Lif mogok, dan anda menderita malu
ketika anda coba membetulinya, dan anda tidak berhasil. Jadi anda lari
ke lantai bawah dan mendapati anda telah ketinggalan bis. Sudah pasti
ini bukanlah caranya memperlakukan seorang hamba Tuhan.
Anda mengalami beberapa masalah lalu anda berkata, "Tuhan,
mengapa Engkau memperlakukan aku seperti ini?" Itulah sebabnya
saya berkata anda perlu mengerti intisari dari Kekristenan. Anda
mungkin saja sudah dibesarkan dalam Kekristenan yang semacam ini,
yaitu selama anda berjalan dalam kehendak-Nya, maka semuanya
akan menjadi lancar. Ia boleh saja tidak meratakan jalan anda dengan
bunga-bunga mawar, tetapi paling tidak bukan dengan begitu
banyaknya duri.
Ketika Paulus menuliskan hal-hal itu di 2 Korintus 11, apakah
tujuannya? Apakah ia menulis untuk menggerutu melawan Tuhan? Ia
343 | C A H A Y A I N J I L
menuliskan hal-hal ini untuk membuktikan kepada jemaat Korintus
bahwa ia adalah seorang hamba Tuhan yang sejati (ayat 23). Inilah
yang menjadi penghubung antara bagian pertama dan bagian kedua
dari 2 Korintus 11. Paulus mengatakan: "Apakah mereka hamba-
hamba Tuhan? Aku lebih lagi. Apakah buktinya? Kapalku karam."
Bukankah ini hal yang menakjubkan? Kapal mereka tidak tenggelam
dan dengan demikian mereka bukan hamba Tuhan yang sejati. Inikah
pemikirannya? Apakah saya lagi membuat lelucon? Anda bacalah dan
temukanlah, kalau anda dapat menemukan penghubung yang lain.
Belajar Berjalan Dengan Tuhan
Di dalam berjalan dengan Tuhan, saya sering kali mengalami hal-hal
yang menakjubkan. Saya banyak sekali membaca, tidak pernah
seharipun saya lalui tanpa membaca. Kebanyakan dari buku-buku yang
saya baca berkaitan dengan teologia. Tetapi bahkan dari apa yang
saya baca, heran sekali bagaimana Tuhan memimpin saya. Saya tidak
sembarangan mengambil satu buku dan membacanya. Saya berkata,
"Tuhan, apa yang Engkau ingin saya baca berikutnya?" Ini bukanlah
buku-buku renungan tetapi merupakan buku-buku teologia yang
berurusan dengan eksegesis.
Saya baru saja membaca sebuah buku dalam dua minggu terakhir, dan
kemarin saya sampai pada bagian akhir dari buku tersebut. Ketika saya
membuka halaman berikutnya, saya sulit sekali mempercayai mata
saya. Judul dari bagian itu justru bertepatan dengan apa yang saya
khotbahkan hari ini, yaitu bukti-bukti kwalifikasi yang menunjukkan
bahwa Paulus layak menjadi seorang rasul. Ia merujuk kepada nas
yang sama yang saya tuliskan dalam buku catatan saya lebih dari 5
minggu yang lalu. Bukankah ini sesuatu yang luar biasa? Penulisnya
membahas hal yang sama persis dengan yang saya bicarakan
sekarang.
Bukti-bukti Kerasulan
Paulus menyebut kesukaran-kesukaran, pukulan-pukulan dan
lemparan-lemparan batu sebagai bukti yang sungguh-sungguh
menunjukkan kerasulannya. Ini sangat mengagumkan. Dalam perikop
itu, ia tidak menunjuk kepada penglihatannya ketika dalam perjalanan
ke Damsyik. Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, ia mengklaim
dirinya sebagai rasul yang sejati, bertentangan dengan mereka yang
mengklaim diri sebagai rasul-rasul sejati, dengan argumen bahwa
344 | C A H A Y A I N J I L
mereka seharusnya tahu bahwa ialah seorang rasul yang sejati justru
karena lemparan-lemparan batu, pukulan-pukulan dan peristiwa kapal
karam yang harus ia alami demi Injil.
Ketika Paulus keluar untuk berkhotbah, ia tidak mengharapkan Tuhan
untuk melembutkan hati orang banyak supaya mereka tidak akan
melemparinya dengan batu atau memukulnya. Kadang-kadang, saya
keheranan mendengar banyak orang berkata, atau saya membaca
dalam majalah-majalah, bahwa bukti dari kebaikan Allah adalah kalau
mereka pergi ke sana dan hati orang-orang di situ sudah dipersiapkan.
Mereka menerima sambutan yang baik sekali. Bahkan meskipun pada
awalnya ada sedikit permusuhan, hati orang-orang yang mendengar
telah diubahkan begitu mereka sampai di sana. Penerimaan dari para
pendengar tentu saja kadang-kadang merupakan bukti dari pekerjaan
Tuhan dalam hati manusia. Tetapi sudahkah kita mengerti kenyataan
bahwa pertentangan yang hebat terhadap suatu khotbah sering kali
merupakan bukti yang pasti bahwa Roh Kudus sedang bekerja dengan
penuh kuasa di dalam hati para pendengar untuk menyatakan dosa
mereka dan perlunya untuk berpaling kepada Tuhan supaya
diselamatkan (misalnya dalam Kisah Rasul 7)?
Rasul Paulus yang malang ini dilempari batu sementara di waktu yang
lain ditinggalkan untuk mati. Ia dirajam batu dengan hebat sekali
sehingga berlumuran darah seluruh tubuhnya. Ia dipukul sampai
pingsan dalam suatu timbunan tanah sehingga mereka menyangka ia
sudah mati. Jika anda melihat wajah rasul ini, anda akan melihat
banyak sekali bekas-bekas luka di seluruh wajahnya. Dan bekas-bekas
luka ini, disebut Paulus sebagai "tanda-tanda kematian Yesus di dalam
tubuhnya" (2 Korintus 4:10). Tidak, Paulus tidak selalu diterima
dengan sambutan yang hangat.
Dan berapa kali dia dipukuli? Setiap kali Paulus dipukul, ia dipukul
dengan memakai cambuk, 39 pukulan di punggungnya. Setiap kali
cambuk itu mengenai tubuhnya, itu akan mengambil keluar sedikit dari
kulitnya. Ketika cambuk itu mengenai tubuhnya terdapat 4 atau 5
sayatan pada waktu yang sama. Ia diberikan 40 pukulan kurang 1
sebagai tindakan belas kasihan menurut ketentuan hukum Yahudi.
Dapatkah anda tahan menderita satu pukulan seperti itu, apalagi lima?
Bagaimana keadaan punggung rasul Paulus? Inikah penyambutan yang
baik?
345 | C A H A Y A I N J I L
Tetapi anda mungkin berpikir bahwa tentu saja kalau Roh Kudus
bekerja melalui Paulus, kuasa dari perkataannya akan menginsafkan
para pendengarnya dan mereka akan jatuh tersungkur di atas tanah
dan bertobat. Nah, ketika Stefanus di Kisah Para Rasul 7 berkhotbah
dengan penuh kuasa, ia dirajam batu sampai mati. Mengapa Tuhan
tidak melindungi hamba-Nya yang berharga ini, tetapi sebaliknya
membiarkannya untuk dirajam dengan batu sampai mati?
Beranikah anda pergi dan memberitakan Injil? Jangan berpikir bahwa
Tuhan akan meratakan jalanmu. Pada umumnya, Ia tidak akan
melakukan itu. Mungkin kadang-kadang, tetapi jarang sekali Ia akan
meluruskan jalanmu, sebagaimana yang anda lihat dalam Alkitab.
Memahami Sifat Kehidupan Kekristenan
Kecuali anda memahami sifat kehidupan Kekristenan, anda tidak akan
dapat bertahan. Paulus bukan hanya tidak mengeluh tentang hal-hal
ini, ia bahkan bermegah karena hal-hal itu dan bersukacita di dalam
penderitaannya. Ia sungguh hebat.
Ia sesungguhnya seorang Superman rohani karena dapat bertahan
menanggung semuanya itu.
Barangkali anda berkata kepada saya, "Aku mengerti maksud anda.
Jangan mengingatkan aku lagi, aku sudah tangkap maksudnya. Untuk
menjadi seorang Kristen, kita perlu kemampuan untuk bertahan. Tetapi
Rasul Paulus seorang Superman dan aku bukan. Aku tidak dapat
bertahan. Jadi biarkan si Superman maju terus dan menanggung
semua itu." Nah, apakah anda ingin menjadi Superman?
Benarkah Paulus Seorang Superman?
Benarkah Paulus seorang Superman? Kita baca di Roma 8:37 bahwa
Tuhan selalu menjadikan kita lebih dari pemenang. Itu sepertinya
gambaran "mimpi" dari kehidupan Kekristenan - "lebih dari pemenang".
Tetapi bagi banyak di antara kita cukup puas untuk menjadi pemenang,
jangankan "lebih dari" pemenang. Kita tidak dapat mengalami apa
yang "lebih dari" itu. Kita mempunyai cukup banyak masalah untuk
mengalami kemenangan.
Dalam dunia tinju, kadang-kadang kita menyaksikan pertandingan
dimana kedua petinju saling meninju satu dengan yang lainnya sampai
lebam biru dan hitam, sementara para juri mengalami kesulitan untuk
346 | C A H A Y A I N J I L
memutuskan yang mana menang dengan meraih angka lebih. Namun
ada juga pertandingan dimana benar-benar ada pemenang K.O. yang
jelas, dimana yang kalah terbaring di atas kanvas. Pemenang K.O.
inilah contoh dari "lebih dari pemenang".
Jadi ketika Paulus berkata "lebih dari pemenang", ia tidak bermaksud
bahwa anda menang dengan nilai angka, tetapi menang tanpa
tandingan. Jadi Paulus kelihatannya sedang berbicara tentang suatu
Kekristenan Superman, bukan? Tetapi ini bukan pengalaman
kebanyakan orang Kristen.
Apa yang akan terjadi kalau anda tidak mengalami kekuatan yang
berlebihan itu? Anda menjadi jera dan mungkin menderita frustrasi.
Justru akan terjadi sesuatu yang sangat berbahaya, yaitu suatu rasa
bersalah. Anda mulai bertanya-tanya misalnya, "Apakah aku sudah
lahir baru? Aku membaca di Alkitab bahwa kita lebih dari pemenang,
tetapi aku tidak. Mengapa?" Apakah ini pengalaman anda?
Kemudian anda pandang ke sekeliling kepada saudara-saudara yang
lain. Apakah saya saja yang mengalami kekalahan? Anda segera
menemukan bahwa mereka juga tidak lebih baik dari anda. Mereka
juga berbabak-belur. Kenyataannya, mereka juga bukan Superman.
Kemudian anda melihat di sekeliling, adakah orang-orang Super di
sekitar anda? Bagaimana dengan pendeta-pendeta dan pemimpin-
pemimpin di gereja anda? Bahkan mereka juga kelihatannya memiliki
kelemahan di sana sini. Apakah Superman juga membuat kesalahan?
Mungkin mereka sedikit lebih baik, namun yang pasti mereka bukan
Superman.
Apakah Kita Sedang Bertempur Dalam Peperangan yang Kalah?
Sekarang anda mempunyai masalah. Anda mulai merasa sangat
kecewa. Anda mulai bersikap sinis. Apabila hal ini menjadi lebih buruk,
anda mulai merasa putus asa. Anda mulai membuat kesimpulan bahwa
kehidupan Kekristenan tidak mungkin dijalani. Ternyata pahlawan-
pahlawan yang anda segani, para pemimpin di gereja, tidak begitu
sempurna juga. Perasaan putus asa ini mulai mencengkram anda,
membuat kehidupan Kekristenan anda merosot menjadi semakin
lemah. Anda tidak dapat menang. Tidak ada seorangpun, bahkan tidak
pula para pemimpin, dapat menang. Kita sedang berperang dalam
peperangan yang kalah.
347 | C A H A Y A I N J I L
Apakah jalan keluarnya? Saya melihat begitu banyak orang Kristen
yang menjadi semakin negatif. Segala sesuatu yang mereka lihat
tampaknya tidak ada harapan. Mereka berada di ujung keruntuhan.
Tetapi ketika anda membaca surat Rasul Paulus, apakah ia berpikir
seperti demikian? Ia tidak berpikir seperti ini karena ia tidak berpikir
seperti anda dan saya. Paulus memang tidak dapat dikalahkan tetapi ia
bukan Superman.
Dari Manakah Gagasan Superman Ini Datang?
Saya akan menerangkan apa yang saya maksudkan dengan pernyataan
saya yang terakhir. Tetapi pertama-tama kita harus meninjau gagasan
tentang "Superman" ini, dan memahami sifat kerohanian yang sejati.
Kita harus berusaha untuk mengerti dari mana datangnya kesalahan
gagasan tentang "Superman" ini, karena kalau anda memulai dengan
pemikiran superman, anda akan mengalami kerugian, dan melakukan
kesalahan yang serius.
Gagasan ini datang dari seorang ahli filsafat Jerman yang bernama
Friedrich Nietzsche. Orang ini adalah seorang ahli filsafat yang anti-
kristen. Meskipun ayahnya seorang pendeta, ia melawan segala
sesuatu tentang kekristenan. Bukanlah suatu perkara yang luar biasa
untuk orang-orang yang dibesarkan dalam keluarga Kristen
kemudiannya berbalik dan melawan kekristenan karena jenis
kekristenan yang mereka lihat di rumah. Nietzsche adalah seorang
yang sangat pandai tetapi entah mengapa ia memiliki obsesi untuk
melawan Tuhan. Dari sekian banyak buku yang ditulisnya, salah
satunya berjudul "Anti-Kristus", di mana ia menyatakan dirinya sebagai
Anti-Kristus. Ia berbalik melawan Allah karena Allah disampaikan
kepadanya dengan cara yang salah. Tetapi dengan berbaliknya dari
Allah, ia tidak ada lagi tujuan hidup. Ia telah kehilangan semua arti
hidup. Menolak Injil bearti menolak semua dasar pengharapan. Tidak
ada suatu apapun yang kekal, segala sesuatu adalah fana. Nietzsche
menjadi gila pada usia 45 tahun dan meninggal 11 tahun kemudian,
yaitu tahun 1900.
Superman - Memuliakan Manusia Itu Sendiri
Sebagai akibatnya, Nietzsche mengembangkan gagasan tentang
Superman. Ia berpendapat bahwa manusia dapat berkembang menjadi
Superman, paling tidak beberapa orang dapat. Baginya, pengharapan
adalah perkembangan manusia hingga ke tahap pencapaian yang
348 | C A H A Y A I N J I L
paling tinggi. Manusia dapat menyelamatkan dirinya dengan
mengembangkan dirinya sendiri. Beberapa dari kita dapat berkembang
menjadi sejenis bangsa yang super. Tentu saja, gagasan tentang
bangsa yang super inilah yang diambil dan diterapkan oleh pihak Nazi.
Menjelang akhir perang dunia kedua, berakhir jugalah impian Nazi akan
satu bangsa yang super. Namun demikian, gagasan ini dilanjutkan oleh
beberapa seniman kartun. Manusia masih saja ingin mempelajari untuk
mempercayai dirinya sendiri. Tetapi siapakah yang dapat kita percayai?
Baru-baru ini saya dengar dari berita mengenai seorang pria di Cina
yang menyembah Mao Tse Tung. Ia mengumpulkan segala macam
potret Mao Tse Tung: dalam buku-buku kecil, lencana-lencana atau
patung-patung. Tujuannya adalah mengumpulkan 25,000 barang-
barang seperti itu. Di dalam kamarnya tergantung potret Mao Tse Tung
yang sangat besar. Setiap hari ia membakar kemenyan di depan potret
Mao itu. Mengapa ia melakukan hal tersebut? Karena Mao Tse Tung
merupakan superman baginya.
Karena tidak seorangpun yang sesuai dengan gambaran Superman,
seniman-seniman kartun masih dapat membayangkan seorang pria
yang cakap dengan rambutnya yang bergelombang, bentuk tubuh V
dengan otot-otot yang besar, berpakaian biru yang ketat dengan
mengenakan mantel dipunggungnya yang akan menolongnya untuk
terbang di udara. Inilah hal-hal yang kita lakukan hanya di dalam
mimpi. Pernahkah anda terbang dalam mimpi? Pasti kita pernah
terbang dalam mimpi. Jikalau anda tidak dapat menjadi Superman
dalam kehidupan sehari-hari, setidak-tidaknya anda dapat menjadi satu
dalam mimpi!
Sekarang anda mengerti mengapa kita tidak dapat menggunakan
gagasan "Superman" dalam kehidupan Kekristenan. Itu adalah
mengagungkan manusia itu sendiri. Itu adalah pemujaan terhadap
kekuatan manusia yang sama sekali melupakan Allah. Dalam film
kartun, Superman dapat menghentikan dan memutar-balikkan roket.
Apa artinya ini? Artinya manusia dapat menyelesaikan masalah-
masalahnya sendiri dan tidak membutuhkan Allah. Manusia hanya perlu
mengembang ke tingkat yang lebih tinggi dan ia dapat melakukan
segala sesuatu. Pemikiran ini bukanlah sesuatu yang baru. Kita dapat
melihatnya di kitab Kejadian, di mana kita lihat makhluk-makhluk yang
349 | C A H A Y A I N J I L
sangat perkasa yang disebut anak-anak Allah. Kita juga membaca
tentang keberhasilan manusia dalam membangun menara Babel.
Manusia akan membangun jalannya sendiri masuk ke surga. Ia akan
mengambil kursinya sendiri di takhta Allah.
Keberhasilan manusia sungguh sangat banyak sekali. Ia dapat
meluncurkan roket-roket, dan ia ingin menerobos surga. Saya pernah
membaca sebuah laporan tentang teleskop yang baru dan lebih besar
di Hawaii yang memampukan manusia untuk melihat jauh lebih ke
dalam alam semesta ini. Sebenarnya semakin banyak kita tahu tentang
alam semesta ini, semakin kita sadar betapa rendahnya dan kecilnya
manusia itu. Keberhasilan kita yang paling besarpun dalam bidang
roket tidaklah seberapa dibandingkan dengan keluasan alam semesta
ini.
Kebohongan Dari Menjadi Superman Rohani
Jadi pemujaan akan pencapaian manusia adalah inti kepada gagasan
Superman itu. Karena itu, penerapan gagasan Superman ke dalam
kehidupan kekristenan adalah suatu penyimpangan yang besar.
Sayangnya, pemikiran semacam ini masih kuat dalam gereja. Kita
masih dapat melihat pemikiran tentang pengembangan diri ini dengan
maksud untuk mencapai status Superman rohani. Kita telah
diindoktrinasi oleh sistem pendidikan masa kini sehingga kita percaya
pada gagasan pengembangandiri sendiri yang terus-menerus ini.
Mengapa kita belajar sungguh-sungguh? Pengembangan diri sendiri.
Kita belajar supaya kita dapat berkembang dari satu tingkat pendidikan
ke tingkat yang lebih tinggi, dari satu derajat ke derajat yang lain. Kita
belajar untuk mengembangkan memori kita dan konsentrasi kita. Kita
bahkan dapat minum pil untuk mengembangkan "kemampuan otak".
Dengan segala usaha ini, kita mengembangkan diri sendiri.
Ketika kita datang ke gereja, tidakkah kita lakukan hal yang sama?
Mengapa anda mempelajari Alkitab anda? Anda berkata, "Saya ingin
mengetahui kehendak Allah." Mengetahui kehendak Allah biasanya
hanya sebagian kecil dari alasan yang sesungguhnya. Alasan yang
sesungguhnya adalah untuk mengembangkan pengertian anda tentang
Firman Allah, bukan? Bukankah hebat apabila seseorang mengajukan
pertanyaan dalam pelajaran Alkitab, anda membuka Kitab Suci pasal ini
dan itu kepada mereka dan anda mampu mencelikkan mata mereka.
350 | C A H A Y A I N J I L
Mereka semua memandang kepada anda, mengagumi pengertian anda
yang begitu dalam tentang Kitab Suci. Tentu saja, anda tidak akan
berkata bahwa anda melakukannya untuk mengesankan orang lain.
Anda akan berkata bahwa anda ingin mengetahui kehendak Allah.
Tetapi jikalau anda sudah mengetahui kehendak Allah dengan begitu
baik, mengapa anda tidak dapat hidup berkemenangan?
Bagaimana dengan doa? Tentu saja itu sangat rohani. Tetapi berdoa
bisa saja tidak begitu rohani. Kita dapat berdoa dengan cara seperti
"meditasi transendental". Kita memusatkan pikiran kita dan
mengembangkan akal budi kita. Hal ini dapat menolong kita untuk
memfokuskan kemampuan mental kita. Adalah sehat bagi pikiran dan
jiwa kita untuk meluangkan 10 menit waktu untuk memusatkan seluruh
perhatian dengan tenang. Kita terjual kepada gagasan pengembangan
diri. Jika anda memiliki alasan-alasan yang tersembunyi untuk
menggembangkan diri sendiri ketika mempelajari Alkitab dan berdoa,
anda telah kehilangan intinya dan anda tidak akan mengalami
kemajuan rohani dalam kehidupan kekristenan anda.
Apakah Program Pelatihan Pemuridan Mendorong Kita Menjadi
Superman?
Anda boleh berkata, bagaimana tentang pelatihan pemuridan? Tentu
saja dengan segala tingkat pelatihan pemuridan yang berbeda, anda
dapat bertumbuh secara rohani dan dapat hidup dalam kehidupan
kekristenan yang berkemenangan. Jikalau anda sudah menyelesaikan
tingkat dasar dan anda masih bergumul untuk hidup berkemenangan,
sebagai jalan keluarnya anda akan melanjutkan ke tingkat selanjutnya.
Program ini sungguh akan mendorong anda untuk menjadi Superman.
Kerohanian yang sejati sekarang tidak begitu jauh dari jangkauan kita.
Apakah semua pelatihan seperti ini sungguh berhasil? Apakah anda
mendapati anda hidup dalam kemenangan? Pernahkah anda
mengalami setelah mengikuti beberapa pelatihan, dengan tiba-tiba
anda memiliki beberapa sifat Superman dalam hidup anda? Pada
kenyataannya, meskipun anda mulai menyadari bahwa anda baru
setengah jalan untuk menjadi Superman, namun anda harus rendah
diri tentang itu. Tetapi begitu anda mencapai setengah jalan untuk
menjadi Superman, tidak begitu mudah lagi untuk merendahkan diri.
Tetapi anda masih ingin mencoba. Jadi kita ada banyak orang di gereja
yang mencoba untuk mengerti bagaimana menjadi lebih rendah hati.
351 | C A H A Y A I N J I L
Semua kekuatannya dikeluarkan di dalam pergumulan untuk
merendahkan diri.
Namun anda tetap frustrasi. Barangkali Anda berkata: "Setelah
menyelesaikan semua sesi dalam pelatihan-pelatihan pemuridan ini,
kapan saya benar-benar akan hidup berkemenangan? Jikalau jalan
satu-satunya untuk mencapai kesuksesan adalah dengan melanjutkan
pelatihan ke tingkat selanjutnya, saya tidak tahu apakah saya akan
berhasil sampai ke sana. Kehidupan Kekristenan seperti ini sangatlah
sukar".
Izinkan saya menyatakan hal ini kepada anda. Jikalau kita mengikuti
semua pelatihan pemuridan dengan maksud untuk mengalami
kemajuan rohani, dalam pengertian untuk menjadi Superman, anda
telah salah besar. Bahkan lebih buruk lagi, sesi-sesi dalam pelatihan itu
akan menjadi berbahaya bagi anda. Pelatihan-pelatihan itu sebenarnya
sangat berbahaya apabila anda mengikutinya dengan motif yang salah.
Saya sangat menguatirkan hal ini. Pelatihan sangat berharga, akan
tetapi setiap sesuatu yang berharga dapat disalahgunakan. Di sinilah
bahayanya.
Inti Dari Kerohanian
Jadi kalau begitu, bagaimana kita harus melanjutkan? Seperti yang
telah kita simpulkan, kita harus mengerti inti dari apa yang Paulus
katakan kepada kita. Kecuali kita mengerti hal itu, kita tidak akan
pernah dapat hidup berkemenangan. Anda harus pikirkan dengan
saksama 2 Korintus 12:10, "Ketika aku lemah, maka aku kuat". Paulus
tidak pernah mengklaim dirinya sebagai Superman. Pada
kenyataannya, ia tidak pernah menjadi Superman. Lebih menakjubkan
lagi, ia selanjutkan berkata di 2 Korintus 13:4, "Sesungguhnya Ia
disalibkan karena kelemahan-Nya" untuk menunjukkan bahwa bahkan
Kristuspun bukan Superman. Cara yang berbeda untuk menyusun ayat
ini ialah "Yesus telah disalibkan sebagai seorang lemah". Di Perjanjian
Baru, Yesus tidak pernah tampil sebagai Superman. Sepanjang Injil
Yohanes, Yesus tidak pernah melakukan apapun dengan kekuatan-Nya
sendiri. Tatkala anda tidak berfungsi dengan kekuatan sendiri, itu
berarti bahwa anda sendiri bukan apa-apa dan hanya Allahlah
segalanya dalam hidup anda.
352 | C A H A Y A I N J I L
Kecuali anda mengerti hal ini, anda tidak mengerti apa-apa tentang
kehidupan kekristenan. Jangan bayangkan bahwa satu hari kelak anda
dapat mencapai tingkat dimana anda dapat berfungsi dengan kekuatan
Superman. Karena apabila anda mencapai tingkat itu, anda tidak
membutuhkan Allah lagi. Tetapi selama anda masih bergantung
sepenuhnya kepada Allah, itu berarti anda selalu lemah.
Dapatkah anda melihat bahaya dari gagasan Superman ini? Anda harus
mengerti dengan jelas. Jangan bayangkan bahwa anda dapat mencapai
tingkat dimana anda memiliki kekuatan yang begitu besar sehingga
anda dapat berfungsi sendiri secara rohani. Jangan pernah berpikir
bahwa kehidupan kekristenan anda itu umpama baterai yang dapat
dicas dengan pelatihan-pelatihan, pelajaran Alkitab dan doa. Anda diisi
ke tingkat yang tertentu, supaya setelah waktu doa dan pelajaran
Alkitab, anda dapat keluar dan berlari untuk waktu yang lama dengan
cas dari baterai itu. Kemudian anda kembali kepada Allah untuk dicas
ulang hanya apabila anda merasa bahwa cas itu mulai berkurang. Ini
sama sekali tidak benar. Kita harus hidup dalam kelemahan saat demi
saat, dan senantiasa menarik kekuatan dari-Nya.
Kekristenan Yang Berbeda - Bermegah Dalam Kelemahan
Apa yang Paulus maksudkan ialah: "Ketika aku lemah, ketika itu
jugalah aku menjadi kuat". Itu berarti untuk menjadi kuat kapanpun,
anda harus menjadi lemah. Hal ini sangat penting untuk anda
mengerti. Kedua bagian dari kalimat ini tidak akan pernah dapat
dipisahkan. Saat anda merasa lemah, itulah saatnya untuk bersyukur
pada Tuhan. Inilah yang dimegahkan oleh Paulus.
Apakah anda merasakan kesakitan dalam tubuh anda seperti saya?
Paulus berbicara tentang duri di dalam dagingnya. Cobalah
menusukkan duri ke dalam tubuhmu dan rasakan seperti apa rasanya.
Itu gambaran kesakitan yang dasyat di dalam daging. Banyak sarjana
berusaha untuk memahami artinya. Tidak seorangpun dapat
menyatakan dengan pasti. Jika anda selalu mengeluh kepada Tuhan
mengapa anda mengalami rasa sakit di tubuh, anda belum memahami
rahasia kehidupan Kristen. Justru dalam kelemahan itulah kuasa Allah
akan dinyatakan di dalam diri anda. Justru di ayat inilah, Paulus
membanggakan hal yang satu ini: kesakitannya. Ini kekristenan yang
sama sekali berbeda.
353 | C A H A Y A I N J I L
Bilamana anda mengalami kekurangan, itu merupakan kesempatan
Allah untuk memperlihatkan kuasa-Nya kepada anda, dan melalui anda
kepada orang lain. Anda semua tahu ceritera tentang Joni, seorang
wanita atlit yang sangat menarik. Tulang lehernya patah,
mengakibatkan lumpuh dari leher ke bawah. Ia seorang wanita yang
masih muda dan seluruh hidupnya harus dihabiskan di atas kursi roda.
Mengapa Allah mengizinkan hal seperti ini terjadi? Namun melalui
kehidupannya, tak terhitung banyaknya orang telah diberkati.
Mengapa? Justru karena kuasa Tuhan dinyatakan di dalam
kelemahannya.
Bagaimana Kita Menghadapi Masalah-masalah Kita?
Namun saat anda merasa kurang sehat, anda merasa kurang senang.
Saya sering kali merasakan sakit punggung yang melemahkan.
Perhatikan kata "melemahkan". Setiap penyakit dan rasa sakit
melemahkan kita. Untuk menjadikan Paulus lebih kuat, Allah harus
pertama-tama melemahkannya dulu dengan menusukkan duri ke
dalam dagingnya. Mengertikah anda prinsip ini? Barangkali kita belum
mencapai tahap di mana Allah dapat menusukkan duri ke dalam daging
kita. Kita mengalami kesulitan mengatasi masalah-masalah kecil yang
kita hadapi setiap hari. Kualitas Kekristenan kita dapat dilihat dari cara
kita menghadapi masalah-masalah kita.
Ingatkah anda tentang "The Queen of the Dark Chambers" (Ratu
Kamar Gelap), bagaimana matanya begitu peka terhadap sinar cahaya
sehingga ia harus hidup di dalam kegelapan? Betapa tragisnya! Ia
harus hidup di dalam kegelapan siang dan malam. Ia secara harfiah
hidup di dalam kegelapan. Sekali lagi melalui kelemahannya kuasa
Allah dinyatakan dan jutaan orang diberkati melalui kehidupannya.
Kelemahan Kita - Kesempatan Allah
Kelemahan anda merupakan kesempatan Allah untuk menunjukkan
betapa dahsyat kuasa-Nya di dalam hidup anda. Inilah kemuliaan
Kekristenan. Bukan karena anda tidak ada masalah tetapi justru di
dalam setiap masalah, ada kekuatan untuk mengatasinya, bahkan
patah tulang leher ataupun kelumpuhan. Di mana lagi kuasa Allah akan
dinyatakan di dalam kehidupan kita? Apakah kemuliaan Allah
dinyatakan melalui saya karena saya mengendarai sebuah Mercedes?
Saya tidak perlu menjadi orang Kristen untuk mengendarai Mercedes.
Tetapi saya perlu menjadi orang Kristen untuk memuliakan Tuhan,
354 | C A H A Y A I N J I L
untuk mengizinkan kuasa-Nya dinyatakan melalui saya dengan duri di
dalam daging. Saya tidak membutuhkan kuasa Allah untuk hidup di
dalam sebuah rumah yang bagus dan besar. Tetapi saya membutuhkan
kuasa Allah ketika demi Injil, saya tidak ada tempat tinggal sama
sekali.
Betapa Bahagianya Menjadi Lemah
Di awal pengalaman kekristenan saya, saya melihat kuasa Allah
dinyatakan melalui saudara Yang. Ia memiliki rahasia rasul Paulus
dalam kehidupan kekristenannya. Ia menerima kemiskinan karena
memberitakan Injil. Itu merupakan sesuatu yang ia banggakan dan
megahkan. Seperti yang telah saya bagikan sebelumnya, kami hidup
bersama selama beberapa bulan. Menurut anda, apa yang paling
banyak saya pelajari darinya? Bukan bagaimana cara membaca Alkitab,
atau bagaimana dapat berdoa berjam-jam. Tetapi dari cara ia
mengatasi masalah-masalah dan kesukaran-kesukarannya, saya
belajar apa itu kemuliaan Allah. Kami berdua tidak mempunyai uang.
Kadang-kadang, hanya ada satu ikan kecil untuk kami berdua. Tidak
ada uang bahkan untuk membeli sayur. Kami punya uang cukup hanya
untuk membeli beras. Saya masih ingat ucapan syukur dan pujiannya
kepada Tuhan untuk ikan yang kecil itu. Ia selalu dikejar-kejar polisi.
Ini terjadi di Shanghai. Sukacitanya di dalam Tuhan saat menghadapi
setiap masalah yang membuat saya melihat kemuliaan Allah.
Mengertikah anda rahasia ini?
Paulus berkata bahwa "Aku disalibkan dengan Kristus" (Galatia 2:19).
Bukan "Aku telah disalibkan" (I was), tetapi "Aku disalibkan"(I am).
Disalibkan berarti dianggap sebagai penjahat. Itu juga berarti
penderitaan dan kematian. Penyaliban merupakan lambang dari
kelemahan yang total. Inilah yang dipandang Paulus sebagai pusat
kehidupannya. Justru di situlah ia menikmati persekutuan dengan
Kristus. Apakah anda mempunyai pengalaman semacam ini dengan
Kristus?
Di Ucapan Bahagia (Matius 5:3-12), kita dapat melihat bahwa setiap
ucapan bahagia itu ada hubungannya dengan kelemahan.
"Berbahagialah orang yang miskin": orang miskin itu lemah.
"Berbahagialah orang yang lemah lembut": orang yang lemah lembut
adalah orang lemah. "Berbahagialah orang yang dianiaya": mereka
dianiaya karena mereka tidak ada pertahanan. Demikianlah caranya
355 | C A H A Y A I N J I L
Tuhan membuka pengajaran-Nya. Ia ingin menegaskan kepada kita
bahwa seluruh rahasia kehidupan Kekristenan ialah bahwa Allah itu
Allah bagi yang lemah. Kuasa-Nya dinyatakan hanya melalui
kelemahan.
Daud disebut sebagai seorang yang berkenan di hati Allah (Kis 13:22).
Apakah karena ia Superman? Justru sebaliknya. Ia seorang yang
sangat menghargai kenyataan bahwa Allah mengasihi dan hidup di
antara orang yang miskin, yang rendah hati, dan yang lemah, dan ia
menulis, "Tuhan itu dekat dengan orang yang patah hati, dan
menyelamatkan mereka yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:18)
Sebenarnya ucapan bahagia yang satu ini, "Berbahagialah orang yang
lemah lembut", adalah berdasarkan perkataan Daud di Mazmur 37:11,
"Orang-orang yang lemah lembut akan mewarisi negeri (atau bumi)".
Anda Merasa Cukup Puas, Sehingga Anda Tidak Mengalami
Tuhan
Saya telah mengalami keajaiban Tuhan di dalam hidup saya. Anda
dapat melihatnya di dalam kesaksian saya. Saya telah banyak kali
mengalami pernyataan kuasa Allah di dalam hidup saya. Tetapi yang
mengkuatirkan saya adalah saya jarang mendengar orang lain
membagikan pengalaman yang serupa. Saya bertanya-tanya mengapa
anda tidak mengalami keajaiban pekerjaan Allah. Apakah karena saya
Superman dan anda bukan? Bukan, saya bukan Superman. Saya bukan
apa-apa. Justru karena itu, Allah dapat bekerja dalam hidup saya.
Karena di dalam kelemahan dan kekurangan saya, Allah menyatakan
Diri-Nya kepada saya.
Masalahnya ialah anda jauh lebih "super" dari saya. Anda tidak
mengalami kekurangan yang saya alami dan itulah sebabnya anda
tidak mengalami Tuhan. Itulah sebabnya saya menyesal untuk anda.
Anda terlalu mewah. Saya tidak berkata bahwa anda kaya, tetapi anda
berkecukupan, jadi anda tidak perlu mengalami persediaan Tuhan.
Pernah terjadi di Shanghai saya tidak mempunyai apa-apa untuk
dimakan. Allah melakukan suatu yang ajaib untuk saya. Ia tidak akan
membiarkan saya dalam kelaparan. Jika Ia membiarkan saya dalam
kelaparan, saya tetap akan menerimanya juga. Tetapi Ia tidak
membiarkan saya menderita kelaparan. Saya mengalami mukjizat yang
356 | C A H A Y A I N J I L
mengagumkan dimana Ia melipat gandakan makanan buat saya. Saya
telah bagikan hal ini di dalam kesaksian saya.
Apakah Allah Nyata Untuk Anda?
Itulah sebabnya saya katakan bahwa anda tidak beruntung karena
anda hidup terlalu mewah. Anda juga terlalu sehat. Anda memiliki
paspor dan kewarganegaraan sehingga Allah tidak perlu menolong
anda. Selidikilah hidup anda dan tanyalah pada diri sendiri: di mana
kemiskinan dan kekurangan saya? Berbahagialah orang yang miskin.
Mereka lemah dan Allah akan campur tangan. Jika kekurangan anda
bersifat psikologis, yang anda butuhkan hanyalah hiburan mental. Jika
itu saja yang anda butuhkan, anda bisa saja menempelkan mata pada
TV dan itu akan menyelesaikan semua masalah anda. Kalau anda
mengalami masalah psikologis, anda mencari solusi psikologis. Anda
tidak pernah akan mengetahui apakah Allah itu nyata atau tidak. Ketika
saya menceritakan mukjizat-mukjizat yang saya alami, barangkali anda
berkata bahwa saya ini merupakan pengecualian. Barangkali ada juga
yang menganggap saya melebih-lebihkan. Sangat sulit untuk
mempercayai hal-hal seperti ini jika anda tidak pernah mengalaminya
sendiri. Sebenarnya, saya cenderung untuk mengekang ceriteranya.
Kalau anda benar-benar mengalaminya, itu jauh lebih menggairahkan
dari menceriterakannya. Dapatkah anda membayangkan perasaannya
ketika anda melihat ke dalam panci, memikirkan makanannya sudah
habis tetapi ternyata menemukan masih ada makanan? Dapatkah anda
membayangkan perasaannya ketika anda mengeluarkan makanan dari
dalam panci dan kemudian menemukan bahwa jumlah makanan dalam
panci masih tetap sama seperti sebelumnya? Sangat menakjubkan
kalau anda mengalaminya sendiri.
Apakah anda ingin mengalami kehidupan kekristenan yang tidak
terkalahkan seperti yang Paulus alami? Apakah anda ingin memiliki
kuasa rohani seperti yang dialaminya di dalam kehidupan kekristenan
anda? Apakah Allah kita nyata bagi anda?
Berbahagialah orang yang miskin dan yang lemah karena Allah akan
menyatakan diri-Nya kepada mereka. Siapkah anda menjadi miskin
dan lemah supaya anda dapat mengalami kehidupan yang tak
terkalahkan seperti Paulus?
357 | C A H A Y A I N J I L
Keselamatan Dan Kelemahan
Yang Kedua dari serangkaian khotbat-khotbah penafsiran 2 Korintus
12:9
"Dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna"
Disampaikan oleh Pastor Eric Chang
Di Gereja Christian Disciples Kuala Lumper (Malaysia).
Kerjakan Keselamatanmu Dengan Takut Dan Gentar
Sesuai dengan kehendak Allah, hari ini saya akan menjelaskan satu
pokok yang sangat penting dalam Firman Allah. Filipi 2:12
mengatakan, "Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa
taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan
gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula
sekarang waktu aku tidak hadir."
Kita akan meneliti kata-kata ini, "Kerjakan keselamatanmu dengan
takut dan gentar." Di sepanjang kehidupan kekristenan saya (yang
meliputi waktu yang sangat panjang), saya tidak pernah mendengar
seorangpun menjelaskan kata-kata tersebut. Namun kata-kata tersebut
sangat penting karena mereka berhubungan dengan keselamatan.
Keselamatan kita harus dikerjakan, heran benar, dengan "takut dan
gentar". Kita cenderung untuk berpikir bahwa kehidupan kekristenan
berhubungan dengan kasih, sukacita dan damai sejahtera semata-
mata, tetapi tahukah anda bahwa takut dan gentar bersangkut-paut
dengan kehidupan kekristenan dan dengan keselamatan?
Jika anda mencari jawabannya dalam buku-buku tafsiran, anda akan
mencari dengan sia-sia untuk satu penjelasan yang memuaskan. Saya
sudah menanyakan kepada banyak orang, "Tolong jelaskan kepada
saya arti dari kata-kata ini," namun tidak seorangpun yang dapat
menjelaskan kepada saya. Rupanya kita telah kehilangan kunci untuk
memahami Firman Allah dan memahami arti keselamatan. Dan jika kita
kehilangan kunci untuk memahami keselamatan, kita sesungguhnya
telah kehilangan segala sesuatu.
Sekalipun kita melakukan satu "penyelidikan kata" (word study) atas
ayat ini, kita belum tentu dapat menemukan jawabannya. Kita harus
memahami dasar yang mendasari kata-kata tersebut. Jadi hari ini kita
358 | C A H A Y A I N J I L
meminta agar Tuhan menolong kita untuk memahami kata-kata yang
amat penting ini.
Paulus Mengerjakan Keselamatannya Dengan Takut Dan Gentar
Bagaimana anda harus mengerjakan keselamatan anda? Jawabannya
sangat mengherankan: yaitu, dengan takut dan gentar. Paulus adalah
seorang rasul yang memberitakan kemerdekaan; dialah rasul yang
berbicara tentang kemerdekaan di dalam Roh (Galalatia 5:1) dan
tentang kasih, sukacita dan damai sejahtera. Namun di sini Paulus
berbicara tentang takut dan gentar dalam konteks mengerjakan
keselamatan kita! Kita tidak suka mendengar khotbah semacam ini.
Pada masa kini banyak pengkhotbah yang berbicara tentang "power
evangelism", tentang kuasa dan kekuatan, tentang kemuliaan dan
kebesaran. Dan kita tidak terbiasa mendengar tentang "takut dan
gentar". Bagaimana kita dapat memahami hal ini?
Jika anda menyelidiki kata-kata tersebut dengan menggunakan sebuah
konkordansi, anda akan menemukan bahwa Paulus menggunakan kata
"takut" dan kata "gentar" beberapa kali dalam kombinasi dan susunan
yang sama, yaitu "takut dan gentar". Ungkapan tersebut mempunyai
arti yang sedikit berbeda di dalam konteks yang berbeda. Kadang-
kadang ia berarti sikap patuh atau taat, seperti seorang hamba harus
patuh dan taat kepada tuannya. Kita mungkin merasa heran karena
Paulus mau memberikan nasihat seperti ini kepada seorang hamba,
akan tetapi Paulus juga mempergunakan istilah "takut dan gentar"
untuk dirinya sendiri. Misalnya di 1 Korintus 2:2-3, Paulus mengatakan,
"Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di
antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga
telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan
gentar."
Di sini Paulus berbicara tentang Yesus Kristus "yang disalibkan" - bukan
Yesus Kristus Raja kemuliaan, maupun Yesus Kristus Tuhan segala
tuhan, maupun Yesus Kristus Allah segala allah. Paulus berbicara
tentang Yesus Kristus yang disalibkan, yang tergantung di atas kayu
salib dalam kelemahan dan tidak berdaya sama sekali. Paulus berkata
kepada jemaat di Korintus: "Untuk sekarang ini, aku telah memutuskan
untuk tidak mengetahui apa-apa, bahkan ketuhanan Kristus juga tidak,
tetapi hanya Yesus Kristus yang disalibkan!" Karena melalui kematian-
Nya di atas saliblah, Yesus diakui sebagai Tuhan (Filipi 2:8-11). Ia
359 | C A H A Y A I N J I L
melanjutkan untuk berkata, "Aku juga telah datang kepadamu......"
Dalam apa? Dalam menjalankan kuasa dan otoritas seorang rasul?
Tidak. Paulus telah datang kepada mereka "dalam kelemahan". Dan
seolah-olah masih tidak cukup, Paulus meneruskan untuk berkata
bahwa ia berada dalam keadaan "sangat takut dan gentar" - ungkapan
yang sama yang dipakai di dalam suratnya kepada jemaat di Filipi.
Bagaimana kita dapat memahami pernyataan yang mengherankan ini?
Paulus, sebagai rasul yang begitu besar dan berkuasa, memberitahu
jemaat di Korintus bahwa ia datang kepada mereka dalam "kelemahan"
dan dengan sangat "takut dan gentar". Paulus menjadi begitu lemah
sehingga dia gemetar.
Pernahkah anda mengalami hal ini? Seringkali saya berada dalam
keadaan yang begitu lemah sehingga saya gemetar ketika mengangkat
tangan. Saya akan berkata sendiri, "Apa sudah terjadi kepada saya?
Lihat tangan saya!" Banyak di antara kita mungkin pernah mengalami
demam yang begitu melemahkan sehingga anda menggigil dan
gemetar.
Tetapi rasul Paulus gentar karena ketakutan! Ya, ia merasa takut dan
gentar. Ini merupakan satu gambaran bagi seorang yang sangat
lemah. Dapatkah anda memahaminya? Sejak semula anda berpikir
bahwa kehidupan kekristenan berhubungan dengan kuasa semata-
mata. Masa kini kita mendengar begitu banyak tentang kuasa, bahkan
"power evangelism". Semua orang merindukan kuasa. Seseorang yang
bernama A. Robbins menggunakan kata "Power" di kulit bukunya, dan
buku tersebut terjual dengan laris sekali. Ingin menjual buku? Tulislah
sesuatu tentang "HOW TO GET POWER" ("Bagaimana untuk
mendapatkan kuasa") dan buku tersebut akan laris.
Dan siapa mau membeli sebuah buku tentang kelemahan? Jika sebuah
buku diberi judul "Bagaimana untuk menjadi lemah," buku tersebut
akan duduk di atas rak buku untuk selama-lamanya, tidak akan dapat
dijual. Orang bodoh yang mana yang akan membeli sebuah buku
tentang menjadi lemah? Kedengaran tidak masuk akal. Namun begitu,
hari ini saya akan menyampaikan satu khotbah yang tak masuk akal
tentang kelemahan.
360 | C A H A Y A I N J I L
Gereja Menolak Prinsip Kelemahan
Teologia masa kini lebih banyak menangani tulisan-tulisan Paulus.
Siapakah yang menulis surat yang sedang kita pelajari hari ini? Tentu
saja Paulus. Apa rahasia kekuatannya? Rahasianya ialah kelemahan,
dan Paulus sedang membagikan rahasia tersebut dengan kita. Paulus
mengatakan, "Aku datang kepada kamu, dan apa yang aku lakukan?
Apakah aku berlaga dan meninggikan daguku dan meninggikan diriku -
dan menundukkan kamu dengan kehadiranku dan kuasa karismatikku?
Apakah di dalam kekaguman kamu semua memandang aku - seorang
rasul yang besar dengan satu halo (lingkaran) cahaya di atas kepala?"
Gambaran seperti inilah yang diharapkan oleh dunia. Satu penampilan
yang mengesankan sangat penting di dunia ini. Jika anda berkelakuan
seperti seekor tikus, anda tidak dapat menjadi direktur sebuah
perusahaan. Anda harus berjalan dengan penuh kepercayaan,
melambai-lambaikan tongkat anda, mempunyai penampilan yang
mengesankan, dan tampak penting.
Apa yang dikatakan oleh Paulus? Paulus mengatakan bahwa ia lemah di
tengah-tengah mereka. Kita mendapati pernyataan tersebut begitu
sulit untuk diterima sehingga kita mencurigai bahwa seseorang telah
menyisipkan kata-kata tersebut ke dalam surat Paulus. Maaf, kata-kata
tersebut adalah kata-kata Paulus sendiri. Dan sejauh mana Paulus
lemah? Sehingga sangat takut dan gentar. Bayangkan, rasul Paulus
berdiri di situ dan bergemetar. Dapatkah anda bayangkan Paulus di
dalam keadaan ini?
Tetapi kelemahan ialah satu prinsip yang berkaitan dengan
keselamatan. Paulus menyuruh kita untuk mengerjakan keselamatan
kita. Bagaimana? Dengan takut dan gentar! Kata-kata tersebut
mengungkapkan kelemahan yang intens.
Apakah anda mengerjakan keselamatan anda dengan takut dan
gentar? Apakah anda merasakan kelemahan yang mendalam di dalam
kehidupan anda? Itulah yang menjadi masalah bagi kebanyakan orang.
Banyak orang Kristen merasa lemah di dalam, tetapi mereka berpikir
bahwa tidak pantas dan tidak-kristiani untuk tampak lemah. Jadi
sekalipun mereka tidak ingin senyum, mereka tetap memberikan satu
senyuman yang lebar, kalau tidak, saudara-saudara mungkin berkata
kepada anda, "Apa sudah terjadi? Kamu pusing atau sakit perut? Istri
kamu memarahi kamu?" Makanya kita berusaha untuk memberikan
361 | C A H A Y A I N J I L
satu senyuman yang manis sekalipun kita merasa buruk sekali. Kita
sudah dilatih untuk memberikan senyuman Colgate (atau, Ciptadent).
Tekniknya agak sederhana, anda hanya perlu melonggarkan otot di
bibir sedikit, dan kemudian senyum. Dan apa perasaan anda? Anda
merasa seperti seorang bodoh dan munafik, bukankah begitu? Anda
berkata, "Baik, bagus" sekalipun anda tidak memaksudkannya sama
sekali.
Kita tidak berani mengaku bahwa kita lemah atau sengsara. Karena itu
kita hidup di dalam kemunafikan. Setiap minggu sore anda kewalahan
dari berlakon di dalam gereja. Anda berlakon dengan begitu baik
sehingga anda layak mendapatkan pekerjaan di Hollywood. Semua
orang berpikir bahwa anda bahagia sekali meskipun sebenarnya anda
merasa melarat sekali. Kedengaran familier, bukan? Kita tidak
mempunyai keberanian untuk mengaku, "Hari ini saya lemah dan lelah
dan muram. Sepanjang minggu saya tidak dapat menjalankan
kehidupan kekristenan. Saya kewalahan dari berpura-pura tampil kuat.
Lebih banyak saya berpura-pura, lebih capek saya. Sekarang saya
telah kehilangan keinginan untuk tampil kuat. Saya tidak lagi peduli
apa pendapat orang lain terhadap saya." Jika itu menggambarkan
keadaan anda, mungkin anda pada akhirnya telah tiba di mana anda
seharusnya sejak dari awal.
Menurut saya suasana di dalam gereja adalah lebih sehat jika kita bisa
datang ke persekutuan doa atau perjamuan kudus dan berkata dengan
jujur, "Saudara-saudara, saya merasa jelek hari ini. Maafkan saya jika
saya tidak senyum. Saya berterima kasih jika anda berdoa untuk saya.
Jujur saja, saya tidak dapat hidup dalam kemenangan sepanjang
minggu lalu. Saya telah melakukan hal-hal tidak harus dilakukan, dan
mengatakan apa yang tidak harus dikatakan. Jadi, maafkan saya jika
saya tidak senyum hari ini. Ingatlah saya di dalam doa kalian." Menurut
saya, itu jauh lebih ikhlas dari kepura-puraan yang seringkali menjadi
ciri kehidupan kekristenan.
"Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar" berarti, setidak-
tidaknya, menjadi ikhlas dan mengaku kelemahan kita. (Tentu saja, ia
berarti jauh lebih banyak dari itu.) Ikhlas berarti kita mengaku bahwa
kita tidak sebesar yang kita bayangkan, atau sebagaimana kita ingin
orang lain memikirkan kita.
362 | C A H A Y A I N J I L
Paulus Memilih Untuk Menjadi Lemah
Rasul Paulus tidak akan pernah berpura-pura. Bukan saja Paulus telah
memutuskan untuk tidak berpura-pura, ia malah meletakkan dirinya di
dalam kelemahan. Hal ini sangat sulit untuk dimengerti, bukan? Apabila
kita mempelajari cara Paulus melakukan segala sesuatu, kita akan
terus-menerus diherankan.
Izinkan saya memberikan satu contoh lagi. Di 2 Korintus 10:10 Paulus
mengutip apa yang disebutkan oleh jemaat di Korintus tentang dirinya:
"surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka
sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti."
Kelihatannya, Paulus tidak mempunyai penampilan yang karismatik dan
mengesankan. Catatkan kata "lemah" yang dipakai oleh jemaat di
Korintus untuk menggambarkan Paulus. Dan Paulus sendiri
memberitahu jemaat di Korintus bahwa di tengah-tengah mereka ia
berada dalam keadaan yang "lemah". Penampilan jasmaninya lemah
dan tidak mengesankan; perkataan-perkataannya tidak berarti, dan
cara berbicaranya juga tidak fasih.
Meskipun memiliki ilmu yang banyak dan kecerdasan yang hebat (dan
hal ini diakui oleh semua orang), Paulus berbicara dengan cara yang
rendah dan tidak mengesankan. Sebenarnya ilmunya begitu banyak
sehingga seorang pejabat tinggi pernah berkata kepadanya, "Engkau
gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila." (Kisah
26:24). Paulus, ilmunya sangat banyak, dan ilmu, tentu saja, adalah
dasar bagi kefasihan dan perbendaharaan kata yang luas. Dengan
pendidikan yang baik disertai oleh kemampuan intelek yang tinggi,
anda dapat mengemukakan maksud dengan fasih dan meyakinkan.
Mengapa perkataan-perkataan Paulus begitu tidak berarti? Terdapat
hanya satu penjelasan untuk hal tersebut. Memandangkan kecerdasan
Paulus yang begitu tinggi, terdapat hanya satu penjelasan mengapa
perkataan-perkataannya dapat menjadi tidak berarti: yaitu, atas
pilihannya sendiri.
"Aku telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat
takut dan gentar" (1Kor. 2:3). Paulus memilih untuk menjadi lemah
daripada mengesankan orang lain dengan kefasihannya. Mengapa? Ia
menjelaskan di ayat berikutnya di ayat 5, "supaya iman kamu jangan
bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah." Itulah
363 | C A H A Y A I N J I L
sebabnya mengapa Paulus mengesampingkan semua hikmat manusia.
Sekarang kita mulai memahami cara bekerja Paulus yang
menakjubkan, yang sangat bertolak belakang dengan cara manusia.
Pengkhotbah-pengkhotbah yang dilatih di seminari diajar untuk
menjadi fasih dan mempamerkan suatu penampilan di atas mimbar,
tetapi Paulus berbuat yang sebaliknya.
Di 2 Korintus 10:1 Paulus mengatakan, "Aku, Paulus, merayu kepada
kamu....." Apakah ia berkata, "Aku, Paulus, bos dan rasul kepada
jemaat di Korintus, memerintahkan kamu"? Tidak, ia berkata, "Aku,
Paulus, merayu kepada kamu demi Kristus yang lemah-lembut dan
ramah....." Di sini jelas sekali Paulus merujuk lagi kepada Yesus Kristus
yang disalibkan. Oleh karena itu, ia merayu kepada mereka di dalam
kelemahlembutan dan keramahan Kristus yang tersalib demi dosa kita
tersebut, dan berkata, "Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila
berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila
berjauhan" (yakni, berani di dalam surat-suratnya, menurut jemaat di
Korintus dalam ayat 10). Di sinilah letaknya rahasia Paulus. Ia tidak
menggunakan teknik-teknik manusia; dan itulah sebabnya Allah dapat
memakainya.
Gereja Telah Menjadi Serupa Dengan Dunia
Di Amerika Utara saya suka mengunjungi toko-toko buku, dan
seringkali saya menjadi heran melihat bagaimana gereja masa kini
menggunakan metode-metode dunia untuk memberitakan Injil. Anda
dapat menemukan buku-buku seperti "Keys to Excellence" ("Kunci
kepada Keunggulan") atau "Strive for Excellence" ("Mengejar
Keunggulan"). Akan tetapi, keunggulan yang mereka cari adalah
keunggulan yang berasal dari teknik-teknik dunia, dari administrasi
bisnis di dunia, dari prinsip-prinsip kepemimpinan di dunia. Hal-hal
seperti inilah yang mereka praktekkan di dalam gereja. Dan buku-buku
seperti ini yang dapat ditemukan di toko-toko buku Kristen adalah
buku-buku yang termasuk "best-sellers". Beberapa dari penulisnya
bahkan bukan orang Kristen, mereka hanya merupakan ahli-ahli dalam
bidang bisnis. Kita sudah begitu jauh menyimpang dari Injil sehingga
kita tidak lagi menyadari bahwa prinsip-prinsip duniawi tersebut tidak
dapat dipraktekkan di dalam gereja. Prinsip-prinsip tersebut bertolak
belakang dari cara berfungsi gereja yang seharusnya.
364 | C A H A Y A I N J I L
Karena itu, Paulus memilih untuk menjadi rendah. Ia memilih untuk
mengesampingkan hikmat manusia ketika berbicara, dan menahan diri
dari mengesankan orang lain dengan ilmunya yang banyak dan
kemampuan inteleknya yang tinggi. Banyak orang menilai Paulus
sebagai seorang jenius. Kepandaiannya jelas kelihatan dari surat-
suratnya (misalnya Roma). Akan tetapi pada waktu yang sama, juga
jelas kelihatan dari surat-suratnya bahwa ia tidak berusaha untuk
mengesankan pembacanya dengan kepandaiannya yang luarbiasa.
Tanpa sikap seperti itu, anda tidak dapat menjalankan kehidupan
kekristenan, jangankan mengerjakan keselamatan anda dengan takut
dan gentar. Bahkan anda tidak akan pernah tahu apa artinya takut dan
gentar. Takut dan gentar adalah satu persoalan yang berkaitan dengan
pilihan. Tidak ada orang yang memaksakan hal tersebut ke atas diri
anda. Tidak ada orang yang memaksa Paulus supaya menjadi lemah
lembut dan ramah. Ia menjadi lemah atas pilihannya sendiri.
Ia tidak mempergunakan otoritasnya, apa lagi menyalahgunakannya.
Ia tidak menunjukkan pengaruhnya atau suka memerintah orang lain.
Ia berkata, "Aku merayu kepada kamu demi Kristus yang lemah lembut
dan ramah." Ia tidak memukul-mukul mimbar. Siapa saja yang
memukul mimbar pasti berpikir ia mempunyai wewenang untuk
memukul mimbar dan memarahi orang lain. Pernahkah anda
mendengar pengkhotbah seperti itu? Mereka bukan main sombong.
Mereka menyamakan memukul mimbar dengan kuasa dan otoritas.
Betapa tak masuk akal!
Sekolah Kristus
Pada waktu saya masih seorang pemuda non-Kristen, saya suka
membaca majalah-majalah yang diminati oleh pemuda laki-laki.
Banyak dari majalah-majalah tersebut mengiklankan program-program
olahraga pembentuk tubuh. Mereka akan menunjukkan gambar satu
bentuk tubuh yang kurus seperti kerangka hidup, yang layak dijadikan
spesimen bagi penelitian medis. Kemudian terdapat satu gambar lagi
untuk orang yang sama setelah ia mendaftar menjadi anggota program
olahraga tersebut. Wow, sekarang tubuhnya penuh otot-otot yang
menonjol dalam segala arah - satu pria yang sejati! Anda memandang
tubuh anda dan berkata, "Hei, saya lebih mirip kerangka itu. Jadi saya
harus berusaha menjadi serupa seperti gambar yang satu lagi dan
menjadi seorang He-man!"
365 | C A H A Y A I N J I L
Hal-hal yang bagaimana menarik perhatian anda? Inginkah anda
menjadi seperti He-man dengan otot-otot yang menonjol? Mengapa
kita begitu tertarik dan menginginkan otot-otot yang menonjol? Karena
otot-otot tersebut adalah kekuasaan dan kekuatan. Jika ada yang
berani menganggu anda, anda dapat menghajarnya.
Tetapi andaikata iklan tersebut dibalikkan: "Wahai orang-orang berotot,
datanglah ke sekolah kami dan kami akan menurunkan anda menjadi
batang kayu! Hasilnya dijamin!" Apakah banyak orang akan berantrian
dan menunggu untuk menjadi batang kayu? Tentu saja tidak.
Kedengaran begitu menggelikan.
Akan tetapi itulah sekolah Kristus. Percaya atau tidak, Tuhan akan
menurunkan anda menjadi batang kayu. Apakah ada yang rindu untuk
melamar masuk sekolah Kristus? Sudah banyak tahun saya memasuki
sekolah itu, dan lihat apa yang terjadi kepada saya. Lihatlah bentuk
badan yang cantik ini!
Kekuatan Masa Muda Saya
Ketika saudara Chris Wong menjemput saya dari bandara dalam mobil,
saya menceritakan kepadanya tentang masa muda saya. Pada waktu
itu, saya adalah seorang olahragawan yang tidak berminat sama sekali
dengan subyek-subyek yang membosankan seperti sejarah,
kesusasteraan, dan kimia. Siapa mempunyai waktu untuk omong
kosong seperti itu apabila anda dapat bermain di lapangan olahraga?
Jadi saya meluangkan sepanjang hari di lapangan olahraga. Setelah
beberapa tahun berbuat demikian, otot-otot saya menonjol di mana-
mana. Saya tidak terlalu iri dengan iklan yang disebutkan tadi karena
saya mempunyai otot-otot saya sendiri. Saya selalu mengagumi diri
saya di hadapan cermin. Saya akan menegangkan otot berbentuk-V ini,
dan menggerakkan dada saya atas bawah. Enak sekali. (Anda tidak
dapat membayangkan saya seperti itu sekarang, betul?)
Saya akan melihat ke dalam cermin untuk melihat otot-otot di perut
saya - terdapat enam pelat bersegi empat di situ. Saya juga suka
beradu tinju, makanya sangat penting untuk saya mempunyai sedikit
otot di perut kalau-kalau saya ditinju. Jadi kalau ditinju di perut, itu
tidak jadi masalah bagi saya. Saya mengagumi diri saya setiap hari.
Bapa saya sering berkata, "kamu buat apa di dalam kamar mandi itu?"
Saya akan berkata, "Sikat gigi!" "Mengapa begitu lama?" Sebenarnya
366 | C A H A Y A I N J I L
sikat gigi hanya membutuhkan setengah menit; waktu yang sisa saya
sedang mengagumi diri saya. Tetapi lihatlah saya sekarang, dan anda
mungkin bertanya-tanya bagaimana saya bisa menjadi seperti ini.
Tetapi seperti itulah saya sewaktu masih muda.
Sepanjang hari saya berada di lapangan olahraga bermain softbal,
baseball, badminton. Olahraga kesukaan saya adalah berenang,
baseball, sofbal dan bela-diri.
Bagaimana dengan studi saya? Baik, pada waktu senggang saya
berusaha menyelipkan sedikit waktu untuk belajar. Belajar adalah
kegiatan waktu-luang. Saya memikirkan satu strategi yang sangat
membuahkan hasil, dan saya tidak mengerti mengapa orang lain
menghabiskan begitu banyak waktu belajar. Strategi saya agak
sederhana. Dengan menguasai dua subyek, saya dapat lulus ujian
penerimaan apa saja dan diterima di sekolah manapun. Di Negeri Cina,
penerimaan siswa sekolah ditentukan oleh ujian penerimaan. Bapa
saya berpikir bahwa anak mudanya ini, yang meluangkan sepanjang
hari di lapangan olahraga, tidak akan berhasil masuk sekolah tinggi.
Nah, saya mengambil ujian tersebut di empat sekolah yang terbaik di
Shanghai, dan diterima oleh keempat-empat sekolah tersebut. Bapa
saya menjadi bingung.
Rahasia saya sangat sederhana. Pertama, saya akan unggul dalam
bahasa Inggeris (satu hal yang mudah bagi saya karena saya belajar
bahasa Inggeris sejak sekolah dasar). Saya banyak membaca buku-
buku bahasa Inggeris, jadi standar saya di Negeri Cina dianggap sangat
tinggi. Saya selalu mendapat nilai di atas 90% dalam ujian bahasa
Inggeris manapun tanpa perlu mempelajarinya. Karena itu, hanya
tinggal satu subyek lagi untuk dikuasai: yaitu, matematika. Saya
menyukai matematika karena saya menganggapnya seperti satu
permainan. Anda dapat bermain-main dengan matematika dan
mendapat nilai yang tinggi. Bermain-main dengan ilmu hitung adalah
suatu kesenangan, bukan pekerjaan berat. Saya hampir selalu
mendapat nilai 100% dalam mata pelajaran matematika. Ada guru
yang tidak akan pernah memberikan nilai penuh, jadi saya harus puas
dengan 99%. Dengan kedua subyek tersebut melebihi nilai 90%, saya
dijamin mendapat satu tempat di sekolah manapun selagi saya lulus
subyek-subyek lain yang membosankan - seperti kimia, di mana saya
pada kebiasaannya mendapat kira-kira 70%. Itulah rahasia yang
367 | C A H A Y A I N J I L
membolehkan saya untuk menghabiskan sepanjang hari di lapangan
olahraga dan membina satu bentuk tubuh yang mengesankan.
Allah Mengajar Kita Untuk Menjadi Lemah
Akan tetapi setelah Tuhan menangkap saya, Ia benar-benar bekerja
atas diri saya. Sekolah Kristus menuntun saya ke arah yang
bertentangan: dari seorang yang berotot menjadi sebatang kayu.
Banyak di antara kalian tahu dari kesaksian saya bahwa setelah
menjadi seorang Kristen, saya menderita kelaparan selama tiga tahun,
dan setelah itu saya hanya tinggal kulit dan tulang. Saya tampak
menyedihkan di depan cermin. Di satu sisi, anda dapat bermain gitar,
dan di sisi yang lain anda dapat bermain banjo. Apa sudah terjadi
kepada semua otot-otot saya? Mereka menyerap ke dalam tubuh;
semuanya hilang. Allah benar-benar bekerja dalam arah yang
berlawanan, mengubah saya dari seorang yang kuat menjadi seorang
yang lemah (Mazmur 102:23).
Siapa saja yang pernah menjadi kuat akan mengetahui apa dampaknya
hal tersebut terhadap kesehatan emosional seseorang. Banyak orang
melakukan olahraga pembentuk tubuh bukan saja untuk tampak
bagus, tetapi juga untuk mendapatkan manfaat psikologisnya. Tubuh
yang berotot memberikan keyakinan diri. Anda merasa seperti berada
di puncak dunia. Anda merasa tangkas. Sekarang saya sudah lupa
bagaimana rasanya perasaan tersebut. Sekarang untuk kebanyakan
waktu, saya merasa lemah. Dan semakin lama saya belajar di sekolah
Kristus, semakin lemah saya. Akan tetapi Allah ingin memberi kepada
kita kekuatan; karena itu Ia mengajar kita untuk menjadi lemah.
Ini tidak berarti bahwa Firman Allah mengajar kita untuk mengabaikan
kesehatan kita, apa lagi dengan sengaja merusakkannya. Umpamanya,
ada banyak orang yang sangat antusias namun tersesat karena mereka
merusakkan kesehatan mereka melalui puasa yang terlalu lama. Kita
harus sentiasa mengingat bahwa "tubuhmu bukan milik kamu sendiri,
sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar" (1 Korintus
6:19-20). Tubuh kita adalah milik Tuhan yang telah membeli kita
dengan darah-Nya sendiri, dan karena itu kita tidak mempunyai hak
untuk merusakkannya. Hanya Tuhan yang berhak untuk menangani
kita karena Dia, di dalam hikmat-Nya yang sempurna, mengetahui apa
yang terbaik untuk kita dan untuk gereja-Nya. Hanya Tuhan yang
368 | C A H A Y A I N J I L
mengetahui bagaimana untuk menangani kita sehingga kuasa dan
kemuliaan-Nya dapat diperlihatkan melalui kelemahan kita.
Dalam Kelemahanlah Kuasa-Ku Menjadi Sempurna
Paulus juga melewati pengalaman yang sama. Paulus mengatakan di
dalam 2 Korintus 12:7, "Dan supaya aku jangan meninggikan diri
karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi
suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk
menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri." Bahkan rasul
Paulus sendiri dapat dicobai dengan kesombongan, sehingga ia harus
diberikan satu penyakit. Di ayat 8 dan 9 Paulus berkata, "Tentang hal
itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu
mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: 'Cukuplah kasih
karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku
menjadi sempurna.'"
Tiga kali Paulus berdoa, dan tiga kali Tuhan menjawab "tidak".
Bagaimana kuasa disempurnakan? Ia disempurnakan di dalam
kelemahan. Itulah azas di sebalik pernyataan-pernyataan Paulus yang
telah kita baca tadi. Paulus telah mempelajari rahasia bahwa kuasa
Allah dinyatakan hanya ketika kita menjadi lemah.
Paulus melanjutkan untuk berkata, "Sebab itu terlebih suka aku
bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi
aku." Paulus tidak hanya menerima kelemahan yang dialaminya, ia
bahkan bermegah di dalamnya. Ia menerima dengan sukacita duri di
dalam daging tersebut.
Cobalah menusukkan satu duri bunga mawar ke dalam daging anda,
dan anda akan mengetahui apa yang dialami oleh Paulus. Kata "duri"
menyatakan perasaan sakit. Paulus diberikan suatu penyakit yang
sangat menyakitkan dia. Tetapi Paulus tidak mengatakan dengan
pasrah, "Pada akhirnya aku menerima duri tersebut." Sebaliknya, ia
bersukacita di dalam kesakitan dan kelemahan. Apakah Paulus sudah
gila? Tidak sama sekali, karena Paulus tahu bahwa pada saat dia
lemah, saat itulah kuasa Kristus akan turun menaunginya (kata bahasa
Yunani berarti "tinggal di dalam" dia).
Di ayat 10 Paulus mengatakan, "Karena itu aku senang dan rela di
dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam
369 | C A H A Y A I N J I L
penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus." Kemudian ia
menegaskan sekali lagi rahasia tersebut: "Sebab jika aku lemah, maka
aku kuat." Sekarang kita tahu mengapa Paulus memilih untuk menjadi
lemah. Karena ketika itulah kuasa Allah menjadi sempurna. Andai saja
anda mengetahui hal ini, anda tidak akan berpura-pura tampak kuat
dan berusaha untuk mengesankan orang lain dengan kekuatan anda.
Apakah anda merasa sedih? Jika jawabnya 'ya', maka anda sedang
merasa lemah. Ini merupakan satu kesempatan bagi Allah untuk
menunjukkan kekuatan-Nya melalui anda. Jadi mengapa anda
berusaha untuk menekan perasaan lemah tersebut? Mengapa tidak
menyambut kenyataan bahwa Allah pada akhirnya telah menurunkan
anda ke tahap yang lemah, lelah dan bahkan depresi? Depresi adalah
keputus asaan, atau kehilangan semangat. Apakah hal-hal yang
menyebabkan seseorang putus asa? Salah satu adalah, kegagalan.
Apakah kegagalan sesuatu yang buruk? Hanya di dalam kegagalanlah
Allah dapat bekerja di dalam kehidupan anda buat pertama kalinya!
Allah harus merendahkan anda terlebih dulu. Ketika Kristus dipaku di
atas kayu salib, murid-murid-Nya berpikir bahwa Ia telah gagal sama
sekali. Kematian-Nya telah mengakhiri seluruh pelayanan-Nya yang
agung menjadi satu kegagalan yang besar. Tidak terbayang di pikiran
mereka bahwa "kegagalan" tersebut adalah kemenangan Allah atas
dosa dan maut.
Paulus mengatakan di 1 Korintus 1:25 bahwa "yang bodoh dari Allah
lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah
lebih kuat dari pada manusia." Paulus mempelajari rahasia ini dengan
baik sekali.
Marilah kita melihat dengan lebih teliti kelima-lima hal yang telah kita
bacakan di 2 Korintus 12:10 tadi: "kelemahan, siksaan, kesukaran,
penganiayaan, dan kesesakan." Saya ingin menjelaskan dengan singkat
kelima-lima hal yang menjadi kesenangan Paulus tersebut.
1. KELEMAHAN
Kata yang diterjemahkan sebagai "kelemahan" mempunyai dua arti,
dan kedua arti tersebut berlaku untuk Paulus. Pertama, kata tersebut
memang pada dasarnya berartikelemahan, atau yang kedua, ia juga
berarti penyakit.
370 | C A H A Y A I N J I L
Sedihkah anda jika Allah mengizinkan anda untuk jatuh sakit? Bila saya
mendapat sakit punggung, menyesalkah anda untuk saya? Terima
kasih untuk simpati anda, tetapi pernahkah terlintas di pikiran anda
bahwa melalui penyakit ini, Allah sedang menjadikan saya kuat secara
rohani? Jika anda menyadari akan hal ini, anda akan bersyukur kepada
Allah untuk setiap kelemahan dan penyakit. Kita menganggap hal-hal
seperti itu sebagai kesialan karena kita masih belum mengerti rahasia
untuk berfungsi di dalam kuasa Allah. Ketika kita mendapat sakit
kepala, kita bertanya-tanya mengapa Allah begitu tidak bertimbang-
rasa. Karena kita masih belum mengerti bahwa di dalam kelemahan
kitalah, Allah akan menunjukkan kuasa-Nya. Itulah sebabnya Tuhanlah
yang akan dipermuliakan, bukan diri kita sendiri.
Beberapa tahun yang lalu saya berkhotbah di London, Ontario (bukan
London di Inggeris), dan saya dijadualkan untuk berbicara di
Persekutuan Kristen di Universitas Ontario Barat pada waktu sore.
Tetapi ketika saya berusaha untuk bangun pada pagi tersebut, kaki
saya melengkung dan saya rebah kembali ke tempat tidur. Saya tidak
dapat bangun. Saya berusaha lagi untuk bangun dan saya jatuh sekali
lagi. Saya tidak tahu apa yang sudah terjadi kepada saya. Saya merasa
lemah sekali, mungkin karena kelelahan dari berkhotbah dari hari ke
hari. Saya berusaha beberapa kali lagi, akan tetapi saya masih tidak
dapat bangun. Saya tinggal bersama-sama dengan beberapa anggota
dari persekutuan tersebut, dan saya memanggil mereka ke dalam
kamar. Saya berkata, "Saya minta maaf saya tidak dapat bangun. Kaki
saya tidak ada tenaga." Mereka menjadi gelisah dan berkata, "Kami
telah mengiklankan engkau sebagai pengkhotbah untuk malam ini, dan
banyak orang yang akan datang dari berbagai tempat untuk
mendengar engkau berkhotbah, dan kau tidak bisa berkhotbah? Wah,
tidak cukup waktu untuk mencari pengkhotbah yang lain. Sekalipun
kami dapat menemukan seorang, mereka akan kecewa karena beliau
bukan pengkhotbah yang diiklankan." Saya berkata, "Saya mengerti
bahwa ini adalah satu masalah." Mereka bertanya kepada saya apa
yang harus mereka lakukan. Saya berkata, "Kamu berdoa saja."
Mereka ingin memanggil dokter, tetapi saya berkata, "Jangan, jangan
panggil dokter, dokter tidak dapat berbuat apa-apa. Berdoa saja. Kalau
Tuhan izinkan, saya akan berkhotbah malam ini." Mereka memandang
saya terbaring di tempat tidur, dan mereka bertanya-tanya bagaimana
371 | C A H A Y A I N J I L
saya dapat bangun untuk menghadiri persekutuan tersebut. Akan
tetapi saya berkata, "Tinggalkan saja masalah ini di tangan Tuhan."
Sementara waktu berlalu, saya masih tidak dapat bangun. Saya tidak
ada kekuatan sama sekali. Ini merupakan satu pengalaman yang tidak
pernah saya alami. Saya sudah diubahkan dari seorang yang berotot
menjadi seorang yang tidak dapat bangun dari tempat tidur. Kasihan,
bukan? Akan tetapi hal tersebut terjadi supaya Allah dapat
menunjukkan kuasa-Nya.
Setengah jam sebelum pertemuan dimulai, pemimpin-pemimpin
persekutuan kelihatannya sangat kuatir sekali. Saya berkata, "Baik,
oleh anugerah Tuhan, saya sekarang bangun dalam iman." Dan saya
bangun. "Wow! Ia bangkit! Namun dapatkah dia berjalan ke pintu
tanpa rebah?" Saya berjalan ke pintu. "Lumayan, tetapi dapatkah dia
berjalan sampai pada mobil?" Saya berjalan sampai pada mobil. Ketika
kami sampai di Universitas, saya harus menaiki banyak anak tangga.
Saya berjalan naik tangga. Dan sore tersebut saya berkhotbah dengan
kuasa yang begitu besar dari Tuhan seumpama rajawali yang naik
terbang dengan kekuatan sayapnya. Saya berkhotbah dengan tenaga
dan kuasa yang begitu besar dan saya dapat melihat wajah pemimpin-
pemimpin persekutuan itu terbelalak menatap saya dalam ketakjuban,
sambil berpikir, "Apakah ini benar-benar terjadi?"
Peristiwa tersebut menunjukkan bagaimana kuasa Allah menjadi nyata
melalui kelemahan saya. Itulah jalan yang dipilih Paulus. "Jadikanlah
aku lemah supaya kuasa-Mu dapat dinyatakan." Seringkali saya harus
berkhotbah dalam keadaan yang samasekali lemah. Baru-baru ini saja
di Singapura, saya merasa sakit dan demam, keringat saya
bercurahan. Saya harus menyandarkan diri pada mimbar ketika
berkhotbah. Tuhan memelihara saya dalam keadaan lemah supaya Dia
dapat menyatakan kuasa-Nya.
Pernah satu kali saya berkhotbah di Edmonton, Kanada. Saya
mengalami demam panas dan sekali lagi mereka berkata, "Kaulah
pengkhotbah yang diiklankan dan banyak orang akan datang untuk
mendengarkan kau." Saya bertanya kepada seorang pendeta yang lain
apakah beliau ingin berkhotbah mengantikan saya. Tetapi beliau
berkata, "Mereka tidak datang untuk mendengarkan aku, mereka mau
mendengarkan engkau." Jadi saya berkata, "Tapi lihatlah keadaan
372 | C A H A Y A I N J I L
saya. Saya sedang demam panas dan berkeringat meskipun suhu
kamar agak sederhana." Tetapi beliau berkata, "Tidak, aku tidak dapat
melakukannya. Mereka semua akan kecewa." Pendeta tersebut
sebenarnya adalah seorang pendeta yang terkenal, tetapi beliau
enggan mengambil tempat saya. Jadi saya tetap harus naik mimbar
dan berkhotbah sambil keringat bercurahan. Pada malam tersebut,
saya berkhotbah di dalam kelemahan.
Mengapa Tuhan mengizinkan hal seperti ini terjadi? Tidakkah Tuhan
tahu bahwa saya akan berkhotbah, jadi mengapa Ia tidak
menyembuhkan saya? Sebaliknya, Tuhan membiarkan saya berkhotbah
dalam kelemahan, sekalipun dengan demam yang begitu panas
sehingga saya tidak dapat berpikir dengan lurus. Akan tetapi, inilah
rahasia kehidupan kekristenan.
Kelemahan tidak terbatas hanya kepada kelemahan secara fisik tetapi
juga perasaan lemah di dalam. Di dalam 2 Korintus 11:32-33 Paulus
menceritakan bagaimana di Damsyik ia diturunkan di dalam sebuah
keranjang melalui sebuah jendela. Begitu memalukan dan tidak
terhormat! Dapatkah anda bayangkan seorang rasul yang besar seperti
Paulus diturunkan dari tembok kota di dalam keranjang sayur yang
kotor? Tidak ada terompet atau karpet merah dipersiapkan untuk rasul
yang besar itu. Tidak, Paulus diturunkan di dalam keranjang sayur;
mungkin saja dia juga ditutupi dengan sayur supaya pengawal-
pengawal tidak dapat melihatnya. Di manakah martabatnya?
Kelemahan seperti ini adalah suatu perasaan lemah di dalam.
Ketika anda merasa lemah, dapatkah anda bersyukur kepada Allah?
Paulus berkata, "aku senang di dalam kelemahan, dan malah bermegah
di dalamnya." Ini merupakan suatu mentalitas yang baru, bukan?
2. SIKSAAN
Paulus juga senang di dalam siksaan. Kata yang diterjemahkan sebagai
"siksaan" berarti cercaan, penghinaan, penganiayaan, kebiadaban.
Dapatkah anda bersukacita ketika orang menghina anda,
mentertawakan anda, atau menganiaya anda? Paulus berkata, "Aku
bersyukur kepada Tuhan karena aku dihina."
Saya biasa pergi dari rumah ke rumah untuk memberitakan Injil. Suatu
kali di Wales, di UK, saya melakukan penginjilan rumah-ke-rumah.
373 | C A H A Y A I N J I L
Pernahkah anda mencobanya? Anda mengetuk pintu dan berkata, "Halo
nyonya, di sini ada selebaran Injil untuk anda." Bang! Pintu itu
dibanting di muka anda. Apa yang dapat anda lakukan? Apakah anda
akan berkata, "Tahukah kamu siapa aku ini? Jika kamu tahu, kamu
tidak akan berani membanting pintu di mukaku!"
Anda merasa dipermalukan dan dihina. Namun, saya bersyukur kepada
Tuhan karenanya. "Terima kasih Tuhan karena pintu dibanting di muka
saya. Terima kasih karena saya diizinkan untuk menderita sedikit
penghinaan demi Engkau." Bagi seseorang yang datang dari
latarbelakang seperti keluarga saya, dibanting pintu di muka bukanlah
sesuatu yang mudah diterima. Dulu di Negeri Cina, jika seseorang
membanting pintu kepada seorang yang berkuasa, orang tersebut
kemungkinan besar akan ditembak. Karena itu, penghinaan seperti ini
adalah satu pengalaman yang baru bagi saya.
Kata yang diterjemahkan sebagai "siksaan" juga berarti bencana
(malapetaka), kerusakan, atau kesukaran. Kesukaran berarti diusir dari
rumah karena kepercayaan anda pada Kristus; dan anda terpaksa tidur
di bangku kebun. Atau, anda menjadi sasaran olok-olok bagi teman-
teman dan sanak-saudara. Mereka berkata anda sudah menjadi gila
karena berubah menjadi orang Kristen. Semua orang memandang anda
dengan wajah yang sedih, atau dengan senyum sinis, sambil berkata,
"Orang ini seharusnya berada di rumah sakit jiwa." Anda menderita
penghinaan demi Kristus.
Suatu hari nanti, anda mungkin harus berterus-terang dengan bos
anda, "Maaf, saya tidak dapat memalsukan angka-angka ini." "Apa
maksud kamu tidak dapat? Kamu bodoh! Tahukah kamu apa akan
terjadi kepada kamu? Kamu tidak akan mendapat kenaikan gaji. Lebih
dari itu, aku akan memotong gaji kamu!" Jadi anda merasa dihina. Gaji
anda dipotong dan banyak peristiwa yang lain mulai terjadi kepada
anda. Apakah perasaan anda? Dapatkah anda berkata bersama Paulus,
"Aku senang di dalam penghinaan?"
Saya akan menggunakan satu contoh yang lebih umum. Anda berdoa
di tempat umum dan orang berkata kepada anda, "Hey, kami tidak
tahu kamu begitu saleh! Apakah kamu mengenakan halo (lingkaran
cahaya) pagi ini?" Bagaimana perasaan anda? Tidak ada orang yang
374 | C A H A Y A I N J I L
menyukai sindiran seperti itu. Tetapi dapatkah anda bersukacita? Hal
ini membutuhkan transformasi.
3. KESUKARAN
Kesukaran bersangkut paut dengan kebutuhan kita. "Kesukaran"
mempunyai beberapa arti di dalam bahasa Yunani. (Ketika saya
menjelaskan arti dari kata-kata ini, saya sebenarnya memberikan
artinya dalam bahasa Yunani.) Kata "kesukaran" pada umumnya
berarti tekanan dalam bentuk apa saja. Kita hidup di dalam dunia yang
penuh dengan tekanan. Kadang-kadang begitu sulit untuk tidur pada
waktu malam karena syaraf kita berkecai-kecai (gelisah), dan kita
membutuhkan alkohol atau obat untuk menenangkan diri kita. Tetapi di
sini Paulus mengatakan bahwa ia senang di dalam stres dan tekanan
yang timbul karena kewajiban terhadap Kristus.
Andaikata anda harus memimpin satu Pendalaman Alkitab di gereja.
Anda dijadualkan memimpin Pendalaman Alkitab, dan saudara-saudara
di gereja menaruh pengharapan yang besar terhadap anda. Oleh
karena itu, anda merasa tertekan dan stres. Anda begitu tertekan
sehingga anda memutuskan untuk tidak memimpin Pendalaman Alkitab
lagi. Lebih buruk lagi, mereka mengkritik Pendalaman Alkitab yang
anda pimpin tersebut. Anda bekerja begitu keras, tetapi mereka masih
berkata, "Bagaimana anda bisa keliru? Mengapa anda mengutip ayat
yang salah dan melihat di halaman yang salah?" Dan anda berpikir
sendiri, "Aku telah memberikan yang terbaik, dan lihatlah balasan yang
kuterima." Itu adalah stres dan tekanan.
Namun begitu, Paulus bersyukur. Itulah artinya mengerjakan
keselamatan anda: yaitu menerima dengan senang hati segala
kelemahan, kekurangan, dan penghinaan. Dapatkah anda memahami
Paulus? Paulus mempunyai mentalitas yang berbeda. Mengerjakan
keselamatan bukan berarti berpura-pura menjadi kuat, atau berusaha
menjadi sesuatu yang bukan anda, tetapi dengan sederhana menerima
semua tekanan - di luar dan di dalam - dengan sukacita. Itulah
kehidupan kekristenan yang sejati.
Di ayat-ayat yang berikutnya, Paulus menyebutkan hal-hal yang lebih
besar yang tidak berlaku kepada kita sekarang. Kata bahasa Yunani
yang diterjemahkan sebagai "kesukaran" dapat juga berarti
penganiayaan atau juga siksaan, menurut kamus Yunani. Paulus
375 | C A H A Y A I N J I L
bersyukur kepada Allah untuk kesakitan dan penyesahan dan
lemparan-lemparan batu yang ditimpakan kepadanya, dan bukan
hanya penolakan atau penghinaan (2 Korintus 11:24-27)
4. PENGANIAYAAN
Di 2 Timotius 3:11 Paulus berbicara tentang penganiayaan yang
dideritainya di Antiokhia, Ikonium dan Listra, satu rujukan kepada
peristiwa-peristiwa yang tercatat di dalam Kisah Rasul 13 dan 14.
Penganiayaan yang bagaimana yang paling sulit ditanggung oleh kita?
Karena kita tidak tinggal di Negeri Cina, tidak usahlah kita berbicara
tentang penganiayaan di Negeri Cina. Penganiayaan yang bagaimana
yang anda alami di sini? Salah satu penganiayaan yang paling dahsyat
adalah fitnah (apabila orang mengatakan hal-hal yang tidak benar
tentang anda). Tidak ada gunanya membela diri karena saat anda
berusaha untuk membela diri, keadaan hanya akan bertambah buruk.
Paulus mengalami hal ini di Antiokhia dan Ikonium. Ia sentiasa difitnah,
dan ajarannya diputarbalikkan. Hal-hal yang jelek dikatakan tentang
Paulus dan rekan-rekan sekerjanya (misalnya di Roma 3:8). Di Listra
Paulus malah dilempar batu akibat dari fitnah-fitnah yang dilemparkan
terhadap dia (Kisah 14:8-20). Fitnah seringkali membuka jalan kepada
serangan secara fisik. Dan untuk membenarkan serangan mereka,
mereka akan menuduh anda sebagai orang yang jahat dan layak
dihukum. Makanya Paulus dilempar batu dan dibiarkan untuk mati.
Namun begitu, hal-hal seperti inilah yang disyukuri oleh Paulus.
Bayangkan penderitaan yang dialaminya di Listra. Ia dilempar batu
sehingga pingsan dan banyak kehilangan darah. Ia ditinggalkan
terbaring di atas tanah, disangka sudah mati. Murid-murid yang
mengelilinginya juga menyangka bahwa ia telah mati, tetapi tiba-tiba ia
bangkit oleh kuasa Allah dan melanjutkan pelayanannya. Kenyataan
bahwa ia disangka telah mati berarti batu-batu tersebut pasti
mengenainya dengan keras, mungkin meninggalkan luka-luka yang
mengerikan di atas kepalanya. Paulus menanggung semua itu demi
Kristus. Bagaimana kalau anda dilukai sehingga muka anda menjadi
cacat? Saudara perempuan sangat peka terhadap hal ini, dan saya pikir
saudara laki-laki juga sama pekanya. Malukah anda jika terdapat bekas
luka di muka akibat dari dilempar batu? Namun Paulus bermegah
karena hal-hal seperti itu. Ia tidak malu jika wajahnya menjadi cacat.
Tidak dapat disangkal bahwa ia memang dipermalukan, tetapi ia
bermegah di dalamnya. Di akhir surat Paulus kepada jemaat di Galatia,
376 | C A H A Y A I N J I L
Paulus mengatakan, "Selanjutnya janganlah ada orang yang
menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus."
Sekarang kita mulai melihat kebesaran Paulus dan mengapa Allah
memakainya dengan begitu luar biasa. Karena Paulus adalah seorang
manusia yang senang dan bermegah di dalam setiap kelemahan; dari
penyakit sehingga pencacatan; dari kesedihan batin sehingga kesakitan
jasmani. Paulus berbicara tentang kesakitan, kekurangan tidur, dan
berbagai macam kesukaran seperti kelaparan dan kemiskinan.
5. KESESAKAN
Kata bahasa Yunani "stenochoria" secara harfiah berarti "kesempitan"
atau "dikurung di suatu tempat yang sempit"; secara kiasan ia berarti
kesesakan atau kesulitan. Paulus menanggung segala bentuk kesulitan,
termasuk kelaparan. Apakah anda menikmati kelaparan? Jika anda
tidak makan satu kali, anda cukup merasa lemah. Tetapi Paulus
sentiasa hidup di dalam kelaparan. Saya sendiri sudah banyak
mengalami kelaparan. Saya hidup di dalam kelaparan selama dua
setengah tahun. Allah membawa saya melalui sekolah kelaparan, dan
menurunkan saya menjadi kulit dan tulang.
Sanggupkah Anda Bersukacita Di Dalam Kelemahan?
Saya akan mengakhiri khotbah ini sekarang. Kita harus mengerti
dengan jelas bahwa kuasa Allah disempurnakan hanya dalam satu
cara: yaitu, di dalam kelemahan kita. Oleh karena itu, langkah yang
pertama adalah untuk menerima kelemahan kita. Paulus bersukacita
atas kelemahannya. Karena gereja kita mempunyai begitu banyak
kelemahan, kita mempunyai banyak alasan untuk bersukacita.
Apakah anda merasa terganggu karena tingkat pendidikan anda tidak
setinggi orang lain? Apakah anda merasa minder karena itu?
Sahabatku, jika anda merasa terganggu, ini menunjukkan bahwa anda
masih belum mengerti prinsip kelemahan ini. Allah tidak peduli akan
tingkat pendidikan anda. Manusia peduli, anda peduli, tetapi Allah tidak
peduli. Allah tidak peduli apakah anda memiliki sarjana-sarjana
akademis, atau tidak. Di dalam tubuh Kristus, siapa saja yang merasa
minder karena taraf pendidikannya masih belum mengerti bahwa kita
harus mengerjakan keselamatan kita di dalam kelemahan dan dengan
takut dan gentar. Hanya apabila anda lemah, kuasa Allah dapat
dinyatakan.
377 | C A H A Y A I N J I L
Banyak orang kuatir tentang hal-hal yang sepele. Ada yang merasa
terganggu jika mereka terlalu tinggi atau terlalu pendek. Ada orang
yang merasa minder karena dia hanya setinggi 5'1" dan orang lain 5'2".
Karena itu, ia membeli sepatu yang mempunyai tumit yang lebih tinggi,
seolah-olah menjadi lebih tinggi sedikit sangat penting. Saya masih
belum mengerti mengapa menjadi tinggi begitu penting. Pernah satu
kali saya berada di Toko Departemen di Kuala Lumpur, dan saya
melihat seorang pria yang tingginya kira-kira 6 kaki 5 inci. Saya
memperhatikan orang tersebut untuk beberapa waktu, dan kemudian
saya menyadari bahwa dia adalah detektif toko. Orang ini begitu tinggi
sehingga ia dapat melihat ke atas rak, jangan-jangan ada yang
mencuri. Setidak-tidaknya terdapat satu kelebihan jika anda tinggi:
anda bisa menjadi monitor TV yang berjalan!
Mengapa begitu banyak orang menyusahkan diri dengan hal-hal seperti
itu?! Mereka merasa menghinakan jika mereka harus menengadah
untuk berbicara dengan seorang yang lebih tinggi. Teman baik saya,
Clark Pinnock, seorang professor Teologia Sistematis di Universitas
McMaster (Hamilton, Kanada), tingginya 6 kaki 6 inci. Saya harus
mengakui bahwa sangat sulit untuk berbicara dengan dia karena leher
saya menjadi sangat capek. Tetapi itulah satu-satunya kerepotan yang
ada. Selain dari itu, apa masalahnya? Mengapa ketinggian anda
menyebabkan anda begitu tidak bahagia? Ada banyak orang yang
sangat terganggu karena hal ini. Mereka menderita sekali, terutamanya
saat berada di tengah-tengah orang-orang yang tinggi. Apakah
ketinggian anda menimbulkan perbedaan? Apakah Allah peduli akan
ketinggian anda? Apakah Ia akan mengukur ketinggian anda di pintu
surga? "Maaf, kamu terlalu pendek untuk bisa masuk." Mungkin
sebaliknya yang benar. Mungkin ada orang yang terlalu tinggi untuk
dapat masuk pintu kerajaan!
Saya menyebutkan hal-hal ini karena sangat mengherankan mengapa
begitu banyak orang yang diganggu oleh tingkat pendidikan mereka,
atau ketinggian mereka, atau mobil yang mereka miliki. Mobil yang
saya miliki itu milik musium! Saya membelinya dengan harga $100. Di
Amerika Utara, pada kebiasaannya mobil tidak dapat bertahan lama
karena garam yang dipakai pada musim salju merusakkan badan
mobil. Jadi mobil tahun 1977 tersebut ialah satu barang antik. Mobil
saya ini sudah berusia 16 tahun tetapi masih berjalan dengan baik
sekali. Saya bersyukur kepada Allah untuk mobil itu.
378 | C A H A Y A I N J I L
Cara kita menentukan nilai harus dibalikkan. Dapatkah kita belajar
untuk bersukacita dengan cara yang berbeda dari dunia? Terdapat
hanya satu jalan untuk mengalami kuasa Allah, dan jalan tersebut
adalah: bersukacita di dalam kelemahan, menjadi rendah, dan menjadi
tidak berarti. Paulus mengalami kuasa Allah, dan saya berharap anda
juga akan mengalaminya.
"Tuhan, saya lemah. Saya tidak ada kekuatan sendiri. Saya bukan apa-
apa; saya tidak dapat berbuat apa-apa; saya tidak tahu apa-apa.
Biarlah kuasa-Mu masuk ke dalam hidup saya." Saudara-saudara
sekalian, anda tidak akan diselamatkan hanya dengan menerima
anugerah keselamatan-Nya, tetapi dengan mengizinkan keselamatan-
Nya bekerja di dalam diri anda. Itulah satu-satunya cara keselamatan
dapat dikerjakan.
Pernahkah anda mendengar pokok ini dijelaskan dengan baik kepada
anda? Saya belum pernah. Saya sendiri masih berada dalam proses
mempelajari pelajaran ini. Saya bersyukur kepada Tuhan karena
mengajar saya bagaimana untuk menjadi lemah, dan bagaimana untuk
hidup di dalam kelemahan Kristus. Secara alami saya tidak lemah, dan
begitu juga dengan Paulus. Jadi kelemahan adalah sesuatu yang harus
kita pelajari. Kita belajar bukan sekedar untuk menerimanya, tetapi
justru untuk berbahagia di dalamnya. Kemudian orang lain yang
mengenal anda akan berkata, "Sekarang saya melihat kuasa Allah dan
kemuliaan-Nya di dalam kehidupan anda!"
Makna Salib di dalam Kehidupan Seorang Murid
Lukas 9:23-25 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Memikul salib - Mengapa?
Di khotbah ini, kita membahas tentang bagaimana rencana Allah untuk
umat-Nya menjadi lebih besar dari Yohanes Pembaptis dapat
diwujudkan di dalam diri kita. Kita akan melihat pada makna salib di
dalam kehidupan seorang murid. Hal ini dapat ditemukan di Lukas
9:23-25. Jika kita menerapkan firman Tuhan ke dalam hidup kita, kita
379 | C A H A Y A I N J I L
akan mendapati bahwa Allah benar-benar dapat menjadikan kita lebih
besar daripada Yohanes Pembaptis.
Lukas 9:23-25:
Kata-Nya kepada mereka semua (ucapan ini tidak ditujukan hanya
kepada beberapa murid saja, melainkan kepada setiap orang, termasuk
Anda dan saya): "Setiap orang yang mau mengikut Aku (sekali
lagi, setiap orang), ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya
setiap hari (perhatikan kata "setiap hari") dan mengikut Aku (ini
bukanlah tindakan sesaat saja, melainkan kegiatan sehari-hari, proses
yang berkelanjutan). Karena barangsiapa mau menyelamatkan
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan
atau merugikan dirinya sendiri?
Dikatakan, "Melainkan engkau memikul salibmu setiap hari...". Siapa
yang berkata keselamatan itu adalah tindakan sekali jadi? Di mana
yang perlu Anda lakukan hanyalah memikul salib sekali saja, dan
mungkin Anda nanti dapat membuang salib itu di pinggir jalan, lalu
melanjutkan perjalanan tanpa dibebani salib. Sekalipun sudah
membuang salib tetapi Anda tetap merasa dapat menjadi murid
Kristus? Tidak, tidak, tidak. Dikatakan, "Kecuali jika kamu memikul
salibmu setiap hari dan mengikut aku, kamu tidak dapat menjadi
muridku. Setiap orang yang mau mengikut aku, itulah jalan yang harus
ditempuhnya."
Mengapa Yesus menetapkan persyaratan seperti ini? Apakah maksud
dari keselamatan itu? Apakah supaya kita dapat menyelamatkan diri
kita sendiri? Tidak demikian halnya di dalam Alkitab. Di dalam Alkitab
tindakan Anda menyelamatkan diri Anda akan menyebabkan Anda
kehilangan segalanya. "Barangsiapa yang ingin menyelamatkan
nyawanya maka dia akan kehilangan nyawanya, akan tetapi
barangsiapa yang kehilangan nyawanya demi Aku dan demi Injil, maka
dia akan menyelamatkannya."
Akan tetapi, bukankah Anda sedang mencoba untuk menyelamatkan
hidup Anda sendiri. Anda sedang berusaha untuk menyelamatkan jiwa
Anda. Kata 'jiwa' merupakan terjemahan dari kata Yunani yang berarti
380 | C A H A Y A I N J I L
hidup. Dalam tindakan Anda menyelamatkan hidup atau jiwa Anda,
maka Anda akan kehilangannya. Akan tetapi banyak orang Kristen
yang tidak memahami hal ini. Sehingga banyak orang Kristen yang
sama egoisnya dengan orang lain.
Kita akan membahas tentang hal memikul salib dengan memakai 3
poin.
Salib dan Kuasa
Kuasa Elisa
Poin pertama adalah mengenai salib dan kuasa - kuasa untuk
melakukan pekerjaan Allah. Kita memulai dengan membacakan kutipan
dari 2 Raja-raja. Bagian ini merupakan bagian yang membangkitkan
rasa penasaran. Ayat-ayat itu berbicara tentang Elisa. Peristiwa yang
tercatat sangatlah tidak lazim. Apakah arti dari peristiwa ini? 2 Raja-
raja 13:20-21:
Sesudah itu matilah Elisa (sang nabi besar, manusia Allah itu), lalu ia
dikuburkan. Adapun gerombolan Moab (orang Moab, suku yang berdiam
di sebelah barat Israel; merupakan suku tetangga yang hidup nomaden,
orang-orang yang memelihara ternak dan mengembara bersama
ternaknya) sering memasuki negeri itu pada pergantian tahun. Pada
suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat
gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur
Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa,
maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri.
Ini adalah suatu peristiwa yang sangat menarik. Tanpa mengetahui
adat penguburan bangsa Isreal akan sangat sulit untuk memahami
ayat-ayat ini. Ketika peristiwa ini terjadi Elisa sudah lama mati karena
yang tersisa di kuburan itu hanyalah tulang-tulangnya. Jika Elisa sudah
lama dikuburkan lalu bagaimana mungkin kuburnya masih terbuka?
Ayat-ayat di sini memberitahu kita bahwa mayat seseorang
dilemparkan ke dalam kubur Elisa. Perlu diketahui bahwa penguburan
di Israel dilakukan di dalam gua, tidak seperti kita yang menggunakan
lubang galian. Orang Israel menguburkan jenazah di dalam gua,
biasanya di gua batu karang. Di dalam gua-gua itu terdapat banyak
ceruk. Di dalam suatu gua akan ditemukan banyak ruangan yang saling
berhubungan. Di sepanjang sisi ruangan itu, akan ditemukan banyak
381 | C A H A Y A I N J I L
ceruk, tempat di mana mayat-mayat ditempatkan. Terdapat juga gua
yang bagian temboknya berbentuk semacam rak di mana mayat dapat
dengan begitu saja ditempatkan di atasnya.
Orang-orang ini sedang dalam prosesi penguburan, dan kelihatannya
orang yang mati ini bukanlah orang yang penting karena identitasnya
tidak diungkapkan. Dia dibawa ke suatu gua tempat penguburan, dan
orang-orang menggotongnya ke dalam. Dan saat berada di dalam gua
datanglah kabar tentang kedatangan gerombolan Moab. Mereka
menyadari bahwa jika mereka masuk lebih jauh lagi, maka mereka
tidak akan punya cukup waktu untuk menghindari gerombolan Moab.
Jadi secara tergesa-gesa mereka mencari tempat terdekat dan
melemparkan jenazah itu agar mereka dapat dengan segera keluar
untuk melarikan diri. Mereka tidak tahu atau telah lupa bahwa itu
merupakan tempat di mana mayat Elisa dikuburkan. Disebutkan di
sana bahwa ketika jenazah ini terkena tulang-tulang Elisa, dia langsung
hidup dan berdiri! Nah saya tidak tahu hal apa yang lebih menakutkan
bagi mereka, apakah gerombolan Moab di luar atau orang yang baru
bangkit dari kematian ini! Orang-orang yang malang ini harus
berhadapan dengan hal yang menakutkan baik di dalam mau pun di
luar ruangan. Tentunya melihat orang mati yang bangkit kembali akan
lebih menakutkan ketimbang gereombolan Moab di luar. Jadi, mereka
tidak tahu apakah harus keluar dari gua itu atau terus tinggal di dalam
gua! Mereka terjepit di antara dua situasi.
Tetapi mengapa Alkitab mencatat peristiwa ini? Apa tujuannya?
Mengapa kita harus mengetahui peristiwa ini? Tentu saja, maksudnya
adalah untuk memberitahu kita sesuatu tentang Elisa. Seluruh bagian
ini berkaitan dengan Elisa, seorang manusia Allah yang perkasa.
Firman Allah bekerja dengan penuh kuasa dan ajaib di dalam hidup dan
pelayanan Elisa. Melalui Elisa, kehidupan disalurkan setiap saat. Inilah
artinya diselamatkan. Yaitu menjadi saluran keselamatan bagi orang
lain. Itulah yang terjadi di sepanjang hidup Elisa. Dia menyalurkan
hidup Allah kepada orang lain, baik secara jasmani mau pun secara
rohani. Tapi di waktu itu hamba Allah yang besar ini sudah mati dan
telah dikuburkan, dan juga mungkin sudah dilupakan. Akan tetapi Allah
memuliakan hamba-Nya ini sekali lagi. Bahkan di
dalam kematiannya dia mampu menyalurkan hidup. Bukankah ini hal
yang luar biasa? Sesudah mati pun dia masih menyalurkan kehidupan!
Inilah poin yang ingin disampaikan oleh Tuhan kepada kita: Setiap
382 | C A H A Y A I N J I L
hamba Allah yang sejati adalah saluran kehidupan. Dan hal ini
diilustrasikan dengan sangat jelas lewat fakta bahwa Allah terus
bekerja dengan penuh kuasa melalui hamba-Nya bahkan setelah
hamba tersebut sudah meninggal dunia.
Tentu saja hal ini masih terjadi hari ini lewat berbagai macam sarana.
Umpamanya, Anda membaca sebuah buku dan kerohanian Anda sangat
dibantu. Penulis buku itu sudah lama mati. Namun, sekalipun dia telah
mati, dia tetap berbicara kepada Anda melalui lembar-lembar halaman
buku yang tidak lebih hidup daripada tulang-tulang orang mati.
Lembaran kertas yang mati di hadapan Anda, benda-benda yang mati
secara jasmani itu, sedang menyalurkan kehidupan rohani kepada
Anda. Sekalipun orangnya sudah lama mati, pelayanannya terus saja
membagikan berkat. Menurut Paulus, setiap hamba Allah yang sejati,
entah di dalam hidup atau pun matinya, terus melayani dan
memuliakan Dia (Flp 1:20).
Terdapat hal lain yang perlu diperhatikan. Beberapa pasal sebelum ini
di 2 Raja-raja 4:32-37, kita menemukan peristiwa tentang anak laki-
laki dari seorang perempuan Sunem. Dan di dalam bagian tersebut,
Elisa datang ke rumah perempuan Sunem itu, dan membangkitkan
anaknya dari kematian. Bagaimana Elisa membangkitkan anak
tersebut? Elisa merentangkan tubuhnya ke atas mayat anak itu. Dia
berada di dalam posisi terentang di atas mayat itu sampai si anak itu
hidup kembali. Dengan kontak secara jasmani ini - dengan memberikan
dirinya sepenuhnya, menutupi tubuh anak itu sepenuhnya - si anak
kemudian hidup kembali.
Kuasa Yesus
Tiga kali di dalam Injil, disebutkan bahwa Yesus membangkitkan orang
mati. Akan tetapi Yesus tidak merentangkan tubuhnya di atas mayat
orang mati tersebut. Dia bahkan tidak harus menyentuh tubuh orang
mati itu. Dengan satu perintah, orang mati itu hidup kembali.
Peristiwa yang pertama tercatat di Lukas 7:14 menceritakan tentang
anak laki-laki seorang janda dari Nain. Saat itu Yesus sedang berjalan
menuju Nain dan sedang berlangsung suatu prosesi penguburan. Hati
si ibu sangat hancur karena yang meninggal dunia adalah anak lelaki
satu-satunya. Ini berarti dia tidak sekadar kehilangan apa yang paling
383 | C A H A Y A I N J I L
dikasihi dan dekat dengannya, tetapi dia juga akan kehilangan sumber
penghidupannya. Di zaman itu tidak ada sistem jaminan sosial. Jika
suami atau anak Anda meninggal dunia, itu berarti Anda tidak akan
mempunyai sumber penghasilan. Anda akan jatuh miskin dan
mengalami kelaparan, bahkan mungkin harus menjadi pengemis di
jalanan. Tetapi saat Yesus menghentikan prosesi penguburan itu dan
berkata kepada anak muda yang sudah mati itu, "Bangkitlah," dan
orang yang mati itu bangkit kembali.
Peristiwa kebangkitan yang kedua tercatat di pasal selanjutnya. Di
Lukas 8:54 berkisah tentang anak perempuan Yairus dibangkitkan. Di
dalam peristiwa ini, Yesus memang memegang tangan anak
perempuan itu dan memerintahkannya untuk bangun. (Namun tentu
saja, sebagaimana yang telah ditunjukkan dalam kasus yang
sebelumnya, Yesus sebenarnya tidak harus menyentuh anak itu.)
Peristiwa yang ketiga dapat dibaca di dalam Yohanes 11. Yesus
membangkitkan Lazarus. Sekali lagi, kebangkitan ini dilakukan cukup
dengan memberikan satu perintah yang sederhana, tanpa harus
melakukan kontak fisik.
Para Rasul Lebih Besar dari Yohanes Pempabtis
Di sini kita melihat kuasa Yesus Kristus yang lebih besar daripada
Yohanes Pembaptis. Yesus Kristus juga berkata, "Kamu akan
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar karena Aku pergi
kepada Bapa." (Yoh 14:12-14)
Hal itu memang terjadi di Kisah 5:15. Di dalam kasus ini, sepatah kata
pun tidak diucapkan. Bukan saja tanpa kontak fisik, namun sepatah
kata pun tidak diucapkan tetapi kuasa yang menyalurkan kehidupan
dan kesembuhan dengan nyata terlihat. Kisah 5:15,16 berkaitan
dengan Petrus:
Bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan
membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus
lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari
mereka. Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem
datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan
orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua
disembuhkan
384 | C A H A Y A I N J I L
Kuasa dapat dialami orang banyak hanya melalui bayangan Petrus
yang berjalan melewati mereka. Yang dibutuhkan hanyalah bayangan
Petrus. Sepatah kata pun tidak perlu Petrus ucapkan. Petrus tidak
menyentuh mereka; dia tidak mengucapkan apa-apa. Bayangannya
melintasi mereka dan itu sudah cukup. Hanya dengan bayangannya,
kuasa Allah dapat disalurkan melalui hamba-Nya untuk memberikan
kehidupan dan kesembuhan! Itulah kebesaran Allah yang bekerja
melalui hamba-Nya.
Hal yang sama berlaku pada rasul Paulus. Kisah 19:11-12, kita melihat
kebesaran yang sama.
Oleh Paulus Allah mengadakan mukjizat-mukjizat yang luar biasa,
bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai
oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah
penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat
Sapu tangan, atau kain yang pernah bersentuhan dengan tubuh Paulus,
saat disentuhkan kepada orang sakit, atau orang yang dirasuk roh
jahat, dan mereka langsung disembuhkan.
Petrus tidak punya kuasa. Paulus tidak punya kuasa. Anda tentu ingat
ketika Petrus menyembuhkan orang yang lumpuh, orang-orang
menjadi kagum. Dia berkata, "Mengapa kamu melihat kami seperti itu?
Kami tidak punya kuasa apa-apa. Kami tidak menyembuhkan orang ini.
Allah yang menyembuhkan dia melalui kami (Kisah 3:12)." Kuasa Allah
yang bekerja melalui para rasul. Kata Yesus, "Kamu akan melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar..." (Yoh 14:12-14) Di dalam
pelayanan Yesus Kristus, hal-hal yang seperti itu tidak terjadi, namun
sekarang Anda melihat hal semacam itu terjadi melalui Petrus dan
Paulus.
Bermegah dalam Salib yang memberi Kuasa
Di manakah rahasia dari kuasa ini? Dari Yesus ke rasul Petrus dan ke
rasul Paulus, dari satu ke yang lain terlihat adanya peningkatan kuasa -
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan menjadi semakin besar! Namun
apa yang sudah terjadi, mengapa dari zaman para rasul ke hari ini
terjadi penurunan sampai akhirnya kita berada di tingkat kuasa yang
paling dasar. Apa yang telah terjadi?
385 | C A H A Y A I N J I L
Rahasianya terletak di salib. Paulus memiliki kuasa ini. Mengapa?
Karena katanya, "Allah melarang aku bermegah, keselamatanku ada di
dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus (our Lord Jesus Christ)." (Gal
6:14) Dia tidak bermegah karena hal-hal yang lain. Paulus tidak
menyombongkan ijazah, pengetahuan, kefasihan, keahlian, atau kisah
suksesnya yang panjang. Dia tidak berminat pada perkara-perkara
semacam itu. Dia hanya bermegah atas satu hal, yaitu salib. Salib
Kristus. Di sinilah kita berbeda. Itu sebabnya Paulus memiliki kuasa.
Dan itu sebabnya gereja tidak memiliki kuasa.
Allah menginginkan kita untuk menjadi saluran kehidupan dan kuasa-
Nya. Hidup dan kuasa diberikan kepada kita bukan agar kita merasa
puas, bukan supaya kita merasa telah menjadi hebat, namun supaya
kita menjadi saluran kehidupan dan kuasa - menyalurkan kuasa yang
menyelamatkan dari Allah kepada orang lain. Jika Anda tidak bersedia
menjadi sekadar suatu saluran, Anda tak akan pernah menjadi apa-apa
secara rohani. Itulah poinnya.
Salib dan Keakuan
Kita masuk ke dalam poin yang kedua. Kata "kuasa", "selamat" dan
"keselamatan" dipakai berulang-ulang. Dan Anda berkata, "Sepertinya
orang-orang Kristen dimotivasi oleh keegoisan yang kurang-lebih sama
saja dengan orang non-Kristen. Maksud saya, Anda ingin diselamatkan
karena Anda ingin masuk ke surga." Yah, orang non-Kristen
menginginkan surga di dunia atau di zaman ini, dan Anda
menginginkan surga di langit, karena surga milik Anda lebih permanen
ketimbang surga di bumi. Jadi bukankah Anda dimotivasi oleh hasrat
yang sama yaitu menginginkan surga, entah itu surga di bumi atau pun
yang di langit? Anda dimotivasi oleh hasrat yang sama yaitu untuk
diselamatkan, bukankah yang memotivasi Anda itu keegoisan yang
sama?
Sampai pada titik tertentu memang terdapat kebenaran di dalam
pernyataan tersebut. Saya melihat begitu banyak orang Kristen yang
dimotivasi oleh keegoisan yang sama. Mereka tidak peduli pada orang
lain. Mereka hanya mementingkan keselamatan dirinya sendiri saja.
"Selama aku bisa masuk ke surga, maka aku tidak peduli akan
urusanmu. Akan tetapi jika dengan mengurusi keselamatanmu akan
membantuku untuk masuk ke surga, oh, aku juga tidak keberatan."
386 | C A H A Y A I N J I L
Lalu apa bedanya? Bukankah sama saja egoisnya? Apakah kita tidak
dimotivasi oleh hal yang sama? Di sisi lain, haruskah kita
berpandangan bahwa adalah lebih baik untuk tidak mempunyai hasrat
sama sekali? Atau apakah lebih baik kita menghasratkan nirwana,
tempat di mana tidak ada keberadaan dan tidak ada keinginan? Apakah
yang ini lebih rohani? Kita perlu memiliki keinginan, mudah-mudahan
keinginan yang baik. Namun tampaknya bahkan semua hasrat yang
baik pun mengandung unsur egois karena sekalipun Anda berkeinginan
untuk melakukan sesuatu yang baik, Anda menghendaki hal itu bagi
diri Anda sendiri. Justru karena ada nilai-nilai kebaikan, maka Anda
ingin memilikinya. Dan karena Anda ingin memilikinya, bukankah itu
berarti Anda dimotivasi oleh keegoisan?
Pandangan ini memang mengandung kebenaran. Tak diragukan lagi
memang ada kebenaran di dalamnya. Jika Anda kilas balik dan
tanyakan diri Anda mengapa Anda ingin diselamatkan dulu, pasti
alasannya adalah karena Anda dimotivasi oleh keinginan untuk
memiliki hidup yang kekal. Anda tidak ingin binasa. Anda menginginkan
hidup yang kekal. Dan bukankah keinginan untuk hal yang baik, yakni
hidup yang kekal, juga dimotivasi oleh keinginan yang egois, untuk
menjamin tempat di surga bagi diri Anda sendiri? Dengan demikian
bukankah hal itu egois? Memang pandangan ini mengandung
kebenaran juga.
Kita memang dalam tingkatan tertentu dimotivasi oleh keegoisan saat
pertama kali menjadi Kristen. Saya rasa sulit untuk mengingkari hal ini.
Namun yang penting adalah: jika kita tetap bertahan di tingkatan
tersebut, maka di dalam upaya kita menyelamatkan diri ini, kita justru
akan kehilangan keselamatan. Di situlah titik masuknya salib dan
keakuan. Semakin saya renungkan hikmat Allah, semakin saya dibuat
kagum. Yang dilakukan oleh Allah adalah ini: Apa yang disebutkan di
Lukas 9? "Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena
Aku, ia akan menyelamatkannya." Anda lihat, yang luar biasa dari salib
adalah ini: Allah mengambil keegoisan Anda dan
memanfaatkannya untuk menghancurkan keakuan di dalam diri
Anda. Saya tidak tahu apakah Anda bisa memahami kalimat tersebut.
Makna sebenarnya tidak serumit kalimatnya. Inilah penjelasannya.
387 | C A H A Y A I N J I L
Allah mengambil keegoisan Anda dan memakainya untuk
menghancurkan keakuan Anda - keakuan yang egois itu. Sungguh
ajaib. Bagaimana cara Dia melakukan itu? Yah, karena Anda ingin
diselamatkan, (maka Anda datang kepada Tuhan). Akan tetapi Kitab
Suci berkata, "Kalau kamu ingin diselamatkan, kamu akan kehilangan
nyawamu. Hanya dengan kehilangan nyawa itulah kamu dapat
diselamatkan."
Jadi Anda mendapati bahwa dalam memenuhi hasrat Anda untuk
menyelamatkan diri Anda, Anda harus kehilangan keakuan Anda untuk
bisa diselamatkan. Oh, hikmat Allah sungguh tak terjangkau! Dia
memang luar biasa! Semakin Anda pelajari Alkitab, Anda mulai
memahami hal yang dikatakan oleh Paulus di Roma 11:33, "O,
alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!" Ia tahu
bahwa kita ini egois. Ia tahu bahwa kita ini datang pada keselamatan
karena dorongan hasrat egois untuk diselamatkan!
Untuk apa Anda datang ke pertemuan pekabaran Injil? Apakah karena
Anda ingin menyerahkan diri Anda di pertemuan itu? Apakah karena
Anda ingin sumbangkan semua uang Anda? Tentu tidak. Anda datang
ke pertemuan itu untuk melihat-lihat apakah Anda bisa mendapatkan
sesuatu dari sana. Motivasi Anda tentu saja egois. Anda menginginkan
sesuatu bagi diri Anda. Anda ingin mendapatkan hidup yang kekal.
Atau mungkin niatnya tidak seluhur itu. Mungkin untuk mendapatkan
suami atau istri, atau pacar; tidak semuluk mendapatkan hidup yang
kekal. Anda datang dengan motivasi yang egois. Anda mendengarkan
penyampaian Injil sambil di dalam hati Anda berharap agar orang ini
segera mengakhiri khotbahnya, supaya Anda bisa segera ngobrol
dengan gadis atau pemuda yang Anda incar. Awalnya Anda berkata,
"Oh, khotbah orang ini betul-betul melelahkan. Semoga saja kita bisa
segera masuk ke acara ramah tamah." Anda ada di sana tetapi pikiran
Anda tidak tertarik pada Injil. Anda memikirkan gadis atau pemuda
yang Anda sukai itu. Tetapi minggu demi minggu, Injil mulai mengenai
hati Anda. Secara berangsur-angsur Anda mulai lupa pada tujuan
semula Anda mengikuti kebaktian. Injil mulai mengesankan Anda,
Firman Allah mulai mempengaruhi Anda. Dan hal ini terus berlangsung.
Awalnya Anda datang dengan motivasi yang egois, memang benar,
tetapi pada akhirnya Allah yang justru mendapatkan Anda, bukankah
begitu? Allah memanfaatkan keakuan yang egois untuk
menghancurkan keakuan Anda dan menjadikan Anda manusia baru.
388 | C A H A Y A I N J I L
Tentu saja ini merupakan suatu proses yang panjang. Saya tidak
bermaksud mengatakan bahwa semua itu bisa terjadi dalam 5 menit.
Ini adalah suatu proses yang sangat lama akan tetapi pada akhirnya
Allah secara perlahan-lahan menangani keegoisan. Berangsur-angsur
Anda melihat orang yang memulai kehidupan Kristennya secara sangat
egois, belajar untuk memberikan dirinya lebih dan lebih lagi. Dan di
dalam proses memberi inilah hidup Allah datang kepada Anda.
Itulah poin kedua yang ingin saya singgung secara sekilas. Kita
memulai dengan alasan yang sangat egois, dan saya pikir setiap orang
Kristen yang jujur tidak akan mengingkari hal ini. Akan tetapi Allah di
dalam hikmat-Nya memakai salib Kristus, dan melalui proses tersebut -
memanfaatkan keegoisan Anda - Dia menghancurkan keakuan dan
memunculkan kepribadian baru yang seperti Kristus. Saya dahulu
adalah orang yang sangat egois. Terus terang saja. Saya sangatlah
egois. Saya pernah memberi kesaksian kepada Anda tentang ambisi
kemiliteran saya. Pada masa itu, tentu saja, saya mencita-citakan
kemuliaan bagi Tiongkok, namun di dalam kemuliaan Tiongkok
tersebut, saya juga menginginkan kemuliaan pribadi. Saya bersama
dengan tentara saya akan memuliakan Tiongkok dan tentu saja seiring
dengan munculnya Tiongkok yang perkasa, saya ikut bermegah karena
saya adalah pelaku utama di dalam proses tersebut. Itulah mimpi-
mimpi egois saya.
Ketika saya menerima Injil, apakah itu bukan didorong oleh niat yang
egois? Tentu saja, tentu saja sangat egois. Saya mencari semacam
tuntunan dan makna yang lebih kekal ketimbang mimpi-mimpi sesaat
saya di dalam hidup ini. Saya mencari sesuatu yang kekal dan abadi
buat diri saya. Tetapi Allah memanfaatkan keegoisan tersebut dan
sekarang saya nyaris tidak percaya pada hasilnya. Ketika saya meneliti
isi hati saya, saya harus mengakui dengan jujur bahwa Tuhan telah
mengubah saya sedemikian rupa, dan apa yang telah Tuhan kerjakan
di dalam diri saya sungguh sulit untuk dipercaya. Fakta bahwa saya
mampu untuk mengasihi orang lain setulus hati adalah suatu hal yang
tak terbayangkan oleh saya. Bagi saya ini merupakan hal yang
mustahil, bahkan bukan merupakan hal yang saya inginkan. Siapa yang
mau punya hasrat untuk hidup demi orang lain? Lupakan urusan orang
lain, diri sendiri ini yang penting. Akan tetapi Allah mengubah Anda
tahun demi tahun, sehingga Anda menjadi benar-benar peduli pada
orang lain, Anda benar-benar mengasihi orang lain. Anda benar-benar
389 | C A H A Y A I N J I L
bersedia mengorbankan nyawa Anda bagi orang lain, mencurahkan diri
Anda bagi mereka. Dan Anda bahkan tidak tahu bagaimana perubahan
ini bisa terjadi. Allah di dalam hikmat-Nya, melalui salib Kristus, telah
mengerjakan hal ini di dalam hidup saya, dan Dia akan
mengerjakannya di dalam hidup Anda juga. Dan hanya dengan cara
itulah kita bisa masuk ke jalan penuh kuasa, yaitu poin pembahasan
kita yang pertama tadi.
Salib dan Keselamatan
Mari kita masuk pada poin yang ketiga dan yang terakhir.
Poin pertama yang telah dibahas adalah salib dan kuasa. Yang kedua
adalah salib dan keakuan. Yang ketiga adalah salib dan keselamatan.
Apa maknanya? Yesus berkata, "Kamu harus memikul salib-mu setiap
hari, kalau kamu ingin menjadi murid-ku." Yesus meneruskan dengan
berkata bahwa itu berarti Anda harus kehilangan nyawa Anda karena di
dalam proses kehilangan nyawa itulah, Anda akan memerolehnya. Jika
Anda mencoba untuk mempertahankannya, itu justru berarti Anda
malah akan kehilangannya.
Kita akan menggunakan satu pertanyaan untuk memahami seluruh
pokok persoalan ini. Kita tahu Kristus telah mati di kayu salib bagi
dosa-dosa kita dan telah menggenapi karya penebusan-nya bagi kita
semua. Pertanyaan yang timbul adalah jika Yesus telah mati dan
penebusan-nya itu sempurna, mengapa saya perlu memikul salib?
Mengapa Anda perlu memikul salib? Dia sudah memikulnya, jadi apa
perlunya saya dan dia memikul salib? Untuk apa memikul salib
bersama-sama? Bukankah sudah cukup dengan berkata, "Terimakasih,
Yesus Kristus. Yah, engkau memang sungguh baik. Aku terharu atas
kasih-mu kepadaku. Engkau telah memikul salib-mu. Aku cukup
berterimakasih saja. Yesus telah mati bagi dosa-dosa kita. Haleluyah!"
Jadi persoalannya adalah jika Yesus telah memikul salib, untuk apalagi
saya memikul salib? Apakah Yesus saat itu lupa bahwa dia-lah yang
harus memikul salib? Atau, mungkin dia butuh bantuan dalam urusan
memikul salib ini? Mengapa Yesus menyuruh kita untuk mengikuti
teladan-nya? Dia memikul salib di depan, dan dia menyuruh kita untuk
memikul salib juga sambil mengikuti-nya dari belakang. Bukankah kita
akan bertanya, "Apakah salib-mu saja tidak cukup?" Tetapi kita tahu
390 | C A H A Y A I N J I L
bahwa keselamatan, salib dan penebusan-nya sudah genap. Tidak ada
yang kurang di dalam penebusan-nya; Alkitab memberitahu kita bahwa
keselamatan-nya sudah genap (misalnya Ibr 1:3,4, 9:12-14).
Jadi, apa perlunya kita memikul salib? Mengapa ada persyaratan
seperti ini? Mengapa Yesus tidak berkata, "Baiklah, Aku telah memikul
salib; Aku telah melakukan semuanya. Jadi mulai sekarang, kalian
hanya perlu bersukaria. Aku telah mengambil alih semua penderitaan;
tak ada lagi hal yang tersisa untuk kalian kerjakan. Kalian cukup pergi
ke gereja saja, bertepuk tangan, menyanyi haleluyah, menari... ..."
Lalu kita semua menari-nari; kita bersenang-senang, karena Yesus
telah memikul salib, dan itulah karya keselamatan. Inilah Injil yang kita
dengar. Bukankah hal ini yang dikatakan para pengkhotbah dan para
penginjil kepada kita?
Terdapat dua salib. Satu adalah salib Kristus, dan yang satu lagi adalah
salib saya. Atau yang lebih tepat, terdapat banyak salib, satu adalah
salib Kristus, dan terdapat juga salib-salib yang lain, yang harus dipikul
oleh setiap dari kita. Dan kita bukan saja harus memikulnya tetapi
harus memikulnya setiap hari, itulah yang tertulis di ayat-ayat ini.
Setiap hari Anda bangun tidur, dan Anda harus memanggul benda
berat ini di pundak Anda, dan Anda melangkah menuju Kalvari. Menuju
Kalvari? Tetapi Yesus sudah sampai di sana. Dia sudah mengerjakan
semuanya. Untuk apalagi Anda harus ke Kalvari? Yah, saat Anda
mengikut Yesus, tentunya Anda akan pergi ke tempat di mana dia
pergi. Jika dia menuju Kalvari, ke mana lagi Anda mau pergi kalau
bukan ke Kalvari juga? Jika Yesus pergi ke Kalvari, apakah kita boleh
pergi bertamasya ke tempat lain? Lalu bagaimana cara kita memahami
hal ini?
Makna dari "salib kita"
Apa makna penting dari salib kita? Apakah karena Yesus Kristus
memandang bahwa akan lebih baik jika kita menanggung sedikit
penderitaan? Atau mungkin dia khawatir kalau-kalau kita memang
akan menjalani hidup kita dengan bertamasya terus menerus, jadi
Yesus berkata, "Tidak, tidak, tidak. Aku akan membuatnya jadi sedikit
lebih berat buat kalian. Jika kalian mengira akan menikmati hidup yang
menyenangkan, Aku akan membebankan salib buat kalian. Ah, itu akan
membuat kalian tetap merendah, mencegah kegemukan,
391 | C A H A Y A I N J I L
mempertahankan bentuk tubuh kalian. Jika tidak, kalian mungkin akan
menjadi gendut dan lemah. Setiap hari kalian harus menjalani latihan
rohani ini, yaitu pikul salib ini setiap saat." Itukah alasan Yesus
menyuruh kita memikul salib? Karena kita butuh olahraga rohani?
Mungkinkah urusan memikul salib ini adalah sebagai suatu latihan
rohani? Untuk apa kita memerlukan salib?
Gereja tidak memiliki kuasa karena tidak memahami apa maknanya
salib kita. Kita berpikir seperti ini: Kristus telah mati bagi saya, jadi
tidak ada lagi hal yang perlu saya lakukan selain dari menyanyi
haleluyah. Dan kalau itu masih belum cukup, saya bisa coba
mendapatkan pengalaman rohani apakah karunia berbahasa roh atau
karunia-karunia yang lainnya. Saya menyinggung hal ini karena
terdapat banyak orang Kristen yang menginginkan karunia rohani atas
alasan yang sangat egois. Mereka menghendaki suatu pengalaman dan
tujuan di baliknya hanyalah supaya mereka dapat bermegah dan
berkata, "Aku adalah orang Kristen superior. Sudahkah kamu
berbahasa roh? Belum, eh? Ah ha, aku sudah. Kalian tahu, kalian
orang-orang yang malang yang hanya masuk jajaran orang Kristen
kelas rendahan. Aku termasuk yang kelas tinggi. Aku berbahasa roh.
Oh, kamu hanya pernah sekali berbahasa lidah? Ah, kamu sungguh
tidak beruntung. Aku berbahasa roh setiap hari."
Masalahnya adalah, apakah yang mau Anda buktikan? Apakah Anda
sedang berusaha membuktikan bahwa Anda adalah orang Kristen kelas
atas? Apa motivasi Anda? Terdapat juga orang yang mengejar karunia
supaya mereka bisa berkata, "Ah, perasaannya sangat menyenangkan
sekali." Nah, jangan salah paham, saya tidak menentang bahasa lidah
jika dipergunakan secara benar, yaitu, digunakan untuk memperdalam
persekutuan kita dengan Tuhan. Memang hanya itulah manfaatnya jika
digunakan dengan benar.
Tetapi kalau kita mengejar bahasa roh sekadar untuk kepuasan egois,
hal ini sangat memuakkan. Itu bukanlah tujuan dari bahasa lidah. Jika
masih ada orang yang mengejar karunia bahasa roh untuk tujuan itu
maka ia sudah berada di jalan yang salah. Salib diadakan untuk
menghancurkan keakuan yang seperti ini. Dan jika ada orang
Kristen yang telah bertahun-tahun menjadi Kristen dan masih saja
memperlihatkan keegoisan semacam ini berarti dia tidak tahu apa itu
kekristenan yang sejati.
392 | C A H A Y A I N J I L
Jadi, kita kembali pada pertanyaan yang sama: Mengapa Yesus Kristus
menyuruh kita memikul salib? Untuk dapat memahami pertanyaan ini,
kita harus memahami makna salib. Salib berkaitan dengan
pengorbanan. Kata pengorbanan ini merupakan kata yang jarang
dipahami oleh orang Kristen. Ibrani 9:14,26:
Betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah
mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan
yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-
perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang
hidup
Selanjutnya Ibr 9:26:
Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini
dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya,
pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya
Ayat yang pertama berbicara tentang darah, sedangkan yang kedua
berbicara tentang pengorbanan-nya di kayu salib. Salib berarti
pengorbanan. Di 1 Kor 15:31, Paulus menerapkan pemahaman
pengorbanan ini pada dirinya. Ayat di 1 Kor 15:31 berbunyi seperti ini:
Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut [I die
every day].
Pikullah salibmu setiap hari! Paulus dapat berkata, "Aku mati setiap
hari (I die every day)." Dengan kalimat itu Paulus sedang menyatakan,
"Aku mempertaruhkan nyawaku setiap hari. Aku mati secara rohani.
Setiap hari aku berhadapan dengan maut." Paulus melanjutkan dengan
berkata bahwa dia berjuang melawan binatang buas di Efesus dan
sebagainya. Nyawanya selalu di bawah ancaman, dia selalu berada
dalam keadaan bahaya karena dia masuk dalam pelayanan yang telah
diberikan Tuhan kepadanya. Jadi, salib Yesus Kristus adalah salib
pengorbanan. Salib apakah yang kita pikul? Salib pengorbanan juga.
Roma 8:36 berbunyi serupa. Di Rom 8:36 rasul Paulus berkata:
Seperti ada tertulis (dia mengutip dari Mzm 44:22): "Oleh karena
Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah
dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
393 | C A H A Y A I N J I L
Domba-domba sembelihan adalah domba-domba yang dipersiapkan
untuk dikorbankan di Bait Allah untuk penebusan dosa. Dia
menyatakan hal yang kurang lebih sama di 2 Kor 4:11,12:
Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada
maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam
tubuh kami yang fana ini
Perhatikan isi ayat 12:
Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam
kamu
Perhatikan dengan baik kalimat-kalimat tersebut. Melalui kematian
kami, kehidupan datang kepada Anda. Kami mati supaya Anda dapat
hidup. Hal ini mirip dengan apa yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.
Maut giat di dalam dia supaya hidup giat di dalam kita. Namun, Paulus
tidak mengatakan hal tersebut dengan mengaitkannya dengan Yesus
Kristus melainkan terhadap dirinya dan rekan-rekan sekerjanya - yakni
para rasul. Jadi "maut giat di dalam diri kami", bukan sekadar saya,
tetapi "di dalam diri kami, dan hidup giat di dalam kamu." Berarti
setiap saat kita berhadapan dengan maut.
Dapatkah Anda memahami bahasa semacam itu? Atau apakah kalimat
ini terdengar asing bagi Anda? Karena jika Anda tidak memahami apa
arti menjadi persembahan yang hidup yang Paulus perintahkan kepada
setiap orang Kristen (Rom 12:1-2), maka Anda tidak akan dapat
memahami kalimat tersebut. Renungkanlah, apa arti kurban itu?
Kurban tidak sekadar berarti menyerahkan sesuatu, atau menyerahkan
makanan, atau mempersembahkan makanan.
Pengorbanan adalah perkara menyerahkan nyawa untuk orang lain.
Apa yang Anda serahkan untuk diri Anda sendiri menurut
Alkitab bukanlah pengorbanan. Menurut Alkitab, pengorbanan
selalu ditujukan untuk orang lain. Lihat contoh domba-domba
sembelihan, seperti yang dikutip oleh Paulus di sini, "Kami telah
dianggap sebagai domba." Apakah Paulus mati bagi dirinya sendiri?
Tidak. Paulus hanya berkata, "Maut giat di dalam diri kami supaya
hidup giat di dalam kamu. Kami mati untuk kamu." Itulah artinya.
Pikirkanlah tentang domba-domba yang dibawa ke Bait Allah untuk
dikorbankan. Apakah menurut Anda para domba itu disembelih bagi diri
394 | C A H A Y A I N J I L
mereka sendiri, atau bagi dosa mereka sendiri, atau demi kebutuhan
mereka sendiri? Tentu saja tidak! Setiap domba yang disembelih di Bait
Allah menyerahkan nyawanya bagi orang lain. Itulah poin yang harus
Anda pahami. Suatu penyerahan tidak dapat disebut pengorbanan jika
tidak ditujukan untuk orang lain, apakah hal itu dipersembahkan dalam
keadaan hidup atau mati. Memang ada kurban yang hidup, karena
Anda tentu tahu tentang kambing kurban untuk Azazel (scapegoat)
yang dilepaskan ke padang gurun. Ia akan dilepas ke padang gurun,
mungkin dia akan mati di sana; yang jelas ia tidak disembelih. Entah
hidup atau mati, kata Paulus, kita selalu jalani hidup ini sebagai korban
persembahan. Kita tidak sekadar mati sebagai kurban persembahan,
tetapi kita juga menjalani hidup sebagai kurban persembahan.
Jadi Kristus juga tidak mati untuk diri-nya sendiri. Ketika Yesus berkata
bahwa dia memikul salib-nya, dia tidak memikul salib itu bagi diri-nya
sendiri. Dia memikul salib itu bagi kita. Lantas ketika kita memikul salib
kita, apakah sebenarnya yang sedang kita lakukan? Kita seringkali
dengan bodohnya membayangkan bahwa salib itu kita pikul bagi diri
kita sendiri. Jika kita memikul salib itu bagi diri kita sendiri, maka itu
berarti salib Kristus tidak cukup bagi kita dan kematian-nya tidak cukup
bagi kita; kita harus mati bagi diri kita sendiri juga? Tidak, tidak, tidak!
Kita telah gagal memahami aspek fundamental dari ajaran Yesus.
Ketika Yesus menyuruh kita untuk memikul salib kita setiap hari, hal itu
bukanlah bagi kepentingan kita sendiri. Dia memanggil kita untuk
bergabung dengan-nya di dalam pelayanan keselamatan. Apa artinya
itu? Artinya adalah: Yesus mati bagi kita, supaya setelah menerima
hidup itu kita bisa menyalurkannya kepada orang lain, entah lewat
kehidupan atau lewat kematian. Apakah Anda mengerti hal yang
dimaksudkan oleh Yesus? Jika Anda ingin menjadi murid-nya, hal
tersebut harus menjadi watak Anda. Jika tidak, Anda tidak akan pernah
menjadi murid-nya.
Itulah yang saya maksudkan sebagai hikmat Allah di dalam poin yang
kedua. Bahwa di dalam hasrat untuk memperoleh keselamatan -
melalui hasrat yang egois itu - keakuan kita dihancurkan. Bagaimana
caranya? Dengan mempersyaratkan bahwa jika Anda ingin
diselamatkan, maka Anda harus menyalurkan keselamatan itu kepada
orang lain. Jika Anda tidak menyalurkannya kepada orang lain, maka
Anda sendiri tidak akan diselamatkan juga. Tak ada orang Kristen yang
395 | C A H A Y A I N J I L
duduk santai di gereja atau di rumahnya, atau di manapun ia berada,
yang akan diselamatkan. Dia tidak akan selamat jika dia berpikir bahwa
dia diselamatkan hanya dengan menyelamatkan dirinya sendiri.
Itu sebabnya kita dipanggil untuk menjadi terang dunia. Menyalurkan
terang dan hidup Allah kepada orang lain. Terang adalah gambaran dari
kehidupan di dalam Alkitab. Saya harap Anda bisa memahami poin ini
dengan sangat jelas. Jika Anda kira bahwa Anda akan diselamatkan
dan pergi ke surga hanya dengan percaya kepada Yesus, berarti Anda
masih belum mengerti ajaran Yesus. Memang benar, keselamatan itu
melalui iman. Memang benar bahwa Anda menerima keselamatan itu.
Memang benar bahwa keselamatan sudah genap bagi Anda dan saya;
keselamatan itu bukanlah hasil perjuangan kita. Akan tetapi kita
harus menjadi saluran keselamatan itu. Danjika kita tidak
menjadi saluran keselamatan itu, maka kita tidak akan
memilikinya.
Di dalam proses menjadi saluran keselamatan itu, kita memberikan diri
kita kepada orang lain, sama seperti Yesus telah memberikan diri-nya
kepada kita. Keselamatan bukanlah barang yang bisa Anda beli di toko
dan dibagikan kepada orang lain. Keselamatan adalah sesuatu yang
Anda salurkan melalui hidup Anda kepada orang lain. Jika Anda pikir
bahwa keselamatan itu hanya sekadar perkara membuat traktat dan
pergi ke jalan-jalan dan berkata, "Hei, sudahkah kamu percaya pada
Yesus? Ini ada 4 kaidah rohani. Duduklah supaya aku bisa jelaskan
kepadamu. Dengarkan baik-baik karena hidupmu bergantung
padanya." Selanjutnya Anda menguliahi dia, Anda menjejalkan Injil
kepadanya. Dan dia menolaknya dan Anda berkata, "Pergilah, kamu
tidak layak untuk diselamatkan. Kamu tidak ditakdirkan untuk
diselamatkan." Atau mungkin Anda berkata, "Aku bersedih akan
keadaanmu. Mungkin pada suatu hari nanti kamu akan tersadar." Sikap
manapun yang kita tunjukkan, itu tetap memperlihatkan bahwa kita
belum mengerti bahwa keselamatan itu bukan sekadar perkara
membagikan traktat. Keselamatan berarti memberikan diri Anda. Jika
Anda tidak memberikan diri Anda, berarti Anda belum memberi apapun
yang layak diberikan. Anda harus mencurahkan diri Anda bagi orang
lain.
Yesus tidak memberi kita Perjanjian Lama dan berkata, "Bacalah itu.
Maka kamu akan selamat." Kalau begitu, maka dia tidak perlu naik ke
396 | C A H A Y A I N J I L
kayu salib. Dia menyerahkan nyawa-nya bagi keselamatan kita. Di sini
Yesus Kristus berkata, kamu juga harus melakukan hal yang sama.
Anda harus memikul salib dan memberikan dirimu - di kayu salib - bagi
orang lain. Hanya dengan kehilangan nyawa Anda, bukan dengan
kehilangan traktat Anda. Bukan dengan kehilangan sejumlah uang,
tetapi kehilangan nyawa Anda.
Terdapat perbedaan arah pemikiran. Kadang-kadang kita bersedia
untuk memberikan traktat, kita bahkan rela mencetaknya dengan uang
kita sendiri. Itu mungkin akan membuat kita kehilangan beberapa
dolar, mungkin beberapa ratus dolar, tidak masalah. Namun tidak
demikian halnya dengan menyerahkan diri Anda, mengorbankan waktu
Anda, mengorbankan seluruh keberadaan Anda, memberi perhatian,
memberi kasih Anda. Kita bisa saja membagikan traktat tanpa
memberikan kasih yang nyata. Kita bisa saja memperlakukan mereka
sebagai obyek yang perlu diselamatkan, untuk kita daftarkan ke dalam
catatan prestasi kita, "Aku telah menyelamatkan 15 orang tahun ini.
Anda tahu, aku telah mendapatkan 15 domba." Tidak ada kasih di
dalam urusan tersebut. Kasih berarti memberikan diri Anda
sepenuhnya kepada orang lain.
Salib dalam Pemuridan - Menjadikan kita Para penyelamat
Camlah hal ini dengan baik. Dapat dikatakan: Kita diselamatkan untuk
menjadi para penyelamat. "Oh," kata Anda, "Aku, seorang
penyelamat?? Hei bukankah ini penyelewengan makna kata??
Bukankah kata "penyelamat" itu hanya untuk Yesus saja? Bukan aku."
Di dalam Alkitab, kata "saviour (penolong, penyelamat, juruselamat)"
diterapkan pada orang-orang biasa seperti Anda dan saya. Satu
contohnya adalah di 2 Raja-raja 13:5. Allah ingin memanggil umat-Nya
untuk menjadi para penyelamat. Ini adalah salah satu dari sekian
banyak contoh:
TUHAN memberikan kepada orang Israel seorang penolong (saviour),
sehingga mereka lepas dari tangan Aram dan dapat duduk di kemah-
kemah mereka seperti yang sudah-sudah
Penggunaan kata "saviour (penolong)" di sini dipakai untuk seorang
pemimpin Israel yang membebaskan mereka dari tangan Aram. Di
dalam terjemahan bahasa Inggris kata "saviour" atau "penyelamat"
397 | C A H A Y A I N J I L
digunakan di dalam ayat ini. Allah memberikan mereka
seorang saviour (penyelamat)! Hal yang sama dapat dilihat di dalam
ayat 2 Raja-raja 14:27, dan juga di dalam berbagai ayat yang lain di
dalam Alkitab.
Tuhan mencari orang-orang yang bisa Dia jadikan penyelamat bagi
orang lain. Dalam hal ini, 2 Raja-raja 14:27:
Tetapi TUHAN tidak mengatakan bahwa Ia akan menghapuskan nama
Israel dari kolong langit; jadi Ia menolong(menyelamatkan) mereka
dengan perantaraan Yerobeam bin Yoas
Dia menyelamatkan mereka, benar, tetapi melalui Yerobeam!
Yerobeam bukanlah orang dengan kepribadian yang mulia. Dia
mengawali dengan baik namun mengakhiri dengan buruk, mirip
kebanyakan orang Kristen. Namun Allah pada waktu itu memakainya
untuk menyelamatkan Israel.
Mereka disuruh untuk menjadi para penyelamat. Allah memanggil kita
untuk menunaikan panggilan surgawi yang sama. Paulus menyebut hal
ini sebagai panggilan surgawi. Mengapa disebut panggilan surgawi?
Artinya bukanlah sekadar memanggil kita ke surga. Panggilan ini
disebut sebagai panggilan surgawi karena Dia memanggil kita untuk
terlibat di dalam pelayanan yang sama dengan Yesus, yaitu
penyelamatan umat manusia. Kita dipanggil untuk memikul salib untuk
menjadi juruselamat sama seperti Dia. Hanya dengan cara itulah kita
bisa menjadi murid Kristus.
"Membenci": Mempersembahkan apa yang Anda Kasihi
Lukas 14:25-33 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Pemuridan menuntut segala-galanya
Hari kita kita melihat pada salah satu ajaran yang keras dari Yesus
yang berada di Lukas 14:25-30:
398 | C A H A Y A I N J I L
"Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam
perjalanannya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya,
ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-
Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak
dapat menjadi murid-Ku.
Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah
menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau
cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia
sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya,
jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil
berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup
menyelesaikannya."
Visi Tuhan bagi Gereja
Kita sering mengira bahwa karena kita sudah memulai maka itu berarti
kita sudah menyelesaikannya, atau dengan kata lain, kita berpikir
bahwa setelah kita membuat keputusan bagi Kristus maka itu berarti
bahwa kita sudah mencapai titik akhir dari perjalanan keselamatan.
Tapi Yesus menyatakan yang sebaliknya. Pada kesempatan ini, kita
akan mempelajari ucapan Yesus yang sangat sulit ini.Visi Tuhan bagi
gereja adalah gereja yang diisi oleh para raksasa-raksasa rohani.
Kualitas setiap umatnya, sekalipun yang terkecil dalam Kerajaan, tetap
harus lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Itulah yang diharapkan oleh
Yesus Kristus dari gereja.
Kasih Karunia adalah gratis karena hal itu tak terbeli & tak
ternilai harganya
Jika kita mengamati keadaan gereja sekarang ini, kenyataan yang kita
lihat sangat jauh dari apa yang diharapkan oleh Yesus. Sebagian besar
gereja sekarang terdiri dari orang-orang yang secara rohani sangat
kerdil. Standar kerohaniaan yang ditemukan sangatlah rendah. Kasih
karunia yang tak terkira mahalnya sudah diubah menjadi barang
gratisan. Padahal di Lukas 14:28 Yesus berkata, "Duduk dahulu
membuat anggaran biayanya." Namun kita malah sering diajari bahwa
kita tidak perlu menghitung apa pun. Harganya murah. Dan bukan
399 | C A H A Y A I N J I L
sekadar murah, malahan gratis! Demikianlah, kebenaran yang utama
tentang kasih karunia Allah telah diturunkan nilainya ke tingkat yang
tidak pernah diajarkan oleh Yesus. Karena dinyatakan gratis, maka
biaya apa yang harus kita anggarkan? Akibat dari pengajaran tentang
kekristenan yang murahan, atau gratisan, maka gereja sekarang
diserbu para pemburu karunia gratis. Dan menurut pengajar-pengajar
ini hal ini justru merupakan aspek yang luar biasa dari kasih karunia
Allah.
Ada beberapa bagian yang benar dari pernyataan itu. Tentu saja, ada
aspek yang luar biasa dari kasih karunia, yaitu nilainya yang tak terkira
mahalnya, dan karena itu kita tidak akan mungkin dapat
memperolehnya. Tetapi menurut pemikiran kita, jika sesuatu tidak
mungkin diraih, maka dengan itu ia gratis. Itulah logika yang menjadi
dasar pemahaman kita. Tetapi benarkah bahwa jika Anda tidak
mungkin dapat memperolehnya, maka ia hanya dapat dimiliki jika ia
dijadikan barang gratisan? Ini bukan pemahaman yang alkitabiah.
Suatu benda bisa saja sangat mahal sehingga kita tidak dapat
membelinya, akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa benda itu harus
gratis. Sebuah karunia mungkin suatu pemberian tetapi penerimaan
karunia itu mungkin menuntut kita untuk harus mengorbankan segala
milik kita, sehingga hadiah itu sendiri ternyata tidak dapat dipandang
sebagai hal yang gratis dari segi konsekuensinya.
Akan tetapi kita semua telah dibentuk oleh kekristenan yang
mengajarkan kita untuk meraih barang gratisan. Saya dulu juga
diajarkan hal yang sama. Kita datang untuk menerima sesuatu yang
gratis. Jika semuanya menjadi orang Kristen dengan ajaran seperti itu,
maka orang-orang semacam apa yang akan memenuhi gereja? Apakah
gereja sudah dipenuhi oleh orang Kristen yang disebut sebagai orang
"Kristen antrian". Dulu, di China dan di Timur Jauh, sering terjadi
kelaparan hebat, dan gereja-gereja sering memberikan bantuan
pangan dan lain-lain. Atas nama gereja, beras dan bahan pangan
dibagikan dalam jumlah besar ke daerah-daerah yang mengalami
bencana kelaparan. Dan orang banyak akan berbondong-bondong
datang ke gereja. Untuk apa mereka datang? Untuk mengambil hadiah
gratisan yaitu beras. Jadi motivasi mereka datang hanyalah untuk
mendapatkan sesuatu. Lama kelamaan kita mulai memandang "Kristen
antrian" ini dengan rasa tidak senang karena mereka datang ke gereja
demi beras. Tetapi bukankah kita sendiri yang menjadikan mereka
400 | C A H A Y A I N J I L
seperti itu? Apakah kita sendiri lebih baik dari mereka? Untuk apa kita
datang ke gereja? Kita juga datang demi barang gratisan, sama seperti
mereka datang demi barang gratisan. Gereja-gereja dipenuhi oleh
mereka yang mengejar barang gratisan, sia-sialah kalau kita berharap
untuk menemukan raksasa rohani di dalam gereja. Para pemburu
hadiah harus melalui proses transformasi untuk dapat menjadi raksasa
rohani!
Apakah salib itu gratis?
Ayat-ayat di Lukas 14:25-30 memberitahu kita bahwa Injil menuntut
pengorbanan segala-galanya dari Anda. Hal ini harus kita tanamkan di
dalam hati dan pikiran kita. Apakah Injil itu gratis atau tidak?
"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat
menjadi murid-Ku." Apa arti salib? Kematian! Kita semua tentu tahu hal
itu. Dalam kata lain Yesus sedang berkata, "Barangsiapa tidak memikul
alat eksekusi hukuman mati buat dirinya, ia tidak dapat menjadi
muridku." Apakah ini gratis? Salib itulah hadiah gratis yang tersedia
buat Anda! Anda tidak perlu pergi membeli salib buat diri Anda. Yesus
sendiri tidak membeli salib untuk dirinya. Salibnya adalah hadiah yang
benar-benar gratis dari pemerintah Romawi. Akan tetapi ia harus
menyerahkan nyawanya! Salib itu merupakan pemberian gratis dan
sukarela dari penguasa Yahudi dan Romawi. Hanya saja, satu-satunya
masalah berkaitan dengan salib yang gratis itu adalah Anda harus
menyerahkan nyawa Anda. Yesus berkata, "Pikullah salibmu." Ia tidak
menyuruh Anda untuk membuat salib. Faktanya adalah ketika Anda
melangkah di jalan yang sesuai dengan panggilan Yesus bagi Anda,
maka dunia akan membebankan salib ke pundak Anda. Apa yang selalu
disampaikan oleh Yesus adalah, "Anda harus siap untuk menerimanya".
Salib itu akan menjadi hadiah gratis dari dunia untuk Anda.
Kekristenan macam apa yang sedang kita bicarakan? Kita diberi hadiah
'gratis' - hadiah yang berupa salib, akan tetapi kita menghendaki
sesuatu yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan salib. Yesus
berkata, "Tanpa salib engkau tidak akan dapat menjadi muridku. Tanpa
salib engkau tidak akan memiliki keselamatan." Bukankah itu yang
dikatakan oleh Yesus? Bagaimana mungkin Anda bisa mendapatkan
keselamatan tanpa menjadi seorang murid? Jika kita bisa mendapatkan
keselamatan tanpa harus menjadi seorang murid, maka kita semua
bisa menjadi orang-orang Kristen tanpa harus menjadi murid-murid.
401 | C A H A Y A I N J I L
Tetapi di dalam kitab Suci, ungkapan 'orang Kristen' dan 'murid'
memiliki arti yang sama!
Marilah kita membaca ucapan sulit yang biasanya lebih suka dihindari
oleh sebagian besar orang:
"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya,
ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-
Ku." (Lukas 14.26)
Harga pemuridan berlaku untuk setiap orang
Oh! Ucapan yang sangat mengerikan! Di antara sekian banyak ucapan
Yesus yang keras, yang satu ini termasuk yang paling keras. Di
Yohanes 6.60 dan 66, banyak di antara murid-muridnya menjadi
sangat tersinggung dengan ucapan Yesus di dalam pasal itu sehingga
mereka meninggalkan Yesus. Mereka berkata, "Lihat! Sebelum ini,
engkau selalu menyampaikan hal-hal yang enak didengar, tetapi yang
kali ini benar-benar tidak dapat kami terima, dan kami sudah tidak
tahan lagi. Selamat tinggal Yesus, kami merasa mual dengan apa yang
baru kami dengar tadi!" Apa yang Yesus katakan di dalam Yohanes
pasal 6 itu? Pada dasarnya isi pasal tersebut masih terbilang lunak jika
dibandingkan dengan ayat di Lukas 14:26 ini. Yang diucapkannya
dalam Yohanes 6.53-56 adalah, "Jika kalian tidak memakan dagingku
dan meminum darahku, maka kalian tidak akan diselamatkan. Kalian
tidak akan memperoleh hidup yang kekal. Hidup yang kekal itu datang
jika kalian memakan dagingku dan meminum darahku." Pernyataan
seperti ini bisa membuat perut terasa mual, akan tetapi orang mungkin
masih bisa mengatasinya karena, paling tidak, ia akan memberikan
hidup yang kekal sebagai anugerah 'cuma-cuma'. Perhatikan baik-baik,
ia sedang memberi Anda daging dan darahnya sebagai anugerah
'cuma-cuma'! Anda bisa lihat di sini, bahkan hadiah atau anugerah
yang diberikan secara 'gratis' itu pun ternyata tidak mudah ditelan,
bukankah begitu? Kita cenderung lebih suka memilih hadiah 'gratis'
mengikuti selera kita sendiri, akan tetapi sebenarnya pilihan yang
tersedia adalah apa yang ia berikan. Jadi inilah anugerah 'gratis' itu:
Dagingnya, darahnya, dan salib buat Anda. Ketiga hal itulah anugerah
atau hadiah gratis keselamatan buat Anda.
402 | C A H A Y A I N J I L
Banyak murid yang merasa mual mendengar pernyataan di Yohanes
6.51 itu, tetapi bagaimana dengan pernyataan yang di Lukas 14.26?
Bagi saya, membenci ayah dan ibu saya terasa jauh lebih sulit lagi!
Apakah Yesus serius dengan pernyataannya? Pernyataan macam apa
ini? Beberapa orang akan berkata, "Akan lebih baik jika pernyataan
seperti ini tidak disampaikan dalam sebuah khotbah. Hal ini lebih cocok
jika diberikan kepada sekumpulan orang Kristen yang tinggi
dedikasinya, dan sebaiknya hal yang demikian disampaikan secara
terpisah supaya orang umum tidak mendengarnya. Orang Kristen yang
berdedikasi tinggi akan memiliki nafsu makan yang lebih bagus. Mereka
sudah terbiasa menelan hal-hal yang keras seperti ini. Jangan
menyampaikan pernyataan keras seperti ini di depan orang-orang non-
Kristen dan orang banyak karena hal itu malah akan membuat mereka
pergi."
Ide seperti ini terdengar sangat masuk akal, sayangnya tidak cocok
dengan apa yang dikisahkan oleh ayat 25. Kepada siapa Yesus
menyampaikan ucapannya? Ia berbicara kepada orang banyak, kepada
kerumunan orang-orang itu. "Pada suatu kali banyak orang berduyun-
duyun mengikuti Yesus dalam perjalanannya. Sambil berpaling Ia
berkata kepada mereka: "Jikalau seorang (barangsiapa,
anyone) datang kepadaku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya...". Karena Yesus menyatakan hal ini kepada setiap orang,
bagaimana mungkin saya berani menyatakannya hanya kepada orang-
orang tertentu dan kepada mereka yang sudah teruji saja? Yesus
menyampaikannya di hadapan orang banyak. Bagaimana mungkin saya
menyampaikannya dengan cara lain?
Yang lebih mengagumkan, Yesus bahkan tidak memberi penjelasan
atas pernyataannya itu sekalipun ia tahu bahwa hal ini sangat
menyinggung perasaan. Ia tidak berkata, "Tunggu, jangan salah
memahami kalimat saya ini, jangan pergi dulu. Tunggu dulu. Masih ada
pengajaran yang enak didengar sebentar lagi." Ia langsung
menyampaikan perkataan yang keras ini, dan titik, itu saja. Anda tidak
menemukan penjelasan tambahan. Seolah-olah Yesus dengan sengaja
mendorong orang-orang itu untuk pergi. Orang berbondong-bondong
mendatangi dia dan ia justru mendorong mereka pergi karena ia tahu
bahwa orang-orang yang tidak pergi walaupun setelah mendengar
pernyataan yang keras seperti ini, pastilah orang-orang yang memang
sedang meresponi Allah dan yang mencari kebenaran.
403 | C A H A Y A I N J I L
Alkitab bahasa Tionghoa menerjemahkan kata 'membenci' sebagai 'kurang
mengasihi'
Begitu susah dan kerasnya pernyataan ini sehingga di dalam beberapa
terjemahan, kata 'membenci' dihilangkan. Kata 'membenci' telah
dikeluarkan dan dibuang ke dalam tong sampah. Wah, kita sangat
berterima kasih! Para penerjemah itu sangat baik! Mereka telah
memutuskan bahwa karena kita tidak akan dapat menerimanya, maka
mereka perlu menolong kita dengan menyingkirkan kata yang sangat
menusuk perasaan itu.
Suatu ketika, saya sedang mempersiapkan khotbah tentang
perumpamaan itu dalam bahasa Mandarin dan saya terkejut, karena
kata yang akan saya bahas ini tidak ada di dalam Alkitab bahasa
Tionghoa karena para penerjemah telah menyingkirkan kata
'membenci'. Para penerjemah dengan murah hati telah
menerjemahkannya sebagai kata 'kurang mengasihi'. Atau dalam suatu
pengertian "mengasihi lebih". "Jika engkau mengasihi ayah dan ibumu
lebih dari aku, maka engkau tidak dapat menjadi muridku. Jika engkau
mengasihi saudaramu dan yang lain-lainnya lebih dari aku, maka
engkau tidak dapat menjadi muridku." Dengan mengubah kata
"membenci" menjadi "kurang mengasihi" maka kita pasti dapat
menerimanya. Terdengar sangat adil. Anda, tentu saja, harus lebih
mengasihi Allah ketimbang yang lain-lainnya. Bahkan orang-orang
Farisi pun akan sangat setuju dengan pernyataan seperti ini. Tidak ada
yang susah dengan pernyataan ini. Tidak susah untuk menyetujuinya.
Orang-orang Farisi pun akan bertepuk tangan dan berkata, "Ya, itu
benar sekali! Kita harus mengasihi Allah lebih dari yang lainnya."
Apakah mereka akan menjalankannya atau tidak, itu soal lain, namun
secara prinsip mereka akan sangat menyetujuinya. Walaupun para
penerjemah Alkitab melakukan perubahan ini tetapi di beberapa
terjemahan di catatan kakinya Anda akan menemukan catatan - "kata
aslinya berarti 'membenci'". Namun biasanya Anda tidak meneliti
catatan kaki saat Anda membaca Alkitab.
Dukungan Alkitabiah untuk mengelurkan kata "benci'
Matius 10:37
Inilah hal yang sering kita lakukan di dalam gereja. Ketika kita
menemukan pernyataan di dalam Firman Allah yang sangat sulit untuk
404 | C A H A Y A I N J I L
diterima, kita langsung membuangnya untuk mendapatkan
penyelesaian yang tercepat dan termudah. Kita merasa berhak untuk
mengubah perkataan Yesus.
Anda mungkin berkata, "Jangan menuduh sembarangan. Anda sudah
memperlakukan para penerjemah dengan tidak adil karena, bagaimana
pun juga, Yesus memang berkata seperti itu di Matius 10.37. Jadi
mereka tidak salah dalam menerjemahkan Lukas 14.26 dengan kata-
kata yang lebih enak didengar." Di Matius, Yesus berkata,
"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak
layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau
perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." Jadi, Anda akan
berkata, "Nah! Ini lebih mudah diterima. Tidak ada masalah." Para
penerjemah memang mempunyai dasar untuk membuang kata
'membenci' di ayat Lukas 14.26. Di sini saya akan masuk ke dalam
sedikit eksegese.
Yesus memberitahu kita untuk menghormati orang tua kita
Masih ada lagi pembenaran lain bagi pengubahan pernyataan itu. Para
penerjemah mungkin berpikir, "Jika kita tidak mengganti kata
'membenci', maka Yesus seolah-olah sedang memberikan pernyataan
yang berkontradiksi. Mengapa ada pertentangan? Karena ia sendiri
menyuruh kita untuk menghormati ayah dan ibu kita." Di Matius 15.3-
4, Yesus mengecam orang-orang Farisi karena memelihara tradisi yang
bisa membuat mereka tidak perlu menghormati orang tua mereka:
"Tetapi jawab Yesus kepada mereka: 'Mengapa kamupun melanggar
perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Sebab Allah
berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang
mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.'" Jadi, bagaimana
mungkin ia berkata hormatilah ayah dan ibumu di dalam satu
kesempatan, dan dalam kesempatan yang lain berkata bencilah ayah
dan ibumu? Ini adalah kontradiksi yang mutlak! Yesus tidak mungkin
melakukan kontradiksi. Jadi, walau pun Yesus menyebutkan kata
'membenci', para penerjemah segera menyingkirkan kata itu. Di bagian
mana lagi Yesus menyuruh kita untuk menghormati orang tua kita?
Ia mengulangi perintah ini di Matius 19.19, jadi Matius 15.4 bukanlah
satu-satunya pernyataan yang menyuruh kita menghormati orang tua
kita. Ketika Yesus berbicara dengan orang kaya yang muda, orang kaya
405 | C A H A Y A I N J I L
itu bertanya, "Perintah yang mana?" Lalu Yesus mengutip beberapa
perintah, dan di antaranya adalah, "Hormatilah ayahmu dan ibumu."
Tidak perlu diragukan lagi, orang Kristen memang harus menghormati
ayah dan ibunya. Lalu bagaimana caranya membenci orang yang
dihormati? Ini pasti sebuah 'kontradiksi', dan untuk mengatasi
kontradiksi itu, para penerjemah menyingkirkan kata 'membenci'. Akan
tetapi, perbuatan ini justru sangat merugikan. Ini hanya sekadar suatu
tindakan melarikan diri dari permasalahan dan bukannya menghadapi
kebenaran.
Keberatan-keberatan di dalam Perjanjian Lama
Secara eksegetis, kita tidak boleh melakukan hal ini untuk alasan-
alasan berikut:
Pertama, sangat penting untuk dipahami bahwa konteks bagi kedua
ayat, yaitu Lukas 14.26 dan Matius 10.37, bukanlah perikop yang
paralel. Konteks Matius 10.37 adalah pengutusan kedua belas rasul,
dan ucapan itu disampaikan kepada para rasul dan bukannya kepada
orang banyak. Berdasarkan perhitungan waktu, beberapa cendekiawan
menempatkan peristiwa di ayat Matius 10.37 pada sekitar musim semi
tahun 29 sesudah Masehi, atau kira-kira pada pertengahan dari 3 tahun
masa pelayanan Yesus. Jadi, Matius pasal 10 terjadi di tengah-tengah
masa pelayanan dan ditujukan kepada para rasul.
Lukas 14.26 terletak di masa akhir pelayanan Yesus dan ditujukan
kepada orang banyak. Konteksnya menunjukkan kepada kita bahwa
ucapan ini disampaikan pada akhir masa pengajaran Yesus. Kedua ayat
itu berada di dalam periode yang sangat berbeda, di dalam konteks
yang sangat berbeda. Keduanya sama sekali tidak sejajar. Langkah
pertama di dalam memahami isi Alkitab adalah Anda harus
memperhatikan konteksnya. Anda tidak dapat begitu saja mencomot
beberapa ayat dan berkata bahwa karena mereka memiliki kemiripan,
maka mereka boleh dianggap sama.
Apa artinya? Artinya bahwa seringkali, seorang pengajar memperdalam
makna sebuah kebenaran beberapa waktu kemudian. Ia mungkin saja
sedang mengajarkan hal yang sama, akan tetapi ia menguraikannya
pada tingkat yang lebih dalam. Pada akhir masa pelayanannya, Yesus
406 | C A H A Y A I N J I L
mengangkat pokok kebenaran yang memang sama, namun pada
tingkat yang lebih mendalam.
Kedua, jika hal yang ingin disampaikan oleh Yesus hanya sekadar
mengasihi Allah lebih dari kasih Anda terhadap ayah dan ibu, maka
pemakaian kata 'membenci' mengaburkan arti kata kasih itu. Jika
Yesus bermaksud untuk berkata, "kurang mengasihi atau menomor-
duakan (love less)", sebagaimana yang pernah ia sampaikan
sebelumnya, ia dapat saja memakai ungkapan "kurang mengasihi". Jika
Anda bermaksud untuk berkata, "kurang mengasihi", Anda tentu tidak
akan memakai kata 'membenci' karena kata 'membenci' tidak memiliki
arti 'kurang mengasihi atau menomor-duakan'. "Membenci" adalah
suatu kata yang sangat tegas, dan Anda tidak perlu menjadi seorang
ahli bahasa untuk mengetahui hal ini. Kata 'membenci' bukan saja kata
yang sangat tegas tetapi merupakan kata yang sangat mudah disalah
pahami jika yang dimaksudkan oleh Yesus hanya sekadar 'menomor-
duakan', bukankah begitu?
Ketiga, metode ekseget yang lazim adalah melihat bagaimana Yesus
memakai kata 'membenci' di ayat-ayat yang lain. Bagaimana ia
memakai kata 'membenci' di bagian lain di dalam Alkitab? Apakah
Yesus mengartikannya sebagai 'menomor-duakan'? Karena jika Yesus
secara konsisten memakai kata tersebut dalam artian 'menomor-
duakan', maka kata itu memang dapat diartikan demikian. Jadi
prosedur yang lazim adalah dengan memeriksa pemakaian kata
tersebut di ayat-ayat yang lain. Dan yang perlu Anda lakukan adalah
membuka buku konkordansi serta mencari kata 'membenci atau benci'
yang diucapkan oleh Yesus. Anda akan melihat bahwa maknanya
memang bukan 'menomor-duakan'. Setiap kali Yesus memakai kata
'membenci', maka makna yang terkandung memanglah 'membenci'.
Mari kita periksa isi Injil Lukas sendiri.
Sebagai contoh, di Lukas 6.22 -
"Berbahagialah (diberkatilah, blessed) kamu, jika karena Anak Manusia
orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan
mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat."
Apa arti kata 'membenci'? Apakah itu berarti bahwa mereka menomor-
duakan atau kurang mengasihi Anda? Tidak sama sekali! Itu berarti
407 | C A H A Y A I N J I L
bahwa mereka mengucilkan, mencela dan memfitnah Anda: "Karena
Anak manusia mereka menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat."
Apakah itu terdengar seperti 'kurang mengasihi'? Kata 'membenci'
persisnya berisi hal-hal yang mengecilkan hati seperti itu. Akan tetapi
Yesus berkata, jika mereka melakukan hal-hal tersebut kepada Anda,
berbahagialah! Karena Anda diberkati di dalam hadirat Tuhan.
Lukas 21.17 membuat makna kata ini lebih khusus lagi. Mari kita baca
dari ayat 16 untuk melihat konteksnya. Seberapa besar kebencian
mereka terhadap Anda? "Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang
tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu
dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan
dibenci semua orang oleh karena nama-Ku." Perhatikan relevansi dari
ayat ini karena ia berbicara tentang ayah, ibu, saudara, kaum keluarga
dan para sahabat. Apa yang akan terjadi ketika mereka membenci
Anda? Mereka akan menyerahkan Anda. Kepada siapa? Akan tiba
saatnya ketika kebencian mereka terhadap Anda sangat besar sehingga
mereka akan mengkhianati dan menyerahkan Anda kepada para
penguasa sekalipun mereka adalah ayah, ibu, saudara, atau siapapun
juga. Hal ini sudah terjadi di China berkali-kali. Darah tidak lebih kental
dari air; tidak peduli sedekat apapun hubungan itu, orang-orang
menyerahkan sanak keluarganya kepada penguasa dan mereka dikirim
ke tempat kerja paksa. Dan bukan sekadar tempat kerja paksa, tetapi
juga "beberapa orang di antara kamu akan dibunuh" (Lukas 21.17).
Sejauh itulah mereka akan membenci Anda. Apakah Yesus memakai
kata 'membenci' dengan makna 'kurang mengasihi'? Dengan tindakan
seperti itu, mereka tidak sedang menomor-duakan, namun menomor-
sekiankan Anda karena mereka akan menyerah Anda ke dalam maut!
Anda dapat melihat lebih banyak contoh bagaimana Yesus memakai
kata 'membenci' di Matius 10.21,22 dan 24.9, yang sejajar dengan
Lukas 21. Jadi pemeriksaan kita terhadap pemakaian kata 'membenci'
oleh Yesus menunjukkan bahwa kata ini memang selalu bermakna
'membenci'.
'Membenci' tidak diragukan lagi berarti menolak, tidak disukai,
dan memang dibenci
Hal ini tidak hanya ditemukan di dalam Perjanjian Baru, akan tetapi
juga di Perjanjian Lama. Kata ini secara konsisten memiliki makna
408 | C A H A Y A I N J I L
demikian. Kata 'membenci' sering digunakan di dalam Perjanjian Lama,
dan kata ini tidak dipakai dengan makna 'kurang mengasihi atau
menomor-duakan'.
Tapi mungkin ada orang yang akan berkata bahwa di Kejadian 29.31,
kata membenci tampaknya memang bermakna 'kurang mengasihi atau
menomor-duakan' di mana Yakub mencintai Rahel dan membenci Lea.
Tidakkah kata itu bermakna 'menomor-duakan'? Setidaknya, beberapa
terjemahan (termasuk terjemahan LAI) memakai ungkapan yang
bermakna 'kurang mengasihi'. Akan tetapi jika kita memeriksa isi
Kejadian pasal 29, kata 'benci' di sini jelaslah tidak bermakna 'kurang
mengasihi'. Tidak diragukan lagi, kata itu bermakna suatu penolakan,
ketidak-sukaan, dan malahan kebencian. Perikop-perikop yang paralel
untuk semuanya ini ditemukan di Ulangan 21:15-17 di mana
Terjemahan RSV (Revised Standard Version) memakai kata 'dislike"
(tidak suka): "Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang
seorang dicintai dan yang lain tidak dicintainya..." Anda dapat
meneliti ayat ini.
Tidak sulit untuk memahami perasaan Yakub dalam persoalan ini. Ia
memang sangat mencintai Rahel, sampai-sampai ia rela bekerja selama
tujuh tahun bagi mertuanya untuk mendapatkan Rahel. Masa kerja ini
jika dinilai dengan uang, nilainya cukup tinggi. Jika memakai standar
upah paling rendah (di Kanada) untuk zaman ini, katakanlah Anda
berpendapatan $14.000 per tahun, penghasilan yang jauh di bawah
pendapatan rata-rata, maka dalam waktu tujuh tahun sudah terkumpul
uang sekitar $100.000. Pengeluaran sebesar $100.000 demi
mendapatkan seorang istri bukanlah jumlah yang kecil! Yakub benar-
benar sangat mencintai Rahel sehingga baginya masa tujuh tahun
sama seperti beberapa hari saja. Akan tetapi masalahnya kemudian
menjadi rumit. Setelah bekerja selama tujuh tahun, ia mengira akan
segera mendapatkan Rahel. Jadi ketika pemimpin upacara bertanya,
"Apakah engkau bersedia menikahi perempuan ini sebagai istrimu yang
sah?" Ia segera menjawab, "Ya, saya bersedia!" Mungkin sebelum
pertanyaan itu selesai diucapkan, Yakub sudah berkata, "Ya, saya
bersedia!" Masalahnya, ketika ia membuka kerudung mempelainya,
yang ia lihat bukanlah Rahel! Tetapi Lea! Ia tertipu oleh mertuanya.
Dan ketika ia menuntut penjelasan atas penipuan ini, mertuanya
menjawab, "Ya, bukan kebiasaan kami untuk menikahkan anak
perempuan yang lebih muda." Jadi, supaya bisa menikahi anak
409 | C A H A Y A I N J I L
perempuan yang lebih muda, maka ia harus bekerja selama tujuh
tahun lagi! Masa kerjanya sekarang menjadi 14 tahun! Tidak sulit
untuk memahami berdasarkan konteks ini mengapa ia membenci Lea.
Karena Lea, maka ia harus bekerja selama 14 tahun, bukannya tujuh
tahun. Ia tidak pernah mencintai Lea. Ia diperdaya untuk menikahi Lea.
Jadi ia membenci Lea, mungkin ada alasan lain selain ini, akan tetapi
kemungkinan hal inilah yang menjadi alasan utama.
Jadi kata 'membenci' memiliki makna yang jauh lebih kuat ketimbang
'kurang mengasihi'. Tentu saja benar bahwa Yakub 'kurang mengasihi'
Lea, akan tetapi perasaan itu sedemikian kuatnya hingga mencapai
tingkat ketidak-sukaan dan bahkan penolakan.
Lalu Lea mengeluh kepada Tuhan di Kejadian 29:33, dan berkata, "Aku
dibenci oleh suamiku." Ia sedang mengungkapkan kepedihan hatinya.
Dan Tuhan menerima keluhannya di ayat 31. Tuhan melihat bahwa Lea
memang dibenci, ditolak sepenuhnya oleh Yakub. Pemakaian kata
'benci' di kitab Kejadian ini tidak dalam artian yang lunak. Jadi, jika
Anda ingin mengambil makna dari contoh Lea ini, dan memasukkannya
ke dalam Lukas 14.26, maka ayat tersebut akan berbunyi seperti ini:
"Kecuali jika seseorang tidak suka atau menolak ayah dan ibunya,
maka ia tidak dapat menjadi muridKu." Saya tidak tahu apakah hal ini
akan membuat ayat tersebut menjadi lebih mudah diterima. Saya
sendiri tidak melihat adanya perbedaan makna di sini. Mungkin sedikit
melunakkan ketegasannya, akan tetapi maknanya tetap sama saja.
"Membenci' berarti kebencian sampai ke tahap membunuh
Di dalam Kejadian pasal 37, ada lagi kata 'benci'. Saudara-saudara
Yusuf membenci dirinya, dan hanya karena permohonan dari saudara
yang tertua sajalah maka saudara-saudara yang lain tidak
membunuhnya. Anda dapat melihat kata 'benci' ini di ayat 4, 5 dan 8,
dan kata 'bunuh' ada di dalam ayat 20, 26, 18 dan sebagainya. [Saya
menyusunnya dalam urutan seperti itu karena adanya beberapa kata
Ibrani yang berbeda yang dipakai untuk kata 'bunuh']. Di sini kita
mendapati bahwa 'kebencian' mengekspresikan dirinya lewat
'pembunuhan', dan dalam 'kematian'. Hal ini sangat penting untuk
dipahami karena alasan yang akan kita bahas sebentar lagi.
410 | C A H A Y A I N J I L
Ulangan 19.4-10 juga membahas hubungan antara 'kebencian' dan
'pembunuhan', tentang bagaimana menangani masalah pembunuhan
yang tidak dilandasi oleh kebencian, atau yang tidak disengaja. Pada
umumnya Anda membunuh karena dorongan kebencian, akan tetapi
bagaimana proses hukumnya jika ada peristiwa pembunuhan yang
terjadi bukan karena kebencian? Persoalan yang sama juga dibahas di
Yosua 20.3-9, yang menangani aspek hukum dari situasi demikian.
Di dalam Alkitab, kata 'benci' merupakan lawan dari kata 'cinta atau
kasih'. Definisi dari kedua kata memang menunjukkan makna yang
berlawanan. Kita dapat melihat hal itu di Hakim-Hakim 14.16 di mana
istri Simson berkata kepadanya, "Engkau benci saja kepadaku, dan
tidak cinta kepadaku..." Saya rasa kita tidak perlu memperbanyak
contohnya. Dari referensi tentang kata 'membenci' kita dapat
menetapkan dasar pengertiannya secara ekseget untuk dapat
memahami bahwa pemakaian kata ini, baik oleh Yesus mau pun dalam
Perjanjian Lama, memang berisi makna 'membenci', bahkan membenci
sampai ke tingkat membunuh. Hal ini tidak perlu diragukan lagi.
Pada saat ini, Anda mungkin mulai gemetaran. Anda bertanya-tanya,
"Saya harap ini bukan pernyataan bahwa Yesus menyuruh kita untuk
pergi membunuh orang tua sendiri? Anda pasti sedang bercanda!"
Bahkan membenci nyawamu sendiri
Kemudian Yesus menambahkan, "bahkan membenci nyawamu sendiri."
Kalau sudah begini, berarti kita perlu melakukan bunuh diri supaya bisa
menjadi murid. Murid-murid yang terbaik pastilah pasien dokter jiwa
yang sedang mencoba untuk bunuh diri! Mungkin tempat yang paling
tepat untuk mendapatkan murid yang baik adalah di rumah sakit jiwa,
di mana kita bisa menanyakan dokter di sana, "Ada pasien dengan
kasus percobaan bunuh diri?" Selanjutnya kita segera saja
mengabarkan Injil kepada pasien tersebut karena calon yang paling
cocok untuk pemuridan adalah orang-orang seperti mereka, apa lagi
para pembunuh. Mungkin kita juga perlu datang ke penjara untuk
mencari tahanan dengan kasus pembunuhan anggota keluarga sendiri.
Kita perlu ke sana dan menginjili mereka karena mereka adalah calon
murid yang ideal. Satu-satunya masalah adalah, kemungkinan besar,
mereka harus menjadi murid di dalam penjara sampai seumur hidup,
411 | C A H A Y A I N J I L
karena mereka tidak dapat keluar dari penjara akibat beratnya kasus
mereka!
Apa sebenarnya yang sedang disampaikan oleh Yesus? Apakah Yesus
sedang mengatakan bahwa hanya mereka yang membenci diri sendiri
saja yang merupakan murid yang sempurna? Haruskah kita membenci
diri sendiri karena hanya dengan cara itu kita dapat menjadi murid
yang sempurna? Jika demikian halnya, maka kita harus menjalani
hidup ini dengan cara pandang yang sangat negatif. Kita harus
memenuhi diri ini dengan kebencian supaya bisa menjadi orang Kristen
yang baik! Membenci semua orang. Membenci ayah, ibu, istri, anak-
anak, saudara dan bahkan diri sendiri! Lalu doktrin dari pengajaran
Yesus tentang kasih segera berubah menjadi doktrin membenci, dan
murid yang terbaik adalah yang membenci semua orang.
Apa sebenarnya yang sedang disampaikan oleh Yesus Kristus? Mungkin
Anda akan berkata, "Pak Pendeta, Anda mengatakan bahwa perkataan
Yesus kali ini sangat keras, akan tetapi ternyata bukan sekadar keras,
malahan mustahil! Saya benar-benar tidak mengerti ajaran ini.
Mungkin memang sebetulnya para penerjemah alkitab bahasa Tionghoa
itu benar, dan kita memang harus membuang kata 'membenci' ini ke
dalam tong sampah supaya masalahnya bisa diatasi. Kita abaikan saja
yang satu ini, karena semakin diteliti ternyata malah semakin susah
dipahami!"
Lalu apa sesungguhnya yang sedang disampaikan oleh Yesus? Saya
akan memulai menjelasnya dengan kalimat ini: Tidak sulit untuk
mengasihi apa yang kita cintai, namun akan sangat sulit untuk
membenci apa yang kita cintai. Apa artinya ini? Jika saya meminta
sesuatu dari Anda, dan hal yang saya minta itu sangatlah Anda cintai
maka akan sangat sulit bagi Anda untuk memenuhinya, betul?
Contohnya seperti putri saya, ia punya banyak boneka binatang,
semuanya diberi nama dan merupakan milik yang sangat berharga
buatnya. Kamarnya penuh dengan boneka semacam itu, dan terkadang
kita bisa mengalami kemacetan lalu lintas di dalam kamarnya. Ia juga
memberi pelajaran buat mereka! Di kamarnya ada sebuah papan tulis,
tempat ia menulis dan mengajar mereka. Dan tentu saja, para boneka
ini akan duduk manis dan mendengarkan dengan tekun. Mereka tidak
pernah berisik ataupun memotong pembicaraan, murid-murid yang
ideal. Semua boneka binatang itu sangat berharga baginya.
412 | C A H A Y A I N J I L
Jika Anda berkata, "Bolehkah saya minta satu?" "Ini? O! Tidak, tidak!
Tidak boleh!" "Bagaimana dengan yang itu?" "O, tidak, tidak, tidak!
Tidak boleh!" Dia mungkin tidak keberatan jika yang diminta adalah
boneka yang bukan model binatang dan yang sudah robek, yang sudah
tersingkir ke gudang. Mengapa? Karena dia memang tidak begitu suka
dengan model yang bukan binatang. Ia sangat menyayangi binatang,
jadi boneka-boneka jenis yang lain tidak begitu diminatinya. Jadi jika
Anda meminta boneka biasa, maka dia akan berkata, "Baiklah, yang itu
boleh diambil, tapi jangan yang boneka binatang." Mengapa ia bersedia
memberikan boneka biasa itu buat Anda? Karena yang itu tidak begitu
berharga baginya. Ia tidak seberapa mengasihi barang-barang
tersebut. Akan tetapi ia sangat mengasihi boneka binatang, dan
mereka dianggap sebagai anak-anaknya.
Apa yang mau saya sampaikan? Jika kita memang membenci hidup kita
dan kita memang berniat bunuh diri, maka akan menjadi sangat mudah
bagi kita untuk menyerahkan nyawa kita. Jika Anda membenci diri
sendiri, Anda akan berkata, "Engkau menginginkan nyawaku? Ambil
saja. Aku sendiri memang mau bunuh diri, jadi kalau engkau mau
membunuhku, itu sangat membantu. Biar sekarang saja, bunuhlah!"
Jika Anda sudah membenci diri sendiri, dengan alasan apa pun, maka
akan sangat mudah bagi Anda untuk merelakannya. Jika Anda
membenci orang tua Anda, maka akan sangat mudah untuk merelakan
orang tua Anda karena Anda memang benci kepada mereka. "Tolong
singkirkan mereka. Saya tidak suka dengan mereka. Ambil sajalah."
Akan tetapi jika Anda mengasihi orang tua Anda, akan sangat sulit
untuk merelakan mereka, bukankah begitu? Sangat sulit sekali.
Hal yang membuat ajaran Yesus ini terasa sangat sulit adalah justru
karena saya sangat mengasihi diri saya sendiri. Memang wajar jika
saya mengasihi diri sendiri, jika tidak, maka tentu ada yang salah
dengan mental saya. Mengapa masyarakat memasukkan orang yang
punya kecenderungan untuk bunuh diri ke dalam rumah sakit jiwa?
Karena hal itu menunjukkan adanya suatu ketidak-wajaran. Ada yang
salah dengan mereka. Dan tentu saja, Tuhan tidak menyarankan
bahwa calon murid yang paling cocok adalah orang yang punya
masalah kejiwaan. Jika Anda membenci saudara Anda, dan ada orang
yang meminta kerelaan Anda untuk menyerahkannya, Anda akan
berkata, "Tidak masalah. Ambil saja. Saya tidak punya waktu untuk
413 | C A H A Y A I N J I L
dia. Dia sangat menyebalkan. Ambil saja!" Sangat mudah untuk
memberikan apa yang tidak Anda sukai.
Berikan pada Tuhan apa yang Anda sangat kasihi
Itu sebabnya mengapa di dalam Perjanjian Lama, pada bagian yang
mengatur tentang persembahan, hewan yang dipersembahkan kepada
Tuhan haruslah sempurna. Jika ada cacat sekecil apa pun, Anda tidak
boleh mempersembahkannya kepada Tuhan. Si gembala tidak boleh
berkata, "Dari semua dombaku, yang lumpuh itulah yang akan
kupersembahkan di bait Allah nanti." Tidak boleh begitu. Anda akan
dapat menemui ayat-ayat yang mengatur hal ini berulang kali di dalam
Perjanjian Lama. Bukan sekadar yang lumpuh, bahkan ketidak-
sempurnaan sekecil apa pun sudah membuatnya tidak layak untuk
dipersembahkan. Hewan persembahan Anda harus yang tidak bercacat.
Harus yang terbaik. Hanya yang terbaik yang boleh dipersembahkan
kepada Allah. Apakah Anda dapat memahaminya?
Hanya bernilai kalau Anda mempersembahkan apa yang Anda
kasihi
Apa yang sedang kita bicarakan? Mari kita rangkai semua fakta ini, dan
gambarannya akan segera muncul. Pertama, jika Anda
mempersembahkan sesuatu yang memang Anda benci, itu berarti Anda
tidak mempersembahkan apa-apa. Hanya jika Anda
mempersembahkan apa yang Anda kasihi, barulah muncul suatu
pengorbanan. Tuhan sedang berbicara tentang harga yang perlu
dibayar di sini, bukankah begitu? Jika Anda mempersembahkan
sesuatu yang memang Anda benci, tidak ada pengorbanan yang
terjadi, Anda justru senang akan hal itu. Jika Anda membenci sampah,
apakah membuang sampah itu suatu pengorbanan? Pengorbanan itu
baru terasa jika yang Anda korbankan adalah apa yang sangat Anda
kasihi, misalnya orang tua Anda. Semakin besar kasih Anda terhadap
sesuatu, semakin sulit untuk merelakannya.
Karena saya sangat mengasihi diri sendiri, maka ketika Yesus berkata,
"Engkau harus menyangkal dirimu," urusannya jadi sangat sulit! Jika
saya muak dengan diri sendiri, tidak susah untuk menyangkal diri ini.
Semakin besar kasih pada diri sendiri, akan semakin sulit untuk
melakukan sesuai kehendak Yesus. Namun kasih kepada diri sendiri
414 | C A H A Y A I N J I L
adalah perkara yang normal. Saya pun mengasihi diri saya ini, dan
saya tidak merasa malu untuk menyatakannya. Apakah Anda
mengasihi diri Anda sendiri? Anda mungkin tergolong sebagai orang
yang sangat munafik atau justru punya masalah kejiwaan jika Anda
mengaku tidak mengasihi diri sendiri. Tidak ada kemungkinan yang
lain. Anda pasti mengasihi diri sendiri!
Kenyataannya, Kitab Suci memberitahu kita: Kasihilah sesamamu
manusia seperti diri sendiri. Jika saya mengasihi sesama manusia
seperti diri sendiri, maka semakin besar kasih ini kepada diri sendiri
seharusnya semakin besar pula kasih saya kepada sesama manusia.
Inti dari seluruh Perintah Allah, bahkan seluruh Perjanjian Lama,
dirangkum dalam pernyataan ini: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum
yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri" (Ul. 6.4, Mat. 22.37-39). Jadi di dalam
perintah Allah, mengasihi diri diperbolehkan asal dijalankan dengan
benar. Allah tidak menghendaki kita jadi orang yang membenci diri
sendiri. Karena jika begitu, setiap kali kita merasa senang, selanjutnya
kita akan dilanda rasa bersalah, saya melihat ada cukup banyak orang
Kristen yang mengalami persoalan seperti ini.
Anda bangun di pagi hari dan Anda merasa sangat senang sehingga
Anda terdorong untuk memuji Tuhan, lalu Anda mendadak berkata,
"Maafkan saya Tuhan. Seharusnya saya tidak membiarkan perasaan
seperti ini muncul. Seharusnya saya membenci diri sendiri." Atau ketika
Anda sedang berjalan di taman kota, menikmati pemandangan dan
burung-burung, sangat indah dan Anda mulai merasa senang, lalu
Anda berkata, "Aku harus membenci diri sendiri, menyangkal diri. Aku
tidak boleh menikmati pemandangan dan burung-burung. Jauhi semua
ini!" Sambil menggigit bibir, Anda menjalankan tekad itu. Ini tentu saja
omong kosong! Kita tidak perlu meminta maaf karena sudah menikmati
hidup ini, Paulus sendiri sangat menikmati hidupnya. Ia berkata,
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!" (Filipi 4.4). Seolah-olah ia khawatir bahwa Anda tidak
dapat memahami kalimat yang pertama, sampai-sampai ia berkata,
"Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Apa yang salah dengan
sukacita? Buah Roh mencakup kasih, sukacita, damai sejahtera. Lalu
bagaimana kita akan memahami hal ini? Tentu saja tidak ada salahnya
415 | C A H A Y A I N J I L
mengasihi diri sendiri jika caranya benar. Kesulitannya terletak pada
pernyataan Tuhan, "Bencilah apa yang kau kasihi."
'Membenci'- mengungkapkan iman pada Allah dengan
mempersembahkan 'Ishak' kita
Dan Anda menjawab, "Saya bingung, bagaimana saya bisa membenci
apa yang saya kasihi?"
Apa maksudnya membenci apa yang kita kasihi? Rahasia untuk
memahami ayat yang di Lukas 14.25-33 adalah dengan memahami
Kejadian 22.10 - Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu
mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Di situ terlihat contoh
klasik dari iman. Kita diselamatkan oleh iman, dan di dalam bagian
yang sedang kita pelajari ini, Yesus berkata, "Tanpa iman, engkau tidak
dapat menjadi muridku." Rasul Paulus tahu persis apa yang dimaksud
oleh Yesus. Akan tetapi bagaimana iman itu diwujudkan? Iman
diwujudkan dengan mempersembahkan hal yang paling Anda
kasihi kepada Allah.
Allah berkata kepada Abraham, "Persembahkanlah Ishak." Jika
Abraham memang membenci Ishak, dan Allah berkata,
"Persembahkanlah Ishak," maka Abraham akan menjawab, "Beres,
Tuhan. Engkau menghendaki Ishak? Boleh saya bunuh sekarang? Apa
saya harus menunggu tiga hari lagi? Itu terlalu lama. Bagaimana kalau
sekarang saja?" Kenyataannya tidak seperti itu. Karena Abraham
sangat mencintai Ishak- 'amat sangat mengasihi' - maka Allah berkata,
"Engkau harus membenci apa yang kau kasihi - bunuhlah dia." Dan di
Kejadian 22.10, Abraham mengambil pisau untuk menyembelih
anaknya. Ini merupakan ungkapan puncak dari 'kebencian'. Perhatikan,
kebencian dalam hal ini tidak dikaitkan dengan perasaan; ia
menyangkut tindakan membunuh seseorang yang Anda kasihi. Anda
tidak akan membunuh orang yang Anda kasihi, bukankah begitu? Tentu
Anda tidak mau. Akan tetapi Abraham disuruh membunuh anak yang
sangat dikasihinya; ia harus membenci apa yang ia kasihi. Tindakan ini
tidak berkaitan dengan perasaan, tetapi dengan perbuatan. Inilah
ungkapan yang paling puncak dari iman, dan diulangi berkali-kali di
dalam Perjanjian Baru.
416 | C A H A Y A I N J I L
Perhatikan baik-baik: kita disuruh membenci bukan dalam kaitannya
dengan perasaan, melainkan dalam arti mempersembahkannya kepada
Allah. Kita harus membenci diri kita, bukan dalam arti kita kemudian
tidak menyukai diri kita lagi, karena kita tidak mungkin dapat
melakukannya. Hanya orang tidak waras yang berpikiran seperti itu.
Akan terdengar sangat konyol! Terlebih lagi kita tahu bahwa di dalam
Alkitab diajarkan bahwa kita harus mengasihi, menghargai diri sendiri,
istri, anak-anak, saudara dan orang tua. Mereka pasti sangat berharga
bagi kita. Akan tetapi Allah berkata, "Aku ingin agar engkau
mempersembahkan kepadaKu apa yang paling berharga bagimu,
bahkan dirimu sekalian, seperti Abraham telah mempersembahkan
Ishak kepadaKu." Memang, Tuhan tidak menyuruh kita untuk
mempersembahkan manusia atau barang-barang yang kita kasihi
secara harfiah atau jasmani.
Tahukah Anda apa yang dimaksudkan dengan "kita
diselamatkan oleh iman"?
Saya sering bertanya-tanya, dari mana Paulus mendapatkan ide
tentang kurban rohani di Roma 12.1-2, ayat yang sering kita kutip.
Dari mana ia mendapat ide itu? Seringkali saya menjadi kagum dengan
kedalaman pemahaman dari Paulus. Dari peristiwa pengorbanan Ishak
itulah Paulus menguraikan pandangannya: seperti Abraham telah
mempersembahkan Ishak, maka kita juga harus mempersembahkan
segala yang kita kasihi - termasuk diri sendiri. Mengapa saya
menjelaskan seperti ini? Karena Paulus menjelaskan berulang kali
bahwa kita diselamatkan oleh iman yang sama dengan yang dimiliki
oleh Abraham. Itu sebabnya mengapa imannya Abraham sering disebut
di dalam Perjanjian Baru. Di Roma 4.16, Paulus berbicara tentang
'hidup dari iman Abraham' atau "kita mengambil bagian dalam iman
Abraham" (RSV) karena kita diselamatkan oleh iman yang sama
dengan iman yang dimiliki oleh Abraham. Apa arti semua ini?
Reformasi gereja telah menyingkapkan satu kebenaran besar yang
sudah lama terkubur. Ketika orang-orang berjuang mengejar
keselamatan mereka dengan perbuatan baik, Martin Luther
menemukan satu pemahaman yang penting dari penelitiannya
terhadap surat Galatia secara khusus, dan juga terhadap surat Roma.
Kita tidak diselamatkan oleh perbuatan yang kita lakukan, seperti
memberi sedekah, berpuasa, makan ikan di hari Jumat dan
417 | C A H A Y A I N J I L
sebagainya, akan tetapi kita diselamatkan oleh iman - dan ini adalah
satu pemahaman yang sangat tepat. Akan tetapi, sesudah
menyingkapkan betapa pentingnya iman, Reformasi itu ternyata gagal
memberi kejelasan kepada kita tentang apa arti iman itu - dan ini
berakibat sangat fatal bagi kita - hal yang belakangan ini baru kita
ketahui. Akibatnya hari ini, terdapat begitu banyak tesis doktoral yang
ditulis tentang subyek iman. Reformasi telah membuat orang berusaha
untuk menemukan apa artinya iman. Jika Anda berkata bahwa iman itu
adalah percaya, sejauh mana lingkup percaya itu? Apakah segala
macam percaya menyelamatkan? Sering kali kita mendengar
pengkhotbah mendefinisikan iman dalam pengertian percaya. Kita
percaya pada pengemudi mobil atau bis, atau pilot pesawat, dan kita
semua mempunyai iman dalam pengertian bahwa kita percaya pada
operator-operator ini.
Apa arti 'kita diselamatkan oleh iman'? Dalam artian apa kita percaya
kepada Allah? Definisi yang diberikan sangat kabur dan tidak jelas.
Dalam pengertian itu, kita tertanya-tanya apakah kita diselamatkan
dengan berbekal kepercayaan model apa pun kepada Allah. Dengan
pemahaman seperti itu, hampir setiap orang mempunyai semacam
kepercayaan pada Allah. Anda nyaris dapat berkata bahwa beberapa
orang mempunyai iman yang mendekati takhyul. Ada yang
menggantung sebuah salib kecil di dalam mobilnya dengan harapan
supaya tidak mendapat kecelakaan di tengah jalan. Mereka mengira
bahwa Allah tidak akan membiarkan salib itu tertimpa kecelakaan, dan
karena mereka berada bersama salib tersebut, maka mereka juga ikut
terlindungi. Mereka pikir Allah tentu tidak akan mau Nama-Nya
dipermalukan oleh peristiwa kecelakaan yang menimpa salib itu. Inikah
iman? Mereka percaya bahwa Allah akan melindungi salib tersebut.
Inikah yang disebut percaya? Inikah iman yang menyelamatkan? Anda
mungkin akan berkata, "Tidak." Mengapa tidak? Jawab Anda, "Ada
yang salah dalam kepercayaannya." Bagaimana salahnya? Apakah itu
hanya masalah seberapa besar kepercayaan yang harus dimiliki? Lalu,
berapa besar kepercayaan yang mencukupi untuk dapat diselamatkan?
Persoalan ini belum dituntaskan oleh gerakan Reformasi, dan sekarang
kita mewarisi persoalan itu. Itu sebabnya, ada seorang penginjil yang
merasa sangat yakin saat berkata, "Percayalah kepada Yesus Kristus,
dan Anda akan diselamatkan." Apa arti percaya kepada Yesus Kristus?
Apakah itu berarti bahwa Anda percaya bahwa pernah ada seseorang
418 | C A H A Y A I N J I L
bernama Yesus di dunia ini? Atau percaya bahwa dia sudah mati di
kayu salib? Tidak susah untuk mempercayai hal-hal ini. Anda cukup
mempelajari fakta sejarah, dan itu semua akan dapat dibuktikan. Anda
juga dapat mempercayai bahwa ia mati di kayu salib, dan bukan
sekadar itu, ia juga mati bagi semua orang di dunia termasuk Anda.
Apakah Anda percaya bahwa ia dibangkitkan dari antara orang mati?
Anda bisa juga mempercayai hal itu. Lalu Anda bertanya, "Apa lagi
yang harus saya percayai? Sebutkan saja, saya bersedia
mempercayainya. Saya percaya pada Kredo Nicene, Kredo
Konstantinopel, dan kredo-kredo lainnya, tinggal sebut saja, saya mau
percaya. Apa dengan begitu saya sudah diselamatkan? Apa lagi yang
harus saya lakukan?" Inilah persoalan yang kita warisi dari Reformasi.
Kenyataannya, sebagaimana yang sudah saya bahas, persoalan ini
sedemikian besar sehingga begitu banyak orang yang menulis buku
atau disertasi doktoral atas masalah ini. Saya sendiri membahas hal itu
dalam disertasi yang saya rencanakan dulu. Sekitar tiga ratus halaman
saya pakai untuk membahas persoalan: "Arti Iman di dalam Perjanjian
Baru." Semakin saya menelitinya, semakin rumit masalah mengenai
arti iman ini, semakin saya tidak mengerti apa artinya iman. Kita
diselamatkan oleh iman, tetapi kita tidak tahu apa arti iman itu.
Beberapa waktu kemudian, seorang teman saya di Manchester menulis
tesis doktoralnya dengan subyek yang sama persis: Arti Iman. Ada
begitu banyak tesis tentang arti iman, jumlah yang akan mengejutkan
Anda. Mengapa ada begitu banyak tesis disusun tentang hal ini? Karena
tesis-tesis yang pernah disusun sebelumnya ternyata tidak
memecahkan persoalan, jadi Anda akan menemukan tesis yang baru
lagi, dan yang lebih baru lagi, sampai akhirnya semua orang menulis
tesis tentang pokok ini.
Iman Abraham adalah iman yang menyelamatkan: Membenci
apa yang Anda kasihi
Apakah jawaban Alkitab pada pertanyaan ini? Apa itu iman yang
menyelamatkan? Apa jawaban Tuhan? Jawabannya sederhana saja.
Iman yang menyelamatkan adalah iman yang seperti iman Abraham.
Dan inilah alasan mengapa nama Abraham begitu sering disebut di
dalam Perjanjian Baru. Iman seperti Abraham, yang membenci apa
yang dikasihinya, itulah iman yang menyelamatkan.
419 | C A H A Y A I N J I L
Mempersembahkan Ishak adalah hal yang sangat menyedihkan hatinya
karena ia sangat mengasihi Ishak. Di dalam surat Ibrani, Abraham
melakukan dua hal yang membuat dia menjadi teladan iman. Dan
Abraham dipanggil sebagai "Bapa orang-orang beriman" di dalam
Alkitab. Artinya, jika Anda adalah anak Abraham, maka Anda akan
memiliki iman seperti dia, dan melakukan hal yang sama dengan dia.
Ini adalah hal yang disampaikan oleh Yesus kepada orang-orang Yahudi
di Yohanes 8.39: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham,
tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham."
Apa yang Abraham kerjakan? Ia melakukan dua hal, yang diambil
sebagai contoh iman di dalam Ibrani. Pertama, di Ibrani 11.8, ketika
Allah memanggilnya keluar dari Haran, ia langsung meninggalkan
Haran dan semua yang dia punyai di sana dan mengikuti perintah
Allah. Kedua, di Ibrani 11.17, ketika ia mempersembahkan Ishak.
Dalam kedua hal tersebut, langkah yang dia tempuh adalah cerminan
dari komitmen total untuk mentaati perintah Allah. Langkah yang
pertama adalah meninggalkan segalanya di belakang dan pergi dari
negerinya menuju tanah baru yang disebut Kanaan, dan langkah yang
lainnya adalah mempersembahkan Ishak. Itulah kedua contoh iman
Abraham yang dikutip di dalam Alkitab. Contoh-contoh itu juga dikutip
di surat Roma 4.12,16. Yakobus pun mengutipnya dalam Yak.2:21-23
sebagai contoh iman. Yakobus mengutip peristiwa Abraham
mempersembahkan Ishak sebagai contoh iman.
Dan hal inilah persisnya yang sedang disampaikan oleh Yesus, "Sama
seperti Abraham membenci apa yang dikasihinya, jadi tidak ada orang
yang dapat menjadi muridku jika ia tidak dengan komitmen yang total
membenci apa yang dikasihinya." Apakah Anda mengasihi diri Anda?
Jadi Anda harus membenci diri Anda, yaitu mempersembahkannya
kepada Allah. Apakah Anda mengasihi orang tua Anda?
Persembahkanlah hubungan itu kepada Allah. Apakah Anda mengasihi
istri Anda? Alkitab menyuruh Anda untuk mengasihi istri Anda, akan
tetapi dikatakan di sini juga 'melainkan Anda membenci istri Anda'.
Alkitab menyuruh kita untuk mengasihi anak-anak kita, tetapi di sini
juga dikatakan bahwa kita harus membenci mereka. Apa artinya itu?
Kita mempersembahkan mereka kepada Tuhan. Hal ini sangat penting.
Banyak orang berkata, "Kalau saja saya tidak menikah, saya pasti bisa
melayani Tuhan." Dengan kata lain sebenarnya ia sedang berkata,
420 | C A H A Y A I N J I L
"Saya tidak melayani Tuhan karena sudah beristri." Berarti mereka
tidak memahami ajaran Tuhan. Anda harus mengasihi istri Anda, akan
tetapi kasih Anda kepada sang istri tidak boleh menghambat jalannya
pemuridan. Kasih Anda kepada Allah tidak boleh terhalang oleh kasih
Anda kepada istri. Jadi, persembahkanlah kasih Anda terhadap sang
istri itu kepada Allah dalam pengertian ini: hubungan itu juga harus
dipersembahkan. Banyak orang juga berkata, "Seandainya saya tidak
punya anak, pasti saya bisa melayani Tuhan." Kasih Anda terhadap
anak-anak harus dipersembahkan juga kepada Allah. Membenci apa
yang Anda kasihi berarti Anda harus mempersembahkan hal itu kepada
Tuhan supaya kasih Anda kepada Tuhan tidak terhalang. Anda
membenci apa yang Anda kasihi dalam pengertian Anda
mempersembahkannya kepada Tuhan.
Para murid harus membayar harga yang mahal untuk karunia
hidup kekal yang "gratis" itu
Apakah perkataan ini terasa sulit ditelan? Perkataan ini akan sangat
sulit ditelan kalau Anda masih belum siap untuk menjadi seorang
murid. Anda tidak akan dapat menelannya. Namun jika Anda memiliki
iman seperti iman Abraham, yang tidak ragu-ragu untuk mematuhi,
yakni saat Allah menyuruhnya untuk mempersembahkan apa yang
paling berharga dan sangat ia kasihi, dia tidak ragu-ragu. Anda
membenci dalam pengertian Anda mengarahkan hubungan Anda pada
Allah, dan Anda sepenuhnya mempersembahkan apa yang Anda kasihi
kepada Allah, Anda berikan itu dan selamanya Anda tidak lagi terikat
padanya.
Hal ini dinyatakan dengan sangat indah di Ibrani 11.19: ia seakan-akan
telah menerimanya (Ishak) kembali, yakni Abraham menerima Ishak
kembali dari antara orang mati dalam pengertian Ishak bukan lagi
kepunyaannya. Ia sudah membunuh Ishak, walaupun tidak secara
jasmani. Di dalam hatinya, ia sudah membuang keterikatan yang lama
dan memandang Ishak bukan lagi sebagai miliknya pribadi. Ia sudah
mempersembahkan Ishak kepada Allah, dan sejak itu, maka Ishak
menjadi milik Allah selamanya.
Semoga kita dapat mempersembahkan apa yang kita kasihi kepada
Allah di dalam pengertian yang sama, memutuskan keterikatan
perasaan, membuang hasrat untuk memandangnya sebagai milik
421 | C A H A Y A I N J I L
pribadi, dan mempersembahkannya secara penuh kepada Tuhan.
"Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya,
ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-
Ku."
Memiliki Allah Sebagai Sahabat
Disampaikan di Singapore Disciples Church oleh Pendeta Eric Chang
(Pesan ke 5 dari seri kotbah tentang Kualitas Hidup)
Kita Menginginkan Allah Untuk Mengeluarkan Kita Dari Kesukaran
Allah sebagai Sahabat kita? Konsep kita akan persahabatan dengan
Allah biasanya demikian: Dia menyeret kita keluar dari situasi yang
sulit dimana kita telah jatuh kedalamnya. Dialah satu-satunya yang
dapat menyelamatkan kita dari kesulitan. Ada berapa banyak di antara
kita yang berpikir tentang persahabatan dengan Allah secara demikian:
di dalam situasi hidup atau mati kita berseru kepada Tuhan, "Tolonglah
aku!"?
Baru-baru ini saya membaca sebuah koleksi kisah-kisah pribadi tentang
intervensi (campurtangan) Allah. Salah satu dari cerita tersebut adalah
tentang seorang pendeta di Amerika bagian barat tengah. Kebetulah
istri pendeta itu sedang pergi merawat ibunya yang sedang sakit
keras. Agar bisa mengunjungi istri dan ibu mertuanya, pendeta ini
harus melakukan perjalanan sekitar 17 jam seminggu. Perjalanan ini,
baik ditempuh dengan mobil ataupun bis, tetap akan sangat
melelahkan, karena ini merupakan tugas tambahan dari tugas-tugas
kepastorannya.
Seorang temannya datang menolong di saat yang paling dibutuhkan.
Dia adalah seorang petani yang juga seorang jemaat di gerejanya,
yang memiliki sebuah pesawat kecil yang biasa dia gunakan untuk
menyemprot hama. Ia menawarkan jasa untuk menerbangkan
pendeta itu ke tempat tinggal ibu mertuanya. Akan tetapi pada akhir
minggu itu, sewaktu mereka sedang terbang ke timur, mereka melihat
awan yang menyelimuti mereka semakin menebal. Pesawat kecil itu,
422 | C A H A Y A I N J I L
yang biasanya hanya digunakan untuk menyemprot hama, tidak
dilengkapi dengan radar. Navigasinya bergantung sepenuhnya kepada
identifikasi pada peta berdasarkan pengamatan mata telanjang. Tetapi
karena awan yang begitu tebal, mereka tidak mampu lagi untuk
melihat arah tujuan mereka. Mereka harus bergantung kepada kompas
dan radio kontak mereka.
Terkadang sewaktu semuanya kelihatan serba salah, setiap hal lainnya
seakan-akan berjalan salah juga. Ketika mereka telah menempuh lebih
dari setengah perjalanan, radio kontak mereka mengalami masalah.
Kemudian mereka memutuskan untuk menghubungi sebuah bandara
kecil terdekat untuk melakukan operasi pendaratan darurat. Tetapi
cuaca pada waktu itu begitu buruknya sehingga menara kontrol di
bandara juga tidak bisa melihat landasan terbang. Para pengawas di
menara kontrol menyarankan mereka untuk mencoba menghubungi
bandara yang lain. Pada saat itu mereka sudah mulai berdoa dengan
sungguh-sungguh.
Lalu radio kontaknya mati. Bahan bakar pesawat juga sudah mulai
sangat berkurang, sehingga mereka tidak mempunyai pilihan lain lagi
kecuali menerbangkan pesawat mereka untuk mendarat di tempat itu
juga. Hanya dengan bergantung kepada kompas dan perkiraan lokasi,
pilot pesawat menerbangkan pesawatnya ke arah yang menurut
perkiraannya adalah lokasi bandara. Dia meminta sang pendeta untuk
terus mencari celah di awan, dengan harapan dia akan dapat melihat
bandara itu. Situasinya menjadi semakin genting, karena tanpa radar
atau pedoman lainnya, melakukan operasi pendaratan dalam jarak
penglihatan yang buruk seperti itu bisa berarti kematian.
Kemudian, sebagai upaya terakhir, dia mencoba menyalakan radionya
lagi. Betapa gembiranya mereka sewaktu mendengar ada suara dari
radio itu. Suara yang hangat dan ceria itu berkata, "Aku dengar
engkau. Ikutilah saja instruksi-instruksiku. Turunkan pesawatmu.
Sekarang putar ke kiri sedikit. Mantapkan sayap-sayapmu..."
Akhirnya, setelah turun cukup dekat dengan tanah, sekarang mereka
dapat melihat landasannya. Betapa lega dan gembiranya hati mereka
setelah berhasil mendarat! Mereka telah lolos dari maut.
Sesudah itu mereka pergi ke menara kontrol untuk berterima-kasih
kepada para pengawas di sana atas bantuan mereka di dalam
423 | C A H A Y A I N J I L
memberikan instruksi-instruksi yang begitu baik sehingga dapat
mendarat dengan selamat. Namun jawaban yang mereka terima betul-
betul membuat bulu kuduk mereka berdiri. Para pengawas itu berkata,
"Instruksi apa? Kami kehilangan kontak radio dengan kalian sewaktu
kalian berada di atas Carolina Utara, dan semenjak itu kami tidak lagi
mempunyai kontak dengan kalian." Mereka memandang satu sama
lain: Siapakah yang telah memberikan instruksi-instruksi tersebut?
Tiba-tiba mereka menyadari kalau suara yang berbicara kepada
mereka itu bukanlah suara manusia biasa.
Allah adalah sahabat dalam kesulitan. Mereka tidak tahu siapa lagi
selain Tuhanlah yang memberikan instruksi tersebut. Ini adalah kisah
nyata seperti yang telah disaksikan oleh pendeta itu sendiri. Bagi
mereka yang berjalan dengan Allah, pengalaman intervensi Allah
seperti ini bukanlah hal yang luar biasa. Bagi mereka yang tidak
berjalan dengan Allah, pengalaman-pengalaman seperti inilah yang
mengherankan, hampir-hampir sangat sulit dipercaya.
Ingatlah akan perumpamaan Orang Samaria yang baik hati. Tuhan
Yesus yang mengajarkan perumpamaan ini tentu saja
mempraktekkanNya Sendiri. Jikalau anda berada dalam situasi yang
gawat, bukankah Tuhan Yesus akan datang menolong? Jika anda
dengan tulus hati berseru kepadaNya, tentu saja Dia akan menolong.
Dia akan melakukan apa saja yang diperlukan untuk menolong kita,
meskipun ini berarti Dia harus berbicara kepada kita melalui radio and
menuntun kita ke bandara dan ke landasan dengan selamat.
Sahabat Seperti Apakah Yang Dicari Oleh Allah?
Akan tetapi pokok persoalannya sekarang bukanlah tentang Tuhan
Yesus yang akan datang menolong bila anda berada dalam kesulitan
atau tidak. Pokok persoalan sebenarnya adalah: apakah pengalaman
intervensi itu dapat membawa kita ke dalam suatu hubungan
persahabatan denganNya? Ini adalah persoalan yang sangat berbeda,
dan inilah yang saya ingin anda perhatikan hari ini.
Marilah sekali lagi kita pikirkan tentang Orang Samaria yang baik itu.
Ada seseorang yang dirampok dalam perjalanannya ke Yerikho. Dia
dipukul sampai babak-belur dan seluruh harta miliknya dirampas, lalu
ditinggalkan dalam keadaan sekarat. Kemudian datanglah seorang
Samaria ini yang memberi belas kasihan kepada orang yang terluka
424 | C A H A Y A I N J I L
parah itu dan menolongnya dengan mempertaruhkan nyawanya
sendiri. Dia menaikkan orang itu ke atas keledainya, membawanya ke
sebuah rumah penginapan dimana dia dapat dirawat, dan membayar
segala biaya yang diperlukan. Sekarang pertanyaan yang perlu kita
renungkan hari ini adalah: Apakah korban perampokan ini menjadi
sahabat orang Samaria itu pada akhirnya?
Apakah di akhir kejadian tersebut kedua orang itu tidak pernah
berhubungan lagi? Setelah korban siuman dan menyadari bahwa orang
Samaria itu telah menyelamatkan nyawanya (karena kalau orang
Samaria itu membiarkannya terbaring di jalanan, tentu saja dia akan
meninggal akibat kehilangan banyak darah dari luka-lukanya), apakah
dia berusaha untuk menemukan orang Samaria itu? Jika tidak, ia tidak
akan dapat bersahabat dengan orang itu. Orang Samaria itu
sebenarnya telah meninggalkan beberapa petunjuk yang dapat
dimanfaatkan oleh sang korban. Orang Samaria itu memberitahu
pemilik rumah penginapan bahwa pada saat dia kembali, dia akan
melunaskan segala biaya tambahan yang telah dikeluarkan jika uang
yang dia tinggalkan tidak cukup untuk menutupi biaya perawatan bagi
sang korban. Di sini kita bisa melihat bahwa orang Samaria itu
bukanlah seorang yang sekali-sekali saja melewati jalanan ke Yerikho
itu. Dia adalah seorang yang kerap kali melewati jalanan itu, dan dia
akan kembali lagi. Jadi kalau orang Yahudi yang terluka ini yang telah
diselamatkan oleh orang Samaria itu ingin menjalin persahabatan
dengannya, dia dapat menunggu atau menanyakan alamat orang
Samaria itu kepada pemilik rumah penginapan, atau meninggalkan
alamatnya sendiri dengan pesan agar orang Samaria itu
menghubunginya.
Kita Memperalat Allah
Berapa banyak orang yang setelah mengalami kebaikan Allah, mau
peduli untuk melanjutkan pengalaman itu dengan menjalin
persahabatan erat dengan Allah? Ketika saya mengalami belas kasihan
Allah di Cina, dimana Dia mengangkat saya dari situasi hidup dan mati,
saya menyadari bahwa Dia adalah sahabat yang paling berharga.
Semenjak hari itu saya terus mengejar persahabatan denganNya.
Namun saya melihat banyak orang Kristen yang tidak melakukan hal
itu. Mereka sudah puas mempunyai hubungan dengan Allah yang
sama seperti hubungan dengan orang Samaria itu. Mereka tidak
425 | C A H A Y A I N J I L
menginginkan campur tangan Allah di dalam hidup mereka lebih
daripada itu. "Kalau aku memerlukan Allah, aku akan memanggilNya.
Tetapi kalau aku tidak memerlukanNya, maaf, jangan turut campur."
Perlakuan macam apa ini? Ini bisa dikatakan hanya sekedar
memperalat Allah disaat anda memerlukanNya. Biarlah saya
mengatakan dengan jelas kepada anda hari ini, berdasarkan Kitab Suci,
jika anda memperlakukan Allah seperti itu, anda tidak akan dapat
menjadi sahabatNya.
Persahabatan Dengan Allah Tergantung Kepada Anda
Apakah anda sahabat Allah? Sebenarnya, hal ini tidak tergantung
kepadaNya. Hal ini tergantung kepada anda apakah anda ingin
menjalin persahabatan denganNya.
Jika anda mau, ada beberapa syarat penting yang harus ditaati.
Persahabatan semacam ini bukanlah suatu persahabatan tanpa syarat.
Satu syaratnya sangat jelas: apakah anda mengejar persahabatan
ini? Apakah persahabatan ini begitu pentingnya bagi anda? Atau
apakah anda sudah puas seperti mayoritas orang-orang Kristen yang
berkata, "Aku cukup berkenalan saja dengan Allah sehingga setiap kali
aku berada dalam situasi yang kacau-balau, Dia bisa datang
menyelamatkanku." Terkadang kita memerlukan Dia lebih daripada
itu: misalnya untuk mengetahui profesi apa yang harus dipilih,
pekerjaan apa yang harus dilamar, atau untuk melindungi kita disaat
kita sendirian di luar. Allah sepertinya menyediakan pelayanan
ramalan gratis, asuransi hidup gratis dan jasa pengawalan! Di saat
anda berjalan melalui lorong gelap, tiba-tiba anda teringat Allah.
Tetapi sewaktu anda berada di jalan raya beberapa menit sebelumnya,
anda tidak pernah memikirkanNya. Bukankah ini realitas kehidupan
kita?
Kita memperalat Allah. Apakah seorang sahabat itu ada supaya bisa
diperalat? Apakah itu pengertian kita akan persahabatan? Saya
berkata kepada anda: Allah tidak menginginkan sahabat yang
demikian. Apakah anda menginginkan sahabat seperti itu? Saya
katakan kepada anda dengan jelas: jikalau ini cara anda berhubungan
dengan Allah, anda tidak akan memiliki Allah sebagai sahabat anda.
Anda hanya memperalat Dia untuk memenuhi kepentingan diri anda
sendiri. Dan jikalau Allah menyetujui sikap seperti ini, Dia hanya
426 | C A H A Y A I N J I L
membuat anda semakin egois, dan itulah sebabnya ada orang-orang
Kristen yang lebih egois daripada orang-orang bukan Kristen. Saya
tidak menyalahkan orang-orang bukan Kristen itu yang memandang
rendah orang-orang Kristen, yang hanya menganggap Allah sebagai
semacam alat pertolongan darurat setiap saat anda memerlukanNya.
Saya setuju: itu adalah hal yang memalukan!
Dua Jenis Persahabatan
Ada dua jenis persahabatan. Jenis yang pertama tidak bisa disebut
persahabatan menurut definisi alkitabiah. Persahabatan yang demikian
hanyalah mencari kepentingan diri sendiri: untuk mendapatkan segala
apa yang diinginkan seseorang dari orang lain. Ini adalah jenis
persahabatan yang sangat populer di kalangan kaum muda. "Aku cinta
kamu" berarti saya senang dengan apa yang bisa saya dapatkan dari
anda. Saya suka dengan apa yang anda miliki dan saya
menginginkannya. Jadi kalau anda kaya, anda mempunyai banyak
teman. Teman-teman anda menyayangi anda karena uang anda.
Tunggu saatnya anda tidak mempunyai sesenpun, maka anda akan
bertanya-tanya kemanakah perginya teman-teman anda itu. Hal yang
sama juga terjadi di antara para pemuda dan pemudi. Mereka mencari
sesuatu dari lawan jenisnya, mungkin kepuasan hawa nafsunya. Dan
setelah mereka mendapatkannya, mereka tidak memerlukan lawan
jenisnya itu lagi. Apakah ini yang disebut cinta? Anda bisa
mendapatkan jenis persahabatan seperti ini juga di antara para
gangster. Merampok bank seorang diri saja bukanlah hal yang
gampang. Karenanya anda memerlukan satu komplotan yang terdiri
dari empat atau lima orang. Kalau terjadi masalah di dalam pembagian
harta rampokan, anda hanya perlu membunuh beberapa dari mereka.
Akan tetapi selama masih adanya kecocokan di dalam hubungan kerja-
sama tersebut, anda akan tetap menjaga persahabatan itu. Semuanya
ini adalah jenis persahabatan yang mencari keuntungan diri sendiri.
Hal yang menarik disini ialah kita tahu kalau kita sendiri tidak
menginginkan sahabat seperti itu. Akan tetapi kita sendiri ingin
menjadi sahabat semacam itu. Hal ini disebabkan oleh pembawaan
lahiriah manusia yang egois. Jika Allah setuju untuk bersahabat
dengan anda yang egois, Dia hanya akan mendorong sikap keegoisan
anda. Itulah sebabnya kalau seorang Kristen tetap berfungsi secara
egois, doa-doanya tidak akan dijawab oleh Allah, dan Allah sepertinya
427 | C A H A Y A I N J I L
terasa tidak dekat. Allah tidak mau mendorong sikap keegoisan.
Manusia itu egoisnya setengah mati.
Renungkanlah pokok berita di bawah ini:
Hanya beberapa hari yang lalu saja, saya membaca sebuah pokok
berita di suratkabar: "Seorang warga di Texas membunuh anak laki-
lakinya gara-gara tayangan pertandingan sepakbola". Orang itu
membunuh anak laki-lakinya hanya karena siaran televisi! Waktu itu
dia sedang menonton permainan bola 'Dallas Cowboys' dan anak laki-
lakinya yang berusia 3 tahun membuat terlalu banyak keributan.
Ibunya sedang keluar saat itu. Oleh karena dia tidak bisa menikmati
pertandingan sepakbola itu dengan tenang, dia menghantam perut
anaknya yang masih kecil itu berkali-kali. Dia memukul anaknya
dengan begitu kerasnya sehingga hati dan ginjalnya hancur.
Akibatnya anak itu meninggal dunia. Sesungguhnya setiap orangtua
menyayangi anak-anaknya bukan? Bahkan sebenarnya, ayah anak itu
menamai anaknya sama dengan namanya sendiri. Dengan kata lain,
dia menginginkan anaknya persis menjadi citra dirinya sendiri. Kedua
nama mereka itu sama: yang satunya senior, yang satunya lagi junior.
Akan tetapi identifikasi nama dengan sang ayah itu rupanya masih
belum cukup untuk menyelamatkan nyawa sang anak.
Di suratkabar yang lain, saya membaca satu laporan yang
mencengangkan, tentang dua anak laki-laki yang membiarkan ibu
mereka mati kelaparan. Artikel itu tidak menjelaskan alasannya.
Wanita malang itu dibelenggu dan dibiarkan mati kelaparan. Wanita
yang tingginya sekitar 1,63 meter itu hanya mempunyai berat badan
sekitar 27 kg ketika ditemukan oleh polisi. Dia bisa ditemukan oleh
polisi karena sebelum dia meninggal, dia berhasil menelepon operator
untuk meminta pertolongan. Ketika polisi tiba dan melarikannya ke
rumah sakit, nyawanya sudah tidak tertolong lagi. Dia sudah terlalu
kelaparan untuk dapat diselamatkan. Kedua anak laki-lakinya yang
berusia 25 dan 22 tahun, dituduh dengan pembunuhan tingkat
pertama.
Ada lagi kasus lain yang ditayangkan di televisi: seorang gadis
menegaskan bahwa tunangannya dibunuh oleh dua orang laki-laki. Dia
menangis dan memohon bantuan pertolongan untuk menangkap para
pembunuhnya. Dia mengatakan bahwa setelah makan malam
bersama, mereka mengendarai mobil melewati jalanan yang sepi.
428 | C A H A Y A I N J I L
Tetapi ketika mobil mereka mendahului mobil yang lain, pengendara di
mobil yang lain itu menjadi sangat marah sehingga mereka dihampiri
dan tunangannya ditikam sampai mati. Akan tetapi setelah diselidiki,
pihak kepolisian menuduh gadis itu sebagai sang pembunuh. Seluruh
cerita itu telah dikarang oleh gadis ini, dan ia sendirilah yang telah
membunuh tunangannya, dengan alasan yang tidak diberikan.
Di dalam suratkabar yang sama di artikel yang lain, seorang dokter
melemparkan istrinya dari jendela lantai ketiga karena dia telah
kehilangan kontrol atas dirinya sendiri. Sang istri lalu dilarikan ke
rumah sakit dalam keadaan kritis. Pada saat laporan itu dimuat,
kondisi sang istri masih belum jelas.
Apakah anda dapat memahami semuanya ini: seorang ayah yang
membunuh anaknya sendiri, anak membunuh ibunya, seorang gadis
membunuh tunangannya, suami mencoba membunuh istrinya? Dunia
macam apakah yang kita tinggali ini? Kasus-kasus diatas mungkin
merupakan kasus-kasus yang ekstrim, akan tetapi kasus-kasus
tersebut mencerminkan keegoisan ekstrim di hati manusia.
Di dalam seluruh hubungan antar manusia ada tingkat pengkhianatan
yang betul-betul di luar dugaan. Setiap kasus di atas membuat saya
berpikir: apakah mungkin bagi manusia untuk menjalin persahabatan
satu dengan yang lain? Jikalau hubungan terdekat antara manusia saja
masih belum cukup kuat untuk dijadikan dasar persahabatan, lalu apa
lagi yang bisa dijadikan dasar persahabatan?
Apakah Ada Persahabatan Dimana Masing-Masing Saling
Memberi?
Apakah ada yang namanya persahabatan dimana masing-masing saling
memberi? Apakah mungkin ada hubungan sejati di antara para
manusia? Kalau tidak mungkin, maka pembicaraan tentang
persahabatan ini sama saja dengan membuang-buang waktu.
Anda harus mengerti bahwa sifat dasar manusia memerlukan
transformasi radikal sebelum anda dapat membicarakan
persahabatan. Di dalam hubungan dimana masing-masing mencari
kepentingan diri sendiri, setiap orang ingin mengambil keuntungan dari
yang lainnya, dan pada akhirnya, tak ada seorangpun yang merasa
puas. Di dalam hubungan dimana masing-masing saling memberi,
429 | C A H A Y A I N J I L
kedua belah pihak akan mempunyai lebih dari cukup. Itu
kedengarannya logis, tetapi di dalam praktek hal ini sangat sulit
dilakukan. Namun ini adalah satu-satunya jenis persahabatan yang
diingini Allah.
Itulah inti dari pesan saya hari ini. Kalau anda lupa akan segala hal
yang telah saya katakan, anda hanya perlu mengingat satu hal ini
saja. Allah mencari sahabat-sahabat. Di dalam sejarah ribuan tahun,
hanya sedikit sekali yang Dia temukan. Itulah sebabnya orang-orang
yang disebut sahabat Allah di dalam Perjanjian Lama dapat dihitung
dengan beberapa jari saja. Orang-orang seperti Abraham, misalnya,
atau Nuh atau Musa, sebagai sahabatNya. Setelah ditambah beberapa
nabi lain, kita sudah kehabisan nama-nama. Orang-orang yang sedikit
jumlahnya ini telah diakui sebagai sahabat-sahabat Allah. Itu berarti
Allah adalah sahabat mereka. Tetapi setelah berabad-abad kemudian,
jumlahnya tidak banyak bertambah.
Ini merupakan suatu hal yang juga menyedihkan bagi saya. Apa
gunanya mempunyai gereja yang dipenuhi orang namun tak
seorangpun dari mereka adalah sahabat Allah? Ada berapakah sahabat
Allah yang hidup sekarang ini? Ada berapakah orang yang telah
memenuhi persyaratan menjadi sahabatNya?
Dia telah memberikan persyaratan-persyaratan itu dengan jelas kepada
kita, melalui ayat-ayat yang sudah begitu dikenal oleh setiap orang
Kristen sehingga saya rasa tidak perlu lagi dikutip referensinya.
Contohnya, Lukas 10:27 atau Markus 12:30-31, "Kasihilah Tuhan
Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu." Karenanya janganlah berkata kalau anda tidak tahu
persyaratan menjadi sahabat Allah. Allah tidak dapat menerima apa
yang lebih rendah dari persyaratan ini.
Allah telah menerangkan dengan jelas sekali bahwa hanya ada satu
cara saja yang dapat membuat kita menjadi sahabatNya. Hal ini tidak
berarti bahwa Dia tidak akan menolong kita jika kita bukan
sahabatNya. Demikianlah kemurahan hati Allah sehingga Ia tetap
menolong kita meskipun kita tidak memenuhi persyaratanNya. Itulah
kebaikkanNya. Akan tetapi kenyataan bahwa Dia menolong anda
bukan berarti anda adalah sahabatnya. Allah menawarkan
430 | C A H A Y A I N J I L
persahabatanNya, akan tetapi seperti yang bisa dilihat baik di
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Dia telah mengatakan
dengan sangat jelas, "Jika engkau ingin menjadi sahabatKu, engkau
harus mengasihiKu dengan segala apa yang engkau miliki."
Hal itu berarti harus ada suatu perubahan di dalam diri kita. Egoisme
kita harus mati. Keegoisan itu harus dilepaskan. Sekarang akan saya
katakan hal ini: ada orang-orang yang di waktu lalu telah melepaskan
keegoisan mereka - yaitu apa yang disebut dengan kematian terhadap
egoisme - akan tetapi setahun demi setahun, mereka mulai menarik
kembali egoisme mereka. Sayang sekali hal yang demikian harus
terjadi. Ada yang berkeputusan bahwa harga yang harus dibayar
untuk melayani Tuhan itu terlalu tinggi, persahabatan dengan Allah itu
terlalu tinggi harganya, dan akhirnya mereka kembali lagi ke hal-hal
keduniawian. Sayang sekali hal yang demikian juga harus terjadi.
Saya dapat katakan kalau setiap dari kami yang berada di dalam
pelayanan full-time pernah dicobai seputar masalah ini. Kami merasa
harga yang telah kami bayar terlalu tinggi. Mungkin kami perlu
mundur sedikit. Kemudian kami dengar kata-kata dari Ibrani 10:38,
"Apabila ia mengundurkan diri maka Aku tidak berkenan kepadanya."
Model Persahabatan Antara Yonatan Dan Daud
Berbicara mengenai persahabatan, gambaran persahabatan yang
paling jelas di Alkitab adalah persahabatan antara Yonatan dan Daud.
Saya mendorong setiap orang Kristen untuk membaca kisah mereka
dengan sangat teliti, ke tujuh pasal dari 1 Samuel 18-24. Setiap orang
Kristen harus berulang kali membacanya. Komitmen mereka yang
mutlak dan pemberian diri mereka untuk satu sama lain itu sudah
begitu terkenal. Akan tetapi kebanyakan orang Kristen tidak
menyadari kalau gambaran tersebut sebenarnya adalah model dari
persahabatan yang seharusnya ada di antara orang Kristen dengan
Tuhan Yesus. Itulah sebabnya begitu banyak pasal-pasal di Alkitab
yang mencurahkan perhatiannya kepada persahabatan ini.
Persahabatan ini tidak dimaksud untuk menggambarkan suatu
hubungan yang luar biasa, tetapi hubungan yang normal antara setiap
orang Kristen dengan Tuhan.
Mari saya jelaskan:
Jika anda membaca persyaratan yang diberikan oleh Tuhan Yesus
untuk menjadi muridNya, anda akan menyadari kalau persyaratan itu
431 | C A H A Y A I N J I L
sama dengan apa yang tertulis di Ulangan 6:5, "Kasihilah Tuhan
Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap
akal budimu dan segenap kekuatanmu." Oleh sebab itu ketika Tuhan
Yesus berkata, seperti di Matius 10:37, "Barangsiapa yang mengasihi
bapa atau ibunya lebih daripadaKu, ia tidak layak bagiKu", Ia
sebenarnya mengatakan hal yang sama. Engkau harus mengasihiKu
dengan segala apa yang engkau punya, dan itu berarti jika engkau
mengasihi siapapun lebih dariKu, engkau belum mengasihiKu sama
sekali.
Bila anda melihat hubungan antara Yonatan dan Daud, anda akan
melihat bahwa Yonatan tidak mengasihi ayahnya lebih daripada Daud.
Yonatan mengakui bahwa Daudlah, dan bukan ayahnya, yang diurapi
Allah. Kata bahasa Ibrani 'Mesias' dan kata bahasa Yunani 'Kristus'
berarti 'Yang Diurapi'. Yesus adalah keturunan Daud. Sebagai nenek
moyang Kristus, Daud sering digunakan sebagai lambang Kristus sang
Mesias. Dengan kata lain, di dalam menjalin hubungan dengan Daud,
Yonatan menjalin hubungan dengan Kristus.
Tuhan juga berkata bahwa ia yang mengasihi anaknya laki-laki atau
perempuan lebih daripadaNya, tidak layak bagiNya (Matius 10:37).
Yonatan tidak mengasihi anak laki-laki dan perempuannya lebih
daripada Daud. Bahkan dia juga tidak mengasihi dirinya sendiri lebih
daripada Daud. Dia menyangkal dirinya untuk mengasihi Daud.
Dengan cara bagaimana? Begini, sebagai anak Saul, raja Israel, dia
adalah seorang putra mahkota, pewaris tahta kerajaan. Tetapi demi
mendukung Daud, dia rela menyerahkan hak tahta kerajaannya, dan
juga hak tahta kerajaan anak-anak dan cucu-cucunya.
Di Matius 10:38 Yesus berkata, "Barangsiapa yang tidak memikul
salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagiKu". Persahabatan
antara Yonatan dengan Daud merupakan beban yang berat bagi
Yonatan karena hal ini membangkitkan amarah ayah Yonatan
terhadapnya. Ayahnya menjadi sangat berang dan memaki-maki dia
karena kesetiaannya dan persahabatannya dengan Daud. Bahkan
ayahnya begitu marah dengannya sehingga Yonatan harus
mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk mengasihi Daud. Sama
seperti kasus ayah yang membunuh anaknya sendiri, Saul juga
mempunyai masalah dengan anaknya. Dia dapat melakukan hal yang
sama.
432 | C A H A Y A I N J I L
Tuhan juga berkata di Matius 16:24, "Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti
Aku." Itulah yang dilakukan oleh Yonatan. Dia ingin mengikuti Daud,
walaupun dia sendiri adalah seorang putra mahkota. Dia berkata
kepada Daud, "Apabila engkau menjadi raja, biarkanlah aku menjadi
tangan kananmu." Dia sendiri adalah seorang calon raja, namun
dengan gembira dia menyerahkan tahtanya kepada Daud. "Aku akan
berdiri di sebelah kananmu sebagai pengikutmu, sebagai hambamu."
Inilah yang disebut persahabatan yang ditandai oleh pengorbanan diri.
Sebelumnya, Yonatan bahkan menanggalkan baju baja, pedang serta
topi bajanya dan menyerahkan semuanya itu kepada Daud. Ini suatu
tindakan yang menunjukkan pengorbanan tertinggi seorang prajurit
militer, dengan menyerahkan miliknya yang terbaik dan paling
berharga untuk sahabatnya. Selanjutnya, baju baja Yonatan bukanlah
baju baja seorang prajurit biasa, melainkan baju baja seorang putra
mahkota. Dengan menyerahkan baju bajanya, dia menyerahkan
kedudukannya kepada Daud.
Di Lukas 9:26 Yesus berkata, "Sebab barangsiapa malu karena Aku dan
perkataanKu, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, ketika Ia
datang kelak dalam kemuliaanNya." Yonatan sama sekali tidak malu
oleh karena Daud. Jangan dikira mudah bagi Yonatan untuk tidak malu
oleh karena Daud. Daud pada waktu itu adalah seorang yang berada di
luar perlindungan hukum, seorang yang tak berarti. Bahkan untuk
Saul dia adalah seorang kriminal. Daud melarikan diri karena Saul
telah berulang-kali berusaha membunuhnya. Meskipun telah
diperlakukan sebagai seorang yang tidak berarti, Yonatan tidak pernah
malu memberitahu ayahnya bahwa dia mengasihi Daud. Dia bahkan
berusaha meyakinkan ayahnya untuk menerima kembali Daud.
Model Pembinaan Murid - Persahabatan Yang Ditandai Oleh
Pengorbanan Diri
Disini kita lihat model dari pembinaan murid: persahabatan yang
ditandai oleh pengorbanan diri. Persahabatan yang demikian itu amat
sangat indah.
Inilah intisari kisah persahabatan Yonatan - Daud di dalam Alkitab.
Jika anda merasa sulit memahami istilah-istilah Alkitabiah tentang
'penyangkalan diri sendiri', pemikulan salib sendiri', lihatlah kisah
Yonatan - Daud. Tuhan Yesus sepertinya berkata kepada kita, "Jika
433 | C A H A Y A I N J I L
engkau ingin menjadi muridKu, engkau harus belajar dari Yonatan dan
Daud. Jika engkau tidak mau menjadi seperti Yonatan, engkau tidak
layak untuk menjadi muridKu."
Allah ingin menjadi sahabat kita, suatu kehormatan yang tidak
diberikan kepada malaikat-malaikat. Tetapi persahabatan adalah suatu
hubungan dua arah. Menjadi muridNya berarti menjadi sahabatNya.
Hanya ada satu macam manusia saja yang Allah inginkan untuk
menjadi sahabatNya - seorang manusia yang mau menyingkirkan
keegoisannya dan mengasihi Yesus dengan segenap hatinya, seperti
Yonatan. Dan kemudian anda akan mengalami suatu kehidupan baru
dan persahabatan dengan Allah yang tidak pernah anda bayangkan
mungkin terjadi. Dan anda akan menjadi satu dari contoh yang sangat
langka di dalam sejarah manusia yang dapat disebut sahabat-sahabat
Allah. Anda akan menjadi satu dari sedikit bintang-bintang di atas
cakrawala rohani yang seperti Abraham dan Musa.
Kehidupan adalah persoalan pilihan. Dari awal di taman Firdaus,
Adam dan Hawa sudah diperhadapkan dengan pilihan. Di padang
gurun, Iblis memperhadapkan Yesus dengan pilihan. Setiap hari
kita juga diperhadapkan dengan pilihan.
Resolusi yang mengubah Hidup
Hana Karuna
434 | C A H A Y A I N J I L
Setidaknya setahun sekali, ada baiknya kita bertanya, “What am I on
earth for? Untuk apa saya ada di bumi ini?” Keberadaan kita bukanlah
suatu kebetulan. Setiap orang ditempatkan di bumi dengan maksud dan
tujuan yang telah ditentukan oleh sang Pencipta. Sudahkah kita
menggenapi tujuan dan rencana Allah bagi kita?
Kita telah menjalani 365 hari atau 8,760 jam di tahun 2014. Apakah hal
signifikan yang telah terjadi pada kita di tahun 2014. Apakah ada yang
hal yang dapat kita banggakan atau yang kita sesali? Apakah 8,760 jam
itu telah kita jalankan sesuai dengan tujuan dan rencana Allah bagi kita?
Di awal tahun banyak orang yang membuat resolusi. Resolusi berasal
dari kata bahasa Inggris “resolve” yang bermaksud membuat suatu
keputusan atau ketetapan hati untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Sebagai orang percaya, resolusi apakah yang harus kita
lakukan? Apakah resolusi yang bukan saja dapat mengubah hidup kita
di 2015 tetapi selama-lamanya?
Kehidupan adalah persoalan pilihan. Dari awal di taman Firdaus, Adam
dan Hawa sudah diperhadapkan dengan pilihan. Di padang gurun, Iblis
memperhadapkan Yesus dengan pilihan. Setiap hari kita juga
diperhadapkan dengan pilihan. Kalau kita bisa membuat resolusi untuk
setiap hari memilih untuk berpihak pada Allah dan menolak untuk
berpihak pada Iblis, kita sedang melakukan suatu resolusi yang dapat
mengubah kita selama-lamanya.
Apakah pilihan untuk Allah kalau bukan memilih untuk berpihak pada
yang baik. Karena tidak ada yang baik selain Allah. Allah adalah
pewujudan dari apa yang baik. Buatlah keputusan untuk setiap hari dan
dalam setiap keadaan untuk berpihak pada yang baik dengan menjadi
baik dan berbuat baik. Dan sebaliknya, buatlah ketetapan hati untuk
tidak memilih untuk berpihak pada yang jahat dengan menjadi jahat
dan berbuat jahat. Janganlah menambah pada kejahatan yang sudah
435 | C A H A Y A I N J I L
merajalela di dunia ini. Tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan
(Rom. 12.21). Janganlah mengikut orang banyak di dunia yang
melakukan kejahatan (Kel. 23.2)
Survei menunjukkan bukan saja kebanyakan orang gagal melaksanakan
resolusi mereka tetapi mereka sudah lupa pada resolusi mereka pada
akhir bulan Februari. Namun apa yang berlaku pada orang banyak tidak
seharusnya berlaku bagi kita yang telah ditebus oleh darah Kristus.
Karena kita dapat melakukan segala sesuatu lewat Kristus yang
memberi kita kekuatan (Fil. 4.13).
Marilah kita menjadi orang yang sukses di mata Tuhan di tahun 2015
dan selama-lamanya. Orang yang sesungguhnya sukses di dunia adalah
orang yang telah hidup sesuai dengan rencana dan tujuan dia
diciptakan. Kita akan mempunyai hari depan yang penuh harapan kalau
kita hidup sesuai dengan rancangan-rancangan Allah bagi kita. Sebab
kata Yahweh di Yer.29.11, “Sebab Aku mengetahui apa rancangan-
rancangan-Ku mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan.
Sumber: Cahaya Pengharapan
Ministries www.cahayapengharapan.org
436 | C A H A Y A I N J I L
5 alat untuk memupuk kedewasaan rohani
Rick Warren mengumpamakan pertumbuhan rohani itu sama seperti kita
berkebun, sebagaimana kita memerlukan peralatan khusus untuk
berkebun, kita juga memerlukan alat-alat tertentu untuk memupuk
pertumbuhan rohani di dalam Jemaat.
Gereja yang didirikan oleh Rick Warren merupakan salah satu gereja
yang paling besar di Amerika Utara dan baru-baru ini di websitenya
yang berisi surat kepada para gembala, www.pastors.com beliau
menuliskan bahwa sasaran gerejanya untuk tahun-tahun yang
mendatang adalah untuk menjadikan Gereja Saddleback yang
dipimpinnya menjadi salah satu gereja yang paling dewasa secara
rohani.
Rick Warren mengumpamakan pertumbuhan rohani itu sama seperti kita
berkebun, sebagaimana kita memerlukan peralatan khusus untuk
berkebun, kita juga memerlukan alat-alat tertentu untuk memupuk
pertumbuhan rohani di dalam Jemaat. Pertumbuhan tidak terjadi secara
otomatis.
Di dalam artikelnya, Rick Warren membagikan lima “alat” yang telah
digunakan oleh Gereja Saddleback untuk memupuk kedewasaan rohani
di dalam jemaat.
1. Kartu Komitmen
Menurut Rick Warren, gerejanya selalu menggunakan kartu komitmen.
Kartu komitmen membantu Jemaat meresponi apa yang telah diajar di
dalam khotbah hari Minggu. Kartu komitmen sangat membantu orang
untuk memberikan suatu respon. Menurut beliau, kita harus meminta
orang untuk memberikan komitmen, jika tidak mereka tidak akan
memberikannya. Karena itu, kita bukan saja harus mengajar mereka
tentang apa yang harus mereka lakukan tetapi juga meminta mereka
untuk melakukannya melalui kartu komitmen yang didesain khusus.
2. Kelas yang berdasarkan tujuan
437 | C A H A Y A I N J I L
Gereja Saddleback juga mengadakan kelas-kelas khusus untuk tujuan
tertentu. Menurut beliau kebanyakan orang Kristen mengetahui jauh
lebih banyak dari apa yang mereka terapkan. Untuk mengubah itu,
diperlukan kursus tertentu yang memfokuskan pada aspek penerapan
untuk mencapai tujuan tertentu. Umpamanya di Gereja Saddleback
terdapat empat kelas inti yang setiap darinya memfokuskan pada salah
satu tujuan gereja: keanggotaan, kedewasaan, pelayanan dan misi.
Lewat kelas-kelas khusus ini, jemaat akan belajar bagaimana
menerapkan tujuan Alkitabiah ke dalam kehidupan keseharian mereka.
Kursus singkat empat jam itu merupakan sarana untuk menghasilkan
orang-orang percaya yang dewasa dan yang hidup sesuai dengan apa
yang telah mereka ketahui.
3. Perjanjian-perjanjian (Covenants)
Setiap anggota akan diminta untuk menandatangani suatu perjanjian di
akhir kelas yang diikutinya. Perjanjian atau covenant merupakan bagian
yang paling penting dari kursus yang diadakan karena alasan-alasan
berikut:
- Kita menjadi bagian dari obyek komitmen kita
- Setiap gereja dicirikan oleh apa yang menjadi komitmennya
- Jemaat mau memberikan komitmen kepada hal yang memiliki
arti bagi mereka
- Jika gereja tidak meminta komitmen dari jemaat, maka
komitmen mereka akan diambil oleh orang lain atau hal lain
- Semakin besar komitmen yang kita minta, semakin besar respon
yang akan diberikan
4. Kelompok-kelompok kecil
Di dalam kelompok kecil, jemaat dapat menjalin hubungan yang
diperlukan untuk bertumbuh karena jemaat tidak mungkin dapat
bertumbuh sendiri. Di dalam kelompok kecil, jemaat mempunyai
kesempatan untuk menerapkan semua aspek kepedulian untuk sesama
seperti doa dan kasih bagi sesama. Lewat pergaulan di dalam kelompok
yang memfokuskan pada tujuan-tujuan Alkitabiah, anggota dapat
menemukan relasi yang berarti, mengembangkan karakter Kristus,
menemukan pelayanan mereka dan membagi iman mereka dengan
438 | C A H A Y A I N J I L
teman-teman. Kelompok kecil merupakan bagian yang utama di dalam
rencana pertumbuhan rohani gereja di Saddleback.
5. Kampanye
Gereja Saddleback juga mengadakan program kampanye untuk
pertumbuhan spiritual yang melibatkan seluruh gereja. Tujuan utama
adalah untuk memicu pertumbuhan lewat program yang intensif yang
memfokuskan pada aspek khusus pertumbuhan spiritual. Contoh-contoh
kampanye yang telah dijalankan adalah Tujuan 40 Hari, 50 Hari Iman
dan 40 Hari Komunitas. Menurut Pastor Rick, setiap kampanye yang
diadakan merupakan pengalaman yang memberikan transformasi bagi
gerejanya.
Di dalam suratnya Pastor Rick mengajak setiap gereja yang mau
mengalami kedalaman spiritual yang dialami gereja Saddleback untuk
menerapkan kelima alat pertumbuhan yang sudah terbukti sangat
berkesan untuk pertumbuhan spiritual gerejanya. (Untuk informasi
tambahan dapat mengunjungi www.pastor.com)
Sebuah Hidup Yang Berkelimpahan
Pesan pertama dari seri khotbah tentang "Kualitas Hidup" oleh Pdt. Eric
H. H. Chang
Pesan ini disampaikan di Chinese Gospel Church di Montreal, PQ,
Kanada
Menurut anda, apakah keselamatan itu?
Apakah keselamatan hanya bersangkutan dengan pengampunan dosa-
dosa di masa lalu? Tentu saja, tetapi apakah hanya dengan hal itu
saja? Apakah keselamatan bersangkutan dengan keinginan untuk
masuk sorga? Hal ini ada kebenarannya juga. Biasanya kita
mendengar keselamatan disampaikan sebagai salah satu dari kedua hal
di atas, tetapi saya pikir ada sesuatu yang jauh lebih penting daripada
439 | C A H A Y A I N J I L
kedua hal tersebut. Namun saya hampir tidak pernah mendengar
orang membicarakannya.
Oleh karena itu, mari kita lihat di Yohanes 10:10, sebagai tema dari
khotbah hari ini. Ayat ini sudah tidak asing lagi bagi mereka yang
membaca Injil Yohanes, namun arti sesungguhnya tidak banyak
dipahami orang. Di sini Tuhan Yesus berkata,"Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan."
Apakah Artinya Hidup Berkelimpahan?
Sedikit banyak kita tahu akan arti hidup, tetapi apakah yang dimaksud
dengan hidup berkelimpahan? Di dalam konteks ini, Tuhan Yesus
sedang membicarakan tentang keselamatan. Selanjutnya Ia
membicarakan tentang hal menyerahkan hidupNya bagi domba-
dombaNya. Ia berkata,"Tujuan dari kematianKu (tujuan dari
kedatanganKu) adalah supaya kamu memperoleh hidup, dan hidup
dalam segala kelimpahan."
Hal ini membawa kita kepada inti dari keselamatan. Apakah artinya
menjadi seorang Kristen? Hal ini ada hubungannya dengan kualitas
hidup. Hal ini ada hubungannya dengan semacam kualitas hidup yang
dapat digambarkan sebagai berkelimpahan. Jadi sangatlah penting
bagi kita untuk mengerti arti kata berkelimpahan.
Contoh 1: Hanya Bertahan Hidup
Apakah artinya 'berkelimpahan'? Sewaktu kuliah di Inggris, saya biasa
naik sepeda motor. London adalah kota yang besar. Sebagai
mahasiswa miskin, transportasi terasa sangat mahal. Seorang bekas
teman mahasiswa di Sekolah Alkitab menjual sepeda motor tuanya
kepada saya dengan harga murah, sewaktu dia akan berangkat ke
Jepang sebagai misionaris. Sepeda motor tua tersebut luar biasa
beratnya. Untunglah kondisi tubuh saya waktu itu lebih baik daripada
sekarang. Anda harus seorang yang sangat kuat untuk bisa
mengendarai sepeda motor seperti itu, karena kalau sepeda motor itu
roboh, sangat sulit untuk diberdirikan lagi. Tetapi sepeda motor itu
berguna bagi saya karena saya cukup sering bepergian, dan saya dapat
menghemat banyak uang karena sepeda motor ini hemat bensin.
Namun mengendarai sepeda motor seperti ini sangat berbahaya. Saya
pikir ada tiga atau empat kali kejadian di mana saya hampir kehilangan
440 | C A H A Y A I N J I L
nyawa saya. Terlebih lagi kalau hujan, saya menjadi basah kuyup
terutama kalau saya tidak membawa jas hujan. Dalam cuaca dingin
saya membeku kedinginan karena angin yang bertiup langsung ke arah
saya. Tentu saja mengendarai sepeda motor sekeliling London
membuat saya sangat kotor. Kadang-kadang kalau saya tiba di
sekolah, muka saya menjadi hitam sedangkan kacamata debu yang
saya pakai meninggalkan dua lingkaran putih di sekeliling mata saya.
Saya kelihatan seperti seekor panda. Jadi sepeda motor ini merupakan
alat transportasi tingkat paling dasar, dan juga sangat berbahaya.
Kendaraan ini terkadang membuat saya basah, terkadang membuat
saya dingin, dan pada akhirnya terkadang membuat saya kelihatan
sangat lucu. Namun bagaimanapun juga kendaraan ini adalah sebuah
alat transportasi.
Contoh 2: Hampir Berkecukupan
Beberapa tahun kemudian, saya naik tingkat sedikit. Saya berhasil
membeli sebuah mobil tua. Kali ini saya dapat bepergian tanpa
menjadi basah kuyup bila hujan. Saya juga tidak kelihatan seperti
seekor panda seperti waktu dulu setiap kali saya habis memakai
sepeda motor. Dan tentu saja jauh lebih aman. Satu-satunya masalah
ialah mobil ini sangat tua dan tenaga mesinnya sangat kecil. Kalau
saya harus bepergian melalui jalan tol, saya harus menginjak pedal
gasnya dengan sekuat tenaga, barulah mobil ini dengan enggan mulai
menaikkan kecepatannya sehingga mencapai kecepatan yang luar
biasa (untuk ukuran mobil ini): 55 mil/jam. Dalam kecepatan seperti
itu, mobil ini akan bergetar. Rasanya seperti pesawat yang hendak
lepas landas. Karena itu untuk menghindari getaran dan kebisingan
suaranya, saya harus mengurangi kecepatan menjadi 50 mil/jam, yang
berarti akan memakan waktu cukup lama untuk tiba di tempat tujuan.
Jadi dari sepeda motor ke mobil, taraf kehidupan telah naik dari tingkat
kebutuhan dasar ke suatu tingkat yang belum bisa dikatakan
berkelimpahan tetapi sedikitnya lebih baik daripada sebelumnya.
Contoh 3: Mendekati Berkelimpahan
Beberapa tahun kemudian saya naik tingkat lagi, ke tingkat yang
sedikit lebih baik, ke mobil yang lain. Mobil ini juga sebuah mobil yang
sangat tua, tetapi kondisinya prima dan tenaga mesinnya jauh lebih
besar. Sekarang situasi saya mulai membaik. Sedikit demi sedikit
saya mulai menuju ke arah berkelimpahan. Mesin mobil ini sekarang
mempunyai kekuatan yang cukup memadai. Saya bahkan dapat
441 | C A H A Y A I N J I L
menempuh perjalanan dari Jerman Utara ke Jerman Selatan (dari
ujung ke ujung) dalam waktu 12 jam. Mobil itu dapat meluncur
dengan kecepatan 70 mil/jam di jalan tol Jerman dan mesinnya tidak
ribut sama sekali. Inilah yang namanya mulai mendekati tahap
berkelimpahan.
Apakah artinya hidup berkelimpahan? Contoh di atas memberikan
sedikit gambaran. Seperti apakah hidup anda? Apakah anda hidup
dengan bersusah-payah dari hari ke hari? Apakah anda kedinginan dan
basah kuyup tetapi tidak tahu bagaimana anda masih tetap bertahan?
Anda berharap anda tidak membeku setiap kali cuaca menjadi dingin,
atau basah kuyup setiap kali hujan turun. Anda tentu ingin mempunyai
kualitas hidup yang lebih baik.
Kita Ingin Kualitas Hidup Yang Lebih Baik
Kualitas hidup diperlukan sekali dalam kehidupan kita sehari-hari.
Perhatikan bahwa hampir semua perkembangan di bidang perdagangan
dan perindustrian dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
Kalau tidak, lalu untuk apa semuanya ini?
Ambil satu contoh misalnya, lihatlah berapa banyak cara yang dapat
anda lakukan untuk memasak makanan anda di zaman sekarang ini.
Betul-betul luar biasa. Anda dapat menggunakan kompor minyak
tanah atau kompor gas yang mengeluarkan nyala api. Kemudian ada
banyak cara memasak lainnya yang tidak menggunakan nyala api.
Dari kompor gas, kita beralih ke kompor listrik yang menggunakan
kumparan. Kompor ini tidak mengeluarkan nyala api sama sekali. Ada
kumparan yang di saat menjadi panas, pijaran merahnya bisa terlihat.
Namun ada satu macam lagi yang kumparannya tidak menjadi merah.
Nah, ini agak berbahaya. Anda tidak akan menyadari kalau kumparan
itu panas dan jika dipegang, kemungkinan besar anda akan berakhir di
rumah sakit.
Jadi orang mengembangkan banyak cara baru untuk memasak.
Sekarang ini ada semacam kompor yang disebut kompor induksi.
Kompor induksi tidak menjadi panas sama sekali bila dipakai. Ini
adalah alat baru, tersedia semenjak beberapa tahun terakhir ini.
Harganya masih cukup mahal. Kompor induksi ini bekerja dengan
prinsip yang sama sekali berbeda. Caranya ialah dengan mengaktifkan
molekul-molekul di alat logamnya (prinsip ini hanya bekerja terhadap
442 | C A H A Y A I N J I L
logam) sehingga menghasilkan panas. Ini mengakibatkan panci
logamnya menjadi panas, tetapi kompornya tidak panas. Setelah
selesai memasak dan panci logamnya dilepaskan, kompornya sendiri
tetap dingin. Jadi kalau ada anak kecil yang kebetulan menyentuh
kompor tersebut, tangannya tidak akan terbakar.
Apakah tujuan dari semuanya ini (belum lagi apa yang disebut dengan
convection cooker, microwave cooker dsb), kalau bukan untuk
meningkatkan kualitas hidup kita? Kenapa anda bekerja? Kenapa
anda mencari pekerjaan yang lebih baik? Kenapa kita membuat
komputer menjadi semakin canggih dan semakin kecil? Semuanya ini
adalah untuk kemudahan hidup kita, untuk meningkatkan kualitas
hidup kita.
Jika kita teliti bidang-bidang lainnya, kita melihat bahwa tenaga
pendorong segala macam gerakan di dalam sejarah manusia adalah
pencarian kualitas hidup. Mengapa terjadi banyak revolusi? Apa
penyebab Revolusi Perancis yang terjadi lebih dari 200 tahun yang
lalu? Hal ini dimulai dari kebutuhan akan roti - bahan pangan dasar
untuk hidup. Setiap revolusi berprihatin dengan peningkatan kualitas
hidup. Apa penyebab revolusi di Cina? Rakyat Cina ditekan dan
petani-petaninya tidak mempunyai ladang sendiri. Jadi revolusi adalah
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Begitu manusia
kehilangan tujuan revolusi, maka revolusi itu akan gagal. Tidak ada
seorangpun yang menginginkan revolusi hanya untuk sekedar revolusi
saja - ini tidak ada artinya.
Kekristenan Juga Berbicara Tentang Kualitas Hidup Kita
Banyak orang yang berpikir bahwa kepercayaan kekristenan adalah
tentang menuju ke sorga di masa depan. Ini hanyalah mencakup
sebagian kecil dari Injil. Banyak orang yang berpikir bahwa
kekristenan itu bersangkutan dengan pengampunan dosa-dosa di masa
lalu. Hal ini benar, karena dosa-dosa masa lalu menghancurkan
kualitas hidup di masa kini. Masa lalu mempengaruhi masa kini. Jika
anda tidak bebas dari masa lalu, anda tidak bisa hidup dalam sukacita
di masa kini.
Di dalam pekerjaan saya sebagai seorang pendeta, saya harus
memberi konseling kepada banyak orang yang menderita setiap
harinya. Mungkin anda sekarang sedang menderita. Hal-hal apakah
443 | C A H A Y A I N J I L
yang menyebabkan penderitaan bagi anda? Kebanyakannya adalah
hal-hal yang berasal dari masa lalu: masa kecil yang tidak bahagia atau
perkawinan yang gagal. Hal-hal demikian memberi pengaruh yang
amat sangat terhadap anda. Masa lalu selalu mempengaruhi masa
kini. Itulah sebabnya pengampunan dosa-dosa masa lalu adalah
bagian yang penting dari Injil. Tujuannya adalah untuk membebaskan
manusia dari ikatan masa lalu dan perasaan bersalah agar ia dapat
memperoleh hidup yang berkelimpahan di masa kini.
Kehidupan kekristenan menitik-beratkan kehidupan di masa kini.
Tanyalah diri anda sendiri kehidupan seperti apakah yang anda jalani
sekarang ini. Jika kehidupan anda telah dipenuhi dengan sukacita,
dengan arah dan tujuan, dengan kekayaan batin, tentu saja anda tidak
membutuhkan Injil. Apa artinya Injil bagi anda? Jika anda telah
mempunyai semuanya yang anda butuhkan, Injil tidak ada artinya lagi
bagi anda. Yesus berkata orang sakitlah yang membutuhkan dokter.
Orang sehat tidak memerlukan dokter. Jika anda berpikir anda seorang
yang sehat, dan anda tidak menyadari bahwa sesungguhnya anda
sakit, maka anda tidak akan berpikir kalau anda memerlukan dokter.
Yesus ingin membawa kita ke satu kehidupan yang berkelimpahan.
Kadang saya bertanya-tanya di dalam hati berapa banyak orang Kristen
yang menikmati kehidupan dengan sepenuhnya? Saya pikir saya tidak
akan salah kalau saya berkata bahwa jumlahnya sangat sedikit.
Dengan kata lain, misi Yesus telah gagal sejauh hal-hal yang
menyangkut orang Kristen. Ia berkata,"Aku datang, supaya kamu
mempunyai hidup, dan hidup dalam segala kelimpahan." Itu berarti
kalau kita tidak mempunyai kehidupan yang berkelimpahan,
kedatanganNya menjadi sia-sia. Jika Ia datang untuk memberikan
kehidupan yang sungguh kaya dan berkelimpahan namun kita tidak
mengalaminya, apakah penyebabnya?
Berkelimpahan Berarti Menjadi Luar Biasa
Ada dua definisi dari kata ini yang terdapat di dalam kamus standar
yang diterjemahkan sebagai "berkelimpahan". Definisi pertama adalah
" luar biasa, istimewa, hebat". Jadi kalau anda hidup dalam
kelimpahan, anda hidup dalam suatu kehidupan yang luar biasa. Jika
orang-orang melihat kehidupan anda, mereka akan berkata bahwa ada
sesuatu yang luar biasa di dalam kehidupan anda. Kapan terakhir kali
orang-orang melihat sesuatu yang istimewa di dalam kehidupan
444 | C A H A Y A I N J I L
kekristenan anda? Atau sebaliknya mereka berkata, "Kalau yang
namanya orang Kristen itu seperti engkau, lupakanlah itu! Saya puas
dengan keadaan saya sekarang." Itulah perasaan saya sewaktu saya
belum menjadi orang Kristen. Saya mengenal beberapa orang yang
memanggil diri mereka orang Kristen tetapi saya tidak melihat
sesuatupun yang istimewa di dalam kehidupan mereka. Mereka cepat
naik darah sama seperti orang lain. Mereka juga tidak mempunyai
sukacita sama seperti orang lain. Tak ada sesuatupun yang menarik
perhatian saya, tak ada sesuatupun yang membuat saya tertarik
kepada Injil.
Berkelimpahan Berarti Dipenuhi
Definisi ke dua dari kata "berkelimpahan" ini adalah "berlebih-lebihan,
atau melebihi kebutuhan". Seperti yang telah saya tunjukkan di atas,
sepeda motor adalah kebutuhan dasar alat transport . Tetapi mobil
terakhir yang saya sebut tadi adalah sebuah alat transport yang telah
melebihi kebutuhan dasar. Mobil itu bahkan dilengkapi dengan alat
penghangat. Dalam cuaca dingin alat penghangat itu bisa saya buka.
Hal ini tidak mungkin saya lakukan dengan sepeda motor. Jadi
keadaan ini telah melebihi kebutuhan dasar, lebih dari sekedar
mempertahankan hidup.
Entah anda seorang Kristen atau bukan, saya tanya sekali lagi,
bagaimanakah kondisi kehidupan anda? Apakah anda hidup penuh
dengan kepuasan? Sewaktu saya berkunjung ke Cina beberapa tahun
terakhir ini, saya melihat kekosongan batin orang-orang di sana.
Pernah sekali saya bertemu seorang mahasiswi yang sedang berjalan
mondar-mandir di dalam kampus, lalu saya berkata kepadanya, "Kamu
kelihatannya sedang punya banyak pikiran." Dia menjawab, "Betul,
aku tidak tahu apa gunanya belajar seperti ini." Dia langsung berterus-
terang. Saya tidak mengenal dia. Helen (istri saya) dan saya pada
saat itu sedang berjalan-jalan. Dia langsung berterus-terang, "Aku
tidak tahu apa tujuannya belajar seperti ini, belajar mati-matian.
Tetapi kalau memang ada tujuannya, aku tidak berkeberatan. Tetapi
kalau tidak ada tujuannya, apakah kualitas kehidupan materiil dapat
memuaskan batin manusia?"
Kita Membutuhkan Kelimpahan Batin
Ada dua macam kelimpahan, yaitu kelimpahan eksternal dan
kelimpahan internal. Apakah kelimpahan eksternal dapat memuaskan
445 | C A H A Y A I N J I L
kebutuhan internal? Jawabannya sudah jelas tidak. Tetapi hal yang
lebih menyedihkan adalah bila anda tidak mempunyai kelimpahan
eksternal maupun kelimpahan internal. Dan mereka yang mempunyai
kelimpahan eksternal sekalipun bisa menjadi orang-orang yang paling
menyedihkan dan sengsara juga. Saya baru saja membaca sebuah
statistik kehidupan di Kanada. Tentu saja kebanyakan orang di Kanada
mempunyai kelimpahan eksternal. Namun ini tidak berarti bahwa
setiap orang di sana adalah jutawan. Tetapi setiap orang mempunyai
apa yang mereka butuhkan, atau sedikit lebih banyak dari apa yang
mereka butuhkan. Meskipun demikian, statistik terakhir di Kanada
menunjukkan bahwa ada sekitar 3 juta jiwa yang sedang dirawat
karena penyakit depresi, yang sedang dalam pengobatan. Saya
terkejut dengan angkanya: 3 juta? Jumlah penduduk Kanada hanyalah
sekitar 21-22 juta jiwa. Itu berarti hampir setiap 1 dari 7 orang
menderita penyakit depresi.
Kelimpahan Eksternal Tidak Dapat Memuaskan
Apakah kelimpahan eksternal dapat memuaskan kebutuhan batin
manusia? Statistik menjawab pertanyaan itu. Bahan materiil tidak
memuaskan kebutuhan batin. Saya pernah melihat orang miskin yang
mempunyai kelimpahan internal (spirituil) dan mereka sangat
berbahagia. Mungkin hidup mereka melarat, tetapi mereka adalah
orang-orang yang berbahagia, yang mendemonstrasikan bahwa
kebahagiaan dan kelimpahan spirituil tidak ada hubungannya sama
sekali dengan kelimpahan materiil. Hal ini sangat penting untuk kita
mengerti. Semuanya ini adalah tentang kualitas hidup.
Kecuali jika gereja hidup sesuai dengan kualitas hidup yang dimaksud
oleh Yesus, kita tidak mempunyai pesan apapun untuk diberitakan.
Lalu kenapa hanya sedikit sekali orang Kristen yang mempunyai
kualitas hidup seperti ini? Mungkin mereka belum mengerti syarat
dasar dari kualitas hidup itu.
Bagaimana Cara Memperoleh Kelimpahan?
Baru-baru ini setelah saya pulang ke Montreal, saya tidak dapat
menghidupkan mesin mobil saya. Seperti yang anda ketahui, mobil
saya adalah sebuah kendaraan antik. Umurnya kurang lebih 18
tahun. Saya rasa sudah cukup umur untuk ikut pemilu di Kanada!
Mobil ini telah ditinggalkan selama lebih dari setahun, jadi tidak
mengherankan kalau sewaktu saya putar kuncinya, tidak ada reaksi.
446 | C A H A Y A I N J I L
Akinya betul-betul mati. Sebelum berangkat saya sebenarnya telah
membuat tindakan pencegahan dengan menggunakan teknologi
mutakhir, yaitu dengan menggunakan alat pengisi aki yang memakai
tenaga matahari. Alat ini mempunyai kapasitas untuk mengisi aki
sebanyak 100 mA/jam, menurut pernyataan pabriknya. Namun
kenyataanya tidak berfungsi. Meskipun aki itu berada dalam kondisi
yang baik sebelum saya berangkat, tetapi sekarang sudah mati total.
Maka saya panggil seorang mekanik yang juga tidak bisa
menghidupkan mobil itu dengan menggunakan akinya. Setelah di tarik
ke bengkel, mereka memperbaiki mobil itu dengan hanya melakukan
dua hal. Hal yang pertama adalah dengan mengganti oli, karena olinya
sudah terlalu kental, sehingga menyulitkan gerakan mesin. Hal yang
kedua adalah dengan mengganti aki, karena akinya tidak bisa diisi
lagi. Ada dua perubahan utama yang harus dilakukan. Olinya yang
menghambat gerakan mesin harus diganti, dan kemudian diperlukan
sumber energi yang baru.
Saya pikir banyak orang Kristen yang hanya melakukan satu dari dua
hal di atas. Di saat mereka datang kepada Tuhan, mereka mengakui
dosa-dosa mereka. Mereka dibersihkan dari pencemaran dan kotoran
masa lalu. Tanpa penggantian "oli lama", mesinnya tidak bisa
bergerak. Tetapi jika anda tidak memakai aki baru, masalahnya masih
tetap belum terpecahkan. Apakah persamaan kata dari aki baru?
Sumber kekuatan yang baru. Banyak orang Kristen yang kelihatannya
kekurangan unsur ini. Tuhan Yesus berkata,"Akulah Hidup" (Yohanes
14:6). Kecuali jika Tuhan Yesus masuk ke dalam diri kita sebagai
hidup, sebagai sumber kekuatan kita, kita tidak akan bisa hidup.
Kita Membutuhkan Suatu Sumber Kekuatan Yang Baru
Apakah anda mempunyai sumber hidup yang baru ini di dalam diri
anda? Di Kolose 3:4 Paulus berkata, "Kristus adalah hidup kita".
Yesus datang untuk memberi kualitas hidup yang luar biasa kepada
kita. Jika kualitas hidup ini tidak ada, kehidupan kekristenan kita akan
mengalami masalah serius. Ini dapat berarti kita tidak memiliki
sumber hidup baru itu di dalam kita. Atau ini bisa berarti sumber
kekuatan itu begitu lemahnya sehingga kita tidak bisa berfungsi terlalu
lama.
Lihatlah kehidupan kita. Contohnya, apakah kita mempunyai masalah
dalam hubungan satu sama lain? Saya melihat hal yang merisaukan
447 | C A H A Y A I N J I L
dimana di antara orang Kristen, misalnya di dalam hubungan
perkawinan atau hubungan rumah tangga, terjadi banyak masalah.
Belum lagi masalah dalam hubungan dengan diri sendiri. Dalam
keadaan seperti ini, orang-orang Kristen itu masih melibatkan diri
mereka dengan segala macam kegiatan. Kadang-kadang mereka juga
terlibat dalam kegiatan kepemimpinan kegerejaan. Anda bisa terka
masalah-masalah apa yang bakal dihadapi oleh gereja. Jadi jangan
kaget kalau anda menemukan orang-orang Kristen yang tidak memiliki
sesuatupun yang istimewa. Sepertinya ini adalah kondisi mayoritas
orang-orang Kristen.
Sulit Sekali Untuk Mematikan Kehidupan Yang Lama
Anda akan mendapatkan bahwa untuk membuang kehidupan yang
lama itu adalah hal yang paling sulit di dalam kehidupan kita. Kenapa
aki itu ditinggalkan di dalam mobil? Saya bisa saja mengeluarkannya
lalu menyimpannya di dalam rumah supaya aki itu tidak membeku di
musim dingin. Sebenarnya hal itu sudah saya coba namun akinya
macet sehingga tidak bisa dikeluarkan. Ini bukan karena saya tidak
tahu bagaimana cara mengeluarkannya. Waktu dulu saya sering
mengeluarkan aki dari mobil. Tetapi kali ini aki itu macet sekali sampai
tidak ada sesuatupun yang dapat saya lakukan untuk
mengeluarkannya. Hanya mekanik di bengkellah yang mempunyai
peralatan yang tidak saya miliki untuk mengeluarkannya.
Itulah masalahnya dengan kebanyakan orang Kristen. Mereka tidak
bisa mengeluarkan kehidupan yang lama untuk diganti dengan yang
baru. Betapapun kerasnya mereka berusaha, kehidupan yang lama itu
masih tetap ada.
Apakah kehidupan yang baru itu? Itu berarti suatu kehidupan di mana
Yesus menjadi sumber kekuatannya. Hanya Dialah yang sanggup
mengeluarkan kehidupan lama kita dan menggantinya dengan
hidupNya yang baru, apabila kita menyerahkan diri kita secara total
kepadaNya.
Kenapa kita harus membuang kehidupan yang lama? Karena
kehidupan yang lama adalah kehidupan yang dipenuhi dosa. Dosa
merusak kualitas hidup. Itulah sebabnya gereja memberitakan pokok
persoalan dosa. Kita tidak suka membicarakan dosa, tetapi kita harus
mengerti bahwa dosa harus ditangani. Sama seperti penyakit yang
448 | C A H A Y A I N J I L
merusak kualitas hidup jasmani kita, dosa merusak kualitas hidup
rohani kita.
Dosa Sekecil Apapun Bisa Merusak Kualitas Hidup Kita
Apakah anda menyembunyikan dosa di dalam hati anda? Satu dosa
yang kecil mampu merusak kualitas hidup anda. Contohnya,
kecemasan. Kecemasan mempengaruhi hampir setiap orang zaman
sekarang ini. Anda mungkin tidak menyangkanya. Apakah kecemasan
itu dosa? Ya, kecemasan itu dosa. Kenapa? Karena kecemasan
mengekspresikan kekurangan iman kita kepada Allah. Kekurangan
iman kepada Allah adalah dosa bagi orang Kristen. Jika anda percaya
kepada Allah, anda tidak akan cemas.
Banyak sekali hal-hal yang dapat mencemaskan kita. Apa yang akan
terjadi terhadap pekerjaan saya? Apa yang akan terjadi terhadap
kesehatan saya? Apakah saya akan mengalami kecelakaan mobil? Ada
orang yang menggantung jimat (patung orang saleh, misalnya) di
dalam mobil yang kononnya dapat memberi perlindungan. Kecemasan
menggerogoti segalanya. Anda tidak perlu menjadi dokter untuk
menangkap kecemasan yang terlukis di wajah orang-orang. Apakah
kekasih saya masih mencintai saya besok? Apakah suami saya masih
akan tetap setia kepada saya? Apakah anak-anak saya akan tumbuh
menjadi anak-anak yang baik? Apakah mereka akan terlibat dengan
narkotika? Bagi mereka yang masih sekolah, nilai apa yang akan
tercapai? Jika saya tidak mendapatkan nilai yang baik, saya tidak akan
mempunyai masa depan. Kecemasan dan kekuatiran. Melihat
kenyataan bagaimana kecemasan merusak diri kita adalah hal yang
menakutkan.
Selain kecemasan, masih ada dosa-dosa lain di dalam hidup kita.
Lihatlah daftar dosa-dosa yang disebut di Galatia 5:18-21. Iri hati,
perselisihan dan dosa-dosa seksuil. Setiap dosa, tidak peduli
bagaimanapun kecilnya, akan merusak kualitas hidup anda. Itulah
sebabnya Yesus datang untuk menghapus dosa.
Kebenaran Mendatangkan Hidup Yang Berkualitas
Mengapa gereja mengajarkan kebenaran? Karena kebenaranlah yang
memberi kita kualitas hidup. Bahkan orang-orang yang berkecimpung
di dunia bisnispun menyadari kepentingan prinsip ini. Baru-baru ini
saya membaca tentang suatu kualitas yang dihasilkan dari senyuman.
449 | C A H A Y A I N J I L
Tentu saja jika anda tidak mempunyai kualitas hidup, anda tidak bisa
tersenyum, atau sedikitnya akan sangat sulit untuk tersenyum. Survai
ini mencoba untuk menerangkan apa sebabnya orang-orang tertarik
untuk berbelanja di toko tertentu dan tidak di toko lainnya. Apakah
karena toko itu menjual lebih banyak barang dagangan? Tidak. Survai
memberikan jawaban yang tak diduga: penyebabnya ialah para
pelayan toko di bagian 'checkout' yang selalu tersenyum kepada para
konsumen. Luar biasa! Senyuman dapat begitu mempengaruhi para
konsumen sehingga mereka mau kembali lagi. Ini benar-benar suatu
hal yang patut direnungkan. Dengan kata lain, mereka itu tidak hanya
mengunjungi toko sekedar untuk berbelanja. Mereka juga
berkeinginan untuk mendapatkan senyuman itu. Bukan main!.
Begitulah miskinnya keadaan rohani kita sehingga memerlukan
senyuman itu.
Antara suami dan istri, kita sering lupa untuk tersenyum satu dengan
yang lain. Karena kita selalu melihat satu sama lain setiap hari, jadi
kita pikir untuk apa tersenyum? Janganlah meremehkan dampak dari
senyuman terhadap hubungan suami-istri.
Yesus Datang Untuk Memberikan Kekuatan Di Dalam Hidup Kita
Yesus datang untuk memberikan suatu kualitas hidup dimana kita
masih dapat tersenyum meskipun dalam kesulitan. Ini adalah definisi
pertama 'kualitas hidup', yaitu kehidupan yang luar biasa. Apakah arti
kehidupan yang luar biasa itu? Itu berarti kemampuan untuk
tersenyum disaat setiap orang gagal mencari alasan untuk tersenyum.
Disaat seluruh dunia berada dalam kemurungan, orang-orang Kristen
harus mampu tersenyum. Saya tidak bermaksud bahwa senyuman itu
merupakan bukti dari kesukacitaan. Saya seringkali dipenuhi rasa
sukacita namun saya tidak selalu tersenyum. Tetapi kesukacitaan
kadangkala diekspresikan lewat senyuman. Tentu saja ada orang-
orang yang sudah begitu terlatih sehingga mereka dapat terus
tersenyum: wajah mereka seolah-olah telah diukir dengan sebuah
senyuman. Sama seperti para pelayan di toko itu: mereka telah dilatih
dan diwajibkan untuk tersenyum kepada para konsumen. Padahal di
dalam hati mereka tidak ada kesukacitaan sama sekali. Dimana lagi
kita dapat temukan kesukacitaan sejati selain di dalam Yesus?
Bila Yesus datang, Dia akan memberi kita sebuah kehidupan - suatu
kuasa di dalam diri kita. Pokok persoalan ini sendiri memerlukan lebih
450 | C A H A Y A I N J I L
banyak waktu untuk dijelaskan. Tetapi singkatnya adalah sebagai
berikut. Dalam menjalani kehidupan ini, saya menyingkir. Saya
menyingkirkan perasaan saya sendiri. Saya bisa merasa sedih, cemas,
namun semuanya itu saya singkirkan. Saya buang semuanya itu
bersama-sama dengan manusia lama saya, lalu saya biarkan Yesus
mengambil alih. Saya harus senantiasa melakukan hal ini. Dialah yang
hidup di dalam saya. Untuk berkata bahwa Yesuslah hidup saya adalah
omong kosong belaka kecuali jika Dia benar-benar hidup di dalam
saya. Dan agar supaya Dia dapat hidup di dalam saya, saya harus
menyingkir. Saya dapat merasakan kecemasan di dalam hati saya,
tetapi begitu perasaan cemas itu datang, saya akan berkata,
"Ampunilah aku, Tuhan. Aku ikut campur lagi. Sekarang, mari Engkau
hidup di dalamku."
Saya harap anda mulai mengerti unsur penting dari kualitas hidup ini.
Dan melalui kasih karunia Allah anda akan dapat mewujudkan kualitas
hidup ini di dalam hidup anda. Sehingga bila ada orang yang bertemu
dengan anda, ia akan berkata, "Wah, orang ini sungguh berbeda dari
yang lain!"
Sepuluh Langkah Doa
Khotbah oleh Pendeta Eric Chang
Apakah Anda berdoa?
Hari ini, saya akan membagikan tentang subyek penting doa. Doa
adalah landasan utama kehidupan seorang Kristen. Pikirkan sejenak
tentang kehidupan doa Anda. Seperti apakah kehidupan doa Anda?
Apakah Anda menikmatinya? Berapa menit dalam sehari Anda
luangkan untuk berdoa? Saya tidak akan bertanya berapa jam kita
berdoa karena kalau kita meluangkan beberapa menit saja itu sudah
cukup baik.
Apakah sebenarnya doa itu? Bukankah aneh kita perlu menanyakan
pertanyaan seperti ini padahal banyak orang Kristen merasa yakin
451 | C A H A Y A I N J I L
bahwa mereka tahu tentang doa. Apakah doa itu semacam kegiatan
keagamaan? Bukankah seringkali doa itu hanyalah suatu aktivitas
dimana kita berbicara kepada diri sendiri? Sama seperti dalam
perumpamaan orang Farisi dan si pemungut cukai. Sang Farisi telah
menjadi seorang yang pakar dalam hal berbicara kepada diri sendiri,
dan ia mengira itulah yang dimaksudkan dengan doa. Apa pemahaman
Anda mengenai doa?
Doa adalah menjalin suatu persahabatan dengan Allah
Saya akan mendefinisikan doa dengan cara yang berbeda,
sebagaimana yang diajarkan Kitab Suci. Menurut Alkitab doa adalah
suatu jalinan persahabatan dengan Allah. Seseorang menjalin
persahabatan dengan seorang yang lain melalui percakapan dengan
orang itu. Apakah ada cara lain untuk membangun suatu
persahabatan? Dapatkah Anda memikirkan cara lain untuk membangun
persahabatan dengan Allah terlepas dari doa? Apakah ada cara lain?
Saya tidak tahu cara yang lain. Jika kita tidak berdoa, kita tidak akan
pernah mengenal Allah sebagai Sahabat. Karena itu makna penting dari
doa adalah bahwa melalui proses doa, kita berangsur-angsur sedang
membangun persahabatan kita dengan Allah.
Apakah Anda memiliki persahabatan dengan Allah? Tidak jika Anda
tidak berdoa. Jadi janganlah menganggap doa sebagai suatu kegiatan
keagamaan. Dapatkanlah konsep doa yang alkitabiah. Doa adalah
suatu komunikasi dengan Allah dengan tujuan untuk membangun
persahabatan dengan-Nya. Tidak akan ada persahabatan yang terjalin
jika Anda tidak menghabiskan waktu dengan orang itu. Dan tahap
persahabatan Anda dengan orang itu sebagian besar akan ditentukan
oleh banyaknya waktu yang rela Anda berikan kepada orang itu.
Pertanyaannya adalah, apakah Anda ingin memiliki Allah sebagai
Sahabat? Jika Anda menginginkan persahabatan itu, maka Anda akan
senang berdoa. Anda akan rindu untuk berdoa karena Anda ingin
menjadi seorang sahabat Allah.
Akankah Allah menjadi Sahabat atau Hakim Anda?
Di saat Anda bertemu dengan Tuhan, apakah Anda akan bertemu
dengan-Nya sebagai Sahabat atau Hakim? Jika Anda belum pernah
berbicara dengan-Nya, maka Anda tidak akan mengenal-Nya sebagai
452 | C A H A Y A I N J I L
Sahabat. Bukankah Ia kemudian akan berkata kepada Anda, "Aku tidak
mengenalmu. Kamu belum pernah berbincang-bincang dengan-Ku.
Siapakah kamu? Aku tidak mengenalmu. Enyahlah dari-Ku." Apakah ini
hanya suatu khayalan? Saya rasa tidak. Anda mungkin akan
menemukan bahwa di Hari itu Tuhan akan berkata, "Kamu belum
pernah berbicara kepadaKu." Terutama jika seluruh doa Anda hanyalah
merupakan suatu kegiatan keagaman atau untuk mendapatkan
dampak psikologis - semacam omongan kepada diri sendiri untuk
mendapatkan suatu 'mood' tertentu. Jika demikian doa kita bukan doa
yang membuahkan kontak dengan Allah, karena tidak ada suatu
hubungan dengan-Nya.
Di Hari itu Anda akan berkata kepada-Nya, "Tuhan, Tuhan, aku percaya
kepada seluruh doktrin-doktrin yang benar. Aku seorang yang sangat
ortodoks. Aku seorang Kristen sejati. Setiap orang di gerejaku
mengenal aku." Tuhan akan berkata, "Mereka mungkin mengenal kamu
tetapi Aku tidak mengenal kamu!"
Sekarang, dapatkah Anda melihat betapa pentingnya bagi kita untuk
berkomunikasi dengan-Nya. Melalui komunikasi ini kita sedang
membangun persahabatan dengan-Nya. Inilah doa. Mungkin Anda
dapat menempel sebuah stiker di dinding yang berbunyi,
"Persahabatan dengan Allah - itulah sasaranku". Nah, jika Anda
seorang pelayan Tuhan, hal ini bahkan menjadi lebih penting lagi.
Sebagai hamba-Nya kita harus memuridkan orang lain. Anda tidak
dapat melimpahkan sesuatu yang tidak Anda miliki kepada murid Anda.
Jika Anda tidak memiliki persahabatan dengan Allah, lalu apa yang
dapat Anda limpahkan kepada orang lain selain pengetahuan
intelektual? Dan pengetahuan intelektual tidak akan menyelamatkan
Anda.
Pahamilah bahwa sangatlah penting untuk mempraktekkan doa sebagai
suatu sarana untuk membangun persahabatan dengan Allah. Tidak ada
cara lain untuk membangun persahabatan dengan Allah selain melalui
persekutuan dengan-Nya.
Menerima kuasa dan kemuliaan melalui doa
Kita seringkali gagal mengajarkan kepada orang yang baru datang
kepada Yesus bagaimana untuk berdoa. Akibatnya mereka tidak
453 | C A H A Y A I N J I L
bertumbuh. Bahkan lebih buruk daripada itu, kita mendapati bahwa
mereka bahkan tidak mampu bertahan dalam iman dan akhirnya jatuh
atau menjadi murtad. Saya yakin Anda tahu banyak kasus seperti ini.
Tanpa doa tidak ada kuasa. Anda akan mengetahui seberapa sehat
kehidupan doa Anda hanya dengan melihat seberapa banyak kuasa
yang ada dalam kehidupan Anda. Khususnya kuasa untuk mengatasi
dosa. Saya tidak perlu menanyakan kepada seorangpun tentang
kehidupan doa mereka karena hanya dengan melihat kehidupan
mereka saja saya sudah tahu. Saya tahu apakah ia berdoa atau tidak.
Sewaktu Musa naik ke atas gunung dan berkomune dengan Allah, apa
yang terjadi? Salah satu hal yang terjadi saat ia turun dari gunung
adalah wajahnya bersinar. Bila Anda berbincang-bincang dengan
seseorang yang hidup dalam doa, Anda akan melihat adanya semacam
kemuliaan di dalam orang itu yang berasal dari Allah.
Sepuluh langkah dalam doa
1. Tetapkan waktu untuk bertemu dengan Allah setiap hari
Saya akan mulai dengan Amos 3:3 dan memusatkan hanya kepada
kata-kata di situ. Amos 3:3, "Berjalankah dua orang bersama-sama,
jika mereka belum berjanji?" Bagaimana dua orang dapat berjalan
bersama kecuali jika berjanji. Kata dalam bahasa Ibrani ini yang
diterjemahkan sebagai 'janji' mempunyai dua makna yang berbeda
namun berkaitan, dan saya akan menggunakan kedua makna tersebut.
Salah satu dari makna kata ini adalah perjanjian (appointment), makna
yang lainnya adalah persetujuan (agreement). Keduanya saling
berkaitan. Bila Anda menyetujui suatu perjanjian, berarti Anda sudah
membuat suatu persetujuan. Jadi hal pertama tentang doa adalah Anda
membuat suatu perjanjian dengan Allah, dimana Anda menetapkan
waktu dalam satu hari itu untuk bertemu dengan-Nya. Nah, penetapan
waktu itu mutlak diperlukan bila Anda seorang Kristen baru karena
Anda belum lagi belajar untuk berkomune secara konstan dengan
Tuhan.
Jadi buat permulaan tidak perlu menetapkan sasaran yang terlalu tinggi
umpamanya doa yang tiada hentinya. Jika Anda mempunyai masalah
untuk berdoa selama lima menit saja maka kita tidak perlu
membicarakan doa yang tiada hentinya. Jadi kita akan menempatkan
454 | C A H A Y A I N J I L
objektif yang lebih rendah mengingat kemiskinan kehidupan rohani
orang Kristen. Saya ingin membahas hal ini di tingkat yang sangat
praktis.
Saya sarankan mulai dengan sepuluh menit saja, berdoa selama
sepuluh menit. Nah, apa yang Anda lakukan dalam waktu sepuluh
menit itu amatlah penting. Sudah pasti jika Anda menggunakan
sepuluh menit itu untuk tidur, kondisi Anda tidak akan berubah. Hal
yang penting adalah berdoa dengan fokus total. Harap diperhatikan
kata ini,fokus total. Sepuluh menit saja. Meskipun berkonsentrasi bisa
menjadi suatu proses yang sangat meletihkan, tetapi saya pikir, untuk
sepuluh menit, kita dapat mengeluarkan segala sesuatu dari pikiran
kita dan memusatkan perhatian kita hanya kepada Yesus.
Dapatkah Anda memberikan sepuluh menit untuk berkomune dengan
Tuhan? Apakah sepuluh menit itu terlalu berharga bagi Anda? Apakah
sepuluh menit itu permintaan yang terlalu banyak? Menyedihkan,
bukan? Yesus memberikan nyawa-Nya bagi kita akan tetapi kita tidak
bisa memberi sepuluh menit untuk Dia! Tetapi percayalah, ada banyak
orang Kristen yang bahkan tidak berdoa untuk sepuluh menit, dan
dampaknya adalah gereja yang dipenuhi oleh banyak sekali masalah.
Jikalau seluruh anak Tuhan mau berdoa bahkan untuk sepuluh menit
saja sehari, Anda akan melihat betapa berbedanya kehidupan di dalam
gereja. Gereja akan terus-menerus diubahkan.
Jelas saya bukan berkata bahwa selamanya Anda harus berdoa hanya
untuk sepuluh menit saja sampai di akhir hayat. Di saat persahabatan
Anda dengan Allah mulai terjalin, Anda akan berkeinginan untuk berdoa
lebih lama dan Anda tidak akan merasa waktunya berjalan dengan
lambat. Intinya disini bukan mengenai seberapa lama waktu yang Anda
gunakan untuk berdoa. Intinya bukan mengenai kuantitas. Hal yang
penting adalah kualitas doa Anda. Jika Anda sedang marah dengan
pacar Anda, dan Anda menghabiskan waktu sepuluh menit dengannya
tetapi saling tidak berbicara, lalu apa gunanya waktu sepuluh menit
itu? Jadi kualitas dari waktu sepuluh menit itu ditentukan dari fokus
yang kita miliki kepada Yesus.
Seberapa penting menjalin persahabatan dengan Tuhan?
455 | C A H A Y A I N J I L
Seberapa pentingnya persahabatan dengan Allah itu bagi Anda? Saya
tadi sudah berkata bahwa tanpa persahabatan dengan Allah Anda
bahkan tidak akan diselamatkan! Karena pada Hari itu, Tuhan akan
berkata, "Kamu tidak pernah berbicara kepada-Ku. Bisa jadi kamu
telah menghabiskan banyak waktu berbicara kepada diri sendiri atau
melakukan kegiatan keagamaan. Kapan kamu pernah berbicara
kepada-Ku?" Saudara yang kekasih, sudahkah Anda berbicara kepada
Yesus hari ini?
Saya bukan menanyakan apakah Anda sudah berdoa hari ini, atau
apakah Anda sudah melakukan saat teduh. Semua itu bisa jadi tidak
lebih dari sekadar kegiatan keagamaan. Saya bertanya sekali
lagi, sudahkah Anda berbicara kepada Yesus hari ini? Dan
bagaimana dengan kemarin? Bagaimana dengan hari sebelumnya?
Kapan terakhir kalinya Anda benar-benar berbicara kepada Yesus? Dan
bila Anda tidak pernah berbicara kepada-Nya, maka pada Hari itu Anda
akan berdiri dihadapan-Nya, Ia akan berkata, "Siapa kamu? Kapan
kamu pernah berbicara kepada-Ku?"
Dan janganlah mengira kepada diri sendiri, "Aku pernah berbicara satu
kali kepada Yesus sekitar sepuluh tahun yang lalu. Aku rasa itu sudah
cukup. Aku pernah berbicara sekali dengan-Nya. Jika kamu
menanyakan kepadaku apakah aku sudah berbicara kepada Yesus, ya,
aku sudah berbicara, sepuluh tahun yang lalu." Yang kita maksudkan
dengan 'berbicara kepada Yesus' disini adalah suatu komune yang
konstan dengan-Nya. Sesuatu yang berlangsung hari demi hari.
Jadi langkah pertama ke dalam doa adalah: Buat janji. Tetapkanlah
suatu waktu dan pastikan bahwa sepuluh menit ini adalah untuk Tuhan.
Saya merasa malu untuk mengatakan bahwa kita hanya bisa memberi
Dia sepuluh menit sehari. Tetapi biarlah kita bersikap rendah hati.
Marilah kita mulai dengan sasaran yang terjangkau oleh kita.
Sekarang Anda sudah menyisihkan sepuluh menit dari jadwal Anda
untuk Tuhan. Anda sudah menyisihkan sekitar tiga jam untuk nonton
TV, dan sepuluh menit untuk Tuhan. Sungguh menyedihkan, namun
saya bersedia untuk turun sampai ke tingkat serendah ini. Anda
menghabiskan dua atau tiga jam untuk TV, baiklah, saya tidak akan
berkomentar apapun. Tetapi bagaimana dengan sepuluh menit untuk
Allah itu? Bukankah tragis saya harus memohon kepada Anda untuk
456 | C A H A Y A I N J I L
memberi sepuluh menit kepada Allah? Yah, sudahlah tidak apa-apa,
tetapi marilah kita mulai dengan ini.
Anda berkata, "Baiklah, sekarang ini sepuluh menitnya. Tetapi apa
yang harus aku lakukan sekarang?" Jelas Anda harus membukanya
dengan ucapan rutin seperti, "Berkatilah ayah dan ibuku, kakek dan
keluargaku, dan tolong mobilku agar tidak mogok hari ini, dan aku
tidak tertimpa kecelakaan." Dalam sepuluh menit ada banyak hal yang
dapat Anda katakan. Nah, memohon agar Tuhan memberkati orangtua
Anda itu adalah suatu hal yang baik, saya tidak mempermasalahkan hal
ini. Tetapi jika Anda mengucapkannya setiap hari, Anda mungkin akan
merasa sedikit jenuh. Jadi pertanyaan saya adalah apakah Anda tidak
mempunyai hal lain untuk dibicarakan kepada Allah selain dari itu?
2. Diamlah sepenuhnya
Langkah selanjutnya adalah berdiam dirilah. Jangan berkata
sepatahpun. Datang dengan sikap rendah hati ke hadirat-Nya.
Pusatkan perhatian Anda kepada-Nya. Saya sarankan agar Anda
menggunakan dua menit pertama dari sepuluh menit yang begitu
berharga itu untuk berdiam diri sepenuhnya, betul-betul diam.
Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 46:11, "Diamlah dan ketahuilah,
bahwa Akulah Allah!" Bila Anda mengetahui bahwa Ia adalah Allah,
Anda akan diam. Apakah Anda akan datang tergesa-gesa kehadirat-
Nya dan berbicara tanpa henti-hentinya? Tidak, Anda datang dan diam
dihadapan-Nya, mengakui-Nya sebagai Tuhan yang berkuasa dan
memperlakukan Allah sebagai Allah.
Kendalikan tubuh Anda
Anda akan mendapati bahwa di saat Anda mulai berdoa seluruh tubuh
Anda akan memberontak. Dan Anda akan terheran-heran, "Kenapa
sangat sulit untuk-ku berdoa?" Jawabannya sederhana. Karena daging
Anda. Sisi kedagingan Anda menolak apa yang berasal dari Allah. Anda
dapat mengukur tingkat kerohanian Anda hanya dengan melihat
bagaimana serunya kedagingan Anda melawan roh di dalam diri Anda.
Jika kedagingan di dalam diri Anda begitu kuat sehingga Anda tidak
mampu mengendalikannya, maka Anda sebaiknya menanyakan apakah
Anda sudah diselamatkan atau belum.
457 | C A H A Y A I N J I L
Jadi kita harus belajar untuk mengendalikan kedagingan kita atau
tubuh kita, melalui Roh Allah. Itu sebabnya doa sangat penting. Ia
berkaitan langsung dengan dasar utama kehidupan rohani. Jadi untuk
dua menit pertama dalam sepuluh menit itu, diamkan setiap aspek di
dalam diri Anda: pikiran, hati, emosi dan seluruh keinginan Anda,
semuanya harus diam. Dan Anda akan menemukan bahwa hal ini
teramat sangat sulit.
Dengan mengatur pernafasan Anda
Satu cara yang dapat menolong mengendalikan tubuh Anda adalah
dengan melambatkan pernafasan Anda. Anda kaget? Paulus berkata di
1 Korintus 9:27, aku melatih tubuhku, dan menguasainya. Aku
memberi diriku bogem mentah, aku memukuli diriku, aku harus
menundukkan tubuh ini karena tubuhku ingin menghalangiku untuk
berdoa. Dan hal yang sering kita dapati adalah bahwa kita harus
belajar mengendalikan tubuh ini baik dari pihak kita dan juga melalui
Roh Kudus yang bekerja secara langsung di dalam kita. Namun tubuh
kita berfungsi melalui pernafasan. Kita tahu bahwa jika kita tidak
minum air untuk sehari lamanya di padang gurun, kita akan sulit
bertahan hidup. Anda dapat bertahan tanpa makanan untuk jangka
waktu yang lama, mungkin untuk tiga puluh, empat puluh hari
lamanya, tetapi Anda tidak akan mampu bertahan tanpa bernafas
bahkan untuk dua menit saja. Allah telah memberikan kita nafas
kehidupan, dan kita dapat mempelajari bagaimana mengendalikan
nafas kehidupan tersebut di dalam kita.
Kita dapat mengendali pernafasan kita dengan memperlambatkan
pernafasan kita. Dengan sengaja memperlambat pernafasan berarti
saya menyuruh tubuh saya untuk, "Minggir! Aku ingin berbicara kepada
Allah." Saya mengatakan kepada tubuh saya, "Kamu tidak
mengendalikan aku lagi. Akulah yang mengendalikan kamu." Dan lewat
pengendalian pernafasan saya, saya mengendalikan tubuh saya.
Dunia telah mengetahui hal ini sejak dahulu kala. Anak-anak dunia
sepertinya lebih bijaksana daripada anak-anak terang. Kita harus mulai
belajar untuk melakukan apa yang dilakukan Paulus, yaitu
menaklukkan tubuhnya. Saya ingin berbicara secara praktis. Saya tidak
mau membicarakan tentang teori-teori doa. Saya mau membicarakan
tentang praktek doa.
458 | C A H A Y A I N J I L
Dengan bersujud
Cara lain untuk mengendalikan tubuh selama sepuluh menit itu adalah
dengan bersujud di hadapan Tuhan. Dengan bersujud kita mengatakan
kepada si tubuh, "Tempatmu ada di bawah Allah. Kamu harus taat
kepada-Nya." Nah, saya mengatakan ini untuk diterapkan kepada doa
yang sepuluh menit itu. Sedikit demi sedikit bila Anda sudah dapat
berdoa untuk satu atau dua jam lamanya maka bersujud tidak lagi
menjadi hal yang praktis untuk rentang waktu selama itu, sebab
setelah beberapa saat lamanya tubuh Anda akan betul-betul membuat
Anda tidak berkonsentrasi. Punggung dan kedua lutut Anda akan mulai
terasa sakit. Semakin lama Anda akan merasa semakin sulit untuk
mengendalikan tubuh. Pada saat itu Anda dapat duduk dan berdoa.
Tetapi sewaktu berada di tahap awal, dalam sepuluh menit yang
pendek itu, saya rasa siapapun juga dapat tetap berlutut selama
sepuluh menit, kecuali jika Anda cacat jasmaniah.
Tentu saja bukan maksud saya bahwa sepuluh menit sehari itu
merupakan seluruh jatah doa Anda untuk hari itu. Akan lebih baik jika
Anda meluangkan sepuluh menit di pagi hari dan sepuluh menit
sebelum tidur. Dan terkadang di sepanjang hari itu mungkin terjadi
hal-hal yang tidak terduga dan Anda tidak bisa berkata, "Ok, masalah
ini akan kutaruh di dalam doa sepuluh menitku sebelum aku tidur."
Anda perlu berdoa setiap kali hal seperti itu terjadi, dan sekali lagi di
dalam situasi itu, ada baiknya untuk berlutut di hadapan Tuhan dalam
doa.
Kendalikan hati Anda
Poin berikutnya yang ingin saya bahas dari Amos 3:3 adalah kata yang
saya katakan dapat bermakna 'janji' atau 'setuju'. Di sini dikatakan
"Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum setuju?"
Nah, hal ini juga penting dalam berdoa. Kita harus membawa hati kita
ke dalam persetujuan dengan Allah. Anehnya ada banyak orang Kristen
yang ingin Allah bersetuju dengan mereka. Kita ingin melakukan
sesuatu dan satu-satunya hal yang kita inginkan dari Allah adalah
berkat-Nya.
Saudara yang kekasih, Anda tidak dapat berdoa seperti itu karena Allah
tidak akan menjawabnya. Suatu persetujuan berarti kita bersetuju
459 | C A H A Y A I N J I L
dengan-Nya. Hal ini diungkapkan dengan sangat baik di dalam
pernyataan Yesus di taman Getsemani, "Bukan kehendak-Ku tetapi
kehendak-Mu yang jadi." Setelah menetapkan waktu, setelah berdiam
diri dan mengendalikan tubuh Anda, maka langkah selanjutnya adalah
mengendalikan hati Anda. Saya tidak bisa memikirkan doa yang lebih
baik daripada doa yang diucapkan Yesus sendiri, "Bukan kehendak-Ku
Bapa, tetapi kehendak-Mu yang jadi." Sekarang kita telah masuk ke
dalam persetujuan yang sempurna dengan Allah. Sekarang kita telah
mencapai tahap dimana kita dapat berjalan bersama.
Bertobat dari dosa-dosa Anda
Nah, bila Anda sudah bersetuju dengan Allah, dan Anda ingin supaya
kehendak-Nya jadi dalam hidup Anda, hal apa yang akan terjadi? Hal
pertama yang menjadi kehendak-Nya adalah pengudusan Anda. Ia
menghendaki Anda untuk bebas dari dosa.
Saudara, tahukah Anda kenapa doa Anda tidak akan didengar? Karena
adanya dosa yang tersembunyi di dalam kehidupan Anda. Dan dosa
adalah apa saja yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jika Anda
jujur dan serius untuk ingin melakukan kehendak-Nya, Anda harus
mulai dengan pertobatan dosa-dosa. Dosa Anda merintangi hubungan
yang erat dengan Allah. Tidak ada gunanya berdoa karena doa Anda
tidak akan tembus kepada Allah.
Saudaraku yang kekasih, haraplah mengerti bahwa dalam doa, tidak
ada hal yang lebih penting daripada pertobatan. Dan tahukah Anda,
kita cenderung berusaha melupakan dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Dan kita berkata, "Ah, itu dosa kecil, amat sangat sepele. Allah tidak
peduli dengan dosa-dosa sekecil itu." Saya berkata kepada Anda bahwa
ukuran dosa Anda bukan intinya disini. Dosa tetaplah dosa, tidak peduli
besar atau kecil.
Pertobatan: Rahasia Kekuatan John Sung
John Sung menulis di dalam catatan hariannya, "Malam ini aku
menyadari bahwa aku belum mengembalikan lima puluh sen kepada
saudara X yang telah membelikan sesuatu untukku." Ia merasa begitu
tertegur karena telah mengabaikan hal seperti itu yang mungkin bisa
menyandung saudara tersebut, dan selanjutnya ia berkata, "Aku
hampir tidak tidur semalaman." Kita belajar dari hamba Allah yang
460 | C A H A Y A I N J I L
hebat ini apa yang menjadi rahasia kekuatannya. Baginya dosa adalah
dosa, tidak peduli apakah itu lima puluh sen atau lima ratus ribu dolar.
Itu adalah dosa. Kuantitas bukan pokoknya disini. Seringkali bila saya
membaca tulisan atau diari dari hamba-hamba Tuhan yang hebat ini,
saya akan mencari rahasia mereka, rahasia kehidupan rohani mereka.
Apa rahasia John Sung? John Sung mengungkapkan kepada kita dalam
diarinya. Ia terus-menerus membuat pengakuan atas dosa-dosanya,
ketidak-cakapannya dan ketidak-layakannya. Ia tidak akan dengan
sengaja membiarkan setitik noda kecil pun dalam hidupnya. Tidaklah
mengherankan apabila ribuan orang datang kepada Tuhan melalui dia
di saat ia menyatakan Firman Allah. Orang sakit disembuhkan, orang
buta dicelikkan dan sebagainya, dan ia tidak terlalu peduli dengan
penyembuhan, ia tidak tertarik dengan penyembuhan. Ia menginginkan
orang-orang untuk masuk ke dalam suatu hubungan dengan Allah.
Penyembuhan adalah perkara sampingan. Jika Allah berkenan
menyembuhkan, ia bersyukur kepada Tuhan. Jadi ingatlah bahwa kita
tidak dapat berkomune dengan Allah kecuali jika kita menjadi seperti
John Sung, begitu peka terhadap dosa yang menghalangi komuni kita
dengan Allah.
3. Tetapkan perhatian Anda kepada Yesus
Poin yang ke tiga adalah, setelah berdiam diri, setelah membiarkan
Allah menyelidiki hati kita untuk menyingkapkan setiap dosa yang
tersembunyi di dalam kita, sekarang kita menetapkan perhatian kita
kepada Yesus. Ini adalah langkah doa berikutnya. Arahkan perhatian
kita kepada Yesus. Hal ini jelas wajar sekali. Maksud saya bila Anda
sedang berbicara dengan seseorang, jika ia ada disini, Anda tidak akan
berbicara sambil menghadap ke tempat lain. Anda pasti akan
memandang satu sama lain tatkala sedang berbicara. Akan tetapi
kebanyakan orang Kristen tidak memandang Yesus bilamana mereka
sedang berbicara, atau mengira, sedang berbicara kepada-Nya. Ibrani
12:2, dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Tidak ada hal yang
namanya doa jika Anda bahkan tidak menyadari akan kehadiran-Nya.
Mulailah melihat Yesus melalui Injil
Tetapi bagaimana kita bisa belajar untuk mengarahkan mata kita
kepada Yesus? Di sini terdapat suatu langkah praktis lainnya yang ingin
saya bagikan kepada Anda karena sangatlah mudah untuk saya
461 | C A H A Y A I N J I L
berkata, "Arahkan mata Anda kepada Yesus", tetapi Anda sama sekali
tidak mengetahui apa yang semestinya Anda lakukan. Ambillah langkah
dasar pertama ke arah ini, dan apakah itu? Bukalah kitab-kitab Injil
dan lihatlah. Untuk apakah kitab-kitab tersebut ditulis? Ke empat Injil
itu memberikan pandangan dari empat dimensi yang berbeda tentang
Yesus. Jadi Anda dapat melihat Yesus melalui pesan di Matius, Markus,
Lukas ataupun Yohanes. Anda dapat melihat Dia dari arah yang
berbeda-beda.
Setelah Anda bersungguh-sungguh bertobat dari dosa-dosa Anda dan
Anda berlutut dihadapan-Nya, hal yang perlu Anda lakukan adalah
membuka Injil dan melihat Yesus di situ. Anda akan mulai membaca
Alkitab dengan cara yang sangat berbeda karena sekarang Anda akan
mulai menyadari mengapa kitab-kitab Injil tersebut ditulis. Anda dapat
membaca perikop apa saja yang Anda sukai. Anda dapat memulainya
dari Matius dan membaca terus sampai ke Yohanes, atau Anda dapat
memulainya dari Yohanes atau dari bagian manapun juga.
Ambillah satu contoh, misalnya Anda sedang membaca sebuah perikop
tentang Yesus di taman Getsemani. Di saat Anda membaca kisah itu,
Anda melihat Yesus. Anda dapat melihat-Nya memasuki taman. Anda
dapat melihat beban berat dalam hati-Nya. Saat-saat kematian-Nya
telah dekat. Dan Anda melihat Dia berdoa sambil bersujud di hadapan
Bapa. Sebenarnya, jika saya membaca kisah ini dengan tepat, Ia bukan
saja bersujud, tetapi menengkurap. Dan lihatlah cara-Nya berdoa.
Dapatkah Anda melihat Yesus? Itulah gambaran yang dilukiskan untuk
Anda. Dapatkah Anda melihat Dia sewaktu Ia berdoa? Keringat yang
menetes dari wajah-Nya ke tanah. Betapa besar intensitas doa-Nya.
Kita bahkan tidak tahu bagaimana untuk berdoa seperti itu. Lalu Anda
lihat para murid-Nya yang sedang tidur disitu. Kita melihat Yesus
mendatangi para murid-Nya, dan apa yang Ia temukan? Mereka
sedang tidur. "Aku telah mengajar kalian selama tiga tahun ini, dan
sekarang di akhir pelayanan-Ku, tidakkah kalian mampu bertahan satu
jam saja untuk berdoa bersama-Ku?' Tiga kali Ia pergi berdoa
sendirian karena tidak ada seorangpun yang berdoa bersama-Nya.
Nah, Anda dapat melihat seluruh kitab Injil, jangan lihat detil-detil
lainnya, jangan buang-buang waktu. Fokuskan mata Anda kepada
Yesus di saat Anda membaca Injil. Pandanglah hanya kepada Dia
apapun yang Ia lakukan. Nah, itu adalah cara pertama dan cara paling
462 | C A H A Y A I N J I L
sederhana untuk belajar menetapkan pandangan Anda pada Yesus.
Sambil Anda maju di dalam kehidupan rohani, Anda mungkin tidak
memerlukan bantuan ini lagi karena Anda telah belajar untuk
memandang pada Yesus secara terus-menerus. Biarlah saya
mengatakan juga kepada Anda bahwa bila Anda telah belajar untuk
memokuskan mata Anda kepada Yesus melalui pembacaan Kitab Suci,
maka pada waktu Anda mengajarkan Kitab Suci, akan ada kuasa yang
berbeda.
4. Ketahuilah bahwa Yesus mengasihimu
Hal keempat adalah, Anda wajib mempelajari dan mempercayai
kenyataan yang diucapkan Paulus di Galatia 2:20, "...Anak Allah yang
telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Dengan
kata lain, Anda datang ke hadirat-Nya untuk berdoa, dengan
pengetahuan bahwa Ia mengasihi Anda. Apa gunanya berdoa kepada
seseorang apabila Anda tidak yakin jikalau Ia bahkan peduli dengan
Anda? Saya tidak akan meminta Anda untuk mengacungkan tangan,
tetapi bertanyalah kepada diri sendiri, "Apakah aku percaya bahwa
Yesus mengasihiku?" Apakah Anda sungguh-sungguh percaya dengan
fakta sesungguhnya pada saat ini juga bahwa Ia mengasihimu? "Aku
tahu Ia mengasihiku." Apakah Anda memiliki pemahaman tersebut?
Di dalam Mazmur 56:10, bahkan sang pemazmur pun dapat
mengetahuinya. "...aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku." Allah
memihak kepada-ku, kata sang pemazmur. Tidaklah mengherankan
jika kitab Mazmur seluruhnya membicarakan tentang doa. Ia datang ke
hadapan Allah dengan penuh keyakinan karena "Allah memihak
kepada-ku".
5. Ketahuilah bahwa Ia selalu mendengarkan Anda
Poin berikutnya yang ingin saya sampaikan adalah mengenai kepastian.
Kita tidak akan mendekati seseorang jika kita tidak pasti apakah orang
itu menyukai kita atau tidak. Yesus bukan saja menyukai Anda, Ia
mencintai Anda. Walaupun teramat sulit bagi kita untuk memahaminya
namun itulah kenyataannya. Ia mencintai Anda dan Ia disalibkan bagi
Anda. Nah, poin ke empat tadi berkaitan erat dengan hal ini. Kita telah
melihat di Mazmur 56:10 bahwa sang pemazmur dengan yakin datang
ke hadapan Allah karena ia tahu Allah memihak kepadanya, dan oleh
463 | C A H A Y A I N J I L
sebab itu di poin ke lima ini kita sampai kepada pemahaman bahwa Ia
selalu mendengarkan kita.
Mazmur 65:3, "Engkau yang mendengarkan doa. Kepada-Mulah datang
semua yang hidup." Allah mendengarkan setiap orang, seluruh umat
manusia. Masalahnya seluruh umat manusia tidak ada yang berbicara
kepada-Nya. Ia bersedia mendengarkan tetapi kita tidak mempunyai
waktu. Kita tidak punya waktu untuk berbicara kepada Raja dari segala
Raja. Itulah juga merupakan suatu keangkuhan dosa.
6. Yesus membelah tabir Bait Suci agar kita datang kepada-Nya
Jadi semua butir-butir ini menunjukkan fakta jika Anda datang berdoa
tanpa rasa keyakinan apapun bahwa Ia akan mendengarkan Anda, lalu
kenapa Anda harus berdoa? Saya pikir untuk alasan inilah maka
kebanyakan orang Kristen, (apakah saya salah?) kebanyakan orang
Kristen tidak berdoa dalam arti berkomune dengan Allah. Mereka tidak
punya keyakinan jikalau Allah bahkan mendengarkan mereka. Makna
doa hanya sejauh berbicara kepada tembok. Apakah Anda memiliki
keyakinan bahwa Yesus mendengarkan Anda di saat Anda berdoa? Jika
tidak maka Anda tidak mempunyai iman. Itulah alasan mengapa iman
merupakan intisari dari doa. Saya percaya Yesus mendengarkan saya
karena saya hanya ingin melakukan kehendak-Nya. Dan apapun yang
saya minta yang sesuai dengan kehendak-Nya akan Ia berikan. Dan
demikianlah hal yang saya alami. Dan bila Anda mengalaminya, iman
Anda akan bertambah kuat. Allah ingin kita datang kepada-Nya
langsung ke dalam Ruang Maha Kudus.
Poin ke enam adalah Allah sangat peduli agar kita datang kepada-Nya.
Anda tahu apa yang terjadi ketika Yesus mati? Tabir Bait Suci yang
memisahkan Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus terbelah dua.
Bangsa Israel tidak diberikan hak istimewa itu. Tetapi kita telah diberi
hak istimewa untuk langsung datang kepada-Nya, namun kita tidak
menggunakannya. Kita bahkan tidak berani untuk datang kehadirat-
Nya karena dosa-dosa kita. Pastikanlah, terutama di ujung hari untuk
menyisihkan waktu sepuluh menit lagi untuk bertobat karena selama
seharian itu Anda telah melakukan bermacam ragam aktivitas yang
mungkin tidak selaras dengan kehendak Allah.
7. Doa membutuhkan ketekunan
464 | C A H A Y A I N J I L
Butir ke tujuh yang ingin saya sampaikan adalah: doa memerlukan
ketekunan. Kebanyakan orang Kristen tidak mencapai banyak
kemajuan karena tidak adanya kebulatan tekad untuk berdoa sampai
berhasil bahkan untuk sepuluh menitpun. Itulah sebabnya Yesus
memberi beberapa perumpamaan tentang kegigihan dalam berdoa
seperti di Lukas 18:1 tentang janda yang terus bersikeras sehingga
sang hakim berbelas kasihan. Dan alasannya kenapa kita memerlukan
kegigihan adalah seperti yang telah saya katakan tadi, di saat kita
mulai berdoa, tubuh kita akan mulai memprotes. Bagi kita tubuh itu
sepertinya termasuk penganut tradisi Protestan yang kuat karena ia
selalu memprotes. Tubuh Anda adalah penganut Protestan yang kuat
karena ia selalu memprotes setiap saat. Seolah-olah tubuh kita
memberontak dan berteriak, "Kamu sudah berdoa untuk 11 menit
lamanya dan semestinya kamu hanya perlu berdoa untuk 10 menit
saja, jadi kamu sudah kelewatan satu menit bersujud di sini. Oke,
engkau sudah mengalahkan aku pada mulanya dengan melambatkan
pernafasanmu. Ini membuatku merasa tidak nyaman, dan sekarang
malah kelebihan waktu lagi." Di situlah saatnya Anda memerlukan
ketekunan untuk bertarung menundukkan daging.
8. Mintalah kepada-Nya, dan Ia akan melakukannnya
Butir ke delapan. Yohanes 15:7, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku
dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya." Sekarang kita sampai
kepada aspek pengalaman doa. Anda hanya memiliki sedikit saja
pengalaman akan Allah. Kebanyakan orang Kristen memiliki sedikit
pengalaman akan Allah yang bisa mereka bicarakan. Mengapa?
Renungkanlah hal ini. "Jikalau kamu memiliki hubungan itu dengan-Ku,
kamu tinggal di dalam-Ku, Aku tinggal di dalammu, kita akan saling
berbicara. Kita akan saling berkomunikasi. Sekarang kamu bisa
meminta apa yang kamu kehendaki. Aku akan melakukannya untuk-
mu." Tak ada suatupun yang terlalu sulit bagi Allah. Saya selalu
mengalami hal ini. Ia akan melakukan perkara-perkara yang ada diluar
pemahaman ataupun dugaan..
Allah menggerakkan mobil yang roda giginya terbakar
Saya masih ingat saat di mana Pendeta Joe dan saya sedang
berkendaraan pulang dari Toronto ke Montreal di jalan tol. Dan di saat
465 | C A H A Y A I N J I L
kami masih ada dalam separuh perjalanan ke Montreal, saya mulai
melihat asap keluar dari mesin mobil, dan ketika itulah saya menyadari
kami mempunyai masalah besar. Waktu itu sudah cukup larut malam,
mobil kami mogok dan mengeluarkan banyak asap yang mengepul dari
mesinnya, dan saya baru sadar bahwa roda giginya telah terbakar, dan
kami tertahan di jalan tol. Apa yang harus kami lakukan? Rekan kerja
saya yang kekasih Pendeta Joe berkata, "Mari kita berdoa." Dan
tahukah Anda apa yang dia doakan? "Yesus, mampukan mobil ini untuk
melaju ke bengkel terdekat." Dan pada saat itu saya berpikir kepada
diri sendiri, "Saya tidak tahu bagaimana harus berkata 'Amin' untuk
doa ini! Pendeta Joe memiliki iman yang lebih besar daripada saya."
Saya berkata kepada diri sendiri, "Ia tidak mungkin bersungguh-
sungguh! Apakah kamu tidak mengerti apa yang telah terjadi dengan
roda giginya? Tidakkah kamu lihat asapnya? Roda giginya sudah
terbakar. Bagaimana mungkin mobil ini bisa melaju?" Dan saudara
saya yang kekasih ini terus berdoa, "Tuhan, mampukan mobil ini untuk
melaju ke bengkel di situ" yang jaraknya sekitar 200 meter. Nah, coba
Anda mengendarai mobil yang roda giginya terbakar, yang sudah tidak
bisa bergerak sama sekali. Sama sekali tidak bergerak! Dan sekarang
mobil ini akan melaju 200 meter jauhnya ke arah bengkel. Dan setelah
ia selesai berdoa, saya bergumul dalam hati untuk bisa mengucapkan,
"Amin". Saya mengatakan hal ini dengan rasa malu karena sedikit
banyak saya tahu soal mobil dan mesin, dan saya tahu bahwa secara
manusiawi adalah mustahil jika mobil ini bisa bergerak untuk satu
incipun. Dan persneling mobil ini otomatis, jadi tidak bisa didorong.
Jadi sesudah doanya, dan setelah mengucapkan 'Amin' - saya jadi juga
mengucapkan amin pada akhirnya, lalu saya masukkan gigi
persnelingnya, saya tidak tahu gigi mana yang masih ada. Dan
ajaibnya, mobil itu mulai bergerak! Dan mobil itu maju terus sampai
tiba di bengkel. Saya pikir siapapun yang profesinya montir atau yang
mengetahui soal mobil akan berkata, "Ini sama sekali tidak bisa
dipercaya!" Dan mobil tersebut tiba di bagian reparasi tepat di depan
bagian servis motor mesin, dan begitu tiba di depan pos reparasi itu,
mobil tadi tidak mau lagi bergerak satu incipun. Sungguh suatu hal
yang luar biasa!
"Kamu tinggal di dalam Aku, Aku tinggal di dalam kamu, mintalah apa
saja yang kamu kehendaki, dan Aku akan melaksanakannya." Saya
cukup yakin jikalau ada sekelompok malaikat yang mendorong mobil
466 | C A H A Y A I N J I L
itu dari belakang. Yang jelas hal ini tidak ada hubungannya dengan gigi
persneling. Bila Anda mengalami kebenaran dari firman Allah ini, Anda
akan memiliki keyakinan untuk berdoa.
9. Dengarlah dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan
sesuatu kepada Anda
Nah, butir berikutnya, di akhir sepuluh menit tadi, berdiamlah lagi.
Saya harap Anda tidak selalu menengok jam Anda setiap detik, sambil
memikirkan masih ada sembilan menit lagi, atau setengah detik lagi.
Saya rasa itu semua akan menggagalkan seluruh waktu doa Anda. Jika
Anda selalu menengok jam selama keseluruhan waktu itu, lebih baik
Anda jangan repot-repot berdoa karena perhatian Anda akan tertuju
kepada jam Anda dan bukan kepada Yesus. Jika Anda begitu
mencemaskan kelebihan berdoa satu menit saja, pakailah jam weker.
Jam weker ini memiliki keuntungan lebih jauh yaitu bila Anda kebetulan
tertidur, weker tadi akan membangunkan Anda. Jadi dalam satu atau
dua menit terakhir itu, berdiamlah lagi, tenanglah lagi. Tetapi kali ini,
dengarlah. Dengarlah dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan
sesuatu kepada Anda.
Lebih dari sekali saya mengalami bagaimana Tuhan berbicara kepada
saya, dimana seolah-olah Ia berbicara dengan suara yang dapat
didengar. Tetapi kadang-kadang bukan suatu suara. Saya dapat
merasakan suatu dorongan batin dimana Allah ingin saya melakukan
sesuatu. Pernahkah Anda meluangkan sedikit waktu untuk
mendengarkan, mendengarkan suara yang kecil dan tenang itu? Hanya
dengan mendengar barulah Anda akan mulai mengalami sesuatu.
Tetapi Anda tidak akan mendengar jika Anda tidak pernah berhenti
untuk mendengarkan.
Tetapi jika Anda mulai belajar untuk mendengarkan, suatu hari nanti
Allah mungkin akan memanggil Anda untuk menjadi salah seorang
nabi-Nya. Saya yakin Anda pernah membaca kitab nabi-nabi Perjanjian
Lama, dan disitu ada satu ungkapan yang seringkali muncul, "Beginilah
firman Tuhan". Seorang nabi berbicara atas nama Tuhan. Nah, ucapan
itu akan menjadi suatu hujatan kecuali jika Allah sungguh-sungguh
berbicara kepadanya. Jika Anda telah belajar mendengarkan Allah,
maka tahap demi tahap Anda akan mengetahui dengan tepat apa yang
Ia ucapkan kepada Anda dan apa yang Ia ucapkan melalui Anda
467 | C A H A Y A I N J I L
kepada orang lain. Dan bila Anda melakukannya, bila Anda mulai maju
dalam kehidupan Kekristenan Anda, maka pada suatu hari nanti jika
Anda sedang berkotbah, Anda akan berkotbah dengan kuasa-Nya.
Itulah kuasa nubuat (prophetic power). Barangkali Anda tidak perlu
menggunakan kata-kata "Beginilah firman Tuhan", tetapi "Saya berkata
dengan penuh keyakinan kepada Anda, bahwa inilah yang difirmankan
Allah." Maksud saya adalah, kita tidak menggunakan ungkapan
"Beginilah firman Tuhan". Saya tidak datang kesini dan berkata,
"Beginilah firman Tuhan". Kita tidak langsung menjadi seorang nabi
hanya dengan turut mengucapkan, "Beginilah firman Tuhan". Namun
saya tahu bahwa setiap perkataan yang saya ucapkan dalam
kenyataannya Tuhanlah yang berbicara. Itulah sebabnya Firman itu
harus berbicara kepada kita, Firman itu harus berbicara kepada Anda
sebab itu adalah perkataan-Nya, bukan perkataan saya.
10. Senantiasa mengakhiri doa Anda dengan ucapan syukur
Sekarang mari kita datang kepada butir terakhir dan kita akan selesai
dalam waktu satu dua menit. Dan butir ke sepuluh ini, bila tiba
saatnya untuk menutup doa sepuluh menit
Anda, senantiasalah, mengakhirinya dengan ucapan syukur. Lihatlah di
Mazmur, di akhir mazmur-mazmur itu selalu ada pujian dan
pengucapan syukur.
Namun kebanyakan orang Kristen terlalu kurang mengucap syukur
bahkan terhadap sesama. Jika Anda belajar untuk menutup doa Anda
dengan pujian dan ucapan syukur, Anda akan melihat bagaimana Allah
menanggapinya. Itulah sebabnya hal ini dikenal sebagai 'kuasa
pujian' (the power of praise). Terkadang di dalam gereja kita semua
memuji Allah, tetapi itu karena kita melihat setiap orang
melakukannya, jadi kitapun melakukannya. Ucapkanlah saja, "Terima
kasih. Terima kasih Tuhan dari lubuk hatiku." Dan bersyukurlah
kepada-Nya atas segala sesuatu.
John Sung bersyukur kepada Allah ketika anaknya meninggal
John Sung hanya memiliki satu anak laki-laki, anaknya yang bungsu.
Ia mempunyai tiga anak perempuan tetapi anaknya yang paling bungsu
itu anak laki-laki, tumpuan kebahagiaan keluarganya. Dan ketika ia
sedang berada di rumah sakit yang sekarang dikenal dengan nama
468 | C A H A Y A I N J I L
Beijing, dalam penderitaan kesakitan yang luar biasa oleh karena 'duri
dalam dagingnya' seperti yang ia juluki, kondisi jasmaninya teramat
buruk, seolah-olah ia belum cukup menderita untuk Tuhan. Lalu ia
menerima kabar anaknya sedang sakit berat, dan sebulan kemudian ia
meninggal. Istrinya tidak bisa menerima hal ini, maksudnya, pada
awalnya ia tidak bisa menerimanya. John Sung tergoncang hebat,
tetapi bila kita membaca buku diarinya, kita akan amat tersentuh - ia
mengucap syukur kepada Allah. Ia bersyukur bahwa Allah telah
mengambil si kecilnya kembali ke hadirat-Nya. Orang lain mungkin
akan berkata, "Lihat, aku telah melayani-Mu, sampai kesehatanku
rusak, aku sudah hancur secara jasmani, dan sekarang Engkau masih
mengizinkan hal ini terjadi kepadaku. Apakah begini caranya Engkau
memperlakukan hamba-Mu?" Tidak dengan John Sung. Ia berterima
kasih kepada Allah. "Allah yang memberi dan Allah yang mengambil.
Diberkatilah nama Tuhan!" Saya tahu banyak orang yang setelah
kehilangan anaknya kemudian berpaling dari Tuhan. Tidak dengan John
Sung.
Ucapan Syukur - Rahasia Kuasa
Sekarang kita memahami satu rahasia yang lain dari kekuatan John
Sung, mengapa kuasa Allah bekerja melalui orang ini, karena di dalam
setiap situasi ia belajar untuk selalu bersyukur. Itu bukan berarti
bahwa hal itu mudah baginya. Ia bertarung dan bergumul di dalam
hatinya, di dalam kesedihannya. Ia tetap mengucap syukur dari
kedalaman hatinya. Nah, secara rohani ia jauh melebihi kebanyakan
dari kita, namun alasannya ia mampu melakukan hal ini pada akhirnya
adalah karena seperti yang saya katakan tadi, ia menutup waktu
doanya dengan ucapan syukur. Doanya selalu dipenuhi dengan ucapan
syukur.
Ia adalah seseorang dimana berdoa untuk dua atau tiga jam lamanya
merupakan hal yang biasa. Itu merupakan suatu kesukacitaan baginya.
Kebanyakan dari kita belum mencapai tahap doa mendalam untuk
rentang waktu yang demikian lamanya, tetapi kita dapat memulainya
dengan sepuluh menit.
Waktu kita sudah habis. Mari kita serahkan waktu ini kepada Tuhan
dalam doa:
469 | C A H A Y A I N J I L
Ajarlah kami untuk berdoa, ya Tuhan. Ajarlah kami sehingga bila kami
berdoa kami sungguh-sungguh sedang berbicara kepada-Mu dan bukan
berbicara kepada orang lain ataupun kepada diri sendiri agar supaya
kami tidak mempermalukan nama-Mu, menghina Engkau dengan doa
kami. Tuhan, ampuni kami terutama dosa-dosa kami yang banyak yang
disebabkan oleh doa-doa kami yang tidak memadai. Pimpinlah umat-
Mu Tuhan, ke dalam doa, dan biarlah Firman-Mu hari ini berbicara
kepada hati kami, dan membuahkan hasil untuk kekekalan. Kami
mempersembahkan ucapan syukur dan penyembahan kami yang
terdalam, di dalam nama Yesus yang paling layak. Amin.
Siapa itu orang bijak?
Pendeta Eric Chang
Apakah arti hidup itu?
Tema kita adalah, "Siapa itu orang bijak?" Apa saja unsur dari hikmat
itu? Beberapa hari yang lalu, saya membaca koran, yaitu koran minggu
pagi. Saya kolom yang berjudul, "Believe It Or Not (Percaya atau
Tidak)". Kolom yang berjudul "Believe It Or Not" ini berisi tentang hal-
hal yang aneh dan luar biasa. Salah satu bagiannya bercerita tentang
Charles Boaz yang bekerja sebagai badut. Apa yang luar biasa seorang
badut? Seorang badut hadir untuk memberikan hiburan, membuat
kelucuan, melawak, setidaknya untuk membantu melonggarkan stress
dalam hidup ini. Dan sepertinya tak seorangpun yang akan berpikir
bahwa seorang badut adalah orang yang bijak. Anda memandang
mereka sebagai orang-orang bodoh; pekerjaan mereka memang untuk
tampil sebagai orang bodoh dan bukannya sebagai orang bijak. Lalu
mengapa kolom seperti "Believe It Or Not" menyajikan berita tentang
seorang badut? Hal yang menarik perhatian adalah fakta bahwa badut
yang ini, Charles Boaz, adalah seorang Doktor. Umumnya, orang
menilai mereka yang bergelar Doktor sebagai orang-orang yang
memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi. Dan lebih dari itu,
kolom ini juga mengatakan bahwa Dr. Boaz ini adalah seorang asisten
profesor bidang ekonomi di State University of Michigan, dan bahwa dia
470 | C A H A Y A I N J I L
telah mengundurkan diri dari pekerjaannya itu untuk bekerja sebagai
orang bodoh, yaitu badut. Cukup menarik!
Jika Anda berhenti sejenak dan merenungkannya, di sini ada begitu
banyak orang muda yang masih pelajar, dan kalian semua berjuang
keras untuk bisa memperoleh ijazah sekolah menengah kalian. Dan di
saat Anda berhasil mencapai gelar sarjana S1, Anda akan mengira
bahwa Anda adalah orang yang cukup penting di dunia ini. Akan tetapi,
kalau Anda sampai di tingkatan S3 (Doktor), Anda akan berpikir bahwa
Anda telah mencapai puncak! Namun di koran ini ada seseorang yang
telah mencapai semua itu, dan memutuskan untuk menanggalkan
semuanya untuk menjadi seorang apa? Seorang badut!
Dari sejarahnya, pekerjaan badut sudah ada sejak lama, khususnya
pada masa kerajaan-kerajaan di Eropa di mana raja-rajanya menderita
stress seperti yang dialami oleh orang-orang modern. Mereka
membutuhkan pertunjukan badut saat mengakhiri atau mengawali
hari-hari mereka, atau sewaktu-waktu jika stress yang dihadapi begitu
berat, dan para badut akan membuat lawakan untuk melonggarkan
stress raja mereka. Pada zaman itu tidak ada TV atau telenovela, jadi
yang Anda butuhkan adalah pertunjukan badut. Jadi sebenarnya,
seorang badut menjalankan peranan yang penting. Akan tetapi hal itu
semua sudah berlalu. Di zaman sekarang ini, para badut menghibur
anak-anak supaya orang tua mereka bisa berkurang stress-nya, dan
para orang tua ini bisa keluyuran secara leluasa sambil menikmati es
krimnya.
Tapi mari kita kembali ke pertanyaan ini, hal apa yang membuat
seorang bijak - seorang bergelar Doktor, yang menurut ukuran dunia
adalah seorang bijak - ingin menjadi orang bodoh? Dapatkah Anda
menempatkan diri Anda pada posisi orang ini dan membayangkan
dalam keadaan seperti apa Anda akan bersedia untuk
mengesampingkan prestasi akademik Anda? Tidaklah mudah menjadi
seorang profesor atau asisten profesor lalu beralih berkelana ikut sirkus
dan melawak dengan keledai, kuda dan monyet-monyet. Mungkinkah
karena dia merasa bahwa hidup ini ternyata hanya sekadar lawakan
belaka, dan dia merasa bahwa lebih baik menjalaninya sebagai seorang
badut sekalian? Hidup ini adalah lawakan, jadi perlakukan saja segala
sesuatu sebagai bahan lawakan. Bisa jadi dia, sebagai seorang
471 | C A H A Y A I N J I L
manusia, adalah orang yang cukup cerdas untuk bisa memahami
bahwa hidup ini adalah lawakan, jadi, jalani saja dengan bercanda.
Mungkin yang menjadi masalah utama bagi umat manusia adalah
lantaran kita ini tidak cukup cerdas untuk bisa memahami persoalan
yang sebenarnya, tetapi juga tidak terlalu bodoh sehingga bisa
mencapai akar permasalahannya. Dengan kata lain, kita terjebak di
dua sisi; kita tidak bisa melihat persoalannya secara jelas, entah
karena kita ini terlalu bodoh atau terlalu cerdas, akibatnya kita juga
tidak bisa menemukan jawaban yang jelas atas pertanyaan tentang arti
hidup itu. Lalu kita terjebak di dalam lingkaran kebodohan, lingkaran
kesia-siaan, lingkaran tanpa tujuan. Sehingga orang ini memandang
bahwa jika memang tidak ada yang bisa dipegang di dalam lingkaran
kesia-siaan ini, setidaknya kita masih bisa bercanda-ria. Jadi, pada
dasarnya, masalah kebodohan atau kebijaksanaan berkaitan dengan
jawaban atas pertanyaan tentang arti hidup.
"Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati."
Alkitab memberitahu kita bahwa ada dua pemecahan atas persoalan
makna hidup ini dan Dr. Boaz memakai salah satunya untuk mencapai
pemecahan masalah tersebut. Jalan tersebut di dalam Alkitab
dijabarkan dalam kalimat: marilah kita makan, minum, kawin dan
bersenang-senang, sebab besok kita mati. Jadi mengapa kita tidak
bercanda-ria malam ini? Bersenang-senanglah, untuk satu malam saja,
mari kita tertawa, sebab besok kita mati. Begitulah mentalitas banyak
prajurit yang sedang berada di lubang-lubang pertahanan. Sebelum
menghadapi peperangan besar, mereka tahu bahwa di saat yang sama
pada esok hari nanti, sebagian besar dari mereka akan mati; mereka
semua akan mati. Ini adalah malam terakhir mereka, jadi bukalah botol
bir atau minuman apapun itu, makanlah coklat terakhirmu, nikmatilah
saat-saat ini, tertawalah, nikmatilah saat-saat terakhir ini, sebab besok
kita semua mati. Itulah salah satu solusi atas masalah makna hidup ini.
Anda hidup di dunia ini, Anda tahu bahwa waktunya singkat, jadi
nikmatilah apa yang bisa Anda raih! Jika Anda punya satu rumah,
belilah yang kedua. Jika Anda punya satu mobil, beli satu lagi. Entah
apapun merek mobil kecil Anda, belilah mobil Jaguar, belilah mobil
yang benar-benar hebat di mana Anda bisa duduk, bersandar di lapisan
kulit mahal, dan mengendarainya. Nikmati saja! Anda tidak punya
banyak tahun untuk menjalani hidup. Alkitab juga punya solusi
472 | C A H A Y A I N J I L
semacam itu. Tak ada yang baru. Sudah ada tertulis di dalam Alkitab.
Walau bukan berarti bahwa Alkitab menganjurkan metode ini tetapi ia
memberitahu Anda bahwa itu memang salah satu solusinya.
Bangunlah hidup Anda berdasarkan Allah, Batu Karang itu
Ada metode lain yang Yesus sebutkan. Dia membandingkan kehidupan
ini dengan pekerjaan membangun rumah. Bagaimana cara Anda
menjalani hidup mirip dengan bagaimana cara Anda membangun
rumah. Hari demi hari, Anda memasang batu bata, menambahkan
hiasan, Anda menambahkan sesuatu pada bangunan rumah itu. Setiap
orang membangun kehidupannya setiap hari. Jadi, ada dua cara untuk
membangun. Yesus mengakhiri Khotbah di Bukit dengan hal ini: Anda
bisa membangun rumah, rumah kehidupan Anda, entah dengan
landasan batu karang atau pasir; ada dua cara untuk membangunnya.
Lalu, di akhir hidup Anda, orang-orang menatap Anda dan berkata,
"Ah! Jadi ini bangunan rumah kehidupanmu. Sebuah rumah yang
sempurna dan indah!" Bangunan rumah adalah suatu pencapaian,
bukankah begitu? Ia menjadi simbol status dan memang merupakan
simbol status yang sangat terlihat karena Anda tinggal di dalamnya.
Rumah juga sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Ada banyak hal
yang tidak perlu Anda beli. Anda tidak perlu membeli sebuah vas
kembang karena Anda bisa saja menaruh kembang-kembang Anda di
dalam botol, jadi Anda tidak perlu memiliki vas kembang yang cantik.
Akan tetapi rumah adalah sarana yang sangat penting. Anda tidak akan
merasa bertindak boros karena membeli sebuah rumah. Rumah adalah
tempat tinggal Anda, tempat tinggal anak-anak Anda, dan bisa jadi
banyak generasi bisa tinggal di rumah tersebut. Akan tetapi, Anda
membangun rumah Anda di landasan yang bagaimana?
Yesus menjabarkannya di bagian akhir Matius pasal 7:24-27, sebuah
perikop yang sangat terkenal:
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia
sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas
batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin
melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas
batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak
melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan
473 | C A H A Y A I N J I L
rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir,
lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan
hebatlah kerusakannya.
Ini adalah ayat-ayat yang sudah dipelajari oleh anak-anak sekolah
minggu. Sangat sederhana. Namun sama seperti sabda-sabda Yesus
lainnya yang terlihat sederhana, perikop ini memiliki makna yang
sangat dalam.
Adakah seseorang dengan sengaja membangun di atas pasir?
Kalau kita membangun di atas batu karang, maka itu mudah untuk
dimengerti karena kita ingin agar rumah itu bertahan lama; kita tentu
tidak mau membangun rumah yang akan ambruk esok harinya. Akan
tetapi maukah Anda membangun rumah di atas pasir? Pikirkan saja
berapa besar biaya untuk membangun sebuah rumah - materialnya,
batu-batu, besi baja, cerobong, dan segala sesuatu yang akan menjadi
bagian dari rumah itu - apakah Anda menempatkan semua investasi itu
dalam bentuk sebuah rumah indah di atas pasir?
Saya melihat bahwa orang di negara Barat menyukai kegiatan di luar
rumah. Saya pernah berjalan-jalan dengan Helen di sebuah pusat
perbelanjaan dan kami melihat sebuah pusat perbelanjaan yang sangat
besar, yang sebagian besar dari isinya menjual peralatan berkemah -
tenda berikut barang-barang yang sejenisnya. Ada tenda yang hanya
terdiri dari satu ruang, ada yang punya dua ruang dan ada juga yang
memiliki dua ruang berikut serambinya, dan sebagainya. Saya jadi
heran mengapa orang begitu ingin membangun rumah? Yang perlu
Anda lakukan hanyalah membeli satu dari tenda-tenda itu, dan Anda
akan mendapatkan rumah berkamar dua lengkap dengan serambinya.
Sungguh indah! Dan jika Anda ingin pergi, Anda cuma perlu melipatnya
untuk kemudian digelar kembali di tempat yang baru. Jadi misalnya,
pekerjaan Anda pindah dari satu kota ke kota yang lain, maka Anda
cuma perlu melipat rumah Anda dan membawanya ke Sydney, dan
rumah berkamar dua milik Anda sudah siap dalam sepuluh menit.
Sungguh luar biasa! Dengan rumah semacam ini, Anda bisa
membangunnya di atas pasir, atau landasan apapun yang Anda sukai,
tidak akan menjadi masalah, karena jika landasannya rusak, maka
Anda hanya perlu melipat rumah Anda dan pindah ke tempat lain.
474 | C A H A Y A I N J I L
Akan tetapi Yesus berkata, "Jika engkau mendengarkan firman-Ku, (hal
yang sedang Anda lakukan saat ini), tetapi engkau tidak
mengerjakannya, maka engkau sama seperti orang yang membangun
rumah, bukan tenda, di atas pasir." Mungkin Anda berkata, "Tentunya
tak ada seorangpun yang sedemikian bodohnya sehingga ia
membangun rumah di atas pasir." Dan saya pikir, Yesus juga tidak
memandang bahwa sebagian besar orang bodohnya seperti itu.
Lokasi manakah yang lebih Anda sukai jika Anda akan membangun
rumah? Saya tahu tempat seperti apa yang lebih disukai oleh orang-
orang Hong Kong dalam membangun rumah mereka - di tepi laut di
mana mereka bisa melihat pemandangan laut. Jika rumah Anda bisa
dipakai untuk melihat pemandangan laut, maka harga rumah itu akan
meningkat. Anda bisa melihat pemandangan laut di sana - sungguh
indahnya! Dan tampaknya di setiap negara, orang suka pemandangan
laut. Mereka ingin bisa mengamati pemandangan laut dengan leluasa.
Jadi mereka gemar membangun rumah di tepi laut, di bukit-bukit, atau
di bagian lainnya yang memungkinkan Anda menikmati pemandangan
laut yang indah.
Beberapa tahun yang lalu, saya baca di sebuah majalah berita, dan
seorang juru foto mengambil gambar sebuah rumah dari sudut yang
sangat mengejutkan. Separuh bagian dari rumah itu menonjol keluar di
atas laut! Dan separuh bagian lagi berada di darat sebagai
pengimbangnya. Dan yang difoto itu bukanlah rumah tua; rumah yang
berusia sekitar 20 tahunan saja. Ketika pertama kali sang arsiteknya
merancang dan membangun rumah itu, terdapat kesalahan hitung, dan
selama 20 tahun berselang, terjadilah hal itu, laut mulai menggerogoti
daratan, dan menggerus tanah serta batu yang menjadi landasan
rumah itu. Demikianlah, mimpi indah tentang rumah yang mereka
rencanakan akan bisa ditempati seumur hidup sambil menikmati
pemandangan laut, harus menghadapi penggerogotan dari bawah! Jadi,
pada awalnya terdapat sebuah taman yang indah yang melebar dari
rumah ke tebing pantai. Dan tahukah Anda apa yang terjadi
kemudian? Taman indah milik mereka itu semakin lama semakin
mengecil, dan selanjutnya terjadilah hal yang mengerikan ini, yaitu
bahwa seluruh taman mereka hilang lenyap! Dan jika Anda membuka
pintu serta melangkah keluar secara ceroboh, maka Anda akan
melangkah langsung ke laut! Rumah ini dibangun cukup kuat karena
pemiliknya adalah orang yang cukup kaya; jika tidak, tentunya rumah
475 | C A H A Y A I N J I L
itu akan jatuh ke laut sebagian demi sebagian. Setidaknya rumah itu
memiliki landasan beton yang cukup kuat dan stabil di bawahnya. Jadi,
ketika juru foto itu mengambil gambar rumah tersebut, terlihat
landasan betonnya dan rumah itu dibangun di atas landasan tersebut,
dan tanah di bawahnya kosong. Mereka bertanya-tanya kapan kira-kira
keseimbangan bangunan itu berubah dan rumah itu jatuh ke laut.
Ketika saya mengamati foto rumah tersebut, saya membatin, "Itulah
hal yang Yesus maksudkan!" mereka telah menaruh semua investasi
seumur hidup mereka untuk membangun rumah yang indah dengan
pemandangan laut ini. Dan sekarang apakah yang tersisa bagi mereka?
Sewaktu-waktu rumah itu akan ambruk ke dasar laut. Dan mereka
mencoba untuk mencari jalan menyelamatkan rumah itu karena laut
terus saja menggerus bebatuan serta tanah di bawahnya. Dan rumah
itu sekarang tidak berharga barang sesen pun! Maukah Anda membeli
rumah seperti ini? Anda tentu tahu bahwa rumah di tepi pantai
harganya sangat mahal. Anda mungkin tidak akan bisa
mendapatkannya dengan uang seperempat juta dolar. Namun saat ini,
jika Anda menghadiahkan rumah di dalam foto itu pada orang lain, tak
seorangpun yang mengingininya, karena pada pagi berikutnya, Anda
mungkin akan berada di dasar laut!
Pilihannya hanya Batu Karang atau pasir
Pesan macam apakah yang ingin Yesus sampaikan lewat tema
kebijaksanaan ini? Batu Karang di dalam Alkitab melambangkan Allah.
Kata ini muncul berulang kali di dalam Perjanjian Lama - "Tuhan adalah
Gunung batuku; dan Dia adalah Keselamatan-ku." Isi pesannya adalah
bahwa segala sesuatu di dunia ini akan berubah, segala sesuatu akan
berlalu. Akan tetapi Allah adalah batu Karang; Dia tidak berubah, Dia
tidak berlalu. Batu karang itu adalah lambang kekekalan. Anda bisa
lihat di dalam Mazmur 89:19 bahwa Tuhan adalah Raja, dan di ayat 27
dari Mazmur di pasal yang sama berkata, Allahku dan gunung batu
keselamatanku.Nah, saya ingin agar Anda perhatikan dua hal ini: Allah
adalah Gunung batu dan Raja. Itu sebabnya mengapa Paulus berkata di
dalam 1 Timotius 1:17, Allah, Raja segala jaman, Allah adalah Raja
yang kekal. Membangun rumah di atas batu karang berarti
membangun kehidupan berlandaskan Allah yang kekal yang tidak akan
berubah.
476 | C A H A Y A I N J I L
Segala sesuatu di dunia ini berubah dan perubahannya semakin cepat
saja. Setahun yang lalu, dapatkah Anda bayangkan tentang hal-hal
yang terjadi sekarang. Pasir di dalam Alkitab, tentu saja, adalah
lambang dari segala sesuatu yang bersifat sementara, yang akan
berlalu, yang tak tinggal tetap. Jika Anda membangun kehidupan Anda
berlandaskan hal-hal yang sementara sifatnya, maka Anda tidak akan
memiliki apa-apa pada akhirnya nanti.
Saya sudah menyebutkan sebelumnya bahwa Yesus tidak sedang
meremehkan kecerdasan kita. Dia tahu Allah tidak menciptakan
makhluk bodoh. Saya yakin bahwa Dia tidak beranggapan bahwa akan
ada orang yang dengan sengaja membangun rumahnya di atas pasir.
Lalu mengapa orang membangun rumahnya di atas pasir? Karena salah
perhitungan, gagal memahami realitas kehidupan, atau lebih serius
lagi, karena mereka enggan untuk memahami realitas kehidupan. Di
zaman ini, manusia benar-benar hanyut karena dia telah memutuskan
hubungan dengan Batu Karang keselamatannya. Dan jika Anda
memutuskan hubungan dengan Batu Karang keselamatan, maka yang
tersedia bagi Anda hanyalah pasir saja. Tak tersedia landasan jenis lain
untuk membangun.
Kita sedang membahas perkara-perkara yang penting untuk kekekalan.
Harap jujur di saat ini. Dan yang lebih penting lagi, jujur sajalah
kepada Allah saat ini, mungkin buat pertama kali dalam hidup Anda,
bersikap jujurlah di hadapan Allah. Dan bersikap jujurlah kepada diri
Anda sendiri, jika memang Anda tidak bisa jujur kepada orang lain.
Apakah Anda memiliki hubungan dengan Allah? Dapatkah Anda
menjawab pertanyaan ini dengan jujur? Apakah Anda memiliki
hubungan dengan Allah? Jika Anda tidak memiliki hubungan dengan
Allah yang kekal, jika Anda tidak memiliki hubungan dengan Batu
Karang keselamatan, maka landasan macam apa yang tersedia bagi
Anda selain pasir? Beritahukan saya, apa lagi yang tersedia bagi Anda
selain pasir? Hanya ada pilihan antara batu karang atau pasir, tidak ada
pilihan lainnya. Jadi jika Anda tidak bisa membangun kehidupan Anda
di atas batu karang; itu terjadi bukan karena Anda bodoh sehingga
Anda melakukan hal itu, penyebabnya adalah karena tak ada jenis
landasan lain yang tersedia bagi Anda selain pasir.
Orang bijak membangun kehidupannya berlandaskan Allah
477 | C A H A Y A I N J I L
Apa artinya menjadi bijak? Menjadi bijak berarti berpaling dari pasir
yang labil dalam hidup ini, dan kembali ke batu karang yang adalah
Allah, untuk membangun hidup Anda di atas Batu karang yang tak
akan bergeser. Ketika para penguasa muncul silih berganti, Anda akan
tetap bertahan di sana karena Allah Anda adalah Dia yang menjadi
landasan tempat Anda membangun.
Jadi, orang macam apakah yang disebut bijak itu? Orang yang bijak
adalah orang yang membangun di atas batu karang. Tetapi apakah
artinya itu? Artinya dia adalah orang yang menjalin hubungan dengan
Allah, Batu Karang itu. Rumahnya dibangun di atas batu karang,
berlandaskan batu karang, tertanam di batu karang dan terhubung
dengan batu karang itu. Apakah Anda seperti itu? Orang bijak menyatu
dengan batu karang itu. Rumahnya bukan sekadar bersandar pada
batu karang itu, tapi menjadi satu dengan batu karang itu.
Saya ingin bertanya, apakah itu gambaran kehidupan Anda? Apakah
Anda menjalin hubungan dengan Allah yang hidup? Kita sedang
berurusan dengan sesuatu hal yang luar biasa pentingnya bagi
kehidupan Anda. Kita harus mendapatkan jawaban atas pertanyaan ini.
Bagaimana saya bisa mengenal Allah yang hidup? Izinkan saya untuk
menguraikannya sesingkat mungkin dalam sisa waktu kita ini.
Saya akan merangkum semua itu dengan istilah "hukum raja."
Perhatikan kata-kata tersebut; saya ingin agar huruf-huruf tersebut
benar-benar tertera di benak Anda; jika Anda lupa pada apa yang
sudah saya sampaikan hari ini, setidaknya ingatlah pada istilah "hukum
raja," yaitu hukum dari Sang Raja. Di sini, kita tidak sedang berbicara
tentang hukum menurut pengertian legal, kita sedang berbicara
tentang hukum dalam pengertian prinsip-prinsip dari Raja. Kita dapat
melihat ungkapan ini di dalam Yakobus 2:8. Di sana, Anda akan
temukan ungkapan yang diterjemahkan sebagai "hukum utama (royal
law = hukum raja)" atau hukum dari Raja. Dan perhatikan bahwa saya
mengutipnya dari Yakobus 2:8, saya mengutipnya dari Perjanjian Baru,
bukan dari Perjanjian Lama; dan surat Yakobus berbicara banyak
tentang hikmat atau kebijaksanaan.
Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis
dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri", kamu berbuat baik
478 | C A H A Y A I N J I L
Izinkan saya mencoba untuk menunjukkan kepada Anda tentang situasi
yang dihadapi umat manusia di zaman sekarang ini, dan mengapa
manusia di zaman sekarang ini kehilangan hubungan dengan Batu
Karang dan akhirnya membangun kehidupan mereka di atas landasan
pasir. Menyampaikan hal ini kepada Anda sama halnya dengan
menjabarkan seluruh isi Alkitab dalam waktu lima menit. Ini adalah hal
yang indah; sekolah Alkitab dalam waktu lima menit. Setelah ini, Anda
bisa mendapatkan ijazah. Jika kita balik ke kitab Kejadian, apa yang
terlihat? Jika Anda baca segenap sejarah di Perjanjian Lama, ada satu
hal sederhana yang muncul ke permukaan: manusia tidak
menghendaki Allah menjadi Raja atas kehidupannya, dan oleh karena
itu, mereka tidak memperoleh landasan di batu karang. Ketika Adam
berbuat dosa di tamanEden, lewat dosanya itu dia sudah menyatakan
bahwa dia ingin mengambil jalannya sendiri dan tidak ingin Allah
memberitahu dia tentang bagaimana menjalani hidupnya. Situasi ini
berkembang dari buruk menjadi rusak jika Anda melanjutkan
pembacaan Alkitab Anda. Pada pasal enam dari kitab Kejadian, hanya
berselang enam pasal sejak penciptaan, manusia sudah memulai
pemberontakan terhadap Allah sebagai Raja sehingga situasinya tidak
bisa didamaikan.
Menjadi bijak berarti menobatkan Allah sebagai Raja atas
kehidupan Anda
Izinkan saya mengajukan pertanyaan lain. Saya adalah pengkhotbah
yang suka blak-blakan; saya sering mengajukan pertanyaan pada
orang-orang. Apakah Allah adalah Raja atas kehidupan Anda saat ini?
Apakah Dia Raja atas kehidupan Anda saat ini? Apakah Anda tahu apa
artinya memiliki Allah sebagai Raja atas kehidupan Anda? Jika tidak,
maka Anda tidak tahu apa artinya menjadi orang bijak karena Anda
tidak tahu apa artinya membangun di atas batu karang. Alkitab
memberitahu di dalam Amsal 1:7 tentang hikmat ini: Takut akan
TUHAN (landasannya) adalah permulaan pengetahuan. Mengapa takut
akan Tuhan? Siapakah yang ditakuti oleh orang-orang? Mereka takut
kepada raja, dan apakah hasilnya? Mereka taat karena mereka takut.
Akan tetapi manusia telah sejak lama meninggalkan rasa takut yang
kekanak-kanakan ini. Para filsuf besar Jerman yang hebat itu gemar
memberitahu kita bahwa manusia telah bertumbuh dewasa; manusia
tidak takut lagi pada apapun juga. Hanya anak-anak yang mengalami
ketakutan; orang dewasa tidak takut apapun. Kalau memang tidak
479 | C A H A Y A I N J I L
memiliki rasa takut lagi, mengapa rata-rata orang mengalami stress di
sepanjang hidupnya? Takut akan Allah adalah awal dari hikmat. Dan
jika saya takut akan Allah, maka saya menghargai Dia sebagai Raja
atas kehidupan saya.
Namun sejarah di dalam Alkitab bercerita tentang manusia yang, di
sepanjang waktu, selalu menolak Allah sebagai Raja.
Saat Israel menjadi suatu bangsa, apa yang mereka inginkan? Mereka
tidak ingin Allah menjadi Raja. Mereka menginginkan orang lain.
Siapakah yang mereka inginkan? Mereka menginginkan Saul. Oh, Saul
bertubuh sangat tinggi! Mungkin mereka senang saat menengadah
untuk bisa menatapnya. Alkitab berkata bahwa Saul sekepala dan
sebahu lebih tinggi dari orang lain, bukan sekadar sekepala. Saya
sering coba membayangkan, seberapa tinggi dia itu? Saya punya
sahabat yang sangat baik di Kanada, seorang profesor teologi.
Tingginya 2 meter lebih; jika saya berbicara dengannya, saya harus
mendongak ke atas. Saya sering bercanda dengannya dengan
bertanya, "Clark, bagaimana cuaca di atas?" Suatu hari, saya
mengantarkannya dari universitas ke kota, dan saya penasaran ingin
melihat bagaimana dia berusaha masuk ke dalam mobil saya. Lalu saya
mundurkan tempat duduk sejauh mungkin ke belakang, tapi dia masih
harus berjuang bahkan untuk sekadar memasukkan satu kakinya,
kemudian yang satunya lagi.
Demikianlah, Saul lebih tinggi sebahu dan sekepala dibandingkan orang
lain. Mereka menghendaki orang macam ini sebagai raja; dia sangat
tinggi sehingga dia dijadikan raja. Tampaknya mereka tidak peduli ada
berapa banyak sel otak yang ada di kepalanya. Yang penting dia
bertubuh besar. Akan halnya dengan Allah, kita tidak menghendaki
Allah. Kita mau orang ini saja yang menjadi raja. Yang tidak mereka
ketahui adalah bahwa Allah bisa saja menggusur orang ini setiap saat,
dan kenyataannya, memang hal itu yang Dia lakukan, Dia menggusur
Saul. Dan Dia menobatkan anak muda bernama Daud. Jadi, kita bisa
melihat bahwa di sepanjang sejarah manusia, kita selalu menolak Allah
sebagai Raja; kita tidak menghendaki Dia menjadi Raja.
Tapi saya beritahukan Anda, jika Anda ingin memahami Alkitab, ada
satu prisip utama yang perlu Anda pegang. Seluruh isi Alkitab, dari
awal sampai akhir, mengajarkan satu hal: Allah itu Raja, jika Anda
tidak suka kata 'raja', tidak jadi masalah; Anda boleh menyebut-Nya
480 | C A H A Y A I N J I L
'Komisaris,' Anda boleh menyebut-Nya 'Penguasa,' atau 'Presiden,' atau
'Panglima,' atau apa pun itu, sejauh Dia menjadi Yang Nomor Satu.
Saya pernah membaca sebuah buku yang sangat tebal dan seluruh
isinya mengupas tentang satu hal. Buku itu ditulis oleh seorang
profesor teologi dari Skotlandia. Buku yang dia tulis itu berjudul Biblical
Doctrine of the Reign of God ( Doktrin Alkitabiah tentang Kedaulatan
Allah). Dia menguraikan dari bagian awal Alkitab sampai ke bagian
akhirnya, dari Kejadian sampai Wahyu, satu kebenaran utama tentang
Allah: Allah itu Raja. Entah Anda suka atau tidak, tidak jadi masalah.
Anda mungkin tidak menyukainya, mungkin membenci kebenaran
tersebut, Anda mungkin berkata, "Aku tidak percaya. Aku muak. Aku
tidak mau mendengarkannya," hal ini tidak mengubah apapun;
memang seperti itulah yang diajarkan Alkitab. Allah yang menentukan
apa yang akan terjadi pada hidup Anda. Itu sebabnya saya
mengutipkan apa yang ada di dalam Yakobus 2:8, tentang hukum dari
Raja yang Yakobus bicarakan. Orang bijak adalah orang yang taat pada
hukum dari Raja. Dan kedaulatan Sang Raja ini bukanlah sesuatu yang
berat untuk ditanggung, karena Alkitab secara konstan mengajarkan
kita bahwa Dia memanggil kita untuk masuk ke dalam persahabatan
dengan-Nya, untuk menjadi sahabat Raja. Saya tidak begitu berminat
untuk mengetahui apakah seseorang itu raja atau bukan. Yang saya
minati adalah satu hal, raja macam apakah dia itu? Orang macam
apakah dia itu?
Saya adalah orang yang bertumbuh dalam kekuasaan. Saya pikir saya
bisa dengan aman mengatakan bahwa tak seorang pun di dalam
ruangan ini yang mengenal kekuasaan sebagaimana yang pernah saya
kenal. Anda tahu, ayah saya memegang jabatan yang sangat tinggi di
pemerintahan China yang dulu. Dia memegang komando atas sekitar
40.000 tentara. Dia punya dua jenderal sebagai bawahannya, salah
satu dari mereka menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata
di Taiwan. Dan bagi Anda yang mengerti masalah politik China,
tentunya Anda tahu nama jenderal itu, Sun Li Ren, seorang jenderal
yang sangat hebat. Dan yang lebih menarik lagi adalah bahwa pasukan
ayah saya tidak berada di bawah komando pemerintah pusat; mereka
sepenuhnya di bawah kendali ayah saya. Tahukah Anda bahwa
sebagian besar dari pasukan ayah saya ditempatkan di sekitar Nanjing,
ibu kota China sebelum kaum komunis menang? Jika ada di antara
Anda yang tahu tentang peristiwa Liu Si, atau insiden 4 Juni, Anda akan
481 | C A H A Y A I N J I L
tahu apa artinya memiliki pasukan perang yang berkedudukan di
sekitar kota. Anda bisa mengepung kota itu dengan 20-30.000 orang
dengan tank dan bala tentara, dan Anda bisa saja menurunkan
pemerintahnya. Di sepanjang perairan pantai China, ayah saya
memimpin 100 kapal perang berukuran kecil, yaitu kapal motor kecil
dengan persenjataan yang cukup berat dan kemampuan untuk
bergerak sangat cepat.
Saya tahu bagaimana rasanya hidup dalam kekuasaan. Saya tahu
bagaimana rasanya berbicara dengan jenderal atau menteri ini dan itu,
bahkan sejak saya masih kecil. Duta besar dari berbagai negara kerap
menjadi tamu di rumah kami. Duta besar Amerika yang terkenal,
Leighton Stewart, adalah sahabat baik ayah saya, dan dia sering
berkunjung ke rumah kami. Saya masih ingat pada suatu waktu, ketika
dia berkunjung, dia adalah orang yang sangat tinggi, mungkin setinggi
Profesor Clark Pinnock, lalu dia masuk dan berbicara dengan saya, dan
dia berkata, "Tahukah kamu siapa nama-ku? Namaku adalah Leighton.
Maukah kamu ingat pada Leighton?" Saya berkata, "Baik, aku akan
mengingatmu, Leighton." Saat itu saya tidak tahu bahwa dia adalah
duta besar Amerika Serikat. Dia berkata, "Ingatlah selalu padaku,
maukah kamu melakukannya?" Saya menjawab, "Akan ku-coba."
Demikianlah, saya sudah memenuhi janji saya: saya selalu ingat
padanya. Anda bisa lihat namanya di dalam buku-buku sejarah.
Saya tahu apa itu kekuasaan; saya pernah bergaul dengan para
penguasa. Saya pikir Allah punya tujuan tertentu dengan semua
pengalaman ini. Saya pikir, karena pengalaman ini, saya jadi tidak
takut pada manusia dari kalangan manapun, saya tidak peduli siapapun
mereka. Saat kami ikut jamuan makan malam Kabinet China, dan saya
menjadi orang yang sangat berguna di sana karena para politikus itu
tetaplah politikus; dalam jamuan itu sering muncul masalah, yaitu
masalah tentang siapa yang akan diminta untuk duduk (di meja makan
yang agak kecil) di sebelah kanan Wakil Perdana Menteri China saat
itu. Yang menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri saat itu adalah
Wang Yun Wu. Tentu saja, jika menempatkan Menteri Pertahanan di
kursi sebelah kanan itu, maka Menteri Ekonomi akan tersinggung.
Demikianlah, para menteri ini menilai kedudukan mereka berdasarkan
siapa yang akan duduk di sebelah kanan Perdana Menteri - perhatikan
bahwa Alkitab juga berbicara tentang hal sebelah kanan ini. Masalah ini
bisa dipecahkan; mereka meminta saya yang duduk di sana. Jadi saya
482 | C A H A Y A I N J I L
duduk di sebelah kanan Perdana Menteri, dan istrinya duduk di sebelah
saya, saya diapit oleh Perdana Menteri dan istrinya. Poin yang penting
bukan apakah Anda Raja atau Perdana Menteri atau Menteri
Pertahanan atau Jenderal atau siapapun itu. Ada begitu banyak orang
yang datang dan pergi di rumah saya pada masa itu, tetapi saya tidak
tahu yang mana Menteri Pertahanan, Perdana Menter atau Jenderal -
saya perlu menghitung jumlah bintang di pundaknya. Hal yang penting
bukan pada apa jabatan Anda melainkan orang macam apakah Anda.
Jika saya berpikir tentang Allah, jika saya menyebut, "Raja" yang saya
bayangkan bukanlah seseorang yang mengenakan semacam jubah
yang menjuntai ke bawah. Saya tidak tertarik pada pakaiannya; yang
ingin saya ketahui adalah Pribadi macam apakah Dia? Saya ingin
memberitahu Anda bahwa bagi saya, mengenal Allah sebagai Raja
berarti mengenal Dia sebagai Pribadi yang hidup kepada siapa saya
bisa berbicara setiap harinya, saya bisa bersekutu dengan Dia, dan
saya bisa mengucap syukur padanya akan hal-hal yang indah. Saya
bisa berkata, "Ya Allah, sungguh menakjubkan Engkau!" Itulah Allah -
dari sisi kepribadian-Nya, bukan jabatan-Nya. Kenalkah Anda akan
Allah yang ini? Apakah Anda mengenal Allah yang ini sebagai Sahabat?
Bagi saya, saya tidak peduli apakah Anda berteman dengan seorang
perdana menteri atau duta besar, itu semua bukan hal yang relevan
bagi saya; saya tidak tertarik dengan itu semua. Saya bahkan tidak
paham mengapa mereka semua ingin berteman dengan saya, karena
sesuatu hal, mereka tampaknya tertarik pada saya dan saya masih
tidak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi. Di London, ada seorang
jenderal yang datang pada saya dan ingin berteman dengan saya; saya
tidak tahu mengapa; orang ini cukup tua untuk menjadi kakek saya.
Bagi beberapa orang, mereka pikir berteman dengan seorang jenderal
adalah hal yang sangat hebat! Sebenarnya, saya punya dua teman
jenderal di London; saya tak pernah berusaha untuk membangun
persahabatan dengan mereka; justru mereka yang selalu ingin
berhubungan dengan saya. Saat saya ke Israel, saya diberi nama
kepala staf angkatan darat Israel oleh mereka, yaitu Jenderal Yigal
Yardin, dia seorang jenderal dan cendekiawan yang terkenal. Saya
tidak pernah berusaha untuk mengunjunginya. Saya hanya menelepon
dan menyampaikan salam pada jenderal tersebut, itu pun demi kedua
kawan di London ini.
483 | C A H A Y A I N J I L
Saya tidak tertarik pada jenderal dan Perdana Menteri, dan saya
berkata sejujurnya. Namun saya ingin mengasihi para saudara dan
saudari yang terkecil, sebagaimana yang Allah lakukan. Yesus, Raja
segala raja, tertarik pada pengemis yang buta. Apakah Anda juga
demikian? Itu sebabnya saya berkata kepada Anda, Dia berbeda
dengan para pemimpin berbagai bangsa. Dia sangat berbeda.
Kepribadian-Nya sangat berbeda. Kita pernah membaca tentang
Ceausescu di Rumania, tentang kebusukan, korupsi dan kebrutalan dari
orang ini. Saya beritahu Anda mengapa saya tidak tertarik pada orang-
orang semacam ini: karena manusia itu terlalu kecil untuk menjadi
besar. Mereka tidak cukup besar untuk bisa menampung beban
kekuasaan sambil menjaga kemurniannya. Mereka menjadi angkuh,
sombong dan korup. Akan tetapi Raja dan Allah saya tetap menjadi
Sahabat bagi mereka yang lemah dan rendah. Saya ingin mengajukan
pertanyaan ini kepada saudara: Kenalkah Anda dengan Raja yang ini?
Jika tidak, apakah Anda ingin mengenal Dia? Apakah Anda ingin
membangun kehidupan berlandaskan Dia, yaitu Batu Karang yang tak
akan pernah berubah?
Mengenal Allah yang hidup lewat kata ini: R-O-Y-A-L
Sebagai penutup, saya ingin memberi Anda prinsip hukum raja (royal
law) yang akan saya bahas secara lebih lengkap di pesan berikutnya.
Untuk membantu Anda mengingatnya, saya akan memberi Anda cara
mengingat yang didasari oleh kata 'royal'. Kata 'royal' adalah kunci
yang ingin saya berikan pada Anda untuk mengingat tentang cara
untuk menjalin hubungan dengan Allah yang hidup. Anda telah
menerima kesempatan yang istimewa. Seluruh dunia, bahkan sebagian
besar gereja, telah menolak Allah, dan mungkin bisa saya katakan
khususnya Gereja. Saya akan membahas hal ini secara lebih mendalam
di pesan yang berikutnya. Mengapa saya katakan bahwa Anda
memperoleh kesempatan istimewa? Karena Allah sekarang ini hanya
memiliki sedikit sahabat. Mengapa Allah hanya memiliki sedikit
sahabat? Karena semua orang ingin pergi dan mengerjakan
kehendaknya sendiri, mereka tidak menginginkan Allah sebagai Raja.
Ketika mereka menyalibkan Yesus, mereka berkata, "Kami tidak mau
Orang ini menjadi Raja atas kami. Kami tidak menghendaki Orang ini
sebagai Raja." Tahukah Anda apa artinya pernyataan itu? Hal itu
membuat kesempatan kita untuk menjadi sahabat-Nya jadi sangat
mudah, karena hanya ada sedikit sahabat-Nya. Saya ingin menjadi
484 | C A H A Y A I N J I L
salah satu sahabat-Nya, saya berharap untuk boleh duduk di kaki
meja, di tempat yang paling rendah di kaki-Nya, karena saya telah
melihat keindahan wajah-Nya.
Kata 'royal' di dalam royal law (hukum raja) dieja r-o-y-a-l. Huruf 'r'
untuk kata 'repentance (pertobatan)'. Huruf yang kedua, yaitu 'o' untuk
kata 'obedience (ketaatan)'. Huruf yang ketiga 'y', untuk kata
'yoked (memikul kuk)'. Huruf keempat 'a' untuk kata
'absolute (mutlak)' Dan huruf yang terakhir 'l' untuk kata
'launch (berangkat)'. Di pesan yang berikutnya, saya akan membahas
kelima huruf tersebut, karena jika Anda bisa menangkap maknanya,
maka Anda akan mampu membangun kehidupan Anda di atas Batu
Karang yang tidak akan bergeser.
Sikap kita Sehubungan dengan Hal Memikul Salib
Yohanes 12:23-26 - Disampaikan oleh Pendeta Eric Chang
Salib Yesus dan Salib Kita
Khotbah ini adalah bagian dari seri “Pemuridan dan Harga yang Harus
dibayar untuk menjadi seorang Murid”. Sebelumnya kita telah melihat
Matius 16:24-26 (Si Aku - Hambatan Menuju Kebesaran Rohani);
Lukas 14:25-33 (“Membenci” – Mempersembahkan apa yang Anda
Kasihi); dan Lukas 9:25-25 (Makna Salib bagi Seorang Murid). Kita
tidak akan dapat menjalani kehidupan sebagai seorang murid yang baik
jika kita tidak dengan benar memahami ciri-ciri dan prinsip-prinsip
pemuridan.
Di khotbah “Makna Salib bagi seorang Murid”, kita telah membahas arti
dari memikul salib. Apa artinya memikul salib pemuridan di pundak
kita? Kita melihat bahwa artinya adalah Yesus telah memanggil kita
untuk ikut serta di dalam pelayanannya bagi keselamatan umat
manusia, bukan sekadar untuk menyelamatkan diri kita saja,
melainkan agar kita ikut serta bersama dengan dia menjadi para
penyelamat.
485 | C A H A Y A I N J I L
Dalam mempelajari hubungan di antara salib Yesus dengan salib kita,
kita telah melihat bahwa kata "salib" dipakai sebanyak enam kali di
dalam Injil Sinoptik, dan di dalam setiap kasus, kata itu mengacu
kepada salib murid. Yesus tidak pernah memakai kata "salib" untuk
mengacu kepada salibnya atau pada pengorbanannya sendiri. Ini
adalah hal yang sangat signifikan.
Paulus menggunakan kata "salib" sekitar sepuluh kali di dalam surat-
suratnya, akan tetapi dia tidak pernah mengacu pada salib murid.
Ketika Paulus menggunakan kata "salib", dia selalu mengacu kepada
salib Kristus. Bagaimana memahami hal ini? Tidaklah sulit memahami
hal ini. Di dalam pemberitaan Paulus, ia selalu menganggap bahwa
orang yang mendengar pesannya sudah mengerti pesan Injil.
Sayangnya di zaman ini, rata-rata orang Kristen tidak mengerti apa
yang diajarkan Yesus. Padahal Paulus menganggap bahwa kita telah
mengerti ajaran Yesus. Hal ini sangatlah penting untuk dipahami saat
membaca tulisan-tulisan Paulus. Tulisan-tulisan Paulus pada dasarnya
adalah penafsiran tentang ajaran Yesus. Karena dia menganggap
bahwa Anda telah memahami sepenuhnya apa saja yang diajarkan oleh
Yesus, maka tidaklah perlu bagi dia untuk menggunakan kata-kata
yang sama untuk mengulangi apa yang sudah diajarkan oleh Yesus.
Pertanyaan lain yang perlu kita ajukan adalah: Apakah hubungan
antara salib Kristus dengan salib kita?
Salib Kristus - Penebusan bagi kita
Pertama, salib Kristus selalu mengawali salib kita, yaitu, Yesus memikul
salibnya di depan dan kita sebagai murid-muridnya, mengikuti
jejaknya. Salibnya selalu di depan. Salib kita selalu berlandaskan
salibnya. Inilah alasan mengapa saya katakan bahwa Paulus
beranggapan bahwa kita sudah memahami ajaran Yesus.
Apa artinya? Ketika Paulus berbicara tentang salib Kristus - hal itu
selalu disampaikan dengan memakai bentuk perfect tense, atau di
dalam bentuk past tense. Kematian Kristus, salib Kristus selalu disebut
dalam bentuk past tense atau perfect tense. Paulus saat memakai kata
salib Kristus ini, dia selalu mengacu pada peristiwa yang telah lampau,
pada karya penebusan Kristus bagi dosa-dosa kita.
486 | C A H A Y A I N J I L
"Aku telah disalibkan dengan Kristus," kata Paulus di Gal 2:20. Di sini,
dia menggunakan perfect tense, "Aku telah disalibkan..." yang berarti,
"salib Kristus telah diterapkan ke atasku dulu". Sebagai seorang
Kristen, kita memandang ke belakang, kepada salib Kristus. Kita
memasuki kehidupan yang baru melalui salib Kristus, bukan melalui
salib kita. Keselamatan selalu bergantung pada salib Kristus, bukan
salib kita. Kita disalibkan bukan untuk menyelamatkan diri kita sendiri,
kita tak mampu memenuhi itu. Kematian kita tidak mempunyai nilai
penebusan. Salib Kristuslah yang menebus dosa.
Salib kita - Mati dan Hidup Bersamanya
Akan tetapi di saat Yesus berbicara tentang salib kita, dia
membicarakan salib sebagai sesuatu yang terjadi di saat sekarang dan
di masa akan datang. Salib Kristus berkaitan dengan masa lalu kita. Ia
menyucikan dosa-dosa kita, membuka jalan kehidupan baru bagi kita.
Tetapi mulai dari sini, datanglah salib kita. Salib Kristus berkaitan
dengan masa lalu; salib kita berkaitan dengan masa kini. "Pikullah
salibmu setiap hari,..." suatu hal yang berkelanjutan, yang memakai
bentuk present tense. Setiap saat, pikullah salibmu. Dosa-dosa Anda di
masa lalu sudah dihapuskan oleh Salib Kristus. Sekarang giliran Anda
untuk memikul salib setiap hari, sampai ke masa depan, sampai pada
kita menggenapi pekerjaan pelayanan keselamatan yang telah
dipercayakan oleh Kristus kepada kita.
Di khotbah yang lalu kita juga melihat mengenai hubungan di antara
kedua salib itu, bahwa salib Kristus menghapus dosa-dosa kita;
selanjutnya salib kita merupakan suatu proses di mana kita
menyalurkan hidup yang telah kita terima itu kepada orang lain. Hal ini
dapat dilihat di dalam kutipan yang indah dari surat Paulus di 2 Kor
4:11,12. Dia berkata, "Jadi maut giat di dalam diri kami tetapi hidup
giat di dalam kamu. Kami mati supaya kamu bisa hidup. Kami
menyalurkan hidup ini kepada kamu."
Sangatlah penting untuk memahami hubungan antara kedua salib itu.
Dampak Salib Kristus Terhadap kita - Mati bagi Dunia
Terlebih lagi, konsep Paulus tentang salib Kristus berbeda dengan
konsep kita sekarang. Dia tidak menyatakan bahwa kita harus percaya
kepada salib. Tidak sama sekali! Kita harus percaya kepada Kristus.
487 | C A H A Y A I N J I L
Kristuslah yang menyelamatkan kita melalui salib. Obyek dari iman
bukanlah suatu benda, atau bahkan suatu perbuatan. Obyek dari iman
selalu merujuk kepada satu Pribadi, yaitu Yesus sendiri. Akan tetapi
Paulus tidak memandang bahwa kita diselamatkan cukup dengan
sekadar mempercayai karya Kristus. Dia memandang pada salib
sebagai memiliki suatu dampak yang pasti terhadap hidup kita. Bukan
sekadar sebagai obyek dari kepercayaan. Salib adalah sesuatu yang
terjadi pada diri kita di dalam Kristus. Itu sebabnya dia bisa berkata di
Galatia 6:14, "Aku bermegah di dalam salib Kristus yang olehnya aku
telah disalibkan bagi dunia dan dunia disalibkan bagiku." Dia tidak
memandang salib sebagai benda yang harus dipercayai. Dia
memandang salib sebagai peristiwa yang terjadi ke atas dirinya. Salib
telah memutuskan hubungannya dengan dunia. Salib telah
memisahkan dia sepenuhnya dari dunia. Dan pemisahan inilah yang
dimaksudkan Alkitab sebagai kekudusan. Salib telah menjadikan kita
kudus melalui kuasa Allah dengan memisahkan kita atau dengan
memutuskan hubungan kita dengan dunia.
Konsep Paulus tentang keselamatan bukanlah "kepercayaan" yang
gampangan. Dia tidak memandang salib Kristus sebagai sesuatu yang
telah sedemikian kuno sehingga Anda hanya perlu mempercayainya
sekadar sebagai suatu fakta sejarah saja. Tidak, tidak! Yang dia
maksudkan adalah kita begitu menyatu dengan Kristus sehingga salib
Kristus memisahkan kita dari dunia. Ini juga berarti bahwa jika kita
belum dipisahkan dari dunia ini oleh salib Kristus maka ini berarti kita
masih belum bersatu dengan Kristus karena hubungan kita dengan
dunia ini belum terputus. Jadi poinnya sangat sederhana: Jika saya
hidup demi dunia, ini berarti dampak keselamatan dari salib masih
belum terwujud bagi saya.
Apakah Anda menjalani hidup ini demi dunia, sama seperti setiap orang
di tengah masyarakat dunia yang mementingkan dirinya sendiri?
Itukah pola pikir Anda? Atau, apakah Anda ini domba dan bukannya
serigala? Yesus menggambarkan masyarakat dunia ini sebagai
masyarakat serigala. Ini adalah ungkapan yang sangat sering
digunakan - mereka menegakkan hukum dengan taringnya! Serigala
memiliki taring yang tajam. Mereka tentu saja akan menancapkan
taring atas segala sesuatu. Dan domba tidak berkeliling dengan taring
yang mengancam. Kita terpisah dari masyarakat jenis ini karena Yesus
ingin membangun masyarakat jenis baru. Suatu masyarakat domba di
488 | C A H A Y A I N J I L
mana kekuasaan tidak diraih dengan menginjak dan menekan orang
lain. Dengan menggunakan taring panjang yang saya miliki, dengan
gigi-gigi yang tajam, saya akan memaksa orang untuk taat. Tidak,
tidak. Itu adalah masyarakat dunia. Yesus berkata, "Di dunia ini,
mereka berusaha saling menguasai." Itulah masyarakat serigala akan
tetapi di antara Anda, tidak demikian halnya, karena masyarakat yang
baru ini merupakan masyarakat yang terdiri dari para pemikul salib,
suatu masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang membagikan
keselamatan kepada umat manusia.
Sikap yang benar di dalam memikul salib
Hari ini saya mau menekankan tentang sikap kita di dalam memikul
salib. Sangatlah penting bagi kita untuk memiliki sikap hati yang benar
dalam kaitannya dengan hal memikul salib. Banyak orang yang
mengerjakan hal yang benar dengan sikap hati yang tidak benar. Dan
hal itu jelas sangat disayangkan. Sikap yang salah hanya akan merusak
segalanya dan menjadikan perbuatan Anda sia-sia, karena Allah
melihat pada apa yang ada di dalam hati. Dia tidak sekadar melihat apa
yang sedang Anda lakukan. Inilah alasan atas pernyataannya mengenai
persembahan seorang janda di Lukas 21:1-3. Yesus sedang duduk di
Bait Allah sambil mengamati orang-orang menaruh uang di kotak
persembahan. Orang-orang Farisi, orang-orang religius dan juga orang
kaya sedang menaruh uang di kotak persembahan dengan keras
sehingga kedengaran suara jatuhnya uang tersebut di dalam kotak
persembahan. "Anda lihat betapa religiusnya saya? Apakah Anda lihat
berapa banyak uang yang saya persembahkan kepada Allah?"
Salahkah mempersembahkan uang untuk pekerjaan Tuhan? Tidak.
Akan tetapi sikap hatinya yang salah, dan dengan demikian perbuatan
yang benar menjadi tidak berarti karena sikap hatinya salah.
Sikap hati yang saya takutkan adalah kita berkata, "Kalau Allah melalui
Yesus menghendaki supaya aku memikul salib, tentu saja aku harus
memikul salib. Maksudnya, siapa yang bisa membantah? Aku ingin
diselamatkan, dan kalau syaratnya adalah, 'Pikullah salib,' aku akan
memikul salib." Jadi aku akan mengerjakannya karena memang tidak
ada jalan lain. Ini adalah sikap hati yang salah. Kita berkata, Abraham
yang malang karena Allah berkata kepadanya, "Persembahkanlah
Ishak." Jadi ia terpaksa melakukannya. Apakah Anda mengira bahwa
489 | C A H A Y A I N J I L
Allah hanya mementingkan tindakan mempersembahkan Ishak? Tidak!
Dia melihat ke dalam hati Abraham untuk memastikan sikap hatinya.
Anggaplah Abraham saat itu menyeret Ishak dan membawanya ke
Gunung Moria sambil mengomel, mengeluh dan menggerutu, "Allah
macam apa ini? Dia memberikan apa yang telah Dia janjikan dan
sekarang Dia malah menyuruh aku untuk membunuh anakku.
Maksudku, apa dayaku, aku tetap harus melakukannya. Dia adalah
Allah. Aku tidak boleh membantahNya. Aku harus berhadapan dengan
Dia nanti, dan aku sangat takut jika tidak mengerjakan apa yang Dia
perintahkan padaku. Jadi, Ishak, maafkan aku. Jangan salahkan aku.
Semua ini salah Allah. Dia yang menyuruhku untuk membunuhmu. Dia
tidak selalu bisa dipahami. Akan tetapi Dia adalah Allah, jadi kita
berdua tidak bisa membantahNya. Berbaringlah yang baik supaya aku
bisa segera menggorok tenggorokanmu."
Apakah sikap semacam itu akan berkenan di hadapan Allah? Tentu saja
tidak! Dia memang sedang mengerjakan perbuatan yang benar akan
tetapi dengan sikap hati yang salah. Dan Allah tidak akan menerima hal
ini, karena Allah melihat ke dalam hati. Saya khawatir kita akan
berkata, "Baiklah, kita harus menjadi murid. Kita harus memikul salib.
Siapa yang boleh membantah? Letakkanlah salib ini di pundak kita dan
kita akan mengeluh dan menggerutu sepanjang perjalanan dan kalau
aku sudah sampai di sana, aku akan menanyakan Allah, "Mengapa
Engkau menyuruhku mengerjakan hal ini? Maksudku, hidup tentunya
akan jauh lebih mudah jika Engkau tidak mempersulitnya." Sikap hati
yang salah. Dan sikap hati sangatlah menentukan.
Faktor Penentu: Sikap Hati
Hal yang membuat kita lebih besar daripada Yohanes Pembaptis tidak
terletak pada kemampuan kita untuk berkhotbah sehebat Yohanes
Pembaptis, atau bahwa kita dapat melakukan lebih banyak mukjizat
ketimbang Yohanes Pembaptis atau secara eksternal kita memiliki
komitmen kepada Allah yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis!
Dia memakai baju kulit binatang, baiklah, aku juga bisa mencari baju
kulit binatang dan memakainya. Kita semua bisa saja mengenakan
baju kulit domba. Kita bisa menjahitnya atau meminta ibu kita
menjahitnya bagi kita dan berkata, "Lihat, aku terlihat seperti Yohanes
Pembaptis sekarang. Jika Yohanes Pembaptis bisa melakukannya, aku
juga bisa. Jadi, aku akan pergi ke padang gurun dan memperlihatkan
490 | C A H A Y A I N J I L
komitmenku. Aku juga akan memakan madu dan belalang." Kita bisa
saja menirunya, akan tetapi bukan itu yang dimaksudkan. Yang
diperhitungkan adalah sikap hati kita. Itulah hal yang paling penting!
Saya harap Anda bisa menangkap artinya.
Segala pertempuran rohani terjadi terlebih dahulu di tingkat hati.
Kemenangan atau kekalahan di dalam peperangan rohani terjadi di
dalam hati Anda. Jika di tingkat hati Anda kalah, maka Anda akan
kalah. Sekalipun dari luarnya kita terlihat memenangkan beberapa
pertempuran, tetapi sebenarnya kita sudah kalah telak.
Tak ada persembahan yang berkenan di hadapan Allah kecuali yang
berasal dari sikap hati yang benar. Jika Anda datang ke gereja dan
Anda berkata, "Baiklah, Allah menghendaki perpuluhan, aku harus
mempersembahkan sepuluh persen dari kekayaanku. Baiklah, Allah,
inilah setoran pajakku, apalah dayaku? Jika tidak kubayar, Engkau
akan menyeretku ke pengadilan. Aku tidak sanggup menghadapi hal
itu, jadi ambillah, ini dia, Kau terimalah bagian sepersepuluhMu itu.
Aku sangat membutuhkan uang itu, namun karena, Engkau telah
memberikan perintah itu, ambillah. Ambillah apa yang memang
bagianMu."
Apakah Anda pikir Allah menghendaki uang Anda? Tidak, Dia tidak
menginginkan hal semacam itu. Di saat kita memberi, kita harus
memberi dengan sukacita. Itulah yang dikatakan Tuhan. Di mengasihi
pemberi yang bersukacita. Dia tidak menginginkan pemberian Anda.
Dia menginginkan sukacita di dalam pemberian Anda. Semua
pertempuran dimenangkan atau dikalahkan di dalam hati ini. Artinya
sikap hati Anda akan sangat menentukan apakah Anda akan
berkemenangan atau kalah, apakah Anda akan menjadi manusia Allah
yang perkasa atau apakah Anda tidak menjadi apa-apa. Semuanya
bergantung pada sikap hati.
Di dalam perumpamaan tentang seorang penabur, mengapa ada benih
yang menghasilkan seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat,
yang lainnya tiga puluh kali lipat? Benihnya sama. Benihnya berasal
dari Allah. Lalu mengapa benih yang sama memberikan hasil yang
berbeda? Adakah penjelasan lain selain persoalan sikap hati? Tidak ada
penjelasan lain. Jika benihnya sama, maka perbedaannya tentu terletak
491 | C A H A Y A I N J I L
pada tanahnya. Tanah, seperti yang dijelaskan oleh perumpamaan ini,
adalah hati. Jadi sikap hatilah yang membuat semua perbedaan itu.
Untuk memahami visi Tuhan bagi gereja, yaitu gereja di mana setiap
orang, bahkan yang terkecil sekalipun harus lebih perkasa daripada
Yohanes Pembaptis, maka kita harus datang pada Tuhan dengan sikap
hati yang benar. Siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah
di dalam peperangan rohani, dapat diketahui cukup dengan
memperhatikan sikap hati yang dimiliki.
Ada beberapa orang yang sangat kuat karena sikap hatinya yang
sangat kokoh. Sikap hati mereka sangat teguh. Terdapat sukacita di
dalamnya, ada kedalaman sukacita di tengah beban dan persoalan.
Sementara yang lainnya, Anda perhatikan sikap hati mereka dan Anda
akan tahu bahwa mereka tidak akan bertahan lama karena mereka
tidak punya cukup kekuatan untuk bertahan. Tidak terdapat sikap hati
yang benar di sana. Orang-orang yang hatinya bersikap sangat negatif
tidak akan bertahan. Mereka tidak akan pernah sukses dalam hal
apapun. Sikap hati mereka sudah menentukan kekalahan mereka sejak
titik awal. Saya tidak tahu apakah Anda termasuk salah satu dari
mereka. Mereka adalah orang-orang yang ketika diminta untuk
melakukan sesuatu akan berkata, "Oh...terlalu sulit, aduh...terlalu
banyak masalah di sana." Baiklah, bagaimana dengan yang ini? "Tidak,
tidak, tidak, yang ini juga tidak bisa." Semuanya tidak bisa. Tidak ada
yang bisa dikerjakan. Karena sikap hati mereka selalu negatif. Mereka
selalu bersikap negatif terhadap segala hal. Jadi mereka telah
memastikan kekalahan mereka sendiri sejak dari titik awalnya. Jika
orang-orang ini ingin sukses di dalam kehidupan rohaninya, harus ada
perubahan yang mendasar di dalam sikap hatinya. Kita tidak akan
pernah menjadi saluran kemurahan keselamatan Allah sebelum sikap
hati kita diubah secara total.
Anda tahu kisah tentang Joni Earekson Tada, gadis perenang dan atlet,
remaja yang menyukai segala macam kegiatan olah raga. Dan
kemudian pada suatu hari, dia mengalami kecelakaan dan tulang
lehernya patah. Akibat dari patahnya tulang lehernya, dia mengalami
kelumpuhan dari bagian leher ke bawah. Tiba-tiba gadis yang lincah ini,
gadis yang sangat berbakat ini mendapati dirinya dalam keadaan
lumpuh. Dari saat itu, sikap hatinya bisa saja menjadi, "Tamatlah
sudah, riwayatku berakhir," dan memang wajar jika ia bersikap seperti
492 | C A H A Y A I N J I L
itu. Namun tidak dengan Joni. Setelah pergumulan berat pada awalnya,
ia bertekad bahwa dengan apa yang tersisa dalam hidupnya, dia akan
menjalani hidup bagi kemuliaan Allah, sekalipun dia sudah lumpuh.
Tentu saja, pengalaman tersebut menghancurkan dirinya pada
awalnya. Akan tetapi dia bangkit, dan berkata, "Aku akan
memenangkan peperangan ini, sekalipun aku sudah lumpuh."
Perlahan-lahan mulai ada kemajuan dalam kekuatan tubuhnya. Dia
belajar untuk melukis dengan menggunakan mulutnya dan lukisannya
sangatlah bagus dan sangat terkenal. Dan kabar tentang Joni
menyebar serta membangkitkan semangat jutaan orang. Semangatnya
tidak hancur sekalipun tubuhnya hancur. Peperangan ini berlangsung
dan dimenangkan, di tingkat batiniah. Atau, kekalahan terjadi di dalam
batin.
Jika dia bisa berhasil di tengah malapetaka itu, mengapa kita tidak?
Anda tidak mengalami kelumpuhan. Semua anggota tubuh Anda masih
bagus. Akan tetapi kebanyakan orang di dalam sepanjang hidupnya tak
akan pernah mencapai hasil setinggi Joni di dalam kondisinya yang
lumpuh itu. Meski segalanya terlihat seolah-olah menghambat dirinya,
namun karena sikap hatinya benar, dia mampu untuk menang
menghadapi rintangan yang sepertinya mustahil untuk dilewati.
Kehidupan dia selanjutnya, bahkan sampai sekarang terus menjadi
teladan, tentang apa yang bisa dikerjakan oleh Allah melalui sikap hati
yang benar.
Kiranya kita bisa melihat potensi yang kita miliki. Sikap hati Anda
sekarang inilah yang menentukan apakah di dalam hidup ini Anda akan
menghasilkan sesuatu bagi Allah atau tidak. Apakah Anda akan dipakai
Allah atau tidak, Andalah yang harus memutuskannya.
Pernah ada orang yang bertanya kepada seorang pengkhotbah berkulit
hitam tentang subjek pemilihan (election) di dalam teologia.
Pemilihan, tentu saja, berkaitan dengan masalah predestinasi. Si
pengkhotbah rupanya tidak begitu memahami persoalan ini, jadi ketika
dia ditanyai tentang hal pemilihan, dia berkata, "Pemilihan berarti
pemungutan suara. Engkau memberikan suara bagi seorang calon
presiden dan selanjutnya engkau membuatnya terpilih menjadi
presiden. Itulah arti pemilihan. Di dalam kehidupan rohani, halnya
adalah sebagai berikut. Allah selalu memberikan suaranya bagimu, dan
493 | C A H A Y A I N J I L
iblis selalu memberikan suara yang menentangmu. Dan siapa yang
akan memenangkan pemilihan bergantung pada siapa yang akan kau
pilih. Itulah pemilihan."
Ini memang bukan pernyataan teologia yang hebat, akan tetapi
terkandung kebenaran di dalamnya. Kasih karunia Allah sudah tentu
mencukupi bagi Anda. Akan tetapi apakah Anda akan mampu untuk
memanfaatkan secara maksimal kasih karunia itu dan keluar sebagai
pemenang sangat bergantung pada Anda. Kemana Anda akan
memberikan suara? Bagaimana sikap hati Anda? Saya harap setiap
orang di sini, dengan kasih karunia Allah, mengalami perubahan sikap
hati yang sedemikian hingga kita bisa menghasilkan generasi para
raksasa rohani. Jika kasih karunia Allah sudah mencukupi untuk
menghasilkan itu, yang menjadi penghalang tentunya adalah diri kita
sendiri. Kitalah yang menghalangi Dia. Kitalah yang menahan
kepenuhan kasih karuniaNya. Kita terpaku pada keadaan kita, pada
kebiasaan buruk kita, pada hal-hal remeh yang mengganggu kita. Dan
semua hal yang remeh itu telah mengalahkan kita, sehingga secara
rohani tidak ada lagi yang tersisa dari kita, tidak ada sama sekali. Dan
kita menjadi beban bagi orang lain bahkan bagi diri kita sendiri. Jadi
sikap hati kita sangat menentukan.
Elia - studi kasus tentang sikap hati
Bahkan di dalam diri seorang manusia Allah yang perkasa, sikap hati
bisa membesarkan atau menghancurkan dia. Saya selalu saja tercekat
jika mengamati apa yang terjadi pada Elia. Anda tentunya bagaimana
Elia pergi ke gunung Karmel dan menantang segenap bangsa,
termasuk sang raja dan ratu. Dia melangkah ke puncak gunung Karmel
dan dari sana, nabi Elia menantang segenap bangsa Israel, karena
bangsa Israel telah berpaling dari Allah. Mereka telah menyembah
berhala, berpaling kepada roh-roh yang sia-sia. Mereka telah berpaling
kepada Baal, berhala laki-laki, dan Asyera, berhala perempuan. Seluruh
bangsa telah disesatkan oleh rajanya dan menyembah berhala, dan
sudah melupakan Allah yang hidup. Mereka sudah lupa pada Allah
mereka yang hidup.
Elia, nabi Allah yang masih tersisa, mendapat perintah untuk
menantang segenap bangsa Israel. "Tampilkanlah semua nabimu, aku
akan menghadapi mereka semua. Jika kamu yakin bahwa ilahmu itu
494 | C A H A Y A I N J I L
nyata, bawalah dia. Dan kamu akan melihat siapa allah yang nyata.
Lihat allah siapa yang nyata."
Coba bayangkan adegan ini. Gunung Karmel adalah tempat yang luas.
Segenap bangsa Israel dipanggil oleh para utusan untuk berkumpul di
gunung Karmel menyaksikan pertarungan antara Allah yang hidup dan
para ilah yang disebut Baal dan Asyera. Dan di sana sudah berkumpul
delapan ratus lima puluh nabi, empat ratus lima puluh nabi Baal dan
empat ratus nabi Asyera. Delapan ratus lima puluh melawan satu
orang, Elia. Satu orang melawan delapan ratus lima puluh. Jadi Anda
bisa bayangkan seperti apa suasananya. Mereka berada di atas gunung
sehingga orang banyak yang duduk jauh di dataran di bawah bisa
melihat pertarungan yang terjadi di atas puncak itu.
Elia berkata kepada para nabi Baal, dan para nabi Asyera, "Silahkan,
taruh persembahanmu di mezbah akan tetapi jangan menyalakan api.
Letakkan saja dan kita lihat apakah ilahmu akan menjawab. Jika ilahmu
itu nyata, biarlah dia menghabiskan persembahanmu itu." Baal adalah
dewa api, dan ini menjadi salah satu dasar ujian. "Kalau kamu
mengatakan bahwa ilahmu itu nyata dan dia mampu menjawab doamu
dengan api, maka letakkanlah persembahanmu itu di atas mezbah,
letakkan kayu bakar di bawahnya dan lihat apakah Baal bisa menerima
persembahanmu. Biar dia yang menyalakan api jika dia memang dewa
api."
Kedelapan ratus lima puluh nabi itu memanggil, berteriak, menoreh-
noreh diri mereka, "Baal, marilah, datanglah. Nyalakanlah api.
Terimalah persembahan kami." Tak terjadi sesuatu apapun. Tak terjadi
apa-apa. Lalu Elia berkata, "Baiklah, di manakah ilahmu itu? Mungkin
dia sedang tidur. Mungkin dia sedang berlibur. Berapa lama kita harus
menunggu sampai dia datang menyalakan apinya?"
Setelah semua itu berlangsung sampai seharian, dia berkata, "Baiklah,
baiklah. Sudah cukup. Sekarang giliranku. Sekarang, aku akan
memperlihatkan kepadamu bahwa Allah yang kusembah adalah Allah
yang hidup. Tunggu dan lihat saja." Jadi, kayu bakar sudah diletakkan,
dan persembahan sudah ditaruh di atasnya. Lalu, dia berkata kepada
orang banyak, "Jika kalian mengira bahwa aku menyimpan tipuan di
balik lengan bajuku, kalian tuanglah air sebanyak yang kalian suka di
atas kayu dan kurban bakaran ini. Tuangkan saja." Lalu mereka
495 | C A H A Y A I N J I L
menuangkan air ke atas kayu dan kurban bakaran tersebut. Dan dia
berkata, "Masih kurang. Ayo. Tambahkan lagi." Dan mereka
menuangkan lebih banyak air lagi. "Tambahkan lagi. Banjiri semuanya.
Tambahkan lagi airnya. Aku ingin kalian menyaksikan bahwa Allah
adalah Allah yang hidup. Dan setelah ini pilihlah antara Allah yang
hidup atau ilah-ilah yang palsu itu."
Anda tentu tahu apa yang terjadi selanjutnya, air yang dituangkan itu
benar-benar membanjiri mezbah dan di sekelilingnya. Segalanya basah
kuyup. Elia lalu mengucapkan doa yang sangat singkat, doa yang pelan
saja. Suatu doa yang sangat singkat, bukannya doa yang berjela-jela
kepada Allah. Dia hanya berkata, "Tuhan, sekarang giliranMu." Lalu
datanglah api, menyambar seperti kilat dari atas dan turunlah kuasa
Allah dan seluruh korban bakaran itu tersambar hangus! Semua yang
menyaksikan langsung berlutut. Allah, Allah yang hidup! Dialah Allah.
Itulah nabi besar-Nya, Elia. Dapatkah Anda melihat sikap hatinya? Ia
berdiri di sana dengan penuh kemenangan. Satu orang melawan
segenap bangsa, melawan semua nabi-nabi palsu itu.
Namun yang indah dari Alkitab adalah ia tidak menyembunyikan
kegagalan-kegagalan manusia-manusia Allah. Ia tidak hanya
menyampaikan hal-hal yang menyenangkan saja dan mengabaikan
hal-hal yang tidak menyenangkan. Anda tahu apa yang terjadi. Izebel,
sang ratu sangat marah, benar-benar marah ketika mengetahui bahwa
para nabinya telah dibunuh oleh bangsa Israel setelah mereka melihat
siapa nabi yang sejati dan siapa nabi yang palsu. Izebel menjadi sangat
marah karena semua nabinya dibunuh. Jadi dia mengirimkan pesan
kepada Elia dan katanya, "Kiralah aku ditangani ilahku dan bahkan
lebih lagi, jika besok pada waktu yang sama engkau masih hidup. Aku
akan membunuhmu sebelum esok hari," ujarnya. Dan apakah yang
terjadi? Manusia Allah yang perkasa ini, dengan keadaan yang patah
semangat, melarikan dirinya.
Ada apa, oh Elia?? Ada apa ini? Di satu saat kita melihat keagungan
dan kemuliaan Allah yang bekerja lewat engkau, dan di saat
selanjutnya, ancaman dari seorang perempuan sudah membuat engkau
lari ketakutan ke padang gurun?! Keadaannya sebenarnya masih sama.
Bangsa Israel masih mendukungnya. Apa yang terjadi? Mengapa
engkau lari, Elia?
496 | C A H A Y A I N J I L
Tahukah Anda apa yang terjadi? Saya menyampaikan hal ini kepada
Anda karena iman sangat erat kaitannya dengan sikap hati kita. Sikap
hati kita adalah ungkapan dari iman kita. Itu sebabnya mengapa hal ini
menjadi sangat penting bagi keselamatan kita. Tak dapat disangkal
bahwa keselamatan tidak dapat dipisahkan dari sikap hati karena sikap
hati memperlihatkan apakah kita memiliki iman atau tidak. Kunci untuk
memahami sikap hati Elia terdapat di 1 Raja-raja 19:3. Di dalam
sebuah anak kalimat, "Lalu dia, Elia, menjadi ketakutan." Dia
ketakutan! Manusia Allah yang perkasa ini ketakutan menghadapi
ancaman terhadap nyawanya.
Hal yang menonjol yang dapat kita lihat adalah bahwa ketakutan selalu
berlawanan dengan iman. Ketakutan dan iman berada di posisi yang
berlawanan. Camkanlah hal ini baik-baik. Jika saya merasa ketakutan,
pada saat itu juga saya mendapati bahwa iman saya sangat lemah.
Sama seperti ketika Yesus berkata kepada para muridnya di Matius
8:26, "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Mengapa
kamu takut? Anda ketakutan karena iman Anda kecil. Pada saat itu,
iman Elia sepertinya lenyap. Kita bisa melihatnya dari pernyataan. "Dia
menjadi ketakutan." Dia ketakutan lalu ia melarikan diri. Hal ini saya
sampaikan agar Anda menyadari bahwa seorang manusia Allah yang
perkasa juga bisa kehilangan kendali atas sikap hatinya. Kadang kala
dia tidak bisa memfokuskan sikap hatinya. Dan untuk sesaat dia akan
melemah. Tentu saja, Elia pulih dengan cepat akan tetapi, untuk sesaat
itu seolah-olah ia menyangkal imannya.
Sikap hati Yesus Kristus - contoh bagi kita
Lalu, bagaimana seharusnya sikap hati kita di dalam hal memikul salib
ini? Dikarenakan segala sesuatunya bergantung kepada sikap hati ini,
dan bahkan orang sekaliber Elia pun bisa mengalami saat lemah,
(karena sikap hatinya yang salah saat itu) bagaimanakah seharusnya
sikap hati kita jika kita ingin berkemenangan?
Perhatikanlah Yesus Kristus, yaitu sikap hatinya terhadap salib. Seperti
apa sikap hatinya terhadap salib? Mari kita baca bagian dari Yoh 12:23-
26:
Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak
Manusia dimuliakan [perhatikanlah kata ini - dimuliakan]. Aku berkata
497 | C A H A Y A I N J I L
kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam
tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di
dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa
melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di
situpun pelayan-Ku akan berada. (Di mana Yesus akan berada?
Pertama-tama, dia akan ke kayu salib.) Barangsiapa melayani Aku, ia
akan dihormati Bapa
Perhatikan kata-kata di ayat 23. "Telah tiba saatnya Anak Manusia
dimuliakan." Apa yang dimaksudkan dengan dimuliakan? Bagaimana
Yesus dimuliakan? Mari kita baca di ayat 32 sampai 34:
'dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua
orang datang kepada-Ku'. Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan
bagaimana caranya Ia akan mati. Lalu jawab orang banyak itu: "Kami
telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup
selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa
Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"'
Ayat-ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa dia sedang merujuk
kepada cara kematiannya, tentang bagaimana dia akan mati. Lewat
penyaliban, orang yang disalib itu akan dipakukan ke atas kayu salib.
Pertama-tama kayu yang berbentuk salib itu akan diletakkan di atas
tanah. Tidaklah mungkin korban yang akan disalibkan itu dapat dipaku
ke kayu salib jika tiangnya sudah dalam keadaan berdiri tegak.
Kayunya diletakkan di tanah dan si korban akan dibaringkan di atasnya
dan kemudian, paku-paku akan ditancapkan melalui pergelangan
tangannya, sedikit agak ke atas supaya tidak merobek urat nadinya.
Kemudian kaki-kakinya juga dipaku. Setelah itu barulah, salib itu
ditegakkan, dan dimasukkan ke dalam lubang penyangganya.
"Apabila Aku ditinggikan, Aku akan menarik semua orang datang
kepada-Ku."
Pokok yang menonjol dari ayat-ayat ini adalah cara Yesus memakai
ungkapan yang bermakna ganda ini. Kata dimuliakan yang digunakan
di sini memiliki makna ganda. Di dalam bahasa Yunani katanya adalah
"uyow" Apa itu "uyow"? Arti harfiahnya memang ditinggikan, namun ia
498 | C A H A Y A I N J I L
memiliki makna yang lain. Ia juga berarti dimuliakan dan ditinggikan.
"Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan." Kata ini memang
memiliki arti ditinggikan dan dimuliakan. Kata yang sama juga muncul
misalnya di Kisah 2:33 di mana arti yang dipakai adalah ditinggikan,
sekaligus dimuliakan, begitu juga di Kisah 5:31. Di Yakobus 4:10, "Dia
akan meninggikanmu." Kata ini dipakai sebanyak 18 kali di dalam
Perjanjian Baru dan dengan demikian kita dapat dengan jelas
memahami maknanya.
Apa arti semua ini? Artinya adalah bahwa Yesus memandang salib,
bukan sebagai hal yang mengerikan yang akan terjadi padanya, akan
tetapi dia memandang penyaliban itu sebagai peristiwa yang
meninggikan dirinya. Ia memandang hal ditinggikan kepada Allah
sebagai peristiwa yang memuliakan dirinya. "Anak Manusia akan
ditinggikan." Dia memandang kematiannya sebagai kemuliaan. Ini
adalah hal yang sangat penting untuk dipahami. Jika kita memiliki
sikap hati yang sama, kita akan memandang salib kita, bukan sebagai
beban, bukan sebagai peristiwa yang memalukan kita, tetapi justru,
sebagai peristiwa yang memuliakan kita. Yesus memakai istilah
"ditinggikan" ini sebanyak lima kali di dalam Injil Yohanes. Di Yoh 3:14
misalnya, kata ini muncul dua kali; dan juga di Yoh 8:28, Yoh 12:32
dan 34. Ini sesungguhnya adalah sikap hati Yesus terhadap salib.
Apakah kita memahami hal ini? Apakah kita memiliki sikap hati yang
seperti ini? Atau justru kita memandang salib sebagai beban berat yang
harus kita pikul?
Perihal Memikul Salib
Suatu Pengorbanan
Kalimat "Apabila Aku ditinggikan, Aku akan menarik semua orang
kepada-Ku" perlu dihayati sebaik-baiknya. Saya akan menguraikan
beberapa hal yang menyangkut makna dari kalimat tersebut. Kata
Yesus, saat aku ditinggikan di kayu salib, maka akan hadir kemuliaan
yang akan menarik semua orang kepadaku. Demikian juga hanya jika
kita ditinggikan, barulah kemuliaan Allah dapat bekerja melalui kita
untuk menarik semua orang kepadanya. Apakah kehidupan Anda
memiliki daya tarik yang membawa orang-orang kepada Tuhan?
Apakah orang-orang - sekalipun mereka tidak suka dengan Anda,
sekalipun mungkin mereka menentang iman Anda - merasakan daya
499 | C A H A Y A I N J I L
tarik tersebut? Mereka tak kuasa mengingkari kekuatan tersebut;
mereka merasakan daya tarik itu dan harus berusaha keras untuk
menolaknya. Daya tarik atau kuasa tersebut begitu kuat sehingga
mereka tidak bisa bersikap masa bodoh. Hal yang luar biasa di dalam
pemberitaan Injil adalah bahwa orang-orang tak dapat bersikap masa
bodoh terhadap Injil. Tarikan tersebut membetot mereka dengan
sangat kuat sehingga mereka harus menunjukkan reaksi yang
bermusuhan saat mereka berusaha menolak tarikan tersebut. Apakah
kehidupan Anda memiliki daya tarik semacam ini terhadap orang lain,
yang menarik mereka kepada Tuhan? Mereka tidak bisa
menerangkannya akan tetapi mereka merasakan tarikan tersebut. Dan
daya tarik ini adalah karena salib yang Anda pikul, karena kemuliaan
yang hadir sebagai akibat dari ditinggikan tersebut.
Sama sekali tidak diragukan bahwa hal ditinggikan ini berkaitan dengan
salib dan dengan hal pengorbanan. "Anak Manusia," ujar Yesus,
"datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk menyerahkan nyawa-
Nya sebagai tebusan bagi semua orang." Ia datang untuk menyerahkan
nyawanya sebagai pengorbanan. Di dalam menyelamatkan kita, Yesus
tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri; seperti yang tertulis di
Matius 27:42, mereka berkata, "Orang lain Dia selamatkan; diriNya
sendiri tidak dapat Dia selamatkan."
Untuk menggambarkan poin ini, saya akan menceritakan tentang kisah
seorang komandan satuan tugas penyelamatan di laut dan pantai. Para
petugas ini bertanggungjawab untuk melakukan penyelamatan. Jika
ada kapal yang kandas, atau atas sebab-sebab lainnya, mengalami
kerusakan dan mulai tenggelam, atau terjebak dalam badai, kapal-
kapal penyelamat ini akan berangkat. Tak peduli seburuk apapun cuaca
yang dihadapi, para petugas penyelamat ini akan mempertaruhkan
nyawa mereka untuk berangkat dan menolong orang-orang yang dalam
kesulitan itu. Pada suatu hari di tengah badai yang mengerikan,
mereka menerima sinyal S.O.S., atau tanda bahaya dari sebuah kapal
yang kandas dan sudah mulai tenggelam. Lalu komandan segera
memerintahkan agar kapal penyelamat dikirimkan untuk
menyelamatkan orang-orang yang bisa mereka temukan. Ketika dia
sedang memberikan perintah, ada seorang petugas muda yang masih
baru, sambil menatap ke arah badai yang menyeramkan itu, berkata
kepada sang komandan, "Apakah Bapak serius. Kita tidak bisa
500 | C A H A Y A I N J I L
berangkat di tengah badai seperti ini. Kita tidak akan bisa pulang
dengan selamat."
Yang membuat saya tercengang adalah jawaban dari sang komandan.
Dia menatap ke arah anak muda ini dan berkata, "Kita harus berangkat
tetapi kita tidak harus kembali." Saya merenungkan kata-kata tersebut
dengan mendalam. "Kita harus berangkat tetapi kita tidak harus
kembali." Nah itulah yang disebut pengorbanan. Itulah komitmen. Saya
pikir, orang-orang itu tampaknya lebih memahami arti komitmen
ketimbang kebanyakan orang Kristen. Bagi sang komandan, hanya ada
satu tujuan - berangkat. Berangkat untuk menyelamatkan orang-
orang. Jika kita ingin menyelamatkan mereka, kita mungkin tidak
mampu menyelamatkan diri kita sendiri. Akan tetapi keputusan sudah
kita buat, jadi kita tidak perlu lagi mempertimbangkan urusan lain
seperti badai dan ribut. Kita tidak akan goyah. Kita akan berangkat.
Kita tidak wajib kembali. Mudah-mudahan kita bisa kembali dan
membawa serta mereka. Tetapi jika kita tidak bisa kembali, itu tidak
menjadi persoalan.
Kata-kata yang penuh kuasa - kita harus berangkat; kita tidak harus
kembali. Itulah makna yang dengan tepat menggambarkan kata-kata
di Matius 27:42, "Orang lain Dia selamatkan; diri-Nya sendiri tak bisa
Dia selamatkan." Itulah ciri dari salib. Itulah ungkapan tertinggi
mengenai makna salib saat Yesus berkata bahwa kita harus memikul
salib kita dan mengikut dia. Itulah mentalitas yang diungkapkan oleh
sang komandan. Memikul salib berarti kita berangkat menerjang badai,
melakukan pekerjaan Allah, untuk menyelamatkan orang lain. Dan di
dalam proses tersebut, mungkin kita akan kehilangan nyawa. Tidak
menjadi persoalan. Kita tidak harus kembali. Inilah sikap hati yang
tersimpul bagi kita, sikap hati seorang murid. Yesus ingin mendapatkan
sikap hati semacam ini dalam diri setiap murid.
Suatu Tindakan berdasarkan Kerelaan bukan sekedar Ketaatan
Hal kedua yang harus kita pahami berkaitan dengan masalah memikul
salib ini adalah bahwa ini bukanlah semacam nasib buruk yang akan
menimpa kita. Kita sering mendengar, "Oh, kau tahu, kita harus
memikul salib." Kita sering memahaminya sebagai kita akan
menghadapi berbagai kemalangan yang wajib kita lalui. Mungkin
kesehatan saya akan memburuk dan itulah salib yang harus saya pikul.
501 | C A H A Y A I N J I L
Atau mungkin orang-orang di lingkungan saya sangat kasar dan itu
menjadi salib yang harus saya pikul. Atau, mertua saya sangatlah
mengerikan, dia sangat menjengkelkan, dan itu menjadi salib yang
harus saya pikul. Rekan sekamar saya sangat menyebalkan karena dia
tidak pernah mencuci kaus kakinya, jadi saya harus tidur dengan
menghidu bau ikan asin setiap malam! Oh, malang sekali, itulah salib
yang harus saya pikul. Dia memang begitu, apa dayaku?
Izinkan saya menegaskan satu hal, saat kita berbicara tentang hal
memikul salib, kita tidak sedang membicarakan hal-hal yang disebut di
atas. Hal-hal yang disebut di atas tidak ada kaitannya dengan hal
memikul salib yang diajarkan oleh Yesus. Jika hal-hal seperti itu
termasuk memikul salib, maka bahkan orang non-Kristen juga pemikul
salib. Mereka juga punya mertua yang menyebalkan; orang non-Kristen
juga kesehatannya bisa memburuk; orang non-Kristen juga bisa saja
mempunyai rekan sekamar yang tak pernah mencuci kaus kakinya! Ini
tidak ada hubungannya dengan perkara memikul salib.
Memikul salib selalu dikaitkan dengan pilihan yang berdasarkan
kerelaan. Ini bukan suatu hal yang ditimpakan kepada kita seperti
nasib buruk. Jangan pernah menyalahgunakan istilah ini. Bahkan para
pengkhotbah juga banyak yang menyalah-gunakannya, mengaitkan
salib dengan berbagai persoalan di dalam hidup kita yang tidak dapat
kita cegah. Kita tak bisa menolaknya dan kita terpaku di "salib" ini. Hal
tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan makna ajaran Yesus.
Salib adalah hal yang saya terima atas dasar pilihan sukarela. Salib
berkaitan dengan pilihan saya untuk berangkat tanpa harus kembali
dalam rangka menyelamatkan orang lain. Itulah pilihannya. Dan tak
seorangpun yang boleh menetapkan pilihan tersebut bagi Anda.
Keputusan mengenai hal memikul salib itu sepenuhnya di tangan Anda.
Yesus menggunakan kata-kata, "Tak seorangpun yang mengambil
nyawaKu daripadaKu," katanya di Injil Yohanes, "Aku memberikan
nyawa-Ku atas keputusan-Ku sendiri." [Yoh 10:18] Itulah yang disebut
memikul salib.
Salib ini bukan sesuatu yang harus Anda pikul, bukan sesuatu hal yang
ditimpakan oleh Allah kepada Anda. Andalah yang membuat keputusan
apakah Anda akan memikulnya atau tidak. Jika Anda memihak Kristus,
maka Anda memilih untuk memikul salib.
502 | C A H A Y A I N J I L
Suatu Hak Istimewa dan Sumber Sukacita
Yang ketiga adalah sukacita dalam pengorbanan. Bukan sekadar
sukarela, tetapi juga juga melakukannya tanpa keluhan. Harus ada
sukacita di dalam hal ini, sukacita bahwa saya telah menerima hak
istimewa untuk ikut serta di dalam pelayanan keselamatan Yesus.
Sukacita yang luar biasa! Bahwa dia telah memberi saya bagian dalam
penderitaan ini. Mengapa? Apakah karena kita gemar menderita?
Bukan, kita bukan penggemar penderitaan. Apakah Anda pikir bahwa
Yesus itu gemar menderita? Tentu tidak. Apakah Anda pikir para
petugas penyelamat itu menikmati saat-saat cemas ketika dia
berangkat untuk menyelamatkan orang lain? Tentu tidak. Yang
dipikirkan adalah bahwa tugas ini harus ditunaikan. Pekerjaan Tuhan
harus dikerjakan dengan sukarela dan penuh sukacita.
Dalam berbicara tentang hal memikul salib kita cenderung untuk
memikirkan perkara-perkara yang besar. Tapi mungkin secara praktek,
kita seharusnya memikirkan hal memikul salib dalam perkara-perkara
yang kecil, memulainya dengan perkara yang sangat remeh.
Mungkin, sebagai contoh, menanggung kelelahan dalam melayani
orang lain. Pada waktu saya masih di London, terjadi kebangkitan
Gereja. Siang dan pada malam hari orang-orang berdatangan kepada
saya untuk berkonsultasi dan konseling. Seringkali saya harus melayani
sampai jam satu dini hari. Saya benar-benar kelelahan dan sulit untuk
berpikiran jernih. Akan tetapi selalu saja ada orang yang membutuhkan
konseling untuk meluruskan hubungannya dengan Allah. Bagi saya ini
adalah suatu pengorbanan yang sangat kecil. Jika dengan kelelahan
saya mereka bisa memperoleh hidup yang kekal, biarlah saya
mengalami kelelahan itu. Sungguh berkat yang luar biasa untuk bisa
berbagi sedikit, secuil penderitaan ini bagi Tuhan. Jadi bukan saja kita
mengerjakannya, tetapi kita mengerjakan dengan penuh sukacita.
Baru-baru ini saya bertemu dengan seorang teman saya sewaktu masih
di London. Sekarang dia menjadi dokter di Thailand. Pada waktu itu dia
masih seorang mahasiswa kedokteran di London. Pengabdiannya
kepada Tuhan dan kepada saya sangatlah mengharukan. Waktu itu
saya diminta untuk berkhotbah di Northampton yang jaraknya cukup
jauh dari London. Saudara ini memaksa untuk mengantarkan saya ke
Northampton, walaupun dia sedang giliran tugas malam. Saat itu dia
503 | C A H A Y A I N J I L
sudah menjalani giliran tugas malam selama beberapa hari. Akan tetapi
dia memohon untuk diizinkan mengantarkan saya dengan
kendaraannya ke Northampton. Saya bisa saja menumpang bus atau
kereta, namun dia berkata, "Tidak, izinkan saya untuk mengantarmu."
Jadilah dia mengantarkan saya ke sana, padahal sedang menjalani
beberapa hari tugas malam. Sekalipun dia sedang kelelahan luar biasa,
dia tetap mengantarkan saya, dan menemani saya di sana sepanjang
hari. Saya berkhotbah di pagi dan petang hari, dan malamnya dia
mengantarkan saya kembali.
Ketika kami sampai di London setelah beberapa jam berkendaraan,
saya teringat bahwa kami masih sempat berdiri di ruang tamu sambil
mengobrol dengan beberapa orang, berbagi kesaksian tentang apa
yang telah dikerjakan oleh Tuhan, dan saya menatap sekilas ke arah
saudara ini dan saya melihat bahwa saat itu dia sedang tidur dalam
keadaan berdiri! Dia sangat kelelahan. Itulah kali pertama saya melihat
sendiri orang yang tertidur dalam keadaan berdiri. Saya belum pernah
melihat hal itu sebelumnya. Dia berdiri di sana dan saya lihat matanya
tertutup dan ia masih berdiri. Dan saya berpikir, dia bisa saja terjatuh
ke lantai. Lalu saya berkata padanya, "Geoffrey, apakah kamu baik-
baik saja?" Dan ia membuka matanya sedikit, menatap ke arah saya
dan senyum mengembang di wajahnya. Saya membatin, "Sungguh luar
biasa." Di dalam kelelahan yang luar biasa, terlihat sukacita dalam
menanggung penderitaan. Dia masih bisa tersenyum di dalam keadaan
seperti itu. Sukacita seperti itu menimbulkan kesan yang sangat
mendalam di hati saya. Jadi bukan sekadar, "Aku akan melakukannya,"
melainkan, "Izinkan aku melakukannya dengan penuh sukacita."
Senyuman yang manis yang muncul di wajahnya ketika dia berjuang
untuk membuka matanya benar-benar sangat mengharukan saya.
Sukacita dalam menderita!
Orang-orang seperti inilah yang telah menunjukkan kemampuannya
untuk menjalankan Firman kehidupan dalam perkara-perkara yang
kecil. Kalau sudah seperti dia, bisalah kita berbicara tentang hal
mengorbankan nyawa kita bagi orang lain. Jika kita bahkan tidak
bersedia menanggung sedikit kelelahan bagi orang lain, apa gunanya
kita berbicara tentang hal menyerahkan nyawa bagi orang lain?
Sungguh suatu sikap hati yang luar biasa yang telah ditunjukkan oleh
saudara ini! Tak heran jika saudara ini bersama keluarganya bisa
melayani Tuhan di Thailand dan di Laos sampai waktu yang cukup lama
504 | C A H A Y A I N J I L
di tengah hutan yang penuh dengan nyamuk malaria. Dia setiap hari
mengekpos anak-anaknya pada bahaya malaria. Tanpa pernah ada
keluhan!
Saat saya bertemu dengannya kembali, senyum itu terlihat lagi. Selalu
bersukacita! Padahal, saat itu dia baru saja menerima kabar dari
istrinya bahwa anaknya yang kecil terjatuh dan tulang tangannya
tangan. Dan ketika dia menceritakan hal ini kepada saya, senyum
mengembang di bibirnya. Itulah Geoffrey. Anda tidak bisa mematahkan
semangatnya. Jauh di dalam hatinya, tentu saja, dia prihatin pada
keadaan anaknya. Akan tetapi keyakinannya kepada Allah tidak akan
goyah. Dia tidak khawatir. Dia tidak takut karena dia memiliki iman.
Saya katakan padanya, "Geoffrey, engkau masih seperti yang dulu,
bukankah begitu? Kamu bisa berbicara tentang anak perempuanmu
yang jatuh sakit dan anak laki-lakimu yang patah tangan sambil
tersenyum." Dan senyum itu terlihat lagi, hidup yang penuh
penyerahan dan keyakinan kepada Allah.
Komitmen Tuhan bagi yang Berkomitmen
Poin keempat adalah bagi Yesus, disalibkan bagi kita dalam kematian
yang paling mengerikan merupakan suatu sukacita baginya. Hal ini
dipandang sebagai hal yang memuliakan dirinya, hal ini menunjukkan
sikap hatinya dalam berkomitmen pada kita. Jika kita memiliki
pemahaman rohani untuk bisa mengerti hal itu, maka kita akan
berdecak kagum dibuatnya. Dia begitu mengasihi kita sampai mati bagi
kita merupakan sukacita buatnya!
Bagi Yesus, kehilangan nyawanya demi kita merupakan sukacita,
bukannya beban. Hal itu merupakan suatu pemuliaan. Dapatkah Anda
melihat kasih Yesus kepada kita? Kadang-kadang di saat tekanan
terasa begitu berat dan saya kelelahan, saya duduk dan mengarahkan
hati saya kepada Yesus. Dan pemikiran ini masuk lagi ke dalam hati
saya. Dia berkomitmen sepenuhnya buat saya. Dia berkomitmen tanpa
syarat kepada saya. Untuk apa saya takut? Persoalan apakah di dunia
ini yang tidak bisa saya hadapi bersamanya? Ada orang yang sedang
dalam masalah? Ada anggota keluarga yang terluka? Dia berkomitmen
tanpa syarat kepada saya. Pikirkanlah hal itu sampai hal ini membakar
hati Anda.
505 | C A H A Y A I N J I L
Saya memikirkan Firman Allah yang tertulis di Ibrani 13:5, "Aku sekali-
kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan
meninggalkan engkau." Di China, saya sering mendapat kesempatan
untuk merenungkan kata-kata tersebut di tengah-tengah tekanan yang
berat. Ketika polisi menanyai saya tentang mengapa saya beribadah ke
gereja, dan menyuruh saya untuk menuliskan nama saya jika saya
pergi ke gereja, kata-kata di Ibrani 13:5 itu akan terdengar di dalam
hati saya, Terjemahan harfiah dari bahasa aslinya, "Aku sekali-kali
tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan
meninggalkan engkau." Jaminan Tuhan kepada kita itu bersifat tanpa
syarat dan permanen. "Aku berjanji bahwa Aku tidak akan pernah
meninggalkanmu. Aku berkomitmen total kepadamu." Akan tetapi
kata-kata tersebut, tentu saja, tidak ditujukan kepada sembarang
orang Kristen. Kata-kata tersebut dikutip dari Yosia 1:5 dan ditujukan
kepada Yosua, seorang hamba Allah yang besar. Yosua adalah seorang
hamba Allah yang memiliki komitmen yang total. Waktu itu dia
bersama Kaleb - dua orang dari sekian banyak umat Israel yang
mendapat jaminan untuk masuk ke Tanah Perjanjian. Janji ini bukanlah
ucapan yang bisa dikutip oleh orang-orang Kristen KTP. Kata-kata
tersebut ditujukan kepada orang-orang Kristen yang berkomitmen. Jika
Anda berkomitmen total kepada Allah, Anda boleh yakin bahwa Dia
berkomitmen kepada Anda. Oh, sungguh indah merenungkan hal ini.
Mengapa salib dipandang sebagai hal yang “meninggikan”?
Dapatkah Anda memandang salib sebagai peninggian? Atau apakah
Anda justru memandang salib sebagai beban, bukannya kemuliaan?
Anda hanya dapat memandang salib sebagai kemuliaan jika Anda
memiliki pandangan yang benar-benar baru atas segala sesuatu. Salib
adalah penghukuman bagi pelaku kejahatan di zaman Romawi, bagi
para musuh negara, bagi mereka yang oleh pemerintah Roma dinilai
sebagai pemberontak. Mereka itulah orang-orang yang akan disalibkan
- para pemberontak yang menentang kekaisaran Roma. Salib adalah
bentuk dari hukuman mati dan penghinaan yang paling buruk. Tidak
ada yang lebih rendah lagi daripada mereka yang dijatuhkan hukuman
mati lewat salib pada zaman Romawi. Bagaimana mungkin penghinaan
ini dipandang sebagai pemuliaan? Anda hanya bisa berpikir seperti ini
setelah pikiran Anda sudah benar-benar berubah dan menjadi serupa
dengan cara Tuhan menilai sesuatu. Apa yang mulia bagi dunia
merupakan hal yang rendah di mata Allah. Tahukah Anda akan hal itu?
506 | C A H A Y A I N J I L
Jadi berhati-hatilah jika Anda dimuliakan di dunia ini. Firman yang
dituliskan di Lukas 16:15 seringkali menyentak hati saya setiap kali
saya merenungkannya:
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan
orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi
manusia, dibenci oleh Allah
Apa yang mulia bagi dunia itu dibenci dan terlihat menjijikkan di mata
Allah. Cara penilaian-Nya bertolak belakang dengan cara penilaian
dunia. Jika kita rumuskan dengan kalimat yang lain, apa yang
dipandang hina oleh manusia, adalah mulia di mata Allah. Itu sebabnya
Yesus berkata kepada para muridnya, "Ketika orang memfitnah kamu,
ketika mereka berbuat jahat kepadamu, ketika mereka menganiaya
kamu, pujilah Allah akan hal itu, karena itulah hal yang telah mereka
lakukan juga kepada para nabi." Pujilah Dia. Bersukacitalah.
Berbahagialah kamu jika semua hal itu terjadi atasmu. Dapatkah Anda
memiliki sikap hati seperti ini? Saya mendapati bahwa hal itu sulit. Tak
satupun dari antara kita yang senang mendengar jika ada orang lain
menyampaikan hal yang buruk tentang kita, khususnya jika kita tahu
bahwa kita sudah berusaha setia akan tetapi kemudian kita difitnah.
Kita tidak suka akan hal itu. Perasaan itu muncul karena cara berpikir
kita masih belum berubah. Cara berpikir kita masih belum diubah. Kita
belum memiliki cara penilaian Allah. Kalau sudah maka ketika Anda
dianiaya oleh orang-orang yang Anda kasihi, ketika mereka
mengatakan hal-hal yang buruk tentang Anda, Anda akan bersyukur
kepada Allah karena hal tersebut. Hal ini merupakan peristiwa yang
meninggikan di mata Allah. Suatu cara berpikir yang revolusioner.
Dan juga di Yohanes 5:44, "Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu
yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari
hormat yang datang dari Allah yang Esa?" Kita tidak bisa percaya
karena cara penilaian kita masih belum berubah. Biarkanlah Allah
mengubah pola pikir kita. Jika kita mengenal Allah yang hidup,
kemuliaan duniawi tidak akan memiliki nilai apa-apa bagi kita. Ini yang
saya rasakan. Saat orang-orang memuji saya, rasanya seperti
menuang air di punggung bebek. Malahan, saat orang-orang memuji
saya, saya justru merasa takut. Saya takut karena saya tidak tahu
apakah saya sedang berada di jalur yang benar dalam hubungan
dengan Allah. Saya takut dipuji. Saya lebih suka jika Allah saja yang
507 | C A H A Y A I N J I L
menganugerahkan kemuliaan bagi saya. Dan saya belajar untuk
menerima dengan penuh sukacita, penghinaan dan segala
kesalahapahaman dari dunia, dan tetap bersyukur kepada Allah untuk
hal itu. Karena itulah yang dialami oleh Tuhanku.
Pokok kedua mengapa salib itu meninggikan adalah karena salib
merupakan ungkapan tertinggi dari kasih dan kuasa Allah. Pikirkanlah
tentang salib. Pikirkanlah mengenai fakta bahwa saat Anda disalib,
Anda ditelanjangi di depan banyak orang. Penghinaan ditambahkan di
atas penderitaan. Orang banyak mengamati, menertawai dan
mengejek Anda, "Ha, orang lain dia selamatkan. Dirinya sendiri tidak
bisa dia selamatkan." Anda malah diejek dan dicela saat Anda
menderita dan kesakitan. Salib merupakan bentuk kematian yang
terburuk yang pernah dicipta manusia. Namun renungkanlah satu fakta
ini: Allah lewat Kristus mengubah alat penyiksaan yang mengerikan ini
menjadi simbol kemuliaan. Dia telah mengubah simbol yang
mengerikan ini menjadi simbol yang begitu indah sehingga bahkan para
wanita sekarang senang mengenakannya di leher mereka, dengan
bahan giok dan emas dan entah apapun itu. Dia telah menjungkir-
balikkan nilai benda ini. Dia mengambil apa yang sangat dibenci dan
menjadikannya sangat indah. Itulah kuasa Allah yang mendatangkan
perubahan.
Manusia selalu melakukan hal yang bertentangan. Mereka mengambil
apa yang sudah indah dan menjadikannya buruk. Kami mengadakan
perkemahan musim panas di Hong Kong. Dan kawasan di luar tempat
perkemahan dikotori oleh berbagai macam sampah - tempat yang
indah dikotori oleh manusia. Anda menatap sekeliling dan Anda melihat
semuanya kotor; sampah tercampak di mana-mana. Manusia
mencemari segalanya. Manusia mengambil hal yang indah dan
menjadikannya buruk. Allah melakukan hal yang bertolak belakang. Dia
mengambil apa yang buruk dan menjadikannya sangat indah! Saya
sering merenungkan, bagaimana satu orang saja dapat menimbulkan
begitu banyak kematian. Sebagai contoh, perhatikan Hitler. Hanya
seorang manusia, satu kehidupan dan dia berhasil menewaskan enam
juta orang Yahudi. Satu orang bisa menimbulkan begitu banyak
kematian. Lain halnya dengan Kristus, satu kematian menumbuhkan
begitu banyak kehidupan. Bukankah sangat indah? Bagaimana halnya
dengan diri Anda?
508 | C A H A Y A I N J I L
Satu pokok terakhir. Mengapa salib itu meninggikan? Jawabannya
adalah karena salib adalah tempat untuk bersekutu dengan Kristus,
yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan (Fil.3:9-10). Ketika Anda
menderita, Allah begitu dekat dengan Anda. Ingatlah hal itu. Saat Anda
menderita adalah saat Anda berada paling dekat dengan Allah.
Ketika Anda sedang menikmati saat-saat yang menyenangkan, Anda
mungkin sering mendapati bahwa Allah terasa jauh. Namun ada satu
hal yang bisa Anda pastikan. Ketika Anda menderita, Allah berada tepat
di sisi Anda. Jika Anda periksa peristiwa-peristiwa di dalam Kisah para
Rasul, Anda akan melihat bahwa setiap kali para rasul ditekan dalam
penderitaan, setiap kali mereka dianiaya, hadirat Allah ada di sana.
Ketika Paulus sedang berada di dalam penjara, hatinya ditenteramkan
dengan penglihatan dari Allah. Allah melakukan mukjizat saat mereka
dipenjarakan di Filipi. Di saat Anda menderita bagi Dia, Anda akan
mengalami suatu persekutuan yang indah dengan Dia. Di 1 Petrus
4:14, tertulis di sini, ketika Anda menderita, "sebab Roh kemuliaan,
yaitu Roh Allah ada padamu." Kemuliaan ada pada Anda! "Apabila Aku
ditinggikan," kata Yesus, "Aku akan menarik semua orang kepada-Ku."
Roh kemuliaan ada padanya dan kemuliaan memiliki kualitas yang
membuat orang tertarik. Kemuliaan adalah seperti magnit yang
menarik semua orang kepada Allah.
Dapatkah Anda menarik orang-orang kepada Allah? Pernahkah Anda
membuat orang tertarik untuk mengenal Allah? Khotbah ini ditujukan
kepada hati kita. Mungkin karena masih ada yang salah dengan sikap
hati Anda. Kehidupan Anda tidak punya kuasa. Tidak ada kemuliaan.
Tidak memiliki keindahan yang bersumber dari Allah yang
menimbulkan hasrat orang untuk memilikinya. Tidak ada apa-apanya.
Apakah rekan-rekan Anda, di tempat kerja Anda, berkata, "Aku
merasakan suatu kekuatan dari orang ini. Terdapat satu daya tarikan.
Aku ingin berbicara dengannya." Mereka ingin mendatangi Anda.
Mereka ingin mendekat kepada Anda; ada kekuatan yang menarik. Jika
Anda memandang salib sebagai sesuatu yang akan meninggikan Anda,
itulah yang disebut pemuliaan. Di sisi lain, kita tidak akan memiliki
kemuliaan jika kita belum memikul salib.
509 | C A H A Y A I N J I L
Yesus, Tanda Yang Menimbulkan Perbantahan (Sebuah
Pesan Natal)
Lukas 2:34 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang, Montreal Church
Sudah waktunya hari Natal, oleh sebab itu kita akan melihat bagian
Firman yang sesuai dengan musim Natal. Mari kita baca Lukas 2:34:
Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu anak
itu, sesungguhnya, Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau
membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda
yang menimbulkan perbantahan.
Kata 'tanda' di sini adalah kunci pada perikop ini. Dikatakan di sini
bahwa Yesus akan menjadi tanda dari Allah.
Kata 'tanda' sangat sering dipakai dalam Injil. Jika Anda melihat dalam
konkordansi, Anda akan melihat bahwa kata 'tanda' sering dipakai.
Pokok pentingnya adalah bahwa Yesus telah datang ke dunia untuk
menjadi tanda dari Allah.
Yesus adalah Tanda Allah untuk Menyampaikan Sebuah Pesan
Suatu tanda pastilah untuk menyampaikan suatu pesan. Terdapat
bahasa yang berdasarkan tanda atau isyarat bagi orang yang tuli dan
bisu. Mereka tidak bisa mendengar apa yang sedang kita katakan, oleh
sebab itu mereka membuat tanda-tanda atau isyarat, yaitu bahasa
isyarat, bahasa yang mengkomunikasikan suatu pesan dengan
berbagai isyarat atau tanda-tanda.
Pada perikop ini, dikatakan bahwa Yesus adalah tanda dari Allah. Ini
berarti bahwa Ia menyampaikan suatu pesan. Hal ini sangat dekat
dengan ayat yang pertama dari Injil Yohanes, "Pada mulanya adalah
Firman". Firman adalah sesuatu yang menyampaikan suatu pesan.
Firman adalah sesuatu yang berhubungan dengan suatu pesan. Firman
atau perkataan, adalah bahasa yang kedengaran, sesuatu yang bisa
Anda dengar dengan telinga Anda. Tetapi tanda adalah bahasa yang
tidak dapat Anda dengar, bahasa yang tidak kedengaran. Anda
melihatnya tetapi Anda tidak bisa mendengarnya. Yesus adalah tanda
dari Allah yang menyampaikan pesan yang tampak jelas kepada kita.
Melalui tanda ini, banyak yang akan bangkit dan banyak yang akan
510 | C A H A Y A I N J I L
jatuh. Oleh karena itu, ini adalah tanda yang sangat penting karena hal
itu menentukan seluruh masa depan Anda, apakah Anda akan jatuh
atau apakah Anda akan bangkit, atau keduanya.
Apa yang sangat menarik tentang peristiwa ini ialah terdapatnya dua
orang tua, dua orang saleh yang tua, Simeon dan Anna. Anda tentu
ingat cerita indah tentang Yusuf dan Maria yang datang ke dalam Bait
Suci dengan bayi Yesus dan mereka bertemu dengan laki-laki tua ini,
Simeon, di Bait Suci. Ketika dia melihat bayi tersebut, dia mempunyai
banyak hal untuk dikatakan mengenai si bayi itu. Bukanlah suatu hal
yang tidak lazim di mana seorang bayi dibawa ke Bait Suci. Lagi pula,
mereka tidak mempunyai babysitter pada waktu itu dan oleh sebab itu
jika mereka ingin beribadah di Bait Suci, mereka membawa bayi
mereka bersama. Ini bukanlah satu-satunya bayi di Bait Suci.
Kebanyakan waktu Simeon tinggal di Bait Suci dan pastilah dia telah
melihat banyak bayi. Tetapi ketika dia melihat bayi ini, dia mempunyai
sesuatu untuk dikatakan. Dia berkata, "Mataku sekarang telah melihat
keselamatan daripada Allah". Kita akan berkata, "Orang tua, ini
hanyalah seorang bayi. Mengapakah engkau berbicara mengenai
keselamatan di sini?" Tetapi dia mempunyai banyak hal yang harus
dikatakan. Di antara hal ini, dia berkata, "Bayi ini adalah tanda dari
Allah". Bayi ini adalah suatu pesan yang tampak dari Allah. Dialah yang
akan menentukan masa depan manusia, entah mereka akan
diselamatkan atau apakah mereka tidak akan selamat. Ini tergantung
pada bagaimana mereka berhubungan dengan Dia.
Tanda ini akan Ditentang
Apa yang dikatanya mengenai tanda itu sarat dengan teka-teki. Apa
yang dikatanya ialah bahwa tanda yang berasal dari Allah ini, bayi ini,
akan menimbulkan perbantahan. Ketika orang-orang membaca
Alkitab, mereka tidak mendengarkan apa yang sedang dikatakan.
Mereka tidak memperhatikan secara persis apa tanda itu. Tanda itu
bukannya menunjukkan bahwa semua orang akan bertelut dan mulai
menyembah Dia. Tanda itu tidak menyatakan bahwa semua orang akan
menyambut Dia dengan tangan terbuka. Kebalikannya, pesan itu
menyatakan bahwa Dia adalah bagi keselamatan dunia, tetapi Dia akan
ditolak oleh kebanyakan orang. Mereka akan menyerang Dia.
Menentang Dia sampai seberapa jauh? Hal ini sangatlah aneh karena
seluruh Israel sedang menunggu kedatangan Mesias; Juruselamat
bangsa Israel; Raja Israel. Tapi apa yang sedang Simeon katakan
511 | C A H A Y A I N J I L
adalah bahwa Dia akan ditolak dan ditentang. Semua orang akan
mengatakan hal-hal yang buruk tentang Dia.
Lalu laki-laki tua itu berpaling kepada Maria ibu-Nya. Coba bayangkan
adegan di Bait Suci itu. Pada saat itu, orang tua itu sedang memeluk
bayi Yesus. Dia berkata kepada Maria, "Maria, sebuah pedang akan
menembus tepat melalui jiwamu sendiri". Di sini dalam bahasa Yunani,
kata yang tidak lazim bagi kata 'pedang' digunakan. Sebenarnya dalam
bahasa Yunani, terdapat lebih dari dua kata untuk 'pedang' yang
menggambarkan jenis pedang yang berbeda, tetapi hanya dua kata
yang berbeda yang dipakai dalam Perjanjian Baru. Lukas memakai kata
lain untuk 'pedang' sebanyak lima kali. Namun di sini, kata yang
dipakai di sini dipakai hanya sekali di dalam Perjanjian Baru di luar
kitab Wahyu. Kata bagi pedang ini digunakan enam kali dalam kitab
Wahyu, jadi total sebanyak tujuh kali. Saya mencoba untuk
memastikan mengapa kata berbeda untuk 'pedang' digunakan. Hal ini
kemungkinan dikarenakan ini adalah sebuah pedang lebar, pedang
bermata dua. Pedang ini mempunyai sebuah tangkai yang membuat
pedang nampak seperti salib. Simeon sepertinya sedang menunjuk
kepada salib. Saya pikir Anda sudah sering melihat pedang sedemikian
dan Anda dapat melihat bahwa pedang tersebut mirip dengan sebuah
salib. Dan Simeon mengatakan bahwa: "Pedang tersebut akan
menembus jiwamu sendiri." Wah, itu adalah sebuah pesan yang tidak
begitu menyenangkan! Anda datang ke dalam Bait Suci untuk
beribadah kepada Allah dan seorang tua mulai berbicara kepada Anda
mengenai bayi Anda. Kedengarannya baik bahwa Dia adalah
keselamatan bagi Israel dan Anda akan berpikir bahwa semua orang
akan menyambut keselamatan ini. Tetapi, kenyataannya, kejadian ini
akan menyebabkan rasa sakit yang amat hebat sekali kepada Maria
dan mungkin sampai mengakibatkan kematian Maria!
Tanda ini akan menimbulkan perbantahan. Tuhan memberikan sebuah
tanda kepada semua manusia, namun apakah manusia menerimanya?
Tidak, manusia menolaknya! Kata Yunaninya diterjemahkan sebagai
'menimbulkan perbantahan' atau 'ditolak' atau 'dilawan', dan di Ibrani
6:16 diterjemahkan sebagai 'perselisihan', yaitu, orang-orang berbicara
menentangnya, membantahnya. Mereka katakan, "Yesus? Dia tidak
mungkin adalah Mesias! Dia tidak mungkin adalah Juruselamat!" Di
Yudas 11, kata tersebut diterjemahkan sebagai 'pemberontakan'.
Konteksnya berbicara mengenai pemberontakan Korah. Di Roma
512 | C A H A Y A I N J I L
10:21, dikatakan bahwa Israel sebagai suatu umat yang selalu tidak
taat dan yang membantah, atau yang melawan. Perlawanan terhadap
tanda ini sangat besar! Pokok ini sangat penting sekali dan kita harus
menangkapnya dengan baik.
Kita tentu tidak menyangka bahwa tanda yang akan membantu kita
untuk mengenal Yesus sebagai Anak Allah adalah tanda yang semacam
ini. Dengan kata lain, "Bagaimana Anda tahu bahwa Yesus adalah Anak
Allah? Bagaimana Anda tahu bahwa ia adalah Juru Selamat dunia?"
Tandanya begitu di luar dugaan kita! Jika Anda melihat seorang yang
menimbulkan perbantahan, seorang yang ditentang, seorang yang
dilawan, yang dibantah, itulah tandanya. Pernahkah terlintas di benak
Anda tanda yang sebegini?
Begitu banyak guru-guru agama yang sangat diterima. Nah, pikirkan
tentang Gautama Buddha. Semua orang menerima dan menghormati
dia. Ia adalah Pribadi yang telah Diterangi. Dialah orang yang
menerima terang dari atas. Tidak ada seorangpun yang berbicara
menentang dia. Kita juga bisa melihat dari berbagai agama. Apakah
ada orang yang berbicara menentang
Muhammad? Muhammad mempunyai kedudukan yang tinggi
karena dia adalah nabi Allah. Namun Anda bisa katakan, "Hal yang
sama juga sudah terjadi pada Yesus saat ini, bukan?" Itulah
masalahnya! Justru inilah masalahnya. Apakah Anda mengerti apa
yang saya bicarakan? Mungkin tidak.
Biarlah saya ungkapkan dalam cara ini. Jika Anda bertemu dengan
seseorang atau Anda mendengar tentang seseorang di mana semua
orang berkata perihal yang buruk tentang dia, apakah yang akan Anda
pikirkan mengenai orang ini? Ambillah contoh saya. Oh, percayalah, di
dunia ini penuh dengan orang-orang yang mengatakan hal-hal yang
buruk mengenai saya; saya tidak melebih-lebihkan hal ini. Bahkan saya
malah tidak bisa pergi ke mana-mana dengan tenang di mana tidak
ada seseorang yang membicarakan sesuatu yang buruk mengenai
saya. Bukan berarti bahwa saya yang menginginkan orang-orang
mengatakan hal buruk mengenai saya. Apakah ada orang yang
menginginkan ketidak-kepopuleran? Mereka belum bertemu dengan
Anda, tetapi mereka sudah mendengar hal buruk mengenai Anda.
513 | C A H A Y A I N J I L
Beberapa tahun yang lalu, saya mengatakan bahwa saya akan pergi ke
suatu negara di mana dengan pasti tidak ada seseorang pun yang
mengenal saya. Oleh sebab itu saya pergi ke Costa Rika. Apakah Anda
tahu di mana Costa Rika itu? Jika saya memberi Anda sebuah peta,
sanggupkah Anda menunjukkan di mana letaknya Costa Rika? Saya
pergi ke sana dan berkata, sesungguhnya tak seorang pun mengenal
saya di sini. Tetapi saya telah membuat kesalahan. Segera, kami
ketahui bahwa ada seseorang yang sudah mendengar tentang saya dan
mengetahui bagaimana buruknya orang seperti saya ini. Dengan
segera terdapat dua kelompok: kelompok yang satu sedikit mendukung
saya dan kelompok yang lain berpendapat bahwa saya adalah orang
yang jahat. Di sini (di Montreal), kalau Anda mendengar hal buruk
mengenai Sdra. Joel, akankah Anda berkata, "Oh, aku ingin sekali
menjadi teman Anda, Anda adalah seorang yang begitu jahat." Jika
Anda mendengar hal yang jahat mengenai dia, dan sekalipun Anda
mengenal dia, pastilah Anda akan punya banyak tanda tanya. Mereka
mengatakan bahwa, "Tanpa api, tentulah tidak ada asap." Jadi pastilah
ada sesuatu mengenai orang ini. Sekalipun Anda sudah bertemu
dengan dia, Anda tetap mempunyai kecurigaan, dan mengatakan,
"Hmm, orang ini, aku mesti berhati-hati." Apakah Anda mengerti apa
yang saya maksudkan?
Ketika semua orang mengatakan perihal yang buruk mengenai Yesus,
bagaimana mungkin Anda mau percaya pada Dia? Kita dapat
mengatakan hal yang sama tentang gereja. Jika Anda mendengar hal
buruk mengenai sebuah gereja, mengapa Anda menghadiri gereja itu?
Inilah yang dimaksudkan dengan 'yang menimbulkan perbantahan'. Ia
akan menjadi tanda yang akan ditolak oleh orang-orang, mereka akan
membantah, melawan, mereka akan menentang, mereka akan
menyangkal.
Iman Perjanjian Baru - Mempercayai Yesus yang Ditentang
Hal ini menimbulkan suatu masalah besar bagi iman. Jika keselamatan
bergantung pada iman pada Dia tapi semua orang mengatakan hal
yang buruk mengenai Dia, bagaimana Anda dapat tetap percaya?
Situasi kita begitu mudah pada hari ini, bukan? Siapa yang berkata
jelek mengenai Yesus? Hampir tidak ada seorangpun! Oleh sebab itu,
yang terjadi adalah bahwa kita mempunyai perbedaan besar antara
situasi di waktu Perjanjian Baru [gereja awal] dan situasi pada saat ini.
Bukankah mudah untuk percaya pada saat ini karena siapa yang
514 | C A H A Y A I N J I L
berbicara menentang Yesus? Tetapi justru hal ini telah membangkitkan
suatu masalah yang kritis. Jika Yesus bukan tanda yang menimbulkan
perbantahan pada saat ini, maka ini berarti iman di zaman ini juga
iman yang berbeda.
Anda lihat, ketika saya adalah seorang yang buruk dan seseorang
mengatakan, "Aku telah mendengar semua hal buruk mengenai Anda,
tetapi aku tetap mempercayai Anda." Wah, itulah yang luar biasa!
Namun ketika saya menjadi terkenal, ketika saya adalah seorang yang
penting dan semua orang menghormati saya, keyakinan atau iman apa
yang Anda butuhkan? Sebagai contoh, pertentangan kepada saya
sudah hampir sirna. Alasannya adalah beberapa para pemimpin gereja
di Hong Kong sudah mulai mengungkapkan bahwa mereka tidak
menentang apa yang saya ajarkan. Pada kenyataannya, mereka
mengungkapkan persetujuan pada poin-poin utamanya. Sebagai
contoh, seorang saudari dari Hong Kong pergi ke Australia dan
menghadiri salah satu gereja kami di sana. Dia adalah salah seorang
anggota gereja di mana pendetanya adalah seorang pendeta yang
sangat terkenal di Hong Kong. Dia menulis surat kepada gerejanya dan
menanyakan perihal gereja kami dan saya. Jawaban yang dia peroleh
adalah, "Itu adalah sebuah gereja yang baik. Oleh karena itu
berbaktilah di gereja itu." Hal yang sangat mengherankan! Sekarang
tidak lagi sulit menghadiri gereja kami karena dia mempunyai izin dari
gerejanya terdahulu di Hong Kong.
Tapi berbeda jika keadaannya begini: tidak kira apa yang dikatakan
oleh gerejanya yang terdahulu, tapi ketika ia telah datang ke gereja
kita dan mendengar sendiri, memperhatikan dan meneliti Kitab Suci
dan tiba kepada kesimpulan, "Gereja ini berdiri di atas firman Tuhan,
saya akan tetap di sini sekalipun jika orang lain menentang." Pokoknya
kita selalu ingin melihat apakah orang lain menerima atau tidak
menerima orang itu atau gereja itu. Kita tidak dapat memutuskan
sendiri. Apa yang terjadi sekarang adalah orang sudah mulai senang
dengan saya hanya karena satu alasan: oposisi terhadap saya di Hong
Kong sudah mulai berkurang. Biarlah saya memberitahu Anda satu hal:
Anda tahu siapa teman sejati Anda ketika Anda di bawah serangan.
Ketika Anda diserang dan semua orang meninggalkan Anda, Anda juga
akan tahu teman yang bagaimana mereka itu. Ketika Yesus ditangkap
untuk disalibkan, apa terjadi? Bahkan murid-murid-Nya meninggalkan
Dia. Di saat Anda di bawah serangan, Anda sesungguhnya tahu siapa
515 | C A H A Y A I N J I L
teman-teman Anda sebenarnya. Saya banyak diberi kesempatan yang
baik untuk mengetahui hal ini.
Apa yang ingin saya katakan adalah sesuatu yang amat penting sekali
mengenai iman. Apakah iman kita itu 'iman Perjanjian Baru' atau
bukan? Kita diselamatkan oleh iman, benar? Dan Luther mau
mengatakan bahwa kita diselamatkan hanya dengan iman, benar?
Pertanyaannya ialah: iman yang bagaimana? Poin kita di sini begitu
penting: Jika Anda percaya kepada Yesus ketika Dia ditentang, ketika
Dia ditolak, itulah iman!
Saat ini Anda mempercayai Yesus, mengapa? Karena ada ratusan dan
jutaan orang-orang percaya pada saat ini! Semua orang percaya pada
Yesus dan jadi apakah yang begitu sulit untuk mengangkat tangan
Anda dan membuat komitmen? Apa yang terjadi jika Anda dibesarkan
di rumah orang Kristen dan Anda hanya menyusul ayah dan ibu Anda
untuk menjadi orang Kristen? Mungkin di sekolah, teman-teman Anda
menentang kekristenan, tapi orang-tua Anda lebih penting daripada
teman Anda di sekolah. Jadi, sebagai orang-tua Kristen, kita
diperhadapkan dengan permasalahan yang serius, yaitu, seberapa tulus
iman anak-anak kita? Mungkin anak saya percaya kepada Yesus karena
dia menghormati saya dan mempercayai saya sepenuhnya. Apakah itu
yang dimaksud dengan 'iman Perjanjian Baru'? Itulah masalahnya
disini. Bagi dia, tidak ada perbantahan terhadap Yesus yang perlu
untuk diatasi. Setidaknya di rumah, dia tidak menemukan adanya
perbantahan pada Yesus. Yesus selalu disanjung. Meskipun jika orang
lain membantah-Nya, itu tidaklah penting karena orang-orang yang
benar-benar dia hormati menjunjung tinggi Yesus. Pendapat orang lain
tidaklah penting baginya. Tapi pendapat orang-tuanyalah yang sangat
penting.
Melainkan kita memahami situasi ini, melainkan Anda memahami
situasi ini sebaik-baiknya Anda mungkin tidak memiliki 'iman Perjanjian
Baru' dalam Yesus. Ada beberapa orang di gereja kami dan juga di
dalam team [pelayanan full-time] yang mengikut Yesus terutamanya
karena mereka menghormati saya. Tetapi jika mereka mengubah opini
mereka mengenai saya, mereka mungkin akan mengubah opini mereka
mengenai Yesus. Dengan lain kata, iman mereka bergantung pada
manusia. Sebagai contoh, baru-baru ini saya menerima email dari
rekan kerja yang mengatakan kepada saya bahwa serangan-serangan
516 | C A H A Y A I N J I L
ke atas saya dan gereja di Montreal baru-baru ini mempengaruhi dia.
Dan dia mengatakan masalahnya adalah imannya di dalam Tuhan
terguncang. Ketika dia mendengarkan pertentangan itu, yaitu
serangan terhadap saya, imannya di dalam Tuhan terguncang dan dia
hampir ambruk secara rohani.
Apa Dasar Iman Anda?
Marilah kita kembali kepada pertanyaan: Apa dasar iman Anda? Pada
saat hari Natal, kita membicarakan tanda dari Tuhan - dapatkah Anda
menerima tanda itu? Apakah alasan Anda datang ke gereja? Apakah
Anda percaya dan dibaptis karena Anda katakan, "Saya suka dengan
orang-orang Kristen ini karena mereka adalah orang-orang yang
menyenangkan. Mereka saling mengasihi satu dengan yang lain
sehingga saya ingin menjadi salah satu dari mereka." Apakah itu 'iman
Perjanjian Baru'?
Satu-satunya iman yang disebut di dalam Perjanjian Baru adalah suatu
iman yang percaya kepada Yesus ketika semua orang menentang
Dia, ketika semua orang lain menolak Dia dan saya percaya. Itu adalah
satu mukjizat! Jika Anda percaya kepada Yesus karena orang yang lain
percaya, banyak ahli psikolog dapat menerangkan mengapa Anda
percaya. Di suatu negara Kristen, semua orang adalah Kristen. Anda
hanya mengikuti orang banyak. Anda tidak membutuhkan iman. Itu
bukan definisi iman yang membawa keselamatan, menurut definisi
Perjanjian Baru. Percaya yang sesungguhnya adalah percaya bila
berhadapan dengan suatu kontradiksi. Itulah pesannya di sini. Yang
lebih mengherankan, kita mengenal objek iman kita, yaitu Yesus justru
karena Ia ditolak. Kita tahu Yesus adalah sungguh-sungguh benar
justru karena Ia ditolak. Inilah tanda itu. Inilah sinyal dari Tuhan. Jika
Anda ingin tahu siapa yang harus dipercayai, lihatlah sekeliling dan
lihat siapa yang ditolak. Itulah objek iman - Yesus Sendiri!
Siapakah yang Menolak Yesus?
Faktor penting yang lain yang harus kita ingat adalah: Siapakah yang
telah menolak Yesus? Siapakah yang menimbulkan perlawanan
terhadap Dia? Pada saat Anda membaca Alkitab Anda, apakah Anda
mendengar? Apakah Anda melihat sesuatu yang di situ? Pada saat ini
kita telah membacanya sebagai sebuah buku Kristen di mana setiap
orang mendukung Yesus. Namun demikian itu bukanlah apa yang
dikatakan dalam Alkitab. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Ia
517 | C A H A Y A I N J I L
telah ditolak oleh setiap orang. Apakah Anda memperhatikan hal itu?
Biarlah saya memberikan Anda bukti hanya dari satu kitab - dalam
Matius - supaya Anda melihat siapa yang menolak Yesus dan apa yang
telah dikatakan mereka mengenai Yesus. Apa yang telah mereka
katakan mengenai Yesus adalah sangat, sangat serius. Sebagai contoh,
para ahli Taurat. Para ahli Taurat adalah para pembela hukum
(pengacara). Mereka adalah orang-orang yang terpelajar, yaitu
terpelajar dalam pengetahuan Alkitab. Mereka adalah para pembela
hukum (pengacara) karena bagian pokok dalam Perjanjian Lama
disebut Hukum Taurat. Lima kitab pertama Musa dipanggil kitab-kitab
Hukum Taurat. Para ahli Taurat ini ahli dalam hal pengetahuan Kitab
Suci. Bukankah pendapat mereka sangat penting? Apa yang mereka
katakan? Di Matius 9:3 mereka berkata, "Yesus adalah seorang
penghujat. Dia penghujat." Nah, ini satu tuduhan yang sangat serius
dari seorang ahli Kitab Suci!
Orang-orang Farisi, mereka adalah satu kelompok yang sangat religius,
orang-orang yang sangat saleh. Mereka adalah kelompok utama dari
orang-orang yang menentang Yesus. Di Mat.12:24, dikatakan: "Orang
ini mengusir setan dengan Beelzebul, penghulu setan." Anda melihat
tuduhan ini berulang-ulang kali, bukan hanya sekali. Pendapat mereka
di Israel sangatlah penting karena kelompok mereka sangat besar dan
mereka adalah tipe orang-orang yang sangat saleh. Mereka
menganggap diri mereka sangat beribadah kepada Tuhan. Pada
kenyataannya, di Mat 9:34, mereka sebenarnya mengatakan bahwa
Yesus bukan hanya sekedar setan tetapi Dia adalah pangeran setan,
raja para setan. Bagi Anda, pendapat orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat mungkin tidaklah penting. Namun di antara orang Israel,
pendapat mereka sangatlah penting. Orang-orang kebanyakan tidak
mengerti isi Alkitab. Jadi mereka harus memandang kepada para
pemimpin agama mereka untuk memberi mereka tuntunan. Para ahli
Taurat adalah orang-orang yang terpelajar, mereka adalah para
pemimpin agama. Orang-orang Farisi ini adalah para pemimpin rohani.
Mereka bukanlah kumpulan beberapa orang bebal tetapi semuanya
(tidak hanya satu dari mereka tetapi semuanya) mengatakan, "Yesus,
apapun yang Ia lakukan, Ia melakukannya dengan kuasa setan."
Tentu saja, orang banyak secara mendalam dipengaruhi oleh hal ini.
Dan kita bisa melihat ini juga di Mat 11:19 di mana orang banyak juga
berbicara melawan Yesus dan mengatakan bahwa Ia adalah seorang
518 | C A H A Y A I N J I L
pelahap, seorang pemabuk, dan Ia adalah sahabat pemungut-
pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Tetapi perhatikan bahwa
mereka tidak berani untuk menyampaikan tuduhan yang bersifat rohani
karena mereka bukanlah pakar dalam hal-hal rohani, jadi bagian
tentang hal-hal rohani, mereka harus biarkan para pemimpin mereka
yang tangani. Tetapi mereka menuduh Ia telah menjadi seorang
pelahap (seseorang yang gemar makan banyak makanan), seorang
pemabuk (seseorang yang gemar minum anggur), dan bahwa Ia
bergaul dengan semua orang-orang yang tidak seharusnya.
Serangan melawan Yesus kemudian sampai pada tingkat yang tertinggi
- imam besar - orang yang paling tinggi dalam kehidupan beragama di
Israel. Di Mat 26:65, imam besar menggambarkan Yesus sebagai
seorang penghujat. Pendapat siapa lebih penting daripada pendapat
seorang imam besar? Hal ini sama seperti orang-orang Katolik Roma;
jika Paus mengatakan seseorang sebagai seorang penghujat, itu adalah
kata terakhir dan tidak lagi dapat dipertikaikan.
Lebih lanjut lagi di Mat 27:63 di mana kepala-kepala imam, bersama-
sama dengan orang-orang Farisi, mendeklarasikan Yesus sebagai
seorang penipu, seorang yang palsu. Apa lagi yang dapat dikatakan?
Jika Anda dipanggil dengan nama-nama demikian, sesungguhnya tidak
ada nama yang lebih buruk daripada yang sudah dikatakan. [Bagi
mereka] Dia itu umpama Iblis sendiri. Menarik! Saya hampir dituduh
dengan hal yang sama persis. Jadi perhatikan apa yang mereka
katakan tentang Yesus dan siapa yang mengatakannya?
Dan selanjutnya muncul pertanyaan, "Bagaimana dengan para pengikut
Yesus?" Ya, jika hanya di luar orang menyerang Yesus, itu tidak jadi
masalah. Apakah kelompok kecil murid ini semuanya buta akan realitas
dan mereka mengikut Dia secara membabi buta? Sesungguhnya, tidak
juga. Anda membaca di Yohanes 6:66 bahwa Ia mengatakan sesuatu
hal dan mereka tidak dapat menerimanya; lalu mereka menolak Dia.
Jadi mereka meninggalkan-Nya. Anda dapat bayangkan ketika mereka
meninggalkan Yesus dan orang-orang bertanya, "Bukankah kamu
pernah mengikut Yesus? Dan mengapa kamu tidak mengikut Yesus
sekarang?" Apakah Anda pikir bahwa mereka akan mengatakan
sesuatu yang manis mengenai Yesus? Keterangan yang bagaimana
akan mereka berikan? "Ya, saya telah terperdaya. Saya telah dicurangi.
Yesus tidaklah sesuai dengan dugaan saya." Mereka harus mencari
519 | C A H A Y A I N J I L
suatu alasan untuk menjelaskan mengapa mereka tidak lagi mengikut
Yesus. Mereka juga harus berbicara yang buruk mengenai Yesus untuk
membenarkan tindakan mereka meninggalkan-Nya.
Seolah-olah semuanya itu belum cukup, satu dari orang-orang yang
dipilih-Nya Sendiri, satu dari dua belas murid-Nya, tidak hanya
mengatakan yang buruk mengenai Dia (ini tidak begitu serius
dibandingkan dengan apa yang dia telah lakukan) dia menjual Yesus
kepada musuh-musuh-Nya untuk suatu jumlah uang yang sangat kecil.
Ini menunjukkan seberapa nilai Yesus di matanya - bahwa nilai Yesus
hanya 30 keping perak. Itu adalah jumlah yang dibayarkan untuk
membeli seorang budak. Anda bisa melihat semua musuh-musuh Yesus
begitu puas dan senang sambil berkata, "Apa yang telah kami katakan
kepadamu? Orang ini adalah seorang yang jahat. Bahkan murid-murid-
Nya pun meninggalkan Dia." Salah satu dari orang-orang yang dipilih-
Nya Sendiri, bukan sembarang dari murid-murid-Nya, tetapi satu dari
dua belas itu, yang paling dekat dengan-Nya, yang ini juga menolak
Dia, dan bahkan mengirim Dia kepada kematian-Nya!
Simeon sangatlah benar, bukan? Semua yang telah dikatakannya
benar. Suatu tanda yang ditolak semua orang, dari imam besar di atas
sampai kepada orang banyak di bawah. Dan bahkan satu dari para
murid yang paling dekat, satu dari para murid ini yang telah tinggal
bersama dengan Dia selama kurang lebih dua setengah tahun, yang
sudah mengenal-Nya sungguh-sungguh, ia telah menjual Yesus.
Bagaimana Anda dapat percaya pada Yesus yang sedemikian?
Bagaimana Anda dapat percaya ketika semua orang menolak Dia?
Apakah Anda percaya karena Anda tidak sungguh-sungguh
mempertimbangkan fakta-fakta itu? Apakah Anda tidak menyadari
bahwa Yesus adalah suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan
masih menimbulkan perbantahan sampai ke masa kini? Memang benar
bahwa suara perlawanan telah agak terdiam sekarang karena
banyaknya orang yang memanggil diri mereka 'Kristen'.
Ketika saya di Amerika Serikat baru-baru ini, saya melihat sebuah buku
di toko buku. Sudah pasti judulnya dengan segera menarik perhatian
saya: "Yesus, Tukang Sihir". Itu adalah suatu judul yang menarik. Buku
ini ditulis oleh seorang professor di Universitas Columbia. Ia
mengatakan bahwa semua mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus
adalah melalui magis. Apakah iman Anda mulai goyah? Mungkin Anda
520 | C A H A Y A I N J I L
tidak peduli dengan pendapat orang-orang Farisi dan imam besar tetapi
perkataan dari seorang profesor dari Columbia perlu Anda tanggapi
dengan serius. Yesus hanyalah seorang tukang sihir. Dan ia berupaya
menunjukkan bahwa teknik semacam yang dipakai Yesus telah dipakai
oleh ahli-ahli sihir Mesir.
Dan baru-baru ini saya mencari di toko buku yang lain dan apa yang
saya lihat di sana? "Yesus, Seorang Penyesat!" Itu adalah buku tebal
yang besar dan bukanlah pamplet yang kecil. Apakah Anda berani
membaca buku seperti itu? Iman Anda mungkin akan ambruk. Baiklah
saya ceritakan kepada Anda suatu kebenaran: Beberapa dari kami
telah mempelajari teologia, banyak hal yang harus kami pelajari akan
mencengangkan Anda. Banyak orang yang menekuni bidang teologia di
Inggris, seperti yang saya lakukan, kehilangan iman mereka. Mengapa?
Karena kami harus mempelajari materi yang berbicara melawan
Kekristenan. Beberapanya ditulis oleh para ahli filosofi yang brilian,
orang yang sangat pintar. Cukup aneh memang, saya agak menikmati
mempelajarinya. Namun beberapa orang telah kehilangan iman
mereka. Tetapi beberapa yang tidak kehilangan imannya, mereka
kehilangan semangat mereka. Tidak ada lagi semangat dan
antusiasme.
Permusuhan terhadap gereja masih ada meskipun mulai berkurang.
Masih terdapat banyak kebencian terhadap gereja, pertentangan
terhadap Injil, walaupun agak ditekan. Khotbah-khotbah saya adalah
yang paling sulit diterima. Beberapa tahun yang lalu, para pemimpin
gereja mengatakan kepada saya, "Khotbah Anda membuat Injil
menjadi sangat keras untuk ditelan (diterima). Anda seharusnya
mengkhotbahkan sesuatu yang lebih sederhana." Saya menyampaikan
firman Tuhan entah orang-orang suka ataupun tidak. Jadi terdapat
tingkat penolakan yang tinggi.
Iman Perjanjian Baru Dapat Berarti Kematian
Menjadi seorang Kristen pada masa Perjanjian Baru dapat berarti
kematian Anda. Sebenarnya, banyak orang Kristen pada abad pertama
dan sampai abad ketiga kehilangan nyawa mereka karena menjadi
Kristen. Setiap orang dengan tegas menentang kekristenan dan oleh
karena itu Anda bisa membunuh orang Kristen dan tidak ada
seorangpun akan bersimpati dengan orang Kristen. Mereka akan
mengatakan bahwa adalah baik membunuh orang-orang seperti ini. Itu
521 | C A H A Y A I N J I L
sebabnya terdapat banyak sekali martir pada masa Gereja Mula-mula,
namun sangat sedikit martir pada saat ini.
Di Amerika Utara, masih mungkin untuk menjadi seorang martir. Pada
15 September 1999, seorang laki-laki berjalan menuju sebuah Gereja
Baptis di Texas dan kemudian menembak dengan senjatanya dalam
gereja. Masih berbahaya untuk pergi ke gereja pada hari-hari ini. Masih
ada kesempatan dibunuh hanya karena pergi ke gereja. Tentu saja
kesempatannya agak kecil namun masih ada kemungkinan. Orang
tersebut melepaskan tembakan senjatanya dan menembakkan 100
peluru kepada jemaat-400 orang. Hal yang luar biasa adalah dengan
tembakan 100 peluru, dia hanya berhasil mengenai 14 orang. Sesudah
itu, dia menembak dirinya sendiri. Tujuh orang terbunuh di dalam
gereja. Tujuh yang lainnya terluka. Tujuh orang yang terbunuh
ternyata bukan hanya orang-orang Kristen yang baik tetapi orang-
orang Kristen yang berkomitmen sepenuhnya. Mereka adalah orang-
orang Kristen yang dengan sukacita bersedia mati demi iman mereka.
Sedangkan di antara tujuh orang yang terluka, ada seorang pemudi
yang mencoba melindungi temannya pada waktu penembakan dimulai.
Dengan tubuhnya, dia melindungi temannya yang cacat. Dia terkena
tembakan di punggung. Cukup aneh, punggungnya agak tidak normal
karena ia mempunyai suatu lekukan di punggung dan peluru mengenai
tulang belakangnya persis di tempat itu dan akibatnya peluru
tertangkis dari organ-organ pentingnya. Dengan kata lain jika dia tidak
mempunyai lekukan itu, dia pasti sudah terbunuh juga. Laki-laki yang
menyerang itu juga menyiapkan sebuah bom tetapi bom tidak
meledak. Hasil akhirnya adalah tragedi tersebut disiarkannya ke
seluruh dunia. Dan ada banyak kesempatan bagi para pendeta untuk
berbicara melalui televisi dan radio di Amerika Utara dan seluruh dunia.
Alhasil, 200 juta orang mendengar Injil. Tragedi menjadi suatu berkat!
Faktanya, di Jepang, pada suatu pertemuan sendiri, 35 orang
menerima Tuhan sesudah mendengar peristiwa ini.
Beberapa tahun yang lalu, seorang laki-laki memasuki gereja Tionghua
di Pantai Barat Amerika Serikat dan berjalan menuju pendeta dan
menembak dia di atas mimbar di depan semua jemaat. Kebencian
macam apa, pertentangan yang bagaimana yang menyebabkan orang-
orang tega melakukan hal yang demikian?
522 | C A H A Y A I N J I L
Ketika mengendarai mobil di Amerika Serikat sekitar 2 atau 3 minggu
yang lalu, saya mendengarkan radio di dalam mobil, saya mendengar
diskusi panjang mengenai pembunuhan di Columbine. Jika Anda
mengingatnya, 2 orang muda berjalan memasuki sekolah menengah
atas di Columbine dan menembak begitu banyak siswa di sana.
Penjahat bersenjata menghadapi seorang gadis muda di sekolah dan
memegang senapannya ke arah gadis tersebut dan berkata, "Apakah
kamu percaya pada Tuhan? Apakah kamu percaya pada Yesus?" Ia
hanyalah seorang gadis muda sekitar 17 atau 18 tahun. "Apakah kamu
percaya kepada Yesus?" Dia berkata, "Ya." Laki-laki tersebut menarik
pemicu dan menembaknya. Seberapa banyak dia membenci Yesus?
Mengapa? Gadis muda ini tidak melakukan apa-apa kepada laki-laki
tersebut. Jadi masih ada kesempatan untuk menjadi seorang martir
demi Yesus.
Iman Sejati Berasal dari Pewahyuan
Apakah pokok utama dari pesan ini? Jika setiap orang menentang
Yesus, dari pemimpin di atas sampai kepada orang kebanyakan di
bawah dan mengatakan semua hal ini tentang Yesus, bagaimanakah
Anda mengetahui bahwa Dia adalah benar? Anda dapat berkata bahwa
tanda telah diberikan: Ia adalah yang menimbulkan perbantahan, itulah
tandanya. Tetapi apakah itu cukup bagi Anda untuk mempercayai
Yesus? Di Perjanjian Baru kesimpulan bagi masalah ini sangatlah
sederhana. Hanya ada satu cara untuk mempercayai Yesus. Yaitu
melalui wahyu. Ketika semua orang menolak Dia, maka satu-satunya
cara Anda tahu bahwa Yesus adalah dari Allah ialah melalui pernyataan
dari Allah. Itu adalah satu-satunya cara Anda akan tahu. Oleh sebab itu
kesimpulan yang penting ialah: iman yang sejati berasal dari wahyu.
Anda telah membaca Mat 16:15. Apakah yang dikatakan di situ? Yesus
bertanya kepada murid-murid-Nya, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku?
Kamu mendengar semua orang ini mengatakan hal buruk mengenai
Aku, apa yang akan kamu katakan?" Dan Petrus memberikan jawaban
yang mencengangkan. Dia berkata, "Engkau adalah Kristus, Anak Allah
yang Hidup." "Petrus, bagaimanakah kamu mengetahui hal itu?"
Bagaimanakah mungkin bagi Petrus untuk mengetahui bahwa Pribadi
yang di depannya adalah Anak Allah yang Hidup? Ia adalah Pribadi
yang sama dengan Pribadi yang rela dijual Yudas demi 30 keping
perak. Ia adalah Pribadi yang sama yang Petrus katakan, "Engkau
adalah Anak Allah." Dan apakah jawaban Yesus? "Daging dan darah
523 | C A H A Y A I N J I L
tidak menyatakan hal ini kepadamu. Tidak seorangpun dapat
menyatakan hal ini tetapi hanya Bapa-Ku di surga." Dan hal yang
menarik adalah bahwa Yesus tidak menginginkan mereka menceritakan
kepada orang lain tentang apa yang telah disingkapkan kepada
mereka. Ia menginginkan Bapa yang mewahyukan juga kepada orang
yang lain. Apakah Anda berpikir bahwa hanya Petrus yang memerlukan
wahyu dari Tuhan untuk mengetahui siapakah Yesus? Tentu saja tidak!
Inti dari pokok ini dapat dilihat di seluruh Perjanjian Baru, malah rasul
Paulus memberitahu kita bagaimana ia mengenal siapakah Yesus itu.
Apa yang terjadi di jalan Damsyik? Allah menyatakan kepadanya
siapakah Yesus itu. Hal ini berlaku kepada setiap orang percaya yang
sejati. Bagaimanakah menurut Anda bahwa Simeon mengetahui
siapakah Yesus itu ketika dia telah memandang bayi itu? Hanya melalui
wahyu! Tidak ada cara lain untuk mengetahuinya.
Pada bagian berikutnya, dibicarakan tentang Hana, seorang wanita tua
di atas usia 80 tahun. Sekali lagi, Allah mewahyukan kepada Hana
tentang siapakah bayi itu. Tidak seorang pun akan mengenal Yesus -
yang menimbulkan perbantahan - kecuali melalui wahyu. Sekarang
saya berdoa semoga Tuhan membuka mata Anda, jika tidak iman Anda
terletak di atas dasar yang salah.
Ketika saya belajar di sekolah teologia, begitu banyak orang telah
kehilangan iman mereka atau kehilangan api. Mengapa? Karena iman
mereka berdasarkan pendapat-pendapat orang lain. Mereka datang
kepada Yesus karena mereka telah mendengar orang lain mengatakan
sesuatu yang baik mengenai Yesus. Jika demikian iman Anda, apa yang
akan terjadi? Ketika mereka mendengar orang-orang lain mengatakan
sesuatu yang buruk mengenai Yesus, maka hal itu akan membatalkan
iman yang datang dari hal yang baik yang telah mereka dengar
sebelumnya. Mengapakah hal-hal seperti itu tidak mengganggu saya?
Karena iman saya tidak diletakkan atas pendapat orang lain. Iman saya
berdasarkan atas apa yang telah diwahyukan Allah kepada saya di
dalam hati saya. Jikalau Anda mengetahui apa maksudnya, Anda tahu
apa itu wahyu. Anda tahu bahwa Allah telah membuka mata Anda
untuk melihat siapakah Yesus itu, tidak peduli apa yang dikatakan
semua orang. Saya begitu kuatir jika iman Anda terletak di atas dasar
yang salah, Anda akan kehilangan iman nanti; Anda akan berbalik
524 | C A H A Y A I N J I L
melawan Dia. Ketika penganiayaan datang, Anda akan menyerahkan
Dia.
Poin terakhirnya adalah: jika iman berasal dari wahyu, hal itu
kelihatannya sepadan dengan takdir atau predestinasi, yaitu, Anda
tidak dapat melakukan apa-apa, terserah Allah untuk menyatakan diri-
Nya Sendiri. Sama sekali tidak! Apa yang terjadi adalah: kita tidak bisa
mendapatkan wahyu kecuali kalau Allah memberikannya kepada
kita. Tetapi kita bisa memintanya! Di khotbah atas bukit, apakah yang
Yesus katakan? "Carilah maka kamu akan mendapat. Mintalah maka
akan diberikan. Ketoklah maka akan dibukakan bagimu." Jika Anda
menginginkan wahyu dari Allah, maka mintalah. Kita tidak dapat
membuka pintu itu sendiri. Hanya Tuhan yang bisa membukanya.
Namun kita bisa mengetuk pintu itu sampai Dia membuka pintu. Ketika
pintu dibuka dan kita melihat ke dalamnya, kita melihat hal-hal yang
menakjubkan di dalam rumah Allah. Dan di sana kita menemui wahyu-
Nya!
Tiga prinsip yang merangkum segenap ajaran Injil
Pendeta Eric Chang
Terdapat tiga prinsip dari kehidupan Kristen yang merangkum segenap
isi Injil dan jika Anda bisa memahami ketiga prinsip, berarti bahwa
Anda telah memiliki pemahaman yang utuh tentang Injil.
Apakah ketiga prinsip dasar itu? Ketiga prinsip tersebut harus dipahami
secara bersamaan, jika Anda mengabaikan salah satunya, maka doktrin
Anda tidak akan memiliki keseimbangan, dan Anda tidak akan bisa
berdiri teguh. Ini merupakan hal yang sangat mengerikan karena,
kadang kala, di tengah gereja zaman sekarang, hanya prinsip pertama
yang ditekankan sedangkan dua yang lainnya diabaikan dengan cara
dikecilkan peranannya.
Jadi, apakah ketiga prinsip itu?
1. Prinsip kasih karunia (grace): Allah menangani kita dengan
kemurahan, memaafkan kita sebagai respon terhadap pertobatan kita.
525 | C A H A Y A I N J I L
Pengampunan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan usaha-usaha
kita. Kita diselamatkan tapi bukan karena perbuatan baik kita.
Jadi, prinsip yang pertama adalah prinsip kasih karunia yang juga
dapat disebut sebagai pembenaran (justification). Pembenaran adalah
kasih karunia Allah kepada kita di masa lalu di mana Dia telah
mengampuni dosa-dosa kita di saat kita mengaku di hadapan-Nya dan
bertobat dari dosa-dosa kita. Dia mengampuni kita begitu saja, bukan
atas dasar perbuatan yang pernah kita lakukan atau prestasi kita. Dia
mengampuni kita dengan cuma-cuma. Kita tidak akan bisa mencapai
keselamatan bagi kita sendiri, karena jika kita mampu maka Kristus
tidak perlu mati bagi kita.
Itulah poin pertama dari Injil, poin yang paling mendasar. Demikianlah,
di dalam Efesus 2:9, Paulus menetapkan poin ini. Kita diselamatkan
oleh kasih karunia, bukan oleh perbuatan baik, jadi kita tidak punya
dasar apapun untuk menyombongkan diri.
Akan tetapi, ayat yang selanjutnya itu sama pentingnya. Kita
diselamatkan bukan oleh perbuatan baik kita, akan tetapi kita
diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk mengerjakan perbuatan baik.
Bukan diselamatkan oleh perbuatan baik tetapi diselamatkan untuk
mengerjakan perbuatan baik. Bagian yang kedua ini sama pentingnya,
namun seringkali diabaikan. Bukan karena perbuatan baik maka kita ini
diselamatkan akan tetapi kita ini diselamatkan untuk mengerjakan
perbuatan baik. Itulah rencana Allah bagi keselamatan kita.
2. Prinsip kemurahan (graciousness) Pokok yang kedua adalah
kemurahan (graciousness) - untuk mengerjakan perbuatan baik.
Jika Anda hidup untuk mengerjakan perbuatan baik sebagai hasil dari
kasih karunia Allah yang mengubah diri Anda, maka perbuatan-
perbuatan baik itu akan terlihat seperti apa? Akan terlihat penuh
dengan kasih karunia dan kebenaran (full of grace and truth). Anda
akan menjadi murah hati melalui kasih karunia Allah di dalam hidup
Anda. Kita diselamatkan oleh kasih karunia yang bekerja di dalam diri
kita yang akan menghasilkan kemurahan di dalam diri kita.
Apakah Anda terlihat murah hati di dalam kehidupan Anda? Apakah
perilaku kita murah hati? Apakah ketika orang lain bertemu dengan
kita, maka mereka akan berkata, "Oh, orang itu sangat murah hati."
526 | C A H A Y A I N J I L
Seperti Yohanes yang mampu memberi kesaksian tentang Yesus, "Kami
hidup bersama Dia, kami bersekutu dengan-Nya, dan kami
memberikan kesaksian berikut ini: Dia penuh dengan kasih karunia dan
kebenaran." Yesus penuh kasih karunia dan kebenaran. Demikian
murah hati pribadi-Nya. Dapatkah kesaksian itu diberikan oleh orang
lain terhadap diri kita? Dengan cara apa kita akan mencerminkan kasih
karunia Allah di dalam hidup kita?
Kita kerap memakai istilah teologi yang disebut „pengudusan‟
(sanctification) di dalam membahas kemurahan ini. Kemurahan ini,
dalam pengertiannya yang sederhana, adalah cara kita berurusan
dengan orang lain sebagaimana cara Allah berurusan dengan
kita: karena Dia menangani kita dengan penuh kemurahan, maka kita
juga berurusan dengan orang lain dengan penuh kemurahan pula,
dengan demikian, kemurahan itu ada di dalam tindakan kita, di dalam
perilaku kita.
Sangatlah menyebalkan melihat orang Kristen yang berperilaku tidak
murah hati, kasar, tidak sopan, tidak menyenangkan, tanpa
pengertian, berpikiran picik, egois, bebal, dogmatik dan angkuh.
Sangat menyebalkan! Kita harus murah hati jika kita sudah menerima
kasih karunia Allah. Ini bukanlah suatu pilihan. Menjadi murah hati
bukanlah suatu pilihan.
Ini juga merupakan hal yang dimaksudkan oleh Paulus di dalam Efesus
5:1 Jadilah penurut-penurut (imitators = peniru-peniru) Allah. Itu
adalah suatu perintah. Ini bukanlah sebuah saran yang menganjurkan
betapa baiknya jika menjadi peniru-peniru Allah. Kita harus menjadi
peniru-peniru Allah.
Apakah arti dari „peniru Allah‟ itu? Artinya adalah bahwa kita harus
menangani orang lain sebagaimana Allah telah menangani kita. Allah
telah mengampuni kita, hal yang memang telah Dia lakukan, dan kita
juga harus mengampuni orang lain. Itulah artinya menjadi peniru-
peniru Allah. Tak ada yang rumit dalam pemahamannya. Pokok ini
sangatlah ditekankan di dalam pengajaran Yesus dan sungguh luar
biasa melihat betapa pokok ini justru tidak lagi ditekankan.
3. Prinsip penghakiman: Allah akan menghakimi kita sesuai dengan
perbuatan-perbuatan kita, baik untuk perbuatan yang baik ataupun
527 | C A H A Y A I N J I L
yang jahat. Dia akan menangani kita sebagaimana cara kita menangani
orang lain
Demikianlah, karena kasih karunia Allah di masa lalu telah
mengampuni dosa-dosa kita, maka di masa sekarang ini kita wajib
bermurah hati sampai kesudahannya, supaya pada Hari
Penghakiman, Allah akan menghakimi kita sesuai dengan cara kita
menghadapi orang lain. Inilah prinsip yang ketiga. Penghakiman akan
didasarkan pada perbuatan-perbuatan kita. Allah akan menghakimi kita
sesuai dengan perbuatan-perbuatan kita, entah yang baik maupun
yang jahat, tidak terbatas pada yang baik saja.
Baru-baru ini saya membaca sebuah buku, dan penulis buku itu
mempertanyakan apa arti penghakiman bagi orang Kristen? Jawaban
orang itu adalah bahwa penghakiman terhadap orang Kristen itu
sekadar ucapan terima kasih dari Allah kepada Anda. Pertanyaan saya
adalah apa hal yang telah Anda perbuat dan layak untuk menerima
ucapan terima kasih dari Allah? Renungkanlah kehidupan Anda dan
pikirkanlah, untuk apa Allah berterima kasih kepada Anda? Hal apa
yang telah Anda lakukan yang perlu mendapatkan ucapan terima
kasih? Apakah untuk sepuluh ribu rupiah yang telah Anda masukkan ke
kotak persembahan? Pada dasarnya uang itu milik-Nya sendiri. Jumlah
yang malahan jauh lebih sedikit dari jumlah perpuluhan sebagaimana
yang ditetapkan di dalam Perjanjian Lama. Apakah ada milik kita yang
bukan menjadi milik-Nya?
Berkaitan dengan hal penghakiman ini, mari kita beralih sejenak ke
dalam 2 Korintus 5:10. Izinkan saya menunjukkan kepada Anda bahwa
penghakiman kepada orang Kristen bukan sekadar urusan ucapan
terima kasih. Penghakiman ini bisa menjadi sangat keras. Paulus
sangat memahami pengajaran Yesus sehingga ia tidak akan sampai
pada pandangan bahwa orang Kristen tidak akan dihakimi atau
dihukum sehubungan dengan cara mereka menjalani kehidupan atau
cara mereka berperilaku. Paulus tidak membuat kesalahan semacam
itu. 2 Korintus 5:10 berkata, "Kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Kristus," Kita yang harus menghadap takhta, bukan orang
non-Kristen. Orang Kristenlah yang sedang Paulus bicarakan saat dia
menyurati jemaat di Korintus. Kalian, jemaat di Korinstus dan aku, kita
semua akan hadir di hadapan takhta pengadilan Kristus, supaya setiap
orang memperoleh apa yang patut diterimanya, hal yang baik.
528 | C A H A Y A I N J I L
Kita tentunya berharap agar Paulus berhenti di sana. Ternyata
tidak, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya,
sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun
jahat." Sesuai dengan yang dilakukannya di dalam hidupnya berarti
sesuai dengan perbuatan Anda di dalam kehidupan Anda, demikianlah
kita akan menerima apa yang baik ataupun yang jahat. Bukan sekadar
ucapan terima kasih.
Akan ada hamba yang dihardik-Nya dengan ucapan, "menyingkirlah
dari-Ku, kamu hamba yang jahat." Orang itu memang seorang hamba
Tuhan, akan tetapi dia jahat. Dia menerima apa yang jahat akibat apa
yang telah dia kerjakan selama hidupnya. Penghakiman ini,
sebagaimana yang telah kita lihat, didasarkan pada prinsip yang kedua.
Didasarkan pada fakta bahwa Allah akan menangani kita sesuai dengan
cara kita menangani orang lain.
Rangkuman
Demikianlah ketiga prinsip itu: kasih karunia (grace), kemurahan
(graciousness), dan penghakiman (judgement). Mari kita merangkum
ketiga prinsip itu. Allah telah menangani kita dengan penuh kemurahan
dalam kaitannya dengan pertobatan kita, dan hal ini tidak dikaitkan
dengan perbuatan baik kita. Walaupun kita diselamatkan bukan oleh
perbuatan baik, akan tetapi kita diciptakan di dalam Kristus untuk
tujuan mengerjakan perbuatan baik.
Dengan demikian, kita sampai pada prinsip yang kedua: Dia
mengharapkan agar kemurahan muncul di dalam hidup kita. Dan
kemurahan dapat kita artikan sebagai berikut, bahwa kita berurusan
dengan orang lain sama seperti Allah telah berurusan dengan kita di
dalam kemurahan.
Pada hari Penghakiman, Dia akan menghakimi kita sesuai dengan cara
kita berurusan dengan orang lain. Renungkanlah hal itu. Itulah
rangkuman sederhana dari segenap ajaran injil: kasih karunia,
kemurahan dan penghakiman.
529 | C A H A Y A I N J I L
Tinggal di dalam Hadirat Allah
Brother Lawrence
Hadirat Tuhan merupakan
pemusatan perhatian jiwa kita
kepada Allah, yang
mengingatkan kita bahwa Ia
selalu hadir.
Saya mengenal seseorang yang
selama empat puluh tahun
tinggal di hadirat Tuhan.
Kadang-kadang ia menyebut bahwa tinggal di hadirat Tuhan sebagai
suatu perbuatan sederhana - yaitu pengenalan akan Allah yang jelas
dan istimewa, dan kadang-kadang ia menyebutnya sebagai suatu
pemandangan yang samar-samar atau suatu pandangan umum yang
penuh kasih kepada Allah - yaitu ingatan terhadap Dia. Ia juga
menyebutnya sebagai perhatian terhadap Allah, persekutuan tanpa
suara dengan Allah, keyakinan kepada Allah, atau hidup dan kedamaian
jiwa. Pendek kata, orang ini mengatakan kepada saya bahwa semua
sebutan untuk hadirat Tuhan itu merupakan sinonim, yang sebetulnya
menyatakan hal yang sama, yang baginya telah dianggap sebagai hal
yang wajar-wajar saja.
Teman saya berkata, bahwa dengan tinggal di hadirat Tuhan, ia telah
membangun persekutuan yang manis dengan Tuhan, sehingga tanpa
bersusah payah, rohnya tinggal di dalam kedamaian Allah. Dalam
ketenteraman ini, ia dipenuhi dengan iman, yang memperlengkapinya
untuk mengatasi segala sesuatu yang terjadi padanya.
Inilah yang disebutnya sebgai "hadirat Tuhan yang sebenarnya", yang
meliputi suatu atau segala macam persekutuan dengan Allah di surga,
yang dapat dilakukan oleh orang yang masih hidup di dunia. Kadang-
kadang, ia dapat hidup sekan-akan tidak ada orang lain di bumi ini
kecuali dirinya sendiri bersama Allah. Dengan penuh kasih, ia
berbincang-bincang dengan Allah ke mana pun ia pergi, meminta
kepadaNya apa saja yang diperlukannya dan bersukacita bersma Dia
dengan beribu cara.
530 | C A H A Y A I N J I L
Meskipun demikian, seseorang harus menyadari bahwa percakapannya
dengan Allah itu terjadi di dalam lubuk jiwanya yang terdalam. Di
situlah jiwanya berbicara dengan Allah dari hati ke hati dan selalu
tinggal di dalam kedamaian yang agung dan mulia yang dinikmati jiwa
itu di dalam Allah. Kesukaran-kesukaran yang terjadi di dunia ini dapat
menjadi seperti batang-batang jerami yang beterbangan dari
onggokannya sekalipun sedang terbakar. Jiwa kita dapat mencapai
kedamaian batin di dalam Allah.
Hadirat Tuhan merupakan kehidupan bagi jiwa kita, yang dapat
diperoleh karena kasih karunia Allah. Berikut ini cara untuk
mengalaminya:
Cara-Cara untuk Tinggal di Hadirat Tuhan
1. Sarana pertama ialah melalui hidup baru, dengan cara menerima
keselamatan melalui Darah Kristus
2. Sarana kedua ialah dengan berusaha tinggal di hadirat Tuhan dengan
setia. Hal ini harus selalu dilakukan dengan lembut, rendah hati dan
penuh kasih, tanpa memberi kesempatan kepada kecemasan dan
masalah-masalah.
3. Pandangan jiwa seseorang harus tetap terarah kepada Allah,
terutama jika sesuatu sedang terjadi di muka bumi. Karena untuk
tinggal di hadirat Tuhan dengan sempurna diperlukan banyak waktu dan
usaha, seseorang tidak perlu patah semangat karena kegagalannya.
Meskipun kebiasaan untuk tinggal di hadirat Tuhan ini sukar dibentuk,
tetapi bila telah dikuasai, maka kebiasaan itu akan merupakan sumber
sukacita ilahi.
Tepatlah kalau hati - yaitu bagian yang paling dahulu mengalami
kehidupan dan yang menguasai bagian tubuh lainnya - yang pertama
kali mengasihi Allah. Hati adalah awal dan akhir dari kegiatan rohaniah
dan jasmaniah, dan pada umumnya merupakan awal dari segala
sesuatu yang kita lakukan di dalam kehidupan kita. Karena itu, hatilah
yang harus kita arahkan kepada Allah dengan saksama.
4. Pada awal dari upaya untuk tinggal di hadirat Tuhan ini, tidak salah
bila disampaikan suatu ungkapan yang diilhami oleh kasih, misalnya
531 | C A H A Y A I N J I L
"Tuhan, saya ini sepenuhnya milik-Mu." Allah yang Mahakasih, saya
mengashi Engkau dengan sepenuh hati," atau "Tuhan, pakailah saya
sesuai dengan kehendakMu." Namun, hendaklah Anda ingat untuk
menjaga pikiran Anda agar tidak melayang-layang atau kembali
memikirkan hal-hal yang duniawi. Pusatkan perhatian Anda hanya pada
Allah saja dengan cara melatih kehendak Anda agar Anda tetap berada
di hadirat Allah.
Meskipun pada mulanya latihan ini sukar dipertahankan, namun akan
memberikan dampak yang mengagumkan pada jiwa kita bila
dipraktikkan dengan setia. Latihan ini mencurahkan anugerah Tuhan
dengan berlimpah-limpah dan menunjukkan kepada jiwa kita bagaimana
cara memandang hadirat Allah di mana-mana dengan pandangan yang
murni dan penuh kasih, yang merupakan sikap doa yang paling kudus,
paling mantap, paling mudah dan paling efektif.
http://www.cahayapengharapan.org/kesaksian_hidup/texts/tinggal_di_d
alam_hadirat_allah.htm
Untuk Apakah Anda Hidup?
Pesan ke empat dari seri kotbah tentang "Kualitas Hidup" oleh Pendeta
Eric Chang
Pesan ini disampaikan di Chinese Gospel Church di Montreal, PQ,
Kanada
Karena hari ini kita akan mengadakan baptisan, saya akan membahas
beberapa pertanyaan pokok tentang kehidupan kekristenan
berdasarkan teks bacaan kita: Filipi 3 13-15.
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah
menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang
telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang
dihadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah,
yanitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu
532 | C A H A Y A I N J I L
marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain
pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga
kepadamu.
Ayat-ayat di atas sudah tidak asing lagi bagi kita, seperti yang sering
kita lihat tertulis di poster-poster dan penunjuk halaman buku. Paulus
mengatakan bahwa semua orang Kristen yang telah dewasa secara
rohaniah berpikir seperti ini: bahwa ia tidak menganggap dirinya telah
tiba di tempat yang seharusnya, tetapi ia melupakan segala apa yang
telah di belakangnya dan mengarahkan seluruh energinya kepada apa
yang dihadapannya. Saya ingin memberikan ayat-ayat ini kepada
setiap dari pada kalian, terutama kepada orang yang dibaptis hari ini.
Apakah Tujuan Hidup Anda?
Ini adalah prinsip yang sangat penting, dan kedengarannya cukup
mudah. Tetapi apakah artinya "melupakan apa yang telah di
belakang"? Apakah kita harus melupakan segala sesuatu yang telah
terjadi di masa lalu? Bagaimana dengan pelajaran-pelajaran penting
yang bisa kita petik dari sejarah? Jikalau artinya demikian, maka kita
tidak perlu lagi mempelajari sebagian besar dari Perjanjian Lama
karena kebanyakan dari kitab-kitab itu berkenaan dengan sejarah.
Kemudian, apakah artinya "mengarahkan diri kepada apa yang
dihadapan"? Apakah yang ada "di hadapan" itu? Ungkapan ini
mengarahkan kita kepada suatu sasaran di muka. Apakah sasaran
tersebut?
Jika saya bertanya apakah tujuan hidup anda, dapatkah anda
menjawabnya? Banyak orang Kristen yang tulus hatinya namun tidak
bisa menjawab dengan tepat tujuan dari kehidupan kekristenan mereka
itu. Apakah untuk mengetahui lebih banyak akan Alkitab? Apakah
untuk melakukan misi penginjilan? Apakah tujuan di hadapan kita itu
yang semestinya kita capai dengan berlari-lari?
Anda bisa lihat makna ayat-ayat di atas itu pada akhirnya tidak terlalu
jelas. Saya harap anda dapat memahami ayat-ayat tersebut sedikit
lebih banyak lagi seusai mendengar pesan hari ini.
Pelajaran #1: Saddam Hussein
Saya akan mencoba menjelaskan ayat-ayat di atas dengan
menggunakan beberapa pokok berita utama yang terjadi baru-baru ini.
533 | C A H A Y A I N J I L
Allah seringkali berbicara kepada kita melalui berita-berita, jikalau kita
mempunyai mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar.
Dua minggu yang lalu, kita mendengar berita bahwa sahabat kita
Saddam Hussein sekali lagi muncul dengan ide barunya. Anda
mungkin berpikir setelah Perang Teluk yang membawa malapetaka itu
dia akan dapat menarik beberapa pelajaran dari situ. Ternyata tidak
demikian, dia masih belum mengerti juga. Sekarang dia ingin
membuat kekacauan di bagian baratlaut dengan orang-orang
Kurdistan. Karena itu rudal-rudal dan pesawat-pesawat tempur sekali
lagi beterbangan di atas Irak. Bagaimana caranya untuk menolong dia
belajar hal-hal dasar dari kehidupan?
Akan tetapi bukankah hal yang sama juga terjadi di antara kebanyakan
orang Kristen? Saya melihat hal yang sama terjadi. Orang-orang
Kristen itu berulang kali mengalami pengalaman buruk karena
melanggar Tuhan, tetapi mereka kelihatannya masih belum bisa
menarik pelajaran dari pengalaman-pengalaman itu. Mereka terus saja
mengulangi kesalahan yang sama. Kenapa?
Pelajaran #2: Perceraian Ningrat
Kemudian sekitar 10 hari yang lalu, pokok berita yang lain muncul.
Kali ini mengenai keluarga kerajaan Inggris: pengumuman resmi atas
perceraian antara Putri Diana dan Pangeran Charles. Setelah
perceraian itu, Diana bukan lagi seorang putri, dan tidak lagi
memegang gelar 'Her Royal Highness'. Dia turun pangkat dari
keagungan tinggi menjadi seorang warga biasa saja. Kenapa hal ini
masih terjadi setelah pernikahan selama 15 tahun? Ini adalah
pertanyaan kedua untuk anda renungkan. Apakah jawabannya mirip
dengan jawaban untuk pertanyaan mengenai Irak?
Pernikahan Diana dan Charles - seperti cerita dongeng saja. Lima
belas tahun yang lalu, pernikahan tersebut mempesonakan seluruh
dunia. Gadis biasa yang cantik ini diangkat menjadi seorang putri,
yang pada suatu hari nanti akan menjadi Ratu Inggris! Ini adalah
impian setiap gadis muda! Suatu hal yang hanya dapat anda baca di
dalam buku-buku cerita dongeng! Dan sekarang impian itu telah
menjadi kenyataan, di layar televisi, Diana telah menjadi seorang Putri,
dan juga seorang bakal Ratu.
534 | C A H A Y A I N J I L
Selain itu, pria yang dia nikahi, bukanlah seorang raja buruk rupa,
tetapi seorang pangeran yang tampan, seorang bakal Raja Inggris.
Pandanglah dia dalam pakaian seragam tentaranya, dengan kancing
emas dan pita tanda jasa emas, dengan pedang disampingnya, dan
wajah yang tampan, dengan rambut coklat berombak. Sungguh-
sungguh sebuah impian bagi setiap gadis!
Lalu datang berita buruk: perceraian. Tentu saja kita tidak merasa
terlalu terkejut. Kita tahu sudah bertahun-tahun perkawinan mereka
bermasalah. Tetapi ketika pengumuman perceraian itu akhirnya
diberitahukan kepada umum, masih juga begitu menyedihkan. Itu
adalah akhir dari sebuah mimpi. Tetapi kenapa? Kenapa perkawinan
antara dua orang dengan masa depan gemilang, yang mempunyai
segala-galanya, harus berakhir dengan perceraian? Bagaimana
pendapat anda? Apakah penyebabnya itu karena perbedaan karakter?
Tetapi setiap pasangan mempunyai perbedaan karakter. Dua orang
mana yang mempunyai identitas total? Apakah perbedaan karakter itu
berarti setiap pasangan harus berakhir dengan perpisahan? Dengan
seluruh sumber yang tersedia, dan tekanan pendapat umum, pasangan
ningrat ini tetap tidak mampu membuat perkawinan mereka langgeng.
Pelajaran #3: Superman
Mari kita lihat pokok berita ke tiga yang berhubungan dengan
Christopher Reeves. Tahukah anda siapa dia? Dio adalah Superman!
Dialah pria tampan, tinggi dan berotot yang memakai kaos biru, yang
memerankan tokoh Superman itu. Di dalam filem, dia merentangkan
kedua lengannya dan terbang tinggi ke angkasa. Bukankah anda
senang kalau bisa terbang? Superman! Tetapi sekarang apa yang
terjadi dengan Reeves? Dia lumpuh dari leher ke bawah. Dia terjatuh
dari kuda dan lehernya patah. Saya tidak bisa mengenalinya sewaktu
melihat dia di TV pada saat dia dibawa ke atas podium dalam acara
pengumpulan dana bagi orang-orang yang menderita luka tulang
belakang. Dia kelihatan begitu menyedihkan. Duduk di atas kursi
roda, dia harus didorong kemana-mana. Bahkan dia juga tidak bisa
bernafas sendiri dengan lancar, sehingga harus memakai selang yang
disambungkan kemulutnya untuk memberi oksigen. Dia sama sekali
tidak kelihatan seperti Superman yang tampan di filem itu.
Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari sini? Dari kebanggaan tinggi
atas kondisi tubuhnya yang prima, dia sekarang hanyalah segumpal
535 | C A H A Y A I N J I L
daging yang duduk di atas kursi roda. Apa yang Allah ingin katakan
kepada kita melalui semuanya in? Ini bukanlah tentang Christopher
Reeves sendiri. Dia sendiri tidak melakukan hal yang jahat. Tetapi
sepertinya ada sebuah pesan didalamnya untuk seluruh umat
manusia. Manusia dapat berpikir bahwa ia dapat melakukan segala
sesuatu dan memecahkan setiap persoalan. Ia tidak lagi memerlukan
Allah. Manusia mampu melakukan segalanya, ia hanya perlu menjadi
"super". Setelah mencapai status yang "super" ini, ia boleh melupakan
Allah. Tetapi sekarang, lihatlah Superman sendiri! Dari seluruh
bintang-bintang Hollywood, hal ini tidak terjadi kepada bintang-bintang
yang lain selain Superman - apakah ini suatu kebetulan? Superman
tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, apalagi menyelamatkan
orang lain.
Egoisme Kita - Persoalan Pokok
Pelajaran yang sama dari ketiga berita di atas adalah tentang persoalan
pokok manusia. Persoalan kerohanian manusia adalah dirinya sendiri.
Apakah akar persoalan manusia? Apakah akar persoalan di dalam diri
anda? Jika anda tidak menanganinya, anda tidak akan dapat
memecahkan masalahnya. Jika anda tidak mendiagnosa penyakitnya
dengan tepat, anda tidak dapat menyembuhkannya. Kalau anda salah
mendiagnosa, anda mungkin bisa membunuh pasien anda dengan
memberi perawatan yang salah. Kalau perawatannya hanya berfokus
kepada gejala-gejala penyakitnya saja, sumber penyakitnya masih
belum terobati. Persoalan pokoknya disini adalah apa yang disebut
egoisme. Egoisme adalah hal yang paling sulit ditangani.
Kenapa Saddam Hussein ingin menelan Kuwait? Segala yang dia
lakukan adalah untuk membanggakan diri sendiri. Dia bahkan
membangun kembali kota purba Babel dengan mencetak namanya di
atas setiap batu bata yang digunakan. Dia ingin sejarah mengingatnya
sebagai seorang penakluk Kuwait. Dia mempunyai ambisi lebih besar
selain daripada menaklukkan Kuwait. Jikalau dia tidak dihentikan di
sini, entah negara lain mana lagi yang akan dia telan. Tetapi setelah
mengalami kekalahan yang amat sangat, kita pikir dia sudah
mendapatkan suatu pelajaran dari sini. Ternyata tidak, tidak ada
sesuatupun yang dapat menghentikan keegoisannya.
Apa Yang Memotivasikan Anda?
Tetapi apakah Saddam Hussein begitu berbeda dari kita? Lihatlah hati
536 | C A H A Y A I N J I L
anda: apa yang mendorong anda untuk melakukan apa yang anda
lakukan? Kalau bukan untuk kesenangan anda, kepuasan anda,
kebanggaan anda, kenapa anda melakukannya? Manusia selalu
dimotivasikan oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri. Kenapa
pernikahan yang begitu indah seperti yang dimiliki oleh Diana dan
Charles akhirnya hancur berantakan? Egoisme yang bertentangan.
Kedua belah pihak tidak mau mengalah. Bentrokan egoisme
menghancurkan perkawinan.
Citra Superman itu begitu menarik karena kita sangat menginginkan
kekuatan, agar dapat menaklukan kehendak lawan kita. Sehingga
sesudahnya kita dapat melakukan segalanya semau kita, mengerjakan
segala apa yang kita pikir benar. Perhatikan kata-kata ini: apa
yang kita pikir benar. Bahkan di dalam gereja juga ada bentrokan,
karena di dalam gereja ada orang-orang yang menganggap diri mereka
itu benar dan para pemimpin mereka yang salah. Tetapi para
pemimpinnya menganggap mereka lebih rohaniah dan oleh karena itu
merekalah yang benar.
Egoisme adalah hal yang sangat pelik. Kita bisa menyembunyikan
motivasi kita yang sebenarnya di belakang kata-kata yang muluk. Hal
ini sangat menakutkan. Tetapi di dalam kehidupan rohani, hal ini
bukan hanya menakutkan, tetapi membinasakan. "Aku tahu apa yang
harus kamu lakukan karena aku lebih rohaniah darimu." Ini seperti
contoh dimana seorang pria berkata kepada teman wanitanya, "Kamu
harus menikah denganku karena aku tahu ini adalah kehendak Allah.
Aku telah lebih lama menjadi seorang Kristen daripadamu, jadi aku
tahu lebih baik akan kehendak Allah daripadamu." Saya pribadi
mengetahui sedikitnya dua kasus dimana hal ini betul-betul terjadi.
Seorang Kristen melakukan apa yang dia sendiri mau, tetapi
menggunakan nama Allah untuk melakukannya. Ini adalah hal
terburuk yang kita dapat lakukan, akan tetapi sayangnya hal ini sudah
umum terjado di gereja.
Melupakan Apa Yang Membuat Kita Bangga
Akan tetapi bagaimana semuanya ini berhubungan dengan teks di Filipi
3:13-15? Apa artinya kalau kita disuruh melupakan apa yang di
belakang? Apakah Saddam Hussein melakukan persis apa yang Paulus
katakan kepada kita - melupakan pelajaran atas Kuwait, dan
537 | C A H A Y A I N J I L
mengarahkan diri ke hadapan untuk mencapai tujuannya yaitu
mendapatkan kebanggaan dirinya sendiri?
Sangatlah penting bagi kita untuk memahami konteks dari apa yang
dikatakan oleh Paulus. Dia tidak berkata bahwa kita harus melupakan
pelajaran yang bisa kita tarik dari sejarah. Akan tetapi apa yang harus
kita lupakan adalah hal-hal yang dulunya kita hargai. Paulus berkata
bahwa hal-hal yang di waktu dulu memikat hatinya, sekarang dia
anggap sebagai sampah. Hal itu bukan lagi hal yang penting baginya.
Malahan sekarang Paulus mencari hal yang lain - agar dapat mengenal
Yesus. Dan agar supaya dapat mengenal Yesus, Paulus harus
menganggap segala hal yang lain ada di belakangnya.
Hal-hal itu adalah hal-hal yang menyangkut egoisme, seperti fakta
bahwa dia adalah seorang Farisi (Filipi 3:5; Kisah Para Rasul 23:6).
Menjadi seorang Farisi sekarang ini kedengarannya seperti suatu hal
yang jelek, akan tetapi pada masa itu menjadi seorang Farisi adalah
suatu hal yang sangat membanggakan. Paulus berkata bahwa ia
adalah seorang Ibrani asli, seorang Ibrani sejati. Segala hal-hal yang
patut dibanggakan itu sekarang telah menjadi sampah. Di waktu dulu,
hal-hal tersebut adalah kebanggaannya, tetapi sekarang hal-hal itu
tidak berarti lagi.
Bagaimana dengan kita? Mungkin latar belakang keluarga kita
membuat kita bangga. Mungkin seluruh gelar-gelar akademis yang
telah kita kumpulkan membuat kita bangga. Sekarang segala hal
tersebut harus kita tinggalkan, karena hal-hal ini membuat kita
sombong. Tidak ada hal yang lebih berbahaya selain daripada
kesombongan. Bahkan sedikit saja kesombongan akan membuat hati
kita tidak murni lagi. Pernahkan anda mencoba untuk berdoa tetapi
Allah tidak mendengar doa anda? Ingatlah bahwa hanya mereka yang
suci hatinya yang akan melihat Allah. Itulah sebabnya ada orang yang
terus-menerus mengalami Allah dan ada orang yang tidak pernah
mengalamiNya. Dimanakah perbedaannya? Ada orang yang telah
mengatasi keegoisannya dan akan terus mengatasinya dengan lebih
mendalam lagi, dan ada orang yang belum mampu mengatasinya.
Baptisan, Awal Dari Kehidupan Rohani
Itulah rahasia kehidupan rohani. Oleh sebab itu Paulus berkata bahwa
setiap orang Kristen yang dewasa berpikir demikian, "Aku telah
538 | C A H A Y A I N J I L
meninggalkan dan melupakan segala hal yang berkenaan dengan
keakuanku. Sekarang aku mengarahkan diri kepada hal-hal yang
berkenaan dengan Allah." Jika itu mentalitas anda, Allah akan
menjawab doa anda. Saya mempunyai keyakinan penuh di dalam Allah
saya bahwa Ia akan menjawab. Keyakinan ini berdasarkan
pengalaman yang sangat panjang. Semenjak saya mengenal Tuhan di
tahun 1953, sejauh yang dapat saya ingat selama 43 tahun ini tidak
ada satu doapun yang tidak dijawab oleh Allah. Kadang-kadang saya
harus menunggu untuk beberapa saat sebelum Dia menjawab, tetapi
jawabannya pasti akan datang. Kadang-kadang jawabannya datang
begitu cepat, bahkan sebelum saya sempat ucapkan sudah dijawab.
Kadang juga Dia sudah menjawab sebelum saya minta. Hal ini
membuat saya terpana - saya belum meminta tetapi jawabannya sudah
datang. Itulah yang dikatakan oleh Yesaya dengan tepat, "Sebelum
mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya" (Yesaya 65:24).
Inilah artinya baptisan: mulai saat ini anda akan melupakan apa yang
di belakang: segala hal yang berkaitan dengan egoisme, ambisi egois
anda, kesombongan egois anda. Di saat anda turun ke dalam air untuk
di baptis, masa yang lalu telah musnah. Apa artinya "mati dengan
Kristus"? Ini berarti masa yang lalu telah musnah. Apa artinya
"dibangkitkan dari kematian"? Ini berarti anda mengarahkan diri
kepada tujuan yang baru. Sekarang anda telah dibebaskan dari
belenggu diri sendiri sehingga anda bisa menuju ke sesuatu yang baru.
Dibebaskan Dari Masa Lalu Kita
Kita juga perlu melupakan beban-beban di masa lalu. Memang benar
masa lalu kadang menyakitkan: perbuatan-perbuatan orang lain yang
salah terhadap anda. Anda perlu mengampuni dan mencegah masa
lalu untuk menjadi sebuah batu sandungan yang tergantung di leher
anda. Di dalam pekerjaan saya, saya harus memberi banyak konseling
kepada banyak orang, dan saya lihat banyak orang yang hidup dengan
memikul sebuah beban masa lalu yang besar. Anda tidak dapat
mengarahkan diri ke depan dengan memakai batu sandungan besar
disekeliling leher anda yang membuat anda tercekik.
Yesus ingin membebaskan kita dari masa lalu. Itulah sebabnya ada
dua bagian di ayat ini: anda harus dibebaskan dari masa lalu agar anda
bisa mengarahkan diri ke depan. Kata MELUPAKAN di dalam bahasa
aslinya ada di dalam bentuk "present participle" - yang berarti anda
539 | C A H A Y A I N J I L
terus-menerus melupakan. Anda juga harus terus-menerus
mengarahkan diri dan berlari-lari ke muka, yang juga ada di dalam
bentuk "present participle". Dalam bahasa Yunani, "berlari-lari" adalah
sebuah ungkapan yang sangat kuat yang tidak begitu jelas artinya
dalam bahasa Inggris. Gambarannya secara sederhana berarti sesuatu
tentang permuridan. Permuridan berarti mengikuti - Yesus di depan,
saya di belakang. Apa yang ada di belakang? Saya sendiri. Apa yang
harus saya lupakan? Saya sendiri. Jika anda mampu melakukan hal
ini, anda akan tahu apa arti kebebasan itu. Dengan kata lain,
permuridan adalah hal yang mustahil kecuali jika anda melupakan apa
yang ada di belakang - egoisme anda. Kemudian anda mengarahkan
diri kepada Tuhan Yesus, untuk menjadi seperti Dia.
Kita Terlalu Mengikat Perhatian Kepada Egoisme Kita
Saya terkadang harus menghadapi orang-orang yang menderita
gangguan jiwa yang serius. Saya mendapatkan ciri utama dari para
penderita ini adalah perhatian mereka yang sangat terikat kepada
egoismenya. Mereka begitu terkurung di dalam egoisme mereka. Satu
gejala dari penyakit jiwa adalah peralihan perhatian ke dalam batin -
obsesi total kepada egoisme. Bagaimanakah situasi anda sekarang?
Menurut standar di atas, kebanyakan orang bisa dibilang mempunyai
sedikit gangguan jiwa, mungkin tidak sampai ke titik obsesi, namun
keadaan ini bisa berkembang menuju ke arah obsesi.
Kalau anda berbincang-bincang dengan orang-orang yang demikian,
mereka selalu membicarakan tentang diri mereka sendiri. Mereka tidak
dapat mengalihkan perhatian mereka kepada hal-hal lain. Sebagai
akibatnya mereka mulai kehilangan teman-teman mereka satu-
persatu, dan akhirnya mereka merasa sangat kesepian. Siapa yang
sudi berbincang-bincang dengan seseorang yang terus-menerus
membicarakan tentang dirinya sendiri? Banyak orang yang mempunyai
obsesi atas diri mereka sendiri tetapi mereka cukup pintar untuk tidak
membicarakan diri mereka saja melainkan pekerjaan mereka,
kesukaan mereka, hobi mereka, dan bahkan di dalam percakapan
tentang kebanggaan negara mereka, hal ini mereka pandang sebagai
satu aspek dari kebanggaan pribadi mereka juga. Dari sini kita masih
tetap bisa melihat obsesi total kepada egoisme.
Ada seseorang di gereja yang datang kepada saya dengan membawa
persoalannya. Dia selalu membicarakan hal yang itu-itu saja, yaitu,
540 | C A H A Y A I N J I L
"aku ini begini dan aku ini begitu". Hal ini sangat menjemukan
pendengarnya. Berbagai rekan kerja saya telah mencoba untuk
menolongnya, tetapi hasilnya sia-sia saja. Pokok pembicaraanya selalu
berkisar seputar hal yang sama, karena sebenarnya dia senang sekali
membicarakan persoalannya yang begitu dia benci. Di sini terdapat
hubungan cinta-benci (love-hate) atas dirinya. Pada akhirnya semua
rekan kerja saya menyerah, jadi dia kembali kepada saya.
Saya berkata kepadanya, "Baiklah, aku akan memberikan satu instruksi
dimana kamu harus mematuhi dengan sepenuhnya jikalau kamu ingin
keluar dari situasi ini. Mulai dari saat ini dan seterusnya, kamu
dilarang untuk membicarakan tentang dirimu. Kamu tidak boleh
membicarakan tentang dirimu lagi. Kamu tidak akan
membicarakannya dengan siapapun, juga tidak dengan suamimu."
Mulutnya terbuka lebar, "Bagaimana aku dapat hidup tanpa sedikitpun
menyinggung tentang diriku?" Anda tahu apa yang terjadi? Begitu dia
berhenti membicarakan tentang dirinya, dia sembuh. Dia telah bebas
dari ikatan dirinya. Dia belajar untuk melupakan dirinya. Semenjak
saat itu dia terus mentaati perintah yang saya berikan dan sekarang
dia telah berubah menjadi seorang yang sangat menyenangkan.
Dahulu, tidak ada seorangpun yang ingin bercakap-cakap dengannya
karena dia selalu mempedulikan dirinya saja. Tetapi sekarang dia
mempunyai banyak teman karena sekarang dia mempedulikan orang
lain.
Tuhan, Nyalakanlah Aku!
Saya tadi menyebutkan bahwa kata "berlari-lari" di dalam bahasa
Yunani mempunyai arti yang sangat kuat. Sikap seperti ini (berlari-
lari) jarang saya temui di dalam diri kebanyakan orang Kristen. Sangat
sedikit sekali orang Kristen yang memiliki intensitas yang demikian,
suatu keluar-biasaan yang memberi daya tarik kepada orang lain.
David Livingstone, seorang penjelajah terkenal di Afrika dan juga
seorang hamba Allah, menulis di buku hariannya, "Aku tidak
mempunyai anugerah intelek yang luar biasa, namun aku berketetapan
hari ini untuk menjadi seorang Kristen yang luar biasa." Saya harap
setiap dari kita akan berkata, "Aku berkeputusan, dengan kasih karunia
Allah, untuk menjadi seorang Kristen yang luar biasa." Itu adalah satu
tujuan hidup yang sangat berarti!
541 | C A H A Y A I N J I L
Kepada yang akan dibaptis hari ini, saya berkata, "Biarkanlah Tuhan
menyalakan engkau! Jadilah terang di dalam kegelapan!" Saya rasa
tidak ada artinya menjadi seorang Kristen kecuali jika anda menjadi
seorang Kristen yang luar biasa demi Allah.
542 | C A H A Y A I N J I L
PENUTUP
Hendaklah kita menjaga iman pengetahuan
dan pengenalan kita yang benar akan Tuhan
dan karyaNya, sehingga dengan demikian
hidup kita tidak menyimpang, dan tidak
dibelokkan oleh filsafat dan pemikiran
manusiawi yang sangat terbatas.
Janganlah kita menyimpang dari kebenaran.
Para rasul sudah mengingatkan kita sejak
abad pertama.
I Timotius 6
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu
uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka.
I Timotius 6
6:21 karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian
telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!
II Timotius 2
2:18 yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa
kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman
sebagian orang.
Yakobus 5
5:19 Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari
kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik,
Tuhan Yesus memberkati.