Hukum Islam (Pengertian dan Pembagian)

Post on 27-May-2015

14.651 views 0 download

description

Slide presentasi materi HUKUM ISLAM (Pengertian dan Pembagian) untuk matakuliah Pengantar Hukum dan Jurisprudensi Islam

Transcript of Hukum Islam (Pengertian dan Pembagian)

HUKUM ISLAM

ASSALAMU’ALAIKUM

Presentasi olehPIMGI NUGRAHA120310120200Universitas Padjadjaran

DEFINISI

• ISTILAH ULAMA AHLI USHULDoktrin syar’i yang berhubungan dengan

perbuatan mukallaf, baik berupa tuntutan, pilihan ataupun ketetapan.

• ISTILAH AHLI FIQIHPengaruh yang ditimbulkan oleh doktrin

syar’i dalam perbuatan (mukallaf), seperti kewajiban, keharaman dan kebolehan.

CONTOH

!ا و ن الز# )وا ب !ق+ر! ت !ال“Dan janganlah kamu mendekati zina”

(QS Al Israa’ : 32)

Istilah Ahli Ushul : Hukum = NashIstilah Ahli Fiqih : Hukum = Keharaman

MACAM-MACAM HUKUM

• HUKUM TAKLIFI• HUKUM WADH’I

HUKUM TAKLIFI

Hukum yang menuntut kepada mukallaf untuk berbuat, menuntut untuk tidak berbuat atau menghendaki agar mukallaf memilih antara berbuat atau tidak

CONTOH

• Menuntut agar berbuat

ص!د!ق!ة 4ه4م+ م+و!ال! أ م4ن+ خ)ذ+

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka” (QS At Taubah : 103)

• Menuntut agar tidak berbuat

!ا ن الز# )وا ب !ق+ر! ت و!ال“Dan janganlah kamu mendekati zina” (QS Al Israa’ : 32)

• Menghendaki agar memilih

ف!اص+ط!اد)وا )م+ +ت !ل ل ح! 4ذ!ا و!إ“Dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka kamu boleh berburu.” (QS Al Maidah : 2)

PEMBAGIAN HUKUM TAKLIFI

• AL IJAB (KEWAJIBAN)• AN NADB (KESUNAHAN)• AT TAHRIM (KEHARAMAN)• AL KARAHAH (KEMAKRUHAN)• AL IBAHAH (KEBOLEHAN)

AL IJAB (KEWAJIBAN/WAJIB)

• DEFINISI : Sesuatu yang dituntut oleh syar’i untuk dikerjakan oleh mukallaf secara pasti.

• PEMBAGIAN :– WAKTU : Muaqqat (dibatasi waktu), Mutlaq (tidak

dibatasi waktu)– TUNTUTAN : ‘Aini (wajib ‘Ain), Kifa’I (wajib Kifayah)– UKURAN : Muhaddad (dibatasi), Ghairu Muhaddad

(tidak dibatasi)– SIFAT : Mu’ayyan (tertentu), Mukhayyar (pilihan)

AN NADB (KESUNAHAN/SUNAH)

• DEFINISI : Sesuatu yang dituntut oleh syar’i untuk dilaksanakan oleh mukallaf secara tidak pasti.

• PEMBAGIAN :– Sunnah Muakkadah / Sunnah Huda

Sebagai penyempurna kewajiban : Adzan

– Zaa-idah / NaafilahSebagai penambah : puasa hari Kamis setiap pekan

– Mustahab, adab, fadhillahMenunjukkan kecintaan pada Rasulullah : adab makan

AT TAHRIM (KEHARAMAN/HARAM)

• DEFINISI : Sesuatu yang dituntut syar’i untuk tidak dikerjakan dengan tuntutan yang pasti.

• PEMBAGIAN :– Asalnya haram

Syara’ telah mengharamkan itu sejak awal karena di dalamnya terkandung kerusakan dan bahaya : zina, mencuri dll

– Karena sesuatu yang baruAsalnya tidak haram, tapi karena kondisi tertentu jadi haram : jual beli menipu, memakai baju ghasab

AL KARAHAH (KEMAKRUHAN/MAKRUH)

• DEFINISI : Sesuatu yang dituntut syar’i untuk tidak dikerjakan oleh mukallaf dengan tuntutan yang tidak pasti.

AL IBAHAH (KEBOLEHAN/MUBAH)

• DEFINISI : Sesuatu yang oleh syar’i seorang mukallaf diperintahkan memilih antara melakukannya atau meninggalkannya.

HUKUM WADH’I

Hukum yang ditetapkan pada sesuatu yang menjadi sebab bagi sesuatu yang lain, atau menjadi syarat atau menjadi penghalang

CONTOH• Menjadi sebab

!ه)م!ا +د4ي ي! أ ف!اق+ط!ع)وا ار4ق!ة) Hو!الس ار4ق) Hو!الس

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah kedua tangannya” (QS Al Maidah : 38)

• Menjadi syarat

4يال ب س! +ه4 !ي 4ل إ !ط!اع! ت اس+ م!ن4 +ت4 !ي +ب ال Rح4ج Hاس4 الن ع!ل!ى Hه4 4ل و!ل“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (QS Ali Imran : 97)

• Menjadi penghalangSabda Nabi :“Pembunuh tidak berhak mendapat harta waris.”

PEMBAGIAN HUKUM WADH’I

• SEBAB• SYARAT• MANI’• RUKHSAKH DAN ‘AZIMAH• SAH DAN BATAL

SEBAB

• DEFINISI : Sesuatu yang oleh syar’i dijadikan sebagai tanda atas suatu akibat dan hubungan adanya akibat dengan sebab serta tidak adanya akibat karena tidak adanya sebab.

• PEMBAGIAN :– Menjadi sebab pada hukum Taklifi

Menyaksikan hilal menjadi sebab kewajiban puasa

– Menjadi sebab untuk menetapkan kepemilikanJual beli menjadi sebab kepemilikan dan hilang kepemilikan

– Berupa perbuatan yang mampu dilakukan mukallafMembunuh dengan sengaja menjadi sebab qishash

– Berupa perbuatan yang tidak mampu dilakukan mukallafHubungan kerabat menjadi sebab adanya hak waris

SYARAT

• DEFINISI : Sesuatu yang adanya hukum itu tergantung pada adanya sesuatu itu, dan tidak adanya hukum menjadikan tidak adanya hukum.

• PEMBAGIAN :– Syarat Syar’i

Berdasarkan hukum syara’ : syarat jual beli, syarat shalat

– Syarat Ja’liBerdasarkan pengelolaan mukallaf : syarat yang ditetapkan suami untuk menjatuhkan talak atas istrinya

MANI’

• DEFINISI : Sesuatu yang adanya meniadakan hukum atau membatalkan sebab.

• CONTOH :– Waris : pembunuhan membatalkan hak waris– Nikah : perbedaan agama membatalkan pernikahan

RUKHSAKH DAN ‘AZIMAH

• DEFINISI : – RUKHSAKH : Keringanan hukum yang telah

disyariatkan oleh Allah atas mukallaf dalam keadaan tertentu yang sesuai dengan keringanan tersebut.

– ‘AZIMAH : Hukum-hukum yang telah disyari’atkan oleh Allah secara umum sejak semual yang tidak terbatas pada keadaan tertentu dan pada peorangan tertentu

• PEMBAGIAN RUKHSAKH :– Dibolehkan larangan : memakan bangkai karena

kelaparan (QS Al Baqarah : 173)– Dibolehkan meninggalkan kewajiban : sakit pada siang

hari atau bepergian di bulan Ramadhan yang membuat payah, boleh berbuka puasa (QS Al Baqarah : 184)

– Sah akad yang tidak memenuhi syarat umum : akad salam

– Menghapus hukum umat sebelum kita : memotong baju yang terkena najis

SAH DAN BATAL

• SAH : Perbuatan mukallaf yang dituntut syar’i sesuai dengan tuntutan syar’i dan apa yang disyari’atkannya (memenuhi rukun dan syaratnya)

• BATAL : sebaliknya

TERIMA KASIH

WASSALAMu’alaikum